pengaruh produk dan harga terhadap volume penjualan industri

advertisement
PENGARUH PRODUK DAN HARGA TERHADAP VOLUME
PENJUALAN INDUSTRI KERUPUK SINGKONG DI DESA BAMBAN
KECAMATAN ANGKINANG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
Diah Ismayanti
Fakultas Ekonomi Universitas Achmad Yani Banjarmasin
Jl.A.Yani Km 5,5 Komp. Stadion Lambung Mangkurat, Banjarmasin,
Kalimantan Selatan
e-mail: [email protected]
Abstract: This study aims to determine the effect of the product and the price to
the sales volume of cassava crackers industry in Bamban village Angkinang
District of Hulu Sungai Selatan. Population and sample used in this study is a
business unit of making cassava crackers in the village Bamban District of
Angkinang totaling 38 business units. Analysis tool used is quantitative method
by using multiple regression analysis. The results showed that partially product
and the price affect the volume of sales. Simultaneously the product and the price
also affect the volume of sales. The coefficient of determination amounted to
0,568 means 56,8% of sales are determined by product and price, while the rest
were determined by other aspects.
Keywords : product, price, sales volume
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk dan harga
terhadap volume penjualan industry kerupuk singkong di desa Bamban
Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Populasi dan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit usaha pembuatan kerupuk
singkong yang ada di desa Bamban Kecamatan Angkinang yang berjumlah 38
unit usaha. Alat analisa yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara parsial produk dan harga berpengaruh terhadap volume penjualan. Secara
simultan produk dan harga juga berpengaruh terhadap volume penjualan.
Koefisien determinasi) sebesar 0,568 artinya 56,8% penjualan ditentukan oleh
produk dan harga, sedangkan sisanya ditemtukan oleh hal lain.
Kata kunci : produk, harga, volume penjualan
Usaha ini mempunyai prospek yang baik
dalam membantu peningkatan sumber
pendapatan dan pemerataan pendapatan bagi
masyarakat. Oleh karena itu diperlukan
penanganan dalam pengelolaan usaha
industri kecil dan rumah tangga sehingga
usaha kecil tersebut tetap bertahan dan
memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pemerintah maupun masyarakat
secara luas.
Perkembangan industri kecil dan rumah
tangga di Desa Bamban Kecamatan
Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan
meningkat seiring berkembangnya berbagai
Latar Belakang
Fokus perhatian pembangunan sector
ekonomi perlu diberikan pada industri kecil
dan kerajinan yang memiliki potensi dan
peranan penting karena pembangunan sector
industri dapat mendorong terciptanya
struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh.
Keberadaan industri kecil yang sebagian
besar terletak di daerah pedesaan tentunya
menjadikan industri kecil dan kerajinan ini
memberikan sumbangan bagi daerahnya.
Sampai saat ini meskipun masih
banyak kendala dalam pengembangan
industri kecil dan rumah tangga (IKRT).
56
Ismayanti, Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume …… 57
industri masyarakat yang lebih bervariatif,
seperti industri makanan ringan kerupuk
singkong, keberadaan industri makanan
ringan kerupuk singkong ini perlu didukung
oleh peran serta masyarakat dan pemerintah
agar kedepannya industri ini dapat bertahan
dan berkembang sesuai dengan tuntutan
jaman. Hal ini yang sebenarnya menjadi
dasar penghidupan masyarakat yang perlu
dikembangkan dan dibina sebagai salah satu
cara tanggung jawab pemerintah dengan
memberikan berbagai fasilitas kebijakan
untuk peran serta masyarakat dibidang
ekonomi.
Di Kabupaten Hulu sungai Selatan
tepatnya di Desa Bamban Kecamatan
Angkinang sejak tahun 1970 industri kerupuk
singkong sudah mulai dijalankan masyarakat
sebagai usaha keluarga. Pembuatan kerupuk
ini dilakukan masyarakat dalam bentuk
industri
rumah
tangga
yang
terus
berkembang dan berkesinambungan dari
waktu ke waktu, sehingga saat ini menjadi
sumber penghasilan dari sebagian besar
masyarakat yang ada di desa ini. Bukti
lainnya dapat dilihat dari adanya kreasi,
inovasi dan variasi produk yang beraneka
ragam dan rasa yang dihasilkan dari industri
ini.
