Format Penulisan Makalah - Digilib ITS

advertisement
Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit
(Siloam Hospital Surabaya)
Gilang Rembulan dan Moses L. Singgih
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: [email protected] ; [email protected]
Abstrak
Implementasi konsep lean dalam bidang manufaktur sudah banyak diterapkan dan banyak
perusahaan yang mendapatkan manfaat dari penerapan konsep lean. Seiring dengan perkembangan
persaingan bisnis, memicu perusahaan penyedia layanan kesehatan mengadaptasi konsep lean
dalam proses jasanya. Siloam Hospitals merupakan salah satu rumah sakit bertaraf internasional
yang ada di Surabaya. Sebagai penyedia layanan kesehatan bertaraf internasional, Siloam
Hospitals mengutamakan kepuasan dan patient safety dari pasiennya. Penelitian ini akan
difokuskan dalam Out Patient Department (OPD). Dalam kondisi saat ini masih terdapat aktivitas
yang tergolong waste dalam OPD. Dalam membangun solusi untuk meminimalisasi waste yang
terjadi di OPD diperlukan sebuah pemetaan masalah yang bertujuan untuk mengidentifikasi waste
yang ada serta penyebabnya di dalam OPD. Dalam penelitian ini akan digunakan big picture
mapping untuk memetakan proses pelayanan di OPD. Dari Root Cause Analysis ditemukan akar
permasalahan yang terjadi dalam OPD. Dari hasil penelitian yang dilakukan waste yang sering
terjadi adalah transportation, unnecessary motion, dan waiting. Berdasarkan hasil Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) didapatkan penyebab kritis dari waste transportation adalah
pengiriman ke berbagai departemen, penyebab kritis dari waste unnecessary motion adalah berkas
rekam medik tidak ada di tempat, dan untuk waste waiting adalah pengiriman berkas rekam medik.
Berdasarkan hasil FMEA terbangun tiga alternatif solusi untuk ketiga waste yang terjadi. Dari
ketiga alternatif tersbut terpilih rekomendasi perbaikan yaitu penerapan Electronic Medical
Record.
Kata kunci : Lean Healthcare, Big Picture Mapping, RootCause Analysis, dan Failure Mode
and Effect Analysis
ABSTRACT
The implementation of lean concepts in manufacturing has been widely applied and many
companies who got benefit from the application of lean concepts. Along with the development of
business competition, triggering health-care provider companies adapted lean concepts in the
service processes. Siloam Hospitals is one of the international hospital in Surabaya. As an
international health care providers, Siloam Hospitals prioritizing patient safety and satisfaction of
patients. This research will be focused in the Out Patient Department (OPD). Under current
conditions there are activities that are categorized as waste in the OPD. To develop a solutions to
minimize the waste that occurs in the OPD required a mapping problem which aims to identify
existing waste and its cause that happened in OPD. In this study the big picture mapping will be
used to map the service process in OPD. From the Root Cause Analysis found the root problems
that occur within the OPD. From the results of research conducted waste that often occurs is
transportation, unnecessary motion and waiting. Based on a Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) obtained the critical causes of waste transportation is delivery process ti the various
department, critical cause of unnecessary motion waste is medical record is not in place when
needed, and critical cause of waiting waste is waiting for delivery of medical record. Based on the
result of FMEA, three alternative solutions for the three critical waste was developed. From three
alternatives, one alternative chosen as improvement recommendation. The recommendation is
implementation of Electronic Medical Record
Keywords: Lean Healthcare, Big Picture Mapping, RootCause Analysis, and Failure Mode
and Effect Analysis
1
1. Pendahuluan
Semakin ketatnya persaingan antara rumah sakit
sebagai penyedia layanan kesehatan saat ini,
memicu rumah sakit untuk berlomba-lomba
meningkatkan kualitas jasanya dan dapat
mengelola resources yang dimiliki secara
efisien. Pengelolaan resources secara efisien
dan peningkatan kualitas jasa dilakukan dengan
tujuan meningkatkan competitive advantage
perusahaan
agar
dapat
bertahan
dan
memenangkan
persaingan
yang
ada.
Peningkatan kualitas jasa dapat dilakukan
dengan melakukan peningkatan efisensi dari
proses dengan cara mengadopsi konsep dan
metodologi
yang berkaitan dengan proses
produksi jasanya. Dalam persaingan saat ini,
rumah sakit dituntut untuk dapat menerapkan
konsep efektivitas dan efiesiensi di setiap lini
agar dapat menghasilkan jasa dengan kualitas
yang baik, jaminan patient safety yang tinggi
dan dengan biaya yang tepat. Dalam sebuah
proses jasa terdapat faktor-faktor yang
berkontribusi di dalamnya, faktor-faktor yang
ada harus selalu dilakukan evaluasi sebagai
langkah continous improvement , apakah perlu
dilakukan perbaikan atau tidak.
Siloam Hospitals Surabaya merupakan salah
satu rumah sakit bertaraf internasional di
Surabaya. Ditengah persaingan dalam industri
layanan kesehatan saat ini tentunya Siloam
Hospital mempunyai goals supaya dapat
bersaing dengan rumah sakit lainnya. Goals
yang ingin dicapai oleh Siloam Hospitals
Surabaya adalah menjadi penyedia layanan
kesehatan bertaraf internasional dengan
keamanan pasien yang terjamin. Patient safety
menjadi prioritas
bagi Siloam Hospitals
sehingga
dalam
prosesnya
diterapkan
standarisasi proses jasanya yang bertujuan untuk
menghasilkan layanan yang berkualitas dan
diberikan ke pasien dengan tepat waktu dan
aman.
Standarisasi dan continous improvement
menjadi hal yang mendasar dalam kelangsungan
proses jasa di setiap departemen di Siloam
Hospitals. Penelitian ini akan difokuskan pada
aliran proses dalam Out Patient Department
(OPD) atau yang biasa dikenal sebagai Poli
Rawat Jalan. OPD merupakan salah satu
departemen yang penting di Siloam Hospitals.
Dalam sehari rata-rata OPD melayani 300
pasien, hal ini menunjukkan bahwa departemen
ini menjadi salah satu penopang dari Siloam
Hospitals, sehingga proses yang efektif, efisien,
dan aman sangat penting dalam departemen ini.
