Document

advertisement
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada PT. Telkom Tbk.)
Oleh,
Wina Febriani
093403141
Pembimbing :
Dr. Jajang Badruzaman, SE., M.Si, Ak
Iwan Hermansyah, SE., M.Si.Ak
ABSTRACT
This study aims to determine the corporate social responsibility, the value of the
company as well its effect on performance company. Data sourced from the company's
financial year period from 2006 to 2021. Method of analysis with descriptive
correlational approach. Technique using regression analysis and path analysis. The
results showed the largest CSR funds issued in 2012, the company's highest value in
2007, the company's performance based on the ratio of Basic Earning Power (BEP) is
the best of 2007. Corporate social responsibility is a significant negative effect on
company value. Corporate social responsibility and company indigo simultaneous
partial and insignificant effect on performance company. Porposional companies can
be expected to expend funds in accordance with good CSR profit or government
regulations, and the company can maintain the value of the company so as to optimize
the dividend in order to continue to provide the attraction for investors .
Keywords :
Corporate
Company
Social
Responsibility,
Company
Value,
Performance
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui corporate social responsibility, nilai
perusahaan serta pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Data bersumber dari
keuangan perusahaan periode tahun 2006-2021. Metode penelitian deskriptif analisa
dengan pendekatan korelasional. Teknik analisis menggunakan uji regresi dan path
analysis. Hasil penelitian menunjukkan dana CSR terbesar dikeluarkan pada tahun
2012, Nilai perusahaan tertinggi tahun 2007, Kinerja perusahaan berdasarkan rasio
Basic Earning Power (BEP) yang paling baik adalah tahun 2007. Corporate social
responsibility berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
Corporate social responsibility dan nila perusahaan secara parsial dan simultan
berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Diharapkan perusahaan dapat
lebih porposional dalam mengeluarkan dana CSR baik sesuai dengan laba atau
ketentuan pemerintah, dan perusahaan dapat mempertahankan nilai perusahaan
sehingga dengan mengoptimalkan dividen agar tetap memberikan daya tarik bagi para
investor.
Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Kinerja Perusahaan
1
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wujud pertanggungjawaban
dari kegiatan perusahaan, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal
74 Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan : (1) Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2)
TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perusahaan yang menjalankan model bisnisnya dengan berpijak pada prinsipprinsip etika bisnis dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang strategik
dan sustainable akan dapat menumbuhkan citra positif serta mendapatkan
kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Philip Kotler dan Nancy Lee (dalam
Dita Amalia, 2008:17) mengatakan bahwa: Corporate Social Responsibility
memiliki kemampuan untuk meningkatkan citra perusahaan karena jika perusahaan
menjalankan tata kelola bisnisnya dengan baik dan mengikuti peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, maka pemerintah dan masyarakat akan memberi
keleluasaan bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di wilayah akan memberi
keleluasaan bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di wilayah mereka. Citra
positif ini akan menjadi aset yang sangat berharga bagi perusahaan dalam menjaga
keberlangsungan hidupnya.
Corporate social responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) sering
dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak hanya
mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang
saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain
yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajibankewajiban di atas (ekonomi dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan
(Corporate Social Responsibility) merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara
sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah
pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah,
supplier bahkan juga kompetitor. Global Compact Initiative (2002) menyebut
pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya
mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang, dan menjamin
keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho, 2007 dalam Dahli dan Siregar, 2008).
Pengembangan program-program sosial perusahaan dapat berupa bantuan fisik,
pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community development),
outreach, beasiswa dan sebagainya.
Penerapan corporate social responsibility dipercaya dapat meningkatkan nilai
perusahaan, dimana para investor cenderung menanamkan modal kepada
perusahaan yang melakukan kegiatan CSR sehingga berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang
memiliki kepedulian sosial dapat menggunakan informasi tanggung jawab sosial
(kegiatan CSR) sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan (Zuhroh dan
Sukmawati, 2003). Eipstein dan Freedman (1994) menemukan bahwa investor
individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan,
2
sehingga manajemen perusahaan saat ini tidak hanya dituntut terbatas atas
pengelolaan dana yang diberikan, namun juga meliputi dampak yang ditimbulkan
oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial.
