KETAHANAN JANTUNG DALAM MENGHADAPI JANTUNG KORONER ( PJK ) Dr. ZUKESTI EFENDI Fakultas Kedikteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan. Departemen kesehatan repoblik Indonesia mempuyai data-data bahkan dari tahun ketahun di negata kita ini memperlihatkan adanya kecendrungan peningkatan angaka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah ( penyakit kardiovaskuler ). Data-data ini didukung oleh data-data pada survai kesehatan rumah tangga ( SKRT ) Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia. Data SKRT tahun 1992 melaporkan bahwa angka kematian akibat penyakit Kardiovaskular (PKV ) ini meningkat menjadi 16,4 % dan data SKRT tahun 1995 bahkan meningkat lagi menjadi 24,5 %. Ini berarti 1 dari 4 sebab kematian di Indinesia adalah disebabkan penyakit Kardiovaskuler dari penyakit Kardiovaskuler sendiri berdasarkan data-data teryata Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) berperan sebagai penyebab utama. Masalah yang timbul disebabkan ternyata PJK merupakan penyebab utama dari kematian dini sekitar 40% dari kematian laki-laki dari usia menengah. Pada wanita ternyata PJK juga merupakan penyebab kedua tersering dari kematian dini sesudah kamatian utamanya disebabkan kanker. PJK m,enurut kenyataan 10 kali lebih sering dibanding karsimina leher rahim (cervik). Keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada kecepatan penanganan peyakit karena kematian dapat dengan cepat terjadi pada infark jantung karena kebayakan kematian dari infark jantung terjadi hanya dalam beberapa jam sesudah serangan terjadi. Meskipun terdapat fasilitas penanganan jantung yang baik seperti tersedianya ruang perarawatan koriner intensif (Intensive Care Unit), ruang penanganan kegawatan jantung (Emergency Cardiac Care) yang memadai tidaklah mungkin kita mampu menangani kematian dalam jam-jam pertama, tersebut, termasuk tersedianya fasilitas “angiografi coroner” yang penting bagi pelaksanaan bedah pintas koroner (Coronary Antery By Pass Graft), dan pelaksanaan angioplasty balon coroner (Coronary Ballon Angioplasty). Tindakan diatas cukup mahal dan baru terdapat pada rumah sakit dikota-kota metropolitan dan mempunyai fasilitas pendidikan kedokteran yang cukup.ini memberatkan penderita dan keluarga. Jadi upaya pencegahan PJK sangatlah bermanfaat, terutama mengingat hal-hal diatas ini karena preventive koroner sudah pasti lebih murah dan efektif.Dengan lebih mengingat dan mengenal kembali histology dari jaringan pada system sirkulasi khususnya jantung diharapkan pencegahan penyakit PJK akan lebih meningkat. Histology Dari Jantung dan Sistem Sirkulasi Jantung Jantung merupakan bagian dari sistem vaskular yang sebagian ahli mengatakan juga kalau jantung merupakan medifikasi dari pembuluh darah besar yang sifat dan fungsinya sangat khusus, memompa dan mengalirkan darah didalam pembuluh darah. ©2003 Digitized By USU digital library 1 Jantung mempunyai daerah sentral yang mempunyai sifat fibrosa, rangka fibrosa yang berperan sebaai penyokong dan tenpat origio dan insertio miosit-miosit jantung. Jamtung mempuyai kutup-kutup jantung dan sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls Jantung mempunya empat ruang utama yaitu : − Atrium kiri − Atrium kanan − Ventrikel kiri − Ventrikel kanan Vena kava superior dan inferior mencurahkan darah vena yang berasal dari seluruh bagian tubuh kedalam atrium kanan Darah didorong dari ventrikel kanan melalui arteri pumonalis menuju kedua paru, diparu terjadi pertikaran gas, kemudian darah kembali keatrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah mengalir dari atrium kiri menuju venrtikel kiri dan kemudian diedarkan keseluruh tubuh oleh oarta beserta seluruh percabangannya. Dinding Jantung Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan : − Lapisan paling dalam, disebut endokardium − Lapisan tengah, disebut miokardium yang membentuk massa utama jantung. − Lapisan paling luar, disebut epikardium. Endokardium Endokardium homolog