BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. Potensi panas bumi di Indonesia mencapai 29.038 MW atau setara dengan 40% dari total potensi dunia. Wilayah potensi panas bumi di Indonesia ini mencakup 276 lokasi yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar di Indonesia (Ditjen EBTKE, 2011). Pulau Sumatera memiliki 86 lokasi potensi panas bumi dari total 276 lokasi yang ada di Indonesia (Ditjen EBTKE, 2011). Salah satu lokasi panas bumi yang cukup potensial adalah Gunung Rajabasa yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Gunung Rajabasa dipilih sebagai lokasi penelitian karena pada kaki Gunung Rajabasa, ditemukan beberapa manifestasi panas bumi seperti mata air panas, mata air hangat, geiser, fumarola, kolam lumpur, dan tanah hangat. Penulis melakukan studi umum berupa pemetaan geologi di kaki Gunung Rajabasa, tepatnya di daerah Waymuli dan sekitarnya, serta studi khusus berupa analisis geokimia air, isotop, serta gas untuk mempelajari fluida panas bumi di Gunung Rajabasa. Hal ini dilakukan karena para peneliti terdahulu belum melakukan pemetaan geologi dalam skala detil. Analisis geokimia yang dilakukan oleh peneliti terdahulu hanya mengkaji geokimia tanah sedangkan penulis akan mengkaji geokimia air dan gas. Data geokimia yang didapatkan dari sampel air dan gas pada manifestasi Gunung Rajabasa digunakan untuk mengetahui proses-proses yang terjadi pada fluida panas bumi di bawah permukaan bumi. Berdasarkan pengetahuan mengenai proses-proses pada fluida panas bumi tersebut, sistem panas bumi di Gunung Rajabasa dapat diketahui. Proses yang terjadi pada fluida panas bumi ini juga dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan tahap eksplorasi dan eksploitasi panas bumi Gunung Rajabasa di kemudian hari. 1 I.2 TUJUAN Tugas akhir ini disusun sebagai syarat kelulusan tingkat Sarjana Strata Satu (S-1) bagi mahasiswa Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Bidang yang diteliti adalah geologi di Waymuli dan sekitarnya yang berupa penyebaran batuan berdasarkan data di permukaan. Penelitian dilanjutkan dengan studi khusus dengan topik geokimia panas bumi Gunung Rajabasa. Aspek geokimia yang diteliti adalah geokimia air, isotop, dan gas dari manifestasi untuk mengetahui sistem panas bumi serta karakteristik fluida panas bumi di Gunung Rajabasa. I.3 BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah pemetaan geologi daerah Waymuli dan potensi panas bumi di Gunung Rajabasa secara umum. Pemetaan geologi ini mencakup geologi, geomorfologi, dan struktur geologi di daerah pemetaan yang didapatkan dari data di permukaan. Pemetaan geologi dilakukan dengan skala 1:10.000. Secara lebih khusus, analisis geokimia air, isotop, dan gas dari manifestasi panas bumi permukaan di Gunung Rajabasa akan dibahas untuk mengetahui proses-proses yang mempengaruhi fluida panas bumi di bawah permukaan. I.4 LOKASI PENELITIAN Penelitian untuk tugas akhir ini meliputi dua jenis penelitian yaitu pemetaan geologi serta penelitian manifestasi panas bumi. Untuk pemetaan geologi, lokasi yang diambil adalah Desa Waymuli yang termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda hingga Desa Kunjir yang termasuk ke dalam Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung (Gambar I.1). Lokasi pemetaan berbatasan dengan Teluk Lampung di bagian selatan. Luas lokasi pemetaan ini adalah 15 km2 (6 km x 2,5 km) yang secara geografis terletak di kaki selatan Gunung Rajabasa dengan koordinat 5°49’00,00”-5°50’20,45” LS dan 105°36’30,00”-105°39’30,00” BT. 2 Lokasi penelitian manifestasi panas bumi terletak di kaki Gunung Rajabasa bagian utara dan selatan. Daerah penelitian kaki utara Gunung Rajabasa berlokasi di Desa Sumur Kumbang dan Desa Kecapi yang memiliki tiga menifestasi berupa mata air hangat dan mata air panas. Daerah penelitian kaki selatan Gunung Rajabasa terletak di Gunung Botak dan Desa Kunjir dengan manifestasi berupa geiser, kolam lumpur, serta fumarola. Gambar I.1 Lokasi penelitian. I.5 TAHAPAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilakukan dengan melewati lima tahapan sebagai berikut: 1. Tahap studi pendahuluan Tahap ini meliputi pembuatan proposal dan melengkapi persyaratan-persyaratan yang diperlukan. Selain itu, peta topografi dan citra satelit juga dipelajari untuk mengetahui morfologi di daerah pemetaan sehingga dapat diperkirakan geomorfologi serta perbedaan satuan batuan. Peta topografi yang digunakan adalah Peta Rupa 3 Bumi Skala 1:50.000 Lembar 1110 dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal, 1993). 2. Tahap studi literatur Tahap ini bertujuan untuk mempelajari geologi regional di Provinsi Lampung secara umum dan geologi daerah penelitian secara khusus yang diambil dari laporanlaporan geologi terbitan terdahulu berupa makalah maupun laporan pemetaan, studi referensi, dan data sekunder lainnya untuk mendapatkan gambaran umum tentang daerah penelitian. Dari tahap ini diharapkan dapat ditarik suatu hipotesis atau interpretasi-interpretasi yang akan dibuktikan di lapangan. 