Nilai perusahaan dinilai baik apabila perusahaan memiliki kinerja yang baik,
baik itu kinerja yang berkaitan langsung dengan aktivitas usaha perusahaan,
ataupun kinerja yang berkaitan dengan aktivitas umum yang berupa kinerja
ekonomi, lingkungan dan sosial, dan hal itu dapat meningkatkan nilai perusahaan
apabila dilakukan secara berkelanjutan (sustainable)
2. Identifikasi Masalah
Corporate social responsibility merupakan komitmen perusahaan atau dunia
bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis. Pelaksanaan corporate
social responsibility perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya, disisi lain
dapat meningkat citra perusahaan yang dapat membentuk loyalitas konsumen dan
meningkatkan profitabilitas sehingga dapat meningkatkan nilai saham perusahaan.
Secara teoritis, suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.
Apabila nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik.
Atas dasar uraian tersebut permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
a. Bagaimana corporate social responsibility, nilai perusahaan, dan kinerja
perusahaan pada PT Telkom tbk.
b. Bagaimana pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahan
pada PT Telkom tbk
c. Bagaimana pengaruh corporate social responsibility dan nilai perusahaan secara
parsial dan simultan terhadap kinerja perusahaan PT Telkom tbk.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui corporate social responsibility, nilai perusahaan, dan kinerja
perusahaan pada PT Telkom tbk.
b. Untuk mengetahui pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan pada PT Telkom tbk
c. Untuk mengetahui pengaruh corporate social responsibility dan nilai perusahaan
secara parsial dan simultan terhadap kinerja perusahaan PT Telkom tbk.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
1. Tinjauan Pustaka
Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di
bidang hukum (Darwin, 2004 dalam Anggraini, 2006). Corporate Social
Responsibility merupakan proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan
dan keuntungan kegiatan bisnis dari manajemen untuk stakeholders baik secara
internal (karyawan, shareholders) maupun eksternal (pemerintah, masyarakat, lokal,
pelanggan dan supliers).
3
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Keown, 2004:46). Nilai
perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti
oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham dan Houston 2006:92).
Nilai perusahaan dalam penelitian diukur berdasarkan rasio PBV yaitu suatu metode
estimasi harga saham yang menggunakan variabel nilai buku persaham. (book value
per share) dan suatu rasio atau multiplier (Samsul, 2006:171).
Kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran tertentu yang digunakan oleh
entitas untuk mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba. Kinerja perusahaan
adalah kemampuan perusahaan untuk menjelaskan kegiatan operasionalnya
(Payatma, 2001 dalam Carolina, 2007). Menurut Febryani dan Zulfadin (2003)
kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya
2. Kerangka Pemikiran
Menurut Wibisono (2007:23) menyatakan bahwa salah satu keuntungan yang
dapat diperoleh oleh perusahaan dalam penerapan CSR adalah mempertahankan dan
mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, perbuatan destruktif suatu
perusahaan akan menurunkan reputasi perusahaan, begitupun sebaliknya, kontribusi
positif juga akan mendongkrak reputasi dan image positif perusahaan.
Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi tanggung
jawab sosial sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki
kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui
peningkatan harga saham. Apabila perusahaan memiliki kinerja lingkungan dan
sosial yang buruk maka akan muncul keraguan dari investor sehingga direspon
negatif melalui penurunan harga saham (Almilia dan Wijayanto, 2007:3).
Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham, harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi. Salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menilai perusahaan adalah Price to book value (PBV) yaitu suatu metode
estimasi harga saham yang menggunakan variabel nilai buku per saham. (book value
per share) dan suatu rasio atau multiplier (Samsul, 2006:171). Makin besar nilai
PBV suatu saham maka menyatakan saham tersebut dinilai lebih tinggi dibanding
nilai buku persahamnya, dan hal itu menunjukkan tingkat kepercayaan investor,
dimana investor akan menanamkan modalnya kepada perusahaan yang memiliki
kinerja baik. Sehingga semakin tinggi nilai PBV menunjukkan semakin baik kinerja
perusahaan, karena akan memberikan keuntungan bagi investor.
Kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran tertentu yang digunakan oleh
entitas untuk mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba. Kinerja perusahaan
adalah kemampuan perusahaan untuk menjelaskan kegiatan operasionalnya
(Payatma, 2001 dalam Carolina, 2007) Untuk mengukur kinerja perusahaan
dilakukan melalui Principal Component Analysis (PCA) yaitu terhadap komponen
Gross Profit Margin (GPM) yaitu keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang
yang dijual, Net Profit Margin (NPM) yaitu laba bersih setelah pajak, Basic Earning
Power (BEP) atau Rentabilitas Ekonom yaitu efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber dayanya, Return on Assets (ROA) yaitu kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan dan Return on Equity
(ROE) yaitu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi
4
pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang
diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. PCA bertujuan
untuk mereduksi data GPM, NPM, Basic Earning Power, ROA dan ROE tanpa
mengurangi karakteristik data tersebut secara signifikan, dimana komponen tersebut
merupakan rasio untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas yang
tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang tercermin
pada harga sahamnya, selain itu dengan profitabilitas yang tinggi akan
mempengaruhi nilai CSR yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan CSR dapat
meningkatkan image positif bagi perusahaan, sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan yang terwujud dengan tingginya PBV dan hal itu dapat menjadi modal
bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan atau profitabilitas, selain
itu profitabilitas yang tinggi pun dapat memberikan nilai tambah kepada nilai
perusahaannya yang tercermin pada harga sahamnya.
3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
a. Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
b. Corporate Social Responsibility (CSR) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan
c. Nilai perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan
d. Corporate Social Responsibility (CSR) dan nilai perusahaan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan
III. METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah corporate social responsibility sebagai
variabel independen, sedangkan nilai perusahaan dan kinerja perusahaan sebagai
variabel dependen
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisa
dengan pendekatan korelasional.
3. Operasionalisasi Variabel
Tabel. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Corporate
Social
Responsibility
Definisi
Corporate Social Responsibility adalah
komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan,
bekerja dengan para karyawan perusahaan,
keluarga karyawan tersebut, berikut
komuniti-komuniti setempat (lokal) dan
masyarakat secara keseluruhan, dalam
rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Budimanta, dkk (2008:76)
5
Indikator
Biaya yang
dikeluarkan untuk CSR
Skala
Rasio
Variabel
Nilai
perusahaan
Definisi
Nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan
harga saham.
Keown (2004:46)
Indikator
PBV = perbandingan
antara nilai saham
menurut pasar dengan
nilai buku ekuitas
perusahaan.
Skala
Rasio
Kinerja
perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran
tertentu yang digunakan oleh entitas untuk
mengukur keberhasilan dalam menghasilkan
laba. Kinerja perusahaan adalah kemampuan
perusahaan untuk menjelaskan kegiatan
operasionalnya (Payatma, 2001 dalam
Carolina, 2007).
Principal Component
Analysis (PCA)
1. Gross Profit
Margin
2. Net Profit Margin
3. Basic Earning
Power
4. ROA
5. ROE
Rasio
4. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang telah diaudit dan
dipublikasikan. Data diperoleh dari :
a. Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id
b. CSR PT. Telkom, www.telkom-csr.com
5. Teknik Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasikal
1) Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah rasio skewness yaitu nilai skewness
dibagi dengan standar eror skewness dan rasio kurtosis yaitu nilai kurtosis dibagi
dengan standar eror kurtosis. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika
rasio skewness dan kurtosis berada di antara -2 hingga +2 maka dada
berdistribusi normal
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yang digunakan uji statistik Glejser. Terdapat gangguan
atau mengandung heteroskedastisitas jika tingkat signifikasninya < 0,05
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi yang digunakan uji Durbin Watson. Pengambilan Keputusan
dapat dilihat melalui Tabel atuokorelasi
4) Uji Multikolinearitas
Untuk menguji multikolinearitas dengan cara melihat nilai VIF masing-masing
variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas
dari gejala multikolinearitas
b. Path Analysis
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis).
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X
(independent variable) terhadap variabel Y (Dependent variable) dan untuk
mengetahui pengaruh antara variabel X. Dengan teknik analisis jalur ini dapat
diketahui pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu, dapat
menerangkan pengaruh langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel
penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat.
