KAFFAH-lah, Insya Allah Kita Bahagia Sebagai muslim, kita wajib masuk ke dalam Islam (memahami dan menjalankan) secara kaffah (total, menyeluruh), yakni dengan pemahaman masuk ke dalam segala syariat dan hukum Islam secara keseluruhan, bukan hanya menjalankan sebagian dan mengambil selain syariat Islam untuk sebagian lainnya. Allah SWT telah mengatur segenap kehidupan kita untuk mencapai surga di dalam Al Quran dan Sunnah Nabi kita, Rasulullah SAW, sebagaimana Allah berkalam, “Wahai orang-orang yang beriman masuklah kamu kepada Islam secara menyeluruh. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (QS Al Baqarah 2: 208) Dari terjemahan surat di atas, jelaslah dipahami bahwa seorang muslim dituntut masuk ke dalam Islam secara menyeluruh. Merupakan sebuah kerugian, apabila yang dilakukan adalah langkah-langkah syaithan, yang sudah jelas bahwa syaithan adalah musuh yang nyata bagi seorang muslim. Tidak ada lagi keraguan terhadap Islam, ikuti semuanya secara kaffah, sebagaimana Allah kalamkan dalam QS Al Baqarah 2:85, “…Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab (Taurat) serta mengingkari sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat nanti mereka akan dilemparkan pada siksa yang amat keras.” “(Al-Qur`an itu) membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS Al-Maa'idah 5:48). Yang dimaksud batu ujian (muhaiminan) artinya adalah penghapus (nasikhan) bagi syariat-syariat sebelumnya. Dengan demikian, mempertahankan sedikit saja dari syariat-syariat sebelumnya yang tidak diakui Islam, berarti mengikuti langkah-langkah syaithan. Hal tersebut di atas diperkuat dalam kalam Allah, “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Quran) dan agama yang benar, untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS At-Taubah 9: 33) Lalu, bagaimana sikap seorang mu'min yang menginginkan bahagia dalam kehidupan dunia akhiratnya? Bukankah kita menginginkan kebahagiaan? Seorang muslim kaffah adalah pribadi yang menjalankan tugasnya sebagai khalifah, artinya tidak mengasingkan diri atau acuh terhadap urusan umat, melainkan peduli terhadap umat, dengan tetap menjadikan akhirat sebagai tujuannya (ultimate goal) sebagaimana kalam Allah SWT, “Dan carilah pada apa yang telah dikaruniakan Allah kepadamu (berupa kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi…” (QS Al-Qashshash 28 : 77). Untuk dapat meraih keduanya (dunia dan akhirat) seorang muslim menjadi ulil albab, yaitu individu yang berakal, yang menggabungkan potensi pikir dan zikir. SHAD NETWORK insya Allah menjadi dapat washilah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat, sebagaimana visi-misinya, dengan berdasarkan Al Quran dan hadits, kita raih kesuksesan akhirat dan dunia. Kaffah-lah,insya Allah kita bahagia. Diposting oleh admin Kami, 16 Juni 2016 01:06:10 Rubrik : Motivasi - dibaca : 266 Kali Printed @ 25-10-2017 07:10 From https://www.shadnetwork.com/web/ Page 1 Of 1