Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah URGENSI MEDIA MASSA DALAM DUNIA DAKWAH (KAJIAN HYPODERMIC NEEDLE THEORY) Alim Puspianto STAI Luqman al Hakim Surabaya Abstrak Kemajuan teknologi telah menghantarkan perubahan dalam segala aspek kehidupan manusia khususnya dalam pemenuhan informasi. Masyarakat modern dalam memenuhi kebutuhan informasinya lebih mengandalkan media massa sebagai solusinya. Karena lebih mudah, cepat dan hemat. Termasuk pemenuhan informasi tentang pengtahuan keagaamaan mereka. Mereka tinggal duduk manis didepan kotak ajaib (internet dan televisi), semua kebutuhan dan keingintahuannya akan tercukupi. Mereka menganggap apa yang ditampilkan dan ditayangkan oleh media massa adalah sebuah kebenaran yang tidak perlu diragukan lagi. Sehingga semua yang ada di media massa, masyarakat cenderung akan meniru atau melakukannya. Hal seperti ini dalam media massa disebut sebagai Hypodermic needle theory (teori jarum hipodermik) atau sering disebut dengan teori peluru.Dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang urgensi media massa dalam dunia dakwah khususnya dikaitkan dengan teori jarum hipodermik. Realita lain mengatakan bahwa para pelaku dan pemilik media massa sekarang ini kebanyakan dari kalangan non muslim. Pastinya pesan dan informasi yang disampaikan lewat mediamassa juga akan sangat dipengaruhi oleh pengelolanya. Karena kita tahu bahwa media tidak bebas nilai. Sehingga fenomena tersebut juga menjadi perhatian penulis dalam kesempatan kali ini. Tulisan ini menunjukan bahwa dakwah lewat media massa menjadi sebuah keharusan. Baik lewat media massa berbentuk, koran, televisi, internet, majalah atau yang lainnya.Karena menurut hemat penulis kegiatan dakwah adalah kegiatan mengajak, dan untuk konteks sekarang kegiatan mengajak akan lebih efektif dan efisien apabila lewat media massa. Sehingga kegiatan dakwah natinya akan lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan masyarakat. Kemudian tulisan ini juga menyimpulkan, sudah saatnya kaum muslimin menguasai media massa sebagai media dakwah. Karena untuk saat ini media massa mayoritas masih dikuasai oleh non muslim. Sehingga arus informasi yang berkembang di media massa nantinya akan berimbang. Kata kunci: media massa, dakwah dan Hypodermic needle theory 88 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah A. Pendahuluan Perkembangan ilmu teknologi tidak dapat dipungkiri telah banyak membantu umat manusia untuk mengatasi berbagai hambatan dalam kehidupan. Masyarakat dapat memgetahui apa yang terjadi di seluruh dunia jauh lebih cepat, bahkan sering kali lebih dahulu mengetahui apa yang terjdi jauh di luar negeri daripada dalam negeri.Hampir tidak ada lagi tempatatau wilayah di belahan dunia ini yang tidak terjangkau oleh kemajuan teknologi tersebut. Sehingga global village atau desa global menjadi suatu keniscayaan kemunculannya.1Proses kemajuan teknologi hampir tidak memberikan kesempatan kepada negara negara di dunia ini untuk menolaknya. Sebagai contoh masih adakah negara di dunia ini yang mempunyai pilihan lain dari keharusan menerima kehadiran komputer, televisi, videotext, teletext, telepon global, sistem komunikasi interaktif, internet dan komunikasi digital ?2 Semua orang pasti akan berkata Tidak. Artimya semua negara beserta masyrakatnya menerima alat alat modern tersebut. Diabad modern seperti sekarang ini, komunikasi telah mencapai suatu tingkat dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak.3 Tanpa harus terhalang dengan jauhnya jarak yang membentang dan perbedaan waktu di masing masing tempat. Dengan kemajuan ilmu teknologi khususnya media massa, disadari atau tidak telah 1 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), XII Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amza, 2009), viii 3 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 184 2 89 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah membuat perubahan yang sangat besar pada masyarakat modern. Bahkan tradisi keilmuanpun tidak lepas dari pengaruh kemajuan media massa. Contohnya untuk mengetahui tentang ilmu tertentu, masyarakat modern tidak usah pusing mencari buku atau guru yang pakar dalam bidang ilmu tersebut. Tetapi cukup dengan membuka internet semuanya sudah ada dan tersedia lengkap. Berbagai warisan keilmuan klasikpun sangat mudah diakses masyarakat dewasa ini.Media massa telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat modern. Dimana masyarakat modern setiap saat tidak bisa lepas dari media massa.Seluruh aspek kehidupan masyarakat modern telah dipengaruhi dan ditentukan oleh media massa. Mulai dari cara makan, berpakaian, berprilaku sampai cara berpikirpun tidak lepas dari pengaruh media massa. Bahkan, bisa dikatakan hidup manusia modern sangat bergantung pada media massa. Mulai bangun tidur sampai tidur lagi.4 Media massa telah menjadi faktor penentu dalam kehidupan manusia modern. Walaupun kita tahu bahwa itu tergantung manusianya mau mengikuti atau tidak. Tetapi satu sisi, pilihan tersebut akan membawa hikmah dan manfaat kepada kehidupan dirinya tetapi pada sisi lain akan membawa laknat dan kesengsaraan.5 Melihat mempengaruhi realita dan bahwa menyetir media seluruh massa aspek mampu kehidupan masyrakat modern, maka perlulah kiranya kegiatan kegiatan dakwah yang tujuannya untuk mengajak dan mempengaruhi 4 Ibid Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, Pendekatan Lintasbudaya (Bandung: Remaja Rosdakarya) 5 90 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah manusia menuju kebaikan dikemas dan dipublikasikan atau disiarkan lewat media massa.Apalagi kita tahu bahwa sebagian besar pemain media massa yang ada sekarang ini adalah dari kalangan non muslim. Pastinya merekapun akan mensosialisasikan apa yang menjadi kepercayaannya lewat media massa yang mereka kuasai. Sehingga ditengah ajang gempuran media massa yang notabene dikuasai oleh non muslim perlu kiranya kaum muslimin khususnya insan media (yang bergerak dan fokus didunia media) melakukan lompatan lompatan strategi dakwah yang bisa diterima oleh masyarakat modern, artinya dakwah lewat media massa. Sehingga kemajuan teknologi khususnya media massa dampaknya akan berimbang. Tidak hanya berpihak kepada kaum non muslim saja akan tetapi kaum muslimpun mampu mengambil peran dan bagian dalam mewarnai kehidupan masyarakat modern saat ini. Minimal kebutuhan kaum muslim atau masyarakat yang ingin tahu tentang Islam bisa terpenuhi dengan pesan pesan, acara dan kegiatan dakwah yang dimuat atau disiarkan oleh media massa. Dengan begitu maka kegitan dakwah perlu disesuaikan dan disinergikan dengan kemajuan teknologi yang ada khususnya kemajuan media massa. Karena untuk saat ini menurut kami dakwah lewat media massa adalah sebuah keniscayaan dalam membumikan pesan pesan Islam. B. Apa itu Media Massa ? Sekarang kita memasuki era teknologi dan informasi, yang mana perkembangan teknologi dan informasi telah menjadikan dunia saat ini seperti “tanpa penghalang,” atau 91 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah dengan kata lain dunia bisa di katakan sebuah “desa kecil.” Arus informasi bisa memasuki rumah dan kamar-kamar manusia di manapun manusia berada. Bahkan mengalir begitu saja tanpa ada yang mampu untuk menghalanginya. Perkembangan tersebut tentunya menjadikan manusia semakin dimanjakan dengan segala yang ada pada abad-abad terakhir ini. Manusia bisa menonton siaran langsung dari belahan dunia manapun, bisa mengakses informasi apapun dan mampu berkomunikasi dengan siapapun di belahan dunia lain. Perkembangan yang begitu pesan tersebut tentunya banyak efek, positif maupun negatif, sadar atau tak sadar, manusia sakan-akan dibawa kepada dunia yang kalau boleh dikatakan “dunia yang di kendalikan oleh media itu sendiri.” Sebelum kita mendefinisikan apa itu media massa terlebih dahulu kita bahas tentang apa itu komunikasi massa. Karena media massa dan komunikasi massa adalah satu paket tak terpisahkan, bagaikan dua sisi mata uang yang keberadaanya selalu bersamaan. Banyak sekali para pakar komunikasi yang mencoba mendefinisikan apa itu komunikasi massa. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Seperti yang dikemukakan oleh Nabel Jurdi dlam bukunya Readings in Mass Communication (1993) disebutkan bahwa” in mass communication, there is no face to face contac (dalam komunikasi massa tidak ada tatap muka antar peserima pesan). Alexis S.Tan, berpendapat bahwa dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak 92 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah kesejumlah orang banyal yang terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya media massa (surat kabar, majalah penerbit buku, stasiun atau jaringan TV). Itu berarti komunikatornya bukan orang per orang seperti seorang