variasi bahasa dalam interaksi sosial di pasar

advertisement
VARIASI BAHASA DALAM INTERAKSI SOSIAL
DI PASAR SELAKAU KABUPATEN SAMBAS
Rini Agustina
[email protected]
IKIP PGRI PONTIANAK
ABSTRACT
The problems in this study were the language variation and the factor of language
variation in the communication of the social interaction at Selakau Sambas Market.
This study aimed to describe the language variation and the factor of language
variation in social interaction at Selakau Sambas Market. This study used interview
method consisted of study design, population and sample (the study subjects) and
the object of the study, the technique and tool of data collection and the technique of
data analysis. The results of this study revealed that people in Selakau Market where
the interaction was vary used Sambas Malay, Chinese and Indonesian language. The
factors caused the specific language variation were social, culture, and study.
Key words: Language Variation, Social Interaction, Selakau.
sesamanya berlandaskan pada budaya
yang mereka miliki.
Bahasa sebagai alat komunikasi
mempunyai peranan yang sangat
penting. Bahasa baik secara lisan
maupun tulis merupakan hal penting
yang tidak dapat dipisahkan dalam
peradaban manusia. Melalui bahasalah,
manusia dibedakan dari makhluk lain
di dunia ini. Dengan bahasalah,
manusia mampu berpikir dan bernalar.
Pikiran dan penalaran yang dilakukan
akan mengarahkan pada semua
tindakan, perilaku, dan perbuatan
manusia, sehingga tindakannya dapat
dikontrol dan dikendalikan. Dengan
bahasa
pulalah
manusia
dapat
berkomunikasi satu dengan yang lain
sehingga terbentuk masyarakat bahasa.
Komunikasi yang berlangsung dalam
PENDAHULUAN
Setiap
manusia
selalu
berkeinginan untuk menjalin hubungan
dengan manusia lain di luar dirinya.
Hal ini merupakan kudrat manusia
sebagai makhluk sosial. Dalam
menjalin hubungan tersebut, bahasa
memiliki peranan yang sangat penting.
Bahasa tidak terpisahkan dari manusia
dan mengikuti dirinya dalam setiap
kegiatannya. Mulai dari pagi hingga
malam ketika ia beristirahat, manusia
tidak lepas dari pemakaian/penggunaan
bahasa, bahkan saat tidur pun tidak
jarang ia “memakai bahasanya”.
Menurut Dardjowidjojo (Kusuma,
2013: 4) bahasa adalah suatu sistem
simbol yang arbitrer yang dipakai oleh
anggota masyarakat bahasa untuk
berkomunikasi dan berinteraksi antar
248
Rini Agustina. Variasi Bahasa dalam Interaksi Sosial di Pasar Selakau...
masyarakat bahasa merupakan tempat
atau media untuk mengungkapkan ide,
gagasan, isi pikiran, maksud, realitas,
dan sebagainya. Dengan demikian,
bahasa
digunakan
sebagai
alat
komunikasi untuk menyampaikan
pesan atau maksud pembicara kepada
pendengar.
Peristiwa
komunikasi
yang
berlangsung antara pembicara kepada
pendengar merupakan suatu peristiwa
yang sangat majemuk. Komunikasi
secara sederhana dapat diartikan
sebagai peristiwa penyampaian pesan
dari pembicara (pengirim pesan)
kepada pendengar (penerima pesan).
Agar pesan tersebut sampai kepada
pendengar, seorang pembicara harus
menggunakan bahasa yang juga
dipahami oleh pendengar. Ketika
seorang
pembicara
menggunakan
bahasa yang tidak dipahami oleh
komunikan
maka
pesan
yang
disampaikan oleh pembicara tidak akan
sampai pada pendengar. Dalam hal ini
bahasa sebagai alat komunikasi
mempunyai peranan yang sangat
penting.
Wibowo (Kusuma, 2013: 4)
menegaskan bahwa penggunaan bahasa
tidak hanya ditentukan oleh faktor
linguistik, tetapi juga oleh faktor
nonlinguistik, seperti faktor sosial dan
faktor situasional. Faktor sosial, di
antaranya meliputi status sosial, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi, usia, dan
jenis
kelamin.
