Landasan Teori 2.1 Teori-teori dasar / umum Pada

advertisement
BAB 2
Landasan Teori
2.1
Teori-teori dasar / umum
Pada teori dasar atau umum ini kami akan menjelaskan teori yang akan
sering digunakan sebagai penunjang dalam membuat skripsi kami. Beberapa kami ambil
dari buku yang menjadi patokan dalam metodologi pembuatan skripsi kami.
2.1.1
Pengertian Basis Data
M enurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah kumpulan
relasi-relasi logical dari data (dan deskripsi data) yang dapat digunakan bersama dan
dibuat untuk memperoleh informasi yang dibutuhka oleh perusahaan.
Database adalah relasi data logical yang terdiri dari entity-entity, atributatribut, dan relationship dari informasi organisasi/perusahaan. Kegunaan dari database
adalah :
1. M enghilangkan redundancy data.
2. Keterbatasan akses data.
3. M eningkatkan keamanan.
4. Multiple User.
5. Independensi data (kebebasan data).
7
2.1.2
Database Management System (DBMS ) M enurut Conolly dan Begg (2010, p66) Database Management System
(DBM S) adalah suatu sistem software yang memungkinkan user untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara, dan mengatur akses ke database.
DBM S berinteraksi dengan program aplikasi user dan database. DBM S
menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. M emungkinkan user untuk mendefinisikan basis data, biasanya dari Data Definition
Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk membedakan tipe dan struktur
data, dan batasan data yang akan disimpan dalam basis data.
2. M emungkinkan user untuk menyisipkan, mengupdate, menghapus dan menerima
data dari basis data, biasanya dari Data Manipulation Language (DM L).
3. M enyediakan control akses ke basis dengan menyediakan :
a. Sistem kemanan yang mencegah akses illegal ke dalam basis data.
b. Sistem intregasi yang memelihara akurasi data.
c. Sistem pembagian hak akses ke basis data.
d. Sistem pengendalian untuk memulihkan basis data ke keadaan sebelumnya yang
dikarenakan oleh kegagalan software atau hardware.
e. Katalog pengaksesan user yang berisi penjelasan data.
2.1.2.1 Komponen DBMS
DBM S memiliki lima komponen penting yaitu:
1. Hardware (perangkat keras)
DBM S dan aplikasi membutuhkan perangkat keras dalam menjalankannya.Perangkat
keras dapat mencakup komputer pribadi, sebuah mainframe, sebuah jaringan
komputer.Perangkat keras yang dipakai tergantung pada kebutuhan organisasi dan
DBM S yang digunakan. Beberapa DBM S yang berjalan pada perangkat keras atau
sistem operasi tertentu, sementara DBM S yang lain dapat berjalan pada beragam
perangkat keras atau sistem operasi.
2. Software (perangkat lunak)
Komponen perangkat lunak terdiri dari pernagkat lunak DBM S dan program aplikasi
beserta sistem operasi(OS), termasuk jaringan perangkat lunak jika DBM S digunakan
melalui jaringan.
3. Data
Data merupakan komponen terpenting dalam DBM S khususnya sudut pandang dari
end user mengenai data, dimana data berfungsi sebagai jembatan antara komponen
mesin dengan komponen manusia.
4. Procedures (tata cara)
Prosedur merupakan panduan dan aturan dalam membuat dan menggunakan basis
data. Prosedur didalam basis data dapat berupa: login
ke dalam basis data,
penggunaan fasilitas DBM S atau aplikasi program, cara menjalankan dan
menghentikan DBM S, membuat backup database, menangani kerusakan hardware
atau software, mengubah struktur table, mengumpulkan basis data dari beberapa
disks, meningkatkan kinerja atau membuat arsip data pada secondary storage.
5. People (M anusia)
Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan sistem tersebut.
