Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 EVALUASI KERENTANAN BANGUNAN DENGA PENGUJIAN MIKROTREMOR DAN KINERJA DINAMIK BANGUNAN TERHADAP GEMPA DISERTAI METODE REHABILITASI BANGUNAN RUSUNAWA LUBUK BUAYA PADANG Hanna Yuni Hernanti1, SA. Kristiawan2, Sholihin As’ad3 1) Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Uiversitas Sebelas Maret, 2; 3) Dosen Magister Teknik Sipil, Uiversitas Sebelas Maret Email: [email protected] Abstrak Latar Belakang: Gempa bumi yang terjadi pada 30 September 2009 di Padang menimbulkan kerusakan struktural pada Rusunawa Lubuk-Buaya Padang. Untuk mengetahui performa bangunan maka dilakukan evaluasi kondisi eksisting bangunan. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui kerentanan dan kinerja dinamik bangunan yang berkaitan dengan keamanan bangunan eksisting paska gempa dan alternatif rehabilitasi bila diperlukan. Metode: Jenis penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu dengan analisis data sekunder pengujian lapangan mikrotremor pada 13-18 November 2009 pada empat titik lokasi pada bangunan dan dua titik di permukaan tanah sekitar bangunan yang disertai data teknis dan dokumentasi visual bangunan paska gempa. Hasil filter pengujian mikrotremor dianalisis dengan metode Horizontal-to-vertical spectral ratio (HVSR) sebagai parameter pengukuran kerentanan bangunan. Selanjutnya mengukur kinerja seismik bangunan dengan analisis respon spektrum sesuai SNI 1726:2012. Bangunan yang dinyatakan tidak aman perlu perkuatan (rehabilitasi) terpilih, yaitu dengan teknik perkuatan Tuned Mass Damper (TMD) dan viscous dampers. Hasil: Dari hasil analisis HVSR didapatkan resiko resonansi terjadi pada Tanah-2 dengan frekuensi natural 19,34 rad/detik ≈ frekuensi natural bangunan 19,53-25.12 rad/detik. Dan hasil indeks kerentanan bangunan (Nakamura) tertinggi pada lantai 3 di 68, 80 mikron (EW). Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49 Tahun 1996, frekuensi bangunan dinyatakan tidak aman untuk menerima beban kejut dengan kecepatan di atas 5 mm/detik. Respon seismik bangunan menghasilkan drift maksimum 522,8 mm jauh dari drift ijin 49,23 mm. Sehingga struktur berpotensi tidak stabil dan harus didesain ulang. Perkuatan dengan menggunakan. TMD (MTMD-V-1200 dan MTMD-H-1900) mampu mereduksi drift hingga 50%, namun belum mampu memenuhi drift ijin. Viscous dampers (MHD-250) mampu mereduksi drift hingga 93% dan bangunan stabil. Kata Kunci: mikrotremor, HVSR, SNI 1726:2012, TMD, Viscous dampers. 40 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 PENDAHULUAN sensitivitas yang sangat tinggi dan dilakukan Latar Belakang analisis Saat gempa bumi terjadi pada tanggal 30 karakteristik dinamis bangunan maupun September 2009 di Padang, getaran yang kondisi tanah di lokasi bangunan (Ridwan, cukup besar menimbulkan kerusakan dan 2007). korban jiwa di Kota Padang numerik untuk mengetahui dan Maksud dari penelitian ini adalah untuk sekitarnya.Berdasarkan informasi dari U.S. mengevaluasi kerentanan struktur bangunan Geological Survey (USGS), gempa tersebut Rusunawa Lubuk Buaya-Padang dengan terjadi pada pukul 17:16:09 WIB dengan melakukan analisis data hasil mikrovibrasi magnitude 7.6 pada kedalaman 81 km pada pada beberapa titik bangunan dan mengukur koordinat 0.789°S, 99.961°E. Pusat gempa respon dinamik stuktur akibat gempa berada di laut sejauh 60 km barat daya kota dengan analisis