laporan - Balai Riset dan Observasi Laut

advertisement
LAP
PORAN “Indon
nesia–Ch
hinaWork
kshoponL
Linkingth
heSouthC
ChinaSea‐Indonessian
Sea
as‐IndianOceana
andItsIm
mpactsonRegionalEcosystem
m,Ocean
Circulatio
onandCliimate”
Jemb
brana, 29
9-30 Dese
ember 201
14
ALAI PEN
NELITIAN
N DAN OB
BSERVAS
SI LAUT
BA
Ba
adan Penelitian da
an Penge
embangan
n Kelauta
an dan Pe
erikanan
Kementerian Ke
elautan da
an Perika
anan
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kepulauan Indonesia yang terletak diantara Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik memiliki fenomena laut yang sangat strategis dan dinamik. Laut-laut
Indonesia merupakan salah satu alur yang terpenting dalam siklus arus laut dunia
dan merupakan suatu daerah laut tropis yang sangat berpotensi untuk fenomena
interaksi laut-atmosfer dalam perubahan iklim dunia. Dinamika laut di wilayah
perairan Indonesia dipengaruhi beberapa fenomena laut diantaranya yaitu
ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) yaitu massa air dari samudera Pasifik yang
bergerak menuju samudera Hindia melewati beberapa laut-laut di Indonesia
sepanjang tahun, ARMONDO ( Arus Monsun Indonesia) yang merupakan arus laut
musiman (monsun), Kelvin Wave yang merupakan gelombang panjang yang
terinisiasi di Samudera Hindia mempengaruhi tinggi muka laut dalam pergerakannya
masuk ke laut Indonesia, dan jenis-jenis pasang surut dan interaksinya dengan
topografi menyebabkan adanya Gelombang Dalam (Internal Wave) yang sudah
terindikasi keberadaannya di beberapa laut di Indonesia. Selain itu fenomena Indian
Ocean Dipole (IOD) yang terinisiasi di Samudera Hindia mempengaruhi pergerakan
massa air yang masuk ke laut-laut Indonesia dari Samudera Hindia mempengaruhi
variabilitas temperatur dan salinitas laut di Indonesia dan fenomena Madden Julian
Oscilation yang merupakan interaksi laut dan atmosfir di laut-laut Indonesia yang
dipengaruhi oleh trade winds yang bergerak dari barat ke arah timur menyebabkan
perubahan curah hujan dalam musim-musim tertentu di Indonesia.
ARLINDO yang masuk ke Laut-laut Indonesia melalui Selat Makassar dan
Selat Lifamatola dan keluar melalui Selat Lombok, Selat Ombai dan Laut Timor,
ARMONDO perubahan arus monsun yang lebih dibangkitkan oleh sistem Northwest
Moonson dan Southeast Moonson yang melewati Selat Karimata dan Laut Jawa,
dan Indian Ocean Dipole yang membawa massa air dari Samudera Hindia sangat
mempengaruhi karakterisik massa air di Laut-laut Indonesia yang sangat berperan
dalam perubahan iklim dunia.
2. Program SITE
Program SITE merupakan upaya untuk mengukur besarnya dan variabilitas
transportasi massa air / pertukaran, suhu, salinitas, dan fluks panas antara Laut
Indonesia dan Laut Cina Selatan (SCS) di Selat Karimata dengan menurunkan
serangkaian trawl-resisten bottom mounted Acoustic Doppler Current Profiler
(TRBM ADCP). Selat Sunda dan Selat Karimata adalah jalur yang paling penting
yang menghubungkan Laut Cina Selatan (SCS) dan Laut Indonesia dan Samudera
Hindia. Yang pertama, Selat Sunda dan Selat Karimata hipotesis dipengaruhi oleh
(Arus Monsoon Indonesia) Armondo mengalir merata dari Laut Cina Selatan ke Laut
Jawa di Laut Natuna dan Selat Karimata. Dari Laut Jawa, mengalir ke beberapa laut
dalam seperti Laut Flores dan Laut Banda. Kedua, massa air dari Selat Karimata
hipotesis sebagai cabang ITF melalui Laut Cina Selatan-Selat Karimata tetapi selalu
diabaikan dan hanya mendapat sedikit perhatian observasional (Godfrey, 1996).
Tidak ada pengukuran lapangan untuk mengukur transportasi total dan fluks
asosiasi panas air tawar, bahkan meskipun lintasan drifter permukaan laut Program
Drifter global dari Agustus 1988 sampai Juni 2007 telah menunjukkan bahwa Selat
Karimata adalah saluran penting lain untuk Throughflow dari SCS ke Laut Indonesia.