tunika intima buluh darah dan menutupi seluruh permukaan dalam jantung Permukaan dilapisi endotel ; dibawah endotel, subendotel terdiri dari lapisan tipis yang mengandung serat elastis dan otot polos. Lapisan subendokardial, lapisan yang menyatu dengan miokardium dibawahnya, terdiri dari jaringan ikat longgar. Lapisan ini banyak mengandung buluh darah, saraf dan cabang system hantar rangsang jantung. Miokardium Miokardium atau otot jantung, bersifat lurik dan involenter, berkosentrasi secara ritmis dan automatis, hanya terdapat pada miokard dan pad adinding pembuluh darah besar yang berlangsung berhubungan dengan jantung. Dibawah mikroskop cahaya otot jantung terlihat (serat otot jantung) sebagai satu satuan linier yang terdiri atas jumlah sel otot jantung yang terikat ujung ke ujung pada daerah ikatan khusus yang disebut diskus interkalaria. Seriap sel otot jantung mempunya panjang sekitar 100 um garis tengah 15 um, ujungnya sering terbelah dua atau lebih, masing cabang melekat pada sel-sel berdekatan atau bagian dirinya pada diskus interkalaris. Diskus interkalaris ini merupakan jungtional complek. Ada 3 jungtion utama didalam diskus tersebut, − Fascia adherens, sebagai tempat perlekatan untuk filamen acting dari sarkomer terminal, pada dasarnya merupakan set tengah pita Z − Muculla adherens (desmosom) mempersatukan otot jantung untuk mencegah pemisahan mereka dalam kegiatan kontraksi yang terus menerus. ©2003 Digitized By USU digital library 2 − Gap jungction mengadakan kontinuitas ionic diantara sel-sel yang berdekatan. Otot jantung secara khas memiliki triad yang terdiri dari satu tubulus dan satu sisterna retikulum sarkoplasmik. Sarkoplasma otot jantung mengandung banyak mitikonria, yang berkerumun disekitar masing-masing kutup nucleus dan juga dalam rantai panjang yang disisipkan diantara miofilamen, juga ditemui deposit glikoligen yang besar, dan ditemui granul lipofusin. Sel-sel miokard atrium berbeda dengan sel-sel miokard ventrikel, dimana sel atrium lebih kecil, system T yang kurang berkembang mengandung butir-butir kedap elektron pada apatarat golgi, butir ini mengkin mengandung katekolamin. Jaringan Ikat Jaringan ikat pada otot jantung tidak banyak, terdapat diantara serat-serat berupa endomisium yang penuh dengan kapiler darah. Kafiler limf juga banyak, kadang-kadang ditemui serat saraf autonom halus. Regenerasi Otot jantung lebih tahan jika terjadi trauma, tapi jika terjadi trauma atau cedera tanda-tanda regenerasi tidak ditemui bahkan jika otot jantung rusak diperbaiki dengan meninggalkan satu jaringan perut. Persaratan Jantung Persaratan jantung merupakan sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls pada jantung yang terdiri atas babarapa struktur yang memungkinkan atrium dan ventrikel untuk berdenyut dan memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa yang efisien Sistem ini terdiri dari dua simpul : − Simpul sinoatrial ( dari Keith dan Flack ) − Simpul atrio ventrikuler ( dari tawara ) dan bekas his. Simpul terdiri atas massa kecil berbentuk spindle yang merupakan modifikasi sel-sel jantung terbenam dalam sel-sel penyambung. Berkas His berasal dari simpul tawara berjalan keventrikel, bercabang kekedua ventrikel Cabang kiri dibagi menjadi dua cabang utama,. Cabang-cabang menjadi banyak berahir pada miokardium. Serabur-serabut perkinja merupakan bentuk dari sel-sel yang berasal dari berkas tawara atau Hist yang mirip sel-sel dalam simpul. Didistal ditemui simpul serabut-serabut purkinje, yang mempunya satu atau dua inti sentral, selnya besar, bentuknya khas, sitoplasma penuh dengan glikogen, miofibril yang jarang dan terutama terletak pada pinggir sitoplasma. Otot jantung mempunya kemampuan autostimulasi, tidak tergantung dari impuls saraf. Simpul sinoatrial adalah merupakan alat pacu jantung, dimana serat modusnya identik dengan otot jantung biasa tetapi lebih sempit, langsing dan fusiform. Simpul sinoatrial mempuyai irama yang lebih cepat dan impuls