Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN
PENGELOLAHAN INFORMASI (KKPI) KELAS X TKJ 1 DI SMK N 1
BANCAK
Artikel Ilmiah
Diajukan sebagai Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Nama : Sawaludin Saputra
Nim : 702011120
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
ii
iii
iv
v
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN
PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) KELAS X TKJ 1
DI SMK N 1 BANCAK
1)
Sawaludin Saputra
2)
Widya Damayanti
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) [email protected] 2) [email protected]
Abstract
Subjects skill computer and processing information (KKPI), is the subject that tends to
apply the conventional one practices. To solve the problem, the application of learning
model think twisted share expected able to overcome the problems faced by. The final
stage be a assessment of the results of study use median test online. The research is
research quasi experiment research using non-equivalent control group design the
comparison of the results value pretest – posttest class control and class experiment
carried out in SMK N 1 Bancak. The results of the study by the application of learning
model think pair share by using media test online (ujian-online.net) as under assessment
stage. Average value class experimenter from 68.41 be 86.67 increased by 18.26 points,
while in class control of 71.75 be 78.89 increased by 7.14 points. Seeing the data can be
concluded class oak.
Key words : Think Pair Share teaching method, online test media (ujian-online.net),
value.
Abstrak
Mata pelajaran keterampilan komputer dan pengololaan informasi (KKPI), merupakan
mata pelajaran yang cenderung menerapkan model konvensional praktik. Untuk
mengatasi permasalahan, penerapan model pembelajaran think pair share diharapkan
mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi. Tahap akhir dilakukan penilaian hasil
belajar menggunakan median tes online. Penelitian ini merupakan penelitian quasi
experiment research menggunakan Non-equivalent Control Group design untuk
membandingkan hasil nilai pretest – posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen yang
dilaksanakan di SMK N 1 Bancak. Hasil penelitian dengan penerapan model
pembelajaran think pair share dengan berbantuan media tes online (ujian-online.net)
sebagai tahap penilaian. Nilai rata – rata kelas eksperimen dari 68.41 menjadi 86.67
mengalami peningkatan sebesar 18.26 poin, sedangkan pada kelas kontrol dari 71.75
menjadi 78.89 mengalami peningkatan sebesar 7.14 poin. Melihat data tersebut dapat
disimpulkan kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai dengan model pembelajaran
think pair share berbantuan media tes online (ujian-online.net).
Kata kunci : Model pembelajaran think pair share, Media tes online (ujian-online.net),
nilai.
1
2
Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana
Staff Dosen Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
6
1. Pendahuluan
Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu bentuk komunikasi
dimana antara guru dan peserta didik dapat saling bertukar pikiran, untuk
memperluas pengetahuan dan ide para peserta didik. Supaya komunikasi
dalam pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya dalam hal ini
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, guru dituntut untuk
mencari ide dan cara yang kreatif, dalam membangkitkan semangat belajar
peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan menyusun
perencanaan yang baik untuk mendukung keberhasilan proses belajar
mengajar. Usaha menyusun perencanaan mengajar dilakukan sebelum
pengajaran di kelas, agar dapat mengoptimalkan kemampuan peserta didik
untuk meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan observasi, pelaksanaan kegiatan pembelajaran KKPI
(keterampilan komputer dan pengelolaan informasi) kelas X TKJ 1 di SMK N
1 Bancak masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah. Metode
konvensional adalah metode dimana pada saat pembelajaran berlangsung
masih didominasi oleh guru. Penggunaan metode ini, peserta didik tidak
dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, tetapi yang
berperan aktif dalam pembelajaran tersebut adalah guru itu sendiri. Peserta
didik cenderung pasif dan hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru,
serta mencatat berdasarkan apa yang dijelaskan oleh gurunya. Pemanfaatan
internet dalam pembelajaran masih belum optimal baik dalam pembelajaran
dan untuk melakukan tes berbasis online. Tes yang diterapkan pada siswa
masih menggunakan tes manual, dimana masih banyak terdapat kecurangan
dalam mengerjakan soal tes.
Data awal diperoleh melalui wawancara dengan guru pengampu KKPI
kelas X TKJ 1 di SMK N 1 Bancak dan observasi kelas. Proses pembelajaran
masih didominasi oleh guru sebagai penyaji materi, mengakibatkan peserta
didik kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat
berdampak pada hasil belajar peserta didik yang masih rendah, terbukti dari
hasil ulangan harian KKPI masih banyak peserta didik yang belum tuntas.
