Perumusan strategi PT Bank Agris

advertisement
 PERUMUSAN STRATEGI PT BANK AGRIS
Oleh
LINDA SEPTRIANA
H 24086026
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
LINDA SEPTRIANA. H24086026. Perumusan Strategi PT Bank AGRIS. Di
bawah bimbingan JONO M. MUNANDAR.
Bank yang merubah pangsa pasarnya dari corporate menjadi retail dan
berfokus pada sektor agribisnis ini memiliki produk simpanan. Salah satunya
Tabungan Agris yang menopang dana pihak ketiga (DPK) hanya sebesar 2,4
persen. Manajemen Bank Agris harus mencari strategi yang baik agar dapat
meningkatkan porsi tabungan tersebut. Bank akan mampu bersaing dalam
lingkungan industri yang kompetitif, dalam hal ini persaingan untuk menghimpun
dana dari masyarakat, apabila Bank tersebut mampu melakukan penerapan
strategi yang tepat. Oleh karena itu, Bank Agris dituntut untuk menentukan
strategi-strategi yang tepat, aktif dan rasional untuk mencapai tujuan perusahaan,
mengimplementasikan visi dan misi perusahaan dan siap menghadapi persaingan
yang kompetitif.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor lingkungan
internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki oleh Tabungan Agris,
menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) yang
dihadapi oleh Tabungan Agris dan merumuskan alternatif strategi pemasaran yang
tepat dan efektif bagi Tabungan Agris. Penelitian ini dilakukan di PT Bank Agris
Pusat. Data yang diperlukan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data ini didapat melalui wawancara langsung dengan pihak
manajemen, laporan, data-data penunjang perusahaan dan studi literature. Metode
analisis yang digunakan adalah External Factor Evaluation (EFE), Internal
Factor Evaluation (IFE), IE Matrix, TOWS Matrix dan QSP Matrix.
Hasil perhitungan matriks IFE dan EFE masing-masing diperoleh total
skor sebesar 2,24 dan 2,47 yang memposisikan Bank Agris pada sel V dalam
matriks IE. Strategi yang paling baik dikelola pada sel ini adalah strategi
pertahankan dan pelihara, yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan
produk. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks IE ini disesuaikan pada
matriks TOWS ke dalam empat kemungkinan alternatif strategi. Berdasarkan hasil
perhitungan melalui QSPM, strategi penetrasi pasar memiliki TAS tertinggi
sebesar 5,55, sehingga strategi penetrasi pasar merupakan strategi yang tepat
untuk dilaksanakan sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Strategi penetrasi
pasar yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan melakukan promosi penjualan
yang efektif dan menambah tenaga marketing.
PERUMUSAN STRATEGI PT BANK AGRIS
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
LINDA SEPTRIANA
H 24086026
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Skripsi :
Perumusan Strategi PT Bank Agris
Nama
:
Linda Septriana
NIM
:
H 24086026
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)
NIP : 19610123 198601 1 002
Mengetahui
Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)
NIP : 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 September 1986. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bpk. Syahrial dan Ibu
Nurmina.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Pengadilan IV Bogor,
lalu melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 5 Bogor. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 6 Bogor dan
masuk dalam program IPS pada tahun 2003. Pada tahun 2004, penulis diterima di
Institut Pertanian Bogor Program Diploma 3 Manajemen Bisnis dan Koperasi di
Departemen Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian. Tahun 2008, penulis
melanjutkan program S1 di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen.
Selama menyelesaikan jenjang S1 penulis bekerja sebagai Teller di Bank
Panin Bogor hingga tahun 2009. Lalu pada tahun 2010, penulis bekerja sebagai
Cash and Service di Bank AGRIS Jakarta.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Perumusan Strategi PT Bank AGRIS dengan
lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaannya di masa mendatang.
Bogor, Januari 2011
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan oleh
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Ibunda tercinta dan tersayang yang menjadi inspirasi utama dan tujuan hidup
penulis yang senantiasa setia memberikan doa, semangat, masukan dan kasih
sayang yang melimpah.
2. Ayahanda tercinta dan tersayang, terima kasih telah memberikan suntikan
nasehat, semangat serta dana sehingga penulis tetap bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc, sebagai pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, tips dan
pengarahan kepada penulis di tengah kesibukannya.
4. Staf dan Karyawan PT Bank AGRIS yang telah banyak membantu dalam
pembuatan skripsi ini.
5. Saudara-saudara ku, Dewi dan Nely serta adik ku Putra yang selalu mewarnai
kehidupan penulis.
6. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan informasi dan mengisi
waktu bersama pada waktu menunggu dosen.
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Program Sarjana Alih jenis
Manajemen, Departemen Manajemen, FEM IPB.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah
SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
1.5. Ruang Lingkup .................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank .................................................................................................... 5
2.2. Manajemen Strategis ........................................................................... 6
2.3. Lingkungan Internal ............................................................................ 7
2.4. Lingkungan Eksternal ......................................................................... 14
2.4.1 Lingkungan Makro ..................................................................... 14
2.4.2 Lingkungan Industri ................................................................... 15
2.5. Metode Analisis Data .......................................................................... 17
2.6. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 19
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian ............................................................................ 22
3.2. Pengumpulan Data .............................................................................. 22
3.3. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 30
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Bank Agris ..................................... 30
4.1.2 Filosofi Logo Bank Agris .......................................................... 32
4.1.3 Produk Simpanan Bank Agris .................................................... 33
4.2. Analisis Lingkungan Internal PT Bank Agris ..................................... 34
4.2.1 Struktur Organisasi .................................................................... 34
4.2.2 Keuangan ................................................................................... 34
4.2.3 Pemasaran .................................................................................. 35
4.2.4 Produksi/Operasi ........................................................................ 41
4.2.5 Sumber Daya Manusia ............................................................... 42
4.2.6 Sistem Informasi Manajemen .................................................... 43
4.2.7 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ....................................... 43
4.3. Analisis Lingkungan Eksternal PT Bank Agris .................................. 47
4.3.1 Lingkungan Makro ..................................................................... 47
4.3.2 Lingkungan Industri ................................................................... 48
4.3.3 Identifikasi Peluang dan Ancaman............................................. 50
4.4. Formulasi Alternatif Perumusan Strategi ............................................ 51
4.4.1 Tahap Masukan ........................................................................... 52
4.4.2 Tahap Pencocokan ...................................................................... 54
4.4.3 Tahap Keputusan......................................................................... 60
4.4.4 Implikasi Manajerial ................................................................... 61
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 69
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Jumlah bank di Indonesia dari tahun 2001-2010 ....................................... 2
2. Bank yang mengembangkan E-Channel .................................................... 2
3. Penilaian bobot faktor strategi internal/eksternal perusahaan .................... 24
4. Matriks IFE ................................................................................................ 25
5. Matriks EFE ............................................................................................... 26
6. Matriks TOWS ........................................................................................... 28
7. Matriks QSP ............................................................................................... 29
8. Pertumbuhan laba bersih Bank Agris tahun 2004-2009 ............................ 35
9. Tabungan Agris vs tabungan Agris Plus .................................................... 37
10. Pertumbuhan rekening dan nominal tabungan Agris ................................. 42
11. Matriks IFE tabungan Agris ....................................................................... 53
12. Matriks EFE tabungan Agris...................................................................... 54
13. Strategi penetrasi pasar pada matriks SWOT............................................. 61
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Halaman
Konsep Competitive Strategy Porter .......................................................... 15
Kerangka penelitian ................................................................................... 22
Matriks IE .................................................................................................. 27
Logo Bank Agris ........................................................................................ 32
Leaflet tabungan Agris ............................................................................... 39
Buku tabungan Agris ................................................................................. 40
Jumlah karyawan berdasarkan jenjang pendidikan .................................... 42
Matriks IE Bank Agris ............................................................................... 55
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Pertanyaan wawancara kepada PT Bank Agris........................................... 70
2. Kuesioner penelitian.................................................................................... 72
3. Penentuan QSPM ........................................................................................ 77
4. Struktur organisasi Bank Agris ................................................................... 79
5. Penilaian rating faktor strategi internal dan eksternal ................................. 80
6 Hasil pembobotan faktor internal dan eksternal oleh responden ................ 81
7. Matriks SWOT ............................................................................................ 84
8. Hasil pengisian kuesioner QSPM pada strategi 1 ....................................... 85
9. Hasil pengisian kuesioner QSPM pada strategi 2 ....................................... 86
10.Hasil analisis QSPM ................................................................................... 87
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti bank
umum dan bank perkreditan. Namun kegiatan utama atau pokok bank
sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan dana tidak berbeda satu dengan yang lainnya, bahkan
bertambah dan berkembang. Selain itu, bank juga dapat menentukan harga
jual dan harga beli, dengan kata lain cara mencari keuntungan.
Semua
perusahaan
termasuk
bank
memiliki
tujuan
untuk
mendapatkan keuntungan yang terus menerus meningkat. Keuntungan
utama bank didapat dari selisih bunga simpanan dan bunga pinjaman.
Apabila bunga simpanan lebih tinggi dari bunga pinjaman, maka bank akan
mengalami kerugian. Selain itu, keuntungan bank didapat juga dari jasa
keuangan lainnya seperti: transfer, pembayaran tagihan, kegiatan valas dan
lain-lain. Penting bagi manajemen perbankan untuk mengelola kegiatan
funding dan lending secara profesional agar tercapainya tujuan perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan maksimum.
Langkah awal yang dapat dilakukan oleh manajemen perbankan
adalah mengelola kegiatan funding atau kegiatan menghimpun dana dari
masyarakat. Penghimpunan dana ini penting bagi bank sebagai dana yang
berasal dari pihak ketiga (DPK) untuk menjalankan usahanya dan sebagai
dana yang siap dijual kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana.
Produk-produk yang dapat ditawarkan oleh bank untuk menghimpun dana
ini yaitu, produk tabungan, simpanan giro dan simpanan deposito.
Penopang utama kenaikan dana perbankan berasal dari tabungan dan
giro, karena kedua bentuk simpanan ini lebih memiliki motif untuk transaksi
dan berjaga-jaga, sehingga tidak terlalu mendapatkan persaingan dari
instrumen-instrumen pasar keuangan lainnya, seperti reksadana, obligasi
dan saham. Persaingan yang lebih ketat di antara bank-bank akan terjadi
dalam memperebutkan pasar tabungan. Pada tahun 2010 jumlah bank di
Indonesia sebanyak 121 bank. Jumlah bank setiap tahunnya mengalami
penurunan akibat dilikuidasi ataupun merger. Perkembangan jumlah bank di
Indonesia dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Bank di Indonesia dari Tahun 2001-2010
Tahun
Jumlah Bank
Jumlah kantor
2001
151
6509
2002
145
6765
2003
141
7001
2004
138
7367
2005
133
7939
2006
131
8236
2007
130
9110
2008
130
9265
2009
122
9562
2010
121
9612
Sumber : www.bi.go.id (2010), diolah
Saat ini pemerintah telah membuat program Tabunganku yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk
menabung. Bank-bank umum telah mengembangkan produk bank dengan
menambah e-channel seperti internet banking, phone banking dan mbanking. Hal ini dilakukan untuk merangsang minat pasar agar
menggunakan produk bank tersebut. Bank-bank yang telah mengembangkan
e-channel pada produknya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bank yang Mengembangkan E-Channel
No.
Nama Bank
1.
Bank Saudara
2.
Bank Sinarmas
3.
Bank Maspion
4.
Bank BNP
5.
Bank Agro
6.
Bank Mayora
Sumber: www.infobank.com (2010), diolah
Salah satu bank umum di Indonesia yang mengeluarkan produk
simpanan adalah Bank Agris. Bank yang merubah pangsa pasarnya dari
corporate menjadi retail dan berfokus pada sektor agribisnis ini memiliki
produk simpanan yang bernama Tabungan Agris. Tabungan Agris
menopang dana pihak ketiga (DPK) sebesar 2,4 persen. Manajemen Bank
Agris harus mencari strategi yang baik agar dapat meningkatkan porsi
tabungan tersebut.
Bank Agris akan mampu bersaing dalam lingkungan industri yang
kompetitif, apabila manajemen perusahaan tersebut mampu melakukan
penerapan strategi yang tepat. Oleh karena itu, setiap bisnis dituntut untuk
menentukan strategi-strategi yang tepat, aktif dan rasional untuk mencapai
tujuan perusahaan, mengimplementasikan visi dan misi perusahaan dan siap
menghadapi persaingan yang kompetitif.
1.2. Perumusan Masalah
Tingginya tingkat persaingan dalam industri perbankan, maka Bank
Agris akan semakin ketat bersaing dengan produk-produk simpanan dari
bank-bank pesaing. Baik dari bank-bank besar yang telah banyak
keunggulan produknya maupun dari bank yang masih satu kelas.
Perkembangan pesat produk-produk perbankan tersebut seiring dengan
lompatan teknologi yang mendukung dan juga tuntutan nasabah yang
menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi, membuat
Bank Agris harus semakin siap menghadapi persaingan. Oleh karena itu,
manajemen harus memiliki strategi yang cocok dengan kondisi perusahaan,
agar dapat mencapai target dan dapat bersaing dengan produk dari bank
lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.
Faktor-faktor internal apakah yang menjadi kekuatan dan kelemahan
Bank Agris?
2.
Faktor-faktor eksternal apakah yang menjadi peluang dan ancaman bagi
Bank Agris?
3.
Bagaimana rumusan strategi yang dapat dilakukan bagi Bank Agris ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Menganalisis
faktor-faktor
lingkungan
internal
(kekuatan
dan
kelemahan) yang dimiliki oleh Bank Agris.
2.
Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
yang dihadapi oleh Bank Agris.
3.
Merumuskan alternatif strategi bagi Bank Agris.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan
(PT Bank Agris) maupun bagi diri penulis. Adapun manfaatnya adalah:
1.
Bagi penulis merupakan pengalaman praktis dan wadah pengaplikasian
teori yang telah didapatkan selama kuliah dalam mengamati,
mengidentifikasi dan menganalisis manajemen strategis.
2.
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu
pertimbangan perusahaan dalam memformulasikan strategi yang sesuai
dengan kondisi Bank Agris.
1.5. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Agris di Jakarta. Dilakukan
analisa terhadap lingkungan
internal dan eksternal untuk mendapatkan
strategi pada Bank Agris. Responden ditentukan secara sengaja (purposive
sampling) yaitu orang-orang yang berada dalam perusahaan. Alat analisis
yang digunakan adalah External Factor Evaluation (EFE), Internal Factor
Evaluation (IFE), Internal External Matrix (IE), Matriks ThreatsOpportunities-Weaknesses-Strenghts (TOWS), dan Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM).
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank
Pengertian bank menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998
tanggal 10 November 1998 tentang perbankan dalam Kasmir (2008) adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan
atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam
bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari
masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi
agar masyarakat mau menanamkan dananya. Kegiatan menghimpun dana
ini sering disebut dengan istilah funding. Strategi bank dalam menghimpun
dana adalah dengan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang
menarik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut berupa bunga simpanan,
kemudian rangsangan lain dapat berupa cendera mata, hadiah, pelayanan,
atau balas jasa lainnya. Semakin beragam dan menguntungkan balas jasa
yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menggunakan
produk bank tersebut. Oleh karena itu pihak perbankan harus memberikan
berbagai rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk
menanamkan dananya di bank (Kasmir, 2010).
Perbankan
yang
berprinsip
konvensional
keuntungan
utama
diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan,
dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih
bunga ini dikenal dengan istilah spread based. Jika suatu bank mengalami
suatu kerugian dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih besar
dari suku bunga pinjaman, maka istilah ini lebih dikenal dengan nama
negative spread.
2.2. Manajemen Strategis
Strategi adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen
puncak dan sumber daya perusahaan yang banyak untuk merealisasikannya.
Disamping itu, strategi juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam
jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat
strategi adalah berorientasi ke masa depan (David, 2004).
Perumusan strategi menurut David (2004) mencakup kegiatan
mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi, dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. Teknik-teknik
perumusan strategi ini dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan
keputusan tiga tahap, yaitu tahap masukan (Input Stage), tahap penyesuaian
(Matching Stage), dan tahap keputusan (Decision Stage).
Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2009)
merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Perencanaan strategi hampir
selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang
terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan
perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Dari beberapa definisi strategi tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa manajemen strategi adalah ilmu tentang perumusan, pelaksanaan
dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana tersirat dalam definisi
tersebut,
manajemen
strategis
terfokus
pada
upaya
memadukan
manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian
dan pengembangan serta sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi.
2.3.
Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang terdiri dari variabel
kekuatan
dan
kelemahan
dalam
kontrol
manajemen
perusahaan.
Perusahaan dapat menghindari ancaman yang berasal dari faktor eksternal
melalui kekuatan yang dimilikinya dari faktor internal. Sedangkan
kelemahannya dari faktor internal dapat diminimalkan dengan melihat
peluang dari faktor eksternalnya. Aspek-aspek yang ditinjau menurut
Sukristono dalam Umar (2005), secara garis besar aspek-aspek internal
industri perbankan dibagi menjadi enam. Aspek-aspek tersebut meliputi:
organisasi, keuangan, pemasaran, produksi/operasi, sumber daya manusia,
dan sistem informasi manajemen. Aspek-aspek ini saling mempengaruhi
satu sama lain dan saling mendukung dalam aktivitas perbankan.
1. Organisasi
Menurut Channon, seperti dikutip oleh Sukristono dalam Umar (2005),
secara garis besar struktur organisasi bank dapat dibagi atas empat
macam, yaitu:
a. Struktur atas dasar eceran/cabang komersial
b. Struktur atas dasar pelayanan
c. Struktur atas dasar nasabah, dan
d. Struktur atas dasar divisi internasional yang terpusat.
Dari keempat macam struktur diatas, apa pun yang dipilih perlu
dianalisis aspek organisasinya. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi
mengenai
kelemahan
dan
keunggulan
dalam
rangka
menganalisis aspek internalnya.
2. Keuangan
Kondisi keuangan dianggap satu-satunya barometer terbaik dalam
melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan perusahaan bagi
investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan organisasi
sangat penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif (David,
2004).
3. Pemasaran
Dalam pemasaran ini dibahas mengenai segmentasi, target dan posisi
pasar, serta bauran pemasaran.
a. Segmentasi, Target dan Posisi Pasar
Menurut Umar (2005), pasar terdiri dari begitu banyak pembeli
dengan beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut misalnya adalah
keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan
praktek pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan
segmentasi pasar. Segmentasi pasar dilakukan dengan berbagai cara,
tidak ada yang disebut satu-satunya cara. Manajemen dapat
mengkombinasikan beberapa variabel yang paling pas dalam
segmentasi
pasarnya.