6
1)
2)
3)
4)
Pengujian Koefisien Korelasi
Pengujian Simultan
Pengujian Faktor Residu/ Sisa
Pengujian Hipotesis dengan menggunakan uji t dan F
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT Telkom Tbk
Tabel Nilai Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT Telkom TbkPeriode
Tahun 2006-2012
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Penyaluran Dana CSR
Bina
Kemitraan
Lingkungan
93,07
26,08
182,59
0,62
204,947
1,70
153,654
10,50
283,77
27,43
302,7
44,98
343,87
92,15
Perubahan
Jumlah
Dana CSR
119,15
183,21
206,65
164,15
311,20
347,68
436,02
RP
%
64,06
23,44
-42,49
147,05
36,48
88,34
34,96
11,34
-25,89
47,25
10,49
20,26
b. Nilai Perusahaan Pada PT Telkom Tbk
Tabel. Tingkat PBV Pada PT Telkom Tbk Periode Tahun 2006-2012
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Book Value
1.392
1.674
1.702
1.934
2.203
3.025
3.322
Harga Saham
7.282
10.150
7.400
9.450
7.950
7.050
9.050
PBV
5,23
6,06
4,35
4,89
3,61
2,33
2,72
c. Kinerja Perusahaan Pada PT Telkom Tbk
Tabel. Kinerja Perusahaan (ROA, ROE, GPM, BEP, dan NPM Pada PT
Telkom Tbk Periode Tahun 2006-2012
Tahun
2006
ROA
14,65
ROE
39,21
2007
2008
2009
2010
2011
2012
15,67
11,64
11,62
11,56
15,01
16,49
38,10
30,95
29,06
25,97
25,37
27,41
Kinerja Perusahaan
GPM
BEP
42,10
28,40
44,54
36,76
34,99
32,77
30,80
33,31
7
30,56
21,52
22,43
21,05
19,71
21,22
NPM
21,46
21,63
17,50
17,54
16,81
21,71
23,80
d. Principal Component Analysis (PCA) Kinerja Perusahaan Pada PT Telkom
Tbk
Analisis faktor ini dilakukan untuk menyederhanakan indikator tersebut diatas
dengan cara menyusutkan (mereduksi), sehingga diperoleh component atau variabel
baru dalam hal ini variabel kinerja perusahaan. Indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja PT Telkom adalah berdasarkan Return on Assets (ROA) dan
Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Basic Earning Power atau
Rentabilitas Ekonom (BEP) dan Net Profit Margin (NPM)
Dari analisis communalities diketahui ROA memperoleh nilai sebesar 0,353,
artinya sekitar 35,3% ROA dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, ROE dapat
dijelaskan oleh variabel terbentuk sebesar 85,9%, GPM dapat dijelaskan oleh
variabel terbentuk sebesar 84%, BEP dapat dijelaskan oleh variabel terbentuk
sebesar 89,8% dan variabel NPM dapat dijelaskan oleh faktor terbentuk sebesar
29,6%.
e. Uji Klasikal
1) Uji Normalitas
Berdasarkan rasio skewness dan rasio kurtosis diketahui rasio skewness = 0,245/0.794 = -0,309 dan rasio kurtosis = -2.634/1,587=-1,660, hal itu
menunjukkan rasio skewness dan kurtosis berada diantara -2 hingga +2, yang
berarti data berdistribusi normal.
2) Uji Autokorelasi
Berdasarkan uji Durbin-Watson diketahui nilai Durbin-Watson berada
diantara dU dan 4-dU (1,896 < 1,932 < 2,104). Dengan demikian dapat
disimpulkan mode regresi pengaruh CSR dan nilai perusahaan terhadap kinerja
perusahaan tidak terdapat autokorelasi.
3) Uji Hetoroskedastisitas
Berdasarkan uji Glejser diketahui nilai thitung CSR dan PBV memperoleh
nilai sig. yang lebih besar dari 0,05 (0,770 dan 0,759 < 0,05), artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara CSR dan PBV terhadap nilai residu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi variabel CSR dan PBV
terhadap kinerja perusahaan tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.
4) Uji Multikolinieritas
Berdasarkan uji VIF diketahui variabel CSR dan PBV memperoleh nilai VIF
masing-masing sebesar 4,537yang lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi variabel CSR dan PBV terhadap kinerja
perusahaan tidak memiliki gejala multikolinieritas.
