ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI
DASAR PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Peternakan Seraphine Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Anis Wuryansari
NIM : 112114129
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI
DASAR PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Peternakan Seraphine Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Anis Wuryansari
NIM : 112114129
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI
DASAR PENENTUAN HARGA JUAL
(Studi Kasus di Peternakan Seraphine Yogyakarta)
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Anis Wuryansari
NIM: 112114129
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 9 September 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap
Ketua
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA.
Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., QIA., Ak., CA.
Anggota
Ir. Drs. Hansiadi Yuli H, M.Si., Ak., QIA., CA
Anggota
Lisia Apriani, S.E., M.Si., QIA., Ak., CA.
Anggota
Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA.
iii
..~)
..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan.”
(Matius 7 : 7-8)
“.... orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka. Mereka
tidak akan bersusah-susah dengan percuma.”
(Yesaya 56:22 b-23a)
“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras,
Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan,
Tidak ada kemudahan tanpa doa,”
(Ridwan Kamil)
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Bapak Wisnu Wurya S. dan Ibu Anastasia Murti
Adik Kaisar Toto Wurya Saputra
Venansius Dicky Roni Sudarsana
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
“ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI
DASAR PENENTUAN HARGA JUAL”
(Studi Kasus di Peternakan Seraphine Yogyakarta)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 9 September 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,dengan
ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya
sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
Berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 September 2016
Yang membuat pernyataan,
Anis Wuryansari
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama :Anis Wuryansari
NIM
: 112114129
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI
DASAR PENENTUAN HARGA JUAL”
(Studi Kasus di Peternakan Seraphine Yogyakarta)
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 30 September 2016
Yang membuat pernyatakan,
Anis Wuryansari
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mrmrnuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto., M.Si., Ak., QIA., CA selaku Dosen
pembimbing yang telah membimbing penulis dalam proses pengerjaan hingga
penyelesaian skripsi ini.
3. Sr. Anastasia Darmini selaku suster yang mengelola peternakan Seraphine,
beserta seluruh pekerja di Peternakan Seraphine.
4. Joko Siswanto selaku dosen yang menginspirasi pemilihan tempat penelitian
serta judul skripsi.
5. Mas Yuli, Mas Frans, Bu Tutik dan Mas Tri selaku staf sekretariat atas bantuan
dan kerjasamanya.
6. Bapak Wisnu dan Ibu Anastasia Murti selaku donatur yang sangat berjasa
dalam membiayai kebutuhan selama studi dan untuk adik saya Kaisar yang
memberikan dorongan serta semangat.
7. Teman-teman akuntansi angkatan 2011 kelas C, terutama Dicky, Rima, Monic,
Tresia, Friska, Meta, Bernard dan Bunga. Teman-teman MPAT F 2011 dan
MPAT D 2012 terutama Mika dan Mita atas dukungan dan doanya.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Teman-teman KKP Imogiri, teman-teman crew MASDHAFM terutama Nosa,
Ejik, Yoyo dan Stella serta teman-teman yang pernah satu kepanitiaan bersama
penulis atas dinamika dan pengalaman berorganisasi.
9. Teman-teman Ari, Monita, Tiwi, Alfi dan Tian. Anggota Bigos Nina, Ajik,
Elsi, Anggun, Ririn dan Ramdan atas masukan dan banyak ide yang diberikan
selama pengerjaan skripsi ini.
10. Bu Nanda, Sasa dan semua teman yang pernah bekerja bersama yang telah
memberikan banyak pengalaman serta dorongan untuk menyelesaikan studi.
11. Serta semua teman dan pihak yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis sangat menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyajian
maupun penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis sangat menerima kritik dan
saran dari pembaca guna perbaikan dan juga agar skripsi ini dapat memberikan
inspirasi maupun manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 September 2016
Anis Wuryansari
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ..................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ....................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI. ................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Sistematika Penelitian ........................................................................ 4
BAB II
LANDASAN TEORI ............................................................................. 6
A. Akuntansi Biaya ................................................................................. 6
B. Biaya dan Penggolongannya .............................................................. 7
C. Penghitungan Harga Pokok Produksi .............................................. 11
D. Elemen Biaya Produksi .................................................................... 13
E. Metode pengumpulan Biaya Produksi ............................................. 14
F. Penentuan Harga Pokok Produksi.................................................... 15
G. Penentuan Harga Jual....................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 19
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 19
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 19
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 19
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 20
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 21
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................. 23
A. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................. 23
B. Lokasi Perusahaan ........................................................................... 26
C. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan .................................................. 26
D. Struktur Organisasi Pasteurisasi ...................................................... 27
E. Tugas dan Kewajiban....................................................................... 28
F. Proses produksi dan Tenaga Kerja................................................... 29
G. Proses Pemasaran, Mitra Kerja dan Pelanggan ............................... 31
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 33
A. Analisis Data .................................................................................... 33
B. Pembahasan ..................................................................................... 50
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 53
A. Kesimpulan ...................................................................................... 53
B. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 54
C. Saran ................................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
LAMPIRAN .......................................................................................................... 57
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Daftar Pelanggan Tetap Susu Cup Asri Milk ..................................... 32
Tabel 5.1 Biaya Bahan Baku Susu Per Unit ....................................................... 34
Tabel 5.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung bulan Januari 2016 ............................ 34
Tabel 5.3 Biaya Bahan Penolong ....................................................................... 35
Tabel 5.4 Penghitungan Harga Pokok Produksi menurut Perusahaan ............... 36
Tabel 5.5 Biaya Bahan Baku Susu Non Coklat Januari 2016 ............................ 37
Tabe 5.6
Biaya Bahan Baku Susu Coklat Januari 2016 .................................... 37
Tabel 5.7 Biaya Tenaga Kerja Langsung bulan Januari 2016 ............................ 38
Tabel 5.8 Depresiasi Aset Tetap......................................................................... 39
Tabel 5.9 Biaya Bahan Penolong Susu Non Coklat Januari 2016 ..................... 40
Tabel 5.10 Biaya Bahan Penolong Susu Coklat Januari 2016 ............................. 41
Tabel 5.11 Biaya Overhead Pabrik Januari 2016 ................................................. 41
Tabel 5.12 Biaya Non Produksi bulan Januari 2016 ............................................ 42
Tabel 5.13 Penghitungan Harga Pokok Produksi Susu Non Coklat menurut
Metode Full Costing bulan Januari 2016 ........................................... 43
Tabel 5.14 Penghitungan Harga Pokok Produksi Susu Coklat menurut Metode
Full Costing bulan Januari 2016 ........................................................ 44
Tabel 5.15 Perbandingan antara Harga Pokok Produksi menurut Asri Milk
dengan Metode Full Costing .............................................................. 45
Tabel 5.16 Penghitungan Harga Jual menurut Metode Cost Plus Pricing bulan
Januari 2016 ....................................................................................... 47
Tabel 5.17 Penghitungan Harga Jual Susu Coklat menurut Metode Cost Plus
Pricing bulan Januari 2016 ................................................................ 49
Tabel 5.18 Perbandingan penentuan Harga Jual Perusahaan dengan Metode Cost
Plus Pricing ........................................................................................ 50
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1
Struktur Organisasi ........................................................................ 27
Gambar 4.2
Proses Produksi ............................................................................. 30
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS PENGITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI
DASAR PENENTUAN HARGA JUAL
Studi Kasus di Peternakan Seraphine Yogyakarta
Anis Wuryansari
NIM: 112114129
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui apakah ada perbedaan
antara penghitungan harga pokok produksi yang telah dilakukan oleh perusahaan
dengan metode full costing (2) apakah ada perbedaan penentuan harga jual
perusahaan dengan metode cost plus pricing.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan
wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan
untuk menjawab rumusan masalah adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan penghitungan harga
pokok produksi perusahaan dengan metode full costing. Harga pokok produksi
menurut perusahaan untuk semua varian rasa adalah Rp1.749,15. Sedangkan
menurut metode full costing peneliti membaginya menjadi dua varian rasa yaitu
non coklat Rp1.797,30 dan coklat Rp1.804,88
(2) ada perbedaan penentuan harga jual menurut perusahaan dengan cost plus
pricing. Untuk semua varian rasa adalah Rp2.500,00. Sedangkan menurut metode
cost plus pricing untuk non coklat Rp2.292,89 dan coklat Rp2.310,25. Hal ini
dikarenakan bahan baku penolong yang digunakan untuk kedua varian adalah
berbeda serta perusahaan belum memasukkan biaya depresiasi.
Kata kunci: harga Pokok Produksi, harga jual, full costing, cost plus pricing.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
COST OF GOODS MANUFACTURED CALCULATION ANALYSIS
USING FULL COSTING METHOD AS
BASIS OF SELLING PRICE
A Case Study at Seraphine Farm
Anis Wuryansari
NIM: 112114129
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
The purpose of this study were (1) to determine whether there were differences
between the calculation of the cost of goods manufactured that had been done by
the company with the full costing method (2) whether there was a difference
between the selling price determination basis that had been done by company, by
using the cost plus pricing method.
This research was a case study. Data were obtained by interview, documentation
and observation. Data analysis techniques used to answer the problem formulation
was descriptive analysis.
The results showed that (1) there were differences in the calculation of the cost of
goods manufactured by enterprises, with the involvement of a full costing method.
The final price of goods manufactured by the company for all flavors were
Rp1.749,15. Meanwhile, according to the full costing method, researchers divided
them into two variants, namely non-chocolate flavor Rp1.797,30 and chocolate
Rp1.804,88 (2) There was no difference on determining the selling price
according to the company with cost plus pricing. The price for all the flavors were
Rp2.500,00. Meanwhile, according to the method of cost plus pricing, the price
for non-chocolate flavor was Rp1.797,3 and chocolate flavor was Rp1.804,88.
This phenomenon happened because the auxiliary raw materials used for both
variants were different as well as the company had not entered depreciation costs.
Keyword: cost of good manufactured, selling price, full costing, cost plus pricing.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan di bidang Ekonomi di berbagai negara semakin lama semakin
ketat. Bahkan negara di wilayah ASEAN memulai babak dibentuknya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang beranggotakan 10 negara anggota
ASEAN. Kesepakatan ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan
perekonomian di kawasan ASEAN dengan meningkatkan daya saing secara
internasional agar pertumbuhan ekonomi merata. Selain itu tujuan utamanya
adalah untuk menuntaskan atau mengurangi kemiskinan. Di samping harapan
tersebut tentunya tetap ada konsekuensi yang harus dihadapi yakni
perdagangan bebas berupa barang, jasa, dan tenaga terampil tanpa pajak.
Dengan adanya MEA, Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan
negara ASEAN lain untuk memasarkan berbagai jenis produk, baik barang
maupun jasa. Tidak hanya itu saja pengelolaan sumber daya alam yang tepat
juga dibutuhkan karena produk terkenal dari berbagai negara yang masuk ke
Indonesia bisa menjadi ancaman karena mereka mampu membangun pabriknya
dan menjadi pesaing produk lokal.