Beberapa
variabel
utama
untuk
mensegmentasikan pasar adalah geografis, demografis, psikografis,
dan perilaku.
Setelah segmen-segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan
melakukan evaluasi lalu memutuskan beberapa segmen pasar yang
akan dicakup dan memilih segmen mana yang akan dilayani. Evaluasi
dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu ukuran dan pertumbuhan
segmen, kemenarikan struktural segmen, serta sasaran dan sumber
daya yang dimiliki perusahaan. Menurut Kartajaya (2009), Targetting
adalah proses menempatkan dengan tepat perusahaan ke dalam
segmen target market yang sudah dipilih sebelumnya.
Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan
dimasuki, selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang ingin
ditempati dalam segmen tersebut. Menurut Kartajaya (2009),
Positioning merupakan proses menempatkan keberadaan perusahaan
di benak pelanggan. Pengertian tersebut memiliki arti bahwa
perusahaan harus memiliki kredibilitas agar positioning perusahaan
dapat mudah melekat di benak pelanggan.
b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler dan Amstrong dalam Kartajaya (2009),
marketing mix adalah kumpulan terdiri dari peralatan-peralatan
tactical marketing yang dapat dikontrol, dimana komponennya
meliputi produk, harga, tempat (lokasi), dan promosi. Perusahaan
menyediakan
suatu
respons
terhadap
kebutuhan
masyarakat.
Kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi dari sasaran pasar.
Pendekatan pemasaran 4P tradisional sering berhasil untuk
barang, tetapi berbagai elemen tambahan perlu diperhatikan dalam
bisnis jasa. Booms dan Bitner dalam Kotler (2000) menyarankan 3P
tambahan dalam pemasaran jasa: orang (people), bukti fisik (physical
evidence), dan proses (process).
1) Produk
Kotler (2000) mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk
dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan. Produk terdiri dari dua jenis, yaitu benda
berwujud dan tidak berwujud. Produk yang tidak berwujud
biasanya disebut jasa.
Salah satu perusahaan yang menjual jasa adalah perusahaan
yang bergerak dalam bidang perbankan. Bank merupakan
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan
masyarakat (Kasmir, 2010). Ciri-ciri dan karakteristik jasa adalah
sebagai berikut:
a)
Tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati
sebelum jasa tersebut dibeli.
b) Tidak terpisahkan, artinya antara si pembeli jasa dengan si
penjual jasa saling berkaitan.
c) Beraneka ragam, artinya jasa dapat diperjualbelikan dalam
berbagai bentuk.
d) Tidak tahan lama, artinya jasa tidak dapat disimpan. Begitu
jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi, atau saat membeli
dan mengkonsumsi jasa dapat dilakukan pada waktu yang
bersamaan.
Tabungan didefinisikan oleh UU Perbankan nomor 10 tahun
1998 sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu.
Menurut Kotler (2000) terdapat lima level produk, yaitu
manfaat inti, produk dasar, produk yang diharapkan, produk yang
ditingkatkan,
dan
produk
potensial.
Pemasar
biasanya
mengklasifikasikan produk berdasarkan karakteristik produk: daya
tahan, keberwujudan dan penggunaan (konsumen atau industri).
Menurut
daya
tahan
dan
keberwujudan,
produk
dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok , yaitu barang yang tidak
tahan lama, barang tahan lama dan jasa. Sedangkan barang
konsumen dibagi menjadi barang kenyamanan (convinience),
belanjaan (shopping), khusus (speciality) dan barang yang dalam
kondisi normal tidak dicari (unsought).
2) Harga
Menurut Kasmir (2010), bagi perbankan yang berdasarkan
prinsip konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya
provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya
iuran dan biaya-biaya lainnya. Dalam dunia perbankan terdapat 3
macam harga, yaitu harga beli, harga jual dan biaya yang
dibebankan pada nasabahnya.
Bunga bank selain dapat diartikan sebagai balas jasa, dapat
juga diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh
nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Bunga simpanan (rekening) merupakan harga beli yang harus
dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini
diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga
tabungan
dan
bunga
deposito.
Faktor-faktor
utama
yang
mempengaruhi besar kecilnya suku bunga adalah kebutuhan dana,
persaingan, kebijakan pemerintah, target laba yang diinginkan,
jangka waktu, kualitas jaminan, reputasi perusahaan, produk yang
kompetitif, hubungan baik dan jaminan pihak ketiga.
3) Promosi
Menurut Kasmir (2010), promosi merupakan sarana yang
paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya.
Salah satu tujuan promosi adalah menginformasikan segala jenis
produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang
baru. Selain itu, promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah
akan produk, serta promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk
membeli dan akhirnya meningkatkan citra bank di mata para
nasabahnya.
Umar (2005) mengatakan di dalam manajemen pemasaran,
kebijakan promosi biasanya dipecah menjadi empat cara, yaitu:
Periklanan (Advertising), Kehumasan (Public Relation), Promosi
Penjualan
(Sales
Promotion),
dan
Penjualan
Perseorangan
(Personal Selling). Untuk perbankan, kebijakan Public Relation
dapat
ditempuh
antara
lain
dengan
menyediakan
brosur,
memberikan penjelasan atau keterangan, dan mengambil peran
sebagai sponsor. Untuk kebijakan periklanan dapat dilakukan
misalnya dengan pemasangan iklan di media massa. Promosi
Penjualan
misalnya
dapat
dilaksanakan
dengan
fee
atau
menghilangkan biaya-biaya tertentu. Sedangkan untuk kebijakan
Personal selling biasanya dilakukan terhadap nasabah-nasabah
utama. Komunikasi ini dilakukan secara langsung antara petugas
bank dengan nasabah.
4) Tempat
Penentuan lokasi bagi industri perbankan lebih ditekankan
kepada lokasi cabang. Penentuan lokasi kantor cabang bank
dilakukan untuk cabang utama, cabang pembantu, atau kantor kas.
Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung
menjadi sangatlah penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah
menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Demikian pula sarana dan
prasarana harus memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh
nasabah yang berhubungan dengan bank (Kasmir, 2010).
5) Orang
People (orang), yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam
pelayanan dan memengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi
pelanggan, dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam
lingkungan pelayanan. People meliputi kegiatan untuk karyawan,
seperti kegiatan rekrutmen, pendidikan dan pelatihan, motivasi,
balas jasa, dan kerja sama, serta pelanggan yang menjadi nasabah
atau calon nasabah (Kasmir, 2008).
6) Physical Evidence (Bukti Fisik)
Terdiri dari adanya logo atau simbol perusahaan, moto,
fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan
jaminan perusahaan (Kasmir, 2008).
7) Process (Proses)
Proses merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan
jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau
kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan
(Kasmir, 2008).
4. Produksi/Operasi
Umar (2005) beranggapan bahwa aspek produksi dan operasi pada
sektor perbankan lebih tertuju kepada produk-produk bank dan sistem
penyampaian. Dengan demikian, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
dipaparkan berikut ini.
a. Produk bank
Produk bank merupakan hasil kegiatan operasional bank yang
berkaitan erat dengan pengelolaan portofolio bank. Pada dasarnya,
jenis produk bank yang utama adalah deposito (dalam arti
simpanan-simpanan) dan kredit (dalam arti pinjaman-pinjaman).
b. Sistem penyampaian (Delivery System)
Sistem penyampaian produk dan jasa bank sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi. Semakin maju teknologi, seperti
teknologi
sistem
informasi
yang
berbasis
komputer
dan
telekomunikasi, semakin berkembang pula sistem penyampaian itu.
5. Sumber Daya Manusia
Kualitas, sikap dan perilaku SDM perbankan sangat dipengaruhi
oleh perkembangan sosial, politik, kebudayaan, dan lain-lain. oleh
karena itu, kebijakan SDM terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal,
antara lain berupa perkembangan pendidikan, jumlah penawaran tenaga
kerja, perkembangan sosial, perburuhan, adat, agama, budaya, dan sistem
nilai masyarakat lainnya. Sedangkan faktor-faktor internal SDM akan
dipengaruhi oleh manajemen SDM itu sendiri (Umar, 2005).
6. Sistem Informasi Manajemen
Menurut Umar (2005) sistem informasi perbankan dibutuhkan
khususnya dalam hal pengambilan keputusan manajemen. Tiga dari
beberapa
subsistem
informasi
perbankan
utama
yang
perlu
diimplementasikan dengan baik diantaranya adalah:
a.
Subsistem Kepuasan Pelanggan
Informasi pelanggan mengenai kepuasan mereka atas layanan dan
produk bank menjadi hal yang penting bagi manajemen. Dengan
informasi
ini
manajemen
dapat
mempertahankan
bahkan
meningkatkan hal-hal yang sudah bagus, memperbaiki hal-hal yang
belum bagus, dan memperkecil atau bahkan membuang hal-hal yang
tidak perlu.
b.
Subsistem Informasi Nasabah
Data nasabah yang lengkap dan mudah diakses hendaknya
dimanfaatkan sebagai informasi, misalnya informasi mengenai
segmen pasar dan perilaku nasabah.
c.
Subsistem Informasi Persaingan
Informasi mengenai pesaing bermanfaat dalam rangka mengetahui
kondisi persaingan bank. Data pesaing yang diperlukan misalnya
adalah data mengenai kualitas produk dan layanan, pemasaran, latar
belakang personalia, khususnya para pengambil keputusan dan
karakteristik proyek-proyek yang ditangani.
2.4. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal meliputi variabel peluang dan ancaman di luar
kontrol manajemen perusahaan. Audit eksternal terfokus pada upaya
mengidentifikasi dan menilai trend, serta peristiwa di luar kendali suatu
perusahaan. Tujuan audit eksternal adalah membuat daftar terbatas
mengenai berbagai peluang yang dapat menguntungkan perusahaan dan
berbagai ancaman yang harus dihindari (David, 2004).
1. Lingkungan Makro
Kasmir
(2008)
mengungkapkan
bahwa
lingkungan
makro
merupakan kekuatan yang lebih luas dari lingkungan mikro dan juga
memengaruhi pemasaran bank. Sering juga diartikan lingkungan makro
merupakan lingkungan jauh dari dunia perbankan. Lingkungan makro
juga memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
a. Lingkungan Demografis
Lingkungan demografis merupakan lingkungan yang menyangkut
masalah kependudukan, seperti: jumlah penduduk, lokasi penduduk,
usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pergeseran penduduk dari suatu
wilayah ke wilayah lain.
b. Lingkungan Ekonomis
Lingkungan ekonomis merupakan faktor-faktor yang memengaruhi
daya beli dan pola pembelanjaan konsumen.
c. Lingkungan Teknologi
Lingkungan
teknologi
merupakan
kekuatan-kekuatan
yang
menciptakan teknologi baru, menciptakan inovasi baru melalui
pengembangan produk baru, serta mampu menangkap peluangpeluang yang ada.
d. Lingkungan Politik dan Undang-Undang
Maksudnya adalah lembaga yang mengawasi perusahaan, seperti
badan pemerintah, kelompok penekan yang mempengaruhi dan
membatasi ruang gerak organisasi dan individu dalam suatu
masyarakat.
e. Lingkungan Kultural
Merupakan
lembaga-lembaga
atau
kekuatan
lain
yang
mempengaruhi nilai di masyarakat, seperti persepsi, preferensi, dan
perilaku masyarakat terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan.
2. Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek
persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor
yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan
itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Michael E. Porter
mengemukakan
konsep
Competitive
Strategy
yang
menganalisis
persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima
Kekuatan
Bersaing.
R.E.
Freeman
yang
dikutip
Wheelen
merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya ( Umar,
2005). Secara lengkap keenam aspek atau variabel yang membentuk
model untuk strategis bersaing tersebut yang dipaparkan di atas dapat
dilihat pada Gambar 1.
Potensial Entrants
Threat
of New
Entrants
Relative Power of Unions,
Governments, etc
Other
Stakeholders
Industry
Competitors
Bargaining
Power of Buyers
Rivalry
Among
Existing
Firms
Suppliers
Bargaining Power
Of Suppliers
Buyers
Threath of
Substitute Products or
Services
Substitutes
Gambar 1. Konsep Competitive Strategy Porter (Umar, 2005)
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan
sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya
kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar,
serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi
seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.
Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru untuk masuk ke
dalam suatu industri yang sering disebut dengan Hambatan masuk.
Faktor-faktor Hambatan Masuk yang dimaksud adalah : Skala
ekonomi, diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan,
akses ke saluran distribusi, ketidakunggulan biaya independen dan
peraturan pemerintah.
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan
kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli,
perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi
pasar.
Sedangkan,
pada
pasar
persaingan
sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower
termasuk dalam hal harga produk. Menurut Porter dalam Umar
(2005), tingkat persaingan itu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik
produk, biaya tetap yang besar, kapasitas, dan hambatan keluar.
c. Ancaman dari Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu
akan bersaing pula dengan produk pengganti. Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan
fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi kuat
bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit
dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah
atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk
suatu industri.
d. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli (Buyers)
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu servis, serta mengadu perusahaan dengan
kompetitornya.
e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka
menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis.
Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi:
1) Jumlah pemasok sedikit.
2) Produk/servis yang ada adalah unik dan mampu menciptakan
switching cost yang besar.
3) Tidak tersedia produk substitusi.
4) Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah
produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang
dihasilkan perusahaan.
f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya
Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat
pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi
dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan
pemegang saham.
2.5. Metode Analisis Data
1. Matriks IFE dan EFE
Matriks
IFE
(Internal
Factor Evaluation)
merupakan
alat
perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha.
Sedangkan Matriks EFE (External Factor Evaluation) membuat
perencana strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi
ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah,
hukum, teknologi dan persaingan (David, 2004).
2. Matriks IE
Matriks IE ini dikembangkan dari model General Electric (GEModel). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan
internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. IE
bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU perusahaan ke dalam
matriks yang terdiri dari 9 sel. Matriks IE terdiri dari dua dimensi,
yaitu:
1. Dimensi X : total skor dari matriks IFE
2. Dimensi Y : total skor dari matriks EFE
Sumbu X dari matriks IE, skornya ada tiga, yaitu skor 1,0-1,99
menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99
menyatakan posisinya adalah rataan dan skor 3,0-4,0 adalah kuat.
Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks
IFE, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang dan skor
3,0-4,0 adalah tinggi (David, 2004).
Strategi penetrasi pasar (market penetration) adalah meningkatkan
pangsa pasar melalui usaha pemasaran lebih intensif atau maksimal.
Strategi pengembangan pasar (market development) adalah strategi
meningkatkan pangsa pasar produk atau jasa ke daerah baru. Strategi
pengembangan
produk
(product
development)
adalah
strategi
meningkatkan penjualan dengan mengembangkan atau memodifikasi
produk atau jasa yang ada.
Strategi integrasi ke depan adalah pengendalian atau pengawasan
lebih terhadap distributor atau pengecer. Strategi integrasi ke belakang
adalah strategi pengendalian dan pengawasan lebih terhadap pemasok.
Strategi integrasi horizontal adalah strategi pengawasan lebih terhadap
pesaing.
3. Matriks TOWS
Matriks Threats – Opportunities – Weaknesses – Strengths
(TOWS) merupakan perangkat pencocokkan yang penting yang
membantu manajer mengembangkan empat strategi: Strategi SO
(Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities),
Strategi ST (Strengths-Threats) dan Strategi WT (Weaknesses-Threats).
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan
internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi
WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau
strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Sedangkan
strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik
defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan
menghindari ancaman eksternal (David, 2004).
4. Matriks QSP
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) merupakan
Tahap 3 dari kerangka analitis perumusan strategi. Teknik tersebut
secara objektif menunjukkan strategi alternatif yang paling baik. QSPM
menggunakan masukan dari analisis Tahap 1 dan hasil-hasil pencocokan
dari analisis Tahap 2 untuk memutuskan secara objektif strategi
alternatif yang dijalankan (David, 2004).
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2008) adalah mengenai
Analisis Strategi Pemasaran Asuransi BumiPutera Cabang Yogyakarta
dalam Menghadapi Persaingan. Metode pengolahan dan analisis data
diawali dengan mengidentifikasi peta persaingan, lingkungan eksternal dan
lingkungan internal perusahaan yang selanjutnya dinyatakan dalam matriks
Eksternal Factor Evaluation (EFE), Internal Factor Evaluation (IFE),
Strengths,Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT) dan Quantitative
Strategic Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan analisis matriks EFE yang
mengacu pada peta persaingan menunjukkan bahwa keseluruhan faktor
strategis eksternal menghasilkan skor 3,141 yang merupakan jumlah dari
skor peluang (0,916) dan skor ancaman (2,225). Hal ini menunjukkan
tingkat persaingan yang tinggi. Berdasarkan analisis matriks QSP, strategi
WT memiliki total nilai yang paling besar (7,29), sehingga strategi WT
merupakan strategi yang tepat untuk dilaksanakan sesuai dengan kondisi
persaingan industri asuransi. Strategi WT yaitu meningkatkan teknologi
informasi untuk mengantisipasi persaingan, melakukan kegiatan promosi
yang intensif dan efektif untuk mematahkan brand image pesaing,
menambah fasilitas perusahaan untuk menghadapi persaingan, memberi
kemudahan pengajuan klaim untuk meminimalisir keraguan masyarakat
akan asuransi dan meningkatkan mutu melalui pelatihan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Prameswari (2005) adalah
mengenai Analisis Strategi Pemasaran BNI Taplus dalam Menghadapi
Persaingan. Analisis data diawali dengan menganalisis lingkungan internal
dan eksternal BNI Taplus. Setelah itu data ini diproses dalam dua tahap
yaitu tahap masukan (input stage) dengan menggunakan Internal Factor
Evaluation (IFE) dan Matrix External Factor Evaluation (EFE), serta tahap
kedua adalah tahap penyesuaian (matching stage) dengan menggunakan
Internal External (IE) matrix dan TOWS Matrix. Hasil penelitian
menunjukkan pertumbuhan tabungan dalam industri perbankan yang cepat
(18%), menyebabkan bank-bank saling bersaing dalam melakukan inovasi
produknya dan merebut pangsa pasar. Total nilai yang didapatkan dari
Matriks IFE dan EFE masing-masing adalah 2,364 dan 2,958, yang
memposisikan BNI Taplus pada sel V dalam Matriks IE. Strategi yang
paling baik dikelola pada sel ini adalah strategi-strategi pertahankan dan
pelihara, yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Langkah awal dalam menetapkan strategi adalah mengidentifikasi
visi dan misi perusahaan (PT Bank Agris). Kemudian dilakukan analisis
lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi Tabungan Agris
dalam upaya menetapkan strategi yang tepat bagi Tabungan Agris. Analisis
lingkungan internal ini meliputi analisis terhadap kondisi organisasi,
pemasaran, keuangan, produksi/operasi, sistem informasi manajemen dan
sumber daya manusia. Sedangkan analisis mengenai kondisi lingkungan
eksternal dimulai dengan menganalisis kondisi lingkungan makro yang
terdiri dari aspek demografis, ekonomis, alam, teknologi, politik, dan
kultural serta menganalisis lingkungan industri dengan menggunakan lima
kekuatan Porter dan R.E. Freeman yang terdiri dari persaingan yang terjadi
dalam industri, pendatang baru, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli,
ancaman produk substitusi dan kekuatan Stakeholder yang berpengaruh
terhadap strategi Bank Agris.