wartawan misalnya. Wartawan merupakan salah satu bagian dari sebuah lembaga. Wartawan sendiri bukan seorang komunikator dalam komunikasi massa. Ia adalah orang yang sudah terinstitusikan / dilembagakan (institusionalized person) artinya berbagai sikap dan prilaku wartawan sudah diatur dan harus tunduk pada sistem yang sudah diciptakan dalam saluran komunikasi massa tersebut.6 Definisi lain pernah dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni,” fist, mass communication is communication addressed to masses, to an extremly large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who read or everyone who waches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and/ ar visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by its forms: television, radio, newspaper, magazines, film, books, and tapes. “ jika diterjemahkan bebas bearti “ pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak bearti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak bearti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar pemancar audio dan 6 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), 20 93 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah atau visual. Komunikasi massa barang kalai akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita).7 Namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang merah kesamaan definisi satu dengan yang lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).8 Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Burhan Mungin dalam sosiologi komunikasi, beliau berkata “komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.”9 Baik itu melalui televisi, koran, majalah , radio dan yang lagi tren sekarang ini yaitu melalui media internet. Setelah kita mengetahui apa itu komunikasi massa maka kita bisa tahu bahwa komunikasi massa tidak mungkin terjadi tanpa adanya sebuah media penyalur. Baik itu dalam bentuk majalah, koran, televisi maupun internet. Sehingga bisa dikatakan bahwa media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara masal pula.10 Sehingga informasi yang dihasilkan oleh media massa 7 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), 12 Ibid, 4 9 Burhan Mungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2008), 71 10 Ibid, 72 8 94 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah dinamakan informasi massa maksudnya informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara masal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Perkembangan teknologi informasi telah membuahkan berbagai macam alat media komunikasi massa. Mulai dari koran, radio dan televisi dan yang terakhir adalah internet. Munculnya media massa melalui internet ini tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity).11 C. Hipodermic Needle Theory (teori peluru) Diakui atau tidak komunikasi lewat media massa mempunyai dampak yang nyata bagi masyarakat atau audiennya. Baik itu dampak secara langsung maupun yang sifatnya tidak langsung. Sejarah telah membuktikan bahwa komunikasi lewat media massa mampu menyihir masyarakat sehingga percaya dan tunduk pada apa yang dikatakan oleh media massa, tanpa membantah sedikitpun. Kita pernah terkejut mendengar beberapa orang remaja yang memperkosa anak kecil setelah menonton film porno disuatu tempat di indonesia atau beberapa orang pemuda berandal yang membakar seorang wanita di Boston setelah menyaksikan adegan yang sama pada 11 Burhan Mungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2008),160 95 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah malam minggu yang disiarkan oleh televisi ABC.12 Semuanya didasarkan pada asumsi bahwa komunikasi lewat media massa mampu menimbulkan efek pada diri khalayak. Efek media adalah konsekwensi dari apa yang media perbuat, baik disengaja maupun tidak.13Ada banyak teori yang mampu menjelaskan efek atau dampak media massa pada masyarakat. Salah satunya adalah Hypodermic needle theory atau sering disebut sebagai teori peluru (Schramm, 1971), teori jarum suntik (Berlo, 1960).Teori ini ditampilkan pada tahun 1950 an setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika berjudul “The Invasion From Mars”. Wilbur Schramm pada tahun 1950-an itu mengatakan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang pasif tidak berdaya. Teori peluru ini termasuk dalam katagori efek tidak terbatas dari media massa. Jadi, media massa diibaratkan