Adapun
faktor
situasional di antaranya mencakup
siapa yang berbicara, dengan bahasa
apa, kepada siapa, bilamana, di mana,
dan masalah apa yang dibicarakan.
249
Sesuai dengan penegasan ini, berarti
dominasi faktor sosial dan situasional
dalam
pemakaian
bahasa
akan
mempengaruhi munculnya variasi
bahasa. Selaras dengan pendapat
Hymes
(Alimin,
2013:
8)
menyatakan bahwa faktor luar bahasa
(extra linguistic) yang dikatakan
sebagai penentu penggunaan bahasa
dalam bertutur itu dapat pula disebut
sebagai komponen tutur (components
of speech).
Berdasarkan pendapat ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan bahasa adalah faktor
luar bahasa yang juga sebagai
penentu penggunaan bahasa dalam
bertutur. Komponen-komponen yang
berpengaruh terhadap variasi bahasa
dalam bertutur mengunakan bahasa
yang dan pengucapan yang
berbeda.
Variasi bahasa dipandang sebagai
bentuk-bentuk bagian atau varian
dalam bahasa yang masing-masing
memiliki pola yang menyerupai pola
umum bahasa induksinya. Chaer dan
Agustina (Alimin, 2013: 6). Lebih
lanjut Chaer menegaskan bahwa
terjadinya variasi bahasa disebabkan
oleh adanya kegiatan interaksi sosial
yang dilakukan oleh masyarakat atau
kelompok yang sangat beragam dan
dikarenakan oleh para penuturnya yang
tidak homogeny. Chaer (Alimin,
2013:6). Senada dengan pendapat
Suwito (Alimin, 2013: 5) Variasi
bahasa merupakan sejenis ragam
bahasa yang pemakainnya disesuaikan
dengan fungsi dan situasi, tanpa
mengabaikan kaidah-kaidah pokok
250  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
yang berlaku dalam bahasa yang
bersangkutan dan variasi bahasa
mencakup semua aspek yang berkaitan
dengan
masyarakat
tutur
dan
bagaimana hubunganya dengan orang
lain dalam melakukan tuturan.
Berdasarkan beberapa pengertian
pendapat ahli diatas disimpulkan
bahwa
variasi
bahasa
adalah
keanekaragaman bahasa yang dipakai
penutur bahasa yang tidak jauh berbeda
dengan bahasa induknya akibat
berbagai faktor yang mempengaruhi
peristiwa tutur tersebut. Keragaman
atau kevariasian bahasa ini bukan
hanya disebabkan oleh para penuturnya
yang tidak homogen, tetapi juga karena
kegiatan interaksi sosial yang mereka
lakukan sangat beragam.
Faktor penentu variasi bahasa
merupakan faktor yang terdapat dalam
faktor social, budaya, dan pembelajaran
Harimurti Kridalaksana (Alimudin
2010). Faktor sosial misalnya status
perbedaan umur, perbedaan status
sosial, orientasi kelompok etnis dan
sebagainya.
Sedangkan
faktor
situasional meliputi siapa yang
berbicara, kepada siapa, dimana,
mengenai apa, untuk apa dan
menggunakan bahasa apa.
Dalam KBBI, interaksi diartikan
sebagai hal saling melakukan aksi,
berhubungan,
atau
saling
mempengaruhi.
Jadi,
pengertian
interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik (sosial) berupa aksi saling
mempengaruhi antara individu dan
individu,
antara
individu
dan
kelompok, dan antara kelompok dan
kelompok. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Gilin yang mengatakan
bahwa pengertian interaksi sosial
adalah hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan
antar individu dan kelompok atau antar
kelompok.
Berdasarkan pendapat di atas
dapat di simpulkan bahawa interaksi
sosial adalah hubungan sosial yang
menyangkut hubungan antara individu
dan individu, antara individu dan
kelompok, dan antara kelompok dan
kelompok. Interaksi sosial juga
merupakan hubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi satu sama
lainnya.
Dalam penelitian ini penulis
membahas tentang interaksi sosial.