2.1.2.2
Fungsi DBMS
Keuntungan DBM S adalah sebagai berikut :
1. Kontrol atas redudansi atau perulangan data.
2. Konsistensi data.
3. Informasi yang diperoleh dari data yang sama lebih banyak.
4. Data dapat dibagikan.
5. M eningkatkan integrasi data.
6. M eningkatkan keamanan data.
7. Penetapan standarisasi pelaksanaan.
8. Skala ekonomi.
9. Keseimbangan dari kebutuhan yang saling bertentangan.
10. M eningkatkan aksesbilitas dan respon data.
11. M eningkatkan produktivitas.
12. M eningkatkan Concurrency.
13. M eningkatkan layanan backup dan recovery.
2.1.2.3
Kerugian DBMS Kerugian DBM S adalah sebagai berikut :
1. Kompleksitas
2. Ukuran
3. Biaya dari penggunaan DBM S
4. Biaya konversi
5. Kinerja
6. Dampak yang tinggi dari kegagalan
2.1.3
Database Language
M enurut
Connolly
dan
Begg (2010,
p92),sebuahsub-bahasadata
terdiridari dua bagian: data definition language(DDL) dan data manipulation language
(DM L). DDLdigunakan untuk menentukanskemadatabase danDM Ldigunakanuntuk
keduamembaca
danupdatedatabase.
Bahasa-bahasa
inidisebutsublanguages data
karenamereka tidak termasukkonstruksiuntuksemuakebutuhan komputasitingkat, seperti
pernyataankondisional atauiteratif, yangdisediakanoleh bahasapemrograman tingkat
tinggi.
2.1.3.1
Data Definition Language M enurut Connolly dan Begg (2010, p92), data definition language
(DDL) adalah sebuah bahasa yang mengizinkan DBA atau user untuk mendeskripsikan
dan member nama entitas, atribut, dan hubungan yang diperlukan aplikasi beserta
intergrity yang berhubungan dan batasan keamanan.
2.1.3.2Data Manipulation Language
M enurut Connolly dan Begg (2010, p92), pengertian Data Manipulation
Language adalah suatu bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk
mendukung manipulasi data yang berada pada basis data.Pengoperasian data yang akan
dimanipulasi biasanya meliputi :
1. Penambahan data baru ke dalam basis data.
2. M odifikasi data yang disimpan ke dalam basis data.
3. Pengembalian data yang terdapat di dalam basis data.
4. Penghapusan data dari basis data.
DM L
dibagi
menjadi
2
jenis
yaitu
Procedural
dan
Non-
procedural.Procedural DM L adalah suatu bahasa yang memperbolehkan pengguna
untuk mendesprikpsikan ke sistem data apa yang dibutuhkan dan bagimana
mendapatkan data tersebut secara tepat, sedangkan Non-procedural DM L adalah sebuah
bahasa yang mengizinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan tanpa
memperhatikan bagimana data diperoleh.
2.1.4
Database Application Lifecycle( DBLC ) M enurut Connolly dan Begg (2010, p313), untuk merancang aplikasi
sistem basis data diperlukan tahapan tahapan yang dinamakan dengan siklus hidup
aplikasi basis data ( DBLC ). Tahapan-tahapan tersebut terdapat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Database Application Lifecycle
2.1.4.1
Database Planning
M enurut Connolly dan Begg (2010, p313), perencanaan basis data (
database planning ) merupakan M erencanakan bagaimana setiap tahapan dari siklus
dapat direalisasikan menjadi lebih efisien dan efektif. Perencanaan basis data harus
dapat terintegrasi dengan sistem informasi perusahaan secara umum. Beberapa hal yang
terlibat dalam formula adalah strategi sistem informasi, yaitu :
1. Identifikasi dari rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan kebutuhan sistem
informasi.
2. Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan kelebihan dan
kekurangan.
3. Penilaian dari keuntungan teknologi informasi yang dapat member keuntungan
kompetitif.
