HUBUNGAN SOSIAL ANTAR TEMAN SEBAYA DENGAN

advertisement
HUBUNGAN SOSIAL ANTAR TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU
MENYIMPANG PESERTA DIDIK DI SMP N 1 BATANG ANAI
PADANG PARIAMAN
(Studi Peserta Didik Kelas VIII SMP N 1 Batang Anai)
ARTIKEL
Oleh:
ARMIN
NPM: 12060245
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
HUBUNGAN SOSIAL ANTAR TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU
MENYIMPANG PESERTA DIDIK DI SMP N 1 BATANG ANAI
PADANG PARIAMAN
(Studi Peserta Didik Kelas VIII SMP N 1 Batang Anai)
Oleh:
Armin
Weni Yulastri, M.Pd
Fuaddillah Putra, M.Pd., Kons
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is motivated by the presence of his students who disturb learning. The purpose of
this study to describe: 1) social relations among peers. 2) The behavior of deviant learners.
3) Social relations between peers with deviant behavior of learners. This research is quantitative
descriptive. The study population is all students of class VIII SMP N 1 Batang Anai, Padang
Pariaman regency totaling 276 people. proportional sampling using simple random sampling as
many as 72 students. Instruments used in the study was a questionnaire. As for the use of data
analysis techniques percentage. Results of the study revealed that: 1) social relations learners are in
either category. 2) The behavior deviates learners are in a category quite a lot. 3) there is a
significant relationship between social relationships with peers deviant behavior of learners. Based
on the results of this study recommended the students can enhance social relationships better and
avoid deviant behavior.
Keywords: Social Relations and Deviant Behavior
berteman termasuk memilih teman sebayanya.
Kemampuan berhubungan sosial yang sesuai
dengan tuntutan nilai kehidupan masa
sekarang belum tentu menjamin kemampuan
sosialnya pada masa yang akan datang.
Terkadang mereka mudah terpengaruh oleh
lingkungan sosial yang negatif atau
melakukan perilaku menyimpang seperti
melanggar peraturan-peraturan dan nilai-nilai
yang berlaku di lingkungan mereka tempati.
Meijis et al (2010: 30) menyebutkan
bahwa hubugan yang positif dengan teman
sebaya dapat membantu remaja membangun
perasaan menjadi anak populer dan kemudian
berdampak pada tindakan prososial seperti
kemampuan memecahkan masalah sosial,
membangun hubungan pertemanan, dan
memiliki perilaku sosial yang positif,
sebaliknya jika hubungan tersebut negatif
maka dapat menimbulkan perilaku-perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku dimasyarakat salah satunya adalah
timbulnya perilaku menyimpang.
Menurut Kartasaputra (Herabudin
2015: 90) perilaku menyimpang adalah
PENDAHULUAN
Peserta didik adalah makhluk sosial
yang
selalu
hidup
bersama
dalam
kehidupannya, Peserta didik dikatakan sebagai
makhluk sosial karena peserta didik tidak akan
bisa hidup sendirian tanpa berinteraksi dengan
sesamanya untuk menghasilkan pergaulan
hidup dalam suatu kelompok. Peserta didik
sangat membutuhkan individu lain agar bisa
berinteraksi sosial dan membina hubungan
sosial diantara mereka, karna tidak seorangpun
dapat
memperoleh
kehidupan
yang
menyenangkan dan membahagiakan apabila
orang lain tidak pernah berperan dalam
kehidupannya. Baik buruknya sikap dan
perilaku peserta didik terhadap individu lain
dalam kegiatan sehari-hari di sekolah terwujud
dalam suatu bentuk yang dinamakan
hubungan sosial.
Peserta
didik
yang
sedang
berkembang akan mencoba melakukan
peranan sosial yang baru yang menuntut caracara bertingkah laku sesuai keinginan mereka.
Mereka memutuskan sendiri dengan siapa
1
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok orang yang tidak sesuai atau tidak
menyesuaikan diri dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan
secara sadar maupun yang tidak sadar.
