pengaruh motivasi kerja dan implementasi kurikulum 2013 melalui

advertisement
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 MELALUI KEGIATAN PENDAMPINGAN
TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 KANDANGAN
Upik Ambarwati Suci
SMA Negeri 2 Kandangan
Jl Batuah No. 40 Kandangan Kab. HSS
e-mail : [email protected]
Abstract: Teachers as a spearhead in guiding students to become competent
human resources and qualified to have a very tough task. The curriculum in
2013, has a concept that requires teachers to constantly improve their
competence and continuously develop innovations. Because of the demands of
Curriculum 2013 for teachers to always develop learning activities so that
students active with 5 M, then the teacher must improve its performance.
Where the teacher's performance can be seen from the start to make the
preparation of teachers to teach, implementing the learning that enable
students, the evaluation and assessment and guide students in remedial. From
the results of the research conducted at SMAN 2 Kandangan by respondents
all teachers numbering 45 people, the large influence of work motivation,
curriculum implementation in 2013 on teacher performance positively and
significantly by 76.2%. The rest is influenced by many factors other
Keywords : Work Motivation, Implementation of Curriculum 2013, the
Teacher Performance.
Guru sebagai ujung tombak dalam membimbing peserta didik menjadi sumber
daya manusia yang handal dan mumpuni mempunyai tugas yang sangat berat.
Kurikulum 2013, mempunyai konsep yang mengharuskan guru untuk selalu
meningkatkan kompetensi dan selalu mengembangkan inovasi. Karena
tuntutan Kurikulum 2013 terhadap guru untuk selalu mengembangkan
kegiatan pembelajaran sehingga siswa aktif dengan 5 M, maka guru harus
meningkatkan kinerjanya. Dimana kinerja guru dapat dilihat dari mulai guru
membuat persiapan mengajar, melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan
siswa, melakukan evaluasi dan penilaian dan membimbing peserta didik dalam
remedial. Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Kandangan
dengan responden seluruh guru yang berjumlah 45 orang, ternyata besar
pengaruh antara motivasi kerja, implementasi kurikulum 2013 terhadap kinerja
guru berpengaruh positif dan signifikan sebesar 76,2%. Sisanya dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang lain
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Implementasi Kurikulum 2013, Kinerja Guru.
Latar Belakang
Guru adalah salah satu unsur penting
yang harus ada sesudah siswa. Apabila
seorang guru tidak punya sikap profesional
maka murid yang di didik akan sulit untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini
karena guru adalah salah satu tumpuan bagi
negara dalam hal pendidikan. Dengan adanya
guru yang profesional dan berkualitas maka
akan mampu mencetak anak bangsa yang
berkualitas pula. Kunci yang harus dimiliki
oleh setiap pengajar adalah kompetensi.
Kompetensi adalah seperangkat ilmu serta
ketrampilan mengajar guru di dalam
menjalankan tugas profesionalnya sebagai
seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan
bisa dicapai dengan baik.Guru adalah
komponen di sekolah yang sangat penting,
399
400 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
bahkan guru sering disebut sebagai ujung
terhadap kinerja Guru di SMA Negeri 2
tombak
dalam
mengimplementasikan
Kandangan ?
kurikulum yang dicanangkan pemerintah
diwajibkan memiliki kompetensi yang sangat Kajian Literatur
penting dan mendasar. Berbagai hal telah
Ada beberapa pengertian dari Motivasi
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan Kerja antara lain :
kualitas guru. Dalam hal ini guru seolah-olah 1. Motivasi Kerja menurut kamus bahasa
merupakan satu-satunya penentu mutu
Indonesia adalah dorongan yang timbul
pendidikan.
Sementara
itu,
standard
dalam diri seseorang secara sadar atau
kompetensi yang tertuang ada dalam
tidak sadar untuk melakukan suatu
peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha
mengenai standar kualifikasi akademik serta
usaha yang dapat menyebabkan sesorang
kompetensi guru dimana peraturan tersebut
atau sekelompok orang tertentu bergerak
menyebutkan bahwa guru profesional harus
melakukan sesuatu karena ingin mencapai
memiliki 4 kompetensi guru profesional yaitu
tujuan
yang
dikehendakinya
atau
kompetensi :
mendapat kepuasan atas perbuatannya.
1. Kompetensi pedagogik
2. Menurut Fachrudin (2000) motivasi Kerja
2. Kompetensi kepribadian
dibedakan atas dua golongan yaitu :
3. Kompetensi professional
a. Motivasi Kerja Asli adalah Motivasi
4. Kompetensi sosial
Kerja untuk berbuat sesuatu atau
dorongan untuk melakukan sesuatu
Pelaksanaan kurikulum 2013 yang
yang muncul secara kodrati pada diri
diterapkan di SMA Negeri 2 Kandangan
manusia
menuntut pelaksanaan pembelajaran dengan
b. Motivasi Kerja buatan adalah Motivasi
menerapkan model 5M terhadap siswa untuk
Kerja yang masuk pada diri seseorang
sukses pembelajaran. Sebagai mana petunjuk
baik usaha yang disengaja maupun
implementasi Kurikulum 2013 proses
secara kebetulan.