2.1.4.2
System Definition
M enurut Connolly dan Begg (2010, p316), definisi sistem adalah
M endeskripsikan cakupan dan batasan dari aplikasi basis data, baik pengguna dan area
aplikasi tersebut. Sebelum mencoba untuk merancang aplikasi basis data, pertama-tama
harus mengidentifikasi batasan dari sistem yang akan kita invertigasi dan bagaimana
membuat antarmuka dengan sistem informasi tiap bagian dari organisasi. Dalam
mendefinisikan sistem, harus ditentukan oleh user view, yaitu mendefinisikan apa yang
dibutuhkan oleh aplikasi basis data berdasarkan pandangan dari tiap bagian tugas
(misalnya manager atau supervisor) atau area aplikasi perusahaan (misalnya marketing,
personnel, atau stock control).
2.1.4.3
Requirements Collection and Analysis
M enurut Connolly
and Begg (2010, p316), analisis data dan
pengumpulan kebutuhan adalah Proses mengumpulkan dan analisis informasi tentang
bagian dari organisasi yang dapat didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan
informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dari sistem baru.Banyak
teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tersebut, disebut teknik
fact finding. Informasi yang dikumpulkan untuk setiap user view, mencakup :
1. Despriksi data yang digunakan.
2. Rincian mengenai bagaimana data dapat digunakan atau dihasilkan.
3. Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi basis data yang baru.
Informasi ini selanjutnya dianalisis untuk mengidentifikasi kebutuhan
yang dapat dimasukkan ke dalam aplikasi basis data baru.Kebutuhan ini dideskripsikan
ke dalam dokumen bersama sebagai requirements specifications untuk aplikasi basis
data baru.
Ada 3 pendekatan untuk mengelola kebutuhan dari aplikasi basis data
dengan banyak user views, yaitu :
1. The centralized approach : kebutuhan dari setiap user view digabung menjadi sebuah
set kebutuhan dari aplikasi basis data.
2. The view integration approach : kebutuhan dari setiap user view digunakan untuk
membangun model data secara terpisah untuk merepresentasikan user view tersebut.
M odel data yang dihasilkan tersebut nantinya akan digabungkan pada tahapan
database.
3. Kombinasi dari dua pendekatan di atas.
2.1.4.4
Application Design
M enurut Connolly dan Begg (2010, p329), perancangan aplikasi adalah
merancang antarmuka pemakai ( user interface ) dan program aplikasi, yang akan
memproses basis data.
Dalam merancang aplikasi harus memastikan semua pernyataan
fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai ( user requirement specification ) yang
menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses basis data dan merancang
transaksi yaitu cara akases ke basis data dan perubahan terhadap isi basi data ( retrieve,
update dan kegiatan keduanya ). Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan dengan
cara untuk menciptakan user friendly. Kebanyakan antarmuka pemakai yang diabaikan
akan niscaya membuat masalah.
2.1.4.5
DBMS Selection( optional )
M enurut Connolly dan Begg (2010, p325), pemilihan DBM S yang
sesuai untuk mendukung aplikasi basis data yang mencakup :
1. M endefinisikan syarat-syarat referensi studi
M enentukan sasaran, batasan masalah dan tugas yang harus dilakukan.
2. M endaftar 2 atau 3 jenis barang
M embuat daftar barang-barang, misalkan dari mana barang ini didapat, berapa
biayanya serta bagaimana bila ingin mendapatkannya.
3. M engevaluasi barang
Barang-barang yang ada dalam daftar diteliti lebih lanjut untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan barang tersebut.
4. M erekomendasikan pilihan dan membuat laporan
M erupakan langkah terakhir dari DBM S yaitu mendokumentasikan proses dan untuk
menyediakan pernyataan mengenai kesimpulan dan rekomendasi terhadap salah satu
produk DBM S.
2.1.4.6
Database Design
M enurut Connolly dan Begg (2010, p320), database design adalah
Proses membuat perancangan basis data yang dapat mendukung pekerjaan dan tugas
perusahaan.M enurut Connolly dan Begg (2010, p322), Perancangan basis data ini
memiliki tiga tahapan, yaitu :
1. Perancangan basis data konseptual, yaitu proses membangun sebuah model informasi
yang digunakan di sebuah perusahaan, terbebas dari segala pertimbangan fisik.