Setelah menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal
Tabungan Agris, maka dilakukan perumusan strategi, yang terdiri dari tiga
tahap, yaitu tahap masukan (input stage), tahap pencocokan (matching
stage) dan tahap keputusan (decision stage). Pada tahap masukan digunakan
Matriks IFE untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan internal Bank
Agris, serta Matriks EFE untuk menganalisis peluang dan ancaman
eksternal Tabungan Agris. Selanjutnya dilakukan tahap pencocokan dengan
menggunakan Matriks IE dan Matriks TOWS sebagai strategi SO, strategi
ST, strategi WO dan strategi WT. Lalu dimasukkan pada Matriks QSP maka
dilakukan tahap keputusan. Hasil dari tahap keputusan menghasilkan
alternatif strategi yang tepat bagi Bank Agris dan diharapkan dapat
diimplementasikan oleh perusahaan (PT Bank Agris). Kerangka pemikiran
dapat dilihat pada Gambar 2.
Bank Agris
Visi dan Misi Perusahaan
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Organisasi
Pemasaran
Keuangan
Produksi/Operasi
Sistem Informasi Manajemen
Sumberdaya Manusia
1. Lingkungan Makro
Demografis, ekonomis,
teknologi, politik, dan kultural
2. Lingkungan Industri
Lima Kekuatan Bersaing Porter
dan tambahan ke enam R.E.
Freeman
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks IE dan Matriks TOWS
Alternatif Strategi Bank Agris
QSPM
Rumusan PT Bank Agris
Gambar 2. Kerangka Penelitian
3.2. Pengumpulan Data
Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitatif, yang didapatkan dari perusahaan (internal), maupun dari
luar perusahaan (eksternal). Data kuantitatif berupa jumlah nasabah, jumlah
dana, jumlah kantor cabang, pertumbuhan dana dan rekening Tabungan
Agris. Data kualitatif berupa gambaran umum perusahaan, fitur dan fasilitas
Bank Agris, kualitas pelayanan, kebijakan pemerintah.
Data yang didapatkan ini berbentuk data primer atau data sekunder.
Data primer dikumpulkan melalui observasi langsung ke perusahaan,
wawancara dengan berbagai pihak yang terkait dan penyebaran kuesioner.
Kuesioner yang diberikan adalah kuesioner penentuan bobot dan rating
faktor internal dan eksternal perusahaan. Pertanyaan wawancara dan
kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1, 2 dan 3. Teknik pengambilan
contoh untuk pihak manajemen bank adalah metode judgement sampling,
yaitu sampel yang dinilai dapat memberikan informasi paling lengkap.
Responden yang dipilih adalah orang-orang ahli dan berperan penting dalam
pengambilan keputusan strategi Tabungan Agris. Responden yang saat ini
menjabat sebagai branch banking, head marketing dan head of cash office.
Data sekunder sebagai data pelengkap merupakan data primer yang
telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik,
diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif. Data sekunder
dikumpulkan dengan cara studi pustaka, jurnal dan laporan internal
perusahaan, data dari instansi atau lembaga lain yang terkait seperti Biro
riset Infobank, pencarian data melalui situs-situs di internet, serta sumbersumber lain yang mendukung.
3.3. Pengolahan dan Analisis Data
Data dan informasi yang diperoleh, akan diolah dan dianalisis.
Analisis diawali dengan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan pada
Bank Agris, baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Data yang
diperoleh diklasifikasikan secara kualitatif menurut analisis lingkungan
internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan analisis
lingkungan eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan.
Pada penelitian ini perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu tahap masukan (Input Stage) dengan menggunakan External Factor
Evaluation (EFE) matrix dan Internal Factor Evaluation (IFE) matrix dan
tahap kedua adalah tahap penyesuaian (Matching Stage) IE Matrix dan
TOWS Matrix. Terakhir tahap ketiga tahap keputusan (Decision Stage)
menggunakan Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM).
1.
Tahap masukan (Matriks IFE dan EFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
internal yang menjadi kekuatan-kelemahan Bank Agris. Sedangkan
Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal
yang menjadi peluang dan ancaman Bank Agris.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk Matriks
IFE dan EFE yaitu :
a. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak
penting (critical success factors) untuk aspek eksternal (peluang dan
ancaman) dan internal (kekuatan dan kelemahan ) Tabungan Agris,
kemudian menempatkannya pada kolom pertama.
b. Menentukan bobot dari setiap faktor-faktor tersebut. Penentuan
bobot dilakukan dengan cara mengajukan faktor-faktor strategis
internal dan eksternal tersebut kepada pihak manajemen perusahaan,
dengan
menggunakan
metode
Pairwise
Untuk
Comparison.
menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1,2, dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian bobot adalah sebagai berikut :
1: Jika faktor horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2: Jika faktor horizontal sama penting dengan faktor vertikal.
3: Jika faktor horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal/Eksternal
Perusahaan
Faktor Strategi
Eksternal/Internal
A
B
C
D
...
n
Total
A
B
C
D
...
n
Total
Bobot
∑XA
∑XB
∑XC
∑XD
...
∑Xn
∑Xtot
∑XA/∑Xtot
∑XB/∑Xtot
∑XC/∑Xtot
∑XD/∑Xtot
...
∑Xn/∑Xtot
1,00
Sumber: Kinnear dan Taylor dalam Prameswari (2005)
Pembobotan ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua Matriks
EFE dan IFE (lihat Tabel 3 dan Tabel 4).
c. Pada kolom 3 diberi rating 1-4 untuk masing-masing faktor sukses
kritikal tersebut. Dalam matriks EFE rating ini menunjukkan
bagaimana efektivitas organisasi menggunakan strategi dalam
merespon faktor-faktor tersebut, jika 4 = responnya sangat tinggi, 3
= tinggi, 2 = rendah, 1 = sangat rendah. Sedangkan untuk matriks
IFE, 1 = kelemahan utama, 2 = kelemahan minor, 3 = kekuatan
minor, 4 = kekuatan utama.
d. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa
skor pembobotan untuk masing-masing pembobotan.
e. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh
total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai
total menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap
faktor-faktor strategis eksternalnya.
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai dengan 4, dengan
rata-rata 2,5. Pada matriks IFE, jika total skor jika nilainya di bawah 2,5
menandakan bahwa secara internal perusahaan adalah lemah,
sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal
kuat. Contoh dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks IFE
Faktor-faktor
Strategi Internal
Kekuatan
1.
2.
Kelemahan
1.
2.
Total
Sumber : David, 2004.
Bobot
(a)
Rating
(b)
Nilai yang dibobot
1,00
Berapa pun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan
dalam Matriks EFE, total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu
organisasi adalah 4,0. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
merespon peluang dan ancaman yang dihadapinya dengan baik.
Sedangkan yang terendah 1,0 berarti perusahaan tidak mampu
memanfaatkan peluang dan tidak mampu menghindari ancaman yang
datang. Contoh dari Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks EFE
Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Peluang
1.
2.
Ancaman
1.
2.
Total
Sumber : David, 2004
2.
Bobot
(a)
Rating
(b)
Nilai yang dibobot
(axb)
1,00
Tahap Penyesuaian
Memasukkan hasil analisis matriks IFE dan EFE ke dalam matriks IE
untuk menentukan posisi perusahaan.
Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu :
a. Dimensi X : total skor dari matriks IFE
b. Dimensi Y : total skor dari matriks EFE
Sumbu X dari matriks IE, skornya ada tiga, yaitu skor 1,0-1,99
menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99
menyatakan posisinya adalah rataan dan skor 3,0-4,0 adalah kuat.
Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks
IFE, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang dan
skor 3,0-4,0 adalah tinggi (David, 2004).
IE Matrix memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu :
a) Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Tumbuh dan
Membangun (Grow and Build). Strategi-strategi yang cocok
adalah
Strategi
Development,
dan
Intensif
Product
(Market
Penetration,
Development)
atau
Market
Strategi
Terintegrasi (Backward Integration, Forward Integration dan
Horizontal Development).
b) Sel III, IV, atau VI paling baik dikendalikan dengan strategistrategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain). Strategistrategi yang umum dipakai adalah strategi Penetrasi Pasar
(Market Penetration) dan Pengembangan Produk (Produk
Development).
c) Sel VI, VII atau IX dapat menggunakan strategi Panen atau
Divesture (Harvest or Divesture). Matriks IE disajikan pada
Gambar 3.
TOTAL NILAI EFE YANG DIBOBOT
TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT
Tumbuh dan
membangun
Kuat
3,0-4,0
4,0
Rata-rata
2,0-2,99
3,0
Tinggi
3,0-4,0
Lemah
1,0-1,99
2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0
Sedang
2,0-2,99
2,0
Rendah
1,0-1,99
1,0
Pertahankan dan pelihara
Panen atau Divestasi
Gambar 3. Matriks IE (David, 2004)
Melakukan analisis dengan matriks TOWS untuk mendapatkan
alternatif-alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan
berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan.
Matriks TOWS menghasilkan empat alternatif strategi, yaitu :
a.
Strategi
SO
(Strength-Opportunity)
adalah
strategi
yang
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluangpeluang yang ada di luar perusahaan.
b.
Strategi ST (Strength-Threat) adalah strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c.
Strategi WO (Weakness-Opportunity) merupakan strategi yang
diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan.
d.
Strategi
WT
(Weakness-Threat)
merupakan
strategi
yang
didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan yang ada dan
menghindari ancaman.
Tabel 6. Matriks TOWS
IFE
EFE
Opportunities (O)
Daftar Peluang
Threats (T)
Daftar Ancaman
Strengths (S)
Weaknesses (W)
Daftar Kekuatan
Daftar Kelemahan
Strategi SO
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Atasi kelemahan
dengan
memanfaatkan
peluang
Strategi WT
Meminimalkan
kelemahan dan
menghindari
ancaman
Strategi ST
Gunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman
Sumber : David, 2004.
Langkah-langkah dalam menyusun matriks TOWS adalah :
1)
Membuat daftar peluang eksternal perusahaan.
2)
Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan.
3)
Membuat daftar kekuatan internal perusahaan.
4)
Membuat daftar kelemahan internal perusahaan.
5)
Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal, serta
mencatat hasilnya dalam strategi SO.
6)
Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal, serta
mencatat hasilnya dalam strategi WO.
7)
Mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal, serta
mencatat hasilnya dalam strategi ST.
8)
Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal, serta
mencatat hasilnya dalam strategi WT.
3.
Tahap Keputusan
Penjelasan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM
menurut David (2004).
a. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari
matriks IFE dan EFE.
b. Memberi bobot pada masing-masing faktor internal dan eksternal.
Bobot ini sama dengan yang ada di matriks EFE dan matriks IFE.
c. Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis
SWOT. Kemudian mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris
QSPM.
d. Menetapkan Attractiveness Score (AS) untuk setiap strategi
berdasarkan peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif strategi.
Batasan nilai Attractiveness Score adalah : 1 = tidak menarik, 2 =
agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
e. Menghitung Total Attractiveness Score (TAS) dengan mengalikan
bobot dengan Attractiveness Score (AS).
f. Menghitung jumlah seluruh Total Alternativeness Score (TAS)
untuk setiap alternatif strategi. Dari beberapa nilai TAS yang
didapatkan, nilai TAS dari alternatif strategi tertinggi menunjukkan
bahwa alternatif strategi itu menjadi pilihan utama.
Tabel 7. Matriks QSP
Alternatif Strategi
Faktor-faktor
Sukses Kritis
Bobot
Peluang
Ancaman
Kekuatan
Kelemahan
Jumlah Total
Nilai Daya Tarik
Sumber : David, 2004
Strategi I
AS
TAS
Strategi II
AS
TAS
Strategi III
AS
TAS
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Bank Agris
Bank Agris dulu lebih dikenal dengan nama Bank Finconesia.
Kepemilikan saham Bank Finconesia terdiri dari Commerzbank
Aktiengesellschaft, JP Morgan International Inc. dan PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk. Pada tanggal 1 Agustus 2007 PT Dian Intan
Perkasa
(DIP)
mengakuisisi
51
persen
kepemilikan
saham
Commerzbank Aktiengesellschaft, kemudian pada tanggal 17 Januari
2008, PT DIP kembali mengakuisisi 48,51 persen kepemilikan saham
PT BNI Tbk., sehingga jumlah kepemilikan saham PT DIP meningkat
menjadi 99,51 persen.
PT Dian Intan Perkasa ini terkait dengan Charoen Pokhpand
Group di Indonesia. Perusahaan ini didirikan berdasarkan akta notaris
No.14 tanggal 15 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 9
Oktober 2003. Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan,
pembangunan, jasa, pengangkutan darat, pertanian, pertambangan, real
estate dan perindustrian.
Pada tanggal 17 Januari 2008, Bank Finconesia berubah nama
menjadi Bank Agris. Dimana Bank Finconesia merupakan bank
corporate yang hanya melayani nasabah perusahaan. Pada saat berganti
nama dan kepemilikan saham menjadi Bank Agris, pangsa pasar yang
dituju perusahaan menjadi bank retail. Bank Agris sebagai bank umum
yang lebih berfokus pada sektor agribisnis.
Tahun 2009 merupakan tahun yang sangat berarti bagi
perkembangan jaringan kantor Bank Agris. Bank Agris berhasil
membuka 7 kantor baru secara bersamaan yang terdiri dari 3 Kantor
Cabang Baru (Medan, Solo, dan Surabaya) dan 4 Kantor Kas Baru
(Karawaci, Mampang, Ancol dan Bogor). Tahun 2010 ini Bank Agris
membuka 2 Kantor Kas Baru yang berada di Lampung dan Indocemen
Jakarta. Pembukaan kantor cabang dan kantor kas ini diharapkan akan
menjadi salah satu pendorong bagi pertumbuhan kegiatan usaha Bank
Agris di tahun mendatang.
Pada awal tahun 2009, kondisi ekonomi Indonesia masih
dibayangi oleh krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun
sebelumnya. Namun demikian, secara umum kondisi ekonomi
Indonesia masih menunjukkan daya tahan yang cukup kuat ditengah
krisis ekonomi global tersebut, dimana Indonesia berhasil mencatatkan
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen pada tahun 2009. Seiring
dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut, Bank Agris
membukukan kenaikan jumlah aktiva sebesar 5,83 persen yaitu dari Rp
701,89 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 742,84 miliar pada tahun
2009 dan membukukan kenaikan laba bersih sebesar 3,75 persen yaitu
dari Rp 12,52 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 12,99 miliar pada
tahun 2009.
Pada tahun 2010 pengakuan independen terhadap kinerja
keuangan Bank Agris dapat dilihat dengan diberikannya penghargaan
Infobank Awards oleh Majalah Infobank. Dimana Bank Agris diberikan
predikat ”Sangat Bagus” atas kinerja keuangan tahun 2009 yang
diserahkan oleh pimpinan redaksi di Bali tanggal 16 Juli 2010.
Visi Bank Agris adalah bank yang berfokus pada sektor
agribisnis. Misi dari Bank Agris adalah :
1.
Menjadi bank yang memberikan kontribusi besar terhadap
pembangunan ekonomi pedesaan dan kemakmuran di wilayah
layanan kami.
2. Menjadi bank yang terpercaya dimana para stakeholder bangga
berada didalamnya.
Sejalan dengan visi dan misi, Bank akan terus berupaya untuk
meningkatkan penyaluran kredit ke sektor agribisnis dengan melakukan
kunjungan ke pusat-pusat peternakan ayam, pertambakan udang dan
pusat-pusat kegiatan agribisnis lainnya dibeberapa wilayah utama di
Indonesia. Hal ini diharapkan agar para peternak, petani, agen penjual
dan pihak-pihak lainnya yang terkait dapat mengenal Bank Agris lebih
jauh yang pada akhirnya diharapkan akan menjadi faktor pendorong
pertumbuhan kredit di sektor agribisnis di tahun 2010.
4.1.2 Filosofi Logo Bank Agris
1. Identitas Bank Agris – Dasar Pembuatan Desain
Identitas Bank Agris merupakan hasil desain untuk menciptakan
suatu identitas yang tampak dinamis dan menggambarkan posisi dan
arah tujuan perusahaan. Identitas tersebut merupakan brand yang
tersusun dari simbol “
” dan kata “Agris” yang selanjutnya
dikombinasikan dalam suatu bentuk logo Bank Agris.
Gambar 4. Logo Bank Agris (Dokumen Bank Agris, 2010)
2. Huruf Agris
Huruf “agris” dibuat dalam warna coklat muda, untuk
mencerminkan citra yang lebih modern, pertumbuhan, dan exciting.
Huruf tersebut dibuat secara khusus yang memiliki nilai-nilai yaitu :
a.
A : Aman
d I : Integritas
b.
G : Gotong Royong
e. S : Sejahtera
c.
R : Ramah
3. Simbol “
”
Simbol tersebut merupakan gambar “farmer’s happy face” ,
dimana Bank Agris merupakan bank yang berfokus pada sektor
agribisnis yang ingin mewujudkan para petani Indonesia hidup
sejahtera. Gambar tersebut memiliki warna coklat, hijau dan biru yang
mengartikan bahwa petani pada sektor perikanan, tambak, peternakan,
pertanian, dan semua yang bergerak dalam agribisnis mampu
meningkatkan taraf perekonomiannya dengan mitra Bank Agris.