Pada fase I & II program SITE yang telah dilaksanakan dari November 2007
hingga November 2012 mengungkapkan bahwa transportasi massa air yang
signifikan mengalir dari Laut Cina Selatan ke Laut Jawa di musim dingin boreal dan
dari Laut Jawa ke Laut Cina Selatan di boreal musim panas. Hasil ini menunjukkan
bahwa Selat Karimata melalui aliran dapat sangat mempengaruhi sirkulasi baik Laut
Cina Selatan dan Laut Indonesia. Hal ini juga telah ditemukan bahwa saat ini di
Selat Sunda telah variasi musiman yang jelas, yang memiliki dampak penting
terhadap migrasi ikan musiman. Massa Gerakan air laut di musim tertentu akan
mempengaruhi
arus
sirkulasi
dan
dinamika
Laut
Cina
Selatan
sehingga
mempengaruhi curah hujan di Indonesia Barat dan juga pengembangan badai
tropis, yang mempengaruhi Indonesia primer melalui aliran (ITF) dan dampaknya
migrasi ikan musiman. Untuk mengevaluasi variasi tahunan musiman dan antar dari
Karimata dan Sunda melalui aliran ada kebutuhan untuk terus mengukur arus di
Karimata, Gaspar dan Selat Sunda.
3. Program JUVO
Program JUVO merupakan kegiatan riset bersama dengan menempatkan
subsurface dan surface buoy dengan sejumlah alat pemantau oseanografi dan
meteorology di laut lepas di Samudera Hindia oleh FIO dan Balitbang KP. Kegiatan
ini sejalan dengan program pemantauan global Indian Ocean Observing System
(IndOOS) dibawah koordinasi CLIVAR/GOOS Indian Ocean Panel. IndOOS adalah
multi platform pemantauan global lautan jangka panjang di Samudera Hindia,
dimana platform utamanya untuk daerah tropis adalah surface dan subsurface
mooring array, yang dinamakan Research moored Array for African-Asian-Australian
Monsoon Analysis and prediction (RAMA) (Mc Phaden et al., 2009). RAMA array
secara total terdiri dari 46 moorings, dimana 38 diantaranya adalah tipe
ATLAS/TRITON surface moorings. Selain itu, ada 5 subsurface ADCP moorings
sepanjang equator untuk mengamati profile arus di lautan equatorial bagian atas,
dan 3 deep current-meter moorings dengan ADCPs di wilayah equatorial bagian
tengah dan timur. Pemilihan lokasi di Samudera Hindia Selatan Jawa dengan
pertimbangan bahwa Samudera Hindia memegang peranan penting dalam
mengatur system musim di Afrika-Asia-Australia, variasi klimat dan pengaruhnya
pada perubahan iklim dunia melalui system interkoneksi atmosfer. Demikian juga
siklus biogeokimia yang terjadi pada perairan ini memegang peranan penting dalam
variabilitas ekosistem termasuk sumberdaya perikanannya. Sistem interkoneksi
atmosfer di Samudera Hindia sangat mempengaruhi pola hujan di Indonesia.
Salah satu fenomena iklim dalam sistem tersebut yang cukup mempengaruhi hujan
dan kondisi laut dan atmosfer di Indonesia adalah Indian Ocean Dipole (IOD) yang
merupakan suatu fenomena pembentukan dipole di Samudera Hindia yang
mempengaruhi pergerakan massa air yang masuk ke laut Indonesia sehingga
variabilitas massa air di laut Indonesia mengalami perubahan.
Indian Ocean Dipole selain dapat mempengaruhi sistem penghujan di
Indonesia juga berpengaruh pada proses upwelling di perairan laut Indonesia yang
berpotensi sebagai daerah produksi ikan. Dampak IOD yang cukup signifikan
tersebut menjadi daya tarik bagi para peneliti yang ingin mempelajari mekanisme
terjadinya. Para peneliti dari seluruh dunia telah berusaha memahami fenomena
Indian Ocean Dipole, baik mekanismenya, ciri-ciri munculnya IOD, sampai
dampaknya terhadap kondisi cuaca dunia. Selama periode IOD, terlihat bahwa
temperatur permukaan laut di Samudera Hindia akan mengalami anomali.
Anomali ini akan sangat mempengaruhi iklim di Asia, terutama di Bangladesh,
Indo-Cina, Indonesia, India dan Cina. Anomali panas di bagian barat dan dingin di
bagian timur Samudera Hindia menyebabkan cuaca yang lebih kering di Indo-Cina
dan berkurangnya hujan di Cina Utara. Tetapi wilayah barat daya hingga tenggara
Cina mengalami peningkatan curah hujan. Sedangkan di wilayah Indonesia
sendiri mengalami kekeringan. IOD merupakan siklus iklim dengan periode
interannual yang meliputi perubahan pada temperatur permukaan laut di bagian
barat dan timur dari Samudera Hindia Tropis. Nama IOD ini diberikan untuk mewakili
struktur dipole (2 kutub) zonal dari parameter-parameter laut-atmosfer seperti,
temperatur permukaan laut, OLR dan anomali Sea Surface Height (ketinggian muka
laut). Kejadian IOD diawali dengan adanya anomali pergerakan gelombang laut di
sepanjang pantai Sumatera-Jawa yang menyebabkan pendinginan temperatur
permukaan. Pendinginan ini disertai dengan arus angin ke arah barat yang tidak
biasa di sepanjang ekuator yang menghasilkan interaksi atmosfer-laut yang ganjil
dan menyebabkan pemanasan pada bagian barat dan menyebabkan munculnya
kejadian IOD (Yamagata, 2001). Biasanya IOD muncul di antara bulan Juni hingga
Agustus. Fenomena yang berlawanan kadang-kadang terlihat jika laut di Indonesia
menghangat, yang menyebabkan munculnya IOD negatif.
4. Tujuan Penyelenggaraan Workshop
Tujuan penyelenggaraan workshop adalah untuk berdiskusi, bertukar
informasi dan memperluas pemahaman mengenai pentingnya sirkulasi antara
South China Sea dan Laut Indonesia yang melalui selat Karimata dan Sunda serta
pengaruhnya terhadap variasi iklim dan migrasi ikan, pentingnya peranan perairan
Indonesia sebagai penghubung antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Lokasi dan Waktu Kegiatan
Kegiatan Workshop Indonesia- China Tahun 2014 ini dilaksanakan selama 2
hari yaitu pada tanggal 29 – 30 Desember 2014 di Balai Penelitian dan
Observasi Laut, Jembrana, Bali.
2. Metode dan Prosedur Kegiatan
a. Persiapan, Pembentukan Panitia penyelenggara, Perencanaan, koordinasi
dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan workshop.
b. Pelaksanaan Kegiatan
c. Pelaporan Kegiaatan
3. Pelaksanaan Kegiatan
Workshop Indonesia- China Tahun 2014 mengambil tema “Indonesia –
China Workshop on Linking the South China Sea - Indonesian Seas - Indian
Ocean and Its Impacts on Regional Ecosystem, Ocean Circulation and
Climate”. Pembukaan workshop dilakukan oleh Kepala Balai Penelitian dan
Observasi Laut, Dr.rer.nat. Agus Setiawan, M.Si.
4. Peserta
Peserta workshop merupakan para peneliti dan calon peneliti lingkup
Balai Penelitian dan Observasi Laut, FIO-SOA China, P2O LIPI, BPPT dan dari
Universitas.
5. Organisasi Pelaksana
Balai Penelitian dan Observasi laut sebagai pelaksana workshop
bekerjasama dengan The First Institute of Oceanography (FIO-SOA, China).
III.
KESIMPULAN
Workshop Indonesia – China yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian dan
Observasi laut Tahun 2014 ini diharpkan dapat bermanfaat bagi para peneliti dan
pemerhati dibidang Kelautan dan Perikanan. Sehingga Ilmu Kelautan Indonesia
dapat selalu berkembang dan mendukung program pemerintah yang ingin
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
LAMPIRAN
SUSUNAN PANITIA
“Indonesia – China Workshop on Linking the South China Sea - Indonesian Seas Indian Ocean and Its Impacts on Regional Ecosystem, Ocean Circulation and Climate”
Penanggung Jawab
: Dr. rer. Nat. Agus Setiawan
Ketua Pelaksana
: Teguh Agustiadi, S.T
Bendahara
: Mukti Trenggono, M.Si
Sekretariat
: Amandangi Wahyuning Hastuti, S.Ik
Acara
: Eko Susilo, S.Pi
Akomodasi
: Endah Mulyastuti, S.E
Konsumsi
: Ain Nurahman
Dokumentasi
: Made Handy Oka P, S.Kom
Transportasi
: Sutrisno
Perlengkapan
: Ngurah Made Dwi Juana P, A.md
SUSUNAN ACARA
Hari ke-1, Senin 29 Desember 2014
08:00
- 08:30 Registrasi
08:30
- 09:30 Opening Ceremony
09:30
09:30
09:30
09:50
09:30
09:30
- 09:50
09:50
Opening & Welcome Remarks from Head of IMRO
Photo Session
Coffee Break
Session I
MC :
