BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ISI

advertisement
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ISI
4.1. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal Bisnis
4.1.1. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis
Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis lingkungan eksternal bisnis
perusahaan.
4.1.1.1 Analisis Lima (5) Daya Porter
Salah satu metode analisis yang digunakan dalam menganalisis lingkungan
eksternal bisnis pada PT Prime Capital Securities adalah Lima (5) Daya Porter
(Gambar 4.1). Lima Daya Porter bertujuan untuk menentukan potensi keuntungan
dalam industri yang diukur berdasarkan pengendalian jangka panjang terhadap modal
yang diinvestasikan serta mendapatkan peran kompetitif sistem informasi baru untuk
dapat berkompetisi dalam industri.
85
86
Gambar 4.1 Lima (5) Daya Porter pada PT Prime Capital Securities
1. Ancaman pendatang baru
Dalam kaitannya dengan ancaman pendatang baru, terdapat beberapa
penghalang untuk mencegah pendatang baru masuk dalam industri yang sama
yaitu :
-
Kompleksnya permodalan berkaitan peraturan yang ditetapkan oleh BEI
dalam menjadikan suatu perusahaan untuk terdaftar dalam BEI.
PT Prime Capital Securities sebagai suatu perusahaan efek mempunyai
jasa, berupa perantara transaksi penjualan atau pembelian efek
(brokerage). Untuk menjadi suatu perantara transaksi tersebut, PT. Prime
87
Capital Securities harus terdaftar langsung dalam BEI dan hal tersebut
diatur oleh peraturan BEI yang menyatakan bahwa untuk menjadi
perusahaan yang tercatat dalam BEI harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu :
o Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva
Berwujud Bersih (Net Tangible Asset) sekurang-kurangnya Rp
100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah).
o Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemegang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek.
Dengan adanya peraturan tersebut, pendatang baru membutuhkan modal
yang tinggi untuk dapat menjadi perantara transaksi penjualan atau
pembelian efek (brokerage).
-
Persiapan infrastruktur keuangan yang matang yang berkaitan dengan
prosedur pencatatan calon perusahaan efek BEI.
Dalam peraturan yang ditetapkan oleh BEI juga terdapat pengaturan
terhadap infrastruktur keuangan internal yaitu :
o Laporan Keuangan Calon Perusahaan Tercatat telah diaudit
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun buku terakhir, dengan ketentuan
Laporan Keuangan Auditan 2 (dua) tahun buku terakhir dan
Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
88
-
Selain itu dengan banyaknya broker terutama broker asing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) membuat anggota bursa mudah terpengaruh dengan
broker asing. Bila tidak berhati-hati maka akan mudah terpedaya. Untuk
itu Bapepam LK mulai mengatur jumlah broker asing di bursa.
Rencananya mereka membatasi perusahaan efek di bursa. Caranya dengan
memperketat ijin daftar broker asing.
2. Kekuatan pembeli
Kekuatan pembeli dari PT Prime Capital Securities adalah pemodal yang akan
membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi
atau disebut juga investor yang mayoritas berasal dari Jakarta. Sebelum
membeli saham yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan
analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek
usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :
•
Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan
diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk
deviden.
•
Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka
semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
89
•
Berdagang.
Saham
dijual
kembali
pada
saat
harga
tinggi,
pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat
menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.
Investor dapat dikategorikan menjadi 2 jenis:
-
Investor retail.
Investor retail merupakan investor perseorangan yang melakukan jual beli
atas efek pada rekeningnya.
-
Investor grup.
Investor grup merupakan investor badan yang melakukan jual beli atas
efek pada rekeningnya.
3. Kekuatan pemasok
-
Bursa Efek Indonesia
Merupakan penggabungan antara bursa efek Jakarta dengan bursa efek
Surabaya. BEI merupakan badan yang ditunjuk pemerintah untuk
memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa
kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui
media cetak dan elektronik. Bursa efek ini akan memfasilitasi
perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income), maupun
perdagangan derivatif (derivative instruments).
90
-
BAPEPAM (Badan Pengawasan Pasar Modal)
Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal
dilakukan oleh BAPEPAM yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan
pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan
pemodal dan masyarakat.
Dalam
melaksanakan
fungsi
tersebut,
BAPEPAM
mempunyai
kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan, dan pendaftaran kepada
para pelaku Pasar Modal, memproses pendaftaran dalam rangka
Penawaran Umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundangundangan di bidang Pasar Modal, dan melakukan penegakan hukum atas
setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal.
Wewenang
Pada pasal 5 UU Pasar Modal, BAPEPAM berwenang untuk:
a.
Memberi :
1) Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan
Efek, Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek.
2) Izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil
91
Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi.
3) Persetujuan bagi Bank Kustodian.
b.
Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat.
c.
Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan
untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk
manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya
komisaris dan atau direktur yang baru.
d.
Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta
menyatakan,
menunda
atau
membatalkan
efektifnya
Pernyataan
Pendaftaran.
e.
Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal
terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undangundang dan atau peraturan pelaksanaanya.
f.
Mewajibkan setiap Pihak untuk :
1) menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan
dengan kegiatan di Pasar Modal.
2) mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat
yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud.
g.
Melakukan pemeriksaan terhadap :
1) setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan
92
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada BAPEPAM.
2) Pihak
yang
dipersyaratkan
memiliki
izin
usaha,
izin
orang
perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan
Undang-undang.
h.
Menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka
pelaksanaan wewenang BAPEPAM sebagaimana dimaksud dalam huruf.
i.
Mengumumkan hasil pemeriksaan.
j.
Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek
atau menghentikan transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu
tertentu guna melindungi kepentingan pemodal.
k.
Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu
tertentu dalam hal keadaan darurat.
l.
memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalakan atau
menguatkan pengenaan sanksi dimaksud.
m. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan
penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal.
n.
Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat
sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang Pasar Modal.
o.
Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas UUPM atau
93
peraturan pelaksanaannya.
p.
Menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan
dalam Pasal 1 angka 5 UU PM.
q.
Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan Undang-undang Pasar
Modal.
Fungsi
Dijelaskan dalam pasal 3 Kepmenkeu RI No : 503/KMK.01/1997 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal, fungsi BAPEPAM adalah:
a.
Penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal.
b.
Pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari BAPEPAM dan Pihak lain yang bergerak di Pasar
Modal.
c.
Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan
Publik.
d.
Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.
e.
Penetapan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal.
f.
Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok BAPEPAM sesuaidengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan
94
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan adanya wewenang dan fungsi, BAPEPAM menjadi pihak
yang penting dalam bisnis pasar modal.
-
KSEI
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memperoleh izin usaha
sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dari Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Sesuai dengan
ketentuan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
KSEI berfungsi untuk menyediakan jasa kustodian sentral dan
penyelesaian transaksi Efek yang teratur, wajar, dan efisien.
Layanan jasa KSEI disediakan bagi Pemegang Rekening, yang terdiri atas
Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. Pemegang Rekening akan mencatat
data Sub Rekening Efek milik investor yang menjadi nasabah Pemegang
Rekening KSEI, sehingga Emiten dapat memantau secara langsung
kepemilikan masing-masing Efek yang disimpan di KSEI. Hal ini
menunjukkan adanya transparansi dan perlindungan bagi para investor di
Pasar Modal Indonesia kian terasa.
95
-
KPEI
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai mitra pengimbang
sentral (central counterparty) dalam kegiatan kliring dan penyelesaian
transaksi terhadap lebih dari 120 perusahaan Efek yang terdaftar di Bursa,
berkewajiban untuk menerapkan standard-standard internasional dalam
proses otomatisasi proses kliring dan penyelesaian transaksi bursa.
-
Emiten
Emiten adalah pihak yang menawarkan atau menjual efek kapada
masyarakat melalui Pasar Modal. Menurut UU Pasar Modal pasal 1 angka
6, Emiten adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran umum.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi emiten yang akan Go Public :
Emiten harus memenuhi ketentuan BAPEPAM tentang :
•
Tata cara pendaftaran dalam rangka Penawara Umum.
•
Pedoman mengenai bentuk dan isi persyaratan pendaftaran dalam
rangka Penawaran Umum.
•
Pedoman mengenai bentuk dan isi prospektus dan prospektus
ringkas dalam rangka Penawaran Umum.
•
Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan dalam rangka
Penawaran Umum.
96
Proses Pencatatan Efek Emiten di BEI:
1. Calon Perusahaan terbuka atau Emiten mengajukan permohonan
pencatatan
ke Bursa dan
kemudian
BEI akan mengevaluasi
permohonasn tersebut apakah sesuai dengan pencatatan di
Bursa. Selanjutnya calon Emiten tersebut melakukan persentasi
seputar kinerja perusahaannya.
2. Jika memenuhi syarat, BEI akan memberikan surat persetujuan
prinsip pencatatan yang dikenal dengan istilah perjanjian
pendahuluan.
3. Calon Emiten mengajukan pernyataan pendaftaran ke BAPEPAM.
4. Apabila telah mendapat pernyataan efektif dari BAPEPAM, maka
calon Emiten melakukan proses penawaran umum atau disebut
juga initial public offering.
5. Emiten membayar biaya pencatatan.
6. BEI mengumumkan pencatatan efek tersebut di Bursa.
Selain dengan berbagai kekuatan pemasok diatas, dengan adanya RUU
JPSK (Jaring Pengaman Sistem Keuangan), maka dimungkinkan ada
stakeholders yang terlibat dalam perusahaan sekuritas, yakni: BI, LPS
(Lembaga Penjamin Simpanan), dan Kementrian Keuangan.
97
4. Ancaman produk pengganti
-
Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi
Pilihan investasi ini dikatakan sebagai investasi yang baik karena tingkat
bunga ditawarkan lebih baik dari bunga deposito, pajak yang rendah, serta
investasi dijamin oleh Negara.
-
Reksadana
Reksadana saham dikatakan sebagai salah satu produk subtitusi yang patut
untuk diperhatikan. Dalam kinerja reksadana saham yang telah dilakukan
penelitian atas kinerjanya dalam jangka beberapa tahun (1 tahun, 3 tahun,
dan 5 tahun), terdapat suatu konsistensi terhadap tingkat pengembalian
yang terdapat dalam reksadana saham ini (Gambar 4.2).
Gambar 4.2 Kinerja Reksadana Dana Saham 2010
98
Sempat juga dilansir bahwa reksa dana juga memperlihatkan rerata tingkat
pengembalian beragam pada Januari 2010-Januari 2011, yaitu 20% hingga
25%. Dalam sumber lain, data badan pengawas pasar modal lembaga
keuangan (BAPEPAM-LK), sampai Juli 2010, total dana kelolaan
reksadana pasar uang mencapai Rp7,55 triliun, naik 44,66 persen daripada
akhir 2009 yang membukukan Rp5,22 triliun. Dapat disimpulkan bahwa
peminat akan reksadana saham ini akan terus meningkat.
-
Emas
Situasi dunia yang tidak stabil telah membawa investor untuk mencari
perlindungan akan investasinya, hal tersebut membuat emas menjadi
pilihan investasi yang berdaya lindung stabil dan cenderung meningkat.
Harga emas menetapkan tempatnya sebagai pilihan investasi dengan
kinerja mingguan terbaik sejak Desember 2010. Harga emas mencatat
lonjakan 21,33% untuk periode Januari 2010-Januari 2011.
5. Kekuatan pesaing
-
Dalam cakupan lingkungan bisnis PT. Prime Capital Securities, terdapat
pesaing-pesaing yang diidentifikasi mempunyai kekuatan yang serupa dari
sisi value yang dimiliki perusahaan yang dipaparkan oleh BEI sendiri
(Gambar 4.3). Pesaing-pesaing yang diindentifikasi yaitu :
o HARITA KENCANA SECURITIES
o DONGSUH SECURITIES
99
o BINAARTHA PARAMA
o DANPAC SEKURITAS
o EVERGREEN CAPITAL
o HD CAPITAL Tbk.
o ANUGERAH SECURINDO INDAH
o BUANA CAPITAL
o PROFINDO INTERNATIONAL SECURITIES
o NISP SEKURITAS
o ARTHA SECURITIES INDONESIA
o UNIVERSAL BROKER INDONESIA
o BUMIPUTERA CAPITAL INDONESIA
Gambar 4.3 Perbandingan Value PT Prime Capital Securities terhadap Pesaing
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2011
100
4.1.1.2
Analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, dan
Teknologi)
Untuk melakukan analisis eksternal bisnis PT Prime Capital Securities, maka
metode lain yang dapat digunakan adalah PEST (Politik, Ekonomi, Sosial dan
Teknologi). Keterkaitan dari masing-masing faktor tersebut di atas dalam perusahaan
adalah sebagai berikut:
4.1.1.2.1 Politik
Dalam lingkungan saham, faktor politik menjadi suatu pemicu akan
pergerakan saham. Isu-isu yang terdapat dalam lingkungan politik menyebabkan
adanya sentimen negatif maupun positif terhadap pergerakan investor dalam bermain
saham. Permainan jual beli saham yang melibatkan pihak tertentu akan membuat
pergerakan saham menjadi fluktuatif tergantung dari pengaruh kepercayaan yang
diberikan ke pasar secara tidak langsung. Menurut salah satu pengamat pasar modal
dari PT. BNI Securities Tbk, M. Altafih, pergerakan harga saham yang tidak lain
disebabkan oleh permainan investor dipengaruhi oleh faktor-faktor politik misalnya
sidang paripurna yang akan membawa serta keputusan-keputusan politik yang akan
berimbas ke lingkungan luar. Salah satu hasil paripurna DPR yang menyimpulkan
proses bailout Bank Century salah semakin menambah ketidakpastian.
Sebagai bagian dari pelaku perekonomian dunia, Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh krisis global yang terjadi. Baik sektor moneter, riil, dan finansial akan
mengalami pengaruh negatif, walaupun dengan persentase yang bervariasi. Dampak
101
dari sektor moneter diantaranya adalah penurunan nilai rupiah terhadap dollar dan
ambruknya IHSG di bursa akibat penarikan dana/investasi oleh para investor asing.
Hal ini kemudian memicu terjadinya panic selling yang menyebabkan IHSG makin
terpuruk. Investor cenderung untuk mengamankan dahulu profit mereka sambil
menunggu kepastian dari krisis di Mesir.
Selain itu pengaruh hal politik dalam pasar modal dapat disebabkan oleh
mundurnya seorang pejabat, contoh seperti pengunduran diri Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati pada tahun 2010 yang mengakibatkan menurunnya IHSG (Index
Harga Saham Gabungan). Pasar uang dan saham merespons negatif keputusan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengundurkan diri sebagi Menteri
Keuangan dan menerima tawaran menjadi Direktur Pelaksana (Managing Director)
Bank Dunia mulai pada tanggal 1 Juni 2010. Indeks harga saham gabungan di Bursa
Efek Indonesia terus melemah sejak Sri Mulyani mengumumkan pengunduran
dirinya dua hari lalu.
Faktor Sri Mulyani dalam kejatuhan pasar saham ini terlihat sejak
pengunduran dirinya diumumkan.
Dalam penutupan perdagangan 1 hari setelah
pengumuman pengunduran diri Sri Mulyani, indeks harga saham gabungan turun
sebesar 35,62 poin (1,25 persen) ke level 2.810,6 dari posisi sebelumnya pada level
2.846,2. Di tengah sesi perdagangan hari ketiga penurunan indeks mendekati 100
poin, menjadi 2710 (Gambar 4.4). Penurunan terjadi empat hari berturut-turut ini
memangkas indeks hingga 160,6 poin (5,41 persen) dari rekor tertinggi seminggu
sebelum pengunduran diri Sri Mulyani sebesar 2.971, dan menyebabkan indeks jatuh
di level terendahnya sejak 1 April 2010.
102
IHSG
2850
2800
2750
2700
2650
2600
1 Hari setelah Pengunduran 2 Hari setelah pengunduran 3 Hari setelah pengunduran Gambar 4.4 Pengaruh Pengunduran Diri Sri Mulyani terhadap IHSG
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2010/05/07/brk,20100507246208,id.html
(Tanggal Akses 1 Maret 2011)
4.1.1.2.2 Ekonomi
Fakor lain yang ikut dalam memberikan pengaruh terhadap keputusan
investor dalam memainkan sahamnya yaitu faktor ekonomi. Pergolakan ekonomi baik
internal maupun ekternal membawa suatu estimasi terhadap ketahanan ekonomi suatu
Negara yang membawa pemikiran ke investor pasar modal. Analisis PT Lautandhana
Securities Willy Sanjaya mengatakan bahwa keputusan investor terpengaruh oleh
tingkat inflasi yang naik maupun turun, contohnya seperti pada keterpurukan saham
dipicu oleh inflasi China yang turun 2%, sehingga sempat memberi kekuatiran
103
kepada investor pada tahun 2010 kemarin. Faktor ekternal yang tidak terduga juga
dapat menyebabkan investor-investor baru untuk masuk kedalam pasar modal, seperti
krisis Irlandia.
Bursa Eropa juga ikut ambil bagian dalam memberikan pengaruh terhadap
pergerakan investor asing dalam melakukan perdangangan akan saham lokal, yang
dalam hal ini adalah saham-saham Bakrie 7 yang memang merupakan saham favorit
bagi investor-investor asing. Hal tersebut memberikan suatu pandangan bagi investorinvestor lokal untuk menentukan arah pergerakan saham gabungan (IHSG). Selain itu
komponen ekonomi lain yang ikut memberikan pengaruh yaitu berkaitan dengan
kenaikan harga minyak dunia yang membawa pengaruh pada penguatan rupiah di
pasar. Minyak dunia yang semakin tidak terkendali tersebut kemudian direspon oleh
seluruh negara di dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Pemerintah
Indonesia, yang kala itu dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan
berdasarkan persetujuan DPR akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM di
Indonesia yaitu sekitar 30%. Pemerintah berdalih harus menaikkan harga BBM
dikarenakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit
akibat pemberian subisidi BBM yang terlalu tinggi kepada masyarakat. Untuk
menutupi defisit tersebut, pemerintah merasa harus mengurangi porsi subsidi yang
diberikan kepada masyarakat agar dapat mencerminkan harga minyak dunia yang saat
ini bergejolak di pasar.
Kondisi ini kemudian mempengaruhi iklim investasi di Indonesia secara
keseluruhan. Dalam jangka pendek, kenaikan harga BBM tersebut disikapi para
pelaku pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai indikator investasi. Berdasarkan
104
argumen tersebut, maka sangatlah mungkin reaksi negatif dari para pelaku pasar
modal dapat terjadi setelah pengumuman kenaikan tersebut. Namun, jika yang terjadi
sebaliknya yaitu bahwa kenaikan harga BBM justru direspon positif oleh pelaku
pasar, maka kesimpulan sederhana yang dapat diambil dari dampak peristiwa
pengumuman tersebut adalah bahwa naiknya harga BBM memberikan stimulus
positif pada perekonomian Indonesia.
Pada dasarnya, para pelaku pasar, yang biasa disebut sebagai investor, akan
berinvestasi pada saham perusahaan yang mampu memberikan tingkat pengembalian
(return) yang dapat berupa deviden dan atau capital gain. Return merupakan salah
satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan
keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dicapainya, tujuan utama investor
dalam berinvestasi tentunya adalah untuk memaksimalkan return yang dapat
diperoleh investor. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha untuk memberikan
informasi mengenai tingkat pengembalian (return) sebagaimana yang diharapkan
investor. Return ini kemudian akan mempengaruhi Indeks Harga Saham.
Ketidakpastian yang terjadi yang diakibatkan harga minyak dunia membawa
investor-investor untuk melakukan suatu usaha yang aman atas saham-sahamnya.
4.1.1.2.3 Sosial
Faktor sosial juga ikut dalam mempengaruhi tingkah laku para investor di
pasar modal. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana investor dalam menganalisa
105
dampak yang terkait dengan hari libur nasional. Event tersebut akan memicu adanya
aksi ambil untung yang memanfaatkan perdagangan bursa saham yang lebih sepi
ketimbang pada hari biasanya.
Faktor sosial yang dapat mempengaruhi pasar modal adalah krisis multi
dimensi dan kondisi stabilitas sosial masyarakatnya. Contoh krisis yang terjadi pada
tahun 1998, selain karena masalah Krisis Ekonomi pada tahun 1998, Perekonomian
Indonesia semakin terpuruk, karena adanya kerusuhan massa pada tanggal 14 mei
1998 mengakibatkan krisis multidimensi yang melemahkan sendisendi perekonomian
bangsa Indonesia. Sebagai perbandingan, pada akhir tahun 1996 kurs rupiah terhadap
dollar Amerika sebesar Rp.2.382,-, indeks harga saham gabungan (IHSG) 637,43
dan pada akhir tahun 1997 saat krisis moneter mulai dirasakan kurs rupiah terhadap
dollar Amerika sebesar Rp.4.650,-, IHSG 401,71, kemudian pada akhir tahun 1998
krisis multidemensi semakin terasa sehingga
terjadi penurunan nilai mata uang
Dollar Amerika menjadi Rp.8.068,- dan IHSG tinggal 398,04. Kondisi tersebut
membaik setelah pemilihan umum tahun 1999 dengan presiden terpilih KH Abdul
Rachman Wahid sehingga nilai rupiah terhadap dollar Amerika meningkat menjadi
Rp.7.100,- dan
composite index
menjadi 676,91 pada penutupan tahun 1999.
Melemahnya nilai tukar dan indeks harga saham gabungan tersebut disebabkan oleh
faktor sentimen negatif pelaku pasar dalam menyikapi krisis multidimensi yang
terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan pasar modal adalah suatu instrument ekonomi
yang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi-kondisi internal dan eksternal baik
peristiwa-peristiwa ekonomi dan non ekonomi.
106
IHSG
700
600
500
400
300
200
100
0
1996
1997
1998
1999
Gambar 4.5 Tingkat Index Harga Saham Gabungan Tahun 1996-1999 selama masa
krisis Multidimensi
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2011
Selain hal diatas, faktor sosial lainnya yang dapat mempengaruhi perusahaan
sekuritas, yaitu tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi. Keyakinan
publik terhadap investasi di industri pasar modal Indonesia meningkat signifikan
seiring dengan membaiknya kesadaran publik terhadap perkembangan bisnis pasar
modal dan ekspektasi tingkat keuntungan investasi, hal ini akan mempengaruhi
jumlah transaksi yang terjadi pada perusahaan sekuritas. Faktor ini akan dibahas lebih
jelas pada analisis SWOT.
107
4.1.1.2.4 Teknologi
1. Electronic Trading
Perdagangan elektronik, kadang-kadang disebut RUPS, adalah metode
perdagangan efek (seperti saham dan obligasi), asing mata uang, dan pertukaran
derivatif diperdagangkan secara elektronik. Menggunakan teknologi informasi untuk
mempertemukan pembeli dan penjual melalui media elektronik untuk menciptakan
pasar virtual.
Peningkatan eTrading memiliki beberapa implikasi penting:
•
Mengurangi biaya transaksi - Dengan mengotomatiskan sebanyak mungkin
proses (sering disebut sebagai "lurus-melalui proses" atau STP), biaya
diturunkan. Tujuannya adalah untuk mengurangi penambahan biaya
perdagangan sebagai mendekati nol mungkin, sehingga volume perdagangan
meningkat tidak mengarah ke biaya meningkat secara signifikan. Ini telah
diterjemahkan ke biaya yang lebih rendah bagi investor.
•
Greater likuiditas - sistem elektronik membuat lebih mudah untuk
memungkinkan perusahaan berbeda untuk perdagangan dengan satu sama
lain, di mana pun mereka berada. Hal ini menyebabkan likuiditas yang lebih
besar (misal ada lebih banyak pembeli dan penjual) yang meningkatkan
efisiensi pasar.
•
Persaingan Greater - Meskipun Etrading belum tentu menurunkan biaya
masuk ke industri jasa keuangan, itu telah menghilangkan hambatan dalam
industri dan memiliki efek persaingan globalisasi gaya. Sebagai contoh,
108
seorang trader dapat melakukan perdagangan berjangka pada Eurex , Globex
atau LIFFE di klik tombol - dia atau dia tidak perlu melalui broker atau lulus
perintah untuk pedagang di lantai bursa.
•
Peningkatan transparansi - Etrading berarti bahwa pasar kurang buram. Lebih
mudah untuk mengetahui harga efek ketika informasi yang mengalir di
seluruh dunia secara elektronik.
•
Ketat menyebar - "tersebar" pada instrumen adalah perbedaan antara membeli
terbaik dan harga jual yang dikutip; itu merupakan keuntungan yang dibuat
oleh pembuat pasar. Likuiditas persaingan, peningkatan dan transparansi
berarti yang menyebar telah diperketat, terutama untuk commoditised,
instrumen yang diperdagangkan di bursa.
Untuk investor ritel, jasa keuangan di web menawarkan manfaat yang besar.
Manfaat utama adalah mengurangi biaya transaksi bagi semua pihak serta kemudahan
dan kenyamanan. Web transaksi keuangan didorong-bypass rintangan tradisional
seperti logistik.
2. Sistem CRM (Customer Relationship Management)
Manajemen hubungan pelanggan (CRM) adalah semua tentang memahami
kebutuhan pelanggan dan memanfaatkan pengetahuan ini untuk meningkatkan
penjualan dan meningkatkan layanan. CRM mengaburkan batas antara penjualan dan
layanan, dan menyatukan kegiatan-kegiatan perusahaan di seluruh pelanggan. Tujuan
109
menyeluruh adalah meningkatkan pangsa pelanggan dan retensi pelanggan melalui
kepuasan pelanggan.
Pentingnya strategis dalam mengelola hubungan pelanggan bukanlah hal yang
baru oleh imajinasi. Apa yang baru, adalah fokus perhatian pada pelanggan yang
CRM bawa ke sebuah perusahaan. Fokus baru ini adalah akibat langsung dari dunia
elektronik. World Wide Web adalah tempat yang tepat untuk mengenal dan mengolah
klien secara satu-ke-satu. Ia menawarkan kesempatan yang tidak tertandingi untuk
personalisasi layanan, menyediakan pilihan ganda untuk dukungan pelanggan,
kepuasan pelanggan melacak dan menyampaikan program-program loyalitas.
Pelaksanaan CRM melampaui fungsi mengotomatisasi. Ini memerlukan
perubahan fundamental dalam budaya dan operasi organisasi. Hal ini juga berarti
mengatasi kebutuhan infrastruktur untuk implementasinya di web.
CRM memberikan beberapa manfaat seperti:
•
Membantu perusahaan / organisasi sehingga memungkinkan bagian
marketing untuk mengidentifikasi secara tepat pelanggan / relasi mereka,
mengatur bagian marketing dengan tujuan dan sasaran yang jelas serta
meningkatkan kualitas bagian marketing.
•
Membantu perusahaan / organisasi untuk meningkatkan kinerja dengan
mengoptimalkan
sharing
informasi
oleh
beberapa
pegawai
dan
mempersingkat proses yang ada.
•
Memungkinkan bentuk hubungan personal dengan pelanggan / relasi
dengan tujuan meningkatkan kepuasaan pelanggan / relasi dan
110
memaksimalkan keuntungan yang didapat; mengidentifikasi pelanggan /
relasi yang potensial dan memberikan mereka service yang lebih
dibandingkan pelanggan / relasi lainnya.
•
Memberikan informasi kepada pegawai lainnya untuk mengetahui secara
pasti pelanggan / relasi mereka, mengetahui kebutuhannya dan
membangun hubungan yang efektif antara perusahaan / organisasi,
pelanggan / relasi dan partner pendukung lainnya.
Di era persaingan yang semakin ketat, perusahaan dihadapkan pada tantangan
bertahan dari serbuan pesaing sekaligus memuaskan pelanggannya. Dengan semakin
meningkatnya biaya operasional, sudah saatnya perusahaan mengidentifikasi segmen
pelanggan mana yang akan dipertahankan dan diberi layanan maksimal dan segmen
mana yang tidak perlu dipertahankan lagi. Dalam dunia manajemen dikenal dalil pareto,
di mana dari keseluruhan pelanggan, hanya 20% yang menyumbangkan 80% pada
pendapatan perusahaan. Maka hal terpenting bagi setiap bisnis adalah bagaimana
mengidentifikasi 20% tersebut. Setelah teridentifikasi, barulah perusahaan mengerahkan
seluruh sumber daya untuk merebut segmen pelanggan yang menjadi targetnya, berusaha
agar mereka setia pada produk / jasa yang ditawarkan, dan bahkan menjadi pelanggan
tetap. Di sinilah Teknologi Informasi (TI) berperan. Dengan CRM (Customer
Relationship Management) perusahaan akan mampu mengidentifikasi valuable customer
dan melayani dengan sepenuhnya. CRM secara sederhana bisa didefinisikan sebagai
sistem yang memungkinkan peningkatan nilai pelanggan dan bisa memotivasi valuable
customer untuk tetap loyal pada perusahaan.
111
Studi Kasus : Daiwa Securities Co. Ltd.
Daiwa Securities Co. Ltd adalah perusahaan sekuritas yang tergabung dalam
Daiwa Securities Group. Berbasis di Jepang, Daiwa beroperasi melalui tiga channel : 126
kantor cabang, sebuah call center, dan internet. Dengan aset sekitar 20 triliun yen, Daiwa
tercatat sebagai salah satu perusahaan sekuritas terbesar di Jepang. Di awal tahun 2002,
Daiwa
melakukan
perubahan
pada
jaringan
distribusinya
dengan
melakukan
restrukturisasi dan implementasi CRM pada setiap cabang untuk meningkatkan
pendapatan.
Sebelum implementasi CRM, informasi tentang pelanggan disimpan dalam
bentuk database pribadi oleh masing-masing staf penjualan. Akibatnya, informasi
tersebut biasanya hilang ketika staf tersebut pensiun atau pindah ke perusahaan lain.
Dengan CRM, informasi tersebut akan tetap tersedia untuk seluruh staf penjualan,
sehingga memungkinkan Daiwa menawarkan produk / jasa yang customized. Informasi
yang tersimpan di CRM juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan marketing.
Strategi branding merupakan salah satu komponen kunci dalam strategi bisnis
Daiwa Group. Sistem CRM diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap
meningkatknya nilai brand dari Daiwa Group. Pemanfaatan CRM juga akan mendorong
tumbuhnya bisnis konsultasi, sebuah bisnis yang sangat berakar kuat pada kepercayaan
pelanggan. Pada akhirnya, semua ini akan berujung pada bertambahnya customer base
dan naiknya brand value.
Semenjak implementasi pada awal tahun 2002, terlihat jelas peningkatan jumlah
aset dari sekitar 10 triliun yen menjadi 25 triliun yen pada akhir 2004. Walaupun tidak
begitu fenomenal, kenaikan ini dibarengi dengan menurunnya biaya promosi dan
marketing sekitar 40% dan naiknya customer base sekitar 30%. Di tengah situasi bursa
112
saham dunia yang kurang kondusif, hal ini sudah cukup memuaskan bagi manajemen.
Oleh karena itu, CRM telah menjadi agenda tetap dalam strategi bisnis Daiwa Group.
Implementasi di Daiwa Securities juga dijadikan model untuk implementasi di unit bisnis
Daiwa Group lainnya.
4.1.2. Analisis Lingkungan Internal Bisnis
Analisis lingkungan internal bisnis dapat dilakukan dengan mengetahui
faktor-faktor internal yang ada di dalam PT Prime Capital Securities yang
mendukung dalam kegiatan bisnis, yang dapat memunculkan peluang dengan
meningkatkan kekuatan serta kelebihan yang telah ada pada PT Prime Capital
Securities. Ada beberapa metode analisis yang digunakan dalam lingkungan internal
bisnis, diantaranya Rantai Nilai (Value Chain) dan Workflow Proses Bisnis. Berikut
ini akan diuraikan kondisi PT. Prime Capital Securities dengan menggunakan
beberapa metode analisis lingkungan internal bisnis.
4.1.2.1 Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
PT Prime Capital Securities merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa perantara perdagangan efek (broker). Analisis value chain pada
perusahaan ini dapat dilihat dari dua kegiatan yaitu kegiatan utama dan kegiatan
pendukung. Pada kegiatan utama, PT Prime Capital Securities sebagai perusahaan
Perantara perdagangan efek, dituntut untuk dapat memberikan layanan yang terbaik
113
bagi pelanggannya. Kegiatan utama dan kegiatan pendukung PT Prime Capital
Securities dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Keuangan, Akuntansi, dan Manajemen Umum
Manajemen SDM
Profit
Margin
Dukungan TI
Informasi
Pasar
Pemasaran
dan
Penjualan
Manajemen
Resiko
Penyelesaian
Layanan
Purna
Jual
Gambar 4.6 Value Chain PT Prime Capital Securities
Aktivitas utama PT Prime Capital Securities sebagai perusahaan perantara
perdangangan efek adalah menyediakan layanan perantara perdangangan efek bagi
pelanggan. Berdasarkan pada Gambar 4.6, maka kegiatan utama pada PT Prime
Capital Securities adalah sebagai berikut:
1. Informasi Pasar
Pada saat transaksi penjualan, pihak sales harus dapat memberikan informasi,
berupa harga saham, dan jumlah saham yang dimilikinya. Untuk melihat harga
saham, biasanya pada perusahaan efek telah mempunyai sistem real time yang
langsung terhubung dengan bursa efek (contoh: JSX-Basic-Info, Orientama System),
sehingga para sales dapat langsung me-monitor dan melihat informasi harga saham
114
perusahaan, dan untuk melihat berapa banyak saham yang ada pada perusahaan pada
sales yang ada pada perusahaan efek akan mencoba menghubungi para floor trader
perusahaan efek yang bersangkutan, yang berfungsi sebagai wakil perusahaan efek
yang berada di bursa efek. Jika terjadi penjualan efek yang melebihi stok yang ada di
pasar, maka akan dilakukan suspend. Saat ini untuk melihat informasi tersebut juga
dapat dilakukan secara real time tanpa harus secara manual menghubungi sales,
karena dapat dilakukan dengan remote trading.
Di sinilah awal dari siklus bisnis sebuah perusahaan sekuritas. Data dan
informasi mengenai pasar dikumpulkan kemudian dianalisa. Dari hasil analisa
perusahaan bisa memberikan rekomendasi kepada investor mengenai pilihan investasi
yang bisa dilakukan. Informasi pasar bisa diperoleh dari media cetak (koran, majalah,
jurnal), media elektronik (radio, televisi, internet), ataupun berlangganan kepada
perusahaan khusus penyedia informasi (RTI, IMQ, StockWatch).
2. Pemasaran dan penjualan (Kepercayaan dan hubungan baik)
Untuk transaksi jual beli saham, para sales juga akan memberikan advice dan
informasi, kapan sebaiknya efek tersebut dijual, sehingga para investor mendapatkan
harga yang paling optimal sehingga akan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Bagian ini bertugas mencari nasabah baru dan melayani nasabah yang telah ada.
Selain melakukan proses pemasaran dan penjualan, sales PT Prime Capital Securities
juga turut melakukan program training dan edukasi bagi para nasabah secara gratis,
terkait dengan kegiatan trading dan informasi investasi lainnya.
115
3. Manajemen Resiko
Bagian ini mengatur semua hal-hal yang berkaitan dengan peraturan dan
hukum yang berlaku. Mengawasi setiap transaksi yang terjadi dan memastikan tidak
ada pelanggaran yang terjadi (misalnya pelanggaran batas transaksi, transaksi yang
mencurigakan, dan lain-lain).
4. Penyelesaian
Pada akhir hari, jumlah dari transaksi yang terjadi, bursa efek akan
memberikan informasi, dan akan dicocokkan dengan pencataan jumlah transaksi jual
dan beli yang terjadi. Pada hari itu juga, perusahaan efek harus memberikan laporan
kepada para investor, bisa melalui telepon, faximile, dan electronic mail.
Pada hari berikutnya, perusahaan efek akan melakukan serah terima efek.
Bursa efek juga mempunyai lembaga penunjang lainnya, yaitu LKP dan LPP.
Dimana kedua lembaga tersebut adalah lembaga yang berfungsi untuk mengurus
serah-terima saham, secara fisik dan pencatatan yang nantinya akan dicatatkan pada
bank custodian. Sebenarnya secara fisik efek dapat saja berada pada perusahaan efek,
bank custodian, investor, LKP dan LPP, ataupun perusahaan efek lainnya. Untuk
mengurus hal diatas dengan seagala macam kondisinya, maka biasanya serah-terima
saham kepada para investor jatuh pada (t+4) (maksudnya adalah maksimum 4 hari
setelah terjadi transaksi).
116
5. Layanan purna jual
Bagian ini akan memberikan pelayanan purna jual kepada pelanggan.
Pelayanan purna jual dengan melakukan pemberian konsultasi, dan analisis efek oleh
para sales. Pada layanan purna jual terdapat sales yang dapat melayani segala
keluhan dari nasabah. Untuk mencapai kepuasan pelanggan (nasabah), PT Prime
Capital Securities mengedepankan kepada quality (kualitas layanan sesuai dengan
keinginan nasabahanya).
Aktivitas pendukung pada PT Prime Capital Securities adalah semua aktivitas
yang membantu kelancaran aktivitas utama. Berdasarkan pada gambar di atas, maka
kegiatan pendukung pada PT Prime Capital Securities adalah sebagai berikut:
1. Keuangan, Akuntansi, Manajemen Umum
Departemen keuangan mengatur aliran dana masuk dan keluar, departemen
akuntansi mencatat transaksi bisnis yang terjadi ke dalam laporan keuangan,
manajemen umum mengatur hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan
operasional bisnis.
2. Manajemen SDM
Perekrutan, pengelolaan SDM (penggajian, bonus, cuti, dan lain-lain),
pemecatan karyawan. Karyawan yang dipekerjakan diharuskan memiliki
kinerja yang baik agar dapat memenuhi target perusahaan
3. Dukungan TI
Menyediakan dan mengatur semua sumber daya TI yang dibutuhkan
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sehari-hari. Bagi perusahaan
117
sekuritas sangat mengandalkan TI untuk mendukung rantai nilai utama
perusahaan. Dalam pengiriman data transaksi yang dilakukan oleh client
kepada PT. Prime Capital Securities, terdapat suatu gateway yang dinamakan
RT yang langsung terhubung dengan client yang bertransaksi melalui prime
online. Data transaksi tersebut akan secara langsung dapat diproses oleh PT.
Prime Capital Securities . Dalam melakukan pengiriman data yang telah
diolah kepada Bursa Efek Indonesia RT tersebut langsung dapat terhubung
dengan gateway yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia yang dikenal dengan
JONEX. Mengenai sistem secara keseluruhan, PT. Prime Capital Securities
mempunyai sistem yang terbagi dua yaitu back office dan front office. Kedua
sistem tersebut memakai aplikasi S21. PT. Prime Capital Sendiri mempunyai
aplikasi online yang dapat dipakai oleh clientnya kapan saja untuk melihat
informasi saham dan melakukan transaksi terhadap saham tersebut. Aplikasi
S21 dan prime online dikembangkan dengan memakai jasa pengembang yang
bernama Mikro piranti.
Melalui analisis value chain perusahaan, dapat disimpulkan bahwa sebagai
perusahaan jasa perantara perdagangan efek (sekuritas), proses bisnis yang berjalan
cukup baik. Tetapi terdapat kekurangan di aktifitas utama yaitu pada bagian
pelayanan dan dukungan teknologi informasi.
Pada bagian pelayanan terdapat kekurangan yaitu tidak adanya customer
service yang dapat melayani segala keluhan dari nasabah. Saat ini perusahaan hanya
mengandalkan sales yang memasarkan produk perusahaan dan menangani segala
118
keluhan nasabah. Maka kami menyarankan agar perusahaan mengadakan customer
service selama 24 jam dengan tujuan agar perusahaan dapat melakukan pelayanan
after sales tidak hanya pada jam kerja.
Pada aktifitas pendukung, infrastruktur perusahaan sebenarnya sudah cukup
lengkap. Sedangkan pada bagian teknologi, sama halnya pada analisis PEST.
Beberapa teknologi perlu ditingkatkan seperti layanan mobile trading yang dapat
mendukung para nasabah dalam melakukan transaksi jual beli saham dan juga
layanan yang optimal dan aplikasi CRM (Customer Relationship Management) yang
dgunakan untuk getting customers, give value to the customers, dan retain the
customers.
4.1.2.2 Workflow Proses Bisnis
Pelaksanaan Perdagangan
Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan
fasilitas JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota
Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek
bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk
kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. Workflow proses
pelaksanaan perdagangan di bursa dan remote dapat dilihat pada Gambar 4.7 dan
Gambar 4.8.
119
Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh
Transaksi Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana
tercantum dalam DTB, termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena:
-
Kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam
rangka Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang
disediakan oleh Bursa; dan atau
-
Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS; dan atau
-
Kelalaian atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian Peralatan
Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau
-
Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan
atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
Segmen Pasar di Bursa
-
Pasar Reguler
-
Pasar Tunai
-
Pasar Negosiasi
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan
pada Pasar Tunai dan di Pasar Negosiasi pada sesi I.
120
Penyelesaian Transaksi
Proses penyelesaian transaksi dari pasar modal, dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Proses Penyelesaian Transaksi
Segmen Pasar
Waktu Penyelesaian Transaksi
Pasar Reguler
Hari bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi
Bursa(T+3).
Pasar Tunai
Hari Bursa yang sama dengan terjadinya
Transaksi Bursa (T+0).
Pasar Negosiasi
Berdasarkan kesepakatan antara Anggota
Bursa jual dan Anggota Bursa Beli.
Gambar 4.7 Workflow Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
121
Proses Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote
Anggota Bursa
Front-End System
Pesanan Nasabah
Pesanan Nasabah
Konfirmasi Transaksi
Konfirmasi Transaksi
Sales
Risk Management
Verification / Validasi
Pesanan
Nasabah
Pemodal
Pesanan
Nasabah
PJPP
Settlement
Pengolahan
Data Transaksi
Anggota Bursa
Back-End System
Konfirmasi
Order / Transaksi
JATS
Gambar 4.8 Workflow Proses Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote
Jam Perdagangan
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi
dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada
Waktu JATS (Tabel 4.2).
Tabel 4.2 Waktu Perdagangan Efek
Hari
Sesi I
Sesi II
Senin – Kamis
Pukul 09:30 s/d 12:00
Pukul 13:30 s/d 16:00
Jumat
Pukul 09:30 s/d 11:30
Pukul 14:00 s/d 16:00
122
Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa (Tabel 4.3):
Tabel 4.3 Waktu Pra Pembukaan Pasar Reguler
Jam
Kegiatan
Pukul 09:10 s/d 09:25
Anggota
Bursa
penawaran
memasukkan
jual
dan
atau
permintaan beli
Pukul 09:25 s/d 09:30
JATS
melakukan
pembentukan
Harga
proses
Pra-
pembukaan dan alokasi transaksi
yang terjadi
Jam Perdagangan Pasar Tunai (Tabel 4.4):
Tabel 4.4 Jam Perdagangan Pasar Tunai
Jam
Kegiatan
Senin – Kamis
Pukul 09:30 s/d 12:00
Jumat
Pukul 09:30 s/d 11:30
Pesanan Nasabah
Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah hanya
pesanan terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa
sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya. Penawaran jual dan
123
atau permintaan beli nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh ditransaksikan
oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau
menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya
ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.
Satuan Perdagangan
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan
perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek.
Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round
lot).
Satuan perubahan harga (fraksi), Lih. Tabel 4.5
Tabel 4.5 Satuan Perubahan Harga (Fraksi)
Harga Efek
Fraksi Harga
Maksimum
Jenjang Perubahan
Harga *
< Rp 200, -
Rp 1,-
Rp 10,-
< Rp 200, - s/d < Rp 500, -
Rp 5,-
Rp 50,-
< Rp 500, - s/d < Rp 2.000, -
Rp 10,-
Rp 100,-
< Rp 2.000, - s/d < Rp 5.000, -
Rp 25,-
Rp 250,-
> Rp 5.000, -
Rp 50,-
Rp 500,-
124
Catatan :
* Jenjang maksimum perubahan harga adalah 10x fraksi harga, masih berada di
bawah batas auto rejection dan tidak berlaku pada pre-opening.
Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu
Hari Bursa penuh dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga Penutupan
berada pada rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum perubahan harga dapat
dilakukan sepanjang tidak melampaui batasan persentase Auto Rejection.
Auto Rejection*
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam
JATS adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu.
Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara
otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection).
Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,(lima puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh
lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan
rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua
ratus rupiah)
125
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh
lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan
rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,(lima ribu rupiah)
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang
harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Penerapan Auto Rejection terhadap Harga di atas, untuk perdagangan saham hasil
penawaran umum yang untuk pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan
perdana), ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection harga
sebagaimana dimaksud dalam butir di atas. Acuan Harga yang digunakan untuk
pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke
JATS dalam perdagangan saham di Pasar Reguler dan
Pasar Tunai ditentukan sebagai berikut:
-
Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi
Pra-Pembukaan; atau
-
Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada Hari
Bursa sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.
-
Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi, maka selama 3
(tiga) Hari Bursa berturutturut setelah berakhirnya perdagangan saham yang
126
memuat hak (periode cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas
menggunakan Previous Price dari masing-masing Pasar (Reguler atau Tunai).
*sesuai dengan Surat Edaran SE-00001/BEI.PSH/01-2009 yang diberlakukan pada
tanggal 19 Januari 2009.
Pra-pembukaan
Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan.
Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai
dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan
Auto Rejection. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah
penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS
pada harga tertentu pada periode Pra-pembukaan. Seluruh penawaran jual dan atau
permintaan beli yang tidak teralokasi di Pra-pembukaan, akan diproses secara
langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan beli) pada
sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
melampaui batasan Auto Rejection.
Pasar Reguler
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS
diproses oleh JATS dengan memperhatikan:
127
1. Prioritas harga (price priority):
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap
permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual
pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada
harga yang lebih tinggi.
2. Prioritas Waktu (time Priority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama,
JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang
diajukan terlebih dahulu.
Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada
permintaan beli untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya
prioritas waktu. Sedangkan penambahan jumlah Efek baik pada penawaran jual
maupun permintaan beli untuk tingkat harga yang sama diperlakukan sama dengan
penawaran jual maupun permintaan beli baru. Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan
Pasar Tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual dijumpakan (match)
dengan permintaan beli oleh JATS.
Pasar Negosiasi
Perdagangan Efek di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar
menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar:
-
Anggota Bursa atau
128
-
Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
-
Nasabah dengan Anggota Bursa atau
-
Anggota Bursa dengan KPEI
Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui
JATS. Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli
melalui papan tampilan informasi (advertising) dan bisa di ubah atau dibatalkan
sebelum kesepakatan dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat
terjadi penjumpaan antara penawaran jual dan permintaan beli di JATS.
Penyelesaian Transaksi Bursa
Pasar Reguler dan Pasar Tunai
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara
Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.
-
Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa ke-3
(T+3).
-
Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang sama
(T+0).
Penyelesaiain Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan melalui
pemindahbukuan Efek dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa yang berhak
yang berada pada KSEI. Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan
Efek tidak dilaksanakan sesuasi dengan ketentuan, maka Anggota Bursa tersebut
129
wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang pengganti (ACS= Alternate
Cash Settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima
perseratus) dari harga tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:
-
Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada
tanggal yang sama; dan
-
Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh
temponya sebagaimana di atas.
Dalam hal Anggota Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar
kepada KPEI sebagaimana tercantum dalam DHK Netting, maka kewajiban Anggota
Bursa tersebut wajib diselesaikan sesuai dengan Peraturan KPEI. Anggota Bursa
yang tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian Transaksi Bursa dilarang
melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sampai dengan KPEI melaporkan ke
Bursa bahwa semua kewajiban Anggota Bursa tersebut telah terpenuhi dan Anggota
Bursa dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Bursa.
Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi
Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara Pertransaksi (tidak netting). Bila tidak ditetapkan, maka penyelesaian Transaksi Bursa
dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi
130
(T+3) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk
Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan
pemindahbukuan secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli
dan tidak dijamin KPEI.
Biaya Transaksi
Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan
KSEI yang dihitung berdasarkan nilai per-transaksi Anggota Bursa sebagai berikut
(Tabel 4.6):
Tabel 4.6 Biaya Transaksi kepada Bursa
Jenis Transaksi
Biaya
Dana Jaminan
Pajak*
0,01 %
PPn dan kewajiban
Transaksi
Pasar
Reguler
dan 0,03 %
perpajakan lainnya
Pasar Tunai
Pasar Negosiasi
0,03
%
atau
kebijakan
Bursa
Obligasi
0,005 %
* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.
131
Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,- (dua
juta Rupiah) per bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau SPABnya
dibekukan; Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan
selambat-lambatnya pada hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari
kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh pada hari Sabtu atau hari Minggu atau hari
libur maka kewajiban dimaksud efektif pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan
pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus) setiap hari kalender
keterlambatan. Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambatlambatnya 5 Hari Bursa setelah lampaunya batas waktu pembayaran, maka Anggota
Bursa tersebut disamping dikenakan denda juga dikenakan suspensi sampai dengan
diselesaikannya seluruh kewajiban pembayaran biaya transaksi dan dendanya.
Berikut merupakan ringkasan dari analisis proses bisnis pada PT Prme Capital
Securities yang ditampilkan pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.9.
Tabel 4.7 Model Proses Bisnis PT Prime Capital Securities
Proses
Transaksi
Alokasi Data
Penyelesaian
Penyelesaian
jual/beli Efek
Transaksi
Transaksi Beli
Transaksi Jual
1. Prosedur
1. Prosedur
1. Prosedur
1. Prosedur
penerimaan
pengiputan
pembayaran
penyerahan
instruksi/or
data
kewajiban
efek kepada
2. Prosedur
kepada PT.
KSEI dan
KPEI dan
penerimaan
der
transaksi
koreksi
132
2. Prosedur
perubahan
data
penerimaan
piutang dari
transaksi
dari PT.
KPEI
dan
KSEI
pembatalan
2. Prosedur
transaksi
3. Prosedur
pencetakan
2. Prosedur
penyelesaian
penyimpanan
posisi short
Fisik Efek
nasabah
dalam Vault
dan
3. Prosedur
pengiriman
penyelesaian
surat
pembayaran
konfirmasi
nasabah
transaksi
4. Prosedur
penyelesaian
pembayaran
transaksi beli
nasabah yang
telah jatuh
tempo.
Keterangan Kegiatan yang
Proses Alokasi Proses
Proses
dilakukan
data transaksi
penyelesaian
penyelesaian
setelah
ke masing-
transaksi dimana
transaksi
mendapatkan
masing
pada saat jatuh
dimana pada
133
instruki jual/beli nasabah
tempo nasabah
saat jatuh tempo
order dari
setelah
melakukan
nasabah
nasabah.
mentransfer
pembayaran dan
menerima
datafeed dan
menerima efek
pembaayaran
bursa
melalui PT.
dan efek
berdasarkan
KSEI.
nasabah akan
order jual/beli
diserahkan ke
yang
PT. KSEI.
teralokasi
Penyelesaian Beli
Transaksi Jual /
Beli Efek
Input
Penyelesaian
Transaksi Beli
Alokasi Data
Transaksi
Penyelesaian Jual
Gambar 4.9 Transaksi Perdagangan Saham
Penyelesaian
Transaksi Jual
134
Tata Laksana / Prosedur yang Sedang Berjalan pada PT Prime Capital
Securities
1. Rich Picture Transaksi Pembukaan Rekening
Gambar 4.10 Rich Picture Transaksi Pembukaan Rekening
Keterangan:
1. Member menyerahkan Form Pembukaan Account yang telah diisi ke Sales.
2. Sales
menyerahkan
Form
Pembukaan
Account
yang
telah
dicek
kelengkapannya ke Direktur untuk disetujui.
3. Direktur memberi persetujuan pembukaan rekening ke Sales.
4. Sales mengirim Opening Account Confirmation yang berisi Customer ID, ID
by Phone, Client ID dan Password kepada pelanggan sebagai tanda bahwa
request pembukaan rekeningnya disetujui.
5. Member mengirimkan bukti transfer kepada Customer Service agar dapat
melakukan transaksi dan melakukan login pada aplikasi Prime Online.
135
2. Rich Picture Transaksi Member Melalui Telepon
Gambar 4.11 Rich Picture Transaksi Nasabah Melalui Telepon
Keterangan:
1. Member melakukan transaksi dengan menelpon langsung ke Dealing dengan
menyebutkan Call Code sebagai password untuk keamanan dan mengajukan
pemesanan.
2. a. Dealing melakukan pemesanan transaksi nasabah ke Trader yang bertugas
secara langsung di BEI.
b. Trader melakukan pemesanan langsung ke BEI.
3. a. Dealing melakukan pemesanan via S21.
b. Aplikasi S21 terhubung langsung dengan aplikasi transaksi di BEI dan
melakukan pemesanan.
136
4. Dealing menyimpan bukti pemesanan berupa record suara pembicaraan saat
nasabah melakukan pemesanan.