2. Pembahasan
a. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan
Pada PT Telkom Tbk
Berdasarkan uji regresi linier sederhana CSR berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada PT Telkom Tbk dengan koefisien
korelasi (R) = 0,878 yang termasuk hubungan kuat, koefisien determinasi (R square)
= 0,770 (77%), thitung = -4,095 dengan nilai sig. sebesar 0,009. Pengaruh CSR
terhadap nilai perusahaan menunjukkan arah negatif artinya semakin besar dana
CSR yang dikeluarkan perusahaan maka akan menurunkan nilai perusahaan dan hal
itu juga membuktikan pengungkapan dana CSR tidak direspons secara positif oleh
investor, hal itu dimungkinkan karena investor memiliki persepsi bahwa dengan
8
dikeluarkannya dana untuk kegiatan CSR maka dapat mengurangi jumlah dividen,
sehingga jumlah pendapatan investor tidak optimal. Besar kecilnya dana CSR yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan BUMN telah diatur oleh pemerintah, dimana
berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. Per-05/MBU/2007 menyatakan bahwa
besarnya dana CSR maksimum 2% dari laba bersih untuk program kemitraan dan
maksimal 2% untuk program bina lingkungan. Sehingga besarnya dana yang
dikeluarkan oleh PT Telkom tidak boleh lebih dari 2% dari laba bersih, dari hasil
penelitian diketahui pada tahun 2010 dan 2012 dana CSR yang dikeluarkan
perusahaan lebih dari 2% yaitu 2,50% dan 2,22%, sehingga hal itu dapat direspons
secara negatif oleh investor yang berdampak terhadap nilai perusahaan (PBV) dari
4,89 pada tahun 2009 menjadi 3,61, selain itu dari dapat dilihat juga dari harga
saham pada tahun 2010 mengalami penurunan dari Rp. 7.950, menjadi Rp. 7.050.
Sedangkan dampak dari dana CSR yang dikeluarkan pada tahun 2012 tidak dapat
penulis deskripsikan karena data pada penelitian ini sampai akhir Desember 2012,
sehingga untuk mengetahui respons investor terkait realisasi dana CSR terhadap
harga pasar harus dilihat dari harga saham pada tahun 2013.
Hal itu penulis sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlela dan
Islahuddin (2008) dalam Kumadilaga (2010) yang menyatakan bahwa variabel CSR
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang disebabkan banyak perusahaan
manufaktur di tahun 2008 yang menganggarkan dana CSR cukup rendah sedangkan
tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan tergolong besar. Sehingga
profitabilitas tidak dapat membuktikan pengaruhnya di dalam hubungan CSR dan
nilai perusahaan.
b. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan Secara
Simultan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT Telkom Tbk
Berdasarkan hasil path analysis diketahui total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
adalah 49,5%. Berdasarkan analisis regresi berganda diketahui artinya CSR dan
PBV (Nilai Perusahaan) secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap
kinerja PT Telkom Tbk dengan nilai Fhitung sebesar 1,962 dan nilai Sig. sebesar
0,255 yang lebih besar dari α = 0,05. Tidak signifikannya pengaruh CSR dan Nilai
perusahaan secara simultan terhadap kinerja perusahaan, lebih disebabkan dana CSR
yang dikeluarkan oleh PT Telkom kurang konsisten, sehingga dapat direspons
negatif oleh para investor dan berdampak terhadap menurunnya nilai perusahaan
(PBV) yang setiap tahunnya cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya,
sedangkan kinerja perusahaan ditinjau dari rasio BEP setiap tahunnya mengalami
peningkatan dan penurunan. Pelaksanaan CSR yang tidak sewajarnya baik itu tidak
sesuai peraturan pemerintah, ataupun tidak sesuai dengan kemampuan perusahaan
dapat mempengaruhi kinerja perusahaan karena sebagian laba yang diperoleh tidak
dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan, selain itu pelaksanaan CSR yang kurang
bijaksana dapat direspons secara negatif oleh para investor, sehingga dapat
mempengaruhi terhadap nilai perusahaan yaitu terjadinya penurunan harga saham.