Dari hasil brainstorming dengan kepala rumah
sakit, dalam realisasinya masih terdapat
aktivitas yang tergolong waste dalam OPD,
sebagai contoh adalah waktu tunggu pasien .
Ada beberapa hal yang mengakibatkan waktu
tunggu menjadi lama, yaitu waktu periksa
dokter yang lama, waktu aktivitas administrasi
yang lama, waktu menunggu karena dokter
terlambat, waktu yang dibutuhkan untuk
mencari dokumen. Lama waktu proses
menunggu
termasuk
dalam hal yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Ada
batas waktu tertentu dimana pasien akan merasa
bahwa waktu tunggu terlalu lama dan
mengakibatkan tingkat kepuasan terhadap
layanan rumah sakit menurun.
Berdasarkan hal tersebut diperlukan pemetaan
masalah yang secara jelas. Salah satu lean tools
yang dapat digunakan adalah dengan
menggunakan big picture mapping. Dengan big
picture mapping akan dapat diketahui gambaran
besar proses secara keseluruhan, seperti aliran
informasi, aliran nilai dan kualitas di setiap
proses dalam OPD. Dari aliran tersebut aktivitas
dalam proses dapat digolongkan menjadi
aktivitas value added dan non value added,
sehingga dari pemetaan tersebut dapat dilakukan
perbaikan yang tepat sasaran
1.1 Perumusan Masalah
Pada keadaan ideal, dalam pengelolaan prosesproses jasa beserta faktornya dilakukan secara
efektif dan efisien. Dalam menghasilkan
layanan yang berkualitas, rumah sakit
melakukan sebuah metodologi proses yang
efisien sehingga waste yang terdapat dalam
proses dapat dikurangi, defect-free, dan
memiliki lingkungan kerja yang aman sehingga
produktivitas yang tinggi dapat dicapai. Akan
tetapi dalam keadaan saat ini Siloam Hospitals
Surabaya belum menerapkan konsep process
improvement sehingga masih banyak terjadi
ketidakefisienan dalam proses jasanya. Dalam
penelitian ini, permasalahan yang muncul
mengidentifikasi waste yang ada pada proses
jasa di Siloam Hospitals Surabaya, dan dengan
menggunakan
pendekatan
lean
untuk
mengurangi waste yang terjadi. Setelah
dilakukan perbaikan terhadap waste, dilakukan
perhitungan biayanya.
2
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi waste yang dihasilkan dari
proses jasa Out Patient Department Siloam
Hospital Surabaya
2. Mengetahui waste kritis yang terjadi dalam
Out Patient Department
3. Memberikan rekomendasi solusi perbaikan
terhadap waste kritis yang terjadi
1.3 Batasan
1. Area yang diteliti adalah Out Patient
Department
2. Waste yang menjadi objek penelitian adalah
yang termasuk di dalam 7 healthcare waste
2. Metodologi Penelelitian
Metodologi penelitian terdiri dari empat
tahapan, yaitu tahapan Tahap identifikasi
masalah pada penelitian ini dilakukan beberapa
tahapan yang terdiri
dari identifikasi
permasalahan, penetapan tujuan penelitian, studi
literatur dan studi lapangan. Studi literatur
merupakan tahap untuk mempelajari dan
mendalami semua teori yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan yaitu konsep
lean healthcare, big picture mapping, root
cause analysis, dan failure mode and effect
analysis. Sedangkan studi lapangan bertujuan
untuk memperoleh informasi mengenai keadaan
eksisting dilapangan.
Tahap pengumpulan dan pengolahan data pada
penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu
tahap awal adalah mengumpulkan informasi
tentang proses pelayanan OPD menggunakan
big picture mapping dan melalui wawancara
dengan narasumber yang berkompeten dalam
OPD, seperti kepala departemen OPD, dokter
jaga OPD, perawat OPD, dan porter rekam
medik. Tahapan selanjutnya adalah melakukan
identifikasi waste dan pembobotan waste dari
identifikasi
aktivitas
pelayanan
OPD,
pembobotan berdasarkan frekuensi kemunculan
waste. Selanjutnya digunakan RCA untuk
menelusuri akar penyebab dari waste kritis yang
terjadi.
Pada tahap analisa dan interpretasi data yang
akan dilakukan adalah analisa terhadap hasil
identifikasi dengan big picture mapping dan
RCA
menggunakan
FMEA
untuk
mengidentifikasi dan mencegah terjadinya mode
kegagalan.
Setelah melakukan analisa dan interpretasi data,
dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat
menjawab tujuan dari penelitian yang dilakukan
juga dilengkapi dengan saran dan rekomendasi
yang dapat dijadikan bahan masukan yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengolahan
data pada penelitian ini.
3.1 Data Kondisi Eksisting
Pada pengumpulan data kondisi eksisting, terdiri
dari identifikasi waste dengan big picture
mapping, identifikasi aktivitas pada OPD,
identifikasi waste dalam OPD, pembobotan
waste kritis, dan root cause analysis.
3.1.1 Big Picture Mapping
Dalam melakukan identifikasi terhadap proses
pelayanan OPD, big picture mapping dapat
digunakan
sebagai
alat
bantu
untuk
mengidentifikasi proses yang ada di dalam out
patient department (OPD). Gambar 1 dan 2
merupakan big picture mapping proses
pelayanan out patient department (OPD).
