1 STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS

advertisement
STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG
DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN
Sufi Nisfu Ramadhani, Sofia Ery Rahayu, Agus Dharmawan
Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang 65145, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Kepunahan burung dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Demi menjaga kelestarian burung dibutuhkan data mengenai komunitas burung.
Kebun Raya Purwodadi merupakan kawasan ditemukannya burung namun tidak
memiliki database mengenai komunitas burung. Data tersebut data diperoleh
dengan melakukan penelitian. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
eksploratif dengan menggunakan dua metode, yakni jelajah dan point count
dengan lima titik pengamatan. Penelitian dilakukan selama bulan juli 2013.
Pengamatan dilaksanakan selama dua jam setiap pagi, siang, dan sore.
Parameter yang diamati yaitu spesies burung, jumlah masing-masing spesies
dan kehadiran masing-masing burung serta faktor abiotik meliputi suhu udara,
kelembaban udara, dan kecepatan angin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
ditemukan 29 spesies burung yang terdiri dari 19 famili, ada beda nyata antara
titik dengan jumlah kehadiran burung dan ada beda nyata antara waktu dengan
jumlah kehadiran burung, faktor abiotik yang paling berhubungan dengan
jumlah kehadiran burung adalah kelembaban udara dan suhu pada waktu pagi
hari, spesies dengan hasil indeks nilai penting (INP) tertinggi adalah Wallet
linchi (Collocalia linchi), dan spesies yang teramati dengan status dilindungi
berdasarkan PP RI No.7 tahun 1999 sebanyak lima spesies yakni Burung Madu
Sriganti (Nectarinia jugularis), Burung Madu Kelapa (Anthreptes malacensis),
Cekakak sungai (Todiramphus chloris), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris),
dan Kuntul Perak (Egretta intermedia).
Kata Kunci: Struktur Komunitas, Status Perlindungan, Kebun Raya Purwodadi
ABSTRACT: Bird extinction can affect ecosystem balance. Bird community
data is needed for bird preservation. Bird community can be found in
Purwodadi Botanical Garden, but there are no bird community database. The
data can be collected with a research. This research used descriptive
explorative approach and conducted with two methods, exploring and point
count with five observation points. Research held for a month of july 2013.
Observation conducted for 2 hour in morning, noon, and afternoon. Observation
parameter is bird species, amount of every species, and attendance of bird, with
abiotic factor include air temperature, humidity, and wind speed. The result of
this research showed that: 29 bird species from 19 family has discovered, there
is significant different between observation point and bird pressence count, also
between observation time with bird pressence count, significant abiotic factor is
humidity and air temperature, species with highest important index value is
edible-nest swiflet (Collocalia linchi), there is five protetected bird species
according PP RI No.7 tahun 1999, there are Olive-backed Sunbird (Nectarinia
jugularis), Brown-throated sunbird (Anthreptes malacensis), Collared
Kingfisher (Todiramphus chloris), Javan Kingfisher (Halcyon cyanoventris),
dan Intermediate Egret (Egretta intermedia).
Keyword: Community Structure, Conservation Status, Purwodadi Botanical Garden
1
2
Burung telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan manusia, baik
sebagai sumber protein, peliharaan, perlombaan, maupun olahraga berburu
(Kuswanda, 2010). Diperkirakan terdapat sekitar 8.800-10.200 spesies burung di
seluruh dunia dan sekitar 1.500 jenis diantaranya ditemukan di Indonesia (Primark
et al., 2007). Sementara menurut MacKinnon (2010) di pulau Jawa terdapat 289
jenis dari jumlah seluruh jenis dengan 30 jenis (10%) merupakan jenis yang
endemik.
Status burung di Indonesia paling terancam punah di dunia. Perhimpunan
Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia) mencatat, 122 jenis burung
di Indonesia terancam punah dan masuk daftar merah IUCN (International Union
for Conservation of Nature). Rinciannya adalah 18 jenis berstatus kritis, 31 jenis
genting, sementara 73 jenis tergolong rentan. Indonesia memiliki 1.594 jenis dari
10.000 jenis burung di dunia, Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai pemilik
burung urutan ke-5 terbanyak di dunia (Purwati, 2011). Selain karena perburuan,
Mangunjaya (2006) menjelaskan bahwa kepunahan tersebut bisa dikarenakan
hilangnya tempat hidup asli mereka yang layak sehingga mereka tidak dapat
mempertahankan diri.
Demi membantu menjaga kelestarian populasi burung dibutuhkan data
mengenai komunitas burung di setiap kawasan yang dapat ditemukan burung.
