BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau kecil yang biasanya menunjukkan karakteristik keterbatasan sumber daya dan tidak merata yang membatasi kapasitas mereka untuk merangkul pembangunan. Hal ini terutama penting bagi pulau pulau kecil negara berkembang yang dirugikan secara geografis dan ekonomi. Beberapa hambatan yang dimanifestasikan oleh tingginya biaya distribusi, kurangnya layanan penumpang dan pengiriman barang yang dapat diandalkan, yang menyebabkan keamanan dan kenyamanan penumpang sangat kurang dan biaya pengiriman mahal, fasilitas pelabuhan yang tidak memadai, administrasi maritim terbatas dan diseconomies of scale ketika negosiasi untuk mencapai kesepakatan harga barang dengan ongkos pengiriman. Sebagai contoh, perkiraan total biaya pengiriman untuk pulau-pulau kecil negara berkembang lebih dari 45,5 persen lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju (UN Document 1996). Pariwisata di Gugus pulau-pulau kecil di Bali seperti pulau Nusa Lembongan merupakan salah satu sektor utama yang membantu kemajuan pertumbuhan ekonomi di gugus kepulauan tersebut. Untuk berpartisipasi dan memperluas pengembangan pariwisata, transportasi laut yang efisien dan infrastruktur pelabuhan sangat penting. Pariwisata Pulau Nusa Lembongan merupakan pilihan tepat bagi gugus pulau yang kecil dengan luas hanya 6,6 km2, penduduk yang hanya 4000 jiwa dengan panjang pantainya 4,5 Km (BPS Klungkung 2012), sumber daya alamnya terbatas. Dibalik keterbatasan itu, gugus pulau punya keunikan budaya, keragaman adat istiadat, dan keindahan alam yang mampu mengantarkan pulau Nusa Lembongan sebagai destinasi pariwisata terkenal di Dunia. Pulau Lembongan dan pantainya adalah tujuan yang menarik untuk menikmati pantai dan melakukan semua jenis olahraga air. Sebagai contoh, berlayar, memancing, berselancar atau menemukan fantasi laut dengan scuba diving antara lain; Pantai Tanjung Sanghyang, Dream Beach, Selagimpak, Selambung, Sunset Beach, Pemalikan, Lebaoh (pantai pusat rumput laut) dan 1 banyak lagi yang lainnya. Sementara itu di darat, terdapat berbagai pilihan kegiatan dan akomodasi. Tempat-tempat yang ramai dikunjungi wisatawan antara lain; Rumah Bawah Tanah (Underground House) Gala-Gala, Goa Sarang Walet Batu Melawang, Art Shop Center Buanyaran, Rawa-rawa Pegadungan, Tempat Romantis Kolong Pandan Sunset Park dan lain lain. Transportasi ke Nusa Lembongan dan Desa Lembongan dari Pulau Bali terdapat beberapa pintu/gate/pelabuhan yang dapat digunakan yaitu: untuk ke Bali Timur melalui jalur Pelabuhan Tri Buwana - Junggut Batu, dan dari Bali Barat melalui jalur Pelabuhan Sanur Denpasar - Pelabuhan Tanjung Sanggiang Lembongan. Lama perjalanan dari Sanur menuju Tanjung Sanggiang Lembongan sekitar 1-1,5 jam menggunakan jukung (jangolan) dan sekitar 30 menit menggunakan speed boat. Transportasi ke Nusa Lembongan ada yang pagi hari menggunakan perahu, siang dan sore menggunakan speed boat atau bounty cruises dan bali hai cruises yang berangkat dari Benoa. Secara administratif, gugus pulau ini termasuk dalam Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Pada dekade terakhir ini perkembangan Pelabuhan di Nusa Lembongan menunjukkan peningkatan yang signifikan, bahkan melampaui target yang diperkirakan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya peningkatan wisatawan mancanegara maupun domestik beberapa tahun terakhir ini yang secara kwantitatif, pertumbuhan bongkar muat penumpang pada Tahun 2008 menunjukkan angka 851.673 hanya dalam waktu 5 tahun kemudian mengalami kenaikan 0,91% menjadi 933.029 pada Tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Saat ini kapal yang berlabuh di Pulau Nusa Lembongan, belum ada fasilitas pelabuhan yang memadai seperti: Turning Basin, Kolam Pelabuhan, Dermaga, Pintu Dermaga, Terminal dan Bangunan Pendukung agar memberikan kenyamanan keamanan kapal dan penumpang. 