3. Rich Picture Transaksi Nasabah Melalui Prime Online
Gambar 4.12 Rich Picture Transaksi Member Melalui Prime Online
Keterangan:
1. Nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi yang disediakan oleh PT.
Prime Capital Securities yaitu Prime Online, dengan menginput ID dan
password terlebih dahulu dan melakukan pemesanan (jual dan beli) atas nama
nasabah sekaligus menyimpannya pada database transaksi di perusahaan.
2. Aplikasi Prime Online langsung terhubung ke aplikasi yang terdapat di BEI
dan melakukan pemesanan atas nama sekuritas secara realtime.
137
4. Rich Picture Transaksi Request Form
Gambar 4.13 Rich Picture Transaksi Request Form
Keterangan:
1. Nasabah mengajukan request form, dengan mengisi form yang tersedia dan
menyerahkannya ke pada Sales.
2. Sales yang telah mengecek kelengkapan form meminta persetujuan Direktur.
3. Hasil persetujuan Direktur atas permohonan nasabah diserahkan kembali
sales.
4. Sales menyerahkan konfirmasi permohonan kembali pada nasabah.
138
5. Rich Picture Konfirmasi Transaksi
Gambar 4.14 Rich Picture Konfirmasi Transaksi
Keterangan :
1. a. Settlement mengambil data mengenai transaksi nasabah dari Database
Transaksi yang ada diperusahaan.
b. Settlement menerima Konfirmasi Transaksi sekuritas atas nama PT. Prime
Capital Securities dari KPEI.
2. Settlement melakukan cross-check data transaksi nasabah yang ada pada
Database Transaksi dan Konfirmasi Transaksi Sekuritas yang diserahkan
KPEI untuk dicocokkan, setelah itu dibuat dalam bentuk laporan harian dan
diserahkan kepada nasabah sebagai kewajiban perusahaan dalam bentuk post,
e-mail maupun fax.
139
6. Rich Picture Penutupan Rekening
.R
6a
s
ue
eq
tP
a
nd
pi
er
n
ha
m
ha
Sa
Gambar 4.15 Rich Picture Penutupan Rekening
Keterangan:
1. Nasabah menyerahkan Form Permohonan Penutupan Rekening yang telah
diisi kepada Sales.
2. Sales mengecek kelengkapan form dan menyerahkan data nasabah yang akan
melakukan penutupan rekening kepada Compliance.
3. Compliance mengecek hutang dana maupun saham dan lainnya, setelah itu
diserahkan kembali ke Sales.
4. Sales meminta persetujuan Direktur.
5. Direktur memberi persetujuan dan dikembalikan lagi ke Sales.
6. a. Sales meminta Settlement untuk melakukan perpindahan saham yang tersisa
pada rekening nasabah ke rekening baru di sekuritas lain.
140
b. Sales meminta Finance untuk melakukan pengecekkan data deposit yang
tersisa pada rekening nasabah untuk ditransfer ke rekening bank yang
diajukan member.
7. Finance mengirimkan deposit yang tersisa ke rekening nasabah.
4.2. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal SI/TI
4.2.1. Analisis Lingkungan Internal SI/TI
Lingkungan internal SI/TI pada PT Prime Capital Securities bertujuan untuk
mendukung kegiatan bisnis dan operasional perusahaan. Dengan adanya SI/TI maka
proses kegiatan bisnis dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat
memenuhi kebutuhan masing-masing fungsi serta antara fungsi yang terdapat pada
PT Prime Capital Securities. Namun ada beberapa fungsi pada PT Prime Capital
Securities yang belum didukung oleh sistem informasi dalam melakukan kegiatan
bisnisnya.
4.2.1.1 Sistem Informasi Perusahaan
PT Prime Capital Securities telah memiliki beberapa sistem informasi yang
telah digunakan untuk membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis
yang mencakup:
141
1. Software IQ +
IQ Plus adalah sebuah Perusahaan Penyedia Jasa Informasi Bursa
Efek, dimana perusahan perantara perdagangan efek (broker) bisa memantau
harga saham secara real time dalam bentuk data dan grafik, melihat nilai tukar
mata uang asing, berita, Laporan Keuangan Emiten BEI, Historical Data
perdagangan Bursa Efek Jakarta, dan masih banyak lagi melalui media
internet. PT IQ Plus memberikan data informasi secara realtime dan akurat.
Sistem informasi real time pasar modal IQ Plus dibuat berdasarkan kebutuhan
informasi di Indonesia oleh suatu team yang telah berpengalaman lebih dari
15 tahun di bidang informasi finansial baik dalam maupun luar negeri seperti
Reuters. Untuk saat ini IQ Plus telah dipergunakan oleh sebagian besar
pialang yang masuk top 50.
PT IQ Plus Prima yang merupakan provider jasa informasi data dari
lantai bursa didukung oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman sehingga
mampu bersaing dengan provider-provider terdahulunya. Juga memiliki fiturfitur yang lengkap serta cepat dalam proses aplikasi yang diberikannya. Hal
ini dikarenakan IQ Plus didukung oleh system komunikasi yang selalu
mengikuti perkembangan, seperti LAN dan VSAT. Keamanan pada system
aplikasipun sangat terjaga, hal ini dikarenakan server IQ Plus menggunakan
basis Unix pada programnya. Oleh karena berbagai keunggulan tersebut
sehingga PT Prime Capital Securities menggunakan software IQ Plus untuk
menjadi sumber informasi terkait dengan kondisi pasar modal.
142
PT IQ Plus menyediakan dua aplikasi yang digunakan oleh PT Prime
Capital Securities, yaitu aplikasi IQ Plus dan Market info. Keduanya
merupakan pelayanan data saham dan berita secara real time. Keuntungan
yang dapat diperoleh melalui aplikasi IQ Plus sebagai berikut :
•
Handal
IQ
Plus
menggunakan
system
VSAT
yang
sudah
terbukti
kehandalannya. Server IQPlus menggunakan operating system UNIX
yang sangat handal dan aman dari virus. Dengan kehandalan ini
pelayanan IQPlus akan tersedia setiap saat.
•
Cepat
Dengan kecepatan transmisi 192 Kbps, IQ Plus dapat menyediakan data
lebih banyak dalam waktu yang singkat.
•
Bebas License Fee
Selain kehandalannya, operating system UNIX yang IQ Plus pergunakan
untuk server adalah Free BSD yang bebas dari license fee secara legal.
•
Mudah Pengoperasian
Dengan system client server, para pemakai IQPlus mengakses server
IQPlus dengan operating system Microsoft WINDOWS baik 95,98, NT,
2000 maupun XP. Dilengkapi dengan drag dan drop serta kombinasi
function key dan numeric key entrance, IQPlus dapat dipergunakan
dengan maupun tanpa mouse.
143
•
Up Grade
Software IQPlus terus berkembang dan kami menganut policy free up
grade sehingga software yang terpasang akan selalu up to date.
•
Support Jarak Jauh
System IQ Plus menyediakan support jarak jauh yang memungkinkan
menyelesaikan masalah software dengan cepat dan efisien.
Market Info merupakan penyedia berita dan data saham realtime yang
berbasis internet. Berikut kemudahan informasi dari Market Info:
•
Mudah Pengoperasian
Para pemakai Market Info mengakses server Market Info dengan
operating system Microsoft WINDOWS baik 95,98, NT, 2000, maupun
XP. Dilengkapi dengan drag dan drop serta kombinasi function key dan
numeric key entrance, Market Info dapat dipergunakan dengan maupun
tanpa mouse.
•
Up Grade
Software Market Info terus berkembang dan kami menganut policy free
up grade sehingga software yang terpasang akan selalu up to date.
•
Support Jarak Jauh
System
Market
Info
menyediakan
support
jarak
jauh
yang
memungkinkan menyelesaikan masalah software dengan cepat dan
efisien.
144
Informasi financial yang disediakan aplikasi IQ Plus meliputi (Tabel
4.8) :
Tabel 4.8 Informasi Financial Aplikasi IQ Plus.
Informasi
Keterangan
Financial
FOREX
1. Spot rates (seluruh mata uang).
2. Cross Rates (seluruh mata uang).
3. Futures rates.
INDEX
1. Hangseng (Spot & Futures).
GLOBAL
2. Nikkei (Spot & Futures).
3. Electronic Nikkei (Futures).
4. Kospi (Spot & Futures).
5. Dow Jones Industrial Average (DJIA).
6. Standard & Poor 500 (S&P 500).
7. Nasdaq.
FUTURES
1. Singapore Int’l Monetary Exchange (SIMEX).
2. Kuala Lumpur Commodity Exchange (KLCE).
3. Hong Kong Futures Exchange (HKFE).
4. Taiwan Futures.
5. India Futures (MCXIndia).
6. Chicago Board of Trade (CBOT).
7. Chicago Mercantile Exchange (MCE).
145
8. New York Mercantile Exchange (NYMEX).
9. Commodity Exchange Center (CEC).
INDIVIDUAL
1. Stock Exchange of Singapore (SES).
STOCKS
2. Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE).
3. Hong Kong Stock Exchange (HKSE).
4. China, Shenzhen Stock Exchange.
5. China, Shanghai Stock Exchange.
6. Taiwan Stock Exchange.
Berikut adalah tabel fasilitas features yang disediakan oleh IQ
Plus yang digunakan PT Prime Capital Securities (Tabel 4.9):
Tabel 4.9 Features Aplikasi IQ Plus
Features
Quote
Sub Category
Quote (RG Market)
Quote (Non RG Market)
Scrolling Quote
Selected Quote
Index
JSX Chart
Sector Chart
Stock Deal
Trade/Order
146
Trade
Bid Order
Offer Order
Broker
Broker Ranking
Broker Buy/Sell Activity
Broker Buy/Sell Details
Broker Buy/Sell Summary
Stock
Stock Watch
Stock Buy/Sell Activity
Stock Buy/Sell Details
Market Watch
-
Order Book
Order Book
Order Tracking
Buy/Sell Order Tables
Company
Company profile
Company action
Technical
-
Chart
News
AFX News
Dow Jones News
JSX News
Market Commentary
147
Research Report
Portfolio
Portfolio
OL-Trade
Help
Print Report
Print Screen
Help
Disclaimer
Setup – Historical Daily Data
RTI Code
2. Aplikasi S21 (BOFIS dan FOFIS)
Sistem informasi yang digunakan oleh PT Prime Capital Securities
Spada saat berdiri masih belum terintegrasi antar satu departemen dengan
departemen lainnya, sehingga pada sekitar awal tahun 2000 PT Prime Capital
Securities
mengoutsource
sistem
informasi
yang
baru
yang
dapat
mengintegrasikan antar satu departemen dengan departemen lainnya.
Sistem informasi tersebut bernama PICADOR yang menggunakan
aplikasi dan database ORACLE versi 7.3.4, sistem informasi ini digunakan
sampai sekitar april tahun 2005 sampai akhirnya digantikan dengan sistem
informasi yang lain. Sistem informasi tersebut berbasis MsSQL dengan nama
S21 dengan versi S21-BO.S21_BJ 3.69. Program ini dioutsource dari
MicroPiranti dan dalam proses pengimplementasian dari sistem ini digunakan
148
dengan cara parallel. Yang dimulai pada awal tahun 2005 dan secara bertahap
dilakukan implementasi sampai akhirnya digunakan secara penuh pada bulan
April 2005 sampai sekarang.
Sistem aplikasi S21 dapat mengakomodir seluruh kegiatan-kegiatan
departemen back office dari PT Prime Capital Securities. Adapun proses
evaluasi sistem informasi transaksi kas yang dilakukan adalah berkaitan
dengan fungsi-fungsi dari S21 yang berupa :
1.
Accounting
Aktivitas-aktivitas pada fungsi accounting yang terdapat pada
system aplikasi S21 adalah :
-
Cashier
Pada sub fungsi ini adalah untuk kegiatan memposting dari setiap
kegiatan transaksi transaksi yang berhubungan dengan kas, baik
penerimaan kas atau pengeluaran kas dan sub fungsi ini dilakukan
oleh departemen accounting.
-
General Ledger
Pada sub fungsi ini berisi General Ledger yang transaksi jurnaljurnalnya tidak berhubungan dengan kas.
-
Currency Rate
Pada sub fungsi ini berisi berbagai jenis nilai tukar mata uang
berdasarkan pada akhir hari atau akhir bulan.
149
-
Generate Currency Revaluation
Pada sub fungsi ini berisi penyesuaian tingkat nilai tukar pada saat
terjadinya transaksi-transaksi input.
-
Generate Portfolio Revaluation
Pada sub fungsi ini berisi penyesuaian tingkat harga investasi
portfolio pada saat closing day.
-
Check General Ledger
Pada sub fungsi ini dapat diketahui apakah jumlah saldo pada
perkiraanperkiraan di general ledger sudah balance atau belum.
-
Generate Fixed Asset Depr
Pada sub fungsi ini berfungsi untuk mengenerate nilai fixed asset
pada setiap tanggal 25 setiap bulannya.
-
Generate Faktur Pajak
Pada sub fungsi ini masih belum digunakan karena proses masih
dilakukan secara manual.
-
Journal Closing
Pada sub fungsi ini digunakan untuk melakukan journal closing
pada setiap tahunnya dan masih belum difungsikan untuk setiap
bulannya.
-
Chart of Accounts
Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar account-account yang
dimiliki oleh perusahaan.
150
-
Cash and Bank Reference
Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar kode account-account
yang dimiliki oleh perusahaan.
-
Bank Account
Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar account-account
perusahaan di beberapa bank.
-
Interest Profile
Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar client yang dibagi
menjadi beberapa macam : reguler, margin dan keep.
-
Fixed Asset
Pada sub fungsi ini digunakan untuk menambahkan atau
mengurangi fixed asset perusahaan serta melengkapinya dengan
berapa besar depreciationnya setiap tahun.
-
Faktur Pajak
Pada sub fungsi ini masih belum digunakan karena proses masih
dilakukan secara manual.
-
REPORTING
Pada sub fungsi ini berisikan berbagai jenis laporan-laporan yang
berupa :
o
journal voucher, journal listing, journal summary, account
activity, groupaccount activity, trial balance, trial balance by
client, trial balance by VD5 (report to BEI), sales commission
151
summary, balance sheet, profit and loss statement, cash flow,
faktur pajak.
-
VD5 Reporting
Pada sub fungsi ini berisikan rincian laporan transaksi-transaksi
perusahaan pada setiap hari yang akan dilaporkan ke BEI secara
rutin.
2. Finance
Aktivitas-aktivitas pada fungsi finance yang terdapat pada sistem aplikasi S21
adalah :
-
Client Payment
Pada sub fungsi ini berisikan summary client payment yang akan
dilaporkan ke client.
-
Broker Payment
Pada sub fungsi ini berisikan laporan pembayaran dan penerimaan
perusahaan ke LKP (Lembaga Kliring dan Penyelesaian).
-
Cashier
Pada sub fungsi ini digunakan untuk menginput dari setiap kegiatan
transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas, baik penerimaan kas
atau pengeluaran kas.
-
Payment Approval
Pada sub fungsi ini digunakan untuk mengecek permintaan payment yang
terjadi di dalam transaksi-transaksi sehari-hari perusahaan.
152
-
Bank Reconciliation
Pada sub fungsi ini masih belum digunakan.
-
Savings Account
Pada sub fungsi ini masih belum digunakan.
-
Client Interest
Pada sub fungsi ini berisikan daftar bunga dari setiap client-client
perusahaan.
-
Client Trx
Pada sub fungsi ini berisikan penjabaran trade confirmation secara rinci.
-
Broker Trx
Pada sub fungsi ini berisikan laporan trade yang dibuat untuk LKP
(Lembaga Kliring dan Penyelesaian).
-
Interest Rate
Pada sub fungsi ini berisikan daftar bunga berdasarkan daftar-daftar client
yang dibagi menjadi beberapa macam : reguler, margin dan keep yang
dikelompokkan.
-
Consignee
Pada sub fungsi ini berisikan data-data vendor.
-
Consignee Trx
Pada sub fungsi ini berisikan data-data rincian dari cash dishbursement.
153
-
Generate Client Interest
Pada sub fungsi ini berisikan daftar rekapitulasi dari transaksi-transaksi
yang dilakukan oleh client untuk dilaporkan pada akhir bulan sebagai
client statement.
-
Generate Client Outstanding
Pada sub fungsi ini berisikan laporan account receivable dan account
payable dari client-client.
-
TRADE REPORTING
Pada sub fungsi ini berisikan daftar rincian dari transaksi-transaksi jual
beli saham yang dilakukan oleh perusahaan.
-
FINANCE REPORTING
Pada sub fungsi ini berisikan laporan-laporan keuangan.
-
CLIENT REPORTING
Pada sub fungsi ini berisikan rincian dari laporan yang ditujukan kepada
client.
Selain fungsi-fungsi tersebut S21 dapat melakukan fungsi-fungsi lain
yang merupakan bagian dari S21 yang berhubungan dengan departemendepartemen lain di back office dari PT Prime Capital Securities. Adapun
fungsi-fungsi lain tersebut adalah :
1. Master
Aktivitas-aktivitas pada fungsi master yang terdapat pada
sistem aplikasi S21 adalah :
154
-
Accounting
Pada sub fungsi ini berisikan table-table utama yang terdapat
pada fungsi accounting.
-
Finance
Pada sub fungsi ini berisikan table-table utama yang terdapat
pada fungsi finance.
-
Custodian
Pada sub fungsi ini berisikan detail-detail dari kegiatan
kecustodianan.
-
Brokerage
Pada sub fungsi ini berisikan detail-detail dari kegiatan broker.
-
Setup
Pada sub fungsi ini berisikan detail-detail mengenai setup
program dari aplikasi S21.
-
User Maintenance
Pada sub fungsi ini berisikan detail-detail dari prosedur kegiatan
user maintenance.
-
Object Inventory
Pada sub fungsi ini berisikan daftar-daftar dari object yang
terdapat dalam aplikasi S21.
-
Report Table
Pada sub fungsi ini berisikan detail daftar-daftar report yang
dihasilkan oleh aplikasi S21.
155
-
Change Password
Pada sub fungsi ini memberikan kemampuan pada user untuk
dapat mengubah password mereka masing-masing.
2. System
Aktivitas-aktivitas pada fungsi system yang terdapat pada
system aplikasi S21 adalah :
-
Back Up Database
Pada sub fungsi ini dapat dilakukan kegiatan memback up
database melalui sistem aplikasi S21.
-
Update Front Office
Pada sub fungsi ini dapat dilakukan kegiatan mengupdate sistem
aplikasi yang digunakan pada front office.
-
Clear Clock
Pada sub fungsi ini masih belum digunakan.
-
Reset User ‘SA’
Pada sub fungsi ini dapat digunakan untuk menata ulang dari
user aplikasi S21.
-
Period Closing
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan waktu penutupan
transaksi perdagangan (trading).
156
-
Change Password
Pada sub fungsi ini memberikan kemampuan pada user untuk
dapat mengubah password mereka masing-masing.
3. Custodian
Aktivitas-aktivitas pada fungsi custodian yang terdapat pada
sistem aplikasi S21 adalah :
-
Stock Deposit
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock deposit yang
dihasilkan dari proses transaksi trading dalam jangka waktu
tertentu.
-
Stock Withdraw
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock yang telah
diambil oleh pihak pembeli dan klien.
-
Stock Split
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock split yang
ada pada daftar stock.
-
Stock Bonus
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock bonus yang
ada pada daftar stock.
-
Stock Deviden
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock deviden yang
ada pada daftar stock.
157
-
Stock Rights atau Warrant
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock rights atau
warrant yang ada pada daftar stock.
-
Stock Rights atau Warrant Exercise
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock rights atau
warrant exercise yang ada pada daftar stock.
-
Stock Rights atau Warrant Expired
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan daftar stock rights atau
warrant expired yang ada pada daftar stock.
-
Stock Moving
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan pergerakan stock selama
transaksi trading dalam jangka waktu tertentu.
-
Stock Register
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan registrasi dari stock.
-
BAE Return
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan jumlah efek yang telah
dikembalikan Badan Administrasi Efek.
-
Stock Opname
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan hasil perhitungan stock
pada daftar stock.
-
Custodian Ledger
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan saldo buku besar dari
custodian.
158
-
Check Custodian Ledger
Pada sub fungsi ini dapat digunakan untuk melakukan
pengecekan terhadap buku besar custodian.
-
Custodian Closing
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan waktu penutupan yang
dilakukan oleh custodian pada saat transaksi trading.
-
Stock Information
Pada sub fungsi ini dapat menerangkan informasi-informasi yang
berhubungan dengan stock.
4. Settlement
Aktivitas-aktivitas pada fungsi settlement yang terdapat pada
sistem aplikasi S21 adalah :
-
Broker Settlement
Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan proses-proses settlement
yang dilakukan oleh broker pada saat akhir transaksi.
-
Client NK Settlement
Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan proses-proses settlement
yang dilakukan oleh client.
-
CBEST – Securities Transfer
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan proses transfer data
dengan menggunakan sistem CBEST yang dapat dibaca oleh
sistem yang terdapat pada sekuritas lain.
159
-
CBEST – OTC Instruction
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan instruksi-instruksi over
the counter yang sebagai akhir dari transaksi.
-
Client Trx Schedule
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan jadwal penyelesaian dari
trade confirmation pada client.
-
Client Trx Schedule Interface
Pada sub fungsi ini dapat menunjukkan detail dari penyelesaian
yang akan dilakukan oleh dan pada client.
5. Contracting
Aktivitas-aktivitas pada fungsi contracting yang terdapat pada
sistem aplikasi S21 adalah:
-
Data Order
Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan secara detail rincian dari
transaksitransaksi order yang dilakukan oleh klien dalam jangka
waktu satu hari transaksi atau bahkan dalam jangka waktu
tertentu.
-
Data Trade
Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan secara detail rincian dari
transaksitransaksi trading yang dilakukan oleh klien dalam
jangka waktu satu hari transaksi atau bahkan dalam jangka waktu
tertentu.
160
6. Risk Management
Aktivitas-aktivitas pada fungsi risk management yang terdapat
pada sistem aplikasi S21 adalah :
-
Data Order
Pada sub fungsi ini dapat menjelaskan secara detail rincian dari
transaksitransaksi order yang dilakukan oleh klien dalam jangka
waktu satu hari transaksi atau bahkan dalam jangka waktu
tertentu.
-
Credit Control
Pada sub fungsi ini dapat diketahui mengenai jumlah transaksitransaksi trading yang telah dilakukan oleh client dan seberapa
besar jumlah credit yang dimiliki oleh masing-masing.
-
Client Approval
Pada sub fungsi ini dapat diinput untuk mengenai permohonan
persetujuan client baru dan dapat juga diketahui mengenai
perjalanan proses persetujuan permohonan client baru.
-
Client Maintenance
Pada sub fungsi ini dapat diketahui mengenai seberapa aktif atau
tidaknya dari client dalam transaksi-transaksi trading.
7. Sales
Aktivitas-aktivitas pada fungsi sales yang terdapat pada sistem
aplikasi S21 adalah :
161
-
Order Entry
Pada sub fungsi ini dapat dilakukan order entry yang dilakukan
oleh sales dalam jangka waktu satu hari transaksi dan juga
berisikan jumlah order entry dalam jangka waktu satu hari
transaksi atau dalam jangka waktu tertentu.
8. Customer Service
Aktivitas-aktivitas pada fungsi customer service yang terdapat
pada sistem aplikasi S21 adalah :
-
Register New Client
Pada sub fungsi ini dapat dilakukan proses registrasi kepada
client-client baru dan dapat juga diketahui mengenai daftar
client-client baru.
-
Stock Deposit
Pada sub fungsi ini dapat diketahui seberapa besar jumlah stock
deposit dari client yang terjadi setelah melakukan kegiatan
transaksi trading dalam satu hari transaksi atau dalam jangka
waktu tertentu.
-
Stock Withdraw
Pada sub fungsi ini dapat diketahui seberapa besar jumlah stock
yang telah di withdraw oleh client dalam jangka waktu satu hari
transaksi atau dalam jangka waktu tertentu.
-
Client Reporting
162
Pada sub fungsi ini dapat diinput mengenai client reporting yang
berisi berupa data-data transaksi trading client dalam jangka
waktu satu hari transaksi atau dalam jangka waktu tertentu, datadata stock deposit client dalam jangka waktu satu hari transaksi
atau dalam jangka waktu tertentu, serta data-data stock withdraw
client dalam jangka waktu satu hari transaksi atau dalam jangka
waktu tertentu.
3. Prime Online
Prime Online merupakan sistem online trading yang dimiliki oleh PT
Prime Capital Securities yang dikembangkan oleh Mikro Piranti, yang
menyediakan perdagangan online yang dapat dilakukan oleh Anggota Bursa
dari manapun dan kapan sajam dimana setiap order langsung dikirim ke
sistem perdagangan Bursa Efek tanpa perlu memasukkan order melalui lantai
bursa.
Online Trading dirasakan mampu mengakomodir penyampaian
informasi yang cepat dan akurat. Hal ini sesuai dengan tuntutan dari industri
sekuritas yang memerlukan kemampuan pemanfaatan teknologi informasi
yang baik dan mampu menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat
serta
seketika.
Keberadaan
Lantai
Bursa
sebagai
perantara
proses
penyampaian transaksi antara Anggota Bursa dengan Bursa, dapat menjadi
penghambat untuk mengetahui hasil transaksi dengan cepat.
163
Industri harus menanggung biaya lebih besar bila masih menggunakan
Lantai Bursa. Hal ini disebabkan masih diperlukannya biaya yang besar untuk
lantai bursa dan juga biaya komunikasi dealer dengan floor trader Anggota
Bursa. Dengan layanan online trading, maka PT Prime Capital Securities
dapat meningkatkan layanan bagi nasabahnya, dimana tenaga pemasaran
dapat lebih luas menjangkau investor hanya dengan bermodalkan sebuah
komputer jinjing (laptop).
Keuntungan bagi Anggota Bursa
Anggota Bursa sebagai ujung tombak dari kegiatan pelaku pasar
modal di Indonesia harus selalu mengaktualisasikan diri dalam pengembangan
teknologi informasi yang canggih dalam mendukung usahanya terlebih untuk
menghadapai era perdagangan bebas nanti dan untuk mengantisipasi agar
setiap investor/nasabah dari pelosok manapun di negeri ini dapat
menjangkaunya. Untuk itulah online trading (Prime online) bagi Anggota
Bursa atau Perusahaan Efek dianggap sebagai jawaban yang tepat dan mampu
mengantisipasi tantangan-tantangan masa depan ke arah yang lebih baik.
Dengan diterapkannya Online Trading di Bursa Efek, terdapat
beberapa keuntungan yang diperoleh Anggota Bursa, antara lain berpeluang
meningkatkan pendapatan perusahaan, mengurangi human error dan
perluasan kegiatan bisnis Anggota Bursa.
164
•
Peluang meningkatkan pendapatan perusahaan
Sebagaimana telah diungkapkan di atas bahwa Prime online
memberikan kelebihan dan kecepatan dalam hal proses transaksi Efek di
pasar modal kita, seperti tergambar di atas bahwa dari sisi tahapantahapan maupun waktu yang dibutuhkan dalam proses transaksi
meningkat secara tajam yang dengan sendirinya akan membawa
konsekuensi terhadap peningkatan dalam hal kesempatan memperoleh
dan memperbanyak order sesuai dengan kemampuan sumberdaya
manusia yang ada.
Dengan penerapan Prime online bagi anggota bursa, maka
diharapkan pengembangan jaringan-jaringan ke kantor cabang/ kantor
pemasaran anggota bursa ke seluruh wilayah nusantara bukan lagi
menjadi hambatan yang berarti pula bahwa Anggota Bursa atau
Perusahaan Efek akan mampu melakukan kegiatan usahanya tidak
hanya melalui kantor pusat saja, akan tetapi dapat melalui kantor-kantor
cabang atau perwakilan yang tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Dengan semakin efisien dan cepatnya pelaksanaan transaksi serta
berbagai kemudahan yang didapatkan dari penerapan Prime online
diperkirakan akan meningkatkan volume maupun nilai transaksi bagi
setiap anggota bursa, dengan demikian berarti pula akan dapat
meningkatkan pendapatan/ keuntungan yang dapat diraih oleh setiap
Anggota Bursa atau Perusahaan Efek.
165
•
Mengurangi human error
Sebelum adanya Prime online, proses transaksi dilakukan
melalui informasi yang dimulai dari pengiriman berita pemesanan lewat
telepon dari dealer di kantor Perusahaan Efek kepada trader di lantai
bursa (floor trader) kemudian trader tersebut memasukkan order ke
kumputer
dan
seterusnya.
Hal
ini
seringkali
menimbulkan
kekurangjelasan informasi yang diterima oleh floor trader yang
mengakibatkan miskomunikasi antara dealer di kantor Perusahaan Efek
dengan trader di lantai bursa. Hal ini tentunya juga akan berakibat
terhadap kesalahan trader dalam mengimput data /eksekusi ke komputer
di JATS. Dengan Prime online kesalahan tersebut dapat dihilangkan,
karena mata rantai tersebut sudah tidak ada lagi, trader dapat langsung
mengeksekusi order melalui komputer di kantornya masing-masing
sesuai dengan order nasabah.
•
Memperluas kegiatan bisnis Anggota Bursa
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah investor/nasabah di pasar
modal kita masih relatif kecil/sedikit jumlahnya bila
dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang tidak kurang dari 210 juta jiwa, pemodal
di pasar modal kita tidak lebih 1% dari jumlah penduduk tersebut, hal ini
tentunya menjadi keprihatinan kita semua. Pada sisi lain kita masih
memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menggali potensi caloncalon pemodal baru yang tersebar di seluruh wilayah nusantara.
166
Sehubungan dengan hal di atas dirasakan perlu meningkatkan program
penerangan/sosialisasi pasar modal kepada kalangan masyarakat secara
luas di seluruh wilayah nusantara. Anggota Bursa atau Perusahaan Efek
sebagai pelaku terdepan yang selalu berhubungan langsung dengan
masyarakat pemodal dan calon pemodal, diharapkan peransertanya
dalam mensosialisasikan pasar modal kepada masyarakat secara luas.
Hal ini akan dapat berjalan secara baik dan berkesinambungan manakala
setiap anggota bursa/ Perusahaan Efek memiliki kantor cabang atau
kantor pemasaran yang tersebar hingga ke pelosok tanah air.
Keuntungan Bagi Investor
Manfaat
yang
diperoleh
investor
dengan
penerapan
RTSdiantaranya adalah mempermudah akses transaksi dan mempercepat
proses konfirmasi.
• Mempermudah akses transaksi
Bagi investor yang bertempat tinggal di pelosok-pelosok tanah
air dalam melakukan transaksinya tidak harus dating ke kantor pusat
Anggota Bursa atau Perusahaan Efek mengingat telah tersedianya
kantor cabang/ perwakilan dari anggota bursa/ Perusahaan Efek
tersebut yang juga bisa mengakses kegiatan transaksi bagi nasabahnya.
Dengan demikian berarti nasabah atau investor akan menghemat
waktu, biaya dan kesempatan memperoleh informasi yang cepat.
167
• Mempercepat proses konfirmasi
Konfirmasi transaksi dapat diterima atau diketahui oleh
nasabah dengan cepat setelah transaksi terjadi melalui sistem Anggota
Bursa. Sebelum RTS konfirmasi transaksi baru dapat diketahui
beberapa saat setelah transaksi terjadi. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan
kepercayaan
investor
terhadap
Perusahan
Efek
khususnya dan Pasar Modal Indonesia pada umumnya.
Pada
sistem
perdagangan
dengan
online
trading
memungkinkan pemodal dapat langsung memasukkan ordernya ke
sistem Anggota Bursa melalui fasilitas teknologi yang tersedia seperti;
ATM, ponsel, internet, dan sebagainya. Order investor tersebut akan
divalidasi oleh sistem Anggota Bursa secara otomatis/elektronik
apakah memenuhi syarat dari segi kesiapan dana dan atau Efek. Dalam
hal order tersebut memenuhi persyaratan, maka secara elektronik pula
order tersebut akan diteruskan oleh sistem Anggota Bursa Efek ke
trading engine di Bursa (Straight Through Processing). Dalam hal ini
Anggota Bursa Efek tidak melakukan reinput order tersebut.
Selanjutnya, proses transaksi Bursa akan terjadi berdasarkan ketentuan
dan peraturan Bursa. Dengan demikian dalam proses On Line Trading
investor dapat langsung memasukkan ordernya, setelah itu semua
proses mulai dari validasi, konfirmasi, eksekusi ke Anggota Bursa dan
Bursa dilakukan secara otomatis (elektronik).
168
4. Aplikasi Internal Reporting
Aplikasi Internal Reporting merupakan aplikasi yang dikembangkan
internal oleh pihak divisi TI PT Prime Capital Securities. Aplikasi ini
dikembangkan dengan bahasa pemrograman Delphi, dengan basis data
MySql. Aplikasi ini Internal Reporting digunakan untuk kepentingan pihak
internal PT Prime Capital Securities, khususnya dalam hal pelaporan
(reporting). Laporan yang dihasilkan dari aplikasi internal reporting adalah
laporan dalam format Excel File yang disesuaikan dengan kebutuhan internal
PT Prime Capital Securities(Lihat Tabel 4.10).
Tabel 4.10 Laporan yang dihasilkan dari Aplikasi Internal Reporting
Fitur
Keterangan
Generating Financial
Menghasilkan informasi yang diperlukan untuk
Reporting (Triwulan)
kepentingan pelaporan keuangan ke BEI (Bursa
Efek Indonesia)
Rincian portofolio efek
Rincian jumlah portofolio efek per emiten
Hutang Nasabah
Terdiri dari hutang yang timbul dari transaksi
perdagangan efek pada periode tertentu
Piutang Nasabah
Terdiri dari piutang yang timbul dari transaksi
perdagangan efek pada periode tertentu
Komisi Transaksi
merupakan komisi dari transaksi perantara
Perdagangan Efek
perdagangan efek untuk periode tertentu
169
4.2.1.2 Portofolio Aplikasi Perusahaan
Portofolio aplikasi merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk
menilai aplikasi yang telah ada dan digunakan saat ini pada PT Prime Capital
Securities. Metode portofolio dapat digunakan untuk menentukan aplikasi termasuk
dalam kategori apa, dimana ada empat kategori, yaitu strategic, high potential, key
operational, dan support dan dikategorikan sesuai dengan fungsi dan penggunaannya
di dalam PT Prime Capital Securities, dapat dilihat pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16 Portofolio Apliksi PT Prime Capital Securities Saat Ini.
Dari portofolio berjalan bisa dilihat bahwa PT Prime Capital Securities belum
memiliki aplikasi yang bersifat strategic ataupun high potential. Selama ini fungsi SI
/ TI memang hanya terbatas pada kegiatan operasional sehari-hari saja. Ini juga
dipengaruhi oleh sikap manajemen terhadap SI / TI, yang belum melihat peluang
170
pemanfaatan SI / TI untuk menghasilkan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki
oleh perusahaan lain.
Untuk lebih mendayagunakan SI / TI dalam perusahaan, PT Prime Capital
Securities
sebaiknya mempunyai aplikasi yang bersifat strategic. Walaupun
resikonya dianggap terlalu besar, dapat dimasukkan ke dalam kuadran high potential
terlebih dahulu, setelah diketahui jika manfaatnya jelas maka dapat dipindahkan ke
dalam kuadran strategic dan diimplementasikan.
4.2.1.3 Spesifikasi Perangkat Keras dan Lunak Perusahaan
Berikut merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak pada PT
Prime Capital Securities.
Tabel 4.11 Tabel Spesifikasi Perangkat Keras
Spesifikasi hardware
Spesifikasi
Spesifikasi
hardware
Jumlah Unit
Monitor :
•
exclude Settlement staff )
Personal
Computer (PC)
15" LCD HDTV Monitor (all staff,
•
Samsung SyncMaster 990DF-Black
19" CRT Monitor (Settlement staff)
Users
•
BenQ FP557s Black/Silver 15" LCD
Monitor
27 Unit
171
(IT Manager)
Keyboard : Media keyboard K200 Logitech
Mouse : Mouse Logitech USB Standard
CPU :
‐
Motherboard Intel Socket LGA775
‐
Harddisk 160 GB
‐
Samsung DVD Combo
‐
1 GB RAM
‐
Intel [R] Pentium [R] Dual CPU
‐
NVIDIA GeForce 8400GS, 256MB
DDR2, 64-bit, D-Sub, DVI, PCIe x16
Operating system : Microsoft windows XP
Service pack 2
Spesifikasi
Monitor :
hardware
•
15" LCD HDTV Monitor (all IT staff)
Personal
•
BenQ FP557s Black/Silver 15" LCD
Computer (PC)
Monitor
Divisi TI
(IT Manager)
Keyboard : Media keyboard K200 Logitech
Mouse : Mouse Logitech USB Standard
3 Unit
172
CPU :
‐
Motherboard Intel Socket LGA775
‐
Harddisk 250 GB
‐
Samsung DVD Combo
‐
4 GB RAM
‐
Intel [R] Pentium [R] Dual CPU
‐
NVIDIA GeForce 8400GS, 256MB
DDR2, 64-bit, D-Sub, DVI, PCIe x16
Operating system : Microsoft windows XP
Service pack 2
Printer
LaserJet Pro P1102 HP
Switch
10 Unit
3 Accton Switches; 10/100Mbps 24 Ports
Cable modem
Motorola SURFBOARD
Koneksi internet kabel ke IM2
Leased line
UPS
64KBps ISDN (Koneksi internet ISDN)
APC Smart 2200, 3000
4 Unit
Laplace 500VA (Catu daya cadangan)
Router
Hub
Data Receiver
SISCO 2811 (Koneksi internet ADSL)
1 Unit
SISCO 4 Port (Koneksi internet ADSL)
1 Unit
Hub 3 COM
4 Unit
Hub Dlink
1 Unit
IQ + Receiver
173
(Menerima data dari koneksi IQ + untuk informasi saham)
Spesifikasi hardware Server (JONEX, RT Server, BO Server, Server Online
Trading, WebServer) :
‐
Microsoft Windows Server 2003 R2 Standart Edition (52 Build 3790)
‐
System manufacture HP
‐
System model Pro Liant DL180 G5
‐
Processor Intel (R) Pentium (R) III Xeon (4 CPUs), ~2,5GHz
‐
Memory 4096 MB RAM
‐
Harddisk 500GB
Spesifikasi hardware Server (IQ+) :
‐
Microsoft windows server 2003
‐
Harddisk 500GB
‐
Memory 4096 MB RAM
‐
Keyboard Media keyboard K200 Logitech
‐
Mouse Logitech USB Standard
‐
Monitor : Samsung SyncMaster 790DF-Black 17" CRT Monitor
Internet firewall & gateway
Pentium III 700, Memory 256MB, Harddisk 80GB, 3 NIC 100Mbps
174
Tabel 4.12 Tabel Spesifikasi Perangkat Lunak
Aplikasi
IQ+
Platform
Windows 2003
Fungsi
Informasi pasar
Departemen
Sales
saham dari BEI
BOFIS & FOFIS
Windows 2003
(S21)
Pencatatan
FOFIS : Sales
transaksi
BOFIS : IT,
Finance,
Accounting,
Settlement,
Contracting, Risk
management
C-Best
Windows 2003
Koneksi ke KSEI
Settlement
Cobass
Windows 2003
Koneksi ke KPEI
Settlement
PABX
Windows 2003
Pemantauan dan
Semua
pencatatan
departemen
komunikasi
telepon masuk
dan keluar
Prime Online
(Online Trading)
Web Based
Mengetahui
keterangan
terhadap
informasi pasar
IT
175
serta melakukan
transaksi efek
Internal Reporting
Desktop
Informasi laporan
Finance dan IT
keuangan untuk
kepentingan
internal
perusahaan
ataupun BEI
4.2.1.4 Spesifikasi Jaringan
Gambar 4.17 Arsitektur Jaringan PT Prime Capital Securities
176
Dalam infrastruktur ITnya, PT. Prime Capital Securities sendiri terhubungan
secara langsung ke BEI melewati jaringan yang dihubungkan oleh Fiber Driver yang
disediakan oleh First Media sebagai jasa provider jaringan mereka dan setelah itu
terhubung dengan Router. Untuk koneksi data flow dari PT. Prime Capital Securities
ke BEI disediakan suatu server yang ditempatkan pada lokasi PT. Prime Capital
Securities sendiri yang tentunya diterdapat suatu Firewall sebagai security-nya.
Server BEI tersebut dinamakan Jonec Server. Dalam pengiriman data dari PT. Prime
Capital sendiri tidak langsung secara garis lurus terhubung ke Jonec Server, tetapi
harus melalui server front office yang dinamakan RT Server. Tentunya RT Server
sendiri mendapat data dari user-user front office seperti sales. Selain terhubung
dengan BEI, RT Server juga terhubung dengan server back office yang dinamakan
Back Office Server yang bertujuan untuk melakukan sinkronisasi terhadap data
setelah penutupan sesi transaksi. Untuk back office server mendapatkan data dari RT
server dan juga dari hasil pengubahan user back office yang melewati prosedur yang
telah ada. Server lain yang terdapat pada PT. Prime Capital Securities adalah IMQ
Server yang menyediakan informasi pasar kepada user internal maupun pada nasabah
yang ingin mengakses informasi pasar tersebut. Dalam mengoperasikan aplikasi
Prime Online Trading, terdapat server (Server Online Trading) yang akan langsung
terkoneksi dengan aplikasi online trading tersebut. Dan juga mempunyai terdapat
server yang berfungsi sebagai WebServer yang bertujuan untuk menyimpan data-data
dan informasi yang terkait dengan web application (PrimeOnline.co.id). Masingmasing server terhubung juga dengan server lain (BO dan FO).
177
Aplikasi online trading menggunakan basis data SQL Server dari Microsoft.
Sistem operasi server yang digunakan adalah Windows 2000. Adapun ada dua server
yang dioperasikan, Market Info dan Application Server. Masing-masing server ini
terhubung ke server yang terletak di BEJ. Semua client pada PT Prime Capital Securities
menggunakan Application Server untuk melakukan transaksi.
4.2.1.5 Analisis Audit Grid
Sebelum merencanakan sistem informasi, dilakukan pengevaluasi aplikasi
yang sedang berjalan di perusahaan. Penilaian terhadap aplikasi perusahaan dilakukan
dengan pendekatan audit grid. Pendekatan ini dibentuk berdasarkan hasil kuesioner
dari pemakai aplikasi yang berjalan saat ini. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel
4.13 – 4.21 di bawah ini.
A. Aplikasi S21
Tabel 4.13 Nilai bisnis aplikasi S21
Ya
No
Cukup
Tidak
Jumlah
Nilai Bisnis
Nilai
3
2
1
Responden
1
3
0
4
Apakah anda
merasa puas
1.
dengan sistem
yang sekarang ?
9
178
2.
Apakah anda
sangat
bergantung
pada sistem
tersebut untuk
menjalankan
kegiatan bisnis ?
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
16
39
Bermanfaatkah
aplikasi dalam
3.
meningkatkan
kinerja anda ?
4.
Seringkah anda
menggunakan
sistem dan
aplikasi tersebut
?
Total
Rata-
2.44
rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
179
Tabel 4.14 Kualitas teknis aplikasi S21
Kualitas
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
Teknik
3
2
1
Responden
2
2
0
4
10
1
2
1
4
8
1
2
1
4
8
1
3
0
4
9
16
35
No
Nilai
Apakah aplikasi
1.
yang digunakan
berjalan stabil ?
Apakah output
2.
yang dihasilkan
tepat ?
Apakah tingkat
keamanan pada
3.
aplikasi ini
sudah baik ?
Apakah interface
aplikasi ini
4.
sudah user
friendly ?
Total
Rata-
2.19
rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
180
B. Aplikasi Prime Online
Tabel 4.15 Nilai bisnis aplikasi Prime Online
No
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
3
2
1
Responden
1
3
0
4
9
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
3
1
0
4
11
Nilai Bisnis
Nilai
Apakah anda
merasa puas
1.
dengan sistem
yang sekarang ?
Apakah anda
sangat
bergantung
2.
pada sistem
tersebut untuk
menjalankan
kegiatan bisnis ?
Bermanfaatkah
aplikasi dalam
3.
meningkatkan
kinerja anda ?
Seringkah anda
4.
menggunakan
sistem dan
181
aplikasi tersebut
?
16
Total
40
Rata2.5
rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
Tabel 4.16 Kualitas teknis aplikasi Prime Online
Kualitas
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
No
Nilai
Teknik
3
2
1
Responden
3
0
1
4
10
2
2
0
4
10
3
1
0
4
11
3
1
0
4
11
Apakah aplikasi
1.
yang digunakan
berjalan stabil ?
Apakah output
2.
yang dihasilkan
tepat ?
Apakah tingkat
keamanan pada
3.
aplikasi ini
sudah baik ?
Apakah interface
4.
aplikasi ini
sudah user
182
friendly ?
16
Total
42
Rata2.63
rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
C. Aplikasi IQ +
Tabel 4.17 Nilai bisnis aplikasi IQ +
Ya
No
Cukup
Tidak
Jumlah
Nilai Bisnis
Nilai
3
2
1
Responden
1
3
0
4
9
3
1
0
4
11
Apakah anda
merasa puas
1.
dengan sistem
yang sekarang ?
Apakah anda
sangat
bergantung
2.
pada sistem
tersebut untuk
menjalankan
kegiatan bisnis ?
183
3.
Bermanfaatkah
aplikasi dalam
meningkatkan
kinerja anda ?
1
3
0
4
9
2
2
0
4
10
16
39
Seringkah anda
menggunakan
4.
sistem dan
aplikasi tersebut
?
Total
Rata-
2.44
rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
Tabel 4.18 Kualitas teknis aplikasi IQ +
Kualitas
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
Teknik
3
2
1
Responden
2
2
0
4
No
Nilai
Apakah aplikasi
1.
yang digunakan
berjalan stabil ?
10
184
2.
Apakah output
yang dihasilkan
tepat ?
2
2
0
4
10
0
4
0
4
8
3
1
0
4
11
16
39
Apakah tingkat
keamanan pada
3.
aplikasi ini
sudah baik ?
4.
Apakah interface
aplikasi ini
sudah user
friendly ?
Total
Rata-
2.44
rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
185
D. Aplikasi Internal Reporting
Tabel 4.19 Nilai bisnis aplikasi Internal Reporting
No
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
3
2
1
Responden
2
2
0
4
10
1
3
0
4
9
1
3
0
4
9
1
3
0
4
9
Nilai Bisnis
Nilai
Apakah anda
merasa puas
1.
dengan sistem
yang sekarang ?
Apakah anda
sangat
bergantung
2.
pada sistem
tersebut untuk
menjalankan
kegiatan bisnis ?
Bermanfaatkah
aplikasi dalam
3.
meningkatkan
kinerja anda ?
Seringkah anda
4.
menggunakan
sistem dan
186
aplikasi tersebut
?
16
Total
37
Rata2.31
rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
Tabel 4.20 Kualitas teknis aplikasi Internal Reporting
Kualitas
Ya
Cukup
Tidak
Jumlah
No
Nilai
Teknik
3
2
1
Responden
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
2
2
0
4
10
Apakah aplikasi
1.
yang digunakan
berjalan stabil ?
Apakah output
2.
yang dihasilkan
tepat ?
Apakah tingkat
keamanan pada
3.
aplikasi ini
sudah baik ?
Apakah interface
4.
aplikasi ini
187
sudah user
friendly ?
16
Total
40
Rata2.5
rata
Sumber: PT Prime Capital Securities, diolah dari kuesioner (2011)
Jumlah responden sebanyak 4 orang setiap aplikasi ditentukan dari
rekomendasi dari direktur utama untuk mewakili suara perusahaan dan jumlah itu
sudah lebih dari 50% karyawan yang menggunakan setiap aplikasi, termasuk 4 orang
nasabah perusahaan yang dipilih secara random sebagai sample untuk penilaian
aplikasi Prime Online. Tabel 4.21 merupakan penjelasan mengenai hasil dari
kuesioner yang dilakukan terhadap karyawan PT Prime Capital Securities.
Tabel 4.21 Hasil kuesioner audit grid
Aplikasi
Kualitas
Nilai
Teknik (X)
Bisnis
Keterangan
(Y)
A
Aplikasi S21
2,19
2,44
Pelihara dan
Kembangkan
B
Aplikasi Prime Online
2,63
2,5
Pelihara dan
Kembangkan
188
C
Aplikasi IQ +
2,44
2,44
Pelihara dan
Kembangkan
D
Aplikasi Internal Reporting
2,5
2,31
Pelihara dan
Kembangkan
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan hasil kuesioner di atas, maka hasil pendekatan audit grid dapat
dilihat pada Gambar 4.18 di bawah ini:
Pelihara dan
Tinggi
Nilai Bisnis
3
Kembangkan
Hapuskan
Nilai Kembali
2
1
Rendah
Perbaharui
1
2
Kualitas Teknik
Gambar 4.18 Matrix Audit Grid PT Prime Capital Securities
Sumber: Pengolahan Data
3 Tinggi
189
Keterangan:
= Aplikasi A
= Aplikasi B
= Aplikasi C
= Aplikasi D
Berdasarkan Gambar 4.18, hasil analisis audit menyatakan bahwa seluruh
aplikasi yang dimiliki PT Prime Capital Securities saat ini berada pada posisi
“Pelihara dan Kembangkan”. Hal ini berarti semua aplikasi di PT Prime Capital
Securities memiliki kualitas teknik dan nilai bisnis yang tinggi, hingga semua
aplikasi tersebut harus dipertahankan dan dikembangkan. Maka itu diperlukan
perhatian yang lebih dalam mengembangkan aplikasi-aplikasi di PT Prime Capital
Securities.
4.2.2. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI
Peran SI/TI pada PT Prime Capital Securities saat ini adalah sebagai peran
utama, hal ini menjadi sebuah investasi untuk meningkatkan keuntungan dari segi
bisnis kepada perusahaan. Dengan adanya SI/TI tersebut telah membantu PT Prime
Capital Securities dalam melakukan proses operasional dan transaksi di dalam
perusahaan. Pihak manajemen menyadari sepenuhnya arti pentingnya SI/TI bagi
perusahaan, SI/TI tidak hanya sebatas untuk mendukung tetapi juga digunakan di
dalam internal perusahaan, dan untuk lingkungan eksternal. PT Prime Capital
190
Securities belum memaksimalkan SI/TI yang dapat menunjang kegiatan bisnis
perusahaan.
Trend Teknologi
Perkembangan teknologi memang bergerak sangat cepat pada semua bidang
bisnis. Salah satu peran penting teknologi dapat kita lihat dalam pengaruhnya
terhadap investasi efek. Perkembangan teknologi saat ini telah banyak membawa
perubahan pada kecepatan bertransaksi dan mendapatkan informasi sehingga
keputusan investor juga akan ikut bergerak dengan cepat. Trend teknologi dalam
trading tidak hanya digunakan oleh Bursa Efek Indonesia saja, tetapi juga telah
diadopsi oleh perusahaan –perusahaan yang ikut serta dalam bisnis efek. Trend
teknologi saat ini yaitu Trading Station dan Mobile Trading.
Trading Station dengan Platform MT4 telah memenangkan penghargaan dan
merupakan gerbang yang sangat kuat dan ramah pengguna menuju pasar FX dan
bullion. Platform ini tersedia dalam 23 bahasa dan penuh berisi opsi grafik dan
indikator, potensi trading otomatis, fitur trailing stop dan layanan berita terbaru dari
Dow Jones Newswires. Update otomatis melalui internet berarti platform trading ini
terus menerus dibekali dengan perangkat trading terbaru.
Selain trading station, juga terdapat mobile trading yang memberikan klien
kebebasan untuk melakukan trading secara aman dan percaya diri melalui PDA atau
Smartphone. Layanan yang mudah diinstal ini memiliki fitur real-time untuk harga
FX dan bullion, akses atas live chart dan indikator yang dapat dipilih, opsi
191
administrasi account, riset premium yang di-streaming secara live, plus tajuk berita
dari Dow Jones Newswires.
•
Trading berdasarkan streaming harga FX.
•
Melihat harga real time untuk FX dan logam mulia.
•
Akses atas live chart dan aplikasi indikator teknis.
•
Melihat rangkuman account secara real-time.
•
Melihat informasi sejarah account.
•
Aktifkan alarm suara untuk memberitahukan anda tentang perubahan pasar.
•
Terima tajuk berita secara langsung dan real-time.
4.3. Analisis SWOT
Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal bisnis
dan SI/TI perusahaan, maka dapat disimpulkan faktor internal dan eksternal dari
analisis SWOT pada Tabel 4.22. Faktor internal dan eksternal ini akan menjadi dasar
dalam melakukan analisis SWOT pada PT Prime Capital Securities.
