bab 1 pendahuluan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi global saat ini tengah melemah. Berdasarkan data dari
IMF (International Monetary Fund), rata-rata PDB (Produk Domestik Bruto) periode
tahun 2013-2015 menurun dibandingkan pada periode tahun 2004-2007. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain harga minyak yang melambung,
melemahnya prospek ekonomi pada ekonomi pasar di negara-negara berkembang,
dan harga komoditas yang menurun. Senada dengan hal tersebut, PBB dalam laporan
World Economic Situation and Prospects 2015 (dalam Voice of America, 2015)
menyatakan, penyebab lambannya pertumbuhan ekonomi dunia adalah fluktuasi nilai
tukar valuta dan arus modal serta mandeknya investasi dan pertumbuhan
produktivitas.
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Sumber : International Monetary Fund, World Economic Outlook Update (2015)
1
2
Kondisi perekonomian yang melemah ini sangat dirasakan oleh banyak negara,
termasuk Indonesia. Pada bulan Juli 2015, Bank Dunia telah memprediksikan
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 4.7 persen. Prediksi ini kemudian
dibuktikan dengan laporan Badan Pusat Statistik pada November 2015 dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 4.71 persen, capaian terendah sejak akhir tahun 2009.
Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber : Badan Pusat Statistik (2015)
Akibat dari kondisi perekonomian ini, perusahaan-perusahaan harus berusaha
mengurangi biaya, bersamaan dengan meningkatkan produksi, sehingga dapat
memperoleh keuntungan yang lebih besar (skala ekonomi).
Bisnis waralaba menjadi salah satu alternatif dalam skala ekonomi. Vartono
dan Neto (2013) mengatakan waralaba menjadi salah satu bisnis dengan
perkembangan yang sangat cepat di dunia saat ini. Bisnis waralaba dapat menjadi
sumber modal yang membantu pemberi waralaba dengan biaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan usaha lainnya. Dengan waralaba, pemberi waralaba mendapat
keuntungan seperti infomasi mengenai lokasi strategis, ketersediaan karyawan dan
manajer, untuk mengimplementasikan sistem pada lokasi yang berbeda, sehingga
pada akhirnya skala ekonomi dapat tercapai.
Waralaba juga telah menjadi kunci dalam ekspansi bisnis dan aliansi strategis.
Dengan waralaba, terjadilah situasi yang saling menguntungkan antara pemberi
3
waralaba dengan penerima waralaba. Pemberi waralaba dapat mengembangkan
bisnisnya yang sudah ada dengan input finansial yang lebih kecil, dan penerima
waralaba dapat membuka bisnis yang sudah terpercaya, sehingga tidak perlu
memulainya dari goresan-goresan ide. Kerjasama antara kedua belah pihak ini
mengacu pada tujuannya yaitu strategi pertumbuhan, memperoleh teknologi dan/atau
kualitas terbaik, mencapai biaya rendah, mengurangi resiko finansial, dan mencapai
keunggulan kompetitif (Sirichalermpong dan Chuvej, 2012).
Berdasarkan Franchise Business Index 2015, terjadi pertumbuhan waralaba
yang kuat di setiap tiga bulan terakhir, dan pada bulan November 2014, indeks
meningkat sebesar 3.1% dibandingkan dengan bulan November 2013. Indeks ini
telah meningkat selama dua tahun terakhir dengan kekuatan yang konsisten disertai
dengan penurunan tingkat pengangguran. Dalam tiga bulan terakhir, tren ini
dilengkapi dengan kemajuan yang signifikan pada indeks wirausaha (Franchise
Business Economic Outlook, 2015).
Gambar 1.3 Indeks Bisnis Waralaba
Sumber : IHS Economics (2015)
Secara umum, pengembangan bisnis berformat waralaba di Indonesia sangat
bagus dan berada di tahap growth atau introduction (Halim, Hartono dan Kurniawan,
4
2013). Di tahun 2011, waralaba pendidikan menempati posisi kedua setelah waralaba
makanan (AFI, 2011).
Waralaba pendidikan non-formal dapat menjadi salah satu alternatif dalam
bidang pendidikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, pendidikan non-formal adalah
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang, meliputi pendidikan anak usia dini atau pra-sekolah.
Indonesia merupakan negara berkembang dengan pertumbuhan penduduk yang
sangat pesat. Oleh sebab itu, pendidikan sangat dibutuhkan bagi semua masyarakat.
Grafik dari Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, menunjukkan adanya
peningkatan dalam presentase lembaga PAUD di Indonesia.
Gambar 1.4 Grafik Perkembangan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Sumber : Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini (2013)
Namun, masalah yang terjadi, dari 12.000 bisnis waralaba di Indonesia,
pertumbuhan waralaba hanya 2% setahun dan ada kalanya stagnan. Jumlah ini lebih
kecil dibandingkan pertumbuhan waralaba asing yang mencapai 6-7 % setahun,
sedangkan business opportunity tumbuh antara 8-10%, tetapi yang gugur tiap tahun
sama banyaknya (Asosiasi Franchise Indonesia, 2015).
