Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Perusahaan Melalui

advertisement
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini banyak sekali perusahaan yang tidak hanya
mengungkapkan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan melainkan
juga mengungkapkan kinerja lingkungan sebagai akibat dari aktifitas perusahaan
dan cara mengatasinya, karena masyarakat mulai menuntut agar perusahaan
memberikan transparansi tentang informasi baik informasi mengenai kinerja
perusahaan maupun informasi mengenai kinerja lingkungan perusahaan.
Pertanggungjawaban perusahaan mengenai pengelolaan lingkungan yang
berkelanjutan, yang perlu dilakukan perusahaan mengenai hal ini adalah juga
dengan mengungkapkan informasi mengenai Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk mewakili aspek pertanggungjawaban sosial dan lingkungan
perusahaan.
Penelitian ini memasukkan Corporate Social Responsibility (CSR) yang
memperhatikan aktifitas sosial dan lingkungan atas kegiatan atau aktifitas sosial
yang dilakukan perusahaan, sehingga informasi yang diungkapkan perusahaan
tidak hanya informasi keuangan perusahaan, namun juga mengungkapkan
informasi mengenai dampak sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh
aktifitas perusahaan.
Dalam mengukur kinerja lingkungan perusahaan pemerintah telah
mengeluarkan program PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) yang sudah dimulai sejak
tahun 2002. Program ini melakukan pemeringkatan perusahaan dari yang terbaik
sampai yang terburuk dalam hal ketaatan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Terdapat lima kategorisasi yang tercermin dalam peringkat warna yaitu
kategori EMAS, HIJAU, BIRU, MERAH dan HITAM. Dimana warna EMAS
mencerminkan peringkat terbaik (insentif reputasi tertinggi), sementara HITAM
mencerminkan peringkat terburuk (disinsentif reputasi tertinggi) (Hartanti, 2009).
Namun PROPER itu sendiri dipublikasikan oleh stakeholder, dan bagi
shareholder tidak dapat melihat kinerja tersebut sehingga dimasukkan corporate
social responsibility disclosure yang mencantumkan kinerja lingkungan
perusahaan yang diungkapkan melalui laporan tahunan perusahaan.
Pengaruh antara laporan mengenai pengungkapan pertanggung jawaban
sosial (CSR Disclosure) dengan kinerja perusahaan berpengaruh positif.
Restuningdiah (2010) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif antara
pengungkapan pertanggung jawaban sosial dengan kinerja perusahaan. Dari hasil
penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa pengungkapan pertanggung jawaban
sosial
berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
perusahaan,
yaitu
dengan
Pengaruh mengenai kinerja sosial (termasuk didalamnya
kinerja
meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri.
lingkungan hidup) merupakan isu yang menarik dalam penelitian mengenai
tanggung jawab sosial perusahaan dan pembangunan keberlanjutan. Karena
hingga sejauh ini hasil-hasil penelitian di bidang ini memperlihatkan hasil yang
beragam (Al Tuwaijri, 2004) dalam Hartanti (2009). Beberapa penelitian
memperlihatkan adanya pengaruh negatif, antara kinerja lingkungan dengan
kinerja perusahaan sementara sebagian lainnya memperlihatkan pengaruh positif
Beberapa
penelitian
terdahulu
menunjukkan
kinerja
lingkungan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Almilia & Wijayanto (2007)
menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja lingkungan
dengan kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja lingkungan
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yaitu dengan meningkatnya
profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan masih adanya ketidak seragaman hasil penelitian, maka
penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap
kinerja perusahaan melalui pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan
perusahaan (pada CSR Disclosure). Pengujian pengaruh CSR Disclosure dalam
penelitian ini adalah sebagai variable intervening dalam menganalisis pengaruh
tidak langsung kinerja lingkungan pada kinerja perusahaan
seperti yang
disarankan oleh Rakhiemah& Agustia (2009).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan
persoalan penelitian adalah sebagai berikut : (1) Apakah kinerja lingkungan
berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure ? (2) Apakah
corporate
social responsibility
disclosure berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan ? (3) Apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan ? (4) Apakah kinerja lingkungan berpengaruh tidak langsung terhadap
kinerja perusahaan melalui corporate social responsibility disclosure ?
Kontribusi yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini adalah
bahwa hasil pengujian empiris ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
badan penyusun standar akuntansi dan badan otoritas pasar modal mengenai
relevansi dari pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan.
Sedangkan manfaat bagi emiten selaku perusahaan yang menjual saham akan
mendapat perhatian oleh para investor, karena mendapatkan wacana baru yaitu
mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan dan tidak hanya wacana
moneter perusahaan. Karena dapat dimungkinkan bahwa dengan adanya CSR
Disclosure dalam perusahaan akan memberikan peningkatan pada kinerja
perusahaan, yaitu profitabilitas perusahaan itu sendiri.
TELAAH TEORITIS
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan perusahaan menurut Suratno dkk. (2006) adalah
kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja
lingkungan perusahaan diukur melalui PROPER (Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup). Pengukuran kinerja
lingkungan telah dilaksanakan oleh pemerintah sejak tahun 2002. Program ini
digunakan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup untuk mengukur tingkat
ketaatan perusahaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
kinerja perusahaan dalam pelaksanaan berbagai kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pengelolaan lingkungan yang belum menjadi persyaratan penataan
(beyond compliance).