Harga pokok produksi merupakan salah satu bagian penting yang
diperlukan manajemen perusahaan untuk menentukan harga jual suatu produk.
Mengapa beberapa produk dengan brand terkenal bisa berkualitas tapi lebih
murah dibanding produk buatan lokal? Bisa jadi barang berkualitas dengan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
harga terjangkau tercipta karena keakuratan penghitungan harga pokok
produksi dapat dihasilkan penetapan harga jual yang tepat.
Sumber Daya Alam yang dimiliki Indonesia begitu beragam salah
satunya adalah Peternakan sapi perah. Seperti yang ditunjukkan oleh Badan
Pusat Statistik pada tahun 2009 populasi sapi perah di Daerah Istimewa
Yogyakarta tercatat sebanyak 5.495 ekor. Sejak erupsi gunung Merapi tahun
2010, populasi sapi perah sempat menurun menjadi 3.466 ekor. Lalu mulai
tahun 2011 hingga 2015 kembali meningkat.
Lahan yang luas dan kualitas rumput yang baik di kawasan pegunungan
dapat menjadi peluang untuk beternak sapi perah. Hal ini membuktikan bahwa
sektor peternakan khususnya untuk sapi perah cukup potensial untuk
dikembangkan, ditambah lagi dengan kebutuhan hasil peternakan seperti susu
dan daging pada negara ini juga cukup tinggi bahkan untuk mencukupi dengan
cara mengimpor dari negara lain. Sejauh ini produk olahan susu, baik untuk
susu segar langsung minum maupun yang diproduksi lagi menjadi susu
kemasan laku di pasaran.
Berbagai jenis produk susu kemasan yang beredar di pasaran
menyebabkan adanya persaingan harga. Produk yang sudah memiliki merek
dagang terkenal mampu bertahan dengan harga jual tinggi. Ini dikarenakan
kualitas dianggap terjamin sehingga tidak terpengaruh dengan adanya pesaing
baru. Produk tersebut biasanya telah memiliki konsumen setia dan selalu
melakukan inovasi agar tidak tertinggal dengan produk baru. Sedangkan untuk
produk baru yang sedang mencari pasar, berlomba-lomba menawarkan harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
jual terendah untuk menarik perhatian konsumen. Produk baru inilah yang
biasanya memiliki persaingan harga jual yang lebih ketat. Industri kecil atau
mikro seperti peternakan Seraphine otomatis akan bersaing dengan produk
buatan pabrik besar yang berproduksi secara massa. Dalam kasus ini
penghitungan harga pokok produksi yang matang akan menjadi penentu harga
jual yang akurat. Apabila harga jual yang dihasilkan tinggi biasanya konsumen
akan beralih kepada produk dari perusahaan lain yang memiliki kualitas dan
rasa yang sama dengan produk peternakan Seraphine.
Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “Analisis
Penghitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan Metode Full
Costing sebagai Dasar Penentuan Harga Jual” dengan mengambil studi kasus
pada Susu Cup Asri Milk milik peternakan Seraphine.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan antara penghitungan harga pokok produksi menurut
perusahaan dengan menurut metode absorption/ full costing?
2. Apakah ada perbedaan antara penentuan harga jual perusahaan dengan
metode cost plus pricing?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan antara penghitungan harga pokok produksi
menurut perusahaan dengan penghitungan menurut metode full costing.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara penentuan harga harga jual menurut
perusahaan dengan penghitungan menurut metode cost plus pricing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Memberikan saran penghitungan harga pokok produksi yang lebih terinci
atau mencakup semua biaya-biaya, sehingga dapat memberikan manfaat
bagi manajemen untuk menentukan harga pokok penjualan dan keputusan
manajemen dalam mengambil langkah strategis perusahaan ke depannya.
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Sebagai bahan referensi pustaka karya ilmiah atau penelitian selanjutnya
terkait dengan penghitungan harga pokok produksi.
c. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan skill dalam hal penghitungan harga pokok produksi
dan pemecahan masalah terhadap penghitungan harga pokok produksi pada
perusahaan skala kecil
E. Sistematika Penelitian
Bab I:
Pendahuluan
Bab ini berisi penjabaran tentang latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II: Landasan Teori
Bab ini menyajikan beberapa kajian teori yang digunakan peneliti
sebagai dasar untuk memecahkan rumusan masalah penghitungan
harga pokok produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang metode yang digunakan peneliti antara lain:
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan tentang gambaran perusahaan secara umum
mulai dari waktu pendirian perusahaan, visi misi dan tujuan
perusahaan, proses produksi, proses pemasaran dan mitra kerja serta
pelanggan perusahaan.
Bab V: Analisis data dan Pembahasan
Bab ini menyajikan analisis data yang dilakukan peneliti dimana
penghitungan yang dilakukan oleh perusahaan dibandingkan dengan
penghitungan yang sesuai dengan kajian teori.
Bab VI: Penutup
Bab ini menyajikan kesimpulan dari analisis data dan saran untuk
perusahaan serta peneliti selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Akuntansi Biaya
Mulyadi
(2015:7),
akuntansi
biaya
adalah
proses
pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan
produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Akuntansi biaya dalam penghitungan harga pokok produksi berperan untuk
menetapkan, menganalisa dan melaporkan pos-pos biaya yang mendukung
laporan keuangan sehingga dapat menunjukkan data yang wajar. Akuntansi
biaya juga menyediakan data yang berkaitan dengan biaya untuk berbagai
tujuan salah satunya untuk penetapan harga pokok penjualan maka biaya yang
terjadi dalam perusahaan harus digolongkan dan dicatat dengan sebenarnya
sehingga memungkinkan penghitungan harga pokok produksi dilakukan secara
teliti.
Akuntansi biaya membantu manajemen dalam masalah klasifikasi biaya,
yaitu pengelompokan biaya kedalam kelompok tertentu menurut persamaan
yang ada untuk memberi informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajeman.
Pengklasifikasian biaya adalah proses pengklasifikasian secara sistematis atau
keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan tertentu untuk dapat
memberikan yang lebih punya arti atau lebih penting. Informasi biaya harus
disesuaikan dengan tujuan penggunaan informasi biaya oleh pemakainya.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Biaya dan Penggolongannya
Biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran atau pengorbanan yang
dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Definisi biaya berbeda dengan
beban, karena beban sendiri meruakan suatu arus keluar yang diukur dari
barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk
menentukan laba (Carter, 2006: 30). Menurut Mulyadi (2007:4), arti sempit
biaya (expense) didefinisikan sebagai bagian dari harga pokok yang
dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu. Biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2015: 8).
Bastian (2007:4) mengatakan biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang telah terjadi atau kemungkinan akan
terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Beban adalah biaya yang telah
memberikan manfaat dan sekarang dan sekarang telah habis. Suwardjono
(2009: 298) kos yang melekat pada operasi perusahaan disebut dengan kos
operasi. Kos operasi yang dianggap melekat pada atau berkaitan dengan
produk yang telah terjual (menimbulkan pendapatan) akan menjadi pengukur
biaya (expense). Jadi, dalam suatu perioda operasi, angka biaya diukur dengan
kos yang melekat pada biaya tersebut. Itulah sebabnya pengertian kos (cost)
harus dibedakan dengan biaya (expense). Biaya merupakan wadah sedangkan
kos merupakan pengukur.
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.
Secara umum penggolongan biaya disesuaikan dengan atas dasar tujuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
hendak dicapai dan karenanya maka dikenal konsep: “different cost for
different purposes”. Menurut Mulyadi (2015: 13), biaya dapat digolongkan
menurut:
1. Objek pengeluaran.
Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran nama objek
pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya saja pada studi
kasus yang dilakukan oleh peneliti nama objek pengeluaran adalah
transportasi
maka
semua
pengeluaran
yang
berhubungan
dengan
transportasi disebut “biaya transportasi”. Fungsi pokok dalam perusahaan.
2. Penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan
Selanjutnya adalah biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Penggolongan biaya menurut fungsi perusahaan dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk yang siap jual. Menurut objek pengeluarannya, secara
garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya
pemasaran
merupakan
biaya-biaya
yang
terjadi
untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya
iklan, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji
karyawan pemasaran.
c. Biaya administrasi umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi
kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah gaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kegiatan keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan
masyarakat.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
Menurut Mulyadi (2015: 14), penggolongan biaya menurut hubungan
biaya dengan sesuatu yang dibiayai dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan:
a. Biaya Langsung (direct costs)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang
dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan
sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung meliputi biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung.
b. Biaya tidak Langsung (indirect costs)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut disebut dengan biaya produksi tidak
langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya ini
tidak mudah diidentifikasi dengan produk.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Penggolongan biaya yang terakhir adalah penggolongan biaya
menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Perilaku biaya dalam hubungannya dengan volume kegiatan atau aktivitas
dibagi menjadi:
a. Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya Semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya Semivariabel mengandung unsur
biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya Semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan
tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu. Contoh: biaya tetap adalah gaji manajer perusahaan.
5. Jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan
a. Pengeluaran modal (capital expenditure)
Pengeluaran modal adalah biaya yang memiliki manfaat lebih dari
satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun
kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan
sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati
manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortasi, atau dideplesi. Contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pembelian aktiva seperti gedung, peralatan, pengeluaran untuk riset dan
pengembangan.
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada
saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dab
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya
tersebut. Contoh biaya iklan.
C. Penghitungan Harga Pokok Produksi
1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Supriyono (2000: 288), harga pokok produksi adalah semua
elemen biaya yang diproduksi baik tetap maupun variabel”. Bastian (2008:
40) penentuan harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya
kepada suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan
cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur
biaya produksi variabel saja.”
2. Metode Penghitungan Harga Pokok Produksi
Metode penghitungan harga pokok produksi suatu barang merupakan
tujuan pokok akuntansi biaya. Harga pokok produksi tersebut diperoleh
melalui pengumpulan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
barang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Ada tiga metode penghitungan harga pokok produksi yaitu:
a. Metode harga pokok sesungguhnya (actual cost)
Dalam metode ini penghitungan harga pokok produksi per unit
berdasarkan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja
langsung sesungguhnya, dan biaya overhead
pabrik sesungguhnya.
Metode penghitungan harga pokok produksi sesungguhnya biasanya
digunakan
pada
metode harga
pokok proses yang menggunakan
pencatatan persediaan produk jadi dengan metode periodik.
b. Metode harga pokok normal (normal costing)
Pada metode ini, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah
untuk ditelusuri kepada produk tertentu, dan biaya overhead
pabrik
menggunakan tarif pembebanan di muka. Metode ini biasanya digunakan
pada
metode
harga
pokok
pesanan
(job-order
costing)
yang
menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode
perpetual.
c. Metode harga pokok standar (standard costing)
Dalam metode ini, perusahaan terlebih dahulu menetapkan harga
pokok produk per unit dengan menggunakan standar tertentu, sehingga
harga pokok produk per unit bukan harga pokok sesungguhnya, tetapi
harga pokok yang seharusnya. Metode harga pokok standar ini biasanya
digunakan pada perusahaan yang memproduksi secara massa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode
perpetual.