3. Tahap penelitian lapangan Pada tahap ini, pengambilan data lapangan dilakukan berdasarkan peta lintasan yang telah direncanakan pada studi pendahuluan. Pengambilan data ini berupa pengambilan data geologi seperti penentuan lokasi, pencatatan, deskripsi litologi, pengambilan sampel batuan, pengukuran data struktur, dan pengamatan geomorfologi. Sampel batuan yang diambil selanjutnya dianalisis di laboratorium. Pengambilan sampel air dan gas dari manifestasi panas bumi juga dilakukan untuk memperoleh data geokimia air, isotop, dan gas untuk mempelajari sistem panas bumi di Gunung Rajabasa. Pengambilan sampel air, isotop, dan gas dilakukan sesuai prosedur dalam Nicholson (1993). 4. Tahap analisis dan pengolahan data Pada tahapan ini, analisis dan pengolahan data dilakukan di laboratorium disertai diskusi antara penulis dengan pembimbing yang disertai dengan pemahaman terhadap konsep-konsep geologi untuk menghasilkan model yang tepat dan menunjukkan keadaan geologi sesungguhnya. Analisis-analisis yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Analisis petrografi Analisis petrografi dimulai dengan pembuatan sayatan batuan dari sampel batuan yang diambil dari lapangan. Pembuatan sayatan batuan ini dilakukan di 4 Laboratorium Uji Petrologi dan Mineralogi, Pusat Survei Geologi (PSG), Bandung, Jawa Barat. Setelah itu, sayatan batuan dianalisis secara petrografi untuk mengetahui mineral-mineral yang ada serta menentukan nama batuannya. Analisis petrografi dilakukan di Laboratorium Petrografi, Program Studi Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat. b. Analisis struktur geologi Analisis ini dilakukan dengan menggunakan data yang didapatkan di lapangan. Data ini dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Dips versi 5.1 untuk mengetahui kinematika pergerakan sesar serta menentukan nama sesar. c. Analisis kimia air Analisis ini dilakukan di Laboratorium Kimia, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Yogyakarta, Jawa Tengah. Tujuan dari analisis kimia air adalah mengetahui kandungan unsur-unsur seperti Na+, K+, Li+, Ca2+, Mg2+, Cl-, SO42-, HCO3-, B, SiO2, NH3, dan CO2 dalam setiap sampel air yang diambil dari manifestasi panas bumi. d. Analisis kimia gas Analisis ini juga dilakukan di BPPTK untuk mengetahui kandungan unsurunsur seperti He, H2, O2+Ar, N2, CH4, CO, CO2, SO2, H2S, HCl, dan H2O dalam sampel gas yang diambil dari manifestasi panas bumi. e. Analisis isotop Analisis ini dilakukan di Laboratorium Hidrologi dan Panas Bumi, Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN), Jakarta. Tujuan dari analisis isotop adalah mengetahui kandungan isotop stabil berupa δD (deuterium) dan δ18O (oksigen-18) dalam setiap sampel air yang diambil dari manifestasi panas bumi. Hasil dari tahap analisis dan pengolahan data adalah pembuatan peta lintasan, peta geomorfologi, peta geologi, peta manifestasi, karakteristik panas bumi, serta model tentatif panas bumi Gunung Rajabasa. Tahap ini diakhiri oleh pemaparan hasil tahap analisis pada masa kolokium. 5 5. Tahap penulisan laporan Tahapan ini dilakukan dengan mengkompilasi seluruh data primer (didapatkan dari lapangan dan analisis laboratorium) serta data sekunder (didapatkan dari referensi). Penulisan laporan dilakukan dengan diiringi diskusi bersama pembimbing. Hasil akhir dari tahap ini berupa laporan tugas akhir (skripsi). Laporan ini akan dipaparkan pada masa sidang. I.6 PENELITI TERDAHULU Geologi kompleks Gunung Rajabasa telah mendapat perhatian dari beberapa peneliti terdahulu. Para peneliti terdahulu ini melakukan studi geologi regional dan sistem panas bumi di Gunung Rajabasa. Para peneliti terdahulu ini antara lain: 1. Mangga, dkk. (1993), membuat peta geologi regional lembar Tanjung Karang dan membahas geologi umum daerah Lampung. 2. Nazarwin (2004), membahas geologi umum Kabupaten Lampung Selatan. 3. Pusat Survei Geologi (1989 dalam Pusat Survei Geologi, 2009), membahas WKP panas bumi Gunung Rajabasa dengan metode geologi, geokimia, geofisika, dan pemboran dangkal. 4. Suswati, dkk. (2001), membahas geologi umum kompleks Gunung Rajabasa. I.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Tugas akhir ini terdiri dari enam bab. Bab pertama adalah Pendahuluan yang menceritakan latar belakang, tujuan, batasan masalah, lokasi penelitian, tahapan dan metode penelitian, peneliti terdahulu, serta sistematika pembahasan. Bab kedua berisi Geologi Regional Kompleks Gunung Rajabasa yang terdiri dari fisiografi dan morfologi, stratigrafi, serta struktur geologi. Bab ketiga merupakan Tatanan Geologi Daerah Waymuli dan Sekitarnya yang terdiri dari geomorfologi, pola aliran sungai, pola kelurusan, tahapan geomorfik, stratigrafi, dan struktur geologi. Bab keempat 6 adalah Manifestasi Panas Bumi di Gunung Rajabasa yang terdiri dari lokasi dan jenis manifestasi di daerah penelitian, serta analisis geokimia air, isotop, dan gas untuk mengetahui sistem panas bumi di Gunung Rajabasa. Bab kelima berisi Sejarah Geologi. Bab terakhir yaitu bab keenam merupakan Kesimpulan dari semua bab sebelumnya. 7