analisis pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap pdrb

advertisement
ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA
TERHADAP PDRB SUMATERA UTARA
TESIS
Oleh
NOVITA LINDA SITOMPUL
047018014/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA
TERHADAP PDRB SUMATERA UTARA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
NOVITA LINDA SITOMPUL
047018014/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
: ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN
TENAGA KERJA TERHADAP PDRB
SUMATERA UTARA
: Novita Linda Sitompul
: 047018014
: Ekonomi Pembangunan (EP)
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D)
Ketua
Ketua Program Studi
(Dr. Murni Daulay, S.E, M.Si)
(Drs. Rujiman, MA)
Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
Tanggal Lulus : 28 Juni 2007
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
TELAH DIUJI PADA
TANGGAL
: 28 JUNI 2007
PANITIA PENGUJI TESIS :
KETUA
: Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D.
ANGGOTA : 1. Drs. Rujiman, MA.
2. Dr. Murni Daulay, M.Si.
3. Dr. Ramli, SE,MS.
4. Kasyful Mahalli, SE, M.Si.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan pada besarnya pengaruh investasi, baik PMDN maupun PMA
terhadap PDRB, dimana investasi tersebut juga akan menyerap sejumlah tenaga kerja
sehingga menjadi produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investasi,
jumlah tenaga kerja dan kondisi perekonomian Indonesia sebelum dan sesudah krisis
ekonomi terhadap PDRB Sumatera Utara.
Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Untuk tujuan
analisis digunakan data sekunder berupa data time series, 1984 – 2005, yaitu data jumlah
tenaga kerja, jumlah investasi PMDN, jumlah investasi PMA di Sumatera Utara dan PDRB
Sumatera Utara. Data tersebut diperoleh dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Departemen Perindustrian, BPS, dan sumber-sumber lainnya yaitu jurnal-jurnal dan hasil
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB Sumatera Utara dipengaruhi tiga sektor
yang utama, yaitu sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Sumatera
Utara. Berdasarkan hasil estimasi, penelitian ini menemukan bahwa investasi PMDN tahun
sebelumnya, PMA tahun sebelumnya, jumlah tenaga kerja, dan kondisi perekonomian
berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara dengan nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 98,39 persen. Hal ini berarti bahwa PDRB Sumatera Utara akan semakin meningkat
dengan meningkatnya investasi dan jumlah tenaga kerja. Secara parsial, hasil analisis
menunjukkan bahwa investasi PMDN tahun sebelumnya, investasi PMA tahun sebelumnya
dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara, sedangkan
kondisi perekonomian tidak berpengaruh signifikan.
Kata kunci: investasi, PMDN, PMA, tenaga kerja, PDRB.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
This research based on on the level of influence of invesment, domestic and foreign
invesment to PDRB, where the invesment also will needs a number of manpower so that
become productively. This research has a purpose to analyze the influence of invesment,
number of manpower, and condition of economics on Indonesia before and after economic
crisis to PDRB of North Sumatera.
The analysis uses Ordinary Least Square (OLS) method. For this analysis aim, use a
secondary database in time series form, 1984 – 2005, that is data of number of manpower,
amount of domestic and foreign invesment in North Sumatera and Product Domestic
Regional Bruto (PDRB) of North Sumatera. The data obtained form Departemen of
Manpower and Transmigration, Departament of Industry, and Central Bureau of Statistics of
North Sumatera Utara, and other sources that is research result and journals.
The result of research indicate that PDRB of North Sumatera influenced by three
primair sector, that is agricultural sector, industrial sector and commercial sector, restaurant
and hotel. Third of the sector give biggest contribution to PDRB of North Sumatera. Based
on the estimating result, this research found that domestic invesment previous year, foreign
invesment previous year, number of man power, and economics condition had a positive
influence to the PDRB of North Sumatera with a determination coefficient value (R2), in the
amount of 98,39 percents. It means that the PDRB of North Sumatera will be more
increasing with the increasing in domestics invesment, foreign investmen, number of
manpower. Partially, this analysis result showed that domestics invesment, foreign invesment
and manpower had a significant influence to PDRB of North Sumatera, while the conditions
of economics do not has a significant influence to the PDRB of North Sumatera.
Key words: invesment, domestics invesment, foreign invesment, manpower, PDRB.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Penelitian yang dituangkan dalam bentuk tesis ini merupakan tugas akhir
yang harus disajikan dalam rangka menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana
pada Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara
(USU) Medan. Dengan mengambil judul “Analisis Pengaruh Investasi dan
Tenaga Kerja terhadap PDRB Sumatera Utara”.
Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini dalam
waktu yang telah ditetapkan berkat bimbingan dan arahan dari Bapak dan Ibu
Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan khususnya Dosen Pembimbing dan
Dosen Penguji dengan kesabarannya telah meluangkan waktu dan pikiran dalam
memberikan petunjuk dan arahan.
Dalam penyelesaian penulisan tesis ini, penulis
banyak dibantu
oleh
berbagai pihak, baik dalam bentuk moril, bimbingan maupun arahan, sehingga
sesuai dengan syarat dan tatacara yang telah ditentukan. Untuk itu penulis dalam
kesempatan ini, dengan kerendahan hati dengan rasa hormat menyampaikan
terima kasih yang tulus kepada :
1. Ibu Prof.Dr.Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
2. Ibu Dr. Murni Daulay, S.E.,M.Si., Ketua Program Studi Magister Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D. sebagai Ketua Pembimbing atas
arahan dan bimbingannya selama masa perkuliahan dan pengerjaan tesis ini
4. Bapak Drs. Rujiman, MA. sebagai Anggota Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan arahan dalam penyusunan tesis ini.
5. Ibu Dr. Murni Daulay, S.E.,M.Si., Bapak Dr. Ramli, SE, MS, dan Kasyful
Mahalli, SE, M.Si. sebagai Pembanding yang telah banyak memberikan saransaran perbaikan dalam penyusunan tesis ini.
6. Bapak, Ibu Dosen Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
8. Kepada orang-orang tercinta penulis, ibunda J. br. Sihombing, dan seluruh
keluarga besar yang telah memberikan perhatian, motivasi, semangat, saran
dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
9. Dalam kurun waktu tiga semester selama menjalani masa perkuliahan, telah
terjadi interaksi yang baik antara penulis dengan rekan-rekan kuliah terutama
angkatan VII, maka untuk itu penulis memberikan ucapan terima kasih kepada
mereka semua, khususnya rekan Inggrita Gusti Sari Nasution, Vinelia A.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Marpaung yang tetap saling menguatkan dan mengingatkan dalam perjuangan
menyelesaiakan tesis ini.
10. Rekan-rekan sekerja di Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan yang selalu
memberikan semangat dan pengertian dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namun harapan
penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf atas segala
kesalahan dan kesilapan penulis selama ini. Semoga Allah Bapa Yang Maha
Pengasih memberikan berkat-Nya kepada kita. Aminn........
Medan,
28 Juni 2007
Penulis,
Novita Linda Sitompul
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Novita Linda Sitompul
2. Agama
: Kristen
3. Tempat/Tanggal Lahir
: Medan, 29 Nopember 1970
4. Pekerjaan
: PNS pada Departemen Keuangan
5. Nama Ayah
: W.D. Sitompul (alm)
Ibu
: J. br. Sihombing
6. Pendidikan :
a. SD Katolik Budi Murni III Medan, lulus Tahun 1983
b. SMP RK St. Thomas I Medan, lulus Tahun 1986
c. SMA RK St. Thomas I Medan, lulus Tahun 1989
d. Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan, lulus Tahun
1996
e. Sekolah Pascasarjana USU, lulus Tahun 2007
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................
i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
x
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 10
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
2.1. Pengertian Investasi ....................................................................
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi ..............................
2.2.1. Tingkat bunga dan investasi .............................................
2.2.2. Investasi dan GDP ............................................................
2.2.3. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) .......................
2.3. Investasi dan Penentuan Tingkat Upah .......................................
2.4. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja ..................................
2.5. Kesempatan Kerja .......................................................................
2.5.1. Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi................
2.5.2. Kesempatan Kerja dan Upah ............................................
2.6. Pengertian dan Fungsi Produksi..................................................
2.7. Penelitian Sebelumnya ................................................................
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
11
11
14
18
20
22
26
28
29
29
30
33
37
2.8. Hipotesis Penelitian..................................................................... 40
2.9. Kerangka Pemikiran.................................................................... 40
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................
3.1. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................
3.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian ...............................................
3.3. Model Analisis ............................................................................
3.4. Metode Analisis ..........................................................................
3.5. Uji Kesesuaian ............................................................................
3.6. Definisi Operasional....................................................................
3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ..............................................
41
41
41
41
42
43
43
44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
4.1. PDRB Sumatera Utara ................................................................
4.2. Pertumbuhan Investasi di Sumatera Utara ..................................
4.3. Ketenagakerjaan ..........................................................................
4.4. Analisis Estimasi .........................................................................
4.4.1. Uji Kesesuaian ................................................................
4.4.2. Uji Asumsi Klasik ...........................................................
4.5. Pembahasan ................................................................................
4.5.1. Investasi ...........................................................................
4.5.2. Jumlah Tenaga Kerja .......................................................
4.5.3. Kondisi Perekonomian ....................................................
47
47
49
51
54
54
58
61
61
63
64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 68
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 68
5.2. Saran............................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
1.1
Judul
Halaman
Keadaan Investasi PMA dan Jumlah Pengangguran di Indonesia .....
8
1.2. Realisasi Investasi PMDN dan PMA di Sumatera Utara ...................
9
4.1. PDRB Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Ekonomi Atas Dasar
Harga Konstan 1993 (Milyar Rp.)......................................................
47
4.2. Kontribusi Sektor Ekonomi terhadap PDRB Sumatera Utara(%)......
48
4.3. Perkembangan Investasi di Sumatera Utara, 1985 – 2005 .................
50
4.4. Perkembangan Tenaga Kerja di Sumatera Utara, 1985 – 2005 .........
53
4.5. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDRB
Sumatera Utara ...................................................................................
55
4.6. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas...................................................
58
4.7. Hasil Estimasi Uji Autokorelasi dengan LM Test..............................
59
4.8. Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas dengan White Test................
60
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1. Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi ..............................................
19
2.2. Hubungan Tingkat Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja ...............
32
2.3. Kerangka Pemikiran Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
terhadap PDRB Sumatera Utara...........................................................
40
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR SINGKATAN
APBN
BPS
BKPM
BUMN
GNP
ICOR
ILO
IPM
OLS
PDRB
PHK
PMA
PMDN
RRC
TKI
VMPL
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Badan Pusat Statistik
Badan Koordinasi Penanaman Modal
Badan Usaha Milik Negara
Gross National Product
Incremental Capital Output Ratio
International Labour Organization
Indeks Pembangunan Manusia
Ordinary Least Square
Produk Domestik Regional Bruto
Pemutusan Hubungan Kerja
Penanaman Modal Asing
Penanaman Modal Dalam Negeri
Republik Rakyat China
Tenaga Kerja Indonesia
Value Marginal Product of Labor
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1. Peringkat Persetujuan Nilai Rencana Investasi Menurut Lokasi, 1
Januari – 31 Oktober 2006 ....................................................................
72
2. PDRB, PMDN, PMA dan Tenaga Kerja di Sumatera Utara, Tahun
1984 – 2005...........................................................................................
73
3. Data Analisis .........................................................................................
74
4. Analisis OLS ........................................................................................
75
5. Uji Asumsi Klasik .................................................................................
76
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakatnya. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat tersebut, pemerintah melakukan pembangunan di
berbagai bidang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pelaksanaan
pembangunan
tersebut
dikelompok
dalam
pembangunan
nasional
dan
pembangunan daerah, dimana pembangunan daerah merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional.
Pembangunan secara lebih luas dapat diartikan sebagai usaha untuk lebih
meningkatkan produktivitas sumber daya potensial yang dimiliki oleh suatu
negara, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, kapital atau modal maupun
sumber daya berupa teknologi, dengan tujuan akhirnya adalah untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat (Todaro, 2000).
Pada umumnya pembangunan nasional dan daerah di negara-negara
berkembang ditekankan pada pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan karena
yang paling terasa adalah keterbelakangan ekonomi dan pembangunan di bidang
ekonomi dapat mendukung pencapaian tujuan, atau mendorong perubahanperubahan dan pembaharuan dalam bidang kehidupan lain dari masyarakat.
1
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Tetapi perhatian terhadap pembangunan ekonomi saja sudah diakui tidak
memberikan jaminan untuk suatu proses pembangunan nasional yang stabil dan
kontinue, apabila diabaikan berbagai segi di bidang sosial.
Oleh karena itu,
dewasa ini pembangunan dilakukan dan dikembangkan melalui suatu pendekatan
yang integral atau menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
diterapkan dan diaplikasikan di berbagai negara sehingga pelaksanaan
pembangunan ekonomi tersebut diharapkan dapat berhasil secara maksimal.
Sebagai salah satu contoh adalah Brasil. Negara besar ini merupakan salah satu
negara yang relatif tetap bermasalah dalam pembangunan berdasarkan evaluasi
terhadap perkembangan pembangunan ekonominya. Selama tiga dasawarsa
terakhir, Brasil mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang cepat yang dapat
dilihat dari GNPnya (Todaro, 2000). Namun demikian, selama periode yang sama,
masalah kemiskinan, pengangguran serta distribusi pendapatan tetap dianggap
sebagai masalah yang memerlukan penanganan yang serius. Masalah di atas tetap
terjadi walaupun Brasil merupakan salah satu negara industri baru dengan
pembangunan sektor industri yang sangat pesat dan telah menyumbangkan 36
persen terhadap GNP.
