BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Dalam SAP Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, karakteristik kualitatif
laporan keuangan ada 4, yaitu: a. Relevan b. Andal c. Dapat dibandingkan d.
Dapat dipahami. Keempat karakteristik tersebut merupakan prasyarat normatif
yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki.
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi
masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa
lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevandapat
dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan apabila:
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) Informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan atau mengoreksiekspektasi mereka di masa lalu.
9
2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value) Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa
lalu dan kejadian masa kini.
3. Tepat waktu Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
bergunadalam pengambilan keputusan.
4.
Lengkap Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin,mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.Informasi
yang melatar belakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam
laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas
dari pengertian
yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
1. Penyajian Jujur Informasi, menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
10
2. Dapat Diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali
oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak
berbeda jauh.
3. Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara
internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila
suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan
secara
eksternal
dapat
dilakukan
bila
entitas
yang
diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada
kebijakan
akuntansi
yang
sekarang
diterapkan,
perubahan
tersebut
diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
d. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
11
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi
yang dimaksud.
2.1.2 Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan
Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan mengatakan bahwa : Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) adalah Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan adanya standar ini maka
laporan keuangan harus didasarkan pada standar ini sehingga laporan keuangan
yang disajikan dapat menyajikan informasi yang lengkap dan dapat diandalkan.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005. SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan
(PSAP),
dilengkapi
dengan
Pengantar Standar Akuntansi
Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan
keuangan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah.
Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan selengkapnya
adalah sebagai berikut:
•
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010
•
Lampiran I Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
•
Lampiran II Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual
12
•
Lampiran III Proses Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam
Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen dan ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan
Pemeriksa Keuangan.
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam
Lampiran III. Penyusunan PSAP dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar penyusunan dan pengembangan
Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna
laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sesuai
dengan
amanat
Undang-Undang
Keuangan
Negara
tersebut,
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan
tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja
dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
13
dana. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat
sementara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) Undang- Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum
dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut Pasal 36 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima)
tahun. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti.
Lingkup pengaturan Peraturan Pemerintah ini meliputi SAP Berbasis Akrual
dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. SAP Berbasis Akrual terdapat pada
Lampiran I dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh
setiap entitas. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II berlaku selama
masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis
Akrual. Penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual ini dilaksanakan sesuai
dengan jangka waktu sebagaimana tercantum dalam Lampiran II. Selanjutnya,
setiap entitas pelaporan, baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
wajib melaksanakan SAP Berbasis Akrual.
Walaupun
entitas
pelaporan
untuk
sementara
masih
diperkenankan
menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, entitas pelaporan diharapkan
dapat segera menerapkan SAP Berbasis Akrual. Laporan keuangan yang
dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan untuk memberi
manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun
pemeriksa laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang
14
dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya
yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Selain mengubah
basis SAP dari kas menuju akrual menjadi akrual, Peraturan Pemerintah ini
mendelegasikan perubahan terhadap PSAP diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan. Perubahan terhadap PSAP tersebut dapat dilakukan sesuai dengan
dinamika pengelolaan keuangan negara. Meskipun demikian, penyiapan
pernyataan SAP oleh KSAP tetap harus melalui proses baku penyusunan SAP dan
mendapat pertimbangan dari BPK.
SAP merupakan dasar pencatatan laporan keuangan permerintah. Laporan
keuangan
yang
tidak
dibuat
berdasarkan
SAP
hasilnya
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan adanya SAP, maka pencatatan laporan keuangan
akan menjadi transparan dan akurat, sehingga dapat meningkatkan kualitas
laporan keuangan pemerintah.
2.1.3 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Pengendalian
Intern
didefinisikan
merupakan
suatu
cara
untuk
mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, serta
berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud).
Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam
mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi keuangan yang
andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Di lihat dari tujuan tersebut, maka sistem pengendalian intern dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
15
1. Pengendalian intern akuntansi. Dibuat untuk mencegah terjadinya
inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan organisasi dan
memeriksa keakuratan data akuntan si. Sebagai contoh, adanya pemisahan
fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
2. Pengendalian administratif. Dibuat untuk mendorong dilakukannya
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Contohnya
adalah adanya pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang
ada, untuk kemudian diambil tindakan. Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
merupakan
suatu
langkah
nyata
pemerintah
dalam
memberikan acuan serta pijakan bagi pemerintah daerah agar pengelolaan
keuangan dapat dilaksanakan secara akuntabel dan transparan.