peluru. Jika peluru ini ditembakan ke sasaran, sasaran tidak akan bisa menghindar. Analogi ini menunjukan bahwa peluru mempunyai kekuatan yang luar biasa di dalam usaha “mempengaruhi” sasaran.14Artinya , pesan yang sangat jelas dan sederhaana akan jelas dan sederhna pula direspon. Jadi antara penerima dan pesan yang disebarkan oleh pengirim tidak ada perantara atau langsung diterimanya.15 Dalam hal ini isi 12 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),215 13 Denis McQuuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), 220 14 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), 215 15 Ibid, 165 96 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah pesan diibaratkan sebagai peluru yang ditembakan dan tepat mengenai sasaran langsung tanpa perantara. Menurut teori peluru ini media massa mempunyai kekuatan luar biasa (all powerfull).Menurut Nurudin bahwa sampai dengan tahun 1930an dan 1940-an, umumnya setiap yang di sajikan media massa secara langsung atau kuat memberi rangsangan atau berdampak kuat pada diri audience. Audience, atau anggota masyarakat yang mengkonsumsi media dianggap sangat mudah di pengaruhi oleh media massa pada saat itu.16 Hal inilah yang mendasari bahwa media massa mempunyai efek tidak terbatas. Media massa dalam teori jarum hipodermik ini oleh Jason dan Anne (1997) dikatakan mempunyai efek langsung “disuntikan” kedalam ketidaksadaran audience. Teori ini mempunyai pengaruh yang sangat kuat yang mengasumsikan bahwa para insan media dianggap sebagai orang yang lebih pintar dibanding audience. Akibatnya audience bisa dikelabuhi sedemikian rupa dari apa yang disiarkannya. Secara tidak langsung teori ini mengasumsikan bahwa pikiran audien dapat ditundukan sedemikian rupa atau bahkan bisa dibentuk dengan sesuai kehendak media. Contoh Hipodermik Needle Theory Sebagai tambahan wawasan penguat tentang teori jarum hipodermik ini, berikut beberapa contoh nyata teori jarum hipodermik dalam kehidupan masyarakatkita. Yaitu pada iklan air mineral yang bermerek Aqua. Dimana pada saat produk air 16 Nurudin, Komunikasi massa (Malang: Cespur, 2003), 155 97 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah mineral ini dipublikasikan, secara langsung bisa mempengaruhi asumsi khalayak bahwa air mineral dalam kemasan itu adalah aqua. Sehingga sampai saat ini aqua sudah terdoktrin di ingatan khalayak. Walaupun sudah banyak merek-merek air mineral dalam kemasan yang bermunculan. Tetapi masyarakat kita tetap mengatakan air setiap air minum dalam kemasan adalah aqua, padahal sudah jelas jelas labelnya bukan aqua.Selanjutnya tentang penamaan atau penyebutan makna teroris. Sebetulnya tidaklah mengejutkan bila Amerika Serikat sebagai “Sang Tuan” dunia memaksakan definisinya sendiri mengenai tindakan apa saja yang termasuk terorisme dan siapa saja yang dijuluki teroris. Sayangnya karena begitu gencar dipromosikan oleh media massa, pemaknaan sepihak itu tanpa sadar diterima banyak orang, kelompok, , dan bangsa, khususnya mereka yang mengekor dan bersimpati kepada Amerika. Definisi Amerika mengenai segala hal menjadi semacam sumber “Kontruk Sosial” lebih tepatnya propaganda yang tidak pernah kita persoalkan lagi. Jika mereka yang menghancurkan gedung WTC sebagai teroris, bukankan Amerikapun teroris karena Amerika telah membunuh ratusan orang Afganistan, termasuk anak anak dan bayi bayi yang tak berdosa untuk menangkap satu orang saja, yakni Osama Bin Laden yang dicurigai sebagai gembong penghancur gedung WTC terebut. Patut dipertanyakan pula apakah nyawa seorang Amerika jauh lebih berharga daripada nyawa bangsa lain.17Dari contoh contoh tersebut kita tahu bahwa media massa sangat berpengaruh besar terhadap 17 Deddy Mulyana, Komunikasi Massa (Bandung: Widya Padjadjaran, 2008), 138 98 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah audiennya. Apa yang dimuat atau dikatakan oleh media massa dianggap benar adanya dan diyakin sepenuhnya oleh kebanyakan masyarakat. Realita terbaru kita saksikan bahwa berdasarkan teori jarum Hipodermik ini pula, "politik pencitraan" melalui media umumnya menuai hasil.Kita akan lihat bagaimana "keampuhan" teori jarum hipodermik ini terhadap hasil akhir Pilpres 2014. Dimana Lembaga-lembaga survei melalui survei, exit poll, dan quick count (hitung cepat) merupakan "narasumber utama" pemberitaan media selama Pilpres 2014. Hasil-hasil survei, disengaja