PENGARUH PRODUK DAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN INDUSTRI KERUPUK SINGKONG DI DESA BAMBAN KECAMATAN ANGKINANG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Diah Ismayanti Fakultas Ekonomi Universitas Achmad Yani Banjarmasin Jl.A.Yani Km 5,5 Komp. Stadion Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan e-mail: [email protected] Abstract: This study aims to determine the effect of the product and the price to the sales volume of cassava crackers industry in Bamban village Angkinang District of Hulu Sungai Selatan. Population and sample used in this study is a business unit of making cassava crackers in the village Bamban District of Angkinang totaling 38 business units. Analysis tool used is quantitative method by using multiple regression analysis. The results showed that partially product and the price affect the volume of sales. Simultaneously the product and the price also affect the volume of sales. The coefficient of determination amounted to 0,568 means 56,8% of sales are determined by product and price, while the rest were determined by other aspects. Keywords : product, price, sales volume Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk dan harga terhadap volume penjualan industry kerupuk singkong di desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit usaha pembuatan kerupuk singkong yang ada di desa Bamban Kecamatan Angkinang yang berjumlah 38 unit usaha. Alat analisa yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial produk dan harga berpengaruh terhadap volume penjualan. Secara simultan produk dan harga juga berpengaruh terhadap volume penjualan. Koefisien determinasi) sebesar 0,568 artinya 56,8% penjualan ditentukan oleh produk dan harga, sedangkan sisanya ditemtukan oleh hal lain. Kata kunci : produk, harga, volume penjualan Usaha ini mempunyai prospek yang baik dalam membantu peningkatan sumber pendapatan dan pemerataan pendapatan bagi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan penanganan dalam pengelolaan usaha industri kecil dan rumah tangga sehingga usaha kecil tersebut tetap bertahan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemerintah maupun masyarakat secara luas. Perkembangan industri kecil dan rumah tangga di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan meningkat seiring berkembangnya berbagai Latar Belakang Fokus perhatian pembangunan sector ekonomi perlu diberikan pada industri kecil dan kerajinan yang memiliki potensi dan peranan penting karena pembangunan sector industri dapat mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh. Keberadaan industri kecil yang sebagian besar terletak di daerah pedesaan tentunya menjadikan industri kecil dan kerajinan ini memberikan sumbangan bagi daerahnya. Sampai saat ini meskipun masih banyak kendala dalam pengembangan industri kecil dan rumah tangga (IKRT). 56 Ismayanti, Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume …… 57 industri masyarakat yang lebih bervariatif, seperti industri makanan ringan kerupuk singkong, keberadaan industri makanan ringan kerupuk singkong ini perlu didukung oleh peran serta masyarakat dan pemerintah agar kedepannya industri ini dapat bertahan dan berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Hal ini yang sebenarnya menjadi dasar penghidupan masyarakat yang perlu dikembangkan dan dibina sebagai salah satu cara tanggung jawab pemerintah dengan memberikan berbagai fasilitas kebijakan untuk peran serta masyarakat dibidang ekonomi. Di Kabupaten Hulu sungai Selatan tepatnya di Desa Bamban Kecamatan Angkinang sejak tahun 1970 industri kerupuk singkong sudah mulai dijalankan masyarakat sebagai usaha keluarga. Pembuatan kerupuk ini dilakukan masyarakat dalam bentuk industri rumah tangga yang terus berkembang dan berkesinambungan dari waktu ke waktu, sehingga saat ini menjadi sumber penghasilan dari sebagian besar masyarakat yang ada di desa ini. Bukti lainnya dapat dilihat dari adanya kreasi, inovasi dan variasi produk yang beraneka ragam dan rasa yang dihasilkan dari industri ini. Industri rumah tangga pembuatan kerupuk singkong yang ada di Desa Bamban mencapai angka 37,75 % atau 38 kepala keluarga dari seluruh kepala keluarga dengan jumlah 116 kepala keluarga. Dari banyaknya jumlah industri kerupuk singkong yang ada di satu desa tersebut tentu saja berpengaruh terhadap volume penjualan dan pendapatan rumah tangga pelaku industri rumah tangga. Banyak faktor yang mempengaruhi volume penjualan pada industri kecil tersebut, salah satunya adalah produk dan harga kerupuk yang dipasarkan. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka menarik untuk dilakukan sebuah penelitian yang berjudul “ Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume Penjualan Industri Kerupuk Singkong Di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan “. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah Produk dan Harga berpengaruh signifikan terhadap Volume Penjualan Industri Kerupuk Singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan?” Kajian Literatur Bagi sebuah perusahaan bisnis, aktivitas pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang penting dan merupakan fungsi pokok dalam perusahaan. Bagaimanapun bagusnya fungsi-fungsi lain dalam sebuah perusahaan tetapi jika tidak diikuti dengan kesuksesan dalam pemasaran akan sia-sia. Produk yang dihasilkan perusahaan harus didistribusikan ke tengah-tengah masyarakat agar produk tersebut bernilai dengan adanya sebuah pertukaran antara penjual dan pembeli. Arti pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Definisi pemasaran yaitu suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain (Tjiptono,2005). Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmesta & Handoko, 2002) Kotler (2009) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, penerapan dan pengendalian 58 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 56 - 64 terhadap program yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan Tjiptono (2005) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan dari pelanggan maupun tujuan dari organisasi. Berdasarkan pengertian pemasaran diatas, dapat dipahami bahwa kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan bisnis yang didalamnya terdapat proses-proses perencanaan, penetapan harga, kegiatan promosi, dan distribusi barang atau jasa ke tengah-tengah masyarakat, yang dapat menguntungkan kedua belah pihak baik bagi pemilik perusahaan atau bisnis sebagai penerima kompensasi laba maupun pihak konsumen yang memperoleh pemenuhan dan kepuasan terhadap produk yang mereka butuhkan. Kotler (2009) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasarannya. Para pemasar pada umumnya menggunakan bauran pemasaran ini sebagai alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan oleh perusahaan dari pasaran mereka atas produk yang ditawarkan oleh perusahaan atau untuk menciptakan pembelian atas produk perusahaan. Bauran Pemasaran untuk barang mencakup 4P, yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi). 1. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan (Kotler,2007). Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk dikonsumsi dan merupakan suatu alat bagi perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Kotler dan amstrong (2001) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut kotler (2007) indikator dari salah satu bauran pemasaran yaitu produk adalah keragaman produk, kualitas, desain produk, ciri produk, nama merk, kualitas kemasan, ukuran produk, pelayanan yang ada di sekitar produk, garansi produk dan juga imbalan yang didapat dari produk tersebut. 2. Harga Harga adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang memberikan pemasukan bagi pemasaran, sedangkan elemenelemen lainnya justru membutuhkan dana besar. Kotler (2009:68) mengatakan harga bukan hanya angka-angka di label harga, harga mempunyai banyak bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan. Dengan kata lain harga itu merupakan apa yang kita bayarkan untuk mendapatkan sesuatu. Tjiptono (2005:86) menyatakan harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk serta keputusan konsumen untuk membeli. Keputusan penetapan harga sedemikian penting dalam penentuan seberapa jauh pelayanan pelanggan dinilai oleh konsumen, dan juga dalam proses membangun citra. Kebijaksanaan mengenai penetapan dari harga jual menurut Kotler (2009) adalah sebagai berikut : a. Penetapan harga diskon dan potongan harga Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk memberikan penghargaan pada pelanggan atas reaksi-reaksi tertentu, seperti Ismayanti, Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume …… 59 b. c. d. e. pembayaran tagihan lebih awal dan volume pembelian. Penetapan harga tersegmentasi Perusahaan menjual produk dan jasa dalam dua atau beberapa tingkat harga, walaupun perbedaan harga tidak didasarkan pada perbedaan biaya. Penetapan harga promosi Perusahaan sewaktu-waktu akan menetapkan harga produknya dibawah harga tertulis dan beberapa kali di bawah biayanya Penetapan harga psikologis Penjual mempertimbangkan akibat psikologis dari harga dan tidak hanya pada keadaan ekonomi. Penetapan harga secara geografis Penjual harus mempertimbangkan biaya angkutan dari perusahaan sampai kepada pembeli. Kebijaksanaan ini mencakup beberapa hal yaitu apakah pembeli menanggung seluruh biaya angkutan atau penjual yang menanggung seluruhnya dan bisa juga ditanggung oleh kedua belah pihak. 