Dari jumlah 42 peserta didik yang mengikuti ulangan harian, sebanyak 29
peserta didik tidak lulus dan hanya 13 peserta didik yang lulus. Rata – rata
kelas 69.8 sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk tuntas mata
pelajaran KKPI adalah 75.
Melihat kondisi proses pembelajaran yang ada di kelas X TKJ 1 SMK
N 1 Bancak khususnya pada mata pelajaran KKPI, nampak bahwa
penggunaan metode pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi agar pembelajaran di kelas lebih aktif dan hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan. Kemudian pada tahap akhir
dilakukan penilaian hasil dengan menggunakan media tes online (ujianonline.net).
1
Melalui model pembelajaran tipe Think Pair Share, peserta didik
secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara
berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya,
membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas
sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. Diharapkan penerapan model pembelajaran Think Pair Share
ini mampu meningkatkan semangat belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan hasil
belajar mereka untuk memperoleh nilai yang baik. Pemanfaatan media tes
online bertujuan untuk memudahkan siswa mengerjakan tes dan menyiasati
agar siswa tidak melakukan kecurangan pada saat tes berlangsung.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Djuanda tentang Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar [1].
Rata – rata selisih pretest dan postest hasil belajar siswa yang mengunakan
model pembelajaran koperatif tipe Think Pair Share pada mata pelajaran
teknik komputer dan jaringan adalah 56,37. Sedangkan rata – rata selisih
pretest dan postest hasil belajar siswa yang mengunakan metode
pembelajaran konvensional pada mata pelajaran teknik komputer dan jaringan
adalah 41,60. Jadi terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran produktif Teknik Komputer dan Jaringan dengan menggunakan
metode yang berbeda.
Selain itu, penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair share
untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa juga terbukti dalam penelitian
Giyastutik [2]. Peningkatan hasil belajar diukur dari evaluasi siklus I dan
siklus II dengan rata-rata capaian kognitif pada siklus I sebesar 72,13% dan
pada siklus II sebesar 80,46%. Capaian rata-rata afektif pada siklus I sebesar
71,52% dan pada siklus II sebesar 80,61%. Capaian rata-rata psikomotor
siswa yang bersikap positif pada siklus I sebesar 73,33% dan pada siklus II
sebesar 87,5%. Sebagai data pendukung, capaian kepuasan siswa terhadap
penggunaan metode Think Pair Share pada siklus I 68,77% dan pada siklus II
menjadi 78,01% serta performance guru pada siklus I sebesar 72,06%
menjadi 80,26% pada siklus II hasil belajar biologi mengalami peningkatan.
Persamaan penelitian ini dengan kedua penelitian terdahulu terletak
pada model pembelajaran yang akan digunakan, yaitu menggunakan model
pembelajaran think pair share. Perbedaannya pada media sebagai alat bantu
dalam penelitian yaitu menggunakan media tes online (ujian-online.net),
sementara kedua penelitian terdahulu hanya menggunakan model
pembelajaran saja.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran yang
memiliki tingkat kemampuan berbeda [3]. Model pembelajaran kooperatif
merupakan rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
2
kelompok – kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Unsur – unsur utama yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif adalah
adanya peserta dalam kelompok: adanya aturan kelompok: adanya upaya
belajar setiap anggota kelompok: dan adanya tujuan yang harus dicapai.
Aktivitas pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif senantiasa dilakukan
dalam situasi kelompok [4].
Model pembelajaran think pair share (berfikir berpasangan berbagi)
adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Model ini merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Think pair share memberikan
waktu kepada siswa untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama
lain. Think pair share member siswa kesempatan untuk bekerja serdiri serta
bekerja sama dengan orang lain[5].
Menurut Lyman, tahapan pelaksanaan Think Pair Share adalah : 1).
Setiap anggota secara individual maupun diam – diam berpikir tentang
pertanyaan yang ditimbulkan oleh guru; 2). Dua anggota berdiskusi untuk
bertukar pendapat dan membahas jawaban mereka; 3). Setiap anggota dapat
berbagi respon, respon rekannya, sintesis atau sesuatu yang baru dengan tim,
tim lain, atau seluruh kelas [6].
Konsep/tahapan Think Pair Share adalah sebagai berikut : dalam
tahap Think (Berfikir), guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan
yang dikaitkan dengan pelajaran, kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memikirkan jawabannya. Dalam tahap Pair
(Berpasangan), guru meminta siswa untuk berpasang – pasangan dan
berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban
yang telah dipikirkan dengan pasangannya. Dalam tahap Share (Berbagi),
guru meminta pasangan – pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas
yang telah mereka bicarakan. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya
jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integratif.
Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya
[7].
Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan baru yang diperoleh
siswa setelah mengikuti proses belajar – mengajar tentang mata pelajaran
tertentu [8]. Perolehan kemampuan baru tersebut akan terwujud dalam
perubahan tingkah laku tertentu, seperti dari yang tidak tahu menjadi tahu
tentang gejala tertentu, dari acuh tak acuh menjadi menyukai objek atau
aktivitas tertentu, serta dari tidak biasa menjadi cakap melakukan
keterampilan tertentu seperti membaca tabel, membuat peta, mendayung,
mengukir dan sebagainya. Hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai –
nilai, pengertian – pengertian, sikap – sikap, apresiasi, dan keterampilan [7].
Penelitian ini mengukur pemahaman dan nilai siswa terhadap materi yang
diajarkan.
3
Ujian-online.net merupakan aplikasi berbasis web yang dapat
digunakan oleh para guru untuk melakukan ujian secara online kepada
siswanya. Agar dapat memanfaatkan ujian-online.net, guru harus melakukan
registrasi terlebih dahulu. Registrasi pada ujian-online.net dapat dilakukan
dengan gratis [9].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode
kuantitatif adalah penerapan prosedur secara baku dan transfer data ke dalam
angka – angka numerik, khususnya yang menyangkut atribut dan kualitas
subjek [10]. Dengan menggunakan metode ekperimen yaitu quasi experiment
research yang menggunakan Non-equivalent Control Group design. Nonequivalen Control Group Design adalah sebuah metode penelitian yang
menggunakan dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada
desain penelitian ini kelompok ekperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih
secara acak dari populasi. Desain penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen[11]. Penentuan kelas kontrol dan kelas
eksperimen ditentukan berdasarkan rekomendasi dari guru merujuk pada nilai
ulangan harian siswa yang mana nilai rata – rata kelas belum tuntas, data
tersebut didapat dari guru yang telah diwawancarai.
Tabel 1. Desain Penelitian Eksperimen.
Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
√
√
√
Kontrol
√
-
√
Berdasarkan desain di atas dijelaskan bahwa kelas kontrol dan kelas
eksperimen sama – sama diberikan tes awal yaitu pretest untuk mengetahui
kemampuan awal dan sejauh mana pengetahuan siswa, dengan mengetahui
hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Selanjutnya pada kelompok
eksperimen mendapatkan perlakuan dengan menggunakan model think pair
share berbantu media tes online. Kemudian kelas kontrol dan kelas
eksperimen diberikan tes terakhir yaitu posttest untuk mengukur hasil belajar
siswa dan mengetahui perbedaan dari hasil belajar setelah kelas eksperimen
mendapatkan perlakuan.
Tahapan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang
ditunjukan pada tahapan – tahapan penelitian di bawah ini.
4
Identifikasi Masalah
Kajian Pustaka
Menyusun Instrumen Penelitian
Pretest
Perlakuan dengan model ceramah (kelas
kontrol)
Perlakuan dengan model think pair share
berbantu media tes online (kelas
eksperimen)
Posttest
Olah Data Hasil Penelitian
Pembahasan Hasil Penelitian
Kesimpulan
Gambar 1. Diagram tahapan penelitian.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa – siswi SMK N 1
Bancak, populasi terjangkaunya adalah siswa – siswi kelas X semester I tahun
ajaran 2015/2016. Sampel dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa – siswi
kelas X TKJ 1 di SMK N 1 Bancak sebagai kelas ekperimen yang akan
diberikan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran think pair share
kemudian tes menggunakan media tes online (ujian-online.net). Pemilihan
kelas ekpserimen dan kelas kontrol berdasarkan rekomendasi guru. Kelas X
TKJ 1 hasil belajar siswa masih rendah dibandingkan dengan hasil belajar
kelas X TKJ 2.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan:
1) Metode wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban – jawaban
responden [10]. Wawancara dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Wawancara ini dilakukan
untuk mendapatkan info lebih detail mengenai hasil belalajar siswa dan
proses pembelajaran terhadap siswa saat pembelajaran berlangsung di kelas.
5
Penyusunan daftar pertanyaan wawancara dalam penelitian ini berdasarkan
kisi – kisi pada tabel berikut.
Tabel 2. Kisi – kisi wawancara [7].