2. Perancangan basis data logical, yaitu proses membangung serbuah model informasi
yang digunakan di sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah mode data yang
spesifik, tetapi terbatas dari DBM S tertentu dan pertimbangan – pertimbangan fisikal
lainnya.
3. Perancangan basis data fisikal, yaitu proses menghasilkan sebuah deskripsi dari
pengimplementasian
basis
data pada media penyimpanan
sekunder,
yang
mendeskripsikan hubungan dasar, pengorganisasian file, dan indeks yang digunakan
untuk memperoleh akses data secara efisien serta segala batasan integritas dan
ukuran-ukuran keamanan yang berhubungan.
M enurut Connoly dan Begg (2010. P321), ada 4 pendekatan dalam
desain basis data yaitu :
1. Top-Down
Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entitas high-level dan
relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top-down secara berturutturut untuk mengidentifikasi entitas lower level, relationship dan atiribut lainnya.
2. Bottom-up
Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entitas dan relationship), dengan analisis
dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokan ke dalam suatu relasi yang
merepresentasikan tipe dari entitas dan relationship antar entitas.
3. Inside-out
Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda dengan identifikasi
awal entitas utama dan kemudian menyebar ke entitas, relationship, dan atribut terkait
lainnya yang lebih dulu diidentifikasi.
4. Mixed
M engunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbeda
sebelum pada akhirnya digabungkan.
2.1.4.7
Prototyping
M enurut Connolly dan Begg (2010, p333), pengertian Prototyping
adalah membuat model kerja dari aplikasi basis data, yang membolehkan perancang atau
useruntuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun fungsi yang
dimiliki sistem.Tujuan utama dari mengembangkan suatu prototype adalah mengijinkan
user untuk menggunakan prototype guna mengidentifikasikan corak sistem apakah
bekerja dengan baik dan jika mungkin meningkatkan corak baru kepada aplikasi
database. Dengan cara ini, kebutuhan dari pemakai dan pengembang sistem dalam
mengevaluasi kelayakan design sistem akan semakin jelas sehingga kelebihan atau
kekurangan sistem dapat ditangani dengan baik.
Strategi prototyping yang umum digunakan sekarang ada dua, yaitu
requirement
danevolutionary
prototyping.
Requirement
prototyping
adalah
menggunakan prototype untuk menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data dan
ketika kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau dibuang.
Sedangkan evolutionary prototype menggunakan tujuan yang sama, tetapi perbedaaan
pentingnya adalah prototype tetap digunakan untuk selanjutnya dikembangkan menjadi
aplikasi basis data yang lengkap.
2.1.4.8
Implementation
M enurut Connolly dan Begg (2010, p333), implementation merupakan
realisasi secara fisik dari database dan desain aplikasi.Pada tahap penyelesaian desain,
kini kita dapat menerapkan basis data dan program aplikasi yang telah kita buat.
Implementasi basis data menggunakan DDL yang kita pilih dalam melakukan pemilihan
DBM S atau dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI), yang menyediakan
fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang low level. Pernyataan DDL
digunakan untuk menciptakan struktur basis data dan mengosongkan file yang terdapat
dalam basis data tersebut. Pandangan pemakai lainnua juga diimplementasikan dalam
tahapan
ini.Data
Manipulation
Language
(DM L)
digunakan
untuk
mengimplementasikan transaksi basis data di dalam bagian aplikasi program dari
sasaran DBM S, mungkin termasuk host programming language seperti, Visual basic,
Delphi, C, C++, Java, COBOL, dan Pascal.
2.1.4.9
Data Conversion and Loading
M enurut Connolly dan Begg (2010, p 334), Data conversion and loading
adalah mencakup pengambilan data dari sistem lama untuk dipindahkan kedalam sistem
yang baru.Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basi data baru sedang
menggantikan sistem yang lama.Sekarang, DBM S yang memiliki kegunaan yang dapat
mengisi file yang ada kedalam sistem yang baru telah dianggap umum, kegunaan yang
ada umumnya memerlukan spesifikasi sumber file dan target basis data yang
baru.Ketika conversion and loading dibutuhkan, prosesnya barus direncanakan untuk
memastikan kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.