Khusus mengenai PROPER, sejak tahun 2002 kementrian negara
lingkungan hidup bekerja sama dengan Bapedal dan instansi terkait lainnya
mencanangkan program PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) berdasarkan UU No. 3/1997
dan KepMen 127/MENLH/2002. PROPER dikondisikan sebagai reputation
award dan merupakan perwujudan transparansi dan publik partisipasi dalam
pengelolaan lingkungan. Program ini melakukan pemeringkatan perusahaan dari
yang terbaik sampai yang terburuk dalam hal ketaatan dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
Mengingat hasil penilaian peringkat PROPER ini akan dipublikasikan
secara terbuka kepada publik dan stakeholder lainnya, maka kinerja penataan
perusahaan dikelompokkan ke dalam peringkat warna. Melalui pemeringkatan
warna ini diharapkan masyarakat dapat lebih mudah memahami kinerja penataan
masing-masing perusahaan. Sejauh ini dapat dikatakan bahwa PROPER
merupakan sistem pemeringkatan yang pertama kali menggunakan peringkat
warna.
Peringkat proper dikategorikan dalam 5. Ada emas, Hijau, Biru, Merah,
dan Hitam. Dari ke lima kategori tersebut, masing-masing diberi skor dari yang
terbaik sampai yang terburuk yaitu : Emas : Sangat sangat baik skor = 5; Hijau :
Sangat baik skor = 4; Biru : Baik skor = 3; Merah : Buruk skor = 2; Hitam :
Sangat buruk skor = 1.
Kategori emas merupakan penilaian untuk perusahaan yang telah
melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah
melakukan upaya 3 R (Reuse, Recycle dan Recovery), kemudian juga telah
menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang berkesinambungan, serta
melakukan upaya-upaya yang berguna bagi kepentingan masyarakat pada jangka
panjang.
Kemudian kategori hijau, bagi perusahaan yang telah melakukan
pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah mempunyai sistem
pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan masyrakat,
termasuk melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle dan Recovery).
Adapun biru, bagi perusahaan yang telah melakukan pengelolaan yang
dipersyaratakan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
Untuk peringkat merah, diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan
upaya pengelolaan lingkungan, tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Kemudian peringkat yang terakhir, hitam, diberikan kepada perusahaan
yang belum melakukan upaya lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan
upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi
mencemari lingkuangan.
Corporate Social Responsibility Disclosure
Menurut Hackston dan Milnedalam Cahya (2010), tangggung jawab sosial
perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social responsibility atau social
disclosure, corporate social reporting, social reporting merupakan proses
pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005). Perusahaan memiliki
kewajiban sosial atas apa yang terjadi disekitar lingkungan masyarakat.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut dengan
corporate social responsibility disclosure (CSR disclosure) merupakan suatu
konsep bahwa organisasi, dalam hal ini lebih dispesifikkan kepada perusahaan,
adalah memiliki sebuah tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan. CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan lagi
sekedar kegiatan ekonomi, yang menciptakan profit demi kelangsungan usaha,
tapi juga tanggung jawab sosial dan lingkungan (SWA: 2005) dalam Saputra
(2009). Tanggung jawab perusahaan tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan
perusahaan, tetapi juga harus bertanggung jawab terhadap masalah sosial yang
ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan.
Perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan
juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya
tempat perusahaan beroperasi. Perusahaan berharap dengan pengungkapan CSR
akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya
dalam jangka panjang (Kiroyan,2006, dalam Restuningdiah, 2010). Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan
direspon positif oleh para pelaku pasar. Pengungkapan informasi CSR dalam
laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun,
mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan
politis (Guthrie dan Parker, 1990).
Kinerja Perusahaan
Kinerja diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan
adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Kinerja menjadi ukuran
prestasi
yang dicapai dalam menjalankan tugas, disesuaikan dengan tingkat
kemampuan yang dapat dilakukan. Dengan demikian pengertian kinerja adalah
keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas (Byars,1983) dalam Uni
(2006).
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari profitabilitas perusahaan itu sendiri.
Semakin tinggi profitabilitas semakin baik pula kinerja suatu perusahaan.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
yaitu Return On Asset (ROA). Dalam penelitian ini menggunakan ROA karena
mengikuti penelitian-penelitian sebelumnya yang selalu mendapatkan hasil yang
signifikan. Restuningdiah (2010) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan
berpengaruh terhadap ROA melalui CSR Disclosure. ROA merupakan bentuk
yang paling mudah dalam analisis profitabilitas dalam menghubungkan laba
bersih (EBIT) yang dilaporkan terhadap total aktiva.
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total
aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai
aktiva) dikeluarkan dari analisis.
Perumusan Hipotesis
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure.
Sebagian perusahaan dalam industri modern menyadari sepenuhnya bahwa
isu lingkungan dan sosial juga merupakan bagian penting dari perusahaan
(Pflieger, et al, 2005) dalam Saputra (2009). Maka perusahaan dengan kinerja
lingkungan yang baik perlu mengungkapkan pertanggungjawaban sosial
perusahaan, karena mereka percaya bahwa dengan adanya CSR Disclosure maka
akan memperoleh legitimasi. Dalam teori legitimasi menganjurkan perusahaan
untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh
masyarakat.