Logo “
” dan “agris” mencerminkan tampilan yang saling
berhubungan, modern dan dinamis. Sedangkan penggunaan warna
perusahaan memperkuat identitas Bank Agris. Hal ini akan membantu
Bank Agris melakukan diferensiasi di pasar perbankan di Indonesia
melalui identitas yang unik sehingga mampu menarik konsumen lebih
banyak.
4.1.3 Produk Simpanan Bank Agris
1. Giro
Giro merupakan salah satu bentuk simpanan yang dapat ditarik
setiap saat. Penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan
cek
dab
bilyet
giro,
surat
perintah
pembayaran
atau
pemindahbukuan. Jenis giro yang terdapat di Bank Agris adalah
dalam bentuk rupiah dan valuta asing (USD).
2. Tabungan
a. Tabungan Agris
Tabungan Bank Agris merupakan tabungan perorangan dalam
mata uang rupiah dengan bunga menarik dan biaya administrasi
ringan serta setoran awal yang ringan pula.
b. Tabungan Agris Plus
Tabungan harian dalam mata uang rupiah dengan suku bunga
yang tinggi untuk diversifikasi pilihan investasi dalam jangka
pendek yang fleksibel bagi individu.
3. Rekening Deposito
Deposito berjangka Bank Agris merupakan sarana investasi yang
aman dan terpercaya bagi nasabah perorangan atau perusahaan yang
tersedia dalam mata uang rupiah dan valuta asing dengan suku
bunga yang menarik dan kompetitif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan investasi. Deposito Bank Agris memiliki jangka
waktu 1, 3, 6 atau 12 bulan dengan fasilitas Automatic Roll Over
(baik dengan bunga maupun tidak).
4.2. Analisis Lingkungan Internal PT Bank Agris
Analisis lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di
dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang
langsung dan khusus terhadap perkembangan Bank Agris. Analisis
lingkungan internal ini akan menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan
dan kelemahan di dalam Bank Agris. Lingkungan internal yang dianalisis
dalam
penelitian
ini
adalah
organisasi,
keuangan,
pemasaran,
produksi/operasi, sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen.
4.2.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu wadah yang menunjukkan
kewajiban, tugas, wewenang dan tanggung jawab bagi setiap anggota
organisasi dalam menjalankan fungsinya masing-masing, sehingga
dapat menciptakan suatu kerjasama yang baik antara sesama
departemen. Struktur organisasi Bank Agris dibagi menjadi 5 divisi,
yaitu Divisi Credit Marketing & Treasury, Divisi IT, Operational &
Branch Banking, Divisi Human Resource & General Affair serta Divisi
Compliance & Risk Management. Struktur organisasi yang terdapat
pada Bank Agris adalah struktur atas dasar divisi yang terpusat. Semua
cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dibawah struktur organisasi
dari pusat. Hal ini dapat dilihat dari perekrutan karyawan dilakukan
oleh divisi HR & GA pusat. Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi
Bank Agris dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.2.2 Keuangan
Pada tahun 2009, Bank membukukan pendapatan bunga bersih
sebesar Rp 41,89 miliar atau mengalami penurunan sebesar 12,52
persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 47,89 miliar.
Hal ini disebabkan karena turunnya jumlah penyaluran kredit dari Rp
591,03 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 441,47 miliar pada tahun
2009. Laba bersih tahun 2009 merupakan laba terbesar dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Perbandingan laba bersih dari tahun 2004
sampai dengan 2009 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Pertumbuhan Laba Bersih Bank Agris Tahun 2004-2009
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber : PT Bank Agris (2010)
Laba Bersih
11.673.000.000,00
12.450.000.000,00
(9.895.000.000,00)
7.550.000.000,00
12.517.000.000,00
12.995.000.000,00
Bank berhasil meningkatkan penghimpunan dana masyarakat
dimana jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatat pertumbuhan
sebesar 23,54 persen dari Rp 315,35 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp
389,59 miliar pada tahun 2009. Komposisi DPK juga mengalami
perubahan yang membaik. Pada tahun 2008 kontribusi deposito
mencapai 91,85 persen dari jumlah DPK maka pada tahun 2009
kontribusi deposito hanya mencapai 48,06 persen sedangkan 49,52
persen dalam bentuk giro dan sisanya 2,42 persen tabungan.
4.2.3 Pemasaran
Dalam pemasaran ini dibahas mengenai segmentasi, target, dan
posisi pasar, serta bauran pemasaran.
1. Segmentasi
Segmentasi akan menentukan segmen mana yang dapat dilayani
paling baik dan di mana perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif terbesar, sehingga akan memudahkan perusahaan agar
fokus dalam merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan
pasar. Segmentasi di bagi dalam beberapa variabel yaitu :
a. Segmentasi berdasarkan geografis
Bank Agris mempresentasikan bank dengan geografis pasar
nasional. Lokasi cabang yang telah tersebar di wilayah pulau
Jawa dan Sumatera serta akan membuka cabang di Kalimantan.
b. Segmentasi berdasarkan demografis
Profil demografis dari nasabah Tabungan Agris terdiri dari tiga
profil, yaitu usia, pengeluaran nasabah dan jenis kelamin. Usia
didominasi pada usia 17-29 tahun sebanyak 58 persen dan 30-
45 tahun sebanyak 36 persen. Untuk profil pengeluaran
nasabah, Tabungan Agris didominasi oleh nasabah yang
pengeluarannya lebih dari Rp 500.000. Dari segi jenis kelamin
proporsi pria dan wanita hampir setara yaitu, wanita sebesar 56
persen dan pria sebesar 44 persen.
c. Segmentasi berdasarkan psikografis
Bank Agris meluncurkan 2 produk tabungan Agris yaitu
Tabungan Agris dan Tabungan Agris Plus. Tabungan Agris
ditujukan bagi masyarakat biasa yang menginginkan biaya
murah. Tabungan Agris Plus lebih ditujukan bagi para
pembisnis atau pemilik dana lebih.
d. Segmentasi berdasarkan Perilaku
Alasan nasabah Bank Agris memiliki rekening tabungan
cenderung hanya untuk menyimpan karena biaya administrasi
yang murah dan bunga yang kompetitif.
2. Targetting
Target pasar yang dituju oleh Tabungan Agris adalah para pelaku
agribisnis dan masyarakat pedesaan. Hal ini didasarkan pada visi
dan misi Bank Agris sendiri yang berfokus pada sektor agribisnis
dan sebagai mitra pembangunan perekonomian pedesaan.
3. Positioning
Bank harus tepat memposisikan produknya untuk bisa menghadapi
persaingan. Positioning Bank Agris sebagai tabungan yang
memiliki biaya terendah. Bank Agris tidak memiliki e-channel dan
hanya kuat pada harga terendah.
4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Pendekatan pemasaran
a. Produk
1) Klasifikasi Produk
Tabungan Agris merupakan produk yang tidak berwujud
karena barang jasa. Selain itu, Tabungan Agris tidak dapat
terpisahkan dengan nasabahnya karena antara nasabah
dengan bank akan saling berkaitan.
2) Berdasarkan lima level produk yang diklasifikasikan oleh
Kotler (2000), yaitu manfaat inti, produk dasar, produk yang
diharapkan, produk yang ditingkatkan dan produk potensial,
Tabungan
Agris
masuk
dalam
level
produk
yang
ditingkatkan. Tabungan Agris bukan hanya sebagai produk
simpanan dan transaksi transfer tetapi produk yang harus
memiliki fasilitas yang memudahkan nasabah. Nasabah
lebih
menginginkan
produk
tabungan
yang
bisa
memudahkan dan dapat memberikan kenyamanan dalam
bertransaksi. Oleh karena itu, produk ini harus ditingkatkan
kualitasnya dari fasilitas pendukung seperti, layanan ATM
dan internet banking agar mampu bersaing dengan bankbank umum lainnya.
3) Fitur Produk
Tabungan Agris merupakan salah satu produk tabungan
yang menopang 2,42 persen dari total dana pihak ketiga di
Bank Agris. Nilai tersebut sangat kecil dibandingkan
deposito yang menopang dana sebesar 48,06 persen.
Perusahaan melakukan pengembangan produk Tabungan
Agris dengan mengeluarkan produk Tabungan Agris Plus.
Perbedaan kedua produk tabungan ini sebagai berikut :
Tabel 9. Tabungan Agris vs Tabungan Agris Plus
Tabungan Agris Tabungan Agris
Plus
Saldo awal (Rp)
100.000
2.500.000
Saldo Minimal
10.000
2.500.000
Suku bunga
0%-3%
3%-5.5%
Sumber : Dokumen Bank Agris (2010)
b. Harga
Harga produk Tabungan Agris telah ditentukan oleh Pusat.
Penawaran harga yang ditawarkan oleh Tabungan Agris adalah
sebagai berikut.
Suku bunga per tahun Tabungan Agris adalah :
1)
< Rp 100.000
: 0 persen
2)
> Rp 100.000
: 3 persen
Sedangkan biaya-biaya administrasi Tabungan Agris adalah :
1)
Saldo di bawah minimum
: gratis
2)
Biaya administrasi bulanan
: Rp 1.500
3)
Rekening dorman
: gratis
4)
Penutupan rekening
: Rp 30.000
5)
Biaya buku ganti
: gratis
c. Promosi
Promosi sangat mempengaruhi peningkatan jumlah nominal dan
rekening pada Tabungan Agris. Kebijakan promosi biasanya
dipecah menjadi empat cara, yaitu : Periklanan, Kehumasan,
Promosi Penjualan dan Penjualan Perseorangan. Bauran promosi
tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
1)
Periklanan
Perusahaan telah mengiklanan produk Tabungan Agris
pada Majalah Infobank. Periode iklan tersebut berlangsung
pada bulan Juni 2010. Dalam majalah tersebut Bank Agris
mengenalkan gambaran umum dan seluruh produk yang
dikeluarkan oleh Bank Agris.
2)
Kehumasan
Promosi kehumasan yang telah dilakukan Bank Agris
sampai sekarang yaitu menyebarkan brosur/leaflet produk
tabungan dan menyelenggarakan seminar bank dalam
agribisnis di instansi-instansi tertentu. Berikut ini adalah
sebuah gambar brosur Tabungan Agris.
Gambar 5. Image Tabungan Agris ( Leaflet Tabungan Agris, 2010)
3)
Promosi Penjualan
Promosi penjualan yang dilakukan Tabungan Agris adalah
dengan memberikan biaya gratis saldo di bawah minimum.
Pada setiap pembukaan kantor baru nasabah yang membuka
rekening akan diberikan suvenir berupa gelas, handuk, dan
jam. Hal itu berlangsung satu bulan penuh terhitung pada
awal pembukaan.
4)
Penjualan Perseorangan
Penjualan perseorangan biasanya dilakukan terhadap
nasabah-nasabah utama. Untuk Bank Agris usaha yang
dilakukan dengan special service. Hal ini dilakukan karena
nasabah tersebut memiliki potensi untuk membeli produk
bank. Pelayanan yang diberikan tidak hanya di lingkungan
bank tetapi di luar bank. Penjualan di kantor dapat dilayani
oleh Teller maupun Customer Service, sedangkan di luar
dapat
dilakukan
oleh
Funding.
Perusahaan
harus
memberikan service excellent untuk dapat meningkatkan
penjualannya.
d. Tempat
Transaksi keuangan dapat dilakukan nasabah dengan datang
langsung ke kantor cabang Bank Agris terdekat. Bank belum
memiliki fasilitas yang dapat memudahkan transaksi nasabah
seperti penggunaan ATM, internet banking, e-banking maupun
mobile banking. Saat ini Bank Agris memiliki 11 cabang yang
tersebar di beberapa kota yang berlokasi :
1) Kantor Pusat Jl. Mangga Besar Raya 107A
2) Kantor Kas Ancol Komplek Ruko Lodan Center Blok K
no.1
3) Kantor Cabang Surabaya Jl. Mayjend Sungkono Ruko
Darmo Park
4) Kantor Kas Karawaci di Karawaci Office Park Blok A
5) Kantor Kas Mampang Jl.Mampang Prapatan 151/5A
6) Kantor Cabang Solo Jl.Ronggowarsito No.2A
7) Bandar Lampung Jl.Jendral Sudirman No. 68
8) Kantor Kas Bogor Jl. Perintis Kemerdekaan Ruko PGB
9) Kantor Kas Medan Jl. Sutomo No. 19 E
10) Kantor Kas Tulang Bawang – Lampung Desa Adiwarna
11) Kantor Kas Indocemen Jakarta
e. Orang
Seluruh karyawan PT Bank Agris dan nasabah terlibat dalam
produk Bankk Agris. Karyawan harus memberikan service
excellent agar bisa meningkatkan loyalitas nasabah pada Bank
Agris. Selain itu, manajemen perusahaan harus membuat suatu
inovasi untuk meningkatkan kualitas produk PT Bank Agris ini.
f.
Bukti Fisik
Bukti fisik yang jelas untuk produk tabungan Agris adalah buku
tabungan yang sebagai bukti bagi penabung. Apabila saldo pada
buku tabungan berbeda dengan catatan Bank maka yang berlaku
adalah saldo menurut catatan Bank berdasarkan bukti-bukti yang
ada. Berikut gambar bentuk buku Tabungan Agris.
Gambar 6. Buku Tabungan Agris
g. Proses
Sebelum menjadi nasabah PT Bank Agris, nasabah harus
memenuhi ketentuan umum yang harus dipenuhi dalam
membuka rekening yaitu:
1) Perorangan yang memiliki identitas diri dan melampirkan
fotokopi KTP
2) Mengisi aplikasi pembukaan rekening
3) Mengisi specimen tanda tangan
4) Melakukan setoran awal Rp 100.000
4.2.4 Produksi/Operasi
Produksi Bank Agris yaitu produk simpanan yang dinamakan
Tabungan Agris dengan operasi perusahaan yang telah ditetapkan
kantor pusat. Langkah-langkah pengaktifan rekening PT Bank Agris
dilakukan dengan cara :
1. Pilih menu AgrisSys
2. Menu customer service
3. Menu data nasabah
4. Pemeliharaan data nomor nasabah
5. Pemeliharaan data alamat nasabah
6. Pemeliharaan data nasabah perseorangan
7. Menu data rekening
8. Pembukaan rekening
9. Pemeliharaan data KYCP nasabah
10. Otorisasi pejabat operasional
11. Setoran awal ke bagian teller
Pada bulan Juli 2009 sampai dengan Agustus 2010,
pertumbuhan jumlah rekening Tabungan Agris mengalami peningkatan
baik dalam nominal maupun jumlah rekening. Hal ini disebabkan pada
bulan tersebut ada penambahan kantor kas yang terletak dekat pusat
bisnis sehingga terjadinya peningkatan. Tingkat kenaikan jumlah
rekening dan nominal Tabungan Agris dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Pertumbuhan Rekening dan Nominal Tabungan Agris
Bulan-Tahun
Jumlah Rekening
Jumlah Nominal (Rp)
Juli 2009
670
4.686.758.190,85
Agustus 2009
672
5.227.659.334,56
September 2009
688
4.712.259.628,19
Oktober 2009
728
4.912.339.113,20
November 2009
1228
6.154.429.507,55
Desember 2009
1243
5.377.146.891,05
Januari 2010
1315
6.699.706.316,00
Februari 2010
1411
6.211.345.186,58
Maret 2010
1599
7.147.015.682,72
April 2010
1682
5.112.362.190,11
Mei 2010
1694
5.330.472.111,08
Juni 2010
1743
14.030.861.541,89
Juli 2010
1781
16.691.184.081,74
Sumber : PT Bank Agris (2009-2010)
4.2.5 Sumber Daya Manusia
Seiring dengan bertambahnya jumlah jaringan kantor, maka
pada tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah karyawan sebanyak 51
orang menjadi 107 orang karyawan. Sekitar 72,09 persen karyawan
memiliki pendidikan Strata-1 (S1) bahkan 10 orang memiliki tingkat
pendidikan S-2 dan S-3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 7.
Gambar 7. Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenjang
Pendidikan (LaporanTahunan PT Bank Agris, 2009)
Bank Agris menaruh perhatian yang besar pada kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) karena SDM merupakan aset penting dari
keberlangsungan maupun keberhasilan bagi suatu bank. Oleh karena
itu, Bank telah mengembangkan metode perekrutan yang baik guna
menjaring calon karyawan dengan potensi terbaik di tengah pasar
tenaga kerja yang semakin kompetitif. Untuk mendukung tercapainya
kinerja Bank yang optimal, unit personalia secara berkelanjutan
berupaya memperkuat budaya yang berorientasi pada hasil kerja. Oleh
karena itu, diperlukan peningkatan kualitas individual karyawan yang
diselaraskan dengan strategi organisasi, sistem remunerasi, dan
program-program pengembangan karir (promosi, mutasi, pelatihan dan
sebagainya).
Unit personalia telah merancang program pelatihan yang
berkaitan dengan usaha perbankan, bekerjasama dengan penyedia
pelatihan yang berkompeten. Melalui berbagai program pelatihan
diharapkan karyawan dapat menerapkan pengetahuan dan keahliannya
yang baru ke dalam pekerjaannya masing-masing. Beberapa program
pelatihan yang telah dilakukan Bank Agris di Tahun 2009 antara lain :
1. Workshop KYC (Know Your Customer) dan Anti Money Laundring
(AML)
2. Pelatihan dasar untuk karyawan baru
3. Credit Workshop dan
4. Leadership and Service Excellent
4.2.6 Sistem Informasi Manajemen
Bank Agris telah menggunakan internet sebagai sarana
pertukaran informasi antar karyawan dalam perusahaan. Penggunaan
internet ini akan lebih efisien dan efektif dalam melakukan komunikasi
dibandingkan penggunaan telepon dan faksimili. Hal ini menandakan
bahwa Bank Agris telah mengikuti perkembangan teknologi dalam
perusahaannya.
Perkembangan teknologi ternyata tidak diikuti untuk produk PT
Bank Agris. Tabungan Agris tidak dilengkapi dengan fasilitas ATM
maupun internet banking. Hal ini akan mempersulit nasabah untuk
bertransaksi dimanapun dan kapanpun. Padahal nasabah saat ini
menginginkan kemudahan bertransaksi dan berkomunikasi dengan PT
Bank Agris.