Tidak signifikannya pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan Marissa (2013) yang menyatakan bahwa CSR tidak
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diproyeksikan dengan ROE, selain itu Marissa mengungkapkan hasil penelitian
Titisari et al (2010) menjelaskan bahwa tidak signifikannya pengaruh CSR terhadap
CSR dimungkinkan disebabkan karena isu mengenai CSR merupakan hal yang
relatif baru di Indonesia. Selain itu kebanyakan investor memiliki persepsi rendah
9
terhadap pengungkapan CSR karena umumnya perusahaan melakukan
pengungkapan CSR hanya sebagai bagian dari iklan dan menghindari untuk
memberikan informasi yang relevan. Oleh karena itu tak jarang perusahaan
mengungkapkan hal-hal yang baik dan menutupi hal yang menurut perusahaan tidak
memberikan keuntungan bagi perusahaan pada laporan tahunan sehingga memicu
kualitas pengungkapan CSR masih dipertimbangkan oleh investor sehinggaan
mengurangi ketertarikan investor untuk menanamkan modal kepada perusahaan
sehingga menyebabkan peningkatan kinerja perusahaan secara tidak signifikan
c. Pengaruh Corporate Social Responsibility Secara Parsial Terhadap Kinerja
Perusahaan Pada PT Telkom Tbk
Berdasarkan path analysis pengaruh langsung CSR terhadap kinerja perusahaan
adalah 0,013%, dari uji t menunjukkan CSR berpengaruh tidak signifikan terhadap
kinerja perusahaan dengan nilai thitung sebesar 0,070 dan nilai sig. sebesar 0,947 yang
lebih besar dari α = 0,05.
Tidak signifikannya pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan lebih
disebabkan dana CSR yang disalurkan perusahaan kurang konsisten sehingga laba
yang diperoleh tidak dapat mendorong kinerja perusahaan secara optimal, seperti
pada tahun 2008 laba bersih yang diperoleh adalah Rp. 12.857,577 miliar dan dana
CSR yang dikeluarkan sebesar Rp. 206,65 miliar, sedangkan pada tahun 2010
dengan laba bersih sebesar 11.332,140 miliar dana CSR yang dikeluarkan lebih
besar di banding tahun 2008 yaitu Rp. 311,20 miliar, selain itu dana CSR pada tahun
tersebut melebihi 2% tidak sesuai dengan peraturan Menteri BUMN No. Per05/MBU/2007. Pengeluaran dana CSR secara wajar dan konsisten sesuai tingkat
perolehan laba atau pengeluaran dana CSR secara porposional agar laba yang
diperoleh dapat mengoptimalkan kinerja perusahaan masa mendatang atau
meningkatkan laba yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya dan hal itu juga
akan meningkatkan dana CSR. Hal itu sejalan dengan pendapat Waddock et al
(1997) dalam Uadiale et al (2011) yang dikutip Marissa (2013) yang menyatakan
bahwa perusahaan dengan perilaku yang bertanggung jawab mungkin memiliki
kelemahan kompetitif, karena mereka memiliki biaya yang tidak perlu. Biaya ini
berada langsung pada bootom line dan tentu akan mengurangi keuntungan dan
kekayaan. Selain pada penelitian Sri Murni (2009) menyatakan bahwa informasi
CSR mampu mempengaruhi laba dengan bentuk interaksi negatif, artinya semakin
banyak informasi yang diungkapkan perusahaan mengenai CSR maka relevansi nilai
laba semakin menurun.
d. Pengaruh Nilai Perusahaan Secara Parsial Terhadap Kinerja Perusahaan
Pada PT Telkom Tbk
Berdasarkan path analysis diketahui bahwa nilai perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan sebesar 56,3%, dari uji t diperoleh nilai t hitung sebesar
0,993 dengan nilai sig. sebesar 0,377 yang lebih besar dari α = 0,05, artinya nilai
perusahaan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Tidak signifikannya pengaruh nilai terhadap kinerja perusahaan lebih
disebabkan nilai perusahaan yang diproyeksikan dengan nilai PBV cenderung
mengalami penurunan setiap tahunnya, sedangkan kinerja perusahaan mengalami
peningkatan dan penurunan. Selain itu semakin besar PBV suatu saham maka
menyatakan saham tersebut semakin mahal terhadap nilai buku persahamnya. Jika
di lihat dari sudut pandang investor saham yang mempunyai PBV yang semakin
kecil akan semakin bagus yang berarti harga saham tersebut semakin murah, dan
10
sebaliknya jika semakin besar PBV suatu saham maka harga saham tersebut akan
mahal. Dengan mahalanya harga saham akan mempengaruhi keputusan investasi
yang dilakukan oleh investor dan hal itu akan menurunkan perolahan laba atas
saham perusahaan, dan hal itu dapat menyebabkan tidak signifikanya nilai
perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Hal itu tidak sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Retno (2012) serta Yuniasih dan Wirakusuma (2007)
yang mengungkapkan kinerja perusahaan (ROE/ROA) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwi Oktaviani
Anwar (2011) dimana hasil penelitiannya mengungkapkan kinerja keuangan (ROA),
corporate social responsibility, kepemilikan manajerial, moderasi CSR, dan
moderasi KM secara bersama-sama berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan mengenai pengaruh CSR dan
nilai perusahaan terhadap kinerja perusahaan di PT Telkom Tbk, dapat disimpulkan
bahwa :
a. Nilai CSR yang paling besar dikeluarkan oleh PT Telkom Tbk adalah pada
tahun 2012, dan yang terkecil tahun 2006. Nilai perusahaan tertinggi ditinjau
dari nilai PBV terjadi pada tahun 2007, sedangkan terendah tahun 2012. Kinerja
perusahaan berdasarkan rasio Basic Earning Power (BEP) yang paling baik
adalah tahun 2007, sedangkan terkecil tahun 2011.