Perusahaan
menggunakan
laporan
tahunan
mereka
untuk
menggambarkan kesan tanggung jawab terhadap lingkungan, sehingga mereka
diterima oleh masyarakat. Mereka akan lebih menyukai perusahaa atau produk
yang perusahaannya menerapkan corporate social responsibility, dan pada
akhirnya untuk mencapai tujuan utama perusahaa yaitu profit.
Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara kinerja lingkungan dan
CSR Disclosureoleh Rakhiemah & Agustia (2009) menunjukkan bahwa kinerja
lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap corporate social
responsibility disclosure. Hal ini menunjukkan hubungan yang positif, jika kinerja
lingkungan meningkat maka CSR Disclosure juga meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Kinerja lingkungan yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan
corporate social responsibility disclosure.
Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Kinerja
Perusahaan.
Pengaruh antara CSR Disclosure dengan kinerja perusahaan diyakini dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan dalam hal laba maupun pandangan
masyarakat terhadap perusahaan tersebut. pengungkapan pertanggungjawaban
sosial perusahaan yang akan merubah pandangan terhadap para investor dan
stakeholder.
Perusahaan yang mengungkapkan pertanggungjawaban sosial dalam
laporan keuangannya akan menimbulkan ketertarikan para investor dan
stakeholder terhadap keuntungan perusahaan. Diharapkan ketika para investor
membaca laporan CSR Disclosure mereka tetap berinvestasi di dalam perusahaan
tersebut, bahkan akan menarik para investor baru untuk berinvestasi, dan
perusahaan akan mendapat reputasi yang baik dari stakeholder, mereka akan lebih
menyukai perusahaan atau produk yang perusahaannya menerapkan corporate
social responsibility. Dengan begitu profitabilitas perusahaan tinggi yang akan
memperbaiki kinerja perusahaan.
Penelitian mengenai CSR Disclosure dan kinerja perusahaaan oleh Titisari
(2009) pengungkapan informasi lingkungan (CSR Disclosure) menunjukkan
pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan, jika kinerja lingkungan
meningkat maka CSR Disclosure juga meningkat.
Berdasarkan uraian ditas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan.
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Perusahaan
Sebagian perusahaan dalam industri modern menyadari sepenuhnya bahwa
isu lingkungan dan sosial merupakan bagian penting dari perusahaan (Pflieger, et
al, 2005). Diharapkan dengan adanya kinerja lingkungan pada perusahaan akan
berpengaruh positif terhadap kinerja finansial perusahaan. Perusahaan akan
mendapatkan keuntungan yaitu ketertarikan dari pemegang saham dan juga
stakeholder yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan dan pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan
yaitu kinerja perusahaan itu sendiri. Namun logikanya, perusahaan yang
melaksanakan kinerja lingkungan akan mengakibatkan biaya yang lebih tinggi
dibanding perusahaan yang tidak melakukan kinerja lingkungan.
Dari hasil penelitian sebelumnya, Almilia & Wijayanto ( 2007)
menemukan adanya pengaruh positif karena terdapat pengaruh yang signifikan
antara kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan. Begitu juga
dengan Restuningdiah (2010) menemukan adanya hubungan positif karena
terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja lingkungan dengan ROA
(Kinerja Perusahaan).
Berdasarkan uraian ditas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Kinerja lingkungan yang baik akan berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Perusahaan melalui
Corporate Social Responsibility Disclosure
Ferreira (2004) dalam Saputra (2009) menyatakan bahwa persoalan
konservasi lingkungan merupakan tugas setiap individu, pemerintah dan
perusahaan. Sebagai bagian dari tatanan sosial, perusahaan seharusnya
melaporkan pengelolaan lingkungan perusahannya dalam annual report, Hal ini
karena terkait dengan tiga aspek persoalan kepentingan: keberlanjutan aspek
ekonomi, lingkungan dan kinerja sosial. Dari perspektif ekonomi, perusahaan
akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan
nilai perusahaan yang menggambarkan good news bagi investor dan stakeholder.
Perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan
keuangannya dalam jangka panjang melalui penerapan CSR (Kiroyan, 2006)
dalam Restuningdiah (2010).
Pada dasarnya kinerja lingkungan tidak dicantumkan di dalam laporan
tahunan perusahaan secara langsung. Kementerian Negara Lingkungan Hidup
yang mengeluarkan penilaian peringkat kinerja penataan dalam pengelolaan
lingkungan hidup, dan informasi tersebut disebarkan kepada stakeholder,
diharapkan para stakeholder dapat menyikapi secara aktif atas informasi ini,
sehingga mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan
lingkungan. Namun dari investor sendiri tidak melihat informasi tersebut yang
mengakibatkan para investor tidak tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan
karena pada masa sekarang ini para investor tidak hanya memperhatikan kinerja
keuangan perusahaan saja tetapi juga aktivitas sosial yang dilakukan oleh
perusahaa.