pembelajaran yang menumbuhkan kreatifitas 3. Menurut Irianto (1997) Motivasi Kerja
bagi siswa dan mendorong tumbuhnya
eksternal adalah setiap pengaruh dengan
masyarakat pembelajar yang berkarakter
maksud
menimbulkan, menyalurkan
melalui penilai 3 ranah pendidikan pada
atau memelihara perilaku manusia
proses pembelajaran, yaitu pengetahuan, 4. Menurut Supardi dan Anwar (2004),
keterampilan dan sikap melalui penilaian
Motivasi Kerja adalah keadaan dalam
outentik. Penerapan 5 M inilah yang menjadi
pribadi seseorang yang mendorong
kendala guru, dimana sebagian
belum
keinginan individu untuk melakukan
mampu secara baik menerapkan satu persatu
kegiatan
kegiatan
tertentu
guna
M secara kontinu didalam kelas. Demikian
mencapai tujuan. Motivasi Kerja yang
pula bahwa kepala sekolah kurang dalam
ada pada seseorang akan mewujudkan
melakukan supervisi sehingga pembinaan
perilaku yang diarahkan pada mencapai
guru cenderung terabaikan. Hal ini karena
tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi,
padatnya kegiatan lain yang berhubungan
Motivasi Kerja bukanlah sesuatu yang
dengan tugas lainya sebagai kepala sekolah.
dapat diamati tetapi adalah hal yang
Berdasarkan latar belakang masalah
dapat disimpulkan adanya karena
yang dikemukakan di atas, maka dapat
sesuatu perilaku yang tampak
dirumuskan permasalahan penelitian sebagai 5. Menurut Mulia Nasution (2000)
berikut:
Motivasi Kerja dari luar adalah
1. Bagaimana pengaruh motivasi kerja
pembangkit, penguat, penegak, dan
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2
penggerak seseorang yang diarahkan
Kandangan ?
untuk mencapai tujuan.
2. Bagaimana
pengaruh
Impementasi 6. Menurut Heidjrachman dan Husnan
Kurikulum 2013 melalui pendampingan
Motivasi Kerja merupakan proses untuk
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 401
mencoba mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang kita inginkan.
7. Menurut Hasibuan
(2003) Motivasi
Kerja berasal dari kata lain yaitu movere
yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Motivasi Kerja ini hanya
diberikan kepada manusia khususnya
kepada para bawahan atau pengikut.
Motivasi Kerja ini penting karena
dengan Motivasi Kerja ini diharapkan
setiap individu karyawan mau bekerja
keras dan antusias untuk mencapai
produktivitas kerja yang tinggi.
8. Pengertian Motivasi Kerja menurut
Wexley dan Yukl adalah pemberian
motif. Dapat pula diartikan hal atau
keadaan menjadi motif. Jadi motovasi
kerja adalah sesuatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja. Oleh
karena itu Motivasi Kerja kerja pada
psikologi kerja biasa disebut pendorong
semangat kerja. Kuat atau lemahnya
Motivasi Kerja kerja seseorang tenaga
kerja ikut menentukan besar kecil
prestasinya.
9. Teori Motivasi Kerja Prestasi dari Mc.
Clelland. Konsep penting lain dari teori
Motivasi Kerja yang didasarkan dari
kekuatan yang ada pada diri manusia
adalah Motivasi Kerja prestasi menurut
Mc Clelland seseorang dianggap
mempunyai apabila dia mempunyai
keinginan berprestasi lebih baik daripada
yang lain pada banyak situasi Mc.
Clelland
menguatkan
pada
tiga
kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan
Handoko (1996)
10. Teori X dan Y dari Mc. Gregor. Teori
Motivasi Kerja yang menggabungkan
teori internal dan teori eksternal yang
dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah
merumuskan dua perbedaan dasar
mengenai perilaku manusia. Kedua teori
tersebut disebut teori X dan Y. Teori
tradisional
mengenai
kehidupan
organisasi banyak diarahkan dan
dikendalikan atas dasar teori X. Adapun
anggapan yang mendasari teori-teori X
menurut Reksohadiprojo dan Handoko
(1996)
Wahap dalam Setyadi (2005) mengutip
pendapat para pakar yang menyatakan bahwa
proses implementasi kebijakan tidak hanya
menyangkut perilaku badan administratif
yang bertanggungjawab untuk melaksanakan
program dan menimbulkan ketaatan pada diri
kelompok sasaran, tetapi juga menyangkut
jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi,
dan social yang langsung atau tidak langsung
dapat mempengaruhi perilaku semua pihak
yang terlibat, dan pada akhirnya berpengaruh
terhadap dampak negative maupun positif,
dengan
demikian
dalam
mencapai
keberhasilan
implemetasi,
diperlukan
kesamaan pandangan tujuan yang hendak
dicapai dan komitmen semua pihak untuk
memberikan
dukungan.
Keberhasilan
implementasi suatu kebijakan, dapat diukur
dengan
melihat
kesesuaian
antara
pelaksanaan atau penerapan kebijakan
dengan desain, tujuan dan sasaran kebijakan
itu sendiri serta memerikan dampak atau
hasil yang positif bagi pemecahan
permasalahan yang dihadapi (Ekowati, dkk
2005).
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Istilah kurikulum (curriculum), yang pada
awalnya digunakan dalam dunia olahraga,
berasal dari kata curir (pelari) dan curere
(tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh
oleh seorang pelari mulai dari start sampai
finish
untuk
memperoleh
medali/penghargaan. Kemudian, pengertian
tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan
menjadi sejumlah mata pelajaran (subject)
yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari
awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam bentuk
ijazah. Dari pengertian tersebut, dalam
kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu
adanya mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh siswa dan tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh ijazah.
Terbitnya UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
disertai dengan munculnya kebijakankebijakan lainnya seperti PP Nomor 19/2005,
Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24 Tahun
2006 saat ini membawa pemikiran baru
dalam pengelolaan sistem pendidikan di
Indonesia
yang
mengarah
pada
berkembangnya
keinginan
untuk
402 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
melaksanakan
otonomi
pengelolaan
pendidikan. Otonomi pengelolaan pendidikan
ini diharapkan akan mendorong terciptanya
peningkatan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat yang bermuara pada upaya
peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan
pada tataran paling bawah (at the bottom)
yaitu sekolah atau satuan pendidikan.
Penerapan
kurikulum
tingkat
satuan
pendidikan (KTSP) dewasa ini sebagai bukti
bahwa sekolah diharapkan menjadi centre of
excellence dari inovasi implementasi
kebijakan pendidikan saat ini yang bukan
hanya harus dikaji sebagai wacana dalam
pengelolaan pendidikan namun sebaiknya
dipertimbangkan sebagai langkah strategis ke
arah peningkatan mutu pendidikan.
Kepala
sekolah
dan
guru
berkesempatan juga melakukan penilaian
langsung
terhadap
berhasil
tidaknya
kurikulum tersebut. Dengan melakukan
penilaian dapat diketahui kekurangan dalam
pelaksanaan dan pembinaan kurikulum yang
sedapat mungkin diatasi, dicarikan upaya lain
yang lebih baik, sehingga diperoleh hasil
yang lebih optimal. Dalam hal inilah,
peranan pengawas sekolah (supervisor)
sangat dibutuhkan untuk membina kepala
sekolah dan guru dalam merancang,
melaksanakan, membina, mengembangkan,
sampai mengevaluasi kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan tersebut. Kecenderungan
yang nampak dari pelaksanaan kurikulum
pada waktu yang lalu yaitu adanya
penekanan makna mutu pendidikan yang
lebih banyak dikaitkan dengan aspek
kemampuan akademik, khususnya pada
aspek kognitif. Hal tersebut berdampak pada
terabaikannya aspek akhlak, budi pekerti,
seni, dan kecakapan yang diperlukan oleh
siswa untuk menghadapi kehidupannya.
Apa sebenarnya fungsi kurikulum bagi
guru, siswa, kepala sekolah/pengawas, orang
tua, dan masyarakat? Pada dasarnya
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman
atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu
berfungsi
sebagai
pedoman
dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Bagi
kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu
berfungsi
sebagai
pedoman
dalam
melaksanakan supervisi atau pengawasan.
Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi
sebagai pedoman dalam membimbing
anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman
untuk
memberikan
bantuan
bagi
terselenggaranya proses pendidikan di
sekolah. Bagi siswa sebagai subjek didik,
terdapat enam fungsi kurikulum sebagai
berikut: (a) fungsi penyesuaian, (b) fungsi
integrasi, (c) fungsi diferensiasi,(d) fungsi
persiapan, (e) fungsi pemilihan, dan (f)
fungsi diagnostik.
Kurikulum dalam pendidikan formal di
sekolah/madrasah memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan pencapaian
tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan
yang dinilai sangat penting, yaitu: (a)
peranan konservatif, (2) peranan kreatif, dan
(3)
peranan
kritis/evaluatif
(Oemar
Hamalik,1990).
Pengembangan
kurikulum
2013
diorientasikan agar terjadi keseimbangan
anatara
kompetensi
sikap
(attitude),
ketrampilan (skill) dan
pengetahuan
(knowledge). Hal in sejalan dengan amanat
UU No. 20 tahun 2003 sebagaiman tersurat
dalam penjelasan pasal 35 : “ Kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan sesuai dengan standar nasional
pendidikan yeng telah disepakati. Hal ini
sejalan
pula
dengan
pengembangan
kurikulum berbasis kompetensi yang telah
dirintis tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi
sikap,
pengetahuan
dan
ketrampilan secara terpadu.”
Pembelajaran saintifik merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langaklangkah
saintis
dalam
membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah. Model
pembelajaran yang diperlukan adalah yang
memungkinkan terbudayakannya kecakapan
berpikir sains, terkembang sense of inquiry,
dan kemampuan berpikir kreatif siswa (
Alfred De Vito, 1989 ). Model pembelajaran
yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (
Joice & Weil, 1996 ), bukan saja
diperolehnya
sejumlah
pengetahuan,
ketampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap itu diperoleh peserta
didik (Zamroni 2000; & Semiawan, 1998
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 403
dalam Abdul Majid dan Chaerul Rochman,
2014 ).
Kinerja merupakan kegiatan yang
dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam
kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah
direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut
terdapat beberapa definisi mengenai kinerja.
Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136)
menyatakan
bahwa
kinerja
adalah
“…..output drive from processes, human or
otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau
keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih
lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau
performance dapat diartikan sebagai prestasi
kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,
hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja
merupakan suatu konsep yang bersifat
universal yang merupakan efektifitas
operasional
suatu
organisasi,
bagian
organisasi, dan karyawannya berdasarkan
standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Karena organisasi pada
dasarnya dijalankan oleh manusia maka
kinerja sesungguhnya merupakan perilaku
manusia dalam menjalankan perannya dalam
suatu organisasi untuk memenuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan agar
membuahkan tindakan serta hasil yang
diinginkan. Menurut Prawirasentono (1999:
2): “Performance adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing, dalam rangka upaya
mencapai
tujuan
organisasi
yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral ataupun
etika”. Dessler (1997: 513) menyatakan
pengertian kinerja hampir sama dengan
prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil
kerja actual dengan standar kerja yang
ditetapkan.
Motivasi Kerja dan kepuasan kerja
mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap kinerja guru. Dengan adanya
Motivasi Kerja dari manajemen dan
kepuasan
kerja
yang
tinggi
akan
menghasilkan kinerja yang baik pula.