Interaksi sosial yang di bahas dalam
penelitianan ini berhubungan dengan
interaksi sosial pada penjual dan
pembeli di pasar selakau. Bahasa yang
digunakan oleh pedangang dan penjual
di pasar selakau suatu hal paling sering
kita dengar karena di mana pasar
selakau tersebut merupakan tempat
perdagangan
masyarakat.
Selain
penjual dan pembeli ada juga kegiatan
suatu hiburan dan jasa lainnya, tetapi
dalam penelitian ini hanya menekankan
pada interaksi sosial pada penjual dan
pembeli di pasar selakau.
Begitu
pentingnya
bahasa
sehingga kajian tentang bahasa yang
dihubungkan dengan faktor sosial
merupakan suatu kajian yang sangat
menarik. Hal ini disebabkan oleh
luasnya objek penelitian yang menarik
dan dapat terus dikaji. Sosiolinguistik
mencakupi bidang kajian yang sangat
luas, tidak hanya menyangkut wujud
Rini Agustina. Variasi Bahasa dalam Interaksi Sosial di Pasar Selakau...
formal bahasa dan variasinya, namun
juga penggunaan bahasa masyarakat.
Penggunaan bahasa tersebut mencakupi
faktor
kebahasaan
dan
faktor
nonkebahasaan,
misalnya
faktor
hubungan antara penutur dan mitra
tuturnya Hudson (Alimin, 2013: 5).
Situasi kebahasaan masyarakat
tutur diwarnai pemakaian bahasa
pertamanya atau bahasa etniknya dan
bahasa Indonesia dengan segala
kemungkinan pemakaian bahasa daerah
lain. Apabila dalam situasi seperti itu
terjadi kontak sosial antar penutur yang
terlibat dalam kontak sosial tersebut
akan berusaha memilih salah satu
bahasa atau variasinya yang paling
cocok untuk keperluan dan situasi
tertentu. Pemilihan bahasa demikian
menunjukkan fungsi tiap-tiap bahasa
bertalian dengan keperluan dan
situasinya (Alimin, 2013: 6).
Biasanya dalam komunikasi,
penutur memilih bahasa yang mudah
digunakan agar tujuan komunikasi
dapat
tercapai
seperti
yang
dikehendaki. Dalam komunikasi di
pasar
selakau
masyarakat
berkomunikasi selalu menggunakan
bahasa Melayu Sambas. Hal ini
disebabkan karena etnik Melayu
Sambas
merupakan
masyarakat
terbesar dalam interaksi sosial di pasar
selakau, Kabupaten Sambas. Sampai
saat ini bahasa Melayu Sambas masih
tetap digunakan dalam berkomunikasi
antar penjual dan pembeli di pasar
selakau sehari-hari.
Latar
belakang
penulis
mengadakan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui bahasa yang dipakai dalam
251
interaksi sosial di pasar selakau,
Kabupaten Sambas . Selain itu penulis
juga ingin mengetahui faktor-faktor
yang melatarbelakangi variasi bahasa
lisan di lingkungan dalam interaksi
sosial di pasar selakau, Kabupaten
Sambas dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini dibuat dengan tujuan
mengetahui dialek bahasa dan variasi
bahasa yang digunakan di lingkungan
yang diadakan penelitian.
Terkait dengan berbagai teori
variasa bahasa di atas, permasalahan
dalam penelitian ini difokuskan pada
dua masalah.
Pertama bagaimana
bentuk variasi bahasa yang terjadi
dalam interaksi sosial di pasar selaka
Kabupaten Sambas? Kedua Bagaimana
bentuk faktor-faktor variasi bahasa
yang terjadi dalam interaksi sosial di
pasar selakau, Kabupaten Sambas.
METODE
Metode penelitian ini adalah
metode wawancara. Metode ini
mencakup
rancangan
penelitian,
populasi dan sampel (subjek penelitan)
dan objek penelitian, teknik dan alat
pengumpulan data dan teknik analisis
data.