Industri rumah tangga pembuatan
kerupuk singkong yang ada di Desa Bamban
mencapai angka 37,75 % atau 38 kepala
keluarga dari seluruh
kepala keluarga
dengan jumlah 116 kepala keluarga. Dari
banyaknya jumlah industri kerupuk singkong
yang ada di satu desa tersebut tentu saja
berpengaruh terhadap volume penjualan dan
pendapatan rumah tangga pelaku industri
rumah tangga.
Banyak faktor yang mempengaruhi
volume penjualan pada industri kecil
tersebut, salah satunya adalah produk dan
harga kerupuk yang dipasarkan. Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Harga
menjadi faktor penentu dalam
pembelian dan menjadi salah satu unsur
penting dalam menentukan bagian pasar dan
tingkat keuntungan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas maka
menarik untuk dilakukan sebuah penelitian
yang berjudul “ Pengaruh Produk dan Harga
Terhadap Volume Penjualan Industri
Kerupuk Singkong Di Desa Bamban
Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu
Sungai Selatan “.
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Apakah
Produk dan Harga berpengaruh signifikan
terhadap Volume Penjualan Industri Kerupuk
Singkong di Desa Bamban Kecamatan
Angkinang
Kabupaten
Hulu
Sungai
Selatan?”
Kajian Literatur
Bagi sebuah perusahaan bisnis,
aktivitas pemasaran merupakan salah satu
kegiatan yang penting dan merupakan fungsi
pokok dalam perusahaan. Bagaimanapun
bagusnya fungsi-fungsi lain dalam sebuah
perusahaan tetapi jika tidak diikuti dengan
kesuksesan dalam pemasaran akan sia-sia.
Produk yang dihasilkan perusahaan harus
didistribusikan ke tengah-tengah masyarakat
agar produk tersebut bernilai dengan adanya
sebuah pertukaran antara penjual dan
pembeli. Arti pemasaran mengandung
pengertian yang lebih luas dari sekedar
penjualan dan periklanan. Definisi pemasaran
yaitu suatu proses sosial dan manajerial
dimana individu atau kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui
penciptaan,
pewarnaan,
dan
pertukaran segala sesuatu yang bernilai
dengan orang atau
kelompok lain
(Tjiptono,2005).
Manajemen pemasaran adalah salah
satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan
perusahaannya
untuk
berkembang dan untuk mendapatkan laba.
Proses pemasaran dimulai jauh sebelum
barang-barang diproduksi dan tidak berakhir
dengan penjualan. Kegiatan pemasaran
perusahaan harus juga memberikan kepuasan
kepada konsumen jika menginginkan
usahanya berjalan terus atau konsumen
mempunyai pandangan yang lebih baik
terhadap perusahaan (Dharmesta & Handoko,
2002)
Kotler
(2009)
mendefinisikan
manajemen pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan, penerapan dan pengendalian
58 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 56 - 64
terhadap program yang menguntungkan
dengan pasar sasaran dengan maksud untuk
mencapai
tujuan-tujuan
organisasi.
Sedangkan Tjiptono (2005) mendefinisikan
manajemen pemasaran sebagai proses
perencanaan dan pelaksanaan konsepsi
penentuan harga, promosi dan distribusi
barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan
pertukaran dengan kelompok sasaran yang
memenuhi tujuan dari pelanggan maupun
tujuan dari organisasi.
Berdasarkan pengertian pemasaran
diatas, dapat dipahami bahwa kegiatan
pemasaran merupakan suatu kegiatan bisnis
yang didalamnya terdapat proses-proses
perencanaan, penetapan harga, kegiatan
promosi, dan distribusi barang atau jasa ke
tengah-tengah masyarakat, yang dapat
menguntungkan kedua belah pihak baik bagi
pemilik perusahaan atau bisnis sebagai
penerima kompensasi laba maupun pihak
konsumen yang memperoleh pemenuhan dan
kepuasan terhadap produk yang mereka
butuhkan.