Schulze et al. (2003) dalam Teck Hong dan
Waheed (2011) menegaskan bahwa untuk
memahami perilaku karyawan di tempat
kerja, manajer harus menyadari konsep
kebutuhan atau motif, yang akan membantu
karyawan mereka untuk bertindak dalam
menyelesaikan pekerjaan. Hal ini terjadi
bukan saja secara individu tetapi juga dari
organisasi yang ada. Kreatifitas, keandalan
dan kualitas sumber daya manusia menjadi
tumpuan satu organisasi. Dalam rangka
peningkatan kualitas sumber daya manusia
dibutuhkan suatu Motivasi Kerja dan
kepuasan kerja seseorang untuk mencapai
hasil kerja atau produktivitas. Kreitner dan
Kinicki (2004) menganggap bahwa Motivasi
Kerja mengandung" psikologis seorang
karyawan yang menyebabkan timbulnya
gairah , arah dan ketekunan tindakan dan
tujuan yang telah ditentukan". Kepuasan
kerja merupakan hal yang bersifat individu
sehingga akan terjadi dinamika atau
perubahan-perubahan setiap waktu yang
harus diantisipasi agar tidak berkembang ke
arah hal-hal yang bersifat negatif yang
merugikan instansi. Kerangka konseptual
dalam penelitian ini dapat digambarkan
seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Motivasi Kerja (X1)
Kinerja Guru (Y)
Implementasi
Kurikulum 2013
(X2)
Gambar 1. Kerangka Koseptual
Berdasrkan kerangka berpikir pada
gambar 1 dapat dijelaskan bahwa motivasi
kerja (X1) akan mempengaruhi kinerja guru
(Y) dan Implementasi Kurikulum 2013 (X2)
akan mempengaruhi kinerja guru (Y).
Dengan demikian, hipotesis pada penelitian
ini adalah:
H1: Motivasi Kerja (X1) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja guru (Y) di
SMA Negeri 2 Kandangan.
H2: Implementasi Kurikulum 2013 (X2)
melalui pendampingan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja guru (Y) di
SMA Negeri 2 Kandangan.
H3: Motivasi kerja (X1) dan implementasi
Kurikulum 2013 (X2) melalui kegiatan
404 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
pendampingan akan berpengaruh positif
terhadap kinerja guru (Y) di SMA Negeri 2
Kandangan.
Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan tujuan
untuk menganalisis hubungan antar variabel.
Rancangan penelitian ini termasuk penelitian
korelasinal, yaitu penelitian yang dilakukan
dengan maksud menganalisis hubungan antar
variabel. Variabel variabel yang digunakan
adalah
motivasi
kerja,
implementasi
kurikulum 2013, dan kinerja guru
sebagaimana diungkapkan dalam hipotesis,
masing-masing akan diuraikan dalam
indikator yang sesuai dan selanjutnya
diturunkan menjadi item pertanyaan dalam
instrument pertanyaan. Data dikumpulkan
melalui
observasi,
wawancara,
serta
kuesioner yang dilanjutkan dengan uji
validitas dan reliabilitas.
Penelitian ini menguji hubungan antara
2 variabel yang terdiri dari:
1. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain, terdapat dua
variabel eksogen dalam penelitian yaitu
Motivasi
kerja
dan
Implementasi
Kurikulum 2013.
2. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain, variabel
endogen pada penelitian ini adalah
peningkatan kinerja guru.
Variabel variabel yang akan diuji
hubungannya dalam penelitian ini adalah:
1. Motivasi Kerja (X1). Teori Motivasi Kerja
mcclelland
mengemukakan
teorinya
bahwa karyawan mempunyai cadangan
energy potensial. Bagaimana energy
dilepaskan dan digunakan tergantung pada
kekuatan dorongan motivasi kerja
seseorang dan situasi serta peluang yang
tersedia. Indikator Motivasi Kerja kenerja
yang dikemukakan
teori McClelland
yaitu :
a. Kebutuhan akan berprestasi
b. Kebutuhan akan kesuksesan
c. Kebutuhan akan afiliasi
2. Implementasi Kurikulum 2013 ( X2)
Proses pembelajaran yang terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu: a.
mengamati;
b.
menanya;
c.
mengumpulkan
informasi;
d.
mengasosiasi; dan e. Mengkomunikasikan
(5 M). Kelima pembelajaran pokok
tersebut dapat dirinci dalam berbagai
kegiatan belajar sebagaimana tercantum
berikut ini :
a. Mengamati:
Membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih
kesungguhan,
ketelitian,
mencari informasi
b. Menanya :
Mengajukan
pertanyaan
tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan
faktual
sampai
ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu,
kemampuan
merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat .
c. Mengumpulkan informasi:
Melakukan eksperimen - membaca
sumber lain selain buku teks mengamati objek/ kejadian/ - aktivitas
- wawancara dengan nara sumber
Mengembangkan
sikap
teliti,
jujur,sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan
kemampuan
mengumpulkan informasi melalui
berbagai
cara
yang
dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
d. Mengasosiasikan/mengolah data:
Mengasosiasi/mengolah
informasi
yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan data
dari bahan bacaan, eksperimen maupun
hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
Pengolahan
informasi
yang
dikumpulkan dari
yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari
berbagai
sumber
yang
mengembangkan sikap jujur, teliti,
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 405
disiplin,
taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta
deduktif
dalam
menyimpulkan,
memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan .
e. Mengkomunikasikan :
Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media
lainnya. Mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan
berbahasa yang baik dan benar. ( PP no
81A tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013).
Indikator dalam implementasi 2013
meliputi 3 komponen yang terdapat pada
standar proses yaitu :
a. Persiapan
Pembelajaran,
yaitu
pembuatan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran, pembuatan Bahan Ajar,
pembuatan instrument penilaian
b. Pelaksanaan pembelajaran dijabarkan
menjadi: kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan penutup
c. Pelaksanaan Penilaian yaitu: penilaian
sikap, pengetahuan dan ketrampilan
(skill)
3. Kinerja Guru
Kinerja guru dapat dinilai dengan
menggunakan Penilaian Kinerja Guru.