Pasien
Nomor
Antrian
1 Mesin
Pengisian
formulir
data
pasien
Input data
pasien
1 Loket
Pembayaran
4 Pekerja / shift
Pemeriksaan
Kamar
obat
32 Dokter
Gambar 1 Aliran fisik pelayanan out patient department
(OPD) untuk pasien baru
Pasien
Nomor
Antrian
1 Mesin
Pemeriksaan
Pembayaran
4 Pekerja / Shift
Kamar
obat
32 Dokter
Rekam
Medik
4 Porter / Shift
Gambar 2 Aliran fisik pelayanan out patient department
(OPD) untuk pasien lama
Berdasarkan big picture mapping pada
Gambar 1 dan 2, maka proses pelayanan pada
out patient department (OPD) dapat dibagi
menjadi 6 proses utama yaitu proses
pengambilan nomor antrian, proses pengisian
formulir data pasien, proses administrasi, proses
rekam medik, proses pemeriksaan, proses
penukaran obat. Proses pelayanan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi bebrapa sub proses
sebagai berikut :
Pasien baru:
3
A. Proses pengambilan nomor antrian,
terdiri dari proses sebagai berikut:
1. Pengambilan nomor antrian
B. Proses pengisian formulir data pasien,
terdiri dari proses sebagai berikut:
1. Pengisian formulir data pasien
C. Proses administrasi, terdiri dari proses
sebagai berikut:
1. Pemanggilan antrian administrasi
2. Proses input data pasien
3. Proses pembayaran
D. Proses pemeriksaan, terdiri dari
proses sebagai berikut:
1. Pemanggilan antrian pemeriksaan
2. Proses diagnosis
Pasien lama:
A. Proses pengambilan nomor antrian,
terdiri dari proses sebagai berikut:
1. Pengambilan nomor antrian
B. Proses administrasi, terdiri dari proses
sebagai berikut:
1. Pemanggilan antrian administrasi
2. Proses input data pasien
3. Proses pembayaran
C. Proses rekam medik, terdiri dari
proses sebagai berikut:
1. Penerimaan laporan rekam medik
2. Proses pencarian berkas rekam
medik
3. Pengiriman berkas rekam medik
D. Proses pemeriksaan, terdiri dari
proses sebagai berikut:
1. Menunggu berkas rekam medik
2. Pemanggilan antrian pemeriksaan
3. Proses diagnosis
3.1.2 Identifikasi Aktivitas dalam OPD
Aktivitas-aktivitas pada proses pelayanan dalam
out patient department (OPD) untuk pasien baru
dan pasien lama dapat diklasifikasikan seperti
pada Tabel 1 dan 2. Dasar pengklasifikasian
aktivitas didasasarkan pada tipe aktivitas dalam
organisasi (Hines dan Taylor, 2000) dan hasil
pengklasifikasian tipe aktivitas dicocokkan
dengan pihak rumah sakit Siloam Hospital
Surabaya.
Tabel 1 Identifikasi Aktivitas pada Proses Pelayanan Out
Patient Department (OPD) untuk Pasien Baru
Kode
A.1
B.1
C.1
C.2
C.3
D.1
D.2
Tipe Aktivitas
A. Nomor Antrian
Pengambilan nomor antrian
B. Pengisian Formulir Data Pasien
Pengisian formulir data pasien
C. Administrasi
Menunggu panggilan antrian administrasi
Proses input data pasien
Proses pembayaran
D. Pemeriksaan
Menuggu panggilan antrian pemeriksaan
Proses diagnosis
VA NVA NNVA
X
X
X
X
X
X
X
Tabel 2 Identifikasi Aktivitas pada Proses Pelayanan Out
Patient Department (OPD) untuk Pasien Lama
Kode
A.1
B.1
B.2
B.3
C.1
C.2
C.3
D.1
D.2
D.3
Tipe Aktivitas
A. Nomor Antrian
Pengambilan nomor antrian
B. Administrasi
Menunggu panggilan antrian administrasi
Proses input data pasien
Proses pembayaran
C. Rekam Medik
Penerimaan laporan rekam medik
Proses pencarian berkas rekam medik pasien
Pengiriman berkas rekam medik secara manual
D. Pemeriksaan
Menunggu berkas rekam medik
Menuggu panggilan antrian pemeriksaan
Proses diagnosis
VA NVA NNVA
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Keterangan :
VA: Value Adding Activity
NVA: Non-Value Adding Activity
NNVA: Necessary but Non Value Adding
Activity
3.1.3 Identifikasi Waste dalam Out Patient
Department
Berdasarkan hasil brainstroming dan
pengamatan terhadap aliran fisik dan aliran
informasi dalam proses di out patient
department (OPD), maka dapat diidentifikasi
waste yang terjadi di dalam proses pelayanan
dalam OPD yaitu :
1. Waiting
Terdapat aktivitas menunggu untuk
proses administrasi, proses
pengiriman berkas rekam medik,
proses pemeriksaan sehingga
menyebabkan antrian pasien menjadi
panjang.
2. Unnecessary inventory
Terjadi persediaan obat dan perlatan
laboratorium yang berlebih, hal ini
diakibatkan karena kebijakan
inventory rumah sakit yang tidak
mengijinkan penerapan zero
inventory, karena rumah sakit tidak
boleh kehabisan persediaan obat dan
peralatan laboratorium.
4
3.1.4 Identifikasi Waste Kritis dalam Out
Patient Department
Dalam tahap ini dilakukan pengukuran
waste yang paling sering terjadi dan
berpengaruh terhdapa proses pelayanan di out
patient department (OPD) berdasarkan hasil
penyebaran kuesioner. Kuesioner dilakukan
untuk mengetahui tingkat keseringan waste
terjadi pada proses pelayanan di OPD.
Kuesioner dilakukan dengan menggunakan
metode BORDA yaitu dengan memberikan
peringkat untuk masing-masing jenis waste serta
mengalikannya dengan bobot yang telah sesuai
yaitu peringkat 1 mempunyai bobot tertinggi
yaitu (n-1) demikian seterusnya. Dimana waste
yang mempunyai nilai tertinggi adalah waste
yang sering terjadi pada proses pelayanan out
patient department (OPD).
Berikut ini merupakan rekap hasil
kuesioner untuk mengetahui waste yang paling
sering terjadi pada proses dalam out patient
department (OPD).
Tabel 3 Rekap Hasil Kuesioner Waste
Jenis Waste
1
Defects
0
Waiting
2
Overproduction
0
Unnecessary Inventory 0
Overprocessing
0
Unnecessary Motion 11
Transportation
17
SKOR
6
2
0
12
0
0
0
9
11
5
Peringkat
3 4 5
0 0 0
16 0 0
0 0 5
0 21 5
0 10 19
10 0 0
2 0 0
4 3 2
6
0
0
25
4
1
0
0
1
7
30
0
0
0
0
0
0
0
SKOR
RANKING
0
136
35
77
69
151
165
0.00
0.21
0.06
0.12
0.11
0.24
0.26
633
Berdasarkan hasil kuesioner diatas maka
dapat diketahui urutan keseringan waste yang
terjadi pada proses pelayanan dalam out patient
department (OPD) pada
diagram seperti
berikut:
Rangking Waste dalam Out Patient
Departement (OPD)
0.3
0.25
RANGKING
3. Unnecessary motion
Terjadinya pergerakan yang
seharusnya tidak perlu dilakukan
seperti mencari dokumen rekam
medik yang menyebabkan delay pada
proses pemeriksaan dan pengiriman
dokumen menjadi lama. Terjadi
aktivitas mencari berkas rekam medik
yang tidak jelas keberadaannya
disebabkan digunakan atau dipinjam
departemen lain tanpa catatan yang
jelas.
4. Transportation
Terjadi perpindahan yang berlebihan
dari porter rekam medik dari tempat
penyimpanan rekam medik ke
departemen
yang
membutuhkan
berkas rekam medik yang terletak
cukup jauh. Keberadaan dokumen dan
ketidaklengkapan
dokumen
juga
menyebabkan porter berpindah secara
berlebihan. Hal ini menyebabkan
perpindahan
dari
porter
yang
berlebihan dan pengiriman berkas
rekam medik menjadi lama dan
menyebabkan delay pada proses
pemeriksaan.
0.2
0.15
0.1
0.05
0
WASTE
Gambar 3 Diagram Rangking Waste dalam OPD
3.1.5 Root Cause Analysis
Root cause analysis merupakan tools
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
akar penyebab terjadinya permasalahan.
Pengisian kuisioner waste ditujukan kepada
pekerja yang menjadi elemen dalam proses
pelayanan dalam out patient department (OPD).
Dari hasil rekap yang didapatkan dari
kuisioner waste pada kondisi eksisting,
menunjukkan bahwa waste yang sering terjadi
dalam proses pelayanan dalam out patient
department (OPD) adalah waiting, unnecessary
motion, dan transportation. Dari hasil tersebut
dapat dibangun sebuah root cause analysis
untuk mengidentifikasi dampak dan akar
penyebab dari waste dan sub waste yang terjadi.
3.1.5.1
Root
Transportation
Cause
Analysis
Waste
5
Tabel 4 Root Cause Analysis Waste Transportation
Jenis Gangguan
Why 1
Why 2
Why 3
Porter rekam medik Porter rekam medik
menunda pengiriman lelah
Why 4
Why 5
Porter
Letak ruang rekam
mengirimkan
medik berjauhan
berkas rekam
antar departemen
medik ke berbagai
departemen
Faktor porter rekam
medik
Kekurangan tenaga
pengiriman (porter)
Porter rekam medik
mencari berkas
rekam medik
Order berpindah
departemen
Pasien pindah
departemen
Dokter yang dituju
pasien belum datang
Data rekam medik
tidak lengkap
Dokter tidak mengisi
diagnosa di dalam
berkas rekam medik
Pengiriman
berkas rekam
medik
Keberadaan
berkas rekam
medik
Digunakan oleh
beberapa
departemen
3.1.5.2 Root Cause Analysis Waste Unnecessary
Motions
Tabel 5 Root Cause Analysis Waste Unnecessary Motions
Jenis Gangguan
Mencari dokumen
rekam medik
Why 1
Suster / karyawan
rekam medik
mencari dokumen
rekam medik
Why 2
Dokumen rekam
medik yang dicari
tidak ada
Why 3
Dokumen rekam
medik berpindah
tanpa ada laporan
yang jelas
Why 4
Sistem record
peminjaman
dokumen rekam
medik tidak berjalan
baik
Data ketersediaan
vaksin tidak cocok
antara aktual dan
record
Laporan update data
ketersediaan tidak
dijalankan dengan
baik
Why 5
Karyawan tidak
disiplin dalam
membuat laporan
peminjaman
Vaksin dalam ruang Vaksin habis
periksa tidak ada
Mencari vaksin
Kroscek dengan
bagian pharmacy
dan gudang obat
3.1.5.3 Root Cause Analysis Waste Waiting
Tabel 6 Root Cause Analysis Waste Waiting
Jenis Gangguan
Delay proses
administrasi pasien
asuransi
Why 1
Why 2
Penumpukan Proses
antrian pasien administrasi
asuransi
pasien
sebelumnnya
belum selesai
Loket pelayanan
asuransi hanya 1
counter
Menunggu Mencari berkas
porter rekam rekam medik
medik
Porter
mengirimkan
berkas rekam
medik ke
berbagai
departemen
Delay pengiriman
berkas rekam medik
Why 3
Kroscek data cover
asuransi dengan
perusahaan
asuransi
membutuhkan
Why 4
Fasilitas
asuransi setiap
pasien dan
setiap
perusahaan
Operator
administrasi
bagian asuransi
kurang
Keberadaan berkas Record rekam
rekam medik
medik tidak
berjalan baik
Why 5
Karyawan tidak disiplin
melakukan record
peminjaman berkas
rekam medik
Berbagai
departemen
membutuhkan
berkas rekam
medik
Ruang rekam
medik berjauhan
antar departemen
Tabel 7 Root Cause Analysis Waste Waiting (Lanjutan)
Jenis Gangguan
Why 1
Dokter jaga
Availability dokter tidak ada di
jaga
ruang jaga
Delay pemeriksaan
dokter
Menunggu
dokter yang
dituju
Why 2
Why 3
Why 4
Dokter datang
Dokter mempunyai Dokter di OPD
diluar jadwal jaga kegiatan diluar
merupakan
rumah sakit Siloam dokter tamu
Why 5
Kebijakan rumah sakit
Siloam Surabaya
Waktu
Jenis keluhan tiap Pasien menuju Preferensi pribadi dan
pemeriksaan
pasien berbeda
dokter menurut jenis keluhan untuk
berbeda antar
pemilihan dokter
pilihannya
pasien
Dokter masih
menangani pasien
sebelummnya
4 Analisa dan Pembahasan
Pada bab ini akan dijelaskan analisa dari waste
kritis yang terjadi.
4.1 Analisa Big Picture Mapping
Big picture mapping merupakan sebuah
tool yang digunakan untuk menggambarkan
sistem secara keseluruhan. Dari big picture
mapping ini informasi tentang aliran informasi
dan aliran fisik dalam sistem dapat diperoleh.
Big picture mapping dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dimana terdapat pemborosan
yang terjadi.
Beradasarkan identifikasi aktivitas yang
ada dalam out patient department didapatkan
aktivitas value adding untuk pasien baru sebesar
71,43%, aktivitas non-value adding untuk
pasien baru sebesar 28,57%. Aktivitas value
adding untuk pasien lama sebesar
40%.