3. Tempat Menentukan lokasi bisnis tidak mudah karena membutuhkan pertimbangan yang teliti dan informasi yang benar agar dapat memproyeksikan keadaan lingkungan pada masa yang akan datang apabila perusahaan melakukan ekspansi usaha. Tujuan dari penentuan lokasi yang tepat bagi perusahaan adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan efisien dan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam memilih lokasi, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya, kecepatan waktu dan kemudahan saran yang diperlukan. 4. Promosi Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, melainkan juga sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu peusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barangnya. Promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, dan kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Maksud dari komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,2005) Stanton (2002) menyatakan promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Menurut basu (2002) penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang ditentukan atas persetujuan bersama. Penjualan merupakan kegiatan menyampaikan kebutuhan yang telah dihasilkan pada mereka yang diperlukan dengan imbalan menurut harga yang ditentukan atas persetujuan bersama. Menurut Basu (2002) volume penjualan adalah volume total yang akan dibeli oleh 60 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 56 - 64 kelompok pembeli tertentu di daerah geografis dan program pemasaran tertentu. Istijanto (2005) mendefinisikan volume penjualan adalah beberapa jumlah barang yang diproduksi atau barang yang terjual dari suatu produk tertentu. Sebuah perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam proses penjualan yaitu : 1) mencapai volume penjualan tertentu 2) mendapatkan laba sejumlah tertentu, dan 3) menunjang pertumbuhan dari perusahaan (Basu, 2002) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk dan harga terhadap volume penjualan industri kerupuk singkong di desa Bamban kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pola hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dalam kerangka konseptual seperti ditunjukkan pada Gambar 1.Gambar tersebut menunjukkan pengaruh masingmasing variabel bebas (produk dan harga) terhadap variabel terikat (volume penjualan) dan pengaruh kedua variabel bebas (produk dan harga) terhadap volume penjualan secara simultan. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konklusi atau kesimpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan atau penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung dari hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian dapat diambil suatu kesimpulan (Sugiyono,2008). Sehubungan dengan uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1o :diduga variabel produk dan harga tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume penjualan industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. H1a :diduga variabel produk dan harga berpengaruh signifikan secara parsial terhadap volume penjualan industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. H2o :diduga variabel produk dan harga tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap volume penjualan industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. H2a :diduga variabel produk dan harga berpengaruh signifikan secara simultan terhadap volume penjualan industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Produk (X1) Volume Penjualan Industri Kerupuk Singkong (Y) Harga (X2) Gambar 1. Kerangka Konseptual Ismayanti, Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume …… 61 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bamban kecamatan Angkinang kabupaten Hulu Sungai Selatan. Variabel penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini dibagi ke dalam 2 (dua) kategori yaitu: 1. Variablel independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variable dependen, baik secara positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Produk (X1) adalah segala sesuatu (barang atau jasa) yang ditawarkan kepada masyarakat untuk mendapatkan perhatian, pembelian atau konsumsi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, dan Harga (X2) adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk dan jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. 