Kemudian Kartono (2011: 14) berpendapat
bahwa perilaku menyimpang adalah tingkah
laku yang tidak adekuat, tidak bisa diterima
oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak
sesuai dengan norma sosial yang ada.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa perilaku menyimpang
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
individu atau sekelompok orang yang
melanggar norma sosial yang berlaku akibat
dari gangguan konsep diri dan emosi.
Menurut
Fatimah (2006:
88)
hubungan sosial adalah suatu hubungan antara
dua individu atau lebih berdasarkan adanya
kesadaran yang satu terhadap yang lainnya,
dimana mereka saling berbuat, saling
mengetahui dan saling mengenal. Sejalan
dengan pendapat Fatimah, Ali (2004: 83)
menyatakan bahwa hubungan sosial adalah
sebagai cara individu bereaksi terhadap orangorang disekitarnya dan bagaimana pengaruh
hubungan itu terhadap dirinya. Hubungan
sosial merupakan hubungan antara manusia
yang satu dengan yang lain yang saling
membutuhkan, yang dimulai dari tingkat yang
sederhana dan terbatas yang didasari dari
kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa
dan bertambahnya usia kebutuhan manusia
semakin kompleks dan dengan demikian
tingkat hubugan sosial juga berkembang
menjadi amat kompleks (Hartono, 2008: 128).
Berdasarkan
pendapat
ahli
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
hubungan sosial adalah upaya sadar yang
dilakukan individu untuk menjalin hubungan
sosial dengan teman sebayanya yang dapat
mempengaruhi tingkah laku individu tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang
penulis lakukan di SMP N 1 Batang Anai pada
tanggal 10 September sampai dengan 16
Desember 2015 pada saat saya melakukan
PPLBK sekolah dan kependidikan terdapat
peserta didik yang berubah tingkah lakunya
akibat dari pergaulan dengan teman sebayanya
yang membuat tingkah lakunya jadi berubah
kearah yang negatif yang dinamakan perilaku
salah suai atau perilaku menyimpang.
Perilaku-perilaku menyimpang peserta didik
tersebut seperti: adanya peserta didik yang
merokok di lingkungan sekolah ketika bergaul
dengan teman-temanya yang merokok, adanya
peserta didik yang meminta-minta uang adik
kelasnya karena diajak oleh teman-temannya
untuk kebutuhan mereka bersama, adanya
peseta didik yang suka mengganggu temannya
dalam belajar akibat dari teman-temanya yang
meribut dikelas dan lain sebagainya.
Selanjutnya dari hasil wawancara
yang penulis lakukan dengan seorang guru BK
pada tanggal 10 Februari 2016 saya
mendapatkan informasi bahwa dari hubungan
sosial itu berhubungan dengan perilaku
menyimpang peserta didik seperti: Adanya
peserta didik yang berkelahi bersama-sama
dalam bentuk geng, adanya peserta didik yang
cabut bersama, adanya peserta didik yang
merokok bersama dan lain-lain. Sejalan
dengan waktu yang sama saya juga melakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran dan
saya mendapatkan informasi bahwa dari
hubungan sosial teman sebaya itu ada
hubungannya dengan perilaku menyimpang
peserta didik seperti: adanya peserta didik
yang meribut bersama-sama di kelas, adanya
peserta didik yang menurun prestasi
belajarnya karena bergaul dengan peserta
didik yang nakal, adanya peserta didik yang
jarang masuk kelas karna megikuti temannya
yang tidak masuk kelas, adanya penurunan
rasa sopan santun peserta didik, dan adanya
peserta didik yang menyendiri dikelas karna
kurangnya hubungan sosialnya. Berdasarkan
fenomena di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang
“Hubungan sosial antar teman sebaya dengan
perilaku menyimpang peserta didik di SMP N
1 Batang Anai”.
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Adanya peserta didik yang saling
mengganggu teman dalam belajar
2. Adanya peserta didik secara bersama-sama
meminta uang secara paksa kepada
temannya
3. Adanya peserta didik yang suka cabut
bersama
4. Adanya peserta didik yang sama-sama
merokok di sekolah
5. Terjadinya penurunan rasa sopan dan
santun peserta didik
6. Adanya siswa yang jarang masuk kelas
karna bergaul dengan temannya yang nakal
7. Adanya penurun prestasi peserta didik
8. Adanya peserta didik yang menurun minat
belajarnya.