D. Elemen Biaya Produksi
Menurut Dunia et al (2012:23), biaya produksi adalah mengolah bahan
metah atau bahan baku menjadi bahan jadi. Di dalam mengolah bahan baku
tersebut diperlukan biaya produksi atau harga pokok produksi. Biaya produksi
merupakan kumpulan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi
suatu barang. Biaya produksi biasanya terdiri dari tiga elemen:
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah biaya yang digunakan untuk membeli bahan
baku yang digunakan untuk proses produksi. Seperti pada produksi tempe
bahan baku yang digunakan adalah kedelai.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja manusia, ada yang
langsung berhubungan dengan pengerjaan proses produksi ada yang tidak
langsung berhubungan dengan dengan pengerjaan proses produksi.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya umum selain bahan baku dan
tenaga kerja langsung. Contohnya biaya depresiasi, biaya-biaya listrik, air,
telepon, asuransi, perbaikan mesin dan masih banyak contoh yang lain.
Elemen biaya overhead pabrik antara lain adalah depresiasi bangunan dan
depresiasi mesin. Jusup (2005: 162) mengatakan bahwa depresiasi
merupakan proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Metode
yang digunakan untuk mendepresiasi antara lain:
a. Garis lurus
b. Saldo menurun
c. Jumlah angka-angka tahun
d. Satuan kegiatan
E. Metode pengumpulan Biaya Produksi
1. Metode Harga Pokok Proses/Proccess Costing Method
Pengumpulan harga pokok proses ditentukan oleh biaya yang
terbentuk dari kumpulan biaya produksi berdasarkan pada produksi massa.
Perusahaan yang berproduksi secara massa melaksanakan pengolahan
produksinya untuk memenuhi persediaan gudang. Dengan metode ini biaya
produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan
produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan
produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan (Mulyadi,
2015:17).
2. Metode Harga Pokok Pesanan/Job order costing Method
Harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga
pokok
produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau
jasa secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan
identitasnya. Metode harga pokok pesanan biasanya digunakan oleh
perusahaan– perusahaan yang membuat produksinya berdasarkan pesanan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bentuk dan kualitas produk dibuat sesuai dengan keinginan pemesan
sehingga setiap produk memiliki sifat yang berbeda. Produk dibuat
berdasarkan pemesanan dan bukan untuk memenuhi stok gudang
(Supriyono: 36).
F. Penentuan Harga Pokok Produksi
Mulyadi (2015:17) menjelaskan bahwa metode penentuan kos produksi
adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam kos produksi, Dalam
memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam kos produksi, terdapat 2
pendekatan:
1. Full costing
Dalam pendekatan full costing, taksiran biaya penuh yang dipakai
sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku variabel maupun yang berperilaku tetap seperti berikut:
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Tetap
Biaya Overhead Variabel
Biaya Produksi
xxx
xxx
xxx
xxx +
xxx
2. Variable costing
Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam
kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian kos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi
berikut ini:
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Variabel
Biaya produksi variabel
xxx
xxx
xxx+
xxx
G. Penentuan Harga Jual
Samryn (2012:38) menyatakan bahwa harga merupakan salah satu jenis
informasi penting yang diterima pelanggan tentang suatu produk. Penetapan
harga juga berhubungan dengan seluruh tujuan jangka pendek dan sasaran
jangka panjang sebuah perusahaan. Krismiaji dan Aryani (2011:325)
menyatakan bahwa pendekatan umum dalam penentuan harga jual adalah
menambahkan angka perkiraan laba (markup) pada harga pokok. Markup
adalah selisih antara harga jual dan harga pokok produk. Markup biasanya
berupa persentase tertentu dari harga pokok produk. Pendekatan ini disebut
dengan cost-plus pricing karena persentase markup yang telah ditentukan
dimuka ditambahkan pada angka harga pokok untuk menentukan harga jual.
Cara penghitungan dengan markup adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penghitungan markup:
Biaya administrasi dan umum
Biaya pemasaran
Laba yang diharapkan
Jumlah
Biaya produksi
Persentase markup (%)
Penghitungan harga jual:
Biaya produksi
Markup (%markup x biaya produksi)
Jumlah harga jual
Volume produk
Harga jual per unit
xxx
xxx
xxx +
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx +
xxx
xxx :
xxx
Mulyadi (2012:78) menyatakan bahwa pada prinsipnya harga jual harus
dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual
sama dengan biaya produksi ditambah markup. Dalam pendekatan full costing,
taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual terdiri
dari unsur-unsur sebagai berikut:
Biaya produksi:
Taksiran BB
Taksiran TKL
Biaya Overhead Tetap
Biaya Overhead Variabel
Total Kos produksi
Biaya komersial:
Biaya pemasaran
Biaya administrasi dan umum
Taksiran total biaya komersial
Taksiran biaya penuh
xxx
xxx
xxx +
xxx
xxx
xxx +
xxx +
xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dalam pendekatan variable costing, taksiran biaya penuh yang dipakai
sebagai dasar penentuan harga jual terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
Biaya variabel:
Biaya produksi variabel
Biaya administrasi & umum variabel
Biaya pemasaran variabel
Taksiran total biaya variabel
Biaya tetap:
Biaya produksi tetap
Biaya administrasi dan umum tetap
Biaya pemasaran tetap
Taksiran total biaya tetap
Taksiran biaya penuh
xxx
xxx
xxx +
xxx
xxx
xxx
xxx +
xxx +
xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah studi kasus,
dimana peneliti mengamati langsung objek secara langsung dengan
menggunakan berbagai sumber data.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan pada Unit Pasteurisasi Peternakan Sapi
Seraphine, Pakem, Sleman, DIY dan waktu penelitian telah dilakukan pada
Bulan November 2015- Januari 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian yang disasar
a. Bagian Akuntansi
b. Bagian Produksi susu cup
c. Bagian Pemasaran susu cup
d. Bagian adminitrasi dan Umum
2. Objek Penelitian
a. Biaya– biaya yang digunakan dalam proses produksi dan penentuan
harga jual produk susu cup.
b. Metode penentuan harga pokok produksidan metode penentuan harga
jual produk.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung pada subjek pada
kasus ini adalah bagian keuangan, bagian produksi susu cup dan bagian
pemasaran produk serta beberapa karyawan.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara
mengamati langsung objek yang akan diteliti. Dalam observasi peneliti
melihat secara langsung keadaan lingkungan kerja, bahan yang digunakan,
pengolahan bahan baku, produktivitas tenaga kerja, peralatan yang
digunakan dalam memproduksi, bahan-bahan penolong yang digunakan
dan lain-lain.
3. Dokumentasi
Data yang dibutuhkan sehubungan dengan teknik dokumentasi:
a. Latar belakang atau sejarah berdirinya perusahaan
b. Struktur organisasi perusahaan
c. Catatan biaya produksi bulan Januari 2016
d. Data penghitungan HPP berdasarkan perusahaan
e. Catatan penjualan
f. Data keuangan lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu
analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data
penelitian dalam bentuk kalimat (Nurastuti, 2007: 130).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah
adalah:
1. Mendeskripsikan penghitungan harga pokok produksi perusahaan dengan
menjabarkan biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
suatu periode tertentu.
2. Menentukan prosedur penentuan harga pokok menurut metode full costing,
dengan cara:
a. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu dan mengumpulkan
biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode
tertentu untuk menyusun laporan produksi dan menghitung produksi
ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok satuan.
b. Mendeskripsikan dan melakukan penghitungan harga pokok produksi
sesuai metode Full Costing:
Biaya Bahan Baku
Biaya TKL
Biaya Overhead Pabrik
Total Biaya Produksi
xxx
xxx
xxx+
xxx
c. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah
elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Membandingkan prosedur penghitungan harga pokok produksi dari kajian
teori dengan prosedur dari Perusahaan.
4. Mendeskripsikan penghitungan harga jual menurut perusahaan berdasarkan
data yang diperoleh seperti biaya non produksi dan persentase laba yang di
gunakan oleh perusahaan.
5. Menentukan prosedur penentuan harga jual menurut metode cost plus
pricing dengan cara:
a. Mengumpulkan data produksi dan non produksi dalam periode tertentu.
b. Mendeskripsikan dan melakukan penghitungan harga pokok produksi
sesuai metode cost plus pricing:
c. Menghitung harga satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya
tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya tersebut.
6. Membandingkan prosedur penghitungan harga jual menurut perusahaan
dengan metode cost plus pricing.
7. Melakukan analisis terhadap perbandingan tersebut untuk mendapatkan hasil
apakah ada perbedaan dengan teori.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Peternakan Seraphine berdiri pada tahun 2012 menjadi salah satu
bentuk pengabdian Sr. Anastasia Darmini yang peduli terhadap kelestarian
lingkungan hidup dengan cara menjaga dan memanfaatkan berbagai macam
pengolahan limbah menjadi hal yang lebih berguna. Selain itu suster Anas,
begitu panggilan akrab beliau, juga amat peduli dengan para petani dan juga
peternak sapi di kawasan Pakem, Sleman Yogyakarta. Selama ini peternakan
sering dianggap sebelah mata atau sampingan bagi petani yang memiliki
kegiatan utama bercocok tanam. Padahal hasil penjualan produk dari
peternakan juga lumayan untuk meningkatkan taraf hidup petani yang juga
peternak khususnya peternak sapi perah di daerah Pakem.
Kualitas rumput yang baik serta pengembangbiakan yang baik bagi sapi
membuat kualitas susu baik pula. Dengan memperhatikan kesehatan sapi
serta kebersihan kandang menjadi modal utama yang dapat membuat hasil
perahan susu peternakan Seraphine tergolong baik. Dengan bantuan berbagai
pihak di bidang peternakan serta pelatihan yang diberikan membuat
pengembangbiakan sapi tergolong maju dan memperhatikan lingkungan
sekitar. Umur dan waktu ideal sapi diperah pun harus sesuai karena sapi juga
memiliki masa panen dan masa produktif. Sapi yang sudah tidak dapat
menghasilkan susu biasanya dijual menjadi sapi potong. Sementara induk
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sapi yang melahirkan diberi waktu sebelum siap diperah, anak sapi atau
pedhet yang baru saja lahir diberikan tempat khusus dan terpisah.
Tahun 2013 merupakan awal mula susu segar perah dari peternakan
Seraphine dijual ke beberapa rekan dan juga konsumen yang membutuhkan
pasokan susu segar. Seiring berjalannya waktu, salah satu kedai susu yang
cukup populer di kalangan masyarakat juga mempercayakan Seraphine
menjadi supplier atau pemasok utama susu setiap harinya. Kurang lebih
sebanyak 20 liter per hari dan secara rutin.