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP,
adalah SistemPengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah meliputi :
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Resiko
3. Kegiatan Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan Pengendalian Intern
16
SPIP berfungsi sebagai pengawas dan pemantau dalam pencatatan laporan
keuangan pemerintah dan diterapkan untuk menjamin bahwa laporan keuangan
yang dibuat telah bebas dari cacat hukum.
2.1.4 Laporan Keuangan
2.1.4.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas
tersebut. Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi - transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai data, juga dapat dikatakan sebagai
informasi. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan
suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Laporan Keuangan merupakan laporan yang menunjukan semua aktifitas
operasi atau transaksi yang dilakukan suatu entitas pelaporan keuangandalam
suatu periode tertentu. Laporan Keuangan yang disajikan harus menyangkut
semua informasi yang terjadi dalam Pemerintah Daerah tersebut sehingga tidak
menimbulkan prasangka negatif dari pihak luar dan laporan keuangan yang
disajikan tersebut relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dimengerti untuk
tujuan pengambilan keputusan.
17
Dalam Brigham dan Huoston (2010:84) “laporan keuangan adalah
beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi
penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada di balik angka
tersebut. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) “Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk
menganalisa kekuatan dan seberapa besar kondisi finansial perusahaan yang
berguna untuk mengevaluasi keadaan finansial pada masa lalu, sekarang, dan
memproyeksikan hasil yang akan datang”.
Pada umumnya pengertian Akuntansi antara Pemerintahan dan Pihak
Swasta adalah sama, yaitu sama-sama melakukan kegiatan pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksitransaksi ekonomi yang terjadi.
Namun, yang membedakannya adalah harus diperhatikannya penekanan dalam hal
siapa yang mengelola sumber dananya dan darimana sumber dana tersebut apakah
dari perseorangan atau entitas pelaporan lain atau organisasi lain. Akuntansi
Pemerintahan adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian,
penganalisaan, dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu pemerintahan yang
menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang
berguna untuk mengambil keputusan. Akuntansi Keuangan Daerah adalah suatu
sistem
Informasi
Pengidentifikasian,
pencatatan,
pengklasifikasian,
mengikhtisarkan, dan mengkomunikasikan kegiatan suatu daerah berupa
pelaporan untuk pengambilan keputusan.
18
2.1.4.2 Manfaat Laporan Keuangan
Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8
dinyatakan beberapa manfaat laporan keuangaan untuk beberapa pihak yaitu:
a. Membantu investor, kreditor, dan pengguna lain yang potensial dalam
membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional.
b. Membantu investor, kreditor, dan pengguna lain yang potensial dan
memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa
yang akan datang yang berasal dari pembagian dividen ataupun
pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan.
c. Berisi tentang sumber daya perusahaan
d. Berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode investor dan
kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk menaksir prospek
perusahaan.
2.1.4.3 Tujuan Laporan Keuangan
Dalam Kasmir (2010) ada beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan yaitu:
a.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
b.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
19
d.
Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e.
Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
f.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
g.
Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.
h.
Informasi keuangan lainnya
2.1.5 Basis Akuntansi
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menerapkan
kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan
keuangan. Menurut KSAP PP No. 24 Tahun 2005, bahwa : Basis akuntansi ada 2
(dua), yaitu:
a. Basis Kas
Basis Kas merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam
akuntansi, dimana pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi
terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain
Akuntansi Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi
dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang
digunakan untuk pengakuan pendapatan belanja dan pembiayaan.
b. Basis Akrual
20
Akrual Teknik Basis Akrual memiliki fitur pencatatan dimana transaksi
sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau
keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya transaksi walaupun
uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain basis akrual
digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Jadi basis akrual
adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa itu terjadi
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis akrual
adalah : Suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi
diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya
ransaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.
Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat
terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling
komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.
Manfaat basis akrual antara lain:
a. Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
b. Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban
pemerintah
c. Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa
layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
21
2.1.6 Komponen-Komponen dalam Laporan Keuangan
Berdasarkan SAP Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari
laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga
seluruh komponen menjadi sebagai berikut:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
c. Neraca
d. Laporan Operasional
e. Laporan Arus Kas
f. Laporan Perubahan Ekuitas
g. Catatan Atas Laporan Keuangan
2.1.6.1Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Nurlan Darise menyatakan bahwa Laporan realisasi anggaran pemerintah
daerah merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola
oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
relisasi dalam suatu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh
Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan
pembiayaan.
a. Pendapatan-LRA
22
Pendapatan-LRA
adalah
penerimaan
oleh
Bendahara
Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya
yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.
b. Belanja
Belanja
adalah
semua
pengeluaran
oleh
Bendahara
Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer
Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil.
d. Pembiayaan (financing)
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali
dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan
maupun tahuntahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah
terutama
dimaksudkan
untuk
menutup
defisit
atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat
berasal dari pinjaman dan hasil investasi. Pengeluaran pembiayaan antara
23
lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian
pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
2.1.6.2 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Menurut SAP PP Nomor 71 Tahun 2010 bahwa : “Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo
Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) dimaksudkan untuk
memberikan ringkasan atas pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan
pemerintah, sehingga suatu entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih
lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam LP-SAL dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Struktur LP-SAL baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.
2.1.6.3 Neraca
Menurut Jumingan, Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang
aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal sendiri (owners’ equity) dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yakni akhir
bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun. Laporan posisi keuangan, atau disebut
juga dengan neraca ataupun laporan aktiva dan kewajiban, adalah laporan
keuangan yang menyajikan posisi aktiva, hutang dan modal pemilik pada satu saat
tertentu. (Indra Bastian). Neraca pemerintah daerah memberikan informasi bagi
pengguna laporan mengenai posisi keuangan berupa asset, kewajiban (utang), dan
24
ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan
ekuitas dana merupakan rekening utama laporan yang masih dapat dirinci lagi
menjadi subrekening. Neraca mencantumkan pos-pos berikut:
1. Aset.
Aset yaitu sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipilih.
Aset diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu : asset lancar dan asset tidak
lancar. Pengakuan Aset Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai yang dapat diukur
dengan andal. Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya berpindah.
Pengukuran Aset Pengukuran aset sebagai berikut:
a.
Kas dan piutang dicatat sebesar nilai nominal
b.
Investasi jangka pendek dicatat sebagai nilai perolehan
c.
Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan, biaya standar, dan nilai
wajar
2. Kewajiban.
25
Kewajiban adalah utang yang timbul dari masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Karakteristik
esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini
yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi
di masa yang akan datang.
Kewajiban diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu: Kewajiban Jangka
Pendek (utang pemerintah daerah yang jatuh temponya kurang dari satu tahun)
dan Kewajiban Jangka Panjang (utang pemerintah yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun/12 bulan setelah tanggal pelaporan)
Pengakuan Kewajiban Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang. Kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul. Kewajiban dicatat sebesar
nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan
dalam mata uang rupiah.
3. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antar aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelaporan. Saldo ekuitas di Neraca
berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan perubahan Ekuitas. Ekuitas dana
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a.
Ekuitas Dana Lancar, yaitu selisih antara asset lancar dengan kewajiban
jangka pendek.
26
b.
Ekuitas Dana Investasi, yaitu cerminan dari kekayaan pemerintah daerah
yang tertanam dalam investasi jangka panjang, asset tetap, dan asset lainnya
yang dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
c.
Ekuitas Dana Cadangan, yaitu cerminan dari kekayaan pemerintah daerah
yang dicadangkan untuk tujuan tertentu.
2.1.6.4 Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh Pemerintah
Pusat/Daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan operasional terdiri
dari pendapatan laporan operasional, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.
