BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan 5.1.1 Simpulan Umum Berdasarkan temuan penelitian, hasil penelitian dan analisis penelitian yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan umum berdasarkan masalah yang hendak diteliti yakni tentang konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede di desa Wado yaitu: Proses pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede menimbulkan konflik vertikal dan konflik horizontal yang melibatkan pemerintah dan masyarakat Desa Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan individu dalam masyarakat, terutama kesiapan penerimaan proses pembebasan lahan. Dampak konflik pembebasan lahan yang diterima oleh masyarakat Desa Wado berupa dampak positif dan dampak negatif, hal tersebut tergantung tanggapan masyarakat terhadap proses pembebasan lahan. Upaya untuk mengatasi konflik pembebasan lahan di Desa Wado pun sangat beragam, partisipasi aktif dan kerjasama menjadi upaya yang paling efektif dalam mengatasi konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado. 5.1.2 Simpulan Khusus Berdasarkan simpulan umum yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditemukan simpulan khusus berdasarkan rumusan masalah yang terdapat pada bab 1 yaitu: Proses pembebasan lahan terdiri dari tahapan yang sistematis, berlandaskan hukum, serta berdasarkan kesepakatan bersama. Proses pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado menimbulkan konflik vertikal dan konflik horizontal yang melibatkan pemerintah dan masyarakat Desa Wado yang terkena dampak. Konflik yang muncul berupa aksi demonstrasi, dalam bentuk pengajuan petisi atau complain yang diajukan ke pihak desa kemudian disampaikan kembali kepada pihak pemerintah pusat serta, adapula masyarakat yang memilih tetap tinggal dilokasi genangan hingga pembayaran uang ganti rugi diselesaikan. 108 Muthi Amila, 2016 KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 109 Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan serta ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat, karena lebih banyak dampak negatif yang diterima dari adanya pembangunan bendungan Jatigede, kecemburuan sosial antar masyarakat karena adanya perbedaan besar uang ganti rugi yang diterima, serta perbedaan individu berupa; karakteristik, pendapat, pola pikir, dalam menanggapi proses pembebasan lahan. Dampak konflik pembebasan lahan yang diterima oleh masyarakat Desa Wado berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat karena adanya uang ganti rugi yang diterima masyarakat yang dapat digunakan untuk membangun tempat tinggal yang lebih layak ataupun digunakan untuk modal usaha. Sedangkan, dampak negatif yaitu kerusakan lingkungan alami, hilangnya tempat tinggal, hilangnya lahan sawah atau pertanian, hilangnya pekerjaan mendorong banyaknya pengangguran, sulitnya masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan baru (tempat tinggal baru dan kondisi masyarakat yang baru), serta perpindahan ke tempat relokasi yang kurang berkembang karena belum dilengkapi sarana prasarana yang memadai. Upaya untuk mengatasi konflik pembebasan lahan di Desa Wado pun sangat beragam, diantaranya adalah; komunikasi yang baik antara semua pihak masyarakat (negosiasi), penuntasan pembayaran uang ganti rugi (uang kerohiman), pertimbangan resiko pembangunan oleh pemerintah, pemberian pemahaman mengenai pengelolaan keuangan yang baik, analisis dampak sosial masyarakat dan lingkungan (penyediaan lapangan pekerjaan dan pengelolaan lingkungan yang baik), serta pembenahan tempat relokasi masyarakat yang terkena dampak. Partisipasi aktif dan kerjasama menjadi upaya yang paling efektif dalam mengatasi konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado. Muthi Amila, 2016 KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 110 5.2 Implikasi Hasil penelitian ini membawa implikasi dalam beberapa hal adalah sebagai berikut: a. Konflik merupakan hal yang wajar terjadi di tengah masyarakat, konflik akan hilang bersamaan dengan hilangnya suatu masyarakat. Konflik adalah sebuah fenomena sosial yang merupakan kenyataan bagi masyarakat, meskipun pada dasarnya masyarakat sebagai makhluk sosial menginginkan kehidupan yang damai tanpa adanya konflik. b. Keberagaman dalam masyarakat mendorong terjadinya konflik pembebasan lahan, yang kemudian diperlukan adanya upaya untuk mengatasi konflik tersebut. Pengalaman di beberapa wilayah dapat dijadikan bahan perbandingan dan pembelajaran apabila dihadapkan dengan kondisi yang sama. c. Bagi bidang sosiologi terutama menyangkut salah satu teori sosiologi yakni teori konflik. Penelitian ini menjadi salah satu bukti peranan ilmu sosiologi di kehidupan sosial bahwa konflik sosial dapat dideskripsikan secara faktual serta dapat dianalisis secara mendalam agar dapat dipahami bagaimana prosesnya, faktor penyebab, dampak, serta upaya penyelesaiannya. Para sosiolog memandang bahwa masyarakat yang baik ialah masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Konflik sosial dianggap sebagai kekuatan sosial utama dari perkembangan masyarakat yang ingin maju ketahap–tahap yang lebih sempurna. Korelasi terhadap pendidikan sosiologi, penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar dalam bab konflik sosial. Muthi Amila, 2016 KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 111 5.3 Rekomendasi Skripsi ini dibuat untuk dikembangkan dan dijadikan sebagai sumber referensi bagi para mahasiswa, peneliti, masyarakat serta utamanya adalah pihak yang terlibat dalam proses serta konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede. Beberapa rekomendasi dari peneliti yaitu sebagai berikut: a. Mahasiswa atau calon peneliti Kepada mahasiswa atau calon peneliti yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama, diharapkan mampu menemukan informan dengan jumlah yang lebih banyak agar informasi yang diterima lebih beragam. Selain itu, penelitian harus dilakukan lebih intens agar dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam. b. Pemerintah Disarankan kepada pemerintah agar memiliki perencanaan pembangunan yang lebih matang terutama terkait analisis dampak pembangunan, agar hasil pembangunan dapat bermanfaat bagi masayarkat luas serta dalam waktu jangka panjang. Untuk meminimalisir terjadinya pertentangan pemerintah juga harus mengutamakan ketegasan, konsistensi, serta keadilan dalam menentukan kebijakan serta tindakan. c. Masyarakat Disarankan kepada masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Selain itu, masyarakat harus memiliki pola pikir kritis dalam menghadapi berbagai kondisi serta permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Pengendalian diri masing-masing individu sangat dibutuhkan agar dapat tetap hidup berdampingan meskipun berada dalam keberagaman. Muthi Amila, 2016 KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu