1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLEOUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR Sugma Wily Supala 2210100002 Dosen Pembimbing : Dr. Dedet Candra Riawan, ST ., M.Eng. Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D 2 KONVERTER DC-DC • Peralatan yang menghasilkan tegangan atau arus DC yang bersal dari sumber DC. • Aplikasi pada peralatan sehari-hari seperti lampu blitz kamera foto, charger handphone untuk pemakaian di kendaraan dan sebagainya. • Aplikasi pada industri seperti untuk pengaturan kecepatan motor DC, proteksi karat, peralatan elektrolisis pada pabrik soda dan sebagainya. • Aplikasi lainnya biasa digunakan untuk meningkatkan atau menurunkan tegangan dari sumber pembangkit terbarukan 3 LATAR BELAKANG • Banyaknya penelitian tentang konverter DC-DC • Topologi yang rumit (banyaknya penggunaan komponen- komponen seperti saklarnya) • Membutuhkan sistem kontrol yang rumit • Rasio konversi yang rendah dengan keluaran satu variasi tegangan 4 BATASAN MASALAH • Desain dan simulasi menggunakan perangkat lunak • Desain dan implementasi menggunakan daya yang kecil disesuaikan dengan peralatan pendukung • Komponen yang digunakan disesuaikan dengan komponen yang ada di pasaran 5 TUJUAN • Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan konverter DC- DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor • Mendesain dan mengimplementasikan konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor sehingga mendapatkan keluaran tegangan yang diinginkan. • Membandingkan dan menganalisa hasil implementasi konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan hasil dari desain dan simulasi pada perangkat lunak. 6 KONFIGURASI SISTEM 7 PEMODELAN KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE-OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR • Memiliki 6 Mode Operasi • Terdiri dari : • Rangkaian Sisi Tegangan Rendah • Rangkaian clamped • Rangkaian Sisi Tegangan Menegah • Rangkaian Tambahan • Rangkaian Sisi Tegangan Tinggi 8 PEMODELAN KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE-OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR Rangkaian Ekuivalen 9 Dari mode operasi tersebut didapatkan bentuk karakteristik gelombang dari beberapa komponen 10 RASIO KENAIKAN TEGANGAN • Pada konverter ini telah ditentukan jumlah keluarannya yaitu sebanyak dua buah. • Untuk keluaran 01 dipengaruhi oleh lamanya waktu discharge dari auxiliary inductor Laux yang disimbolkan dengan simbol dx. ππ₯ = − 1−π1 + (1−π1 )2 +[8πΏππ’π₯ /(π 01 ππ )] 2 — Setelah mendapatkan nilai dx maka rasio kenaikan tegangan 01 didapatkan melalui persamaan sebagai berikut πΊππΏ = π01 ππΉπΆ = 2 1−π1 + 1−π1 2 +[8πΏππ’π₯ /(π 01 ππ )] 11 RASIO KENAIKAN TEGANGAN • Untuk rasio kenaikan tegangan 02 didapatkan melalui persamaan sebagai berikut. π02 ππΉπΆ = π+1 1−π1 10 Laux = 1 6 Laux = 3 60 4 Laux = 4 2 Laux = 5 0 Laux = 6 0,1 0,3 0,5 0,7 0,9 Laux = 7 Duty Cycle GVH Laux = 2 80 8 GVL 100 40 20 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 • πΊππ» = Duty Cycle N=1 N=2 N=3 N=4 N=5 N=6 N=7 12 PARAMETER KOMPONEN Tegangan Masukan Tegangan Keluaran 02 VFC V02 = 12 Volt = 66 Volt Tegangan Keluaran 01 Beban 02 Beban 01 V01 R02 R01 = 32 Volt = 700 β¦ = 75 β¦ Frekuensi Pensaklaran Fs = 50 kHz Lp Ls S1 D1,D2,D3,D4 Laux C1 C2 C01 C02 = 768 µH = 768 µH = IRF540N = BYC10-600 = 5,1 µH = 2 µH = 1 µH = 33 µH = 2,2 µH Coupled Inductor Saklar Dioda Induktor Tambahan Kapasitor Melalui analisa konverter tersebut didapatkan beberapa persamaan sehingga dapat ditentukan nilai dari komponen penyusunnya. 