BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN

advertisement
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir
Pada remaja kemampuan berkembang secara fisik masih sangat baik. Waktu
utama untuk pertumbuhan otot yang optimal adalah pada akhir masa remaja antara
usia 18-19 tahun dan sepanjang usia 20 tahun. Pada kisaran ini kadar testosteron
berada pada puncaknya yang disebut dengan masa pubertas. Pada usia ini remaja
sudah memiliki komponen kebugaran yang bersifat keterampilan seperti; koordinasi,
kecepatan, ketepatan, daya ledak, dan agility. Komponen yang terdapat dalam agility
yang harus dimiliki oleh remaja adalah kekuatan otot, fleksibilitas, kecepatan,
keseimbangan, dan koordinasi neuromuskular.
Agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat
dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Pendapat para ahli bahwa
agility adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam
keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan. Agility terdiri pada beberapa
komponen yaitu kekuatan otot, kecepatan, koordinasi, dan keseimbangan dinamik.
Jika agility dilakukan dengan baik, maka kemampuan melakukan aktivitas olahraga
atau gerakan kinestetik akan mudah dilakukan. Selain itu dengan adanya agility yang
baik, maka penggunaan energi dalam melakukan aktifitas akan lebih hemat. Kondisi
ini dibutuhkan oleh remaja yang dalam berkatifitas memang membutuhkan banyak
energi sesuai dengan umur perkembangan geraknya. Oleh karena itu agilty perlu
58
59
ditingkatkan oleh remaja. Peningkatan agility dapat diperoleh melalui latihan dalam
bentuk pylometric. Selain itu dapat pula ditambahkan dengan latihan eksentrik pada
otot utama penggerak ankle yaitu otot gastrocnemius atau otot utama penggerak ankle
yaitu otot qudariceps femoris.
Latihan eksentrik merupakan latihan yang melibatkan prestreching otot, sehingga
mengaktifkan Stretch shortening cycle. Prinsip Stretch shorten cycle dapat digunakan
untuk meningkatkan latihan dalam olahraga dimana latihan ini membutuhkan
kekuatan otot secara maksimal dalam jumlah waktu yang minimum dengan
menggunakan propioseptor dan elastis otot untuk menghasilkan kekuatan yang
maksimal. Pada otot cendrung memiliki sifat elastis ketika terulur dengan cepat
seperti karet gelang. Artinya semangkin cepat otot berkontraksi secara eksentrik,
maka semangkin besar pula stretch reflex yang dihasilkan. Kontraksi eksentrikkonsentrik ini bekerja secara berpasangan sebagai perangsang propioseptif untuk
memfasilitasi peningkatan muscle reqruitment pada waktu yang minimum atau pada
waktu
yang
singkat.
Sehingga
peningkatan
dalam
sistem
neuromuskular
memungkinkan seseorang atau atlit untuk mengontrol kontraksi ototnya menjadi
lebih baik.
Stretch shorten cycle (SSC) memiliki kemampuan penyimpanan energi dari
Series Elastic Componen (SEC) dan stimulasi reflex peregangan untuk memfasilitasi
peningkatan yang maksimal dalam perekrutan otot di atas jumlah minimal waktu.SSC
melibatkan tiga tahap yaitu Serial Elastic Componet (SEC), Contractil Component
(CC), Pararel Elastic Component (PEC). Sementara peristiwa individu SSC mekanik
60
dan neurologis setiap tahap, penting untuk mengingat bahwa semua peristiwa yang
tercantum tidak selalu terjadi dalam fase tertentu, yaitu beberapa peristiwa dapat
bertahan lebih lama atau mungkin membutuhkan waktu lebih sedikit dari yang
diperbolehkan dalam tahap tertentu, tahap 1 adalah fase eksentrik, yang melibatkan
preloading kelompok otot agonis.
Selama fase ini, SEC sebagai elastis energi, dan spindle otot distimulasi. Sebagai
otot spindle yang membentang, mereka mengirim sinyal ke akar ventral medulla
spinalis melalui serat aferen saraf tipe Ia. Tahap 2 adalah waktu antara fase eksentrik
dan kosentrik dan disebut fase amortisasi atau transisi. Ini adalah waktu dari akhir
fase eksentrik dengan dimulainya aksi otot konsentrik.
Faktor yang mempengaruhi stretch shorten cycle adalah daya recoil dan stretch
reflex. Daya recoil merupakan suatu kemampuan untuk kembali ke posisi awal
setelah melakukan penguluran atau pengembangan. Dimana pada latihan eksentrik
stretch reflex yang merangsang dan mengaktifkan peregangan monosynaptic.
Pada kontraksi eksentrik aktivitas kontraktil melawan peregangan hal ini dilihat
ketika otot gastrocnemius dan otot quadriceps menurunkan beban selama tindakan ini
serat-serat otot memanjang tetapi tetap berkontraksi melawan peregangan,
ketegangan ini menahan berat badan. Sehingga selama kontraksi eksentrik kekuatan
otot yang dihasilkan dari otot lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontraksi
isometrik dan kontraksi konsentrik. Peningkatan kekuatan otot dan tenaga seperti
halnya hipertropi. Hipertropi ini (setara dengan peningkatan area cross-sectional),
secara luas dipercaya sebagai penyebab utama perubahan protein otot sklet dari
serabut otot. Namun, karena respon yang bersamaan pada aktivitas fibroblastik
61
selama latihan eksentrik, hipertropi yang ada mungkin disebabkan oleh peningkatan
ketebalan atau densitas fascia dan komponen elastik seri (SEC) dalam otot. Oleh
karena itu, latihan tipe eksentrik mungkin tidak menyebakan efek pembesaran ukuran
otot.
