1 pengaruh karakteristik perusahaan dan persistensi laba terhadap

advertisement
Desember 2015
Joko Purwanto Nugroho & Rustam Hanafi
1
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Vol 6 No. 2 Desember 2015 1-16
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN PERSISTENSI LABA
TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA DAN KOEFISIEN RESPON NILAI
BUKU EKUITAS
Joko Purwanto Nugroho 1
Rustam Hanafi 2
Abstract
The purpose of this study was to analyze the effect of accounting earnings, book value of
equity to the stock price by taking into account company size, growth, earnings ratios, and earnings
persistence.
The population in this study were manufacturing companies that publish financial statements
for the year 2004-2008. Using a purposive sampling technique sampling obtained a sample of 51
companies. The type of data used are secondary data using the method of data collection documentation.
Results of analysis using multiple regression were: accounting earnings and book value
has positive influence on stock prices. There was no difference in the effect of accounting earnings
and equity book value to share price between large companies and small companies. There is the
influence of accounting earnings to stock price is greater in companies with high growth compared
with companies that have low growth, taking into account the book value of equity and years. Have
no effect on book value of equity to the stock price lower in companies with high growth compared
with companies that have low growth, with profits taken of accounting and year. There is the influence
of accounting earnings to stock price is greater in companies that have a high ratio compared with
companies that have low earnings ratios, taking into account the book value of equity and years. Have
no effect on book value of equity to the stock price lower in companies with high earnings ratios than
companies with low profit ratio, with taken of income and years. There is the influence of accounting
earnings to stock price is greater in companies that have a permanent income than companies that
have a transitory income, taking into account the book value of equity and years. Have no effect on
book value of equity to the stock price is greater in companies that have a permanent income than
with a company that has a transitory income, taking into account income and years.
Keywords: Accounting Earnings, Book Value of Equity, Stock Quotes, Variable Control
1 Staff Pengajar Akuntansi FE UJB Yogyakarta
2 Staff Pengajar Akuntansi FE Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
PENDAHULUAN
Informasi yang bermanfaat bagi
pengambilan keputusan haruslah informasi
yang mempunyai relevansi. Salah satu indikator
bahwa suatu informasi akuntansi relevan adalah
adanya reaksi pemodal pada saat diumumkannya
suatu informasi yang dapat diamati dari adanya
pergerakan harga saham (Naimah dan Utama,
2006).
Penelitian ini dikhususkan pada
pengujian koefisien yang berhubungan dengan
informasi laba akuntansi dan nilai buku ekuitas.
Koefisien ini mengukur respon harga saham
atau nilai pasar ekuitas terhadap informasi
yang terkandung dalam laba akuntansi dan
nilai buku ekuitas. Beberapa peneliti dalam
menguji relevansi nilai informasi akuntansi
memberikan hasil yang tidak konsisten, Lev dan
Thiagarajan (1993) memberikan bukti adanya
penurunan relevansi nilai informasi laba dari
waktu ke waktu. Sebaliknya, penelitian Collins
et al. (1997) menunjukkan bahwa relevansi nilai
informasi laba dan nilai buku bukan menurun
selama 40 tahun terakhir melainkan menunjukkan
sedikit pergerakan naik, serta terjadi pergeseran
relevansi nilai dari informasi laba dan nilai buku.
Penelitian tersebut menunjukkan adanya variasi
relevansi nilai informasi akuntansi dari waktu ke
waktu. Penjelasan tandingan terhadap penurunan
relevansi nilai informasi akuntansi dari waktu
ke waktu adalah sebagaimana dinyatakan
Collins et al. (1997), yang dalam penelitiannya
berusaha membela informasi akuntansi,
sebagai respon terhadap penelitian-penelitian
sebelumnya
dan
pernyataan-pernyataan
dalam literatur professional yang menyatakan
menurunannya kegunaan informasi akuntansi.
Mereka berargumen bahwa penurunan relevansi
nilai informasi akuntansi dari waktu ke waktu
dapat dijelaskan oleh meningkatnya proporsi
perusahaan-perusahaan
yang
intangibleintensive dalam struktur industri, meningkatnya
frekuensi laba negatif dan meningkatnya
proporsi pos-pos laba tidak berulang dari waktu
ke waktu. Jadi menurut Collins et al. (1997)
kegunaan dan relevansi informasi akuntansi
dalam penilaian perusahaan tidak menurun dari
waktu ke waktu, melainkan muncul faktor-faktor
Desember 2015
karakteristik industri, laba negatif, dan laba tidak
berulang itulah yang menyebabkan relevansi
nilai informasi akuntansi terlihat menurun pada
waktu-waktu kini.
Penelitian-penelitian yang menguji
koefisien respon laba atau earnings response
coefficient (ERC) bervariasi secara cross-section.
Variasi tersebut dapat dijelaskan oleh beberapa
faktor seperti risiko, pertumbuhan, persistensi
laba, dan tingkat bunga (misalnya Collins dan
Kothari, 1989; Easton dan Zmijeweski, 1989,
dalam Naimah dan Utama, 2006). Penelitian
mengenai variasi koefisien nilai buku ekuitas
juga sudah mulai mendapat perhatian yang pada
umumnya dilakukan dengan menguji gabungan
koefisien laba dan nilai buku (Ohlson, 1995;
Penman, 1998). Kontribusi kedua penelitian
ini menguji implikasi penilaian relevansi nilai
informasi akuntansi pada pasar modal yang
tidak efisien. Pasar modal yang tidak efisien
akan menyebabkan bias pada koefisien relevansi
nilai. Penilaian ini menerapkan metode yang
dikembangkan oleh Aboody et al. (2002)
di pasar modal Indonesia dengan membuat
penyesuaian terhadap koefisien relevansi nilai
dari kemungkinan pengaruh pasar yang tidak
efisien. Peneliti ini berusaha menemukan faktorfaktor yang mempengaruhi koefisien respon laba
dan koefisien respon nilai buku ekuitas.
TINJAUAN LITERATUR
Harga Saham
Saham (stock) merupakan salah satu
instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu
pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain,
saham merupakan instrument investasi yang
banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik.
Harga saham yang relatif tinggi biasanya
menggambarkan tingkat profitabilitas perusahaan
yang relatif tinggi. Dengan perolehan profit yang
tinggi, maka akan tinggi pula jumlah deviden
yang diberikan kepada para pemegang saham
Desember 2015
Joko Purwanto Nugroho & Rustam Hanafi
(investor). Saham merupakan bukti pengambilan
dalam suatu perusahaan bagi perusahaan
yang bersangkutan, hasil yang diterima dari
penjualan sahamnya akan tetap tertanam dalam
perusahaan tersebut selama hidupnya meskipun
bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah
penanaman yang permanen, karena setiap waktu
pemegang saham akan menjual sahamnya. Naik
turunnya harga saham antara lain dipengaruhi
oleh besarnya pendapatan atau keuntungan yang
diharapkan perusahaan.