Pada mulanya peternak hanya membudidayakan sapi perah dengan
jumlah sedikit dan harus menunggu waktu yang cukup lama untuk dapat
memerah susu sapi karena menunggu usia yang tepat bagi sapi. Seiring
pesanan susu segar yang kian banyak, Seraphine memutuskan untuk
menambah jumlah sapi yang produktif agar jumlah susu yang diproduksi
semakin banyak dan mampu memenuhi pesanan. Kemudian pada bulan
Februari 2013 ide membuat susu segar dalam kemasan yang mengalami
proses pasteurisasi atau perebusan untuk menghilangkan bakteri dan
membuat susu lebih tahan lama pun muncul. Manfaat dari susu sapi dirasa
sangat penting bagi kesehatan tubuh, susu asri milk yang dikemas
menggunakan cup dipasarkan di beberapa sekolah dasar dan juga gereja serta
rekan terdekat agar kebutuhan gizi susu terpenuhi.
Susu segar yang akan diolah menjadi susu cup Asri Milk diperoleh dari
peternak api perah di Kemiri. Meskipun memiliki hasil susu dari peternakan
sendiri namun karena penjualan susu segar untuk kedai susu lebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berjalan maka Peternakan Seraphine menjual susu hasil perahan sapinya,
sedangkan untuk proses produksi Peternakan membeli susu segar dari luar
sebagai tambahan. Namun hal ini bukanlah suatu masalah karena memang
susu segar Seraphine sudah terlanjur dikenal rasanya oleh kedai susu yang
sejak awal sudah berlangganan, sedangkan untuk proses produksi
menggunakan susu dari peternakan lain rasanya tetap enak walaupun lebih
enak susu asli hasil dari Peternakan Seraphine.
Pelestarian lingkungan hidup berusaha untuk diterapkan, proses dari
pengolahan susu pun juga memanfaatkan limbah kotoran sapi yang diubah
menjadi biogas untuk menggantikan gas LPG. Gas yang berasal dari biogas
selain memanfaatkan limbah juga menguntungkan karena perusahaan
menghemat cukup banyak biaya overhead pabrik mengingat harga LPG
selalu mengalami peningkatan. Proses produksi tadinya dilakukan di gedung
sebelah kandang persih kurang lebih 10 meter, hal ini tentunya kurang baik
karena kandang sapi meskipun selalu dibersihkan tidak memungkiri bahwa
banyak bakteri yang bisa saja mengkontaminasi susu. Selain itu sifat susu
ternyata meresap bau tajam di sekitarnya. Ini bisa saja berdampak buruk bagi
kesehatan dan juga kualitas susu. Saat ini Peternakan Seraphine memiliki
gedung sendiri yang secara khusus dibangun untuk seluruh kegiatan
pasteurisasi. Lokasinya sedikit lebih jauh dari kandang namun masih berada
dalam satu peternakan dan lebih tertutup sehingga meminimalkan adanya
pencemaran bakteri maupun aroma tidak enak dari kandang sapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
B. Lokasi Perusahaan
Lokasi peternakan Seraphine berada di desa Candibinangun, Pakem
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Menggembangkan hasil peternakan khususnya peternakan sapi perah
di daerah Pakem Yogyakarta berbasis pemanfaatan limbah serta
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan peternak sapi.
2. Misi Perusahaan
a. Mengajarkan masyarakat memanfaatkan limbah peternakan.
b. Membudidayakan peternakan secara ramah lingkungan.
c. Membeli hasil susu sapi segar dari peternakan lain.
d. Membuat olahan susu segar menjadi siap minum yang dikemas
3. Tujuan Perusahaan
a. Sebagai tempat study-trip/field-trip siswa sekolah maupun mahasiswa.
b. Sebagai tempat penelitian/pengabdian dosen/tenaga pendidik dan mitra
kerja kelompok peternak.
c. Memasarkan hasil susu dari peternak sapi agar taraf hidup peternak
meningkat.
d. Memanfaatkan limbah dari peternakan (biogas dan pupuk kandang).
e. membiasakan kehidupan sehat dengan meminum susu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
D. Struktur Organisasi Pasteurisasi
Struktur organisasi Asri Milk cukup sederhana. Penanggung jawab dari
peternakan adalah Ibu Yuni. Kemudian Sr. Anastasia Darmini sebagai ketua
Pelaksana kegiatan produksi susu Asri Milk. Untuk kegiatan pemrosesan susu
cup mulai dari perebusan hingga pengepakan dalam kemasan cup siap
diminum dilakukan oleh Ibu Ningsih, beliau selalu standby di rumah
pasteurisasi untuk memproduksi pesanan. Untuk kegiatan pencatatan
penjualan dan juga bagian administrasi yang merangkap menjadi seksi
belanja kebutuhan produksi dilakukan oleh mbak Iwid. Biasanya mbak Iwid
berada di susteran yang berlokasi di jetis untuk kegiatan administrasi
sedangkan untuk kegiatan yang berkaitan dengan produksi langsung ke
rumah pasteurisasi.
Selanjutnya untuk bagian pemasaran dipegang oleh Ibu Atun yang
bertugas mendistribusikan susu langsung kepada reseller maupun konsumen.
Sesungguhnya di dalam struktur organisasi terdapat bagian peternakan, yakni
yang bertugas untuk mengurus segala kebutuhan dari kandang sapi dan juga
ternak termasuk kebersihan kandang, pemberi makan ternak dan pemerah
susu sapi.
Susunan pengurus atau struktur organisasi peternakan dapat dilihat
detailnya seperti yang disajikan oleh gambar 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Ketua
Peternakan
Bagian Produksi
Bagian
Distribusi dan
Pemasaran
Bagian
Peternakan
Bagian
Keuangan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Sumber: Peternakan Seraphine
E. Tugas dan Kewajiban
1. Ketua Peternakan
Bertugas untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang ada
di seluruh bagian dari operasional. Karena terbatasnya tenaga kerja, tidak
menutup kemungkinan ketua pelaksana harian juga membantu semua
bagian apabila diperlukan. Seperti contohnya saat awal produksi dan
belum memiliki tenaga pasteurisasi ketua pelaksana harian bertugas
sebagai tenaga produksi.
2. Bagian Produksi
Setelah kurang lebih setahun beroperasi susu cup Asri Milk memiliki
tenaga pasteurisasi yang termasuk pada bagian produksi yaitu mengerjakan
tugas untuk memasak susu menjadi siap minum serta mengemas susu
dalam bentuk cup.
3. Bagian distribusi dan pemasaran
Bagian pemasaran bertugas mempromosikan susu dan juga yang
utama mengambil susu dari Pakem dan dipindahkan ke Jetis. Selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
untuk pelanggan yang menjual kembali susu dapat mengambil lebih dekat
yaitu di Jetis atau di susteran ADM.
4. Bagian Administrasi
Bagian
administrasi
bertugas
mencatat
segala
biaya
yang
dikeluarkan untuk proses produksi. Sementara untuk laporan keuangan
dikerjakan oleh pusat atau dari pihak Susteran.
F. Proses produksi dan Tenaga Kerja
Pada bagian produksi setiap harinya memproduksi kurang lebih 300 cup.
Total susu segar yang dipasteurisasi sebanyak 50liter, meskipun peternakan
memiliki hasil susu untuk diolah menjadi susu segar tetapi lebih diutamakan
untuk dijual sebagai susu segar kepada beberapa konsumen yang merupakan
kedai susu. Sehingga untuk memenuhi permintaan pembuatan susu cup
menggunakan susu yang dipeli dari peternak di Kemiri. Jadwal produksi Asri
Milk setiap hari Senin-Sabtu, pukul 07.00-12.00. Masa expired selama lima
hari dihitung setelah susu cup yang siap didistribusikan sudah keluar dari
pendingin.
1. Alat dan Bahan yang digunakan:
a. Alat
1) Kompor
2) Panci besar dan pengaduk
3) GelasUkur
4) Mesin Pres
5) Kulkas untuk menyimpan susu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Bahan
1) Susu segar
2) Gula pasir
3) Sirup untuk perasa
4) Esens untuk memberikan aroma
5) Cup untuk mengemas
2. Proses atau Tahapan produksi
a. Pengolahan susu
Susu sapi yang masih fresh selanjutnya disaring dan dimasukkan ke
dalam panci besar untuk direbus dengan api kecil dengan suhu kurang
lebih 80 derajat celcius dan selama perebusan susu tetap diaduk agar
tidak pecah. Kemudian susu didingingkan dalam bak yang tersedia
bersama dengan pancinya dan diberi gula sebanyak 3/4kg setiap 50 liter.
Setelah dingin susu diberi perasa vanila, melon, strawberry dan coklat.
b. Pengepakan susu
Susu yang telah diberi perasa selanjutnya dituang ke wadah cup
dan langsung dipres dengan cup sealer kemudian diberi label. Dipacking
dalam wujud cup dengan dua ukuran yaitu 180cc dan 150cc (khusus susu
150cc dibuat saat ada permintaan).
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dimiliki ada 2 yaitu tenaga kerja langsung dan
tidak langsung. Untuk tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja
Pasteurisasi yaitu ibu Ningsih dan juga tenaga kerja tidak langsung yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tenaga pemasaran oleh Ibu Atun. Sementara Suster Anas, mbak Iwid serta
pegawai peternakan juga termasuk tenaga kerja namun tidak mendapat gaji
dari penjualan susu cup Asri Milk.
BB+ TKL +BOP
Barang
dalam
Proses
Barang
Jadi
Gambar 4.2 Proses Produksi
Sumber: Peternakan Seraphine
G. Proses Pemasaran, Mitra Kerja dan Pelanggan
1. Proses Pemasaran
Setelah produk dikemas dan diberi label susu cup Asri Milk
selanjutnya disebar ke beberapa tempat yang sudah menjadi pelanggan
tetap. Beberapa diantaranya ditaruh di susteran jalan tentara pelajar untuk
diambil reseller dan dijual kembali untuk keperluan mencari dana tambahan
gereja, organisasi maupun pribadi. Untuk reseller yang mampu menjual cup
dalam jumlah banyak disediakan pula sebuah showcase untuk penyimpanan
susu cup agar lebih dingin dan tahan lama.
2. Mitra Kerja
Peternakan Kemiri, Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Sleman
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Pelanggan
Susu cup Asri Milk memiliki pelanggan tetap yang menggambil susu
untuk dijual kembali. Beberapa ada yang menjualnya di sekolah, kampus
dan juga gereja.
Tabel 4.1
Daftar Pelanggan Tetap Susu Cup Asri Milk
SD Kalam Kudus
Gereja Tambak Bayan
SD Tumbuh
OMK Banteng
SD Tarakanita
OMK Gamping
SMA Bopkri 1
Kopma UNY
SMA Steladuce
Kopma UKDW
SMA Bopkri 2
Kopma peternakan UGM
SMA 6 Yogyakarta
Kantin UBSD Sanata Dharma
Kopma USD
BEI FE USD
Sumber: Peternakan Seraphine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Pada bagian ini teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah pertama adalah dengan melakukan deskripsi penghitungan harga
pokok produksi pada susu cup Asri Milk. Penulis menjabarkan secara rinci
biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan beserta penghitungannya.