4.2.7 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan
terhadap lingkungan internal PT Bank Agris, maka dapat diidentifikasi
faktor-faktor
kekuatan
dan
kelemahan
internal
yang
dapat
mempengaruhi keberhasilan PT Bank Agris dalam menghadapi
persaingan. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh PT Bank Agris dapat
dilihat di bawah ini :
1. Pangsa pasar yang jelas
Produk Bank Agris ditujukan bagi masyarakat umum yang
mempercayai bank untuk menyimpan dananya dan khususnya bagi
pelaku agribisnis. Selain itu, Bank Agris mengharapkan bermitra
dengan pelaku agribisnis karena sangat sedikit sekali bank yang
mau melirik para pelaku agribisnis dimana usaha ini memiliki
resiko besar. Oleh karena itu, Bank Agris mempunyai peluang
untuk menarik pelaku agribisnis bergabung di dalamnya untuk
memakai produk yang dtawarkan oleh Bank Agris.
2. Berskala nasional
Bank Agris merupakan bank umum yang mampu bersaing dalam
skala nasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan bukanya beberapa
kantor cabang di Sumatra, Jawa dan akan buka di Kalimantan.
Walaupun Bank Agris baru beroperasi tetapi produk yang
ditawarkan mencakup mata uang asing seperti USD dan Euro. Mutu
nasional menjadi kekuatan bagi Bank Agris dalam menghadapi
persaingan baik dari perusahaan lokal maupun asing.
3. Memiliki standar SDM yang berkualitas
Bank Agris memilih putera-putri terbaik bangsa yang telah
memiliki pengalaman di bidangnya. Semua karyawan di Bank Agris
pernah bekerja di bank lain serta membawa keterampilannya ke
dalam perusahaan.
4. Lokasi kantor strategis
Lokasi kantor Bank Agris dikatakan strategis karena penempatan
lokasi-lokasi pinggir jalan dan berada di daerah pusat bisnis. Selain
itu, di Lampung telah dibuka kantor kas baru guna dapat
menjangkau masyarakat pedesaan.
5. Bank Agris memiliki mitra bisnis dari perusahaan Group
Bank Agris yang dulu bernama Bank Finconesia merupakan bank
corporate yang nasabahnya terdiri dari perusahaan-perusahaan lokal
maupun asing. Setelah berubah nama, bank masih memiliki nasabah
perusahaan tersebut, ditambah lagi dengan Charoen Pokhpand
Group yang memiliki mitra bisnis sehingga akan menambah banyak
nasabah perusahaan.
6. Suku bunga tabungan yang lebih kompetitif
Tabungan Agris memiliki suku bunga yang dapat diunggulkan.
Dengan saldo diatas Rp 100.000 maka telah dapat diberikan bunga
simpanan.
Selain itu, pada Bank Agris terdapat kelemahan-kelemahan yang
dapat mempengaruhi pada peningkatan penjualan dan persaingan
dengan produk lain. kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi antara
lain :
1. Teknologi yang digunakan standar
Bank-bank pesaing telah mengembangkan e-channel mereka
dengan adanya internet banking, m-banking, dan e-banking. Bank
Agris akan kalah bersaing apabila tidak mengikuti teknologi yang
ada. Apalagi target Bank Agris bukan hanya nasabah biasa tetapi
para pembisnis yang menginginkan transaksi yang mudah, cepat
dan efisien. Bank Agris harus bisa mengikuti harapan nasabah
apabila tidak ingin ditinggalkan oleh nasabahnya.
2. Promosi kurang efektif
PT Bank Agris telah melakukan berbagai cara untuk memasarkan
produk Bank Agris akan tetapi promosi yang dilakukan kurang
optimal yang berdampak pada pertumbuhan Tabungan Agris yang
tidak memenuhi target. Perusahaan tidak melakukan promosi gencar
seperti yang dilakukan oleh bank pesaing dengan bantuan media
massa dan dengan menawarkan hadiah yang dapat menarik calon
nasabah untuk memilih produknya. Padahal promosi melalui media
cetak, televisi dan radio dapat meningkatkan konsumen sekaligus
memperkenalkan Bank Agris kepada masyarakat luas.
3. Tidak ada inovasi produk tabungan
Produk Tabungan Agris baru berlangsung 2 tahun sehingga masih
dilihat perkembangannya. Perusahaan belum membuat inovasi
produk baru, seperti yang telah dilakukan oleh bank-bank pesaing
lainnya. Bank-bank pesaing telah meluncurkan produk tabungan
rencana, tabungan haji, tabungan bisnis dan tabungan pendidikan.
Hal ini berbeda dengan Bank Agris yang hanya memiliki satu
produk tabungan.
4. Kurangnya fasilitas pada produk tabungan
Tabungan Agris belum memberikan fasilitas yang saat ini
diperlukan oleh nasabah. Fasilitas yang dimaksud adalah Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) yang biasanya ada pada bank lain. Di mana
masyarakat sekarang yang menginginkan kemudahan dalam
bertransaksi akan terganggu waktu dan tenaga jika segala transaksi
yang bisa dilakukan di ATM terpaksa harus ke bank dengan waktu
yang terbatas. Manfaat yang didapatkan dengan adanya ATM bukan
hanya untuk kemudahan transaksi tetapi juga dapat memberikan
pengetahuan teknologi kepada masyarakat pedesaan.
5. Kemampuan mengakses pasar terbatas
Kemampuan mengakses pasar yang terbatas akibat kurangnya
tenaga marketing di setiap kantor cabang. Ini bisa dilihat dari tenaga
marketing yang ada untuk kantor kas hanya satu orang. Padahal
untuk memasarkan produk diperlukan banyak tenaga marketing
karena mereka yang akan mencari calon nasabah.
6. Kurangnya pelatihan karyawan
Selama ini pelatihan hanya diberikan bagi karyawan yang baru
masuk dan marketing. Saat ini untuk pelatihan peningkatan service
excellent petugas frontliner belum dilaksanakan. Padahal petugas
teller dan costumer service sangat berperan penting dalam
pelayanan nasabah yang nantinya akan meningkatkan penjualan.
7. Merek yang belum dikenal masyarakat
Bank Agris baru diluncurkan pada awal tahun 2009 memerlukan
waktu yang panjang untuk memperkenalkan merek tersebut ke
masyarakat.
Promosi
yang
kurang
mempengaruhi
kurang
dikenalnya merk tersebut oleh masyarakat.
4.3. Analisis Lingkungan Eksternal PT Bank Agris
Lingkungan eksternal meliputi variabel peluang dan ancaman di luar
kontrol manajemen perusahaan. Analisis lingkungan eksternal yang dianalisis
meliputi lingkungan makro dan lingkungan industri.
4.3.1 Lingkungan Makro
1. Lingkungan Ekonomis
Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada tingkat yang stabil
berkisar 6% dan tingkat inflasi pun demikian. Tingkat SBI yang
menurun menjadi 7% tetapi tetap stabil. Tingkat suku bunga yang
menarik memberikan keuntungan pada produk tabungan. Suku
bunga simpanan untuk deposito dan tabungan tidak terlalu jauh
perbedaannya sehingga masyarakat lebih condong pada produk
tabungan. Di mana produk tabungan dapat ditarik kapan saja sesuai
dengan keinginan nasabah, lain halnya dengan deposito yang
memiliki jangka waktu.
2. Lingkungan Teknologi
Perkembangan teknologi sudah semakin maju. Nasabah tidak perlu
datang ke Bank untuk melakukan transaksi, cukup dengan fasilitas
internet transaksi sudah dapat dilakukan. Saat ini bank-bank umum
lainnya telah mengembangkan e-channel pada produk tabungannya.
Hal
ini
dapat
mempermudah
transaksi
dan
memberikan
kenyamanan. Beberapa bank pun telah melakukan jaringan ATM
bersama sehingga dalam satu ATM dapat digunakan oleh nasabah
dengan bermacam-macam bank.
3. Lingkungan Politik
Di Indonesia terdapat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), lembaga
ini menjamin simpanan nasabah hingga 2 miliar. Untuk
mengantisipasi adanya tindakan melawan hukum seperti money
laundry maka pemerintah membuat Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK), dimana bank yang memiliki
transaksi tunai diatas 500 juta harus membuat laporan transaksi
keuangan tunai.
4. Lingkungan Kultural
Masyarakat Indonesia sudah memiliki pengetahuan yang tinggi
akan perbankan. Dengan banyaknya bank yang menawarkan produk
tabungannya beserta fasilitas yang ada maka nasabah akan lebih
pintar untuk memilih produk tabungan. Selain itu, masyarakat pun
telah banyak merasakan manfaat menyimpan uangnya ke bank
karena lebih aman dbandingkan di dalam rumah.
5. Lingkungan Demografis
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki tanah yang
subur untuk usaha agribisnis. Masih banyak potensi yang belum
digali oleh masyarakat untuk mengelola tanah air Indonesia. Oleh
karena itu, Bank Agris ingin berkontribusi besar pada pembangunan
ekonomi pedesaan dan kemakmuran di wilayah layanan bank.
Penduduk Indonesia yang pada tahun ini mencapai 230 juta
merupakan pasar yang potensial bagi Bank Agris.
4.3.2 Lingkungan Industri
1. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Asia menjadi kiblat pertumbuhan ekonomi dunia. Selain Cina dan
India,
kawasan
Asia
Tenggara
telah
menjadi
pendorong
perekonomian Asia. Sekarang kesepakatan perdagangan bebas
ASEAN dan Cina (ACFTA) tak hanya akan mendorong
pertumbuhan ekonomi, tapi juga meningkatkan suhu kompetisi
bisnis, termasuk industri jasa keuangan dan perbankan. Banyak
bank-bank asing yang merambah pasar perbankan di Indonesia
seperti Hana Bank yang berasal dari Korea Selatan, Bank Windu
Kentjana International dan Bank Victoria International Indonesia.
Bank-bank negara asing tersebut merambah pasar Indonesia
sehingga akan menambah pesaing bagi Bank Agris.
2. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Selama ini pesaing tertinggi dalam memperebutkan pasar tabungan
masih dikuasai oleh bank-bank besar. Bank yang masih satu kelas
dengan Bank Agris telah memiliki fasilitas yang mendukung produk
tabungan seperti jumlah jaringan ATM dan layanan e-channel.
Bank yang telah mengembangkan fasilitas tersebut adalah Bank
Saudara, Bank Sinarmas, Bank Mayora dan lain-lain.
3. Ancaman dari Produk Pengganti
Produk tabungan lebih memiliki motif untuk transaksi dan berjagajaga, maka tabungan tidak terlalu mendapatkan ancaman persaingan
dari pasar keuangan lainnya seperti asuransi, reksadana, obligasi
maupun saham. Persaingan yang lebih ketat adalah persaingan
memperebutkan pasar tabungan diantara bank-bank. Oleh karena
itu, perusahaan harus melakukan inovasi agar produk tabungannya
dapat menarik banyak calon nasabah.
4. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli (Buyers)
Teknologi yang semakin maju dan mudahnya akses mendapatkan
informasi membuat pengetahuan nasabah bertambah. Nasabah akan
membandingkan produk tabungan satu dengan bank lainnya.
Produk tabungan yang memiliki banyak keunggulan yang lebih
diminati oleh nasabah. Hal tersebut membuat manajemen bank
harus meningkatkan kualitas dan pengembangan produk guna dapat
memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin lama semakin
kompleks. Meningkatnya kebutuhan nasabah ini sejalan dengan
meningkatnya pengetahuan nasabah akan produk bank, peningkatan
kesejahteraan di bidang ekonomi, pola pikir masyarakat yang telah
maju dan keinginan hidup praktis.
5. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Supplier)
Kekuatan tawar-menawar pemasok belum dirasakan oleh Bank
Agris. Hal ini dikarenakan produk Tabungan Agris belum memiliki
fasilitas seperti ATM yang memerlukan vendor penyedia mesin
ATM. Untuk penyedia kertas seperti buku tabungan dan slip
transaksi masih menggunakan stok barang lama, sehingga belum
ada permintaan dan perubahan harga sampai saat ini.
6. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
Pemegang saham mayoritas Bank Agris adalah PT Dian Intan
Perkasa yang masuk dalam Charoen Pokphand Group. Perusahaan
ini sangat mempengaruhi keberlangsungan Bank Agris, dengan aset
perusahaan yang besar membuat bank dapat mengembangkan
usahanya dan bersaing dengan bank lain. Bank Agris yang berfokus
pada sektor agribisnis menginginkan usahanya masuk kepedesaan
dengan membuka cabang baru dan bekerjasama dengan pemerintah
daerah membantu masyarakat petani guna mensejahterakan
perekonomian mereka. Birokrasi yang rumit oleh pemerintah
setempat menghambat tercapainya cita-cita tersebut.
4.3.3 Identifikasi Peluang dan Ancaman
Berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan
terhadap
lingkungan
eksternal
Tabungan
Agris,
maka
dapat
diidentifikasi faktor-faktor peluang dan ancaman eksternal yang
berpengaruh terhadap keberhasilan Tabungan Agris dalam menjalankan
usahanya. Peluang yang dimiliki oleh Tabungan Agris yaitu :
1.
Pasar yang besar.
Indonesia memiliki lebih 230 juta penduduk yang secara otomatis
akan menciptakan pasar yang besar bagi Bank Agris. Oleh karena
itu, peluang untuk mendapatkan nasabah semakin besar.
2.
Perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat akan membantu
meningkatkan
penjualan.
Adanya
internet
banking
akan
merangsang minat masyarakat akan tabungan. Oleh karena itu,
Bank Agris harus mengikuti perkembangan teknologi agar bisa
bersaing dengan bank lainnya dan tidak dianggap sebagai bank
tradisional.
3.
Perubahan gaya hidup masyarakat.
Perubahan
gaya
hidup
masyarakat
yang
menginginkan
kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi akan memacu Bank
untuk melakukan inovasi. Tabungan tidak hanya sebagai simpanan
tetapi bisa sebagai alat pembayaran. Bank yang tidak mengikuti
perkembangan gaya hidup masyarakat tentunya akan ditinggalkan
oleh nasabahnya.
4.
Kebutuhan masyarakat akan tabungan.
Masyarakat sekarang telah memiliki kesadaran akan perlunya
tabungan. Oleh karena itu, Bank harus mengambil peluang dengan
meluncurkan produk-produk simpanan yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
5.
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada pada tingkat yang stabil.
Dengan pertumbuhan inflasi yang masih stabil dan pertumbuhan
ekonomi yang meningkat mengakibatkan aktivitas perbankan
semakin ramai.
Selain terdapat peluang yang besar Bank Agris juga menghadapi
ancaman dari luar perusahaan yang dapat menghambat perkembangan
produk Tabungan Agris. Ancaman yang di hadapi Tabungan Agris
adalah :
1. Ancaman pendatang baru.
2. Ancaman produk substitusi.
3. Potensi nasabah untuk memilih produk switching akibat semakin
bertambahnya pengetahuan nasabah.
4. Intervensi pemerintah melalui peraturan-peraturan. Salah satu
peraturan adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) 07/15/PBI/2005
tentang kewajiban bank umum memenuhi modal inti minimum
sebesar 100 miliar pada akhir tahun 2010.
5. Bank-Bank pesaing telah mengembangkan internet banking.
4.4. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran
Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang,
selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga
tahapan, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan
keputusan.
4.4.1 Tahap Masukan
Tahap masukan yaitu tahap untuk memasukkan hasil analisis dan
identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal
yaitu kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE.
Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi internal dan
eksternal, yaitu peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks
EFE.
1. Matriks IFE
Matriks IFE menggambarkan dan mengetahui peran kondisi
internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang
dihitung dengan rating dan bobot. Perhitungan rating dan bobot
dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6.
Hasil analisis matriks IFE pada Tabel 11 menunjukkan
bahwa faktor strategis yang menjadi kekuatan utama perusahaan
adalah perusahaan yang memiliki standar sumber daya manusia
yang berkualitas dengan skor terbobot paling besar, yaitu sebesar
0,362. Hasil analisis matriks IFE juga memperlihatkan faktor
strategis internal yang menjadi kelemahan utama perusahaan, yaitu
promosi yang kurang efektif dengan skor terbobot paling besar,
yaitu 0,081.
Dari hasil perhitungan matriks IFE secara menyeluruh
diperoleh total skor sebesar 2,24 yang menunjukkan bahwa posisi
internal
perusahaan
lemah.
Perusahaan
belum
mampu
memanfaatkan kekuatannya dan mengatasi kelemahan yang
dimiliki dengan baik.
Tabel 11. Matriks IFE Tabungan Agris
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bobot
(a)
Faktor Strategi Internal
Kekuatan
Pangsa pasar yang jelas
Berskala Nasional
Memiliki standar SDM berkualitas
Bank memiliki mitra bisnis dari Group
Lokasi kantor strategis
Suku bunga tabungan yang kompetitif
Kelemahan
Teknologi yang digunakan standar
Promosi kurang efektif
Tidak ada inovasi produk
Kurangnya fasilitas
Kemampuan mengakses pasar terbatas
Kurangnya pelatihan
Merek yang belum dikenal masyarakat
Jumlah
Rating Nilai
(b)
(axb)
0,086
0,051
0,091
0,060
0,081
0,075
4,00
3,00
4,00
3,00
3,33
3,00
0,35
0,15
0,36
0,18
0,27
0,22
0,094
0,081
0,067
0,090
0,069
0,078
0,078
1
1,00
1,00
1,33
1,00
1,33
2,00
1,33
0,09
0,08
0,09
0,09
0,09
0,16
0,10
2,24
2. Matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan, yaitu peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Langkah-langkah dalam
penyusunan matriks EFE hampir sama dengan penyusunan
matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktor-faktor strategis
yang digunakan adalah peluang dan ancaman. Hasil perhitungan
matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 12.
Hasil analisis matriks EFE memperlihatkan bahwa peluang
utama yang dihadapi perusahaan adalah perkembangan teknologi
dengan skor terbobot 0,37. Hasil analisis matriks EFE juga
memperlihatkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama
bagi Tabungan Agris yaitu bank-bank pesaing telah menggunakan
internet banking dengan skor 0,38.
Hasil perhitungan keseluruhan faktor strategis eksternal
menghasilkan skor sebesar 2,47 (jumlah dari skor peluang
ditambah skor ancaman). Hal ini menunjukkan bahwa situasi
eksternal
perusahaan
di
bawah
rataan
dalam
usahanya
menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang eksternal atau
menghindari ancaman eksternal.