Rancangan
penelitian
pada
penelitian yang telah dilakukan,
peneliti berhadapan langsung dengan
obyek penelitian, kemudian menyimak
dan mengamati masalah yang diteliti
yaitu pemakaian pemakaian bahasa
yang dipakai oleh penpenjual dan
pembeli di pasar selakau dan faktorfaktor yang melatarbelakangi variasi
bahasa lisan pembeli dan penjual di
252  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
pasar selakau pada percakapan seharihari.
Subjek penelitian adalah penjual
dan pembeli di pasar selakau, yang
sedang melakukan percakapan antara
penjual dan pembeli, yang berjumlah 4
orang. Obyek dalam penelitian ini
adalah bahasa yang digunakan oleh
penjual dan pembeli di pasar selakau
pada percakapan sehari-hari.
Data dalam penelitian ini adalah
bahasa yang digunakan oleh pembeli
dan penjual di pasar selakau,
Kabupaten Sambas. Sumber data dari
penelitian ini adalah masyarakat
setempat yang sedang melakukan jual
beli yang di lakukan sehari-hari.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik simak.
Teknik simak adalah suatu metode
pemerolehan data yang dilakukan
dengan
cara
menyimak
suatu
pemakaian bahasa (Sudaryanto dalam
Mahsun, 2005: 90). Teknik yang
digunakan dalam menganalisis data
dalam penelitian meliputi: teknik
referensial
adalah
teknik
yang
digunakan untuk menganalisis konteks
kalimat bahasa komunikasi antar
penjual dan pembeli di pasar selakau.
Selain teknik di atas dalam penelitian
ini saya juga menggunakan teknik
rekaman audio. Teknik rekaman audio
adalah teknik pengumpulan data untuk
menangkap pembicaraan orang agar
lebih
mudah
untuk
melakukan
mengolaan data dengan terus memutar
audio
yang
di
peroleh
dan
menghilangkan kelupaan.
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode padan. Metode
padan adalah metode analisis bahasa
yang alatnya di luar, terlepas, dan tidak
menjadi bagian dari bahasa (langue)
yang
bersangkutan
(Sudaryanto,
1993:13).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
tentang pemakaian bahasa dan variasi
bahasa pada penjual dan pembeli di
lingkungan pasar selakau, Kabupaten
Sambas dapat disajikan sebagai
berikut. Bahasa yang digunakan pada
penjual dan pembeli di lingkungan
pasar selakau menggunakan bahasa
Melayu Sambas, Bahasa Cina dan
Bahasa Indonesia. Tetapi hampir
seluruh
masyarakat
setempat
menggunakan Bahasa Melayu Sambas,
karena pembeli banyak mayoritas
orang melayu dan penjual adalah orang
cina dan ada sedikit yang berjualan itu
orang melayu. Faktor-faktor yang
melatarbelakangi variasi bahasa di
lingkungan pasar selakau antar pembeli
dan penjual di lihat dari tempat dimana
orang tersebut berada. Penggunaaan
masing-masing tingkat tutur oleh para
masyarakat dalam berkomunikasi pada
umumnya tidak konsisten. Artinya,
dalam suatu wacana para penutur
jarang yang berpegang pada satu
tingkat tutur saja. Mereka sering
menggunakan dua atau lebih variasi
tingkat tutur.
A. Variasi Bahasa
Pasar selakau memiliki
berbagai suku dan etnis, dalam
interaksi percakapan sehari-hari di
lingkungan
pasar
selakau
pemakain bahasa oleh penjual dan
Rini Agustina. Variasi Bahasa dalam Interaksi Sosial di Pasar Selakau...
pembeli di pasar selakau tersebut
sangat bervariasi. Sehari hari di
lingkungan ini
menggunakan
bahasa Melayu Sambas dan ada
yang menggunakan Bahasa China
dan Bahasa Indonesia.
1. Data 1:
Konteks: seorang ibuk
sedang membeli baju tidur
kepada seorang laki-laki tua
yang sebagai penjual di pasar
selakau. Seorang ibuk yaitu
pembeli itu bernama Lena yang
berumur 38 tahun dan beragama
Islam. Buk Lena di kehidupan
sehari-harinya
menggunakan
bahasa
Melayu
Sambas.