2.1.4.10
Testing
M enurut Connolly dan Begg (2010, p334), testing adalah suatu proses
melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan. Sebelum
diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus dilakukan testing terlebih dahulu. Hal ini
dicapai dengan penggunaan secara hati-hati untuk merencanakan suatu test dan data
yang realistic sedemikian sehingga keseluruhan proses pengujian sesuai dengan metode
dan dilaksanakan sesuati aturan yang ada.
2.1.4.11
Operation Maintenance M enurut Connolly dan Begg (2010, p335), operational maintenancne
adalah proses memantau dan memelihara sistem setelah di-install. Pada tahapan
sebelumnya, basis data benar-benar diuji dan diimplementasikan.Sekarang sistem
beralih ke tahapan pemeliharaan. Yang termasuk aktifitas dari tahapan ini adalah
sebgaia berikut :
1. M emantau kinerja dari sistem. Jika kinerjanya menurun dibawah level yang dapat
diterima, mungkin basis data perlu diorganisasi
2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis data-nya (jika diperlukan
Ketika basis data sepenuhnya bekerja, pemantauan harus memastikan
kinerhanya dapat berada dalam tingkat yang diterima.Sebuah DBM S biasanya
menyediakan berbagai kegunaan (utilities) untuk membantu administrasi basis data
termasuk kegunaan untuk mengisi data kedalam basis data dan untuk memberikan
informasi seperti pemakasian basis data dan strategi eksekusi query.Database
administrasi dapat menggunakan informasi ini untuk memperbaiki sistem agar dapat
memberikan kinerja yang lebih baik.
2.1.5
Entity – Relationship Modelling
M enurut
Connolly
(2010, p371),
entity relationship
modeling
merupakan pemodelan yang berguna untuk memberikan pemahaman yang tepat
terhadap data dan penggunaannya di dalam suatu perusahaan. M odel ini menggunakan
pendekatan top-down dalam perancangan basis data yang di mulai dengan
mengidentifikasikan data penting yang disebut entity dan relasi antar data yang akan
direpresentasikan ke dalam model. Kemudian ditambahkan detail-detail lebih seperti
informasi yang akan dicari mengenai entities dan relationship yang disebut dengan
atribut dan constraints pada entity, atribut dan relationship.
2.1.5.1
Entity type
M enurut Connolly (2010, p372), entity type merupakan sekumpulan
objek didunia yang memiliki property yang sama. Entity direpresentasikan dalam bentuk
diagram beruba persiegi panjang berlabel namadari entity.
Nama entity
Karyawan
Cabang
Gambar 2.2 Representasi Diagram dari entity
M enurut Connolly (2010, p372), entity type dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Tipe Entitas kuat, yaitu entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada tipe entitas
lainnya.
2. Tipe Entitas lemah, yaitu tipe entitas yang keberadaannya tergantung pada tipe entitas
lainnya.
2.1.6.2
Relationship Types
M enurut Connolly (2010, p374), relationship types merupakan suatu
hubungan antar entity types. Relationship Types direpresentasikan dalam bentuk diagram
berubah garis lurus yang menghubungkan dua buat entity types, ditandai dengan nama
dari relasi tersebut. Pada umumnya, relasi dinamai dengan kata kerja.
Nama relasi
Karyawan
memiliki
Cabang
Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Relationship
M enurut Connoly dan Begg (2010, p376), dalam relationship types
terdapat degree of relationship type.Degree of relationship type merupakan jumlah tipe
entitas yang terkait dalam relationship.Entitas yang terkait dalam relationship disebut
dengan participants.Jadi, degree dari suatu relationship menunjukkan banyak nya entitas
yang tergabung dalam suatu relationship.
Terdapat 3 jenis degree of relationship, yaitu:
- Binary Relationship
Binary Relationship merupakan relationship yang mempunya dua degree.