2. Variabel dependen Variabel dependen adalah merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah volume penjualan industri rumah tangga kerupuk singkong di Desa Bamban (Y) adalah jumlah atau komposisi banyaknya sebuah barang dagangan terjual dalam kurun waktu tertentu. Populasi adalah keseluruhan obyek yang ingin diteliti sedangkan sampel adalah sebagain dari obyek yang ingin diteliti yang dianggap dapat mewakili keseluruhan obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku industri kerupuk singkong yang ada di Desa Bamban Kecamatan Angkinang dengan jumlah 38 unit usaha industri rumah tangga pembuatan kerupuk singkong. Karena jumlah unit usaha yang diteliti masih masuk kategori sedikit, maka semua populasi dalam penelitian ini akan dijadikan responden penelitian (sampel jenuh) Untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel independenden (X) terhadap Variabel dependen (Y) digunakan model analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 19.0 dengan model persamaan sebagai berikut : Y = a + b1X1+ b2X2+ei Dimana : Y = volume penjualan industry kerupuk singkong A = konstanta b1 = koefisien regresi produk b2 = koefisien regresi harga X1 = variable produk X2 = variabel harga Ei = kesalahan pengganggu, berupa variable atau factor lain yang tidak diamati oleh model Hasil Penelitian dan Pembahasan Desa Bamban merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kabupaten HSS kaya dengan beragam produk makanan dan home industri. Selain kerupuk singkong di Kab. HSS terkenal dengan dodol kandangan, katupat kandangan, gumbili nagara, lamang kandangan, iwak sapat karing, kacang atum kapuh dll. Di desa Bamban saat ini sudah berkembang 38 home industri pembuatan kerupuk singkong. Sehingga tidak heran kalau hampir sepanjang jalan di desa ini dan hampir semua rumah dipinggiran jalan menjual kerupuk singkong (kerupuk bamban). Berdasarkan hasil penelitian, uraian karakteristik responden yaitu mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (60,52%), berada pada usia 31-40 tahun (34,21 %) , lama kerja > 15 tahun (81,57%), tingkat pendidikan s/d SMA (86,85%) dan tingkat pendapatan s/d Rp 5.000.000,0 (36,85%) Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebarkan kepada responden terdiri dari pertanyaan dari masing-masing variabel, kemudian masing-masing pertanyaan dikorelasikan dengan metode pearson correlation dengan tingkat signifikan 5%. Dari hasil uji validitas semua variabel penelitian adalah valid ( r hitung > r tabel ) dan berdasarkan hasil uji reliabilitas pada instrument penelitian dapat disimpulkan bahwa reliabel (alfa cronbach > 0,6) 62 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 56 - 64 Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Berganda Model Coefficient (Constant) 14.036 Promosi (X1) .334 Harga (X2) .251 R = 0.813 Fhitung = 9,111 Sig. F = 0,000 Adj R square = 0.568 Pada uji multikolinearitas tidak ditemukan adanya gejala atau masalah multikolinearitas, dimana nilai VIP dan tolerance untuk masing-masing variabel berada disekitar angka 1(satu) dan tidak lebih dari angka 10 ( sepuluh ). Berdasarkan grafik scatterplot, tidak ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang tertentu seperti bergelombang, menyebar kemudian menyempit, sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan pada penelitian ini. Data dari masing-masing variabel yang telah valid dan reliabel kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS versi 19.00 for windows dan diperoleh hasil estimasi regresi seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Berdasarkan data temuan yang ditampilkan pada tabel 1, maka dibuat persamaan regresi linier berganda secara matematis sebagai berikut: Y = 14,036 + 0,334 X1 + 0,251 X2 Berdasarkan hasil dari penelitian ini, didapatkan beberapa informasi sebagai berikut: 1. Apabila nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel dianggap nol, maka besarnya nilai volume penjualan adalah sebesar nilai konstanta yaitu sebesar 14,036. 2. Koefisien regresi produk (X1) diperoleh nilai sebesar 0,334 dengan tanda koefisien positif berarti apabila nilai koefisien produk (X1) ditingkatkan satu satuan maka volume penjualan industri kerupuk singkong akan meningkat sebesar 0,334 t 4.732 2.732 2.873 Sig. 0.000 0.008 0.005 3. Koefisien regresi harga (X2) diperoleh nilai sebesar 0,251 dengan tanda positif berarti apabila nilai koefisien harga (X2) ditingkatkan satu satuan maka volume penjualan industri kerupuk singkong akan meningkat sebesar 0,251 4. Hubungan variabel produk dan harga dengan volume penjualan adalah sangat erat, hal ini ditunjukkan dengan nilai R = 0,813, artinya hubungan produk dan harga dengan volume penjualan adalah sebesar 81,3 % 5. Nilai Adjusted R square sebesar 0,568 yang berarti besarnya variasi sumbangan seluruh variabel independen ( produk dan harga ) terhadap variabel dependen ( volume Penjualan ) adalah sebesar 56,8 % sedangkan sisanya