respon spektrum yang Padang. mengacu pada peraturan SNI 1726:2012 Kerusakan bangunan yang terjadi dialami tentang Tata cara perencanaan ketahanan juga oleh Gedung Rusunawa Lubuk Buaya gempa untuk struktur bangunan gedung dan Padang yang terletak di Jalan Lubuk Buaya, non gedung. Mengingat bangunan eksisting Padang. Gedung ini mulai dibangun pada didesain dengan peraturan sebelumnya yaitu pertengahan tahun 2009 dengan konstruksi SNI 03-1726-2002, sehingga hasil evalusai struktur beton bertulang pracetak 4 lantai. tersebut nantinya dapat ditindak lanjuti Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh untuk solusi perkuatannya (rehabilitasi). Tim dari Puslitbang Permukiman terhadap kondisi struktur bangunan, antara lain Tujuan Penelitian pemeriksaan visual terhadap komponen- 1. Menentukan karakteristik dinamis komponen strukturnya dan pengukuran bangunan dengan metode HVSR dan getaran alami dari bangunan dan tanah. evaluasi kerentanan struktur bangunan Data-data hasil pengukuran mikrovibrasi Gedung Rusunawa Lubuk Buaya Padang. dengan mikrotremor akan dijadikan sebagai 2. Mengukur kinerja bangunan terhadap dasar untuk menentukan tingkat kerentanan desain gempa yang mengacu pada SNI bangunan. Mikrotremor adalah salah satu 1726:2012 pada Rusunawa Lubuk Buaya- pengujian kuantitatif non-destruktif yang Padang menggunakan analisis respon dilakukan spektrum. guna memeriksa kekuatan bangunan.. Metode pengujian ini adalah salah satu metode geofisika dengan memanfaatkan getaran alami yang terjadi 3. Menentukan dan mendesain perkuatan retrofit yang tepat pada stuktur gedung Rusunawa Lubuk Buaya Padang. pada tanah atau bangunan yang dapat Kajian Pustaka ditangkap Perekaman dan analisis ambient noise dapat atau direkam dengan menggunakan alat sejenis seismograf dengan dilakukan dengan mudah dan dapat 41 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 diterapkan ke tempat-tempat rawan gempa dengan skala rendah. Hasil perekaman data dalam beberapa menit dengan mikrotremor vertikal pada permukaan tanah ( tidak pada lapisan dasar ( ), tetapi ). biasanya sudah cukup, karena ditampilkan dalam bentuk ruang dan waktu yang continue dengan menggunakan 3 instrumen component Dan selanjutnya diperkenalkan rumus efek station untuk memperoleh data (Gok, 2012). tanah termodifikasi ( ) sebagai berikut, Hingga saat ini ada beberapa teknik yang banyak digunakan untuk menganalisa data vibrasi, salah satunya adalah Single Station Dan Persamaan 3 equivalen dengan, Horizontal-to-Vertical Spectral Ratio on noise (NHVSR) (Nakamura, 1989) yang kemudian dikembangkan oleh Lermo dan Chavez Garcia tahun 1993 (Single Station Horizontalto-Vertical Spectral Ratio on earthquake, HVSR). Nakamura (1989) mengusulkan sebuah Nakamura (1989) menyatakan bahwa rasio dengan didapatkan mendekati satu. Angka ini melalui pengukuran hipotesa bahwa getaran mikrotremor pada mikrotremor dengan pengeboran. Dengan suatu lokasi dapat ditentukan dengan demikian dapat diasumsikan bahwa efek menghitung rasio spektral antara komponen tanah termodifikasi menjadi sebagai berikut, horizontal terhadap komponen vertikal yang diamati pada suatu titik lokasi yang sama. Persamaan tersebut didefinisikan sebagai Hal ini juga sejalan dengan rumus dari metode-metode lain yang pernah diteliti berikut: (Bard dkk., 1985; Steimen dkk., 2003; Roten dkk., 2006). Di mana adalah rasio spektral, adalah spektral