atau tidak, berusaha menggiring dan membentuk opini publik. Media-media massa yang mendukung capres tertentu, juga menerapkan teori jarum hipodermik ini. Maka, jika Anda pendukung Jokowi, Anda akan nyaman nonton Metro TV dan membaca harian Media Indonesia. Jika Anda proPrabowo, Anda akan nyaman nonton TV One, juga senang membaca berita-berita pilpres di Viva News dan Inilah. Usai pencoblosan 9 Juli lalu, publik juga digiring untuk percaya pada survei-survei yang "kebetulan" berbeda. Jokowi menang, kata Metro TV. Prabowo menang, kata TV One. Kubu Jokowi pun mendeklarasikan diri sebagai pemenang, demikian pula kubu Prabowo.18 Hal itu membuktikan bahwa efek teori jarum hipodemik masih sangat kental terasa dan dipercaya mampu memberikan hasil yang signifikan. Beberapa hal yang bisa dijadikan alasan mengapa teori media mampu mempengaruhi audien dengan sangat kuat. 18 http://www.romelteamedia.com/2014/07/hasil-pilpres-2014--teori-jarum-suntik.html 99 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah Pertama adalah pengulangan (Redundancy) diamana kita tahu bahwa tidak semua tidak semua pesan yang dikomunikasikan lewat media massa mendapat respon sesuai dengan yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah faktor pengulangan (Redundancy)ini. Agar pesan yang disiarkan bisa mengubah prilaku komunikan, perlu diadakan pengulangan. Sistem pengulangan ini sering kita jumpai pada iklan iklan produk di televisi contohnya. Pengulangan ini dimaksudkan agar terjadi efek yang nyata pada diri komunikan. Hal itu pulalah mengapa media massa mempunyai efek kuat pada diri audiencenya., sebab media massa melakukan pengulangan pengulangan pada program acara atau iklan yang disiarkan. Pengulangan disatu sisi menjadi bukti nyata bahwa audience tidak memiliki kekuatan untuk menolak pesan media massa, sementara disisi lain media massa memiliki kekuatan yang luar biasa.19. Kedua adalah, fokus pada target audien tertentu.Maksudnya adalah pesan dalam media massa akan lebih terasa lagi dampaknya bila ada pemfokusan target bidikan. Contohnya, dalam iklan ada produk parfum yang dikhususkan untuk para remaja maka iklannyapun pasti menggunakan bahasa “gaul” anak muda dan diperankan oleh artis yang menjadi idola kaum muda. Akan sangat janggal bila iklan pafrum untuk kaum muda yang menjadi artisnya adalah nenek nenek. Jadi, program atau pesan yang ditujukan kepada sasaran tertentu akan mempunyai efek atau dampak yang lebih besar jika dibandingkan dengan yang tidak ditujukan pada 19 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), 219 100 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah sasaran tertentu atau bersifat umum. Target khusus tersebut pasti akan lebih memiliki pengaruh yang sangat kuat. D. Urgensi dakwah lewat media massa Sebelum kita membahas urgensi dakwah lewat media massa terlebih dahulu kita pahami apa itu dakwah. menurut Toha Yahya Oemar, beliau mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.20Syaikh Ali Mahfudz, seorang ulama dari Mesir, dalam kitabnya Hidayat AlMursyidin mendefinisikan dakwah sebagai motifasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.21Berdasarkan definisi-definisi diatas kiranya sudah cukup untuk kita bisa menyimpulkan tentang arti dan hakekat dari dakwah itu sendiri. Dakwah yaitu suatu aktifitas yang dilakukan dalam rangka menyampaikan pesan-pesan ajaran agama Islam kepada orang lain supaya mereka menerima ajaran Islam dan menjalankan ajaran tersebut dengan baik, dalam kehidupan individu maupun bermasyarakat dalam rangka untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan hakekat dakwah adalah suatu upaya untuk merubah suatu keadaan menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolok ukur ajaran Islam 20 Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004), 5 Syamsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta : Amzah, 2008), 5 21 101 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah sehingga seseorang atau masyarakat mengamalkan Islam sebagai ajaran dan pandangan hidup.22Dakwah juga bisa diartikan sebagai proses penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses tentunya dakwah disini tidak hanya merupakan usaha penyampaian saja, tetapi merupaka usaha untuk mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life manusia sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.23 Berdasarkan paparan diatas