2 Tabel 1.1 Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Penumpang Kedatangan Tahun Keberangkatan Penumpang Penumpang Lokal Mancanegara Barang Lokal Mancanegara Barang 2008 214.851 212.875 468.572 212.575 211.372 468.729 2009 217.753 215.719 471.619 215.839 216.897 472.877 2013 231.498 234.979 496.187 232.239 234.313 498.912 Sumber : Kantor Syahbandar Nusa Lembongan Sejalan dengan pergeseran dan perubahan besar arus barang dan penumpang, maka secara umum Pelabuhan Nusa Lembongan dihadapkan pada isu/permasalahan pokok yaitu: 1. Terjadinya pertumbuhan angkutan penumpang yang cukup tinggi, didukung oleh potensi wilayah pendukung/hinterland dalam menyumbangkan hasil produksi khususnya untuk sektor pariwisata. 2. Dalam menghadapi era bebas visa, Pelabuhan Nusa Lembongan berpotensi menjadi Pelabuhan Marina sebagai “Port of Call” atau base untuk eksploitasi selanjutnya untuk berwisata di darat akan menjadi daya tarik wisata yang berharga. Marina menyediakan suasana dan akses ke laut untuk wisatawan berperahu (boating tourists) maupun bukan dan juga pengunjung, dan berfungsi untuk mempromosikan pengembangan non-marina seperti hotel dan fasilitas resort lain di sekitarnya. Berdasarkan latar belakang tersebut kami mencoba untuk melakukan studi kajian dengan menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), untuk pendekatan pembangunan secara holistik agar menghasilkan manfaat yang maksimum tentang pembangunan pelabuhan dengan konsep Marine Resort untuk pengembangan transportasi laut pulau Nusa Lembongan di Bali dengan menggunakan selain tolok ukur standar teknis, proyeksi permintaan pasar yang akurat memberikan visi yang jelas dari ukuran fasilitas, karakteristik, dan fasilitas yang diperlukan untuk menarik pelaut/yacht. 3 1.2 Rumusan Masalah Untuk itu permasalahan yang teridentifikasi untuk dipecahkan dalam studi ini adalah : 1. Apakah pengembangan pelabuhan pariwisata (marine resort) sebagai alternatif baru dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke pulau Nusa Lembongan-Bali ? 2. Bagaimana tata letak atau layout pelabuhan pariwisata (marine resort) ? 3. Strategi apa yang dapat diterapkan dalam mengembangkan jaringan pelabuhan dan market share ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakan studi kajian terhadap pelabuhan Nusa Lembongan adalah: 1. Melakukan pariwisata evaluasi (marine terhadap resort) fasilitas sebagai pengembangan alternatif baru pelabuhan untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Nusa Lembongan-Bali 2. Menentukan tata letak atau layout pelabuhan pariwisata (marine resort), jumlah optimal fasilitas berdasarkan kriteria tingkat pelayanan untuk mengantisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. 3. Mengembangkan strategi integrasi antara pariwisata, transportasi dan penggunaan lahan terkait langkah-langkah peningkatan aksesibilitas dan mobilitas ke dan dalam gugus pulau yang dapat mengoptimalkan dampak terhadap ekonomi daerah dan market share 1.4 Signifikasi dan Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang hendak dicapai dari studi kajian terhadap Pelabuhan berbasis Marina Resort diantaranya: 1. Diperoleh bahan analisa untuk pengembangan Pelabuhan pariwisata yang efisien dan efektif. 2. Dapat dipergunakan sebagai bahan rekomendasi tata letak atau layout pelabuhan pariwisata (marine resort), jumlah optimal fasilitas berdasarkan kriteria tingkat pelayanan untuk mengantisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang 4 3. Dapat menentukan strategi agar Pelabuhan Pariwisata berbasis Marina di pulau Nusa Lembongan berkelanjutan (sustainable) 1.5 Batasan Penelitian Untuk memperjelas permasalahan yang dibahas, penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak menjadi biasa. Dalam hal ini pengkajian difokuskan pada analisis dan sintesis terhadap kriteria-kriteria penentu yang perlu diperhatikan yang diuraikan dibawah ini. 1. Nilai PDRB sub sektor transportasi laut tidak termasuk kontribusi angkutan laut produksi perikanan, karena kontribusi telah diperhitungkan di dalam kontribusi usaha sektor perikanan/pertanian. 2. Selama penelitian berlangsung tidak terjadi perubahan regulasi di bidang perhubungan laut. 3. Analisis interaksi dalam kajian ini, hanya dikhususkan untuk menggerakkan produksi kawasan sentra produksi (KSP) termasuk industri pariwisata. 5