horizontal dari gerakan Kemudian oleh Claprood dkk. (2012) dijabarkan sebagai berikut, tanah pada permukaan lapisan tanah lunak, dan adalah spektral horizontal dari gerakan tanah yang dekat dengan lapisan tanah keras. Kemudian dikembangkan oleh Lermo dkk. (1993) bahwa efek rasio spektral ( ) pada pergerakan getaran meliputi spektrum Di mana adalah komponen spektrum horizontal arah utara-selatan, adalah 42 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 komponen spektrum horizontal arah barattimur, dan adalah spektrum mikrotremor arah vertikal. simpangan (drift angle ) guna menentukan tingkat dan batas keamanan bangunan. Evaluasi kerentanan bangunan dari hasil Dalam kajian literaturnya, Sungkono analisis HVSR ditinjau dari beberapa (2011) menyimpulkan bahwa parameter parameter. Yang pertama yaitu resiko HVSR (amplifikasi dan frekuensi natural) terjadinya dapat mikrozonasi (2011), fenomena resonansi dapat terjadi kerusakan bangunan akibat getaran gempa bila frekuensi natural suatu benda mendekati bumi. Sungkono berpendapat meskipun nilai frekuensi natural digunakan untuk beberapa peneliti berpendapat bahwa kurva HVSR berkaitan permukaan, fundamental, dengan terutama HVSR gelombang resonansi. Menurut di mana benda itu berada. Jadi, resonansi terjadi bila: (Pers.8) frekuensi yang berupa gelombang badan (Herak, 2008) merupakan Hamid Dengan: n = order springing = 1,2,3, dst. daripada Yang kedua adalah efek jenis tanah pendekatan dengan gelombang permukaan terhadap Peak Ground Accelaration (PGA). beberapa mode (Albarello dan Lunedei, Untuk mengetahui jenis klasifikasi tanah dan 2010; Dal Moro, 2010). hasil spektra beberapa lapisan tanah dengan pendekatan yang lebih baik Keuntungan utama dari metode HVSR probabilitas keruntuhan bangunan 1% adalah pengukuran sederhana dan biaya dalam 50 Tahun digunakan program bantu rendah, yang dapat dilakukan kapan saja dan aplikasi Desain Spektra Indonesia hasil di mana saja. Estimasi langsung frekuensi kerjasama resonansi sedimen tanpa perlu mengetahui Kementerian struktur merujuk dari peraturan SNI 1726:2012 yang geologi dan S-wave tanah antara dapat dibawahnya (Bard, 1999). Penggunaan mikrotremor kemudian PPMB-ITB Pekerjaan diakses Umum di dan yang situs http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_sp diperluas dalam mengidentifikasi indeks ektra_indonesia_2011/. kerentanan tanah (Nakamura dkk., 1997), memplotkan respon spektra hasil pengujian mengestimasi indeks kerentanan bangunan mikrotremor pada lokasi tanah permukaan (Nakamura dkk., 2000; Sato dkk., 2008), dan dengan Desain Respon Spektra Indonesia di resonansi antara struktur Lubuk Buaya-Padang. Model kurva desain bangunan dan tanah (Mucciarelli dkk.,2004). Caranya dengan respon spektrum yang mendekati dan Nakamura(2008), mengemukakan bahwa masuk dalam range period getar tanah hasil dengan menggunakan HVSR dari nilai K- pengujian respon spektrumlah yang menjadi values dapat ditentukan besarnya sudut acuan jenis tanah permukaan di bawah bangunan tersebut berada. Gempa yang direkam di tanah lunak mempunyai 43 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 percepatan tanah maksimum yang lebih 7.8.2. besar daripada yang direkam di tanah keras fundamental untuk nilai PGA < 0,40 g. Untuk PGA > melebihi dari hasil perkalian koefisien untuk 0,40 g, hasil-hasil yang sebaliknya terjadi batas atas yang dihitung ( (Kramer 1996 