Salah satu faktor yang mendukung
kepercayaan pemodal adalah persepsi mereka akan
kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan
seperti itu, pasar modal dikatakan efisiensi secara
informasional. Pasar modal dikatakan efisiensi
secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya mencerminkan semua informasi yang
relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar
dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan para
pemodal dalam melakukan investasi pada sekuritas,
sehingga hal ini akan merugikan para pemodal.
Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada
calon pemodal dan dicerminkan pada harga saham,
pasar modal yang bersangkutan semakin efisiensi.
Koefisien Respon Laba Akuntansi
Penelitian-penelitian yang berusaha
mengidentifikasi dan menjelaskan perbedaan
respon pasar terhadap informasi laba dikenal
dengan penelitian earnings response coefficient
(ERC). Umumnya dalam mengetahui kualitas
laba yang baik dapat diukur dengan menggunakan
earnings response coefficient (ERC), yang
merupakan bentuk pengukuran kandungan
informasi laba. ERC merupakan koefisien yang
mengukur respon abnormal returns sekuritas
terhadap unexpected accounting earnings
perusahaan yang menerbitkan sekuritas.
Besarnya kekuatan hubungan laba
akuntansi dan harga saham dalam literature
akuntansi dan
keuangan diukur dengan
menggunakan koefisien respon laba (Earnings
Response Coefficients) antar perusahaan relatif
tetap. Hal ini di buktikan oleh Komendi dan Lipe
(1987) dengan menguji pengaruh unexpected
earnings terhadap harga saham. Hasil dari
pengujian tersebut menunjukkan bahwa reaksi
3
harga saham terhadap laba akuntansi tidak
bergejolak secara berlebihan.
Namun Easton dan Zmijewski (1989)
dalam Naimah dan Utama (2006) menjelaskan
di dalam penelitiannya berfokus pada koefisien
yang berhubungan dengan kejutan (informasi
baru) pada pengumuman laba akuntansi untuk
abnormal stock return. Hasil dari penelitian
tersebut mengindikasi variasi cross-sectional
yang dapat diprediksi dalam ERC. Bukti ini
mengindikasi sebuah hubungan positif antara
ERC dan koefisien revisi (koefisien yang
menghubungkan laba sekarang ke laba masa
depan), sebuah hubungan yang negatif antara
ERC dengan risiko sistematik, dan sebuah
hubungan positif antara ERC dan ukuran
perusahaan.
Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas
Perkembangan penelitian berikutnya
mengarah pada pengujian bahwa nilai buku
ekuitas juga merupakan faktor yang relevan dalam
penilaian (Ohlson, 1995). Model kapitalisasi
laba sederhana dinilai kurang memadai. Untuk
perusahaan-perusahaan yang rugi, model
kapitalisasi laba sederhana akan menghasilkan
hubungan laba-laba negatif, karena laba negatif
berpengaruh terbalik pada relevansi nilai laba
akuntansi (Hayn, 1995 dalam Naimah dan Utama
(2006). Dengan memasukkan nilai buku ekuitas
ke dalam model penilaian, akan mengeliminasi
hubungan negatif tersebut. Studi-studi terkini
menunjukkan bahwa nilai buku akuntansi lebih
relevan untuk menilai perusahaan-perusahaan
yang rugi.
Beberapa peneliti yang mengelompokkan
observasi menjadi subsample menemukan bahwa
koefisien-koefisien angka akuntansi bervariasi
antar subsample. Hasil-hasil penelitian juga
menemukan kondisi tertentu yang menyebabkan
nilai buku ekuitas menjadi faktor yang lebih
relevan dibandingkan laba atau sebaliknya
seperti profitabilitas perusahaan (Burgstahler
dan Dichev 1997, dalam Naimah dan Utama).
4
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala
dimana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain:
total aktiva, long size, nilai pasar saham, dan lainlain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya
terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan
besar (large firm), perusahaan menengah
(medium size), dan perusahaan kecil (small
firm). Penentu ukuran perusahaan ini didasarkan
pada total asset perusahaan. Ukuran perusahaan
menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan struktur modal. Perusahaan besar
dapat mengakses pasar modal dan dengan
kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan
kemampuan untuk mendapatkan dana atau
permodalan.
Perusahaan-perusahaan besar cenderung
lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dari
pihak ketiga, karena kemampuannya mengakses
pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa
asset bernilai lebih besar dibandingkan
perusahaan kecil. Soegiharto dalam Monica
(2006) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh penting terhadap
integrasi antar bagian dalam perusahaan, hal
ini disebabkan karena ukuran perusahaan yang
besar memiliki sumber daya pendukung yang
lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih
kecil. Pada suatu perusahaan yang kecil, maka
kompleksitas yang terdapat dalam organisasi
juga kecil.
Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan yang memiliki tingkat
pertumbuhan pesat cenderung lebih banyak
menggunakan hutang daripada perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat.
Pertumbuhan perusahaan berbanding lurus
dengan ukuran perusahaan, sehingga semakin
cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin
besar pula ukuran perusahaan, sehingga ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal
karena perusahaan yang lebih besar akan mudah
memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan
kecil (Monica, 2006).
Desember 2015
Pertumbuhan perusahaan didefinisikan
sebagai perubahan tahunan dari total aktiva.
Suatu perusahaan yang sedang dalam tahap
pertumbuhan akan membutuhkan dana yang
besar. Karena kebutuhan dana semakin
besar maka perusahaan cenderung menahan
sebagian besar pendapatannya. Semakin
besar pendapatan yang ditahan menyebabkan
semakin kecil deviden yang dibagikan kapada
pemegang saham. Tingkat pertumbuhan yang
semakin cepat mengindikasi bahwa perusahaan
sedang mengadakan ekspansi. Kegagalan yang
disebabkan oleh ekspansi akan meningkatkan
beban perusahaan karena perusahaan harus
menutup pengembalian beban ekspansi. Hal
ini menyebabkan pembagian deviden kepada
pemegang saham menurun. Kondisi tersebut di
atas dapat menyebabkan investor tidak berminat
lagi, sehingga akan menjual saham yang
dimilikinya.
Pofitabilitas Perusahaan
Profitabilitas juga merupakan faktor
yang dipertimbangkan dalam menentukan
struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi
cenderung menggunakan hutang relatif kecil
karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai
untuk membiayai sebagian besar kebutuhan
pendanaan. Tingkat profitabilitas dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi
karena untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan tingkat pengembalian
atas investasi yang dilakukan atas perusahaan
tersebut.