13 SIMULASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLEOUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR • Simulasi dibuat pada suatu perangkat lunak. 14 SIMULASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLEOUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR • Beberapa parameter yang digunakan sebagai berikut: ο± Frekuensi pensaklaran sebesar 50 kHz ο± duty cycle 64% ο± tegangan masukan 12 V ο± beban R01 75 β¦ ο± beban R02 700 β¦ • Pada simulasi ini, coupled inductor mempunyai koefisien kopling sebesar K = 0,96. • Tegangan keluaran V01 dan V02 yang dihasilkan sebesar 32,08 volt dan 66,68 volt. 15 SIMULASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLEOUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR DENGAN PENGUBAHAN DUTY CYCLE Pada bagian parameter duty cycle diubah untuk melihat tegangan keluaran dari konverter. Parameter yang lainnya dibuat tetap. Nilai K = 1. Hasil simulasi dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. 16 SIMULASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLEOUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR DENGAN PENGUBAHAN DUTY CYCLE DUTY CYCLE Perhitungan Teori Simulasi Error V01 Error V02 V01 V02 V01 V02 0,1 13,2 26,67 13,3 26,3 1% 1% 0,2 14,8 30 14,9 29,6 1% 1% 0,3 16,8 34,28 17 33,9 1% 1% 0,4 19,61 40 19,7 39,8 0% 1% 0,5 23,34 48 23,6 47,7 1% 1% 0,6 28,7 60 29,1 59,8 1% 0% 0,7 37,21 80 37,8 80 2% 0% 17 SIMULASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLEOUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR DENGAN PENGUBAHAN DUTY CYCLE Tegangan Keluaran V01 90 80 70 60 50 Hasil 40 Perhitungan 30 20 Hasil 10 Simulasi 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 Duty Cycle Tegangan (V) Tegangan (V) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Tegangan Keluaran V02 Hasil Perhitungan Hasil Simulasi 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 Duty Cycle 18 IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE-OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR • Implementasi alat dari konverter ini dibuat dengan komponen-komponen yang disesuaikan di pasaran. • Hasil yang didapatkan disesuaikan dengan hasil dari simulasi dan teori. 19 IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE-OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR 20 Implementasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor • Frekuensi keluaran yang dihasilkan 46,9 kHz. • Duty cycle yang dibutuhkan 64% tetapi PWM hanya bisa menghasilkan 63,92%. • Setting waktu 25µs/div • Parameter yang ditentukan ο± Beban R01 75 β¦, ο± Beban R02 700 β¦ ο± tegangan masukan sebesar 12 Volt. • Tegangan keluaran V01 dan V02 yang dihasilkan sebesar 28,7 Volt dan 62,6 Volt. Tegangan keluaran V01 dan V02 memiliki ripple peakpeak dengan nilai yang sama sebesar 8 Volt. 21 Implementasi Konverter DC-DC Single-Input MultipleOutput berbasis Coupled Inductor dengan Pengubahan Beban • Parameter yang diubah pada beban R02 dengan rentang nilai 400 β¦ - 1000 β¦. • Tegangan masukan dan keluaran dijaga tetap (toleransi ±1 Volt) dengan cara mengubah duty cycle-nya. • Hasil implementasi ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut 22 Implementasi Konverter DC-DC Single-Input MultipleOutput berbasis Coupled