Berdasarkan identifikasi masalah di
atas, maka batasan masalah dalam penelitian
ini adalah :
2
1. Hubungan sosial antar teman sebaya di
SMP N 1 Batang Anai
2. Perilaku menyimpang peserta didik di
SMP N 1 Batang Anai
3. Hubungan sosial antar teman sebaya
dengan perilaku menyimpang peserta didik
di SMP N 1 Batang Anai.
persentase yang dikemukakan oleh Yusuf
(2007: 224).
P
f
100
N
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hubungan Sosial Antar Teman Sebaya
Dapat disimpulkan bahwa hubungan
sosial peserta didik di SMP N 1 Batang
Anai Kabupaten Padang Pariaman berada
pada kategori baik dengan persentase
52,78 %.
b. Perilaku Menyimpang
Dapat disimpulkan bahwa perilaku
menyimpang peserta didik di SMP N 1
Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
berada pada kategori cukup banyak dengan
persentase 50,00 %.
c. Hubungan Sosial antar Teman Sebaya
dengan Perilaku Menyimpang
Bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara hubungan sosial teman
sebaya dengan perilaku menyimpang,
dimana nilai rhitung sebesar 0,823 dan
rtabel
0,233,
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara hubungan sosial
antar teman sebaya dengan perilaku
menyimpang di SMP N 1 Batang Anai
Padang Pariaman.
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
hubungan sosial peserta didik di SMP N 1
Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
diketahui bahwa hubungan sosial peserta
didik dari 72 orang ada 38 orang berada
pada kategori baik dengan persentase
52,78%, selanjutnya 27 orang peserta didik
dengan persentase 37,50% berada pada
kategori cukup baik, kemudian 7 orang
peserta didik dengan persentase 9,72%
berada di kategori sangat baik, selanjutnya
tidak terdapat peserta didik yang berada
pada kategori sangat kurang baik dan
kurang baik.
Hasil penelitian hubungan sosial
antar teman sebaya peserta didik di SMP N
1 Batang Anai Padang Pariaman barada
pada kategori kurang baik.
Menurut
Alisyahbana, dkk (Ali, 2006: 85)
hubungan sosial diartikan sebagai caracara individu bereaksi terhadap orangorang disekitarnya dan bagaimana
pengaruh hubungan itu terhadap dirinya.
hubungan sosial ini mula-mulanya dimulai
dari lingkungan rumah sendiri kemudian
berkembang lebih luas lagi kelingkungan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
bulan Juli 2016 di SMP N 1 Batang Anai,
alasan peneliti memilih sekolah ini sebagai
tempat penelitian karena masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini di temukan di
SMPN 1 Batang Anai mengenai hubungan
sosial.
Penelitian ini bersifat deskriptif
kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan
menggambarkan atau menjelaskan peristiwa
atau kejadian pada masa sekarang. Selanjutnya
menurut Sugiyono
(2013:31) penelitian
deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis
penelitian yang bertujuan mendeskripsikan
secara sistematis, aktual, fakta dan akurat
mengenai faktor-faktor dan sifat populasi
tertentu atau mencoba menggambarkan
fenomena secara detail. Selajutnya Menurut
Yusuf (2005: 84) menjelaskan penelitian
korelasional merupakan suatu tipe penelitian
yang melihat hubungan antara satu atau
beberapa variabel satu dengan variabel yang
lain.
Disimpulkan
bahwa
penelitian
deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang
dilaksanakan berdasarkan kepada masalah
yang sedang terjadi sekarang dan bertujuan
untuk menggambarkan secara tepat suatu
keadaan, sehingga pemahaman terhadap
permasalahan lebih jelas. Penelitian ini akan
mengungkapkan dan menggambarkan apa
adanya mengenai bagaimana hubungan sosial
teman sebaya terhadap perilaku menyimpang
peserta didik.
Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner atau angket, yang berisikan
seperangkat pernyataan yang harus dipilih
oleh responden yang digunakan untuk
memperoleh berbagai keterangan tentang
subyek penelitian yang diberikan oleh
responden menjadi data. Data-data yang telah
dikumpulkan dari responden akan dianalisa
untuk melihat bagaimana hubungan sosial
teman sebaya terhadap perilaku menyimpang
peserta didik di SMP N 1 Batang Anai
kecamatan padang pariaman, data tersebut
dianalisis dengan menggunakan teknik
3
sekolah , dan dilanjutkan kepada
lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu
tempat berkumpulnya teman sebaya, baru
kemudian
dengan
teman-temannya
disekolah. Sejalan dengan pendapat diatas,
Fatimah (2006: 88) menjelaskan hubungan
sosial anak pada dasarnya merupakan
kemampuan berhubungan dan berinteraksi
dengan lingkungan sosial budayanya.
a. Perilaku Menyimpang
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
perilaku menyimpang peserta didik di
SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman diketahui dari 72 orang ada 36
orang berada pada kategori banyak dengan
persentase 50,00%, selanjutnya 32 orang
peserta didik dengan persentase 44,44%
berada pada kategori banyak, kemudian 4
orang peserta didik dengan persentase
5,56% berada di kategori sangat banyak,
selanjutnya tidak terdapat peserta didik
yang berada pada kategori sedikit dan
sangat sedikit.
Berdasarkan keterangan di atas, hasil
penelitian perilaku menyimpang di SMP N
1 Batang Anai Padang Pariaman berada
pada kategori cukup banyak. Menurut
Waluya (2007: 88) perilaku menyimpang
adalah perilaku yang dinyatakan sebagai
suatu pelanggaran terhadap norma-norma
kelompok atau masyarakat. Defenisi
perilaku
menyimpang
banyak
dikemukakan oleh para ahli sosiolog yakni
Horton
(Waluya,
2007:
88)
mengemukakan penyimpangan adalah
setiap prilaku yang dinyatakan sebagai
pelanggaran
terhadap
norma-norma
kelompok
atau
masyarakat.
Zader
(Waluya, 2007:88) mengatakan perilaku
menyimpang adalah perilaku yang
dilakukan oleh sejumlah besar orang
dianggap sebagai suatu yang tercela dari
luar batas-batas toleransi.
b. Hubungan Sosial Antara Teman Sebaya
dengan Perilaku Menyimpang
Berdasarkan hasil analisis data yang
telah dilakukan, bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara hubungan sosial
teman
sebaya
dengan
perilaku
menyimpang, dimana nilai r hitung sebesar
0,823 dan rtabel 0,233, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara hubungan sosial
antar teman sebaya dengan perilaku
menyimpang di SMP N 1 Batang Anai
Padang Pariaman.
Hubungan sosial anatar
teman
sebaya dengan perilaku menyimpang
peserta didik hasil peneliti diperoleh
korelasi dapat diterima dan terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel
X dengan variabel Y yang menunjukkan
arah
hubungan
yang
signifikan.
Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh
gambaran bahwa semakin baik hubungan
sosial maka semakin sedikit terjadinya
perilaku menyimpang bagi peserta didik
hal sesuai dengan pendapat Meijis et al
(2010: 30) menyebutkan bahwa hubugan
yang positif dengan teman sebaya dapat
membantu remaja membangun perasaan
menjadi anak populer dan kemudian
berdampak pada tindakan prososial seperti
kemampuan memecahkan masalah sosial,
mampu membangun hubungan pertemanan
baik, dan memiliki perilaku sosial yang
positif, sebaliknya jika hubungan tersebut
negatif maka dapat menimbulkan perilakuperilaku yang tidak sesuai dengan nilainilai yang berlaku dimasyarakat salah
satunya adalah timbulnya perilaku
menyimpang.