Karyawan
M emiliki ->
Cabang
Gambar 2.4 Binary Relationship
- Ternary Relationship
Ternary Relationship merupakan relationship yang mempunyai tiga degree.
Karyawan
me miliki
Cabang
Perusahaan
Gambar 2.5 Ternary Relationship
- Quertanary Relationship
Quertanary Relationship merupakan relationship yang mempunyai empat degree.
Produksi
Karyawan
memiliki
Perusahaan
Gambar 2.6 Quaternary Relationship
Cabang
2.1.5.3
Atribut
M enurut Connolly dan Begg (2010, p379), atribut adalah property suatu
entitas atau jenis relasi.
M enurut Connolly dan Begg (2010, p378), Atribut domain adalah
himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Atribut dapat
diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
1 Simple Attribute
Simple attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari komponen tunggal yang
mempunyai keberadaan bebas dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
dikenal dengan namaAtomic Attribute.
2 Composite attribute
Composite Attribute adalah atribut yang teridir dari beberapa komponen, dimana
masing-masing komponen mempunyai keberadaan yang bebas.
3 Single-valued Attribute
Single –valued Attribute adalah atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap
kejadian dari tipe entity.
4 Multi-valued Attribute
Multi-valued Attribute adalah atribut yang mempuanyai beberapa nilai untuk setiap
kejadian dari tipe entity.
5 Derived Attribute
Atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau sekelompok atribut yang
berhubungan, dan tidak harus berasal dari satu entitas.
2.1.5.4
Key
M enurut Connolly dan Begg (2010, p381-382), key adalah sebuah field
yang digunakan untuk mengidentifikasi satu atribut atau lebih secara unik
mengidentifikasi setiaprecord.
Keys yang sering digunakan yaitu :
1. Candidate Key
Candidate key merupakan kumpulan minimal dari atribut-atribut yang secara unik
mengidentifikasikan suatu entity.
2. Primary Key
Primary Key merupakan candidate key yang dipilih
untuk
secara unik
mengidentifikasikan suatu entity.
3. Composite Key
Composite Key merupakan candidate key yang terdiri atas dua atau lebih atribut.
4. Alternate Key
Alternate key merupakan candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key, atau
biasa disebut dengan secondary key.
5. Foreign Key
Foreign Key merupakan sebuah primary key pada sebuah entitas yang digunakan
pada entitas lainnya untuk mengidentifikasi sebuah entity.
2.1.5.5
S tructural Constraints
M enurut Connoly dan Begg (2010, p396) memeriksa batasan tipe entitas
yang mempunyai kesamaan dalam relationship.Multiplicity adalah Jumlah atau range
dari terjadinya yang mungkin dari suatu entity yang mungkin berhubungan dengan
kejadian tunggal dari jenis entitas yang terkait melalui suatu hubungan tertentu.
Hubungan Structural Constraints dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Hubungan One-to-One (1:1)
Hubungan antara entitas yang satu dengan entitas lain mempunyai relasi hubungan
satu entitas.
2. Hubungan One-to-M any (1:*)
Hubungan antara entitas pertama yang mempunyai banyak relasi dengan entitas
kedua yang mempunyai relasi satu entitas.
3. Hubungan M any-to-M any (*:*)
Hubungan antara entitas pertama yang mempunyai relasi banyak dengan entitas
kedua
Cardinality
maksimumhubunganterjadinyayang
adalah
mungkin
M enjelaskanjumlah
untuksuatu
entitasyang
berpartisipasidalam jenishubungan tertentu.Participation adalah M enentukan semua
atauhanya beberapaterjadinyaentitasberpartisipasidalam hubungan.
2.1.6
Normalisasi
M enurut Connolly dan Begg (2010, p416), Normalisasi adalah sebuah
teknik untuk menghasilkan sekelompok relasi atau hubunfgan dengan property-properti
yang diinginkan, yang memberikan kebutuhan data dari suatu perusahaan suatu desain
database harus memenuhi kondisi untuk tidak mengandung anomali, yaitu suatu
kejanggalan dari penempatan atribut tertentu dari suatu objek data. Untuk membedakan
satu record dengan yang lainnya maka peril dipilih atribut atau kombinasi atribut
sebagai kunci primer ( primary key ).
