BAB III - Pemerintah Kabupaten Wonosobo

advertisement
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa
dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran
(KUA) yang berfungsi sebagai salah satu penentu kapabilitas dan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Kebijakan Umum Anggaran menunjang diterapkannya model anggaran
berbasis kinerja, yang menekankan bahwa setiap alokasi biaya yang direncanakan harus dikaitkan
dengan tingkat pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai.
Dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD adalah RPJP Daerah, RPJM Daerah serta RKPD yang
merupakan penjabaran dari RPJM serta Daftar Skala Prioritas yang merupakan hasil Musrenbang
Kabupaten. Kebijakan Umum APBD yang disusun memuat target pencapaian kinerja yang terukur
dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan
pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah
dan pembiayaan. Program-program yang ada disesuaikan dengan prioritas pembangunan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Wonosobo bersama DPRD menyusun dan
menyepakati Kebijakan Umum APBD yang disusun berpedoman pada Peraturan Bupati
Wonosobo Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2013,
dengan tujuan untuk menjamin konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran, serta
terciptanya komunikasi yang berkelanjutan dan berkualitas antara eksekutif dan legislatif.
Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan
DPRD Kabupaten Wonosobo, dilanjutkan dengan penyusunan rancangan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) yang selanjutnya menjadi pedoman bagi seluruh SKPD dalam
menyusun RKA– SKPD.
RKA – SKPD Tahun 2013 berisi program, kegiatan dan anggaran satuan kerja disusun oleh SKPD
sesuai dengan peran, tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD. RKA-SKPD yang telah
disusun disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) untuk dibahas oleh Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013. Program dan kegiatan tersebut
merupakan implementasi dari visi dan misi daerah “Menuju Wonosobo Lebih Maju dan Sejahtera
“ dengan misi, agenda dan prioritas sebagaimana telah disampaikan pada Bab II.
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih, pendapatan daerah dimaksud meliputi semua penerimaan uang melalui
rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak Daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.
Dalam struktur APBD Tahun Anggaran 2013 disusun berdasarkan sistem penganggaran yang
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa pendapatan daerah dirinci menurut kelompok
pendapatan terdiri atas :
LKPJ 2013 Bab III – Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
14
1. Pendapatan Asli Daerah ;
2. Dana Perimbangan ;
3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah.
Setiap kelompok pendapatan dirinci menurut jenis pendapatan, setiap jenis pendapatan dirinci
menurut obyek pendapatan dan setiap obyek pendapatan dirinci menurut rincian obyek
pendapatan.
Adapun arah dan kebijakan umum pendapatan daerah Kabupaten Wonosobo adalah sebagai
berikut :
a.
Melaksanakan dan mengamankan kebijakan Pemerintah Daerah pada umumnya dan
Anggaran Pendapatan Daerah pada khususnya secara optimal.
b. Penetapan target PAD yang realistis sesuai dengan potensi riil sumber-sumber
pendapatan yang ada pada SKPD pengelola pendapatan.
c. Mengembangkan potensi sumber-sumber pendapatan yang sudah ada dan
mengupayakan penggalian sumber-sumber PAD baru dengan tidak memberatkan
masyarakat.
d. Mengoptimalkan pendayagunaan aset-aset Daerah yang dapat menghasilkan
penerimaan PAD.
e. Mengoptimalkan hubungan yang seimbang antara anggaran belanja dengan anggaran
pendapatan masing-masing SKPD guna terciptanya keselarasan kemampuan keuangan
daerah.
Pendapatan Daerah tahun anggaran 2013, setelah Perubahan APBD dianggarkan sebesar Rp
1.097.398.524.000,00 dapat direalisasi sebesar Rp 1.144.182.522.595,00 atau 104,26 % yang
berarti lebih dari anggaran sebesar Rp 46.783.998.595,00, dengan rincian sebagai berikut:
LKPJ 2013 Bab III – Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
15
Tabel III.A.1
Uraian Pendapatan Tahun Anggaran 2013
Uraian
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Anggaran
Setelah Perubahan
APBD 2013 (Rp)
Realisasi (Rp)
84.066.224.000,00
108.729.508.524,00
a. Pajak Daerah
16.061.500.000,00
26.416.352.676,00
b. Retribusi Daerah
17.014.834.000,00
19.036.916.492,00
5.653.860.000,00
6.129.819.969,00
45.336.030.000,00
57.146.419.387,00
923.788.664.000,00
946.856.391.608,00
745.778.034.000,00
758.139.018.684,00
14.200.000.000,00
25.300.215.472,00
8.080.000.000,00
9.340.589.212,00
c. Pendapatan Dana Alokasi Umum
665.548.034.000,00
665.548.034.000,00
d. Pendapatan Dana Alokasi Khusus
57.950.000.000,00
57.950.180.000,00
2. Transfer dari Pemerintah Pusat-Lainnya
145.810.630.000,00
145.810.630.000,00
-
-
145.810.630.000,00
145.810.630.000,00
32.200.000.000,00
42.906.742.924,00
32.086.100.000,00
42.906.742.924,00
113.900.000,00
-
89.543.636.000,00
88.596.622.463,00
a. Pendapatan Hibah
-
-
b. Pendapatan Dana Darurat
-
-
89.543.636.000,00
88.596.622.463,00
1.097.398.524.000,00
1.144.182.522.595,00
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan (Laba BUMD)
d. Lain - lain PAD yang Sah
2. Pendapatan Transfer
1. Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
a. Pendapatan Bagi Hasil Pajak
b. Pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak
a. Dana Otonomi Khusus
b. Dana Penyesuaian
3. Transfer Pemerintah Provinsi
a. Pendapatan Bagi Hasil Pajak
b. Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
c. Pendapatan Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN
LKPJ 2013 Bab III – Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
16
Tabel III.A.2
Uraian Pendapatan menurut Organisasi Pengelola Pendapatan Tahun Anggaran 2013
No.
Unit Organisasi
Anggaran
Pendapatan (Rp)
Realisasi
Pendapatan (Rp)
1
Kantor Perpustakaan Umum
16.000.000,00
21.700.200,00
2
Dinas Kesehatan
10.454.404.000,00
10.523.015.130,00
3
Badan Rumah Sakit Umum Daerah
35.944.980.000,00
38.783.097.737,00
4
Dinas Pekerjaan Umum
160.000.000,00
365.956.636,00
5
Dinas Perhubungan dan Kominfo
877.000.000,00
1.410.685.450,00
6
Dinas Kependudukan dan Capil
1.630.000.000,00
1.566.026.000,00
7
Sekretariat Daerah Kab. Wsb.
8
DPPKAD
5.575.100.000,00
5.941.695.863,00
24.732.700.000,00
43.936.850.910,00
9
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
763.000.000,00
1.340.105.793,00
10
Dinas Peternakan dan Perikanan
178.940.000,00
174.863.568,00
11
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
12
Dinas Perindag
13
Dinas Koperasi dan UMKM
14
Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR
15
Bapermasdes
Jumlah total
874.000.000,00
1.769.823.150,00
1.499.100.000,00
1.725.520.799,00
10.000.000,00
13.650.788,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.350.000.000,00
1.155.516.500,00
1.097.398.524.000,00
1.144.182.522.595,00
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih, belanja daerah dimaksud meliputi semua pengeluaran dari rekening kas
umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Dengan mempertimbangkan perubahan mendasar dalam penyusunan Belanja Daerah sebagai
konsekuensi pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 37
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2013 maka belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.
Pelaksanaan urusan pemerintahan dijabarkan dalam program dan kegiatan yang dilaksanakan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 merupakan formulasi kebijakan yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam rangka melaksanakan urusan
pemerintahan dan pembangunan, pelayanan masyarakat, dan upaya penyelesaian berbagai
persoalan yang dihadapi daerah, yang dikelompokkan ke dalam Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung, belanja daerah tersebut meliputi :
1. Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari :
a. Belanja Pegawai, merupakan alokasi anggaran untuk membiayai belanja gaji dan
tunjangan serta penghasilan lainnya kepada PNS, uang representasi dan tunjangan
pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
LKPJ 2013 Bab III – Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
17
Daerah serta penghasilan dan penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
b. Belanja Hibah, merupakan alokasi anggaran yang berupa uang/barang atau jasa dari
pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan
daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara
terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah;
c. Belanja Bantuan Sosial, merupakan alokasi anggaran bantuan berupa uang/barang
dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang
sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko social;
d. Belanja Tidak Terduga, merupakan alokasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang
sifatnya tidak biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap
stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan ketertiban di
daerah dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan
bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas
kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
2. Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari jenis belanja sebagai berikut :
a. Belanja Pegawai, merupakan pengeluaran daerah untuk honorarium kepanitiaan, upah,
stimulant, honorarium tenaga kontrak pemerintah daerah dalam melaksanakan program
dan kegiatan pemerintahan daerah ;
b. Belanja Barang dan Jasa, merupakan pengeluaran daerah yang digunakan untuk
pengadaan barang/jasa yang memiliki nilai manfaat tidak lebih dari 12 bulan seperti
memenuhi kebutuhan belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi
asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa gedung, sewa
sarana mobilitas, sewa alat-alat berat, sewa peralatan dan perlengkapan kantor,
makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja dan perjalanan
dinas, serta pengadaan barang/jasa yang akan diserahkan kepada masyarakat;
c. Belanja Modal, merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan,
seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan dan
jembatan, irigasi dan jaringan listrik, kendaraan dinas operasional, peralatan kantor dan
aset tetap lainnya.