kita bisa menyimpulkan bahwa kegiatan dakwah intinya adalah kegiatan mengajak manusia atau masyarakat kepada jalan kebenaran yaitu dengan berislam. Maka kalau kita hubungkan dengan realita kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi perlulah kirannya dakwah dikemas dalam bentuk yang menarik dan bisa diakses oleh semua orang atau masyarakat sekarang ini. Dalam hal ini kegiatan dakwah harus memanfaatkan media massa baik cetak maupun elektronik. Hal ini sangat beralaskan sekali tentunya setelah kita tahu begitu besarnya dampak yang dapat dihasilkan oleh media massa. Khususnya dampak yang dihasilkan media massa melalui teori jarum hipodermiknya. Dimana masyarakat dalam hal ini mad’u akan mengikuti semua yang disampaikan oleh media massa yang isinya pesan pesan dakwah Islam. 22 Abdul Munir Mulkham, Ideologisasi Gerakan Dakwah(Yogyakarta:Sipress, 1996), 205 23 Syamsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta: Amzah, 2008), 8 102 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah Memang kalau kita perhatikan dari tahun ketahun kegiatan dakwah sudah mengalami kemajuan. Dalam artian kegiatan dakwah sudah mengikuti kemajuan zaman. Walaupun kita tidak bisa memungkirinya kegiatan dakwah yang boleh dikatakan sifatnya klasik seperti ceramah di mimbar surau atau mushola, masih mendapatkan porsi tersendiri dikalangan masyarakat tertentu. Kemudian gaya belajar al Qur’an dan kitab kitab kuning di masjid atau di pondok pesantren juga untuk saat ini masih eksis dan berjalan. Bahkan tidak sedikit pula masyarakat yang menggunakan model model cara belajar seperti ini. Tetapi perlulah kirannya ada sebagian orang para da’i yang menggarap masyarakat modern yaitu dakwah lewat media massa baik cetak, seperti koran, majalah, lewat siaran siaran radio, dakwah lewat siaran siaran televisi dan yang terakhir adalah dakwah lewat media massa yang namanya internet. Berikut adalah beberapa fenomena tentang realita kehadirn media massa khususnya televisi dan internet dikehidupan kita. Kiranya ini bisa dijadikan satu alasan bahwa untuk saat ini dakwah lewat media massa adalah sesuatu yang urgen atau penting. Pertama kemajuan internet, untuk sekarang ini internet sedang booming dan trend, bahkan lambat laun diprediksikan masyarakat akan beralih semua ke medai internet dalam mencukupi kebutuhannya. Termasuk didalamnya kebutuhan manusia akan ilmu pengetahuan khususnya tentang agamannya. Karena dengan kemudahan dan kelengkapannya internet mampu mencukupi kebutuhan setiap orang yang 103 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah memerlukannya. Tidak salah kalau kemudian muncul istilah “Mbah Google”. Seolah olah Google sudah menggeser kedudukan para kaum kiyai dan ulama dalam hal pemenuhan akan ilmu keagamaan. Jalur pertukaran informasipun sudah lewat internet semua. Apalagi ditambah dengan munculnya media media sosial seperti facebook, line, twiter, WA, youtube dan lain sebagainya. Hal itu menambah kokoh kedudukan jaringan internet dalam arus informasi di abad moder seperti sekarang ini. Tentunya kita masih inggat efek yang ditimbulkan dari beredarnya video ariel peterpen, tidak hanya kalangan dewasa yang terusak tetapi lebih kepada generasi muda. Mereka diarahkan untuk hidup foya foya dan menikmati kenikmatan yang sifatnya sementara. Kemajuan teknologi telah menbuat anak kecil besar sebelum waktunya. Dimana tidak, karena berbagai film asusila yang tidak pantas ditonton oleh anak kecil, sekarang dengan begitu mudah dapat diakses. Ditambah lagi dengan maraknya game online, yang dampaknya sudah sangat terasa sekali dikehidupan kita. Contohnya kasus Will dan Josh Buckner, mereka adalah remaja yang berusia 13 dan 15 tahun. Mereka melukai dan membunuh pengendara kendaraan bermotor dengan menembakkan korban dengan senapan. Mereka mengaku meniru adegan seperti pada Grand Theft Auto 3, yang mana pemain harus membunuh orang sebanyak mungkin dengan senapan. Mereka mengklaim bahwa mereka "tidak pernah bermaksud untuk menyakiti siapa pun" Kemudian keduanya ditahan dan menghabiskan beberapa bulan 104 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah pada kantor penahanan remaja bagian kejahatan. Setelah kejadian ini, orang tua mereka mencoba untuk mendapatkan asuransi untuk menutupi biaya kerusakan yang telah mereka timbulkan. Tetapi perusahaan asuransi menolaknya.24 Fenomena lain dari dampak media ini