BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan
keuntungan atau laba. Hal ini dikarenakan karena laba merupakan syarat
perusahaan dapat terus hidup dan berkembang. Selain itu, laba merupakan bentuk
tanggung jawab ekonomi pengelola perusahaan kepada pemangku kepentingan
(stakeholders) seperti pemegang saham, kreditor, hingga pemerintah. Selain laba
sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelola perusahaan, ada tanggungjawab
lain perusahaan kepada stakeholder yaitu legal responsibility dan social
responsibility (Solihin, 2008:3). Legal responsibility adalah tanggung jawab
perusahaan dalam mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sedangkan social responsibility yang selama ini kita kenal dengan CSR atau
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan secara sukarela
untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan merupakan
aktivitas bisnis (Kotler dan Lee, 2005).
Konsep CSR ini mulai muncul di tahun 1950 dengan konsep aktivitas
derma (charity) yang bermula dari individu dan didasarkan atas ajaran agama
yang sederhana yaitu mengajarkan umatnya untuk menyisihkan sebagian harta
yang dimiliki untuk membantu sesama yang kurang beruntung, hingga
berkembang dan melahirkan konsep-konsep baru yang lebih kompleks seperti
sustainaibility development, corporate social performance, hingga business
ethics. CSR saat ini menjadi acuan hubungan antara perusahaan dan seluruh
stakeholder, termasuk pelanggan, pegawai, investor, supplier, pemerintah, bahkan
kompetitor perusahaan. Tren yang terjadi saat ini menunjukkan adanya
peningkatan dalam jumlah pemberian sumbangan dalam program CSR,
khususnya di Amerika Serikat. Tren global lainnya yaitu mulai dimasukkan
pertimbangan perusahaan yang melaksanakan CSR dalam aktivitas pasar modal
(Kotler dan Lee, 2005).
Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate
social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan
perusahaan diminati investor. Corporate social responsibility dapat digunakan
sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan.
Untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya.
Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga
tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan CSR,
citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi.
Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka
penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan
pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat.
Oleh karena itu, CSR berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan
sebagai hasil dari peningkatan penjualan perusahaan dengan cara melakukan
berbagai aktivitas sosial di lingkungan sekitarnya (Kusumadilaga, 2010).
Perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun
potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi
perusahaan dalam jangka panjang. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat
penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai
perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang
merupakan tujuan utama perusahaan. Menurut Brigham (2001) nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan
nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas pemegang saham yang beredar.
Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang
seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya
karena penilaian investor terhadap perusahan dapat diamati melalui pergerakan
harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang
sudah go public.
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan memunculkan
konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan)
yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu
manajer perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan
dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan saham.
Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan
timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena
manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak
menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang yang dilakukan
manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan
penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham
sehingga menurunkan nilai perusahaan (Wien Ika Permanasari, 2010:1).
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu seperti Nurlela dan
Islahuddin (2008) yang meneliti tentang pengaruh corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan dengan prosentase kepemilikan manajemen sebagai
variabel moderating. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa corporate social
responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
tersebut juga serupa dengan penelitian Kusumadilaga (2010) yang menunjukkan
adanya pengaruh antara CSR dengan nilai perusahaan, akan tetapi profitabilitas
sebagai variabel moderating tidak mempengaruhi hubungan CSR dengan nilai
perusahaan. Hasil penelitian berbeda ditunjukkan oleh Ramadhani dan
Hadiprajitno (2012) yang menyatakan bahwa CSR
tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukan perbedaan hasil pengaruh
hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan, maka peneliti termotivasi untuk
meneliti hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan dengan profitabilitas
sebagai variabel moderating. Pada variabel dalam penelitian sebelumnya yang
dipergunakan adalah kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating. Tidak
dipakainya variabel tersebut dikarenakan kepemilikan manajemen sudah
berpengaruh positif di dalam peningkatan luas pengungkapan pertanggung
jawaban sosial perusahaan, sehingga digunakan variabel lain untuk menguji
pengaruhnya di dalam hubungan corporate social responsibility dan nilai
perusahaan. Selanjutnya, profitabilitas sebagai variabel moderating digunakan
dalam penelitian karena secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang
dicapai perusahaan maka semakin kuat pula hubungan pengungkapan sosial
dengan nilai perusahaan. Perbedaan lain dengan penelitian sebelumnya adalah
periode tahun yang digunakan yaitu 3 tahun, mulai dari tahun 2010 sampai 2012.
Berdasarkan uraian di atas maka peneletian ini berjudul “Pengaruh Corporate
Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas
Sebagai Variabel Moderating“
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah Corporate Social Responsibility mempengaruhi nilai perusahaan?
2. Apakah ROA sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan
antara Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah ROE sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara
Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah NPM sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan
antara Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan menganalisis Corporate Social Responsibility terhadap
nilai perusahaan.
2. Mengetahui dan menganalisis ROA sebagai variabel moderating dalam
hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan.
3. Mengetahui dan menganalisis ROE sebagai variabel moderating dalam
hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan.
4. Mengetahui dan menganalisis NPM sebagai variabel moderating dalam
hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan.
1.4
Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mampu memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang berkaitan dengan profitabilitas, nilai
perusahaan serta pengungkapan tanggung jawab perusahaan yang dapat
digunakan untuk penelitian di masa yang akan datang.
2. Diharapkan dapat memberikan manfaat kontribusi dalam pengembangan
teori.
3. Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai
pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan
kesadaran
masyarakat
akan
hak-hak
yang
harus
diperoleh
Download