Selanjutnya, untuk rumusan masalah kedua peneliti akan melakukan
analisis terhadap penentuan harga pokok produk yang dilakukan oleh bagian
produksi Asri Milk dengan menggunakan metode Full Costing. Kemudian
peneliti akan membandingkan antara penghitungan yang dilakukan oleh susu
cup Asri Milk selama ini dengan kajian teori.
1. Deskripsi Penghitungan Harga Pokok Produksi menurut Perusahaan
a. Biaya Bahan baku
Bahan baku yang digunakan berupa susu segar untuk setiap satu
kali produksi diperlukan sebanyak 50 liter susu. Biaya yang dikeluarkan
untuk membeli susu segar adalah Rp7.000,00 per liter. Sehingga biaya
yang diperlukan untuk bahan baku susu per bulan adalah Rp350.000,00 x
±30 kali produksi= Rp10.500.000. Selain susu diperlukan pula gula
sebanyak 3,75 kg untuk setiap 50 liter susu. Harga gula pasir adalah
sebesar 10.600 per kg. Data biaya bahan baku yang dipergunakan oleh
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
peternakan Seraphine dalam 1 kali produksi dapat diperhatikan pada
tabel 5.1.
Tabel 5.1
Biaya Bahan Baku Susu Per Unit
Jenis
Biaya
Kuantitas
Susu
Gula
Harga
Perolehan
(Rp)
Jumlah
Unit
Biaya per
Biaya
Diproduksi
Cup
(Cup)
(Rp)
(Rp)
7.000/liter 10.500.000
9.000 1.166,66
10.600/kg 1.192.500
9.000
132,50
11.692.500
1.500 liter
112,5 kg
Total
Biaya Bahan Baku per unit
1.299,16
Sumber: Peternakan Seraphine
b. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja yang melakukan proses produksi berjumlah 1 orang.
Biaya gaji yang dikeluarkan per bulan sebesar Rp875.000,00 dengan
tambahan uang kesejahteraan sebesar Rp240.000,00. Biaya tenaga kerja
langsung selama 1 bulan dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2
Biaya Tenaga Kerja Langsung bulan Januari 2016
Elemen Biaya
Jumlah
(Rp)
875.000
240.000
Gaji Pokok
Tunjangan
Kesejahteraan
Total
1.115.000
Sumber: Peternakan Seraphine
c. Biaya Overhead Pabrik
1) Biaya Gas
Untuk memproduksi susu memerlukan proses perebusan susu
untuk menghilangkan bakteri yang terkandung dalam susu, selain itu
proses perebusan juga diperlukan untuk mencampur gula dan susu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Untuk merebus perusahaan menggunakan biogas yang berasal dari
kandang sapi sehingga tidak memerlukan biaya.
2) Biaya Listrik
Perusahaan memerlukan listrik untuk proses pengepakan susu
untuk menghidupkan cupsealer. Selain itu listrik juga diperlukan
untuk menghidupkan 1 buah freezer, 1 buah showcase cooler dan
lampu di rumah produksi. Biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulan
adalah Rp100.000,00 dengan membeli voucher token listrik pra bayar.
3) Biaya Bahan Penolong
Selain bahan baku utama susu dan gula, perusahaan juga
menggunakan bahan tambahan seperti sirup, esens, bubuk coklat,
sticker plastik, cup dan sedotan. Untuk penggunaan esens dan sirup
dalam 1 kali proses produksi adalah 1 botol. Perhitungan biaya bahan
penolong dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3
Biaya Bahan Penolong
Jenis
Biaya
Esens
Sirup
Cup
Plastik
LID
Sticker
Kuantitas
30 btl
30 btl
Harga
Perolahan
Per satuan
(Rp)
4.600
16.900
9.000 cup
9.000 bh
9.000 lbr
200.000/
2.000 cup
216.000/
3.000
3.850/
54 lbr
Total
Biaya Bahan Baku Penolong per unit
Sumber: Peternakan Seraphine
Jumlah
Biaya
(Rp)
Unit
Dihasilkan
(Cup)
Biaya
per
Cup
(Rp)
15,33
56,33
138.000
507.000
9.000
9.000
900.000
9.000 100,00
648.000
9.000
72,00
641.667
9.000
71,30
2.834.667
314,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sebelumnya perusahaan sudah memiliki taksiran penghitungan harga
pokok produksi yang dibuat untuk menentukan harga pokok produksi. Pada
penghitungan harga pokok, perusahaan mengestimasi bahwa setiap 50 liter
susu dapat menghasilkan 300 cup hal itu berarti bahwa per satu cup
berukuran 180cc memiliki volume isi sebanyak 166,7cc. Meskipun
sederhana tetapi taksiran penghitungan harga pokok produksi dari
perusahaan cukup membantu manajemen untuk menentukan harga jual susu
cup. Perusahaan menghitung bahwa dalam satu kali produksi mampu
menghasilkan sebanyak 300 cup. Sehingga, apabila dalam satu bulan
perusahaan mampu memproduksi sebanyak kurang lebih 30 kali maka
banyaknya susu cup yang dihasilkan adalah 9.000 cup. Sehingga Taksiran
penghitungan menurut perusahaan dapat diperhatikan pada tabel 5.4
Tabel 5.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penghitungan Harga Pokok Produksi menurut Perusahaan
Elemen
Jumlah
Unit
Biaya
Biaya
biaya
diproduksi per cup
(Rp)
(Cup)
(Rp)
Biaya Bahan Baku
Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Tetap
Biaya Overhead Variable
Total
11.692.500
1.115.000
100.000
2.834.667
15.742.167
9.000
9.000
9.000
9.000
1.299,16
123,89
11,11
314,97
1.749,13
Sumber: Peternakan Seraphine
2. Harga Pokok Produksi menurut metode Full costing
a. Biaya Produksi
1) Biaya Bahan Baku
Dalam 1 kali proses produksi dibutuhkan sebanyak 50 liter susu
sehingga untuk produksi 1 bulan memerlukan susu sebanyak 1.500
liter dan gula yang digunakan untuk setiap 10 liter susu adalah 3/4kg
atau 750gr maka setiap 50 liter susu memerlukan 3,75kg gula. Dalam
keadaan yang sesungguhnya varian rasa dibedakan menjadi dua yaitu
susu cup non coklat dengan susu coklat. Susu non coklat meliputi susu
vanilla, strawberry, anggur, melon dan moka. dapat dilihat tabel 5.5.
Tabel 5.5
Biaya Bahan Baku Susu Non Coklat Januari 2016
Harga
Jumlah
Unit
Biaya
Jenis
Kuantitas Perolehan
Biaya
Diproduksi Per unit
Biaya
(Rp)
(Rp)
(Cup)
(Rp)
Susu
750 liter
7.000
5.250.000
4.500 1.166,66
Gula
56,25kg
10.600
596.250
4.500
132,50
5.846.250
Total
1.299,16
Biaya Bahan Baku per unit
Sumber: data diolah.
Susu cup rasa coklat memiliki perbedaan penggunaan bahan
baku karena untuk setiap penambahan 6 sendok teh (sdt) bubuk coklat
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dalam 10 liter susu ditambahkan pula 6 sdm gula pasir. Tujuannya
adalah untuk menetralisir rasa pahit pada bubuk coklat. Oleh karena
itu dapat dipastikan bahwa penggunaan gula pada produksi susu cup
rasa coklat lebih banyak seperti yang disajikan pada tabel 5.6.
Tabel 5.6
Biaya Bahan Baku Susu Coklat bulan Januari 2016
Jenis Kuantitas
Harga
Jumlah
Unit
Biaya
Perolehan
Biaya
Diproduksi
per satuan
(Rp)
(Cup)
Susu
Gula
750 liter
7.000
63 kg
10.600
Total
Biaya Bahan Baku per unit
5.250.000
667.800
5.917.800
Biaya
per
Cup
(Rp)
4.500 1.166,66
4.500
148,40
1.315,06
Sumber: data diolah
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jumlah tenaga kerja langsung yang dimiliki hanya 1 yaitu tenaga
kerja yang bertugas mengolah susu segar menjadi susu pasteurisasi
sekaligus menjadi tenaga pengemasan. Gaji yang diberikan berupa
gaji pokok tetap dan tidak berpengaruh pada jumlah variabel unit yang
diproduksi. Tenaga kerja tersebut mendapat gaji sebesar Rp875.000
yang dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7
Biaya Tenaga Kerja Langsung
bulan Januari 2016
Elemen Biaya
Jumlah
(Rp)
Gaji Pokok
875.000
Tunjangan Kesejahteraan
240.000
Total
1.115.000
Sumber: data diolah.
3) Biaya Overhead Pabrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
a) Biaya Biaya listrik
Biaya listrik yang dikeluarkan oleh peternakan Seraphine
berupa biaya yg ditetapkan di muka karena menggunakan voucher
listrik pra bayar dari PLN. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli
voucher adalah sebesar Rp100.000,00.
b) Biaya Depresiasi
Bangunan rumah pasteurisasi baru digunakan 1 bulan. Biaya
yang dikeluarkan untuk bangunan rumah pasteurisasi sebesar
Rp60,000.000,00 umur ekonomis 20 tahun atau memiliki tarif 5%
didepresiasi dengan metode garis lurus.
Cupsealer yang digunakan seharga Rp1.020.000,00 memiliki
umur ekonomis selama 5 tahun atau memiliki tarif 20% depresiasi
menggunakan metode garis lurus. Untuk menyimpan susu
diperlukan showcase dan Freezer bermerek Denpoo agar tetap
dingin sebelum didistribusikan, showcase yang dimiliki bernilai
Rp2.500.000,00 yang memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau
memiliki tarif 20% depresiasi menggunakan metode garis lurus.
Sedangkan
untuk
Freezer
merupakan
hibah
bernilai
Rp2.500.000,00 yang memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau
memiliki tarif 20% depresiasi menggunakan metode garis lurus.
Selain itu Seraphine juga memiliki sebuah Netbook bermerek
ASUS yang digunakan untuk kegiatan administrasi serta pencatatan
laporan keuangan bernilai Rp5.000.000,00 yang memiliki umur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ekonomis
selama
5
tahun
dengan
tarif
20%
depresiasi
menggunakan metode garis lurus. Penghitungan Depresiasi aset
yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 5.8
Tabel 5.8
Depresiasi Aset Tetap
Nama
Aset
Harga
Perolehan
(Rp)
Tarif
(%)
Umur
Ekonomis
Gedung
Sealer
Showcase
60.000.000
1.020.000
2.500.000
5%
20%
20%
20 th
5 th
5 th
Freezer
Notebook
3.500.000
5.000.000
20%
20%
5 th
5 th
Biaya
Biaya
Depresiasi Depresiasi
Per tahun
per bulan
(Rp)
(Rp)
3.000.000
250.000
204.000
17.000
500.000
41.667
800.000
1.000.000
58.333
83.333
Sumber: data diolah
c) Biaya Bahan Penolong
Selain bahan baku utama perusahaan juga memiliki bahan
penolong. Bahan baku penolong juga dibedakan menjadi dua yaitu
pada varian susu non coklat dan susu coklat. Hal ini dikarenakan
untuk varian rasa buah dan vanilla menggunakan sirup sedangkan
varian rasa coklat menggunakan bubuk coklat.