Aktivitas non-value adding untuk pasien lama
sebesar 30%. Aktivitas necessary but non-value
adding untuk pasien lama sebesar
30%.
Aktivitas non-value adding yang terdapat dalam
proses pelayanan di out patient department
antara lain menunggu panggilan proses
administrasi, mencari berkas rekam medik
pasien, dan menunggu panggilan pemeriksaan.
Aktivitas non-value adding ini mengindikasikan
adanya pemborosan atau aktivitas yang
tergolong waste dalam proses pelayanan di out
patient department.
Melalui brainstroming dan pengamatan
diidentifikasi terdapat waste dalam proses
pelayanan dalam out patient department. Waste
yang teridentifikasi terjadi dalam proses
pelayanan out patient department antara lain
waiting, unnecessary inventory, unnecessary
motion,
dan
transportation.
Setelah
mendapatkan waste yang teridentifikasi terjadi
pada proses pelayanan dalam out patient
department, dilakukan proses identifikasi waste
kritis yang terjadi. Proses identifikasi waste
kritis dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui waste yang merupakan waste kritis
dalam proses pelayanan out patient department.
Hal ini dilakukan juga dengan tujuan untuk
menjadikan rekomendasi perbaikan menjadi
tepat sasaran sesuai dengan waste kritis yang
terjadi. Dari proses identifikasi waste kritis
dalam out patient department didapatkan
transportation, unnecessary motion, dan waiting
sebagai waste kritis yang terjadi dalam out
patient department.
4.2 Analisa Faktor-Faktor Penyebab Waste
Kritis
Setelah mengetahui waste-waste kritis
dalam proses pelayanan out patient department
(OPD) maka langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi
faktor-faktor
penyebab
terjadinya waste kritis tersebut dimana untuk
mengidentifikasi waste tersebut dilakukan
dengan menggunakan RCA dan FMEA.
6
Root Cause Analysis (RCA) digunakan
untuk mengidentifikasi akar-akar penyebab
permasalahan dari subwaste dari waste
transportation, unnecessary motion, dan
waiting. Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) digunakan untuk membangun alternatif
perbaikan.
4.2.1 Root Cause Analysis
Root cause analysis merupakan tools
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
akar penyebab terjadinya permasalahan.
Pengisian kuisioner waste ditujukan kepada
pekerja yang menjadi elemen dalam proses
pelayanan dalam out patient department (OPD).
RCA dibangun untuk 3 waste yang terjadi
dalam OPD. Waste tersebut antara lain
transportation, unnecessary motion, dan
waiting.
Untuk akar penyebab masalah pada waste
transportation maka pencarian akar penyebab
dicari berdasarkan subwaste dari waste
transportation yang berupa pengiriman berkas
rekam medik. Pengumpulan data RCA untuk
waste transportation dapat dilihat pada Tabel 4.
Akar penyebab masalah dari waste unnecesarry
motion dicari berdasarkan subwaste unnecessary
motion yang berupa mencari dokumen rekam
medik dan mencari vaksin. Pengumpulan data
RCA untuk waste unnecessary motion dapat
dilihat pada Tabel 5. Untuk akar penyebab
masalah pada waste waiting dicari berdasarkan
subwaste waiting yang berupa delay proses
administrasi pasien asuransi, delay pengiriman
berkas rekam medik, availability dokter jaga,
dan delay pemeriksaan dokter. Untuk
pengumpulan data RCA untuk waste waiting
dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.
•
Pengiriman berkas rekam medik
Pengiriman berkas rekam medik untuk
OPD diindikasikan dengan terjadinya
perpindahan yang berlebihan dari porter
rekam medik dan delay pada proses
selanjutnya yaitu proses pemeriksaan
dokter. Ada beberapa penyebab yang
menimbulkan hal ini terjadi. Penyebab
pertama adalah dari faktor porter rekam
medik.
Ada
beberapa
hal
yang
menyebabkan porter berpindah berlebihan
dan berdampak pada keterlambatan dalam
mengirimkan order berkas rekam medik
disebabkan karena letak OPD berjauhan
dengan ruangan rekam medik, perpindahan
berlebihan dari porter juga disebabkan
karena porter mengrimkan berkas rekam
medik ke berbagai departemen yang
membutuhkan rekam medik. Penyebab
kedua adalah porter mencari berkas rekam
medik. Penyebab ketiga adalah faktor
pasien, pasien berpindah ke departemen lain
saat dokter yang dituju belum datang.
Sebagai contoh, pada awalnya pasien
mendaftar di OPD, sehingga OPD memesan
berkas rekam medik akan tetapi pada waktu
menunggu dokter pasien memutuskan untuk
berpindah departemen terlebih dulu. Hal ini
meneyebabkan porter mengirimkan berkas
rekam medik berulang-ulang. Penyebab
keempat adalah ketidaklengakapan isi
berkas rekam medik, hal ini dapat disebakan
karena dokter tidak mengisi diagnosa yang
seharusnya dituliskan dalam berkas rekam
medik.
Pada
saat
ditemukan
ketidaklengkapan dokumen di ruang rekam
medik, porter harus mengembalikan
dokumen yang tidak lengkap kembali.
Beberapa penyebab ini yang menyebabkan
perpindahan berlebihan dan keterlambatan
dari pengiriman berkas rekam medik.
• Mencari dokumen rekam medik
Adanya aktivitas mencari berkas rekam
medik diindikasikan dengan tidak adanya
berkas rekam medik yang dibutuhkan. Hal
ini disebabkan karena berkas rekam medik
dipinjam tanpa laporan yang jelas.
Peminjaman ini terjadi karena berbagai
departemen membutuhkan berkas rekam
medik sebagai record informasi dari
pasien. Akan tetapi peminjaman tidak
melalui bagian rekam medik. Dampak jika
gangguan ini terjadi adalah terjadinya delay
pada proses selanjutnya, sebagai contoh
dalam OPD dalam proses pemeriksaan
dokter membutuhkan berkas rekam medik
sebelum melakukan pemeriksaan terhadap
pasien. Jika berkas rekam medik belum
tersedia maka dokter tidak melakukan
pemeriksaan terhadap pasien. Hal ini
menyebabkan pasien tidak segera diperiksa
7
dan antrian pemeriksaan menjadi semakin
panjang
dan
menyebabkan
ketidaknyamanan bagi pasien, dokter,
suster, dan porter rekam medik.