cit. Pawirodikromo 2012). Yang ketiga adalah indeks kerentanan struktur bangunan Nakamura (2000) akibat gempa. Yaitu dengan persamaan (Sato dkk., ditentukan bahwa struktur (T) periode tidak ) dengan periode fundamental pendekatan ( Yang kelima boleh berdasar ). berdasar Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49 Tahun 1996. Parameter yang 2008): dapat ditinjau antara lain: (1) Menurut Lampiran I berdasaran baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan Dengan: = Kerentanan bangunan lantai yang ditinjau = Selisih (10-6) amplitudo lantai yang Lampiran II berdasaran (3) Menurut Lampiran III berdasaran jenis bangunan. (4) Menurut Lampiran III tentang getaran = Frekuensi lantai yang ditinjau (Hz) = Tinggi bangunan lantai yang ditinjau (m) Kemudian dari nilai (2) Menurut dampak kerusakan. ditinjau dengan lantai sebelumnya f kesehatan. didapatkan drift kejut. Sedangkan untuk kinerja dinamik bangunan terhadap gempa dihitung dengan angle (%) pada tiap lantai dengan persamaan analisis respon spektrum yang mengacu berikut: pada SNI 1726:2012. Peta respon spektrum (Pers.10) yang akan digunakan untuk membuat respon spektrum desain mengacu pada Dengan: Gambar 9, 10, 11, 12, dan 13 SNI = efisiensi gempa a = percepatan muka tanah maksimum (cm/det2) Berdasarkan Yoshimura dan Nakamura 1726:2012. Parameter respon spektrum percepatan pada periode pendek ( ) dihitung dengan, (2004), pada umumnya peraturan dalam pembebanan, struktur dinyatakan runtuh (collapse) dengan drift angle (γ) sebesar 0,5%, 1%, dan 2%. Fundamental parameter respon spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk Yang keempat berdasar pendekatan Periode adalah Bangunan di Indonesia. Menurut SNI 1726:2012 Pasal periode 0,2 detik di batuan dasar dengan probabilitas terlampaui sebesar 2% 44 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 selama 50 tahun, yaitu dengan melihat sebagaimana disajikan dalam Gambar 12 Gambar 9 SNI 1726:2012. Sedangkan dan 13 SNI 1726:2012. adalah koefisien/faktor amplifikasi pada periode 0,2 detik yang nilainya diambil dari Tabel 4 SNI 1726:2012 tentang koefisien situs . Untuk respon , parameter respon batuan dasar dengan desain mengacu pada Gambar 1 dan mengikuti ketentuan di bawah ini: periode , lebih kecil respon dari spektrum percepatan desain diambil dari spektrum dengan probabilitas terlampaui sebesar 2% selama (b) Untuk , adalah koefisien/faktor amplifikasi pada periode 1,0 detik dan dapat maka respon spektrum percepatan desain (c) Untuk periode , 50 tahun, yaitu dengan melihat Gambar 10 SNI 1726:2012. spektrum Persamaan 15, percepatan gempa MCER untuk periode 1,0 di dikembangkan spektrum untuk T = 1 detik, dihitung dengan, detik respon (a) Untuk parameter percepatan pada periode panjang adalah Kurva lebih besar respon percepatan desain dari spektrum diambil dari Persamaan 16, ditentukan dengan melihat Tabel 5 SNI 1726:2012 tentang koefisien situs . Kemudian parameter respon spektrum Dengan: = parameter dapat diperoleh dengan, respon spektrum percepatan desain pada periode pendek (gal) = parameter adalah parameter respon spektrum percepatan desain untuk periode 0,2 detik, sedangkan adalah parameter respon spektrum percepatan desain untuk periode respon spektrum percepatan desain pada periode panjang (gal) = periode getar fundamental struktur (detik) Sementara itu nilai dan adalah, 1,0 detik. Menurut Pawirodikromo (2012), nilai-nilai dan berturut-turut masih harus dikalikan dengan nilai dan 45 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 Dengan: = koefisien respon seismik = berat seismik efektif menurut Pasal 7.7.2 SNI 1726:2012 (kN) Gaya gempa lateral (kN) yang timbul di semua tingkat harus ditentukan Sumber: SNI 1726:2012 Gambar 1. Spektrum respon desain Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dari Persamaan 20: Dengan: dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2%. = faktor distribusi vertikal V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN) Faktor keutamaan dan kategori risiko struktur bangunan untuk berbagai kategori dan = bagian berat seismik efektif risiko struktur bangunan gedung telah diatur total dalam Tabel 1 SNI 1726:2012, sedangkan ditempatkan atau dikenakan pengaruh gempa rencana terhadapnya harus pada tingkat i atau x (kN) dikalikan dengan suatu faktor keutamaan dan dalam meter (m) Geser tingkat desain gempa di semua tingkat (7) 0,9D + 1,0E yang tingkat i atau x, dinyatakan Kombinasi beban terfaktor yang digunakan (5) 1,2D + 1,0E + L (W) = tinggi dari dasar sampai ( ) pada Tabel 2 SNI 1726:2012. menurut SNI 1726:2012 adalah kombinasi: struktur (kN) harus ditentukan dari Persamaan 21: Dengan: D = Beban mati Defleksi pusat massa di tingkat x ( ) (mm) L = Beban hidup ditentukan sesuai dengan Persamaan 22: E = Beban gempa Menurut ASCE 7-05, beban hidup untuk komponen struktur yang mendukung dua lantai atau lebih dari dua lantai boleh direduksi sebesar 20%. Geser dasar seismik (V) ditentukan dengan Persamaan 19, yaitu: Dengan: = faktor amplifikasi defleksi dalam Tabel 9 SNI 1726:2012 = defleksi pada lokasi yang disyaratkan pada pasal ini yang ditentukan dengan analisis elastis (mm) 46 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 Jika respons terkombinasi untuk geser dasar ragam ( ) kurang dari 85% dari ,, simpangan antar lantai harus dikalikan dengan 0,85 . Dan, TMD yang digunakan sebagai desain retrofit untuk bangunan Rusunawa Lubuk Buaya-Padang adalah TMD vertikal dan TMD horizontal. Prinsip kerja TMD dapat dilihat pada Gambar 2. Pengaruh P-delta effects diperhitungkan bila koefisien stabilitas ( ) 0,10. (Pers.24) Dengan: = beban desain vertikal total pada dan Sumber: MAURER Katalog Gambar 2. Prinsip kerja TMD. Atas: TMD Vertikal. Bawah: TMD Horizontal di atas tingkat x (kN), dan faktor beban individu tidak perlu melebihi Viscous dampers berfungsi menyerap energi gempa dan mengurangi gaya gempa rencana 1,0 = simpangan antar lantai tingkat desain (mm) yang dipikul elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur bangunan menjadi lebih elastis dan mampu meredam guncangan = gaya geser seismik yang bekerja antara tingkat x dan x-1 (kN) = tinggi tingkat di bawah tingkat x gempa. Penggunaan viscous damper dalam perkuatan gedung dapat dilihat pada Gambar 3. (mm) Koefisien stabilitas ( ) harus tidak melebihi yang ditentukan sebagai berikut: (Pers.25) Dimana nilai adalah rasio kebutuhan geser antara tingkat x dan x-1. Rasio ini diijinkan sumber: istgeography.wikispaces.com Gambar 3. Pemasangan viscous dampers pada struktur gedung secara konserfatif diambil sebesar 1,0. Terdapat tiga parameter yang digunakan terhadap kapasitas geser untuk tingkat Sistem rehabilitasi yang diambil bila kinerja dinamik bangunan tidak daktail adalah Tuned Mass Damper (TMD) dan viscous dalam desain TMD yaitu massa, kekakuan, dan redaman. Massa TMD diperoleh dari: dampers. 