Aktivitas
tersebut
akan
dimasukkan
ke
dalam
informasi
pertanggungjawaban sosial perusahaan yang nantinya akan dilaporkan ke laporan
tahunan perusahaan. Dengan begitu para investor dapat melihat aktivitas sosial
perusahaan dari CSR Disclosure yang ada dalam laporan tahunan. Sehingga para
investor tertarik untuk berinvestasi yang nantinya akan berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
Hasil penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja
perusahaan yang tidak seragam menunjukkan adanya faktor lain yang turut
menginteraksi. Maka dalam hal ini peneliti memasukkan corporate social
responsibility disclosure sebagai intervening variable. Hasil penelitian Saputra
(2009) menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan
menemukan hubungan yang positif antara CSR Disclosure dengan kinerja
perusahaan. Namun sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah &
Agustia (2009) menunjukkan bahwa CSR Disclosure tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Fredman dan Jaggi (1992) dalam
Saputra (2009) menguji hubungan jangka panjang antara kinerja lingkungan
dengan kinerja perusahaan dengan menggunakan persentase perubahan dalam tiga
ukuran polusi dan berbagai rasio akuntansi sebagai proksi empiris dari kinerja
lingkungan dan kinerja perusahaan. Mereka gagal menolak hipotesis nol
mengenai tidak adanya hubungan yang signifikan antara kinerja lingkungan
dengan kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian ditas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan melalui
corporate social responsibility disclosure
Kerangka Konseptual
Berdasarkan hipotesis yang ada, maka kerangka konseptual penelitian ini
Kinerja
Lingkungan
Corprate Social
Responsibility
Disclosure
Kinerja
Perusahaan
Gambar 1. Model Kerangka Konseptual Pengaruh Kinerja Lingkungan dan
Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Kinerja Perusahaan
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang mengenai kinerja lingkungan (menggunakan laporan PROPER yang
diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup), Report CSR, annual report
(data diperoleh dari website perusahaan, serta dari www.idx.co.id).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar (go-public) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20082010 yang telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan
sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yag ditentukan. Adapun kriteria
pemilihan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut : (a) Perusahaan
manufaktur yang listing di BEI pada periode pengamatan 2008-2010, (b)
Memiliki data PROPER periode pengamatan 2008-2010, (c) Informasi
pengungkapan sosialnya diungkapkan pada laporan tahunan (annual Report) atau
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan pada tahun 2008-2010.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan perusahaan menurut Suratno dkk. (2006) adalah
kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja
lingkungan perusahaan diukur melalui PROPER (Program Penilaian Peringkat
Kerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup). PROPER diumumkan
rutin kepada masyarakat.
Peringkat proper dikategorikan dalam 5. Ada emas, Hijau, Biru, Merah,
dan Hitam. Dari lima kategori tersebut, masing-masing diberi skor dari yang
terbaik sampai yang terburuk yaitu : Emas : Sangat sangat baik skor = 5; Hijau :
Sangat baik skor = 4; Biru : Baik skor = 3; Merah : Buruk skor = 2; Hitam :
Sangat buruk skor = 1.
Corporate Social Responcibility Disclosure
Corporate social responsibility disclosure merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban perusahaan terhadap stakeholders selain laporan keuangan.
Di masa kini,
perusahaan tidak hanya dipandang dengan tujuan utama
memaksimalkan laba bagi pemegang saham, tetapi juga dituntut untuk
memperhatikan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. CSR dipandang
bukan hanya sebagai biaya, tapi juga sebagai investasi jangka panjang yang dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Corporate social responsibility disclosure diukur dengan menggunakan
CSR index yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaan sampel
atas pengungkapan sosial yang dilakukannya (Zuhroh dan Sukmawati, 2003).
Dimana instrumen pengukuran dalam checklist yang akan digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan Sembiring (2005), yang
mengelompokkan informasi CSR ke dalam 7 kategoriyakni : lingkungan, energi,
kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain- lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat, dan umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian yang
dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996), dalam Rakhiemah & Agustia (2009).
Ke tujuh kategori tersebut terbagi dalam 78 item pengungkapan.
Perusahaan diberi skor 1 jika mengungkapkan item informasi dan diberi
skor 0 jika tidak mengungkapkan (Sayekti dan Wondabio, 2007). Selanjutnya skor
dari setiap item dijumlahkan untuk memperolah keseluruhan skor untuk setiap
perusahaan. Rumus penghitungan CSRI adalah sebagai berikut: (Sayekti dan
Wondabio, 2007)
=
...................................................................................................... (1)
Keterangan :
: Corporate Sosial Responsibility Disclosure Index perusahaan j
: jumlah item untuk perusahaan j, nj
78
: dummy variabel: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan
Dengan demikian, 0
1
Kinerja Perusahaan
ROA adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan aktiva
untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total (Stoner dan Sirait, 1994).
Rasio ini merupakan rasio yang terpenting untuk mengetahui profitabilitas suatu
perusahaan. Return on asset merupakan ukuran efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
(2)
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
jalur dengan regresi. Dalam analisis regresi yang akan diolah terlebih dahulu
harus bebas dari uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan agar nilai
parameter model penduga yang digunakan dinyatakan valid. Uji penyimpangan
asumsi klasik menurut Ghozali (2006) terdiri dari :
a.
Uji Normalitas
b.
Uji Heteroskesdastisitas
c.