Hani Handoko (1994: 135) menjelaskan
bahwa,
“penilaian
prestai
kerja
(performance appraisal) adalah proses
melalui
mana
organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan”. Penilaian kinerja pada
dasarnya merupakan faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara
efektif dan efisien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik
atas sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi. Terdapat berbagai model
instrumen yang dapat dipakai dalam
penilaian kinerja guru. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10
ayat
(1)
menyatakan
bahwa
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi” oleh karena itu maka
Penilaian Kinerja Guru dapat dinilai
dengan menggunakan:
a. Kompetensi Pedagogik
b. Kompetensi Kepribadian
c. Kompetensi Profesional
d. Kompetensi Sosial
Jenis dan sumber data dari penelitian
ini menggunakan data primer yaitu data yang
dihasilkan dari sumber tangan pertama (
Responden ). Jumlah responden terdiri dari
40 orang yang terdiri dari semua guru yang
mengajar di SMA Negeri 2 Kandangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
guru di SMA Negeri 2 Kandangan yang
berjumlah 45 orang guru. Dalam penelitian
ini menggunakan 45 sampel yaitu seluruh
guru di SMA Negeri 2 Kandangan, karena
jumlah guru di SMA Negeri 2 Kandangan
berjumlah 45 orang.
Dalam penelitian ini teknik yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data
adalah dengan angket untuk instrumen
Motivasi Kerja, Implementasi Kurikulum
2013 dan Penilaian kinerja Guru. Angket
berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan
kepada guru-guru SMA Negeri 2 Kandangan
yang dijadikan objek atau sampel dalam
penelitian ini, dan instrumen Penilaian
Kinerja guru adalah berupa isian yang juga
diisi Guru di SMA Negeri 2 Kandangan.
Angket merupakan daftar pertanyaan yang
dipakai sebagai pedoman untuk mengadakan
wawancara dan Tanya jawab dengan
responden ( Suharsimi Arikunto, 2002 ).
Analisis dilakukan menggunakan teknik
analisis regresi berganda dengan bantuan
program komputer SPSS.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dijelaskan mengenai jenis kelamin, usia,
pendidikan, dan massa kerja responden
sebagai guru di SMA Negeri 2 Kandangan,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jenis
406 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
kelamin responden yang paling besar adalah
laki-laki sebanyak 16 orang ( 35,6% )
kemudian perempuan sebanyaj 29 orang (
64,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
guru di SMA Negeri 2 Kandangan,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan mayoritas
adalah laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa responden terbesar
berusia 30 – 35 tahun sebanyak 15 orang,
kemudian diikuti responden berusia 51-59
tahun sebanyak 11 orang atau 24,4%, usia 36
– 40 tahun sebanyak 10 orang atau 22,2%
dan usia 41 – 50 tahun sebanyak 9 orang atau
20,0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
guru di SMA Negeri 2 Kandangan,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada
umumnya masih berusia produktif yaitu
masih dapat mengerjakan aktivitas kerja yang
tinggi.
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa kulifikasi pendidikan
GT dan GTT di SMA Negeri 2 Kandangan,
mayoritas adalah Strata 1 sebanyak 34 orang
atau 75,58%, diikuti kulifikasi pendidikan
Strata 2 sebanyak 10 orang atau 22,2% dan
Diploma 3 sebanyak 1 orang atau 2,22%.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
Guru di SMA Negeri 2 Kandangan adalah
guru yang memliki pendidikan tinggi dan
mengajar sesuai dengan jenjang pendidikan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Data dalam penelitian ini merupakan
suatu skala pengukuran kuantitatif dengan
pemberian skor, dimana angka-angka
tersebut
menunjukkan
suatu
posisi
berdasarkan atas tanggapan para responden
terhadap masing-masing indikator yang
dijadikan pertanyaan. Dari
indikator 1
sampai indikator 16 tentang motivasi kerja,
skor yang paling tinggi diperoleh angka ratarata 4,667 yaitu pada variabel 09 atau dari
45 responden rata-rata sebanyak 57,8 %
responden menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan : saya sebagai guru mempunyai
wewenang untuk memilih sumber belajar,
metode dan media pembelajaran yang tepat.
Dari Variabel 1 sampai variabel 16 skor yang
paling rendah diperoleh angka rata-rata
3,6444 atau 42,2% dari 45 responden ratarata menyatakan sangat tidak setuju dengan
pernyataan indikator 6 yaitu saya sebagai
guru akan mengajar dengan baik ketika ada
atasan.
Variabel Motivasi Kerja guru dalam
penelitian terdiri dari 15 indikator, dengan
jumlah responden sebagai obyek penelitian
berjumlah 45 orang yang terdiri dari seluruh
guru di SMA Negeri 2 Kandangan.
Berdasarkan data hasil penelitian, ringkasan
jawaban responden tentang Motivasi Kerja
Kerja Guru di SMA Negeri 2 Kandangan.
Jawaban responden dalam variabel Motivasi
Kerja kerja 45,04% menyatakan sangat
setuju 42,1% menyatakan setuju, 11,1 %
menyatakan cukup setuju, dan 1,15%
menyatakan tidak setuju, dan 0,15%
responden yang menyatakan sangat tidak
setuju.Jadi
lebih
banyak
responden
menjawab sangat setuju pada variabel
Motivasi Kerja Kerja.
Impelementasi
Kurikulum
2013
melalui kegiatan
pendampingan dalam
penelitian yang dilakukan terdiri dari 37
variabel. Dari jawaban responden tentang
variabel Implementasi Kurikulum 2013
melalui kegiatan pendampingan di SMA
Negeri 2 Kandangan dengan jumlah
responden 45 orang terdiri dari seluruh guru
baik guru tetap maupun guru tidak tetap
dihasilkan data sebagai berikut : nilai ratarata
presentase
didapatkan
58,8%
menyatakan setuju, diikuti dengan jumlah
rata-rata presentase didapatkan 35.76%
responden menyatakan sangat setuju, 5,14%
menyatakan cukup setuju dan 0,18% tidak
setuju, dan tidak satupun dari 45 responden
yang manyatakan sangat tidak setuju.