Cara untuk menilai profitabilitas suatu
perusahaan adalah bermacam-macam dan
tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana
yang akan diperbandingkan satu dengan yang
lainnya. Misalnya profitabilitas dapat digunakan
untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dalam suatu perusahaan melalui perbandingan
laba dengan investasi yang digunakan dalam
investasi. Untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan
keuntungan atau mencapai tujuan profit
keseluruhan, terutama dalam hubungannya
Desember 2015
Joko Purwanto Nugroho & Rustam Hanafi
dengan sumber-sumber yang diinvestasikan
digunakan rasio profitabilitas yang terdiri dari
return on equity (ROE).
Persistensi laba
Persistensi laba akuntansi adalah revisi
dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa
depan (expected future earnings) yang diimplikasi
oleh laba akuntansi tahun barjalan (current
earnings), Penman (1982). Besarnya revisi ini
menunjukkan tingkat persistensi laba. Inovasi
terhadap laba sekarang adalah informative
terhadap laba masa depan ekspektasian, yaitu
manfaat masa depan yang diperoleh pemegang
saham. Nilai sekarang dari revisi atas laba masa
depan dapat memperkirakan nilai sekarang revisi
manfaat masa depan ekspektasiaannya, yaitu
dalam harga saham (Komendi dan Lipe, 1997).
Semakin kecil nilai revisi laba akuntansi masa
depan (semakin persistensi laba akuntansi),
semakin kuat hubungan laba akuntansi dengan
abnormal return (semakin besar koefisien respon
laba).
Semakin tinggi persistensi laba maka
semakin tinggi ERC, hal ini berkaitan dengan
kekuatan laba. Persistensi laba mencerminkan
kualitas laba perusahaan dan menunjukkan
bahwa perusahaan dapat mempertahankan
laba dari waktu ke waktu. Persistensi laba
diekspektasi berpengaruh terhadap kualitas laba
di masa yang akan datang karena penelitian
terdahulu menunjukkan semakin besar revisi
laba masa depan yang disebabkan oleh kejutan
laba (earning surprise) maka semakin besar pula
pengaruhnya terhadap perubahan harga saham.
Hipotesis
Koefisien Respon Laba Akuntansi dan Nilai
Buku Ekuitas
Studi-studi awal (misalnya Ball dan
Brown 1968) membuktikan bahwa laba akuntansi
berhubungan dengan harga saham. Hasil-hasil
penelitian tersebut mendukung hipotesis bahwa
laba akuntansi memberikan informasi dan
bermanfaat bagi penelitian sekuritas. Namun
demikian, peran nilai buku tidak dapat diabaikan
5
karena nilai buku juga merupakan faktor yang
relevan dalam menjelaskan nilai ekuitas.
Pengujian gabungan laba dan nilai
buku banyak didasarkan pada kerangka yang
dikembangkan oleh Ohlson (1995) yang
didasarkan pada clean surplus accounting.
Kerangka ini menyatakan harga sebagai jumlah
nilai buku dan nilai sekarang laba abnormal yang
diharapkan. Berdasarkan teori dan hasil penelitian
tersebut, dimana laba dan nilai buku ekuitas
merupakan variabel yang berpengaruh dalam
penilaian ekuitas, maka dapat dikemukakan
hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis 1.1 : Laba akuntansi berpengaruh
positif terhadap harga saham,
dengan memperhitungkan nilai
buku ekuitas dan tahun.
Hipotesis 1.2 :Nilai buku ekuitas berpengaruh
positif terhadap harga saham,
dengan memperhitungkan laba
akuntansi dan tahun.
Ukuran Perusahaan
Koefisien laba dan nilai buku ekuitas
mempunyai perbedaan antara kelompok ukuran
perusahaan. Barth et al. (1998), Collins dan Kothari
(1989), Bhushan (1989), dan Atiase (1985) dalam
Naimah dan Utama (2006) menemukan bahwa
ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan
ERC. Hubungan negatif tersebut terjadi karena
banyaknya informasi yang tersedia sepanjang
tahun pada perusahaan-perusahaan besar, pada
saat pengumuman laba, pasar kurang bereaksi.
Semakin banyak ketersediaan sumber
informasi pada perusahaan-perusahaan besar,
akan meningkatkan ERC dalam jangka panjang.
Informasi yang tersedia sepanjang tahun pada
perusahaan besar memungkinkan pelaku
pasar untuk menginterpretasikan informasi
yang terdapat pada laporan keuangan dengan
lebih sempurna, sehingga dapat memprediksi
arus kas dengan lebih akurat dan menurunkan
ketidakpastian.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
maka terdapat perbedaan koefisien respon laba
dan nilai buku ekuitas antara perusahaan besar
dan kecil :
6
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Hipotesis 2.1:Terdapat perbedaan pengaruh
laba akuntansi terhadap harga
saham antara perusahaan besar
dan perusahaan kecil, dengan
memperhitungkan nilai buku
ekuitas dan tahun.
Hipotesis 2.2:Terdapat perbedaan pengaruh
nilai buku ekuitas terhadap
harga saham antara perusahaan
besar dan perusahaan kecil,
dengan memperhitungkan laba
akuntansi dan tahun.
Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan yang terus menerus tumbuh,
dengan mudah menarik modal, dan ini merupakan
sumber pertumbuhan. Informasi laba pada
perusahaan-perusahaan ini akan direspon positif
oleh pemodal. Dengan menggunakan nilai rasio
pasar ekuitas terhadap nilai buku ekuitas sebagai
ukuran pertumbuhan, Collins dan Khotari (1989)
dalam Naimah dan Utama (2006) menemukan
hubungan positif antara ukuran ini dengan ERC.
Perusahaan dengan pertumbuhan laba
tinggi, sebagian besar penilaian ekuitas akan
ditunjukkan oleh laba abnormal dan sebagian
kecil ditunjukkan oleh nilai buku ekuitas. Prediksi
Zhang (2000) menyatakan bahwa nilai ekuitas
akan meningkat seiring dengan peningkatan laba
bagi perusahaan-perusahaan yang mengalami
pertumbuhan terutama terdiri dari nilai dari
melanjutkan operasi yang tercermin pada laba.
Dalam kondisi seperti ini, nilai perusahaan akan
berhubungan negatif dengan nilai buku ekuitas.
Hipotesis 3.1.: Pengaruh
laba
akuntansi
terhadap harga saham lebih besar
pada perusahaan yang memiliki
pertumbuhan tinggi dibanding
dengan
perusahaan
yang
memiliki pertumbuhan rendah,
dengan memperhitungkan nilai
buku ekuitas dan tahun.
Hipotesis 3.2.
:Pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih kecil
pada perusahaan yang memiliki
pertumbuhan tinggi dibanding
dengan
perusahaan
yang
memiliki pertumbuhan rendah,
Desember 2015
dengan memperhitungkan laba
akuntansi dan tahun.