Uji Mutlikoliniearitas
Rumus model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis dilakukan
analisis jalur (path analysis), dengan model sebagai berikut :
X2 = +
1aX1 + 1
Y =
1bX1 +
+
2X2 + 2
(3)
............................................................................... (4)
Keterangan :
Y = Kinerja Perusahaan
1= Koefisien Regresi Kinerja Lingkungan
X1 = Kinerja Lingkungan
2 = Koefisien Regresi CSR Disclosure
X2 = CSR Disclosure
= Error
= Konstanta
Untuk menguji pengaruh tidak langsung dari koefisien jalur pada hipotesis
keempat yang signifikan atau tidak diuji dengan Sobel test menurut Ghozali (2011
: 255) dengan rumus sebagai berikut :
................................................................ (5)
Setelah menemukan hasil Sp3p3, selanjutnya menghitung nilai statistik
pengaruh Intervening dengan ketentuan t hitung lebih besar dari t tabel rumus
sebagai berikut :
(6)
Keterangan :
a = koefisien path H1
b = koefisien path H3
s = standar eror
ANALISIS DATA
Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 sampai
2010. Perusahaan yang dipilih adalah sektor manufaktur karena memiliki jumlah
perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain.
Selain itu mereka juga mengikuti Program Penelitian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Berdasarkan
metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 34 dari 12 perusahaan
sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel Perusahaan Manufaktur Indonesia Tahun
2008-2010
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010
Jumlah perusahaan manufaktur yang tidak mengikuti PROPER tahin 2008-2010
Jumlah perusahaan manufaktur yang tidak terdapat annual report 2008-2010
Total objek penelitian
Sumber : data ICMD tahun 2005-2010
450
(370)
(46)
34
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan perusahaan menurut Suratno dkk. (2006) adalah
kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja
lingkungan perusahaan diukur melalui PROPER (Program Penilaian Peringkat
Kerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peringkat proper
dikategorikan dalam 5. Ada emas, Hijau, Biru, Merah, dan Hitam. Dari ke lima
kategori tersebut, masing-masing diberi skor dari yang terbaik sampai yang
terburuk yaitu : Emas : Sangat sangat baik skor = 5; Hijau : Sangat baik skor = 4;
Biru : Baik skor = 3; Merah : Buruk skor = 2; Hitam : Sangat buruk skor = 1. Data
dapat diperoleh dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup yang dipublikasikan.
Tabel 2. Nama Perusahaan dan Peringkat PROPER Tahun 2008-2010
Tahun
Perusahaan
1
PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.
2
PT. Citra Tubindo, Tbk.
3
PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk.
4
PT. Holcim Indonesia, Tbk.
5
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
6
PT. Kalbe Farma, Tbk.
7
PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.
8
PT. Pupuk Kalimantan Timur, Tbk.
9
PT. Semen Gresik (Persero), Tbk.
10 PT. Tri Polyta Indonesia, Tbk.
11 PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk. (UIC)
12 PT. Unilever Indonesia, Tbk Pabrik Cikarang
Rata-rata
Sumber : data PROPERMENLH 2008-2009
No
PROPER
2008 2009 2010
3
3
4
3
2
3
3
3
4
4
5
4
5
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
3,250 3,417 3,545
Dari pengamatan tabel 2 diperoleh hasil bahwa pada tahun 2008
perusahaan yang memiliki peringkat tertinggi dari penilaian PROPER adalah PT.
Holcim Indonersia, Tbk, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dan PT. Semen
Gresik, Tbk dengan skor 4 yaitu kategori hijau yang berarti sangat baik.
Sedangkan hasil PROPER terendah pada tahun 2008 dengan skor 3 yaitu kategori
biru yang berati baik dengan jumlah 9 perusahaan. Pada tahun 2009 peringkat
tertinggi dipegang oleh PT.Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dengan skor 5
kategori emas, dan skor terendah 2 kategori merah yang berarti buruk dipegang
oleh PT. Citra tubindo, Tbk. Pada tahun 2010 peringkat tertinggi diperoleh PT.
Holcim Indonesia, Tbk dengan skor 5 dan peringkat terendah dengan skor 3
diperoleh oleh 5 perusahaan.
Dari hasil perhitungan rata-rata setiap tahun diperoleh hasil pada tahun
2008 rata-rata perhitungan PROPER sebesar 3,250. Sedangkan pada tahun 2009
diperoleh rata-rata sebesar 3,417. Pada tahun 2010 diperoleh rata-rata 3,545. Ini
menandakan bahwa ada sedikit peningkatan rata-rata peringkat PROPER dari
tahun 2008, 2009 dan 2010.
Corporate Social Responsibility Disclosure
Informasi CSR Disclosure dikelompokkan ke dalam 7 kategori yaitu :
lingkungan, energi, kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain- lain tenaga
kerja,
produk,
keterlibatan
masyarakat
dan
umum.
Gambaran
tentang
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah seperti yang terlihat
dalam tabel 3
Tabel 3. Nama Perusahaan dan Pengungkapan CSR Disclosure Tahun
2008-2010
Tahun
Perusahaan
1
PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.
2
PT. Citra Tubindo, Tbk.
3
PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk.
4
PT. Holcim Indonesia, Tbk
5
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
6
PT. Kalbe Farma, Tbk.
7
PT. Kimia Farma (Persero), Tbk
8
PT. Pupuk Kalimantan Timur, Tbk.
9
PT. Semen Gresik (Persero), Tbk.
10
PT. Tri Polyta Indonesia, Tbk.