Tujuan pembuatan normalisasi adalah:
1. M embuat seminim mungkin terjadinya data rangkap.
2. M enghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila terjadi penambahan,
penghapusan data sebagai akibat adanya data rangkap.
3. M enjamin bahwa identitas table secara tunggal sebagai determinan semua atribut.
2.1.6.1
First Normal Form ( 1NF )
Aturan normalisasi pertama (1NF) dapat dikatakan bahwa sebuah relasi
dimana setiap baris dan kolom hanya berisi satu nilai.uatu data dikatakan unnormalized
(UNF), jika didalamnya mengandung kelompok yang berulang (redundancy group),
sehingga untuk membentuk normalisasi pertama repeating group harus dihilangkan.
Nilai dari setiap atribut adalah tunggal.Kondisi ini dapat diperoleh dengan melakukan
eliminasi terjadinya data ganda (redundancy data).Namun ada kondisi pertama ini
kemungkinan masih terjadi adanya data rangkap.
2.1.6.2 Second Normal Form (2NF)
Aturan normalisasi kedua (2NF) dapat dikatakan bahwa sebuah relasi
dalam bentuk normal pertama dan atribut bukan primary key yang tergantung secara
fungsional kepada primary key.
Pengujian bentuk normal kedua dapat dihasilkan dengan melihat apakah
ada atribut bukan primary key yang merupakan fungsi dari sebagian primary key.
2.1.6.2
Third Normal Form (3NF) Aturan normalisasi ketiga (3NF) adalah sebuah relasi dalam bentuk
normal pertama dan kedua dan setiap atribut yang bikan primary key yang bergantung
secara transitif kepada primary key.
Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat
atribut yang bukan key terganrtung fungsional terhadap atribut bukan key lainnya.
Dengan cara yang sama, maka setiap ketergantungan transitif dipisahkan. 3NF sudah
cukup baik dalam arti anomaly yang dikandungnya suda sedemikian minimum.
2.1.6.3
Boyce Codd Normal Form (BCNF)
Suatu relasi disebut memenuhi BCNF jika dan hanya jika setiap
determinan yang ada pada relasi tersebut adalah candidate key. Untuk normalisasi ke
bentuk BCNF, maka tabel 3NF didekomposismenjadi beberapa tabel yang masingmasing memenuhi BCNF.Tujuan membentuk BCNF :
1. Semantik multiple candidate key menjadi lebih eksplisit (FD hanya pada candidate
key).
2. menghindari update anomali yang masih mungkin terjadi pada 3NF.
Dari
definisi
3NF
dan
BCNF,
maka
apabila
suatu
relasi
M enurut Whitten (2004, p334) diagram aliran data adalah suatu
bagan
memenuhiBCNF pasti memenuhi 3NF, tetapi belum tentu sebaliknya.
2.1.7
Diagram aliran data yang menggambarkan aliran data melalui sebuah
sistem dan tugas atau pengolahan
yang dilakukan oleh sistem.
Diagram Arus Data ini mempunyai simbol-simbol yang dapat
mengungkapkan komponen-komponen dasar dari proses dan aliran sistem. Beberapa
pengertian simbol (lihat daftar simbol) yang digunakan didalam diagram arus data,
adalah :
a. Kesatuan Luar ( External Entity )
M erupakan kesatuan dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi
atau sistem lainya, yang memberikan input (masukan) atau menerima output
(keluaran) dari sistem.
Gambar 2.7 Simbol External Entity
b. Arus Data
Arus data mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data
menunjukan arus dari data yang masukan untuk sistem ataupun keluaran dari sistem
dan input yang masuk kedalam proses harus menghasilkan output yang
berbeda. Arus data secara fisik antara lain dapat berupa Formulir, laporan tercetak,
surat dan sebagainya.