adalah melejitnya Norman Kameru. Seorang polisi yang secara mendadak terkenal karena unggahan video caiya caiyanya. Semua orang mumujinya dan mengagungkannya. Yang masih hangat lagi adalah gaya glamour syahrini dengan pesawat pribadinya dan juga dengan video maju mundur cantiknya. Seolah olah mampu mengatakan inilah pola kehidupan yan benar. Anehnya lagi banyak para remaja Indonesia mengidolakan dan mengikutinya tanpa kritikan sedikitpun. Kedua adalah kemajuan televisi, Hampir di seluruh lapisan masyarakat, di segala tingkat strata pendidikan, tiada hari yang terlewat tanpa menonton televisi. Setiap orang, dari anak-anak, muda dan dewasa bahkan yang sudah uzur bisa dipastikan akan menghabiskan beberapa jam bahkan hampir seharian duduk dan menikmati tayangan televisi. Kehadiran televisi menyuguhkan berbagai acara yang beragam dan menarik tanpa kompromi. Artinya, ia hadir di tengah-tengah kita dengan sukarela, kapanpun kita ingin menikmatinya, kita cukup menekan sebuah tombol. Ditambah lagi dengan hadirnya stasiun stasiun televisi 24 http://www.lihat.co.id/2014/02/10KasusKejahatanAkibatVideoGame.html#axzz3J7 xxcmym 105 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah baru, seolah tidak ada kata bosan, kita merelakan setiap hari waktu kita bersamanya. Salah satu yang sangat menggelisahkan kita yakni saat menyaksikan tayangan-tayangan televisi belakangan ini. Hampir semua stasiun-stasiun televisi, menayangkan program acara (terutama sinetron) yang cenderung mengarah pada tayangan berbau kekerasan (sadisme), pornografi, mistik, dan kemewahan (hedonisme). Tayangan-tayangan tersebut terus berlomba demi rating tanpa memerhatikan dampak bagi pemirsanya. Disadari atau tidak kehadiran televisi telah mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. Baik dari cara berpakaian, cara bicara, cara bergaul, cara berjalan dan yang lainnya. Bisa dipastikan bahwa hampir semua aktifitas masyarakat modern mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi telah mengikuti apa yang dilihatnya di televisi dalam artian diatur oleh televisi.Maraknya Berbagai berita kriminal, dianggap justru menginspirasi dan mendorong makin maraknya tindakan kriminal lain di masyarakat. Sementara, tontonan yang mengandung unsur kekerasan, juga ditengarai mendorong orang berbuat yang sama. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa pelaku kejahatan seperti pencurian, pembunuhan dan pemerkosaan mencontek kejahatan yang dilakukan sebelumnya. Salah satunya, melalui referensi dari 106 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah tayangan tindak kriminalitas di televisi yang akhirnya membuat pola imitasi di masyarakat.Menurut salah satu peneliti, Catur Suratnoaji, penelitian itu dilakukan pada 13 orang narapidana yang ada di Sidoarjo dan Malang. Ke-13 narapidana itu mendapat ilham melakukan tindak pidana dari tayangan di televisi. Mereka memodel dari apa yang ditayangkan televisi, sebut Catur dalam pemaparannya. Sebagaian narapidana itu mengaku mendapat cara menghapus jejak atau melakukan penipuan berdasarkan apa yang mereka lihat di televisi.25. Anak anak muda selalu disuguhi dengan acara musik musik yang melenakan. Kalangan ibu ibu dicekoki dengan gosip gosip selebritis yang remeh temeh. Anak anak pun tidak lepas dari bidikan televisi, yaitu dengan tayangan tayangan yang menyesatkan. Dan yang masih hangat diperbincangkan adalah sebuah seriah film dari india yang telah menyita waktu keluarga kita semua yaitu seriah film Mahabarata dan Jodha Akbar. Yang jelas jelas itu sangat membahayakan akidah umat Islam. Semua kejadian itu nyata adanya, dan dari situ sudah terlihat bahwa teori jarum hipodermik masih sangat kuat. Semua kejadian yang disuguhkan di atas merupakan dampak dari media massa. Yaitu disebut teori jarum hipodermik. Pertanyaannya kenapa media massa bisa menayangkan dan menyiarkan hal hal yang dapat merusak dan sifatnya melenakan atau menyesatkan. Jawabanya karena media massa tidak bebas nilai maksudnya adalah setiap media dan 25 https://www.facebook.com/BAMizanKediri/posts/220367271444190 107 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah organ didalamnya mempunyai idiologi dan tujuan tertentu terhadap pemberitaan yang dikeluarkan lewat media massanya. Melihat begitu besarnya dampak medai massa terhadap masyarakat khususnya kaum muslimin. Tentunya hal ini harus menjadi perhatian para pelaku