Kotler (2009) menyatakan bahwa
bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
terus
menerus
mencapai
tujuan
pemasarannya di pasar sasarannya. Para
pemasar pada umumnya menggunakan
bauran pemasaran ini sebagai alat untuk
mendapatkan tanggapan yang diinginkan
oleh perusahaan dari pasaran mereka atas
produk yang ditawarkan oleh perusahaan
atau untuk menciptakan pembelian atas
produk perusahaan.
Bauran Pemasaran untuk barang
mencakup 4P, yaitu Product (produk), Price
(harga), Place (tempat) dan Promotion
(promosi).
1. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan (Kotler,2007).
Produk merupakan titik pusat dari
kegiatan pemasaran karena produk
merupakan hasil dari suatu perusahaan
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
dikonsumsi dan merupakan suatu alat bagi
perusahaan untuk mencapai tujuan dari
perusahaan. Kotler dan amstrong (2001)
mengemukakan bahwa produk adalah
segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk menarik perhatian, dimiliki,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Menurut kotler (2007) indikator dari salah
satu bauran pemasaran yaitu produk
adalah keragaman produk, kualitas, desain
produk, ciri produk, nama merk, kualitas
kemasan, ukuran produk, pelayanan yang
ada di sekitar produk, garansi produk dan
juga imbalan yang didapat dari produk
tersebut.
2. Harga
Harga adalah satu-satunya elemen bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan
bagi pemasaran, sedangkan elemenelemen lainnya justru membutuhkan dana
besar. Kotler (2009:68) mengatakan harga
bukan hanya angka-angka di label harga,
harga mempunyai banyak bentuk dan
melaksanakan banyak fungsi.
Harga menjadi faktor penentu dalam
pembelian dan menjadi salah satu unsur
penting dalam menentukan bagian pasar
dan tingkat keuntungan perusahaan.
Dengan kata lain harga itu merupakan apa
yang kita bayarkan untuk mendapatkan
sesuatu. Tjiptono (2005:86) menyatakan
harga merupakan satuan moneter atau
ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa
lainnya)
yang
ditukarkan
agar
memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa.
Strategi penentuan harga sangat signifikan
dalam pemberian value kepada konsumen
dan mempengaruhi image produk serta
keputusan konsumen untuk membeli.
Keputusan penetapan harga sedemikian
penting dalam penentuan seberapa jauh
pelayanan
pelanggan
dinilai
oleh
konsumen, dan juga dalam proses
membangun
citra.
Kebijaksanaan
mengenai penetapan dari harga jual
menurut Kotler (2009) adalah sebagai
berikut :
a. Penetapan harga diskon dan potongan
harga
Perusahaan biasanya menyesuaikan
harga dasar mereka untuk memberikan
penghargaan pada pelanggan atas
reaksi-reaksi
tertentu,
seperti
Ismayanti, Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume …… 59
b.
c.
d.
e.
pembayaran tagihan lebih awal dan
volume pembelian.
Penetapan harga tersegmentasi
Perusahaan menjual produk dan jasa
dalam dua atau beberapa tingkat harga,
walaupun perbedaan harga tidak
didasarkan pada perbedaan biaya.
Penetapan harga promosi
Perusahaan
sewaktu-waktu
akan
menetapkan harga produknya dibawah
harga tertulis dan beberapa kali di
bawah biayanya
Penetapan harga psikologis
Penjual mempertimbangkan akibat
psikologis dari harga dan tidak hanya
pada keadaan ekonomi.
Penetapan harga secara geografis
Penjual harus mempertimbangkan
biaya angkutan dari perusahaan sampai
kepada pembeli. Kebijaksanaan ini
mencakup beberapa hal yaitu apakah
pembeli menanggung seluruh biaya
angkutan
atau
penjual
yang
menanggung seluruhnya dan bisa juga
ditanggung oleh kedua belah pihak.
3. Tempat
Menentukan lokasi bisnis tidak mudah
karena membutuhkan pertimbangan yang
teliti dan informasi yang benar agar dapat
memproyeksikan keadaan lingkungan
pada masa yang akan datang apabila
perusahaan melakukan ekspansi usaha.
Tujuan dari penentuan lokasi yang tepat
bagi perusahaan adalah agar perusahaan
dapat beroperasi dengan efisien dan dapat
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam memilih lokasi, perusahaan harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya, kecepatan waktu
dan kemudahan saran yang diperlukan.
4. Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel
dalam bauran pemasaran yang penting
untuk dilaksanakan oleh perusahaan
dalam memasarkan barang dan jasa.
Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi
sebagai alat untuk mempengaruhi
konsumen, melainkan juga sebagai salah
satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Promosi digunakan
untuk menginformasikan kepada orang
mengenai produk-produk dan meyakinkan
para pembeli dalam pasar sasaran suatu
peusahaan, organisasi saluran, dan
masyarakat umum untuk membeli
barangnya.
Promosi berkaitan dengan upaya untuk
mengarahkan seseorang agar dapat
mengenal produk perusahaan, lalu
memahaminya, berubah sikap, menyukai,
dan kemudian akhirnya membeli dan
selalu ingat akan produk tersebut. Promosi
adalah
suatu
bentuk
komunikasi
pemasaran. Maksud dari komunikasi
pemasaran adalah aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi, membujuk dan atau
mengingatkan
pasar
sasaran
atas
perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan (Tjiptono,2005)
Stanton (2002) menyatakan promosi
adalah salah satu unsur dalam bauran
pemasaran yang didayagunakan untuk
memberitahukan,
membujuk,
dan
mengingatkan tentang produk perusahaan.
Promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan pertukaran dalam
pemasaran. Promosi adalah semua jenis
kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk
mendorong permintaan.
Menurut basu (2002) penjualan adalah
interaksi antara individu saling bertemu
muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki,
menguasai
atau
mempertahankan
hubungan
pertukaran
sehingga menguntungkan bagi pihak lain.
Penjualan diartikan juga sebagai usaha yang
dilakukan manusia untuk menyampaikan
barang bagi mereka yang memerlukan
dengan imbalan uang menurut harga yang
ditentukan atas persetujuan bersama.
Penjualan
merupakan
kegiatan
menyampaikan kebutuhan yang telah
dihasilkan pada mereka yang diperlukan
dengan imbalan menurut harga yang
ditentukan atas persetujuan bersama.
Menurut Basu (2002) volume penjualan
adalah volume total yang akan dibeli oleh
60 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 56 - 64
kelompok pembeli tertentu di daerah
geografis dan program pemasaran tertentu.
Istijanto (2005) mendefinisikan volume
penjualan adalah beberapa jumlah barang
yang diproduksi atau barang yang terjual
dari suatu produk tertentu. Sebuah
perusahaan pada umumnya mempunyai tiga
tujuan dalam proses penjualan yaitu : 1)
mencapai volume penjualan tertentu 2)
mendapatkan laba sejumlah tertentu, dan 3)
menunjang pertumbuhan dari perusahaan
(Basu, 2002)
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh produk dan harga
terhadap volume penjualan industri kerupuk
singkong di desa Bamban kecamatan
Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Pola hubungan antar variabel tersebut dapat
digambarkan dalam kerangka konseptual
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.Gambar
tersebut menunjukkan pengaruh masingmasing variabel bebas (produk dan harga)
terhadap variabel terikat (volume penjualan)
dan pengaruh kedua variabel bebas (produk
dan harga) terhadap volume penjualan secara
simultan.
Hipotesis merupakan dugaan sementara
yang mungkin benar dan mungkin salah,
sehingga dapat dianggap atau dipandang
sebagai konklusi atau kesimpulan yang
sifatnya sementara, sedangkan penolakan
atau penerimaan suatu hipotesis tersebut
tergantung dari hasil penelitian terhadap
faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian
dapat
diambil
suatu
kesimpulan
(Sugiyono,2008).
Sehubungan dengan uraian di atas
maka dapat dikemukakan hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
H1o :diduga variabel produk dan harga
tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap volume penjualan
industri kerupuk singkong di Desa
Bamban
Kecamatan
Angkinang
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
H1a :diduga variabel produk dan harga
berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap volume penjualan industri
kerupuk singkong di Desa Bamban
Kecamatan Angkinang Kabupaten
Hulu Sungai Selatan.