Secara teoretis, masalah kemiskinan, pengangguran atau kesempatan kerja
akan dapat diatasi dengan memaksimalkan investasi yang produktif di berbagai
sektor ekonomi. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam keberhasilan pembangunan
ekonomi Malaysia. Malaysia merupakan salah satu dari beberapa negara dunia
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
ketiga
yang
berhasil
dan
berkesinambungan
dalam
pembangunan
dan
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Malaysia relatif tinggi dengan
tingkat inflasi yang rendah. Rata-rata pertumbuhan sektor riilnya hampir
mencapai 6 persen perkapita antara tahun 1985 sampai 1996. Keberhasilan
pembangunan ekonomi Malaysia ini tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan
investasi yang cukup besar karena Malaysia menjadi salah satu pilihan utama bagi
para investor internasional. Investasi dalam bidang perkebunan misalnya telah
menjadikan Malaysia sebagai salah satu produsen utama produk minyak kelapa
sawit, karet, dan kayu tropis. Investasi ini dengan sendirinya telah membuka
lapangan kerja yang luas kepada warganya bahkan kepada tenaga kerja dari
berbagai negara. Selain itu, investasi pada sektor perminyakan dan pertambangan
mulai tumbuh pesat sejak tahun 1980, sehingga menjadikan Malaysia sebagai
salah satu pengekspor utama minyak dan gas di dunia. Disamping investasi dalam
berbagai sektor di atas, investasi dalam dan luar negeri banyak tercurah ke sektor
manufaktur yaitu investasi asing yang terbesar berasal dari Jepang dan Amerika
Serikat. Keberhasilan Malaysia dalam menarik investasi terutama didukung oleh
tenaga terdidik dan terampil yang cukup banyak dan stabilitas politiknya yang
cukup mantap. Tingkat tabungan domestik Malaysia juga relatif tinggi sehingga
mampu menyediakan dana investasi (Todaro, 2000).
Keberhasilan pelaksanaan investasi seperti diuraikan di atas seharusnya
dapat diaplikasikan di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Indonesia sebagai negara berkembang menghadapi berbagai permasalahan dalam
pembangunan ekonomi.
Salah satu permasalahan tersebut adalah jumlah
angkatan kerja yang terus meningkat yang tidak sebanding dengan pertumbuhan
sektor-sektor pembangunan (Tambunan, 2001a).
Sektor pertanian merupakan
sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan di posisi kedua adalah
sektor industri terutama industri pengolahan. Namun dalam perkembangan
pembangunan selanjutnya, Indonesia mengalami transformasi dari sektor
pertanian menuju sektor industri. Kondisi ini menyebabkan tingginya permintaan
angkatan kerja terhadap sektor industri, khususnya di perkotaan. Pendapatan yang
lebih terjamin dan kehidupan yang lebih modern menyebabkan permintaan
angkatan kerja terhadap sektor industri semakin meningkat setiap tahun, bahkan
telah menjadi fenomena tersendiri melalui arus urbanisasi yang terus berlangsung
(Tambunan, 2001b).
Dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, Indonesia
melaksanakan pembangunan di berbagai sektor, khususnya sektor industri yang
diharapkan akan mampu mengurangi peran sektor pertanian dalam pertumbuhan
ekonomi nasional.
Peran sektor industri sangat diharapkan karena sektor ini
mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan sektor pertanian. Dengan demikian, pembangunan sektor industri akan
memberikan kesempatan kerja yang lebih luas dibandingkan dengan sektor
pertanian (Tambunan, 2001b). Hal ini berarti bahwa investasi yang besar dalam
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
sektor industri harus dilakukan sehingga dapat memberi kesempatan kerja yang
luas seperti yang diharapkan.
Kolapsnya perekonomian Indonesia sejak krisis pada pertengahan 1997
membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu,
pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal,
masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika
pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap
pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400
ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, hanya akan
menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5
juta pertahun (Depnakertrans, 2004). Berarti ada sejumlah 0,9 juta angkatan kerja
yang tidak tertampung atau menganggur setiap tahun.
Krisis ekonomi telah menyebabkan dampak yang sangat serius terhadap
dunia industri. Nilai tukar rupiah yang terus melemah menyebabkan biaya operasi
industri, khususnya dalam penyediaan bahan baku menjadi tinggi. Demikian juga
inflasi yang diakibatkan oleh krisis menyebabkan terjadinya peningkatan hargaharga, termasuk bahan bakar minyak. Inflasi juga menyebabkan berbagai tuntutan
kenaikan upah oleh kelompok buruh. Kondisi ini menyebabkan biaya produksi
sektor industri melambung tinggi, sehingga produk tersebut tidak mampu bersaing
dengan produk lain, khususnya produk impor. Hal ini menyebabkan sebagian
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
besar industri melakukan PHK, dan bahkan sudah banyak yang tidak beroperasi
lagi. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya jumlah pengangguran.
Untuk mengatasi ketidakseimbangan natara penawaran dan permintaan
tenaga kerja ini, maka salah satu tujuan pembangunan nasional adalah perluasan
kesempatan kerja yang dapat dilakukan antara lain melalui peningkatan investasi.
Tujuan ini menjadi penting karena pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah pasti
diikuti pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi pula. Di lain pihak pertumbuhan
ekonomi yang tinggi belum tentu diikuti oleh pertumbuhan atau perluasan
kesempatan kerja. Hasil penelitian International Labour Organization (ILO) di
Indonesia menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti
oleh perluasan kesempatan kerja, malah pengangguran yang semakin meningkat
dan taraf hidup yang semakin rendah.
Menurut Silalahi (2004), untuk menanggulangi masalah penganggur dan
setengah penganggur, efek netto dari hasil pembangunan yang diperkirakan akan
semakin baik di masa mendatang perlu didistribusikan kembali kepada
masyarakat dalam berbagai bentuk, antara lain terciptanya kesempatan kerja
produktif dan remunerative. Penciptaan kesempatan kerja produktif dapat
dilakukan dalam bentuk investasi, sehingga lebih banyak memberikan kesempatan
kerja kepada tenaga kerja. Jaminan keamanan dan biaya investasi yang produktif
juga akan meningkatkan investasi di dalam negeri, khususnya investasi asing.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Keberhasilan
pertumbuhan
PDRB,
tidak
dapat
dipisahkan
dari
meningkatnya investasi. Investasi adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan
ekonomi, karena disamping akan mendorong kenaikan output secara signifikan,
juga secara otomatis akan meningkatkan permintaan input, sehingga pada
gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat
sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat
(Makmun dan Yasin, 2003).
Investasi adalah mobilisasi sumber daya untuk menciptakan atau
menambah kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang. Dalam
investasi ada 2 (dua) tujuan utama yang ingin dicapai yaitu mengganti bagian dari
penyediaan modal yang rusak dan tambahan penyediaan modal yang ada.
Gambaran perkembangan pembangunan daerah tidak lepas dari perkembangan
distribusi dan alokasi investasi antar daerah. Dalam kaitan itu perlu dipisahkan
jenis investasi yang dilakukan oleh sektor swasta dan pemerintah, mengingat
faktor yang menentukan lokasi kedua jenis investasi tersebut tidak selalu sama.
Umumnya pemerintah masih harus memperhatikan beberapa faktor, seperti
pengembangan suatu daerah tertentu karena alasan politis dan strategis, misalnya
daerah perbatasan dan daerah yang mempunyai sejarah serta ciri khusus, sehingga
memerlukan perhatian yang khusus termasuk dalam kebijakan investasi. Namun
demikian, kedua jenis investasi baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta
pada akhirnya akan dapat menambah kesempatan kerja dan memberi sumbangan
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi dan sosial seperti kemiskinan,
pengangguran
dan
sebagainya.
Keterkaitan
investasi
dengan
masalah
pengangguran di Indonesia dalam beberapa tahun dapat dilihat dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Keadaan Investasi PMA dan Jumlah Pengangguran di Indonesia
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
Sumber :
Investasi
PMDN (Milyar Rp.)
100.499,39
119.755,50
60.748,50
55.600,30
88.294,70
58.674,00
25.262,30
1) Bank Indonesia, 2006
2) BPS, 2004
1
PMA (juta US$)
29.773,60
33.126,90
13.544,10
10.891,40
15.282,90
15.044,20
9.744,10
1
Pengangguran
(orang)2
4.275.414
4.183.971
5.045.260
6.030.319
5.813.231
8.005.031
9.132.104
Data dalam Tabel 1.1. menunjukkan terdapat indikasi hubungan antara
investasi (PMA) dengan jumlah pengangguran di Indonesia. Pada tahun 1997,
ketika investasi meningkat pengangguran berkurang dan ketika investasi menurun
sejak tahun 1998, pengangguran meningkat setiap tahun. Hal ini berarti bahwa
investasi memberikan kesempatan kerja yang lebih banyak sehingga masalah
pengangguran dapat dikurangi.
Keterkaitan antara investasi dengan kesempatan kerja dan pengangguran
seperti diuraikan di atas tentu dapat juga terjadi di tingkat propinsi seperti di
Sumatera Utara. Hal ini perlu dikaji mengingat Sumatera Utara merupakan salah
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
satu barometer perekonomian Indonesia dan merupakan daerah tujuan investasi.
Berdasarkan data BPS Sumatera Utara (2004), PDRB Sumatera Utara tahun 2001
s/d 2004 menunjukkan peningkatan setiap tahun. Pertumbuhan ekonomi yang
dapat dilihat dari PDRB dan kesempatan kerja/menganggur yang berhubungan
dengan investasi di Sumatera Utara, dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel 1.2. Realisasi Investasi PMDN dan PMA di Sumatera Utara
Tahun
PMDN
(Milyar Rp.)1
PMA
(Juta US$)1
PDRB
(Milyar Rp.)2
Bekerja
(Orang)2
Menganggur
(Orang)2
2001
501,745
41.782,31
24.911,052
4.811.088
456.059
2002
836,695
10.382,57
25.925,363
4.928.353
528.550
2003
471,556
89.450,26
27.086,903
4.855.793
711.288
2004
273,969
30.764,98
28.598,613
4.756.078
756.327
Sumber : 1) BKPMD Sumatera Utara, 2005.
2) BPS Sumatera Utara, 2004.
Dari tabel di atas terlihat bahwa antara investasi dengan pertumbuhan
ekonomi menunjukkan arah yang positif. Sebaliknya menunjukkan arah yang
berlawanan dengan kesempatan kerja dan pengangguran. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian terhadap pengaruh investasi dan
tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis
dalam penelitian ini adalah : bagaimana pengaruh investasi PMDN, investasi
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
PMA, jumlah tenaga kerja dan kondisi perekonomian Indonesia sesudah krisis
ekonomi terhadap PDRB Sumatera Utara.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
untuk menganalisis pengaruh investasi PMDN, PMA, jumlah tenaga kerja dan
kondisi perekonomian Indonesia sebelum dan sesudah krisis ekonomi terhadap
PDRB Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian yang dilakukan ini, mampu memberikan manfaat yang
antara lain adalah :
1. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Pemerintah, khususnya
Pemerintah Daerah Sumatera Utara dalam pelaksanaan investasi ke arah
membuka kesempatan kerja yang lebih luas.
2. Sebagai informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan tentang pengaruh
investasi dan jumlah tenaga kerja terhadap PDRB Sumatera Utara.
3. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji
dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang
berbeda.
4. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah khususnya di Sumatera
Utara tentang perkembangan investasi di Sumatera Utara.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Investasi
Investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau
menambah kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang (Dornbusch,
Fisher dan Startz, 2004). Dalam investasi tercakup dua tujuan utama yaitu untuk
mengganti bagian dari penyediaan modal yang rusak (depresiasi) dan tambahan
penyediaan modal yang ada (investasi netto). Dalam perhitungan pendapatan
nasional, pengertian investasi adalah seluruh nilai pembelian para pengusaha atas
barang-barang modal dan pembelanjaan untuk mendirikan industri dan
pertambahan dalam nilai stok barang perusahaan yang berupa bahan mentah,
barang belum diproses, dan barang jadi.
Tujuan pengeluaran untuk investasi adalah pembelian barang-barang yang
memberi harapan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Artinya
pertimbangan yang diambil oleh pengusaha atau perusahaan dalam memutuskan
membeli atau tidak membeli barang dan jasa tersebut adalah harapan dari
pengusaha atau perusahaan akan kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh.
Harapan keuntungan ini merupakan faktor utama dalam investasi.
11
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau
mempertahankan stok barang modal, yang terdiri dari pabrik, mesin, kantor dan
produk-produk tahan lama lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Pengeluaran investasi dapat juga meliputi pengeluaran yang ditambahkan
pada komponen-komponen barang modal. Kegiatan investasi dapat dilakukan
oleh Pemerintah maupun swasta.
Dalam hal ini kegiatan investasi dapat
dibedakan atas investasi yang otonom dan investasi yang terdorong (Harjanti,
2005).
Investasi otonom adalah investasi yang bebas dilakukan tanpa terpengaruh
atau terdorong oleh faktor lainnya. Umumnya jenis investasi ini dilakukan oleh
Pemerintah dengan maksud sebagai landasan pertumbuhan ekonomi berikutnya,
misalnya investasi untuk pembuatan jalan-jalan, jembatan-jembatan dan
infrastruktur lainnya. Sedangkan investasi yang terdorong adalah investasi yang
dilakukan sebagai akibat kenaikan permintaan atau dorongan pemerintah. Dengan
demikian investasi otonom dan investasi yang terdorong adalah saling mendukung
satu sama lain.
Dengan investasi otonom diharapkan akan meningkatkan
permintaan, yang pada gilirannya akan mendorong investasi.
Jenis investasi juga dapat dibedakan atas public investment dan private
investment, domestic investment dan foreign investment, gross investment dan net
investment.
Public investment adalah investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
sifatnya resmi. Sedangkan private investment adalah investasi yang dilaksanakan
oleh pihak swasta. Perbedaan antara investasi pemerintah dan investasi swasta
adalah, bahwa dalam investasi swasta keuntungan menjadi prioritas utama,
sedangkan investasi pemerintah adalah untuk melayani dan menciptakan
kesejahteraan bagi rakyat banyak.
Domestic investment adalah penanaman modal dalam negeri, sedangkan
foreign investment adalah penanaman modal asing. Gross investment adalah total
seluruh investasi yang dilaksanakan pada suatu waktu, baik itu autonomous
maupun induced atau private maupun public. Sedangkan net investment adalah
selisih antara investasi bruto dengan penyusutan.
Para pelaku investasi adalah Pemerintah, swasta, dan kerjasama
Pemerintah – swasta. Investasi Pemerintah umumnya dilakukan tidak dengan
maksud untuk mendapatkan keuntungan, tetapi tujuan utamanya adalah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada umumnya swasta tidak tertarik pada
investasi ini, karena memerlukan biaya yang sangat besar dan tidak memberikan
keuntungan secara langsung, melainkan secara berangsur-angsur dalam jangka
waktu yang lama (Brata, 2005). Pihak swasta lebih tertarik pada jenis investasi
yang ditujukan untuk memperoleh laba, yang biasanya terdorong oleh karena
adanya pertambahan pendapatan.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi
Pendapatan nasional bisa naik atau turun karena perubahan investasi.
