antigen

advertisement
 Sistem golongan
darah
 Sistem ABO
 Sistem Rh
 Erythroblastosis
fetalis
Golongan Darah - 2
 Penggolongan darah
didasarkan:
 Adanya molekul
monosakarida di
ujung oligosakarida
(galaktosa) yang terikat
ke protein.
 Adanya glikoprotein
pada membran sel
darah merah (Sistem
ABO [Landsteiner]).
 Adanya antigen lain
(antigen D) pada
permukaan sel darah
merah (Sistem Rhesus
[Rh]).
Golongan Darah - 3
 Dasar dari sistem ABO
ini adalah adanya
protein khusus yang
disebut antigen yang
ditemukan pada
permukaan sel darah
merah dan antibodi
yang ditemukan dalam
plasma.
 Membran sel darah
merah memiliki
antigen glycoprotein
pada permukaan
luarnya.
 Antigen-antigen
tersebut:
 Bersifat unik untuk
setiap individu.
 Dikenali sebagai benda
asing jika di
transfusikan kepada
individu lainnya.
 Menyebabkan
aglutinasi dan
bertindak sebagai
aglutinogen (antigen)
pada sel darah merah.
 Ada / tidak adanya
antigen ini, digunakan
untuk menentukan
golongan darah.
Golongan Darah - 4
 Antigen adalah molekul besar (biasanya protein) pada
permukaan sel-sel, virus, fungi, bakteri, dan beberapa
substansi seperti toksin, kimia, obat dan partikel
asing.
 Sistem immun mengenali antigen dan menghasilkan
antibodi (aglutinin) yang akan menghancurkan
substansi yang mengandung antigen.
Golongan Darah - 5
 Golongan darah
ABO terdiri dari:
 Dua antigen (A dan
B) pada permukaan
membran sel darah
merah.
 Dua antibodi dalam
plasma (anti-A dan
anti-B)
 Individu dengan
golongan darah ABO
mungkin memiliki
berbagai tipe
antigen dan secara
spontan terbentuk
antibodi.
Golongan Darah - 6
 Tipe AB dengan antigen A dan B pada permukaan sel darah
merah tetapi tidak memiliki antibodi dalam plasma.
 Tipe B dengan antigen B pada permukaan sel darah merah dan
antibodi anti-A dalam plasma.
 Tipe A dengan antigen A pada permukaan sel darah merah dan
antibodi anti-B dalam plasma.
 Tipe O tidak memiliki antigen pada permukaan sel tetapi
memiliki antibodi anti-A dan anti-B dalam plasma.
Golongan Darah - 7
Golongan Darah - 8
Golongan Darah - 9
 Antigen-antigen dari
golongan darah ABO dan
Rh menyebabkan reaksi
transfusi yang hebat bila
mereka di transfusikan
secara tidak tepat.
 Aglutinogen dan antibodi
mereka tidak dapat
dicampur tanpa
menyebabkan reaksi
hemolytic yang serius.
Golongan Darah - 10
 Transfusi darah secara
sembarangan dapat
membahayakan.
 Dapat terjadi reaksi immun
yang berat bila darah donor
tidak cocok dengan sistem
immun resipien.
 Dikenal empat tipe golongan
darah : O, A, B, dan AB.
 Kecocokan transfusi
ditunjukkan dengan "yes",
tidak cocok ditunjukkan
dengan "no".
Golongan Darah - 11
 Reaksi transfusi terjadi bila terdapat ketidak
cocokan darah yang di transfusikan.
 Sel-sel donor diserang oleh aglutinin plasma
resipien dan menyebabkan:
 Penurunan kapasitas membawa oksigen.
 Sel-sel menggumpal dan mengganggu aliran
darah.
 Sel-sel darah merah pecah dan melepaskan
hemoglobin bebas ke dalam aliran darah.
 Hemoglobin yang bersirkulasi mengendap
dalam ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.
Golongan Darah - 12
 Sistem Rh menggambarkan adanya
antigen lain (antigen D) pada
permukaan sel darah merah.
Rh positive (Rh+) menunjukkan adanya
antigen D.
Rh negative (Rh-) menunjukkan tidak
adanya antigen D.
Golongan Darah - 13
 Terdapat delapan
aglutinogen Rh yang
berbeda, tiga
diantaranya (C, D, dan
E) adalah yang umum.
 Adanya aglutinogen Rh
pada sel darah merah
merupakan indikasi
Rh+.
 Antibodi anti-Rh tidak
secara spontan
terbentuk pada individu
dengan Rh–.
 Akan tetapi, jika
individu dengan Rh–
menerima darah
dengan Rh+, maka
akan terbentuk antibodi
anti-Rh.