Seorang laki-laki tua yaitu
penjual di pasar selakau yang
bernama Cong Ten Fuk
berumur 50 tahun dan beragama
Kong Hu Cu. Cong Ten Fuk di
kehidupan
sehari-harinya
mennggunakan bahasa China.
Ada pun pemakaian bahasa dan
variasi
bahasa
dalam
berkomunikasi antar pembeli
dan penjual di jabarkan dalam
dialog sebagai berikut:
 Cong Ten Fuk : Masok
lah buk,
maok beli
ape, celane
ke, baju ke.
Pilih jak
dolok buk.
 Lena : Ade baju tidok
ke ko?
 Cong Ten Fuk : Ade...nak
model macam
mane buk?
253
 Lena : Yo... baju tarus
eee, daster ke
nye urang e.
 Cong Ten Fuk : Ade buk,
bantar i aku
ambeknye
dolok.
 Lena : Aok.
 Cong Ten Fuk : Yo buk
bajunye pileh
ajak siye.
 Lena : Yang itok berapa
ko?
 Cong Ten Fuk : Yang iye 65
buk.
 Lena : Mahal inyan be ko.
 Cong Ten Fuk : Kurang sikit
boleh lah buk.
 Lena : 30 lah ko i.
 Cong Ten Fuk : Hayya modal
jak dak
sampai, 50 lah
buk.
 Lena : Mahalnya be ko.
 Cong Ten Fuk : Udah lah, ngai
kasik nyi 40
lah i.
 Lena : Udah lah ambek jak
siye, dakan maok lalu
nak 30.
 Cong Ten Fuk : Kalau bise dah
di kasik buk,
modal dak
sampai,
bangkrut,
moloy ooo.
 Lena : Aok, bungkus dah lah.
 Cong Ten Fuk : Nak brape alay
buk?
 Lena : Sutek ajak jang.
254  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
 Cong Ten Fuk : Uang nya 50
buk, kembali
10.
 Lena : Iye.
Analisis bahasa difokuskan
pada kata berikut: duet, duit dan dikit.
a. Penggunaan kata ko. Kata ko yang
kata panjangnya koko merupakan
bahasa China yang artinya dalam
bahasa indonesia adalah abang.
Dalam bahasa Melayu Sambas
masyarakat
melayu
juga
mengartikannya
abang.
Kata
tersebut sudah biasa diucapkan
ketika lawan bicaranya ada yang
beragama Kong Hu Cu. Pada kata
ko terdapat beberapa variasi seperti
[ko], [koko], [abang] penggunaan
kata ini konsisten pada wilayah
atau daerah setempat. Kata ko yang
digunakan
dalam percakapan
diatas adalah bahasa China yang
biasa di gunakan oleh penjual dan
pembeli di pasar Selakau .
b. Penggunaan kata dakan. Pada kata
dakan yang digunakan oleh
pembeli di atas merupakan bahasa
Melayu Sambas. Kata dakan
dalam bahasa Indonesia bermakna
tidak. Penggunaan kata dakan
sudah biasa di ucapkan pada
interaksi sosial di pasar selakau.
Dalam bahasa Melayu Sambas
memiliki beberapa variasi lain
seperti
[ndak],
[indak].
Penggunaan kata ndak merupakan
bentuk pemenggalan dari kata
indak. Penggunaan kata indak
merupakan variasi Bahasa Melayu
dialek Sambas yang sering
digunakan terbatas pada daerah
Kabupaten Sambas.
c. Penggunaan kata sutek. pada kata
sutek yang ada pada dialok antara
pembeli dan penjual di atas
merupakan kata dari bahasa
Melayu Sambas. Kata sutek dalam
bahasa Indonesia bermakna satu.
Dalam bahasa melayu Sambas
memiliki beberapa variasi lain
seperti [sigek], [sebutek]. Kata
sutek memang sering didengar di
kalangan masyarakat pada penjual
dan pembeli di pasar selakau.
2. Data 2
Konteks: seorang gadis ingin
membeli kerudung untuk adiknya
yang SD kepada penjual kerudung
di pasar selakau. Seorang gadis
tersebut bernama Tisa Saraswati
yang beragama Islam. Tisa
berumur 20 tahun dan sehari-hari
Tisa menngunakan bahasa Melayu
Sambas untuk berkomunikasi.