Kondisi ini tergantung pada perubahan teknologi, penurunan tingkat bunga,
pertumbuhan penduduk, dan faktor-faktor dinamis lainnya (Samuelson dalam
Makmun, 2001).
Sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997-1998, investasi yang
dipompakan ke dalam ekonomi Indonesia anjlok, bahkan terjadi pelarian modal
(capital flight) US$10 milyar setiap tahun. Pertumbuhan ekonomi negatif hanya
terjadi satu tahun saja (1998) dan sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2002
terjadi pertumbuhan ekonomi positif rata-rata 3,2 persen per tahun. Adapun
sumber pertumbuhan ekonomi bukan semata-mata berasal dari investasi, akan
tetapi juga konsumsi masyarakat.
Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) (2004), salah satu
unsur penggerak pertumbuhan ekonomi yang belum pulih adalah investasi.
Tingkat investasi (pembentukan modal tetap bruto) dalam tahun 2002 baru
mencapai sekitar 75 persen dibandingkan sebelum krisis (tahun 1996). Dengan
pemulihan investasi yang lambat tersebut, peranan investasi dalam pembentukan
produk domestik bruto (PDB) menurun dari 29,6 persen pada tahun 1996 menjadi
20,2 persen pada tahun 2002. Upaya untuk menarik investasi dihadapkan pada dua
lingkungan strategis yaitu lingkungan eksternal yang semakin ketat dan daya tarik
domestik yang masih lemah. Tantangan eksternal untuk menarik investasi dalam
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
tahun 2004 dan tahun-tahun mendatang diperkirakan makin berat. Pertama,
terdapat kecenderungan arus masuk penanaman modal asing (PMA) menurun.
Beberapa faktor yang mengakibatkan penurunan tersebut antara lain adalah
meningkatnya ketidakpastian global yang mempengaruhi rasa aman dalam
kegiatan penanaman modal kemungkinan terjadinya berbagai spekulasi dalam
proses merger dan akuisisi perusahaan, serta masalah-masalah kelembagaan
seperti kelambatan proses privatisasi di beberapa negara. Kedua, dari arus masuk
PMA yang cenderung menurun tersebut, sebagian besar mengalir ke negaranegara tertentu. RRC diperkirakan tetap menjadi negara tujuan terbesar arus
masuk PMA yang mengalir ke kawasan Asia dalam tahun-tahun mendatang
didukung oleh pertumbuhan pasar dalam negeri yang tinggi, biaya produksi yang
murah, serta ketersediaan tenaga kerja yang memadai.
Sementara itu lingkungan domestik masih belum mampu menciptakan
iklim investasi yang sehat. Beberapa faktor domestik yang menghambat iklim
investasi belum mengalami perbaikan yang berarti. Faktor-faktor tersebut antara
lain adalah sebagai berikut (BKPM, 2004):
1) Prosedur yang panjang dan berbelit. Sebagai contoh untuk memulai usaha di
bidang perdagangan diperlukan tidak kurang dari 46 surat izin dari berbagai
tingkat pemerintahan. Berdasarkan telaah Bank Dunia (2003) terhadap
peraturan perundangan yang ada, dibutuhkan sekitar 11 prosedur pokok untuk
memulai usaha di Indonesia yang memakan waktu 168 hari atau hampir tiga
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
kali lipat dibandingkan dengan rata-rata negara Asia Timur lainnya yaitu
sekitar 66 hari. Prosedur yang panjang dan berbelit tidak hanya mengakibatkan
ekonomi biaya tinggi tetapi juga menghilangkan peluang usaha yang
seharusnya dapat dimanfaatkan baik untuk kepentingan perusahaan maupun
untuk kepentingan nasional seperti dalam bentuk penciptaan lapangan kerja.
2) Tumpang tindihnya kebijakan pusat dan daerah di bidang investasi serta
kebijakan antar sektor. Belum mantapnya pelaksanaan program desentralisasi
mengakibatkan kesimpangsiuran kewenangan antara pemerintah pusat dan
daerah dalam kebijakan investasi. Disamping itu juga terdapat keragaman
yang besar dari kebijakan investasi antar daerah. Kesemuanya ini
mengakibatkan ketidakjelasan kebijakan investasi nasional yang pada
gilirannya akan menurunkan minat investasi. Salah satu contoh tumpang tindih
kebijakan antar sektor adalah pelarangan kegiatan penambangan terbuka di
kawasan hutan lindung. Disamping pemerintah bisa menghadapi gugatan dari
investor
yang
telah
mendapatkan
izin
penambangan
yang
lebih
memprihatinkan adalah belum tumbuhnya pemahaman yang mendalam antara
kepentingan jangka panjang dengan kepentingan jangka pendek yang
sebenarnya terkait erat satu sama lain.
3) Kurangnya kepastian hukum dengan berlarutnya perumusan RUU Penanaman
Modal dan lemahnya penegakan hukum yang terkait dengan kinerja
pengadilan niaga.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
4) Kurang kondusifnya pasar tenaga kerja. Menurunnya penciptaan lapangan
kerja per satuan pertumbuhan ekonomi mengindikasikan keengganan
perusahaan untuk memanfaatkan tenaga kerja. Secara singkat terdapat dua
masalah ketenagakerjaan yang mempengaruhi minat investasi yaitu: (a)
kecenderungan peningkatan upah minimum yang tinggi dan besarnya biayabiaya non-UMP serta (b) ketidakpastian hubungan industrial antara
perusahaan dan tenaga kerja. Kedua masalah ini mengakibatkan biaya yang
berkaitan dengan tenaga kerja tidak saja tinggi, tetapi juga sulit untuk
diperkirakan.
5) Meskipun sejak tahun 2001 stabilitas keamanan secara nasional relatif
membaik, kegiatan investasi di Indonesia masih sangat sensitif terhadap
gangguan keamanan di daerah sehingga penanaman modal cenderung
menghindar dari daerah-daerah yang rawan konflik seperti Aceh, Maluku, dan
Papua. Meningkatnya gangguan keamanan, meskipun bersifat lokal, dapat
mempengaruhi persepsi investor terhadap iklim investasi nasional yang pada
gilirannya akan mengakibatkan kekuatiran investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia atau menunda realisasi dari rencana investasinya
6) Kurangnya insentif investasi, termasuk insentif perpajakan dalam menarik
penanaman modal di Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara lain,
insentif perpajakan di Indonesia relatif tertinggal. Meskipun dengan tingkat
pajak progresif yang diperkirakan relatif sama dengan negara-negara lain,
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
sistem perpajakan di Indonesia tidak memberikan pembebasan pajak (tax
holiday) untuk jangka waktu tertentu dan relatif tertinggal dalam memberikan
kelonggaran pajak (tax allowances).
2.2.1. Tingkat bunga dan investasi
Peningkatan permintaan terhadap dana pinjaman akan mendongkrak
tingkat bunga equilibrium. Tingkat bunga yang lebih tinggi akan mengurangi arus
modal keluar neto.
Permintaan investasi juga bisa berubah karena pemerintah mendorong atau
membatasi investasi melalui undang-undang pajak. Sebagai contoh, anggaplah
pemerintah menaikkan pajak pendapatan perorangan dan menggunakan
penerimaan tambahan tersebut untuk mengurangi pajak bagi orang-orang yang
ingin mengivestasikan dananya ke dalam modal baru. Perubahan dalam undangundang pajak seperti itu membuat banyak proyek investasi lebih menguntungkan
dan, seperti inovasi teknologi, meningkatkan permintaan akan barang-barang
investasi (Mankiw, 2003).
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
(A)
S
Tingkat bunga
riil, r
Kenaikan investasi
yang diinginkan
B
r2
A
I2
r1
Menaikkan
tingkat bunga
I1
0
Investasi, Tabungan, I, S
(B)
Tingkat bunga
riil, r
S(r)
Kenaikan investasi
yang diinginkan
B
r2
A
r1
Menaikkan
tingkat bunga
I2
I1
0
Investasi, Tabungan, I, S
Sumber: Mankiew, 2003.
Gambar 2.1. Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi
Pada Gambar 2.1 (A), kenaikan permintaan terhadap barang-barang
investasi menggeser kurva investasi ke kanan. Pada tingkat bunga berapapun,
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
jumlah investasi lebih besar. Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B. Karena
jumlah tabungan adalah tetap, maka kenaikan permintaan investasi menaikkan
tingkat bunga, sedangkan jumlah investasi ekuilibrium tidak berubah. Peningkatan
dalam permintaan investasi hanya meningkatkan tingkat bunga ekuilibrium.
Namun kesimpulan berbeda akan diperoleh jika fungsi konsumsi
sederhana dimodifikasi dan memungkinkan konsumsi (dan sisi dibaliknya,
tabungan) bergantung pada tingkat bunga. Karena tingkat bunga merupakan hasil
tabungan (seperti halnya biaya pinjaman), maka tingkat bunga yang semakin
tinggi mengurangi konsumsi dan meningkatkan tabungan. Jika demikian, kurva
tabungan akan miring ke atas, seperti Gambar 2.1 (B). Ketika tabungan
bergantung pada tingkat bunga, pergeseran ke kanan dalam kurva investasi
menaikkan tingkat bunga dan jumlah investasi. Tingkat bunga yang lebih tinggi
mendorong orang-orang meningkatkan tabungan, yang pada gilirannya membuat
investasi meningkat.
2.2.2. Investasi dan GDP
Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah. Ketika
pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebaian besar dari
penurunan itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. Para ekonomi
mempelajari investasi untuk memahami fluktuasi dalam output barang dan jasa
perekonomian dengan lebih baik. Model GDP seperti model IS-LM didasarkan
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
pada fungsi investasi sederhana yang mengaitkan investasi dengan tingkat bunga
riil; I = I(r). Fungsi itu menyatakan bahwa kenaikan tingkat bunga riil
menurunkan investasi.
Ada tiga jenis pengeluaran investasi, yaitu investasi tetap bisnis, investasi
residensial dan investasi persediaan. Investasi tetap bisnis mencakup peralatan dan
struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi. Investasi residensial,
mencakup rumah baru yang orang beli untuk tempat tinggal dan yang dibeli tuan
tanah untuk disewakan. Investasi persediaan mencakup barang-barang yang
disimpan perusahaan di gudang, termasuk bahan-bahan persediaan, barang dalam
proses, dan barang jadi.
Perusahaan-perusahaan swasta melakukan investasi dalam jenis-jenis
modal tradisional, seperti pabrik baja, dan jenis-jenis modal seperti komputer.
Pemerintah melakukan investasi dalam berbagai bentuk modal masyarakat, yang
disebut infrastruktur, seperti jalan raya, jembatan dan sistem pembuangan air.
Para pembuat kebijakan yang berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi
harus menghadapi isu tentang jenis-jenis modal apa yang paling dibutuhkan
perekonomian. Dengan kata lain modal apakah yang menghasilkan produk
marjinal tertinggi. Dalam hal ini, pasar dapat diandalkan untuk mengalokasikan
tabungan ke jenis-jenis investasi alternatif. Industri-industri dengan produk
marjinal modal tertinggi secara alami akan bersedia meminjam pada tingkat bunga
pasar untuk mendanai investasi baru. Pemerintah disarakan untuk hanya
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
menciptakan tingkat yang menghasilkan untuk berbagai jenis modal, misalnya
dengan meyakinkan bahwa sistem pajak memperlakukan seluruh jenis modal
secara adil. Pemerintah kemudian bisa mengandalkan pasar untuk mengalokasikan
modal secara efisien (Mankiw, 2003).
2.2.3. Incremental Capital Output Ratio (ICOR)
Perencanaan
pembangunan
pada
dasarnya
akan
ditentukan
oleh
kemampuan penyediaan sumber pembiayaan atas dana untuk diinvestasikan guna
mencapai laju pertumbuhan dan tingkat kesejahteraan yang hendak dicapai.
Untuk keperluan analisis ini, biasanya digunakan konsep Incremental Capital
Output Ratio (ICOR). ICOR adalah Suatu angka perbandingan yang memberikan
informasi tentang seberapa besar investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
output perekonomian
Perhitungan yang diperoleh berupa angka yang menunjukan perbandingan
antara investasi yang diperlukan untuk dapat meningkatkan tambahan pendapatan
atau output. Angka ini dihitung untuk perkiraan kebutuhan secara menyeluruh
maupun sektoral. Dengan angka ICOR ini akan dapat dihitung perkiraan
kebutuhan investasi secara total serta alokasi sektoral.
Incremental Capital Ouput Ratio (ICOR) atau rasio kenaikan ouput akibat
kenaikan kapital adalah indikator ekonomi makro yang sering digunakan untuk
menilai kinerja investasi di suatu negara. Kegunaan lainnya adalah untuk
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
menghitung besarnya investasi yang dibutuhkan agar perekonomian tumbuh
dengan laju yang sudah ditetapkan. ICOR secara konsep dirumuskan:
ICOR =
ΔK
ΔY
dimana
ICOR = Incremental Capital Ouput Ratio, adalah besarnya penambahan kapital
yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan output satu unit
ΔK
= perubahan nilai kapital atau nilai investasi
ΔY
= perubahan nilai output
Sebagai ilustrasi, arti dari angka ICOR sebesar 3.0 adalah agar output
perekonomian naik satu rupiah dibutuhkan tambahan kapital senilai 3.0 rupiah.
Perhitungan angka ICOR biasanya bukan dari perubahan kapital dan output tahun
per tahun, melainkan dihitung dalam selang waktu yang relatif panjang, misalnya
5 tahun. Sebab penambahan kapital pada tahun ini tidak otomatis diikuti oleh
penambahan output pada tahun ini juga, melainkan baru akan muncul pada satu
atau dua tahun yang akan datang. Selain itu masa yang dibutuhkan dari waktu
penambahan kapital sampai dengan menghasilkan output akan berbeda-beda dari
sektor yang satu dengan sektor lainnya. Sebagai contoh penambahan kapital
(investasi) pada sektor bangunan akan mendatangkan output paling cepat pada 2–
3 tahun yang akan datang. Di sisi lain penambahan kapital (investasi) untuk
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
kegiatan perdagangan, dipastikan akan mendatangkan output dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun setelah investasi.
Angka ICOR bervariasi dari suatu negara ke negara lainnya, hal ini
bergantung pada tingkat efisiensi ekonomi suatu negara. Semakin tinggi angka
ICOR, semakin tidak efisien kegiatan produksi di negara tersebut, demikian
sebaliknya. Indonesia pada beberapa waktu yang lalu pernah memiliki angka
ICOR 4.5. Pada periode yang sama negara-negara maju di dunia umumnya
memiliki angka ICOR tidak lebih dari 3.0. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi
ekonomi dari kegiatan produksi di Indonesia jauh di bawah negara-negara maju.