yang ditimbulkan dari daerah ini dengan cepat disebarkan pada bagian jantung-jantung lain. Hal inilah yang mendasari simpul sinoatrial adalah alat pacu ( pace maker ) jantung. Ini terlihat, bila sistem penghantar gagal jantung dapat terus berfungsi, walaupun dengan irama yang berbeda. ©2003 Digitized By USU digital library 3 Bagian para simpatis dan simpatis sistem autonom mempersarafi jantung dan menbentuk plekus yang tersebar luas pada basis jantung. Peredaran Jantung. Jantung mendapat nutrisi dari 2 arteri boranari arteri coronaria kiri dan kanan merupakan cabang dari Aorta Ascenden yang termasuk arteri sedang atau arteri tipe muskular. Arteri bercabang-cabang dalam miokardium, membentuk jalinan kapiler yang padat. Jaringan kapiler itu mengalirkan darah kembali kedalam vena kardiaka yang kemudian bermuara kedalam sinus koronarius dan akhirnya tercurah kembali langsung kedalam atrium kanan. Beberapa vena bermuara langsung kedalam lumen jantung. Histofisiology Dari Arteri Arteri besar dinamakan pembuluh pengangkut karena fingsi utamanya adalah, mengangkut darah Arteri besar mempunyai zat elastin jadi dengan kata lain penimbunan zat elastin merupakan sifat arteri besar. Lapisan ini mempuyai fungsi penting dalam mengatur aliran darah, dengan secara periodik lekebar dan ia mengobsorpsi tubrukan denyut jantung yang intermiten waktu diastole, arteri besar kembali keukuran normal, mendorong darah kedepan. Akibat proses ini adalah tekanan arteri dan aliran darah berkurang dan menjadi kurang berubah (konstan) bila jaraknya dari jantung meningkat. Selanjutnya pada arteri ukuran sedang yang dikenal sebagai arteri penyalur, yaitu untuk menyediakan darah pada berbagai organ. Disertai dengan pengurangan serabut elastin dan peningkatan jumlah sel-sel otot polos dalam arteri sedang berkosentrasi atau tidak dapat mengatur aliran darah keberbagai organ. Penyakit Jantung Koroner (PJK) Secara umum dikenal berbagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya PJK yang disebut sebagai faktor PJK yaitu : 1. Usia Meningkatnya usia akan menyebabkan meningkat pula penderita PJK pembuluh darah mengalami perubahan progresif dan berlangsung lama dari lahir sampai mati. Tiap arteri menghambat bentuk ketuanya sendiri. Arteri yang berubah paling dini mualai pada usia 20 tahun adalah pembuluh coroner. Arteri lain mulai bermodifikasi hanya setelah usia 40 tahun. (Jugueira 1980) 2. Jenis Kelamin. Merupakan kenyataan bahwa wanita lebih sedikit mengalami serangan jantung di bandingkan pria. Rata-rata kematian akibat serangan jantung pada wanita terjadi 10 tahun lebih lama dari pria. Secara umum faktor resiko lebih sedikit menyebabkan kelainan jantung PJK pada wanita, kecuali pada yang menderita kencing manis.namun ketahanan wanita berubah setelah menopause. 3. Menapause dini (premature menapause) Wanita yang mengalami menapause dini sebagai akibat operasi ataupun radiasi memnpunya kecenderungan peningkatan resiko PJK. Oleh karana itu pengobatan dengan estrogen pada keadaan ini harus segera dihentikan. 4. munculnya gejala –gejala PJK antara lain nyeri dada, riwayat serangan jantung, merupakan faktor kontribusi penting terhadap munculnya PJK dan upaya mencegahnya penting sekali dalam mengantisipasi munculnya PJK. 5. Hperlipidemia ©2003 Digitized By USU digital library 4 Kadar kolesterol yang tinggi mempunyai resiko penting sebagai penyebab PJK. Makan dengan karbohidrat tinggi, ternyata angka kekerapan PJK rendah.tapi respon terhadap diet juga dipengaruhi hal-hal lain seperti : − Denst lipopratein Law Density Lipopratein (LDL) dan HDL (High Density Lipopratein) cholesterol. Kolesterol yang terdapat dalam sirkulai darah diangkut oleh partikel protein. − Trigliserida Serum Serum trigliserida berhubungan langsung denan resiko PJK. Jadi perlu penelitian trigliserida serum, pada penderita dengan peniggian kadar kolesterol. Terjadinya perubahan pada arterioslerosis pada umumnya mulai pada lapisan-lapisan subendotel, berjalan ketunik medi, lesi ini akan disertai dengan destruksi jaringan elastis dan akibatnya elastisitas akan menurun. Lama kelamaan terjadi obstuksi yang menyebabkan gangguan metaboli, kamatian jaringan, hal ini lah yang terjadi pada infrak miokard juga karna pada miokacard arteri tidak neranastomosis. 