Penggunaan sirup pada susu non coklat untuk setiap satu kali
produksi adalah 1 botol, sedangkan untuk susu coklat dibutuhkan
kurang lebih sebanyak 500gr untuk satu kali produksi. Sehingga
dalam 1 bulan dibutuhkan 15 botol untuk susu non coklat dan
7,5kg coklat bubuk. Untuk bahan penolong susu non coklat
ditampilkan pada tabel 5.9, sedangkan untuk varian rasa coklat
dapat dilihat pada tabel 5.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 5.9
Biaya Bahan Penolong Susu Non Coklat
Jenis
Biaya
Kuantitas
Harga
Perolehan
(Rp)
Jumlah
Biaya
(Rp)
Unit
Dihasilkan
(Cup)
Esens
Sirup
Cup
15 btl
15 btl
4.500 cup
69.000
253.500
450.000
4.500
4.500
4.500
LID
4.500 bh
324.000
4.500
72,00
Sticker
4.500 lbr
4.600
16.900
200.000/
2.000
216.000/
3.000
3.850/
54 lbr
Biaya
per
Cup
(Rp)
15,33
56,33
100,00
319.500
4.500
71,00
Total
Biaya Bahan Baku Penolong per unit
Sumber: data diolah
1.416.000
314,66
Tabel 5.10
Biaya Bahan Penolong susu Coklat bulan Januari 2016
Jenis
biaya
Esens
Coklat
Bubuk
Cup
Plastik
LID
Sticker
Kuantitas
15 btl
7,5 kg
4.500 cup
4.500 bh
4.500 lbr
Harga
perolehan
per satuan
(Rp)
4.600
64.000
200.000/
2.000 cup
216.000/
3.000
3.850/
54 lbr
Total
Jumlah
biaya
(Rp)
Unit
dihasilkan
69.000
480.000
4.500
4.500
Biaya
Per
Cup
(Rp)
15,30
106,67
450.000
4.500
100,00
324.000
4.500
72,00
319.500
4.500
71,00
1.642.500
Biaya Bahan Baku Penolong
per unit
365
Sumber: data diolah
Untuk total keseluruhan dari biaya overhead pabrik selama
satu bulan dapat dilihat pada tabel 5.11.
Tabel 5.11
Biaya Overhead Pabrik bulan Januari 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Elemen
Biaya Listrik
Biaya Depresiasi Bangunan
Biaya Depresiasi Cup Sealer
Biaya Depresiasi Showcase
Biaya Depresiasi Freezer
Biaya Depresiasi Netbook
Biaya Bahan Penolong
Total
Jumlah Biaya
(Rp)
Coklat
Non coklat
100.000
100.000
250.000
17.000
41.667
250.000
17.000
41.667
58.333
83.333
1.416.000
58.333
83.333
1.642.500
1.966.333
2.174.833
Sumber: data diolah
b. Biaya Non Produksi
1) Biaya Transportasi
Terdapat biaya angkut untuk membawa susu cup dari
perternakan ke Jetis. Biaya ini digunakan untuk membeli bahan
bakar bensin karena kendaraan menggunakan milik pribadi.
Untuk sekali perjalanan pulang pergi diberikan uang bensin
sebesar Rp7.500,00. Biaya transportasi selama 1 bulan sebanyak
Rp225.000,00.
2) Biaya Tenaga Pemasaran
Asri milk memiliki satu orang tenaga pemasaran yang
memiliki gaji tetap sebesar Rp1.000.000,00. Untuk biaya Non
produksi selama satu bulan dapat dilihat pada tabel 5.12.
Tabel 5.12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Biaya Non Produksi bulan Januari 2016
Elemen
Jumlah
Biaya Transportasi
225.000,00
Biaya gaji tenaga pemasaran
1.000.000,00
Total
1.225.000,00
Sumber: data diolah
Setelah seluruh biaya produksi diketahui selanjutnya dapat
dihitung harga pokok produksi. Tabel 5.13 menyajikan penghitungan
harga pokok produksi susu Non coklat. Sedangkan untuk penghitungan
harga pokok produksi susu coklat pada tabel 5.14. Asri Milk hanya
memiliki satu proses saja dalam produksi susu cup. Untuk penyimpanan
persediaan pada Asri Milk tidak berlangsung lama karena semua produk
yang selesai diproduksi langsung didistribusikan.
Tabel 5.13
Penghitungan Harga Pokok Produksi susu Non Coklat menurut
Metode Full Costing bulan Januari 2016
Nama
Bahan Baku
Susu
Gula
Total BB
Tenaga Kerja
Langsung
Gaji Pokok
Tunjangan
Total TKL
Biaya Overhead
Pabrik
Listrik
Depresiasi Bangunan
Depresiasi Sealer
Depresiasi Showcase
Depresiasi Freezer
Depresiasi Netbook
Esens
Sirup
Kuantitas
Harga
Perolehan
satuan
(Rp)
750 liter
56,25kg
7.000
10.600
Jumlah
(Rp)
5.250.000
596.250
Unit
diproduksi
(Cup)
Harga
per Unit
(Rp)
4.500 1.166,66
4.500
132,50
4.500
4.500
1
1
875.000
240.000
437.500
120.000
4.500
4.500
4.500
97,22
26,67
4.500
1
1
1
1
1
1
15 btl
15 btl
100.000
250.000
17.000
41.666
58.333
83.333
4.600
16.900
100.000
250.000
17.000
41.666
58.333
83.333
69.000
253.500
4.500
4.500
4.500
4.500
4.500
4.500
4.500
4.500
11,11
27,78
1,89
4,63
6,48
9,26
15,33
56,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Cup
4.500 cup
Plastik LID
4.500 bh
Sticker
4.500 lbr
200.000/
2.000
216.000/
3.000
3.850/
54 lbr
Total BOP
Total Biaya Produksi
Produk dalam
Proses (Awal)
Produk dalam proses
Produk dalam proses
(Akhir)
Harga Pokok
Produksi
450.000
4.500
100,00
324.000
4.500
72,00
319.500
4.500
71,00
3.368.334
16.175.838,67
-
1.797,31
-
16.175.838,67
-
1.797,31
-
16.175.838,67
1.797,31
Sumber: data diolah
Tabel 5.14
Penghitungan Harga Pokok Produksi susu Coklat menurut
Metode Full Costing bulan Januari 2016
Nama
Bahan Baku
Susu
Gula
Total BB
Tenaga Kerja
Langsung
Gaji Pokok
Tunjangan
Total TKL
Biaya Overhead
Pabrik
Listrik
Depresiasi
Bangunan
Depresiasi Sealer
Depresiasi
Showcase
Depresiasi Freezer
Kuantitas
Harga
Perolehan
satuan
(Rp)
750 liter
63 kg
7.000
10.600
5.250.000
667.800
1 kali
1 kali
875.000
240.000
437.500
120.000
4.500
4.500
4.500
97,2
26,6
1
1
100.000
250.000
50.000
125.000
4.500
4.500
11,11
27,77
1
17.000
8.500
1
1
41.666
58.333
Jumlah
(Rp)
Unit
diproduksi
(Cup)
4.500 1.166,66
4.500
148,40
4.500 1.315,06
1.888,88
4.500
58.333
Harga
per Unit
(Rp)
4.500
4,63
6,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Depresiasi Netbook
Esens
Bubuk Coklat
Cup
1
15 btl
7,5 kg
4.500 cup
Plastik LID
4.500 bh
Sticker
4.500 lbr
83.333
4.600
64.000
200.000/
2.000 cup
216.000/
3.000
3.850/
54 lbr
Total BOP
Total Biaya Produksi
Produk dalam
Proses (Awal)
Produk dalam
proses
Produk dalam
proses (Akhir)
Harga Pokok
Produksi
83.333
69.000
480.000
450.000
4.500
4.500
4.500
4.500
9,26
15,30
106,67
100,00
324.000
4.500
72,00
319.500
4.500
71,00
3.293.334
16.243.934
4.500
4.500
309,33
1.804,88
16.243.934
4.500
1.804,88
16.243.934
4.500
1.804,88
Sumber: Data diolah
c. Perbandingan penghitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan
dengan Harga Pokok Produksi menurut metode Full Costing.
Harga pokok produksi per unit yang dihasilkan oleh
perusahaan adalah sebesar Rp1.749,15 sedangkan menurut metode
Full costing adalah sebesar Rp1.797,31 untuk susu Non coklat
yang berarti memiliki selisih Rp48,16. Dan untuk susu coklat
Rp1.804,88 memiliki selisih kurang Rp55,73.
Tabel 5.15
Perbandingan antara Harga Pokok Produksi menurut Asri Milk
dengan Metode Full Costing
Varian
Rasa
7.871.175
Per
unit
1.749,15
Metode
Full Costing
Per
Jumlah
unit
8.087.895 1.797,31
7.871.175
1.749,15
8.121.960
Perusahaan
Jumlah
Non
Coklat
Coklat
Sumber: data diolah
Deskripsi penentuan harga jual
1.804,88
Selisih
216.720
Per
unit
48,16
250.785
55,73
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1. Menurut perusahaan
Berdasarkan harga pokok yang ditetapkan perusahaan sebesar
Rp1.749,51 maka perusahan memutuskan untuk menjual produk
seharga Rp2.500,00 setelah sebelumnya menjual dengan harga
Rp2.000,00 hal ini didasarkan pada kenaikan harga bahan baku susu
yang pada awalnya Rp6.000,00 per liter menjadi Rp7.000,00 per
liternya. Harga jual tersebut merupakan harga jual kepada pelanggan
pertama sedangkan harga jual yang diberikan oleh reseller adalah
sebesar Rp3.000,00-Rp3.500,00 sesuai dengan pertimbangan masing
masing penjual. Berdasarkan data tersebut perusahaan mengambil
keuntungan sebesar 34% dapat dirumuskan dengan cara berikut:
2. Menurut teori Cost Plus Pricing
Berdasarkan teori bahwa penghitungan harga jual yang sesuai
dengan metode harga pokok pesanan adalah dengan menambahkan
biaya produksi dengan biaya non produksi. Setelah itu baru di
tambahkan dengan laba yang diharapkan. Pada kasus ini berdasarkan
penghitungan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan ditemukan
marjin sebesar 34%. Apabila perusahaan menargetkan keuntungan
sebesar 20% tiap bulan maka harga jual per unit menurut metode cost
plus pricing adalah sebesar Rp. Yang diperoleh dari penghitungan
total biaya produksi ditambah dengan jumlah markup sebesar 28%
yang diinginkan oleh perusahaan. Markup diperoleh dari biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pemasaran ditambah laba yang diharapkan oleh perusahaan kemudian
dibagi dengan total biaya produksi.