Profitabilitas Perusahaan
Penilaian ekuitas akan tergantung pada
investasi yang diantisipasi di masa yang akan
datang, yang selanjutnya akan tergantung pada
potensi efisiensi dan pertumbuhan (Zhang
2000). Zhang menunjukkan bahwa nilai ekuitas
perusahaan yang profitabilitasnya rendah terdiri
dari nilai pemberhentian aktiva dan laba yang
diperoleh sebelum titik pemberhentian. Dengan
profitabilitas rendah, laba yang diharapkan
diterima sebelum pemberhentian adalah
tidak signifikan. Jadi, nilai perusahaan yang
profitabilitasnya rendah diperoleh terutama dari
nilai pemberhentian, yang merupakan bagian
yang sangat terkait dengan nilai buku.
Penman (1998) juga memberikan analisis
mengenai bobot yang menggabungkan laba dan
nilai buku terhadap harga, yang memberikan
indikasi P/E ratio P/B ratio. Perusahaan yang
rendah efisiensi akan memiliki P/B ratio yang
lebih tinggi dari P/E ratio. P/B ratio yang tinggi
berarti laba yang diharapkan di masa yang akan
datang relatif lebih tinggi dari yang diindikasikan
oleh nilai buku. Oleh karena itu bobot nilai buku
akan lebih tinggi dari laba.
Hipotesis 4.1.
:
Pengaruh
laba
akuntansi
terhadap harga saham lebih besar
pada perusahaan yang memiliki
rasio laba terhadap nilai buku
ekuitas yang tinggi dibanding
dengan
perusahaan
yang
memiliki rasio laba terhadap
nilai buku ekuitas yang rendah,
dengan memperhitungkan nilai
buku ekuitas dan tahun.
Hipotesis 4.2:Pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih kecil
pada perusahaan yang memiliki
rasio laba terhadap nilai buku
ekuitas yang tinggi dibanding
dengan
perusahaan
yang
memiliki rasio laba terhadap
nilai buku ekuitas yang rendah,
dengan memperhitungkan laba
akuntansi dan tahun.
Desember 2015
7
Joko Purwanto Nugroho & Rustam Hanafi
Persistensi laba
Collins dan Khotari (1989), dalam
Naimah dan Utama (2006) membuktikan bahwa
ERC berhubungan positif dengan persistensi
laba. Studi yang dilakukan oleh Barth et
al. (1999) menunjukkan bahwa perusahaan
yang labanya selalu meningkat mempunyai
price-earnings multiples yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan lain. Demikian juga,
price-earnings multiples akan menurun jika laba
menurun setelah sebelumnya mendapat pola
peningkatan laba.
Jika relevansi laba tergantung pada
persistensi laba, maka persepsi pasar terhadap
hubungan antara laba sekarang yang dilaporkan
dan laba mendatang menjadi penentu explanatory
power laba sekarang. Namun jika persepsi pasar
tidak ada hubungan kuat, antara laba sekarang
dengan laba mendatang, maka pasar akan
mengandalkan nilai buku ekuitas karena nilai
buku merupakan proksi laba normal di masa
yang akan datang.
Hipotesis 5.1. : Pengaruh
laba
akuntansi
terhadap harga saham lebih
besar pada perusahaan yang
memiliki
laba
permanen
dibanding dengan perusahaan
yang memiliki laba transitory,
dengan memperhitungkan nilai
buku ekuitas.
Hipotesis 5.2.: Pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih
kecil pada perusahaan yang
memiliki
laba
permanen
dibanding dengan perusahaan
yang memiliki laba transitory,
dengan memperhitungkan laba
akuntansi.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Harga (AP) dipengaruhi oleh laba
akuntansi (E) dan nilai buku ekuitas (B).
Hubungan antara laba akuntansi dan nilai
buku ekuitas dengan harga saham dipengaruhi
oleh ukuran perusahaan (SIZE), pertumbuhan
perusahaan (GROW), profitabilitas perusahaan
(ROE), dan persistensi laba (PERSISTANCE).
AP
E
B
SIZE
SIZE
ROE
PERSISTENCE
Keterangan :
AP
E
B
SIZE
GROW
ROE
:
:
:
:
:
:
Harga Saham
Laba Akuntansi
Nilai Buku Ekuitas
Ukuran Perusahaan
Pertumbuhan Perusahaan
Rasio laba (Profitabilitas Perusahaan)
PERSISTANCE
: Persistensi Laba
METODOLOGI
Sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu suatu metode
pengambilan sampel dengan kriteria: perusahaan
telah menerbitkan laporan keuangan untuk
periode 31 Desember 2005 - 2008 di BEI,
perusahaan tersebut masuk dalam kategori
perusahaan menufaktur, memiliki data yang
lengkap untuk penelitian.
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah harga saham
perusahaan i yang sudah disesuaikan dengan
pemecahan saham, deviden saham dan lainlain pada tiga bulan setelah akhir tahun fiskal
ditambah dengan deviden pada tahun t. Variabel
harga saham tersebut disesuaikan dengan
kemungkinan adanya pasar yang tidak efisien
dengan mengadopsi metode yang dikembangkan
oleh Aboody et al.
Harga saham saat ini (P­­it) diubah menjadi
harga dimasa depan yang didefiasi dengan
conditional expected return (APit)
8
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
1+Ri(t+τ)
AP it = ( 1+Rv
) Pit
i(t+τ)
di mana Ri(t+τ) (τ = 1) adalah imbal hasil saham
perusahaan i selama dimulai dari tiga bulan
setelah akhir tahun fiskal t, da Rvi(t+τ) (τ = 1)
adalah size decile returns1 yang berkaitan.
Variabel Independen
Variabel penjelas terdiri dari variabel utama
yaitu laba akuntansi dan nilai buku ekuitas dan
variabel-variabel penentu koefisien respon laba
dan nilai buku ekuitas dan variable-variable
penentu koefisien respon laba dan nilai buku
ekuitas yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan
persistensi laba.
Variabel Utama
Laba Akuntansi (Eit)
Laba adalah kenaikan modal (aktiva
bersih) yang bersal dari transaksi sampingan
atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu
badan usaha selama satu periode, kecuali yang
timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi
pemilik.
Laba tahunan
Laba akuntansi (Eit) = Jumlah saham umum beredar
Nilai Buku Ekuitas (Bit-1)
Nilai buku (book value) per lembar saham
menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang
dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki
satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah
sama dengan total ekuitas pemegang saham,
maka nilai buku per lembar saham adalah total
ekuitas dibagi dengan jumlah saham beredar.
Total ekuitas
Nilai buku (Bit-1) =
Jumlah Saham Beredar
Desember 2015
Variabel Penentu Koefisien Respon Laba dan
Nilai Buku Ekuitas :
Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala
dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
perusahaan menurut berbagai cara antara
lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar
saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran
perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori
yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan
menengah (medium firm), perusahaan kecil
(small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini
didasarkan pada total aktiva perusahaan.