H2o :diduga variabel produk dan harga
tidak berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap volume penjualan
industri kerupuk singkong di Desa
Bamban
Kecamatan
Angkinang
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
H2a :diduga variabel produk dan harga
berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap volume penjualan industri
kerupuk singkong di Desa Bamban
Kecamatan Angkinang Kabupaten
Hulu Sungai Selatan.
Produk (X1)
Volume Penjualan
Industri Kerupuk
Singkong
(Y)
Harga (X2)
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Ismayanti, Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume …… 61
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Bamban kecamatan Angkinang kabupaten
Hulu Sungai Selatan. Variabel penelitian
yang dianalisis dalam penelitian ini dibagi ke
dalam 2 (dua) kategori yaitu:
1. Variablel independen
Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variable dependen, baik
secara positif maupun negatif. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah
Produk (X1) adalah segala sesuatu (barang
atau jasa) yang ditawarkan kepada
masyarakat untuk mendapatkan perhatian,
pembelian atau konsumsi guna memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat, dan
Harga (X2) adalah sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat dari
memiliki atau menggunakan produk dan
jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli
dan penjual melalui tawar menawar, atau
ditetapkan oleh penjual untuk satu harga
yang sama terhadap semua pembeli.
2. Variabel dependen
Variabel dependen adalah merupakan
variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lainnya, dalam penelitian ini yang menjadi
variabel dependen adalah volume
penjualan industri rumah tangga kerupuk
singkong di Desa Bamban (Y) adalah
jumlah atau komposisi banyaknya sebuah
barang dagangan terjual dalam kurun
waktu tertentu.
Populasi adalah keseluruhan obyek
yang ingin diteliti sedangkan sampel adalah
sebagain dari obyek yang ingin diteliti yang
dianggap dapat mewakili keseluruhan obyek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pelaku industri kerupuk
singkong yang ada di Desa Bamban
Kecamatan Angkinang dengan jumlah 38
unit usaha industri rumah tangga pembuatan
kerupuk singkong. Karena jumlah unit usaha
yang diteliti masih masuk kategori sedikit,
maka semua populasi dalam penelitian ini
akan dijadikan responden penelitian (sampel
jenuh)
Untuk menentukan ada tidaknya
pengaruh dari variabel independenden (X)
terhadap Variabel dependen (Y) digunakan
model analisis regresi linier berganda dengan
bantuan program SPSS versi 19.0 dengan
model persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2+ei
Dimana :
Y = volume penjualan industry kerupuk
singkong
A = konstanta
b1 = koefisien regresi produk
b2 = koefisien regresi harga
X1 = variable produk
X2 = variabel harga
Ei = kesalahan pengganggu, berupa variable
atau factor lain yang tidak diamati oleh
model
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Desa Bamban merupakan desa yang
berbatasan langsung dengan
Kabupaten
Hulu Sungai Tengah. Kabupaten HSS kaya
dengan beragam produk makanan dan home
industri. Selain kerupuk singkong di Kab.
HSS terkenal dengan dodol kandangan,
katupat kandangan, gumbili nagara, lamang
kandangan, iwak sapat karing, kacang atum
kapuh dll. Di desa Bamban saat ini sudah
berkembang 38 home industri pembuatan
kerupuk singkong. Sehingga tidak heran
kalau hampir sepanjang jalan di desa ini dan
hampir semua rumah dipinggiran jalan
menjual
kerupuk singkong (kerupuk
bamban).
Berdasarkan hasil penelitian, uraian
karakteristik responden yaitu mayoritas
responden berjenis kelamin
laki-laki
(60,52%), berada pada usia 31-40 tahun
(34,21 %) , lama kerja > 15 tahun (81,57%),
tingkat pendidikan s/d SMA (86,85%) dan
tingkat pendapatan s/d Rp 5.000.000,0
(36,85%)
Instrumen penelitian berupa kuesioner
yang disebarkan kepada responden terdiri
dari pertanyaan dari masing-masing variabel,
kemudian
masing-masing
pertanyaan
dikorelasikan dengan metode pearson
correlation dengan tingkat signifikan 5%.