• Mencari vaksin
Aktivitas mencari vaksin ini disebabkan
karena vaksin yang dibutuhkan di ruang
pemeriksaan habis. Control yang dilakukan
oleh perawat adalah dengan melakukan
kroscek dengan pihak pharmacy. Dampak
dari aktivitas ini adalah dokter tidak dapat
memberikan vaksin kepada pasien.
• Delay proses administrasi pasien
asuransi
Terjadinya penumpukan antrian proses
administrasi pasien asuransi disebabkan
karena operator administrasi asuransi harus
selalu
melakukan
kroscek
kepada
perusahaan asuransi pasien terhadap
fasilitas asuransinya. Fasilitas asuransi
setiap pasien berbeda-beda tergantung dari
perjanjian dengan pihak asuransinya.
Berdasarkan
brainstroming
dengan
operator administrasi asuransi, operator
menyampaikan bahwa terjadi penumpukan
pekerjaan saat jam sibuk, dan pekerjaan ini
diselesaikan oleh satu operator. Menurut
operator administrasi asuransi kekurangan
tenaga operator saat jam sibuk juga
berpengaruh terhadap waktu pelayanan
administrasi pasien asuransi.
• Delay pengiriman berkas rekam medik
Terjadinya aktivitas menunggu berkas
rekam medik disebabkan oleh beberapa
penyebab. Penyebab yang pertama adalah
porter mencari mencari berkas rekam
medik, hal ini yang menyebabkan perawat
di OPD menunggu berkas rekam medik
yang dibutuhkan. Aktivitas mencari yang
dilakukan oleh porter dikarenakan berkas
rekam
medik
yang
dibutuhkan
kemungkinan dipinjam oleh departemen
lain dan karyawan tidak disiplin melakukan
laporan peminjaman berkas rekam medik.
Penyebab yang kedua adalah berkas rekam
medik masih digunakan oleh departemen
lain, hal ini menyebabkan porter harus
menelusuri dan mengambil berkas rekam
medik dari departemen lain sebelum
dikirim ke OPD.
• Availability dokter jaga
Gangguan ini terjadi karena dokter yang
seharusnya
bertugas
melakukan
pemeriksaan tidak ada atau hadir diluar
jadwal jaga yang ditentukan. Gangguan ini
menyebabkan terjadinya penumpukan
antrian proses pemerikasaan dokter yang
dituju. Hal ini disebabkan karena kebijakan
dari rumah sakit yaitu dokter yang bertugas
di out patient department (OPD) adalah
dokter tamu. Kebijakan ini memungkinkan
dokter mempunyai aktivitas diluar Siloam
Hospital Surabaya.
• Delay pemeriksaan dokter
Terjadinya aktivitas menunggu proses
pemeriksaan disebabkan karena pasien
harus menunggu pasien yang sebelumnya
selesai melakukan proses pemeriksaan.
Waktu pemeriksaan yang dibutuhkan setiap
pasien berbeda-beda tergantung dari jenis
keluhan setiap pasien. Hal ini yang
menyebabkan waktu menunggu setiap
pasien berbeda-beda.
4.3 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Dari identifikasi waste yang terjadi dalam
proses pelayanan out patient department di
dapatkan
waste
berupa
transportation,
unnecessary motion, dan waiting. Setelah
dilakukan analisa akar penyebab masalah yang
ada FMEA digunakan untuk mengidentifikasi
dan memberikan prioritas kegagalan potensial
yang terjadi di dalam proses pelayanan out
patient department.
Tabel 8 FMEA Waste Trasnportation
Jenis Gangguan
Nama Komponen
Deskripsi
Cause
Occurrence
Pengiriman ke
berbagai
departemen
10
Porter rekam
medik mencari
berkas rekam
Pengiriman berkas rekam
Pengiriman berkas
Porter rekam medik
medik
medik
rekam medik
Dokter tidak
mengisi diagnosa
di dalam berkas
rekam medik
Pasien pindah
departemen
6
Effect
Severity
Control
7
Keterlambatan
pengriman dan
delay pada proses
selanjutnya
7
Detection
RPN
1
70
1
42
Visual
7
7
1
49
6
7
1
42
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa penyebab kritis
adalah pengiriman ke berbagai departemen, hal
ini terlihat dari cause pengiriman ke berbagai
departemen yang memiliki RPN tertinggi.
8
Tabel 9 FMEA Waste Unnecessary Motions
Jenis Gangguan
Nama Komponen
Deskripsi
Cause
Occurrence
Effect
Severity
Control
Detection
RPN
Dokumen rekam medik
tidak ada di tempat
saat diperlukan
Berkas rekam
medik
Dokumen rekam
medik yang
dibutuhkan tidak
ada di tempat
Berkas rekam
medik dipinjam
tanpa laporan
yang jelas
6
Delay pada proses
selanjutnya
7
Kroscek
peminjaman
berkas rekam
medik
1
42
Vaksin tidak ada di
tempat
Vaksin
Vaksin yang
dibutuhkan tidak
ada di tempat
Persediaan
vaksin di ruang
pemeriksaan
habis
2
Dokter tidak bisa
memberikan
vaksin kepada
pasien
7
Kroscek ke
bagian pharmacy
1
14
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa subwaste kritis
dari waste unnecessary motions adalah
dokumen rekam medik tidak ada dan penyebab
kritisnya adalah berkas rekam medik dipinjam
tanapa laporan yang jelas. Hal ini terlihat dari
gangguan ini yang memiliki RPN tertinggi.
dan diagnosa sebelumnya. Diagnosa yang baru,
diisi dan disimpan dokter melalui komputer
yang ada di dalam ruang pemeriksaan dan
tersimpan di dalam database Siloam Hospital
Surabaya.
Tabel 11 Estimasi Biaya untuk Rekomendasi Perbaikan
Waste Transportation (Electronic Medical Record)
No
Nama
Barang
Jumlah
Harga
Satuan
Total
1.
Adapter
Wi-Fi
TP-Link
300Mbps
USB Wifi
32
Rp.
188.000
Rp.
6.016.000
2.
Desktop
HP
Omni
120xt
series
(Genuine
win7
home
premium,
intel core
i3 3.3
GHz,
500Gb)
32
Rp.
5.060.000
Rp.