Dalam prakteknya penerapan formula ICOR seperti dicantumkan di atas
mengalami kesulitan, terutama dalam menaksir tingkat output. Untuk itu
kemudian nilai output diganti oleh nilai Produk Domestik Bruto, sehingga konsep
praktis perhitungan ICOR diformulasikan menjadi:
ICOR =
I
ΔPDB
dimana
I
= nilai investasi (= ΔK )
ΔPDB = perubahan nilai PDB (Produk Domestik Bruto)
Kemudian mengingat ICOR harus dihitung dalam selang waktu yang relatif lama,
maka berikut adalah formulasi ICOR yang dihitung dari tahun m hingga n:
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
n
∑I
ICORm→n =
i−m
t −1
PDRB n - PDRB m
dimana
m
= tahun mulai perhitungan ICOR
n
= tahun akhir perhitungan ICOR
PDRBm = Angka PDRB pada awal perhitungan ICOR
PDRBn = Angka PDRB pada tahun terakhir perhitungan ICOR
Berdasarkan formula di atas maka makna ICOR sedikit berubah menjadi
berapa rupiah investasi yang dibutuhkan pada tahun t untuk menambah satu
rupiah PDRB pada tahun t+1. Setelah diperoleh angka ICOR berdasarkan rumus
di atas, kemudian dihitung kebutuhan investasi menggunakan rumus teknis
sebagai berikut:
It = ICOR(PDRBt-1 – PDRBt)
Makna yang terkandung dalam formula tersebut adalah agar PDRB pada tahun
t+1 bertambah menjadi sebesar PDRBt+1 dari nilai tahun t sebesar PDRBt maka
pada tahun t harus dilakukan investasi sebesar It. Formula lebih sederhana yang
diturunkan dari persamaan di atas adalah:
It = ICOR*(LPEt-1/100)*PDRBt
dimana
It
= nilai investasi yang dibutuhkan tahun t
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
PDRBt
= nilai PDRB tahun t
ICOR
= angka ICOR
LPE(t+1) = angka Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) yang ditargetkan pada tahun
t+1
2.3. Investasi dan Penentuan Tingkat Upah
Faktor produksi sering diklasifikasikan menjadi empat, yaitu tanah, tenaga
kerja, modal dan kewirausahaan. Pengklasifikasian terhadap keempat faktor
produksi tersebut didasarkan atas perbedaan elstisitas penawaran parsial,
karakeristik yang terkandung pada setiap faktor produksi, dan imbalan yang
diterima masing-masing pemilik faktor produki. Secara historis, pembedaan ini
bersesuaian dengan berkembangnya bargaining position antara tiga kelompok
masyarakat, kapitalis, tuan-tuan tanah dan buruh (tenaga kerja). Kekuatan
pasarlah yang kemudian menentukan berapa besar imbalan yang akan diterima
masing-masing. Tenaga kerja akan mendapatkan upah, tuan tanah mendapatkan
sewa tanah, pemilik modal mendapatkan tingkat bunga (Makmun dan Yasin,
2003).
Pandangan ekonomi kapitalis terhadap tenaga kerja tidak terlepas dari
konsep faktor produksi atau input. Perkembangan iklim usaha menuntut adanya
penyesuaian perlakuan terhadap tenaga kerja. Pada awalnya ada kecenderungan
tenaga kerja dianggap sebagai suatu faktor produski lainnya yang memberikan
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
kontribusi relatif tetap terhadap produksi. Pandangan ini yang menghasilkan
sistem pengupahan tetap terhadap tenaga kerja sebagaimana input tanah
mendapatkan sewa tetap dan modal mendapatkan bunga.
Adanya ketidakstabilan sifat dan karakter tenaga kerja, mendorong
perusahaan untuk memberikan perlakuan lain terhadap tenaga kerja. Jika tanah
dan modal dapat diperjualbelikan di pasar sedangkan tenaga kerja tidak demikian.
Namun demikian, hal ini tidak cukup menjadikan alasan bagi aliran ekonomi
utama (mainstream economy) untuk melakukan pembedaan analisis terhadap
faktor produksi lain.
Jika kemudian tenaga kerja dibedakan dengan entrepreneur (wirausaha)
adalah lebih didasarkan atas perbedaan karakter intrinsik yang ada pada kedua
faktor produksi tersebut. Entrepreneur dipandang sebagai tenaga kerja yang
berani mengambil resiko, sehingga ia berhak mendapatkan imbalan sesuai dengan
resiko yang diambil dan nilainya belum tentu tetap.
Tenaga kerja dipandang sebagai suatu faktor produksi yang mampu untuk
meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya (mengolah tanah, memanfaatkan
modal, dsb) sehingga perusahaan memandang tenaga kerja sebagai suatu investasi
dan banyak perusahaan yang memberikan pendidikan kepada karyawannya
sebagai wujud kapitalisasi tenaga kerja.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
2.4. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Pandangan mainstream economy terhadap permintaan tenaga kerja adalah
sebagaimana permintaan terhadap faktor produksinya, dianggap sebagai
permintaan turunan (derived demand), yaitu penurunan dari fungsi perusahaan.
Meskipun fungsi perusahaan cukup bervariasi, meliputi memaksimumkan
keuntungan, memaksimumkan penjualan atau perilaku untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen, namun maksimisasi keuntungan sering dijadikan
dasar analisis dalam menentukan penggunaan tenaga kerja (Makmun dan Yasin,
2003).
Dengan pertimbangan tersebut (maksimisasi keuntungan), dan dengan
asumsi perusahaan beroperasi dalam sistem pasar persaingan, maka perusahaan
cenderung untuk mempekerjakan tenaga kerja dengan tingkat upah sama dengan
nilai produk marginal tenaga kerja (Value Marginal Product of Labor, VMPL).
VMPL menunjukkan tingkat upah
maskimum yang mau dibayarkan oleh
perusahaan agar keuntungan perusahaan maksimum.
Analisis tradisonal terhadap penawaran tenaga kerja sering didasarkan atas
mengalokasikan waktunya, yaitu antara waktu kerja dan waktu nonkerja (leisure).
Leisure dalam hal ini meliputi segala kegiatan yang tidak mendatangakan
pendapatan secara langsung, seperti istirahat, merawat anak-anak, bersekolah, dan
sebagainya. Pilihan tenaga kerja dalam mengalokasikan waktu dari dua jenis
kegiatan ini yang akan menempatkan berapa tingkat imbalan (upah) yang
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
diharapkan oleh tenaga kerja. Preferensi subyektif seseorang yang akan
menentukan berapa besar jam kerja optimal yang ditawarkan dan tingkat upah
yang diharapkan (Tambunan, 2001a).
Ekonom memandang bahwa waktu senggang merupakan kebutuhan pokok
manusia, sementara upah juga merupakan barang normal (semakin banyak
semakin disukai). Tenaga kerja dianggap tidak suka pada jam bekerja namun suka
pada pendapatan dan leisure. Oleh karena itu penawaran tenaga kerja
berhubungan positif dengan tingkat upah, namun karena leisure juga diinginkan
oleh tenaga kerja, maka penawaran tenaga kerja bersifat backward bending
(bengkok ke belakang). Pada tingkat upahnya meningkat karena ingin
mempertahankan jam leisure-nya (untuk mengurusi keluarga dan sebagainya).
2.5. Kesempatan Kerja
2.5.1. Kesempatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Tolok ukur kemajuan ekonomi, meliputi pendapatan nasional, tingkat
kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi pembayaran luar negri (Makmun,
2004). Secara nasional data menunjukkan bahwa lumpuhnya ekonomi wilayah
industri di perkotaan menyebabkan menurunnya laju pertumbuhan ekonomi
wilayah pedesaan dan meningkatnya pengangguran sebagai akibat meningkatnya
migran pulang ke desa. Menurunnya laju perekonomian di desa dan bertambahnya
jumlah tenaga kerja di desa serta meningkatnya harga konsumsi dan biaya
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
produksi di bidang pertanian jelas akan mengurangi kapasitas produksi pertanian
yang dihasilkan.
Pemberian kemudahan modal pemerintah untuk pengembangan sektor
UKM akan mampu mengatasi levelling off (penurunan tingkat kemampuan) dan
meningkatkan keuntungan. Pengembangan agribisnis dan agroindustri di pedesaan
juga akan mampu meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesempatan kerja
penduduk sehingga akan meningkatkan agregat supply. Menurut Makmun dan
Yasin (2003), pergeseran agregat supply, secara teoritis dapat diturunkan dari
fungsi produksi agregat dan keseimbangan pasar tenaga kerja, yang secara
matematis ditulis:
Y = f ( N, T, SDM, INF)
Dimana :
Y = produksi
N = tenaga kerja
T = teknologi
SDM = sumber daya manusia
INF = infrastruktur
2.5.2. Kesempatan Kerja dan Upah
Dalam perekonomian pasar-bebas tradisional, ciri-ciri utamanya antara lain
adalah penonjolan kedaulatan konsumen, utilitas atau kepuasan individual, dan
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
prinsip maksimalisasi keuntungan, persaingan sempurna dan efisiensi ekonomi
dengan produsen dan konsumen yang atomistik, yaitu tidak ada satu pun produsen
atau konsumen yang mempunyai pengaruh atau kekuatan cukup besar untuk
mendikte harga-harga input maupun output produksi, tingkat penyerapan tenaga
kerja dan harganya (yakni tingkat upah), ditentukan secara bersamaan atau
sekaligus oleh segenap harga output dan faktor-faktor produksi (di luar tenaga
kerja), dalam suatu perekonomian yang beroperasi melalui perimbangan kekuatan
permintaan dan penawaran (Todaro, 2000). Produsen meminta lebih banyak
tenaga kerja sepanjang nilai produk marjinal yang akan dihasilkan oleh
pertambahan satu unit tenaga kerja melebihi biayanya (tingkat upah). Dengan
asumsi bahwa hukum produk marjinal yang semakin menurun berlaku dan harga
produk ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar, maka nilai produk marjinal
tenaga kerja tersebut akan memiliki kemiringan yang negatif atau mengarah dari
bawah ke atas (Gambar 2.1). Hal ini berarti tenaga kerja yang direkrut selanjutnya
oleh pihak pengusaha atau produsen akan mendapat tingkat upah yang lebih
rendah daripada tenaga kerja sebelumnya.
Pada sisi penawaran, setiap individu diasumsikan selalu berpegang pada
prinsip maksimalisasi kepuasan. Kenaikan tingkat upah akan setara dengan
kenaikan harga bersantai (biaya oportunitas). Seandainya tingkat upah mengalami
kenaikan, maka penawaran tenaga kerja, yakni para pekerja itu sendiri akan
meningkat. Motivasi kerja mereka bertambah karena adanya iming-iming upah
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Korelasi tersebut ditunjukkan oleh
kemiringan positif (mengarah dari bawah ke atas) atas kurva penawaran tenaga
kerja yang juga termuat dalam Gambar 2.2.
DL
Tingkat upah
W2
F
G
SL
We
W1
SL
DL
Le
Penyerapan tenaga kerja
Sumber: Todaro, 2000
Gambar 2.2. Hubungan Tingkat Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Gambar 2.2. memperlihatkan bahwa hanya satu titik yang melambangkan
tingkat upah ekuilibrium, yaitu We, jumlah tenaga kerja yang akan ditawarkan
oleh individu (pasar tenaga kerja) sama besarnya dengan yang diminta oleh
pengusaha. Pada tingkat upah yang lebih tinggi, seperti pada W2, penawaran
tenaga kerja melebihi permintaan sehingga persaingan di antara individu dalam
memperebutkan pekerjaan akan mendorong turunnya tingkat upah mendekati atau
tepat pada titik ekuilibriumnya. Sebaliknya, pada upah yang lebih rendah (W1),
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
jumlah total tenaga kerja yang akan diminta oleh para produsen dengan sendirinya
akan melebih kuantitas penawaran yang ada sehingga terjadilah persaingan di
antara para pengusaha atau produsen dalam memperebutkan tenaga kerja,
sehingga hal tersebut akan mendorong kenaikan tingkat upah mendekati atau tepat
pada titik ekuilibrium. Pada titik We jumlah kesempatan kerja yang diukur pada
sumbu mendatar atau horisontal adalah sebesar Le. Secara definitif, pada titik Le
inilah tercipta kesempatan atau penyerapan tenaga kerja secara penuh (full
employement). Artinya pada tingkat upah ekuilibrium tersebut semua orang yang
menginginkan pekerjaan akan memperoleh pekerjaan, sehingga sama sekali tidak
terdapat pengangguran.
2.6. Pengertian Produksi dan Fungsi Produksi
Ditinjau dari segi ekonomi pengertian produksi merupakan suatu proses
pendayagunaan sumbers-umber yang telah tersedia sehingga memperoleh suatu
hasil yang baik kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan baik sehingga
merupakan suatu komoditi yang dapat diperdagangkan.
Menurur Joesron dan Suharti (2003), produksi merupakan hasil akhir dari
proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau
input. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah
mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.
Hubungan teknis antara input produksi dengan ouput dapat dijelaskan dengan
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
suatu fungsi produksi. Dengan demikian, fungsi produksi adalah suatu persamaan
yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi
input tertentu.
Secara klasik, biaya produksi hanya dihitung berdasarkan pengeluaran
tenaga kerja saja, karena teori klasik belum percaya pada mesinisasi. Dengan
demikian, input produksi bukan hanya human resources, melainkan bisa capital
resoruces (modal), natural resources (tanah), dan managerial skill.
Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait
satu sama lain. Jika salah satu faktor tidak tersedia, maka proses produksi tidak
akan berjalan, terutama tiga faktor utama, yaitu tanah, modal dan tenaga kerja.
Bila hanya tersedia tanah, modal dan manajemen saja, tentu proses produksi atau
usahatani tidak akan berjalan karena tidak ada tenaga kerja. Tanpa tenaga kerja,
tidak ada yang dapat dilakukan, begitu juga dengan faktor lainnya, seperti modal.