Kebijakan umum belanja daerah yang diformulasikan kedalam program, kegiatan serta belanja
langsung dan belanja tidak langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dimaksud
diarahkan untuk :
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dengan penjaringan aspirasi berbagia pemangku
kepentingan (stakeholder) melalui Focus Group Discussion dan MUSRENBANG;
2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar masyarakat melalui upaya peningkatan pelayanan
dan sarana / prasarana pendidikan, kesehatan, dan memperluas kesempatan kerja;
LKPJ 2013 Bab III – Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
18
3. Pengembangan ekonomi rakyat yang memberikan insentif bagi penanggulangan
kemiskinan melalui pelaksanaan program dan kegiatan revitalisasi pertanian,
pemberdayaan koperasi, UKM dan LKM, menarik investasi dan meningkatkan ekspor non
migas, peningkatan sektor industri dan kerajinan baik industri rumah tangga, industri kecil
maupun menengah;
4. Pembangunan infrastruktur (sumber daya air dan irigasi, transportasi, perumahan dan
pemukiman);
5. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dengan memperkuat system perencanaan,
mengefektifkan pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan, serta
peningkatan sarana dan prasarana kerja dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.
Rencana Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 setelah Perubahan sebesar
Rp 1.236.421.504.788,00 dapat direalisasi Rp 988.103.772.409,00 atau 79,92% . Komponen
Belanja tersebut terdiri dari Belanja Operasi direncanakan sebesar Rp 959.069.619.572,00 dapat
direalisasi sebesar Rp 848.084.965.677,00 atau 88,43%, Belanja Modal direncanakan sebesar Rp
273.331.065.216,00 dapat direalisasi sebesar Rp 138.170.232.852,00 atau 5%, ,55 Belanja Tak
Terduga direncanakan sebesar Rp 4.020.820.000,00 dapat direalisasi sebesar Rp
1.848.573.880,00 atau 45,98%. Belanja Transfer / Bagi Hasil ke Desa tidak ada rencana dan
tidak ada realisasi karena sudah masuk pada pos Belanja Bantuan Keuangan, adapun rincian
realisasi belanja sebagai berikut :
Tabel III.B.1
Uraian Belanja Tahun Anggaran 2013
Uraian
Belanja Operasi
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
959.069.619.572,00
848.084.965.677,00
Belanja Pegawai
654.712.057.912,00
598.107.748.005,00
Belanja Barang dan Jasa
221.950.283.692,00
182.438.371.696,00
Belanja Bunga
-
-
Belanja Subsidi
-
-
Belanja Hibah
23.340.277.968,00
15.153.119.710,00
3.111.000.000,00
3.023.599.946,00
55.956.000.000,00
49.362.126.320,00
273.331.065.216,00
138.170.232.852,00
Belanja Tanah
13.864.000.000,00
5.354.879.600,00
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Modal
33.552.529.666,00
25.942.184.853,00
Belanja Gedung dan Bangunan
105.237.748.350,00
68.069.846.924,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
117.087.453.200,00
36.282.886.475,00
3.589.334.000,00
2.520.435.000,00
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
-
Belanja Tidak terduga
4.020.820.000,00
Transfer/Bagi Hasil Ke Desa
Jumlah Belanja
1.236.421.504.788,00
LKPJ 2013 Bab III – Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
1.848.573.880,00
988.103.772.409,00
19
Belanja Daerah mencakup semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah dan merupakan
kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan.