Inductor dengan Pengubahan Beban BE BAN (β¦) Vin (V) Iin (A) V01 (V) I01 (A) V02 (V) I02 (V) Pin (W) Pout (W) Effisie nsi 400 12 2,76 33,80 0,405 67,30 0,151 33,12 23,851 72% 500 12 2,30 35,10 0,436 66,60 0,118 27,60 23,162 84% 600 12 2,12 35,20 0,439 66,60 0,094 25,44 21,687 85% 700 12 1,91 34,30 0,420 65,60 0,082 22,92 19,811 86% 800 12 1,86 34,60 0,421 66,50 0,074 22,32 19,461 87% 900 12 1,77 34,00 0,415 66,50 0,061 21,24 18,193 86% 1k 12 1,73 34,20 0,403 66,60 0,055 20,76 17,446 84% 23 Implementasi Konverter DC-DC Single-Input MultipleOutput berbasis Coupled Inductor dengan Pengubahan Beban 100% Effisiensi 90% 80% 70% 60% 50% 15 20 Daya Keluaran (Watt) 25 24 Implementasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan Pengubahan Duty Cycle • Pada pengujian ini dilakukan dengan mengubah parameter duty cycle. • Parameter yang lainnya dibuat tetap. • Hasil simulasi dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. 25 Implementasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan Pengubahan Duty Cycle DUTY CYCLE Perhitungan Teori V01 Simulasi Implementa si Error V01 V02 V01 V02 V01 V02 26,67 13,3 26,3 12,4 21,7 6% 19% V02 0,1 13,2 0,2 14,8 30 14,9 29,6 14 27,9 5% 7% 0,3 16,8 34,28 17 33,9 16,2 33,1 4% 3% 0,4 19,61 40 19,7 39,8 19 39,2 3% 2% 0,5 23,34 48 23,6 47,7 22,5 47 4% 2% 0,6 28,7 60 29,1 59,8 27,6 58,1 4% 3% 0,7 37,21 80 37,8 80 34,7 73,9 7% 8% 26 Implementasi Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dengan Pengubahan Duty Cycle TEGANGAN KELUARAN 2 40 90 35 80 30 70 25 60 50 20 15 PERHITUNGAN 10 SIMULASI 5 0 Tegangan (v) Tegangan (v) TEGANGAN KELUARAN 1 IMPLEMENTASI 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 Duty cycle 0,6 0,7 40 30 PERHITUNGAN 20 SIMULASI 10 0 IMPLEMENTASI 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 Duty cycle 0,6 0,7 27 KESIMPULAN • Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap simulasi maupun implementasi alat pada rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dapat disimpulkan menjadi beberapa hal sebagai berikut. • Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dapat menaikkan tegangan dengan rasio konversi yang tinggi sesuai dengan desain yang diinginkan. Hal tersebut telah ditunjukkan pada persamaan rasio konversi kenaikan tegangannya. • Rangkaian Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor memiliki lebih dari satu keluaran. • Hasil dari simulasi dan implementasi alat telah sesuai dengan teori yang telah dibuat. Hal ini ditunjukkan melalui pengujian yang telah dilakukan. • Implementasi alat pada rangkaian konverter ini memiliki effisiensi tertinggi pada beban 800 β¦ yaitu sebesar 87 % 28 29 PriKer MoPer CouInd RaClam Parmtr GVH GVL Seminar PerhPWM 30 Tugas Seminar Tugas Akhir Bagaimana pengaturan beban dari konverter tersebut? mencari effisiensi? Beban pertama/kedua? Jawab: • Untuk mencari effisiensi, tegangan masukan dan tegangan keluaran dijaga tetap dengan toleransi sebesar ±1 Volt. Hal ini dilakukan dengan cara mengubah duty cyclenya. • Beban yang diubah ialah beban R02. Parameter lain dijaga tetap. • Sehingga dihasilkan hasil sebagai berikut. Pengujian Desain dan Implementasi Konverter dengan Pengubahan Beban BE BAN (β¦) Vin (V) Iin (A) V01 (V) I01 (A) V02 (V) I02 (V) Pin (W) Pout (W) Effisie nsi 400 12 2,76 33,80 0,405 67,30 0,151 33,12 23,851 72% 500 12 2,30 35,10 0,436 66,60 0,118 27,60 23,162 84% 600 12 2,12 35,20 0,439 66,60 0,094 