1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengujian tegangan tinggi bertujuan untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik menyangkut kualitas sistem isolasi peralatan tenaga, yaitu memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang ataupun setelah operasi, untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan dan mengurangi kerugian semasa pemeliharaannya. Kualitas isolasi berperan pentung dalam menentukan mutu suatu peralatan listrik, terutama dalam bidang penyaluran transmisi dan distribusi tenaga. Karena itu, dibutuhkan kualitas sistem isolasi yang baik pada berbagai peralatan tenaga tersebut untuk mendukung stabilitas sistem. Maka dibutuhkan pengujian-pengujian tegangan tinggi yang dapat menentukan kualitas sistem isolasi peralatan-peralatan tenaga listrik, sehingga dapat diperoleh rancangan yang memiliki ketahanan tinggi, yaitu dengan pengujian tegangan tinggi impuls maupun pengujian tan δ. Peninggian tegangan listrik memiliki beberapa dampak yaitu isolasi peralatan harus mampu menahan tegangan tinggi, proteksi yang mahal, dan korona. Peralatan isolasi harus mampu memisahkan level tegangan dan melindungi peralatan. Kegagalan isolasi akan mengakibatkan kebocoran arus, sehingga peralatan akan mengalami arus lebih atau bahkan hubung singkat. Oleh karena itu untuk menjamin mutu peralatan baik dari kebocoran arus antar fase maupun fase ke tanah, maka mutu isolasi peralatan harus memenuhi standar tertentu, misal standar IEC, DIN, JIS, dan sebagainya. Standar isolasi sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan standar level isolasi baku sebagai isolasi 1 2 dasar (minimal) yang ditetapkan bagi peralatan tersebut, yang biasanya sering dikenal dengan istilah BIL (Basic Insulation Level). Untuk memenuhi standar baku tersebut, peralatan listrik harus mengalami sederet pengujian, baik dilakukan secara acak maupun langsung pada peralatan tersebut. Pengujian dapat bersifat pengujian periodis atau rutin dan komersial saat peralatan tersebut dikeluarkan dari pabrik ke pasaran maupun pengujian setelah peralatan tersebut terpakai beberapa waktu untuk meyakinkan apakah peralatan tersebut memenuhi syarat atau tidak. Secara khusus pengujian lebih berkepentingan untuk menemukan bahan isolasi dan memberikan jaminan atas ketahanannya, sedangkan koordinasi isolasi lebih menekankan kepentingan praktis memilih dan atau menata produk yang tersedia di pasaran untuk dikoordinasikan dengan peralatan proteksi yang tepat, sehingga aman bagi sistem, peralatan dan hemat dari segi biaya. Isolator yang tersedia di pasaran biasanya terdiri dari berbagai jenis material. Material yang umum digunakan di Indonesia ialah keramik dan kaca. Pada penelitian ini akan digunakan air murni sebagai bahan utama pembuatan isolator. Air merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh seluruh mahluk hidup dan hampir menutupi 71% permukaan bumi. Air adalah substansi kimia dengan rumus molekul H2O, yaitu 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak beraroma pada kondisi standar yaitu pada tekanan 1 bar dan 0 0C. Pada molekul air terdapat tarikan atom oksigen pada elektron ikatan yang jauh lebih kuat daripada atom hidrogen sehingga haya tarik- menarik listrik antar molekul menjadi sangat kuat, yang menyebabkan molekul sulit dipisahkan. Karena adanya ikatan kuat tersebut, menyebabkan air murni yang belum terlarut atom lain selain oksigen dan 3 hidrogen, memiliki resistans yang cukup tinggi. Sehingga dapat digolongkan bahwa air murni merupakan bahan isolasi. Pada penelitian kali ini akan dilakukan beberapa pengujian untuk mengetahui karakteristik air murni ketika dijadikan materi utama untuk perancangan isolator pada pengujian tegangan tinggi. Serta meneliti bagaimana pengaruh jarak dan pengaruh bentuk elektroda terhadap pengujian tegangan tinggi yang dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada sub bab 1.1, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana pengaruh jarak dan jenis elektroda terhadap besar resistans air murni. 2. Bagaimana pengaruh jarak dan jenis elektroda terhadap keluaran gelombang impuls pada isolator berbahan air murni. 3. Bagaimana pengaruh jarak dan jenis elektroda terhadap arus bocor DC pada isolator berbahan air murni. 4. Bagaimana pengaruh jarak dan jenis elektroda terhadap arus bocor AC pada isolator berbahan air murni. 1.3 Batasan Masalah Berdasar perumusan masalah yang dikemukakan di sub bab 1.2, maka akan dibuat batasan-batasan masalah untuk spesifikasi hal-hal yang akan dibahas. Hal ini dilakukan agar pembahasan dan pembuatan laporan sesuai dengan judul yang telah ditetapkan dan 4 penelitian yang dilakukan menjadi terfokuskan. Batasan-batasan masalah tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Materi utama isolator adalah air murni (sterile water). 2. Media yang digunakan adalah tabung kaca jenis pyrex. 3. Bahan konduktor yang digunakan adalah baut besi ukuran 6 mm dan 8 mm, serta tembaga 4 mm. 4. Kemurnian dan kandungan materi air murni sebelum dah sesudah tidak diukur. 5. Penggantian materi air murni dilakukan hanya ketika terjadi variasi tegangan atau jika diketahui telah terjadi penurunan resistans yang cukup tinggi. 6. Tekanan air murni di dalam tabung tidak diukur. 7. Tidak membahas reaksi kimia yang terjadi selama pengujian. 1.4 Manfaat dan Tujuan Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui hubungan antara jarak dan jenis elektroda terhadap resistans pada materi air murni. 2. Mengetahui hubungan antara jarak dan jenis elektroda terhadap watak gelombang impuls yang dihasilkan pada isolator berbahan air murni. 3. Mengetahui hubungan antara jarak dan jenis elektroda terhadap besar arus bocor DC yang dihasilkan pada isolator berbahan air murni. 4. Mengetahui hubungan antara jarak dan jenis elektroda terhadap besar arus bocor AC yang dihasilkan pada isolator berbahan air murni. 5 1.5 Sistematika Penulisan Laporan Sistematika untuk penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian serta sistematika penulisan laporan. 2. Bab II : Dasar Teori Pada bab ini berisi mengenai landasan teori yang mencakup tegangan tinggi, kegagalan isolasi cair, air dan fenomena elektrolisis, dan resistans - konduktivitas. 3. Bab III : Metodologi Penelitian Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian, data pengamatan, prosedur penelitian dan perangkat yang digunakan. 4. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini memuat penjelasan mengenai data hasil pengujian isolasi air murni ketika dikenakan tegangan tinggi impuls, pengujian arus bocor DC dan AC, serta analisis dari data yang diperoleh dengan menampilkannya dalam bentuk tabel dan grafik. 5. Bab V : Penutup Pada bab ini berisi kesimpulan mengenai hasil analisa yang dilakukan terhadap data penelitian serta saran mengenai penelitian yang telah dilakukan.