Hubungan antara jumlah output (Q) dengan jumlah input dalam proses produksi
(X1, X2, X3, .... Xn), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f(X1, X2, X3, .... Xn)
Dimana :
Q = output
X = input
Input produksi sangat banyak, dan dalam hal ini input produksi hanyalah
input yang tidak mengalami proses nilai tambah. Dengan demikian dalam fungsi
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
produksi di atas tidak bisa dimasukkan material sebab dalam fungsi produksi ada
substitusi antara faktor produksi.
Kajian makroekonomi dan pengembangan secara khusus menggunakan
dua faktor produksi, yaitu modal dan tenaga kerja, yang secara implisit
mempersamakan lahan atau tanah dengan modal. Tanah dan modal berbeda secara
intrinsik karena modal dapat terakumulasi, sementara tanah tidak.
Fungsi produksi Cobb-Douglass dapat juga dipakai untuk menganalisis
produktivitas tenaga kerja. Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditunjukkan pada
persamaan berikut:
Q = f(K,L) atau
Q = AKαLβ
Dimana :
Q = Output
A = Konstanta
K = Kapital
L = Labour (tenaga kerja)
α = Koefisien kapital
β = Koefisien tenaga kerja
Menurut Soekartawi (1994), ada tiga alasan pokok mengapa fungsi
produksi Cobb-Douglass banyak dipakai oleh para peneliti, yaitu:
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglass relatif lebih mudah dibandingkan
dengan fungsi lain, misalnya lebih mudah ditransfer dalam bentuk linier.
2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb-Douglass akan
menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran
elastisitas.
3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return
to scale.
Hal senada dikemukakan oleh Wirasasmita (1998), bahwa dengan
menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dapat diketahui beberapa hal yang
sangat penting, antara lain:
1. Marginal Physical Product dari masing-masing input produksi, yaitu
perubahan pada output sebagai akibat perubahan-perubahan pada input.
Pemahaman tentang marginal physical product penting untuk mengetahui
produktivitas masing-masing input produksi.
2. Elastisitas output dari masing-masing faktor produksi, yaitu perubahan
persentase dari output sebagai akibat perubahan persentase dari faktor
produksi (input). Parameter ini sangat penting, terutama dalam usaha
mengadakan perbaikan dari proses produksi atau efisiensi dan juga untuk
meramalkan misalnya dampak-dampak dari perubahan-perubahan faktorfaktor (input) produksi.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
3. Bagian dari faktor produksi (input), yaitu tenaga kerja dan modal dapat
diketahui. Hal ini sangat penting karena setiap proses produksi mempunyai
dampak yang berbeda-beda terhadap bagian-bagian tersebut. Dengan
pengetahuan mengenai bagian-bagian dari unput, kita juga dapat
mengetahui sejauh mana suatu proses perubahan bersifat padat karya atau
padat modal.
2.7. Penelitian Sebelumnya
Harjanti (2005) dalam penelitiannya mencoba mengestimasi penyerapan
tenaga kerja di Kota Salatiga selama periode penelitian (1989-2003). Ternyata
bahwa rasio pengeluaran pemerintah per PDRB tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan rasio investasi per PDRB
dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan. Semakin tinggi rasio
investasi per PDRB maka penyerapan tenaga kerja juga semakin meningkat,
demikian juga semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka penyerapan tenaga
kerja semakin meningkat.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi disebabkan
peningkatan investasi yang menyebabkan meningkatkan permintaan tenaga kerja.
Dengan meningkatnya permintaan tenaga kerja, maka pengangguran akan
semakin berkurang.
Selain penelitian Harjanti di atas, Brata juga telah melakukan penelitian
tahun 2005 mengenai investasi sektor publik, pembangunan manusia dan
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
kemiskinan, mendapati bahwa dari hasil estimasi dengan menggabungkan data
tahun 1996, 1999, dan 2002 diperoleh bukti bahwa investasi sektor publik untuk
bidang sosial membawa manfaat bagi pembangunan manusia dan kesejahteraan
penduduk. Investasi bidang sosial tersebut menghasilkan manfaat dalam
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan menurunkan tingkat
kemiskinan. Pembangunan manusia yang berhasil juga ditemukan membawa
manfaat
pada
berkurangnya
tingkat
kemiskinan.
Variabel
lain
yang
diintroduksikan, yakni investasi swasta dan distribusi pendapatan secara umum
berpengaruh kuat terhadap pembangunan manusia dan kemiskinan. Investasi
swasta berperan mengurangi kemiskinan melalui penyediaan lapangan kerja yang
memungkinkan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan
ketimpangan distribusi pendapatan merugikan upaya pengurangan kemiskinan
karena yang terjadi justru peningkatan kemiskinan.
Makmun (2004) melakukan pengkajian terhadap pengaruh ketersediaan
tenaga kerja dan pembentukan nilai tambah terhadap investasi di sektor industri di
Kota Batam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari nilai investasi yang
ditanamkan pihak swasta, sektor industri menjadi primadona yang menyerap
investasi tidak kurang dari 50 persen. Menyusul kemudian investasi di sektor
perdagangan dan jasa, perumahan, pariwisata, dan pertanian. Bahan baku yang
digunakan untuk keperluan industri diimpor (85,33 persen dari impor Batam) dari
negara Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, dan Hongkong. Hasil
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
analisis juga menunjukkan bahwa pengaruh pembentukan nilai tambah dan
penyerapan tenaga kerja terhadap investasi pada sektor industri dalam periode
1991-2002 cukup signifikan. Signifikannya pengaruh penyerapan tenaga kerja
terhadap investasi sektor industri menunjukkan ketersediaan tenaga kerja menjadi
salah satu pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya di Kota
Batam. Begitu pula dengan pembentukan nilai tambah bagi investasi yang sudah
ada di Kota Batam juga menjadi pertimbangan
Selanjutnya Makmun dan Yasin (2003), melakukan studi pengaruh
investasi dan tenaga kerja terhadap PDB sektor pertanian. Hasil analisis
menunjukkan bahwa investasi secara umum berdampak positif terhadap
pertumbuhan PDB dalam periode 1980-2002, namun apabila dibreakdown
pengaruh investasi yang bersumber dari PMA tidak signifikan. Hasil analisis juga
menunjukkan bahwa krisis ekonomi pada pertengahan 1997 ternyata berdampak
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan sektor pertanian. Koefisien tenaga
kerja tidak berdampak signifikan bahkan negatif terhadap PDB sektor pertanian.
Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja sangat rendah, sehingga
penambahan jumlah tenaga kerja tidak berdampak pada peningkatan produksi.
Hal ini sejalan pula dengan tingkat efisiensi (return on scale) menurun. Ini berarti
pula bahwa penambahan output di sektor pertanian hanya dilakukan dengan cara
memasukkan faktor teknologi dan mengurangi pekerja.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
2.8. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan dari beberapa hasil kajian empiris
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, maka hipotesis penelitian
ini adalah :
1. Investasi PMDN berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara, ceteris
paribus.
2. Investasi PMA berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara, ceteris
paribus.
3. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara,
ceteris paribus.
4. Kondisi perekonomian Indonesia sesudah krisis ekonomi berpengaruh positif
terhadap PDRB Sumatera Utara, ceteris paribus.
2.9. Kerangka Konseptual
Investasi PMDN
Investasi PMA
PDRB Sumatera Utara
Jumlah Tenaga Kerja
Kondisi Perekonomian
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap
PDRB Sumatera Utara.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah investasi dan tenaga kerja serta
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara selama kurun waktu
1984 – 2005. Investasi yang diteliti adalah dalam bentuk penanaman modal, baik
dalam negeri (PMDN) maupun asing (PMA).
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yaitu data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait yaitu
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Perindustrian, BPS, dan
sumber-sumber lainnya yaitu jurnal-jurnal dan hasil penelitian.
Data yang dibutuhkan untuk menjadi bahan analisis adalah jumlah tenaga
kerja, jumlah investasi PMDN, jumlah investasi PMA di Sumatera Utara dan
PDRB Sumatera Utara.
3.3. Model Analisis
Pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekoomi
Sumatera Utara dispesifikasi dalam model yang akan dijadikan sebagai model
penelitian merupakan fungsi matematis, sebagai berikut :
41
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
PDRB = f (PMDN, PMA, TK, Dm) ............................................... (1)
Dari fungsi tersebut diatas kemudian dispesifikasikan ke dalam model
logaritma dengan spesifikasi modelnya sebagai berikut:
LPDRB = b0 + b1 LPMDN(t-1) + b2 LPMA(t-1) + b3 LTK + b4 Dm + μ ....(2)
Dimana:
PDRB
= PDRB Sumatera Utara (milyar Rp.)
PMDN(t-1) = investasi PMDN tahun sebelumnya (milyar Rp.)
PMA(t-1)
= investasi PMA tahun sebelumnya (milyar Rp.)
TK
= jumlah tenaga kerja yang bekerja (orang)
Dm
= dummy variabel kondisi perekonomian Indonesia, D=0
sebelum tahun 1997; D=1 mulai tahun 1997
b0
= intercept (konstanta)
b1...b4
= koefisien regresi
μ
= kesalahan pengganggu
3.4. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
Ordinary Least Square (OLS). Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka
sebagai alat analisis yang digunakan dalam mengolah data tersebut adalah
Program Eviews versi 4.1
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
3.5. Uji Kesesuaian
a. R2 (coefficient determinant), untuk melihat kekuatan variabel bebas
(independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variable).
b. Partial test (t-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik
koefisien regresi secara parsial. Jika thit > ttabel, maka H0 ditolak dan H1
diterima.
c. Overall test (F-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik
koefisien regresi secara serempak. Jika Fhit > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1
diterima.
3.6. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dari variabel yang
digunakan pada penelitian ini, maka berikut ini dijelaskan perihal batasan
operasional sebagai berikut:
a.
Pertumbuhan ekonomi adalah PDRB Sumatera Utara per tahun (atas dasar
harga konstan tahun 1993), diukur dalam milyar rupiah.
b. Investasi PMDN adalah besarnya penanaman modal oleh sektor swasta dalam
negeri di Sumatera Utara, diukur dalam milyar rupiah.
c.
Investasi PMA adalah besarnya penanaman modal oleh sektor swasta asing di
Sumatera Utara, diukur dalam milyar rupiah.
d. Tenaga kerja adalah banyaknya jumlah tenaga kerja yang bekerja di Sumatera
Utara, diukur dalam satuan orang.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
e.
Kondisi perekonomian adalah keadaan perekonomian Indonesia sesudah
krisis ekonomi pada tahun 1997.
3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Penelitian ini juga mungkin tidak terlepas dengan modal regresi bias yang
terjadi secara statistik yang dapat mengganggu model yang telah ditentukan.
Dalam penghitungan regresi mungkin akan dapat menyesatkan kesimpulan yang
diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu maka perlu dilakukan uji
penyimpangan asumsi klasik (Gujarati 2004). Dalam penelitian asumsi klasik
yang diuji terdiri dari:
a. Multikolinieritas
Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear
diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi.
Interpretasi dari
persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi bahwa
variabel-variabel bebas dalam persamaan tidak saling berkorelasi. Bila
variabel-variabel
bebas
berkorelasi
dengan
sempurna,
maka
disebut
multikolinieritas sempurna. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan besaranbesaran regresi yang didapat, yaitu :
1) Variasi besar (dari taksiran OLS)
2) Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar, maka standar error besar
sehingga interval kepercayaan lebar).
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
3) Uji-t tidak signifikan.
Suatu variabel bebas secara substansi maupun
secara statistik jika dibuat regresi sederhana bias tidak signifikan karena
variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar, maka besar
pula kemungkinan taksiran koefisien regresi tidak signifikan.
4) R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari t-test.
5) Terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai
yang tidak sesuai dengan substansi sehingga dapat menyesatkan
interpretasi.
b. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu.
Dalam konteks regresi, model
regresi linier klasik mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak
terdapat dalam disturbance atau gangguan ui. Dengan menggunakan lambang
E (ui, uj) = 0; i≠j, secara sederhana dapat dikatakan model klasik
mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi
tidak dipengaruhi oleh unsur disturbance atau gangguan yang berhubungan
dengan pengamatan lain yang manapun.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan
melalui uji Lagrange Multiplier Test (LM Test), yaitu dengan membandingkan
nilai X² hitung dengan X² tabel, dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
1. Jika nilai X²hitung > X²tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, ditolak.
2. Jika nilai X²hitung < X²tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat
ditolak.
c. Heterokedastisitas
Salah satu asumsi dalam model regresi linear berganda adalah varian
setiap disturbance term (ui) yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai
variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama
dengan σ2. Jadi heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan (residual) dari
model yang diamati tidak memiliki varian yang konstan dari suatu observasi
ke observasi lainnya.
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan ARCH Test, yaitu dengan membandingkan
nilai Obs-R² atau X² hitung terhadap X² tabel, dengan kriteria penilaian
sebagai berikut :
1. Jika nilai Obs-R² atau X2hitung > X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa ada masalah heteroskedastisitas dalam model empiris yang
digunakan, tidak dapat ditolak.
2. Jika nilai Obs-R² atau X2hitung < X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan
bahwa ada masalah heteroskedastisitas dalam model empiris yang
digunakan, ditolak.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. PDRB Sumatera Utara
Product
Domestic
Regional
Bruto
(PDRB)
suatu
daerah
juga
menggambarkan pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut. Dengan melihat
angka
PDRB
pada
suatu
daerah
memberikan
gambaran
pelaksanaan
pembangunan yang telah dicapai. Pengukuran laju pertumbuhan PDRB total atau
pun per sektor, akan lebih baik jika menggunakan perhitungan dengan
berdasarkan harga konstan. Karena dengan menggunakan harga konstan pengaruh
naik atau turunnya tingkat harga setiap tahun atau tingkat inflasi dapat dihilangkan
sehingga perhitungannya menjadi lebih riil.
Tabel 4.1. PDRB Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Ekonomi Atas Dasar Harga
Konstan 1993 (Milyar Rp.)
No.
Tahun
Sektor
2002
2003
2004
2005
7.924,48
8.171,31
8.479,33
8.952,77
332,98
347,57
323,60
342,15
5.665,96
5.872,16
6.154,76
6.518,19
447,09
474,19
500,79
529,24
1.
Pertanian
2.
Tambang dan Penggalian
3.
Industri
4.
Listrik, Gas, Air Minum
5.
Bangunan
1.112,46
1.209,64
1.337,05
1.426,08
6.
Perdagangan, Hotel, Restoran
4.465,33
4.611,81
4.842,92
5.121,14
7.