161.020.000
Tabel 10 FMEA Waste Waiting
Jenis Gangguan
Delay administrasi
asuransi
Delay pengiriman
berkas rekam medik
Nama Komponen
Deskripsi
Counter
administrasi
asuransi
Pasien
menunggu
proses
administrasi
asuransi
Porter rekam
medik
Waktu
pengiriman
diluar target
Cause
Occurrence
Perbedaan
cover asuransi
pasien
9
Kekurangan
tenaga
administrasi
asuransi
Pencarian
berkas rekam
medik
Pengiriman ke
berbagai
departemen
Effect
Penumpukan
antrian
administrasi
pasien asuransi
7
7
9
Pengiriman
berkas rekam
medik lama dan
delay proses
selanjutnya
Severity
Control
Detection
RPN
4
Visual
1
36
4
Visual
1
28
1
49
1
63
7
7
Penentuan
target waktu
pengiriman
Availability dokter jaga
Dokter jaga OPD
Dokter tidak
ada di ruang
jaga
Dokter jaga
merupakan
dokter tamu
2
Antrian pada
proses
pemeriksaan
7
Jadwal jaga
dokter
1
14
Delay pemeriksaan
dokter
Pasien dan dokter
jaga OPD
Pasien
menunggu
proses
pemeriksaan
Proses
pemeriksaan
pasien
sebelumnya
belum selesai
10
Antrian panjang
pada dokter
tertentu
4
Suster
kroscek
kepada
pasien
1
40
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa
subwaste kritis dari waste waiting adalah delay
pengiriman berkas rekam. Hal ini terlihat dari
subwaste ini memiliki RPN tertinggi.
4.4
Usulan-Usulan
Perbaikan
untuk
Mengurangi Waste
4.4.1
Rekomendasi
perbaikan
waste
transportation
- Alternatif 1, Electronic Medical
Record
Komputerisasi berkas rekam medik yang
dimaksud adalah aplikasi manajemen rekam
medik. Dalam aplikasi Electronic Medical
Record, berkas rekam medik didistribusikan
berupa data yang dapat diunduh melalui
jaringan lokal Siloam Hospitals Surabaya.
Dengan adanya aplikasi manajemen rekam
medik ini diharapkan dapat meminimalisasi
pengriman secara manual, menghemat waktu
pengiriman berkas rekam medik. Secara umum
cara kerja dari Electronic Medical Record
adalah data rekam medis yang berisi data
historis pasien disimpan di dalam database
rumah sakit. Saat pasien yang telah terdaftar
melakukan kunjungan dokter, dokter dapat
mengunduh data rekam medik dari pasien yang
terdaftar melalui jaringan lokal Siloam Hospital
Surabaya. Data rekam medik pasien yang sudah
terdaftar digunkan untuk melihat data historis
kesehatan pasien, obat yang pernah diberikan
Total
Rp.
167.936.000
- Alternatif 2, Penegakan Disiplin
Mondar-mandirnya porter rekam medik juga
disebabkan karena adanya kurang disiplinnya
karyawan maupun dokter. Sebagai contoh
dokter tidak mengisi diagnosa pada berkas
rekam medik. Pada saat ditemukan ketidak
lengkapan berkas porter harus kembali untuk
meminta kelengkapan dokumen karena hal ini
tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Untuk
meminimalisasi hal tersebut perusahaan dapat
menerapkan penegakan disiplin yang berupa
reward and punishment. Reward dan
punishment akan diberikan kepada karyawan
dan dokter sesuai dengan penilaian dari pihak
manajemen rumah sakit.
Tabel 12 Estimasi Biaya Penerapan Penegakan
Disiplin
Deskripsi
Pemberian
Karyawan
Biaya
Rp. 2.000.000 x 2
9
hadiah
bagi
karyawan dan
dokter teladan
setiap 6 bulan
sekali
Total
teladan
Dokter
teladan
Rp. 4.000.000 x 2
Rp. 12.000.000
4.4.2
Rekomendasi
perbaikan
waste
unnecessary motion
Form keluar-masuk rekam medik
dibutuhkan untuk mengetahui keberadaan
berkas rekam medik beserta peminjam dari
berkas rekam medik. Dengan form ini dapat
diketahui secara pasti keberadaan dan peminjam
dari berkas rekam medik. Form ini juga
memudahkan perusahaan untuk melakukan
penelusuran dari berkas rekam medik. Dampak
yang disebabkan jika dokumen rekam medik
tidak ada di tempat saat dibutuhkan adalah delay
pada proses pemeriksaan, petugas OPD dan
rekam medik harus mencari berkas rekam
medik.
-
4.4.2 Rekomendasi perbaikan waste waiting
Pada waste waiting, subwaste delay pengiriman
berkas rekam medik memiliki nilai RPN
tertinggi. Penyebab kritis subwaste ini
merupakan waste lain, mengacu pada waste
transportation. Berdasarkan dari hal tersebut
maka perbaikan terhadap subwaste ini dapat
dilakukan dengan melakukan perbaikan pada
pengiriman berkas rekam medik. Perbaikan
untuk pengiriman berkas rekam medik dapat
dilihat pada rekomendasi perbaikan untuk waste
transportation.
4.5 Analisa PUGH
Tabel 13 Hasil Penilaian Evaluation Matrix
Konsep Perbaikan
No.
Kriteria
Penerapan Electronic
Medical Record
Peningkatan
Kedisiplinan
1
2
3
4
5
Efisiensi pengriman berkas rekam medik
Kecepatan pengiriman berkas
Kemudahan pencarian berkas
Kesesuaian prosedur
Kemudahan penerapan
Jumlah (+)
Jumlah s
Jumlah (-)
Skor
+
+
+
+
S
4
1
0
4
+
+
+
S
3
2
0
3
Penerapan Form
Keluar-Masuk Rekam
Medik
BASE LINE
Berdasarkan penilaian dengan metode PUGH
tersebut konsep perbaikan yang terpilih adalah
penerapan Electronic Medical Record.
4.6 Analisa Penerapan Konsep Terpilih
- Electronic Medical Record
Electronic Medical Record merupakan
sistem
pencatatan
data
historis
-
kesehatan yang memungkinkan akses
yang lebih mudah bagi pihak yang
membutuhkan
data.
Sistem
ini
memungkinkan seseorang yang memliki
kewenangan untuk mengakses data
rekam medik secara online sharing.