Profitabilitas perusahaan
Provitabilitas
diukur
dengan
ratio
laba terhadap nilai buku ekuitas yang dapat
mencerminkan hasil penggunaan sumber daya
perusahaan.
ROE =
Laba bersih setelah pajak
Ekuitas saham
Pertumbuhan
Pertumbuhan dihitung dengan cara
menyelisihkan antara total penjualan tahun n dan
tahun (n-1) dengan total penjualan tahun k (n-1).
Pertumbuhan Penjualan th. n – penjualan th. (n-1)
=
penjualan
Penjualan th. (n-1)
Persistensi laba
Persistensi laba diukur dengan variabel
kategori yang membedakan laba permanen
dengan laba transitory. Untuk membedakan
laba permanen dan laba transitory, penelitian
ini mengacu pada Penman (1989) yang
menunjukkan bahwa rasio E/P (earning to
price ratio) mengukur sejauh mana laba tahun
lalu merupakan laba transitory. Perusahaanperusahaan yang memiliki ratio E/P lebih tinggi,
rendah atau negatif, mengalami reversi rata-rata
pada tahun berikutnya, sedangkan kelompok
yang berada di tengah adalah kelompok yang
memiliki laba stationary.
Laba
E/P = Harga Saham Desember 2015
9
Joko Purwanto Nugroho & Rustam Hanafi
Variabel Kontrol
Variabel kontrol terdiri dari variabelvariabel yang mempengaruhi harga dan
imbal hasil saham selain variabel utama yaitu
ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas perusahaan, dan persistensi laba
leverage, rasio laba terhadap harga (E/P) dan
rasio nilai buku terhadap nilai pasar ekuitas.
Collins et al (1997) dan Ou dan Sape (2000)
juga memasukkan variabel interaksi
yang
mempengaruhi koefisien respon laba dan nilai
buku sebagai variabel kontrol.
Metode Analisis
Pengujian Hipotesis 1
Uji
hipotesis
dilakukan
dengan
menggunakan model yang pada umumnya
digunakan dalam literatur akuntansi yaitu model
harga. Model tersebut diperoleh dari model
ekonometrik yang dikembangkan oleh Collins
et al (1997) yang menyatakan kembali model
penilaian Ohlson (1995) sebagai fungsi dari laba
sekarang dan dari nilai buku ekuitas.
Model yang diterapkan adalah :
APit= α0 + α1 Eit +α2 Bit-1 +α3D05 +α4D06 +α5D07 +α6D08 + εit (1)
Di mana :
APit =Harga saham perusahaan i pada tiga
bulan setelah akhir tahun t yang telah
disesuaikan dengan kemungkinan pasar
tidak efisien
Eit = Laba perlembar saham perusahaan i pada
tahun t
Bit-1 =Nilai buku ekuitas per lembar saham
perusahaan i pada tahun t-1
D06 = 1 (0) jika observasi pada tahun 2005
(lainnya)
D07 =1 (0) jika observasi pada tahun 2006
(lainnya)
D08 =1 (0) jika observasi pada tahun 2007
(lainnya)
D09 =1 (0) jika observasi pada tahun 2008
(lainnya)
εit =residual
Pengujian Hipotesis 2-5
Pengujian hipotesis 2.1 sampai 5.2
dilakukan berdasarkan model sebagaimana
pengujian hipotesis 1 dengan menginteraksi
variabel lain terhadap variabel akuntansi dan
nilai buku ekuitas sebagaimana dilakukan oleh
Barth et al (1998), Charitou et al (2001) dan
Ou dan Sape (2002) dalam Naimah dan Utama
(2006). Pengujian hipotesis 2 sampai 5 di lakukan
dengan mengestimasi regresi berikut ini:
APit
= α0 + α1Eit + α2Bit-1 +
α3Du+α4Eit*Du+α5Bit*Du+α6D05+ α7D06+ α8D07+
1
α9D08+εit
Dimana:
APit =Harga saham perusahaan i pada tiga
bulan setelah akhir tahun t yang telah
disesuaikan dengan kemungkinan pasar
tidak efisien
Eit = Laba perlembar saham perusahaan i pada
tahun t
Bit-1 =Nilai buku ekuitas per lembar saham
perusahaan i pada tahun t-1
D* = 1 jika total aktiva (Dsize) pada tahun t-1
sama dengan atau diatas median cross
sectional tahunan, 0 jika lainnya
D06 = 1 (0) jika observasi pada tahun 2005
(lainnya)
D07 =1 (0) jika observasi pada tahun 2006
(lainnya)
D08 =1 (0) jika observasi pada tahun 2007
(lainnya)
D09 =1 (0) jika observasi pada tahun 2008
(lainnya)
εit = residual
D* = Dsize (Total Aktiva), Dgrow (Penjualan
Perusahaan), Droe (ROE), Dpersistance
(E/P)
10
Desember 2015
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis 1.1. dan 1.2.
Tabel 1
Hubungan Laba Akuntansi dan Nilai Buku Ekuitas Dengan Harga Saham
Model 1 : APit = ao + a1Eit + a2Bit + a3D05 + a4D06 + a5D07 + a6D08 + eit
Variabel
Prediksi
C
Tidak ada
Eit
+/Bit
+/D05
Tidak ada
D06
Tidak ada
D07
Tidak ada
D08
Tidak ada
R2 = 0,205
DW statistik = 2,052
** signifikasi a = 5 %
Koefisien
0.530
0,001
0,000
-0,106
1,085
0,930
-2,117
T-Statistik
2,033 **
2,139 **
-0,071
0,672
0,666
-1,389
P-Value
0,044
0,034
0,944
0,502
0,506
0,167
Tolerance
0,409
0,415
0,400
0,351
0,436
0,393
VIF
2,446
1,411
2,501
2,851
2,292
2,544
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 1 dapat
dinyatakan bahwa:
1. Laba akuntansi berpengaruh positif terhadap
harga saham, dengan memperhitungkan nilai
buku ekuitas dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi a = 0,001
dan signifikansi sebesar 0,044 dimana nilai
signifikansi < 0,05.
2. Nilai buku ekuitas berpengaruh positif terhadap
harga saham, dengan memperhitungkan
laba akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi a = 0,000, dan
nilai signifikansi sebesar 0,034 dimana nilai
signifikansi < 0,05.
Pengujian Hipotesis 2.1. dan 2.2.