11
PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk. (UIC)
12
PT. Unilever Indonesia, Tbk
Rata-rata
No
2008
0,385
0,333
0,282
0,615
0,628
0,359
0,295
0,308
0,462
0,205
0,218
0,449
0,378
CSRD
2009
0,308
0,244
0,308
0,615
0,654
0,359
0,308
0,321
0,474
0,295
0,308
0,526
0,393
2010
0,346
0,269
0,590
0,654
0,372
0,218
0,346
0,436
0,256
0,538
0,403
Sumber : data diolah, 2012
Tabel 3 menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial secara
keseluruhan masih tergolong sedang, yaitu rata-rata keseluruhan yang diperoleh
pada tahun 2008 hanya sebesar 0,378 atau sebesar 37,8%. Sedangkan pada tahun
2009 sebesar 0,393 atau sebesar 39,3%. Dan pada tahun 2010 sebesar 0,403 atau
sebesar 40,3%.Perusahaan manufaktur yang paling banyak mengungkapkan
tanggung jawab sosial pada tahun 2008 yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa,
Tbk dengan skor 0,628 dan yang paling sedikit mengungkapkan tanggung jawab
sosial yaitu PT. Tri Polyta Indonesia, Tbk dengan skor 0,205. Pada tahun 2009,
perusahaan yang paling banyak mengungkapkan tanggung jawab sosial masih
sama dari tahun 2008 PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dengan adanya
peningkatan skor menjadi 0,654. Dan perusahaan yang paling sedikit
mengungkapkan yaitu PT. Citra Tubindo, Tbk dengan skor 0,244. Pada tahun
2010 perusahaan yang paling besar mengungkapkan yaitu PT. Indocement
Tunggal Prakarsa, Tbk dengan skor 0,654 sedangakan skor terendah diperoleh PT.
Unggul Indah Cahaya, Tbk dengan skor 0,256.
Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari profitabilitas perusahaan itu sendiri.
Semakin tinggi profitabilitas semakin baik pula kinerja suatu perusahaan.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
yaitu Return On Asset (ROA).
Tabel 4. Nama Perusahaan dan Return On Asset 2008-2010
No
1
2
3
4
Tahun
Perusahaan
PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.
PT. Citra Tubindo, Tbk.
PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk.
PT. Holcim Indonesia, Tbk.
2008
11,45%
10%
1,0%
4%
ROA
2009
3,41%
7%
7,54%
12,32%
2010
14%
7%
8%
5
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
6
PT. Kalbe Farma, Tbk.
7
PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.
8
PT. Pupuk Kalimantan Timur, Tbk.
9
PT. Semen Gresik (Persero), Tbk.
10
PT. Tri Polyta Indonesia, Tbk.
11
PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk. (UIC)
12
PT. Unilever Indonesia, Tbk
Rata-rata
Sumber : Laporan tahunan perusahaan 2008-2009
16%
12,39%
3,81%
8,9%
23,8%
-0.59%
1,30%
37%
13,33%
22%
14,33%
4,00%
9,9%
25,7%
17,58%
1,75%
40,7%
14,5%
23%
18,29%
8,37%
10%
23,3%
1,48%
39%
17,4%
Dari pengamatan tabel 4 rata-rata kinerja perusahaan mengalami sedikit
peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar 13,33% dan pada tahun 2009 rata-rata
kinerja perusahaan sebesar 14,5%. Pada tahun 2010 meningkat sebesar
17,4%.Kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA selama tahun 2008 yang
paling besar yaitu PT.Unolever Indonesia, Tbk sebesar 37% dan yang paling
rendah memiliki ROA PT. Tri Polyta Indonesia, Tbk sebesar -0,59%. Sedangkan
pada
tahun
2009
perusahaan
PT. Unilever Indonesia, Tbk
yang
sebesar
paling
40,5%
besar
dan
ROA
yang
nya
paling
yaitu
rendah
PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk sebesar 1,75%. Sedangkan pada tahun 2010 ROA
tertinggi diperoleh PT. Unilever Indonesia, Tbk sedangkan paling rendah PT.
Unggul Indah Cahaya sebesar 1,48%.
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk
menguji apakah data berdistribusi normal akan digunakan uji KolmogorovSmirnov. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dengan
nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,264 > 0,05.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
!
"
!
$
# %%
&
#
'(
)
+
)
*"
,
' - . ") / *
1
*
0
(
Sumber : Output SPSS, 2012
Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk meregresi nilai absolut residual
terhadap variabel independen. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser,
dimana jika nilai signifikansi di bawah 0,05. Dari hasil uji glejser menunjukkan
bahwa tidak terjadi heteroskesdastisitas karena tidak ada satupun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai
Absolute.
2
!
3
/2
0
"
2
%%&
"
*
2" #
4
3
1
*
.
# .
$
%%&
( 5 ( 6
Sumber : data sekunder yang diolah
")
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Berdasarkan hasil pengujian
yang
dilakukan
dapat
disimpulkan
penelitian
ini
bebas
dari
gejala
multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel semua variabel independen pada tahun
2008-2010 memiliki VIF maing-masing 2,191 atau VIF < 10. Selain itu nilai
toleransi untuk setiap variabel independen adalah 0,456 yaitu lebih besar dari 0,1
(tolerance > 0,1). Dengan demikian disimpulkan tidak ada multikolinearitas
dalam model regresi ini.
Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas
2
!
3
/2
0 *
. .