25,44 21,687 85% 700 12 1,91 34,30 0,420 65,60 0,082 22,92 19,811 86% 800 12 1,86 34,60 0,421 66,50 0,074 22,32 19,461 87% 900 12 1,77 34,00 0,415 66,50 0,061 21,24 18,193 86% 1k 12 1,73 34,20 0,403 66,60 0,055 20,76 17,446 84% Pengujian Desain dan Implementasi Konverter dengan Pengubahan Beban 3,000 0,500 0,450 2,500 0,400 Arus (A) 1,500 Arus Masukan 1,000 Arus (A) 0,350 2,000 0,300 Arus Keluaran Beban 01 Arus Keluaran Beban 02 0,250 0,200 0,150 0,100 0,500 0,050 0,000 0,000 Beban (β¦) Beban (β¦) Pengujian Desain dan Implementasi Konverter dengan Pengubahan Beban 100% Effisiensi 90% 80% 70% 60% 50% 15 20 Daya Keluaran (Watt) 25 34 Tugas Seminar Tugas Akhir Penggunaan daya? Jawab : Pada konverter ini didesain dengan daya keluaran sebesar 20 Watt pada beban R01 75 β¦ dan R02 700 β¦. Dari kurva effisiensi diatas didapatkan tingkat effisiensi terbesar pada daerah sekitar desain. 35 Prinsip Kerja Konverter • Menggunakan Coupled Inductor dengan memanfaatkan pengaruh flux dari kedua induktor yang berdekatan. Untuk mendapatkan kenaikan tegangan tinggi. • Memanfaatkan induktor tambahan Laux (charge dan discharge) untuk mendapatkan kenaikan tegangan menengah. HoMe 36 MODE OPERASI 1 37 MODE OPERASI 2 38 MODE OPERASI 3 39 MODE OPERASI 4 40 MODE OPERASI 5 41 MODE OPERASI 6 HoMe 42 COUPLED INDUCTOR Tegangan pada L1 dapat dituliskan sebagai berikut : πφ11 πφ12 ππΏ1 = π1 ππ‘ + π1 ππ‘ Atau dapat dituliskan juga sebagai berikut : πiL1 πiL2 ππΏ1 = πΏ11 ππ‘ + πΏ12 ππ‘ Pemodelan coupled Inductor Tegangan pada L2 dapat dituliskan sebagai berikut πφ21 πφ22 ππΏ2 = π2 ππ‘ + π2 ππ‘ Atau dapat dituliskan juga sebagai berikut : πiL1 πiL2 ππΏ2 = πΏ21 ππ‘ + πΏ22 ππ‘ Rumus Koefisien kopling π πΏππ πΏππ π= π= = πΏπ πΏ1. πΏ2 πΏππ + πΏππ HoMe 43 Rangkaian Clamped 44 Rangkaian Clamped • Untuk konverter ini, rangkaian clamped berfungsi untuk mengurangi ripple tegangan pada dioda Saklar Utama S1, D3, dan D4 • Pada mode 3 kapasitor clamped mengalami charge. Pada mode 5 mengalami discharge. Hukum kirchoff pada analisa mode 5 menjadi π02 = ππΉπΆ + ππΆ1 + ππΆ2 − ππΏπ Mode 3 Mode 5 HoMe 45 PERHITUNGAN PWM Menggunakan Timer 1 : Mode Phase Correct PWM πππ1π = πππ π /(2 × π × (1 + πππ)) πππ1π = πππ π /(2 × π × (1 + πππ)) π·= π·= ππΆπ 1π΄ πππ ππΆπ 1π΅ πππ × 100% ππΆπ 1π΄ πππ ππΆπ 1π΅ πππ × 100% × 100% Mode Fast PWM πππ1π = πππ π /(π × (1 + πππ)) πππ1π = πππ π /(π × (1 + πππ)) π·= π·= × 100% HoMe 46 Penentuan Parameter • Daya • Keluaran V01 menggunakan beban 75 β¦. Daya keluaran P01 dapat 2 dihitung melalui persamaan π01 = π01 /π 01 sehingga didapatkan besar daya keluaran P01 sebesar 13,5 Watt. • Keluaran V02 menggunakan beban 700 β¦. Daya keluaran P02 dapat 2 dihitung melalui persamaan π02 = π02 /π 02 sehingga didapatkan besar daya keluaran P02 sebesar 6,4 Watt. • Daya total 19,9 Watt ≈ 20 Watt • Coupled Inductor • Pada mode 1, 2, dan 6 : tegangan pada induktor magnetisasi sama dengan tegangan sumber. ππ • π£πΏππ = πΏπ ππ‘ 47 Penetuan Parameter • Induktor Tambahan • Melalui persamaan GVL • Kapasitor Keluaran • πΆ01 = (π1 − ππ₯ )/[(π 01 ππ )(βπ01 /π01 )] • πΆ02 = (π1 )/[(π 02 ππ )(βπ02 /π02 )] • Kapasitor Clamped • Frekuensi cutoff dari filter Lp – C1 dan Ls – C2 diambil nilainya sebesar sepuluh kali lebih kecil dari frekuensi switching [7]. • π01 = • π01 = 1 (2π πΏπ πΆ1 ) 1 (2π πΏπ πΆ2 ) HoMe 48 Persamaan Rasio Kenaikan Tegangan Ketika tegangan pada magnetizing inductor VLmp sama dengan