Masing masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan Laporan operasional adalah hak pemerintah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
b. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih.
c. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang
dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,
termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa
yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan
27
operasi biasa,tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di
luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
2.1.6.5 Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode tertentu.Penerimaan dan pengeluaran kas
diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan
investasi. Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan
setara kas pada tanggal pelaporan.(Nurlan Darise, 2008). Laporan Arus Kas
menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintahpusat/daerah selama periode
tertentu.Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan
pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara
UmumNegara/Daerah.
b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara
Umum Negara/Daerah.
2.1.6.6 Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
28
2.1.6.7 Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)
Menurut Adanan Silaban dan Hamonangan Siallagan, “Catatan atas laporan
keuangan berisi informasi yang tidak dapat diungkapkan dalam keempat laporan
keuangan, yang mengungkapkan seluruh prinsip, prosedur, metode, dan teknik
yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Catatan atas
Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan
akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
2.1.7 Prinsip-Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan
yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar,
penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya,
serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang
disajikan. Menurut SAP Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Berikut ini
adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah:
a. Basis akuntansi
29
b. Prinsip nilai historis
c. Prinsip realisasi
d. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal
e. Prinsip periodisitas
f. Prinsip konsistensi
g. Prinsip pengungkapan lengkap
h. Prinsip penyajian wajar.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan Laporan operasional, beban,
aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan
disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan
laporan demikian. Basis akrual untuk Laporan operasional berarti bahwa
pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi
walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh
entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan
penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan
dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan
seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada Laporan
operasional.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka
LRA disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan
pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah
30
atau oleh entitas pelaporan; serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan
diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Namun demikian, bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis
akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual. Basis akrual untuk Neraca
berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya
transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada
keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar.
Nilai Historis Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh
aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara
kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang
akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat
diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat
diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar
aset atau kewajiban terkait.
Realisasi Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah
diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan
digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut. Mengingat
LRA masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka pendapatan atau
belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah
atau mengurangi kas. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost
31
againstrevenue principle) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan
sebagaimana dipraktekkan dalam akuntansi komersial.
Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form) Informasi
dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang
seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya.
Apabila
substansi
transaksi
atau
peristiwa
lain
tidak
konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus
diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Periodisitas Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan
perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat
diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama
yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan
semesteran juga dianjurkan.
Konsistensi Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang
serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi
internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu
metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai
dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru diterapkan mampu
memberikan informasi yang lebih baik dibanding metode lama. Pengaruh atas
perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
32
Pengungkapan Lengkap Laporan keuangan menyajikan secara lengkap
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka laporan
keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyajian Wajar Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan. Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat
diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan
mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan
sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung
unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian
sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak
dinyatakan terlalu rendah.
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu dan hasil ujiannya dapat dilihat pada Tabel
2.1 dibawah ini :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Variabel
Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian
Cox, Clifford The Perceived Quality Kualitas Sistem Sistem
T; Wichmann, of Internal Control Pengendalian
pengendalian
33
Henry Jr.
(1993)
Systems and Reports Intern
dan
For State and Local Pelaporan untuk
Government
Pemerintahan
Daerah
Accounting
Change
Institutional
Harun, Harun and
and Kamase, Capacity: The Case of
Haryono
P a
(2012)
ProvincialGovernment
in Indonesia
Hukum
Pemerintahan di
Indonesia
(UU
No. 13
Tahun
2003), Regulasi
Tentang Sistem
Pelaporan
Keuangan sesuai
SAP Tahun 2005
Penerapan SAP di
Inspektorat
Purwaniata
Pengaruh Penerapan Jenderal,
Nugraheni
Standar
Akuntansi Pengetahuan
dan
Imam Pemerintahan
Pengelola
Subaweh
Terhadap
Kualitas UAPPA EI dan
(2008)
Laporan Keuangan
UAAPB, Kualitas
Laporan
Keuangan
Fadhillah
Husna (2008)
Pengaruh
Kualitas
SDM
dan
SPIP
terhadap
Nilai
Pelaporan Keuangan
Pemerintah
Kualitas
SDM,
Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah
dan
Pelaporan
Keuangan
Pemerintah
intern pemerintah
masih
belum
maksimal.