"
2
%%&
"
$
%%&
3
2
1
-"
&
478
$*
*
*
2" #
# .
4
( 5 9'
Sumber : data sekunder yang diolah
Pengujian Hipotesis
Tabel 8. Hasil Perhitungan Koefisien Jalur dan t Hitung
Hipotesi
Variabel
Variabel
Variabel
s
Independen
Dependen
Antara
H1
Kinerja
CSR
-----
Lingkungan
Disclosure
CSR
Kinerja
Disclosure
Perusahaan
Kinerja
Kinerja
H2
H3
Koefisien
Efek
Path
(t hitung)
Langsung
0,737
(6,173)*
-----
Langsung
0,646
(2,942)*
-----
Langsung
-0,119
&
H4
Lingkungan
Perusahaan
(-0,541)
Kinerja
Kinerja
CSR
Tidak
0,476
Lingkungan
Perusahaan
Disclosure
langsung
(15,973)*
Sumber : data sekunder yang diolah, 2012
Keterangan :
t tabel (5% ; 33 ) = 2,034
* Signifikan dengan
= 5%
Gambar 2. Model Analisis Jalur
0,155
Kinerja Lingkungan
CSR Disclosure
−0,020
0,507
Kinerja Perusahaan
Menghitung nilai t statistik
Tabel 8 koefisien path kinerja lingkungan pada persamaan H1 sebesar
0,737 dan t
hitung pada 6,173 > 2,034 yang berarti kinerja lingkungan
berpengaruh positif terhadap CSR Disclosure (p2). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hipotesis yang pertama, kinerja lingkungan yang baik
berpengaruh terhadap peningkatan CSR Disclosure, sehingga hipotesis pertama
diterima.
Secara umum perusahaan dengan kinerja yang baik akan lebih banyak
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan lebih besar, karena
mereka percaya bahwa dengan mengungkapkan CSR Disclosure perusahaan akan
mendapatkan legitimasi. Dalam teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk
meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat.
Persamaan H2 koefisiensi path 0,646 dan t hitung pada 2,942 > 2,034 yang
berarti CSR Disclosure berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (p3).
Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa semakin luas CSR Disclosure
akan meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga hipotesis kedua diterima.
Perusahaan yang mengungkapkan pertanggungjawaban sosial dalam
laporan tahunannya
akan
menimbulkan ketertarikan para
investor dan
stakeholder. Ketika para investor membaca laporan CSR Disclosure mereka tetap
berinvestasi di dalam perusahaan tersebut, juga menarik para investor baru untuk
berinvestasi. Sehingga profitabilitas perusahaan tinggi yang akan memperbaiki
kinerja perusahaan.
Sedangkan H3 koefisien path -0,119 dan t hitung pada -0,541 > 2,034
menunjukkan bahwa jika kinerja lingkungan meningkat, maka kinerja perusahaan
akan menurun (p1). Hipotesis ketiga yang diajukan adalah kinerja lingkungan
yang baik akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan, yang artinya hipotesis ketiga ditolak.
Pada penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak signifikan, hal ini berarti
bahwa
tinggi
rendahnya
tingkat
kinerja
lingkungan
perusahaan
tidak
mempengaruhi
kinerja
ekonomi
perusahaan
manufaktur.
Investor
tidak
memperhatikan peringkat PROPER yang diperoleh perusahaan. Variabel kinerja
pada perusahaan manufaktur tersebut ternyata bukanlah salah satu faktor yang
menentukan besarnya laba di suatu perusahaan. Banyak variabel lain yang tidak
diteliti yang mempengaruhi keputusan investor dalam menentukan portofolio
investasi pada perusahaan manufaktur, misalnya : rasio keuangan selain ROA,
ukuran perusahaan dan kategori investasi apakah perusahaan merupakan
penanaman modal dalam negri (PMDN) ataukah penanaman modal asing (PMA).
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak dapat
berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan dan harus melalui CSR
Disclosure (sebagai intervening). Besarnya pengaruh tidak langsung dihitung
dengan mengalikan koefisien tidak langsung yaitu (0,737) × (0,646) = 0,476. Nilai
t hitung sebesar 15,973 lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikan 0,05
yaitu sebesar 2,034. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien intervening 0,476
signifikan yang berarti ada pengaruh intervening dari variabel CSR Disclosure.
Dan total pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja perusahaan = 0,119 + (0,737 × 0,646) = 0,357. Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan
bahwa Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan
melalui corporate social responsibility disclosure.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa perusahaan dalam upaya
menghasilkan kinerja lingkungan yang baik akan membutuhkan biaya yang
banyak yang berdampak pada penurunan kinerja perusahaan (ROA), selain itu
pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan suatu
perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi,
namun dengan pengungkapan
tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan dalam CSR Disclosure, yang
menggambarkan good news bagi investor dan stakeholder. Dari segi akuntansi
aktifitas CSR menimbulkan biaya yang pada gilirannya akan disajikan antara lain
dalam laporan keuangan / laporan tahunan perusahaan. Perusahaan akan
memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam
jangka panjang melalui penerapan CSR (Kiroyan, 2006) dalam Restuningdiah
(2010). Kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan akan berdampak pada
peningkatan penjualan dan laba, sehingga profitabilitas atau kinerja perusahaan
(ROA) meningkat. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik sebaiknya
mengungkapkan kinerja sosial dan kinerja lingkungannya dalam bentuk laporan
tahunan maupun dalam website perusahaan (Restuningdiah, 2010).