Salah satu tempat dimana kita bisa mengamati komunitas burung adalah di Kebun
Raya Purwodadi. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola Kebun Raya
Purwodadi, diketahui bahwa meski terdapat berbagai jenis burung yang sering
teramati di lokasi tersebut, namun tidak ada data mengenai komunitas burung di
Kebun Raya Purwodadi.
Kebun Raya Purwodadi sebagai objek wisata tidak bisa lepas dari
kehadiran manusia. Hasil observasi ditemukan bahwa masyarakat sekitar
melakukan aktivitas ekonomi seperti berjualan makanan kepada wisatawan.
Selain itu, warga juga kerap mengumpulkan kayu bakar dari kawasan Kebun Raya
Purwodadi. Demi mempermudah akses masuk ke Kebun Raya Purwodadi, telah
dilakukan perusakan pagar yang berada di sisi timur Kebun Raya Purwodadi.
Berdasarkan wawancara dengan komunitas pecinta burung Malang Eyes
Lapwing, perusakan pagar di Kebun Raya Purwodadi ini dapat dimanfaatkan
pihak yang ingin menangkap beberapa spesies burung bernilai ekonomi yang
ditemukan di Kebun Raya Purwodadi seperti cucak kutilang (Pycnonotus
aurigaster) dan cekakak jawa (Halcyon cyanoventris). Perbuatan semacam ini jika
dilakukan terus menerus akan mengurangi populasi burung di Kebun Raya
Purwodadi. Surtikanti (2011) menjelaskan bahwa beberapa spesies burung
berperan sebagai predator bagi hama pertanian, sehingga jika populasi burung
menurun maka populasi hama akan meningkat dan mengganggu pertanian.
Kebun Raya Purwodadi dapat mendukung kehidupan burung, seperti
banyaknya pepohonan di Kebun Raya Purwodadi yang dapat digunakan sebagai
tempat tinggal burung, sumber makanan yang ada, dan sungai sebagai penunjang
aktivitas kehidupan burung. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai
struktur komunitas dan status konservasi burung di Kebun Raya Purwodadi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif yang
bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas burung dan status perlindunganya
3
di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Metode pengambilan data
menggunakan metode titik hitung dan metode jelajah. Penentuan titik pengamatan
untuk metode titik hitung berdasarkan observasi awal mengenai titik yang paling
sering ditemukannya burung.
Data utama yang diambil pada penelitian ini adalah jumlah burung dan
kehadirannya per waktu pengambilan data. Data pendukung adalah data faktor
abiotik dan jenis tumbuhan penyusun vegetasi Kebun Raya Purwodadi. Untuk
waktu penelitian dilaksanakan pada tiga waktu pada pagi hari pukul 06.00-08.00
WIB, siang hari pukul 11.00-13.00 WIB dan pada sore hari pukul 15.00-17.00
WIB pada lima titik pengamatan.
Jenis dan status konservasi tiap spesies burung pada Kebun Raya
Purwodadi, dilakukan dengan analisis secara deskriptif. Status konservasi spesies
burung sendiri mengacu pada Peraturan Pemerintah PP no.7 Tahun 1999 dan
IUCN Red List. Data jumlah kehadiran burung yang telah diperoleh selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan rumus yang diadopsi dari Bibby dkk (2000)
berikut
a. Rumus frekuensi jenis
Frekuensi Jenis (F) =
Jumlah kehadiran spesies burung
Jumlah total kehadiran spesies burung
Frekuensi Relatif (FR) =
Frekuensi Jenis (F) x 100%
Total Frekuensi Jenis (∑F)
b. Rumus dominansi jenis
Dominansi (D) =
Jumlah individu suatu spesies
Jumlah total individu yang ditemukan
Dominansi Relatif (DR) =
Dominansi (D) x 100%
Total Dominansi (∑D)
c. Nilai INP didapatkan dari Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Relatif
(DR).
INP = FR + DR
Hubungan titik dan waktu pengambilan data terhadap jumlah kehadiran
burung dianalisis ANAVA ganda. Data jumlah burung pada titik dan waktu
dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk.
Sedangkan untuk uji homogenitas menggunakan Levene. Data dianalisis
menggunakan uji ANAVA ganda. Jika hasilnya signifikan diuji lanjut
menggunakan uji Duncan. Untuk mengetahui faktor abiotik yang paling
berpengaruh terhadap jumlah kehadiran burung dianalisis menggunakan uji
regresi ganda.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kawasan Kebun Raya
Purwodadi, Kabupaten Pasuruan ditemukan 29 spesies yang terdiri dari 19 famili.