192
Tabel 4.22 Peta Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal PT Prime Capital
Securities
Analisis Lingkungan
Metode
Hasil Analisis
Faktor internal dan
Eskternal
Perusahaan
(SWOT)
Internal Bisnis
•
Value Chain
Berdasarkan analisis terhadap
Workflow
rantai nilai dan proses bisnis
tim riset untuk
Business Process
perusahaan, dapat
memantau
disimpulkan bahwa:
kondisi pasar.
-
Belum adanya
Fungsi riset dalam
pemantauan kondisi
•
Belum adanya
perdagangan pada
diversifikasi
pasar modal, masih
produk
dilakukan oleh sales
investasi.
perusahaan.
-
-
Produk investasi
•
Memiliki SDM
yang diperdagangkan
yang
oleh PT Prime Capital
berkualitas
Securities saat ini
dalam bidang
hanya pada saham.
keuangan
PT Prime Capital
dengan
193
-
Securities memiki
dukungan
SDM yang qualified
manajemen
dibidang keuangan.
SDM.
PT Prime Capital
Securities memiliki
-
•
Adanya
program pelatihan
program
bagi para nasabah
pengendalian
yang diberikan secara
Risk
gratis.
Management
PT Prime Capital
yang baik.
Securities memiki
MKBD yang cukup
-
•
Adanya
untuk menjami limit
program
transaksi yang
training dan
dilakukan oleh
edukasi produk
nasabahnya.
investasi
Dalam rantai nilai
secara Gratis.
perusahaan, terdapat
proses pengendalian
•
Memiliki
resiko yang
MKBD yang
merupakan kunci
memadai untuk
utama dalam
menjamin limit
194
menjalankan jasa
transaksi.
perantara perdagangan
di pasar modal.
Eksternal Bisnis
5 Daya Saing
Ancaman pendatang baru:
Adanya pembatasan
Porter
Selain dengan adanya
izin pendirian
kompleksitas dari prasyarat,
sekuritas oleh
seperti: permodalan dan
BAPEPAM yang
infrastruktur keuangan, juga
membatasi jumlah
diperkuat dengan pembatasan
pesaing.
izin dalam pendirian
perusahaan sekuritas.
Kekuatan Pembeli:
Peluang pasar
Kekuatan pembeli dari PT
investasi di luar
Prime Capital Securities
Jakarta.
adalah pemodal yang akan
membeli atau menanamkan
modalnya di perusahaan yang
melakukan emisi atau disebut
juga investor, baik retail
ataupun grup yang mayoritas
195
berasal dari dalam Jakarta.
Kekuatan Pesaing:
Potensi penetrasi
Selain tentunya dihadapkan
perusahaan sekuritas
dengan perusahaan sekuritas
asing menjadi
asing. Kekuatan persaingan
anggota bursa di
juga dipengaruhi oleh
Indonesia.
sekuritas asing yang
beroperasi di dalam pasar
modal Indonesia.
Kekuatan Pemasok:
Kebijakan dalam
Selain dengan berbagai
pembentukan UU
kekuatan pemasok seperti:
Jaring Pengaman
BEI, BAPEPAM, KSEI,
Sistem Keuangan bagi
KPEI, dan emiten, dengan
LKBB.
adanya RUU JPSK (Jaring
Pengaman Sistem Keuangan),
maka dimungkinkan ada
stakeholders yang terlibat
dalam perusahaan sekuritas,
yakni: BI, LPS (Lembaga
196
Penjamin Simpanan), dan
Kementrian Keuangan.
Produk atau Jasa
Banyaknya alternatif
Pengganti:
investasi dan semakin
Belakangan ini masyarakat
agresifnya lembaga
banyak mendengar berbagai
keuangan selain
investasi yang bukan investasi sekuritas dalam
seperti biasanya. Investasi
mencari pelanggan.
pada real estate investment
trust, hedge fund, protected
capital fund, guaranteed
capital fund, dan beberapa
lagi yang umum lainnya,
seperi emas dan obligasi.
Produk investasi ini tampil
sebagai alternatif investasi,
selain investasi pada pasar
modal.
PEST
Politik:
Situasi sosial dan
Dalam lingkungan saham,
politik yang tidak
faktor politik menjadi suatu
stabil.
197
pemicu akan pergerakan
saham. Isu-isu yang terdapat
dalam lingkungan politik
menyebabkan adanya
sentimen negatif maupun
positif terhadap pergerakan
investor dalam bermain
saham. Permainan jual beli
saham yang melibatkan pihak
tertentu akan membuat
pergerakan saham menjadi
fluktuatif tergantung dari
pengaruh kepercayaan yang
diberikan ke pasar secara
tidak langsung.
Ekonomi:
•
Inflasi yang
Fakor lain yang ikut dalam
terjadi di
memberikan pengaruh
negara
terhadap keputusan investor
Indonesia.
dalam memainkan sahamnya
yaitu faktor ekonomi.
Pergolakan ekonomi baik
•
Ancaman
krisis global.
198
internal maupun ekternal
membawa suatu estimasi
•
Potensi
terhadap ketahanan ekonomi
Pertumbuhan
suatu Negara yang membawa
Perekonomian
pemikiran ke investor pasar
Indonesia.
modal. Seperti: Pertumbungan
ekonomi, krisis ekonomi,
ataupun tingkat inflasi.
Sosial:
Semakin tingginya
Selain hal diatas, faktor sosial
kesadaran masyarakat
lainnya yang dapat
akan pentingnya
mempengaruhi perusahaan
investasi.
sekuritas, yaitu tingkat
kesadaran masyarakat akan
pentingnya investasi.
Keyakinan publik terhadap
investasi di industri pasar
modal Indonesia meningkat
signifikan seiring dengan
membaiknya kesadaran publik
terhadap perkembangan bisnis
199
pasar modal dan ekspektasi
tingkat keuntungan investasi,
hal ini akan mempengaruhi
jumlah transaksi yang terjadi
pada perusahaan sekuritas.
Teknologi:
Belum
Dengan adanya sistem CRM
diimplementasikannya
(Customer Relationship
sistem CRM.
Management) perusahaan
akan mampu mengidentifikasi
valuable customer dan
melayani dengan sepenuhnya.
CRM secara sederhana bisa
didefinisikan sebagai sistem
yang memungkinkan
peningkatan nilai pelanggan
dan bisa memotivasi valuable
customer untuk tetap loyal
pada perusahaan.
Internal SI/TI
Arsitektur dan
Adanya
Aplikasi
Online,
aplikasi
yang
Prime Sistem perdagangan
merupakan dengan online trading
200
sistem online trading yang (Prime Online dan
dimiliki
oleh
PT
Capital
Securities
Prime Prime Reporting).
yang
dikembangkan
oleh
Piranti,
menyediakan
yang
perdagangan
Mikro
online
yang
dapat dilakukan oleh Anggota
Bursa
dari
manapun
dan
kapan sajam dimana setiap
order langsung dikirim ke
sistem
perdagangan
Bursa
Efek tanpa perlu memasukkan
order melalui lantai bursa.
Analisis
Dari portofolio berjalan bisa
Belum adanya
Portofolio
dilihat bahwa PT Prime
perencanaan strategi
Aplikasi
Capital Securities belum
sistem informasi.
memiliki aplikasi yang
bersifat strategic ataupun high
potential. Selama ini fungsi SI
/ TI memang hanya terbatas
pada kegiatan operasional
sehari-hari saja. Oleh karena
201
diperlukannya suatu
perencanaan strategi untuk
sistem informasi yang sampai
saat ini belum dilaksanakan
oleh PT Prime Capital
Securities.
Analisis Audit
Existing application yang
Grid
berada pada PT Prime Capital
Securities, saat ini berada
pada kuadran “pelihara dan
kembangkan”. Oleh karena itu
diperlukan perencanaan
strategi sistem informasi agar
dapat menjadi arahan untuk
perencanaan aplikasi ini
kedepannya.
Eksternal SI/TI
Trend Teknologi
Mobile trading akan
Belum
memberikan klien kebebasan
diimplementasikannya
untuk melakukan trading
Mobile Trading.
secara aman dan percaya diri
melalui PDA atau
Smartphone.
202
4.3.1 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Evaluasi faktor eksternal digunakan untuk menganalisa kemampuan PT Prime
Capital Securities dalam menanggapi peluang dan ancaman yang dihadapi saat ini
dalam kaitannya dengan lingkungan eksternal perusahaan. Berikut ini merupakan
peluang dan ancaman yang diperoleh dari hasil analisis lingkungan eksternal bisnis
dan SI/TI PT Prime Capital Securities (Tabel 4.23) :
Tabel 4.23 Evaluasi Faktor Eksternal PT Prime Capital Securities
Opportunities
O1
Peluang pasar investasi di luar Jakarta.
O2
Adanya
pembatasan
izin
pendirian
sekuritas
oleh
BAPEPAM yang membatasi jumlah pesaing.
O3
Potensi Pertumbuhan Perekonomian Indonesia.
O4
Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
investasi.
O5
Kebijakan dalam pembentukan UU Jaring Pengaman Sistem
Keuangan bagi LKBB.
Threats
T1
Ancaman krisis global.
T2
Potensi penetrasi perusahaan sekuritas asing menjadi
anggota bursa di Indonesia.
T3
Banyaknya alternatif investasi dan semakin agresifnya
lembaga
keuangan
selain
sekuritas
dalam
mencari
203
pelanggan.
T4
Inflasi yang terjadi di Negara Indonesia.
T5
Situasi Sosial dan Politik yang tidak stabil.
4.3.1.1 Peluang
Komponen peluang (Opportunities) :
1. Peluang pasar investasi di luar Jakarta.
Walaupun secara potensi peluang pengembangan saham sebagai salah
satu instrumen investasi cukup besar, pertumbuhan jumlah investor dan dana
kelolanya ternyata tidaklah sesuai harapan. Di sisi nasabah, Badan Pengawas
Pasar
Modal
dan
Lembaga
Keuangan
(Bapepam-
LK)
mencatat
perkembangan pemilik unit penyertaan hingga Februari 2011 hanya sebesar
93.324 nasabah. Perinciannya, sebesar 91.407 nasabah individu dan 1.917
nasabah institusi, sedangkan total transaksinya hanya 364.020 transaksi.
204
1,917, 2%
Individu
Institusi
91,407, 98%
Gambar 4.19 Distribusi Jumlah Investor pada Pasar Modal
Sumber: BAPEPAM, Februari 2011
Dari pertumbuhan jumlah nasabah itu, sekitar 65 persen tersebut masih
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Bahkan, sekitar 55 persen dari jumlah investor
di Jawa berada di Jakarta. Jumlahnya mencapai 25.529 nasabah dari total
investor. Hal ini berarti bahwa penyebaran investor belum merata. Menurut
Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam–LK, Djoko Hendratto, diakui
banyak kendala yang menjadi penyebabnya seperti minimnya sosialisasi
investasi saham dan ekspansi manajer investasi di luar Jawa. Apalagi, banyak
masyarakat di luar Jawa yang masih belum ingin menanamkan dananya dalam
saham.
Kondisi ini juga tidak lepas dari masalah pemasaran produk saham
yang lebih dari 60 persen masih bergantung pada agen perbankan. Selain itu,
jumlah agen penjual juga masih sangat sedikit. Karena itu, Bapepam-LK kini
205
tengah menggodok aturan yang memungkinkan lembaga keuangan non-bank
bisa menjadi agen penjual saham. Aturan tersebut bisa memungkinkan dana
kelolaan manajer investasi bisa melonjak signifikan.
Selain itu, otoritas juga sedang mencoba kemungkinan produk saham
bisa dijual melalui anjungan tunai mandiri (ATM), e-banking, hingga private
banking. Namun, untuk menjadi beleid, Bapepam tidak langsung buru-buru
membuatnya. Aturan akan dibuat bertahap dan disesuaikan dengan
perkembangan industri. Nantinya, dengan beleid itu diharapkan nilai dana
kelolaan (nilai aktiva bersih/NAB) dari seluruh manajer investasi akan
meningkat lebih signifikan.
Selain berisi perluasan saluran distribusi dan peningkatan jumlah
nasabah, otoritas juga meminta variasi produk seperti saham konvensional,
saham terstruktur, dan produk lainnya, perluasan ke nasabah ritel hingga bisa
menjual saham lebih murah. Bapepam juga mendesak perbaikan kinerja dari
manajer investasi maupun agen penjual saham, baik dalam sertifikasi,
keahlian, maupun infrastruktur dalam menjualnya.
2. Adanya pembatasan izin pendirian sekuritas oleh BAPEPAM yang membatasi
jumlah pesaing.
Dengan banyaknya broker terutama broker asing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) membuat anggota bursa mudah terpengaruh dengan broker
asing. Bila tidak berhati-hati maka akan mudah terpedaya. Untuk itu Bapepam
LK mulai mengatur jumlah broker asing di bursa. Rencananya mereka
206
membatasi perusahaan efek di bursa. Caranya dengan memperketat ijin daftar
broker asing.
Pada akhir tahun 2010 BAPEPAM tidak lagi menerbitkan ijin bagi
broker baru. BAPEPAM tidak melakukan pelarangan. namun sengaja
mempersulit pemberian izin broker. Pasalnya selama ini keberadaan broker
tidak diatur dengan undang-undang. Dalam rencana tahun 2011, BAPEPAM
akan selektif dalam menerbitkan izin bagi perusahaan sekuritas atau mereka
yang ingin menjadi angggota bursa. Semakin banyaknya pemain sekuritas
asing ke pasar domestik disebabkan investor asing melihat prospek kinerja
pasar modal Indonesia yang ditopang fundamental ekonomi yang kuat. Para
calon pendiri sekuritas mungkin saja punya uang banyak, tetapi kita harus
lihat juga apakah mereka punya sumberdaya manusia dan manajemen risiko
yang baik untuk men-gelola perusahaan efek.
Menurut Kepala Biro Lembaga Transaksi Efek Bapepam-LK Nurhaida menjelaskan hingga saat ini, peraturan keanggotaan bursa masih dalam
pembahasan. Untuk perizinan pedagangan perantara efek, penjamin emisi,
dan manajer investasi, perusahaan efek harus mendapat izin Bapepam-LK.
Jumlah anggota bursa saat ini (Maret, 2011) tercatat 119 perusahaan efek,
dengan satu perusahaan efek Optima Khar-ya Securities berstatus suspensi.
Saat ini (Maret, 2011) ada tiga kursi anggota bursa yang sudah siap dilelang
BEI, yakni United Asia Securities, Pa-lalian Water Securindo, dan Antaboga
Delta Securities.
207
3. Potensi Pertumbuhan Perekonomian Indonesia.
Secara
fundamental,
perekonomian
dunia
sedang
mengalami
pemulihan. Pemulihan masih terus berlanjut baik di negara-negara maju
maupun negara-negara berkembang. Amerika sebagai negara dengan
perekonomian terbesar masih terus menunjukkan pertumbuhan yang positif,
seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto 2010 yang masih positif pada
level 2,8%, suku bunga masih akan rendah pada level 0%-0,25%, dan adanya
peningkatan konsumsi domestik Amerika, dapat dijadikan indikator terjadinya
pemulihan perekonomian global. Tetapi, perekonomian Amerika ini masih
akan berjalan lambat yang dikarenakan tingkat pengangguran Amerika masih
tinggi di level 9,1% per Januari 2011.
Pada awal tahun 2011, pasar modal Indonesia berada di zona merah.
Beberapa sentimen negatif terus melanda Indonesia, seperti angka inflasi
Indonesia yang cukup tinggi, dan juga adanya tekanan geopolitik negaranegara timur tengah. Secara fundamental, Indonesia masih memiliki prospek
yang cerah. Konsumsi domestik yang merupakan kontributor terbesar PDB
Indonesia sekitar 60% masih menunjukkan adanya pertumbuhan konsumsi
domestik yang terus tumbuh, seperti penjualan motor dan mobil per Januari
2011 menunjukkan kenaikan, dan kredit pinjaman perbankan juga
menunjukkan peningkatan.
Penjelasan diatas di atas juga menunjukkan bahwa demografi
Indonesia sangat baik untuk mendukung adanya pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Sebanyak 56% dari total penduduk Indonesia di tahun 2010 adalah
208
penduduk yang berada di usia produktif antara 20-55 tahun (Gambar 4.20).
Pertumbuhan terbesar juga terdapat pada usia produktif tersebut sebesar
30,69% dalam satu tahun terakhir.
Usia Produktif
Usia Non
Produktif
Gambar 4.20 Perbandingan Usia Produkdif dan Non-Produktif di
Indonesia Tahun 2010
Sumber: BPS, 2010
Kondisi ini mirip dengan kondisi negara Jepang pada tahun 1950,
dimana 6 orang muda hanya dibebani oleh 1 orang tua, dan kondisi negara
Jepang saat ini (tahun 2010) adalah 2 orang tua membebani 1 orang muda.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki potensi besar untuk
terus menumbuhkan perekonomiannya. Dengan banyaknya penduduk pada
usia produktif, konsumsi domestik Indonesia masih akan terus tumbuh.
Sentimen negatif yang mungkin terjadi pada awal tahun 2011 adalah
masalah inflasi. Inflasi meningkat sampai 7,02% per Januari 2011 dengan
kontribusi terbesar diberikan oleh volatilitas makanan. Dengan meningkatnya
inflasi, BI memutuskan untuk menaikkan BI rate sebesar 6,75% atau
209
meningkat 25 bps. Angka ini masih tergolong rendah sehingga perbankan di
Indonesia tidak akan menaikkan bunga pinjamannya, dan perekonomian
Indonesia diprediksi masih akan terus tumbuh. Masalah utama yang
menyebabkan inflasi Indonesia tinggi adalah distribusi dan logistik makanan
di Indonesia dan lebih disebabkan oleh masalah cuaca.
Para analis memprediksikan bahwa pada pertengahan kedua 2011,
Indonesia akan mengalami panen besar, dan akan mengurangi laju inflasi
Indonesia. Hal ini sudah terbukti pada inflasi di bulan Februari 2011 yaitu
sebesar 0,13% dalam satu bulan terakhir, atau 6,84% pada 1 tahun terakhir.
Dengan adanya pemulihan ekonomi Dunia dan pertumbuhan negaranegara maju di Dunia yang akan berjalan lambat, negara-negara berkembang
seperti Indonesia akan memiliki imbal hasil yang lebih menarik. Prediksi
analis untuk tahun 2011, Indonesia akan tumbuh sebesar 6,3%, dengan laju
inflasi. Dengan adanya perubahan outlook yang diberikan oleh Fitch Rating
dari stable menjadi positif, akan mengurangi perspektif risiko investor asing
untuk berinvestasi di Indonesia.
Pasar saham Indonesia pada awal tahun memang mengalami
penurunan. Per Desember 2010, secara tahunan imbal hasil yang diberikan
mencapai 46%, sedangkan per Februari 2011 imbal hasil setahun terakhir
yang didapatkan menjadi 35%. Pada awal tahun 2011, investor asing
melakukan rebalancing dengan melakukan switch untuk berinvestasi pada
negara-negara maju, seperti Amerika dan Eropa. Investor asing di Indonesia
juga merasa khawatir akan laju inflasi Indonesia yang menigkat di bulan
210
Januari 2011 sebesar 0,89% dalam satu bulan atau 7,02% dalam satu tahun
terakhir dan mendorong BI untuk meningkatkan BI rate pada level 6,75% di
awal Februari 2011.
Dilihat per sektornya, terlihat bahwa secara keseluruhan semua sektor
mengalami penurunan imbal hasil, kecuali untuk sektor pertambangan yang
justru mengalami peningkatan yaitu dari 37% (Desember 2010) menjadi 43%
(Februari 2011), dan sektor perdagangan yang mengalami peningkatan drastis
yaitu dari 59% (Desember 2010) menjadi 65% (Februari 2011).
Secara valuasi juga menunjukkan bahwa valuasi P/E IHSG saat ini
yang murah yaitu sekitar 13,76x dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN-5 yang memiliki P/E sekitar 13,81x. Perbandingan yang dapat
diberikan adalah valuasi P/E IHSG per Desember 2010 sekitar 17x dengan
P/E ASEAN-5 yang berada di kisaran 15x.
Kesimpulannya, dengan fundamental Indonesia yang masih baik yaitu
adanya pertumbuhan Indonesia di kisaran 6%, membuat pertumbuhan
perusahaan Indonesia berada di kisaran 20%, dan hal ini akan terefleksi di
dalam pertumbuhan IHSG untuk tahun 2011 yang berada di kisaran 20%.
Dengan adanya prospek yang menarik di pasar saham, khususnya sektor
komoditas dan konsumsi, dan valuasi IHSG yang menarik, saat ini merupakan
saat yang tepat untuk berinvestasi di pasar modal.
Dari pasar obligasi, secara fundamental Indonesia, dengan adanya
credit rating Indonesia yang akan menuju Investment Grade, pasar obligasi
Indonesia masih akan menarik. Per Februari 2011, Fitch Rating menaikkan
211
posisi outlook Indonesia dari stabil menjadi positif. Hal ini menunjukkan
bahwa persepsi resiko Indonesia di mata investor asing masih rendah. Selain
itu, posisi dari CDS (Credit Default SWAP) Indonesia juga semakin menurun,
Per Januari 2011, pasar obligasi Indonesia mengalami koreksi yang
cukup dalam sehingga yield obligasi Indonesia denominasi USD maupun
surat utang negara Indonesia mengalami kenaikan yang cukup tajam. Per
Desember 2010, yield INDO (obligasi Indonesia dalam denominasi US Dolar)
10 tahun masih berada di kisaran 4,595% dan SUN 10 tahun masih berada di
kisaran 7,6%. Per Januari dan Februari 2011, untuk INDO, masing-masing
berada di kisaran 4,9% dan 5%, sementara untuk SUN, masing-masing berada
di kisaran 8,86% dan 8,6%. Dengan adanya kenaikan yield, pasar obligasi
mengalami penurunan harga yang secara umum.
Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran investor asing akan masalah
inflasi Indonesia, dan BI rate yang tidak mengalami kenaikan di bulan Januari
2011. Dengan kenaikan BI rate yang dilakukan oleh BI, adanya sentimen
positif yang membuat Asing masuk kembali ke pasar obligasi Indonesia di
bulan Februari 2011. Pada SUN, posisi Asing memberikan kontribusi sekitar
30% kepemilikan terhadap keseluruhan jumlah SUN yang beredar. Per akhir
Desember 2010, posisi investor asing pada SUN Indonesia mencapai 195,75
T, dan per 26 Januari 2011, posisi asing berubah menjadi 189,76 T. Setelah BI
rate dinaikkan, sampai 24 Februari 2011, posisi asing mencapai 201 T, dan
angka ini merupakan angka tertinggi setelah posisi asing di tahun 2007. Hal
ini menunjukkan bahwa investor asing masih percaya dengan perekonomian
212
Indonesia, dan Indonesia masih akan memberikan imbal hasil yang menarik di
pasar modal. Untuk posisi pasar uang Indonesia, dengan adanya kenaikan
suku bungan acuan (BI rate) dan kenaikan imbal hasil untuk menyesuaikan
suku bunga acuan tersebut, prospek pasar uang Indonesia diprediksi masih
akan tetap menarik.
4. Semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi.
Tingkat keyakinan publik terhadap investasi di industri pasar modal
Indonesia meningkat signifikan seiring dengan membaiknya kesadaran publik
terhadap perkembangan bisnis pasar modal dan ekspektasi tingkat keuntungan
investasi. Berdasarkan data Edelman Trustbarometer, jumlah investor publik
yang membeli saham perusahaan tercatat di bursa melonjak sekitar 41 persen
menjadi 57 persen pada 2010 dibanding tahun sebelumnya (2009) yang hanya
sekitar 16 persen (Gambar 4.21).
60
57
50
40
30
20
16
10
0
2009
2010
Gambar 4.21 Jumlah Investor Publik yang
Membeli Saham Perusahaan pada Bursa
213
Tidak adanya krisis korporasi yang potensial, dan tingginya peranan
media serta berkurangnya penyimpangan terhadap kecurangan bisnis di
Indonesia, menjadi faktor penting dalam mendongkrak kepercayaan investor
di bursa saham domestik. Apalagi sebagai salah satu pasar modal yang
memberikan tingkat keuntungan (return) investasi terbesar di dunia, hal ini
tentu menjadi nilai tambah tersendiri bagi perkembangan pasar saham di
Tanah Air.
Belum lagi jika melihat potensi pertumbuhan ekonomi dan konsumsi
pasar (domestic consumption) yang tinggi dibanding negara-negara lain.
Bahkan, hal ini tidak terjadi pada pemodal domestik saja, melainkan juga
terhadap investor asing. Tingginya kepercayaan terhadap peluang bisnis dan
pemberitaan di media juga mendorong investor global untuk lebih besar lagi
menempatkan dananya di pasar modal Indonesia. Hal itu juga sejalan dengan
tren minat investasi di tingkat global.
Kalangan investor global semakin meningkatkan dana investasinya di
portofolio saham. Bahkan, saat ini mereka tengah dalam gairah bullish paling
tinggi terhadap pasar saham dalam hampir 10 tahun terakhir. Menanggapi
fenomena tersebut, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito
meminta perusahaan tercatat (emiten) untuk bisa memanfaatkan momentum
ini dan mengembangkan praktik tata kelola perusahaan yang baik atau good
corporate governance (GCG). “Karena masyarakat percaya terhadap
perkembangan bisnis, secara langsung juga investor yang potensial bagi pasar
modal Indonesia, dan kami bersama Bapepam-LK juga dituntut untuk
214
membangun kepercayaan investor yang lebih besar lagi,” menurut Bapak Ito.
Bukan ”Bubble” Tingginya minat investasi pemodal terhadap pasar saham
domestik juga seiring dengan tren membaiknya fundamental kinerja emiten.
Laporan kinerja keuangan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
untuk tahun buku 2010 mencatat kinerja yang lebih baik dibanding laporan
keuangan pada tahun sebelumnya. Bahkan, dari hasil riset analis sejumlah
perusahaan sekuritas, pertumbuhan kinerja emiten 2010 yang positif ini akan
berlanjut pada tahun 2011. Hal tersebut dipicu oleh membaiknya pertumbuhan
ekonomi domestik.
Laporan keuangan emiten 2010 kenaikannya cukup tinggi, namun ada
juga yang tidak tinggi, yang tertinggi labanya adalah Astra mencapai 43
persen, Membaiknya kinerja laporan keuangan emiten memicu pertumbuhan
di bursa efek dalam negeri. Hal itu tecermin dari indeks harga saham
gabungan (IHSG) yang naik hingga 46 persen pada tahun 2010. Pada 2010,
pertumbuhan laba emiten ketimbang pada 2009 sangat signifikan, dan itu
mengonfirmasi pertumbuhan Bursa Efek Indonesia bukan bubble.
5. Kebijakan dalam pembentukan UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan bagi
LKBB.
Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) merupakan kerangka kerja
yang melandasi pengaturan mengenai skim asuransi simpanan, mekanisme
pemberian fasilitas pembiayaan darurat oleh bank sentral (lender of last
resort), serta kebijakan penyelesaian krisis. JPSK pada dasarnya lebih
215
ditujukan untuk pencegahan krisis, namun demikian kerangka kerja ini juga
meliputi mekanisme penyelesaian krisis sehingga tidak menimbulkan biaya
yang besar kepada perekonomian. Dengan demikian, sasaran JPSK adalah
menjaga stabilitas sistem keuangan sehingga sektor keuangan dapat berfungsi
secara normal dan memiliki kontribusi positif terhadap pembangunan
ekonomi yang berkesinambungan.
Pada tahun 2005, Pemerintah dan Bank Indonesia telah menyusun
kerangka Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK) yang kelak akan
dituangkan dalam sebuah Rancangan Undang Undang tentang Jaring
Pengaman Sektor Keuangan. Dalam kerangka JPSK dimaksud dituangkan
secara jelas mengenai tugas dan tanggung jawab lembaga terkait yakni
Departemen Keuangan, BI dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai
pemain dalam jaring pengaman keuangan. Pada prinsipnya Departemen
Keuangan bertanggung jawab untuk menyusun perundang-undangan untuk
sektor keuangan dan menyediakan dana untuk penanganan krisis. BI sebagai
bank sentral bertanggung-jawab untuk menjaga stabilitas moneter dan
kesehatan perbankan serta keamanan dan kelancaran sistem pembayaran.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bertanggung jawab untuk menjamin
simpanan nasabah bank serta resolusi bank bermasalah.
Kerangka JPK tersebut telah dituangkan dalam Rancangan UndangUndang JPSK yang pada saat ini masih dalam tahap pembahasan Dengan
demikian, UU JPSK kelak akan berfungsi sebagai landasan yang kuat bagi
kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas terkait dalam rangka
216
memelihara stabiltas sistem keuangan baik untuk bank ataupun LKBB
(Lembaga Keuangan Bukan Bank). Dalam RUU JPSK semua komponen
JPSK ditetapkan secara rinci yakni meliputi:
o Pengaturan dan Pengawasan Bank dan Non Bank yang efektif
Pengaturan dan pengawasan bank dan non bank yang efektif
merupakan jaring pengaman pertama dalam JPSK (first line of
defense). Mengingat pentingnya fungsi pengawasan dan pengaturan
yang efektif, dalam kerangka JPSK telah digariskan guiding principles
bahwa pengawasan dan pengaturan terhadap lembaga dan pasar
keuangan oleh otoritas terkait harus senantiasa ditujukan untuk
menjaga stabilitas sistem keuangan, serta harus berpedoman kepada
best practices dan standard yang berlaku.
o Lender of last Resort
Kebijakan lender of last resort (LLR) yang baik terbukti
sebagai salah satu alat efektif dalam pencegahan dan penanganan
krisis. Sejalan dengan itu, BI telah merumuskan secara lebih jelas
kebijakan the lender of last resort (LLR) dalam kerangka JPSK untuk
dalam kondisi normal dan darurat (krisis) mengacu pada best
practices. Pada prinsipnya, LLR untuk dalam kondisi normal hanya
diberikan kepada bank yang illikuid tetapi solven yang memiliki
agunan likuid dan bernilai tinggi. Sedangkan dalam pemberian LLR
untuk kondisi krisis, potensi dampak sistemik menjadi faktor
pertimbangan utama, dengan tetap mensyaratkan solvensi dan agunan.
217
Untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang berdampak sistemik,
Bank Indonesia sebagai lender of last resort dapat memberikan
fasilitas pembiayaan darurat kepada Bank Umum yang pendanaannya
menjadi beban Pemerintah berdasarkan Undang-undang No 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang No 3 Tahun 2004 yang telah disetujui DPR tanggal 15
Januari 2004. Sebagai peraturan pelaksanaan fungsi lender of the last
resort, telah diberlakukan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
136/PMK.05/2005 tanggal 30 Desember 2005 dan Peraturan Bank
Indonesia (PBI) Nomor 8/1/2006 tanggal 3 Januari 2006. Pendanaan
FPD bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
o Skim Penjaminan Simpanan (deposit insurance) yang memadai
Pengalaman menunjukkan bahwa LPS merupakan salah satu
elemen penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Program
penjaminan pemerintah (blanket guarantee) yang diberlakukan akibat
krisis sejak tahun 1998 memang telah berhasil memulihkan
kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan. Namun penelitian
menunjukkan bahwa blanket guarantee tersebut dapat mendorong
moral hazard yang berpotensi menimbulkan krisis dalam jangka
panjang.
Sejalan dengan itu, telah diberlakukan Undang-Undang
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Nomor 24 Tahun 2004. Dalam
218
undang-undang tersebut tersebut, LPS nantinya memiliki dua
tanggung jawab pokok yakni: (i) untuk menjamin simpanan nasabah
bank; dan (ii) untuk menangani (resolusi) bank bermasalah. Untuk
menghindari dampak negatif terhadap stabilitas keuangan, penerapan
skim LPS tersebut akan dilakukan secara bertahap. Selanjutnya,
jaminan simpanan nasabah bank akan dibatasi sampai dengan Rp100
juta per rekening mulai Maret 2007.
o Kebijakan Resolusi Krisis yang efektif
Kebijakan penyelesaian krisis yang efektif dituangkan dalam
kerangka kebijakan JPSK agar krisis dapat ditangani secara cepat
tanpa menimbulkan beban yang berat bagi perekonomian. Dalam
JPSK ditetapkan peran dan kewenangan masing-masing otoritas dalam
penanganan dan penyelesaian krisis, sehingga setiap lembaga memiliki
tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas. Dengan demikian, krisis
dapat ditangani secara efektif, cepat, dan tidak menimbulkan biaya
sosial dan biaya ekonomi yang tinggi.
Dalam pelaksanaannya, JPSK memerlukan koordinasi yang
efektif antar otoritas terkait. Untuk itu dibentuk Komite Koordinasi
yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Sebagai bagian dari kebijakan JPSK tersebut, telah dikeluarkan
Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan
Ketua Dewan Komisioner LPS tentang Forum Stabilitas Sistem
219
Keuangan sebagai wadah koordinasi bagi BI, Depkeu dan LPS dalam
memelihara stabilitas sistem keuangan.
4.3.1.2 Ancaman
Komponen ancaman (Threats) :
1. Ancaman krisis global.
Krisis Eropa yang berawal dari Yunani dicemaskan akan merembet ke
negara-negara lainnya, seperti Spanyol, Portugal, dan Hongaria pada kuartal
pertama tahun 2010. Hingga kini krisis tersebut memang belum terasa bagi
Indonesia. Namun, kita tidak boleh menutup mata akan kemungkinan
datangnya ancaman itu. Terlebih lagi, Indonesia sampai saat ini belum
memiliki Undang-Undang (UU) Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK).
Kenyataannya, pembahasan RUU JPSK pun sejauh ini tampak kurang
kencang.
Namun pada kuartal I tahun 2010 ekonomi nasional mampu tumbuh
5,7% (Badan Pusat Statistik/BPS). Kinerja cemerlang itu diharapkan akan
menjadi tonggak penting (milestone) untuk menggapai target pertumbuhan
ekonomi 5,8%. Dana Moneter Internasional (International Monetary
Fund/IMF)
memperkirakan
pertumbuhan
ekonomi
nasional
mampu
menyentuh 6%. Setiap satu persen pertumbuhan diharapkan mampu
menyediakan 400.000 pekerjaan baru. Jumlah lapangan kerja yang bakal
220
tercipta pada 2010 sebesar 2,32 juta sehingga 1,9 juta angkatan kerja baru dan
sebagian dari penganggur lama akan terserap.
Harapan tersebut akan melambung ketika jauh sebelumnya Standard
and Poor's (S&P) menaikkan peringkat surat utang jangka panjang valuta
asing (long-term foreign exchange) Indonesia dari BB minus menjadi BB dan
long-term local currency tetap BB+. Hal ini akan mengantar Indonesia
menuju peringkat investasi (investment grade).
Kinerja ini akan
meningkatkan kepercayaan pasar terhadap iklim
investasi Indonesia. Akibat logisnya, investor terus melirik Indonesia sebagai
negara tujuan investasi yang cantik dan aman. Namun, negara Indonesia
perlu mewaspadai krisis Eropa yang diawali krisis utang Yunani sehingga
harus ditalangi 75 miliar alias hampir 1 triliun dolar AS. Krisis ini dipicu rasio
utang terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tinggi 115,1% dan defisit
APBN mencapai 14%.
Jika dilihat dari negara-negara, seperti Spanyol, Portugal, dan
Hongaria yang memiliki rasio utang terhadap PDB masing-masing 53,2%,
76,8% dan 78,3%. Jika dibandingkan dengan rasio utang Indonesia terhadap
PDB hanya 28% pada tahun 2010 dan defisit APBN berada di bawah 3%
(Gambar 4.22). Lembaga pemeringkat internasional Fitch telah menurunkan
peringkat Spanyol dari AAA menjadi AA+ dengan outlook stabil. Euro terjun
bebas 8% terhadap dolar AS sepanjang Mei 2010.
221
80
60
Spanyol
Portugal
40
Hongaria
Indonesia
20
0
2010
Gambar 4.22 Perbandingan Rasio Utang terhadap PDB tahun 2010
2. Potensi penetrasi perusahaan sekuritas asing menjadi anggota bursa di
Indonesia.
Menurut Vice President Research PT Valbury Asia Securities Nico
Omer mengatakan, ”Perusahaan sekuritas asing yang masuk ke Indonesia
akan membuat bisnis sekuritas di tanah air menjadi lebih menarik dan ketat”.
Pasalnya, perusahaan sekuritas asing dapat membawa investor asing untuk
masuk ke Indonesia. Hal ini memberikan keuntungan untuk investor,
perusahaan sekuritas dan emiten.
Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Panca Global Securities
Hendra H.Kustandi. Menurutnya, ”Perusahaan sekuritas asing yang masuk ke
Indonesia memberikan pengaruh, terutama pada beratnya kompetisi bisnis
sekuritas di pasar modal Indonesia”. Meskipun demikian, diharapkan
perusahaan sekuritas asing dapat membawa investor asing masuk ke
Indonesia. Untuk mengantisipasi persaingan, perusahaan sekuritas lokal
disarankan untuk meningkatkan kualitas, layanan dan performa, Terutama
222
agar investor dapat tetap bertahan di tempat perusahaan sekuritas yang telah
dipilih.
Seperti diketahui, perusahaan sekuritas asing seperti Goldman Sachs
dan Religare Enterprise Limited tertarik masuk menjadi anggota bursa di
Indonesia. Sedangkan beberapa sekuritas asing lain, yaitu Daiwa Securities,
Commonwealth Securities dan Morgan Stanley Asia Indonesia, sedang
menunggu ijin mendirikan sekuritas di Indonesia dari Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito
mengatakan, ”Fundamental ekonomi Indonesia yang relatif baik dan bursa
saham Indonesia mencatatkan IHSG baik dalam beberapa tahun terakhir
menjadi faktor sekuritas asing berminat menjalankan bisnis sekuritas di
Indonesia”.
Sementara Direktur Utama PT Danareksa Edgar Ekaputra mengatakan,
“Masuknya sekuritas asing tidak akan menimbulkan persaingan dengan
sekuritas lokal, kami melihat sekuritas lokal justru tergencet dengan kehadiran
sekuritas asing". Edgar menilai, sekuritas asing yang masuk ke Indonesia akan
langsung mengambil alih SDM sekuritas lokal, dan ini bisa menjadi ancaman.
Pasalnya, dengan kekuatan modal yang cukup besar sekuritas asing, maka
SDM lokal akan banyak yang beralih. Imbasnya, bisnis sekuritas lokal akan
kian tergerus pangsa pasarnya.
Direktur Utama PT Kresna Graha Securindo Michael Steven
mengatakan, “Perusahaan sekuritas asing yang masuk ke Indonesia memiliki
223
dua sisi. Salah satunya dapat menarik investor asing untuk berinvestasi di
Indonesia, selain dapat menarik nasabah domestik”. Namun, Ia melihat,
persyaratan perusahaan sekuritas asing untuk menjadi Anggota Bursa Efek
Indonesia terlalu mudah, bahkan dengan kepemilikan hingga 100%. Sehingga
sekuritas lokal akan sulit bersaing dengan sekuritas asing. Michael
membandingkan dengan negara lain, seperti di China. Di negeri Tirai Bambu
tersebut, pemerintahnya menetapkan aturan bahwa sekuritas asing yang ingin
menjadi Anggota Bursa di pasar saham China, harus menggandeng
perusahaan lokal (Joint Venture). Tidak hanya itu, kepemilikannya di
perusahaan tersebut juga dibatasi hanya maksimal 33%. Di china, lanjutnya,
perusahaan sekuritas asing juga tidak bisa underwriter, jika tidak melakukan
joint venture. Artinya underwriter asing harus menggandeng partner lokal.
Hal inilah yang membuat perusahaan Anggota Bursa lokal di China memiliki
nilai daya saing yang baik.
Pemerintah pun disarankan melakukan pembinaan terhadap Sumber
Daya Manusia di Indonesia. Misalkan keharusan transfer teknologi
perusahaan asing yang ingin masuk ke dalam pasar Indonesia. Saat ini
Anggota Bursa lokal masih belum menyadari hal tersebut. Namun dengan
menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut, bukan berarti Indonesia akan anti
asing. Tetapi harus ada aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dan SRO
lakukan untuk melindungi pasar domestik.
224
3. Banyaknya alternatif investasi dan semakin agresifnya lembaga keuangan
selain sekuritas dalam mencari pelanggan.
Belakangan ini masyarakat banyak mendengar berbagai investasi yang
bukan investasi seperti biasanya. Investasi pada real estate investment trust,
hedge fund, protected capital fund, guaranteed capital fund, dan beberapa lagi
yang lain. Mereka yang mempunyai dana cukup dan dikenal sebagai investor
pintar (smart investor), bahkan investor berduit yang disebut high net worth
investor, sudah sangat paham dengan istilah tersebut.
Alternatif investasi adalah tindakan investasi alternatif di luar
biasanya. Investasi dilakukan pada instrumen investasi dengan tujuan tertentu
dan mempunyai risiko cukup, tetapi ada kemungkinan tingkat pengembalian
tinggi. Atau modal awal tidak hilang saat jatuh tempo, tetapi tingkat
pengembaliannya tidak jelas, hanya indikasi. Sesuai dengan konsepnya,
investasi ini umumnya diharapkan tidak menyebabkan prinsipal investasi
berkurang. Bila investor memasukkan dana Rp 1 miliar, dananya akan
kembali pada periode tersebut sebesar nilai tersebut juga. Bila prinsipal
kembali, tingkat pengembaliannya bisa rendah dan bisa tinggi. Hasil
pengembalian investasi dapat tinggi bila perencanaan investasi sesuai dengan
kenyataan.
High net worth biasanya tidak memikirkan tingkat pengembalian
tinggi, tetapi menginginkan dana tidak hilang. Investor ini dapat hidup dari
investasi lain dan memberi keuntungan cukup lumayan. Oleh karena itu,
investasi produk selalu diungkapkan sebelumnya kepada investor. Bila
225
investor tidak termasuk dalam kelompok investor tersebut, selayaknya tidak
perlu masuk dalam produk investasi alternatif ini.
Real estate investment trust (REIT) adalah saham dengan portofolio
dalam bidang properti. Properti sendiri mempunyai siklus agak berbeda
dengan industri lain. Bila tingkat bunga turun terus, investasi pada REIT
cukup menarik bagi mereka yang tidak punya dana cukup besar untuk
membeli properti.
Biasanya, properti mempunyai hubungan negatif dengan tingkat
bunga. Bila tingkat bunga naik, investasi pada properti menurun dan
permintaan akan berkurang serta sebaliknya, permintaan pada properti akan
naik bila tingkat bunga turun. Menurunnya permintaan properti membuat
harga properti mengecil dan REIT menurun nilainya. Sebaiknya, investor
membeli REIT ketika harga REIT turun dan menjual REIT ketika REIT pada
harga puncaknya. Namun, investor juga harus punya pandangan jangka
panjang karena REIT biasanya punya hasil cukup bagus dalam jangka
panjang. Investor juga harus memerhatikan portofolio properti dari REIT
karena portofolio yang tidak strategis akan membuat hasil tidak menarik.
Biasanya investasi dalam properti selalu menggunakan kata-kata lokasi,
lokasi, lokasi yang strategis.
Hedge fund memiliki cara kerja yang hampir sama dengan private
equity fund. Hedge fund sedikit lebih terbuka dan investor tahu cara kerjanya
karena lebih dulu dikembangkan. Adapun private equity fund, investor
mungkin hanya kecil sekali, tetapi mempunyai kemampuan cukup besar.
226
Investasi ini baru kita kenal karena baru masuk di pasar Indonesia walaupun
sebenarnya sudah ada investasi sejenis yang masuk.
4. Inflasi yang terjadi di Negara Indonesia.
Inflasi
merupakan
suatu
indikator
ekonomi
makro
yang
menggambarkan kenaikan harga barang-barang dan jasa dalam suatu periode
tertentu. Secara teoritis, investasi pada saham dapat memberikan perlindungan
nilai (hedge) yang baik dari pengaruh inflasi karena saham merupakan asset
riil.
Berdasarkan
teori
tersebut,
tingkat
pengembalian
seharusnya
tidak
terpengaruh oleh perubahan harga barang dan jasa. Menariknya investasi
dalam bursa saham juga didorong oleh rendahnya suku bunga penyimpanan di
perbankan. Suku bunga penyimpanan tersebut terlihat dari dua aspek, yaitu
nominal dan riil. Suku bunga penyimpanan nominal adalah suku bunga
penyimpanan perbankan yang dipublikasikan oleh bank-bank setiap harinya,
sedangkan suku bunga penyimpanan riil adalah suku bunga nominal dikurangi
dengan laju inflasi pada saat yang bersangkutan.
Secara teoritis, apabila suku bunga penyimpanan riil di suatu negara
mengalami penurunan, maka investasi di bursa saham menjadi lebih menarik
karena investor cenderung untuk mencari tingkat pengembalian yang lebih
tinggi. Inflasi dapat mengakibatkan perekonomian tidak berkembang.
Sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi berdampak sebagai
berikut:
227
o Mendorong penanaman modal spekulatif Inflasi mengakibatkan para
pemilik modal cenderung melakukan spekulatif. Hal ini dilakukan
dengan carai membeli rumah, tanah dan emas. Cara ini dirasa oleh
mereka lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang
produktif.
o Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi
investasi.
Untuk menghindari kemerosotan nilai uang atau modal yang mereka
pinjamkan, lembaga keuangan akan menaikkan tingkat suku bunga
pinjaman. Apabila tingkat inflasi tinggi, maka tingkat suku bunga juga
akan tinggi. Tingginya suku bunga akan mengurangi kegairahan
penanaman modal untuk mengembangkan usaha-usaha produktif.
o Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
Apabila gagal mengendalikan inflasi, akan berdampak terhadap
ketidakpastian ekonomi. Keadaan semacam ini akan mengurangi
kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
o Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi akan menyebabkan
harga barang-barang impor lebih murah daripada harga barang yang
dihasilkan di dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan impor
berkembang lebih cepat daripada ekspor. Selain itu, arus modal ke luar
ngeri akan lebih banyak disbanding yang masuk kedalam negeri.
Keadaan ini akan menagibatkan terjadinya defisit neraca pembayaran
dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.
Tabel 4.24 Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Komoditi,
2006, 2007, Jan-Mei 2008 (2002=100), Juni - Desember 2008 (2007=100), 2009, 2010, 2011 (2007=100)
Bahan
Makanan
Makanan
Jadi,
Minuman,
Rokok, dan
Tembakau
Perumahan,
Air, Listrik,
Gas, dan
Bahan
Bakar
Sandang
-0.12
1.28
1.18
Maret
-1.94
0.32
Februari
Januari
-0.33
2.21
Kesehatan
Pendidikan,
Rekreasi
dan
Olahraga
Transpor,
Komunikasi,
dan Jasa
Keuangan
Indeks
Umum
0.45
1.54
0.72
0.55
0.70
0.29
0.38
0.38
0.17
0.08
-0.32
0.47
0.40
-0.08
0.69
0.13
0.15
0.13
0.49
0.48
0.15
0.47
0.42
0.31
0.89
15.64
6.96
4.08
6.51
2.19
3.29
2.69
6.96
Desember
2.81
0.36
0.21
1.08
0.16
0.07
0.25
0.92
November
1.49
0.46
0.25
0.89
0.09
0.08
0.01
0.60
Oktober
-0.85
0.48
0.36
1.73
0.24
0.44
-0.57
0.06
September
0.44
0.52
0.25
1.08
0.23
0.26
0.57
0.44
Agustus
0.47
0.67
1.59
0.06
0.27
1.27
0.36
0.76
Juli
4.69
0.65
0.26
-0.09
0.27
0.86
1.51
1.57
Juni
3.20
0.41
0.23
0.93
0.06
0.06
0.15
0.97
Mei
0.49
0.34
0.09
1.19
0.11
0.02
0.02
0.29
0.33
0.24
0.10
0.14
0.17
0.01
0.04
0.15
-0.91
0.86
0.28
0.40
0.13
0.20
0.01
-0.47
0.25
0.18
0.02
0.07
0.07
0.11
-0.14
0.30
1.73
1.93
0.34
-0.20
0.15
0.10
0.16
0.84
3.88
7.81
1.83
6.00
3.89
3.89
-3.67
2.78
Desember
-0.13
0.93
0.28
0.95
0.20
0.01
0.35
0.33
November
-0.82
0.26
0.15
0.98
0.19
0.13
-0.08
-0.03
Tahun/Bulan
2011
2010
April
Maret
Februari
Januari
2009
Oktober
0.28
0.70
0.24
0.37
0.20
0.34
-0.71
0.19
September
2.43
1.08
0.18
1.28
0.29
0.43
0.89
1.05
Agustus
1.29
0.73
0.21
0.01
0.35
1.26
-0.02
0.56
Juli
1.14
0.29
0.08
-0.23
0.13
1.21
0.28
0.45
Juni
-0.18
0.29
0.04
0.30
0.23
0.09
0.25
0.11
Mei
-0.25
0.48
0.09
-0.48
0.62
0.07
0.00
0.04
-1.33
0.40
0.12
-1.70
0.34
0.05
0.07
-0.31
-0.26
0.52
0.20
1.02
0.73
0.06
0.25
0.22
0.95
0.91
0.28
2.85
0.17
0.04
-2.43
0.21
0.76
0.95
-0.06
0.55
0.37
0.12
-2.53
-0.07
16.35
12.53
10.92
7.33
7.96
6.66
7.49
11.06
Desember
0.57
0.52
0.52
1.13
0.21
0.16
-2.74
-0.04
November
-0.67
1.13
0.23
0.72
0.37
0.26
-0.31
0.12
Oktober
0.71
0.77
0.24
0.71
0.52
0.39
0.10
0.45
September
1.90
0.94
1.22
0.50
0.36
0.63
0.22
0.97
Agustus
0.94
0.59
0.53
-0.53
0.56
1.36
-0.01
0.51
Juli
1.85
1.07
1.80
0.81
0.71
1.74
0.71
1.37
Juni
1.28
1.33
1.14
0.49
0.83
0.44
8.72
2.46
Mei
1.72
0.86
1.58
-0.16
0.69
0.37
2.23
1.41
0.55
0.86
1.62
-0.27
1.88
0.13
-1.18
0.57
1.44
1.08
0.99
1.17
0.69
0.09
0.11
0.95
1.59
0.88
-0.01
0.76
1.56
0.04
0.02
0.65
April
Maret
Februari
Januari
2008
April
Maret
Februari
Januari
2.77
2.02
1.80
2.31
0.72
0.01
0.24
1.77
11.26
6.41
4.88
8.42
4.31
8.83
1.25
6.59
Desember
2.47
0.91
0.63
0.99
0.41
0.12
0.22
1.10
November
0.04
0.43
0.12
1.66
0.26
0.11
-0.27
0.18
Oktober
1.87
0.51
0.21
2.05
0.45
0.21
0.47
0.79
September
1.81
0.45
0.18
1.22
0.44
1.70
0.07
0.80
2007
Agustus
0.79
0.48
0.77
0.49
0.24
3.18
0.04
0.75
Juli
1.35
0.40
0.32
0.61
0.35
2.89
0.05
0.72
Juni
0.47
0.33
0.13
-0.43
0.22
0.03
0.11
0.23
Mei
-0.39
0.47
0.35
0.21
0.18
0.01
0.13
0.10
-1.30
0.38
0.26
0.61
0.32
-0.03
0.22
-0.16
0.16
0.36
0.29
0.41
0.20
0.03
0.09
0.24
April
Maret
0.84
0.65
0.80
0.56
0.64
0.23
0.03
0.62
2.68
0.87
0.71
-0.25
0.54
0.10
0.10
1.04
12.94
6.36
4.83
6.84
5.87
8.13
1.02
6.60
3.12
1.11
0.74
0.13
1.05
0.07
0.10
1.21
Oktober
0.65
2.17
0.47
0.64
0.29
0.26
0.70
1.00
0.42
0.29
0.03
0.10
-0.21
0.46
0.34
0.86
September
0.62
0.13
0.28
-0.13
0.31
1.84
-0.01
0.38
Agustus
-0.34
0.35
0.30
0.35
0.33
4.77
0.01
0.33
Juli
0.99
0.31
0.21
0.36
0.06
0.69
0.08
0.45
Juni
1.12
0.26
0.32
-0.08
0.27
0.25
0.10
0.45
Mei
0.28
0.30
0.30
2.03
0.57
0.07
0.17
0.37
-0.85
0.43
0.42
0.70
0.58
0.09
0.07
0.05
-0.88
0.58
0.36
0.15
0.39
0.12
0.13
0.03
1.18
0.65
0.55
0.72
0.40
-0.28
0.16
0.58
4.29
0.94
0.70
0.73
1.06
0.20
-0.05
1.36
Februari
Januari
2006
Desember
November
April
Maret
Februari
Januari
*) Sejak Juni 2008, IHK berdasarkan pola konsumsi didapat dari 2007 Survei Biaya Hidup di 66 kota (2007=100)
Sumber: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=03&notab=1
231
5. Situasi Sosial dan Politik yang tidak stabil
Dalam berbisnis sangatlah penting mempertimbangkan resiko politik
dan pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan karena
perubahan dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara
dapat menimbulkan dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian
negara tersebut. Resiko politik umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan
serta situasi politik dan keamanan di suatu negara.
Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali
organisasi charity atau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran
berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung,
maka bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham,
situasi politik yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya,
jika situasi politik tidak menentu, maka akan menimbulkan unsur
ketidakpastian dalam bisnis.
Dalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi
satu sama lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi
dibatasi oleh batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau
bahkan para investor asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan
lebih merefleksikan kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional
dan kekuatan-kekuatan internasional.
Setiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan
politik. Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang
232
memberikan pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu
negara, termasuk di dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi
atau perilaku bisnis.
Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan
pemerintah dalam bidang perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem
liberal dan politiknya demokratis. Ada politik yang bersifat intervensionis
secara penuh dengan dukungan pemerintahan yang bersih. Ada pula politik
yang cenderung mengarahkan agar pemerintah terlibat/ ikut campur tangan
dalam bidang ekonomi bisnis.
Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat
atau turut campur tangan dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum
maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjang
perekonomian dan bisnis.
A. Pengaruh Politik terhadap Ekonomi dan Bisnis di Indoenesia Era
Orde Baru
Pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah mencanangkan
pembangunan ekonomi dan industri. Pada waktu itu posisi pengusaha dalam
negeri masih dalam keadaan yang tidak kuat untuk berdiri sendiri.. Akibatnya,
pemerintah (negara) menjadi dominan dalam perekonomian. Pengusaha
menggantungkan diri kepada pemerintah. Hal ini menimbulakan konsekuensi
yaitu pemerintah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi atau dengan kata lain
pemerintah menjadi sumber penggerak investasi dan pengalokasian kekayaan
nasional. Dalam hal ini pemerintah tidak hanya menyediakan proyek, kontrak,
233
konsesi pengeboran minyak dan eksploitasi hutan, serta lisensi agen tunggal,
melainkan juga kredit besar dan subsidi. Pemerintah juga menunjang dengan
kebijakan proteksi serta pemberian hak monopoli impor dan pasar.
Pada masa tersebut, pemerintah cenderung menghasilkan dua lapisan
ekonomi-politik utama, yaitu birokrat-politik yang melibatkan lingkup
keluarganya dalam bisnis, serta pengusaha yang dapat berkembang berkat
dukungan khusus dari pemerintah (mulai berkembangnya KKN). Kedua
lapisan ini mendominasi perekonomian dan politik. Dalam perkembangan
sistem ekonomi tersebut, pemerintah sebagai sumber penggerak investasi dan
pengalokasian
kekayaan
nasional
hanyalah
bersifat
jangka
pendek.
Kemampuan pemerintah menyediakan segalanya dibatasi oleh gerak sistem
ekonomi. Indonesia menjadi rawan akan krisis. Pola bisnis tersebut
memerlukan sebuah rezim politik yang mampu mengendalikan reaksi kaum
buruh dan gerakan demokratisasi. Untuk keperluan ini rakyat berhasil
dijauhkan dari partisipasi politik. Pembangunan ekonomi dijaga dengan
kekuatan militer yang kuat sehingga terlihat stabil. Pertumbuhan partai politik
dan pengekpresian politik dilarang dalam upaya menciptakan kestabilan untuk
pertumbuhan ekonomi. Rakyat seakan dibungkam untuk menuntut hakhaknya atas nama pembangunan ekonomi. Pada masa Orde baru, bentuk
partisipasi rakyat diatur agar hanya terlibat pada pemilihan umum anggota
DPR dan DPRD. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya kaitan politik dan
birokratik dalam pola bisnis. Pemerintah sudah sejak awal jadi mesin
pertumbuhan ekonomi, yang menyebabkan para birokrat-politik terlibat bisnis
234
yang bersifat jangka pendek. Pola ini tidak mendorong tumbuhnya
kepercayaan dunia usaha untuk jangka panjang..
Sistem politik Indonesia pada masa itu mempunyai kelemahan, salah
satu diantaranya adalah sedikitnya sumber-sumber yang dapat menjadi
penekan dan penyeimbang atas kekuatan pemerintah, di tingkat nasional atau
daerah. Padahal, kekuatan penekan sangat diperlukan untuk melakukan
kontrol, maupun sumbangan-sumbangan gagasan dan pemikiran untuk
membentuk bangunan sosial politik yang lebih aspiratif.
Pengaruh kalangan non-pemerintah, termasuk dari pengusaha dan
profesional sangat terbatas dan acap diabaikan. Kecuali para pengusaha
tertentu yang mempunyai koneksi langsung dengan penguasa. Ketergantungan
ekonomi swasta pada pemerintah menimbulkan hubungan yang sangat tidak
sehat di antara keduanya, yang jika dipandang dari sudut politik, bisnis, dan
masyarakat luas sangatlah merugikan. Konsekuensi dari hubungan yang tidak
sehat tampak nyata ketika Indonesia diterpa krisis ekonomi, sosial dan politik
sekaligus, yang mengalami kesulitan untuk diperbaiki.
Kalangan bisnis dan profesi swasta yang merupakan unsur krusial
dalam pembentukan kelas menengah, selama zaman Orde Baru tidak memiliki
kesempatan untuk membentuk asosiasi maupun organisasi yang mampu
berfungsi sebagai sumber kritik, pengaruh, dan sumbangan ide pada
perencanaan politik, ekonomi dan sosial. Unsur-unsur baru dari kalangan
profesional maupun kalangan bisnis cenderung menghindarkan diri dari
politik dan berkonsentrasi pada bidangnya sendiri yang sempit.
235
Semua hal tersebut membuat sistem ekonomi Indonesia menjadi cukup
rawan krisis, terutama krisis fiskal dan krisis keuangan. Terjadinya krisis
rupiah dan berbagai dampaknya membuat pemerintah terpaksa harus
mengeluarkan sejumlah kebijakan deregulasi di bidang ekonomi. Secara
politik, kebijakan ini memacu pertumbuhan sektor swasta, termasuk
swastanisasi BUMN. Hal ini menuntut pemerintah untuk melakukan
pembenahan besar-besaran. Pemerintah terpaksa menerima tawaran IMF
untuk menyetujui Nota Kesepakatan menuju reformasi ekonomi. Krisis
ekonomi memang menimbulkan dampak politik yang lebih kuat. pemerintah
semakin didesak untuk melepaskan keterlibatannya dari bisnis dan untuk lebih
menjalankan fungsi sebagai perlengkapan politik supaya dapat bertugas
menyehatkan sistem ekonomi.
Sistem peraturan hukum yang kuat sangat dibutuhkan untuk menopang
kinerja reformasi ekonomi. Kalangan dunia usaha semakin menuntut
kepastian hukum. Krisis rupiah yang semakin parah sampai menggerogoti
sistem ekonomi, telah memperlemah posisi birokrat-politik. Banyak dari
mereka yang mulai terbuka terhadap reformasi politik. Banyak telah
menyatakan perlunya reformasi. Hasil kemajuan ekonomi secara internal telah
menghasilkan sebagian lapisan yang menghendaki reformasi politik.
Kalangan bisnis menghendaki tumbuhnya kepercayaan dunia usaha untuk
jangka panjang. Semua ini hanya dapat dicapai dengan program reformasi
ekonomi dan diperkuat dengan reformasi politik.
236
B. Pengaruh Politik terhadap Ekonomi dan Bisnis di Indonesia pada Era
Reformasi
Struktur dan pandangan rezim Orde Baru telah menjadikan kalangan
bisnis dan profesional merasa lebih mudah dan aman untuk mengikuti
keadaan daripada mencoba mendorongnya ke arah lain yang lebih sehat.
Kecenderungan ini dengan sendirinya memperluaskan korupsi, kolusi, dan
penyalahgunaan kekuasaan pada zaman Orde Baru. Pada era reformasi,
gejala-gejala itu sulit dihilangkan karena telah mengakar di setiap lembaga
negara, maupun di kalangan bisnis dan profesional. Masalahnya bukan hanya
korupsi yang sulit diatasi, tetapi juga hilangnya orientasi terhadap kepentingan
masyarakat luas dan lemahnya kemauan untuk merombak sistem politik,
termasuk lembaga-lembaga negara yang amat perlu diperbaiki, struktur
ekonomi, dan hubungan antara warga negara dan negara.
Di dalam negeri, perubahan di bidang politik dan pemerintahan yang
diwarnai dengan adanya perubahan signifikan dalam sistem politik (terjadi
proses demokratisasi) membuka suatu peluang baru dan juga ancaman baru
bagi dunia usaha di Indonesia. Keputusan-keputusan politik atau hukum perlu
juga selalu dicermati. Perubahan-perubahan kepemimpinan seringkali
berakibat terjadinya perubahan dalam keputusan politik dan yang akhirnya
berdampak secara langsung terhadap kondisi bisnis. Sebagai contoh. Pada saat
Orde baru, perdagangan Bahan Pangan Pokok selalu dikendalikan oleh
Pemerintah melalui BULOG, sehingga ada kondisi yang stabil dalam
perdagangan Bahan Pangan Pokok tersebut. Tetapi, setelah reformasi peran
237
BULOG diredefinisi sehingga tidak menjadi pemain sentral dan akhirnya
seringkali berdampak terhadap terjadinya fluktuasi harga dan kelangkaan
barang yang disebabkan permainan spekulan, sehingga yang terkena
dampak/pengaruhnya adalah rakyat miskin yang semakin menderita untuk
mendapakan kebutuhan pangan mereka.
Di tahun 2007 yang lalu kondisi perpolitikan nasional relatif stabil,
walaupun banyak unjuk rasa diberbagai daerah terutama menyangkut
kekisruhan hasil Pilkada dan di tingkat nasional menyangkut kebijakan
pemerintah tentang UU PA, UU PMA, UU Pornografi dan UU Politik yang
banyak menimbulkan kontroversi dari masyarakat. Dari kondisi politik yang
demikian ternyata pengaruh terhadap sektor ekonomi tidak begitu signifikan.
Tercatat kondisi pertumbuhan ekonomi di tahun 2007 merupakan kondisi
terbaik sejak krisis ekonomi 1998. Berbagai sektor ekonomi mengalami
peningkatan, di sektor properti, nilai kredit properti yang dirilis Bank
Indonesia (BI) per Juni 2007 sebesar Rp130,93 Trilyun naik 7-8%
dibandingkan tahun sebelumnya. (1)
Di tahun 2008 ini perilaku ekonomi menjadi sering kali sulit
diprediksi. Bahkan oleh Pemerintah sekalipun yang memiliki ekonomekonom yang sangat pakar di bidangnya. Sebagai contoh yang nyata adalah
dalam penyusunan APBN 2008 prediksi harga minyak 80 US $ per barel, tapi
pada awal tahun perekonomian nasional dikejutkan dengan kenaikan harga
minyak dunia yang menembus batas sampai 100 US $ per barel bahkan
melewati 110 US $ per barel sampai akhir kuartal pertama 2008. Kenaikan ini
238
tentunya berpengaruh terhadap asumsi APBN tahun 2008 sehingga
pemerintah mau tidak mau dihadapkan pada pilihan sulit antara tetap
mempertahankan subsidi BBM dengan harga yang ada atau menaikkan harga
BBM untuk mengurangi defisit APBN yang terlalu berat. Selain itu dari
sektor perbankan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan menurunkan BI
rate menjadi 8% per Januari 2008. (2) Dengan dikeluarkan kebijakan ini
memberikan peluang bagi sektor properti untuk bisa berkembang. Namun dari
bidang politik kemungkinan-kemungkinan negatif bisa terjadi mengingat
kondisi tahun 2008 masih rawan karena semua partai politik akan bekerja
keras untuk meraih dukungan massa, gesekan-gesekan politik kemungkinan
akan mudah terjadi. Tentunya kondisi serupa dihadapi oleh para pebisnis, sulit
sekali untuk secara akurat memprediksi kondisi ekonomi. Hal ini antara lain
juga dampak globalisasi yang menyebabkan kondisi ekonomi di suatu negara
dapat berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi negara lainnya. Bahkan
ketika ramalan tentang kondisi ekonomi akurat, masih belum jelas dampak
ekonomi terhadap industri tertentu. Sebagai contoh nyata, seperti yang telah
diketahui bersama saat ini beberapa sektor industri sedang digoncang krisis
akibat pengaruh krisis global yang tengah melanda dunia. Beberapa
perusahaan telah berencana merumahkan bahkan memPHK karyawankaryawannya.
Dalam sektor perbankan, kalangan perbankan mengkhawatirkan
gejolak ekonomi global akan menggerus kinerja perbankan di tengah situasi
politik yang mulai menghangat menjelang pemilihan umum 2009. Di sisi lain,
239
Bank Indonesia meyakini fundamental industri perbankan dalam negeri cukup
kuat, sehingga bank sentral meminta sejumlah kalangan agar tetap optimistis,
disusul peningkatan suhu politik menjelang 2009. Akan tetapi di sisi lain, di
tengah indikator ekonomi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, yang
berpengaruh besar dan cenderung negatif terhadap perilaku bisnis, kalangan
perbankan merasa optimis dapat meningkatkan pertumbuhan kredit
Proyeksi semua sektor ekonomi pada tahun 2008 selalu dikaitkan
dengan variabel politik. Hal ini disebabkan suhu politik di tahun 2008
diprediksi akan meningkat karena persiapan Pemilu 2009. Faktor politik pasti
berdampak pada perekonomian, terutama pada investasi. Situasi politik
menjelang pemilu dan Sidang Umum MPR, melahirkan iklim ketidakpastian
bagi investor, terutama investor asing. Adapun pengaruh politik menjelang
Pemilihan Presiden 2009 diyakini akan memengaruhi uang beredar. Di satu
sisi, aktivitas ekonomi akan menurun seiring dengan keterlibatan pelaku
ekonomi dalam pemilu.
Hubungan sektor bisnis dengan politik lebih mengacu pada konteks
ekonomi yang dipengaruhi oleh kebijakan politik, apabila kondisi politik tidak
menentu atau mengalami kekacauan (chaos) akan berdampak kepada
perekonomian terutama menyangkut sektor industri; permintaan dan
penawaran tidak seimbang dan distribusi barang akan terganggu. Apabila ini
berlanjut maka akan terjadi inflasi tinggi yang ditandai dengan kenaikan harga
akibat permintaan yang menurun drastis atau bajhkan tidak adanya
permintaan. Di sisi lain, pengaruh gejolak politik pada kegiatan ekonomi,
240
tidak dapat diukur dengan eksak dan laporan angka-angka. Para pengamat
hanya dapat menganalisa kualitas dampaknya.
4.3.2 Evaluasi Faktor Internal (IFE)
Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation) digunakan untuk
menganalisa kemampuan PT Prime Capital Securities dalam menerapkan strategi dan
mengalokasikan sumber daya melalui kekuatan dan mengurangi kelemahan. Berikut
ini kekuatan dan kelemahan PT Prime Capital Securities yang diperoleh dari analisis
lingkungan internal bisnis dan SI/TI PT Prime Capital Securities (Tabel 4.25):
Tabel 4.25 Evaluasi Faktor Internal PT Prime Capital Securities
Strengths
S1
Sistem perdagangan dengan online trading (Prime Online
dan Prime Reporting).
S2
Adanya Program Pengendalian Risk Management yang
baik.
S3
Memiliki SDM yang berkualitas dalam bidang keuangan
dengan dukungan manajemen SDM.
S4
Memiliki MKBD yang memadai untuk menjamin limit
transaksi.
S5
Adanya program Training dan Edukasi Produk investasi
241
secara Gratis.
Weaknesses
W1
Belum adanya tim riset untuk memantau kondisi pasar.
W2
Belum diimplementasikannya Mobile Trading.
W3
Belum adanya perencanaan strategi sistem informasi.
W4
Belum diimplementasikannya sistem CRM.
W5
Belum adanya diversifikasi produk investasi.
4.3.2.1 Kekuatan
Komponen kekuatan (Strengths) :
1. Sistem perdagangan dengan online trading (Prime Online dan Prime
Reporting).
System online Trading pada Prime Capital Securities digunakan
sebagai sistem perdagangan online (Prime Online dan Prime Reporting,
(Gambar 4.23), dimana setiap order transaksi PT Prime Capital Securities
langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (sistem JATS), tanpa
perlu memasukkan order dari lantai bursa (trading floor). Dengan demikian,
order dapat dilakukan dimana saja sepanjang terhubung dengan sistem
perdagangan bursa. Mengingat teknologi online trading berkaitan erat dengan
proses transaksi, maka tentu saja investor mendapatkan beberapa manfaat,
antara lain:
242
•
Order dapat dilakukan sendiri oleh nasabah.
•
Order akan dapat dieksekusi secara langsung dengan cepat.
•
Peluang jual / beli saham di harga terbaik lebih besar.
•
Dapat melakukan last minute order.
•
Cocok untuk nasabah dengan tipe daily trader.
•
Transaksi dapat dilakukan dimana saja sepanjang tersedia komputer
yang terkoneksi dengan internet.
•
Nasabah tidak perlu melakukan instalasi software karena dapat
menggunakan browser yang telah tersedia di komputer.
Fitur yang terdapat pada PT Prime Capital Securities (Tabel 4.26) dan struktur
menu dari Prime Online terdapat pada Table 4.27.
Tabel 4.26 Fitur PT Prime Capital Securities
Penjelasan
Features
Secure
Fasilitas untuk transaksi bursa efek indonesia dan realtime secara aman
Transaction
dengan menggunakan teknologi baru.
Market Info
Menyediakan data pergerakan harga saham dan indeks di Bursa Efek
Indonesia secara realtime, termasuk: Daftar order, order book, live trade,
live order.
Online
Reporting
Pelanggan dapat melihat sendiri historical rekening koran, portofolio, dan
konfirmasi perdagangan
Online
Dalam satu aplikasi, pelanggan dapat melihat hasil riset PT Prime Capital
Research
Securities yang meliputi pasar outlook, bursa rekomendasi, dan berita
243
terbaru.
Technical
Sebuah alat grafis yang digunakan oleh nasabah untuk menganalisa
Analysis
pergerakan harga saham untuk membantu membuat keputusan jual, beli,
Tools
atau hold.
Fully
Prime online terintegrasi dari back office ke front office, termasuk sistem
Integrated
manajemen resiko.
System
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2010
Tabel 4.27 Struktur Menu Website Prime Online
Nama Menu
Home
Keterangan atau Rincian
Pada halaman Home ini terdapat 8 navigasi utama, yaitu home,
profile, prime online, analysis & research, index, corporate
action, dan news. Dimana beberapa navigasi tersebut memiliki
subnavigasi lagi, misalnya pada analysis & research terdapat
market analysis dan company profile.
‐
Profile
o Company Profile
o Office Info & Map
‐
Prime Online
o Technical Support
o Term & Condition
o Join Us
o Prime Reporting
o Tutorial
244
o Download Prime Installation
‐
‐
ƒ
Windows XP
ƒ
Windows Vista
Analysis &
o Market Analysis
Research
o Company Profile
Index
o Metal
o Energy
o LQ45
Corporate Action
Menampilkan informasi dari action yang dapat dilakukan
perusahaan seperti:
News
‐
Bonus
‐
Deviden
‐
Jadwal IPO
‐
Reverse Stock
‐
Right Issue
‐
Stock Split
‐
Warrant
Menampilkan informasi dan berita, terkait dengan internal PT
Prime Capital Securities ataupun informasi eksternal saham
perusahaan.
Sitemap
Menampilkan peta website (Struktur Menu)
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2010
245
Gambar 4.23 Prime Online dan Prime Reporting
(Sumber: http://www.primeonline.co.id/primeonline.php, 2010)
Prime online menggunakan sistem enkripsi dan data autentikasi yang
menggunakan
SSL
(Secured
Socket
Layer)
protocol
128bit
yang
sertifikasinya dikeluarkan oleh Verisign serta menggunakan CheckPoint
Firewall-1 3DES untuk keamanan akses ke jaringan (Network Access
Security). Untuk
keamanan
secara
keseluruhan,
Prime
online
telah
melakukan security assesment yang dilakukan oleh pihak ketiga yang
berpengalaman dibidangnya. Audit meliputi aspek teknis dan operational
seperti security policy, prosedur dan sebagainya.
246
•
Dana Klien aman karena instruksi pemindahan dana ke rekening bank
atau pemindahan saham ke broker lain hanya dikirimkan ke nama
rekening yang sama.
•
Prime Online akan mengirimkan:
-
Konfirmasi melalui e-mail untuk setiap transaksi yang telah
dilakukan
-
Log file atau keterangan mengenai waktu akses klien sehingga
Klien OLT bisa melihat apakah benar ia telah melakukan akses
login ke portfolio.
•
Prime Online menyarankan perubahan User ID dan Password demi
keamanan rekening Klien.
2. Adanya Program Pengendalian Risk Management yang baik.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan menghadapi berbagai
macam resiko dalam operasi bisnisnya sehari-hari dan secara proaktif terus
memperbaiki kebijakan dan prosedur manajemen resikonya. Resiko dimonitor
dan
diminimalkan
dengan
berbagai
proses,
dianalisa
dan
ditinjau
berkesinambungan yang dilakukan oleh divisi control dan internal audit serta
beberapa komite yang dibentuk oleh manajemen.
Perusahaan telah mengidentifikasikan sejumlah resiko penting yang
berpotensi mempengaruhi kegiatan usaha dan tujuan perusahaan. Semua
247
resiko ini dibagi dalam tiga kategori utama: resiko pasar, resiko likuiditas dan
margin, resiko operasional.
o Resiko Pasar
Resiko ini disebabkan karena pergerakan tingkat suku bungan
atau harga yang berlaku di pasar terhadap suatu aktiva yang dikelola
oleh perusahaan dalam portofolionya, baik untuk perdangangan maupun
investasi. Kegagalan dalam mengantisipasi resiko pasar ini dapat
menimbulkan kerugian keuangan bagi perusahaa. Selain itu. Kondisi
dan keadaan ekonomi makro dan politik dapat berpengaruh pada kinerja
pasar modal pada umumnya dan juga pada perusahaan. PT Prime
Capital Securities terus melakukan monitoring terhadap resiko pasar
melalui analisa makro ekonomi, politik, tingkat suku bunga serta
proyeksi atas harga-harga.
o Resiko Likuiditas dan Margin
Likuiditas berkaitan kemampuan perusahaan memenuhi semua
komitmen pendanaan pasa saat jatuh tempo. Kebutuhan untuk selalu
berada pada kondisi keuangan yang likuid sangat penting karena
ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat
jatuh tempo dapat mengakibatkan penghentian usaha perusahaan. Oleh
karena itu, PT Prime Capital Securities selalu melakukan pengawasan
terhadap pemenuhan kebutuhan likuiditasnya pada tingkat yang aman.
Untuk memperkecil resiko likuiditas, Divisi Control dan
Internal Audit melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap
248
kepatuhan menjalankan prosedur dan ketentuan yang telah digariskan.
Sedangkan dari sisi transaksi keuangan, divisi ini juga melakukan
pemeriksaan secara berkala untuk memastikan tidak ada penyimpangan
yang terjadi.
Sedangkan komite anggaran dan rencana bisnis membantu
memonitor aktivitas arus kas perusahaan untuk melihat kemungkinan
adanya lonjakan dalam pengeluaran kas, dan menelusuri apakah
kejadian tersebut masih dalam batas toleransi dari sisi budged yang telah
ditetapkan sebelumnya dan selanjutnya memberikan rekomendasi
tindakan yang terbaik untuk dijalankan oleh pelaksana keuangan
maupun oleh bisni unit dan divisi pendukung sebagai pihak yang
membutuhkan pendanaan.
Hal yang mendasar dalam pengelolaan margin adalah
kemampuan mengukur resxiki margin dari portofolio yang dibicarakan
kepada nasabah, dengan melakukan perhitungan, baik secara kuantitatif
dan kualitatif, dan memamtau portofolio nasabah secara terus-menerus.
Tanggung jawab pengelolaan resiko margin bverada pada divisi margin
dan divisi finance, yang mana perusahaan telah mempunyai prosedur
standar dalam pemberian margin ke nasabah sesuai dengan prinsip
kehati-hatian.
PT Prime Capital Securities juga telah menerapkan sistem
komputerisasi yang terintegrasi mulai dari front office sampai dengan
back office, yang secara otomatis memberi peringatan dan menolak
249
permintaan nasabah untuk pembelian saham apabila telah melampaui
batasan transaksi yang diizinkan sesuai dengan kondisi bursa saat itu.
o Resiko Operasional
Resiko Operasional dapat pula tim bul sebagai akibat kurang
lancarnya dukungan terhadap kebutuhan barang dan jasa padsa divisidivisi yang membutuhkannya. Karena itu, agar kegiatan usaha pada
bisnis unit maupun divisi pendukung dapat terselenggara dengan efektif
dan efisien maka pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa
merupakan prasyaratan utama terciptanya kelancaran kegiatan usaha.
3. Memiliki SDM yang berkualitas dalam bidang keuangan dengan dukungan
manajemen SDM.
Berbagai aktifitas di tahun 2004 telah dilakukan untuk memperkokoh
kualitas sumber daya manusia PT. Prime Capital Securities. Aktivitas tersebut
meliputi pengembangan organisasi, kompensasi dan keuntungan, perekrutan
dan seleksi, review kinerja, succession dan perencanaan karir, pelatihan dan
pengembangan serta peningkatan kualitas pelayanan karyawan.
Sebagai sebuah perusahaan sekuritas terkemuka, PT Prime Capital
Securities sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan, oleh karena itu
selama tahun 2004, PT Prime Capital Securities telah mengeluarkan berbagai
kebijakan yang berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan
karyawan seperti struktur gaji karyawan, tunjangan jabatan, kredit multi guna
tanpa agunan, kenaikan plafon asuransi karyawan serta sistem kenaikan gaji
250
dan pemberian bonus tahunan berdasarkan kinerja karyawan melalui penilaian
karyawan (Performance Appraisal).
Penilaian karyawan tahun 2004 juga telah dilaksanakan kepada
seluruh karyawan perusahaan, baik yang berstatus sebagai pegawai tetap
ataupun kontrak yang telah bekerja minimal selama 6 bulan. Kegiatan
penilaian kinerja karyawan ini melibatkan seluruh staf dan pimpinan unit
kerja melalui proses pengisian formulir, feedback, dan coaching atasan.
Untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuan SDM, selama
tahun 2004 PT Prime Capital Securities telah menyelenggarakan training dan
development
baik yang bersifat program teknikal di bidang keuangan,
leadership program maupun personal development.
Tantangan di 2005 dan tahun-tahun berikutnya tentulah berbeda
dengan sebelumnya. Sebagai sebuah perusahaan yang berada di puncak
membuat para pesaing berusaha keras untuk mengalahkannya. Beberapa
investor asing, baik di industry sekuritas maupun industry keuangan pada
umumnya, mulai pula menjajaki peluang pasar yang berkembang. Akibatnya,
kompetisi akan semakin keras dari segi perebutan pangsa pasar maupun
mempertahankan tenaga kerja yang potensial.
PT
Prime
Capital
Securities
memilih
strategi
retensi
dan
pengembangan SDM untuk mengatisipasi ketatnya persaingan tersebut.
Perkembangan jangka panjang SDM PT Prime Capital Securities akan
bertumpu pada strategic talent management, yaitu pembentukan dan
pengelolaan SDM berkesinambungan khususnya tenaga kerja yang memiliki
251
potensi, kompetensi dan kinerja yang luar biasa. Sistem ini berkaitan erat
dengan infrastruktur manajement SDM lainnya antara lain recruitment dan
assessment tenaga kerja, performance management, succession planning,
training and development, remunerasi serta hubungan industrial. Beberapa
infrastukrur manajemen SDM tersebut yang secara bertahap telah dibangun
semenjak 2004 dan akan terus dikembangkan dan dievaluasi di tahun 2005
dan seterusnya.
Dalam jangka pendek, perbaikan sistem remunerasi terus diupayakan.
Sistem ini memiliki fokus pada konsep
“pay for performance”, dimana
seluruh imbalan, baik berupa gaji maupun kesejahteraan, diukur dan
dikorelarikan dengan kontribusi yang diberikan. Karyawan yang memiliki
kontribusi dan kinerja yang luar biasa akan memperoleh keuntungan berupa
gaji maupun fasilitas yang lebih baik dari karyawan lainnya yang rata-rata
atau bahkan di bawah rata-rata. Sejak tahun 2004 upaya ini diterapkan dan
akan terus dikembangkan di tahun 2005 sejalan dengan dikembangkannya
performance management yang baik dan benar melalui goal setting,
performance monitoring serta evaluasi.
Penerapan sistem remunerasi yang baik diharapkan akan memotivasi
karyawan , khususnya yang berprestasi luar baisa untuk terus memacu
kinerjanya. Selain itu juga bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam
penggajian, baik secara internal maupun eksternal. Akhirnya, membangun
managemen SDM yang baik dan benar membutuhkan tidak hanya usaha yang
besar dari staf divisi SDM, tetapi juga komitmen dari seluruh karyawan dan
252
manajemen. Hubungan kerja yang baik dan terbuka antar divisi maupun antar
rekan kerja lintas divisi akan sangat mempermudah pencapaian situasi ideal
yang dicita-citakan. Dengan segala aspek tersebut, maka Divisi SDM sangat
optimis untuk mewujudkannya.
4
Memiliki MKBD yang memadai untuk menjamin limit transaksi.
Memilih perusahaan sekuritas yang baik salah satu indikator yang
dapat dilihat dari kekuatan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD). Bagi
para investor yang ingin investasi saham akan melihat dahulu besaran modal
broker untuk menjamin investasi yang lebih aman.
Untuk meningkatkan
kenyamanan dan keamanan berinvestasi, otoritas pasar modal (BEI)
memberikan akses informasi yang luas dan transparan kepada para investor
pasar modal termasuk MKBD.
MKBD ( Modal Kerja Bersih Disesuaikan) adalah perhitungan angka
antara Aktiva Lancar - Total Hutang ( Hutang Jk. Pendek + Hutang Jk.
Panjang). Aktiva Lancar terdiri dari: Dana Kas, Giro, Tabungan, Portofolio,
Piutang Nasabah ( dibawah umur 7 hari ). Untuk Asset seperti ; Kendaraan,
Gedung, Tanah, dan Piutang lebih dari 7 hari (tidak termasuk Aktiva Lancar)
Untuk menambah nilai MKBD adalah selain Setoran Modal juga berasal dari
Keuntungan Perusahaan.
Investor perlu mengetahui posisi MKBD secara terbuka dan transparan
sebelum memilih perusahaan sekuritas tempat ia menanamkan modalnya.
Investor perlu mengetahui kecukupan modal sekuritas tersebut. Dengan
253
demikian investor dapat mengetahui perusahaan sekuritas mana yang
memiliki kinerja keuangan yang baik dan tidak.
PT Prime Capital Securities memiliki MKBD yang cukup baik, hal ini
mengindikasikan sehat atau tidaknya keuangan dan modal PT Prime Capital
Securities. Karena dengan semakin kuat MKBD, maka kinerja perusahaan
sekuritas tersebut juga akan semakin baik, terutama dalam kualitas pelayanan,
kualitas sumber daya manusia, dan ketaatan terhadap peraturan perusahaan
dan kualitas system back office.
Menurut data BAPEPAM-LK sejak terpuruknya pasar modal Oktober
2008, beberapa perusahaan sekuritas terlibat masalah terkait posisi MKBD
dibawah standar yang ditetapkan. Seperti: Sarijaya Permana Sekuritas,
Antaboga, Signature, Dinar Sekuritas.
PT Prime Capital Securities memiliki MKBD yang berada diatas
standar (Rp. 25 Miliar) yang ditetapkan BEI, hal ini akan memberikan
pengaruh dalam hal mengurangi potensi resiko perusahaan efek terhadap
nasabahnya. Selain itu dikarenakan PT Prime Capital Securities merupakan
perusahaan sekuritas Medioker akan lebih aman bagi para nasabah.
Dikarenakan PT Prime Capital Securities tidak memiliki portofolio investasi
sendiri (hanya sebagai broker), yang berarti perusahaan tidak menyimpan /
trading saham. Berdasarkan data BEI per 31 Maret 2011, berikut nilai MKBD
PT Prime Capital Securities (Tabel 4.28):
254
Tabel 4.28 MKBD PT Prime Capital Securities
Bulan
2011
2010
2009
January
37.527.311.972
33.080.946.264
28.234.615.777
February
37.726.129.585
33.092.076.485
28.919.066.474
March
37.715.183.218
32.247.693.973
29.747.869.129
April
-
35.171.342.244
30.124.508.290
May
-
34.475.781.233
33.017.923.300
June
-
33.639.211.541
35.612.398.155
July
-
34.688.547.791
33.662.575.763
August
-
36.200.288.260
38.138.019.308
September
-
38.069.746.707
37.252.990.689
October
-
39.079.104.157
35.769.581.175
November
-
38.989.945.323
35.057.162.836
December
-
38.734.806.185
35.241.061.36
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2010
5. Adanya program Training dan Edukasi Produk investasi secara Gratis.
Secara berkelanjutan PT Prime Capital Securities menyediakan
fasilitas training gratis untuk meningkatkan keunggulan kemampuan
bertransaksi nasabah dan memberikan pengetahuan yang komprehensif
mengenai pasar berjangka. Program training dan edukasi yang terdapat pada
PT Prime Capital Securities terdapat pada Tabel 4.29.
255
Tabel 4.29 Program Training dan Edukasi PT Prime Capital Securities
Program Training dan Edukasi
Investasi dan Trading
Keterangan
Investasi VS trading.
Derivatif / Trading Instrumen Berjalan.
Legalitas.
Memilih Pialang.
Online Trading dengan Prime Online.
Instrumen Trading
Trading Forex.
Indeks Saham.
Komoditi.
CFD (Contract for Difference).
Analisa Fundamental
Fundamental Forex.
Fundamental
Indexs
Harga
Saham
Gabungan.
Analisa Teknikal
Dasar Analisa Teknikal.
Identifikasi Trend.
Moving Average (MA) & Relative
Strengh Index (RSI).
Fibonacci Number.
Pivot Point.
Parrabolic SAR.
Manajemen Trading
Manajemen Resiko.
256
Manajemen Modal.
Mengelola Time Frame & Stop Loss.
Psikologi dan Tips Trading
6 Tips Praktis agar Trading lebih optima.
Tips Sistem Trading Mudah dan Tanpa
emosi.
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2010
4.3.2.2 Kelemahan
1. Belum adanya tim riset untuk memantau kondisi pasar.
Saat ini PT Prime Capital Securities belum memiliki tim riset khusus.
Sehingga sampai saat ini riset yang ada hanya dilakukan oleh tim marketing
dari PT Prime Capital Securities. Karena belum adanya tim riset khusus,
sehingga belum adanya panduan bagi penelitian-penelitian tentang ekuitas,
surat hutang, dan perekonomian.
Karena dengan adanya riset yang bermutu tinggi merupakan salah satu
kunci untuk memberi kepuasan kepada nasabah. Tim riset nantinya harus
didukung oleh database yang aktual dan tenaga riset yang profesional
sehingga dapat memperluas jangkauan riset PT Prime Capital Securities
terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dengan adanya dukungan tim riset diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan para nasabah dengan memberi strategi investasi terbaik yang
berisiko rendah. Tim riset dapat memiliki tim analis ekuitas yang solid dan
257
berpengalaman yang disediakan bagi nasabah. Tim Riset Ekuitas dapat
melakukan riset tentang perusahaan-perusahaan dan industri yang telah
tercatat di Bursa Efek Indonesia, baik dari segi fundamental perusahaan
ataupun secara teknikal, dengan fokus terhadap saham-saham mid dan smallcap.
2. Belum diimplementasikannya Mobile Trading.
Mobile Trading merupakan sebuah layanan yang memberikan
kemudahan nasabah untuk memperoleh berbagai informasi di pasar modal
maupun melakukan transaksi saham dan reksa dana secara real time, kapan
pun, di manapun, dengan cara yang praktis dan mudah melalui telepon
genggam dengan SMS ke nomor tertentu. Fasilitas ini dapat digunakan
melalui PDA, Smart Phone atau Pocket PC berbasis Windows. Layanan yang
dapat disediakan dari sistem Mobile Trading:
o Information.
o Subscription Information.
o Transaction Instruction.
Kelebihan bertransaksi dengan Mobile Trading:
1. Bertransaksi secara online langsung dari telepon selular nasabah.
2. Harga saham dapat dipantau secara Real Time.
3. Dapat menggunakan chart dan indikator sesuai kebutuhan.
4. Akses berita-berita ter update di pasar keuangan.
5. Transparan, kondisi keuangan terpantau dengan jelas.
258
Features yang dapat diperoleh dengan mobile trading:
•
Real Time Market Data
•
Order (Buy, Sell, Amend, Withdraw)
•
Automatic Order
•
Real Time Portfolio
•
Charts Analysis
•
World Index Information
•
Update News
•
Fund Transfer
•
Done Alarm Notification
•
Foreign Buy/Sell Information
3. Belum adanya perencanaan strategi sistem informasi.
Membuat suatu perencanaan strategis SI yang sesuai dengan strategi
organisasi dapat mendukung kinerja organisasi secara continue, agar apa yang
dilakukan pada pengembangan SI/ TI dapat terus berkesinambungan dan
mempunyai arahan yang jelas serta sesuai dengan rencana strategis dari
organisasi. Selama ini PT Prime Capital Securities masih menggunakan
sistem informasi sebagai hanya pendukung kerja operasional organisasi tanpa
disertai perencanaan matang mengenai arahan visi dan misi sistem
informasinya. Hal ini diperlukan karena hingga saat ini PT Prime Capital
Securities belum mempunyai suatu perencanaan SI/TI yang jelas namun ada
kinginan dari pihak pemilik organisasi untuk memanfaatkan kelebihan SI/TI,
259
sehingga pengembangan SI/TI yang akan dilakukan oleh organisasi sering
menghadapi banyak kendala utama dalam menentukan prioritasnya. Sejalan
dengan perubahan kebijakan-kebijakan organisasi yang diikuti pula
perubahaan peran dan fungsi sistem informasi, maka permasalahan yang
timbul adalah sebagai berikut :
o Adanya Sistem Informasi yang dimanfaatkan oleh manajemen dalam
pengambilan keputusan namun belum terperinci dalam perencanaan
strategisnya.
o Kurang cepatnya informasi berupa laporan kerja harian, karena masih
menggunakan cara-cara yang konvensional (per surat).
o Adanya sarana dan prasarana komputer yang belum termanfaatkan
secara\ efektif dan efisien karena belum adanya arahan yang jelas.
o Ada wadah (lembaga) untuk menampung keinginan pihak Pimpinan
dalam mengembangkan otomasi/komputerisasi organisasi namun belum
efisien dalam mengejar ketertinggalan PT Prime Capital Securities
dalam implementasi Sistem Informasi.
Hal-hal diatas timbul karena
belum adanya suatu perencanaan
strategis sistem informasi dan teknologi informasi PT Prime Capital
Securities yang terpadu, yang memberikan arahan yang jelas dalam
mendukung visi, misi organisasi. Berdasarkan latar belakang dan kondisi
SI/TI dari organisasi, maka diperlukannya sutau perencanaan strategik
sistem informasi dan teknologi informasi dari PT Prime Capital Securities
260
sehingga peranan SI/TI dapat lebih optimal dalam mendukung kinerja
organisasi.
Manfaat dari perencanaaan strategis sistem informasi, yaitu
diharapkan:
o Adanya panduan perencanaan SI/TI dari organisasi sehingga nantinya
akan mendapatkan komitmen utuh dari pihak manajemen atas
perencanaan SI/TI-nya, dimana sekarang ini pemenuhan kebutuhan
SI/TI masih merupakan bentuk kebutuhan sesaat saja,
o Dapat diketahui posisi sistem informasi dan teknologi informasi dalam
kerangka strategis organisasi dan juga pemberdayaan dan penerapan
SI/TI secara lebih efektif dan efisien, sehingga perencanaan strategis
ini dapat menjadi panduan perencanaan SI/TI selanjutnya. Dengan
demikian akan bisa meningkatkan kemampuan bersaing dengan
organisasi sejenis lainnya dengan memanfaatkan implementasi
perencanaan SI/TI tersebut
Semakin besar organisasi semakin rumit perencanaan yang harus
dibuat karena melibatkan banyak pihak dan harus mencapai keselarasan
(alignment) antara tujuan organisasi dan TI yang digunakan. Keselarasan
ini dihasilkan dari analisis internal organisasi. Analisis eksternal
organisasi juga tidak kalah pentinganya untuk mencegah hambatan dari
luar secara politis, misalnya kedekatan dengan vendor tertentu jangan
sampai mempengaruhi keputusan pengunaan produk TI tertentu yang
261
sebenarnya
tidak
sesusai
dengan
hasil
rekomendasi
analisis
internal/eksternal sistem informasi.
Hasil dari analisis internal/eksternal ini adalah strategi dalam
bentuk usulan portofolio aplikasi yang dijabarkan dalam Road Map kurun
waktu 3 sampai 5 tahun. Dalam Road Map tersebut terdapat gap analisis
antara aplikasi lama yang sudah ada sekarang dengan aplikasi yang akan
diadakan dalam Road Map. Bagaimana cara mengadakannya juga diberi
analisis, bisa dengan cara membangun sendiri, membeli atau outsource.
Perencanaan strategis yang baik akan menghasilkan strategi yang
definitif dan aplikatif secara langkah demi langkah hingga tingkat paling
bawah sekalipun. Tidak buram dan mengawang awang seperti sebuah
ramalan akhir tahun. Seluruh stakeholder harus dapat melihat dan
mengkaji perencanaan secara transparan. Jika itu proyek untuk
kepentingan publik maka stakeholdernya adalah publik itu sendiri.
Menurut UU
Nomor
14
Tahun
2008 tentang
Keterbukaan
Informasi Publik: (1) Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat
diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik. (2) Informasi Publik yang
dikecualikan bersifat ketat dan terbatas. (3) Setiap Informasi Publik harus
dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat
waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.
262
4. Belum diimplementasikannya sistem CRM.
PT
Prime
mengimplementasikan
Capital
sistem
Securities
CRM.
sampai
CRM
saat
(Customer
ini
belum
Relationship
Management) merupakan salah satu metode untuk mengembangkan strategi
bisnis yang berpusat pada pelanggan, yang memiliki tujuan yaitu
menggunakan hubungan dengan pelanggan untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan, menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang
memuaskan, dan mendukung proses penjualan berulang kepada pelanggan.
Sehingga diharapkan dengan adanya sistem ini akan membawa
manfaat bagi nasabah maupun sekuritas. Dengan adanya sistem CRM
diharapkan dapat mempermudah sekuritas dalam mengenali nasabahnasabahnya, mengelompokkan sesuai dengan nilainya dan menerapkan
strategi yang sesuai. Dengan demikian diharapkan hubungan nasabah menjadi
lebih baik.
Dengan adanya CRM, PT Prime Capital Securities dapat membina
hubungan baik secara efektif dengan pihak pelanggan (nasabah), dan juga
membantu bagian marketing mengelola data yang berhubungan dengan
pelanggan sehingga informasi mengenai pelanggan untuk keperluan
pemasaran dan promosi dapat segera diperoleh secara cepat.
Kunci menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang efektif adalah
meningkatkan komunikasi dengan pelanggan sehingga membangun hubungan
berdasarkan saling mengerti dan percaya. Oleh karena itu, untuk
mengoptimalkan pengaplikasian CRM untuk menjalin hubungan yang erat
263
dengan pelanggan perlu adanya tools yang tepat, agar memungkinkan
pengiriman informasi kepada pelanggan dapat cepat dan mudah, serta
mendukung operasional pemasaran yang mencakup otomatisasi pemasaran,
promosi, dan pelayanan agar dapat menjadi lebih maksimal, serta
meminimalkan cost.
5. Belum adanya diversifikasi produk investasi.
Saat ini PT Prime Capital Securities hanya memiliki satu produk
investasi yaitu saham. Sehingga sampai saat ini PT Prime Capital Securities
belum melakukan difersivikasi daro produk investasi pasar modal, sehingga
pilihan para calon nasabah atau nasabah menjadi terbatas pada produk
investasi saham/ Perusahaan pialang atau broker
secara umum dapat
menawarkan menawarkan lebih dari satu produk investasi seperti saham,
obligasi dan efek derivatif di pasar modal. Secara aturan bahwa produk
investasi di pasar modal dikenal sebagai efek, efek bisa bersifat utang atau
bersifat kepemilikan, hak untuk memiliki atau membeli yang disebut sebagai
opsi. Berikut adalah produk investasi yang dapat ditawarkan pada pasar
modal:
•
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan atau merupakan
bukti turut serta dalam modal suatu perusahaan.
•
Obligasi adalah surat pengakuan hutang jangka panjang yang
dikeluarkan oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh
264
dana. Pemegang obligasi akan memperoleh bunga secara periodik dan
akan menerima pokok pinjaman pada tanggal jatuh tempo.
•
Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham
pada waktu yang ditentukan dimasa depan.
•
Bukti right (hak memesan efek terlebih dahulu) adalah hak dari
pemegang saham yang ada untuk membeli saham baru yang akan
diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham baru tersebut ditawarkan
kepada pihak lain.
•
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang
memberikan hak kepada pemegang efek tersebut untuk membeli saham
langsung dari perusahaan tersebut dengan harga tertentu pada waktu
tertentu.
•
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya telah menitipkan sejumlah uang kepada pengelola reksa
dana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di
pasar modal, pasar uang atau lainnya.
•
Opsi merupakan hak untuk membeli atau memiliki. Opsi tersebut selalu
didahului dengan kontrak, dengan waktu berlakunya hak pada periode
tertentu. Opsi juga diperjualbelikan di bursa, misalnya opsi untuk
membeli saham tertentu pada harga tertentu dengan jumlah tertentu. Di
BEI, produk tersebut diberi nama Kontrak Opsi Saham (KOS). Bahkan
pada Juni mendatang satu produk lagi juga akan segara muncul yakni
265
futures contract yakni sebuah produk perdagangan berjangka atas efek
yang bisa dijadikan sarana hedging (lindung nilai) bagi investasi
investor. 4.3.3 Matriks IFE dan EFE
Berikut ini merupakan matriks IFE dan EFE dari hasil evaluasi faktor internal
dan eksternal yang diperoleh dari pihak PT Prime Capital Securities (dapat dilihat
pada Tabel 4.30 dan Tabel 4.31), kemudian diberikan pembobotan dengan
menggunakan metode perbandingan berpasangan (pairwise) :
Tabel 4.30 Matriks Evaluasi Faktor Internal
Bobot
Strengths
Peringkat
IFE
S1
Sistem
perdagangan
trading
(Prime
dengan
online
dan
Prime
Nilai
IFE
0,0932
3
0,279712
0,1759
4
0,703431
dukungan
0,1137
4
0,454819
Memiliki MKBD yang memadai untuk
0,0798
3
0,239476
Online
Reporting).
S2
Adanya
Program
Pengendalian
Risk
Management yang baik.
S3
Memiliki SDM yang berkualitas dalam
bidang
keuangan
dengan
manajemen SDM.
S4
266
menjamin limit transaksi.
S5
Adanya program Training dan Edukasi
0,1143
4
0,457075
Produk investasi secara Gratis.
Sub total
2,134514
Weaknesses
W1
Belum adanya tim riset untuk memantau
0,0554
1
0,055425
0,0829
2
0,165751
0,1355
1
0,135459
0,0623
2
0,124574
0,0871
1
0,087059
kondisi pasar.
W2
Belum
diimplementasikannya
Mobile
Trading.
W3
Belum adanya perencanaan strategi sistem
informasi.
W4
Belum diimplementasikannya sistem
CRM.
W5
Belum
adanya
diversifikasi
produk
investasi.
Sub total
TOTAL
0,568269
1,00
2,702782
Sumber: Wawancara dengan Komisaris Utama PT Prime Capital Securities, 2010
Keterangan: Peringkat 1 = Kelemahan utama
Peringkat 2 = Kelemahan minor
Peringkat 3 = Kekuatan minor
Peringkat 4 = Kekuatan utama
267
Tabel 4.31 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Bobot
Opportunities
Peringkat
EFE
O1
Peluang pasar investasi di luar Jakarta.
O2
Adanya
pembatasan
sekuritas
oleh
izin
Nilai
EFE
0,1097
3
0,329044
0,2098
4
0,839299
0,0795
3
0,238503
0,1451
4
0,580338
0,0558
3
0,167334
pendirian
BAPEPAM
yang
membatasi jumlah pesaing.
O3
Potensi
Pertumbuhan
Perekonomian
Indonesia.
O4
Semakin
tingginya
kesadaran
masyarakat akan pentingnya investasi.
O5
Kebijakan dalam pembentukan UU
Jaring Pengaman Sistem Keuangan.
Sub total
2,154520
Threats
T1
Ancaman krisis global.
T2
Potensi penetrasi perusahaan sekuritas
asing menjadi anggota bursa di
0,0975
3
0,292584
0,0776
2
0,155160
0,0801
2
0,160282
Indonesia.
T3
Banyaknya
alternatif
investasi
dan
semakin agresifnya lembaga keuangan
selain
sekuritas
dalam
mencari
268
pelanggan.
T4
Inflasi
yang
terjadi
di
Negara
0,0769
3
0,230737
0,0680
3
0,203905
Indonesia.
T5
Situasi Sosial dan Politik yang tidak
stabil.
Sub total
TOTAL
1,042668
1,00
3,197188
Sumber: Wawancara dengan Komisaris Utama PT Prime Capital Securities, 2010
Keterangan: Peringkat 4 = Respon luar biasa
Peringkat 3 = Respon di atas rata-rata
Peringkat 2 = Respon rata-rata
Peringkat 1 = Respon jelek
Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor internal (IFE) dan evaluasi
faktor eksternal (EFE), diperoleh total nilai IFE sebesar 2,703. Hal ini menunjukkan
PT Prime Capital Securities memiliki posisi internal yang cukup baik (di atas 2,5). PT
Prime Capital Securities telah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk
meminimalkan kekurangan yang ada. Total nilai EFE sebesar 3,197 menggambarkan
PT Prime Capital Securities memiliki respon yang luar biasa terhadap peluang yang
ada dan dapat mengantisipasi berbagai ancaman yang datang untuk menjadi nilai
positif organisasi.
269
4.3.4 Matriks SWOT
Berikut ini adalah matriks SWOT PT Prime Capital Securities dari hasil
evaluasi faktor internal dan eksternal (Tabel 4.32) :
Tabel 4.32 Matriks SWOT PT Prime Capital Securities
Strength (S)
Weaknesses (W)
1.Sistem perdagangan dengan
1.Belum adanya tim riset untuk
online trading (Prime
Online dan Prime
Reporting).
2.Adanya program
pengendalian Risk
Management yang baik.
3. Memiliki SDM yang
berkualitas dalam bidang
keuangan dengan dukungan
manajemen SDM.
4.Memiliki MKBD yang
memadai untuk menjamin
limit transaksi.
5.Adanya program training
dan edukasi produk
investasi secara Gratis.
memantau kondisi pasar.
2.Belum diimplementasikannya
Mobile Trading.
3.Belum adanya perencanaan
strategi sistem informasi.
4.Belum diimplementasikannya
sistem CRM.
5.Belum adanya diversifikasi
produk investasi.
270
Strategi SO
Opportunities (O)
Strategi WO
1.Peluang pasar investasi
di luar Jakarta.
1. Menjangkau pasar yang
1. Melakukan konsolidasi
2.Adanya pembatasan izin
lebih luas (luar Jakarta)
internal dengan
pendirian sekuritas oleh
dengan memanfaatkan
membangun sistem
BAPEPAM yang
reputasi perusahaan (S1,
informasi yang menunjang
membatasi jumlah
S2, S3, S4, S5, O1, O3,
pelaksanaan kerja dan
pesaing.
O4, O5)
pelayanan terhadap seluruh
3.Potensi Pertumbuhan
2. Meningkatkan
unit yang ada dalam
Perekonomian
kemampuan perusahaan
organisasi (W1, W2, O1,
Indonesia.
dalam memberikan solusi
O3).
4.Semakin tingginya
yang tepat dalam
kesadaran masyarakat
permasalahan yang
akan pentingnya
dihadapi pelanggan (S3,
informasi yang dapat
investasi.
S5, O3, O4)
membantu menganalisa
5.Kebijakan dalam
2. Memaanfaatkan sistem
pasar, agar dapat
pembentukan UU Jaring
mengetahui kebutuhan
Pengaman Sistem
pasar . (W1, W2, W3, O4).
Keuangan bagi LKBB.
Threats (T)
1.Ancaman krisis global.
2. Potensi penetrasi
Strategi ST
1.