Tabel 2
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Hubungan Laba Akuntansi dan Nilai Buku Ekuitas Dengan Harga Saham
Model 2 : APit = ao + a1Eit + a2Bit + a3DU+ a4Eit*DU + a5Bit *DU+ a6D05 + a7D06 + a8D07 + a9D08 + eit
Variabel
Prediksi
Koefisien
T-Statistik
P-Value
Tolerance
VIF
C
Tidak ada
Eit
+/Bit
+/DU
Tidak ada
Eit*DU
+/
Bit*DU
+/
D05
Tidak ada
D06
Tidak ada
D07
Tidak ada
D08
Tidak ada
R2 = 0,215
DW statistik = 2,058
** signifikasi a = 5 %
0,967
0,002
0,002
-0,554
-0,001
1,16E-006
-0,778
0,503
1,145
-1,853
2,278 **
2,180 **
-0,362
-0,700
0,005
-0,392
0,249
0.813
-1,199
0,038
0,042
0,718
0,485
0,996
0,695
0,804
0,417
0,232
0,142
0,185
0,288
0,245
0,205
0,230
0,225
0,430
0,384
6,993
5,405
3,473
4,082
4,878
4,353
4,444
2,325
2,605
Desember 2015
11
Joko Purwanto Nugroho & Rustam Hanafi
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 2 dapat
dinyatakan bahwa:
1. Tidak terdapat perbedaan pengaruh laba
akuntansi terhadap harga saham antara
perusahaan besar dan perusahaan kecil,
dengan memperhitungan nilai buku ekuitas
dan tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,485 dimana nilai
signifikansi > 0,05.
2. Tidak terdapat perbedaan pengaruh nilai
buku ekuitas terhadap harga saham antara
perusahaan besar dan perusahaan kecil,
dengan memperhitungan laba akuntansi
dan tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,996 dimana nilai
signifikansi > 0,05.
Pengujian Hipotesis 3.1. dan 3.2.
Tabel 3
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Hubungan Laba Akuntansi dan Nilai Buku Ekuitas Dengan Harga Saham
Model 3 : APit = ao + a1Eit + a2Bit + a3DGROW+ a4Eit*DGROW + a5Bit *DGROW+ a6D05 + a7D06 + a8D07
+ a9D08 + eit
Variabel
Prediksi
Koefisien
T-Statistik
P-Value
Tolerance
VIF
C
Eit
Bit
DGROW
Eit*DGROW
Bit*DGROW
D05
D06
D07
Tidak ada
+/+/Tidak ada
+/
+/
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
0,541
0,003
0,004
-0,084
0,003
9,97E-007
-0,383
0,866
1,151
3,107**
3,669**
-0,061
2,726**
0,004
-0,204
0,449
0,816
0,015
0,005
0,951
0,047
0,997
0,838
0,654
0,415
0,242
0,286
0,353
0,245
0,105
0,257
0,247
0,430
4,137
3,501
2,829
4,082
9,528
3,891
4,053
2,328
D08
Tidak ada
-1,872
-1,211
0,228
0,384
2,602
R2 = 0,150
DW statistik = 2,067
** signifikasi a = 5 %
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 3 dapat
dinyatakan bahwa:
1.Hasil pengujian menunjukkan adanya
pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham
lebih besar pada perusahaan yang memiliki
pertumbuhan tinggi dibanding dengan
perusahaan yang memiliki pertumbuhan
rendah, dengan memperhitungkan nilai buku
ekuitas dan tahun, hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,047 dimana nilai
signifikansi < 0,05.
2.Tidak ada pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih kecil pada
perusahaan yang memiliki pertumbuhan
tinggi dibanding dengan perusahaan yang
memiliki pertumbuhan rendah, dengan
memperhitungan laba akuntansi dan tahun,
hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,997 dimana nilai signifikansi >
0,05.
12
Desember 2015
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Pengujian Hipotesis 4
Tabel 4
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Hubungan Laba Akuntansi dan Nilai Buku Ekuitas Dengan Harga Saham
Model 4 : APit = ao + a1Eit + a2Bit + a3DROE + a4Eit*DROE + a5Bit *DROE+ a6D05 + a7D06 + a8D07 + a9D08 + eit
Variabel
Prediksi
C
Tidak ada
Eit
+/Bit
+/DROE
Tidak ada
Eit*DROE
+/
Bit*DROE
+/
D05
Tidak ada
D06
Tidak ada
D07
Tidak ada
D08
Tidak ada
R2 = 0,147
DW statistik = 2,086
Koefisien
-0,191
0,002
0,002
0,630
0,002
9,88E-005
0,381
1,566
1,148
-1,853
T-Statistik
2,325 **
2,356 **
0,381
2,969 **
0,400
0,183
0,751
0,811
-1,196
P-Value
0,046
0,022
0,704
0,003
0,690
0,855
0,453
0,418
0,384
Tolerance
0,241
0,284
0,248
0,245
0,136
0,208
0,212
0,430
0,384
VIF
4,149
3,521
4,034
4,082
7,353
4,802
4,717
2,328
2,607
** signifikasi a = 5 %
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4 dapat
dinyatakan bahwa:
1. Terdapat pengaruh laba akuntansi terhadap
harga saham lebih besar pada perusahaan
yang memiliki rasio tinggi dibanding dengan
perusahaan yang memiliki rasio laba rendah,
dengan memperhitungkan nilai buku ekuitas
dan tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,003 dimana nilai
signifikansi < 0,05.
2. Tidak terdapat pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih kecil pada
perusahaan yang memiliki rasio laba tinggi
dibanding dengan perusahaan yang memiliki
rasio laba rendah, dengan memperhitungan
laba akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,690
dimana nilai signifikansi > 0,05.
Pengujian Hipotesis 5
Tabel 5
Pengaruh Persistensi Laba Terhadap Hubungan Laba Akuntansi dan Nilai Buku Ekuitas Dengan Harga Saham
Model 5 : APit = ao + a1Eit + a2Bit + a3DP+ a4Eit*DP + a5Bit *DP+ a6D05 + a7D06 + a8D07 + a9D08 + eit
Variabel
Prediksi
Koefisien
T-Statistik
C
Tidak ada
Eit
+/Bit
+/DP
Tidak ada
Eit*DP
+/
Bit*DP
+/
D05
Tidak ada
D06
Tidak ada
D07
Tidak ada
D08
Tidak ada
R2 = 0,260
DW statistik = 2,029
** signifikasi a = 5 %
1,849
0,002
0,003
-1,478
0,002
-4,0E005
-1,532
-0,292
1,109
-1,862
2,060**
2,841**
-1,027
2,056**
-0,164
-0,808
-0,148
0,791
-1,210
P-Value
Tolerance
VIF
0,020
0,017
0,306
0,038
0,870
0,420
0,883
0,430
0,228
0,241
0,285
0,322
0,245
0,105
0,249
0,232
0,430
0,384
4,902
3,509
3,105
4,082
9,565
4,015
4,314
2,326
2,604
Desember 2015
Joko Purwanto Nugroho & Rustam Hanafi
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 5 dapat
dinyatakan bahwa:
1. Terdapat pengaruh laba akuntansi terhadap
harga saham lebih besar pada perusahaan
yang memiliki laba permanen dibanding
dengan perusahaan yang memiliki laba
transitory, dengan memperhitungkan nilai
buku ekuitas dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,038
dimana nilai signifikansi < 0,05.