47 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 Pemeriksaan lapangan tersebut antara lain pemeriksaan visual terhadap komponenDengan: komponen strukturnya dan pengukuran μ = rasio massa getaran alami dari bangunan dan tanah. m = massa TMD Jenis Penelitian M = massa total struktur utama Kekakuan TMD ( Metode yang digunakan metode kuantitatif, ) dari: yaitu dengan analisis data sekunder pengujian lapangan mikrotremor. Dengan diperolehnya Dengan: input data rekaman mikrotremor yang berupa domain waktu = frekuensi natural TMD (time series) dan amplitudo akan didapatkan = massa TMD frekuensi natural dan amplifikasi bangunan Redaman optimal didapatkan dengan persamaan 28: dengan metode HVSR. Kemudian dilanjutkan dengan analisis struktur bila terbukti bangunan tersebut membutuhkan tindakan retrofitting. Populasi dan Sampel Dengan: Populasi yang menjadi objek material = rasio redaman optimal penelitian adalah Gedung Rusunawa Lubuk Rasio redaman optimal berdasarkan Den Buaya Padang yang terletak di Kelurahan Hartog adalah sebagai berikut: Lubuk Buaya, Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. Sampel yang dipilih untuk mewakili Persamaan gaya aksial stroke viscous damper adalah: populasi (pengukuran mikrotremor) diambil dengan sistem ―point by point‖ pada tiap titik pengukuran yang dirancang sesuai dengan kebutuhan. Posisi (Pers.30) titik pengukuran berada pada tiap lantai bangunan dan diusahakan terletak pada METODE PENELITIAN pusat masa bangunan (dapat dilihat pada Lokasi dan waktu penelitian Gambar 4). Penelitian lapangan dilakukan oleh Puslitbang Permukiman selama 6 (enam) hari mulai tanggal 13 sampai dengan 18 November 2009. Lokasi pengujian di Gedung Rusunawa Lubuk Buaya Padang yang terletak di Kelurahan Lubuk Buaya, Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. 48 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 Gambar 4. Titik pengukuran mikrotremor Arah sensor diatur sesuai dengan arah memanjang bangunan, Ch-2 (Y) tegak lurus dengan arah memanjang bangunan dan komponen vertikal diatur bebas. Gambar 5. Foto-foto peralatan mikrotremor: Triaxial Sensor, Amplifier dan Recording, Monitor Data Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Teknik yang dilakukan guna memperoleh Teknik Analisis Data data adalah berupa teknik wawancara Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan owner dan teknik observasi berupa metode pengujian lapangan yaitu dengan pengujian mikrotremor. mikrotremor. metode HVSR adalah pengukuran yang Cara mengukur dengan mikrotremor dapat dijelaskan sebagai berikut: HVSR dengan Keuntungan pengujian utama dari sederhana dan biaya juga relatif rendah yang dapat dilakukan setiap saat dan di mana saja. Durasi perekaman data untuk setiap titik Sedangkan untuk evaluasi bangunan dilakukan kurang lebih 1 menit setiap titik terhadap gaya gempa baik tanpa perkuatan dan maupun dilakukan frekuensi proses sampling digitasi dengan Hz sehingga 100 dengan perkuatan struktur menggunakan analisis respon spektrum yang diperoleh deretan angka untuk keperluan mengacu pada SNI 1726:2012. proses analisis. Seluruh proses perekaman Hipotesis data pada tiap titik dilakukan pada siang Bangunan Gedung Rusunawa Lubuk Buaya hari. Peralatan yang digunakan untuk Padang memiliki kerentanan bangunan pengukuran terdiri dari: paling tinggi