Seorang penjual kerudung adalah
seorang ibu-ibu yang beragama
Kong Hu Cu. Ibu tersebut bernama
Susi yang biasa di panggil mak
nyah Susi. Mak nyah Susi berumur
43 tahun dan dalam kehidupan
seharinya maknyah menngunakan
bahasa China.
 Tisa : Nyah... ada kerudung?
 Susi : Ada maok model
macam mana?
 Tisa : Kerudung langsong.
 Susi : Yang itok ke moy?
 Tisa : Bukan yang itok moy,
itok ke kerudung urang
tue.
 Susi : Maok yang bagaimane
Moy
Rini Agustina. Variasi Bahasa dalam Interaksi Sosial di Pasar Selakau...
 Tisa
: Untukkan biak sekolah
be nyah.
 Susi : Oh yang iye, itok yo i.
 Tisa : Aok, ade warne lain
ke?
 Susi : Maok warne ape moy.
 Tisa : Nak warne puteh
 Susi : Yang itok warne puteh,
rase nak panjang sikit.
 Tisa : Sikan yang pendek
sikit ke nyah?
 Susi : Dak ade, cuman itok
jak moy.
 Tisa : Usah jak lah moy,
dakan maok denye itok
e.
 Susi : Iye lah.
Analisis bahasa difokuskan
pada kata berikut: maok , abis dan
besak
a. Penggunaan kata maok. Pada kata
maok yang di gunakan oleh
penjual di atas merupakan bahasa
Melayu Sambas. Kata maok dalam
bahasa Indonesia bermakna ingin.
Penggunaan kata
maok sudah
biasa di ucapkan pada interaksi
sosial di pasar selakau. Dalam
bahasa Melayu Sambas memiliki
beberapa variasi lain seperti [nak],
[mintak]. Penggunaan kata nak
merupakan bentuk pemenggalan
dari kata mintak. Penggunaan kata
mintak merupakan variasi Bahasa
Melayu dialek Sambas yang sering
digunakan terbatas pada daerah
Kabupaten Sambas.
b. Penggunaan kata sikan. Pada kata
sikan yang di gunakan oleh
pembeli di atas merupakan bahasa
Melayu Sambas. Kata sikan dalam
255
bahasa Indonesia bermakna tidak
ada. Penggunaan kata sikan sudah
biasa di ucapkan pada interaksi
sosial di pasar selakau. Dalam
bahasa Melayu Sambas memiliki
beberapa variasi lain seperti [ndak
ade]. Penggunaan kata indak
merupakan variasi Bahasa Melayu
dialek Sambas yang sering
digunakan terbatas pada daerah
Kabupaten Sambas.
c. Penggunaan kata denye. Pada kata
denye yang di gunakan oleh
penjual di atas merupakan bahasa
Melayu Sambas. Kata denye dalam
bahasa Indonesia bermakna dia.
Penggunaan kata denye sudah
biasa di ucapkan pada interaksi
sosial di pasar selakau. Dalam
bahasa Melayu Sambas memiliki
beberapa variasi lain seperti [die],
[biak]. Penggunaan kata die
merupakan bentuk pemenggalan
dari kata denye. Penggunaan kata
denye merupakan variasi Bahasa
Melayu dialek Sambas yang sering
digunakan terbatas pada daerah
Kabupaten Sambas.
Dengan
kajian
sosiolinguistik inilah, keunikan
berbahasa dapat dipotret. Di sini,
penulis mendeskripsikan bahasa
apa saja yang digunakan pada
intarsi sosial di pasar selakau.
Lingkungan ini cukup unik dan
dikenal luas sebagai salah satu
pusat perdagangan. Dengan label
itulah, kekhasan yang diterima di
lingkungan itu. Mereka tidak
hanya berlatar belakang etnik yang
256  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
berasal dari Sambas, seperti etnik
Melayu Sambah, dan Kong Hu Cu.