6. Hipertensi Resiko PJK meningkat sejalan dengan peningkatan tekanan darah sistolik maupun diastolik, polipeptida angiotensis mengakubatkan hipertensi, mulamula mengikatkan dirinya pada sel-sel endotel vaskuler. Terjadi serangan pada endotel dihantarkan pada se-sel otot polos arteri, menimbulkan kontraksi dan akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. (Junguera 1980) 7. Stress dan tipe kepribadian. Stress, mempengaruhi susunan saraf pusat, merangsang sekresi kortik kotropin, peningkatan pembentukan ACTH (Adeno Cortikotrophic Hormon) mempermudah peningkatan uptake kolesterol. Juga ACTH juga mempermudah sekresi aldostoren, yang akan mempengaruhi reabsorbsi nartium dan clorida. Kepribadian, terutama kepribadian yang labil dan gampang terjadinya peningkatan emosional dan akan menyababkan stress. 8. merokok. Pada penelitian ternyata pada meraka yang merokok lebih dari 20 batang /hari resiko PJK (2 (dua) kali lebih sering. Namun resiko PJK akan menurun cepat apabila berhenti merokok. Hal ini mungkin disebabklan nokotin yang melekat pada parenkin paru akan menggangu kerja converting enzyme yang berfungsi dalam pembentukanangiotensin II. 9. Diabetes Malitus. (kencing manis) Resiko PJK meningkat 2 atau 3 kali lebih sering pada penderita diabetes. Hiperlipidemia sering terjadi pda diabetes, terutama pada NON Insulis Dependen Hiperlipidemia sering terjadi pada Diabetes Malitus, kecenderungan hiperrigliseredemia terjadi baik pada NIDDM maupun IDDM (Insulin Dependent Diabetes Malitus, hipertensi juga sering terjadi pada kencing manis. 10. Kegemukan. kegemukan atau obsitas merupakan faktor resiko PJK, hal ini terjadi bersamaan dengan peningkatan tekanan darah, kencing manis, dan intoleren glukosa yang disertai peningkatan lemak darah. Kegemukan pada pria lebih beresiko dibanding wanita. 11. Figbronogen dan faktor coagulasi. ©2003 Digitized By USU digital library 5 Kadar dan faktor koagulasi (faktor pembekuan darah)seperti fibrinogen plasma dan faktor VII telah terbukti berperan terhadap serangan jantung. 12. Latihan dan olahraga Kenyataan orang orang yang bekerja secara aktif lebih jarang mengalami serangan jantung, dibanding orang-orang yang hidup senang atau kurang gerak. Untuk ini olah raga yang teratur dan baik akan mengurangi faktor PJK. Bahkan dilaporkan terjadi Regress (pengurangan) penyempitan pada organ yang berlatih tau oleh raga teratur dan tetap disertai pengobatan. Ringkasan Jantung merupakan organ yang sangat kuat dan mempuyai ketahanan alamiah yang sangat besar baik secara histologis maupun secara fisiologis. Payah jantung koroner merupakan akibat dari kelainan pada kita sebagai manusia seperti yang dikemukan oleh tuan Omish 1991 dengan menganjurkan halhal yang dapat merduksi (Regresi aterosklerosis pembuluh darah) yang telah terlanjur terjadi pada diri seseorang. Dan perlunya dignosa dini pada masarakat lapisan menengah kebawah yang tidak mampu membiayai diagnosa canggih apalagi pengobatan teknologi moderen. ©2003 Digitized By USU digital library 6 DAFTAR PUSTAKA 1. Carlos Jungueira, Basic Histology Ed 3 2. Roland Lesson M.D, Ph.D Texbook of Histology ed. V 3. Morris fishbein M.D, Medikal and helath Encyclopedia 1976 4. Aulia Sani Dr.DSJP, kiat mencegah serangan jantung, Naskah lengkap simposium pendidikan kedokteran berlanjut, padang 9 September 2000 5. Rustam Efendi YS, Hipertensi dan pengaruhnya pada organ tubuh, Dexa Media (Artikel) No.3 1996 6. Charles K.Fredberg, M.D Diseases of The Heart secon edition 1962. 7. George E, Bruch M.D, F.A.C.P. a Primery of Cardiology. Third Edition 1963. 8. Alexander A.Maximow A.textbook of Histology. Seventh editon1957 ©2003 Digitized By USU digital library 7