pada lantai bermasalah. - Microtremors Recording Unit (MRU-T8) HASIL DAN PEMBAHASAN - Amplifier by Katsujima Co Data teknis bangunan - Sensor dalam 3 komponen (1 arah Tinggi Bangunan: 13 m vertikal dan 2 arah horizontal NW-ES) - Software ES-Navy dan FlexPro digunakan Jumlah Lantai : 4 Lantai Panjang bangunan: 50 m Lebar bangunan : 24 m untuk proses recording dan analisis. Peralatan dalam pengujian mikrotremor Mutu beton ( ): 30 MPa dapat dilihat pada Gambar 5. Hasil yang Mutu tulangan ( ): 400 MPa dan 240 MPa akan didapat adalah berupa grafik gelombang ambient noise dari bangunan dan tanah dengan parameter kecepatan tanah/bangunan (mV) dalam domain waktu (detik). 49 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 titik 2. 6 HVSR Gambar 6. Denah Tipikal lantai 1-4 Bangunan Rusunawa Lubuk Buaya Contoh data mikrotremor yang pada lantai 2 4 2 0 0.1 1 2nd Floor Frekuensi 3rd Floor (Hz) 10 4th Floor Gambar 9. Kurva HVSR Rusunawa Lubuk Buaya. Atas: Keseluruhan analisis HVSR bangunan pada arah X (EW). Bawah: Keseluruhan analisis HVSR bangunan pada arah Y (NS) Hasil evaluasi kerentanan dengan hasil pengujian mikrotremor dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 7. Grafik time series terhadap kecepatan dengan uji mikrotremor pada Lt.2.2 Dari hasil analisis HVSR tanah dan bangunan didapatkan kurva frekuensi terhadap ratio spektal H/V, yaitu: Dari analisis respon dinamik bangunan didapat parameter respon spektral sebagai berikut: (g) = 1,345 dan = 0,9 (g) = 0,599 = 2,4 0,863 0,913 Gambar 8. Kurva HVSR tanah 20 HVSR 15 10 5 0 0.1 1 (Hz) 2nd Floor Frekuensi 3rd Floor 10 4th Floor Gambar 10. Respon spektrum desain Lubuk Buaya-Padang Dengan nilai = , = dan , = 0,599, kategori desain seismik bangunan tergolong dalam kategori D dengan tipe struktur SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus). 50 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 Gaya geser seismik (V) Sehingga didesain perkuatan menggunakan TMD dengan spesifikasi sebagai berikut: kg Tabel 5. Data TMD aktual Gaya gempa lateral disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Perhitungan gaya horizontal Dari hasil analisa respon spektrum dengan bantuan SAP 2000, didapat perhitungan Dari hasil analisis respon spektrum dengan deformasi struktur pada tabel di bawah ini. SAP 2000, penambahan TMD baik untuk Tabel 3. Simpangan antar lantai tingkat ( ) arah sumbu X arah vertikal dan horizontal mampu mereduksi deformasi antar tingkat hingga 50%, namun simpangan yang baru masih belum memenuhi simpangan ijin yang disyaratkan. Sedangkan untuk perkuatan viscous dampers didesain dengan spesifikasi sebagai berikut: Tabel 4. Simpangan antar lantai tingkat ( ) arah sumbu Y Tabel 6. Data MHD aktual Dari hasil analisis respon spektrum dengan SAP 2000, didapat tabulasi drift struktur pada Tabel 7 dan Tabel 8. Penambahan Dari hasil perhitungan koefisien stabilitas , semua tingkat memiliki nilai lebih nilai P-Delta effects perlu diperhitungkan. Karena pada lantai 1-4 memiliki nilai lebih besar dari pada alternatif 3 mampu mereduksi deformasi antar tingkat hingga mencapai 93%, dan simpangan yang baru besar dari 0,1 dan melampaui nilai sehingga MHD-250 , struktur berpotensi tidak stabil dan harus telah memenuhi simpangan ijin yang disyaratkan. Tabel 7. Simpangan antar lantai tingkat ( ) arah sumbu X sesuai alternatif penempatan MHD didesain ulang. 