Variabel Kinerja Guru dalam penelitian
ini terdiri dari 31 indikator. Semua indikator
ini sudah diuji validitas, reliabilitas,
homogenitas, Uji Normalitas, uji linieritas,
dan Uji Regresi, dengan hasil semua varibel
dinyatakan valid berdasarkan analisis
menggunakan SPSS windows 15. Kinerja
guru di SMA Negeri 2 Kandangan dari 45
orang guru menyatakan sangat setuju 47,2%
dengan pernyataan peningkatan kinerja
dalam kuisioner, 45,3% menyatakan setuju,
6,51% cukup setuju, 0,22% tidak setuju.
infiksyot 14 dengan pernyataan saya sebagai
guru mampu mengadakan tes kemampuan
dasar yang merupakan bagian dari proses
pembelajaran, mendapatkan respon setuju
tertinggi 77,8% dan 20% dengan respon
sangat setuju, sedangkan respon tertinggi
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 407
Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Cronbach's
Ket
Alpha
Motivasi Kerja
0.808
Reliabel
Implementasi Kur
0.967
Reliabel
Kinerja guru
0.963
Reliabel
Pengukuran keandalan butir pernyataan
dengan sekali menyebarkan kuisioner pada
responden, kemudian hasil skornya diukur
korelasinya antar skor jawaban pada butir
pernyataan yang sama dengan bantuan
computer SPSS, dengan fasilitas cronbach’s
Alpha (α ). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliable jika memberikan nilai
cronbach’s alpha > 0,60. Dari hasil analisis
reliabilitas dengan bantuan computer SPSS
didapatkan data seperti tabel 5.10 di atas
dengan hasil analisis pada Cronbanch’ alpha
sebesar 0.808 untuk variabel motivasi kerja,
0,967 untuk Implemnetasi Kurikulum 2013
dan 0,963 untuk Kinerja Guru jadi alpha
lebih besar dari 0,60 sehingga dapat
disimpulkan butir pernyataan pada Motivasi
Kerja kerja (X1), Implementasi kurikulum
2013 dan Kinerja guru adalah reliable untuk
melakukan penelitian.
Uji validitas dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor masingmasing butir pernyataan dan total skor. Dari
hasil
pengujian
data
dan
dengan
membandingkan nilai r dari hasil penelitian
dengan nilai r dari tabel yaitu 0,37, butir
pernyataan menghasilkan r lebih besar dari
0,37. Dikatakan bahwa jika r dihitung untuk
tiap butir pernyataan bernilai positif dan
lebih besar dari r tabel maka pernyataan
dalam kuisioner motivasi kerja (X1),
Implementasi Kurikulum 2013 melalui
pendampingan (X2) dan Kinerja guru (Y)
tersebut dikatakan valid.
Uji asumsi klasik diterapkan untuk
menganalisa hubungan /pengaruh antar
variabel
bebas.
Dikatakan
terjadi
multikolinieritas jika koefisien korelasi antar
variabel bebas lebih kecil atau sama dengan
0,60 ( r < 0,60) Menggunakan besaran
koefisien korelasi antar variabel bebas dari
output diketahui koefisien korelasi antar
variabel bebas sebesar -0,718 berada jauh
dibawah 0,06. Jadi dapat disimpulkan bahwa
antar
variabel
bebas
tidak
terjadi
multikolinieritas artinya korelasi antar
variabel bebas bersifat linier. Dalam
persamaan regresi berganda perlu juga diuji
mengenai sama atau tidaknya varians dari
residual observasi satu dengan yang lainnya.
Jika residualnya mempunyai varian yang
sama disebut homogen, dan jika variannya
tidak sama desebut heterogen. Persamaan
yang baik adalah jika varian bersifat
homogen. Grafik homogenitas ditunjukkan
Scatterplot
pada Gambar 2.
Dependent Variable: VAR00003
3
2
Regression Studentized Residual
yaitu 75,6% sangat setuju terdapat pada
variabel 16 dengan rincian pernyataan : saya
sebagai guru selalu bertindak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku.
Dari
hasil
reliabilitas
dengan
menggunakan SPSS windows 15 didapatkan
data hasil uji validitas seperti ditunjukkan
pada Tabel 1.
1
0
-1
-2
-3
-3
__
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2. Homogenitas Antar Variabel
Penelitian
Dari analisis hasil output SPSS
(gambar 2) di atas, didapatkan titik-titik
menyebar di bawah serta ditas sumbu Y, dan
tidak terdapat pola yang teratur. Jadi dapat
disimpulah bahwa variabel bebas di atas
tidak terjadi heterodastisitas atau bersifat
homoskedasitisitas atau homogen. Selain uji
linieritas dan homogenitas, uji asumsi klasik
yang lain adalah uji normalitas. Uji
normalitas akan menguji data variabel bebas
(X) dan data variabel terikat (Y) pada
persamaan regresi yang dihasilkan, apakah
terdistribusi normal atau terdistribusi tidak
normal. Persamaan regresi dikatakan baik
jika mempunyai data variabel terikat
terdistribusi mendekati normal atau normal
sama sekali. Variabel ( bebas atau terikat)
terdistribusi normal jika Z < Z tabel.
408 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
Untuk menguji pengaruh Motivasi
Kerja (X1), Implementasi Kurikulum 2013
(X2) terhadap Kinerja Guru (Y) secara
parsial dengan taraf signifikan 0,05.
Hipotesis diterima jika β>0 dan hipotesis
ditolak jika β < 0. Hasil uji hipotesis dapat
Histogram
dilihat pada tabel. Hipotesis yang diajukan :
Motivasi Kerja kerja berpengaruh positif dan
Dependent Variable: VAR00003
signifikan
terhadap
kinerja
guru,
8
Implementasi kurikulum 2013 berpengaruh
6
positif terhadap kinerja guru dan Motivasi
Kerja Kerja dan Implementasi Kurikulum
4
2013 berpengaruh terhadap Kinerja guru.