Peningkatan pemanfaatan
dan penyebaran informasi
Strategi WT
1. Membangun perencanaan
strategi sistem informasi
271
perusahaan sekuritas
terhadap layanan yang
dan melakukan
asing menjadi anggota
terdapat pada PT Prime
pengembangan diversifikasi
bursa di Indonesia.
Capital Securities dengan
produk investasi. (W4, W5,
3.Banyaknya alternatif
media internet (web-based
T1, T4, T5).
investasi dan semakin
application) (S1, S2, S5,
agresifnya lembaga
T2, T3).
pelanggan.
4.Inflasi yang terjadi di
negara Indonesia.
5.Situasi sosial dan politik
yang tidak stabil.
kebutuhan pelanggan akan
data dan informasi untuk
keuangan selain
sekuritas dalam mencari
2. Peningkatan pemahaman
2.
Peningkatan kualitas
memudahkan pemantauan
sumber daya manusia
kondisi bursa. (W1,W4, T2,
dalam bidang pemasaran
T3).
dan analisis pasar, yang
3. Peningkatan aksesibilitas
dilakukan dalam bentuk
data dan informasi bagi
pelatihan (S3, S5, T2,
pelanggan melalui
T3).
pembangunan sistem
informasi yang
memudahkan pengguna
mengakses informasi yang
ada pada PT Prime Capital
Securities (W2, W3,W4,
T2, T3).
272
Berdasarkan matriks SWOT pada Tabel 4.32, PT Prime Capital Securities
memiliki 2 strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan sistem informasi yang
diperoleh dari hasil analisis internal dan eksternal, antara lain : strategi
pengembangan sistem informasi untuk menghasilkan keunggulan kompetitif dan
strategi pengembangan manajemen hubungan dengan pelanggan.
Berikut merupakan strategi bisnis PT Prime Capital Securities yang
dirumuskan dari matriks SWOT pada PT Prime Capital Securities, yaitu:
1. Strategi pengembangan sistem informasi
untuk menghasilkan keunggulan
kompetitif. (Hasil Pengelompokan Strategi ST (point 1), Strategi WT (point 1 dan
3), Strategi WO (point 1 dan 2)).
Kegiatan utama Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi diarahkan
untuk menyediakan paket-paket aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang
proses administrasi/ manajemen perkantoran, mengelola data, dan menyediakan
sistem yang dibutuhkan untuk para analis maupun perencana, serta para
pelanggan pada umumnya. Paket aplikasi yang dikembangkan diarahkan dengan
menggunakan teknologi informasi terintegrasi sehingga pengelolaan dan
operasionalnya diharapkan bisa lebih sederhana.
Peningkatan aksebilitas data dan informasi bagi pengguna, peningkatan
pengumpulan
data yang berkualitas (lengkap, akurat, tepat waktu, dan
terpercaya), dan penyajian data dan informasi. Paket aplikasi yang dikembangkan,
secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama adalah paket
aplikasi sistem informasi yang dikembangkan secara internal dan yang kedua
273
adalah aplikasi sistem informasi yang dikembangkan oleh pihak ketiga
(outsource)
2. Strategi pengembangan manajemen hubungan dengan pelanggan. (Hasil
Pengelompokan Strategi SO (point 1 dan 2), Strategi ST (point 2), Strategi WT
(point 2)).
Pengembangan manajemen hubungan dengan pelanggan PT Prime
Capital Securities dilakukan melalui:
•
Penyempurnaan dan pemantapan tatanan organisasi yang berkembang
terus sesuai dengan bertambah besarnya aktivitas sistem informasi
perusahaan, serta meningkatnya intensitas pembangunan perusahaan.
Menjangkau pasar yang lebih luas (luar Jakarta) dengan memanfaatkan
reputasi perusahaan
•
Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memberikan solusi yang
tepat dalam permasalahan yang dihadapi pelanggan.
•
Peningkatan pemahaman kebutuhan pelanggan akan data dan informasi
untuk memudahkan pemantauan kondisi bursa oleh pelanggan.
Termasuk peningkatan kualitas SDM. Untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan, mengembangkan, dan
menguasai manajemen hubungan pelanggan dan metodologi pengumpulan dan
analisis data statistik pasar, yang dilaksanakan melalui:
274
1.
Penyelenggaraan
berbagai
program
pelatihan
bidang
pelayanan
pelanggan dan metoda statistika.
2.
Peningkatan kemampuan (mutu dan kapasitas) penyelenggaraan
pelatihan pelayanan pelanggan dan metoda statistika.
4.4
Analisis IT Balanced Scorecard
4.4.1 Menentukan Tujuan Strategis IT
Sebelum melakukan pengukuran kinerja sistem saat ini, maka terlebih dahulu
harus dirumuskan visi dan misi Divisi IT perusahaan yang nantinya akan diturunkan
menjadi strategi dan tujuan strategis TI perusahaan. Hal ini dikarenakan kinerja,
maintenance, dan pengembangan sistem
sepenuhnya berada di bawah tanggung
jawab Divisi IT.
4.4.1.1
Visi dan Misi Divisi TI
Visi:
“Menjadi pengembang sistem informasi dan pusat layanan
informasi yang cepat, tepat, dan akurat guna mendukung aktivitas
bisnis perusahaan dan membantu perusahaan dalam menghadapi
persaingan global.”
275
Misi:
“Mengembangkan sistem informasi secara inovatif dengan
mengikuti perkembangan TI dan membangun pusat layanan
informasi serta menyediakan hardware dan software yang
mendukung aktivitas bisnis perusahaan.”
4.4.1.2 Penyelarasan Visi dan Misi Perusahaan dengan Visi
dan Misi TI
Diawali dengan penyusunan pandangan visi dan misi TI yang disesuaikan
dengan visi dan misi perusahaan penyusunan IT Balanced Scorecard dimulai
(Gambar 4.24) .
Gambar 4.24 Penyelarasan Visi dan Misi Perusahaan dengan Visi dan Misi TI
276
Berikut ini penjelasan dari penyelarasan visi dan misi perusahaan dengan visi
dan misi TI adalah sebagai berikut :
•
Untuk menjadikan perusahaan PT Prime Capital Securities sebagai
perusahaan efek andalan, terkemuka dan terpercaya dalam kegiatan pasar
modal, yang dapat memberikan solusi keuangan yang optimal bagi pelanggan
harus didukung dengan visi TI yaitu, dapat menjadikan TI menjadi
pengembang sistem informasi dan pusat layanan informasi yang cepat, tepat,
dan akurat guna mendukung aktivitas bisnis perusahaan dan membantu
perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Dengan demikian TI dapat
digunakan untuk menjadi sarana untuk mendukung komunikasi antara
perusahaan dengan pelanggan.
•
Dalam mewujudkan misi perusahaan :
-
Memperkuat basis nasabah, baik individu dan institusi, dengan
menyediakan jasa perdagangan efek (sekuritas) yang cepat, dan akurat,
dengan presentasi professional.
-
Mencapai pengembalian (keuntungan) optimal bagi pemegang saham
dan karyawan.
-
Mengembangkan sumber daya manusia dan teknologi informasi yang
up-to-date untuk mendukung dan memberikan pelayanan yang
maksimal kepada pelanggan.
277
Maka diperlukan pengembangan sistem informasi secara inovatif
dengan mengikuti perkembangan TI dan membangun pusat layanan informasi
serta menyediakan hardware dan software yang mendukung aktivitas bisnis
perusahaan. Dengan dukungan TI tersebut, maka pelayanan terhadap
pelanggan dan proses bisnis perusahaan dapat berjalan secara optimal,
sehingga diharapkan dapat menciptakan customer satisfaction dan competitive
advantage bagi perusahaan.
4.4.1.3
Penyelarasan Strategi Perusahaan dengan Strategi
Divisi TI
Untuk mencapai visi dan misi divisi TI diperlukannya strategi divisi TI dalam
mencapainya. Berikut merupakan strategi divisi TI PT Prime Capital Securities:
•
Memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime Capital
Securities.
•
Memastikan ditanggulanginya gangguan terhadap sistem secara cepat,
tepat dan efektif.
•
Mengidentifikasikan
kebutuhan,
menyediakan,
memelihara
dan
melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur
Teknologi Informasi.
•
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
278
Didalam Gambar 4.25 dapat dilihat penyelarasan strategi perusahaan dengan
strategi TI :
Strategi TI
Memastikan kecukupan
sumber daya infrastruktur PT
Prime Capital Securities.
Memastikan ditanggulanginya
gangguan terhadap sistem
secara cepat, tepat dan efektif.
Mengidentifikasikan
kebutuhan, menyediakan,
memelihara dan melakukan
pengembangan terhadap sistem
informasi dan infrastruktur
Teknologi Informasi.
Meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kinerja perusahaan.
Strategi Perusahaan
Meningkatkan pengembangan
sistem informasi untuk
menghasilkan keunggulan
kompetitif.
Meningkatkan pengembangan
manajemen hubungan dengan
pelanggan.
Gambar 4.25 Penyelarasan Strategi Perusahaan dengan Strategi TI
Berikut ini penjelasan dari penyelarasan strategi perusahaan dengan
strategi TI adalah sebagai berikut:
•
Dengan memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime
Capital
Securities,
sehingga
dapat
mendukung
peningkatan
pengembangan sistem informasi perusahaan yang diharapkan dapat
memberikan keunggulan bersaing bagi PT Prime Capital Securiries.
•
Dengan memastikan ditanggulangingan gangguang terhadap sistem
secara cepat, tepat, dan efektif, mala diharapkan dapat memberikan
279
dukungan pelayanan kepada pelanggan lebih baik (service level
aggrement) khususnya dalam hal penggunaan sistem.
•
Dengan mengidentifikasi kan kebutuhan, menyediakan, memelihara,
dan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi dan
infrastruktur
Teknologi
Informasi,
diharapkan
dapat
menggembangkan sistem informasi yang tepat guna yang dapat
menghasilkan jeunggulan kompetitif bagi perusahaan dan diharapkan
juga dapat
meningkatkan hubungan pelanggan dengan dukungan
sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi.
Pengukuran kinerja sistem adalah hal yang penting bagi manajemen dalam
melakukan evaluasi performa dan perencanaan terutama sebelum perusahaan
akan melakukan pengembangan terhadap sistem informasi yang ada saat ini.
Untuk mengukur kinerja sistem yang ada pada PT Prime Capital Securities,
maka akan digunakan pendekatan perspektif-perspektif yang ada di metode IT
Balanced Scorecard yaitu perpektif kontribusi perusahaan, perspektif orientasi
pengguna, perspektif penyempurnaan operasional, dan perspektif orientasi masa
depan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang digunakan saat ini
oleh PT Prime Capital Securities sudah mendukung visi, misi, dan tujuan strategis
perusahaan.
280
4.4.2 Pemetaan pada Perspektif IT BalanceScorecard
Berikut adalah tujuan strategis IT perusahaan yang merupakan perumusan
dari strategi IT dari masing-masing perspektif IT BalanceScorecard (Tabel 4.33).
Tabel 4.33 Perumusan Tujuan Strategis IT
IT Balanced
Strategi
Tujuan Strategis
Scorecard
Memastikan kecukupan
•
Sumber daya TI.
Kontribusi
sumber daya
•
Pengendalian biaya TI.
Perusahaan
infrastruktur PT Prime
•
Nilai bisnis dari proyek TI.
Capital Securities.
•
Nilai investasi TI.
Perspektif
•
•
Memastikan
ditanggulanginya
gangguan terhadap
sistem secara cepat,
tepat dan efektif.
•
Mengidentifikasikan
kebutuhan,
menyediakan,
memelihara dan
melakukan
pengembangan terhadap
281
sistem informasi dan
infrastruktur Teknologi
Informasi.
•
Meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kinerja
perusahaan.
Perspektif Orientasi
•
Pengguna
Memastikan
•
Kerjasama dengan pengguna.
ditanggulanginya
•
Komunikasi dengan
gangguan terhadap
•
pengguna.
sistem secara cepat,
•
Kepuasan pengguna.
tepat dan efektif.
•
Kemampuan pengguna
•
Efesiensi dan efektivitas
Mengidentifikasikan
kebutuhan,
menyediakan,
memelihara dan
melakukan
pengembangan terhadap
sistem informasi dan
infrastruktur Teknologi
Informasi.
Perspektif
Penyempurnaan
•
Memastikan
ditanggulanginya
pembuatan aplikasi.
282
Operasional
gangguan terhadap
•
Pemeliharaan kualitas sistem
sistem secara cepat,
•
Perencanaan awal
tepat dan efektif.
•
pengembangan aplikasi.
Memastikan kecukupan
•
Ketersediaan infrastruktur TI.
sumber daya
•
Kinerja staff TI.
Mengidentifikasikan
•
Keahlian staff TI.
kebutuhan,
•
Kepuasan staff TI.
menyediakan,
•
Usia portofolio aplikasi.
infrastruktur PT Prime
Capital Securities.
•
Mengidentifikasikan
kebutuhan,
menyediakan,
memelihara dan
melakukan
pengembangan terhadap
sistem informasi dan
infrastruktur Teknologi
Informasi.
•
Meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kinerja
perusahaan.
Perspektif Orientasi
Masa Depan
•
283
•
memelihara dan
Kerjasama staff TI.
melakukan
pengembangan terhadap
sistem informasi dan
infrastruktur Teknologi
Informasi.
4.4.3 Perancangan Hubungan Sebab Akibat
Dalam Perancangan Sebab Akibat terdiri dari pembuatan diagram fishbone
dan diagram sebab akibat.
4.4.3.1 Diagram Fish Bone
Dalam
membuat
perancangan
hubungan
sebab
akibat
terlebih
dahulu
didefinisikan masalah yang sedang di hadapi oleh divisi TI dan masalah yang akan
terjadi yang ingin diselesaikan agar tercapai strategi TI yang diinginkan, yaitu:
•
Memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime Capital Securities.
•
Memastikan ditanggulanginya gangguan terhadap sistem secara cepat, tepat dan
efektif.
•
Mengidentifikasikan kebutuhan, menyediakan, memelihara dan melakukan
pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi.
•
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
284
Dalam mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi melalui analisa proses
bisnis maupun analisis CSF TI dan melalui tahapan wawancara maupun observasi
serta mendefinisikan masalah yang akan terjadi melalui analisa tantangan ke masa
depan yang akan dihadapi oleh divisi TI dalam mengarahkan teknologi ke arah web
programming dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Pengendalian biaya TI
2. Nilai bisnis dari proyek TI
3. Nilai investasi TI
4. Sumber daya TI
5. Kerjasama dengan pengguna
6. Komunikasi dengan pengguna
7. Kepuasan pengguna
8. Kemampuan pengguna
9. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi
10. Pemeliharaan kualitas sistem
11. Perencanaan awal pengembangan aplikasi
12. Ketersediaan infrastruktur TI
13. Kinerja staff TI
14. Keahlian staff TI
15. Kepuasan staff TI
16. Usia portofolio aplikasi
17. Kerjasama staff TI
285
Setelah ditemukan masalah yang ada, kemudian dilakukan restrukturisasi
masalah yang ada dengan menentukan penyebab dari semua masalah yang ada
dengan membuat pertanyaan “mengapa” untuk setiap permasalahan yang ada. Hasil
dari restrukturisasi masalah yang ada adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian biaya TI :
-
Anggaran TI yang digunakan
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan apakah anggaran TI yang
digunakan oleh divisi TI melebihi atau telah sesuai dengan anggaran yang
disediakan atau direncanakan oleh perusahaan.
-
Perbandingan anggaran TI terhadap anggaran perusahaan
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar anggaran
TI terhadap anggaran perusahaan secara keseluruhan.
2. Nilai bisnis dari proyek TI
-
Return On Investment (ROI)
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar
pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang telah dilakukan perusahaan
terhadap berbagai proyek IT yang dilakukan.
3. Nilai investasi TI
-
% ketersediaan aplikasi
Hal ini dapat dilihat dari tingkat aplikasi yang tersedia saat dibutuhkan.
286
-
% ketersediaan komputer
Hal ini dapat dilihat dari jumlah komputer yang ada dibandingkan dengan
jumlah seluruh staff yang memerlukan komputer.
-
% ketersediaan sistem online
Hal ini dapat dilihat dari tingkat sistem yang online (networking) dan dapat
diakses oleh user.
4. Sumber daya TI
-
% pemakaian perangkat keras dan lunak
Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemakaian perangkat keras dan lunak yang
sesuai dengan kebutuhan.
-
% pemakaian basis data dan aplikasi bersama
Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemakaian basis data sehingga menentukan
tingkat integrasi basis data.
5. Kerjasama dengan pengguna
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap analisis
Hal ini dapat dilihat dari tingkat peranan pengguna terhadap aplikasi yang di
bangun oleh divisi TI dalam tahap analisis.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap design
Hal ini dapat dilihat dari tingkat peranan pengguna terhadap aplikasi yang di
bangun oleh divisi TI dalam tahap design.
287
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi
Hal ini dapat dilihat dari tingkat peranan pengguna terhadap aplikasi yang di
bangun oleh divisi TI dalam tahap implementasi.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplemntasian.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat peranan pengguna terhadap aplikasi yang
diimplementasikan.
6. Komunikasi dengan pengguna
-
% komunikasi yang terjalin
Hal ini dapat dilihat dari tingkat komunikasi yang terjalin antara staff TI
dengan pengguna sehingga bisa memberikan pengertian yang baik.
7. Kepuasan pengguna
-
% kepuasan pengguna
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja TI baik
aplikasi yang dibangun serta cara penanganan keluhan pengguna.
-
% fungsionalitas yang tersedia
Hal ini dapat dilihat dari tingkat aplikasi tersebut bisa berfungsi untuk
berbagai macam kebutuhan.
-
% kemudahan penggunaan aplikasi
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemudahan aplikasi untuk digunakan oleh
pengguna sehingga bisa memberikan kepuasan kepada pengguna untuk
menggunakannya.
288
8. Kemampuan pengguna
-
% pemahaman pengguna
Hal ini dapat dilihat dari tingkat pengguna mengerti setelah diadakan
pelatihan pertama untuk implementasi aplikasi baru dan tingkat pengguna
mengerti sistem dengan baik.
-
% kesiapan pengguna
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesiapan pengguna dalam menghadapi web
programming yang didevelop oleh TI dan akan di implementasikan pada masa
mendatang.
-
% pelatihan pengguna
Hal ini dapat dilihat jumlah pelatihan yang diadakan oleh divisi TI dalam
pengimplementasian aplikasi baru.
9. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi
-
% efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah
Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas dalam menganalisa
masalah untuk penentuan requirement dengan pengguna.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap design.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas dalam mendesign
masalah yang ada untuk bisa dilakukan coding ke dalam bahasa
pemrograman.
289
-
% efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback
Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas dalam
pengimplentasian sistem aplikasi baru ke pengguna serta feedback yang di
dapatkan dari hasil pengimplementasian.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi dan efektivitas dalam pemeliharaan
aplikasi yang ada.
10. Pemeliharaan kualitas sistem
-
% kegiatan pemeliharaan aplikasi
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kegiatan yang dilakukan untuk memelihara
aplikasi yang telah di bangun.
-
% kegiatan pemeliharan hardware
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kegiatan yang dilakukan untuk memelihara
hardware yang ada.
-
Rata-rata waktu respon
Hal ini dapat dilihat dari tingkat waktu yang digunakan oleh TI untuk
menjawab masalah yang berkaitan dengan aplikasi dan hardware.
11. Perencanaan awal pengembangan aplikasi
-
% kesesuaian estimasi waktu
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesesuaian estimasi awal tentang waktu yang
dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi.
290
-
% kesesuaian estimasi jumlah staff
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kesesuaian estimasi awal tentang jumlah staff
yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi.
-
% koordinasi permintaan aplikasi
Hal ini dapat dilihat dari jumlah permintaan aplikasi dari pengguna yang
dapat terkoordinasi dengan baik.
-
% jumlah perubahan requirement
Hal ini dapat dilihat dari tingkat perubahan requirement oleh pengguna dari
aplikasi yang dibangun.
12. Ketersediaan infrastruktur TI
-
% ketersediaan infrastruktur TI
Hal ini dapat dilihat dari jumlah infrastruktur seperti hardware dan software
yang tersedia.
13. Kinerja staff TI
-
Rata-rata waktu pengembangan
Hal ini dapat dilihat dari jumlah waktu yang dibutuhkan oleh staff TI dalam
membangun aplikasi.
-
Rata-rata waktu penanganan keluhan
Hal ini dapat dilihat dari jumlah waktu yang di butuhkan oleh staff TI dalam
menangani keluhan pengguna.
291
14. Keahlian staff TI
-
% ahli dalam aplikasi yang di bangun
Hal ini dapat dilihat dari jumlah staff divisi TI yang ahli dalam pengembangan
aplikasi yang sedang dijalankan.
-
% staff TI yang berpendidikan minimun S1
Hal ini dapat dilihat dari jumlah staff TI yang berpendidikan minimun S1.
-
Frekuensi pelatihan staff TI
Hal ini dapat dilihat dari frekuensi pelatihan yang diadakan untuk staff TI
dalam kurun waktu setahun.
-
Usia produktif staff TI
Hal ini dapat dilihat dari tingkat usia staff TI yang masih produktif antara 20 –
35 tahun.
-
Jumlah pengalaman staff TI
Hal ini dapat dilihat dari pengalaman yang dimiliki staff TI minimun 2 tahun.
15. Kepuasan staff TI
-
% kepuasan staff TI
Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan staff TI terhadap sistem dan
prosedur operasional perusahaan serta kepuasan terhadap gaji, bonus dan
fasilitas yang diberikan.
292
16. Usia portofolio aplikasi
-
usia portofolio aplikasi
Hal ini dapat dilihat dari usia seluruh aplikasi yang berada dibawah 5 tahun.
17. Kerjasama staff TI
-
% kerjasama dalam tim
Hal ini dapat di lihat dari persentase kerjasama yang terjalin antara sesama
staff TI.
-
% suasana kerja yang mendukung
Hal ini dapat di lihat dari persentase suasana kerja yang mendukung dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban staff TI.
Setelah di lakukan restrukturisasi dari setiap penyebab yang ada, kemudian
dari setiap penyebab tersebut di kelompokkan ke dalam empat perspektif IT Balanced
Scorecard, yaitu sebagai berikut :
1. Perspektif Kontribusi Perusahaan
Penyebab-penyebab yang termasuk kedalam Perspektif Kontribusi
Perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian biaya TI :
o Anggaran TI yang digunakan
o Perbandingan anggaran TI dengan anggaran perusahaan
293
2. Nilai bisnis dari proyek TI :
o Return on Investment
3. Nilai investasi TI
o % ketersediaan aplikasi
o % ketersediaan computer
o % ketersediaan sistem online
4. Sumber daya TI
o % pemakaian perangkat keras dan lunak
o % pemakaian basis data dan aplikasi bersama
2. Perspektif Orientasi Pelanggan
Penyebab-penyebab yang termasuk ke dalam Perspektif Orientasi
Pelanggan adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama dengan pengguna
o % keterlibatan pengguna dalam tahap analisis
o % keterlibatan pengguna dalam tahap design
o % keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi
o %
keterlibatan
pengguna
pengimplementasian.
2. Komunikasi dengan pengguna
o % komunikasi yang terjalin
dalam
tahap
feedback
dari
294
3. Kepuasan pengguna
o % kepuasan pengguna
o % fungsionalitas yang tersedia
o % kemudahan penggunaan aplikasi
4. Kemampuan pengguna
o % pemahaman pengguna
o % kesiapan pengguna
o % pelatihan pengguna
3. Perspektif Penyempurnaan Operasional
Penyebab-penyebab
yang
termasuk
kedalam
Penyempurnaan Operasional adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi
o % efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah
o % efisiensi dan efektivitas tahap design
o % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback
o % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
2. Pemeliharaan kualitas sistem
o % kegiatan pemeliharaan aplikasi
o % kegiatan pemeliharan hardware
o Rata-rata waktu respon
Perspektif
295
3. Perencanaan awal pengembangan aplikasi
o % kesesuaian estimasi waktu
o % kesesuaian estimasi jumlah staff
o % koordinasi permintaan aplikasi
o % jumlah perubahan requirement
4. Ketersediaan infrastruktur TI
o % ketersediaan infrastruktur TI
5. Kinerja staff TI
o Rata-rata waktu pengembangan
o Rata-rata waktu penangan keluhan
4. Perspektif Orientasi Masa Depan
Penyebab-penyebab yang termasuk kedalam Perspektif Orientasi Masa
Depan adalah sebagai berikut :
1. Keahlian staff TI
o % ahli dalam aplikasi yang di bangun
o % staff TI yang berpendidikan minimun S1
o Frekuensi pelatihan staff TI
o Usia produktif staff TI
o Jumlah pengalaman staff TI
2. Kepuasan staff TI
o % kepuasan staff TI
296
3. Usia portofolio aplikasi
o Usia portofolio aplikasi
4. Kerjasama staff TI
o % kerjasama dalam tim
o % suasana kerja yang mendukung
Kemudian dari hasil pengelompokan kedalam empat perspektif IT
Balanced Scorecard, diGambarkan ke dalam diagram fishbone keseluruhan
(lihat Gambar 4.26). Dan dari diagram fishbone keseluruhan di jabarkan lagi
ke dalam diagram fishbone untuk masing-masing perspektif. (lihat Gambar
4.27 - 4.30 di bawah ini)
Gambar 4.26 Diagram Fish Bone
297
Gambar 4.27 Fish Bone Diagram Untuk Perspektif Kontribusi Perusahaan
Gambar 4.28 Fish Bone Diagram Untuk Perspektif Orientasi Pengguna
298
Gambar 4.29 Fish Bone Diagram Untuk Perspektif Penyempurnaan Operational
Gambar 4.30 Fish Bone Diagram Untuk Perspektif Orientasi Masa Depan
299
4.4.3.2 Diagram Sebab Akibat
Setelah diGambarkan diagram fishbone untuk masing-masing perspektif IT
Balanced Scorecard, kemudian diGambarkan diagram sebab akibat yang
menunjukkan hubungan diantara penyebab dari masing-masing perspektif pada
diagram fishbone. Hubungan tersebut pada akhirnya harus menunjang strategi TI
yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan, memastikan
ditanggulanginya gangguan terhadap sistem secara cepat, tepat dan efektif,
memastikan kecukupan sumber daya infrastruktur PT Prime Capital Securities, dan
mengidentifikasikan
kebutuhan,
menyediakan,
memelihara
dan
melakukan
pengembangan terhadap sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi.
Diagram sebab akibat akan menjelaskan penyebab masalah yang harus di atasi oleh
divisi TI agar bisa mencapai strategi TI yang di inginkan. (lihat Gambar 4.31)
300
Gambar 4.31 Diagram Sebab Akibat
Berikut ini penjelasan dari Diagram sebab akibat (Gambar 4.31) adalah sebagai
berikut:
1. Kerjasama di antara sesama staff TI akan mempererat hubungan saling
membantu di antara sesama karyawan dan meningkatkan pengetahuan yang
pada akhirnya dapat meningkatkan keahlian diantara staff TI.
301
2. Kerjasama staff TI erat hubungannya dengan kepuasan. Jika kerjasama yang
baik terjalin maka kepuasan staff TI akan timbul.
3. Dengan meningkatkan kerjasama di antara staff TI akan dapat meningkatkan
kinerja staff TI yang terlihat dari cara kerja staff dalam menyelesaikan
masalah teknis dan mengatasi keluhan dari pengguna.
4. Keahlian staff TI dapat di tingkatkan melalui training, workshop dan seminar.
Keahlian yang tinggi dapat membuat kinerja staff TI menjadi lebih bagus
dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang di berikan sehari-hari.
5. Penentuan usia portofolio aplikasi erat hubungannya dengan efisiensi dan
efektivitas dalam pembangunan aplikasi. Jika usia portofolio aplikasi rendah,
maka aplikasi tersebut dapat dikatakan tidak efisien dalam waktu dan tidak
efektivitas dalam biaya pembuatan aplikasi tersebut. Dalam penentuan usia
portofolio aplikasi dapat di lihat dari jenis bisnis yang di jalankan dan
perubahan bisnis yang ada.
6. Kepuasan staff TI akan meningkat melalui pemberian fasilitas dan tunjangan
yang memadai sesuai dengan jabatannya. Jika staff TI merasa puas dengan
pemberian dari perusahaan maka akan meningkatkan kinerja staff TI sehingga
akan timbul loyalitas dengan perkerjaannya dan perusahaan.
7. Dengan ketersediaan infrastruktur TI akan mempermudah pembuatan aplikasi
oleh divisi TI dengan lebih efisien dan efektif.
8. Dengan ketersediaan infrastruktur TI akan memungkinkan adanya pemakaian
sumber daya TI yang ada dalam pembuatan aplikasi yang di butuhkan oleh
perusahaan.
302
9. Untuk menjamin adanya ketersediaan infrastruktur TI maka harus ada
dukungan dari perusahaan terhadap divisi TI dalam bentuk investasi yang di
berikan oleh perusahaan kepada divisi TI sesuai dengan kebutuhan.
10. Dengan menentukan perencanaan awal dalam pengembangan suatu aplikasi
dengan cermat akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembuatan
aplikasi sebagai perencanaan yang mempermudah dalam langkah-langkah
dalam pengembangan.
11. Efisiensi dan efektivitas dalam pembuatan aplikasi akan meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam hal pengendalian biaya TI.
12. Efisiensi dan efektivitas yang di jalankan dalam pengembangan aplikasi akan
mempermudah pemeliharaan kualitas suatu sistem.
13. Pemeliharaan kualitas sistem yang bagus akan meningkatkan kepuasan
pengguna untuk menggunakan sistem tersebut.
14. Meningkatkan kinerja staff TI akan mendorong pemakaian sumber daya TI
yang optimal.
15. Kinerja staff TI yang professional akan menimbulkan kepuasan pada
pengguna terhadap tata cara kerja staff TI.
16. Kinerja staff TI meningkat karena puas dengan fasilitas yang di berikan akan
memperlancar hubungan komunikasi diantara staff TI dengan pengguna
sehingga mempermudah penanganan keluhan dari user.
17. Jika meningkatkan komunikasi dengan pengguna maka akan meningkatkan
kerjasama diantara staff TI dengan pengguna.
303
18. Peningkatan kerjasama antara staff TI dengan pengguna akan meningkatkan
kepuasan pengguna terhadap sikap staff TI yang semakin tinggi.
19. Jika meningkatnya kemampuan pengguna akan meningkatkan kerjasama
antara staff TI dengan pengguna.
20. Apabila kemampuan pengguna terhadap aplikasi meningkat, maka akan
meningkatkan kepuasan pengguna terhadap aplikasi tersebut.
21. Setelah melakukan rekruitmen karyawan yang terseleksi dengan tepat, maka
perusahaan dapat meningkatkan kemampuan karyawan tersebut dengan
memberikan pelatihan selama 3 bulan sebagai masa percobaan yang untuk
selanjutnya jika hasilnya memuaskan akan di angkat sebagai karyawan tetap.
22. Dengan meningkatkan kemampuan pengguna akan dapat memperlancar
hubungan komunikasi antara staff TI dengan pengguna.
23. Untuk meningkatkan kepuasan pengguna dapat diberikan training kepada
karyawan baik berupa seminar, workshop, kursus maupun bimbingan dari
manajer masing-masing bagian.
24. Jika kepuasan pengguna meningkat, maka jumlah proyek TI akan mengalami
peningkatan juga, sehingga jumlah proyek yang ditangani oleh divisi TI
berupa proyek baru akan meningkat. Peningkatan ini tentunya harus didukung
oleh pengendalian biaya TI.
25. Dengan meningkatnya kepuasan pengguna akan meningkatkan nilai bisnis
dari proyek TI yang bisa diberikan kepada perusahaan.
304
26. Dengan adanya dukungan dan kepercayaan dari perusahaan kepada divisi TI
dapat meningkatkan rasa percaya diri untuk menggunakan sumber daya TI
untuk membangun atau meningkatkan aplikasi yang ada.
27. Adanya nilai investasi TI yang dialokasikan oleh perusahaan akan mendorong
IT sebagai salah satu alat strategis untuk mendukung kebutuhan bisnis
perusahaan.
28. Dengan meningkatnya nilai bisnis dari proyek TI yang bisa diberikan kepada
perusahaan dapat dilihat dari peningkatan efisiensi dan efektivitas yang dapat
berupa efisiensi dan efektifitas dalam biaya maupun dalam pemanfaatan dan
pembangunan aplikasi.
29. Pengendalian biaya TI yang dilihat dari anggaran TI yang digunakan dan juga
perbandingan antara anggaran TI dengan anggaran perusahaan.
30. Untuk meningkatkan pengendalian biaya TI diperlukan peningkatan
kemampuan dari staff TI yang bisa dilakukan dengan memberikan training
atau pelatihan kepada karyawan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
31. Dengan adanya sumber daya TI maka akan bisa menjadikan IT sebagai salah
satu alat strategis untuk mendukung kebutuhan bisnis.
32. Apabila pemakaian sumber daya TI dilakukan secara optimal, maka bisa
meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang di tentukan oleh perusahaan.
33. Dengan adanya peningkatan nilai bisnis dari proyek TI diharapkan bisa
meningkatkan integritas database dan aplikasi untuk kebutuhan bisnis.
34. Dengan adanya penggunaan Sumber daya TI maka dapat meningkatkan
intergritas database dan aplikasi untuk mendukung kebutuhan bisnis
305
4.4.4 Penentuan Tujuan dan Ukuran Strategis
Dari diagram hubungan sebab akibat pada Gambar 4.31 dapat dijabarkan ke
dalam tujuan strategis yang ingin dicapai oleh divisi TI PT Prime Capital Securities
dari masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard.
4.4.4.1 Perspektif Kontribusi Perusahaan
Tujuan Strategis yang ingin di capai dalam Perspektif Kontribusi Perusahaan
adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian biaya TI
Hal ini dipengaruhi oleh anggaran biaya TI yang digunakan per tahun. Jika
terjadi peningkatan maka nilai fungsi bisnis TI akan semakin meningkat.
Begitu juga sebaliknya.
2. Nilai bisnis dari proyek TI
Hal ini dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang diberikan oleh aplikasi. Jika
nilai yang diberikan oleh aplikasi sangat bermanfaat terhadap perusahaan
maka akan memberikan nilai kontribusi yang tinggi.
3. Nilai investasi TI
Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan aplikasi, komputer serta sistem on line
yang akan meningkatkan persentase investasi perusahaan untuk TI.
306
4. Sumber daya TI
Hal ini dipengaruhi oleh persentase perangkat keras dan lunak serta persentase
pemakaian basis data dan aplikasi bersama. Kedua hal ini akan terjadi dengan
adanya sumber daya TI.
4.4.4.2 Perspektif Orientasi Pengguna
Tujuan strategis yang ingin di capai dalam Perspektif Orientasi Pengguna
adalah sebagai berikut:
1. Kerjasama dengan pengguna
Hal ini dipengaruhi oleh keterlibatan user dalam tahap analisis, design,
implementasi dan feedback dari pengimplementasian. Jika kerjasama dengan
pengguna tinggi maka keterlibatan pengguna dalam tahap pembuatan aplikasi
akan tinggi.
2. Komunikasi dengan pengguna
Hal ini dipengaruhi oleh persentase komunikasi yang terjalin. Komunikasi
yang baik akan meningkatkan tingkat kerjasama dan kepuasan.
3. Kepuasan pengguna
Hal ini dipengaruhi oleh persentase fungsionalitas yang tersedia oleh aplikasi
dan persentase kemudahan penggunaan aplikasi. Jika kedua hal ini tercapai
maka akan meningkatkan persentase kepuasan pengguna.
307
4. Kemampuan pengguna
Hal ini dipengaruhi oleh persentase pemahaman pengguna, kesiapan
pengguna dan tingkat pelatihan pengguna. Jika pelatihan sering diberikan
maka akan meningkatkan kemampuan pengguna, pemahaman pelanggan
semakin tinggi serta lebih siap dalam menghadapi tantangan TI.
4.4.4.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional
Tujuan strategis yang ingin dicapai dalam Perspektif Penyempurnaan
Operasional adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi
Hal ini dipengaruhi oleh persentase efisiensi dan efektivitas dalam tahap
analisis masalah, design, implementasi dan feedback serta pemeliharaan. Jika
tahap-tahap dalam pembuatan aplikasi terpenuhi maka akan meningkatkan
tingkat efisiensi dan efektivitas.
2. Pemeliharaan kualitas sistem
Hal ini dipengaruhi oleh persentase kegiatan pemeliharaan aplikasi dan
hardware serta rata-rata waktu respon yang di butuhkan dalam menjawab
permasalahan dalam pemeliharaan aplikasi dan hardware. Semakin tinggi
kegiatan pemeliharaan dan rendah waktu jawab akan meningkatkan
pemeliharaan kualitas sistem.
308
3. Perencanaan awal pengembangan aplikasi
Hal ini dipengaruhi oleh persentase kesesuaian estimasi waktu dan jumlah
staff yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi. Semakin tinggi
persentase kesesuaian waktu dan jumlah staff akan meningkatkan ketepatan
dalam perencanaan pengembangan aplikasi. Juga dipengaruhi oleh persentase
permintaan aplikasi yang dapat terkoordinasi dengan baik dan persentase
jumlah perubahan requirement.
4. Ketersediaan infrastruktur TI
Hal ini dipengaruhi oleh persentase ketersediaan infrastruktur TI. Semakin
tinggi persentase ketersediaan infrastruktur TI akan semakin bagus.
5. Kinerja staff TI
Hal ini dipengaruhi oleh rata-rata waktu pengembangan aplikasi dan rata-rata
waktu penanganan keluhan pengguna. Semakin cepat waktu pembangunan
aplikasi di banding dengan waktu yang di rencanakan serta semakin cepat
penanganan keluhan pengguna akan semakin bagus.
4.4.4.4 Perspektif Orientasi masa Depan
Tujuan strategis yang ingin dicapai dalam Perspektif Orientasi Masa Depan
adalah sebagai berikut
1. Keahlian staff TI
Hal ini dipengaruhi oleh persentase staff yang ahli dan menguasai terhadap
aplikasi yang di bangun, persentase staff yang berpendidikan minimun S1 dari
309
seluruh staff TI, frekuensi pelatihan yang diadakan oleh perusahaan untuk
staff TI, usia staff TI yang masih produktif diantara umur 20 - 35 tahun dan
jumlah pengalaman dari staff TI. Semakin tinggi dari hal tersebut diatas maka
keahlian dari staff TI akan semakin meningkat.
2. Kepuasan staff TI
Hal ini dipengaruhi oleh persentase tingkat kepuasan staff TI terhadap sistem
dan prosedur operasional perusahaan, gaji, bonus serta fasilitas yang di
berikan.
3. Usia portofolio aplikasi
Hal ini dipengaruhi oleh umur aplikasi yang dibangun. Semakin tinggi umur
aplikasi mencerminkan nilai kontribusi TI yang rendah dan jika semakin
rendah tingkat umur aplikasi mencerminkan ketidak efisiensi dan efektivitas
dalam pemakaian aplikasi.
4. Kerjasama staff TI
Hal ini dapat di lihat dari persentase kerjasama yang terjalin dalam tim dan
suasana kerja yang mendukung. Semakin tinggi persentase kerjasama yang
terjalin dengan baik dalam tim dan suasana kerja yang bagus akan menaikkan
persentase kerjasama staff TI.
Setelah dibuat tujuan strategis dari masing-masing perspektif IT Balanced
Scorecard, kemudian dibuat ukuran strategis dan di kelompokkan ke dalam empat
perspektif. Ukuran strategis merupakan cara untuk mencapai tujuan strategis yang
310
ada dengan mengukur seberapa besarnya persentase strategis tersebut. (lihat tabel
4.34).
Tabel 4.34 Tujuan dan Ukuran Strategis
Perspektif
Tujuan Strategis
Ukuran Strategis
1. Pengendalian biaya TI.
- Anggaran IT yang digunakan.
Kontribusi
- Perbandingan antara anggaran TI
Perusahaan
dengan perusahaan.
2. Nilai bisnis dari proyek - Return on Investment (ROI).
TI.
3. Nilai investasi TI.
- % ketersediaan aplikasi.
- % ketersediaan komputer.
- % ketersediaan sistem online.
4. Sumber daya TI.
- % pemakaian perangkat keras dan
lunak.
- % pemakaian basis data dan
aplikasi bersama.
Orientasi
1.
Kerjasama
Pengguna
pengguna.
dengan
- % ketersediaan pengguna dalam
tahap analisis.
- % ketersediaan pengguna dalam
tahap design.
- % ketersediaan pengguna dalam
tahap implementasi.
311
- % ketersediaan pengguna dalam
tahap feedback dari
pengimplementasian.
2.
Komunikasi
dengan
- % komunikasi yang terjalin.
pengguna.
3. Kepuasan pengguna.
- % kepuasan pengguna.
- % fungsionalitas yang tersedia.
-
%
kemudahan
penggunaan
aplikasi.
4. Kemampuan pengguna.
- % pemahaman pengguna.
- % kesiapan pengguna.
- % pelatihan pengguna.
Penyempurnaan 1.Efisiensi dan efektivitas
Operasional
pembuatan aplikasi.
- % efisiensi dan efektivitas tahap
analisa masalah.
- % efisiensi dan efektivitas tahap
design.
- % efisiensi dan efektivitas tahap
implementasi dan feedback.
- % efisiensi dan efektivitas tahap
pemeliharaan.
2. Pemeliharaan kualitas
sistem.
- % kegiatan pemeliharaan aplikasi
312
- % kegiatan pemeliharaan hardware
- Rata-rata waktu respon.
3.
Perencanaan
awal
pengembangan aplikasi.
- % kesesuaian estimasi waktu.
- % kesesuaian jumlah staff.
- % koordinasi permintaan aplikasi.
- % jumlah perubahan requirement.
4.Ketersediaan
- % ketersediaan infrastruktur TI
infrastruktur TI.
5. Kinerja staff TI.
- % rata-rata waktu pengembangan
- % rata-rata waktu penanganan
keluhan.
Orientasi
1. Keahlian staff TI.
- % Ahli dalam aplikasi yang di
bangun.
Masa Depan
- % staff TI yang berpendidikan S1.
- Frekuensi pelatihan staff TI.
- Usia produktif staff TI.
- % Jumlah pengalaman staff TI.
2. Kepuasan staff TI.
- % kepuasan staff TI
3.
Usia
aplikasi.
portofolio
- Usia portofolio aplikasi.
313
4. Kerjasama staff TI.
- % Kerjasama dalam tim.
- % suasana kerja yang mendukung.
4.4.5 Penentuan Sasaran Strategis
Setelah menentukan tujuan strategis untuk masing-masing perspektif dan
ditentukan ukuran strategis yang di bagi ke dalam empat perspektif IT Balanced
Scorecard maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran strategis yang ingin
di capai oleh perusahaan untuk setiap ukuran strategis. Sasaran strategis untuk
masing-masing perspektif di tetapkan berdasarkan kesepakatan antara kami dengan
pihak perusahaan. (lihat tabel 4.35)
Tabel 4.35 Sasaran Strategis
KONTRIBUSI PERUSAHAAN
SASARAN
- Anggaran TI yang digunakan
≤ budget
- Perbandingan anggaran IT terhadap anggaran
10-25%
perusahaan
- Return on Investment
5 tahun
- % ketersediaan aplikasi
100%
- % ketersediaan komputer
90%
- % ketersediaan sistem online
90%
- % pemakaian perangkat keras dan lunak
90%
314
- % pemakaian basis data dan aplikasi bersama
90%
ORIENTASI PENGGUNA
SASARAN
- % ketersediaan pengguna dalam tahap analisis
80%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap design
80%
-
%
ketersediaan
pengguna
dalam
tahap
80%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap feedback
90%
implementasi
dari pengimplementasian
- % komunikasi yang terjalian
85%
- % kepuasan pengguna
85%
- % fungsionalitas yang tersedia
85%
- % kemudahan penggunaan aplikasi
85%
- % pemahaman pengguna
85%
- % kesiapan pengguna
85%
- % pelatihan pengguna
90%
PENYEMPURNAAN OPERATIONAL
SASARAN
- % efisiensi dan efektivitas tahap analisa masalah
90%
- % efisiensi dan efektivitas tahap design
90%
- % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi
90%
dan feedback
- % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
90%
- % kegiatan pemeliharaan aplikasi
90%
315
- % kegiatan pemeliharaan hardware
90%
Rata-rata waktu respon
2 jam
- % kesesuaian estimasi waktu
90%
- % kesesuaian jumlah staff
100%
- % koordinasi permintaan aplikasi
90%
- % jumlah perubahan requirement
10%
- % ketersediaan infrastruktur TI
90%
Rata-rata waktu pengembangan
Rata-rata waktu penanganan keluhan
ORIENTASI MASA DEPAN
6 bulan
1 hari
SASARAN
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun
90%
- % staff TI yang berpendidikan S1
100%
Frekuensi pelatihan staff TI
3 kali
Usia produktif staff TI
100%
Jumlah pengalaman staff TI
60%
- % kepuasan staff TI
80%
- Usia portofolio aplikasi
<5 tahun
- % Kerjasama dalam tim
80%
- % suasana kerja yang mendukung
80%
316
4.4.6 Cara Pengukuran Ukuran Strategis
Pada Sub bab ini akan di bahas mengenai cara-cara untuk mengukur ukuran
strategis dari setiap perspektif IT BSC yang ada. Penjabaran mungkin cara
pengukuran dari masing-masing ukuran strategis adalah sebagai berikut :
1. Perspektif Kontribusi Perusahaan
-
Anggaran TI yang digunakan
Untuk mengukur persentase anggaran TI yang digunakan dengan cara
wawancara dengan
manajer TI tentang persentase anggaran TI yang
digunakan per 3 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2008, 2009, dan 2010.
Jumlah dari masing-masing persentase anggaran TI selama 3 tahun tersebut
akan dicari rata-rata persentase penggunaan anggaran TI per tahun.
-
Perbandingan antara anggaran TI dengan anggaran perusahaan
Untuk mengukur persentase anggaran TI yang digunakan dengan cara
wawancara dengan
manajer TI tentang persentase anggaran TI terhadap
anggaran perusahaan yang digunakan per 3 tahun berturut-turut yaitu pada
tahun 2008, 2009, dan 2010. Jumlah dari masing-masing persentase anggaran
TI terhadap anggaran perusahaan selama 3 tahun tersebut akan dicari rata-rata
persentase penggunaan anggaran TI terhadap anggaran perusahaan per tahun.
-
Return on investment
Untuk mengukur keuntungan dari aplikasi digunakan wawancara dengan
manajer TI mengenai tingkat keuntungan yang di berikan dari penerapan
sistem komputerisasi terhadap investai yang dilakukan. Harus di lakukan
317
penghitungan terhadap return yang diperoleh atas segala investasi yang
terjadi.
-
% ketersedian aplikasi
Untuk mengetahui persentase ketersedian aplikasi digunakan wawancara
dengan manajer TI mengenai tingkat aplikasi yang tersedia saat dibutuhkan
-
% ketersedian komputer
Untuk mengetahui persentase jumlah ketersediaan komputer digunakan data
actual perusahan mengenai jumlah ketersedian komputer yang ada di
bandingkan dengan jumlah seluruh staff perusahaan yang memerlukan
komputer.
-
% ketersedian sistem online
Untuk
mengetahui
persentase ketersedian
sistem on-line
digunakan
wawancara dengan manajer TI mengenai jumlah komputer yang ada di
bandingkan dengan staff yang mempunyai hak otorisasi untuk online.
-
% pemakaian perangkat keras dan lunak
Untuk mengetahui persentase perangkat keras dan lunak di gunakan
wawancara dengan manajer TI mengenai persentase jumlah staff yang
memakai perangkat keras dan lunak di bandingkan dengan jumlah staff
seluruhnya.
-
% pemakaian basis data dan aplikasi bersama
Untuk mengetahui persentase pemakaian basis data dan aplikasi bersama di
gunakan wawancara dengan manajer TI mengenai jumlah staff yang memakai
318
basis data dan aplikasi bersama di bandingkan dengan jumlah staff yang
menpunyai wewenang untuk mengakses basis data dan aplikasi bersama.
2. Perspektif Orientasi Pengguna
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap analisis
Untuk mengukur persentase keterlibatan pengguna dalam tahap analisis
digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat
keterlibatannya dalam penganalisaan masalah.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap design
Untuk mengukur persentase keterlibatan pengguna dalam tahap design
digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat
kertelibatannya dalam mendesign feature-feature aplikasi baru yang
diinginkan.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi
Untuk mengukur persentase keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi
digunakan kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat
keterlibatannya dalam pengimplementasian aplikasi baru dengan staff TI.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplementasian
-
Untuk mengukur persentase keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari
pengimplementasian di gunakan kuesioner yang di sebarkan kepada pengguna
mengenai tingkat keterlibatannya dalam menberikan masukan sebagai akibat
dari pengimplementasian aplikasi baru.
319
-
% komunikasi yang terjalin
Untuk mengukur persentase komunikasi yang terjalin digunakan kuesioner
yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat komunikasi yang berhasil
terjalin dengan baik dengan staff TI.
-
% kepuasan pengguna
Untuk mengukur persentase kepuasan pengguna terhadap kinerja TI baik
aplikasi yang di bangun serta cara penanganan keluhan pengguna digunakan
kuesioner yang disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat kepuasan
pengguna.
-
% fungsionalitas yang tersedia
Untuk mengukur persentase fungsionalitas yang tersedia pada aplikasi
digunakan
kuesioner
yang
disebarkan
kepada
pengguna
mengenai
fungsionalitas apakah tersedia di aplikasi atau tidak.
-
% kemudahan penggunaan aplikasi
Untuk mengukur kemudahan penggunaan aplikasi digunakan kuesioner yang
disebarkan kepada pengguna mengenai aplikasi dapat digunakan secara
mudah oleh pengguna dalam mengoperasikan pekerjaan seharihari.
-
% pemahaman pengguna
Untuk mengukur persentase pemahaman pengguna digunakan kuesioner yang
disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat pengguna memahami secara
detail tentang pelatihan pertama aplikasi yang di implementasikan dan
mengerti sistem dengan baik.
320
-
% kesiapan pengguna
Untuk mengukur persentase kesiapan pengguna digunakan kuesioner yang
disebarkan kepada pengguna mengenai tingkat kesiapan pengguna dalam
menghadapi tantangan TI di masa mendatang.
-
% pelatihan pengguna
Untuk mengukur persentase pelatihan pengguna digunakan kuesioner yang
disebarkan kepada pengguna mengenai jumlah pelatihan pengguna yang
diadakan oleh divisi TI dalam pengimplementasian aplikasi baru.
3. Perspektif Penyempurnaan Operasional
-
% efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah
Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas tahap analisis maasalah digunakan
kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai seberapa efisiensi dan
efektivitas yang dilakukan dalam tahap penganalisaan masalah.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap design
Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas tahap design di gunakan kuesioner
yang disebarkan kepada staff TI mengenai seberapa efisiensi dan efektivitas
yang dilakukan dalam tahap design.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback
Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback
digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai seberapa
efisiensi dan efektivitas yang dilakukan dalam implementasi dan feedback
dari user.
321
-
% efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan digunakan
kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai seberapa efisiensi dan
efektivitas yang dilakukan dalam tahap pemeliharaan aplikasi.
-
% kegiatan pemeliharaan aplikasi
Untuk mengukur persentase kegiatan pemeliharaan aplikasi digunakan
kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai seberapa sering kegiatan
pemeliharaan terhadap aplikasi yang dilakukan.
-
% kegiatan pemeliharaan hardware
Untuk mengukur persentase kegiatan pemeliharaan hardware digunakan
kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai seberapa sering kegiatan
pemeliharaan terhadap hardware yang dilakukan.
-
Rata-rata waktu respon
Untuk mengukur persentase rata-rata waktu respon digunakan kuesioner yang
disebarkan kepada pengguna mengenai jumlah waktu yang digunakan oleh
staff TI untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan aplikasi dan
hardware.
-
% kesesuaian estimasi waktu
Untuk mengukur persentase kesesuaian estimasi waktu digunakan kuesioner
yang disebarkan kepada staff TI mengenai tingkat kesesuaian estimasi awal
tentang waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi dibandingkan
dengan realita yang terjadi.
322
-
% kesesuaian estimasi jumlah staff
Untuk mengukur persentase kesesuaian estimasi jumlah staff digunakan
kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai tingkat kesesuaian
estimasi awal tentang jumlah staff yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi
dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi.
-
% koordinasi permintaan aplikasi
Untuk mengukur persentase koordinasi permintaan aplikasi digunakan
kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai persentase permintaan
aplikasi dari pengguna yang dapat terkoordinasi dengan baik oleh staff TI.