51 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 kemungkinan terjadinya getaran kejut dengan kecepatan di atas 5 mm/detik. Dari hasil análisis kinerja bangunan terhadap gaya gempa dengan análisis respon spektrum disimpulkan bahwa bangunan tidak aman, hal ini dapat dilihat dari deformasi bangunan yang jauh melampaui batas aman. Perkuatan dengan desain MTMD-V1200 dan MTMD-H-1900 mampu mereduksi simpangan antar tingkat hingga Tabel 8. Simpangan antar lantai tingkat ( ) 50%, namun belum mampu memenuhi arah sumbu Y sesuai alternatif penempatan MHD simpangan ijin. pemasangan Sedangkan MHD-250 dengan alternatif 3 didapatkan hasil bangunan aman dan respon dinamik bangunan terkontrol dengan reduksi simpangan hingga mencapai 93%. SARAN Viscous dampers yang cukup banyak dibutuhkan dalam perkuatan struktur dapat direduksi dengan alterntif lainnya seperti pembesaran struktur utama (jacketing), pemasangan dinding penahan beban lateral, pemasangan bracing, dan lain-lain. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi kerentanan bangunan terhadap kurva HVSR didapatkan resiko terjadi resonansi pada Tanah-2 dan indeks kerentanan bangunan tertinggi pada tiik 3.2 pada bangunan. Dan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.49 Tahun 1996 dinyatakan dalam kondisi mengganggu untuk kenyamanan dan kesehatan manusia serta tidak aman untuk DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional. 2012. SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta. Bard, P. Y. (1998). Microtremor measurements: A tool for site effect estimation. pp 12511279. dalam In: Irikura, K, Kudo. K, Okada, H, dan, Sasatami, T. (Eds). Proceeding 2nd Intl. Symp. on The Effects 52 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 – Oktober 2013 ISSN : 2339-0271 of Surface Geology on Seismic Motion. Balkema, Rotterdam. dynamic Claprood, M. dkk. 2012. Combining HVSR characteristics microtremor. The 14th using World microtremor observations with the Conference on Earthquake Engineering. SPAC method for site resonance Beijing, China. 12-17 Oktober 2008. study of the Tamar Valley in Gosar, Sato, T. dkk. 2008. The change of the Sungkono. 2011. Evaluation Of building Launceston (Tasmania, Australia). Strength Geophys. J. Int. 191:765-780. Institut A. dan Martinec, M. 2009. from Microtremor analyses, Yoshimura, M, Takaine, Y, dan Nakamura, Microtremor HVSR study of site T. 2004. Axial Collapse of effects in the IlirskaBristica town Reinforced Concrete Columns. 13th area World Conference on Earthquake (S. Slovenia), Journal of Earthquake Engineering. 13:50–67. Hamid, A. 2012. Praktikal Vibrasi Mekanik. Engineering. Vancouver, B.C., Canada. 1-6 Agustus 2 Yogyakarta: Graha Ilmu. Herak, M. 2008. Model HVSR—A Matlabs® tool to model horizontalto-vertical spectral ratio of ambient noise. Computers and Geosciences- Elsevier. 34: 1514-1526. Kementerian Lingkungan Hidup. 1996. Keputusan Menteri Lingkungan No. 49 Tahun 1996, tentang Baku Tingkat Getaran. Jakarta. Lermo, J., dan Chavez-Garcia, F. J. 1993. Site effect evaluation using spectral ratios with only one station. Bulletin Seismological Society of America. 83:1574–1594. Nakamura, Y. dkk .2000. Vulnerability Investigation of Roman Colosseum using Microtremor. pp. 2660. Proceedings of 12th WCEE. New Zealand. Pawirodikromo, W. 2012. Seismologi Teknik dan Rakyasa Kegempaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 53