Setiap spesies burung tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan jenis
makanannya. Ringkasan pengelompokan spesies burung yang ditemukan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
4
Tabel 1 Pengelompokan Burung Berdasarkan Jenis Makanannya di Kebun Raya Purwodadi
No.
Pengelompokan burung
Nama Individu
Nama ilmiah
Pemakan nektar (nektivora) Burung madu kelapa
Anthreptes malacensis
1.
Burung madu sriganti
Nectarinia jugularis
Pemakan
biji-bijian
Tekukur
biasa
Streptopelia chinensis
2.
(granivora)
Bondol peking
Lonchura punctulata
Bondol haji
Lonchura maja
Bondol jawa
Lonchura leucogastroides
Pemakan
buah
(frugivora)
Cabai
jawa
Dicaeum trochileum
3.
Punai Penganten
Treron griseicauda
Pemakan
ikan
(piscivora)
Cekakak
jawa
Halcyon cyanoventris
4.
Cekakak sungai
Todiramphus chloris
Kuntul perak
Egretta intermedia
Pemakan
serangga
Wallet
linchi
Collocalia linchi
5.
(insectivora)
Bentet kelabu
Lanius schach
Cinenen pisang
Orthotomus sutorius
Cinenen jawa
Orthotomus sepium
Meninting kecil
Enicurus velatus
Ayam
Gallus gallus domesticus
Caladi ulam
Dendrocopos macei
Kareo padi
Amaurornis phoenicurus
Jingjing batu
Hemipus hirundinaceus
Cipoh kacat
Aegithina tiphi
Kacamata biasa
Zosterops palpebrosus
Kacamata gunung
Zosterops montanus
Sepah kecil
Pericrocotus cinnamomeus
Pemakan
buah
dan
Cucak
kutilang
Pycnonotus aurigaster
6.
serangga
Cucak kuning
Pycnonotus melanicterus
Wiwik kelabu
Cacomantis merulinus
Takur tengeret
Megalaima australis
Delimukan zamrud
Chalcophaps indica
Burung pemakan serangga paling banyak ditemukan di Kebun Raya
Purwodadi disusul pemakan serangga dan buah, pemakan biji, pemaan ikan, serta
pemakan nektar. Data jumlah kehadiran burung digunakan untuk mengetahui
hubungan titik dan waktu pengamatan dengan jumlah kehadiran burung.
Ringkasan data hasil pengamatan dapat dilihat di tabel 2.
Tabel 4.2 Ringkasan Data Pengamatan Kehadiran Burung
T
1
2
3
4
5
Ul
1
24
20
10
11
13
Ul
2
27
17
7
5
12
Pagi
Ul
3
19
15
11
9
8
U
4
16
16
12
6
4
Ul
5
18
14
7
7
7
Ul
1
8
4
4
3
3
Ul
2
3
9
6
3
3
Siang
Ul Ul
3
4
8 11
5 13
6
5
3
5
5
5
Ul
5
4
12
6
5
0
Ul
1
15
15
14
5
6
Ul
2
11
18
11
7
5
Sore
U Ul
3
4
14 13
16 19
12 11
6 14
5
6
Ul
5
10
12
11
9
4
Keterangan: T= titik pengamatan , Ul= ulangan
Data di Tabel 2 diketahui normal dan homogen. Data tersebut kemudian
dilakukan uji ANAVA ganda antara titik dan waktu pengambilan data dengan
jumlah kehadiran burung yang ditemukan. Hasil ANAVA ganda disajikan pada
Tabel 3.
5
Tabel 3 Hasil Uji ANAVA Ganda antara Titik dan Waktu Pengambilan Data dengan
Jumlah Spesies Kehadiran Burung
Type III Sum
of Squares
43,993(a)
Source
Corrected Model
Intercept
df
18
Mean Square
2,444
F
12,318
Sig.
,000
705,396
1
705,396
3555,199
,000
Titik
20,561
4
5,140
25,906
,000
Waktu
18,341
2
9,170
46,219
,000
Titik * Waktu
4,004
8
,500
2,523
,020
Ulangan
1,088
4
,272
1,370
,256
Error
11,111
56
,198
Total
760,500
75
55,104
74
Corrected Total
Dari Tabel 3 dihasilkan untuk masing-masing variabel titik dan variabel
waktu nilainya < 0.1 (nol koma satu). Hal ini menunjukkan ada beda signifikan
antara titik dan jumlah spesies burung serta antara waktu dan jumlah spesies
burung. Setelah menunjukkan ada beda signifikan antara titik dan jumlah spesies
burung serta antara waktu dan jumlah spesies burung. Kemudian dilakukan uji
Duncan. Hasil uji Duncan untuk titik pengambilan data disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil Uji Duncan untuk Titik Pengambilan Data
Subset
Titik
titik 5
N
1
2
3
15
2,4023
titik 4
15
2,5955
titik 3
15
titik 1
15
3,6159
titik 2
15
3,7019
Sig.