Pengangkutan & Komunikasi
2.299,19
2.456,56
2.704,94
2.832,54
8.
Keuangan & Persewaan
1.737,12
1.847,85
2.029,04
2.137,52
9.
Jasa-jasa
1.940,75
2.095,81
2.226,18
2.352,42
PDRB SU
25.925,36
27.086,90
28.598,61
30.212,05
Sumber : BPS Sumatera Utara
47
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Berdasarkan data PDRB pada Tabel 4.1 diketahui besar sumbangan dari
masing-masing sektor terhadap PDRB. Terdapat tiga sektor penyumpang
tersebesar terhadap PDRB Sumatera Utara, yaitu sektor pertanian, sektor industri
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sampai dengan tahun 2005 sektor
pertanian memberikan kontribusi yang tertinggi terhadap PDRB Sumatera Utara
dibandingkan dengan sektor lain, kemudian disusul sektor industri. Namun terlihat
kencenderungan penurunan kontribusi sektor pertanian setiap tahun terhadap
PDRB Sumatera Utara, yaitu dari 30,57 persen pada tahun 2002 menjadi 29,63
persen pada tahun 2005. Sedangkan sektor industri menunjukkan peningkatkan
dari tahun 2004 ke posisi tahun 2005, yaitu dari 21,52 persen menjadi 21,57
persen (Tabel 4.2.).
Tabel 4.2. Kontribusi Sektor Ekonomi terhadap PDRB Sumatera Utara (%)
No.
Sektor
1.
Pertanian
2.
Tambang dan Penggalian
3.
Industri
4.
2002
2003
2004
2005
30,57
30,17
29,65
29,63
1,28
1,28
1,13
1,13
21,85
21,68
21,52
21,57
Listrik, Gas, Air Minum
1,72
1,75
1,75
1,75
5.
Bangunan
4,29
4,47
4,68
4,72
6.
Perdagangan, Hotel, Resotaran
17,22
17,03
16,93
16,95
7.
Pengangkutan & Komunikasi
8,87
9,07
9,46
9,38
8.
Keuangan & Persewaan
6,70
6,82
7,09
7,08
9.
Jasa-jasa
7,49
7,74
7,78
7,79
100,00
100,00
100,00
100,00
PDRB SU
Sumber : BPS Sumatera Utara
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Sumbangan sektor yang menunjukkan peningkatan setiap tahun adalah
sektor bangunan, yaitu dari 4,29 persen tahun 2002 menjadi 4,72 persen tahun
2005; kemudian pengangkutan dan komunikasi dari 8,87 persen tahun 2002
menjadi 9,38 persen tahun 2005, sektor jasa-jasa yaitu dari 7,49 persen pada tahun
2002 menjadi 7,79 persen pada tahun 2005.
4.2. Pertumbuhan Investasi di Sumatera Utara
Investasi pada umumnya dibedakan berdasarkan sumber modalnya, yaitu
PMDN (penanaman modal dalam negeri) dan PMA (penanaman modal asing).
Investasi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah,
karena selain menyerap tenaga kerja juga memberikan pendapatan kepada daerah,
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui multiplier effect.
Perkembangan investasi di Sumatera Utara selama periode 1985 s/d 2004
disajikan pada Tabel 4.3.
Perkembangan investasi di Sumatera Utara, baik PMDN maupun PMA
sangat fluktuatif. Namun secara rata-rata selama periode penelitian, investasi
PMDN dan PMA di Sumatera Utara menunjukkan peningkatan, 118,79 % untuk
PMDN dan 511,07 % untuk PMA.
Setelah terjadinya krisis ekonomi,
pertumbuhan investasi PMDN di Sumatera Utara jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan investasi PMA. Kondisi ini terutama disebabkan kondisi keamanan dan
politik yang belum stabil di dalam negeri sehingga arus investasi ke Indonesia
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
secara umum dan Sumatera Utara secara khusus belum pulih. Selain itu juga
disebabkan berbagai kebijakan pemerintah di bidang investasi yang masih kurang
kondusif untuk mendukung peningkatan investasi PMA.
Tabel 4.3.
Tahun
Perkembangan Investasi di Sumatera Utara, 1985 – 2005
PMDN
(Milyar Rp)
Perkembangan
(%)
PMA
(Milyar Rp.)
Perkembangan
(%)
1984
10,911
-
1,459
-
1985
111,007
917,42
5,406
270,55
1986
825,318
643,48
14,380
166,03
1987
176,563
-78,61
10,631
-26,07
1988
476,247
169,73
113,783
970,30
1989
125,806
-73,58
12,963
-88,61
1990
327,872
160,62
1.118,955
8.532,06
1991
395,443
20,61
98,180
-91,23
1992
199,516
-49,55
266,596
171,54
1993
527,834
164,56
117,517
-55,92
1994
358,993
-31,99
73,650
-37,33
1995
357,520
-0,41
238,380
223,67
1996
234,859
-34,31
138,744
-41,80
1997
1.469,005
525,48
222,592
60,43
1998
80,064
-94,55
672,583
202,16
1999
110,627
38,17
454,062
-32,49
2000
118,278
6,92
823,980
81,47
2001
501,745
324,21
434,536
-47,26
2002
836,695
66,76
92,820
-78,64
2003
471,556
-43,64
757,196
715,77
2004
273,969
-41,90
285,807
-62,25
2005
14,300
-94,78
0,574
-99,80
-
118,79
-
511.07
Rata-rata
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Sumatera Utara.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Bila dibandingkan secara nasional (sebagaimana dilihat dalam Lampiran
1), Sumtera Utara merupakan salah satu tujuan investasi yang utama. Untuk
PMDN, Sumatera Utara menempati peringkat ketiga setelah Kalimantan Timur
dan Kalimantan Barat, dengan nilai investasi hingga Oktober 2006 sebesar Rp.
10.076,5 milyar untuk membiaya 10 proyek. Sedangkan untuk PMA, Sumatera
Utara berada pada urutan ke empat setelah DKI Jakarta, Riau dan Kalimantan
Selatan, dengan nilai investasi hingga Oktober 2006 sebesar US$ 1.466,8 juta
untuk membiaya 27 proyek.
4.3. Ketenagakerjaan
Salah satu tujuan yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah
penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertambahan angkatan
kerja, lebih-lebih bagi negara berkembang, terutama Indonesia, dimana
pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja. Ada
beberapa faktor mengapa hal tersebut lebih menonjol atau penting bagi negara
berkembang. Pertama, pertumbuhan penduduk di negara berkembang cenderung
tinggi, sehingga cenderung melebihi pertumbuhan kapital. Kedua, demografi
profil lebih muda, sehingga lebih banyak penduduk yang masuk ke lapangan
kerja. Ketiga, struktur industri di negara berkembang, yang cenderung mempunyai
tingkat diversifikasi kegiatan ekonomi rendah, serta tingkat keterampilan
penduduk yang belum memadai, membuat usaha penciptaan lapangan kerja
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
menjadi semakin kompleks. Dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi (di atas 8 persen) maka penciptaan lapangan kerja baru akan mampu
memenuhi tambahan angkatan kerja.
Tenaga kerja dipandang sebagai suatu faktor produksi yang mampu untuk
meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya (mengolah tanah, memanfaatkan
modal, dsb) sehingga perusahaan memandang tenaga kerja sebagai suatu investasi
dan banyak perusahaan yang memberikan pendidikan kepada karyawannya
sebagai wujud kapitalisasi tenaga kerja.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keadaan ketenagakerjaan, yaitu
faktor permintaan dan penawaran. Faktor permintaan dipengaruhi oleh dinamika
pembangunan ekonomi, sedangkan faktor penawaran ditentukan oleh perubahan
struktur umur penduduk. Pembangunan ekonomi yang semakin meningkat juga
akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sehingga akan mempengaruhi
ketersediaan tenaga kerja di suatu daerah. Pertumbuhan industri di perkotaan
menjadi salah satu daya tarik tenaga kerja dari berbagai daerah, termasuk
pedesaan untuk menjadi pekerja di sektor industri.
Struktur umur penduduk berkorelasi linier dengan pertambahan jumlah
penduduk. Dengan demikian semakin bertambah jumlah penduduk, maka jumlah
tenaga kerja juga akan semakin bertambah. Perkembangan jumlah tenaga kerja di
Sumatera Utara disajikan pada tabel berikut.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Tabel 4.4. Perkembangan Tenaga Kerja di Sumatera Utara, 1985 – 2005
Tahun
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Rata-rata
Bekerja
(orang)
Perkembangan
(%)
Pengangguran
(orang)
Tenaga Kerja
(orang)
3.254.567
3.348.361
3.446.541
3.548.550
3.654.384
3.764.480
3.878.923
3.997.869
4.121.596
4.250.453
4.384.113
4.523.144
4.667.820
4.818.391
4.530.389
4.546.310
4.676.094
4.811.088
4.928.353
4.855.793
4.756.078
5.166.132
2,88
2,93
2,96
2,98
3,01
3,04
3,07
3,09
3,13
3,14
3,17
3,20
3,23
-5,98
0,35
2,85
2,89
2,44
-1,47
-2,05
8,62
2,26
878.380
857.564
845.962
872.521
862.234
847.790
697.599
670.054
649.226
577.623
518.825
453.107
127.830
44.744
475.876
510.193
653.351
456.059
528.550
711.288
756.327
636.980
4.132.947
4.205.925
4.292.503
4.421.071
4.516.618
4.612.270
4.576.522
4.667.923
4.770.822
4.828.076
4.902.938
4.976.251
4.795.650
4.863.135
5.006.265
5.056.503
5.329.445
5.267.147
5.456.903
5.567.081
5.512.405
5.803.112
Perkembangan
(%)
1,77
2,06
3,00
2,16
2,12
-0,78
2,00
2,20
1,20
1,55
1,50
-3,63
1,41
2,94
1,00
5,40
-1,17
3,60
2,02
-0,98
5,27
1,65
Sumber : BPS Sumatera Utara
Jumlah tenaga kerja di Sumatera Utara menunjukkan peningkatan setiap
tahun, kecuali tahun 1990, 1996, 2001 dan 2004. Rata-rata peningkatan jumlah
tenaga kerja adalah 1,65 persen. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan
penduduk di Sumatera Utara rata-rata 1,12 persen per tahun (BPS, 2005).
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Selanjutnya jumlah tenaga kerja yang bekerja di Sumatera Utara
menunjukkan peningkatan setiap tahun, kecuali tahun 1998, 2003 dan 2004.
Rata-rata peningkatan jumlah yang bekerja adalah 2,26 persen. Peningkatan ini
juga sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerja di Sumatera Utara rata-rata 1,65
persen per tahun (BPS, 2005). Penurunan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada
tahun 1998 merupakan dampak dari terjadinya krisis ekonomi di Indonesia,
sehingga banyak sektor riil yang terpaksa tutup, menyebabkan sebagian tenaga
kerja mencari pekerjaan ke luar Sumatera Utara, umumnya ke Malaysia dan
Batam.
Demikian juga pada tahun 2003 dan 2004, disebabkan situasi
perekonomian yang masih sulit khususnya di Sumatera Utara, sebagian tenaga
kerja pindah ke daerah-daerah lain seperti Riau dan Batam dan juga ke Malaysia
sebagai TKI.
4.4. Analisis Estimasi
4.4.1. Uji Kesesuaian (Goodness of Fit)
Untuk pengujian hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka
dilakukan estimasi dengan model Ordinary Least Square (OLS) untuk data
time series 22 tahun dengan menggunakan Program EViews 4.1.
Hasil
analisis regresi terhadap model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan pada Lampiran 4.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Tabel 4.5. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDRB Sumatera
Utara
LPDRB = -6,666 + 0,0323 LPMDN(t-1) + 0,0421 LPMA(t-1) + 2,8784 LTK – 0,0109 DM
Std.Er.
t-stat
:
:
(0,015)
(2,152)**
R2
DW-test
: 0,9839
: 2,1885
F-stat
Prob
(0,0126)
(3,327)***
(0,225)
(12,79)***
(0,019)
(-0,578)
: 244,93***
: 0,0000
Sumber : Lampiran 4.
Ket.
: *** signifikan pada α 1 %.
** signifikan pada α 5 %.
Koefisien determinasi (R²) sebesar 0,9839 berarti bahwa variabel
investasi PMDN tahun sebelumnya, PMA tahun sebelumnya, jumlah tenaga
kerja, dan kondisi perekonomian mampu menjelaskan variasi PDRB Sumatera
Utara sebesar 98,39 persen.
Dilihat dari nilai F-statistik, yaitu sebesar 244,933 yang signifikan pada
tingkat keyakinan 99 persen atau α = 1 %; berarti bahwa secara bersama-sama
(simultan) variabel investasi PMDN tahun sebelumnya, PMA tahun
sebelumnya,
jumlah
tenaga
kerja,
dan
kondisi
perekonomian
akan
mempengaruhi variasi PDRB Sumatera Utara.
Berdasarkan uji t-statistik (uji secara parsial), dapat diketahui bahwa
variabel investasi PMDN tahun sebelumnya, PMA tahun sebelumnya, dan
jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara
pada α = 5 % dan 1 %, sedangkan kondisi perekonomian tidak berpengaruh
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara. Berikut ini hasil uji t dari masingmasing variabel bebas.
a. Investasi PMDN
Hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi PMDN tahun sebelumnya
berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa
semakin meningkat investasi PMDN, maka PDRB Sumatera Utara akan
semakin tinggi. Nilai koefisien regresi investasi PMDN sebesar 0,0323
berarti bahwa setiap peningkatan investasi PMDN 100 persen, maka
menyebabkan peningkatan PDRB Sumatera Utara sebesar 3,23 persen,
ceteris paribus. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai
2,152 yang lebih besar dibandingkan t-tabel (α 5% = 2,101). Hal ini berarti
bahwa variabel investasi PMDN tahun sebelumnya berpengaruh signifikan
terhadap PDRB Sumatera Utara pada tingkat keyakinan 95 persen atau α =
5 %.
b. Investasi PMA
Hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi PMA tahun sebelumnya
berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara. Hal ini berarti bahwa
semakin meningkat investasi PMA, maka PDRB Sumatera Utara akan
semakin tinggi. Nilai koefisien regresi investasi PMA sebesar 0,0421
berarti bahwa setiap peningkatan investasi PMA 100 persen, maka
menyebabkan peningkatan PDRB Sumatera Utara sebesar 4,21 persen,
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
ceteris paribus. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik diperoleh nilai
3,327 yang lebih besar dibandingkan t-tabel (α 1% = 2,878). Hal ini berarti
bahwa variabel investasi PMA tahun sebelumnya berpengaruh signifikan
terhadap PDRB Sumatera Utara pada tingkat keyakinan 99 persen atau α =
1 %.
c. Jumlah Tenaga Kerja
Dari hasil estimasi diketahui bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh
positif terhadap PDRB Sumatera Utara. Nilai koefisien regresi jumlah
tenaga kerja sebesar 2,8784 berarti bahwa setiap peningkatan jumlah
tenaga kerja sebesar 1 persen, akan menyebabkan terjadinya peningkatan
PDRB Sumatera Utara sebesar 2,8784 persen, ceteris paribus. Hal ini
berarti bahwa semakin tinggi jumlah tenaga kerja, maka PDRB Sumatera
Utara akan semakin meningkat. Dari hasil pengujian terhadap nilai t-statistik
diperoleh nilai 12,79 yang lebih besar dibandingkan t-tabel (α 1 % = 2,878).