Dari hasil uji validitas semua variabel
penelitian adalah valid
( r hitung > r tabel )
dan berdasarkan hasil uji reliabilitas pada
instrument penelitian dapat disimpulkan
bahwa reliabel (alfa cronbach > 0,6)
62 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 56 - 64
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda
Model
Coefficient
(Constant)
14.036
Promosi (X1)
.334
Harga (X2)
.251
R
= 0.813
Fhitung
= 9,111
Sig. F
= 0,000
Adj R square = 0.568
Pada uji multikolinearitas tidak
ditemukan adanya gejala atau masalah
multikolinearitas, dimana nilai VIP dan
tolerance untuk masing-masing variabel
berada disekitar angka 1(satu) dan tidak lebih
dari angka 10 ( sepuluh ). Berdasarkan grafik
scatterplot, tidak ada pola tertentu seperti
titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
tertentu seperti bergelombang, menyebar
kemudian menyempit, sehingga disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
pada model regresi yang digunakan pada
penelitian ini.
Data dari masing-masing variabel yang
telah valid dan reliabel kemudian diolah
dengan menggunakan program SPSS versi
19.00 for windows dan diperoleh hasil
estimasi regresi seperti ditunjukkan pada
Tabel 1.
Berdasarkan data temuan yang
ditampilkan pada tabel 1, maka dibuat
persamaan regresi linier berganda secara
matematis sebagai berikut:
Y = 14,036 + 0,334 X1 + 0,251 X2
Berdasarkan hasil dari penelitian ini,
didapatkan beberapa informasi sebagai
berikut:
1. Apabila nilai koefisien regresi dari
masing-masing variabel dianggap nol,
maka besarnya nilai volume penjualan
adalah sebesar nilai konstanta yaitu
sebesar 14,036.
2. Koefisien regresi produk (X1) diperoleh
nilai sebesar 0,334 dengan tanda koefisien
positif berarti apabila nilai koefisien
produk (X1) ditingkatkan satu satuan
maka volume penjualan industri kerupuk
singkong akan meningkat sebesar 0,334
t
4.732
2.732
2.873
Sig.
0.000
0.008
0.005
3. Koefisien regresi harga (X2) diperoleh
nilai sebesar 0,251 dengan tanda positif
berarti apabila nilai koefisien harga (X2)
ditingkatkan satu satuan maka volume
penjualan industri kerupuk singkong akan
meningkat sebesar 0,251
4. Hubungan variabel produk dan harga
dengan volume penjualan adalah sangat
erat, hal ini ditunjukkan dengan nilai R =
0,813, artinya hubungan produk dan
harga dengan volume penjualan adalah
sebesar 81,3 %
5. Nilai Adjusted R square sebesar 0,568
yang berarti besarnya variasi sumbangan
seluruh variabel independen ( produk dan
harga ) terhadap variabel dependen (
volume Penjualan ) adalah sebesar 56,8 %
sedangkan sisanya sebesar 43,2 %
dijelaskan oleh variabel lain yang ada
diluar model penelitian ini.
Pengujian hipotesis secara parsial ini
digunakan untuk menguji pengaruh variable
produk (X1) terhadap volume penjualan (Y)
dan variable harga (X2) terhadap volume
penjualan (Y) secara sendiri sendiri.
Berdasarkan estimasi regresi diketahui nilai t
tabel untuk menguji t hitung pada tingkat
kepercayaan 95 % dengan taraf signifikansi 5
% dan derajat kebebasan (df) : (n-k-1) = 38 2-1 = 35, maka t tabel = 2,201 .Dengan
berpedoman pada t tabel ini dapat
dilaksanakan pengujian pada setiap variabel
yang ada sebagai berikut:
1. Variabel produk (X1) dari hasil uji
variabel menunjukkan t hitung = 2,732 >
t tabel = 2,201 . Artinya Ho ditolak dan
menerima Ha, yang berarti variabel
produk (X1) berpengaruh signifikan
secara statistik terhadap volume penjualan
Ismayanti, Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume …… 63
industri kerupuk singkong di Desa
Bamban Kecamatan Angkinang
2. Variable harga (X2) dari hasil uji variabel
menunjukkan t hitung = 2,873 > t tabel =
2,201 . Artinya Ho ditolak dan menerima
Ha, yang berarti variabel harga (X2)
berpengaruh signifikan secara statistik
terhadap volume penjualan industri
kerupuk singkong di Desa Bamban
Kecamatan Angkinang
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan secara parsial
antara produk dan harga terhadap volume
penjualan terbukti benar.