Diketahui:
Biaya Non Produksi = Biaya Pemasaran + Transportasi
= Rp1.000.000,00+Rp225.000,00
= Rp1.225.000
Laba diharapkan= 20% x Rp16,175,833.67= Rp3,235,166.73
Atau dapat dihitung dengan cara:
Tabel 5.16
Penghitungan Harga Jual Susu Non Coklat menurut metode Cost
Plus Pricing bulan Januari 2016
Nama
Bahan Baku
Susu
Gula
Total BB
Tenaga Kerja Langsung
Gaji Pokok
Tunjangan
Total TKL
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Listrik
Depresiasi Bangunan
Depresiasi Sealer
Depresiasi Showcase
Depresiasi Freezer
Kuantitas
750 liter
56,25 kg
Harga
perolehan
per satuan
(Rp)
Jumlah
7.000
10.600
5.250.000
596.250
5.917.800
1 kali
1 kali
875.000,00
240.000,00
437.500
120.000
557.500
1
1
1
1
1
100.000,00
250.000,00
17.000,00
41.666,00
58.333
50.000
125.000
8.500
20.833
29.166,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Depresiasi Notebook
Total BOP Tetap
Esens
Sirup
Cup
Plastik LID
Sticker
Total BOP
Biaya Produksi
Produk dalam Proses Awal
Produk dalam proses
Produk dalam proses Akhir
Total Biaya Produksi
Markup 28%
Total
Unit diproduksi
Harga Jual Per Unit
Sumber: data diolah
1
83.333
15
15
4.500
4.500
4.500
4.600
16.900
100
72
71
41.666,5
225.166
138.000
253.500
450.000
324.000
319.000
2.305.641,4
8.060.941,4
8.060.941,4
8.060.941,4
2.257.063,6
10.318.005
4.500
2.292,89
Harga jual per unit menurut metode cost plus pricing adalah
sebesar Rp2.196,6. Yang diperoleh dari penghitungan total biaya
produksi ditambah dengan jumlah markup sebesar 28% yang
diinginkan oleh perusahaan. Markup diperoleh dari biaya pemasaran
ditambah laba yang diharapkan oleh perusahaan kemudian dibagi
dengan total biaya produksi.
Diketahui:
Biaya Non Produksi = Biaya Pemasaran + Transportasi
= Rp1.000.000,00+Rp225.000,00
= Rp1.225.000
Laba diharapkan= 20% x Rp16,243,933.67 = Rp3.428.786,73
Atau dapat dihitung dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 5.17
Penghitungan Harga Jual Susu Coklat menurut
Metode Cost Plus Pricing bulan Januari 2016
Harga
perolehan
Nama
Kuantitas
per
satuan
(Rp)
Bahan Baku
Susu
750 liter
7.000
Gula
63 kg
10.600
Total
Tenaga Kerja
Langsung
Gaji Pokok
1 orang
875.000
Tunj. Kesejahteraan
1 orang
240.000
Total TKL
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Listrik
1
100.000
Biaya Depresiasi
1
250.000
Bangunan
Biaya Depresiasi Sealer
1
17.000
Biaya Depresiasi Showcase
1
41.666
Biaya Depresiasi Freezer
1
58.333
Jumlah
5.250.000
667.800
5.917.800
437.500
120.000
562.500
50.000
125.000
8.500
20.833
29.166,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Biaya Depresiasi Notebook
Esens
Coklat Bubuk
Cup
Plastik LID
Sticker
Total BOP
Biaya Produksi
Produk dalam Proses Awal
Produk dalam proses
Produk dalam proses Akhir
Total Biaya Produksi
Markup 28%
Harga Jual
Unit diproduksi
Harga Jual Per Unit
1
15 btl
7,5 kg
4.500 cup
4.500 cup
4.500 cup
83.333
4.600
68.000
100,00
72,00
71,00
41.666,5
69.000
510.000
450.000
324.000
319.500
3.145.999,8
9.626.299,8
9.626.299,8
9.626.299,8
769.823,2
10.396.125
4.500
2.310,25
Sumber: data diolah
Pada susu non coklat terdapat selisih Rp207,11 atau harga jual
perusahaan lebih besar dari harga jual menurut metode cost plus pricing.
Sedangkan untuk susu coklat terdapat selisih Rp189,75 atau harga jual
perusahaan ditetapkan lebih tinggi pula. Tabel 5.18 menunjukkan
perbandingan penentuan harga jual menurut metode cost plus pricing
dengan perusahaan.
Tabel 5.18
Perbandingan penentuan harga jual perusahaan dengan
metode cost plus pricing
Varian
Rasa
Perusahaan
(Rp)
Jumlah
Non Coklat 11.250.000
Coklat
11.250.000
Sumber: data diolah
B. Pembahasan
Per
Unit
2.500
2.500
Metode Cost
Plus Pricing
(Rp)
Per
Jumlah
unit
10.318.005 2.292,89
10.396.125 2.310,25
Selisih
(Rp)
Jumlah
931.995
858.875
Per
unit
207,11
189,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berdasarkan deskripsi a milik perusahaan dan penghitungan menurut
metode full costing terdapat perbedaan pada:
1. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan
estimasi yang dihitungkan dari biaya yang biasa dikeluarkan untuk
memproduksi susu cup. Perusahaan pernah mencoba untuk membuat
taksiran penghitungan harga pokok produksi saat terjadi kenaikan harga
bahan baku. Namun perusahaan tidak menghitung secara akurat jumlah
unit produksi yang dihasilkan pada satu kali proses produksi. Harga pokok
menurut taksiran perusahaan adalah sebesar Rp1.749,15. Sedangkan harga
pokok produksi menurut metode full costing adalah sebesar Rp1.797,3
untuk varian non coklat dan Rp1.804,88 untuk varian coklat.
Metode pengumpulan harga pokok yang diperlukan oleh peternakan
Seraphine adalah Process costing hal ini disebabkan karena Asri Milk
dijual berdasarkan pesanan saja dapat dibuktikan apabila pesanan turun
jumlah unit yang diproduksi juga turun. Sedangkan untuk biaya yang
dikeluarkan untuk setiap proses produksi tetap sama. Perusahaan
memasukkan elemen biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead
pabrik dan juga biaya transportasi pemasaran dalam penghitungan.
2. Harga Jual
Penentuan harga jual perusahaan selama ini berdasarkan perkiraan
sebesar Rp2.500,00 per cup. Menurut penghitungan menurut metode cost
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
plus pricing seharusnya harga jual yang ditawarkan perusahaan lebih
tinggi untuk susu cup varian rasa non coklat yaitu sebesar Rp2.292,89.
Untuk susu cup varian rasa coklat harga jual yang ditawarkan
perusahaan memiliki sebesar Rp2.310,25. Harga pokok produksi susu cup
non coklat lebih rendah dari susu coklat hal ini disebabkan oleh biaya
produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih besar dalam proses
produksi susu coklat daripada untuk varian rasa lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
analisis
yang
dilakukan
oleh
peneliti
mengenai
penghitungan harga pokok produksi susu cup menurut perusahaan memiliki
perbedaan dengan penghitungan harga pokok produksi menggunakan metode
full costing. Perusahaan membuat dua jenis varian susu yaitu coklat dan Non
coklat. Pada penghitungan menurut perusahaan harga pokok produksi per unit
sebesar Rp1.749,15 tanpa membedakan varian rasa sedangkan harga pokok
produksi berdasarkan metode full costing untuk rasa non coklat adalah
Rp1.797,3
dan
untuk
rasa
coklat
sebesar
Rp1.804,88.
Perusahaan
memperhitungkan biaya produksi sama untuk semua varian rasa serta
memasukkan pos biaya non produksi pula ke dalamnya.
Perusahaan tidak memasukkan biaya depresiasi gedung dan juga mesin
ke dalam penghitungan harga pokok produksi. Biaya tenaga kerja langsung
menurut perusahaan dihitung tetap per bulannya. Dengan demikian berapapun
unit yang diproduksi perusahaan tidak mempengaruhi gaji. Biaya gaji tidak
akan lebih rendah apabila unit yang diproduksi sedikit hal ini tentu tidak
menguntungkan bagi perusahaan. Sedangkan apabila unit yang diproduksi
meningkat biaya gaji juga tidak lebih tinggi dalam kasus ini giliran karyawan
yang tidak diuntungkan.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Harga jual menurut perusahaan juga memiliki perbedaan dengan metode
cost plus pricing, peternakan menetapkan berdasarkan perkiraan sehingga tidak
ada persentase khusus yang di tetapkan perusahaan guna mencapai laba
tertentu. Harga jual menurut perusahaan untuk seluruh varian adalah sebesar
Rp2.500,00 sedangkan menurut cost plus pricing yang diperhitungkan oleh
peneliti adalah sebesar Rp2.292,89 untuk susu cup rasa non coklat dan
Rp2.310,25 untuk susu cup rasa coklat dengan asumsi persentase laba yang
diharapkan adalah sebesar 20%.
B. Keterbatasan Penelitian
a. Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan oleh peneliti adalah biaya
tenaga kerja pasteurisasi susu cup yang juga bertugas sebagai tenaga kerja
yang mengemas susu segar yang juga dikemas namun menggunakan plastik.
b. Penghitungan biaya tenaga kerja langsung tidak menggunakan jumlah jam
kerja atau unit yang diproduksi. Biaya tenaga kerja masih bersifat tetap
sehingga
apabila
unit
yang
diproduksi
sedikit
maupun
banyak
penghitungannya adalah sama.
c. Penghitungan biaya listrik dihitung tetap per bulan karena pemakaian listrik
dan perusahaan menggunakan sistem listrik pra bayar atau voucher.
d. Perusahaan tidak memiliki target laba yang diharapkan secara khusus,
sehingga untuk penghitungan markup hanya berdasarkan perkiraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
C. Saran
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan sebaiknya memasukkan biaya depresiasi gedung dan juga
biaya depresiasi peralatan karena perusahaan telah mengeluarkan biaya di
muka seperti pada pembangunan pabrik dan pembelian peralatan, selain itu
perlu juga memperkirakaan biaya depresiasi gedung untuk mengetahui nilai
aset yang dimiliki perusahaan.
Biaya tenaga kerja langsung akan lebih tepat apabila dihitung
berdasarkan jam kerja dan juga persentase penyelesaian unit diproduksinya.
Sehingga perusahaan dan karyawan sama-sama diuntungkan. Persediaan
juga harus dihitung dan mulai membagi beberapa pekerjaan ke departemendepartemen. Seperti departemen pasteurisasi dan departemen pengepakan
yang harusnya dipisah karena merupakan dua pekerjaan yang berbeda.