3,0184
,240
1,000
,599
Tabel 4 hasil uji Duncan untuk titik pengambilan data menunjukkan bahwa titik 2
memberikan sumbangan paling besar untuk jumlah kehadiran burung yakni
sebesar 3,70. Namun jumlah kehadiran burung di titik 2 tidak beda nyata dengan
titik 1. Pada jumlah kehadiran burung di titik 1 beda nyata dengan titik 3.
Sedangkan di titik 4 beda nyata dengam jumlah kehadiran burung di titik 5. Hasil
uji Duncan untuk waktu pengambilan data disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Uji Duncan untuk Waktu Pengambilan Data
Subset
Waktu
siang
N
25
1
2,3812
2
sore
25
3,2901
pagi
25
3,5291
Sig.
1,000
,063
6
Tabel 5 uji Duncan untuk waktu (pagi, siang, sore) menunjukkan waktu pagi
hari memberi sumbangan paling besar berupa jumlah spesies dengan nilai 3,52. Pada
jumlah kehadiran burung pada pagi hari tidak beda nyata dengan waktu sore hari.
Namun waktu sore hari beda nyata dengan waktu siang hari.
Hasil pengamatan faktor abiotik yaitu suhu udara pagi hari sekitar 23°C 27°C, siang hari 32°C-34°C dan pada pada sore hari mencapai 22°C-24°C.
Kelembaban udara cukup tinggi yaitu berkisar 55-94% dan Kecepatan angin berkisar
antara 2-12 m/jam. Kondisi faktor abiotik pada masing-masing titik pengamatan
disajikan pada Gambar 1 berikut.
Suhu Udara (⁰C)
Kecepatan Udara (m/s)
40
20
20
10
0
0
1
2
pagi
3
4
siang
sore
5
1
2
pagi
3
4
siang
sore
5
Kelembaban Udara (%)
100%
50%
0%
1
2
pagi
3
siang
4
5
sore
Gambar 1 Kondisi Abiotik pada masing-masing Titik Pengamatan
Jumlah dan kehadiran burung dihitung untuk mencari nilai Indeks Nilai
Penting (INP) burung yang menjadi spesies kunci pada kawasan di Kebun Raya
Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Hasil perhitungan INP disajikan pada Tabel 6
berikut.
7
Tabel 6 Hasil Perhitungan INP Spesies Burung di Kebun Raya Purwodadi
Keterangan:
WL
: Walet Linchi
MdS
: Burung-Madu Sungai
BdJ
: Bondol Jawa
CKt
: Cucak Kutilang
CkkJ : Cekakak Jawa
CJ
: Cabai Jawa
CkkS : Cekakak Sungai
KG
:Kacamata Gunung
KB
: Kacamata Biasa
CKg
CK
TB
CU
MK
JB
MdK
DZ
SK
: Cucak Kuning
: Cipoh Kacat
: Tekukur Biasa
: Caladi Ulam
: Meninting Kecil
: Jinjing Batu
: Madu Kelapa
: Delimukan Zamrud
: Sepah Kecil
Berdasarkan hasil pengamatan serta identifikasi spesies burung yang
merujuk pada Peraturan Pemerintah no.7 Tahun 1999 didapat bahwa ada 5 spesies
burung yang dilindungi yakni Burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis),
Burung Madu Kelapa (Anthreptes malacensis), Cekakak sungai (Todiramphus
chloris), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), dan Kuntul Perak (Egretta
intermedia). Kemudian dibandingkan dengan International Union for the
Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai panduan paling
berpengaruh mengenai status konservasi keanekaragaman hayati karena kriteria
yang diberikan relevan untuk semua spesies di seluruh dunia yang dihasilkan
bahwa semua spesies di Kebun Raya Purwodadi masuk pada kriteria LC (Least
Concern).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada dua belas titik
pengamatan ditemukan 29 spesies yang terdiri dari 19 famili. Berdasarkan
makanannya, burung yang ditemukan di kawasan Kebun Raya Purwodadi (KRP)
dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok burung yakni 2 pemakan nektar
(nektivora), 4 burung pemakan biji-bijian (granivora), 2 burung pemakan buah
(frugivora), 3 burung pemakan ikan (piscivora), 13 burung pemakan serangga
(insectivora), dan 5 burung pemakan buah dan serangga
Download