Pada latihan eksentrik terjadi ketegangan yang dihasilkan dari jembatan silang
meningkat sehingga komponen elastiknya bertambah kuat ini disebabkan karena
memanjangnya leher dari molekul myosin.
Pada kontraksi eksentrik pembuluh darah dalam keadaan yang bebas segingga
memungkinkan nutrisi dan suplai oksigen jadi tercukupi. Dalam latihan eksentrik ada
tiga faktor penting yang saling berhubungan secara sirkuler yaitu gaya otot (muscle
force),
kecepatan
gerak
(speed
of
movement),
dan
derajat
penguluran
muskulotendinogen (degree of musculotendinous stretch). Pada latihan eksentrik efek
prestretch ini sering digunakan dalam aktivitas fungsional.
Latihan eksentrik memerlukan oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan
aktifitas konsentrik. Pengambilan oksigen perunit dari aktifitas otot secara konsisten
menunjukkan penurunan sebagai hasil dari latihan dengan tipe eksentrik. Davies dan
Barnes menyimpulkan bahwa efek latihan disebabkan oleh adaptasi sistem otot dan
bukan merupakan akibat dari perubahan sistem pernapasan. Selama steady stage
pengambilan oksigen untuk kerja selama 4 menit, intensitas tinggi dari kinerja hampir
setara dengan intensitas rendah pada konsentrik.
Tidak ditemukannya konsentrasi laktat dalam darah pada aktivitas eksentrik
menunjukkan bahwa aliran darah tetap adekuat selama latihan eksentrik yang
melelahkan. Karena pengaruh mekanik selama latihan eksentrik yang benar-benar
62
menyebabkan pekerjaan dikerjakan di dalam otot, sebagai lawannya oleh otot,
perpindahan energi bertanggung jawab pada suatu peningkatan suhu tubuh. Suhu
internal ini selama latihan eksentrik tetap lebih rendah dibandingkan dengan latihan
konsentrik hal ini mungkin disebabkan karena kebutuhan darah otot yang lebih
rendah. Dengan menggunakan mode isotonik, peningkatan kekuatan eksentrik dilihat
dari meningkatnya kecepatan gerakan.
Latihan plyometric adalah latihan yang dirancang untuk meningkatkan
kecepatan, kekuatan otot, dan fleksibilitas dengan kata lain latihan plyometric
merupakan latihan yang memungkinkan kerja otot secara maksimal dalam waktu
yang sesingkat singkatnya. Meningkatnya kecepatan, kekuatan otot, dan fleksibilitas
dikarenakan musculotendinous unit teregang, dalam tindakan eksentrik otot, Series
Elastic Component (SEC) bertindak seperti pegas dan terus memanjang, ketika
muscletendinous teregang disaat bersamaan energi elastis tersimpan. Jika otot mulai
kosentrik tindakan segera setelah tindakan eksentrik, energi yang tersimpan dirilis
memungkinkan SEC untuk berkontribusi untuk memproduksi kekuatan secara total
dengan cara alami. Apabila muscletendinous teregang secara terus menerus akan
mengakibatkan meningkatnya
kekuatan otot, dengan meningkatnya kekuatan otot
akan mempengaruhi kecepatan dan fleksibilitas, selain itu Model Neurofisiologis
melibatkan potentiation (merubah karekteristik tekanan, peningkatan kecepatan
komponen jaringan kontraktil otot, akibat dari penguluran consentrik otot oleh karena
strech reflek). Stretch reflek adalah respon infoluntari tubuh terhadap stimulasi
eksternal dari peregangan otot. Komponen utama reflex dari latihan plyometric adalah
63
aktivitas muscle spindel. Muscle spindel adalah organ propioseptive yang sensitive
berdasarkan tingkat dan besarnya stretch. Ketika terjadi quick stretch aktivitas
muscular terjadi akan mengakibatkan terjadinya peningkatan reflex. Selama latihan
plyometric, muscle spindel terstimulasi oleh rapid stretch, sehingga terjadi reflexive
muscle. Respon reflex ini berpotensi atau meningkatkan aktivitas dari otot agonis.
Karena itu peningkatan beban dapat meningkatkan produktivitas otot. Latihan
plyometric adalah peningkatan kekuatan otot, peningkatan kecepatan, daya ledak dan
peningkatan fleksibilitas.
Dengan kedua latihan ini maka waktu yang dibutuhkan oleh kedua otot untuk
berkontraksi semangkin pendek, sehingga meningkatkan agility.
64
3.2
Konsep Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir maka konsep penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Faktor Internal:
-
Faktor eksternal:
Usia
Jenis Kelamin
Berat Badan
-
Aktivitas Fisik
Agility (kelincahan)
Latihan eksentrik
m.gastrocmineus dan latihan
plyometric
Latihan eksentrik m.quadriceps
dan latihan plyometric
Peningkatan Agility (kelincahan)
Gambar 3.1: Skema Konsep Penelitian
65
3.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka, kerangka berpikir dan konsep penelitian maka
hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
Kombinasi latihan eksentrik m.gastrocmineus dan latihan plyometric lebih baik
dari pada latihan eksentrik m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan
agility pada mahasiswa di Universitas Esa Unggul.
Download