Nuryani Widagti
Chairman
Agung Yunanto
Dr. Agus Setiawan
(Balai Penelitian dan Observasi Laut)
09:50
- 10:20
“Progress on JUVO and SITE Research
Cooperation and Their Future Plans”
Dr. Wang Yonggang
(The First Institute Of Oceanografi – SOA- China)
10:20
- 10:50
“A numerical study on the seasonal and interannual
variation of the Mindoro Strait transport”
Dr. Dwi Susanto
(Universitas Maryland, USA)
10:50
- 11:20
"Freshwater Flux into Indonesian Seas and Its
Impacts on the Indonesian Throughflow"
11:20
12:50
- 12:50 Lunch Break
12:50 Session II
Dr. Ishak Iskandar, M.Sc
(Universitas Sriwijaya)
12:50
- 13:10
13:30
13:10
-
“Surface chlorophyll bloom in the Southeastern
Tropical Indian Ocean during boreal summer-fall as
reveal in the MODIS dataset”
Dr. rer. nat. Mutiara R. Putri, M.Si
(Institut Teknologi Bandung)
“River run-off Contributions along east coast of
Sumatra to marine ecosystem in the Karimata and
Malacca Straits”
Chairman
Dessy Berlianty
Dr. Huiwu Wang
(The First Institute Of Oceanografi – SOA- China)
13:30
- 13:50
"Observed coherent intraseasonal oceanic
variations along the eastern Indian Ocean equator
and the southern coast of Java"
Yongliang Duan
(The First Institute Of Oceanografi – SOA- China)
13:50
- 14:10
"Impact of the air-sea coupling on the seasonal sea
surface temperature variability in the southeastern
Indian Ocean"
Dr. Widodo S Pranowo
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Laut dan Pesisir - P3SDLP)
14:10
- 14:30
14:30
14:50
- 14:50 Coffee Break
14:50 Session III
“Indonesia-China Workshop on Lingking the South
China Sea – Indonesian Seas – Indian Ocean & Its
Impacts on Regional Ecosystem, Ocean Circulation
& Climate”
Chairman
Bayu Priyono
Alan F Koropitan, Ph.D
(Institit Pertanian Bogor)
14:50
- 15:10
"Marine Anthropogenic CO2 Budget in the ITF
Region"
Dr. Agung Dhamar Syakti, DEA
(Universitas Jenderal Sudirman)
15:10
- 15:30
"Spatial Distribution of Culturable Marine Bacteria
Isolated During JUVO Cruise in Indian Ocean"
Dr Maxi Parengkuan
(Universitas Surya)
15:30
- 15:50
"Anthropogenic Carbon Distribution in The Southern
Makassar Straits"
- 16:10
Shujiang Li
(The First Institute Of Oceanografi – SOA- China)
"Seasonal and intraseasonal variation in the Sunda
Strait"
16:10
- 16:30
Qinglei Su
(The First Institute Of Oceanografi – SOA- China)
"Sensors Comparison Test among Bailong, TAO
and T-FLEX Buoy"
19:00
- 21:00 Welcome Dinner
15:50
Hari ke-2, Selasa 29 Desember 2014
09:00
09:00 Session IV
09:00
09:20
- 09:20
Dr. Zainal Arifin
(Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI)
"Marine Biodiversity Research in Indonesian Seas"
- 09:40
Dr. Muhammad Ilyas, M.Sc
(Balai Teksurla – BPPT)
Strategic Plan of Technology Center for Marine
Survey in 2015-2019 to Support Indonesia
Maritime-Fulcrum Vision
Chairman
Komang Iwan
Suniada
Dr. Fadli Syamsuddin
(TISDA -BPPT)
09:40
- 10:00
"Monitoring Indonesian Throughflow in the Lombok
Strait using Acoustic Tomography"
10:00
10:20
- 10:20 Coffee Break
10:20 Session V
Rizki Hanintyo
(Balai Penelitian dan Observasi Laut)
10:20
- 10:40
“Infrastructure Development of Space
Oceanography (INDESO) “
Chairman
Mukti Trenggono
Dr. Eng. Nining Sari Ningsih, M.S
(Institut Teknologi Bandung)
10:40
- 11:00
Dynamics of Eddies in the Southeastern Tropical
Indian Ocean (SETIO)
Lianzhan
(The First Institute Of Oceanografi – SOA- China)
11:00
- 11:20
“Progress of the Project SITE in 2014”
11:20
12:50
- 12:50 Lunch Break
12:50 Session VI
Chairman
Xu Xiaoqing
(The First Institute Of Oceanografi – SOA- China)
12:50
- 13:10
"Vertical Displacement Loading Tides and Self
Attraction Loading Tides"
Bayu Priyono
(Balai Penelitian dan Observasi Laut)
13:10
- 13:30
Mukti Trenggono
(Balai Penelitian dan Observasi Laut)
13:30
- 13:50
13:50
14:30
14:50
19:00
-
14:30
14:50
16:20
21:00
BPOL Visit
Coffee Break
Disscusion and Conclusion
Dinner
Wingking Era RS
DOKUMENTASI KEGIATAN
Dr. Agus Setiawan Yonggang Wang Dr. Dwi Susanto Dr. Widodo Pranowo
Yongliang Duan
Qinglei Su
Alan F. Koropitan, P.hD
Dr. Agung Dhamar Syakti
Dr. Mutiara R. Putri
Download