tegangan pada daya masukan seperti terlihat pada mode 2. Tegangan VLmp dapat dituliskan sebagai berikut. ππΏππ = πππ (2.9) Karena hubungan dari tegangan VLs = NVLp = VC2, maka tegangan VC2 dapat dituliskan sebagai berikut. ππΆ2 = ππππ (2.10) Dengan menggunakan voltage-second balance [6], jumlah tegangan rata-rata yang ada pada magnetizing inductor Lmp dari coupled inductor Tr dapat dituliskan sebagai berikut. ππΉπΆ π1 ππ + ππΏππ 1 − π1 ππ = 0 (2.11) Dari persamaan (2.11), didapatkan π ππΏππ = [− 1−π1 ]ππΉπΆ 1 (2.12) Ketika tegangan dari clamped capacitor VC1 sama dengan tegangan negatif dari magnetizing inductor VLmp pada mode 3 dan 4, maka tegangan VC1 dapat dituliskan sebagai berikut. ππΆ1 = −ππΏππ = [π1 /(1 − π1 )]ππΉπΆ (2.13) Berdasarkan hukum Kirchhoff [1], maka tegangan keluran V02 dapat dituliskan sebagai berikut. π02 = ππΉπΆ + ππΆ1 + ππΆ2 − ππΏπ (2.14) Dengan menggunakan voltage-second balance [6], jumlah tegangan rata-rata yang melewati belitan sekunder VLs dapat dituliskan dengan persamaan (2.10) dan (2.14) seperti berikut. πππΉπΆ π1 ππ + ππΉπΆ + ππΆ1 + ππΆ2 − π02 1 − π1 ππ = 0 (2.15) Dari persamaan (2.10) – (2.15), kenaikan tegangan GVH pada Konverter DC-DC SingleInput Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dapat dituliskan sebagai berikut. πΊππ» = π02 ππΉπΆ π+1 = 1−π 1 (2.14) 49 Kurva GVH N=1 N=2 N=3 N=4 N=5 N=6 N=7 GVH 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 Duty Cycle HoMe 50 Persamaan Rasio Kenaikan Tegangan Dengan menghitung lamanya waktu discharge dari auxiliary inductor pada mode 1 dan 6, maka interval waktu discharge tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. ππ₯ ππ = [ π6 − π5 + (π1 − π0 )] (2.15) Dengan menggukan voltage-second balanced [6], jumlah tegangan rata-rata pada auxiliary inductor Laux dapat dituliskan sebagai berikut. ππΉπΆ − π£πΏππ − π01 1 − π1 ππ + −π01 ππ₯ ππ = 0 (2.16) Kenaikan tegangan GVL pada auxiliary circuit dari Konverter DC-DC Single-Input Multiple-Output berbasis Coupled Inductor dapat dituliskan sebagai berikut. πΊππΏ = π01 ππΉπΆ = 1 1−π1 +ππ₯ (2.17) Karena arus dioda iD2 sama dengan arus yang melewati auxiliary inductor iLaux. Melalui gambar (2.11) dapat dihitung nilai arus tersebut dengan menggunakan persamaan integral. 1 1 1 ππ·2(ππ£π) = [ ππΏππ’π₯(max) 1 − π1 ππ + ππΏππ’π₯(max) ππ₯ ππ ] 2 ππ 2 (2.18) Dimana Ts merupakan periode switching, iLaux(max) merupakan arus maximum pada auxiliary inductor yang dapat dituliskan sebagai berikut. π ππΏππ’π₯(max) = ( 01 )ππ₯ ππ πΏππ’π₯ (2.19) Dengan mensubtitusikan persamaan (2.18) ke persamaan (2.19) maka didapatkan persamaan berikut ini. ππ·2(ππ£π) = π01 π π (1 − 2πΏππ’π₯ π₯ π ππ·2(ππ£π) = π01 π 01 π1 + ππ₯ ) (2.20) Karena arus rata-rata yang melewati dioda D2 sama dengan arus keluaran i01 sehingga dapat dituliskan. (2.21) Dari persamaan (2.20) dan (2.21) bila disubstitusikan maka akan mendapatkan persamaan untuk mencari duty cycle dx sebagai berikut. − 1−π1 + (1−π1 )2 +[8πΏππ’π₯ /(π 01 ππ )] 2 (2.22) Dengan mensubtitusikan persamaan (2.17) sampai dengan persamaan (2.22), rumus kenaikan tegangan pada auxiliary circuit GVL didapat persamaan sebagai berikut. ππ₯ = πΊππΏ = π01 ππΉπΆ = 2 1−π1 + 1−π1 2 +[8πΏ ππ’π₯ /(π 01 ππ )] (2.23) 51 Kurva GVL Laux = 1 Laux = 2 Laux = 3 GVL 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Laux = 4 Laux = 5 Laux = 6 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 Laux = 7 Duty Cycle HoMe