-
% jumlah perubahan requirement
Untuk mengetahui persentase jumlah perubahan requirement digunakan
kuesioner dengan staff TI mengenai jumlah perubahan requirement yang
dilakukan oleh pengguna selama maintance.
-
% ketersediaan infrastruktur TI
Untuk mengetahui persentase ketersediaan infrastruktur TI digunakan
kuesioner yang disebarkan kepada staff TI mengenai tingkat ketersediaan
infrastruktur yang di butuhkan dalam pembuatan aplikasi.
-
Rata-rata waktu pengembangan
Untuk mengetahui rata-rata waktu pembangunan digunakan keusioner yang di
sebarkan kepada staff TI mengenai rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam
pembangunan aplikasi oleh staff TI.
-
Rata-rata waktu penanganan keluhan
323
Untuk mengukur waktu penanganan keluhan digunakan kuesioner yang di
sebarkan kepada pengguna mengenai waktu yang di butuhkan oleh staff TI
dalam menangani keluhan pengguna baik mengenai aplikasi yang di bangun
oleh divisi TI maupun hardware.
4. Pespektif Oientasi Masa Depan
-
% ahli dalam aplikasi yang di bangun
Untuk mengukur persentase ahli dalam aplikasi yang dibangun digunakan
kuesioner yang disebarkan kepada divisi TI mengenai tingkat keahlian yang
diperlukan dalam aplikasi yang dibangun.
-
% staff TI yang berpendidikan minimal S1
Untuk mengukur persentase staff TI yang berpendidikan minimun S1
digunakan kuesioner yang disebarkan kepada staff TI tentang historis
pendidikan dan perencanaan pendidikan untuk jangka waktu ke depan.
-
Frekuensi pelatihan staff TI
Untuk mengukur persentase pelatihan staff TI digunakan kuesioner yang
disebarkan kepada staff TI mengenai frekuensi pelatihan baik dalam bentuk
training, seminar maupun workshop yang diadakan oleh perusahaan untuk
staff TI dalam setahun.
-
Usia produktif staff TI
Untuk mengukur persentase usia produktif staff TI digunakan kuesioner yang
di sebarkan kepada staff TI mengenai tingkat usia produktif staff TI yang
berumur 20 - 35 tahun.
324
-
Jumlah pengalaman staff TI
Untuk mengetahui pengalaman staff TI di gunakan kuesioner yang disebarkan
kepada staff TI mengenai jumlah staff TI yang berpengalamaan lebih dari 2
tahun di PT. Prime Capital Securities.
-
% kepuasan staff TI
Untuk mengukur persentase kepuasan staff TI digunakan kuesioner yang
disebarkan kepada staff TI mengenai tingkat kepuasan staff TI terhadap
sistem dan prosedur operasional perusahaan dan kepuasan terhadap gaji,
bonus dan fasilitas lainnya yang diberikan.
-
Usia portofolio aplikasi
Untuk mengukur persentase usia portofolio aplikasi di gunakan wawancara
dengan manajer TI mengenai persentase usia portofolio aplikasi yang dipakai
(berdasarkan kesepakatan penulis dengan manajer TI rata-rata usia portofolio
aplikasi untuk bisnis sekuritas < 5 tahun) dibandingkan dengan persentase
usia portofolio aplikasi yang ingin dicapai.
-
% kerjasama staff TI
Untuk mengukur persentase kerjasama dalam tim di gunakan kuesioner yang
di sebarkan kepada staff TI mengenai tingkat kerjasama yang terjalin di antara
staff TI dalam melakukan tugas dan wewenang.
-
% suasana kerja yang mendukung
Untuk mengukur persentase suasana kerja yang mendukung di gunakan
kuesioner yang di sebarkan kepada staff TI mengenai tingkat suasana kerja
yang diinginkan dalam mendukung dalam aktivitas yang akan di lakukan.
325
Perolehan informasi untuk pengukuran kinerja IT BSC dilakukan
dengan 3 cara yaitu interview, data, dan kuesioner. Pengukuran bertujuan
untuk melakukan perbandingan tiap tujuan strategis dengan kondisi yang ada
di perusahaan saat ini. Tabel 4.36 menunjukkan cara memperoleh informasi
untuk melakukan pengukuran.
Tabel 4.36 Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis
Ukuran Strategis
Instrumen Pengukuran
KONTRIBUSI PERUSAHAAN
I
D
- Anggaran TI yang digunakan
X
X
- Perbandingan anggaran IT terhadap anggaran
X
X
K
perusahaan
- Return on Investment
X
- % ketersediaan aplikasi
X
- % ketersediaan computer
X
X
- % ketersediaan sistem online
X
X
- % pemakaian perangkat keras dan lunak
X
X
- % pemakaian basis data dan aplikasi
X
X
I
D
bersama
ORIENTASI PENGGUNA
- % ketersediaan pengguna dalam tahap
K
X
analisis
- % ketersediaan pengguna dalam tahap
X
326
design
- % ketersediaan pengguna dalam tahap
X
implementasi
- % ketersediaan pengguna dalam tahap
X
feedback dari pengimplementasian
- % komunikasi yang terjalian
X
- % kepuasan pengguna
X
- % fungsionalitas yang tersedia
X
- % kemudahan penggunaan aplikasi
X
- % pemahaman pengguna
X
- % kesiapan pengguna
X
- % pelatihan pengguna
X
PENYEMPURNAAN OPERATIONAL
- % efisiensi dan efektivitas tahap analisa
I
D
K
X
masalah
- % efisiensi dan efektivitas tahap design
-
%
efisiensi
dan
X
efektivitas
tahap
X
efektivitas
tahap
X
implementasi dan feedback
-
%
efisiensi
dan
pemeliharaan
- % kegiatan pemeliharaan aplikasi
X
- % kegiatan pemeliharaan hardware
X
327
Rata-rata waktu respon
X
- % kesesuaian estimasi waktu
X
- % kesesuaian jumlah staff
X
- % koordinasi permintaan aplikasi
X
- % jumlah perubahan requirement
X
- % ketersediaan infrastruktur TI
X
Rata-rata waktu pengembangan
X
Rata-rata waktu penanganan keluhan
X
ORIENTASI MASA DEPAN
I
D
K
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun
X
- % staff TI yang berpendidikan S1
X
Frekuensi pelatihan staff TI
X
Usia produktif staff TI
X
Jumlah pengalaman staff TI
X
- % kepuasan staff TI
X
- Usia portofolio aplikasi
X
- % Kerjasama dalam tim
X
- % suasana kerja yang mendukung
X
Keterangan :
I
= Interview
D = Data
K = Kuesioner
328
4.4.7 Keadaan Aktual Perusahaan
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai keadaan aktual perusahaan
berdasarkan ukuran-ukuran strategis. Keadaan aktual ini diperoleh dari hasil
pengolahan kuesioner dan data dari perusahaan. Berikut ini adalah hasil pengolahan
kuesioner untuk keempat perspektif di sertai dengan penjelasan tentang cara
penghitungannya.
4.4.7.1 Pengelolaan Kuesioner
Untuk data yang di peroleh dari pengguna (pihak luar divisi TI), kuesioner di
sebarkan kepada masing-masing 15 responden. Sedangkan untuk staff divisi TI,
kuesioner dibagikan kepada masing-masing 3 responden. Skala yang digunakan
dalam penghitungan kuesioner menggunakan metode nilai tengah dan rata-rata.
Contoh perhitungan kuesioner untuk persentase penggunaan waktu kerja secara
optimal adalah :
Misalkan pilihan jawaban yang tersedia:
A. 0% - 25%
B. 26% - 50%
C. 51% - 75%
D. 76 % - 100%
\
329
Dari pilihan jawaban di atas, diperoleh jawaban responden (lihat tabel di bawah)
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
8
1
2
0
0
Persentase penggunaan waktu kerja secara optimal :
1 x {(0 + 25)/2} + 2 x {(26 + 50)/2} + 0 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
12,5 + 76 + 0 + 0
3
= 29,5 %
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa persentase penggunaan waktu
secara optimal adalah 29,5 %.
Berikut ini hasil pengukuran kuesioner Perspektif Orientasi Pengguna (lihat
lampiran L1) yang di sebarkan kepada pihak luar divisi TI.
Perspektif Orientasi Pengguna
Berikut ini ukuran-ukuran dalam Perspektif Orientasi Pengguna yang di ukur
adalah:
330
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap analisis
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
1
6
6
3
0
Persentase keterlibatan user dalam tahap analisis :
6 x {(0 + 25)/2} + 6 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
15
75 + 228 + 189 + 0
15
= 32,8 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase keterlibatan pengguna dalam tahap
analisis adalah 32,6 % berarti masih jauh dari sasaran yang ingin di capai sehingga
bisa dikatakan bahwa pengguna merasa kurang dilibatkan dalam tahap analisis
masalah.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap design
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
2
0
2
3
10
331
Persentase keterlibatan user dalam tahap design :
0 x {(0 + 25)/2} + 2 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 10 x {(76 + 100)/2}
15
0 + 76 + 189 + 880
15
= 76,33 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase keterlibatan pengguna dalam tahap
design adalah 76,33 % berarti masih berada dibawah sasaran yang ingin dicapai
sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna belum dilibatkan secara penuh dalam tahap
design.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap implementasi
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
3
4
6
3
2
Persentase keterlibatan user dalam tahap implementasi :
4 x {(0 + 25)/2} + 6 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 2 x {(76 + 100)/2}
15
50 + 228 + 189 + 176
15
= 42,87 %
332
Hal ini menunjukkan bahwa persentase keterlibatan pengguna dalam tahap
implementasi adalah 42,87 % berarti masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai
sehingga bisa dikatakan bahwa penguna merasa kurang dilibatkan dalam tahap
pengimplementasian aplikasi baru.
-
% keterlibatan pengguna dalam tahap feedback dari pengimplementasian
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
4
1
7
6
1
Persentase keterlibatan user dalam tahap feedback dari tahap pengimplementasian :
1 x {(0 + 25)/2} + 7 x {(26 + 50)/2} + 6 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2}
15
12,5 + 266 + 378 + 88
15
= 49,63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase keterlibatan pengguna dalam tahap
feedback dari pengimplementasian adalah 49,63 % berarti masih jauh dari sasaran
yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna merasa kurang
dilibatkan dalam tahap feedback dari pengimplementasian.
333
-
% komunikasi yang terjalin
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
5
2
8
4
1
Persentase komunikasi yang terjalin :
2 x {(0 + 25)/2} + 8 x {(26 + 50)/2} + 4 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2}
15
25 + 304 + 252 + 88
15
= 44,6 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase komunikasi yang terjalin adalah 44,6
% berarti masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa
komunikasi yang terjalin antara pengguna dengan staff TI masih kurang.
-
% kepuasan pengguna
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
6
2
7
6
1
334
Persentase kepuasan pengguna :
2 x {(0 + 25)/2} + 7 x {(26 + 50)/2} + 6 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2}
15
25 + 266 + 378 + 88
15
= 50,47 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kepuasan pengguna adalah 50,47 %
berarti masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa
pengguna merasa kurang puas terhadap kinerja staff TI baik aplikasi yang dibangun
maupun cara penanganan keluhan dari staff TI.
-
% fungsionalitas yang tersedia
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
7
1
2
8
4
Persentase keterlibatan user dalam tahap analisis :
1 x {(0 + 25)/2} + 2 x {(26 + 50)/2} + 8 x {(51 + 75)/2} + 4 x {(76 + 100)/2}
15
12,5 + 76 + 504 + 352
15
= 62,97 %
335
Hal ini menunjukkan bahwa persentase fungsionalitas yang tersedia adalah
62,97% berarti masih dibawah dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa
dikatakan bahwa pengguna masih kurang puas terhadap fungsionalitas aplikasi yang
di hasilkan oleh divisi TI.
-
% kemudahan penggunaan aplikasi
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
8
2
3
9
1
Persentase kemudahan penggunaan aplikasi:
2 x {(0 + 25)/2} + 3 x {(26 + 50)/2} + 9 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2}
15
25 + 114 + 567 + 88
15
= 52,93 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kemudahan penggunaan aplikasi
adalah 52,93 % berarti masih dibawah dari sasaran yang ingin di capai sehingga
bisa dikatakan bahwa pengguna tidak merasakan adanya kemudahan dalam
penggunaan aplikasi.
336
-
% pemahaman pengguna
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
9
2
6
7
0
Persentase pemahaman pengguna :
2 x {(0 + 25)/2} + 6 x {(26 + 50)/2} + 7 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
15
25 + 228 + 441 + 0
15
= 46,27 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase pemahaman pengguna adalah 46,27 %
berarti masih dibawah dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa
pengguna merasa kurang memahami aplikasi baru yang diimplementasikan pertama
kali dan pemahaman terhadap sistem yang berjalan.
-
% kesiapan pengguna
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
10
1
10
3
1
337
Persentase kesiapan pengguna:
1 x {(0 + 25)/2} + 10 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 1 x {(76 + 100)/2}
15
12,5 + 380 + 189 + 88
15
= 44,63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kesiapan pengguna adalah 44,63 %
berarti masih dibawah dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa di katakan bahwa
pengguna merasa kurang siap dalam menghadapi tantangan TI di masa depan.
-
% pelatihan pengguna
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
11
2
4
6
1
Persentase pelatihan pengguna:
6 x {(0 + 25)/2} + 6 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
15
75 + 228 + 189 + 0
15
= 32,8 %
338
Hal ini menunjukkan bahwa persentase pelatihan pengguna adalah 32,8%
berarti masih jauh dari sasaran yang ingin di capai sehingga bisa dikatakan bahwa
pengguna merasa pelatihan yang di berikan oleh divisi TI dalam pengimplementasian
aplikasi baru masih kurang.
-
Rata-rata waktu penanganan keluhan
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
12
8
6
1
0
Rata-rata waktu penanganan keluhan :
8 x {(0 + 1)/2} + 6 x {(1 + 2)/2} + 1 x {(2 + 3)/2} + 0 x {(3 + 5)/2}
15
4 + 9 + 2,5 + 0
15
= 1 hari
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu penanganan keluhan adalah 1 hari
bahwa tepat sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa
pengguna merasa puas dengan waktu penanganan keluhan yang digunakan oleh divisi
TI.
-
Rata-rata waktu respon
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
13
2
3
9
1
339
Rata-rata waktu respon :
2 x {(0 + 0,5)/2} + 3 x {(0,5 + 1)/2} + 9 x {(1 + 2)/2} + 1 x {(2 + 3)/2}
15
0,5 + 2,25 + 13,5 + 2,5
15
= 1,25 jam
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu respon adalah 1,25 jam berarti
lebih cepat dari sasaran yang ingin dicapai sehingga bisa dikatakan bahwa pengguna
puas dengan waktu respon yang digunakan oleh staff TI.
Berikut
ini
hasil
pengukuran
kuesioner
Perspektif
Penyempurnaan
Operasional dan Perspektif Orientasi Masa Depan (lihat lampiran L5) yang di
sebarkan kepada pihak divisi TI.
Perspektif Penyempurnaan Operasional
Berikut ini ukuran-ukuran dalam Perspektif Penyempurnaan Operasional yang di
ukur adalah :
-
% efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
1
0
0
3
0
340
Persentase efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah :
0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 0 + 189 + 0
3
= 63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase efisiensi dan efektivitas tahap analisis
masalah adalah 63 % berarti staff TI masih kurang menerapkan efisiensi dan
efektifitas dalam tahap penganalisaan masalah.
-
% efisiensi dan efektifitas tahap design
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
2
0
1
2
0
Persentase keterlibatan user dalam tahap analisis :
0 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 2 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 38 + 126 + 0
3
= 54,67 %
341
Hal ini menunjukkan bahwa persentase efisiensi dan efektivitas tahap design
adalah 54,67 % berarti staff TI masih kurang menerapkan efisiensi dan efektivitas
dalam tahap mendesign aplikasi.
-
% efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
3
0
2
1
0
Persentase efisiensi dan efektivitas tahap implementasi dan feedback :
0 x {(0 + 25)/2} + 2 x {(26 + 50)/2} + 1 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 76 + 63 + 0
3
= 46,33%
Hal ini menunjukkan bahwa persentase efisiensi dan efektivitas tahap
implementasi dan feedback adalah 46,33% berarti staff TI masih kurang menerapkan
efisiensi dan efektifitas dalam tahap pengimplementasiaan dan feedback dari
pengguna sebagai hasil dari implementasi.
342
% efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
4
0
0
3
0
Persentase efisiensi dan efektifitas tahap pemeliharaan :
0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 0 + 189 + 0
3
= 63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase efisiensi dan efektivitas tahap
pemeliharaan adalah 63 % berarti staff TI masih kurang menerapkan efisiensi dan
efektifitas dalam pemeliharaan terhadap aplikasi lama.
-
% kegiatan pemeliharaan aplikasi
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
5
0
1
2
0
343
Persentase kegiatan pemeliharaan aplikasi :
0 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 2 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 38 + 126 + 0
3
= 54,67 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kegiatan pemeliharaan aplikasi adalah
54,67 % berarti staff TI merasa lebih banyak waktu yang di gunakan untuk
memelihara aplikasi jauh lebih besar dibandingkan dengan sasaran yang ingin
dicapai.
% kegiatan pemeliharaan hardware
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
6
2
1
0
0
Persentase kegiatan pemeliharaan hardware :
2 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 0 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
25 + 38 + 0 + 0
3
= 21 %
344
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kegiatan pemeliharaan hardware
adalah 21 % berarti staff TI merasa lebih banyak waktu yang digunakan untuk
memelihara hardware jauh lebih kecil dibandingkan dengan sasaran yang ingin di
capai.
% kesesuaian estimasi waktu
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
E
7
0
1
1
0
1
Persentase kesesuaian estimasi waktu :
0x{(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 1 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 99)/2} + 1 (100)
3
0 + 38 + 63 + 0 + 100
3
= 67 %
Hal ini menujukkan bahwa persentase kesesuaian estimasi waktu adalah 67 %
berarti staff TI merasa kurang menepati waktu yang telah di rencanakan.
-
% kesesuaian estimasi jumlah staff
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
8
0
0
3
0
345
Persentase kesesuaian estimasi jumlah staff :
0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 0 + 189 + 0
3
= 63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kesesuaian estimasi jumlah staff
adalah 63 % berarti staff TI merasa kurang mampu menyesuaikan jumlah staff yang
telah di rencanakan pada awalnya dalam pembuatan aplikasi.
-
% koordinasi permintaan aplikasi
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
9
0
1
2
0
Persentase koordinasi permintaan aplikasi :
0 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 2 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 38 + 126 + 0
3
= 54,67 %
346
Hal ini menunjukkan bahwa persentase koordinasi permintaan aplikasi adalah
54,67% berarti staff TI merasa kurang mampu mengkoordinasikan permintaan
aplikasi baru dari pengguna.
% jumlah perubahan requirement
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
10
0
3
0
0
Persentase jumlah perubahan requirement :
0 x {(0 + 25)/2} + 3 x {(26 + 50)/2} + 0 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 114 + 0 + 0
3
= 38 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase jumlah perubahan requirement adalah
38 %. Berarti staff TI merasa tingkat perubahan requirement oleh pengguna tinggi
terhadap aplikasi yang di bangun jauh lebih besar dibandingkan dengan sasaran yang
ingin di capai.
-
% ketersediaan infrastruktur TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
11
0
0
3
0
347
Persentase ketersediaan infrastruktur TI :
0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 0 + 189 + 0
3
= 63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase ketersediaan infrastruktur TI adalah
63 % berarti staff TI merasa sedikit kekurangan terhadap jumlah ketersediaan
infrastruktur TI baik hardware maupun software.
-
Rata-rata waktu penggembangan
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
12
0
1
2
0
Rata-rata waktu pengembangan:
0 x {(1 + 3)/2} + 1 x {(3 + 6)/2} + 2 x {6 + 9)/2} + 0 x {(9 + 12)/2}
3
0 + 4,5 + 15 + 0
3
= 6,5 bulan
348
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata waktu pengembangan adalah 6,5 bulan
berarti staff TI merasa lebih lama dalam mengembangkan aplikasi dibandingkan
sasaran yang ingin dicapai. Karena pengembangan aplikasi ini dilakukan dengan
berkoordinasi dengan pihak vendor
Perspektif Orientasi Masa Depan
Berikut ini ukuran-ukuran dalam Perspektif Orientasi Masa Depan yang di
ukur adalah :
% ahli dalam aplikasi yang dibangun
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
13
0
0
3
0
Persentase ahli dalam aplikasi yang dibangun :
0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 3 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 0 + 189 + 0
3
= 63 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase ahli dalam aplikasi yang dibangun adalah
63 % berarti staff TI merasa masih kurang ahli dalam pembangunan aplikasi.
349
% staff TI yang berpendidikan S1
-
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
14
0
0
3
0
Penjelasan jawaban:
A = SMA/SMK
B = Masih kuliah S1 atau D3
C = S1
D = S2
Persentase staff TI berpendidikan S1 :
=100 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase staff TI yang berpendidikan S1 adalah
100 % berarti dalam perekrutan staff TI sudah bagus jauh lebih bagus dari sasaran
yang ingin di capai.
-
Frekuensi pelatihan staff TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
15
0
0
3
0
Frekuensi pelatihan staff TI :
0 x {(1 + 2)/2} + 0 x {(0 + 1)/2} + 3 x {(2 + 3)/2} + 0 x {(4 + 10)/2}
3
350
0 + 0 + 7,5 + 0
3
= 2,5 kali (rounding 3 kali)
Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi pelatihan staff TI adalah 2,5 kali berarti
pelatihan yang di berikan kepada staff TI kurang lebih sama dengan sasaran yang
ingin dicapai.
-
Usia produktif staff TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
16
2
1
0
0
Penjelasan jawaban:
A. 20-30 tahun = 2 orang
B. 31-35 tahun = 1 orang
Hal ini menunjukkan bahwa semua staff TI berada pada usia produktif yaitu
antara 20-35 tahun atau 100%.
-
Jumlah pengalaman staff TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
17
1
0
2
0
351
Penjelasan jawaban adalah:
A. 0-2 tahun
B. > 2-3 tahun
C. 4-5 tahun
D. 6-10 tahun
Jumlah persentase pengalaman staff TI:
= 2/3 * 100 %
= 66,67 %
Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah pengalaman staff TI di PT Prime Capital
Securities masih ada yang di bawah 2 tahun yaitu sebanyak 1 orang atau persentase
pengalaman staff TI yang lebih dari 2 tahun sebesar 66,67 %.
-
% kepuasan staff TI
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
18
0
1
2
0
Persentase kepuasan staff TI:
0 x {(0 + 25)/2} + 1 x {(26 + 50)/2} + 2 x {(51 + 75)/2} + 0 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 38 + 126 + 0
3
= 54,67 %
352
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kepuasan staff TI adalah 54,67 %
berarti staff TI merasa kurang puas terhadap sistem dan prosedur operasional
perusahaan serta kepuasan terhadap gaji, bonus dan fasilitas yang telah di berikan
oleh perusahaan.
-
% kerja sama dalam tim
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
19
0
0
1
2
Persentase kerja sama dalam tim :
0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 1 x {(51 + 75)/2} + 2 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 0 + 63 + 176
3
= 79,67 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase kerja sama dalam tim adalah 79,67 %
berarti staff TI merasa sangat berkerjasama dalam tim.
353
-
% suasana kerja yang mendukung
Pertanyaan
Jawaban
No.
A
B
C
D
20
0
0
1
2
Persentase suasana kerja yang mendukung :
0 x {(0 + 25)/2} + 0 x {(26 + 50)/2} + 1 x {(51 + 75)/2} + 2 x {(76 + 100)/2}
3
0 + 0 + 63 + 176
3
= 79,67 %
Hal ini menunjukkan bahwa persentase suasana kerja yang mendukung adalah
79,67 % berarti suasana kerja yang mendukung dalam melakukan aktivitas
di
rasakan sangat mendukung oleh staff TI.
4.4.7.2 Data Aktual Perusahaan
Selain berasal dari pengolahan kuesioner, keadaan aktual untuk ukuran
strategis juga berasal dari data perusahaan.
354
Perspektif Kontribusi Perusahaan
Keadaan aktual untuk ukuran strategis dari perspektif kontribusi perusahaan adalah :
-
Anggaran biaya TI yang digunakan
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan apakah anggaran IT yang
digunakan oleh divisi IT melebihi atau telah sesuai dengan anggaran yang
disediakan atau direncanakan oleh perusahaan. Dari hasil wawancara dengan
manajer TI di dapatkan data bahwa persentase
Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa besar perbandingan antara
rencana
dengan
realisasi
anggaran
untuk
pengembangan
Teknologi
Informasi?
Untuk tahun 2010, anggaran yang direncanakan sebesar Rp. 225.500.000,dan sudah terealisasi sebesar Rp. 210.837.694,- sampai dengan bulan
November.
Sasaran strategis: ≤ budget
Hasil: anggaran IT yang terpakai < budget
Pencapaian: karena hasil pengukuran diperkirakan sesuai dengan budget maka
pencapaian 100%.
-
Perbandingan anggaran TI dengan anggaran Perusahaan
Untuk mengetahui perbandingan anggaran TI yang digunakan terhadap
anggaran perusahaan, informasi didapatkan dengan cara interview kepada
manajer TI. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Berapa % budget dari seluruh anggaran divisi TI untuk TI guna meningkatkan
kemajuan perusahaan di masa mendatang ?
355
Gambar 4.32 Komposisi Anggaran TI dan Non TI
Dari gambar 4.32 di atas bisa dilihat bahwa pengeluaran yang
berhubungan dengan TI Dpada PT Prime Capital Securities relatif stabil dari
tahun ke tahun. Tidak ada investasi baru yang dilakukan dan perbandingan
anggaran TI dengan anggaran non TI masih wajar. Disarankan agar ada
alokasi dana cadangan untuk mengkaji berbagai peluang pemanfaatan TI
dalam perusahaan.
356
Untuk tahun 2010 khusus penelitian dan pengembangan, anggaran
yang disediakan sebesar Rp.225.500.000,- dari keseluruhan anggaran
perusahaan sebesar Rp. 1.014.000.000,- .
Sasaran strategis: 10 – 25 %
Hasil: 32 % dari keseluruhan anggaran perusahaan.
Pencapaian: (25 / 17,5) x 100% = 142,86 % Æ 100%
Nilai 17,5% sebagai faktor pembagi 10% + 25% lalu dibagi dengan dua.
-
Nilai bisnis dari proyek TI
Untuk mengetahui Return On Investment terhadap investasi TI, informasi
didapatkandengan cara interview kepada manajer TI. Butir pertanyaan
tersebut sebagai berikut:
Berapa pengembalian investasi TI ( ROI ) ?
5 tahun
Sasaran strategis: 5 tahun
Hasil: 5 tahun
Pencapaian: karena hasil pengukuran sesuai dengan sasaran strategis yang
telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh 100%.
-
% ketersediaan aplikasi
Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa jumlah
ketersediaan aplikasi saat dibutuhkan adalah sebesar 100 %.
357
-
% ketersediaan komputer
Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa jumlah staff
yang memerlukan komputer adalah sebesar 26 orang sedangkan jumlah
ketersediaan komputer yang ada adalah sebesar 30 Unit sehingga didapatkan
persentase ketersediaan komputer adalah sebesar 100 %.
-
% ketersediaan sistem online
Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa seluruh
jumlah komputer yang ada dikantor pusat berhak on line (networking),
sehingga diperoleh persentase ketersediaaan sistem online adalah sebesar 100
%.
-
% pemakaian perangkat keras dan lunak
Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa seluruh
perangkat keras dan lunak yang ada dipakai oleh seluruh staff yang
membutuhkannya sedangkan yang tidak membutuhkan perangkat keras dan
lunak dalam pekerjaannya adalah 7,14 % sehingga diperoleh persentase
pemakaian perangkat keras dan lunak adalah sebesar 92,86 %. (2 dari 28
orang karyawan perusahaan yang tidak memerlukan komputer)
-
% pemakaian basis data dan aplikasi bersama
Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa jumlah staff
yang mempunyai wewenang untuk mengakses basis data dan aplikasi bersama
tetapi tidak dipakai hak otoritasnya adalah sebesar 14,29 % sehingga
diperoleh persentase jumlah staff yang memakai basis data dan aplikasi
bersama adalah sebesar 85,71 % (24 dari 28 orang karyawan perusahaan).
358
Perspektif Orientasi Masa Depan
Keadaan aktual untuk ukuran strategis dari perspektif orientasi masa depan adalah :
-
Usia portofolio aplikasi
Dari hasil wawancara dengan manajer TI didapatkan data bahwa rata-rata usia
portofolio aplikasi adalah sebesar kurang dari 5 tahun disebabkan karena
adanya perubahan bisnis sekuritas yang cenderung mengikuti perkembangan
BEI (Bursa Efek Indonesia).
Berikut merupakan peta tanggung jawab dan keahlian Divisi TI PT Prime
Capital Securities yang dapat mendukung perspektif orientasi masa depan perusahaan
(Tabel 4.37).
Tabel 4.37 Peta Tanggung Jawab dan Keahlian Divisi TI
Position
Manager TI
Responsibility and Skills
Responsibility
•
Mengatur project timeline untuk
perubahan dan pengembangan
sistem.
•
Mengkoordinasikan dan
melakukan monitoring dari
pengembangan sistem.
•
Melakukan koordinasi dalam
melakukan problem solving
terhadap setiap permasalahan
359
terkait dengan TI.
Hard Skills
‐
Delphi 5/7
‐
MySQL 4/5 Sql Server
‐
MS SQL Server 2000/2005/2008
‐
Menguasai Teknik Networking :
LAN, WAN, Internet, Mail Server
‐
Menguasai Routing Protokol
(TCP/IP)
Data and Application
•
Responsibility
Staff
Pengelolaan database,
konfigurasi hardware dan
software, administrasi Security.
Seorang Database
Administrator bertanggung
jawab atas aspek-aspek dalam
lingkungan database yakni
recorability, integrity, security,
availability, performance,
development, dan testing
support.
•
Pengembangan perangkat lunak
(software).
Hard Skills
‐
Delphi 5/7
360
Network and Support
Responsibility
‐
VB
‐
.Net
‐
PHP
‐
(X)HTML and CSS
‐
Crystal Report
‐
MySQL 4/5
‐
MS SQL Server 2000/2005/2008
•
Staff
Keamanan dan kontinuitas
jaringan sistem yang digunakan,
termasuk hal-hal seperti
mengatur komputer agar
terhubung dengan internet serta
mengerti tentang TroubleShooting jaringan.
•
Menjaga keamanan database
perusahaan dari kemungkinan
kerusakan maupun pencurian,
serta melakukan maintenance
dan perbaikan komponen SI/TI
perusahaan seperti jaringan
komputer, hardware, maupun
sistem pada perusahaan.
361
Hard Skills
‐
Apache web server, OpenLDAP,
Postfix, SNMP and Tomcat
‐
PERL and Bash scripting
‐
MySQL 4/5
‐
MS SQL Server 2000/2005/2008
‐
Menguasai Teknik Installasi,
Konfigurasi OS (Windows & UnixBased) PC Desktop dan Server
‐
Menguasai Teknik Networking :
LAN, WAN, Internet, Mail Server
‐
Menguasai Routing Protokol
(TCP/IP)
Sumber: PT Prime Capital Securities, 2011
4.4.7.3 Rangkuman Keadaan Aktual Perusahaan
Berdasarkan hasil pengelolaan kuesioner di atas dan juga dari data
perusahaan, berikut ini rangkuman keadaan aktual perusahaan yang berhasil di ukur
(lihat tabel 4.38).
362
Tabel 4.38 Keadaan Aktual Perusahaan
KONTRIBUSI PERUSAHAAN
- Anggaran biaya TI yang digunakan
- Perbandingan anggaran TI dengan anggaran
AKTUAL
< budget
25%
perusahaan
- Nilai bisnis dari proyek TI
5 Tahun
- % ketersediaan aplikasi
100%
- % ketersediaan komputer
100%
- % ketersediaan sistem online
100%
- % pemakaian perangkat keras dan lunak
92,86%
- % pemakaian basis data dan aplikasi bersama
85,71%
ORIENTASI PENGGUNA
AKTUAL
- % ketersediaan pengguna dalam tahap analisis
32,80%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap design
76,33%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap implementasi
42,87%
- % ketersediaan pengguna dalam tahap feedback dari
49,63%
pengimplementasian
- % komunikasi yang terjalian
44,60%
- % kepuasan pengguna
50,47%
- % fungsionalitas yang tersedia
62,97%
- % kemudahan penggunaan aplikasi
52,93%
- % pemahaman pengguna
46,27%
363
- % kesiapan pengguna
44,63%
- % pelatihan pengguna
32,80%
PENYEMPURNAAN OPERATIONAL
- % efisiensi dan efektivitas tahap analisa masalah
AKTUAL
63%
- % efisiensi dan efektivitas tahap design
54,67%
- % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi
46,33%
dan feedback
- % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
- % kegiatan pemeliharaan aplikasi
- % kegiatan pemeliharaan hardware
Rata-rata waktu respon
63%
54,67%
21%
1,25 jam
- % kesesuaian estimasi waktu
67%
- % kesesuaian jumlah staff
63%
- % koordinasi permintaan aplikasi
54,67%
- % jumlah perubahan requirement
38%
- % ketersediaan infrastruktur TI
63%
Rata-rata waktu pengembangan
Rata-rata waktu penanganan keluhan
ORIENTASI MASA DEPAN
6,5 bulan
1 hari
AKTUAL
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun
63%
- % staff TI yang berpendidikan S1
100%
Frekuensi pelatihan staff TI
2,5 kali
364
Usia produktif staff TI
100%
Jumlah pengalaman staff TI
66,67%
- % kepuasan staff TI
54,67%
- % Usia portofolio aplikasi
<5 tahun
- % Kerjasama dalam tim
79,67 %
- % suasana kerja yang mendukung
79,67 %
4.4.8 Perbandingan Keadaan Aktual dengan Sasaran
Setelah menentukan sasaran strategis dan keadaan aktual dari masing-masing
ukuran, kemudian di lakukan perbandingan antara sasaran dan keadaan aktual untuk
mengetahui seberapa besar pencapaian sasaran yang telah di capai oleh perusahaan.
Perhitungan pencapaian di peroleh dari perbandingan nilai keadaan aktual dengan
sasaran yang ingin di capai dalam bentuk persentase. Disamping itu ada asumsi
tambahan dalam perbandingan untuk beberapa ukuran tertentu yang bersifat negasi.
Ukuran yang bersifat negasi ini akan menghasilkan pencapaian yang bersifat negatif,
sehingga untuk mengubah pencapaian ini menjadi positif dilakukan penghitungan
dengan membandingkan nilai sasaran dengan keadaan aktual. Dalam hal ini apabila
nilai aktual lebih kecil daripada sasaran, maka pencapaian dianggap 100%.
Sedangkan pencapaian yang bersifat positif apabila nilai aktualnya lebih besar dari
sasaran, maka pencapaiannya dianggap 100%. Sedangkan apabila nilai aktualnya
365
lebih kecil atau lebih besar dari sasaran, maka penghitungannya dilakukan dengan
membandingkan nilai aktual dengan batas terendah atau terbesar dari sasaran.
Pencapaian sasaran perusahaan saat ini dapat dilihat pada tabel 4.39.
Tabel 4.39 Perbandingan Keadaan Aktual dengan Sasaran
KONTRIBUSI PERUSAHAAN
AKTUAL SASARAN
- Anggaran biaya TI yang digunakan
PENCAPAIAN
< budget
≤ budget
100%
25%
10-25%
100%
5 Tahun
5 tahun
100%
- % ketersediaan aplikasi
100%
100%
100%
- % ketersediaan komputer
100%
90%
100%
- % ketersediaan sistem online
100%
90%
100%
- % pemakaian perangkat keras dan lunak
92,86%
90%
100%
- % pemakaian basis data dan aplikasi bersama
85,71%
90%
95,23%
- Perbandingan anggaran TI dengan anggaran
perusahaan
- Nilai bisnis dari proyek TI
ORIENTASI PENGGUNA
AKTUAL SASARAN
PENCAPAIAN
- % ketersediaan pengguna dalam tahap analisis
32,80%
80%
41 %
- % ketersediaan pengguna dalam tahap design
76,33%
80%
95,41 %
-
tahap
42,87%
80%
53,59 %
- % ketersediaan pengguna dalam tahap feedback
49,63%
90%
55,14 %
%
ketersediaan
pengguna
dalam
implementasi
dari pengimplementasian
366
- % komunikasi yang terjalian
44,60%
85%
52,47 %
- % kepuasan pengguna
50,47%
85%
59,37 %
- % fungsionalitas yang tersedia
62,97%
85%
74,08 %
- % kemudahan penggunaan aplikasi
52,93%
85%
62,27 %
- % pemahaman pengguna
46,27%
85%
54,43 %
- % kesiapan pengguna
44,63%
85%
52,5 %
- % pelatihan pengguna
32,80%
90%
36,44 %
PENYEMPURNAAN OPERATIONAL
AKTUAL SASARAN
- % efisiensi dan efektivitas tahap analisa
masalah
PENCAPAIAN
90%
63%
70%
- % efisiensi dan efektivitas tahap design
54,67%
90%
60,74 %
- % efisiensi dan efektivitas tahap implementasi
46,33%
90%
51,48 %
63%
90%
70 %
54,67%
90%
60,74 %
21%
90%
23,33 %
1,25 jam
2 jam
100 %
- % kesesuaian estimasi waktu
67%
90%
74,44 %
- % kesesuaian jumlah staff
63%
100%
63 %
- % koordinasi permintaan aplikasi
54,67%
90%
60,74 %
- % jumlah perubahan requirement
38%
10%
100 %
- % ketersediaan infrastruktur TI
63%
90%
70 %
dan feedback
- % efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
- % kegiatan pemeliharaan aplikasi
- % kegiatan pemeliharaan hardware
Rata-rata waktu respon
367
Rata-rata waktu pengembangan
6,5 bulan
6 bulan
92,31 %
1 hari
1 hari
100 %
AKTUAL
SASARAN
PENCAPAIAN
- % Ahli dalam aplikasi yang di bangun
63%
90%
70 %
- % staff TI yang berpendidikan S1
100%
100%
100 %
2,5 kali
3 kali
100 %
100%
100%
100 %
Jumlah pengalaman staff TI
66,67%
60%
100 %
- % kepuasan staff TI
54,67%
80%
68,34 %
- Usia portofolio aplikasi
<5 tahun
<5 tahun
100%
- % Kerjasama dalam tim
79,67 %
80%
100 %
- % suasana kerja yang mendukung
79,67 %
80%
100 %
Rata-rata waktu penanganan keluhan
ORIENTASI MASA DEPAN
Frekuensi pelatihan staff TI
Usia produktif staff TI
4.4.9 Pengelolaan Kuesioner Bobot Tujuan Strategis
Untuk data mengenai kuesioner pembobotan tujuan strategis yang di peroleh
dari pengguna (pihak luar divisi TI) maupun dari divisi TI, kuesioner di sebarkan
kepada manajer dari masing-masing divisi dan manajer divisi TI. Perhitungan
kuesioner pembobotan tujuan strategis di lakukan dengan menggunakan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software Expert Choice 2000.
368
Berikut ini adalah hasil pengolahan kuesioner pembobotan tujuan strategis
untuk Perspektif Kontribusi Perusahaan, Perspektif Penyempurnaan Operasional dan
Perspektif Orientasi Masa Depan yang di sebarkan kepada divisi TI.
Perspektif Kontribusi Perusahaan
Dibawah ini adalah hasil perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis
untuk perspektif kontribusi perusahaan dengan menggunakan AHP. Perhitungan dari
metode AHP ini dapat di lihat lebih jelas pada lampiran. Tujuan strategis yang
terdapat pada perspektif kontribusi perusahaan adalah :
1. Pengendalian biaya TI (P)
2. Nilai bisnis dari proyek TI (Bs)
3. Nilai investasi TI (I)
4. Sumber daya TI (S)
Tabel 4.40 Bobot Perspektif Kontribusi Perusahaan
Tujuan Weight
P
0,107
Bs
0,077
I
0,557
S
0,259
Sumber: Hasil Pengolahan Data
369
Perspektif Penyempurnaan Operasional
Dibawah ini adalah hasil perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis
untuk perspektif penyempurnaan operasional dengan menggunakan AHP, yang lebih
jelasnya dapat di lihat pada lampiran. Tujuan strategis yang terdapat pada perspektif
penyempurnaan operasional adalah :
1. Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi (E)
2. Pemeliharaan kualitas sistem (Pk)
3. Perencanaan awal pengembangan aplikasi (Pa)
4. Ketersediaan infrastruktur TI (Ki)
5. Kinerja staff TI (Kn)
Tabel 4.41 Bobot Perspektif Penyempurnaan Operasional
Tujuan Weight
E
0,055
Pk
0,198
Pa
0,332
Ki
0,295
Kn
0,121
Sumber: Hasil Pengolahan Data
370
Perspektif Orientasi Masa Depan
Dibawah ini adalah hasil perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis
untuk perspektif orientasi masa depan dengan menggunakan AHP, yang lebih
jelasnya dapat di lihat pada lampiran. Tujuan strategis yang terdapat pada perspektif
orientasi masa depan adalah :
1. Keahlian staff TI (Kh)
2. Kepuasan staff TI (Kp)
3. Usia portofolio aplikasi (Up)
4. Kerjasama staff TI (Kj)
Tabel 4.42 Bobot Perspektif Orientasi Masa Depan
Tujuan Weight
Kh
0,433
Kp
0,308
Up
0,165
Kj
0,094
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berikut ini adalah hasil pengolahan kuesioner pembobotan tujuan strategis
untuk Perspektif Orientasi Pengguna yang di sebarkan kepada manajer masingmasing divisi.
371
Perspektif Orientasi Penguna
Dibawah ini adalah hasil perhitungan kuesioner pembobotan tujuan strategis
untuk perspektif orientasi pengguna dengan menggunakan metode AHP, yang lebih
jelasnya dapat di lihat pada lampiran. Tujuan strategis yang terdapat pada perspektif
orientasi pengguna adalah :
1. Kerjasama dengan pengguna (Ka)
2. Komunikasi dengan pengguna (Km)
3. Kepuasan pengguna (Ks)
4. Kemampuan pengguna (Ku)
Tabel 4.43 Bobot Perspektif Orientasi Pengguna
Tujuan Weight
Ka
0,475
Km
0,275
Ks
0,158
Ku
0,092
Sumber: Hasil Pengolahan Data
4.4.10 Evaluasi Hasil Pencapaian
Setelah di lakukan perbandingan antara sasaran dengan keadaan aktual,
langkah selanjutnya dalah mengevaluasi tujuan strategis dari masing-masing
perspektif yang ada. Pengevaluasian tujuan strategis di lakukan dengan merata-
372
ratakan ukuran strategis dari setiap tujuan yang ada. Kemudian hasil rata-rata ukuran
strategis tersebut dikalikan dengan bobot tujuan strategis yang di peroleh berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan metode Analytic Hierachy Process (AHP),
sehingga akan di dapatkan hasil pencapaian dari setiap tujuan strategis. Hasil
pencapaian setiap tujuan strategis tersebut akan di jumlahkan untuk mendapatkan
persentase pencapaian dari setiap perspektif.
Ukuran hasil pencapaian masing-masing perspektif di tentukan dengan
pembagian interval dari 0% sampai dengan 100% yang merupakan kesepakatan
bersama antara penulis dengan perusahaan, yaitu :
-
0,00 % - 49,00 % = Sangat kurang
-
49,01 % - 64,00 % = Kurang
-
64,001 % - 74,00 % = Cukup
-
74,001 % - 84,00 % = Baik
-
84,001 % - 100,00 % = Sangat Baik
373
Perhitungan hasil pencapaian dari tiap perspektif dapat di lihat pada Tabel 4.44
sampai Tabel 4.47
Tabel 4.44 Hasil Pencapaian Perspektif Kontribusi Perusahaan
Hasil
Kontribusi Perusahaan
Bobot
Pencapaian
Pencapaian
Tujuan
Pengendalian Biaya TI
Ukuran :
1. Anggaran TI yang digunakan
0,107
100%
2. Perbandingan anggaran TI terhadap
anggaran perusahaan
100%
100%
10,7%
0,077
100%
7,7%
0,557
100%
Nilai bisnis dari proyek TI
Ukuran :
Return on Investment
Nilai investasi TI
Ukuran :
1. % Ketersediaan aplikasi
2. % Investasi dari perusahaan
100%
374
3. % Ketersediaan komputer
100%
4. % Ketersediaan sistem online
100%
100%
55,7%
Sumber daya TI
Ukuran :
1. % Pemakaian perangkat keras dan lunak
0,259
2. % Pemakaian basis data dan aplikasi bersama
100%
95,23%
97,61%
25,28%
99,38%
Tabel 4.45 Hasil Pencapaian Perspektif Orientasi Pengguna
Hasil
Orientasi Pengguna
Bobot
Pencapaian
Pencapaian
Tujuan
Kerjasama dengan pengguna
Ukuran :
1. % Keterlibatan pengguna dalam tahap analisis
2. % Keterlibatan pengguna dalam tahap design
0,475
41 %
95,41 %
3. % Keterlibatan pengguna dalam tahap
implementasi
53,59 %
4. % Keterlibatan pengguna dalam tahap
feedback dari pengimplementasian
55,14 %
375
61,28%
29,11%
0,275
52,47 %
14,43%
0,158
59,37 %
Komunikasi dengan pengguna
Ukuran :
% Komunikasi yang terjalin
Kepuasan pengguna
Ukuran :
1. % Kepuasan pengguna
2. % Fungsionalitas yang tersedia
74,08 %
3. % Kemudahan penggunaan aplikasi
62,27 %
65,24%
10,31%
Kemampuan pengguna
Ukuran :
1. % Pemahaman pengguna
0,092
54,43 %
2. % Kesiapan pengguna
52,5 %
3. % Pelatihan pengguna
36,44 %
47,79%
4,4%
58,25%
376
Tabel 4.46 Hasil Pencapaian Perspektif Penyempurnaan Operasional
Hasil
Penyempunaan Operational
Bobot
Pencapaian
Pencapaian
Tujuan
Efisiensi dan efektivitas pembuatan aplikasi
Ukuran :
1. % Efisiensi dan efektivitas tahap analisis masalah
0,055
2. % Efisiensi dan efektivitas tahap design
70%
60,74%
3. % Efisiensi dan efektivitas tahap implementasi
dan feedback
51,48%
4. % Efisiensi dan efektivitas tahap pemeliharaan
70%
63,05%
3,47%
Pemeliharaan kualitas sistem
Ukuran :
1. % Kegiatan pemeliharaan aplikasi
0,198
2. % Kegiatan pemeliharaan hardware
60,74 %
23,33 %
3. Rata-rata waktu respon
100 %
61,36%
Perencanaan awal pengembangan aplikasi
Ukuran :
1. % Ketersediaan estimasi waktu
0,332
74,44 %
63 %
12,15%
377
2. % Ketersediaan jumlah staff
3. % Koordinasi permintaan aplikasi
60,74 %
4. % Jumlah perubahan requirement
100 %
74,54%
24,75%
0,295
70 %
20,65%
0,121
92,31%
Ketersediaan infrastruktur TI
Ukuran :
% Ketersediaan infrastruktur TI
Kinerja staff TI
Ukuran :
1. Rata-rata waktu pengembangan
2. Rata-rata waktu penanganan keluhan
100 %
96,15%
11,63%
72,65%
Tabel 4.47 Hasil Pencapaian Perspektif Orientasi Masa Depan
Hasil
Orientasi Masa Depan
Bobot
Pencapaian
Pencapaian
Tujuan Keahlian staff TI
Ukuran :
1. % Ahli dalam aplikasi yang dibangun
0,433
70 %
378
2. % Staff TI yang berpendidikan S1
100 %
3. % Frekuensi pelatihan staff TI
100 %
4. % Usia produktif staff TI
100 %
5. % Jumlah pengalaman staff TI
100 %
94%
40,7%
0,308
68,34 %
21,05%
0,165
100%
16,5%
0,094
100 %
Kepuasan staff TI
Ukuran :
% Kepuasan staff TI
Usia portofoio aplikasi
Ukuran :
% Usia portofolio aplikasi
Kerjasama staff TI
Ukuran :
1. % Kerjasama dalam tim
2. % Suasana kerja yang mendukung
100 %
100%
9,4%
87,65%
379
Berikut Ini merupakan Prioritas Hierarchy untuk penetuan tujuan strategis (Gambar
4.33):
Gambar 4.33 Prioritas Hierarchy untuk penentuan tujuan strategis
Dari evaluasi hasil pencapaian perspektif, dapat digambarkan skema
pencapaian tiap perspektif seperti yang terlihat dalam Gambar 4.34
380
Gambar 4.34 Hasil Evaluasi Pencapaian Per Perspektif
Gambar 4.34 menunjukkan bahwa pencapaian perspektif kontribusi
perusahaan sebesar 99.38 % dari sasaran yang ingin dicapai. Pencapaian ini
menunjukkan tingkat kontribusi TI terhadap perusahaan berada pada tahap sangat
baik. Pencapaian yang paling baik terlihat pada nilai investasi TI kepada perusahaan
yaitu sebesar 55,7 %. Hal ini berarti bahwa divisi TI telah memberikan keuntungan
kepada perusahaan dari pembuatan aplikasi. Sedangkan pencapaian yang paling
rendah terlihat pada nilai bisnis dari proyek TI yaitu sebesar 7,7 %. Pencapaian pada
pengendalian biaya TI dan sumber daya TI yaitu sebesar 10,7 dan 25,28 % masingmasing sudah termasuk baik. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
381
pencapaian dari masing-masing tujuan dalam perspektif kontribusi perusahaan sudah
baik.
Pencapaian orientasi pengguna sebesar 58,25 % dari sasaran yang ingin
dicapai tergolong kurang. Pencapaian yang paling tinggi tampak pada hubungan
kerjasama dengan pengguna yaitu sebesar 29,11 %. Pencapaian yang lain tampak
pada komunikasi dengan pengguna yaitu sebesar 10,31% dan kepuasan pengguna
yaitu sebesar 14,43 %. Sedangkan pencapaian kemampuan pengguna yaitu sebesar
4,4 %. Oleh itu masih perlu ditingkatkan lagi hubungan komunikasi dengan pengguna
agar terjalin dengan baik, tingkat kerjasama antara divisi TI dan penguna dalam
pembuatan aplikasi, kemampuan pengguna dalam memahami aplikasi dan kesiapan
mental untuk menggunakan aplikasi dan kepuasan pengguna terhadap aplikasi.
Pada perspektif penyempurnaan operasional, persentase pencapaian yaitu
sebesar 72,65 % dari sasaran yang ingin dicapai termasuk tahap cukup. Pencapaian
yang paling tinggi terlihat pada penekanan perencanaan awal pengembangan aplikasi
yaitu sebesar 24,75 %. Pencapaian yang paling rendah terlihat pada efisensi dan
efektifitas pembuatan aplikasi yaitu sebesar 3,47 %. Sehingga divisi TI masih perlu
meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan aplikasi agar
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa pencapaian dari masing-masing tujuan dalam perspektif penyempurnaan
operasional sudah cukup, tetapi harus ditingkatkan lagi.
Perspektif orientasi masa depan memiliki pencapaian yang sangat baik yaitu
sebesar 87,65% dari sasaran yang ingin dicapai. Keberhasilan pencapaian ini
didukung oleh keberhasilan keahlian staff TI yang bagus yaitu sebesar 40,7 %. Hal
382
ini berarti bahwa staff TI memiliki keahlian yang tinggi dalam membangun aplikasi
dan didukung dengan pengalaman yang dimiliki, pelatihan yang diberikan oleh
perusahaan, pendidikan staff TI dan usia dari staff TI yang masih produktif.
Dengan pencapaian rata-rata perspektif sebesar 79,48 %, kinerja yang
ditunjukkan oleh divisi TI secara keseluruhan dapat dinilai baik. Pencapaian yang
tidak merata yang ditunjukkan oleh perspketif kontribusi perusahaan, perspektif
penyempurnaan operasional dan perspektif masa depan yang tidak didukung oleh
perspektif pengguna menunjukkan tidak adanya keseimbangan diantara keempat
perspektif IT Balanced Scorecard. Dengan demikian perlu ditingkatkan lagi agar
dapat dikembangkan menjadi suatu alat strategik yang akan memberikan keunggulan
bersaing bagi perusahaan disamping hanya memberikan dukungan dalam proses
bisnis.
4.5
Analisis Balanced Scorecard
Balanced scorecard
digunakan untuk memetakan penilaian sistem
manajemen PT Prime Capital Securities dari segi perspektif keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Pemetaan ini digunakan
untuk mengolah strategi jangka panjang perusahaan, terutama untuk mencapai tujuan,
ukuran, strategi, target, inisiatif strategi bagi perusahaan.
