BAB 2A : Asal Mula Tes Psikologi • Sejarah tes psikologi adalah sebuah kisah menarik yang memiliki banyak relevansi dengan praktek-praktek di masa kini. • Bentuk modern tes psikologi bermula pada masa sedikit lebih lama dari 100 tahun silam dalam studi laboratorium tentang pembedaan sensori, ketrampilan motorik dan waktu reaksi. • Francis Galton (1832-1911) menemukan rangkaian tes pertama yaitu gabungan istimewa antara pengukuran sensorik dan motorik. • Orang-orang juga akan menganggap tes sebagai sesuatu yang menarik dan mungin bermanfaat dalam hal pelatihan, mode hidup dan indikasi suatu penyakit. Bentuk Dasar Tes di Cina pada Tahun 2200 SM • Meskipun penggunaan tes psikologi secara luas sebagian besar merupakan suatu fenomena abad 20, para ahli sejarah mencatat bahwa bentukbentuk dasar tes berawal pada sekitar tahun 2200 SM yaitu ketika kaisar Cina memerintahkan para pejabatnya untuk diuji setiap 3 tahun untuk menentukan kelayakan mereka atas suatu jabatan. • Ada lima topik yang dites yaitu : hukum perdata, masalah-masalah militer, pertanian, pajak dan geografi. • Praktek-praktek tes mereka tidak hanya sangat melelahkan padahal tidak perlu demikian, namun orang-orang Cina juga gagal mensahihkan prosedur seleksinya. • Kendati demikian, tampak bahwa program ujian tersebut memang memasukkan kriteria seleksi yang relevan. Fisignomi, Frenologi dan Psikograf • Aristoteles mendata sejumlah besar sifat yang dapat dilihat dari ciri-ciri rambut, dahi, alis, mata, hidung, bibir dan sebagainya. • Karena fisigmoni Lavaterian membaca karakter moral dari ciri-ciri wajah yang tidak dapat diubah dan tanpa disengaja, ia menciptakan sistem visual untuk mengetahui karakter moral permanen seseorang, terlepas dari topeng sosialnya. • Terbentuknya frenologi biasanya diatribusikan pada seorang dokter berkebangsaan Jerman Fraz Joseph Gall (1758-1828). Gall berargumen bahwa otak adalah organ perasaan sekaligus kecakapan dan bahwa otak adalah organ perasaan sekaligus kecakapan dan bahwa kemampuan-kemampuan tersebut terlokalisasi. • Gall dapat mengetahui apakah seorang individu adalah orang yang penuh kasih, pendiam, penuh harapan, suka berkelahi, murah hati, percaya diri, bahagia, suka meniru dilihat dari tonjolantonjolan tulang tengkorak. • Psikograf alat besar menyerupai helm yang dipasang di kepala orang yang dites 32 kecakapan mental. Pada awalnya, psikograf meraih kesuksesan yang spektakuler dan para penggunanya memperoleh sedikit keberuntungan. • Namun pada pertengahan tahun 1930-an skeptisisme menguncang masyarakat dan perusahaan yang memproduksi alat tersebut bangkrut. Era Tes dengan Instrumen Kuningan • Para psikolog eksperimen terdahulu salah mengira proses-proses sensori sederhana sebagai intelegensi. Mereka menggunakan instrumen kuningan untuk mengukur ambang batas sensori dan waktu reaksi adalah inti dari intelegensi. Karena itu, periode ini terkadang disebut sebagai era tes psikologi dengan Instrumen Kuningan. • Galton terobsesi dengan pengukuran dan karier intelektualnya, tampak didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nyaris semua hal bisa diukur. • Galton juga menciptakan teknik mengukur kecantikan, kepribadian, kebosanan terhadap perkuliahan dan kekuatan doa untuk menyebutkan sedikit dari upayaupaya yang telah didata secara rinci oleh penulis biografinya. • Guna meneliti lebih lanjut tentang perbedaan individual, Galton menyiapkan sebuah laboratorium psikomerik di London pada Pameran Kesehatan Internasional pada tahun 1884. • Tes dan pengukuran melibatkan wilayah fisik dan perilaku. Ciri-ciri fisik yang diukur antara lain adalah tinggi, berat, panjang kepala, lebar kepala, jangkauan tangan, panjang jari tengah dan panjang lengan bawah. • Tes-tes perilaku termasuk kekuatan remasan tangan yang diukur dengan dynamometer, kapasitas vital paru-paru yang diukur dengan spirometer, ketajaman visual, nada tertinggi yang dapat didengar, kecepatan meniup dan waktu reaksi (WR) terhadap stimulus visual maupun pendengaran. • Wissler mengumpulkan skor tes mental dan nilai akademik atas lebih dari 300 mahasiswa di Columbia University dan Barnard College. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa hasil tes dapat memprediksi prestasi akademik. Skala Peringkat dan Asal Mulanya • Skala peringkat digunakan secara luas dalam psikologi sebagai cara untuk mengkuantifikasi berbagai jenis variabel psikologis yang subjektif. • Salah satu contoh skala peringkat sederhana mungkin adalah skala sebelas poin yang digunakan para dokter ketika bertanya kepada pasien di ruang gawat darurat. Perubahan Konsep Retardasi Mental pada tahun 1800an • Tes-tes yang dikembangkan oleh Binet pada tahun 1900-an untuk membantu mengidenitifikasi anak-anak di sekolah Paris yang tidak mungkin mendapatkan manfaat dari cara pengajaran biasa. • Rasa kemanusiaan baru terhadap mereka yang mengalami retadarsi mental kemudian memunculkan masalah praktis mengidentifikasikan mereka yang berkebutuhan khusus yang berupaya diatasi oleh tes Binet. • Para praktisi medis menyadari bahwa beberapa di antara mereka memiliki kelemahan psikiatrik menderita penyakit yang dapat disembuhkan yang tidak selalu berarti kuangnya intelegensia sedangkan orang-orang luarbiasa lainnya yaitu mereka yang mengalami retadarsi mental, menunjukkan suatu kesinambungan perkembangan yang lebih besar dan selalu memiliki intelegensi yang lemah. Pengaruh Penelitian Awal Binet terhadap Tesnya • Alfred Binet (1957-1911) menemukan tes intelegensi modern pertama pada tahun 1905. • Binet merupakan penulis yang produktif jauh sebelum ia mengalihkan perhatiannya pada pengetesan intelegensi. Karakteristik penelitian awalnya memasuki materi yang memiliki keterkaitan dengan bentuk berikutnya dari tes intelegensi yang terkenal. Binet dan Tes untuk proses Mental yang lebih Tinggi • Binet dan Victor Henri intelegensi dapat diukur dengan lebih baik melalui proses psikologi yang lebih tinggi ketimbang proses sensori dasar seperti waktu reaksi. • Blind an Damaye (1902) berusaha memperbaiki diagnosis retadarsi mental dengan menggunakan suatu rangkain asesmen dalam 20 area seperti bahasa lisan, pengetahuan tentang bagian-bagian tubuh; kepatuhan terhadap perintah-perintah sederhana; menyebutkan nama-nama objek-objek umum dan kemampuan untuk membaca, menulis serta mengerjakan aritmetika sederhana. • Tiga puluh tes pada skala tahun 1905 terentang dari tes sensori yang sangat sederhana hingga tes abstraksi verbal yang cukup rumit. Karena itu , skala tersebut tepat untuk mengukur seluruh tingkat intelegensi dari retadarsi mental berat hingga bakat tingkat tinggi. Keseluruhan skala tersebut diuraikan dalam Tabel 2.1. • Namun, Binet dan Simon tidak menawarkan metode yang tepat untuk mendapatkan skor total pada skala tahun 1905 mereka. Tujuan mereka adalah klasifikasi bukan pengukuran dan bahwa motivasi mereka sepenuhnya adalah kemanusiaan yaitu untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan penempatan pendidikan khusus. Skala Revisi dan lahirnya IQ • Pada tahun 1908, Binet dan Simon menerbitkan revisi dari skala tahun 1905. Skala tahun 1908 berisi 58 soal atau tes, hampir dua kali lipat jumlah soal tahun 1905. • Dalam tulisannya, Binet sangat menekankan bahwa tingkat mental pasti seorang anak tidak perlu dianggap terlalu serius sebagai suatu pengukuran mutlak intelegensi. • Pada tahun 1916, Terman dan rekan-rekannya dari Stanford merevisi skala Binet-Simon yang menghasilkan Stanford-Binet yaitu tes kesuksesan. • Rekan kerja Binet yaitu Simon berpendapat bahwa konsep IQ sebagai suatu pengkhianatan atas tujuan awal dari skala Binet-Simon. • Pada tahun, 1912 Stern mengajukan pembagian umur mental dengan umur kronologis untuk mendapatkan suatu hasil pembagian intelegensi. • Pada tahun 1916, Terman mengusulkan untuk mengalikan hasil pembagian intelegensi dengan 100 demi menghilangkan pecahan maka lahirlah konsep IQ.