Hal ini berarti bahwa jumlah tenaga kerja memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara pada tingkat keyakinan 99
persen atau α = 1 %.
d. Kondisi Perekonomian (Dummy Variabel)
Dari hasil estimasi diketahui bahwa kondisi perekonomian sebelum krisis
dan sesudah krisis tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
PDRB Sumatera Utara.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
4.4.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari multikolinieritas dan
autokorelasi, sebagai berikut.
a. Multikolinieritas
Untuk
mendeteksi
masalah
multikolinearitas
dilakukan
dengan
membandingkan nilai R2y.x dengan nilai R2x.x. Kriteria keputusan sebagai
berikut :
1. Jika nilai R2y.x < R2x.x, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada
masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan tidak
dapat ditolak.
2. Jika nilai R2y.x > R2x.x, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada
masalah multikolinearitas dalam model empiris yang digunakan ditolak.
Uji korelasi parsial (partial correlation examination) dilakukan dengan model:
Tabel 4.6. Hasil Estimasi Uji Multikolinieritas
Model Estimasi
LPDRB
= f(LPMDN(t-1), LPMA(t-1), LTK, DM)
LPMDN(t-1)
= f (LPMA(t-1), LTK, DM)
LPMA(t-1)
= f (LPMDN(t-1), LTK, DM)
LTK
= f (LPMA(t-1), LPMDN(t-1), DM)
DM
= f (LTK, LPMA(t-1), LPMDN(t-1))
Sumber : Data diolah (Lampiran 5).
Nilai R2
0,9839
0,2062
0,6222
0,7679
0,5951
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Nilai R2 LPDRB, LPMDN(t-1), LPMA(t-1), LTK, DM lebih tinggi dari nilai R2 LPMDN(t-1), LPMA(t1), LTK, DM;
nilai R2
dan nilai R2
LPMA(t-1), LPMDN(t-1), LTK, DM;
DM, LTK, LPMA(t-1), LPMADNt-1),
nilai R2
LTK, LPMA(t-1), LPMADNt-1), DM,
maka dalam model empiris tidak
ditemukan adanya multikolinieritas.
b. Autokorelasi
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini dilakukan
melalui uji Lagrange Multiplier Test (LM Test), yaitu dengan membandingkan
nilai X² hitung dengan X² tabel, dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
1. Jika nilai X2hitung > X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, ditolak.
2. Jika nilai X2hitung < X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat
ditolak.
Uji autokorelasi dengan LM Test sebagai berikut.
Tabel 4.7. Hasil Estimasi Uji Autokorelasi dengan LM Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.277260
0.800090
Probability
Probability
0.761923
0.670290
Sumber: Data diolah (Lampiran 3).
Hasil uji LM test di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai X2hitung
(Obs*R-squared) = 0,80009 dengan Xtabel (7) α 5% = 14,07 yang berarti
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
bahwa X2hitung < Xtabel, dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan
bahwa tidak ada autokorelasi tidak dapat ditolak. Artinya dalam model yang
diestimasi tersebut tidak mengandung korelasi serial (autokorelasi) antar
faktor pengganggu (error term).
Hal ini menunjukkan bahwa ada tidak
korelasi antara data dengan data sebelumnya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan ARCH Test, yaitu dengan membandingkan nilai Obs-R2 atau
X2hitung terhadap X2tabel. Kriteria keputusan sebagai berikut :
1. Jika nilai Obs-R2 atau X2hitung > X2tabel (Prob. < 0,05), maka hipotesis yang
menyatakan bahwa ada masalah heteroskedastisitas dalam model empiris
yang digunakan tidak dapat ditolak.
2. Jika nilai Obs-R2 atau X2hitung < X2tabel (Prob. > 0,05), maka hipotesis yang
menyatakan bahwa ada masalah heteroskedastisitas dalam model empiris
yang digunakan ditolak.
Tabel 4.8. Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas dengan ARCH Test
ARCH Test:
F-statistic
Obs*R-squared
1.411175
1.453982
Probability
Probability
0.250300
0.227890
Sumber: Data diolah (Lampiran 3)
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan No Cross Term diperoleh
nilai Obs*R-squared = X2-hitung = 1,453982 dengan X2-tabel (2) α 5% = 5,991
yang berarti bahwa X2hitung < Xtabel, dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa ada masalah heteroskedastisitas dalam model empiris yang
digunakan ditolak. Artinya dalam model yang diestimasi tersebut tidak
mengandung masalah heteroskedastisitas.
4.5. Pembahasan
4.5.1. Investasi
Hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi baik PMDN maupun PMA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera
Utara. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zuhri (1999), bahwa investasi PMA
dan PMDN berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
Selain itu, hasil penelitian Purwanto (2002) juga menemukan bahwa
kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dalam hal meningkatkan iklim
investasi melalui usaha penurunan nilai ICOR, belanja pemerintah modal
pembangunan untuk masing-masing sektor lapangan usaha, dan perpajakan,
memiliki kemampuan meningkatkan nilai nominal PDRB, PDRB per kapita, dan
tingkat produktivitas.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Menurut Zetha dan Tambunan (2006), relatif masih rendahnya minat
investasi di Indonesia kembali terlihat dari angka-angka yang dikeluarkan oleh
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada periode Januari - November
2006 realisasi investasi mengalami penurunan tidak saja pada penanaman modal
asing (PMA) tetapi juga pada realisasi investasi penanaman modal dalam negeri
(PMDN). Nilai realisasi PMA pada periode tersebut hanya mencapai US$ 4,69
milyar, yang anjlok sebesar 45,9 persen dari realisasi PMA pada priode yang sama
tahun 2005. Satu hal yang menarik dari data investasi yang dikeluarkan BKPM
adalah menurun tajamnya investasi yang berasal dai Jepang, meskipun intensitas
kunjungan promosi Indonesia ke Jepang semakin tinggi. Selama periode JanuariNovember 2006, investasi dari negara ini hanya sekitar US$ 430,2 juta atau anjlok
61,13 persen dibandingkan nilai investasi pada periode yang sama tahun 2005.
Menurunnya investasi dari Jepang yang terjadi sejak krisis ekonomi melanda
Indonesia tidak terlepas dari penilaian para pengusaha Jepang yang melihat iklim
investasi di Indonesia sangat rendah saat ini. Jika sebelum krisis tahun 1997
Indonesia menjadi tujuan investasi kedua terbesar dari Jepang, maka pada tahun
2006 ini Indonesia berada di urutan ke-9 setelah Vietnam, Singapura, China,
Malaysia, dan beberapa negara lainnya. Menurut Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) ada lima masalah yang menjadikan pengusaha Jepang menunda
minatnya menanamkan modal di Indonesia. Pertama, masalah perizinan di bidang
bea dan cukai. Kedua, masalah pajak. Ketiga, realisasi pembangunan infrastruktur
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
yang lambat. Keempat, kepastian aturan ketenagakerjaan yang tidak kunjung
tuntas, dan kelima adalah masalah tata kelola yudisial yang meragukan. Selain
dari Jepang, penurunan investasi ke Indonesia juga terjadi dari China yang turun
sebesar 43,22 persen. Jika pada tahun 2005 pangsa investasi dari Jepang masih
sebesar 8,7 persen, maka pada Januari-Oktober 2006 turun menjadi 2,7 persen,
sedangkan pangsa investasi dari China turun dari 1,5 persen menjadi 0,75 persen
pada periode yang sama. Sementara itu pangsa investasi dari Singapura, yang
merupakan pangsa investasi terbesar ke Indonesia saat ini, turun dari 28,9 persen
pada tahun 2005 menjadi 12,3 persen pada Januari-Oktober 2006.
4.5.2. Jumlah Tenaga Kerja
Hasil estimasi menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang bekerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera
Utara. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil temuan Zuhri (1999) di Jawa
Tengah, bahwa tenaga kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa
Tengah pada jangka panjang. Pengaruh signifikan dari tenaga kerja terhadap
pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan posisi tenaga kerja sebagai salah satu
faktor produksi yang menggerakkan perekonomian di daerah. Selain sebagai
faktor produksi, tenaga kerja produktif juga merupakan sumber penerimaan
daerah dan sektor pajak dan merupakan konsumen.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Hasil analisis yang dilakukan oleh Tambunan menunjukkan bahwa
elastisitas kesempatan kerja tidak pernah lebih dari 0,50, ini berarti penambahan
PDB hanya mampu menambah kesempatan kerja 0,50 unit. Menurut Makmun dan
Yasin (2003), pertumbuhan ekonomi yang negatif selama tahun 1998 dan 1999,
sangat mempengaruhi penciptaan lapangan kerja. Dampak krisis moneter sangat
mempengaruhi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang mempunyai elastisitas
kesempatan kerja yang tinggi, yaitu sektor konstruksi, jasa dan transportasi/
komunikasi. Krisis moneter yang hampir terjadi di semua negara berakibat
permintaan akan barang dan jasa mengalami penurunan yang sangat tajam.
Turunnya permintaan berdampak aktivitas perusahaan mengalami stagnasi atau
penurunan atau bahkan menghentikan produksinya. Bersamaan dengan itu
penawaran tenaga kerja mengalami peningkatan, yaitu baik yang disebabkan
karena penambahan penduduk maupun dari tenaga kerja yang terpaksa
menganggur, karena turunya aktivitas produksi.
4.5.3. Kondisi Perekonomian
Berdasarkan data tahun 1996 (BPS, 2001), perekonomian Indonesia hanya
mengalami pertumbuhan hingga 7,98 persen. Tahun 1997 dan 1998, pertumbuhan
ekonomi ini menunjukkan penurunan yang sangat tajam. Pada tahun 1998 krisis
ekonomi bertambah parah karena banyak wilayah Indonesia yang diterpa musim
kering, inflasi yang terjadi di banyak daerah, krisis moneter di dalam negeri
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
maupun di negara-negara mitra dagang seperti sesama ASEAN, Korsel dan
Jepang akan sangat berpengaruh. Perbaikan kondisi perekonomia yang dilakukan
pemerintah masih belum memberikan pengaruh yang signifikan, karena hingga
tahun 2000 pertumbuhan ekonomi hanya meningkat menjadi 4,8 persen.
Lambatnya
pemulihan
kondisi
perekonomian
ini
menyebabkan
jumlah
pengangguran semakin meningkat, yang akan mengakibatkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi tidak secepat yang diharapkan.
Stabilitas ekonomi makro yang dinamis merupakan syarat keharusan untuk
dapat melakukan pembangunan di berbagai bidang. Sejarah Indonesia telah
menunjukkan bagaimana besarnya pengaruh ekonomi makro ini pada upayaupaya perbaikan kesejahteraan masyarakat. Nilai mata uang yang tidak stabil
ataupun inflasi yang tidak terkendali berpengaruh buruk pada kinerja
perekonomian secara keseluruhan. Demikian juga besarnya utang yang
ditanggung, ternyata membuat ekonomi Indonesia sangat rentan dan membatasi
opsi kebijakan yang dapat diambil. Untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas
ekonomi makro, menurut Bappenas (2004) perlu diambil langkah-langkah
kebijakan yang tepat, antara lain memformulasikan APBN yang memberikan
prioritas penciptaan lapangan kerja melalui pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Pemerintah juga harus mengelola kebijakan fiskal, termasuk
pengelolaan utang publik, secara lebih efektif, efisien, dan bertanggung jawab,
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
serta menyempurnakan kebijakan sektor Perminyakan dan Gas Bumi dalam
rangka peningkatan penerimaan negara dari sektor migas.
Dalam hal pengelolaan kebijakan fiskal, harus ditingkatkan koordinasi
kebijakan fiskal dan moneter antara Pemerintah dan Bank Indonesia, dengan tetap
menjaga peran masing-masing, untuk lebih meningkatkan pembangunan ekonomi
nasional. Dalam upaya meningkatkan makro ekonomi, harus diciptakan iklim
usaha yang sehat dan transparan. Selain itu meningkatkan daya saing ekonomi
melalui peningkatan mutu dan produktivitas, yang
antara lain dapat dicapai
melalui invensi, inovasi, dan teknologi juga seharusnya menjadi prioritas dalam
kebijakan pemerintah.
Berhubungan dengan daya saing ekonomi Indonesia,
pemerintah juga harus memperbaiki dan meningkatkan peran Indonesia dalam
kerjasama ekonomi antar negara baik regional maupun internasional.
Mengingat peran lembaga keuangan yang cukup besar dalam stabilitas
ekonomi, maka perlu meningkatkan upaya-upaya penyehatan dan penertiban
lembaga keuangan dan perbankan. Demikian juga dengan revitalisasi pengelolaan
aset-aset negara, serta mendorong terwujudnya pengelolaan BUMN secara efisien
dan bertanggung jawab.
Selain dipengaruhi oleh hubungan industrial, penyebab menurunnya
kemampuan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja disebabkan oleh iklim
investasi yang tidak kunjung membaik. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja apabila terjadi peningkatan investasi.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung didorong oleh
peningkatan konsumsi. Inventasi cenderung tidak meningkat dan bahkan dalam
beberapa tahun sebelumnya menunjukkan penurunan. Dengan demikian,
meskipun perekonomian meningkat, penciptaan lapangan kerja sangat lambat.