Dengan keadaan multi-etnik
ini, lingkungan ini cenderung
mewujud sebagai lingkungan
multi-bahasa. Hal ini disebabkan
tiap-tiap etnik memiliki bahasa
ibu. Namun demikian, beberapa
penelitian berhasil menyingkap
adanya pemakaian bahasa melayu
Sambas di lingkungan ini. Hal ini
disebabkan karena etnik Melayu
Sambas merupakan masyarakat
terbesar di lingkungan ini.
Ada
keunikan-keunikan
tertentu manakala bahasa melayu
Sambas digunakan. Keunikan lain
pun bisa terjadi, mengikut arus
kekinian. Ada perubahan yang
terjadi dari generasi ke generasi
selanjutnya.
Keyakinan
dan
pandangan tradisi pemilihan kosa
kata dalam berbahasa melayu
Sambas semestinya dipilah-pilah
berdasarkan sosial, budaya dan
pembelajaran.
B. Faktor Penentu Variasi Bahasa
Ada tiga faktor yang
menyebabkan penjual dan pembeli
di pasar selakau memilih varian
bahasa tertentu dalam komunikasi,
baik dalam berkomunikasi dengan
sesama etnis maupun lain etnis.
Tiga faktor tersebut adalah
(1)sosial,
(2)budaya,
dan
(3)pembelajaran.
1. Faktor Sosial
Ada tiga faktor sosial yang
menjadi penyebab dipilihnya
varian bahasa tertentu dalam
berkomunikasi,
yaitu
(1)
perbedaan umur, (2) perbedaan
status sosial, (3) orientasi
kelompok etnis.
Tingkat perbedaan umur
juga menjadi salah satu faktor
penentu pemilihan
varian
bahasa. Hal itu tampak pada
kata (ko, nyah, moy,buk).
Kutipan di atas menunjukkan
bahwa dalam berkomunikasi
penjual
dan
pembeli
menggunakan kata pengganti
untuk orang yang lebih tua
mau pun orang muda. Pada
kata (ko, nyah) kata ko yang di
artikan sebagai abang dan nyah
di artikan sebagai orang tua
perempuan yang menunjukkan
bahwa ada tingkatan lebih tua.
Di samping perbedaan
umur, perbedaan status sosial
juga menjadi salah satu sebab
dipilihnya
varian
bahasa.
Dalam berkomunikasi antar
penjual dan pembeli di pasar
selakau, penjual yang merasa
lebih rendah status sosialnya,
karena
dalam
suatu
perdagangan seorang pembeli
adalah raja, jadi seorang
penjual harus melayani apa
yang di inginkan pembeli.
Seperti kata (Lena: Yo... baju
tarus eee, daster ke nye urang
e., Cong Ten Fuk: Ade buk,
bantar i aku ambeknye dolok).
Di samping pemilihan
varian bahasa yang dilakukan
oleh warga etnis Kong Hu Cu
di pasar selakau berkaitan
dengan faktor-faktor yang telah
Rini Agustina. Variasi Bahasa dalam Interaksi Sosial di Pasar Selakau...
disebutkan, diperoleh fakta
bahwa etnis juga menjadi salah
satu
penyebab
pemilihan
bahasa. Orang Kong Hu Cu
memilih bahasa China untuk
menunjukkan etnis mereka.
Seperti kata, (Cong Ten Fuk:
Kalau bise dah di kasik buk,
modal dak sampai, bangkrut,
moloy ooo). (Cong Ten Fuk:
Hayya modal jak dak sampai,
50 lah buk). (Cong Ten Fuk:
Udah lah, ngai kasik nyi 40 lah
i).
Kutipan
tersebut
menunjukkan bahwa kata-kata
yang digunakan oleh Cong Ten
Fuk dalam berkomunikasi
dengan Lena adalah kata-kata
yang berasal dari bahasa
China. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa orientasi
antaretnis juga menjadi salah
satu
penyebab
dipilihnya
variasi bahasa. Meskipun orang
melayu di pasar selakau
merupakan warga mayoritas.
2. Faktor Budaya
Ada dua faktor budaya
yang menyebabkan pembeli
dan pembeli di pasar selakau
menggunakan varian bahasa
tertentu dalam komunikasi.