2. Tidak terdapat pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih kecil pada
perusahaan yang memiliki laba permanen
dibanding dengan perusahaan yang memiliki
laba transitory, dengan memperhitungkan
laba akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,870
dimana nilai signifikansi > 0,05.
Pembahasan
Laba akuntansi berpengaruh positif
terhadap harga saham, dengan memperhitungkan
nilai buku ekuitas dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,044 dimana
nilai signifikansi < 0,05. Nilai buku ekuitas
berpengaruh positif terhadap harga saham,
dengan memperhitungkan laba akuntansi dan
tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,034 dimana nilai signifikansi < 0,05.
Hal ini mengindikasikan bahwa laba akuntansi
memberikan informasi dan bermanfaat bagi
investor. Nilai buku merupakan ukuran neraca
atau aktiva bersih yang menghasilkan laba,
sedangkan laba merupakan ukuran laporan laba
rugi yang mengikhtisarkan imbal bagi hasil dari
aktiva-aktiva tersebut. Nilai buku dari neraca
memberikan informasi tentang nilai bersih
sumber daya perusahaan. Sedangkan laba yang
berasal dari laporan laba rugi mencerminkan
hasil usaha perusahaan dalam memberdayakan
sumber dayanya saat ini.
Tidak terdapat perbedaan pengaruh
laba akuntansi terhadap harga saham antara
perusahaan besar dan perusahaan kecil, dengan
memperhitungan nilai buku ekuitas dan tahun, hal
ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar
0,485 dimana nilai signifikansi > 0,05. Tidak
terdapat perbedaan pengaruh nilai buku ekuitas
13
terhadap harga saham antara perusahaan besar dan
perusahaan kecil, dengan memperhitungan laba
akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,996 dimana nilai
signifikansi > 0,05. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa semakin banyak ketersediaan sumber
informasi pada perusahaan-perusahaan besar,
akan meningkatkan ERC dalam jangka panjang.
Informasi
yang tersedia sepanjang tahun
pada perusahaan besar memungkinkan pelaku
pasar untuk menginteprestasikan inofrmasi
yang terdapat pada laporan keuangan dengan
lebih sempurna, sehingga dapat memprediksi
arus kas dengan lebih akurat dan menurunkan
ketidakpastian.
Terdapat pengaruh laba akuntansi
terhadap harga saham lebih besar pada perusahaan
yang memiliki pertumbuhan tinggi dibanding
dengan perusahaan yang memiliki pertumbuhan
rendah, dengan memperhitungkan nilai buku
ekuitas dan tahun, hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,047 dimana nilai
signifikansi < 0,05. Tidak terdapat pengaruh nilai
buku ekuitas terhadap harga saham lebih kecil
pada perusahaan yang memiliki pertumbuhan
tinggi dibanding dengan perusahaan yang
memiliki
pertumbuhan
rendah,
dengan
memperhitungan laba akuntansi dan tahun, hal
ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar
0,997 dimana nilai signifikansi > 0,05. Kondisi
ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang
terus menerus tumbuh, dengan mudah menarik
modal, dan ini merupakan sumber pertumbuhan.
Informasi laba pada perusahaan ini akan direspon
positif oleh pemodal. Dengan menggunakan
penjualan sebagai ukuran pertumbuhan.
Terdapat pengaruh laba akuntansi
terhadap harga saham lebih besar pada
perusahaan yang memiliki rasio tinggi dibanding
dengan perusahaan yang memiliki rasio laba
rendah, dengan memperhitungkan nilai buku
ekuitas dan tahun, hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,003 dimana nilai
signifikansi < 0,05. Tidak terdapat pengaruh nilai
buku ekuitas terhadap harga saham lebih kecil
pada perusahaan yang memiliki rasio laba tinggi
dibanding dengan perusahaan yang memiliki
rasio laba rendah, dengan memperhitungan laba
akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan dengan
14
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
nilai signifikansi sebesar 0,690 dimana nilai
signifikansi > 0,05. Hasil ini mengindikasikan
bahwa penilaian ekuitas akan tergantung pada
investasi yang diantisipasi di masa yang akan
datang, yang selanjutnya akan tergantung pada
potensi efisiensi dan pertumbuhan.
Terdapat pengaruh laba akuntansi
terhadap harga saham lebih besar pada
perusahaan yang memiliki laba permanen
dibanding dengan perusahaan yang memiliki
laba transitory, dengan memperhitungkan nilai
buku ekuitas dan tahun, hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,038 dimana nilai
signifikansi < 0,05. Tidak terdapat pengaruh nilai
buku ekuitas terhadap harga saham lebih kecil
pada perusahaan yang memiliki laba permanen
dibanding dengan perusahaan yang memiliki
laba transitory, dengan memperhitungkan laba
akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,870 dimana nilai
signifikansi > 0,05. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa jika persistensi laba menjadi penentu
dalam relevansi laba, maka persepsi pasar
terhadap hubungan antara laba sekarang yang
dilaporkan dan laba mendatang menjadi penentu
explanotory power laba sekarang, sehingga akan
mengendalikan nilai buku ekuitas.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari hasil
penelitian ini adalah:
1. Laba akuntansi berpengaruh positif terhadap
harga saham, dengan memperhitungkan nilai
buku ekuitas dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,044
dimana nilai signifikansi < 0,05.
2. Nilai buku ekuitas berpengaruh positif terhadap
harga saham, dengan memperhitungkan
laba akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,034
dimana nilai signifikansi < 0,05.
3.Tidak terdapat perbedaan pengaruh laba
akuntansi terhadap harga saham antara
perusahaan besar dan perusahaan kecil,
dengan memperhitungan nilai buku ekuitas
dan tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai
Desember 2015
signifikansi sebesar 0,485 dimana nilai
signifikansi > 0,05.
4. Tidak terdapat perbedaan pengaruh nilai
buku ekuitas terhadap harga saham antara
perusahaan besar dan perusahaan kecil,
dengan memperhitungan laba akuntansi
dan tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,996 dimana nilai
signifikansi > 0,05.
5. Terdapat
pengaruh
laba
akuntansi
terhadap harga saham lebih besar pada
perusahaan yang memiliki pertumbuhan
tinggi dibanding dengan perusahaan yang
memiliki pertumbuhan rendah, dengan
memperhitungkan nilai buku ekuitas dan
tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,047 dimana nilai
signifikansi < 0,05.
6. Tidak terdapat pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih kecil pada
perusahaan yang memiliki pertumbuhan
tinggi dibanding dengan perusahaan yang
memiliki pertumbuhan rendah, dengan
memperhitungan laba akuntansi dan tahun,
hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,997 dimana nilai signifikansi >
0,05.