2
Hasil penelitian diketahui Motivasi Kerja
kerja menghasilkan data seperti ditunjukkan
0
Mean =-1.15E-15
-3
-2
-1
0
1
2
3
Std. Dev. =0.977
pada Tabel 2.
N =45
Regression Standardized Residual
Dari tabel 2 ditunjukkan hasil
Gambar 3. Histogram dan Plot Kurva Normal
penelitian mmenyatakan bahwa Motivasi
Variabel
Penelitian
Normal P-P
Plot of Regression Standardized
Kerja kerja dan Implementasi kurikulum
Residual
2013 menghasilkan koefisien regresi 0,873a
Dependent Variable: VAR00003
artinya Motivasi kerja dan implementasi
kurikulum 2013 berpengaruh positif dan kuat
terhadap kinerja guru. Dari tabel diatas juga
dapat dilihat R square yang dihasilkan
sebesar 0,762 atau 76,2%. R square
menunjukkan adanya pengaruh variabel satu
terhadap variabel yang lain. Jadi hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Motivasi Kerja kerja (X1), Implemenatsi
Kurikulum
2013
melalui
program
pendampingan ( X2) berpengaruh signifikan
Observed Cum Prob
terhadap kinerja guru sebesar 76,2%,
Gambar 4. Garis Kurva Normal Variabel
Penelitian
sedangkan pengaruh yang lain disebabkan
oleh berbagai faktor yang tidak ikut diteliti
Dari Gambar 3 dan 4, didapatkan garis
pada penelitian ini.
kurva normal, berarti data yang diteliti
berdistribusi normal.
Frequency
Penentuan normal atau normal sama sekali
dapat juga menggunakan grafik histogram
dan normal probability plots.Hasil analisis
data variabel bebas terikat menggunakan
histogram dan plots dapat dilihat pada
Gambar 3.
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Tabel 2. Pengujian Secara Simultan
Model
R
R Square
1
.873a
.762
Adjusted R
Square
.751
Tabel 3. Tabel Signifikansi Regresi
Model
Sum of
Squares
1
Regression
6500.189
Residual
2031.011
Total
8531.200
Df
2
42
44
Std. Error of the
Estimate
6.95395
Mean
Square
3250.095
48.357
Durbin-Watson
1.558a
F
Sig.
67.210
.000(a)
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 409
Tabel 4. Koefisien Regresi Antar Variabel
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant)
-50.504
17.735
Motivasi kerja
1.382
.353
Implementasi
.527
.110
Kurikulum 2013
Tampak dalam tabel 3, signifikansinya
adalah 0,000 < 0,05 atau nilai F hitung
regresi sebesar 67,210 > tabel F(0,05) dengan
df 2. Hal ini menunjukkan variabel
penjaminan
mutkinerja
guruu
dapat
diprediksi oleh variabel motivasi kerja, dan
Implementasi Kurikulum 2013 melalui
pendampingan secara bersama-sama sangat
signifikan .
Besarnya prediksi Kinerja Guru oleh
variabel Motivasi Kerja dan Implementasi
Kurikulum 2013 secara bersama-sama dapat
dituangkan dalam persamaan garis regresi.
Dengan batuan SPSS for Windows 15 dapat
diketahui besarnya nilai a1, a2, a3, dan
konstantanya seperti ditunjukkan pada tabel
4.
Dari tabel 4 diketahui nilai a1 = 1.382,
nilai a2 = 0.527, dan K = -50,504. Jadi
persamaan regresinya adalah
Y = 1.382 X1 + 0.527 X2 -50,504.
Persamaan
regresi
ini
dapat
memprediksi kontribusi variabel bebas
terhadap variabel terikat. Setiap penambahan
satu satuan dari variabel motivasi kerja maka
akan menaikkan skor kinerja guru sebesar
1.382 satuan. Setiap penambahan satu satuan
dari variabel Implementasi Kurikulum 2013
melalui
pendampingan
maka
akan
menaikkan skor kinerja guru sebesar 0.527
satuan.
Dari tabel hasil analisis dapat
dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis
di atas, telah teruji secara parsial bahwa
motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja guru dengan nilai
t hitung 3,912 dan probabilitas 0,000 atau 0%
di bawah 0,05 atau 5%. Sehingga motivasi
kerja
mendukung kinerja guru dan
implementasi Kurikulum 2013 melalui
kegiatan pendampingan berpengaruh positif
Standardized
Coefficients
Beta
.423
.518
t
B
-2.848
3.912
4.786
Sig.
Std. Error
.007
.000
.000
dan signifikan terhadap kinerja guru dengan
nilai t hitung 4,786 dan probabilitas 0,00 atau
0% dibawah 5%, sehingga Implementasi
Kurikulum
2013
melalui
kegiatan
pendampingan mendukung kinerja guru di
SMA Negeri 2 Kandangan.
Berdasarkan analisis di atas, telah teruji
secara simultan motivasi kerja dan
Implementasi Kurikulum 2013 melalui
kegiatan pendampingan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja guru di
SMA Negeri 2 Kandangan, dengan nilai F
hitung 67.210 dan probabilitas 0,00 atau 0%
dibawah 5%.
Berdasarkan hasil analisis hubungan
dapat disimpulkan bahwa secara simultan
motivasi kerja dan Implementasi Kurikulum
2013 melalui kegiatan pendampingan
mempunyai hubungan yang kuat positif dan
signifikan terhadap kinerja guru SMA Negeri
2 Kandangan dengan R = .873. Secara parsial
motivasi kerja mempunyai hubungan yang
kuat positif dan signifikan terhadap kinerja
guru di SMA Negeri 2 Kandangan dengan r
= 0,795 dan probabilitas 0,00 dibawah 0,05.