Berbagai permasalahan dan tantangan pokok yang dihadapi pemerintah daerah dalam tahun
anggaran 2013 yang mempengaruhi alokasi belanja daerah antara lain :
1. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana tansportasi melalui pembangunan jalan
dan jembatan, pemeliharaan kondisi jalan dan jembatan untuk meningkatkan aksesibilitas
wilayah;
2. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana sumber daya air dan irigasi, guna
mendukung aktifitas produksi, serta memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana dasar
perkotaan dan perdesaan;
3. Membangun dan mengembangkan ekonomi lokal yang diarahkan pada pengelolaan usaha
oleh pelaku bisnis secara mandiri, dengan cara :
a. Penciptaan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperbaiki iklim
investasi, mendorong daya saing, meningkatkan daya beli masyarakat, pengembangan
kebudayaan, pariwisata, inovasi teknologi, sehingga mendukung pencapaian
pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, dengan tetap memperhatikan daya dukung
dan daya tampung lingkungan;
b. Meningkatkan peran usaha mikro kecil menengah dalam pemenuhan kebutuhan pasar
domestik dan berorientasi pada ekspor serta pengembangan kewirausahaan untuk
mendorong daya saing;
c. Meningkatkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan potensi dan
produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor dan memiliki daya saing;
d. Meningkatkan produktifitas sektor pertanian, perikanan dan kehutanan yang beorientasi
pada sistem agribisnis dan agro industri guna mempertahankan swasembada pangan
dan ketahanan pangan daerah;
e. Meningkatkan kualitas produk sektor industri, perdagangan dan pariwisata melalui
pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung;
f. Meningkatkan perkembangan iklim usaha yang kondusif sehingga mampu menarik
investasi dan budaya usaha masyarakat , sehingga meningkatkan pendapatan dan daya
beli masyarakat.
4. Mewujudkan masyarakat yang berkemampuan (empowered) dan berdaya saing
(competitive) yang mengarah kepada kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta
dan masyarakat;
5. Keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan program/kegiatan yang pro poor, pro job dan pro
growth serta pro environment perlu ditingkatkan. Penanggulangan kemiskinan dengan
mengefektifkan penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial, pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat dan mengoptimalkan pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan programprogram penanggulangan kemiskinan. Penurunan tingkat pengangguran terbuka dengan
menciptakan lapangan kerja dan memperluas lapangan pekerjaan;
6. Pembangunan tata kelola yang baik, dengan fokus antara lain :
a. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
LKPJ 2013 Bab III – Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
20
b. Penyediaan data atau informasi yang akurat dan valid;
c. Meningkatkan kondusifitas wilayah;
d. Peningkatan sinergi dan harmonisasi perencanaan program/kegiatan antara pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten.
C. KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan Daerah dimaksud meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus. Pembiayaan meliputi :
1. Pembiayaan Penerimaan
Pembiayaan pada sisi penerimaan dianggarkan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) Tahun Lalu dan penerimaan dari angsuran pokok piutang daerah yang jatuh tempo,
yang berasal dari penyertaan modal bergulir pemerintah daerah.
2. Pembiayaan Pengeluaran
Pembiayaan pada sisi pengeluaran dianggarkan untuk pembentukan dana cadangan dan
penyertaan modal pada BUMD seperti pada BPR BKK Wonosobo, BKK Kertek, Bank
Wonosobo, Apotik Bhakti Husada dan PDAM.
Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pembiayaan Penerimaan direncanakan sebesar Rp 156.022.980.788,00 dapat direalisasi
sebesar Rp 156.079.075.488,00 atau 100,04%, lebih dari anggaran sebesar Rp 56.094.700,00
yang terdiri dari :
 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun lalu
direncanakan
156.022.980.788,00 dapat direalisasi sebesar Rp 156.022.980.788,00;
Rp
 Penerimaan piutang direncanakan Rp 0,00 dapat direalisasi sebesar Rp 56.094.700,00.
b. Pembiayaan Pengeluaran direncanakan sebesar Rp 17.000.000.000,00
sebesar Rp 15.000.000.000,00 atau 88,23% berupa :
dapat direalisasi

Pembentukan Dana Cadangan direncanakan Rp 5.000.000.000,00 dapat direalisasi
sebesar Rp 5.000.000.000,00;

Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah dianggarkan
12.000.000.000,00 dapat direalisasi sebesar Rp 10.000.000.000,00.
sebesar
Rp
Kemudian pada tahun anggaran 2013 terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
sebesar Rp 297.157.825.674,00
LKPJ 2013 Bab III – Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
21
Download