dakwah atau para da’i. Sudah saatnya para da’i mengambil bagian dalam dakwah lewat media massa. Masyarakat juga perlu mendapat asupan informasi dan pemberitaan yang islami tidak hanya yang remeh temeh bahkan menyesatkan. Sehinga berdakwah lewat media massa dizaman modern seperti sekarang ini adalah sebuah keniscayaan. Banyak alasan yang melatarbelakanginya diantaranya. Pertama, media dapat menimbulkan pengaruh yang kuat dalam diri kita (audiennya). Pantaslah kalau perang opini di media massa jauh lebih dahsyat dari pada perang fisik. Dalam perang opini ini juga bisa disebut sebagai Ghazwul Fikri.26 Dimana peraang opini ini mampu menjajah suatu kaum (masyarakat) tanpa merasa dijajah atau bisa disebut sebagai hegemoni. Kedua, media massa yang ada kebanyakan masih dikuasai oleh kalangan non muslim yang benci Islam. Akibatnya opini dan pemberitaan yang ditampilkan kemasyarakat selalu memojokan Islam. Umat Islam tidak bisa berbuat banyak dalam perang wacana ini. Padahal Allah berfirman: 26 Adian Husaeni, Penyesatan Opini (Jakarta: Gema Insani, 2002), V 108 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al Hujurat: 6) Ketiga, zaman modernmelalui kemajuan teknologinya telah merubah arus komunikasi dan informasi dari tradisonal menuju digital melalui media massa. Cukuplah sebuah pernyataan dari budayawan Kuntowijoyo dalam bukunya yang berjudul “Berdakwah dengan menulis buku”sebagai pengingat kita. Beliau mengandalkan mengatakan tradisi bahwa, lisan “Ulama dalam yang lebih berdakwah akan termarjinalkan”. Dalam hal ini adalah ceramah ceramah di mushola dan masjid masjid kampung. Karena salah satu kecenderungan masyarakat modern adalah efisiensi waktu, sehingga untuk memperoleh informasi termasuk informasi tentang agama, mereka tidak perlu bersusah payah datang kesebuah tempat tempat pengajian yang diadakan di lapangan terbuka. Melainkan cukup duduk manis di depan kotak ajaibnya. Semua kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan mudah. 109 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah E. Kesimpulan Sebagai penutup dari pembahasan tentang urgensi media massa dalam dunia dakwah dengan fokus kajian tentang Hypodermic needle theory maka dapat disimpulkan bahwa: pertama, kegiatan dakwah sudah saatnya ikut mewarnai media media massa yang ada. Maksudnya berdakwah lewat media atau menggunakan media massa adalah sebuah keharusan. Hal ini dikarenakan begitu besarnya efek yang dihasilkan dari kajian Hypodermic needle theory yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya. Kedua, sudah saatnya kaum muslimin atau para da’i ikut berkecimpung dalam dunia media massa. Realita menyebutkan bahwa sebagian besar media massa yang ada sekarang ini masih dikuasai oleh para pengusaha dari non muslim. Sehingga isi pemberitaan atau siarannya juga sarat dengan kepentingan mereka. Karena kita tahu bahwa media massa tidak bebas nilai dan siapa yang mengasai media massa maka dia pada dasarnya telah mengusai segalanya. DAFTAR PUSTAKA Amin,Syamsul Munir.Ilmu Dakwah. Jakarta: Amza, 2009 Amin,Syamsul Munir.Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta : Amzah, 2008 Aziz, Moh.Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004 Departemen Agama Islam RI, Al Qur’an dan Bandung: Syamil Cipta Media, 2005) Terjemahannya. Husaeni,Adian.Penyesatan Opini. Jakarta: Gema Insani, 2002 110 Urgensi Media Massa dalam Dunia Dakwah James W. Tankard, Jr, Werner J, Severin. Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2011 McQuuail, Denis.Teori Humanika, 2011 Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Mulkham, Abdul Munir.Ideologisasi Gerakan Dakwah. Yogyakarta: Sipress, 1996 Mulyana, Deddy.Komunikasi EfektifPendekatan Bandung: Remaja Rosdakarya, Lintasbudaya. Mulyana, Deddy. Komunikasi Massa. Bandung: Widya Padjadjaran, 2008 Mungin, Burhan.Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2008 Nurudin. Komunikasi massa. Malang: Cespur, 2003 Nurudin.Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011 Rakhmat,Jalaludin.Psikologi Rosdakarya, 2011 Komunikasi. Bandung: Remaja http://studyingcommunication.blogspot.com/2012/05/teori-peluru-ataujarum-hipodermik.html http://www.romelteamedia.com/2014/07/hasil-pilpres-2014--teorijarum-suntik.html http://www.lihat.co.id/2014/02/10KasusKejahatanAkibatVideoGame.ht tps://www.facebook.com/BAMizanKediri/posts/220367271444190html #axzz3J7xxcmym 111