b. Corporate social responsibility (CSR) berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap nilai perusahaan PT Telkom Tbk, hal itu berdasarkan besarnya nilai
CSR yang dikeluarkan perusahaan dan nilai PBV pada periode tahun 2006-2012.
c. Corporate social responsibility (CSR) dan nila perusahaan secara parsial dan
simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan PT. Telkom
Tbk.
2. Saran
Saran dalam penelitian ini diantaranya :
a. CSR dan nilai perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja
perusahaan, yang dimungkinkan karena dana CSR yang dikeluarkan kurang
porfosional, oleh karena itu diharapkan perusahaan dapat lebih profesional
dalam menetapkan dana CSR agar lebih sesuaikan dengan kemampuan
keuangan dan ketentuan yang berlaku, sehingga pelaksanaan CSR dapat
memberikan dampak yang positif terhadap kinerja perusahaan baik.
b. Berdasarkan rasio PBV menujukan harga saham perusahaan sangat mahal
dibanding dengan nilai bukunya, hal itu menunjukkan bahwa nilai perusahaan
sangat tinggi dan dapat mempengaruhi peroleh laba dari kegiatan penjualan
saham. Oleh karena itu perusahaan dapat mempertahankan nilai perusahaan
seperti dengan meningkatkan kinerja perusahaan agar dividen yang dibagikan
kepada investor dapat lebih optimal sehingga tetap memberikan daya tarik bagi
para investor.
11
DAFTAR PUSTAKA
Agung Hermawan (2008) Mengenal Lebih Dekat dengan Tanggungjawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: LBH Bandung dan
Oxfam Community Aid Abroad (OCAA)
Anggraeni, R. Fr. (2006) Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Kumpulan Makalah SNA IX.
Brigham, Eugene F and Joel F. Houston (2006) Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba Empat,
Jakarta.
Budimanta, Arif, Adi Prasetjo, Bambang Rudito (2008)
Responsibility. Jakarta : ICSD.
Corporate
Social
Hendrik Budi Untung (2008) Corporate Social Responbility. Jakarta : Sinar Grafika
Munawir (2004) Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Porman, Tumbuan Andi (2008) Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sawir, Agnes (2005) Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.
Siregar, S. V dan Dahlia, L (2008) Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Kinerja Perusahaan. Kumpulan Makalah SNA X1.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2007) Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. www.legalitas.org/incl-php/buka.php
Untung Wahyudi et.al, (2006) Implikasi Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Malang Universitas
Widyagama.
Wahidahwati (2002) Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
pada Kebijakan Utang Perusahaan : Sebuah Perspektif Teori Agensi. JRAI,
Volume 5 Nomor 1. Januari : 1-16.
Wahyudi, Isa dan Busyra Azheri (2008) Corporate Social Responsibility : Prinsip,
Pengaturan dan Implementasi. Malang : In-Trans Publishing.
Wibisono, Yusuf (2007) Membelah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik : Frascho
Publising
Zuhroh dan Sukmawati (2003) Analisis pengaruh luas pengungkapan sosial dalam
laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi investor (studi kasus pada
perusahaan-perusahaan high profile di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi
VI (SNA VI), 1314-1341.
12
Download