Perusahaan sebaiknya memperhitungkan laba yang diharapkan
berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Apabila unit yang diproduksi
banyak maka laba yang didapat semakin banyak sehingga baik untuk
rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang yang ingin dicapai
dapat diketahui. Sehingga perusahaan dapat berkembang lebih besar lagi
baik dalam segi produksi maupun dalam segi pemasaran.
bersaing dengan produk sejenis yang dihasilkan perusahaan lain yang
melakukan penghitungan harga pokok produksi dan penetapan harga jual
secara lebih akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta: Graha Ilmu.
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya (Cost Accounting) buku 1 Edisi 14.
Dunia, Firdaus dan Wasilah Abdulah. 2012. Akuntansi Biaya Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat.
Elvira, Radi Tiya. 2015. Analisis Harga Pokok Produksi pada Koperasi Susu
Warga Mulya. Skripsi Tidak Dipublikasi. Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta.
Halim, Abdul. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.
Jakarta: Salemba Empat.
Jusup, Al Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi jilid ke 2. Edisi keenam.
Yogyakarta: STIE YKPN.
Krismiaji, Y Anni Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: UPP-STIM
YKPN.
Krisnamurti, Vita. 2015. Penghitungan Harga Pokok Produksi dengan
Menggunakan Metode Full Costing sebagai Dasar Penentuan Harga Jual
Costpluspricing Studi Kasus pada UKM Langgeng Roti. Skripsi Tidak
Dipublikasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Lestariningtyas, Widi, Dewi Anggadini dan Waluyan Firdaus. 2012. Akuntansi
Biaya Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.
Nurastuti, Wiji. 2007. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ardsna Media.
Samryn, L.M. 2012. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Penerbit Kencana.
Setiadi, Pradana, David P.E. Saerang dan Treesje Runtu. 2014. Jurnal Berkala
Ilmu Efisiensi volume 14 no.2-Mei 2014. Perhitungan Harga Pokok
Produksi dalam Penentuan Harga Jual pada CV. Minahasa Mantap
Perkas. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Spillane, J.J dan James J. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Supardiyono, Y.P, G. Anto Listianto. Panduan Penulisan Skripsi Program Studi
Akuntansi edisi revisi ke-2. Yogyakarta: Tidak dipublikasikan.
Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Edisi pertama. BPFE, Yogyakarta.
Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran Hasil Wawancara
WAWANCARA I
Hari/Tanggal: 9 November 2015
Narasumber: Sr. Anastasia
Tempat: Susteran ADM, Jetis
1. Bagaimana latar belakang peternakan seraphine?
Jawaban: pada awalnya sayam memikirkan nasib para petani dan juga
peternak sapi di kawasan Pakem, Sleman Yogyakarta. Selama ini
peternakan sering dianggap sebelah mata atau sampingan bagi petani yang
memiliki kegiatan utama bercocok tanam. Padahal hasil penjualan produk
dari peternakan juga lumayan untuk meningkatkan taraf hidup petani yang
juga peternak khususnya peternak sapi perah di daerah Pakem. Selain itu
ingin memanfaatkan juga kotoran sapi yang biasanya hanya menjadi
pupuk kandang menjadi biogas yang dapat digunakan untuk menambah
daya guna dan manfaat.
2. Apa tujuan dan visi misi dari peternakan?
Jawaban: Menggembangkan hasil peternakan khususnya peternakan sapi
perah di daerah Pakem Yogyakarta berbasis pemanfaatan limbah serta
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan peternak sapi. Mengajarkan
masyarakat memanfaatkan limbah peternakan.kemudian misinya
membudidayakan peternakan secara ramah lingkungan, membeli hasil
susu sapi segar dari peternakan lain, membuat olahan susu segar menjadi
siap minum yang dikemas.
3. Kapan peternakan mulai didirikan dan bagaimana ide pembuatan susu cup
muncul?
Jawaban: Tahun 2012 peternakan mulai berdiri awalnya hanya memiliki 1
ekor sapi dan harus meminjam pejantan untuk mengembangbiakkan.
Karena istilahnya masih belum paham dan baru pertama kali jadi rasanya
lama sekali untuk bisa memerah. Setelah berjalan 1 tahun lebih dan mulai
memproduksi susu dan untuk menambah nilai jual akhirnya susu dibuat
dalam kemasan cup dan dijual kemasan plastik. Karena hasil produksi
habis untuk memenuhi pesanan peternakan memutuskan untuk menambah
sapi dari Boyolali. Namun karena waktu itu susu yang diproduksi tidak
cukup maka dibantu dengan susu segar yang dibeli dari Kemiri.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4. Apa saja produk dari peternakan?
Jawaban: ada susu murni. Utamanya adalah susu murni yang kami jual
dalam kemasan plastic. Selain itu juga setiap harinya kami mendapat
orderan dari Roti van Java jalan Parangtritis sebanyak 20 liter. Awalnya
hanya itu tapi tahun 2013 kami butuh tambahan pendapatan dan juga
untuk mengembangkan peternakan kami membuat susu yang sudah diberi
rasa dalam kemasan cup. Pernah juga membuat yoghurt namun kurang
banyak peminatnya. Kami juga memiliki langganan yang mau membeli
susu cup kami yg sudah 4 hari untuk menjadi bahan baku pudding. Karena
susu yang kami produksi hanya bertahan kurang lebih selama 5 hari saja
maka agar tetap bisa digunakan diolah lagi menjadi pudding.
5. Berapa jumlah karyawan dan bertugas apa saja?
Jawaban: di sini karyawan ada 5, 2 orang bertugas di kandang/ peternakan
tugasnya mencari rumput dan membersihkan kandang. Untuk memerah
susu sudah tidak perlu menggunakan tangan karena peternakan telah
memiliki alat pemerah susu. Lagipula susu yang digunakan untuk
membuat susu cup justru bukan dari peternakan melainkan membeli dari
peternak sapi perah di Kemiri. Untuk proses produksi ada 1 orang
karyawan yaitu Ibu Ningsih. Semua proses mulai dari menyaring, merebus
susu hingga packing dikerjakan sendiri. Kadang kalau ada tambahan
pesanan di luar kapasitas produksi saya juga ikut membantu
6. Jadwal produksi?
Jawaban: Jadwal produksi susu setiap hari Senin-Sabtu, Minggu libur.
Untuk produk yang diproduksi hari Sabtu akan dipasarkan hari Senin. 1
hari memproduksi 300cup (50 liter). Target peternakan memproduksi susu
60-70liter. 50liter dijual untuk cup sisanya dijual sebagai susu murni.
Masa expired 4 hari. Memasak senin, jumat expired. 5hari sesudah
produksi. Satu bulan rata-rata berproduksi 30 kali pada keadaan normal.
7. Berapa laba yang diharapkan oleh perusahaan dan apa saja cita-cita yang
ingin dicapai perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang?
8. Jawaban: Tidak ada kisaran khusus, tapi bisa dikatakan paling tidak 20%
lah untuk membeli sapi dan memajukan peternakan.
WAWANCARA II
Hari/Tanggal: 30 Januari 2016
Narasumber: Ibu Ningsih
Tempat: Rumah Produksi Pakem, Sleman
1. Bagaimana tahapan produksi untuk pembuatan susu cup?
Jawaban: yang pertama susu yang telah disaring direbus dengan
menggunakan panci khusus, sambil terus diaduk agar tidak pecah.
Kemudian didinginkan dengan cara memasukkan panci ke dalam bak
pendingin sambil diaduk dengan gula agar larut. Kalau sudah benar-benar
dingin dicampurkan dengan essens dan sirup. Untuk rasa coklat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
keadaan hangat masukkan bubuk coklat. Biasanya untuk rasa coklat
ditambahi gula agar manisnya menutupi pahitnya coklat tapi masih terasa
coklatnya. Setelah itu dimasukkan ke cup kemudian dipres lalu distikeri
dan masukkan ke lemari pendingin.
2. Bahan baku dan bahan penolong apa saja yang diperlukan?
Jawaban: susu 50 liter untuk satu kali produksi yang dibeli dari peternakan
Kemiri dan gula pasir. Untuk perasa menggunakan esens, sirup dan bubuk
coklat. Untuk mengemas menggunakan cup, plastik penutup dan stiker.
3. Berapa banyak susu yang diproduksi dalam 1 bulan?
Jawaban: untuk 1 kali produksi 300 cup, setiap hari bisa berproduksi 1-2
kali. Rata-rata 1 bulan 30 kali produksi. Kalau ada pesanan bisa lebih dari
9.000 cup dalam 1 bulannya.
4. Apa saja alat yang digunakan untuk proses produksi?
Jawaban: panci untuk merebus, kompor biogas, bak air untuk
mendinginkan susu yang telah direbus, mesin pres, gelas ukur, kulkas
untuk penyimpanan.
WAWANCARA III
Hari/Tanggal: 31 Januari 2016
Narasumber: Mbak Wiwit
Tempat: Susteran ADM, Jetis
1. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku dan bahan
penolong?
Jawaban: kalau susu dari kami dijual per liter Rp8.000,00/liter sedangkan
susu yang dibeli dari Kemiri seharga Rp6.000,00-Rp7.000,00 tapi
biasanya kami mengambil yang kualitasnya bagus yang harganya
Rp7.000,00/liter. Gula biasanya membeli langsung 1 karung itu sekitar
Rp530.000,00 itu 50kg. Jadi per kilonya Rp10.600,00. Sirup itu biasanya
untuk 1 kali produksi 1 botol habis, harga 1 botolnya Rp16.900,00. Kalau
yang rasa coklat beda. Untuk susu yang coklat gulanya ditambahi agar
lebih manis untuk menetralkan bubuk coklat. Setiap 6sdt bubuk coklat
ditambahkan 6sdm gula pasir. Harga bubuk coklat itu per kemasan isi
500gr Rp34.000,00. Selain perasa dari sirup biasanya ditambahkan esens
seperti vanili untuk 1 kali produksi membutuhkan 1 botol, harganya
Rp4.600,00/botol.
2. Berapa gaji karyawan yang bertugas pada proses produksi?
Jawaban: Yang digaji dari produksi susu cup ada 2 yang pertama ibu
Ningsih. Gaji tiap bulannya Rp875.000,00 ditambah uang kesejahteraan
Rp 240.000,00
3. Biaya operasional seperti listrik, air dan gas?
Jawaban: listrik mulai tahun ini menggunakan voucher sehingga
pengeluaran tiap bulannya sekitar Rp100.000,00. Gas menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
biogas, air menggunakan sumur atau sumber mata air sendiri tidak
menggunakan PDAM.
4. Bagaimana penetapan harga pokok produksi?
Jawaban: menambahkan semua biaya mulai dari bahan baku, biaya tenaga
kerja dan listrik.
5. Bagaimana penentuan harga jual?
Jawaban: harga jualnya kira-kira Rp2.500,00 dari kami, kemudian di luar
dijual lagi beragam mulai dari Rp3.000,00-Rp3.500,00
Download