Tabel 12. Matriks EFE Tabungan Agris
No.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Faktor Eksternal
Peluang
Pasar yang besar
Perkembangan teknologi
Perubahan gaya hidup masyarakat
Kebutuhan masyarakat akan
tabungan
Pertumbuhan ekonomi & inflasi
berada pada tingkat yang stabil
Ancaman
Ancaman pendatang baru
Ancaman produk substitusi
Potensi nasabah untuk memilih
produk switching akibat semakin
bertambahnya pengetahuan nasabah
Intervensi Pemerintah melalui
peraturan-peraturan
Bank-bank pesaing telah
mengembangkan Internet Banking
5.
4.4.2
Total
Bobot Rating Nilai
(a)
(b)
(axb)
0,096
0,122
0,091
3,00
3,00
2,67
0,29
0,37
0,24
0,098
2,33
0,23
0,113
3,00
0,34
0,076
0,072
1,33
1,00
0,10
0,07
0,089
2,00
0,18
0,115
2,33
0,27
0,128
3,00
0,38
1
2,47
Tahap Pencocokan
Dalam penelitian ini hanya digunakan dua matriks, yaitu IE
Matrix dan TOWS Matrix. Pemilihan kedua matriks ini didasarkan
pada tujuan penelitian, yaitu menganalisis peluang dan ancaman dari
analisis lingkungan eksternal Tabungan Agris dan menganalisis
kekuatan dan kelemahan dari analisis lingkungan internal Bank Agris,
serta mengetahui posisi bersaing relatif Bank Agris.
1. Matriks IE
Pada matriks EFE diketahui bahwa total nilai faktor strategis
eksternal adalah 2,47 dan pada Matriks IFE diketahui bahwa total nilai
dari faktor strategis internal adalah 2,24. Hal ini dapat diartikan bahwa
faktor strategis eksternal memiliki pengaruh yang lebih besar
dubandingkan dengan faktor strategis internal.
TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT
Tumbuh dan
membangun
Kuat
3,0-4,0
TOTAL NILAI EFE YANG DIBOBOT
4,0
3,0
Rata-rata
2,0-2,99
2,0
Lemah
1,0-1,99
1,0
Tinggi
3,0-4,0
3,0
Sedang
2,0-2,99
I
II
III
IV
V
V
VI
VII
VIII
IX
2,0
Rendah
1,0-1,99
1,0
Pertahankan dan pelihara
Panen atau Divestasi
Gambar 8. Matriks IE Bank Agris
Berdasarkan Matriks IE pada Gambar 8, terlihat bahwa Bank
Agris terletak pada sel V. Hal ini menunjukkan bahwa strategi yang
paling baik dikelola Bank Agris adalah strategi-strategi pertahankan
dan pelihara, yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
2. Matriks SWOT
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
diperoleh melalui penelitian lingkungan internal dan eksternal , dapat
diformulasikan alternatif strategi yang dapat diambil. Perumusan
strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang
dapat dilihat pada Lampiran 7. Alternatif strategi yang diperoleh
adalah :
a. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
digunakan adalah :
1) Memanfaatkan pangsa pasar untuk mengetahui kebutuhan
masyarakat akan tabungan.
Bank memiliki pangsa pasar yang jelas yaitu para pelaku
agribisnis, masyarakat pedesaan dan semua yang berada di
wilayah layanan bank. Dengan target pasar yang lebih jelas
tersebut bank lebih mudah untuk meneliti produk tabungan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2) Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk cepat tanggap
melakukan identifikasi pasar.
Bank Agris memiliki sumber daya manusia yang berkualitas,
karena semua karyawan yang bekerja telah memiliki keahlian
sebelumnya. Oleh karena itu, Bank harus memanfaatkan
kualitas dan kemampuan para karyawannya untuk bisa
merespon peluang pasar yang ada di sekitar lingkungan bank.
3) Memberikan suku bunga yang menarik sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan inflasi.
Selama ini bank memberikan suku bunga
simpanan lebih
tinggi dari bank umum lainnya yang telah di jamin oleh LPS.
Hal ini dapat menarik para calon nasabah untuk menggunakan
produk Bank Agris.
4) Bank harus lebih agresif dan meningkatkan kerjasamanya
dengan pihak Group. Dengan semakin banyaknya transaksi
keuangan dengan pihak Group tidak menutup kemungkinan
Group akan merekomendasikan Bank Agris dengan mitra
bisnis yang lain.
b. Strategi S-T (Strenght-Threath)
Strategi S-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi
yang dapat diterapkan perusahaan adalah :
1) Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan
service excellent bagi nasabah.
Karyawan
Bank
berpengalaman
Agris
memiliki
dibidangnya
kualitas
sehingga
baik
tidak
dan
diragukan
kemampuannya untuk memberikan service excellent bagi
nasabah sehingga nasabah loyal dan nyaman menggunakan
produk Bank Agris.
2) Memberikan suku bunga tabungan yang kompetitif sebagai
kekuatan perusahaan mengingat ancaman persaingan dari
pendatang baru maupun produk substitusi.
Suku bunga simpanan Bank Agris yang cukup bagus,
setidaknya mampu bersaing dengan bank-bank baru maupun
produk
substitusi.
Dengan
menjual
kekuatan
tersebut
diharapkan bank mampu bertahan ditengah persaingan, dimana
Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk dimasuki oleh
perusahaan asing.
3) Perusahaan berskala nasional dan memiliki pangsa pasar yang
jelas, maka perusahaan harus menjalin hubungan baik dengan
pemerintah untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Bank Agris adalah bank umum yang berskala nasional dan
berada di wilayah Indonesia harus mengikuti peraturan yang
ada di wilayah Indonesia. Hubungan yang baik dengan instansi
pemerintah akan membantu perusahaan untuk ekspansi ke
wilayah Indonesia bagian lain sehingga Bank Agris dapat
tumbuh dan berkembang.
c. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi W-O adalah strategi dimana perusahaan dapat
mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang dihasilkan adalah :
1) Meningkatkan teknologi dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi.
Bank harus mengikuti perkembangan teknologi agar tidak
ketinggalan zaman. Selama ini kecanggihan teknologi seperti
penggunaan internet banking bagi nasabah tidak dimiliki oleh
Bank Agris. Padahal pelaku bisnis sangat memerlukan internet
banking untuk kelancaran transaksi keuangan. Bila Bank tidak
mengantisipasinya mungkin nasabah akan pindah ke Bank
pesaing yang menggunakan teknologi canggih.
2) Melakukan promosi gencar agar mencakup pasar yang besar
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam
kegiatan promosi. Penggunaan teknologi dalam kegiatan
promosi berupa promosi on line. Bank Agris bisa dengan
membuat iklan di internet atau website sendiri. Promosi ini
dapat menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
3) Menciptakan produk baru untuk mengikuti selera pasar.
Bank harus membuat suatu inovasi produk tabungan baru
sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Misalnya dengan
membuat tabungan rencana, pendidikan atau haji dengan
memberikan manfaat lebih bagi nasabah.
4) Menambah fasilitas (ATM dan Internet Banking) agar mampu
melayani pasar dan mengikuti perubahan gaya hidup
masyarakat.
Bank harus memberikan fasilitas yang memudahkan nasabah
untuk bertransaksi. Seperti Anjungan Tunai Mandiri yang
sebenarnya sudah menjadi fasilitas umum yang diberikan oleh
bank. Dengan ATM nasabah dapat melakukan semua transaksi
keuangannya baik untuk pembayaran maupun simpanan. Selain
itu, dengan adanya internet banking nasabah dapat melakukan
transaksi keuangannya dimanapun mereka berada.
5) Meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target
penjualan
serta
perluasan
pasar
sasaran
menggunakan
teknologi.
Meningkatkan target penjualan dengan cara memberikan
seminar di daerah pedesaan yang masyarakatnya menghasilkan
usaha pertanian serta mengajak pemerintah setempat untuk
bekerjasama membangun perekonomian desa. Presentasi yang
diberikan menggunakan alat bantu seperti laptop, proyektor dan
microphone untuk membantu mempresentasikan perusahaan.
Tampilan dan isi presentasi harus menarik bahkan diberikan
contoh video untuk bisa menarik minat calon nasabah.
6) Menambah pelatihan karyawan dan tenaga marketing agar
mampu mencakup pasar yang besar.
Bank harus terus memberikan pelatihan/training yang continue
agar
mampu
mengasah
dan
meningkatkan
kualitas
karyawannya. Serta menambah tenaga pemasar yang selama ini
sangat kurang kuantitasnya. Padahal pasar yang dituju sangat
luas, agar lebih semangat karyawan dapat diberikan fee atas
peningkatan penjualan produk Tabungan Agris.
d. Strategi W-T (Weakness-Threath)
Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi
yang dapat digunakan adalah :
1) Meningkatkan teknologi informasi agar mampu mengantisipasi
persaingan dengan bank-bank lain.
Perkembangan teknologi informasi yang dapat memberikan
informasi
seluas-luasnya
dapat
dimanfaatkan
untuk
memunculkan ide kreatif dari pihak manajemen agar mampu
bersaing dengan bank-bank lain.
2) Melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif untuk
menghadapi bank-bank pesaing, pendatang baru maupun
produk substitusi.
Semakin banyaknya bank asing maupun bank lokal di
Indonesia, bank harus melakukan promosi yang intensif agar
produk lebih dikenal oleh masyarakat. Promosi dapat dilakukan
dengan iklan di TV, Radio, Majalah, Koran. Selain itu, bank
juga memberikan hadiah langsung atau bonus lainnya setiap
pembukaan rekening baru. Hal ini diharapkan agar Bank
mampu menghadapi persaingan.
3) Menambah fasilitas (ATM dan Internet Banking), membuat
inovasi produk agar terciptanya loyalitas nasabah. Bank yang
unik dari yang lain akan membuat nasabah setia dan selalu
menggunakan produk Bank tersebut.
4.4.3 Tahap Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi
terbaik yang dapat dijalankan perusahaan berdasarkan kemenarikan
relatif dari pelaksanaan strategi tersebut. Teknik yang dipakai untuk
memilih strategi tersebut adalah Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM).
Berdasarkan analisis matriks IE dan matriks SWOT, dihasilkan
beberapa alternatif strategi perusahaan. Strategi yang dihasilkan akan
disusun ke dalam QSPM. Strategi yang dihasilkan dari matriks IE
dimasukkan ke dalam QSPM karena lebih mengacu pada strategi
perusahaan berupa kebijakan yang diambil perusahaan. Alternatif
yang terdaftar dalam QSPM adalah sebagai berikut :
1. Strategi penetrasi pasar adalah meningkatkan pangsa pasar dengan
melakukan promosi penjualan yang efektif dan menambah tenaga
marketing.
2. Pengembangan
produk
adalah
menciptakan
produk
yang
berkualitas dan melakukan inovasi yang berkesinambungan seperti
mengeluarkan produk tabungan rencana dan menambah fasilitas
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan Internet Banking.
Berdasarkan hasil perhitungan alternatif strategi yang paling
baik melalui QSPM adalah strategi penetrasi pasar yaitu meningkatkan
pangsa pasar dengan melakukan promosi penjualan yang efektif dan
menambah tenaga marketing dengan nilai TAS sebesar 5,55. Strategi
yang terakhir adalah pengembangan produk yakni menciptakan produk
yang berkualitas dan melakukan inovasi yang berkesinambungan
seperti mengeluarkan produk tabungan rencana dan menambah
fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan Internet Banking dengan
nilai TAS sebesar 4,90. Hasil perhitungan QSPM dapat dilihat pada
Lampiran 8, 9 dan10. Pada matriks SWOT yang menjadi alternatif
strategi penetrasi pasar dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Strategi penetrasi pasar pada matriks SWOT
4.4.4
Strategi
Strategi S-O
Alternatif-alternatif strategi
1. memanfaatkan pangsa pasar untuk mengetahui
kebutuhan masyarakat akan tabungan.
2. memberikan suku bunga yang menarik sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan inflasi.
3. meningkatkan kerjasama dengan mitra bisnis agar
menambah target pasar.
Strategi W-O
1. melakukan promosi gencar agar mencakup pasar
yang besar dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi.
2. meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan
target penjualan serta perluasan pasar sasaran
menggunakan teknologi.
3. menambah pelatihan karyawan dan tenaga marketing
agar mampu mencakup pasar yang besar.
Strategi W-T
1. melakukan kegiatan promosi yang intensif dan
agresif untuk menghadapi bank-bank pesaing,
pendatang baru maupun produk substitusi.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diperoleh beberapa
informasi yang berguna bagi PT Bank Agris. Pada matriks EFE
diketahui bahwa total nilai faktor strategis eksternal adalah 2,47 dan
pada Matriks IFE diketahui bahwa total nilai dari faktor strategis
internal adalah 2,24. Hal ini dapat diartikan bahwa faktor strategis
eksternal memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan
faktor strategis internal. Perumusan strategi ini dilakukan dengan
menggunakan analisis matriks IE yang memposisikan perusahaan pada
sel V. Strategi yang ada pada sel tersebut adalah strategi pertahankan
dan pelihara yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk
dan pada matriks SWOT alternatif strategi yang diperoleh adalah :
1. Strategi S-O (Strenght-Opportunity)
Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan
perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
digunakan adalah :
a. Memanfaatkan pangsa pasar untuk mengetahui kebutuhan
masyarakat akan tabungan. Bank memiliki pangsa pasar yang
jelas yaitu para pelaku agribisnis, masyarakat pedesaan dan
semua yang berada di wilayah layanan bank.
b. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk cepat tanggap
melakukan identifikasi pasar. Bank harus memanfaatkan
kualitas dan kemampuan para karyawannya untuk bisa
merespon peluang pasar yang ada di sekitar lingkungan bank.
c. Memberikan suku bunga yang menarik sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan inflasi.
d. Bank harus lebih agresif dan meningkatkan kerjasamanya
dengan pihak Group. Dengan semakin banyaknya transaksi
keuangan dengan pihak Group tidak menutup kemungkinan
Group akan merekomendasikan Bank Agris dengan mitra
bisnis yang lain.
2. Strategi S-T (Strenght-Threath)
Strategi S-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi
yang dapat diterapkan perusahaan adalah :
a. Memanfaatkan SDM yang berkualitas untuk dapat memberikan
service excellent bagi nasabah. Karyawan Bank Agris memiliki
kualitas baik dan berpengalaman dibidangnya sehingga tidak
diragukan kemampuannya untuk memberikan service excellent
bagi
nasabah
sehingga
nasabah
loyal
dan
nyaman
menggunakan produk Bank Agris.
b. Memberikan suku bunga tabungan yang kompetitif sebagai
kekuatan perusahaan mengingat ancaman persaingan dari
pendatang baru maupun produk substitusi.
c. Perusahaan berskala nasional dan memiliki pangsa pasar yang
jelas, maka perusahaan harus menjalin hubungan baik dengan
pemerintah untuk kelangsungan hidup perusahaan.
3. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi W-O adalah strategi dimana perusahaan dapat
mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang dihasilkan adalah :
a. Meningkatkan teknologi dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi.
Selama
ini
kecanggihan
teknologi
seperti
penggunaan internet banking bagi nasabah tidak dimiliki oleh
Bank Agris.
b. Melakukan promosi gencar agar mencakup pasar yang besar
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Penggunaan
teknologi dalam kegiatan promosi berupa promosi on line.
Bank Agris bisa dengan membuat iklan di internet atau website
sendiri. Promosi ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas
lagi.
c. Menciptakan produk baru untuk mengikuti selera pasar. Bank
harus membuat suatu inovasi produk tabungan baru sesuai
dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Misalnya dengan
membuat tabungan rencana, pendidikan atau haji dengan
memberikan manfaat lebih bagi nasabah.
d. Menambah fasilitas (ATM dan Internet Banking) agar mampu
melayani pasar dan mengikuti perubahan gaya hidup
masyarakat.
e. Bank harus memberikan fasilitas yang memudahkan nasabah
untuk bertransaksi seperti Anjungan Tunai Mandiri yang
menjadi fasilitas umum yang diberikan oleh bank. ATM
memudahkan
nasabah
melakukan
semua
transaksi
keuangannya baik untuk pembayaran maupun simpanan.
f. Meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target
penjualan
serta
perluasan
teknologi.
Meningkatkan
pasar
target
sasaran
penjualan
menggunakan
dengan
cara
memberikan seminar di daerah pedesaan yang masyarakatnya
menghasilkan usaha pertanian serta mengajak pemerintah
setempat untuk bekerjasama membangun perekonomian desa.
g. Menambah pelatihan karyawan dan tenaga marketing agar
mampu mencakup pasar yang besar. Bank harus terus
memberikan pelatihan/training yang continue agar mampu
mengasah dan meningkatkan kualitas karyawannya. Serta
menambah tenaga pemasar yang selama ini sangat kurang
kuantitasnya.
4. Strategi W-T (Weakness-Threath)
Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi
yang dapat digunakan adalah :
a. Meningkatkan teknologi informasi agar mampu mengantisipasi
persaingan dengan bank-bank lain. Perkembangan teknologi
informasi yang dapat memberikan informasi seluas-luasnya
dapat dimanfaatkan untuk memunculkan ide kreatif dari pihak
manajemen agar mampu bersaing dengan bank-bank lain.
b. Melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif untuk
menghadapi bank-bank pesaing, pendatang baru maupun
produk substitusi. Promosi dapat dilakukan dengan iklan di TV,
Radio, Majalah, Koran.
c. Menambah fasilitas (ATM dan Internet Banking), membuat
inovasi produk agar terciptanya loyalitas nasabah.
Berdasarkan hasil perhitungan alternatif strategi yang paling
baik melalui QSPM adalah strategi penetrasi pasar. Alternatif strategi
penetrasi pasar pada matriks SWOT yang dapat dilakukan oleh PT
Bank Agris adalah :
a. Memanfaatkan pangsa pasar untuk mengetahui kebutuhan
masyarakat akan tabungan. Bank memiliki pangsa pasar yang
jelas yaitu para pelaku agribisnis, masyarakat pedesaan dan
semua yang berada di wilayah layanan bank. Dengan target pasar
yang lebih jelas tersebut bank lebih mudah untuk meneliti
produk tabungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Memberikan
suku
bunga
yang
menarik
sesuai
dengan
perkembangan ekonomi dan inflasi serta sebagai kekuatan
perusahaan mengingat ancaman persaingan dari pendatang baru
maupun produk substitusi.
c. Meningkatkan kerjasama dengan mitra bisnis agar menambah
target pasar. Dengan semakin banyaknya transaksi keuangan
dengan pihak Group tidak menutup kemungkinan Group akan
merekomendasikan Bank Agris dengan mitra bisnis lain.
d. Melakukan promosi gencar agar mencakup pasar yang besar
dengan
memanfaatkan
perkembangan
teknologi
serta
meningkatkan volume penjualan melalui peningkatan target
penjualan. Promosi dapat dilakukan dengan iklan di TV, Radio,
Majalah, Koran. Selain itu, bank juga memberikan hadiah
langsung atau bonus lainnya setiap pembukaan rekening baru.