383
Berikut ini adalah analisis terkait denagn pembuatan Balanced Scorecard, yaitu:
1. Assessment
Berdasarkan visi dan misi yang telah di tetapkan oleh PT Prime Capital
Securities, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan operasionalnya,
perusahaan berupaya untuk menjadi perusahaan efek andalan, tekemuka, dan
terpercaya. Dimana segi keunggulan yang diingikan oleh pihak perusahaan
adalah dengan memberikan pelayanan yang cepat dan akurat yang terkait dengan
kepada pelanggan (basis nasabah) serta mengembangkan SDM dan teknologi
informasi yang up-to-date.
2. Strategy
Pendefinisian dari strategic themes didasarkan pada temuan – temuan yang
diperoleh dari analisis SWOT yang sudah dilakukan sebelumnya. Berikut ini
adalah pendefinsian dari strategic themes untuk masing – masing perspektif
tersebut. Perspektif financial menjadi perspektif awal dari perusahaan. Strategic
Themes untuk perspektif ini adalah pencapaian pengembalian (keuntungan) yang
optimal. Untuk mendukung strategic themes perusahaan yang sudah didefinisikan
pada perspektif financial, maka dibutuhkan strategic themes yang digunakan
pada perspektif customer yaitu peningkatan kualitas layanan yang akan
diserahkan ke nasabah. Dan untuk mendukung pencapaian strategi yang telah
didefinisikan pada kedua perspektif sebelumnya, perusahaan membutuhkan
internal business process yang kuat. Adapun strategic themes untuk internal
business process adalah pencapaian produktivitas proses. Dengan adanya proses
yang produktif perusahaan dapat meningkatkan kinerja dari segi keuangan yang
dapat memberikan dampak yang baik bagi pelanggan. Untuk mendukung
384
pencapaian strategi yang sudah didefinisikan pada perspektif internal business
process dibutuhkan sumber daya terbaik yang ada di perusahaan. Dan untuk itu
dibutuhkan peningkatan komitmen perusahaan untuk pengembangan sumber
daya, itulah yang kemudian dapat dijadikan strategi untuk perspektif learning and
growth yang diterapkan pada perusahaan.
3. Objectives
Pengidentifikasian dari objectives perusahaan akan didasarkan pada strategic
themes dan analisis matriks SWOT. Dimana hasil dari analisis matriks SWOT
akan dipetakan ke masing – masing perspektif yang ada. Berikut adalah tujuan
strategis perusahaan yang merupakan perumusan dari strategi dari masingmasing perspektif Balanced Scorecard (Tabel 4.48).
Tabel 4.48 Perumusan Tujuan Strategis Perusahaan
Balanced Scorecard
Perspektif Keuangan
Tujuan Strategis
Strategic Themes
•
Pencapaian
•
pengembalian yang
optimal.
Meningkatkan
penjualan.
•
Meningkatkan
profitabilitas.
Perspektif Pelanggan
•
Peningkatan kualitas
•
layanan.
Meningkatkan kepuasan
pelanggan.
•
Menambah jumlah
nasabah.
385
Perspektif Proses Bisnis
•
Internal
Pencapaian
•
Meningkatkan loyalitas.
•
Meningkatkan
produktivitas proses.
komunikasi dan
koordinasi antar pihak
yang terkait.
•
Meningkatkan
produktifitas dan
kreatifitas.
•
Meningkatkan efisiensi
dalam proses bisnis.
•
Meningkatkan kualitas
proses bisnis.
Perspektif
Pembelajaran
dan Pertumbuhan
•
Peningkatan komitmen
•
Meningkatkan
perusahaan untuk
kemampuan dan
pengembangan sumber
pengetahuan karyawan.
daya.
•
Meningkatkan
produktifitas dan
kreatifitas karyawan.
386
4.5.1 Peta Strategi (Strategy Map)
Jika dilihat dari kerangka perspektif yang sudah didefinisikan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semua strategi yang ada tidak hanya dikelompokkan kedalam
perspektif keuangan saja, tetapi juga dikelompokkan dalam perspektif non keuangan.
Strategi yang sudah didefinisikan tersebut akan dirangkum pada sebuah Strategy Map
seperti pada Gambar 4.35. Dimana pada Strategy Map tersebut juga akan terlihat
keterkaitan dari masing – masing Strategy Objective yang sudah dikelompokkan pada
perspektifnya.
Gambar 4.35 Strategy Map PT Prime Capital Securities
387
4.5.2 Perspektif BalanceScorecard
Perusahaan perlu untuk melakukan pengukuran terhadap strategy objective yang
sudah ditentukan pada tahapan sebelumnya. Tujuan dari penetapan penilaian ini agar
pihak perusahaan dapat mengetahui tingkat kesuksesan dari pelaksanaan strategy yang
sudah didefinsikan serta memicu semua elemen yang ada diperushaan untuk dapat
memberikan kinerja terbaiknya. Tabel 4.49 adalah pendefinisian pengukuran untuk
masing – masing strategy objective. Berikut merupakan pemetaan ke empat perspektif
tersebut.
Tabel 4.49 BSC PT Prime Capital Securities
Perspektif
Keuangan
Tujuan
Ukuran
Meningkatkan Pemasukan
penjualan
Satuan
%
Persentase
saham
Pendapatan
Target
Inisiatif
Penjualan
Melakukan
Sistem
meningkat
inovasi
mobile
20% per
produk, dan
trading
tahun
meningkatkan
penjualan
SI demand
kualitas
layanan.
Meningkatkan Arus kas
%
profitabilitas
Peningkatan
Menjejaki SI
arus kas
Online
CRM
masuk 10%
per tahun
Pelanggan
Meningkatkan Persentase
%
Menurunkan
Pelayanan
CRM
388
kepuasan
pelaporan
pelaporan
yang lebih
pelanggan
dari keluhan
dan keluhan
baik
pelanggan
mendekati
0%
Menambah
Tingkat
jumlah
pertumbuhan
nasabah
pelanggan
%
10% per
Peningkatan
tahun.
layanan
internet
dengan mutu
yang baik
Meningkatkan Jumlah
loyalitas
Jumlah
pelanggan
Meningkatka
Pelayanan
n jumlah
yang lebih
transaksi per
baik
nasabah
minimal 15
kali per bulan
Proses Bisnis Meningkatkan Persentase
Internal
%
Menurunkan
Standarisasi
komunikasi
waktu
15%
operasional
dan
pelayanan
tenggang
dan prosedur.
koordinasi
waktu
antar pihak
pelayanan
CRM
yang terkait
Meningkatkan Persentase
%
Menaikan
Meningkatkan CRM
389
produktifitas
kepuasan
dan kreatifitas pelanggan
kemampuan
mutu layanan
dalam
yang sesuai
pelayanan
dengan
pelanggan
kebutuhan
(Kepuasan
Pelanggan
95%)
Menurunkan
Mencari
Sistem
biaya
Alternatif
mobile
dalam proses
pelayanan
solusi
trading
bisnis
10-20%
pengurangan
Meningkatkan Persentase
efisiensi
%
biaya
biaya
(pemborosan)
Meningkatkan Kecepatan
kualitas
waktu
proses bisnis.
transaksi
Detik
10 detik /
Meningkatkan CRM
transaksi
mutu layanan
yang sesuai
dengan
kebutuhan
Kekuatan
%
99%
Mencari
Sistem
informasi
Alternatif
mobile
saham
solusi
trading
meningkatkan
390
kekuatan
informasi
(ervery time,
every where)
Pembelajaran Meningkatkan Pelatihan
dan
kemampuan
pertumbuhan
dan
Karyawan
Unit
Semua
Mengadakan
Training
training
pelatihan
harus diikuti
internal dan
pengetahuan
eksternal
karyawan
Meningkatkan Persentase
produktifitas
%
biaya dan
Menurunkan
Pendidikan
biaya
dan pelatihan
dan kreatifitas waktu
pelayanan 5-
karyawan
10% dan
waktu 15%
Kepuasan
karyawan
%
80%
Pendidikan
dan pelatihan
CRM
391
4.6. Hasil Analisis Perusahaan
Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan bisnis dan lingkungan SI/TI
PTPrime Capital Securities diperolah hasil analisis yang dapat membantu dalam
memberikan usulan atau rekomendasi terhadap perencanaan strategi sistem informasi
PT Prime Capital Securities. Analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal
dan eksternal perusahaan akan dikur dengan menggunakan SWOT, balanced
scorecard, IT Balanced Scorecard (Tabel 4.52, 4.51, dan 4.50).
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal,
serta melakukan pengukuran, maka diperoleh kesimpulan bahwa PT Prime Capital
Securities memerlukan adanya pengembangan sistem informasi manajemen
hubungan dan pelanggan (E-CRM) serta mobile trading yang ada di dalam
perusahaan
agar
dapat
mencapai
tujuan
perusahaan
dan
strategi
bisnis.
Pengembangan ini dapat dilakukan dengan menerapkan sistem yang mampu
mendukung proses bisnsi yang terintegrasi dengan pelanggan. Sistem ini diharapkan
dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
Sistem informasi yang diharapkan diimplementasikan pada PT Prime Capital
Securities juga harus didukung oleh pemanfaatan teknologi yang dapat memberikan
nilai tambah dalam dunia persaingan dan memenangkan pasar, yaitu melalui inovasi
layanan yang dihasilkan, sehingga tetap memiliki daya saing yang tinggi.
392
Tabel 4.51 Translasi IT Balanced Scorecard
Analisis IT Balanced Scorecard
Usulan Peningkatan Kinerja TI untuk Mendukung Perencanaan Strategi Sistem
Informasi pada PT Prime Capital Securities
Kontribusi
Memaksimalkan penggunaan dana untuk investasi TI baru
Perusahaan
sehingga dapat menghasilkan teknologi baru yang lebih canggih
sehingga dapat berguna bagi perusahaan dan dapat meningkatkan
kepuasan pengguna.
Orientasi
Adanya peningkatkan keterlibatan pengguna dalam pengembangan
Pengguna
aplikasi yang dibuat dan keterlibatan pengguna terhadap
pembelian aplikasi sehingga mencapai target yang ditetapkan.
Mengurangi keluhan dari pengguna dengan cara melakukan
penanganan keluhan pengguna dan meningkatkan kinerja
karyawan.
Penyempurnaan
Meningkatkan ketersediaan dan kelancaran koneksi jaringan dan
operasional
sistem aplikasi sehingga dapat mencapai, bahkan melebihi target
yang ditetapkan.
Meminimalkan pengembangan aplikasi yang melebihi batas waktu
yang ditentukan untuk meningkatkan kualitas pengembangan
aplikasi.
Orientasi Masa
Memaksimalkan kualitas maintenance hardware dan aplikasi
Depan
sehingga mencapai target atau lebih dari target.
393
Tabel 4.51 Translasi Analisis Balanced Scorecard
Analisis Balanced Scorecard
Usulan Kebutuhan Sistem Informasi pada PT Prime Capital Securities
IS Demand
Tujuan Strategis
Sistem mobile
•
Meningkatkan penjualan saham.
trading
•
Meningkatkan profitabilitas.
•
Meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis.
•
Kekuatan informasi saham.
CRM
•
Meningkatkan profitabilitas.
•
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
•
Menambah jumlah nasabah.
•
Meningkatkan loyalitas.
•
Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar
pihak yang terkait.
CRM
•
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas.
•
Meningkatkan kualitas proses bisnis.
•
Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
karyawan
•
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas karyawan
394
Tabel 4.52 Translasi Analisis SWOT
Analisis SWOT
Usulan Kebutuhan Sistem Informasi pada PT Prime Capital Securities
Strategi
Keterangan
Pengembangan
Kegiatan utama Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi diarahkan untuk
sistem informasi
menyediakan paket-paket aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang
untuk menghasilkan
proses administrasi/ manajemen perkantoran, mengelola data, dan
keunggulan
menyediakan sistem yang dibutuhkan untuk para analis maupun perencana,
kompetitif.
serta para pelanggan pada umumnya.
Pengembangan
•
Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memberikan
manajemen
solusi yang tepat dalam permasalahan yang dihadapi
hubungan dengan
pelanggan.
pelanggan.
•
Peningkatan pemahaman kebutuhan pelanggan akan data dan
informasi untuk memudahkan pemantauan kondisi bursa oleh
pelanggan.
395
4.7. Usulan Perencanaan Strategi SI/TI
4.7.1. Strategi Bisnis Sistem Informasi
Salah satu hasil dari perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi
sesuai dengan model yang telah didefinisikan pada subbab sebelumnya adalah
strategi bisnis sistem informasi. Berikut ini detail dari strategi bisnis sistem informasi
yang ada pada PT Prime Capital Securities sesuai dengan hasil analisis yang telah
dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis strategi SWOT pada bab sebelumnya, diketahui posisi
perusahaan berada pada kuadran kedua, dimana perusahaan memiliki ancaman yang
cukup tinggi namun juga memiliki kekuatan yang dapat mengantisipasi ancaman
tersebut. Dengan terkaitnya penerapan strategi system dan teknologi informasi yang
terintegrasi pada masa mendatang, maka diperlukan strategi yang mendukung
perusahaan. Untuk mendukung strategi tersebut, maka diperlukan suatu area
fungsional dalam perusahaan, yaitu area SI/TI yang mempunyai fungsi bisnis sebagai
berikut :
•
Pengembangan Website
Menerapkan CRM untuk meningkatkan loyalitas terhadap pelanggan serta
memberikan pelayanan secara online, maka dibutuhkan unit khusus untuk
melakukan pengembangan terhadap Website perusahan yang nantinya akan
menjadi sarana untuk promosi serta periklanan dan juga melangkah ke
perdagangan B2B ( Businness to Businness ) dan B2C ( Businness to
Customer ) melalui dunia maya.
396
•
Pemeliharaan SI/TI
Fungsi bisnis yang baru ini dapat berperan dalam pemeriksaan keseluruhan
sistem, pemeliharaan jaringan, serta menjaga keamanan database perusahaan
dari kemungkinan kerusakan maupun pencurian, serta menjaga integritas dari
sistem/aplikasi yang ada di perusahaan dan melakukan perawatan dan
perbaikan komponen SI/TI perusahaan (update). Semua unit pada area bisnis
SI/TI akan saling berkolaborasi dengan setiap unit yang ada dalam perusahaan
untuk membangun suatu SI/TI yang lebih baik dan bisa digunakan secara
maksimal untuk dapat menghadapi persaingan bisnis yang ada.
•
Pengembangan SI/TI
Bertanggung jawab dalam pengembangan perangkat lunak terutama aplikasiaplikasi yang bersifat operasional yang digunakan oleh para staff untuk
memenuhi kebutuhan didalam proses bisnis. Selain itu, unit ini juga
bertanggung jawab untuk mengoptimalkan penggunaan Hardware di
perusahaan
agar
mendukung
semua
kegiatan
di
perusahaan
serta
merekomendasikan pengembangan Hardware bagi perusahaan disesuaikan
dengan kebutuhan dan pengembangan teknologi agar selalu up-to-date dalam
rangka menghadapi persaingan bisnis. Pada akhirnya, semua unit di dalam
area bisnis Sistem Informasi/Teknologi Informasi yang direkomendasikan ini
nantinya akan saling berkolaborasi dengan unit-unit lainnya untuk
membangun suatu sistem dan teknologi informasi yang baik, handal, dan tentu
397
saja sebagai salah satu kunci utama yang dapat memberikan suatu keunggulan
bersaing bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis.
4.7.1.1 Usulan Sistem Informasi
4.7.1.1.1 Customer Relationship Management (CRM)
Aplikasi lain yang memiliki nilai potensial yang tinggi dalam suatu
keunggulan bersaing jangka panjang dan mendukung dalam pencapaian visi dan misi
perusahaan, namun memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi adalah Customer
Relationship Management (CRM), yakni sebuah sistem informasi yang terintegrasi
yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktifitasaktifitas prapenjualan dan pasca penjualan dalam sebuah organisasi. CRM berfokus
pada penanganan hubungan yang baik dan erat antara perusahaan dengan
pelanggannya dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan.
Beberapa manfaat pengimplementasian CRM pada perusahaan adalah sebagai
berikut :
•
Dari segi penjualan, sistem CRM mendukung dalam mengelola aktifitas
pejualan dan mengoptimalkan penjualan. Meningkatkan keuntungan dari
pelanggan, karena menjual kepada pelanggan yang telah ada lebih mudah dari
pada menjual kepada pelanggan baru. Produk /jasa yang disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan.
398
•
Dari pemasaran dan pemenuhan pemesanan, sistem CRM dapat membantu
peng-kualifikasian pemasaran pada sasaran. Dalam pemesanan, CRM
membantu mengolah respon pelanggan dan calon pelanggan serta langsung
memberikan
informasi
yang
tepat
atas
jasa
yang
diberikan
perusahaan.Mengidentifikasi pelanggan yang potensial, sehingga biaya
promosi bisa ditekan.
•
Dari segi layanan dan dukungan untuk pelanggan, sistem CRM dapat
membantu pengaksesan informasi mengenai pelanggan tersimpan dengan baik
di setiap saat. Meningkatkan loyalitas pelanggan yang berdampak pada
peningkatan keuntungan perusahaan.
Secara umum manfaat CRM adalah :
•
Meningkatkan loyalitas customer.
•
Promosi dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat.
•
Hemat biaya dan waktu.
•
Memudahkan penyampain informasi khususnya dalam skala besar dan dapat
ditangani dalam waktu yang bersamaan.
399
4.7.1.1.1.1 Langkah-langkah Penerapan CRM
Tabel 4.53 Langkah-Langkah Penerapan CRM
Langkah
•
Perencanaan
Keterangan
Tahap pertama dan yang terpenting adalah penentuan
tujuan bisnis yang ingin dicapai dari penerapan CRM,
baik di tingkat korporat ataupun departemen. Minimal
dihasilkan sebuah dokumen yang berisi tujuan bisnis
CRM di tingkat korporat dalam bentuk business plan.
Dokumen ini berguna untuk mendapatkan justifikasi
CRM dan sponsorship dari manajemen. Di tahap
inilah proses bisnis yang bersifat customer-focused
yang akan dipengaruhi oleh CRM diidentifikasi.
•
Analisis dan
Di tahap ini diidentifikasi proses bisnis mana saja
Desain
yang didukung oleh sistem CRM yang akan
diimplementasi. Teknologi apa saja yang sudah
dipunyai perusahaan yang akan dipengaruhi CRM dan
apa yang sudah / belum dimiliki perusahaan agar
CRM berjalan baik menjadi pertanyaan kunci di tahap
ini. Misalnya saja bagaimana sistem transaksi back
office yang telah ada bisa terhubung dengan CRM.
•
Perancangan dan Integrasi antara proses bisnis yang telah ada dengan
Pengembangan
sistem CRM. Di tahap ini proses bisnis bukan hanya
sekadar berjalan, tapi dengan CRM diharapkan bisa
400
ditingkatkan. Dilakukan secara iteratif, perancang
(biasanya
developer)
mendemonstrasikan
fungsi
sistem kepada pengguna untuk dicoba dan pengguna
memberikan
umpan
balik
sampai
hasil
yang
diinginkan dicapai. Tahap ini lebih bersifat teknis dan
biasanya juga mencakup perancangan database, data
cleansing, dan integrasi dengan sistem korporat lain
misalnya ERP.
Pada tahap ini perusahaan melakukan pengembangan
website dari perusahaan secara internal dengan
resources 1 orang developer dengan durasi waktu 8
bulan dengan framework .NET 3.5.
•
Implementasi
Peluncuran CRM secara korporat agar diketahui
seluruh pengguna, dan pelatihan bagi pengguna. Yang
penting di tahap ini bukan hanya pelatihan mengenai
fungsi sistem CRM tapi juga perubahan cara kerja
agar penggunaan CRM lebih maksimal. Selain
pelatihan
juga
bisa
dibuatkan
buku
panduan,
dukungan teknis, dan bentuk dokumentasi lain untuk
mempermudah dan mempercepat adopsi CRM.
•
Pengukuran
Sistem CRM yang telah berjalan diukur sejauh mana
efektivitas dan efisiensinya. Karena CRM memakan
401
investasi yang cukup besar, maka seharusnyalah
setelah implementasi selesai kinerjanya diukur dan
dipertanggungjawabkan ke manajemen puncak.
4.7.1.1.1.2 Analisis Kebutuhan CRM Perusahaan
Sebagai analisis kebutuhan perusahaan, maka diadakan wawancara dengan
Marketing Manager. Dari hasil wawancara tersebut, didapat beberapa analisis
mengenai kebutuhan perusahaan, sebagai berikut :
-
Pelayanan informasi mengenai penggunaan Prime Online sebagai satusatunya portal informasi berbasiskan web masih kurang jelas.
-
Perusahaan ingin meningkatkan relasinya dengan pelanggan, sehingga
membutuhkan penambahan fasilitas interaksi dengan pelanggan, misalnya
dengan mengefisienkan pengiriman private news kepada setiap pelanggan,
tidak perlu melalui e-mail masing-masing member, tetapi melalui aplikasi
CRM tersebut.
-
Kurangnya media yang dapat dimanfaatkan untuk promosi ke nasabah
maupun calon nasabah baru, sehingga dikembangkanlah fitur news dan
private news yang dilengkapi tell a friend dapat digunakan untuk
mempromosikan produk dan perusahaan.
-
Kurangnya alternatif lain untuk melakukan dealing transaksi selain Prime
Online dan telepon dalam melakukan transaksi bila terjadi ketidakpahaman
dalam menggunakan aplikasi atau sibuknya line telephone.
402
Sebagai analisis terhadap identifikasi masalah dan kebutuhan pelanggan,
maka diadakan pembagian kuesioner kepada nasabah maupun staff dengan
pertanyaan yang berbeda, sebanyak 10 lembar kepada nasabah dan 4 lembar kepada
staff. Masing-masing kuesioner yang disebarkan kepada nasabah dan staff berisi 10
buah pertanyaan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tanggapan sistem yang
sedang berjalan dan perlu atau tidaknya penerapan aplikasi e-CRM diterapkan di
dalam perusahaan ini.
Hasil Kuesioner Kepada Nasabah (Pelanggan)
1. Berapa kali Anda mengakses internet?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Setiap hari
6
60
b. 2 hari sekali
2
20
c. Tidak rutin
2
20
Kesimpulannya adalah sebagian responden secara aktif menggunakan internet
setiap hari
403
2. Apakah proses pengajuan request saat ini sudah sangat mudah untuk
dilakukan?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sangat mudah
3
30
b. Biasa saja
5
50
c. Sulit
2
20
Kesimpulannya adalah 50% responden menyatakan biasa saja untuk
melakukan pengajuan request.
3. Apakah konfirmasi mengenai request yang anda ajukan sekarang sudah cukup?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Tidak cukup
0
0
b. Cukup
9
90
c. Sangat cukup
1
10
Kesimpulannya, bahwa request konfirmasi yang diajukan dirasa sudah cukup
oleh para responden.
404
4. Melalui media apa Anda mendapatkan informasi mengenai saham/pertanyaan?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sales
1
10
b. Website
6
60
c. Phone
1
10
d. Datang langsung
2
20
Kesimpulannya adalah responden menyatakan mendapatkan informasi yang
dibutuhkannya mengenai saham atau pertanyaan yang diajukan melalui website.
5. Apakah anda mengalami kesulitan saat ingin mengajukan pertanyaan
atau meminta layanan dari Sales?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Tidak sama sekali
2
20
b. Kadang-kadang
8
80
c. Selalu
0
0
Kesimpulannya adalah 80 % responden menyatakan kadang mengalami
kesulitan saat mengajukan pertanyaan atau meminta layanan dari sales.
405
6. Layanan/informasi yang diinginkan dari website (jawaban pilih 2):
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Status surat / klaim
4
20
b. Inbox
6
30
c. Forum
8
40
d. Chat box
2
10
Kesimpulannya adalah responden menyatakan membutuhkan layanan
informasi yang lebih mendukung, seperti inbox, chatbox, status surat/klaim, terutama
forum.
7. Apakah anda memiliki kendala pada waktu memahami proses transaksi?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Ya
2
20
b. Sedikit
6
60
c. Tidak
2
20
Kesimpulannya adalah mayoritas responden menyatakan masih mengalami
sedikit kendala dalam memahami prosesb transaksi yang ada.
406
8. Apakah informasi yang tersedia sudah memenuhi keinginan Anda?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sangat sesuai/memenuhi
2
20
b. Standar
7
70
c. Kurang sesuai/kurang
1
10
memenuhi
Kesimpulannya adalah sebagian besar dari responden menyatakan informasi
yang tersedia hanya standar saja.
9. Informasi apa yang paling Anda butuhkan ? (pilih 3)
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Harga saham dan
8
27
1
6
2
7
6
20
perusahaan
b. Cara mengajukan
request
c. Kepastian status
request
d. Mengenai hal-hal
teknis
407
e. Mengenai isu-isu
9
30
1
3
3
10
yang sedang
berkembang
f. Mengenai pendapat
nasabah yang telah
menggunakan
layanan PT. Prime
Capital Securities
g. Layanan lainnya
Kesimpulannya adalah hasil suara terbanyak responden menyatakan informasi
mengenai harga saham dan isu-isu yang sedang berkembang adalah informasi yang
lebih mereka butuhkan.
10. Jika perusahaan membuat fasilitas website yang dapat memberikan
layanan personal seperti inbox, apakah anda tertarik untuk
menggunakan fasilitas tersebut?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Tertarik
10
100
b. Tidak tertarik
0
0
408
Kesimpulannya adalah seluruh responden tertarik untuk menggunakan
fasilitas layanan personal pada website, jika ke depannya perusahaan menambahkan
fasilitas ini.
Hasil Kuesioner Kepada Staff
1. Kesulitan apa yang paling sering anda hadapi ketika melayani
pelanggan?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Mengenai hal-hal teknis
3
75
b. Kesulitan memahami proses
1
25
0
0
transaksi
c. Kesulitan dalam
mengkonfirmasikan status
request
Kesimpulannya adalah responden paling sering mengalami masalah ketika
pelanggan menanyakan mengenai hal-hal teknis.
409
2. Rata-rata berapa kali Anda menggunakan fasilitas telepon untuk melakukan
konfirmasi kepada pelanggan?
Jawaban
a. 1-2 kali per pelanggan per
Jumlah (orang)
Persentase (%)
2
50
2
50
0
0
transaksi
b. 5-6 kali per pelanggan per
transaksi
c. Lebih dari 10 kali per
pelanggan per transaksi
Kesimpulannya adalah 50% responden melakukan 1-2 kali konfirmasi per
pelanggan per transaksi dan 50% responden lagi melakukan 5-6 kali per pelanggan
per transaksi.
3. Apakah anda sering mengalami kesulitan ketika menghubungi pelanggan
melalui telepon?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sangat sering
2
50
b. Biasa saja
1
25
c. Tidak pernah
1
25
410
Kesimpulannya adalah beberapa responden masih sering mengalami kesulitas
ketika menghubungi pelanggan melalui telepon.
4. Apakah prosedur request yang menggunakan fax menimbulkan kesulitan
saat harus dilakukan penyimpanan dokumen dalam bentuk fisik?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Iya
3
75
b. Tidak
1
25
Kesimpulannya adalah banyak responden yang menyatakan mengalami
kesulitan saat dilakukan dokumentasi dalam bentuk fisik berupa fax.
5. Apakah ada dokumentasi mengenai question dan answer apa saja yang
pernah diajukan oleh nasabah?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Ada
4
100
b. Tidak ada
0
0
Kesimpulannya adalah seluruh responden menyatakan ada dokumentasu yang
dilakukan pada saat nasabah melakukan question dan answer, ini berarti sudah
adanya prosedur untuk question dan answer.
411
6. Apakah anda terkadang mengalami kesulitan ketika mencari informasi
yang dibutuhkan nasabah?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Iya
2
50
b. Tidak
2
50
Kesimpulannya adalah masih ada responden menyatakan mengalami kesulitan
saat mencari informasi untuk nasabah.
7. Apakah cukup melalui pos dan telepon ketika perusahaan ingin
menawarkan rekomendasi kepada nasabah-nya?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Kurang cukup
3
75
b. Cukup
1
25
Kesimpulannya adalah sebagian besar responden yang menyatakan kurang
cukup melalui pos dan telepon saja, bila perusahaan ingin menawarkan rekomendasi
kepada nasabahnya.
412
8. Apakah menurut anda perlu adanya alternatif lain selain phone dan e-
mail yang digunakan untuk menginformasikan kepada nasabah agar
lebih mudah dilakukan?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sangat perlu
4
100
b. Tidak tahu
0
0
c. Tidak perlu
0
0
Kesimpulannya adalah seluruh responden menyatakan sangat perlu adanya
alternative lain selain phone dan e-mail untuk menginformasikan kepada pelanggan.
9. Fasilitas apa yang sebaiknya ada untuk memudahkan staff dalam
menginformasikan kepada pelanggan? (pilih 2)
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Inbox
1
12,5
b. Chatbox
2
25
c. Sms
0
0
d. Fax
2
25
e. YM
1
12,5
f. Web
2
25
g. Kurir
0
0
413
Kesimpulannya adalah suara terbanyak responden menginginkan adanya chat
box, web, dan YM
sebagai fasilitas yang dapat memudahkan staff dalam
penginformasian kepada nasabah (pelanggan).
10. Apakah pelanggab sering mengajukan pertanyaan atau keluhan yang
sama?
Jawaban
Jumlah (orang)
Persentase (%)
a. Sering sekali
3
75
b. Tidak sering
1
25
Kesimpulannya adalah mayoritas responden menyatakan sering sekali
menerima pertanyaan yang sama dati nasabah.
Permasalahan Yang Dihadapi
Berdasarkan hasil analisis prosedur yang sedang berjalan, dapat disimpulkan
permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah kurangnya fasilitas interaksi
antara perusahaan dan pelanggan, diantaranya adalah:
1. Pelanggan sulit berinteraksi dengan perusahaan, ketika ingin melakukan
komplain, mengajukan surat permohonan, atau menanyakan tentang
pengaplikasian Prime Online.
414
2. Kurangnya media untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, misalnya
dengan forum atau pengiriman news letters rutin yang berisi analisa dari tim
analis perusahaan tentang saham kepada setiap pelanggan setiap harinya.
3. Kesulitan perusahaan dalam pengiriman konfirmasi per harinya kepada
pelanggan, sering kali terjadi keterlambatan, dikarenakan tidak adanya
account untuk setiap membernya, misalnya untuk mengecek notification
tentang konfirmasi transaksinya per harinya maupun per bulan atau sesuai
permintaan pelanggan, status dari surat permohonan yang diajukan, maupun
status komplain yang diajukan.
4. Website yang sudah ada kurang dikembangkan untuk e-CRM, website ini
tidak dikembangkan dengan efektif untuk media promosi produk maupun
perusahaan itu sendiri.
5. Website yang sudah ada tidak dapat menjadi media yang dapat dimanfaatkan
untuk mempermudah kegitan transaksi
Alternatif Pemecahan Masalah
Dengan memperhatikan permasalahan yang ada pada internal dan eksternal
perusahaan, kebutuhan perusahaan serta kebutuhan konsumen, maka dibutuhkan
media/fasilitas untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara pelanggan dan
perusahaan dengan mengambil alternative perusahaan, membuat e-crm yang
berbasiskan website sebagai median komunikasi dengan pelanggan.
415
Dengan adanya e-CRM ini, maka:
1. Meningkatkan interaksi antara pelanggan dengan perusahaan, seperti
pelanggan dapat memberikan pertanyaan, complain, testimonial, polling
kepada perusahaan.
2. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dengan adanya forum diskusi,
dimana bisa terjalin komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan (admin),
maupun antara member dengan pelanggan lainnya, misalnya dapat berbagi
pengalaman mengenai masalah saham, selain itu fitur private news yang
membuat pengiriman pesan lebih efisien, tidak perlu satu-satu ke e-mail
pelanggan.
3. Adanya fasilitas account untuk setiap pelanggan untuk mengecek notification
, sehingga dapat mengetahui status komplain dan status surat permohonan
yang diajukan. Selain itu dengan adanya fasilitas message, member dapat
berkomunikasi dengan pihak perusahaan. Pihak perusahaan pun dapat
memberikan perhatian dengan memberikan ucapan selamat ulang tahun atau
hari besar kepada pelanggan.
4. Memungkinkan pelanggan merekomendasikan perusahaan kepada teman,
rekan bisnis, keluarga, maupun kerabatnya melalui news yang ada.
416
4.7.1.1.1.3 Perancangan Sistem E-CRM
Perancangan sistem e-CRM dilakukan sebagai salah satu fokus utama dalam
perancangan sistem yang diusulkan, sehingga menghasilkan prosedur dan sistem
yang baru.
Usulan Prosedur yang Baru
Berdasarkan analisis sistem yang berjalan di PT. Prime Capital Securities,
maka diberikan usulan rancangan sistem yang baru yaitu membuat sistem pelayanan
berbasis web yang difokuskan pada pelayanan terhadap nasabah yang disebut dengan
e-CRM. Sistem pelayanan baru yang diusulkan adalah jenis aplikasi operasional CRM
yang diterapkan untuk mendukung proses pendukung kegiatan, seperti request
withdrawal, request perubahan referensi, request Konfirmasi Transaksi dan request
pembukaan rekening KSEI dimana kegiatan tersebut sangat diperlukan dalam
membantu mempermudah nasabah dalam mengajukan request form dan berbagai
kemudahan dalam berkomunikasi dan menyampaikan masukan termasuk complain
terhadap perusahaan.
Tabel 4.54 Tabel Aktivitas, Permasalahan, Solusi, dan Manfaat
Aktivitas
Permasalahan
Fitur Solusi
Manfaat
Nasabah
Sales PT. Prime
Fitur question and
Perusahaan dapat
menanyakan
Capital Securities
answer
menjawab
pertanyaan
tidak selalu dapat
pertanyaan-
417
seputar
menjawab telepon
pertanyaan nasabah
permasalahan
atau line telepon
via web dan
mengenai
terkadang sibuk.
nasabah serta
transaksi, masalah
pengunjung lain
teknis maupun
dapat melihat
fasilitas hanya
pertanyaan-
melalui telepon
pertanyaan yang
diajukan dan
jawaban yang telah
diberikan oleh
perusahaan.
Pengakuan dari
Tidak ada
Fitur Testimonial
Adanya
nasabah mengenai dokumentasi atas
dokumentasi dari
kepuasannya
komentar dan
pelanggan tentang
terhadap layanan
pengakuan
reputasi baik
dari PT. Prime
pelanggan
perusahaan,
Capital Securities
sehingga bisa jadi
referensi bagi calon
nasabah.
Rekomendasi atas
Rekomendasi hanya
Fitur Tell a Friend
Rekomendasi bisa
produk, fasilitas,
sebatas mulut ke
dilakukan secara
nama perusahaan.
mulut atau melalui
langsung dan cepat
418
iklan dari media.
melalui website
dengan merujuk ke
situs yang
direkomendasikan.
Menampilkan
FAQ yang sudah
Fitur FAQ
Perusahaan dapat
pertanyaan yang
ditampilkan tidak
menambah FAQ
paling sering
bisa diubah atau
baru dan mengubah
diajukan beserta
diupdate sesuai
FAQ yang sudah
jawabannya
dengan perubahan,
ditampilkan serta
dan tidak ada
sudah ada
konsistensi bahasa.
konsistensi bahasa
Member ucapan
Tidak adanya
Fitur
Perusahaan dapat
selamat untuk
fasilitas yang dapat
reminder/event
mengirimkan
nasabah yang
digunakan untuk
management
ucapan selamat saat
merayakan ulang
memberi ucapan
nasabah merayakan
tahun atau acara
selamat secara
ulang tahun atau
lainnya yang
online
event tertentu
dirayakan oleh
melalui fasilitas
nasabah
yang disediakan
secara online
Melakukan
Tidak ada fasilitas
percakapan
yang dapat
Fitur private news
Nasabah dapat
melakukan
419
pribadi secara
mendukung
percakapan pribadi
online
percakapan pribadi
secara online untuk
terutama antara
saling membagikan
nasabah
informasi.
Melakukan
Tidak ada fasilitas
Fitur message
Nasabah dapat
pengiriman pesan
yang dapat
mengirimkan pesan
secara pribadi
mengirimkan pesan
kepada admin
yang dapat
walaupun admin
didokumentasikan
tidak dalam keadaan
online dan
sebaliknya, pesan ini
juga akan
didokumentasikan
Melakukan
Request form harus
pengajuan
dilakukan secara
melakukan
pembukaan sub
manual dengan
pengajuan secara
Fitur request form
Nasabah dapat
rekening ke KSEI, mengisi form
online tanpa harus
perubahan
berupa kertas
mengisi form dan
referensi, maupun
kemudian di fax
melakukan fax ke
withdrawal dan
atau diantarkan ke
perusahaan.
konfirmasi
perusahaan
transaksi
420
Menjawab dan
Nasabah hanya
Fitur complain
Perusahaan dapat
merespon data
dapat memberikan
menindaklanjuti
keluhan
keluhan melalui
keluhan yang
pelanggan
telepon
diajukan pelanggan
secara online
Melakukan
Pelanggan hanya
Fitur chatting
Nasabah maupun
percakapan,
bisa melakukan
admin dapat
keluhan,
percakapan jika
melakukan
penyebaran
mempunyai account
pembicaraan secara
informasi melalui
Yahoo! dan
online untuk
web
melakukan login
memperlancar aliran
pada Yahoo!
informasi
Messenger
Melakukan
Admin sulit
Fitur search data
Admin dapat
pencarian
melakukan
nasabah
melakukan
terhadap data
pencarian terhadap
pencarian data
nasabah
data member
nasabah secara
langsung
Menyimpan dan
Tidak disediakan
Fitur profile
Admin dan nasabah
melihat informasi
page khusus dimana
dapat melihat
pribadi mengenai
nasabah dan admin
perubahan informasi
hal-hal yang
dapat melihat status
pribadi kapan saja
421
berhubungan
mengenai informais
dengan proses
pribadi
pada transaksi dan
web e-CRM
Melakukan
Nasabah hanya
Fitur forum
Semua nasabah
pertukaran
dapat melakukan
dapat melakukan
informasi dan
sharing melalui
sharing pengalaman
sharing antar
chatting atau
dan informasi
nasabah dengan
message tapi tidak
bersama
forum
dapat dilihat
nasabah lainnya
Tabel 4.55 Tabel Hubungan Fase CRM dengan feature yang diusulkan
Fase CRM
Feature pada web yang diusulkan
1. Acquiring
X Tell a Friend
2. Enhance
X Testimonial
X Chatting
X Complain
X DSS (Decision Support System)
3. Retain
X QnA
X FAQ
X Profile (Customize)
422
X Request Form
X Reminder/Event Management
X Message
X Private News
X News
Di bawah ini akan dijelaskan prosedur dari sistem e-CRM yang diusulkan:
-
Fasilitas untuk calon nasabah
Fasilitas website disediakan untuk semua pengunjung, pengunjung yang
belum mendaftar menjadi nasabah dapat mengakses Tell a Friend, Forum(View),
mengakses kesan-kesan dari nasabah di Testimonial dan mengakses FAQ, namun
tidak dapat mengajukan request form. Pengunjung dapat melakukan registrasi untuk
dapat bergabung di Forum untuk mengetahui perkembangan dari nasabah sehingga
dapat menjadi gambaran bagaimana transaksi dan proses yang terjadi dalam
perusahaan.
-
Fasilitas untuk nasabah
Bagi nasabah yang mendaftar di PT. Prime Capital Securities, nasabah dapat
melakukan request form melalui fasilitas Request Form, mengirim dan
menerima pesan dari admin maupun nasabah lain menggunakan message,
melakukan chatting, memasuki halaman Forum, dan melihat/mengedit profile
pribadi, selain itu nasabah juga dapat mengakses fitur umum seperti Chatting,
Forum, Message (untuk media komunikasi) dan Tell a Friend yang dapat
digunakan untuk merekomendasikan PT. Prime Capital Securities kepada
rekan, teman maupun kerabat. Selain itu untuk para nasabah juga disediakan
423
fasilitas untuk mendukung pengambilan keputusan nasabah sebelum
melakukan investasi. Berdasarkan analisis terhadap sistem yang berjalan dan
penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa informasi penting yang
dibutuhkan oleh seseorang, khususnya nasabah untuk dapat menentukan nilai
suatu saham, yaitu :
•
Informasi utama yang dibutuhkan adalah data laporan keuangan dari
masing-masing emiten, sehingga dapat dianalisis berdasarkan hasil
rasio keuangannya.
•
Informasi pendukung adalah informasi atas kemungkinan peningkatan
atau penurunan kinerja laporan keuangan emiten di masa yang akan
datang yang didapatkan dari laporan riset ataupun hasil company visit,
apabila emiten belum di-cover oleh perusahaan sekuritas lainnya yang
ternama.
•
Informasi yang diperlukan, yang berasal dari internal perusahaan
adalah informasi mengenai nasabah (yang melingkupi pedoman
investasi yang diizinkan oleh nasabah) dan tema investasi yang telah
ditentukan oleh komite investasi. Informasi ini diperlukan untuk
menyesuaikan nilai saham dari faktor-faktor finansial dengan faktorfaktor kesesuaian.
Usulan untuk penyelesaian masalah untuk sistem seleksi saham-saham
untuk dimasukkan dalam portofolio nasabah pada PT. Prime Capital
424
Securities adalah dengan dirancangnya sebuah sistem pendukung keputusan
(Gambar 4.36).
Sistem pendukung keputusan untuk pemilihan saham adalah suatu
sistem yang mampu memberikan informasi analisa tingkat keuntungan saham
yang diharapkan investor yang terdapat dalam perusahaan.Untuk memperoleh
keuntungan investor harus memperhitungkan adanya resiko yang berkaitan
dengan kepemilikan saham.
Banyak para pengusaha dan investor merasa kebingungan untuk
menanamkan modalnya dalam bentuk saham dengan harapan mendapat
tingkat keuntungan, karena semakin banyaknya perusahaan yang mendaftar
sebagai perusahaan go public atau penawaran oleh masyarakat. Sistem
Pendukung Keputusan ini dapat memberikan keluaran penyelesain analisa
regresi pemilihan saham perusahaan yang memberikan tingkat keuntungan
tertinggi dengan memperhatikan resiko-resiko yang berpengaruh. Keluaran
tersebut akan diberikan dan digunakan investor dan pihak perusahaan.
Kelebihan Sistem Pendukung Keputusan ini dapat : (1). Dapat menghemat
waktu dalam pengambilan keputusan. (2). Dapat dengan mudah mengetahui
perkiraan tingkat keuntungan yang akan diberikan perusahaan. DSS (Decision
Support System) yang direkomendasikan akan memiliki komponen-komponen
sebagai berikut :
1. Subsistem manajemen data
Secara garis besar berisi komponen data yang menyimpan bobot
potensi, bobot kapitalisasi pasar, bobot perkembangan industri, bobot
425
penilaian, bobot likuiditas, bobot fundamental, bobot kesesuaian, tes
fundamental, penilaian.
2. Subsistem manajemen model
Secara
garis
besar
merupakan
komponen
model
yang
merepresentasikan kondisi nyata PT. Prime Capital Securities dalam
melakukan pengambilan keputusan untuk seleksi saham dalam
membangun portofolio dengan menggunakan pendekatan model AHP.
Menimbang banyaknya kriteria yang terlibat dan saling berhubungan
maka digunakan model AHP untuk multi kriteria.
3. Subsistem user interface
Merupakan komponen penghubung antara sistem dengan pengguna
dalam menggunakan SPK Seleksi Saham untuk membangun
Portofolio investasi nasabah pada PT. Prime Capital Securities.
Mencakup tatap muka view data, analisis keputusan dan simulasi
pembobotan.
Gambar 4.36 Arsitektur SPK Pemilihan Saham dalam Membangun Portofolio
Nasabah pada PT. Prime Capital Securities.
426
-
Fasilitas untuk admin
Admin sebagai pemegang system back-office dari sistem e-CRM yang
akan diusulkan, admin pada aplikasi e-CRM ini merupakan staff sales yang
diberikan peran yang berbeda menjadi 3 roles.
Admin mempunyai tugas yang berbeda-beda :
o Admin 1 memiliki tugas utama dalam mengurus private news, news,
reminder/event management dan polling.
o Admin 2 memiliki tugas utama dalam mengurus Complain, QnA,
Testimonial yang masuk dari nasabah dan mengelola FAQ.
o Admin 3 memiliki tugas utama dalam mengurus request-request yang
diajukan oleh nasabah, diantaranya menerima request tersebut,
mengajukan request tersebut kepada direksi dan melakukan update
status terhadap request tersebut, yaitu diterima atau ditolak.
4.7.1.1.1.4 Kebutuhan Data dan Informasi CRM pada PT Prime Capital Securities
Berikut merupakan analisis Matriks CRUD yang menggambarkan kebutuhan data dan informasi PT Prime Capital Securities.
Tabel 4.56 Kebutuhan Data dan Informasi CRM - Bagian 1 (PT Prime Capital Securities)
Fungsi Bisnis Mengirim Informasi Ke Teman Melakukan
Polling Memberikan
Pertanyaan Mengakses About Us Mengakses Berita Mengakses Berita Pribadi Mengakses Forum Melakukan Aktivasi Account Member R R C, R, U R R FAQ Message Message Comment Perubahan Referensi Withdrawal Pembukaan Rekening Testimonial Entitas Mengakses
FAQ Memberikan Complain Mengubah Profile Member R R R U R News R Private News R Reminder Polling C Polling Option C Polling Submit C Complain C Forum C, R QnA C Konfirmasi Transaksi Sales R R R Chatting Tell a Friend C About Us R Tabel 4.57 Kebutuhan Data dan Informasi CRM - Bagian 2 (PT Prime Capital Securities)
Fungsi Bisnis Entitas Mengirim Pesan Meminta Forgot Password Notification
Member Mengirim
Pesan Mengajukan Pembukaan Rekening Mengajukan Konfirmasi Transaksi Memberikan Testimonial Melakukan Chatting Mengajukan Perubahan Referensi Member R R R R R R R R FAQ Message C Mengajukan Withdrawal Message Comment C Perubahan Referensi C, U Withdrawal C Pembukaan Rekening C Testimonial C News Private News Reminder R Polling Polling Option Polling Submit Complain Forum QnA Konfirmasi Transaksi R Sales R Chatting C Tell a Friend About Us 429
4.7.1.1.1.5 Struktur Website Perancangan CRM pada PT Prime
Capital Securities
Berikut merupakan struktur website yang dirancang pada PT Prime Capital
Securities. Gambar 4.37, 4.38, 4.39, dan 4.40.
430
Gambar 4.37 Struktur Web Nasabah PT Prime Capital Securities
Gambar 4.38 Struktur Web Admin 1
431
Gambar 4.39 Struktur Web Admin 2
432
Send Message
Message
Show Message
Change Password
My Profile
Change Profile
Chatting
List User
Request
Withdrawal List
Index
Request
Perubahan
Referensi List
View User
Approval Withdrawal
View Withdrawal
Approval Perubahan
Referensi
View Perubahan
Referensi
Approval Pembukaan
Sub Rek KSEI
Request
Pembukaan Sub
Rek KSEI List
Request
Konfirmasi
Transaksi list
View Pembukaan Sub
Rek KSEI
Approval Konfirmasi
Transaksi
View Konfirmasi
Transaksi
Create Thread
Forum
Reply Posting
Log Out
Gambar 4.40 Struktur Web Admin 3
433
4.7.1.1.1.6 Use Case Diagram CRM pada PT Prime Capital
Securities
Berikut merupakan use case diagram yang dirancang pada PT Prime Capital
Securities. Gambar 4.41 dan 4.42.
Gambar 4.41 Use Case Diagram Sistem CRM Nasabah PT. Prime Capital
Securities
434
Gambar 4.42 Use Case Diagram Sistem CRM Admin PT Prime Capital Securities
435
4.7.1.1.1.7 Analisis FACTOR CRM pada PT Prime Capital
Securities
Berikut merupakan Analisis FACTOR untuk CRM pada PT Prime Capital
Securities.
• Functionality : Sistem dapat mengelola pertanyaan, komplain, testimonial,
request form dari para Member, menyediakan fasilitas chatting, message dan
forum untuk bertukar informasi, mempermudah admin dengan fitur
Reminder/Event Management, Private News, DSS (Decision Support System),
Approval Request Form dari member serta message dan chatting sebagai
sarana yang mempermudah interaksi dengan Member yang mendapat masalah
dengan fitur e- CRM.
• Application Domain : Member, Admin1, Admin2, Admin3.
• Condition : Database terkoneksi dengan program, komputer terkoneksi
dengan internet, komputer menggunakan browser Mozila Firefox versi 3.0.17
keatas.
• Technology: Dibuat dengan Framework .Net Framework 3.5, SQL Server
2005, dan Windows XP SP2 (Operating System) setara atau keatas, RAM
256MB.
• Object : Member, Polling, Polling Options, , Polling Submit, FAQ,
Konfirmasi
Transaksi,
Perubahan
Referensi,
Pembukaan
rekening,
Withdrawal, Private News, News, Reminder, Forum , Message, Message
436
Comment, Chatting, , QnA, , Complain, Testimonial, Sales, Abou Us, Tell a
Friend.
• Responsibility : sebagai web e-CRM yang menjadi solusi atas permasalahan
interaksi antara perusahaan dengan pelanggan, serta meningkatkan pelayanan
perusahaan dengan memberikan kemudahan kepada pelanggan.
4.7.1.1.1.8 Perkiraan Waktu Implementasi Aplikasi CRM
Berikut merupakan rencana waktu implementasi Aplikasi CRM pada PT
Prime Capital Securities, dengan pertimbangan perancangan dan pengembangan
aplikasi dilakukan secara sendiri oleh pihak internal PT Prime Capital Securities
(Gambar 4.43).
Gambar 4.43 Perkiraan Waktu Implementasi CRM
437
4.7.1.1.2 Mobile Trading
4.7.1.1.2.1 Peranan Mobile Trading di Industri Sekuritas
Industri jasa telepon selular termasuk industri yang pertumbuhannya sangat pesat
di wilayah Asia, khususnya di Indonesia. Walaupun ekonomi dilanda krisis, industri ini
tetap tumbuh dengan kecepatan yang mengagumkan. Banyaknya pemain baru yang
masuk ke dalam industri ini, ditambah persaingan dalam hal tarif semakin membuat
konsumen memiliki berbagai alternatif jasa selular. Perkembangan produk handset juga
semakin pesat, konsumen dimanja dengan fitur-fitur canggih, mengikuti trend teknologi
di luar negeri.
Perkembangan teknologi selular telah membuka satu peluang baru bagi
perusahaan sekuritas : mobile trading. Teknologi ini sebenarnya hanyalah perpanjangan
dari sistem remote trading yang telah menjadi keharusan untuk setiap perusahaan
sekuritas. Karena dengan sistem remote trading perantara transaksi antara pelanggan
dengan bursa saham yaitu para operator yang berlokasi di BEJ ditiadakan, maka dengan
sistem mobile trading para pelanggan boleh dikatakan bisa terhubung langsung dengan
BEJ setiap saat. Dengan perangkat telepon selular yang sederhana sekalipun, pelanggan
sudah bisa langsung bertransaksi tanpa peduli lokasinya. Order pun langsung diketikkan
di layar telepon dan transaksi pun terjadi.
438
4.7.1.1.2.2 Manfaat Mobile Trading
•
Biaya per transaksi yang rendah.
Dalam industri sekuritas, biaya per transaksinya cukup tinggi, sekitar Rp. 10.000.
Dengan mobile trading, biaya ini bisa ditekan menjadi sekitar Rp. 1.000 per
transaksi. Hal ini dimungkinkan karena tidak ada tenaga manusia yang menjadi
perantara transaksi seperti selama ini. Dalam mobile trading semua berjalan
otomatis tanpa perlu campur tangan manusia sama sekali, sehingga biaya
transaksi bisa ditekan, data ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
•
Tingkat kesalahan (error rate) yang rendah.
Karena tidak ada campur tangan manusia, maka kesalahan yang mungkin terjadi
menjadi sangat rendah. Masalah kesalahan dalam transaksi, misalnya kesalahan
input jumlah transaksi bisa menjadi fatal karena nilai transaksi dalam bursa
saham yang biasanya bernominal besar.
•
Customer based yang besar.
Jumlah pengguna telepon selular di Indonesia telah mencapai sekitar 180 juta
pengguna (80% penduduk Indonesia berdasarkan data Asosiasi Telepon
Seluler Indonesia (ATSI) pada bulan Juni tahun 2010, jauh lebih banyak
daripada pengguna telepon rumah (8,7 juta pelanggan, tahun 2010) dan
internet (25 juta pemakai tahun 2007), berdasarkan data dari Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
439
•
Pertumbuhan yang pesat.
Industri telepon selular sangat pesat sekali pertumbuhannya di Indonesia, sekitar
20% per tahun, sejak tahun 2005 sampai 2010, berdasarkan data Asosiasi
Telepon Seluler Indonesia (ATSI). Dengan angka ini maka penggunaan mobile
trading diharapkan juga akan menambah jumlah pelanggan sehingga menambah
pendapatan perusahaan.