Aspek Kegiatan
Kognitif
Afektif
Indikator
Pemahaman siswa
Pengetahuan, ingatan siswa
Evaluasi
Siswa menerima/memperhatikan
Respon atau menanggapi
2) Metode tes (pretest dan posttest) Pretest dilakukan/diberikan pada
siswa sebelum mereka mendapatkan perlakuan dan penyampaian materi pada
proses pembelajaran. Posttest akan diberikan kepada siswa setelah diberikan
perlakuan dan penyampaian materi pada proses pembelajaran. Pada posttest
ini kelas ekpserimen dalam mengerjakan tes berbantukan media tes online
(ujian-online.net) sedangkan kelas kontrol dilaksanakan secara manual. Soal
yang dibuat berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada
di RPP sebagai rancangan mengajar.
Tabel 3. Kisi – kisi soal tes berdasarkan RPP.
Kompetensi
Dasar
Indikator
Menjelaskan perintah yang terdapat pada
Mengoperasikan start menu dan cara menyimpan dokumen
dalam bentuk format
software
pengolah kata
Menjelaskan perintah editing sederhana
dalam Ms. word
Jumlah
soal
13
12
Soal yang telah dibuat diujicobakan terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk penilaian pretest dan posstest pada penelitian. Pengujian ini
menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Dari jumlah 25 soal yang
dibuat setelah dilakukan ujicoba terdapat 6 soal yang tidak valid, sehingga
dari 19 soal yang valid yang digunakan untuk pretest dan posttest.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian diawali dengan pemberian pretest pada kedua kelas. Setelah
dilakukan pretest dan dilakukan analisis rata – rata nilai pretest, diketahui
hasil perolehan nilai rata – rata kelas X TKJ 1 adalah 68.41 dan rata-rata kelas
X TKJ 2 adalah 71.75. Sehingga tepat apabila kelas X TKJ 1 ditentukan
6
sebagai kelas eksperimen dan X TKJ 2 sebagai kelas kontrol dengan masingmasing kelas terdiri dari 42 siswa.
Setelah melakukan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
dan mengetahui hasil yang diperoleh oleh keduanya. Pada pertemuan pertama
saat pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan memberi
perlakuan yang berbeda, dimana kelas kelas kontrol hanya menggunakan
model konvensional pada saat proses pembelajaran di kelas, yang dilakukan
oleh guru sedangkan kelas eksperimen pada saat pembelajaran menggunakan
model think pair share berbantuan media tes online (ujian-online.net) sebagai
penilaian tahap akhir dari pembelajaran tersebut. Pada akhir pembelajaran di
kelas eksperimen dilakukan kuis (latihan) untuk mengetahui pemahaman
materi yang sudah diberikan setelah pembelajaran dan tes ini berbasis online.
Sebelum melakukan tes siswa dikenalkan terlebih dahulu tentang penggunaan
media tes online ini, untuk pertama siswa harus melakukan konfirmasi
password untuk merubah password awal setelah itu siswa bisa mengerjakan
tes secara online.
Penerapan think pair share pada saat pembelajaran di kelas. Pada
tahap Think (berfikir) siswa diminta untuk memikirkan jawaban/berpendapat
terhadap tugas yang diberikan kepada kelompok masing – masing. Pair
(berpasangan) siswa mendiskusikan jawaban/pendapat yang telah dipikirkan
anggota kelompoknya dan saling bertukar pendapat, untuk memperdalam
makna jawaban yang telah dipikirkan untuk menyelesaikan tugas
kelompoknya. Share (berbagi) setelah berdiskusi dengan kelompoknya, siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka di depan
kelas. Pembelajaran think pair share memberi kesempatan pada setiap
anggota memberikan pendapat berkaitan dengan tugas yang diberikan di
kelompok sebelum didiskusikan dengan kelompok. Pembelajaran think pair
share membuat siswa berfikir lebih kritis dalam pemecahan masalah yang
diberikan pada kelompok pada saat berdiskusi. Setelah mendapatkan hasil
yang paling tepat siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan
kelas. Siswa diberi penghargaan bagi siswa yang bertanya terkait hasil diskusi
kelompok lain yang telah mereka presentasikan di kelas.