Hal ini diharapkan agar Bank mampu menghadapi persaingan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil analisis lingkungan internal menunjukkan bahwa faktor internal
yang menjadi kekuatan dari Tabungan Agris adalah pangsa pasar yang
jelas, berskala nasional, memiliki standar SDM yang berkualitas, lokasi
kantor strategis, Bank Agris memiliki mitra bisnis dari perusahaan Group
dan suku bunga tabungan yang lebih kompetitif. Sedangkan faktor-faktor
internal yang menjadi kelemahan dari Tabungan Agris adalah teknologi
yang digunakan standar, promosi kurang efektif, tidak ada inovasi produk,
kurangnya fasilitas, kemampuan mengakses pasar terbatas, kurangnya
pelatihan dan merek yang belum dikenal masyarakat.
2. Hasil analisis lingkungan eksternal pemasaran menunjukkan bahwa faktorfaktor eksternal yang menjadi peluang Tabungan Agris adalah pasar yang
besar, perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup masyarakat,
kebutuhan masyarakat akan tabungan dan pertumbuhan ekonomi inflasi
berada pada tingkat yang stabil. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang
menjadi ancaman bagi Tabungan Agris adalah ancaman pendatang baru,
ancaman produk substitusi, potensi nasabah untuk memilih produk
switching akibat semakin bertambahnya pengetahuan nasabah, intervensi
pemerintah melalui peraturan-peraturan dan bank-bank pesaing telah
mengembangkan internet banking.
3. Matriks IFE menghasilkan 2,24 dan Matriks EFE menghasilkan nilai
sebesar 2,47. Berdasarkan analisis Matriks IE perusahaan berada pada sel
V. Strategi yang ada pada sel tersebut adalah strategi pertahankan dan
pelihara yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Matriks
SWOT diperoleh empat alternatif strategi yang tepat yaitu strategi S-O,
strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T. Berdasarkan analisis QSPM
diperoleh prioritas strategi terbaik yang dapat diterapkan perusahaan
dengan nilai TAS tertinggi (5,55), yaitu strategi penetrasi pasar yaitu
meningkatkan pangsa pasar dengan melakukan promosi penjualan yang
efektif dan menambah tenaga marketing.
B. Saran
1. Bank Agris merupakan perusahaan bertaraf nasional, Bank Agris
sebaiknya memaksimalkan kekuatan mereknya dengan melakukan
peningkatan promosi. Pada tahun 2009 bank mampu membukukan laba
bersih sebesar Rp 12,99 miliar yang merupakan pencapaian laba bersih
tertinggi sejak tahun 2003. Apabila Bank memaksimalkan promosi dengan
menginvestasikan 5 persen laba yang diperoleh, maka kemungkinan
memperoleh nasabah baru akan semakin besar, mengingat promosi yang
dilakukan bank pesaing cukup ketat.
2. Sebaiknya Bank Agris memberikan fasilitas yang memudahkan nasabah
bertransaksi seperti penggunaan ATM dan internet banking.
3. Bank menambah tenaga marketing agar dapat mengidentifikasi dan
menjangkau pasar sehingga meningkatkan penjualan produk Bank Agris.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, A. 2008. Analisis Strategi Pemasaran Asuransi BumiPutera Cabang
Yogyakarta dalam Menghadapi Persaingan. Skripsi pada Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
David, F. 2004. Manajemen Strategis: Konsep-konsep. Edisi Kesembilan. PT
INDEKS Kelompok GRAMEDIA. Jakarta.
Kasmir. 2008. Pemasaran Bank. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Kasmir . 2010. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kartajaya, H. 2009. MarkPlus Basics. Erlangga. Jakarta.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran . Edisi Milenium. PT Prenhaliindo.
Jakarta
Kotler, P, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. PT INDEKS. Jakarta.
PT. Bank Agris Laporan Tahunan Annual Report. 2009. PT Bank Agris . Jakarta.
Prameswari, A. 2005. Analisis Strategi Pemasaran BNI Taplus dalam Menghadapi
Persaingan. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Umar, H. 2005. Strategic Manajemen in Action. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
http://www.bi.go.id. [10 Desember 2010].
http://www.infobank.com [10 Desember 2010].
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pertanyaan wawancara kepada PT BANK AGRIS
I.
Pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan.
1. Bagaimana sejarah berdirinya PT BANK AGRIS ?
2. Apa visi, misi dan tujuan dari PT BANK AGRIS ?
3. Bagaimana struktur organisasi, tugas dan wewenang setiap jabatan ?
4. Bagaimana status badan hukumnya ?
5. Keuntungan apa saja menggunakan produk tabungan AGRIS ?
6. Dimana saja kantor cabang yang dimiliki PT BANK AGRIS ?
II. Pertanyaan tentang Lingkungan Internal.
1. Produksi
a. Bagaimana proses produksi ?
b. Bagaimana produk tabungan ditentukan ?
c. Bagaimana dengan inovasi produk tabungan ?
2. Keuangan
a. Bagaimana memperoleh modal usaha ?
b. Bagaimana perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan ?
3. Sumber Daya Manusia.
a. Berapa jumlah karyawannya ?
b. Provisi seperti apa yang diberikan perusahaan kepada karyawan ?
c. Bagaimana cara peningkatan dan pengembangan karyawan ?
d. Apa masalah ketenagakerjaan yang dihadapi ?
4. Pemasaran.
a. Bauran Produk.
1. Produk apakah yang dihasilkan oleh PT BANK AGRIS?
2. Apakah ada pengklasifikasian produk tabungan ?
3. Berapa total omzet penjualan tahunan pada 2 tahun terakhir ?
4. Apa yang membedakan produk tabungan Agris dengan produk
tabungan sejenis lainnya?
b. Bauran Harga.
1. Siapa yang menetapkan harga ?
2. Bagaimana cara penetapan harga tersebut ?
Lanjutan Lampiran 1.
3. Apakah ada keuntungan yang didapatkan nasabah, apabila
memiliki saldo dengan jumlah besar ?
c. Bauran Distribusi.
1. Bagaimana cara memasarkan produk tabungan Agris ?
2. Apakah ada agen pemasaran untuk memasarkan produknya?
d. Bauran promosi.
1. Kegiatan promosi apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan ?
2. Media apakah yang digunakan untuk sarana promosi ?
3. Apakah ada fasilitas konsultasi, kritik, dan saran untuk konsumen ?
4. Apakah kegiatan promosi yang dilakukan sudah cukup efektif ?
5. Sistem Informasi Manajemen.
1. Apakah PT BANK AGRIS menggunakan SIM ?
2. Bagaimana penggunaan sistem informasi tersebut ?
III. Pertanyaan tentang Segmentasi, Targeting, dan Positioning.
1. Pada segmen manakah yang akan dilayani oleh produk Tabungan ?
2. Apakah perusahaan telah menetapkan sasaran pasar untuk Tabungan?
3. Bagaimana positioning Tabungan Agris yang ditetapkan perusahaan ?
IV. Lingkungan Makro Pemasaran.
1. Bagaimana pengaruhnya lingkungan demografi, ekonomis, teknologi,
politik, dan kultural terhadap Tabungan Agris ?
V. Lingkungan Industri Pemasaran
1. Siapakah pesaing terbesar untuk Tabungan Agris, apa saja kelebihan
dan kekurangannya dibandingkan dengan tabungan Agris ?
2. Apakah banyak muncul pendatang baru bagi bisnis ini ?
3. Apakah nasabah mempengaruhi produk tabungan yang akan ditawarkan
oleh perusahaan, jelaskan ?
4. Adakah produk substitusi bagi tabungan, bagaimana pengaruhnya
produk substitusi ini terhadap tabungan ?
5. Apakah kekuatan pemasok mempengaruhi produk tabungan Agris,
jelaskan ?
6. Bagaimana pengaruh stakeholder terhadap perusahaan ?
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN AGRIS
DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Pekerjaan/Jabatan
:
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif dan
benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan
ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat.
Peneliti
Linda Septriana
H24086026
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Lanjutan Lampiran 2.
Penentuan Bobot
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal
maupun eksternal pemasaran yaitu
dengan cara pemberian bobot terhadap
seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk
keberhasilan pemasaran Tabungan Agris.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melalukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas
jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang
tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan
responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi
dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor
(vertikal-horizontal) berdasarkan kepentingannya atau pengaruhnya terhadap
Tabungan Agris. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1,2 dan
3 dengan keterangan skala sebagai berikut :
Nilai 1 : jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
Nilai 2 : jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
Nilai 3 : jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Asumsi : Jika A terhadap B =3, maka B terhadap A = 1
( A lebih penting daripada B, atau B kurang penting daripada A)
Jika A terhadap B = 2, maka B terhadap A =2
( A dan B sama penting)
Lanjutan Lampiran 2.
Penentuan bobot faktor strategis internal pemasaran Tabungan Agris
Faktor Penentu
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Pangsa pasar yang jelas (A)
Berskala Nasional (B)
Memiliki standar SDM berkualitas (C)
Bank memiliki mitra bisnis dari Group
(D)
Lokasi kantor strategis (E)
Suku bunga tabungan yang kompetitif
(F)
Teknologi yang digunakan standar (G)
Promosi kurang efektif (H)
Tidak ada inovasi produk (I)
Kurangnya fasilitas (J)
Kemampuan mengakses pasar terbatas
(K)
Kurangnya pelatihan (L)
Merek yang belum dikenal masyarakat
(M)
Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal Pemasaran Tabungan Agris
Faktor Penentu
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Pasar yang besar (A)
Perkembangan teknologi (B)
Perubahan gaya hidup masyarakat (C)
Kebutuhan masyarakat akan tabungan (D)
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada pada
tingkat yang stabil (E)
Ancaman pendatang baru (F)
Ancaman produk substitusi (G)
Potensi nasabah untuk memilih produk
switching akibat semakin bertambahnya
pengetahuan nasabah (H)
Intervensi Pemerintah melalui peraturanperaturan (I)
Bank-bank pesaing telah mengembangkan
Internet Banking (J)
Lanjutan Lampiran 2.
Penentuan Rating
PENENTUAN PERINGKAT
Tujuan :
Mendapatkan penilaian dari para responden mengenai faktor-faktor strategik
internal maupun eksternal pemasaran, yaitu dengan cara pemberian peringkat
terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk
keberhasilan pemasaran Tabungan Agris.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melalukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas
jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang
tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan
responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi
dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategik internal
(kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut ;
1=kelemahan utama, 2=kelemahan kecil, 3=kekuatan kecil, 4=kekuatan
utama
2. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategik eksternal
(peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut:
1 = Jawaban sangat rendah
2 = Jawaban rendah
3 = Jawaban tinggi
4 = Jawaban sangat tinggi
Pemberian peringkat masing-masing faktor strategik dilakukan dengan
memberikan tanda (√) pada skala likert (1-4) yang paling sesuai menurut
responden.
Lanjutan Lampiran 2.
Penentuan Rating Faktor Strategis Internal Pemasaran Tabungan Agris
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Faktor Internal
Kekuatan
Pangsa pasar yang jelas
Berskala Nasional
Memiliki standar SDM berkualitas
Bank memiliki mitra bisnis dari Group
Lokasi kantor strategis
Suku bunga tabungan yang kompetitif
Kelemahan
Teknologi yang digunakan standar
Promosi kurang efektif
Tidak ada inovasi produk
Kurangnya fasilitas
Kemampuan mengakses pasar terbatas
Kurangnya pelatihan
Merek yang belum dikenal masyarakat
Rating
2
3
1
4
Penentuan Rating Faktor Strategis Eksternal Pemasaran Tabungan Agris
No.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Faktor Eksternal
Peluang
Pasar yang besar
Perkembangan teknologi
Perubahan gaya hidup masyarakat
Kebutuhan masyarakat akan
tabungan
Pertumbuhan ekonomi & inflasi
berada pada tingkat yang stabil
Ancaman
Ancaman pendatang baru
Ancaman produk substitusi
Potensi nasabah untuk memilih
produk switching akibat semakin
bertambahnya pengetahuan nasabah
Intervensi Pemerintah melalui
peraturan-peraturan
Bank-bank pesaing telah
mengembangkan Internet Banking
Rating
2
3
1
4
Lampiran 3. Penentuan QSPM
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN
QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)
Tujuan :
Untuk menetapkan kemenarikan relatif dari alternatif strategi yang telah diperoleh
melalui analisis matriks IE dan SWOT, guna menetapkan strategi yang terbaik
untuk direkomendasikan kepada perusahaan.
Alternatif Strategi :
Strategi 1 : Strategi penetrasi pasar adalah meningkatkan pangsa pasar dengan
melakukan promosi penjualan yang efektif dan menambah tenaga
marketing.
Strategi 2 : Pengembangan produk adalah menciptakan produk yang berkualitas
dan
melakukan
inovasi
yang
berkesinambungan
seperti
mengeluarkan produk tabungan rencana dan menambah fasilitas
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan Internet Banking.
Petunjuk Pengisian :
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
masing-masing alternatif strategi pemasaran sebagaimana disebut diatas dengan
cara memberikan tanda (X) pada pilihan Bapak/Ibu.
Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut terdiri dari :
1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = secara logis menarik
4 = sangat menarik
Lanjutan Lampiran 3.
Penentuan Attractive Score dengan QSPM
No.
Attractive Score
Kekuatan
Strategi 1
1
2
3
Strategi 2
4
1
2
3
4
1.
Pangsa pasar yang jelas
2.
Berskala Nasional
3.
Memiliki standar SDM berkualitas
4.
Bank memiliki mitra bisnis dari Group
5.
Lokasi kantor strategis
6.
Suku bunga tabungan yang kompetitif
Teknologi yang digunakan standar
2.
Promosi kurang efektif
3.
Tidak ada inovasi produk
4.
Kurangnya fasilitas
5.
Kemampuan mengakses pasar terbatas
6.
Kurangnya pelatihan
7.
Merek yang belum dikenal masyarakat
Pasar yang besar
2.
Perkembangan teknologi
3.
Perubahan gaya hidup masyarakat
4.
Kebutuhan masyarakat akan tabungan
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada
pada tingkat yang stabil
Ancaman
1.
Kelemahan
Peluang
1.
5.
1.
Ancaman pendatang baru
2.
Ancaman produk substitusi
Potensi nasabah untuk memilih produk
switching akibat semakin bertambahnya
pengetahuan nasabah
Intervensi Pemerintah melalui peraturanperaturan
Bank-bank pesaing telah mengembangkan
Internet Banking
3.
4.
5.
Lampiran 4. Struktur Organisasi Bank Agris
Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS)
Dewan Komisaris
Komite
Renumerasi &
Nominasi
Komite
Pemantauan
Resiko
Komite Kredit
Komite Audit
Komite Asset &
Liability
SKAI
Direktur Utama
Sekretaris
Perusahaan &
Biro Hukum
Komite Manajemen
Resiko
Komite IT
Direktur
Direktur
Direktur
Kredit &
Marketing
Treasuri
Teknologi Informasi
Operasional
Urusan Cabang
SDM & Umum
Kepatuhan
&
Manajemen
Risiko
Lampiran 5. Penilaian Rating Faktor Strategi Internal dan Eksternal
No.
Kekuatan
1. Pangsa pasar yang jelas
2. Berskala Nasional
3. Memiliki standar SDM berkualitas
4. Bank memiliki mitra bisnis dari Group
5. Lokasi kantor strategis
6. Suku bunga tabungan yang kompetitif
Kelemahan
1. Teknologi yang digunakan standar
2. Promosi kurang efektif
3. Tidak ada inovasi produk
4. Kurangnya fasilitas
5. Kemampuan mengakses pasar terbatas
6. Kurangnya pelatihan
7. Merek yang belum dikenal masyarakat
(Berdasarkan Rataan dari Responden 1,2,3)
No.
1.
2.
3.
4.
Faktor Strategi Eksternal
Peluang
Pasar yang besar
Perkembangan teknologi
Perubahan gaya hidup masyarakat
Kebutuhan masyarakat akan tabungan
Pertumbuhan ekonomi & inflasi
berada pada tingkat yang stabil
Ancaman
1. Ancaman pendatang baru
2. Ancaman produk substitusi
Potensi nasabah untuk memilih
produk switching akibat semakin
3. bertambahnya pengetahuan nasabah
Intervensi Pemerintah melalui
4. peraturan-peraturan
Bank-bank pesaing telah
5. mengembangkan Internet Banking
(Berdasarkan Rataan dari Responden 1,2,3)
5.