Pemerintah harus
lebih
memperhatikan
masalah
sistem
pengendalian
intern
untuk
meminimalisir
resiko
dan
kehilangan
pada
satuan
kerja
pemerintah daerah.
Standar Akuntansi
Pemerintahan
berbasis
akrual
sangat diperlukan
dalam
meningkatkan
kualitas pelaporan
keuangan
pemerintahan.
Penerapan standar
akuntansi
di
Inspektorat
Jenderal,
Pengetahuan
Pengelola UAPPA
EI dan UAAPB
serta ketersediaan
sarana
dan
prasarana terhadap
peningkatan
kualitas
laporan
keuangan berada di
tingkat sedang.
Terdapat pengaruh
yang
signifikan
dan positif antara
SPIP dengan Nilai
pelaporan
keuangan
pemerintah.
Sedangkan
pada
SDM
tidak
34
Wayan
Kusuma
Wiraputra
(2013)
Anggraeni
Madjham
(2013)
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
laporan keuangan
Pemahaman SAP
Pengaruh Pemahaman
dan
Standar
Akuntansi Standar Akuntansi latar belakang
pendidikan secara
Pemerintahan
Dan Pemerintahan,
Latar
Belakang Latar
Belakang simultan
berpengaruh
Pendidikan Terhadap Pendidikan,
Penyusunan
Dan Pelaporan
terhadap
Penyajian
Laporan Keuangan
penyusunan
laporan keuangan
Keuangan Pemerintah Pemerintah
Daerah
pemerintah
daerah.
Terdapat pengaruh
yang
signifikan
dan positif antara
sistem
pengendalian
intern
dengan
kualitas
laporan
Pengaruh
Sistem
Sistem
keuangan
Pengendalian Intern
Pengendalian
pemerintah
Terhadap
Kualitas
Intern, Pelaporan kabupaten
Laporan
Keuangan
Gorontalo
Utara
Keuangan
Pemerintah Kabupaten
pada
Dinas
Gorontalo Utara
Pendapatan
Pengelolaan
Keuangan
dan
Aset
Daerah
Kabupaten
Gorontalo Utara.
2.3. Keterkaitan Antar Variabel dengan Hipotesis
2.3.1
Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan
Standar Akuntansi Pemerintahan dibutuhkan dalam rangka penyusunan
laporan keuangan yang setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Peraturan
35
Pemerintahan ini juga merupakan pelaksanaan Pasal 184 ayat (1) dan (3) UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan
bahwa laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan di yakini berdampak pada
peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah.
H1 = Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan secara positif
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
2.3.2 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan
Menurut Mahmudi (2007: 27) menyatakan bahwa:
“Untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah diperlukan proses dan
tahap-tahap yang harus dilalui yang diatur dalam sistem akuntansi pemerintah
daerah. Sistem akuntansi di dalamnya mengatur tentang sistem pengendalian
intern (SPI), kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh bagus tidaknya
sistem pengendalian intern yang dimiliki pemerintah daerah”.
H2 = Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara positif terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
H3 = Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah secara positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
36
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang diajukan untuk penelitian ini adalah seperti
pada Gambar 2.1 dibawah ini :
Standar Akuntansi Pemerintah
(X1)
Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah (Y)
Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (X2)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis Asosiatif,
yaitu pernyataan tentang gabungan antar dua variable atau lebih. Sifat hubungan
antar variable tidak ditinjau dari sudut sebab-akibat (kausal), tetapi hanya
37
mempertanyakan ada tidaknya hubungan yang terjadi antara variable-variabel
tersebut. Dua variable dikatakan mempunyai hubungan jika satu variable berubah
maka variable lain juga berubah. Perubahan pada variable-variabel tersebut boleh
disebabkan faktor-faktor lain yang berada di luar variable-variabel itu.
(Sinulingga, 2011).
Hipotesis dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :
H1 = Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan secara positif
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
H2 = Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara positif terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
H3 = Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah secara positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
38
Download