4.7.1.1.2.3 Studi Kasus : Trimegah Sekuritas
Trimegah Sekuritas, salah satu perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia,
meluncurkan layanan barunya bekerjasama dengan Telkomsel yang bernama TriMobile.
Layanan baru ini memungkinkan para nasabah Trimegah untuk mendapatkan informasi
saham secara real-time melalui telepon selular. Untuk pengguna selular yang telah
tercatat sebagai nasabah, bisa mendapatkan layanan tambahan berupa kemampuan
bertransaksi saham.
Menurut Junadi Santoso, manajer produk Trimobile, untuk memanfaatkan
layanan ini para nasabah tidak perlu mengganti handset telepon selularnya karena
Trimobile berbasis SMS (Short Message Service) yang terdapat di semua jenis dan merek
telepon selular. Nasabah harus mendaftar terlebih dahulu, kemudian mendapatkan user
name dan password.
Gebrakan Trimegah terbilang berani dan menjadi pionir dalam mobile trading di
Indonesia, karena potensi pasar sesungguhnya dari mobile trading belum diketahui secara
jelas. Namun pihak Trimegah agaknya cukup yakin dengan adanya fitur ini akan
membuat mereka menjadi leader. Memang tingkat adopsi teknologi ini masih rendah,
440
tapi mengingat potensi pasar yang besar dan tingkat pertumbuhan industri selular yang
pesat, maka investasi ini agaknya bersifat jangka panjang dan strategis.
Dunia bisnis telah memasuki zona ekonomi digital yang serba cepat dan
mengandalkan sumber daya informasi secara global. Sistem pengiriman informasi
tradisional kini semakin jauh ditinggalkan. Selain lambat dan mahal dari sisi biaya,
cara-cara konvensional sangat bergantung pada interaksi sumber daya fisik secara
lokal sehingga tak lagi efisien.
Ekonomi digital secara alamiah membuat iklim kompetisi bisnis makin ketat.
Kebutuhan serta tuntutan para pelanggan terhadap kualitas suatu produk dan layanan
yang pada masa sebelumnya relatif sederhana - kini bukan hanya semakin meningkat
- melainkan juga bertambah kompleks dan canggih. Pada waktu bersamaan, para
pebisnis berhadapan dengan kompetitor yang terus mencoba mendongkrak
performanya dengan segala daya. Tujuannya tak lain merebut hati konsumen, yang
boleh jadi klien Anda, melalui penawaran aneka produk dan layanan bernilai tambah
tinggi.
441
4.7.1.1.2.4 Langkah-Langkah Penerapan Mobile Trading
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan penerapan mobile trading (Tabel 4.58):
Tabel 4.58 Langkah-Langkah Penerapan Mobile Trading
•
Langkah
Keterangan
Penentuan
Tahap awal yang terpenting adalah menentukan
sasaran bisnis
sasaran bisnis yang ingin dicapai dengan mobile
trading. Dalam hal ini dijabarkan dalam bentuk
ukuran
yang
ingin
dicapai
misalnya
tingkat
pertumbuhan pelanggan, tingkat pendapatan yang
ingin dicapai. Sasaran-sasaran ini didiskusikan antara
manajemen puncak dan setelah dicapai konsensus
dibuat dokumen yang di dalamnya mencakup sasaran
bisnis.
•
Pemilihan Vendor
Pilihan
Vendor
sangat
menentukan
proses
pengembangan aplikasi ini. Pemilihan penerapan
teknologi
dengan
menggunakan
pihak
ketiga,
mengingat teknologi yang dipakai haruslah yang
fleksibel agar bisa berkembang sesuai kebutuhan.
Alternatif teknologi yang tersedia telah banyak dan
infrastruktur
telekomunikasi
di
Indonesia
telah
menunjang, disarankan agar memilih teknologi untuk
pertama kali diterapkan dengan platform Black Berry
442
application yang lebih user friendly dan mudah dicustomize.
•
Testing
Di tahap ini divisi TI melakukan uji coba yang
melibatkan para pelanggan. Hasil dari uji coba dipakai
untuk meningkatkan kinerja sistem agar pada saat
implementasi masalah yang mungkin terjadi bisa
ditekan serendah mungkin. Di tahap ini juga divisi TI
mengintegrasikan sistem mobile trading dengan
sistem yang telah ada di perusahaan, bekerjasama
dengan para pengguna.
•
Implementasi
Di
tahap
inilah
sistem
diperkenalkan
dan
dikomunikasikan kepada para nasabah. Komunikasi
intensif dengan nasabah sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan umpan balik apabila terjadi masalah,
sehingga bisa cepat diatasi. Dokumentasi dalam
bentuk panduan bagi nasabah akan sangat membantu
nasabah dalam menggunakan sistem baru ini. Untuk
mempermudah implementasi perusahaan bisa memilih
sekelompok nasabah dengan kriteria tertentu sebagai
proyek
percontohan.
diluncurkan
untuk
Barulah
seluruh
setelah
nasabah
sukses
ataupun
masyarakat umum.
•
Pengukuran
Setelah sistem berjalan, dilakukan pengukuran untuk
443
menguji apakah mobile trading telah mencapai
sasaran bisnis yang telah ditentukan. Ini penting untuk
mendapatkan justifikasi atas proyek mobile trading
dan pengembangannya ke depan.
Mengawinkan teknologi informasi dan inovasi adalah jawaban tepat
menghadapi tantangan persaiangan yang makin ketat itu. Sebuah perusahaan yang
mengabaikan kehadiran teknologi informasi dan inovasi, sama artinya secara sengaja
membiarkan perusahaan tersebut terlempar keluar dari arena persaingan dan mati
terlindas roda kompetisi.
Sebaliknya, menguasai teknologi informasi dengan baik yang dibarengi
dengan inovasi yang konsisten, selain dapat meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap pelanggan yang pada akhirnya membawa perusahaan ke tataran lebih unggul
dari kompetitor, juga merupakan faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan. Tak
terbantahkan lagi, teknologi informasi dan inovasi salah satu tameng paling tangguh,
bukan saja dalam memenuhi ekpektasi para konsumen yang begitu cepat
berkembang, tapi juga untuk mengurai kepungan para pesaing.
Untuk itu dilakukan rekomendasi terhadap teknologi yang membantu dalam
persaingan bisnis seperti dibawah ini, penentuan tahapan implementasi berdasarkan
platform didasarkan pada jumlah pengguna aplikasi :
•
Tahap 1: B-Trading Mobile
Dengan aplikasi Black Berry Trading Mobile, nasabah dapat
melakukan perdagangan saham secara online melalui perangkat komunikasi
444
mobile. Aplikasi ini akan menjembatani nasabah dan broker untuk melakukan
perdagangan online secara cepat dan akurat. Selain itu B-Trading Mobile
menyediakan informasi saham dari bursa keuangan domestik dan regional
secara real time dan informasi keuangan lainnya seperti news. B-Trading
Mobile diperuntukan bagi pengguna Blackberry yang Jumlah pengguna
BlackBerry di Indonesia yang saat ini berkisar 300-400 ribu pelanggan,
diproyeksi akan menjadi yang terbanyak di seluruh dunia dalam waktu dekat.
Pertumbuhan ponsel Research in Motion (RIM) ini melesat hampir 500%
tahun 2010 lalu. Atas pertimbangan tersebut maka kami merekomendasikan
untuk menjadikan pengembanan Black Berry Application menjadi sasaran
utama dalam pengembangan aplikasi mobile trading release.1.0.
•
Tahap 2: Andriod - Trading Mobile
Adalah aplikasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
dan data real time pasar modal dan keuangan para pengguna dengan tingkat
mobilitas tinggi dengan platform android.
•
Tahap 3: Iphone - Trading Mobile
Adalah aplikasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
dan data real time pasar modal dan keuangan para pengguna dengan tingkat
mobilitas tinggi dengan platform Iphone.
•
Tahap 4: Mobile Trading berbasiskan Windows
Adalah aplikasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
dan data real time pasar modal dan keuangan para pengguna dengan tingkat
445
mobilitas tinggi dengan platform windows. Aplikasi ini dapat diinstalasi di
handphone (HP) dan PDA (personal digital assistants) yang berbasis sistem
operasi Symbian dan Windows CE. Aplikasi ini dapat dioperasikan dengan
koneksi GPRS dan WiFi.
Dengan aplikasi diatas maka para pengguna dapat memantau perkembangan
informasi dan harga saham di BEI di manapun berada selama tersedia layanan
telekomunikasi seluler.
Jumlah
Fitur
Tahap 1
B – Trading
Mobile
Tahap 2
Android –
Trading
Mobile
Tahap 3
I Phone –
Trading
Mobile
Tahap 4
Windows –
Trading
Mobile
Waktu
Gambar 4.44 Tahap Implementasi Aplikasi Mobile Trading based on platform
446
Tabel 4.59 Rencana Fitur Aplikasi mobile trading
Fitur
‐
Keterangan
Buy/sell form
Mengirimkan order beli/jual ke Bursa Efek
Indonesia.
‐
Viewer Order
Melihat status order yang telah dilakukan. Semua
Status
order saham yang dikirim ke broker Anda melalui
aplikasi B-Trading Mobile akan dicatat dan
statusnya akan ditampilkan di viewer ini. Anda
dapat melakukan proses Amend atau Cancel order
dari menu ini. Selain itu, Anda dapat mengirimkan
order baru atas kode saham yang Anda pilih di
Order Status ini.
‐
Trade List
Dengan Trade List, Anda dapat menampilkan
informasi tentang transaksi beli dan jual yang sudah
“done” untuk perdagangan hari ini.
‐
My Quote
Dengan
My
Quote,
Anda
bisa
memantau
perkembangan terkini masing-masing saham seperti
nilai Last, Bid, dan Offer.
‐
Most Active
Viewer ini memungkinkan Anda untuk melihat
saham yang paling aktif pada perdagangan hari ini.
informasi yang dilihat adalah untuk Bursa Efek
Indonesia (BEI). Anda dapat melihat informasi
447
berdasarkan
nilai
perdagangan
atau
frekuensi
perdagangan.
Format kode warna yang digunakan adalah:
o Hijau – harga saham meningkat
dibandingkan harga penutupan hari
sebelumnya.
o Merah – harga saham menurun
dibandingkan harga penutupan hari
sebelumnya.
o Hitam – harga saham sama dengan
harga penutupan hari sebelumnya
‐
Market
Summary
1. Indeks Harga Saham Gabungan
Bagian ini menunjukan indeks harga
saham gabungan (composite index) dan
perbedaan nilai/persentase antara indeks
harga saham gabungan hari ini dan hari
sebelumnya.
o Hijau menunjukan bahwa harga hari
ini lebih tinggi dari harga penutupan
hari sebelumnya.
o Merah menunjukan bahwa harga hari
ini lebih rendah dari harga penutupan
448
hari sebelumnya.
o Hitam menunjukan bahwa harga hari
ini sama dengan harga penutupan hari
sebelumnya.
2. Advancers/Decliners/Unchanged
Pada sesi ini ditampilkan jumlah saham
yang harganya mengalami kenaikan,
penurunan serta tetap (dibandingkan
dengan harga penutupan perdagangan
kemarin ).
3. Total Volume, Nilai Pasar dan Frekuensi
Transaksi
Bagian ini menunjukan ringkasan total volume pasar
(dalam jutaan lembar) total nilai pasar (dalam
milyaran Rupiah) serta total frekuensi transaksi dari
seluruh saham.dari seluruh saham.
‐
Currency
Currency
menampilkan
informasi
mata
uang:
USDIDR, AUDIDR, SGDIDR, USDEUR, USDJPY
dan lain-lain. Kolom Bid/Ask menampilkan nilai
penawaran beli dan jual yang terjadi saat ini.
‐
News
Viewer ini menampilkan berita, pengumuman dan
informasi
basis
teks
yang
didapatkan
dari
449
StockWatch News.
‐
Chart menampilkan grafik saham didalam aplikasi
Chart
ini. Untuk menampilkan grafik saham, user harus
memasukkan kode saham dan periode grafik.
Periode grafik yaitu 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun.
Status-status yang ada adalah : In Process, Open, Canceled, Rejected,
Fail, dan Expired. Di samping status order, viewer ini juga menampilkan
Remarks. Catatan (remark) dari suatu order adalah status sebelumnya dari
order tersebut. Contoh jika order mempunyai status “In Process” dan “
Accepted by Back Office” , ini berarti order tersebut telah diproses oleh server
broker Anda tetapi belum diproses oleh mesin perdagangan BEI. Order
tersebut sedang dalam proses.
Tabel 4.60 View Status Order untuk Aplikasi Mobile Trading
Status
In Process
Remark
Penjelasan
Accepted by back
Order sudah dikirim oleh Anda
office
dan diproses oleh Server broker
Anda tetapi order tersebut masih
dalam proses penerimaan oleh
mesin perdagangan di Bursa
Efek.
450
Order sudah diterima oleh mesin
Open
perdagangan di Bursa Efek.
Order tersebut menunggu
terjadinya transaksi jual atau beli
di pasar.
Open
Partially Done
Transaksi beli/jual sudah diproses
sebagian oleh mesin perdagangan
di Bursa Efek.
Sisa volume order yang belum
diproses akan terlihat di kolom
Lvs Vol di window Order Status.
Open
Amended
Order beli/jual yang telah
berhasil diubah
Open
Amend rejected by
Permintaan perubahan order
backoffice
beli/jual yang ditolak oleh Server
broker Anda
Open
Amend rejected by
Permintaan perubahan order
Exchange
beli/jual yang ditolak oleh mesin
perdagangan bursa efek.
Open
Cancel rejected by
Permintaan pembatalan order
backoffice
beli/jual yang ditolak oleh Server
broker Anda
451
Open
Cancel rejected by
Permintaan pembatalan order
Exchange
beli/jual yang ditolak oleh mesin
perdagangan Bursa Efek
Order beli/jual yang telah
Cancelled
berhasil dibatalkan
Cancelled
Partially Done
Order beli/jual sudah dibatalkan
sebagian oleh mesin perdagangan
di Bursa Efek.
Sisa volume order yang belum
diproses akan terlihat di kolom
Lvs Vol di window Order Status.
Rejected
Rejected by
Order sudah terkirim ke Server
backoffice
broker Anda tetapi kemudian
order tersebut ditolak.
Rejected
Rejected by
Order sudah terkirim ke mesin
Exchange
perdagangan Bursa Efek tetapi
kemudian order tersebut ditolak.
Masa berlakunya Order telah
Expired
terlewati.
Failure
Internal reject
Status ini dapat terjadi jika Anda
mengirimkan order pada saat
koneksi ke Bursa Efek sedang
452
terputus, atau dikirim di luar
waktu perdagangan.
Rekomendasi Implementasi Mobile Trading
Untuk mengimplementasikan mobile trading tersebut, PT Prime Capital
Securities membutuhkan solusi yang memungkin mereka untuk menggunakan
kembali (re-use) aplikasi yang sering dipakai dalam sebuah proses pelayanan
nasabah. Dengan pendekatan seperti ini, maka proses pengembangan aplikasi yang
terkait dengan peluncuran produk/layanan baru, bisa dipercepat secara signifikan.
Jika service sudah tersedia, tentunya Divisi TI PT Prime Capital Securities tidak perlu
menulis program yang sama ketika meluncurkan produk baru. Karena mereka bisa
menggunakan kembali dan menghubungkan layanan yang sudah tersedia saja.
Dengan pertimbangan tersebut, solusi terbaik yang dapat digunakan oleh PT Prime
Capital Securities adalah teknologi Service Oriented Architecture (SOA). Objektif
yang ingin dicapai dengan penerapan SOA pada PT Prime Capital Securities:
1. Mengurangi teknologi lock-in (portability), tidak terpaku pada satu teknologi
tertentu.
2. Penggunaan kembali aplikasi yang telah ada (reusability).
3. Mendukung penggunaan multi-platform.
4. Layanan sistem informasi yang disediakan dapat digunakan oleh aplikasi yang lain
(loosely coupled).
5. Bebas ketergantungan sistem operasi.
6. Bebas ketergantungan database server.
453
7. Bebas ketergantungan bahasa pemrograman.
8. Interkoneki dalam format yang telah disepakati.
Berikut merupakan langkah rencana dalam mengimplementasikan aplikasi
mobile trading:
1. Investigasi awal aplikasi
Investigasi awal (preliminary investigation):
•
Investigasi current sistem atau sistem yang digunakan saat ini beserta dengan
proses bisnis yang sedang dijalankan serta teknologi informasi yang
digunakan baik.
•
Melakukan inisiasi. Inisiasi adalah proses dalam melakukan ‘kick started’
yang harus dilakukan. Proses ini mencakup : menentukan objektif-objektif
yang harus dicapai serta prioritas-prioritas dalam integrasi data.
2. Investigasi awal services
Pada scenario kedua ini perusahaan akan mengeluarkan services yang ada
pada aplikasi-aplikasi yang terdapat pada PT Prime Capital Securities (core business
application), services tersebut dikeluarkan pada enterprise service bus.
Analisis layanan ini dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. Layanan-layanan harus dapat diakses melalui standar teknologi yang tersedia
pada lingkungan secara umum. Mekanisme-mekanisme yang digunakan harus
dapat diterima oleh standar-standar industri.
454
b. Layanan-layanan harus dapat didefinisikan ke dalam level abstraksi yang tinggi
yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas pada dunia nyata dan fungsi-fungsi
bisnis yang dapat dikenal sehingga kebutuhan-kebutuhan bisnis dan kemampuankemampuan teknikal dapat diselaraskan dengan tepat.
c. Layanan-layanan yang tersedia harus memiliki arti yang penuh atau mudah
dipahami.
d. Layanan-layanan harus loosely coupled.
e. Kumpulan layanan harus memiliki tipe dokumen yang sama, yaitu dokumen
XML. Hal ini untuk memfasilitasi pertukaran informasi diantara layanan-layanan
dan struktur serta semantik dari dokumen harus disepakati dan dapat dimengerti
dengan baik.
f. Layanan-layanan harus memberikan tugas-tugas yang spesifik dan menyediakan
antarmuka yang sederhana untuk mengakses atau menggunakan fungsionalitas
yang disediakan.
g. Layanan-layanan harus menyediakan informasi yang menjelaskan kemampuan
dan keterbatasan dari layanan yang disediakan. Informasi tersebut harus tersedia
pada repository.
3. Analisis services atau layanan aplikasi
Analisis aplikasi kini dilakukan untuk mengetahui kondisi infrastruktur dan
proses bisnis yang telah ada. Hasil analisis apikasi kini menentukan strategi yang
akan dilaksanakan untuk pengintegrasian aplikasi yang ada pada PT Prime Capital
Securities. Elemen terpenting dalam melakukan analisis layanan adalah untuk
455
menemukan layanan yang akan disediakan oleh masing-masing aplikasi tersebut dan
dapat dipergunakan oleh user dengan database yang terpusat.
Pada contoh Tabel 4.61 ini menunjukkan services yang dapat digunakan untuk
multiple channels sehingga memungkinkan reuseable services untuk menghindari
rendundansi. Services/Fitur yang terdapat pada perusahaan sekuritas dan akses dari
masing-masing Channels:
Tabel 4.61 Services pada Online Trading dan Mobile Trading
Transaction
Online
Trading
Mobile
Trading
√
√
√
√
√
√
ACCOUNTING
Chart of Accounts
Cash and Bank Reference
Currency
REPORTING
√
FINANCE
Client Payment
√
√
√
√
Client Trx
CLIENT REPORTING
√
CUSTODIAN
Stock Deposit
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Stock Withdraw
Stock Split
Stock Bonus
Stock Deviden
456
Stock Rights atau Warrant
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Stock Moving
Stock Information
SETTLEMENT
Client Settlement
Client Trx Schedule
CONTRACTING
Data Order
Data Trade
ADMINISTRATION INFO
Password Change
Update email Address
RISK MANAGEMENT
Data Order
Credit Control
SALES
Order Entry
Note: Fitur yang terdapat pada mobile trading tergantung pada kesiapan infrastruktur
ataupun kerjama dengan pihak operator telepon selular.
Analisis pengintegrasian aplikasi menggunakan SOA
SOA dan web services memberikan pendekatan-pendekatan mengintegrasikan
aplikasi pada sekuritas ,Pendekatan umum untuk menggunakan web service dalam
melakukan integrasi termasuk :
457
•
Legacy data-driven. Data yang lama dapat di-shared dengan mengembangkan
skema XML untuk legacy data, dan menggunakan SOAP sebagai format dari
data. Pendekatan ini secara sederhana dapat disebut sebagai integrasi pada
level data. Data dan informasi yang digunakan pada setiap aplikasi dianalisis
dan dirancang struktur data untuk diintegrasikan.
•
API/method-driven. Remote methods dan program API’s dapat digunakan
dengan mengubahnya menjadi web services. Melakukan restrukturisasi
terhadap metode-metode dan API dengan mengubah menjadi web services
agar dapat diakses oleh protokol umum oleh sistem atau aplikasi yang lain.
•
Contract-driven. Mendefinisikan kontrak untuk web services kemudian
menyediakan ‘pembungkus’ untuk aplikasi lama yang akan memetakan
interface yang telah dikontrak antara legacy data/messages/APIs.
Salah satu karakteristik sistem informasi keuangan sekuritas yang penting adalah
integrasi sistem, yaitu seluruh fungsi perusahaan menggunakan satu sistem aplikasi
atau kemampuannya untuk mengirimkan keluaran (output) ke sistem lain secara
otomatik. Sistem online atau sistem aplikasi sekuritas terintegrasi ini merupakan
trend sekuritas dewasa ini sehingga masing-masing bagian atau nasabah bisa secara
online berhubungan dengan pihak broker kapanpun dan dimanapun. Sistem online ini
memerlukan sistem jaringan komputer yang menghubungkan nasabah dengan
sekuritas dan pembuatan sub-subsistem aplikasi yang terintegrasi dengan
memperhitungkan keterkaitan fungsional antar-bagian di sekuritas tersebut dan
458
keterkaitannya dengan sistem eksternal, baik nasabah, lembaga keuangan lain
maupun sistem-sistem informasi eksternal lainnya.
4.7.1.1.2.5 Desain Layout Aplikasi Mobile Trading
Berikut merupakan desain layout untuk aplikasi Mobile Trading, untuk layout
kami menawarkan untuk mempunyai konsep seperti web, dimana ada header, footer,
menu dan content. Oleh karena itu kami mencoba menyusunnya seperti terlihat pada
gambar di bawah ini (Gambar 4.45):
Gambar 4.45 Desain Layout Aplikasi Mobile Trading
4.7.1.1.2.6 Perkiraan Waktu Implementasi Mobile Trading
Berikut merupakan rencana waktu implementasi Aplikasi mobile trading
tahap pertama pada PT Prime Capital Securities, dengan pertimbangan perancangan
dan pengembangan aplikasi dilakukan oleh pihak ketiga (Outsource) (Gambar 4.46).
459
Gambar 4.46 Perkiraan Perkiraan Waktu Implementasi Mobile Trading
4.7.1.2 Portofolio Masa Depan
Portofolio aplikasi masa depan merupakan penjabaran dari aplikasi yang akan
digunakaan dimasa yang akan datang,untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan
oleh perusahaan dalam mendukung kegiatan bisnis perusahaan.Selain itu, portofolio
juga digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi kebutuhan perusahaan terhadap
perangkat teknologi informasi dimasa mendatang.
Gambar 4.47 Portofolio Masa Depan
460
Berikut akan dijelaskan satu – persatu aplikasi yang potensial dan
direkomendasi dalam menunjang strategi serta proses bisnis perusahaan pada masa
yang akan datang. Dari portofolio berjalan bisa dilihat bahwa PT Prime Capital
Securities belum memiliki aplikasi yang bersifat strategic ataupun high potential.
Selama ini fungsi SI / TI memang hanya terbatas pada kegiatan operasional seharihari saja. Ini juga dipengaruhi oleh sikap manajemen terhadap SI / TI, yang belum
melihat peluang pemanfaatan SI / TI untuk menghasilkan keunggulan kompetitif
yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
Untuk lebih mendayagunakan SI / TI dalam perusahaan, PT Prime Capital
Securities
sebaiknya mempunyai aplikasi yang bersifat strategic. Walaupun
resikonya dianggap terlalu besar, dapat dimasukkan ke dalam kuadran high potential
terlebih dahulu, setelah diketahui jika manfaatnya jelas maka dapat dipindahkan ke
dalam kuadran strategic dan diimplementasikan.
Berdasarkan matriks aplikasi portofolio McFarlan, untuk aplikasi yang
bersifat strategic dan high potential akan menjadi kebutuhan jangka panjang.
Sedangkan untuk aplikasi yang bersifat key operational dan support akan menjadi
kebutuhan jangka pendek. Tabel berikut menunjukkan klasifikasi aplikasi yang
dibutuhkan berikut perannya (apakah strategic, high potential, key operational, atau
support)
461
Tabel 4.62 Klasifikasi Aplikasi yang Dibutuhkan
Aplikasi yang dibutuhkan
Klasifikasi
Jangka Pendek/Panjang
E-CRM
Strategic
Jangka Panjang
Mobile Trading
High Potential
Jangka Panjang
Tabel 4.63 Tabel Spesifikasi Perangkat Lunak Aplikasi yang Diusulkan
Aplikasi
Fungsi
Platform
Departemen
(Owner)
CRM
Web Based
sistem informasi yang
(Improvement
terintegrasi yang digunakan
Prime Online)
untuk merencanakan,
Sales
menjadwalkan, dan
mengendalikan aktifitas-aktifitas
prapenjualan dan pasca
penjualan dalam sebuah
organisasi
Mobile Trading
Mobile
Mengetahui keterangan terhadap
Application
informasi pasar serta melakukan
(Black berry,
Android,
Iphone,
Windows)
transaksi efek melalui mobile
device.
IT
462
Uraian Rinci Rekomendasi Portofolio Aplikasi Masa Depan :
•
Support
Aplikasi yang bersifat penunjang dalam kegiatan bisnis PT Prime Capital
Securities antara lain Aplikasi Internal Reporting, selain dari package application
Microsoft Office 2000 dan Office XP yang berguna untuk kegiatan administrasi
misalnya pembuatan laporan baik harian dan bulanan untuk kepentingan internal
ataupun pelaporan kepada BEI.
•
Key Operational
Aplikasi jenis ini sangat vital dalam bisnis perusahaan dan apabila terjadi
kegagalan atau kerusakan maka otomatis kegiatan bisnis akan terhenti dan jika ini
terjadi untuk jangka waktu panjang maka akan mendatangkan kerugian bagi
perusahaan. Contoh aplikasi ini adalah IQ+ (informasi pasar saham BEJ), BOFIS
untuk pencatatan transaksi, FOFIS untuk front office, dan prime online.
•
High Potential
Aplikasi yang tergolong high potential masih dalam tahap evaluasi, karena
sifatnya yang beresiko tinggi dan manfaat bisnis yang belum dikaji secara
mendalam. Teknologi ini memudahkan investor dalam melakukan transaksi
ataupun mendapatkan informasi tanpa batasan waktu atau tempat. Didukung oleh
pertumbuhan pengguna telepon selular baik GSM ataupun CDMA, potensi
pasarnya cukup besar. Pilihan teknologi piranti lunak maupun keras beragam, dan
infrastruktur komunikasi selular di Indonesia sudah siap untuk teknologi ini.
463
Bahkan beberapa perusahaan sekuritas sudah menerapkan teknologi ini
bekerjasama dengan perusahaan yang khusus menyediakan jasa teknologi
informasi terutama yang menyangkut industri keuangan. Untuk menerapkan
teknologi ini perusahaan bisa menggunakan pola outsourcing ke perusahaan
penyedia jasa.
•
Strategic
Aplikasi strategic menjadi rekomendasi utama karena menunjang strategi bisnis
perusahaan. Sesuai sasaran bisnis dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan
dan peningkatan jumlah investor, teknologi CRM sangat membantu. CRM
termasuk di dalamnya karena sifat industri sekuritas yang sangat mengandalkan
hubungan pribadi dan jejaring dalam proses pemasaran dan penjualan. Aplikasi
CRM yang mencatat data investor dan semua histori transaksinya bisa membantu
divisi pemasaran dan penjualan dalam merancang produk atau layanan baru.
4.7.1.3 Prioritas Implementasi Sistem Informasi
Pertimbangan prioritas implementasi sistem informasi pada PT Prime Capital
Securities ditentukan berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada manajer TI PT
Prime Capital Securities (Lihat pada Tabel 4.65 dan Gambar 4.68), kriteria penentuan
implementasi ini didasarkan pada tujuan strategis yang terdapat pada balanced
scorecard perusahaan.
464
Tabel 4.64 Penentuan Prioritas Implementasi Sistem Informasi
Tujuan Strategis
E-CRM
Mobile Trading
Meningkatkan penjualan.
4
4
Meningkatkan profitabilitas.
4
4
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
4
4
Menambah jumlah nasabah.
4
4
Meningkatkan loyalitas.
4
3
Meningkatkan komunikasi dan koordinasi
4
3
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas.
4
3
Meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis.
3
4
Meningkatkan kualitas proses bisnis.
4
4
Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
4
4
4
3
antar pihak yang terkait.
karyawan.
Meningkatkan produktifitas dan kreatifitas
karyawan.
Keterangan :
•
4 = Sangat Berpengaruh
•
3 = Berpengaruh
•
2 = Cukup Berpengaruh
•
1 = Kurang Berpengaruh
465
Gambar 4.48 Penentuan Prioritas Implementasi Sistem Informasi
Berdasarkan pengolahan kuesioner tersebut, maka prioritas implementasi
sistem informasi saat ini adalah E-CRM, dan implementasi dari masing-masing
sistem informasi pada PT Prime Capital Securities akan dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama adalah pengembangan Sistem CRM Terpadu. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah arus informasi perusahaan kepada
pelanggan dan juga mempererat hubungan dengan pelanggan. Pengembangan ini
dapat dilakukan selama 13 bulan.
Pada tahun pertama juga dilakukan perekrutan staf DBA (Database
Administrator) diperkirakan dibutuhkan waktu 2 bulan, sejak melakukan publikasi
job vacancy sampai dengan proses recruitment (tes tertulis, psikotes, dan
wawancara). Pembelian hardware komputer, serta pengembangan jaringan. Pada
tahun pertama lebih diutamakan segala requirement untuk pengembangan aplikasi
pada tahap selanjutnya.
466
Pada tahun ke dua(2), implementasi berikutnya adalah Mobile Trading untuk
mendukung aktivitas dalam suplai bahan baku. Perusahaan ini bersifat manufaktur,
karena suplai merupakan salah satu faktor utama dalam kegiatan produksi. Kami
asumsikan akan selesai dalam setengah tahun. Berikut juga kami menyertakan
perkiraan biaya implementasi sistem mobile trading dan CRM (Tabel 4.65 dan 4.66).
Tabel 4.65 Perkiraan Biaya Implementasi Mobile Trading
Jenis Biaya
Estimasi Biaya (Rp.)
Hardware (Perangkat mobile device)*
15.000.000
Software* :
200.000.000
- Black Berry Application
- Android Application
-Iphone Application
- Windows Application
Included:
Jasa provider GSM
Promosi :
- Sosialisasi kepada Nasabah
(website prime online dan brosur)
-
30.000.000
Program training (dilakukan free kepada
nasabah)
Total
245.000.000
*Sumber: PT Limas, 2011
Tabel 4.66 Perkiraan Biaya Implementasi CRM
Jenis Biaya
Estimasi Biaya (Rp.)
Jasa Konsultan *
80.000.000
Promosi :
20.000.000
- Sosialisasi kepada Nasabah
(website prime online dan brosur)
-
Program training (dilakukan free kepada
nasabah)
Total
100.000.000
*Sumber: Micro Piranti, 2010
4.7.1.4 Rencana Implementasi dan Perkiraan Biaya Implementasi
Berikut merupakan gambar rencana implementasi strategi bisnis SI, Strategi Manajemen SI/TI, dan strategi TI.
Gambar 4.49 Rencana implementasi strategi bisnis SI, Strategi Manajemen SI/TI, dan strategi TI
Dan pada Gambar 4.50 menunjukkan tahap implementasi sistem informasi PT. Prime Capital Securities.
Gambar 4.50 Tahap Implementasi CRM dan Mobile Trading
469
4.7.2. Rekomendasi Strategi Manajemen SI / TI
Adalah strategi yang menjamin konsistensi kebijakan yang diambil oleh pihak
manajemen yang berkaitan dengan sistem dan teknologi informasi yang akan
diimplementasi oleh perusahaan. Kebijakan tersebut merupakan investasi perusahaan
dan kebijakan yang akan berkaitan dengan sumber daya manusia yang berkaitan
dengan sistem informasi perusahaan.
Rekomendasi strategi manajemen SI / TI adalah sentralisasi. Semua kebijakan
yang berhubungan dengan SI / TI diputuskan oleh departemen TI dengan persetujuan
manajemen. Strategi ini dipilih karena ukuran perusahaan yang relatif masih kecil dan
jumlah staf TI yang sedikit. Adapun kelemahan sistem sentralisasi dan rekomendasi
untuk mengatasinya adalah (Tabel 4.67):
Tabel 4.67 Masalah TI pada PT Prime Capital Securities
Departemen TI
Kondisis Saat Ini
Rekomendasi
-
Menyesuaikan sistem
Sistem yang ada sudah
baru dengan sistem
cukup terintegrasi
yang ada
Kurangnya inovasi
(Orientasi Masa Depan)
V
Melakukan analisa SI / TI
eksternal untuk melihat
peluang
470
Organisasi SI
V
Menerapkan konsep IAM
Pemeliharaan yang
Biaya yang dikeluarkan
-
menghabiskan banyak
relatif stabil dari tahun
berdasarkan spesialisasi
teknis, bukan kebutuhan
pengguna
sumber daya
ke tahun
Belum adanya
V
perencanaan strategi
Melakukan perencanaan
strategi sistem informasi
sistem informasi
dan melibatkan manajemen
dalam perencanaan strategi
SI/TI
Pengguna
Kondisis Saat Ini
Rekomendasi
471
Fokus jangka pendek,
Selama ini pengguna
Melibatkan pengguna untuk
munculnya sistem yang
kurang terlibat dalam
terlibat dalam
keputusan TI
pengembangan sistem
tidak kompatibel
informasi.
Perlu meningkatkan:
‐
Komunikasi dengan
pengguna.
‐
Kerjasama dengan
pengguna.
Sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan
kepuasan pengguna.
Kurangnya keahlian
Sistem yang ada belum
cukup mudah
digunakan
Oleh itu masih perlu
ditingkatkan lagi hubungan
komunikasi dengan
pengguna agar terjalin
dengan baik, tingkat
kerjasama antara divisi TI
dan penguna dalam
pembuatan aplikasi,
472
kemampuan pengguna
dalam memahami aplikasi
dan kesiapan mental untuk
menggunakan aplikasi dan
kepuasan pengguna
terhadap aplikasi.
Sumber: Hasil Wawancara dan Analisis IT Balanced Scorecard
4.7.2.1 Manajemen Aset Informasi
Kita tahu bahwa manajemen aset informasi merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi perusahaan sekuritas. Terkait dengan manajemen asset informasi ada
yang sudah dilakukan dengan benar dan ada beberapa proses yang belum dilakukan
ataupun belum dilakukan sesuai dengan prosedur, berikut merupakan evaluasi dan
rekomendasi terkait hal ini (Tabel 4.68).
Tabel 4.68 Kegiatan Manajemen Aset Informasi pada PT Prime Capital Securities
Aktivitas
Tugas
Kegiatan
PT Prime Capital
Securities
Administrasi
Data
Identifikasi
dan klasifikasi
Status
Rekomendasi
Belum
1 Staf khusus
ada
473
informasi,
•
penyusunan
prosedur dan
Perencanaan
informasi.
•
Identifikasi
petunjuk
kebutuhan
untuk
informasi bisnis.
mengidentifik
•
Penentuan
asi dan
standar dan
mendefinisika
prosedur.
n informasi.
•
Mengelola model
informasi
korporat.
•
Koordinasi
penyelesaian
masalah yang
berhubungan
dengan
informasi.
•
Komunikasi
dengan bisnis.
1 staf khusus,
Administrasi
kamus data
Pengelompoka
n dan
Belum
ada
merangkap
untuk
474
penggolongan
•
informasi.
Menjadi sumber
administrasi
utama informasi
data
dalam
perusahaan.
•
Seleksi dan
implementasi
piranti lunak
untuk kamus
data.
•
Penyusunan isi
kamus data.
•
Penyusunan
prosedur
penggunaan
kamus data.
•
Administrasi
basis data
Melaksanakan
Sudah
Perancangan
tugas perancangan,
ada (Oleh
basis data
implementasi, dan
TI)
untuk
pemeliharaan basis
merekam dan
data.
memelihara
•
Membuat standar
475
data,
teknis, prosedur
pembuatan
dan petunjuk untuk
prosedur dan
pemasukan,
kendali untuk
perubahan, dan
penggunaan
akses data.
data.
•
Seleksi dan
evaluasi piranti
lunak basis data.
•
Pemantauan dan
pengendalian basis
data.
•
Menjaga integritas
basis data.
•
Pemeliharaan basis
data secara berkala.
•
Bekerjasama
dengan bagian
administrasi data
dan kamus data.
•
Mengikuti
perkembangan
teknologi basis
476
data.
•
Sudah
Dibuat
Formulasi,
ada, tapi
prosedur
Akses
Penyediaan
Informasi
layanan
implementasi,
belum
formal dan
pendukung,
dan pemantauan
ada
dokumentasi
piranti lunak
kebijakan dan
prosedur
dan keras
prosedur yang
formal
yang
berhubungan
memungkinka
dengan
n pengguna
kepemilikan,
untuk
tanggung jawab,
mencari,
keamanan dan
mengakses
hak akses.
dan
•
Mempromosikan
memanipulasi
manfaat
informasi
manajemen
informasi,
berbagi
informasi, dan
penghargaan
akan nilai
informasi.
477
•
Memastikan agar
informasi yang
berkualitas
tersedia dan bisa
diakses baik itu
dari basis data
maupun
informasi dari
luar.
•
Menyediakan
alat dan teknik
bagi para
pengguna untuk
mengakses
informasi.
Selain melakukan kegiatan manajemen aset informasi diperlukan juga
kegiatan perencanaan manajemen pengetahuan based on information yang ada saat
ini, meliputi proses store and gathering knowledge
dengan memanfaatkan
information warehouse yang di organize dari core application perusahaan (Aplikasi
S21), sedangkan knowledge perusahaan dapat di retrieve melalui aplikasi online
trading, mobile trading, dan DSS (Module CRM). Pengetahuan yang diperoleh dari
478
aktivitas operasional perusahaan, yang diharapkan dapat memberikan value bagi PT
Prime Capital Securities, baik untuk mendukung analisis dan pembuatan keputusan
strategis perusahaan (DSS and internal reporting with intelegent search and text
mining) (Gambar 4.51).
Sales
IT
Accounting &
Finance
Custody &
Settlement
Knowledge
Compliance
Pesanan &
Perdagangan
Value to
Enterprise
Score Card
Document
Information Warehouse
DSS Module
(CRM)
Data Mining
Organize
Internal Reporting
Online Trading
Mobile Trading
Operational System (S21)
Gambar 4.51 High Level Knowledge Management Diagram
479
4.7.2.2 Rekomendasi Kualifikasi Personal SI/TI
Keberhasilan pengembangan sistem dan teknologi informasi di perusahaan
tergantung dari kualitas personil divisi IT yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena
adanya penambahan fungsi baru pada divisi IT. Berikut ini direkomendasikan untuk
kualifikasi staf baru yang harus dimiliki oleh divisi IT, yaitu :
•
Database Administrator
Bertanggung jawab terhadap pengelolaan database, konfigurasi
hardware
dan
software,
administrasi
Security.
Seorang
Database
Administrator bertanggung jawab atas aspek-aspek dalam lingkungan
database yakni recorability, integrity, security, availability, performance,
development, dan testing support.
Database Administrator Requirement
- Pria atau wanita maksimal 30 tahun
- Lulusan SI ilmu komputer dengan IPK minimal 2,75
- Menguasai bahasa SQL
- Menguasai operasional database secara umum
- Berpengalaman bekerja dengan MYSQL
PT Prime Capital Securities memerlukan tambahan staff Database
Administrator agar dapat membantu proses pengelolaan database, mengingat
saat ini PT Prime Capital Securities hanya memiliki 1 orang staff data and
application
yang
berperan
untuk
mengelola
data
dan
informasi,
mengembangkan aplikasi, dan juga berinteraksi dengan pihak ketiga (vendor
480
aplikasi). Oleh karena itu diperlukan peran baru, yaitu Database
Administrator yang berfokus dalam pengelolaan data perusahaan. Sedangkan
bagian data and application hanya berfokus pada pengembangan aplikasi, dan
juga berinteraksi dengan pihak ketiga (vendor aplikasi).
4.7.2.3 Strategi Manajemen Perubahan
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah
yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”.
Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance
to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena
adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan,
khususnya dalam hal implementasi sistem baru.
Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk
yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya
mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga
tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas para karyawan yang terdapat
didalam organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat,
tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Berikut merupakan strategi
manajemen perusabahan dan cara mengatasi resistensi sistem pada PT Prime Capital
Securities.
481
Tabel 4.69 Strategi Manajemen Perubahan PT Prime Capital Securities
Implementasi Sistem CRM dan Mobile Trading
Keterangan
Change Management
Strategy
Implementasi Change
1. Leading Change
Acceleration Project
Pertama dan terpenting, otentik, kepemimpinan yang
(CAP) untuk mengelola
dilakukan sepanjang durasi inisiatif sangat penting bagi
perubahan-perubahan
keberhasilan. Dari perspektif manajemen proyek, ada
yang terjadi dalam
risiko kegagalan yang cukup besar jika organisasi
implementasi CRM dan
merasakan kurangnya komitmen kepemimpinan inisiatif.
mobile trading.
Dalam kasus ini diperlukan dukungan dari Direktur PT
Prime Capital Securities terkait dengan implementasi
sistem CRM dan mobile trading.
2. Membuat Kebutuhan Bersama
Kebutuhan akan perubahan harus lebih besar daripada
perlawanan - inersia dalam organisasi untuk
mempertahankan status quo. Harus ada alasan kuat untuk
berubah, yang menyentuh tidak hanya untuk tim
kepemimpinan, tetapi yang akan menarik bagi semua
pemangku kepentingan. Hal ini dilakukan dengan
melibatkan karyawan dan pengguna sistem pada tahap user
482
requirment gathering (Tahap analisis dan design)
3. Memobilisasi Komitmen
Setelah memiliki dukungan kepemimpinan, logika
mendorong untuk perubahan, dan visi yang jelas tentang
masa depan, perusahaan memiliki bahan yang diperlukan
untuk rollout inisiatif tersebut. Perusahaan sekarang mulai
menjalankan strategi pengaruh untuk membangun
momentum. PT Prime Capital Securities akan
memanfaatkan "pengadopsi awal," untuk pilot proyek
dimana perusahaan diharapkan menghadapi resistensi yang
rendah dan dapat belajar dari kesalahan yang terjadi.
4. Proses monitoring
Hal ini penting untuk merencanakan untuk mengukur
kemajuan inisiatif perubahan perusahaan. Perusahaan perlu
mengatur benchmark. Demikian pula harus ada
pertanggungjawaban atas kurangnya kemajuan atas
perubahan tersebut. Proses monitoring ini akan dilakukan
berdasarkan time frame yang ditetapkan pada PT Prime
Capital Securities.
483
5. Mengubah Sistem dan Struktur
Setiap bisnis memiliki sistem dan struktur yang
mendasari:. menyewa (outsource), sistem IT, pelatihan dan
pengembangan, alokasi sumber daya, desain organisasi,
Sistem ini dirancang untuk mendukung keadaan bisnis saat
ini. Dalam rangka untuk membuat perubahan permanen
perusahaan harus secara sistematis mengidentifikasi
bagaimana sistem ini mempengaruhi perilaku perusahaan,
mencoba untuk mengubah, dan memodifikasi mereka
secara tepat.
Perubahan sistem ini akan mengubah rules dari 2
Departemen:
‐
Marketing (Sistem CRM)
‐
TI (sistem CRM dan mobile trading)
Penetapan SOP untuk
BPR ini menyebabkan perubahan total dari cara kerja &
menjalankan perubahan
kebiasaan para pengguna sistem sehingga membutuhkan
sesuai dengan
SOP baru yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
standarisasi dan juga
(requirements) yang dibutuhkan oleh sistem CRM.
terkait dengan
Dengan adanya SOP yang benar diharapkan akan
perubahan job
meningkatkan acceptance user dan menjadi vehicle untuk
description.
menjalankan change management, sehingga meningkatkan
484
kemungkinan kesuksesan implementasi sistem CRM
ataupun mobile trading.
Persyaratan-persyaratan tersebut antara lain: harus mampu
mengkoordinasi semua pengguna sistem yang berada di
lokasi yang berbeda, harus mampu mengamankan
informasi yang rahasia kepada pengguna yang tidak
memiliki otoritas terhadap informasi tersebut, dan harus
mampu menyajikan laporan yang efektif secara online
dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar yang selalu
berubah. Beberapa isu sangat penting yang harus diatur
secara detail dalam SOP pada sistem antara lain integrated
data based & security access serta resulting control.
Pendekatan dengan
Tanpa komunikasi yang baik, maka informasi tidak akan
user sebelum penerapan dapat disampaikan dan disebarluaskan ke pihak lain yang
sistem melalui
berkepentingan. Komunikasi harus selalu terjaga baik di
presentasi-presentasi
dalam internal tim untuk mengurangi resistensi sebelum
untuk menunjukkan
sistem diterapkan pada perusahaan. Resistensi dapat
kelebihan-kelebihan
dikurangi dengan menunjukan kelebihan dari sistem CRM
implementasi sistem
dan mobile trading didandingkan dengan situasi dan
tersebut.
kondisi saat ini (sebelum implementasi sistem).
485
Tabel 4.70 Teknis Mengatasi Penolakan Terhadap Perubahan Sistem
Teknis Mengatasi Penolakan Terhadap Perubahan
Langkah-langkah
1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan
untuk
secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat,
meminimalisir
dari diadakannya perubahan kepada semua pihak.
resistensi terhadap
Komunikasikan
perubahan
Ceramah, diskusi, laporan, dan presentasi.
dalam
berbagai
macam
bentuk.
2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil
keputusan. Pimpinan PT Prime Capital Securities
hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator.
Biarkan
anggota
organisasi
yang
mengambil
keputusan.
3. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah
melakukan
negosiasi
menentang perubahan.
dengan
pihak-pihak
yang
486
4.8. Rekomendasi Strategi TI
4.8.1. Standar Teknologi
Standar teknologi merupakan standar dari teknologi yang digunakan
oleh PT Prime Capital Securities saat ini.
•
PC Pentium IV ke atas dengan hard disk minimum 160 GB
•
Sistem operasi Windows XP Professional untuk komputer client, Windows
2003 Server untuk komputer server.
•
Menggunakan perangkat keras untuk server buatan HP (Hewlett Packard).
•
Router / switch Cisco, jika tidak memungkinkan, pilih merek yang cukup
dikenal.
•
APC untuk catu daya cadangan, jika tidak memungkinkan, pilih merek yang
cukup dikenal.
4.8.2. Kebijakan Penyediaan Sumber Daya TI
Pola outsourcing untuk aplikasi dari mobile trading dinilai lebih cocok untuk
PT Prime Capital Securities karena implementasi yang cepat dan kualitas sistem yang
terjamin. Selama ini perusahaan telah menerapkan sistem outsourcing untuk semua
aplikasi core business yang digunakan, sehingga menghemat waktu pengembangan
dan
mempermudah
pemeliharaan.
Sedangkan
untuk
aplikasi
CRM
akan
dikembangkan secara sendiri mengingat aplikasi ini merupakan pengembangan dari
PrimeOnline.co.id, untuk mengembangkan website ini agar menjadi lebih dinamis,
487
sehingga tidak diperlukan dukungan sumber daya TI, mengingat sumber daya TI saat
ini sudah memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk rekomendasi aplikasi mobile trading misalnya, PT Prime Capital
Securities bisa memilih penyedia teknologi yang ada di Indonesia, yaitu PT. Limas.
Dengan pola ini implementasi akan cepat dan hasilnya bisa langsung terlihat. Resiko
kegagalan relatif kecil karena perusahaan tidak perlu melakukan investasi peralatan
lagi, cukup membayar biaya berlangganan saja.
Berikut merupakan perencanaan teknologi informasi dari PT Prime Capital
Securities yang akan dilaksanakan dalam short term dan long term, disesuaikan
dengan kebutuhan teknologi berdasarkan kebutuhan sistem informasi ataupun
kebutuhan bisnis perusahaan (Tabel 4.71).
Tabel 4.71 Perencanaan Teknologi PT Prime Capital Securities
Technology Forecast PT Prime Capital Securities
Forecast Area
Office
Short Term ( s/d 12 bulan)
Long Term (1 s/d 3 tahun)
No Additional
Windows 7
(based on request)
Automation
Suite
Desktop PC
No Additional
Conduct vendor fly off in
early 2014, based on updated
application and performance
requirement
488
Desktop
No Additional
Conduct vendor fly off in
early 2014, based on updated
Monitor
application and performance
requirement
Persistent
No Additional
Estimation additional 200 GB
(from 500 GB)
Storage
(based on updated application
and performance
requirement)
Mobile Device
Black Berry Gemini, Samsung
Conduct vendor fly off in
Galaxy Mini (Android), Motorola
early 2014, based on updated
ES 400 (Windows Mobile 6.5),
application and performance
Iphone
requirement
(1 unit / brands for IT)
Notebook
HP ProBook 4421s (2 unit for
sales)
Conduct vendor fly off in
early 2014, based on
requirement
Printer
No Additional
Conduct vendor fly off in
early 2014, based on
requirement
489
4.8.3 Rekomendasi Pendukung Infrastruktur TI
Didalam sebuah jaringan perusahaan, harus diperhatikan juga aspek - aspek
pendukung untuk jaringan tersebut, khususnya pada keamanan data yang tersimpan
didalamnya. Pembatasan pengaksesan dengan cara pemberian otorisasi kepada siapa
saja yang menggunakan atau berhak mengakses data tertentu. Pembatasan tersebut
biasanya disesuaikan dengan keperluan dan tingkatan mereka, sangat diusulkan
untuk diterapkan dalam menjamin keamanan dan kerahasiaan data perusahaan. Selain
itu data – data yang sangat penting tersebut harus di Backup dan harus di Recovery.
Backup adalah proses membuat duplikasi file atau database dan informasi
ditempat yang terpisah, sedangkan Recovery adalah proses untuk meng-install ulang
database yang telah dibetulkan dari kesalahan atau kerusakan ataupun kehilangan
data yang tak terduga. Dengan banyaknya data dan informasi yang bersifat kritis bagi
perusahaan, maka perusahaan diusulkan untuk melakukan backup data dilakukan
setiap hari, yang berfungsi sebagai cadangan atau pelindung bila data yang asli
mengalami kerusakan atau terserang virus. Karena saat ini backup data hanya
dilakukan 1 bulan sekali.
490
4.9
Gap Analysis
Berikut merupakan gap analysis yang mungkin timbul dari penerapan sistem
informasi CRM dan mobile trading pada PT Prime Capital Securities (Tabel 4.72).
Tabel 4.72 Gap Analysis Keadaan Saat Ini Dengan Keadaan yang Diinginkan
Kebutuhan
Kebutuhan
Aplikasi
Bisnis
Keadaan Saat Ini
Keadaan yang Diinginkan
CRM dan
Kemudahan
Banyak kondisi-
Tersedianya sistem,
mobile
pengembangan
kondisi
infrastruktur, dan database
trading
fitur baru.
infrastruktur, sistem yang memiliki tingkat
dan database yang
fleksibitas dan
kurang mendukung
kustomisabiltas
kemudahan
yang tinggi untuk
pengembangan.
mendukung kebutuhan
bisnis yang dinamis.
Pengembangan
Waktu, SDM, dan
Optimumnya jumlah sumber
fitur dengan
biaya yang cukup
daya yang dibutuhkan dalam
sumber daya
banyak
pengembangan/implementasi
yang lebih
dibutuhkan dalam
fitur baru.
optimal.
pengembangan fitur
disebabkan
kompleksnya proses
491
kustomisasi.
Sistem /
Sistem /
Kemudahan kustomisasi
infrastruktur
infrastruktur yang
sistem / infrastruktur unutk
yang
ada sekarang
memenuhi kebutuhan bisnis.
mendukung
masih memiliki
secara penuh
tingkat fleksibitas
strategi jangka
dan
pendek dan
kustomisabilitas
jangka panjang.
yang rendah.
Download