Responden
Faktor Strategi Internal
RataRata
1
2
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4,00
3,00
4,00
3,00
3,33
3,00
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1,00
1,00
1,33
1,00
1,33
2,00
1,33
Responden
1
2
3
RataRata
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3,00
3,00
2,67
2,33
3
3
3
3,00
1
1
1
1
2
1
1,33
1,00
2
2
2
2,00
2
3
2
2,33
3
3
3
3,00
Lampiran 6. Hasil Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal oleh Responden
1. Pemberian Bobot Faktor
Internal
A. Responden 1
Faktor Penentu
Pangsa pasar yang jelas (A)
Berskala Nasional (B)
Memiliki standar SDM
berkualitas (C)
Bank memiliki mitra bisnis dari
Group (D)
Lokasi kantor strategis (E)
Suku bunga tabungan yang
kompetitif (F)
Teknologi yang digunakan
standar (G)
Promosi kurang efektif (H)
Tidak ada inovasi produk (I)
Kurangnya fasilitas (J)
Kemampuan mengakses pasar
terbatas (K)
Kurangnya pelatihan (L)
Merek yang belum dikenal
masyarakat (M)
Total
B. Responden 2.
Faktor Penentu
Pangsa pasar yang jelas (A)
Berskala Nasional (B)
Memiliki standar SDM
berkualitas (C)
Bank memiliki mitra bisnis dari
Group (D)
Lokasi kantor strategis (E)
Suku bunga tabungan yang
kompetitif (F)
Teknologi yang digunakan
standar (G)
Promosi kurang efektif (H)
Tidak ada inovasi produk (I)
Kurangnya fasilitas (J)
Kemampuan mengakses pasar
terbatas (K)
Kurangnya pelatihan (L)
Merek yang belum dikenal
masyarakat (M)
Total
C. Responden 3.
Faktor Penentu
Pangsa pasar yang jelas (A)
Berskala Nasional (B)
Memiliki standar SDM
berkualitas (C)
Bank memiliki mitra bisnis dari
A
0
1
B
3
0
C
3
1
D
2
2
E
2
2
F
2
2
G
2
1
H
2
2
I
3
3
J
2
2
K
3
2
L
3
2
M
2
2
Total
29
22
Bobot
0,093
0,071
1
3
0
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
28
0,090
2
2
2
2
1
1
0
2
2
0
2
2
1
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2
21
23
0,067
0,074
2
2
1
2
2
0
1
2
3
2
2
2
1
22
0,071
2
2
1
2
3
2
1
2
2
2
1
2
3
2
2
2
3
2
1
2
3
2
1
2
0
2
1
2
2
0
1
2
3
3
0
3
2
2
1
0
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
1
2
30
25
15
26
0,096
0,080
0,048
0,083
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
0
2
2
0
2
2
22
22
0,071
0,071
2
19
2
26
2
20
3
27
2
25
3
26
2
18
2
23
3
33
2
22
2
26
2
26
0
21
27
312
0,087
1
A
0
1
B
3
0
C
2
2
D
3
1
E
2
1
F
2
1
G
2
1
H
2
1
I
2
1
J
2
1
K
2
1
L
3
2
M
2
1
Total
27
14
Bobot
0,086
0,045
2
2
0
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
26
0,083
1
2
3
3
2
2
0
3
1
0
2
3
1
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
19
27
0,061
0,086
2
3
1
2
1
0
1
1
1
1
2
2
2
19
0,061
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
0
2
2
2
2
0
2
2
2
2
0
2
2
2
2
0
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
27
28
28
28
0,086
0,089
0,089
0,089
2
1
3
2
1
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
0
2
2
0
1
2
23
21
0,073
0,067
2
21
3
34
2
22
2
29
2
22
2
29
2
21
2
20
2
21
2
20
3
25
2
27
0
22
26
313
0,083
1
A
0
1
B
3
0
C
2
1
D
3
1
E
2
1
F
2
1
G
2
1
H
2
1
I
2
1
J
1
1
K
2
1
L
2
1
M
2
1
Total
25
12
Bobot
0,080
0,038
2
1
3
3
0
1
3
0
3
1
2
1
2
1
2
1
3
1
3
1
3
2
2
1
3
2
31
16
0,099
0,051
Group (D)
Lokasi kantor strategis (E)
Suku bunga tabungan yang
kompetitif (F)
Teknologi yang digunakan
standar (G)
Promosi kurang efektif (H)
Tidak ada inovasi produk (I)
Kurangnya fasilitas (J)
Kemampuan mengakses pasar
terbatas (K)
Kurangnya pelatihan (L)
Merek yang belum dikenal
masyarakat (M)
Total
2
3
1
3
0
2
1
2
3
1
3
2
3
26
0,083
2
3
2
3
2
0
2
3
2
2
3
2
3
29
0,093
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
1
1
3
3
3
3
3
2
1
3
2
1
2
2
0
1
1
2
3
0
2
2
3
2
0
3
2
2
1
0
3
2
2
3
2
1
1
2
3
2
1
3
31
23
20
30
0,099
0,073
0,064
0,096
2
2
3
3
1
2
2
3
1
2
1
2
1
2
2
3
2
3
1
2
0
3
1
0
3
3
20
30
0,064
0,096
2
23
3
36
1
17
2
32
1
22
1
19
1
17
2
25
3
28
1
18
2
29
1
18
0
29
20
313
0,064
1
Lanjutan Lampiran 6.
1. Pemberian Bobot Faktor Eksternal
A. Responden 1
Faktor Penentu
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
Bobot
0
2
2
2
2
2
3
3
2
1
19
0,106
Perkembangan teknologi (B)
2
0
3
2
2
2
2
3
2
2
20
0,111
Perubahan gaya hidup masyarakat (C)
2
1
0
2
2
2
2
2
2
2
17
0,094
Kebutuhan masyarakat akan tabungan (D)
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada pada tingkat
yang stabil (E)
2
2
2
0
2
3
2
2
2
2
19
0,106
2
2
2
2
0
2
2
1
2
1
16
0,089
Ancaman pendatang baru (F)
2
2
2
1
2
0
2
2
2
1
16
0,089
Ancaman produk substitusi (G)
1
2
2
2
2
2
0
2
2
1
16
0,089
Potensi nasabah untuk memilih produk switching
akibat semakin bertambahnya pengetahuan nasabah
(H)
1
1
2
2
3
2
2
0
2
1
16
0,089
2
2
2
2
2
2
2
2
0
1
17
0,094
0,133
Pasar yang besar (A)
Intervensi Pemerintah melalui peraturan-peraturan
(I)
Bank-bank pesaing telah mengembangkan Internet
Banking (J)
Total
B. Responden 2
Faktor Penentu
3
2
2
2
3
3
3
3
3
0
24
17
16
19
17
20
20
20
20
19
12
180
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
1
Total
Bobot
Pasar yang besar (A)
0
2
3
2
2
3
3
2
2
1
20
0,111
Perkembangan teknologi (B)
2
0
3
3
2
3
3
3
2
2
23
0,128
Perubahan gaya hidup masyarakat (C)
1
1
0
2
2
3
3
2
1
1
16
0,089
Kebutuhan masyarakat akan tabungan (D)
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada pada tingkat
yang stabil (E)
2
1
2
0
2
2
3
2
1
1
16
0,089
2
2
2
2
0
3
3
2
2
2
20
0,111
Ancaman pendatang baru (F)
1
1
1
2
1
0
2
2
2
1
13
0,072
Ancaman produk substitusi (G)
Potensi nasabah untuk memilih produk switching
akibat semakin bertambahnya pengetahuan nasabah
(H)
Intervensi Pemerintah melalui peraturan-peraturan
(I)
Bank-bank pesaing telah mengembangkan Internet
Banking (J)
1
1
1
1
1
2
0
1
1
1
10
0,056
2
1
2
2
2
2
3
0
2
1
17
0,094
2
2
3
3
2
2
3
2
0
2
21
0,117
0,133
3
2
3
3
2
3
3
3
2
0
24
16
13
20
20
16
23
26
19
15
12
180
C. Responden 3.
Total
Faktor Penentu
1
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
Pasar yang besar (A)
0
1
1
1
1
3
3
1
1
1
13
0,072
Perkembangan teknologi (B)
3
0
3
2
2
3
3
3
2
2
23
0,128
Perubahan gaya hidup masyarakat (C)
3
1
0
2
1
3
2
2
1
1
16
0,089
Kebutuhan masyarakat akan tabungan (D)
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada pada tingkat
yang stabil (E)
3
2
2
0
1
2
2
2
2
2
18
0,100
3
2
3
3
0
3
3
3
2
3
25
0,139
Ancaman pendatang baru (F)
1
1
1
2
1
0
2
2
1
1
12
0,067
Ancaman produk substitusi (G)
Potensi nasabah untuk memilih produk switching
akibat semakin bertambahnya pengetahuan nasabah
(H)
Intervensi Pemerintah melalui peraturan-peraturan
(I)
Bank-bank pesaing telah mengembangkan Internet
Banking (J)
1
1
2
2
1
2
0
2
1
1
13
0,072
3
1
2
2
1
2
2
0
1
1
15
0,083
3
2
3
2
2
3
3
3
0
3
24
0,133
Total
Bobot
3
2
3
2
1
3
3
3
1
0
21
0,117
23
13
20
18
11
24
23
21
12
15
180
1
Lanjutan Lampiran 6.
1. Hasil Pembobotan Faktor Internal
Faktor Penentu
Pangsa pasar yang jelas (A)
Berskala Nasional (B)
Memiliki standar SDM berkualitas (C)
Bank memiliki mitra bisnis dari Group (D)
Lokasi kantor strategis (E)
Suku bunga tabungan yang kompetitif (F)
Teknologi yang digunakan standar (G)
Promosi kurang efektif (H)
Tidak ada inovasi produk (I)
Kurangnya fasilitas (J)
Kemampuan mengakses pasar terbatas (K)
Kurangnya pelatihan (L)
Merek yang belum dikenal masyarakat (M)
Total
Bobot
R1
0,093
0,071
0,090
0,067
0,074
0,071
0,096
0,080
R2
0,086
0,045
0,083
0,061
0,086
0,061
0,086
0,089
R3
0,080
0,038
0,099
0,051
0,083
0,093
0,099
0,073
0,048
0,083
0,071
0,071
0,087
0,089
0,089
0,073
0,067
0,083
0,064
0,096
0,064
0,096
0,064
Rataan
0,086
0,051
0,091
0,060
0,081
0,075
0,094
0,081
0,067
0,090
0,069
0,078
0,078
1,000
2. Hasil Pembobotan Faktor Eksternal
Faktor Penentu
Pasar yang besar (A)
Perkembangan teknologi (B)
Perubahan gaya hidup masyarakat (C)
Kebutuhan masyarakat akan tabungan (D)
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada pada tingkat yang stabil
(E)
Ancaman pendatang baru (F)
Ancaman produk substitusi (G)
Potensi nasabah untuk memilih produk switching akibat semakin
bertambahnya pengetahuan nasabah (H)
Intervensi Pemerintah melalui peraturan-peraturan (I)
Bank-bank pesaing telah mengembangkan Internet Banking (J)
Total
Bobot
Rataan
R1
0,106
0,111
0,094
0,106
R2
0,111
0,128
0,089
0,089
R3
0,072
0,128
0,089
0,100
0,089
0,089
0,089
0,111
0,072
0,056
0,139
0,067
0,072
0,113
0,076
0,072
0,089
0,094
0,133
0,094
0,117
0,133
0,083
0,133
0,117
0,089
0,115
0,128
1,000
0,096
0,122
0,091
0,098
Lampiran 7. Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peluang (O)
1. Pasar yang besar
1.
2. Perkembangan teknologi
3. Perubahan gaya hidup
masyarakat
2.
4. Kebutuhan masyarakat
akan tabungan
5. Pertumbuhan ekonomi
3.
dan inflasi berada pada
tingkat stabil
4.
Ancaman (T)
1. Ancaman
pendatang
baru
2. Ancaman dari produk
substitusi
3. Potensi nasabah untuk
memilih
product
switching
akibat
semakin bertambahnya
pengetahuan nasabah
4. Intervensi pemerintah
melalui
peraturanperaturan
5. Bank-bank
pesaing
telah mengembangkan
internet banking
Kekuatan (S)
Pangsa pasar yang jelas
Berskala nasional
Memiliki standar SDM berkualitas
Bank memiliki mitra bisnis dari
group
Lokasi kantor strategis
Suku
bunga
simpanan
yang
kompetitif
Strategi S-O
Memanfaatkan pangsa pasar untuk
mengetahui kebutuhan masyarakat
akan tabungan (S1,O4)
Memanfaatkan
SDM
yang
berkualitas untuk cepat tanggap
melakukan identifikasi pasar (S3,O1)
Memberikan suku bunga yang
menarik
sesuai
dengan
perkembangan ekonomi dan inflasi
(S6,O5)
Meningkatkan kerjasama dengan
mitra bisnis agar menambah target
pasar (S4,O1)
Strategi S-T
1. Memanfaatkan
SDM
yang
berkualitas untuk dapat memberikan
service excellent bagi nasabah
(S3,T3)
2. Memberikan suku bunga tabungan
yang kompetitif sebagai kekuatan
perusahaan mengingat ancaman
persaingan dari pendatang baru
maupun produk substitusi (S6,T1,T2)
3. Sebagai perusahaan berskala nasional
dan memiliki pangsa pasar yang
jelas, maka perusahaan harus
menjalin hubungan baik dengan
pemerintah untuk kelangsungan
hidup perusahaan (S1,S2,T5)
Kelemahan (W)
yang
digunakan
standar
Promosi kurang efektif
Tidak ada inovasi produk
Kurangnya fasilitas
Kemampuan mengakses pasar
terbatas
Kurangnya pelatihan karyawan
Merek yang belum dikenal
masyarakat
1. Teknologi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Strategi W-O
1. Meningkatkan teknologi dengan
memanfaatkan
perkembangan
teknologi (W1,O2)
2. Melakukan promosi gencar agar
mencakup pasar yang besar dengan
memanfaatkan
perkembangan
teknologi (W2,O1,O2)
3. Menciptakan produk baru untuk
mengikuti selera pasar (W3,O1)
4. Menambah fasilitas (ATM dan
Internet Banking) agar mampu
melayani pasar dan mengikut
perubahan gaya hidup masyarakat
(W4,O1,O3)
5. Meningkatkan volume penjualan
melalui peningkatan target penjualan
serta perluasan pasar sasaran
menggunakan teknologi (W5,O2)
6. Menambah pelatihan karyawan dan
tenaga marketing agar mampu
mencakup
pasar
yang
besar
(W6,O1)
Strategi W-T
1. Meningkatkan
teknologi
informasi
agar
mampu
mengantisipasi persaingan dengan
bank-bank lain (W1,T5)
2. Melakukan kegiatan promosi
yang intensif dan agresif untuk
menghadapi bank-bank pesaing,
pendatang baru maupun produk
substitusi (W2,T1,T2,T5)
3. Menambah fasilitas (ATM, dan
Internet
Banking),
membuat
inovasi produk agar terciptanya
loyalitas nasabah (W3,W4,T3)
Lampiran 8. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive Score
Pada Strategi 1 (Penetrasi Pasar)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
Attractive Score
R1
R2 R3
Faktor Strategi
Kekuatan
Pangsa pasar yang jelas
Berskala Nasional
Memiliki standar SDM berkualitas
Bank memiliki mitra bisnis dari Group
Lokasi kantor strategis
Suku bunga tabungan yang kompetitif
Kelemahan
Teknologi yang digunakan standar
Promosi kurang efektif
Tidak ada inovasi produk
Kurangnya fasilitas
Kemampuan mengakses pasar terbatas
Kurangnya pelatihan
Merek yang belum dikenal masyarakat
Peluang
Pasar yang besar
Perkembangan teknologi
Perubahan gaya hidup masyarakat
Kebutuhan masyarakat akan tabungan
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada pada
tingkat yang stabil
Rata-rata
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
2
4
3
3
3
2
2
4
3
3
3
3
2
3
4
2
2
3
2
3
3
4
2
2
3
2
3
3
4
2
2
3
2
3
3
4
2
2
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3.
Ancaman
Ancaman pendatang baru
Ancaman produk substitusi
Potensi nasabah untuk memilih produk
switching akibat semakin bertambahnya
pengetahuan nasabah
2
2
2
2
4.
Intervensi Pemerintah melalui peraturanperaturan
3
2
3
3
1.
2.
Bank-bank pesaing telah mengembangkan
Internet Banking
5.
(Berdasarkan Rataan dari Responden 1,2,3)
2
2
2
2
Lampiran 9. Hasil Pengisian Kuesioner QSPM untuk Menentukan Attractive
Score Pada Strategi 2 (Pengembangan produk)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Attractive Score
R1
R2
R3
Faktor Strategi
Kekuatan
Pangsa pasar yang jelas
Berskala Nasional
Memiliki standar SDM berkualitas
Bank memiliki mitra bisnis dari Group
Lokasi kantor strategis
Suku bunga tabungan yang kompetitif
Kelemahan
Teknologi yang digunakan standar
Promosi kurang efektif
Tidak ada inovasi produk
Kurangnya fasilitas
Kemampuan mengakses pasar terbatas
Kurangnya pelatihan
Merek yang belum dikenal masyarakat
Peluang
Pasar yang besar
Perkembangan teknologi
Perubahan gaya hidup masyarakat
Kebutuhan masyarakat akan tabungan
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada
pada tingkat yang stabil
Rata-rata
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Ancaman
Ancaman pendatang baru
Ancaman produk substitusi
Potensi nasabah untuk memilih produk
switching akibat semakin bertambahnya
pengetahuan nasabah
Intervensi Pemerintah melalui peraturanperaturan
2
2
2
2
2
2
2
2
Bank-bank pesaing telah
mengembangkan Internet Banking
3
3
3
3
5.
(Berdasarkan Rataan dari Responden 1,2,3)
Lampiran 10. Hasil Analisis QSPM
No.
1.
2.
3.
4.
Faktor Strategi
Kekuatan
Pangsa pasar yang jelas
Berskala Nasional
Memiliki standar SDM berkualitas
Bank memiliki mitra bisnis dari Group
Lokasi kantor strategis
Suku bunga tabungan yang kompetitif
Kelemahan
Teknologi yang digunakan standar
Promosi kurang efektif
Tidak ada inovasi produk
Kurangnya fasilitas
Kemampuan mengakses pasar terbatas
Kurangnya pelatihan
Merek yang belum dikenal masyarakat
Peluang
Pasar yang besar
Perkembangan teknologi
Perubahan gaya hidup masyarakat
Kebutuhan masyarakat akan tabungan
5.
Pertumbuhan ekonomi & inflasi berada
pada tingkat yang stabil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4.
Ancaman
Ancaman pendatang baru
Ancaman produk substitusi
Potensi nasabah untuk memilih produk
switching akibat semakin bertambahnya
pengetahuan nasabah
Intervensi Pemerintah melalui peraturanperaturan
5.
Bank-bank pesaing telah mengembangkan
Internet Banking
1.
2.
3.
Total
Bobot
Strategi 1
AS TAS
Strategi 2
AS TAS
0,086
0,051
0,091
0,060
0,081
0,075
4
3
3
3
3
2
0,32
0,15
0,27
0,18
0,22
0,15
3
2
3
2
2
2
0,26
0,12
0,27
0,12
0,19
0,15
0,094
0,081
0,067
0,090
0,069
0,078
0,078
3
4
2
2
3
2
3
0,28
0,32
0,13
0,18
0,21
0,16
0,23
3
3
3
3
3
2
3
0,28
0,24
0,20
0,27
0,18
0,16
0,23
0,096
0,122
0,091
0,098
4
3
3
3
0,38
0,37
0,27
0,29
3
2
2
2
0,29
0,24
0,18
0,20
0,113
3
0,339
2
0,23
0,076
0,072
3
2
0,20
0,14
2
2
0,15
0,14
0,089
2
0,18
2
0,18
0,115
3
0,31
2
0,23
0,128
2
0,26
5,55
3
0,38
4,90
Download