SIMPULAN
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh antara kinerja perusahaan
dan corporate social responsibility disclosure terhadap kinerja perusahaan
manufaktur di Indonesia pada tahun 2008-2010. Berdasarkan hasil pernelitian,
maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh
positif terhadap CSR Disclosure. Semakin tinggi tingkat PROPER perusahaan
akan semakin luas pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan CSR Disclosure berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan. Semakin besar luas pengungkapan pertanggungjawaban
sosial perusahaan maka semakin tinggi kinerja perusahaan.
3. Sedangkan kinerja lingkungan tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja
perusahaan. Maka dari itu dimasukkan CSR Disclosure sebagai variabel
intervening dalam pengaruh tidak langsung antara kinerja lingkungan terhadap
kinerja perusahaan.
Implikasi Terapan dan Implikasi Teoritis
Bukti empiris yang ditemukan dari hasil penelitian ini memiliki beberapa
implikasi sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan yang berpotensi menghasilkan limbah yang merusak
lingkungan sekitar agar meningkatkan kinerja lingkungannya terlebih
mengungkapkan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan.
2. Penelitian ini sejalan atau mendukung penelitian Rakhiemah & Agustia (2009)
dan serta Saputra (2009) dari pengaruh kinera lingkungan terhadap CSR
Disclosure yang signifikan dan kinerja ligkungan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. CSR Disclosure terhadap kinerja
perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan sesuai dengan penelitian
Sudaryanto (2011). CSR Disclosure terbukti dapat menjadi variable intervening
dalam pengaruh tidak langsung kinerja lingkungan terhadap kinerja
perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rakhiemah & Agustia
(2009) serata Restuningdiah (2007).
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak dapat digeneralisasi untuk
hasil penelitian yang telah ada, tidak dapat mewakili keseluruhan emiten atau
perusahaan yang terdaftar di BEI. Pengaruh pada CSR Dislosure terhadap kinerja
perusahaan (ROA) tidak dapat dilihat pengaruhnya secara langsung karena banyak
faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
Saran
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memasukkan variable
kontrol seperti size, jenis perusahaan, dan kinerja keuangan lainnya selain ROA
dan juga menambah jumlah sempel penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Amilia, L. S & Dwi, W. 2007. “Pengaruh Environmental Performance dan
Environmental Disclosure terhadap Economic Performance”. FEUI,
Proceedings The 1st Accounting Conference. Depok, 7-9 November 2007.
http://www.almilia.com/wp-content/uploads/2008/08. Diunduh 4 februari
2011.
Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosialdalam Laporan
KeuanganTahunan (Studi Empiris PadaPerusahaan-perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi 9.
Cahya, B. A., 2010, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Studi pada Bank
di Indonesia Periode pada Tahun 2007-2008”. Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan)
Ghozali, I., 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,
BP Universitas Diponegoro, edisi 5, 2011.
Hakim, R., 2006. "Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode
EVA, ROA, dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham pada Perusahaan
yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta". Skripsi,
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. (tidak dipublikasikan)
Hartanti, D. 2006. ”Pengaruh Kinerja Lingkungan Hidup Perusahaan serta Sistem
Manajemen Lingkungan Hidup Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan”. http://staff.ui.ac.id. Diunduh 8 Februari 2011.
Hasibuan, Muhammad Rizal. 2001." Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Emiten
di BEJ dan BES", Tesis S2 Magister Akuntansi Universitas Diponegoro
Semarang (tidak dipublikasikan)
Laksmi, S. T. A., 2010. "Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure) terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel
Pemoderasi". Skripsi, Jurusan Akuntansi FE Universitas Negeri Malang
(tidak dipublikasikan).
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Rakhiemah, N. M. & Agustia, D. 2009. “Pengaruh Kinerja lingkungan terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Simposium Nasional Akuntansi 12.
Restuningdiah, N., 2010, "Kinerja Lingkungan Terhadap Return On Asset melalui
Corporate Social Responsibility Disclosure", Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 14 No. 2 Mei: 191 -204.
Saba,
A.
P.,
2008.
Lima
Warna
Hasil
Proper.
http://www.majalahtambang.com/detail_berita.php?category=12&newsnr=4
82. Diunduh 10 Februari 2011
Saputra, B. D., 2009. "Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Pengungkapan
Informasi Lingkungan Terhadap Kinerja Ekonomi Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan)
Sayekti, Yosefa & Wondabio, Ludovicus Sensi. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure
terhadap Earning Response Coeficient”. Simposium Nasional Akuntansi X.
Sudaryanto, 2011. "Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Finansial
Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure
Sebagai Variabel Intervening". Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro (tidak dipublikasikan)
Suratno. I. B., Darsono & Siti. M., 2006, “Pengaruh Environmental Performane
Terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance”, Makalah
Simposium Nasional Akuntansi IX.
Susilawati, E. D. 2010, "Pengaruh Corporate Social responsibility terhadap
Kineja Keuangan Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai variabel
Moderating (Study Empiris pada Perusahaan Pertambangan dan Otomotif
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008)". Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta (tidak dipublikasikan)
Teorionline. 2010. Aplikasi Analisis Jalur Dengan SPSS Versi 15.0 Teori dan
Referensi Penelitian. http://teorionline.wordpress.com/2010/03/11/aplikasianalisis-jalur-dengan-spss-versi-15-0/. Diunduh 18 April 2011.
www.idx.id
www.menlh.go.id
Download