Desmita (2009: 30) menjelaskan
bahwa hubungan sosial antara teman
sebaya adalah salah satu aktifitas yang
dilakukan individu dengan individu yang
seumuran dengan mereka, dimana aktifitas
itu dapat terjadi di dalam proses belajar
dan pembelajaran di sekolah. Selanjutnya
Ruhidawati (2005: 30) menjelaskan bahwa
hubungan sosial antar teman sebaya adalah
terjadinya hubungan antara peserta didik
yang lainnya, dimana pada saat itu peserta
didik cenderung menarik diri dari orang
tua, dan mendekatkan diri dengan teman
sebayanya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan sosial dengan perilaku menyimpang
peserta didik SMP Negeri 1 Batang Anai
Kabupaten Padang Pariaman, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Hubungan Sosial Peserta Didik SMP
Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman berada pada kategori baik.
2. Perilaku Menyimpang peserta didik SMP
Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang
Pariaman berada pada cukup banyak.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara
hubungan sosial antar teman sebaya
dengan perilaku menyimpang peserta didik
SMP Negeri 1 Batang Anai Kabupaten
Padang Pariaman.
4
Hartono. 2008. Perkembangan peserta didik.
Jakarta: Rineka Cipta
Herabudin. 2015. Pengantar sosiologi.
Bandung: CV Pustaka Setia
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diperoleh, maka dapat diberikan beberapa
saran sebagai berikut.
1. Peserta didik, agar lebih bisa menjalin
hubungan sosial yang lebih baik dengan
teman-teman sebayanya agar terhindar dari
permusuhan antara peserta didik, dan juga
diharapkan untuk dapat menghindari diri
dari perilaku-perilaku yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku di sekolah.
2. Guru BK, dari hasil penelitian ini
diharapkan guru BK hendaknya peka
dalam penanganan dan pencegahan
masalah yang dihadapi oleh peserta didik,
dan juga guru BK memberikan layananlayanan yang tepat kepada peserta didik
agar peserta didik terhindar dari perilakuperilaku yang tidak sesuai dengan nilainilai dan norma yang berlaku disekolah.
3. Wali Kelas, supaya agar dapat bekerja
sama dengan guru Bimbingan dan
Konseling dalam penenganan masalah
yang dihadapi oleh peserta didik.
4. Guru Bidang Studi, supaya dapat
membantu atau lebih memperhatikan
hubungan sosial antar teman sebaya
dengan perilaku menyimpang peserta
didik.
5. Pengelola Program Studi BK, agar terus
mempersiapkan
mahasiswa
yang
berkualitas yang kaya akan wawasan dan
keterampilan
untuk
dapat
terjun
dilapangan sebagai guru BK yang
bermartabat.
6. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan
bahan pertimbangan dan bahan rujukan
untuk melakukan penelitian lanjutan
terkait dengan hubungan sosial dan
perilaku menyimpang dengan kajian
penelitian yang lebih mendalam. Peneliti
merekomendasikan
kepada
peneliti
selanjutnya untuk meneliti tentang
pengaruh perilaku menyimpang terhadap
mental.
Kartono.
kartini. 2011. patologi sosial.
Jakarta: Raju Grafindo Persada.
Meijs et al. 2010. Social Intellgence and
Academic Achievement as Predictors
of Adolecent Popularity. Jounarl
Youth Adolescent, 39 (1), 62-72.
Ruhidawati. 2005. Pengaruh pola pengasuhan
kelompok teman sebaya dan aktifitas
remaja terhadap kemandirian (tesis).
Bogor: Sekolah pasca sarjana
institute pertanian Bogor.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi. Bandung. PT
Setia Purnama Inves.
Yusuf
KEPUSTAKAAN
Ali, Muhammad . 2004. Psikologi Remaja.
Jakarta: Bina Aksara.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fatimah, Enung. 2006. Perkembangan pesrta
didik. Bandung: Pustaka Setia.
5
A. Muri. 2005. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian. Padang: UNP
Pres.
Download