Temuan yang terakhir adalah bahwa secara
parsial Implementasi Kurikulum 2013
melalui kegiatan pendampingan mempunyai
hubungan yang kuat positif dan signifikan
terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2
Kandangan dengan r = 0,822 dan probabilitas
0,00 dibawah 0,05
Teori
kebutuhan
McClelland
dikembangkan oleh David McClelland
(Robbins, 2008) teori Motivasi Kerja
McClelland mengemukakan teori motivasi
berprestasi. Teori ini berpendapat bahwa
karyawan mempunyai cadangan energy
potensial . bagaimana energy dilepaskan dan
digunakan tergantung pada kekuatan
dorongan motivasi seseorang dan situasi
serta peluang yang tersedia. Energy akan
410 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
dimanfaatkan
oleh
karyawan
karena
dorongan oleh :
1. Kekuatan motif dan kekuatan dasar yang
terlibat
2. Harapan terhadap keberhasilannya
3. Nilai insentif yang terletak pada tujuan.
Berdasarkan analisis data mengenai
pengaruh Motivasi Kerja kerja (X1), dengan
Kinerja guru (Y) di SMA Negeri 2
Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
dapat diketahui bahwa Motivasi Kerja kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja guru. Besar pengaruh Motivasi Kerja
(X1) dengan Kinerja Guru (Y) dapat dilihat
dari tabel 5.16 tentang korelasi antar variabel
yaitu 79,5%. Pengaruh Implementasi
Kurikulum
2013
melalui
kegiatan
pendampingan terhadap Kinerja Guru
sebesar 82,2%, dan pengaruh keduanya yaitu
Motivasi Kerja dan Implementasi Kurikulum
2013 melalui pendampingan dengan Kinerja
guru di SMA Negeri 2 Kandangan,
Kabupaten Hulu sungai Selatan dapat dilihat
dari tabel 5.17 : Tabel Pengaruh X1, X2 dan
Y pada R square sebesar 76,2%. Dengan
demikian terdapat pengaruh yang signifikan
Motivasi Kerja ( X1) dan Implementasi
Kurikulum
2013
melalui
kegiatan
pendampingan ( X2) dengan Kinerja Guru di
SMA Negeri 2 Kandangan yaitu sebesar
76,2%.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data mengenai
pengaruh motivasi kerja (X1), Implementasi
Kurikulum
2013
melalui
kegiatan
pendampingan (X2) terhadap Kinerja guru
(Y) di SMA Negeri 2 Kandangan Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian diketahui pengaruh
motivasi kerja terhadap kinerja guru
menghasilkan R square sebesar 63,2% dan
tingkat signifikan sebesar 0,00 < 0,05
2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
pengaruh implementasi kurikulum 2013
melalui kegiatan pendampingan terhadap
kinerja guru menghasil R square sebesar
67,5% dan tingkat signifikan sebesar 0,00
< 0,05.
Dalam penelitian Motivasi Kerja kerja
guru, implemntasi kurikulum 2013 melalui
kegiatan pendampingan terhadap kinerja
guru di SMA Negeri 2 Kandangan, diberikan
beberpa saran:
1. Pengambilan sampel dapat diperluas lagi
sehingga tidak hanya di SMA Negeri 2
Kandangan tetapi dapat dilakukan di
seluruh kabupaten Hulu Sungai Selatan
yang sudah melaksanakan kurikulum
2013, sehingga dapat meMotivasi Kerja
sekolah yang belum melaksanakan
kurikulum 2013.
2. Bagi peneliti yang lain agar memasukkan
variabel lain yang mempengaruhi kinerja
guru selain Motivasi Kerja kerja dan
implementasi kurikulum 2013, seperti
misalnya lingkungan kerja, kompensasi,
kepemimpinan dan pengembangan karir.
3. Diperlukan waktu yang lebih banyak
untuk melaksanakan program kegiatan
pendampingan yang dilakukan oleh
instruktur atau pengawas mata pelajaran
dari Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu
Sungai
Selatan,
agar
pelaksanaan
kurikulum 2013 berjalan dengan lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 1999. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan dan
Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto Suharsimi, 2002. Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta. Rineka Cipta.
Arikunto Suharsimi,
2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan dan
Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Abdul Majid dan Chaerul Rochman, 2014.
Pendekatan Ilmiah , Jakarta
Bafadal Ibrahim, 2009. Manajemen Mutu
Sekolah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara.
Danim, S., Inovasi Pendidikan
Dalam
Upaya Peningkatan profesionalisme
Tenaga kependidikan, CV. Pustaka
Setia. Bandung,2002.
Danim Sudarwan, 2007. Visi Baru
Manajemen
Sekolah
dari
Unit
Birokrasi ke Lembaga Akademik,
Jakarta, Bumi Akasara.
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 411
Hamzah B. Uno, 2011. Teori Motivasi
Kerja dan Pengukurannya, Jakarta:
Bumi Aksara
Kusmianto, 2005. Pengaruh Kompensasi
dan Karakteristik Pekerjaan Terhadapn
Kinerja, Surabaya : Wacana.
Permen no 81 A tahun 2013 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum
2013
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar
Proses
untuk
Satuan
Pendidikan Menengah
Sunyoto Danang, 2009. Analisis Regresi
dan Uji Hipotesis, Yogyakarta : Media
Pressindo
Undang –Undang No 20 Tahun 2003, Sistem
Pendidikan Nasional
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005,
tentang Guru dan Dosen
Wardoyo Anton, dalam penelitiannya “
Pengaruh Persepsi Guru tentang
setifikasi dan Motivasi Kerja Guru
terhadap Kinerja Guru di SMK 45
Wonosari Tahun 2009/2010”
Dewi Atrya Cici , dalam penelitian “
Pengaruh Motivasi kerja terhadap Guru
Honorer
( studi Kasus) SMAN
Rumpun
IPS
se
Kecamatan
Temanggung“
Download