 Pemaparan kedua
terhadap darah dengan
Rh+ akan menghasilkan
reaksi transfusi.
Golongan Darah - 14
 Gunakan slide bersih dan beri label slide Rh.
 Tusuk ujung jari tangan dengan lancet dan ulaskan
satu tetes darah pada tengah slide.
 Tambahkan satu tetes serum anti-Rh pada tetesan
darah dan campur secara merata dengan tusuk gigi.
 Letakkan slide pada tempat hangat selama ± 2 menit.
Jangan sampai darah menjadi kering.
 Jika terjadi gumpalan yang jelas  Rh positive.
 Jika tidak terjadi gumpalan  Rh negative.
Golongan Darah - 15
Golongan Darah - 16
 Suatu kondisi yang
berkembang pada bayi baru
lahir bila antibodi (akibat Rh
incompatibility antara tipe
darah ibu dan bayi),
menyerang sel-sel darah
merah fetus.
 Penyakit hemolytic pada
bayi baru lahir
disebabkan oleh ketidak
cocokan golongan darah
antara ibu dan bayi.
 Ibu dengan Rh-negative
dan ayah Rh-positive,
kemungkinan akan
menghasilkan fetus
dengan Rh positive.
Golongan Darah - 17
 Microhemorrhage selama
kehamilan memungkinkan sel
darah merah fetal memasuki
sirkulasi maternal,
menyebabkan reaksi
immunologik yang berperan
terhadap sensitisasi dari ibu
melawan faktor Rh.
 Antibodi Rh+ dari ibu dengan
Rh– yang telah tersensitisasi,
menembus plasenta dan
menyerang dan
menghancurkan sel darah
merah bayi dengan Rh+.
 Bila hemolysis terjadi selama
kehamilan, kemungkinan akan
terjadi bayi lahir mati.
Golongan Darah - 18
 Antibodi (IgG) dari ibu
dengan Rh negatif mungkin
memasuki aliran darah bayi
dengan Rh positif, dan
mengakibatkan kerusakan
sel-sel darah merah.
 Bayi merespon dengan
meningkatkan produksi sel
darah merah dan
mengeluarkan sel darah
merah immatur yang masih
memiliki nukleus ke dalam
sirkulasi.
 Photograph disamping
menunjukkan sel darah
merah normal, sel darah
merah yang rusak dan sel
darah merah immatur yang
masih memiliki nukleus.
Golongan Darah - 19
 Transfusi intrauterine
 Rh immunoglobulin (RhIg)
Golongan Darah - 20
 Erythroblastosis fetalis dapat diobati in
utero (sebelum lahir) dengan
pengobatan atau transfusi intrauterine.
 Bila bayi sudah lahir, maka mungkin
terdapat tanda dan gejala berupa
pembesaran liver dan/atau limpa,
edema, ikterus dan anemia.
 Setelah lahir, maka tergantung pada
beratnya kondisi  transfusi mungkin
diberikan.
Golongan Darah - 21
Golongan Darah - 22
 Rh immunoglobulin (RhIg)
 RhIg juga diberikan pada
dalam 72 jam persalinan dari
bayi Rh-positive.
 Hal ini akan mencegah
sensitisasi > 95% pada
wanita Rh-negative.
 Akan tetapi, penelitian
menunjukkan bahwa kira-kira
2% dari wanita hamil telah
tersensitisasi sebelum
persalinan.
 Oleh karena itu, injeksi
RhIg sebaiknya diberikan
sejak kehamilan usia 28
minggu, serta setelah
persalinan.
wanita Rh-negative setelah
kehamilan ectopic, aborsi,
atau transfusi darah dengan
darah Rh-positive.
 Pengobatan juga dianjurkan
setelah amniocentesis dan
setelah pemeriksaan
prenatal (chorionic villus
sampling / CVS).
Golongan Darah - 23
 RhIg mengandung antibodi untuk Rh
factor.
Antibodi dengan cepat melekat dan
membantu menghancurkan setiap Rhpositive sel-sel fetus dalam sirkulasi ibu.
Sebagai akibatnya, tubuh ibu tidak
menghasilkan antibodi untuk melawan
Rh-positive sel-sel fetus.
 Proteksi oleh RhIg berakhir kira-kira
selama 12 minggu, oleh karena itu
pengobatan harus diulang.
Golongan Darah - 24
 RhIg tidak bekerja
pada wanita Rhnegative yang telah
tersensitisasi
(dimana tubuhnya
telah memproduksi
antibodi untuk selsel Rh-positive) .
 Oleh karena itu
sebelum hamil,
aborsi atau transfusi,
harus dilakukan
pemeriksaan darah
untuk menentukan
apakah wanita Rhnegative telah
tersensitisasi.
Golongan Darah - 25
Download