7. Terdapat pengaruh laba akuntansi terhadap
harga saham lebih besar pada perusahaan
yang memiliki rasio tinggi dibanding dengan
perusahaan yang memiliki rasio laba rendah,
dengan memperhitungkan nilai buku ekuitas
dan tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,003 dimana nilai
signifikansi < 0,05.
8. Tidak terdapat pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih kecil pada
perusahaan yang memiliki rasio laba tinggi
dibanding dengan perusahaan yang memiliki
rasio laba rendah, dengan memperhitungan
laba akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,690
dimana nilai signifikansi > 0,05.
9. Terdapat pengaruh laba akuntansi terhadap
harga saham lebih besar pada perusahaan yang
memiliki laba permanen dibanding dengan
perusahaan yang memiliki laba transitory,
dengan memperhitungkan nilai buku ekuitas
dan tahun, hal ini dibuktikan dengan nilai
Desember 2015
Joko Purwanto Nugroho & Rustam Hanafi
signifikansi sebesar 0,038 dimana nilai
signifikansi < 0,05.
10.Tidak terdapat pengaruh nilai buku ekuitas
terhadap harga saham lebih kecil pada
perusahaan yang memiliki laba permanen
dibanding dengan perusahaan yang memiliki
laba transitory, dengan memperhitungkan
laba akuntansi dan tahun, hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,228
dimana nilai signifikansi > 0,05.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan
dan keterbatasan sebagai berikut :
1. Keterbatasan sampel yang diambil adalah
sebanyak 51 perusahaan dari tingkat populasi
109 perusahaan, hal ini diambil melalui
syarat-syarat yang telah ditentukan di dalam
penelitian ini. Terbatasnya sampel juga
dikarenakan beberapa laporan keuangan dari
perusahaan yang belum lengkap dari periode
tahun yang ditentukan dalam penelitian ini.
2. Penelitian ini tidak menguji faktor lain
selain laba akuntansi dan nilai buku ekuitas
serta ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan
persistensi laba yang mempengaruhi harga
saham.
Variabel yang dapat dijelaskan
variabilitas variabel independen laba
akuntansi dan nilai buku ekuitas sebesar
20,5%, Ukuran perusahaan sebesar 21,5
%, pertumbuhan perusahaan sebesar 15 %,
profitabilitas perusahaan sebesar 14,7 %,
dan persistensi laba sebesr 26 %, sedangkan
sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain
di luar model penelitian. Penelitian berikutnya
hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor
lainnya tersebut.
Saran
1. Ukuran sampel untuk penelitian mendatang
bisa diperbanyak dengan menambah jumlah
periode tahun pengamatan, hal ini dapat
memperluas sampel yang diteliti, juga
sekaligus menambah jumlah data input yang
akan di olah. Disisi lain penambahan jumlah
sampel dan data ini dapat memperkecil
terjadinya bias dalam analisis data.
15
2. Selain laba akuntansi dan nilai buku ekuitas,
informasi arus kas juga merupakan informasi
yang sering digunakan dalam pengambilan
keputusan
investasi. Untuk mengetahui
seberapa jauh informasi arus kas digunakan
pemodal dalam menentukan keputusannya,
penelitian berikutnya hendaknya juga meneliti
tentang koefisien respon dari arus kas dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aboody, J. Hughes, dan J. Liu. “Measuring Value
Relevance in a (Possibly) Inefficient
Market”. Journal of Accounting
Research 40 (September 2002): 965-986.
Ball, R. dan P. Brown. “An Empirical Evaluation of
Accounting Income Numbers”. Journal
of Accounting Research (Autumn 1968):
159-78.
Bhushan R. “Collection of Information About
Publicly Traded Firms: Theory and
Evidence”. Journal of Accounting and
Economics 11 (1989): 183-206.
Collins D.W., E. Maydew, dan I. Weiss. “Changes
in the Value Relevance of Earnings and
Book Values Over the Past Forty Years”.
Journal of Accounting and Economics
(December 1997): 39-67.
Gozali,
Imam. 2006. “Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS”.
Badan Penerbit Universitas Dipenegoro.
Semarang.
Indriantoro, N., dan Bambang Supomo. 2002.
“Metodologi
Penelitian
Bisnis
untuk Akuntansi dan Manajemen”.
Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta.
Yogjakarta.
Jogianto. 2007. “Teori Portofolio dan Analisis
Investasi”. Edisi 2007. BPFEYogyakarta. Yogyakarta.
Kurniawan Herry. 2008. “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Perubahan Harga
Saham pada Perusahaan Manufaktur
16
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia
Periode 2003-2005”
Kormendi, R. dan R. Lipe. “Earnings
Innovations, Earnings Persistence, and
Stock Return”. Journal of Business 60
(1987): 323-345.
Lee, C.M.C. “Accounting-Based Valuation:
Impact on Business Practices and
Research”. Accounting Horizons 13
(December 1999): 413-425.
Lev, B. dan S.R. Thiagarajan. “Fundamental
Information Analysis”. Journal of
Accounting Research 31 (Autumn
1993): 190-215.
Monica. (2006) “Pengaruh Struktur Aktiva,
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
dan Cost Of Equity Terhadap Struktur
Modal Perusahaan. (Kajian Empiris
Perusahaan Otomotif di Indonesia yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode
2004-2006)”
Mulyani Sri, Fadjrih Asyik, Andayani. 2003.
”Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Earnings Response Coefficient pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Indonesia, Vol 11 No.1:3545.
Naimah Zahro, Siddharta Utama. 2006. “Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan,
dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Koefisien Respon Laba dan Koefisien
Respon Nilai Buku Ekuitas:Studi
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta. Simposium Nasional
Akuntansi IX.
Naimah
Zahro, Siddharta Utama. 2006.
“Pengaruh Persistensi Laba dan Laba
Negatif Terhadap Koefisien Respon
Laba dan Koefisien Respon Nilai Buku
Ekuitas pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol 10, No.3,
September 2007.
Desember 2015
Ohlson, J.A. “Earnings, Book Values, and
Dividends in Security Valuation”.
Contemporary Accounting Research
11 (1995): 661-687.
Palupi, M. Jati. 2006. “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Koefisien Respon
Laba: Bukti Empiris pada Bursa Efek
Jakarta”. Jurnal Ekubank, Vol 3 Edisi
November.
Penman, S. “Combining Earnings and Book Value
in Equity Valuation”. Contemporary
Accounting Research 15 (1998): 291324.
Pinasti Margani. 2004. ”Faktor-Faktor yang
Menjelaskan Variasi Relevansi Nilai
Informasii
Akuntansi:
Pengujian
Hipotesis
Informasi
Alternatif”.
Simposium Nasional Akuntansi XII
Zhang, G. “Accounting Information, Capital
Investment Decisions, and Equity
Valuation: Theory and Empirical
Implications”. Journal of Accounting
Research 38 (Autumn 2000): 271-295.
Download