7
Berikut ini adalah Alur/desain yang telah dikembangkan dari teori
Lyman sehingga mengalami perubahan. Sebelumnya dijelaskan pada teori
Lyman tahapan pelaksanaan think pair share dibagi menjadi tiga : 1). Setiap
anggota secara individual maupun diam – diam berpikir tentang pertanyaan
yang ditimbulkan oleh guru; 2). Dua anggota berdiskusi untuk bertukar
pendapat dan membahas jawaban mereka; 3). Setiap anggota dapat berbagi
respon, respon rekannya, sintesis atau sesuatu yang baru dengan tim, tim lain,
atau seluruh kelas [6]. Dari tiga tahapan tersebut dikembangkan kembali
sehingga terdapat pengembangan alu/desain pada tahapan pelaksanaan think
pair share. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pelaksaan pembelajaran
dikelas. Berikut alur/desain tahapan pelaksanaan pembelajaran dikelas
menggunakan model think pair share.
Pembagian kelompok
Pemberian tugas untuk kelompok
Siswa berfikir secara individual
Siswa mendiskusikan hasil pemikiran
masing-masing dengan pasangan
Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas
Mengevaluasi hasil diskusi
Gambar 2. Alur/desain pembelajaran think pair share (TPS).
 Langkah ke 1 : Pemembagian kelompok
Aktifitas : Guru mengkoordinasikan pada siswa untuk melakukan
pembagian kelompok dan siswa diminta untuk duduk dengan teman
kelompoknya.
 Langkah ke 2 : Guru member tugas kelompok
Aktifitas : Guru melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan
pembelajaran, dan memberikan tugas kelompok yang berhubungan dengan
materi yang akan disampaikan.
 Langkah ke 3 : Siswa berpikir secara individual
Aktifitas : Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan guru. Langkah
ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil
pemikiranyya masing-masing.
 Langkah ke 4 : Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masingmasing dengan pasangan
8
Aktifitas : Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban yang
menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan. Guru memotivasi
siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya.
 Langkah ke 5 : Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas
Aktifitas : Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan
masalah secara individual atau kelompok didepan kelas.

Langkah ke 6 : Mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Aktifitas : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.
Pada pertemuan terakhir kelas kontrol dan kelas eksperimen mendapat
perlakuan yang berbeda pada proses pembelajaran di kelas. Pada tahap akhir
dari proses pembelajaran dilakukan penilaian yakni posttest, untuk
mengetahui hasil belajar siswa selama proses penyampaian materi dan
pemahaman siswa terhadap materi setelah pembelajaran berlangsung. Posttest
yang dilakukan pada kelas kontrol dilakukan secara manual, sementara di
kelas eksperimen posttest dilakukan secara online. Setelah mendapatkan hasil
dari kedua kelas tersebut ternyata hasil belajar yang diperoleh rata - rata kelas
kontrol adalah 78.89, dan rata - rata kelas eksperimen adalah 86.67
mengalami kenaikan dalam rata – rata kelas. Akan tetapi hasil belajar kelas
eksperimen mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol dari nilai rata – rata posttest. Berikut tabel dan grafik rata –rata
pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 6. Nilai rata – rata kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Nilai
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Rata – rata pretest
71, 75
68, 41
Rata – rata posttest
78, 89
86, 67
9
Nilai
86.67
90
80
78.89
71.75
68.41
70
60
50
Kelas Kontrol
40
Kelas Eksperimen
30
20
10
0
Pretest
Posttest
Kelas
Grafik 1. Hasil pretest dan posttest.
Tugas guru dalam model pembelajaran ini berperan sebagai fasilitator
yang mengarahkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran dikelas, siswa
belajar dengan mandiri bersama teman sekelompoknya, dengan belajar
kelompok dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan lebih aktif.
Penerapan model pembelajaran think pair share ini, pada proses
pembelajaran berlangsung siswa aktif berdiskusi bersama teman kelompok
untuk mencari penyelesaian tugas yang diberikan kepada kelompoknya, dan
siswa dituntut untuk berperan aktif dalam memperoleh kesempatan
membangun sendiri pengetahuannya sehingga memperoleh pemahaman yang
mendalam terhadap materi, serta memiliki tanggungjawab dari apa yang
diperolehnya, kreatif dan cakap dalam diskusi berlangsung sehingga siswa
dapat memahami apa yang mereka kerjakan. Berbeda halnya dengan
pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional,
dimana siswa bersikap acuh terhadap guru dan kurang memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru.