Gambar 2.8 Simbol Arus Data
c. Proses
Kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin ataupun komputer untuk
mengolah masukan dan menghasilkan keluaran dari proses.
Gambar 2.9 Simbol Proses
d. Simpanan data
M erupakan suatu penampungan data yang dapat berupa suatu file, arsip, table dan
sebagainya. Selain itu untuk menjelaskan aliran data yang mengalir di sistem.Analisa
sistem dapat mengidentifikasikan data dengan kamus data.
Gambar 2.9 Simbol Proses
2.1.8
Navigation Diagram
M enurut M athiassen, M adsen, Nielsen dan Stage (2000, p343),
Navigation diagram adalah jenis khusus dari statechart diagram yang berfokus pada
dinamika keseluruhan dari tampilan layar. Diagram ini menunjukkan window-window
yang bersangkutan dan perpindahan di antara mereka. Sebuah window ditunjukkan
sebagai sebuah state. State memiliki sebuah nama dan sebuah icon. Pergantian state
sesuai dengan pergantian di antara dua window.
2.2
Teori-teori khusus
Teori khusus merupakan teori pendukung yang dibuat untuk memenuhi
kriteria dari batasan pengolahan dan perancangan masalah yang di hadapi
2.2.1
Pembelian
M enurut M ulyadi (2001, p299), Pembelian didefinisikan sebagai usaha
untuk memenuhi kebutuhan atasbarang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan dan
dapat diterima tepat padawaktunya dengan mutu yang sesuai serta harga yang
menguntungkan.
a. Saat pemesanan
Saat pemesanan sangatlah tergantung pada kualitas barang yang masihada, rata-rata
tingkat pemakaiannya dan jangka waktu pemesanan.
b. Jumlah yang dipesan
Jumlah yang dipesan ditetapkan secara matematis dan juga menurutkebijaksanaan
untuk medapatkan kuantitas pesanan-pesanan ekonomis.
c. Rekanan
Dalam menetapkan pilihan rekanan mesti dikaitkan pada harga, syaratpembayaran,
kualitas keandalan lokasi saat penyerahan yang dijanjikan.
M enurut Render dan Heizer ( 2001, P414 ), Pembelian berarti perolehan
barang dan jasa.
2.2.2
Penjualan
M enurut M ulyadi (2001, p202), Penjualan adalah suatu kegiatan yang
ditujukan untuk mencari pembeli,mempengaruhi dan memberi petunjuk agar pembeli
dapat menyesuaikankebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta mengadakan
perjanjianmengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.Adapun 4 syarat
utama menjual adalah:
1 Ada calon pembeli dan penjual
2 Proses interaksi komunikasi dan persepsi
3 M enjajaki sebuah transaksi / pertukaran kepentingan
4 Barang, jasa, ide, gagasan, rencana, keyakinan, prinsip
Semua manusia pada dasarnya harus atau wajib melakukan tugas
menjualapapun profesi, agama, etnis, umur, pendidikan, jenis kelamin tanpa kecuali.
Bagiperusahaan pada umumnya memilki 3 tujuan umum dalam penjualan yaitusebagai
berikut:
1 M encapai volume penjualan tertentu.
2 M endapatkan laba tertentu.
3 M enunjang pertumbuhan perusahaan.
2.2.3
Produksi
M enurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (2000, p1), Produksi
merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktorfaktor produksi sehingga lebih bermangaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia
M enurut M ulyadi (2001, p425), Informasi yang diperlukan oleh
manajemen dari kegiatan produksi adalah :
1. Order produksi yang belum selesai
2. Order produksi yang telah selesai
3. Harga pokok produk jadi
4. Harga pokok produk yang masih dalam proses pada saat tertentu
5. Biasa menurut pusat biaya
2.2.4
Persediaan
M enurut Nasution (2003, p103), Persediaan adalah sumber daya yang
menganggur ( idle resources ) yang menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut
tersebut berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada
sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.
Download