Prinsip Penerapan
Terdapat
prinsip
yang
harus
dipertahankan
dalam
penerapan
Electronic Medical Record yaitu
privasi, jaminan keamanan, dan
kerahasiaan data pasien (Supari, 2009)
Manfaat
Manfaat
yang
didapatkan
dari
penerapan electronic Medical Record
antara lain:
1. Hanya pihak yang berwenang dapat
mengakses data rekam medik
2. Kemudahan dalam memilih dan
mencari berkas rekam medik
3. Mengurangi beban biaya kebutuhan
kertas dan fasilitas penyimpanan
berkas rekam medik
4. Meningkatkan efisiensi: informasi
pasien tersedia dengan cepat,
menghemat waktu dan tenaga untuk
menyimpan dan mencari dokumen
rekam medik
Faktor yang perlu dipertimbangkan
1. Persiapan Teknologi
Persiapan
teknologi
meliputi
persiapan software dan hardware
yang akan mendukung penerapan
Electronic Medical Record
2. Persiapan Sumber Daya Manusia
Persiapan sumber daya manusia
merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam penerapan
Electronic Medical Record karena
pelaku utama dalam program ini
adalah manusia sebagai pengguna.
Persiapan Sumber daya manusia
meliputi pengenalan SDM terhadap
Electronic Medical Record
4.6.1 Analisa Kelayakan Investasi Alternatif
Untuk menaksir kemanfaatan
dari rekomendasi ini maka diperlukan
analisa manfaat-biaya dari penerapan
Electronic Medical Record. Analisa
manfaat-biaya merupakan rasio dari
10
manfaat yang diperoleh terhadap biaya
yang dikeluarkan. Untuk mengetahui
rasio manfaat-biaya diperlukan rincian
biaya dan manfaat yang dari investasi
yang akan dilakukan.
Rasio manfaat-biaya dapat
diketahui dengan membandingkan
antara manfaat yang didapatkan dari
investasi
terhadap
biaya
yang
dikeluarkan.
Berikut
merupakan
perhitungan rasio manfaat-biaya dari
Electronic Medical Record.
- Electronic Medical Record:
Biaya investasi = Rp.
167.936.000
PW dari Manfaat =
70.800.000 (P/A,9%,10) =
Rp. 454.373.160
B/C = 454.373.160 /
167.936.000 = 2.71
Berdasarkan perhitungan analisa manfaatbiaya didapatkan nilai B/C sebesar 2.71.
Nilai B/C lebih besar dari 1 menunjukkan
bahwa investasi Electronic Medical
Record layak untuk diterapkan.
5. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal
yang berkaitan pada penelitian ini, antara lain:
1. Dari hasil identifikasi dan brainstorming
dengan perusahaan didapatkan waste yang
terjadi dalam proses pelayanan out patient
department (OPD) antara lain waiting,
unnecessary
inventory,
unnecessary
motion, dan transportation.
2. Dari hasil pengumpulan data waste yang
sering terjadi (waste kritis) pada proses
pelayanan di out patient department (OPD)
adalah transportation, unnecessary motion,
dan waiting.
3. Subwaste kritis dari waste kritis pada
proses pelayanan di out patient department
(OPD) adalah pengiriman berkas rekam
medik dari waste transportation, mencari
berkas
rekam
medik
dari
waste
unnecessary motion, dan menunggu
pengiriman berkas rekam medik dari waste
waiting
4. Berdasarkan hasil FMEA didapatkan
penyebab kritis dari subwaste pengiriman
berkas medik adalah pengiriman ke
berbagai departemen. Penyebab kritis dari
subwaste mencari berkas rekam medik
adalah berkas rekam medik dipinjam tanpa
laporan yang jelas. Penyebab kritis dari
subwaste menunggu pengiriman berkas
rekam medik adalah pengiriman ke
berbagai departemen. Berdasarkan hasil
FMEA tersebut dibangun tiga alternatif
rekomendasi perbaikan.
5. Berdasarkan hasil analisa PUGH perbaikan
yang perlu diprioritaskan adalah penerapan
Electronic Medical Record.
6. Daftar Pustaka
Brandao de Souza, L. 2009. Trends and
approaches in lean healthcare. Leadership
in Health Service, 22(2). 121-139.
Gaspersz, V. 2006. Continuous Cost Reduction
Through Lean Sigma Approach, Bogor,
Gramedia Pustaka Utama.
Hicks, B. J. 2007. Lean Information
Management:
Understanding
and
Elimniating Waste. International Journal of
Information Management, 233-249
Hines, Peter, and Rich, Nick, . 1997, The Seven
Value Stream Mapping Tools. International
Journal of Opertaion & Production
Management, Vol. 17, No. 1, pp. 46-04.
Cardiff, UK: Lean Enterprise Research
Centre, Cardiff Business School.
Hines, P. dan Taylor, D. 2000. Going Lean.
Cardiff, UK: Lean Enterprise Research
Centre, Cardiff Business School.
Jimmerson, Cindy. 2010. Value Stream
Mapping for Healthcare Made Easy. CRC
Press
Kim, S. C., Spahlinger, A. D., Kin, M. J., Billi,
E. J. 2006. Lean Health care : What Can
Hospitals Learn from a World Class
Automaker. Journal of Hospitals Medicine.
1(3), 191-199
11
Kosasih, William. 2009. Peningkatan Kualitas.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
NHSIII, 2007. Going Lean in The NHS.
Warwick: NHS Instuitie for Innovation and
Improvement.
Ramawasmy, R. 2000. Design Management of
Service Process. USA : Addison-Wesley
Publishing Company,Inc.
Singgih, M.L. 2010. Peningkatan Produktivitas
Melalui
Perbaikan
Proses
Untuk
Meningkatkan
Daya
Saing.
Pidato
Pengukuhan Untuk Jabatan Guru Besar
dalam bidang Ilmu Analisis Produktivitas.
Sumanth,
David,
1985,
Productivity
Engineering and Management. Mc Graw
Hill Book Company.
Supari, Siti Fadhilah. 2009. Rancangan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
Nomor:
374/MENKES/SK/V/2009 Tentang Sistem
Kesehatan Nasional.
Venkateswaran, S. 2011. Implementing Lean in
Healthcare Warehouse Operations –
Evaluation of 5S Best Practice. Lousiana
State University and Agricultural and
Mechanical College.
12
Download