Setelah memberikan perlakukan di kelas eksperimen pada pertemuan
terakhir setelah melakukan posttest. Dilakukukan wawancara untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan
dan media sebagai alat bantu dalam proses penilaian. Hasil wawancara yang
dilakukan pada 6 siswa yang mewakili berdasarkan nilai dari yang tertinggi,
sedang, dan rendah menunjukan bahwa “setelah menggunakan model think
pair share siswa mendapat pengalaman baru dalam proses belajar serta siswa
lebih mudah memahami pelajaran yang dilakukan, karena siswa bisa
mengeksplor pendapat dan berbagi pengetahuan dengan teman sekelompok
dan yang lain. Saat menggunakan model think pair share proses belajar lebih
aktif dan semangat belajar siswa meningkat. Siswa lebih suka menggunakan
model think pair share dibandingkan model ceramah. Saat tes menggunakan
10
media siswa mendapat pengalaman baru dalam mengerjakan tes, dan bisa
mengurangi kecurangan dalam mengerjakan tes dan kegiatan saling contek
jawaban berkurang karena saat tes soal acak”.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, siswa kelas eksperimen
dituntut untuk dapat berperan aktif dalam membangun pengetahuan sehingga
memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap materi yang pelajari.
Peningkatan hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen dikarenakan dalam
suasana belajar di kelas, yang lebih kondusif dan antusias siswa sangat
terlihat pada saat pembelajaran berlangsung. Berbeda halnya dengan kelas
kontrol yang mana pada saat pembelajaran berlangsung hanya berpusat pada
guru sebagai penyampai materi. Budaya belajar yang dikembangkan di kelas
eksperimen yaitu siswa membangun sendiri keingintahuan membantu teman
yang kesulitan dalam belajar serta menciptakan suasana belajar yang aktif.
5. Simpulan
Penerapan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran KKPI (keterampilan komputer dan
pengelolaan informasi) kelas X TKJ 1 di SMK N 1 Bancak. Dari nilai rata –
rata yang diperoleh pretest pada kelas kontrol adalah (71.75) dan nilai rata –
rata pretest kelas eksperimen adalah (68.41). Terlihat bahwa hasil yang
diperoleh kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen.
Peningkatan hasil nilai kelas eksperimen dalam pembelajaran yang diberikan
perlakuan berbeda dengan kelas kontrol mengalami peningkatan, terlihat dari
nilai rata - rata posttest kelas eksperimen bernilai 86.67 lebih tinggi dari kelas
kontrol yang bernilai 78,89. Selisih nilai 8.44 menunjukkan perbedaan hasil
yang terjadi setelah menerima perlakuan atau treatment. Berdasarkan
peningkatan nilai rata – rata dari pretest ke nilai rata – rata posttest tersebut
terlihat bahwa pembelajaran menggunkan model think pair share berbantuan
media tes online (ujian-oline.net) memiliki pengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa.
6. Saran
Model pembelajaran merupakan bentuk variasi dalam pelaksanaan
proses pembelajaran di kelas, diperlukan adanya modifikasi terhadap model
pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dengan model pembelajaran
konvensional yang biasa diterapkan pada proses pembelajaran di kelas. Salah
satu contoh adalah model pembelajaran kooperatif think pair share dan media
tes online sebagai alat bantu yang dapat digunakan dalam penilaian hasil
belajar siswa. Untuk penelitian selanjutnya boleh menggunkan model
pembelajaran think pair share untuk diterapkan atau model yang lain dan
dipadukan dengan media yang mendukung proses pembelajaran untuk
mencapai hasil yang maksimal.
11
7. Daftar Pustaka
[1] Djuanda, R.Dony, 2013, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X TKJ Di Smk
Negeri 1 Tomohon, no 01 (vol 02).
[2] Giyastutik. 2009, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
untuk Meningkatkan Hasil Belajara Biologi Siswa Kelas VII A SMP 3
Karanganyar tahun Pelajaran 2007/2008, Surakarta.
[3] Ahmadi, Iif Khoiru dan Amri, Sofan, 2010, Proses Pembelajaran Inovatif
dan Kreatif dalam Kelas,Jakarta: Prestasi Pustaka.
[4] Sutirman, 2013, Media dan Model – Model Pembelajaran Inovatif,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[5] Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin, 2015, Ragam Pengembangan Model
Pembelajaran, Kata Pena.
[6] Solomon, Richard. D, 2009, An Equity Pedagogical Best Practice to
Increase and Vary Student Participation in the Classroom.
http://www.classroom20.com/profiles/blogs/thinkpairshare-lyman-1981-an),
(diakses pada tanggal 10 September 2015).
[7] Suprijono, Agus, 2012, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[8] Supratiknya, A, 2012, Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Notes,
Yogyakarta: Universitas Sannata Dharma.
[9] Ujian-online.net, 2013, http://ujian-online.net/. (diakses pada tanggal 05
Oktober 2015)
[10] [10] Mahmud, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia.
12
Download