1. Percobaan Millikan Percobaan Millikan atau dikenal pula sebagai Percobaan oil-drop (1909) saat itu dirancang untuk mengukur muatan listrik elektron. Rober Millikan melakukan percobaan tersebut dengan menyimbangkan gaya-gaya antara gaya gravitasi dan gaya listrik pada suatu tetes kecil minyak yang berada di antara dua buah pelat elektroda. Dengan mengetahui besarnya medan listrik, muatan pada tetes minyak yang dijatuhkan (droplet) dapat ditentukan. Dengan mengulangi eksperimen ini sampai beberapa kali, ia menemukan bahwa nilai-nilai yang terukur selalu kelipatan dari suatu bilangan yang sama. Ia lalu menginterpretasikan bahwa bilangan ini adalah muatan dari satu elektron: 1.602 × 10−19 coulomb (satuan SI untuk muatan listrik). 2. Dalam suatu senyawa ion, yang mengandung ion positif dan negative. Umumnya atom logam yang bermuatan positive cenderung kehilangan electron dan atom non logam yang bermuatan negative cenderung menerima electron dan membentuk senyawa ion. Mereka saling melengkapi kekurangan dan kelebihan electron tersebut dengan cara saling serah terima elektron. Akibatnya, ion positif dan negative tersebut menjadi ion yang netral dengan saling berikatan. 3. Urutan sinar yang memiliki energy tertinggi yaitu Biru (λ=453nm), kuning (λ=595nm), dan merah (λ=660nm) karena energy foton berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya. Efoton = Efoton= energy foton h = tetapan planck (6,6 x 10-34 J.s) f = frekuensi (Hz) λ = panjang gelombang 4. a) Kombinasi bilangan kuantum di atas benar b) n=2 l=1 ml=1 n=3 l=2 ml=1 c) n=7 l=1 ml=1 n=7 l=1 ml=0 n=7 l=1 ml=-1 d) n=3 l=1 ml=1 n=3 l=1 ml=0 n=3 l=1 ml=-1 . 5. a) 3Li = [He] 2s 1 n = 2, l = 0, m = 0, s = +1/2 b) Br (s) + e Br‐ 2 10 5 35Br = [Ar] 4s , 3d , 4p 2 10 6 35Br‐ = [Ar] 4s , 3d , 4p n = 4, l = 1, m = 1, s = ‐1/2 c) Cs+ + e Cs(s) 1 55Cs = [Xe] 6s n = 6, l = 0, m = 0, s = +1/2 d) 2 1 5B = [He] 2s , 2p n = 2, l = 1, m = ‐1, s = +1/2 pada keadaan ground state : 1s2 n = 1, l = 0, m = 0, s = ‐1/2 6. a) Mo3+ + 3e 42Mo 3+ Mo(s) = [Kr] 5s2, 4d1 paramagnetic -2 -1 0 1 2 n=4,l=2, m=-2,s = -1/2 (keadaan paramagnetic) b) Au+ Au(s) + e 79Au + = [Xe] 6s2, 5d10, 4f12 paramagnetic -3 -2 -1 0 1 2 3 n = 4, l = 3, m = 1, s = -1/2 (keadaan paramagnetic) pada Sifat paramagnetic dari Au menjadi meningkat akibat adanya pelepasan satu electron subkulit f. fakta ini adalah konsisten dengan Au yang kehilangan electron di orbital f. 2+ c) Mn + 2e Mn 25Mn 2+ = [Ar] 4s2, 3d3 paramagnetic -2 -1 0 1 2 n = 3, l = 2, m = 0, s = +1/2 (keadaan paramagnetic) pada Sifat paramagnetic dari Mn menjadi meningkat akibat adanya pelepasan dua electron subkulit d. fakta ini adalah konsisten dengan Mn yang kehilangan electron di orbital d. 2+ d) Hf Hf(s) + 2e 2+ 72Hf = [Xe] 6s2, 5d10, 4f3 paramagnetic ‐3 ‐2 ‐1 0 1 2 3 n = 4, l = 3, m = -1, s = +1/2 (keadaan paramagnetic) Sifat paramagnetic dari Hf menjadi meningkat akibat adanya pelepasan dua electron pada subkulit f. Fakta ini adalah konsisten dengan Hf yang kehilangan electron di orbital f. 7. Secara harfiah, Gallium memiliki jari-jari atom yang lebih besar dibandingkan Germanium. Hal ini sangat berpengaruh pada energi ionisasi antara kedua atom tersebut. Meningkatnya jarijari atom juga berpengaruh pada ukuran dari atom tersebut. Selain itu, gaya tarik-menarik antara electron dan inti semakin melemah akibat dari bertambahnya jari-jari atom sehingga electron lebih mudah dilepaskan. Pada kasus ini, Gallium memiliki (IE 1) yang lebih kecil daripada Germanium karena energi yang dibutuhkan untuk melepaskan electron terluar lebih kecil. Untuk (IE 2), Germanium memiliki energi yang lebih positif daripada Gallium. Hal ini juga dipengaruhi oleh jari-jari atom dari Germanium yang lebih kecil dibandingkan Gallium. Hal ini juga berlangsung sama pada (IE 3) dan (IE 4). Dari pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa Ge memiliki energi ionisasi yang lebih tinggi dibandingkan Ga baik dalam IE1, IE2, IE3 dan IE4. Dari keempat IE tersebut, IE4 pada Ge merupakan energi ionisasi yang paling tinggi. 8. Hubungan antara kekuatan ikatan atom terhadap ukuran dari atom tersebut, bahwa semakin besar ukuran atom semakin lemah kekuatan ikatan atom tersebut. Hal ini dikarenakan, apabila ukuran atom besar, maka jarak pusat atom satu dengan atom lain, dimana pusat atom merupakan sumber kekuatan, akan semakin jauh sehingga kuatnya ikatan semakin lemah. Sebaliknya semakin kecil ukuran atom maka semakin kuat ikatannya antara atom satu dengan sejenis yang lainnya karena jarak pusat atom antara satu dengan yang lain semakin dekat. Daftar Pustaka Dr. Istadi, ST, MT, Buku Ajar Kimia Umum, 2009, Semarang : Universitas Diponegoro en.wikipedia.org www.chem-is-try.org