Selanjutnya
dilakukan
pengujian
hipotesis untuk membuktikan pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat secara simultan. Pengujian hipotesis
secara simultan ini digunakan untuk menguji
pengaruh variabel produk dan harga terhadap
volume penjualan secara bersama-sama.
Berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh
hasil F hitung sebesar 9,111 , sedangkan F
tabel adalah 3,278 .Jika kedua angka tersebut
dibandingkan maka terlihat bahwa F hitung
> F tabel ( F hitung = 9,111 > F tabel =3,278
) ini berarti secara simultan/ keseluruhan
variabel produk (X1) dan harga (X2)
berpengaruh signifikan terhadap volume
penjualan industri kerupuk singkong di Desa
Bamban Kecamatan Angkinang.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
yang
telah
dilakukan
sebelumnya, dapat ditarik serangkaian
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis statistic uji t yang dilakukan
menunjukkan bahwa variable produk (X1)
berpengaruh secara parsial terhadap
volume penjualan (Y), hal tersebut dapat
dibuktikan dengan hasil t hitung > dari t
tabel dan harga (X2) berpengaruh secara
parsial terhadap volume penjualan (Y)
industry kerupuk singkong yaitu terlihat
pada t hitung > t tabel
2. Hasil uji F menunjukkan bahwa secara
simultan/ keseluruhan variabel produk
(X1) dan harga (X2) berpengaruh
signifikan terhadap volume penjualan
industri kerupuk singkong di
Desa
Bamban Kecamatan Angkinang.
3. Nilai Adjusted R square sebesar 0,568
yang berarti bahwa variable independen
yaitu produk (X1) dan harga (X2)
mempunyai variansi kontribusi sebesar
56,8 % terhadap variable dependen :
volume penjualan (Y).
Berdasarkan hasil penelitian ini juga
dihasilkan serangkaian saran-saran bagi
berbagai pihak yang terkait dalam peneelitian
ini, meliputi:
1. Para pemilik unit usaha industry kerupuk
singkong di Desa Bamban Kecamatan
Angkinang Kabupaten Hulu Sungai
Selatan hendaknya lebih memperhatikan
indicator-indikator pada variable produk
seperti keragaman produk, kualitas,
design, kemasan dan ukuran dan juga
indicator dari variable harga seperti
karena berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variable produk dan
harga berpengaruh signifikan terhadap
volume penjualan industry kerupuk
singkong di Desa bamban Kecamatan
Angkinang Kabupaten Hulu Sungai
Selatan.
2. Penelitian ini dengan 2 (dua) variabel
independen hanya mampu menjelaskan
56,8 % dari variasi volume penjualan pada
industri kerupuk singkong di Desa
Bamban
Kecamatan
Angkinang
Kabupaten
Hulu
Sungai
Selatan
sedangkan sisanya sebanyak 43,2 %
dijelaskan oleh variabel lain sehingga
masih banyak variabel lain yang mungkin
berpengaruh akan tetapi tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Basu, Swasta, 2002. Azas-azas Marketing,
Edisi Ketiga,Liberty, Yogyakarta
Dharmesta dan Handoko, 2004, Manajemen
Pemasaran, Wacana Prima, Jakarta
Kotler, Philip & Keller, Kevin James, 2007.
Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi
12, PT Macanan Jaya Cemerlang,
Jakarta
Santoso Singgih, 2005. Mengolah Data
Statistik Secara Profesional, Cetakan
Kedua, Elex 0edia Lamputindo, Jakarta
64 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 56 - 64
Stanton, William .J, 2006. Pengantar metode
Penelitian,
Terjemahan
Alimudin
Tuwu, Penerbit Univ. Indonesia,
Jakarta
Sugiono, 2002. Metode Penelitian Bisnis,
Penerbit CV Alpabeta, Jakarta
Suharyadi dan Purwanto, 2008. Statistika
Untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern, Salemba 4, Jakarta
Tjiptono, Fandi, 2007. Pemasaran Jasa, Edisi
Pertama, Cetakan Kedua, Bayumedia
Publishing, Malang.
Download