Dua faktor tersebut adalah
peminjaman konsep budaya,
dan kebiasaan. Varian bahasa
yang dipergunakan oleh orang
China di pasar selakau
dipengaruhi
oleh
faktor
budaya. Faktor budaya yang
menjadi salah satu sebab
dipilihnya varian bahasa adalah
257
adanya perbedaan konsep
budaya yang terdapat pada
bahasa Melayu Sambas, bahasa
China dan Bahasa Indonesia.
Jika konsep budaya yang akan
mereka kemukakan hanya
terdapat pada bahasa China dan
bahasa
Melayu
Sambas,
misalnya,
ada
penyelipan
bahasa China pada dialog,
meskipunun dalam komunikasi
sebelumnya mereka lancar
menggunakan bahasa Melayu
Sambas. (Cong Ten Fuk:
Masok lah buk, maok beli ape,
celane ke, baju ke. Pilih jak
dolok buk). (Lena: Ade baju
tidok ke ko?). (Cong Ten Fuk:
Ade...nak model macam mane
buk?).
Kutipan
tersebut
menunjukkan bahwa dalam
berkomunikasi
kata-kata
budaya yang sering di ucapkan
oleh setiap penjual yang ada di
pasar selakau, dengan tujuan
untuk menarik pembeli agar
masuk ke tokonya dan
membeli barang yang di jual.
3. Faktor Pembelajaran
Di
samping
faktor
sosial, dan budaya, pemilihan
varian bahasa oleh penjual dan
pembeli di pasar selakau dalam
komunikasi disebabkan adanya
faktor pembelajaran. Dalam
berkomunikasi dengan anaknya
yang masih kanak-kanak,
orang melayu di pasar selakau
cenderung
menggunakan
bahasa melayu sambas, dan
orang
Kong
Hu
Cu
258  Proceedings International Seminar FoE (Faculty of Education) – Vol. 1 Mei 2016
menggunakan bahasa China
selain menggunakan kedua
bahasa tersebut, orang tua
sering
juga
menyelipkan
bahasa
Indonesia
ketika
berbicara dan begitu juga
berbicara dalam interaksi sosial
di pasar selakau sesekali
menggunakan
bahsasa
Indonesia.
Kata
tersebut
seperti, (Cong Ten Fuk: Uang
nya 50 buk, kembali 10). (Tisa:
Nyah...
ada
kerudung?).
Penggunaan varian tersebut
didorong oleh alasan agar
anaknya mengenal bahasa ibu
dan
mengenal
bahasa
Indonesia lebih dini sehingga,
jika memasuki bangku sekolah
dasar, anak-anak mereka sudah
tidak menghadapi
kebahasaan.
kendala
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan
kajian teori dapat diambil simpulan
sebagai berikut. Pertama variasi bahasa
dalam interaksi sosial di pasar selakau
banyak mengalami variasi bahasa yang
terjadia pada penggunaan bahasa
Melayu Sambas, Bahasa Cina dan
Bahasa Indinesian, adapun kata-kata
yang yang bervariasi seperti kata sutek
yang variasinya sebutek, sigek dan
satu. Kedua variasi bahasa pada
interaksi sosial di pasar selakau di lihat
dari
faktor-faktor
yang
melatarbelakangi variasi bahasa yang
diantaranya mengenai tentang (1)
sosial,
(3)
budaya,
dan
(4)
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Al Ashadi. (2013). Analisis Alih Kode dan Campur Kode Tabloid PULSA
Rublik Connect. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Alimin, Al Ashadi. (2013). Pemakaian Bahasa Masyarakat Pontianak Di berbagai
Ranah Atau Konteks (Kajian Sosiolinguistikt. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Alimudin (2010). Faktor-Faktor Penentu Variasi Bahasa. Yokyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Kusuma, Fitri Anjar. (2013). Faktor Penyebab Variasi Bahasa Lisan Pada Penghuni
Kos Coklat, Jl.Ir. Sutami Gg. Sidodadi 3 Rt 5 Rw1 Kecamatan Jebres.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2013.
Download