Perkembangan investasi yang belum pulih dipengaruhi oleh berbagai
kebijakan termasuk kebijakan di bidang ketenagakerjaan. Keberpihakan
pemerintah yang tidak seimbang antara kebijakan ketenaga-kerjaan dan kebijakan
investasi telah menimbulkan keengganan bagi para penanam modal melakukan
ekspansi atau menanamkan modalnya di Indonesia dan merupakan salah satu
penyebab dari lambatnya perkembangan investasi yang pada gilirannya
memperlambat penyediaan lapangan kerja.
Dengan keterkaitan ini, upaya untuk mengatasi masalah pengangguran
harus dilakukan dengan kebijakan yang terpadu yang diarahkan pada penciptaan
iklim penanaman modal yang kondusif, termasuk kebijakan dalam mengatur
ketenagakerjaan yang tidak terlalu memberatkan para penanam modal. Dengan
iklim penanaman modal yang kondusif, investasi akan meningkat dan pada
gilirannya akan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam
bab terdahulu maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara dipengaruhi tiga sektor yang utama,
yaitu sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi terbesar terhadap
PDRB Sumatera Utara.
2. Hasil estimasi menunjukkan bahwa investasi PMDN tahun sebelumnya, PMA
tahun sebelumnya, jumlah tenaga kerja, dan kondisi perekonomian
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara dengan
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 98,39 persen. Hal ini berarti bahwa
pertumbuhan sektor ekonomi Sumatera Utara akan semakin meningkat dengan
meningkatnya investasi dan jumlah tenaga kerja.
3. Secara parsial, hasil analisis menunjukkan bahwa investasi PMDN tahun
sebelumnya, investasi PMA tahun sebelumnya dan jumlah tenaga kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera
Utara, sedangkan kondisi perekonomian sebelum dan sesudah resesi tidak
menunjukkan perbedaan terhadap pertumbuhan ekonomi.
68
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
5.2. Saran
1. Untuk meningkatkan investasi, pemerintah hendaknya mengambil kebijakan
untuk mendukung iklim investasi yang kondusif, seperti pengurusan perizinan
dan pajak, realisasi pembangunan infrastruktur dengan cepat, serta kepastian
peraturan ketenagakerjaan.
2. Dianggap perlu untuk mengkaji kembali penelitian ini (atas masalah yang
sama) dengan menggunakan metode pendekatan, serta konsep peninjauan
yang berbeda agar dapat dilakukan studi komparasi dan mendukung temuantemuan baru.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta, UI-PRESS.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), 2004. Laporan Perkembangan
Investasi di Indonesia. Jakarta.
Bank Indonesia, 2006. Statistik Keuangan Indonesia. Jakarta.
Bappenas. 2004. Rencana Pembangunan Indonesia Tahun 2007. Jakarta.
BPS, 2001. Data Statistik Indonesia. Jakarta
BPS Sumatera Utara, 2004. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2004. Medan.
________, 2005. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2005. Medan.
Brata, Aloysius Gunadi, 2005. Investasi Sektor Publik Lokal, Pembangunan
Manusia, dan Kemiskinan. Yogyakarta, Lembaga Penelitian - Universitas
Atma Jaya.
Depnakertrans, 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia, Majalah
Nakertrans Edisi - 03 TH.XXIV-Juni.
Dornbusch, Rudiger; Stanley Fisher dan Richard Startz. 2004. Makro Ekonomi.
Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta, PT. Media Global Edukasi.
Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar. Jakarta, Erlangga.
Harjanti, Erni Setyo, 2005. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi dan
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kota
Salatiga Provinsi Jawa Tengah Tahun 1989-2003. Tesis Sekolah
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogjakarta.
Makmun. 2004. Pengaruh Ketersediaan Tenaga Kerja dan Pembentukan Nilai
Tambah Terhadap Investasi di Sektor Industri (Studi Kasus Kota Batam).
Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 8, No. 1, Maret.
70
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Makmun dan Akhmad Yasin, 2003. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
Terhadap PDB Sektor Pertanian. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7,
No. 3 September.
Mankiw, N. Gregory, 2003, Teori Makroekonomi, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta
Purwanto, Sigit, 2002. Analisis Pengaruh Kebijakan Investasi Pemerintah Daerah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Master Theses. ITB Central
Library. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php.
Silalahi, Levi, 2004. Masalah Buruh-Pengusaha Belum
Pengangguran Terus Bertambah. Jakarta, Depnakertrans.
Terpecahkan,
Soekartawi, 1994, Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglass, Jakarta, Raja Grafido Persada.
Tambunan, Tulus. 2001a. Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris.
Jakarta, Ghalia Indonesia.
________. 2001b. Transformasi Ekonomi di Indonesia: Teori dan Penemuan
Empiris. Jakarta, Salemba Empat.
________. 2006. Iklim Investasi Di Indonesia: Masalah, Tantangan dan Potensi,
Jakarta, Kadin – Indonesia.
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi
Ketujuh, Jilid 1. (Terjemahan Haris Munandar). Jakarta, Erlangga.
Zetha, Erna dan Tulus Tambunan, 2006. Perkembangan Ekonomi Indonesia,
Analisa Bulanan. Laporan Ekonomi Bulan Oktober 2006. Jakarta, Kamar
Dagang dan Industri Indonesia.
Zuhri, Abidin Achmad, 1999. Pengaruh Investasi PMA dan PMDN Serta
Kesempatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 3. Data Analisis
====================================================
obs
LPDRB LLAGPMDN LLAGPMA
LTK
DM
====================================================
1984 12.77943
NA
NA
6.512493 0.000000
1985 12.81000 10.03785 9.163990 6.524832 0.000000
1986 12.90053 11.04535 9.732838 6.537383 0.000000
1987 12.98976 11.91662 10.15777 6.550051 0.000000
1988 13.01382 11.24690 10.02657 6.562814 0.000000
1989 13.07386 11.67783 11.05608 6.575705 0.000000
1990 13.12234 11.09970 10.11270 6.588711 0.000000
1991 13.21831 11.51570 12.04881 6.601829 0.000000
1992 13.25586 11.59708 10.99202 6.615065 0.000000
1993 13.26044 11.29998 11.42585 6.628435 0.000000
1994 13.29975 11.72250 11.07010 6.641882 0.000000
1995 13.33851 11.55509 10.86717 6.655440 0.000000
1996 13.33754 11.55330 11.37727 6.669114 0.000000
1997 13.39520 11.37081 11.14222 6.682902 1.000000
1998 13.34524 12.16702 11.34751 6.656135 1.000000
1999 13.35663 10.90344 11.82775 6.657659 1.000000
2000 13.37696 11.04386 11.65712 6.669883 1.000000
2001 13.39639 11.07290 11.91592 6.682243 1.000000
2002 13.41372 11.70048 11.63803 6.692702 1.000000
2003 13.43276 11.92257 10.96764 6.686260 1.000000
2004 13.45634 11.67353 11.87921 6.677249 1.000000
2005 13.48018 11.43770 11.45607 6.713165 1.000000
====================================================
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 4. Analisis OLS
Model : LPDRB = b0 + b1 LPMDN(t-1) + b2 LPMA(t-1) + b3 LTK + b3 Dm + μ
Dependent Variable: LPDRB
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:49
Sample(adjusted): 1985 2005
Included observations: 21 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LLAGPMDN
LLAGPMA
LTK
DM
C
0.032289
0.042062
2.878385
-0.010916
-6.666032
0.015006
0.012640
0.225049
0.018898
1.376736
2.151821
3.327586
12.79005
-0.577638
-4.841911
0.0470
0.0043
0.0000
0.5715
0.0002
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.983931
0.979914
0.027270
0.011899
48.69881
2.188535
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
13.25115
0.192417
-4.161791
-3.913095
244.9333
0.000000
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik
5.1. Multikolinieritas
Model: LPMDN(t-1) = a0 + a1 LPMA(t-1) + a2 LTK + a3 Dm + μ
Dependent Variable: LLAGPMDN
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:53
Sample(adjusted): 1985 2005
Included observations: 21 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LLAGPMA
LTK
DM
C
0.149197
3.261642
-0.281698
-11.74975
0.201079
3.550421
0.297710
22.06905
0.741981
0.918663
-0.946216
-0.532409
0.4682
0.3711
0.3573
0.6013
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.206209
0.066128
0.440770
3.302723
-10.37507
1.772643
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
11.40763
0.456108
1.369054
1.568011
1.472074
0.257560
Model: LPMA(t-1) = a0 + a1 LPMDN(t-1) + a2 LTK + a3 Dm + μ
Dependent Variable: LLAGPMA
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:54
Sample(adjusted): 1985 2005
Included observations: 21 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LLAGPMDN
LTK
DM
C
0.210250
10.54722
-0.042437
-61.28709
0.283362
3.478769
0.362453
21.83669
0.741981
3.031883
-0.117084
-2.806611
0.4682
0.0075
0.9082
0.0121
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.622249
0.555587
0.523238
4.654218
-13.97685
2.141797
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
11.04108
0.784884
1.712081
1.911038
9.334400
0.000711
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Model: LTK = a0 + a1 LPMA(t-1) + a2 LPMDN(t-1) + a3 Dm + μ
Dependent Variable: LTK
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:54
Sample(adjusted): 1985 2005
Included observations: 21 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LLAGPMA
LLAGPMDN
DM
C
0.033275
0.014501
0.053235
6.076259
0.010975
0.015784
0.015751
0.171986
3.031883
0.918663
3.379857
35.33004
0.0075
0.3711
0.0036
0.0000
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.767936
0.726983
0.029389
0.014683
46.49079
1.286416
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
6.631879
0.056246
-4.046742
-3.847786
18.75188
0.000012
Model: DM = a0 + a1 LTK + a2 LPMA(t-1) + a3 LPMDN(t-1) + μ
Dependent Variable: DM
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:55
Sample(adjusted): 1985 2005
Included observations: 21 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LTK
LLAGPMA
LLAGPMDN
C
7.549559
-0.018987
-0.177606
-47.40350
2.233692
0.162162
0.187701
13.41678
3.379857
-0.117084
-0.946216
-3.533149
0.0036
0.9082
0.3573
0.0026
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.595107
0.523655
0.349984
2.082306
-5.531721
0.577643
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.428571
0.507093
0.907783
1.106740
8.328806
0.001259
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
5.2. Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
Obs*R-squared
0.277260
0.800090
Probability
Probability
0.761923
0.670290
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 06/15/07 Time: 17:17
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LLAGPMDN
LLAGPMA
LTK
DM
C
RESID(-1)
RESID(-2)
-0.007865
0.006904
0.055872
-0.012739
-0.351494
-0.287499
-0.146168
0.019518
0.017226
0.288243
0.027501
1.743633
0.397218
0.376621
-0.402939
0.400771
0.193838
-0.463212
-0.201587
-0.723782
-0.388103
0.6931
0.6946
0.8491
0.6503
0.8431
0.4811
0.7038
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.038100
-0.374144
0.028592
0.011445
49.10667
2.027005
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
-4.36E-15
0.024391
-4.010159
-3.661985
0.092420
0.996093
5.3. Heteroskedastisitas
ARCH Test:
F-statistic
Obs*R-squared
1.411175
1.453982
Probability
Probability
0.250300
0.227890
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 06/23/07 Time: 15:57
Sample(adjusted): 1986 2005
Included observations: 20 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
RESID^2(-1)
0.000740
-0.268859
0.000204
0.226326
3.622336
-1.187929
0.0019
0.2503
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.072699
0.021182
0.000700
8.83E-06
117.9507
2.051256
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.000584
0.000708
-11.59507
-11.49550
1.411175
0.250300
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 6. Analisis OLS (Multi Lagged)
Model : LPDRB = b0 + b1 LPMDN(t-2) + b2 LPMA(t-2) + b3 LTK + b3 Dm + μ
Dependent Variable: LPDRB
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:50
Sample(adjusted): 1986 2005
Included observations: 20 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LLAGPMDN2
LLAGPMA2
LTK
DM
C
0.026154
0.013967
2.933077
-0.002558
-6.645387
0.017078
0.016337
0.313123
0.022215
1.927427
1.531397
0.854911
9.367174
-0.115132
-3.447802
0.1465
0.4060
0.0000
0.9099
0.0036
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.972381
0.965016
0.031420
0.014808
43.70452
1.916878
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
13.27321
0.167983
-3.870452
-3.621519
132.0254
0.000000
Model : LPDRB = b0 + b1 LPMDN(t-3) + b2 LPMA(t-3) + b3 LTK + b3 Dm + μ
Dependent Variable: LPDRB
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:50
Sample(adjusted): 1987 2005
Included observations: 19 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LLAGPMDN3
LLAGPMA3
LTK
DM
C
0.010737
0.022049
2.651035
0.006793
-4.684159
0.015967
0.014041
0.312070
0.021276
1.935850
0.672418
1.570338
8.494994
0.319293
-2.419692
0.5123
0.1387
0.0000
0.7542
0.0297
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.969643
0.960969
0.029079
0.011838
43.15862
1.671849
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
13.29282
0.147186
-4.016697
-3.768161
111.7928
0.000000
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Model : LPDRB = b0 + b1 LPMDN(t-4) + b2 LPMA(t-4) + b3 LTK + b3 Dm + μ
Dependent Variable: LPDRB
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:51
Sample(adjusted): 1988 2005
Included observations: 18 after adjusting endpoints
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LLAGPMDN4
LLAGPMA4
LTK
DM
C
0.009582
0.027771
2.345210
0.014793
-2.701479
0.016411
0.017207
0.416014
0.022219
2.599821
0.583854
1.613878
5.637329
0.665791
-1.039102
0.5693
0.1306
0.0001
0.5172
0.3177
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.962259
0.950647
0.029165
0.011058
41.01388
1.762597
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
13.30966
0.131283
-4.001542
-3.754216
82.86372
0.000000
Model : LPDRB = b0 + b1 LPMDN + b2 LPMA + b3 LTK + b3 Dm + μ
Dependent Variable: LPDRB
Method: Least Squares
Date: 06/14/07 Time: 11:51
Sample: 1984 2005
Included observations: 22
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LPMDN
LPMA
LTK
DM
C
-0.010871
0.027744
3.504132
-0.033998
-10.15640
0.018220
0.011190
0.202123
0.023443
1.293210
-0.596680
2.479331
17.33665
-1.450255
-7.853632
0.5586
0.0239
0.0000
0.1652
0.0000
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat
0.978676
0.973659
0.034572
0.020319
45.64280
1.433957
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
13.22971
0.213016
-3.694800
-3.446836
195.0565
0.000000
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Novita Linda Sitompul: Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sumatera Utara, 2007.
USU e-Repository © 2008
Download