sebesar 43,2 % dijelaskan oleh variabel lain yang ada diluar model penelitian ini. Pengujian hipotesis secara parsial ini digunakan untuk menguji pengaruh variable produk (X1) terhadap volume penjualan (Y) dan variable harga (X2) terhadap volume penjualan (Y) secara sendiri sendiri. Berdasarkan estimasi regresi diketahui nilai t tabel untuk menguji t hitung pada tingkat kepercayaan 95 % dengan taraf signifikansi 5 % dan derajat kebebasan (df) : (n-k-1) = 38 2-1 = 35, maka t tabel = 2,201 .Dengan berpedoman pada t tabel ini dapat dilaksanakan pengujian pada setiap variabel yang ada sebagai berikut: 1. Variabel produk (X1) dari hasil uji variabel menunjukkan t hitung = 2,732 > t tabel = 2,201 . Artinya Ho ditolak dan menerima Ha, yang berarti variabel produk (X1) berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume penjualan Ismayanti, Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Volume …… 63 industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang 2. Variable harga (X2) dari hasil uji variabel menunjukkan t hitung = 2,873 > t tabel = 2,201 . Artinya Ho ditolak dan menerima Ha, yang berarti variabel harga (X2) berpengaruh signifikan secara statistik terhadap volume penjualan industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara produk dan harga terhadap volume penjualan terbukti benar. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk membuktikan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Pengujian hipotesis secara simultan ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel produk dan harga terhadap volume penjualan secara bersama-sama. Berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh hasil F hitung sebesar 9,111 , sedangkan F tabel adalah 3,278 .Jika kedua angka tersebut dibandingkan maka terlihat bahwa F hitung > F tabel ( F hitung = 9,111 > F tabel =3,278 ) ini berarti secara simultan/ keseluruhan variabel produk (X1) dan harga (X2) berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat ditarik serangkaian kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis statistic uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa variable produk (X1) berpengaruh secara parsial terhadap volume penjualan (Y), hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil t hitung > dari t tabel dan harga (X2) berpengaruh secara parsial terhadap volume penjualan (Y) industry kerupuk singkong yaitu terlihat pada t hitung > t tabel 2. Hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan/ keseluruhan variabel produk (X1) dan harga (X2) berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang. 3. Nilai Adjusted R square sebesar 0,568 yang berarti bahwa variable independen yaitu produk (X1) dan harga (X2) mempunyai variansi kontribusi sebesar 56,8 % terhadap variable dependen : volume penjualan (Y). Berdasarkan hasil penelitian ini juga dihasilkan serangkaian saran-saran bagi berbagai pihak yang terkait dalam peneelitian ini, meliputi: 1. Para pemilik unit usaha industry kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan hendaknya lebih memperhatikan indicator-indikator pada variable produk seperti keragaman produk, kualitas, design, kemasan dan ukuran dan juga indicator dari variable harga seperti karena berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan industry kerupuk singkong di Desa bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Penelitian ini dengan 2 (dua) variabel independen hanya mampu menjelaskan 56,8 % dari variasi volume penjualan pada industri kerupuk singkong di Desa Bamban Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan sedangkan sisanya sebanyak 43,2 % dijelaskan oleh variabel lain sehingga masih banyak variabel lain yang mungkin berpengaruh akan tetapi tidak dijelaskan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Basu, Swasta, 2002. Azas-azas Marketing, Edisi Ketiga,Liberty, Yogyakarta Dharmesta dan Handoko, 2004, Manajemen Pemasaran, Wacana Prima, Jakarta Kotler, Philip & Keller, Kevin James, 2007. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 12, PT Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta Santoso Singgih, 2005. Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Cetakan Kedua, Elex 0edia Lamputindo, Jakarta 64 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, hal 56 - 64 Stanton, William .J, 2006. Pengantar metode Penelitian, Terjemahan Alimudin Tuwu, Penerbit Univ. Indonesia, Jakarta Sugiono, 2002. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alpabeta, Jakarta Suharyadi dan Purwanto, 2008. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Salemba 4, Jakarta Tjiptono, Fandi, 2007. Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Bayumedia Publishing, Malang.