Melihat permasalahan tersebut, maka selanjutnya penelitian ini dilakukan
untuk melihat apakah faktor-faktor yang akan dibahas dapat berpengaruh dalam
meningkatkan niat membeli bisnis waralaba, khususnya di bidang pendidikan nonformal. Selanjutnya penelitian ini akan diberi judul “Analisis Pengaruh Keunggulan
Waralaba dan Norma Subjektif terhadap Percaya pada Pemberi Waralaba dan
Dampaknya pada Niat Membeli Bisnis Waralaba Pendidikan Non-Formal”.
5
1.2
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang permasalahan di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah Keunggulan Waralaba berpengaruh terhadap Percaya pada Pemberi
Waralaba?
2.
Apakah Norma Subjektif berpengaruh terhadap Percaya pada Pemberi
Waralaba?
3.
Apakah Percaya pada Pemberi Waralaba berpengaruh terhadap Niat Membeli
Bisnis Waralaba ?
4.
Apakah Keunggulan Waralaba secara langsung berpengaruh terhadap Niat
Membeli Bisnis Waralaba?
5.
Apakah Norma Subjektif secara langsung berpengaruh terhadap Niat Membeli
Bisnis Waralaba?
1.3
Tujuan Penelitian
Dari uraian latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui apakah Keunggulan Waralaba berpengaruh terhadap Percaya
pada Pemberi Waralaba.
2.
Untuk mengetahui apakah Norma Subjektif berpengaruh terhadap Percaya pada
Pemberi Waralaba.
3.
Untuk mengetahui apakah Percaya pada Pemberi Waralaba berpengaruh
terhadap Niat Membeli Bisnis Waralaba.
4.
Untuk mengetahui apakah Keunggulan Waralaba secara langsung berpengaruh
terhadap Niat Membeli Bisnis Waralaba.
5.
Untuk mengetahui apakah Norma Subjektif secara langsung berpengaruh
terhadap Niat Membeli Bisnis Waralaba.
6
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, terutama bagi :
1.
Industri
waralaba,
terutama
waralaba
pendidikan
non-formal
dalam
memperoleh pengetahuan tentang model untuk meningkatkan niat membeli
bisnis waralaba, sehingga dapat diterapkan dalam menjalankan bisnis.
2.
Penulis, dalam memperoleh wawasan, pengalaman, dan pengetahuan yang
berguna sebagai bentuk yang komprehensif dalam penerapan model untuk
waralaba dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi niat membeli bisnis
waralaba.
3.
Pembaca, dalam menambah pengetahuan dan informasi, juga sebagai bahan
perbandingan dan referensi dalam penelitian selanjutnya.
1.5
State of the Art
Penelitian ini juga didasari atas beberapa penelitian terdahulu yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Halim, Erwin
(2015)
Judul
Analysis of Determining
Factors to Increase the
Intention to Purchase
Culinary Franchise
Business
Hubungan
Adanya model Halim yang dapat
diterapkan pada bisnis waralaba
kuliner untuk meningkatkan niat
membeli bisnis waralaba.
Novelty pada penelitian ini
diterapkan pada bisnis waralaba
pendidikan.
Croonen dan
Brand (2011)
What Makes Franchisees
Trust Their Franchisor
Ada pengaruh positif
keunggulan waralaba terhadap
percaya pada waralaba.
Gaul, Christine
(2015)
What Makes A Franchisee
Successful: Attitudes And
Pre-Requisites Of
Profitable Franchise
Partners
Ada pengaruh positif norma
subjektif terhadap percaya pada
pemberi waralaba
7
Peneliti
Praditbatuga
(2005)
Judul
Reaching the Decision to
Purchase a Franchise in
Thailand
Hubungan
Niat membeli bisnis waralaba
dapat dijelaskan melalui Theory
of Reasoned Action
Chiou, Hsieh,
dan Yang
(2004)
Reim (2000)
The Effect of Franchisor’s
Ada pengaruh positif percaya
Communication, Service
pada waralaba terhadap niat
Assistance, and Competitive
Advantage on Franchisees’ bertahan dalam bisnis waralaba
Intentions to Remain in the
Franchise System
Should I Buy a Franchise
Business ?
Adanya faktor-faktor
keunggulan waralaba yang
dipertimbangkan dalam membeli
waralaba
Justis dan Judd
Franchising
Adanya faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam membeli
(2002)
waralaba untuk mempercepat
perkembangan bisnis
Sherman dan
Yarkin (2011)
Mergers & Acquisitions in
Franchising
Adanya faktor-faktor yang
mendorong permintaan waralaba
dan pertimbangan
perencanaannya
Kreitner dan
Organizational Behavior
Kinicki (2007)
Adanya kepercayaan kepada
pemilik perusahaan dan
kompetensi perusahaan
The Impact of Trust and
Past Experience on
Azizan, dan Jali
Intention to Purchase in ECommerce
(2013)
Mohmed,
Adanya kepercayaan yang
mempengaruhi niat membeli
konsumen
8
Peneliti
Modell (2010)
Judul
Trust: Key to Successful
Franchise Relationship
Hubungan
Adanya kepercayaan yang
menjadi kunci kesuksesan
waralaba
Jamaludin dan
Ahmad (2013)
Chandon,
Morwitz, dan
Reinartz (2004)
Investigating the
Relationship Between Trust
and Intention to Purchase
Online
Adanya hubungan antara
The Self-generated Validity
of Measured Purchased
Intentions
Adanya pengukuran untuk niat
kepercayaan dengan niat
membeli
membeli
Download