PENGARUH INTENSITAS MELAKSANAKAN SHOLAT SUNAH DAN PUASA SUNAH TERHADAP KESALEHAN SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: AHMAD ADENAN NIM: 111 08 079 JURUSAN TARBIYAH PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA TAHUN 2012 0 1 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang betanda tangan dibawah ini: Nama : Ahmad Adenan NIM : 11108079 Jurusan : Tarbiyah Progam studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. 2 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] MOTTO ÇÌÏÈ Zw qä«ó¡ tB çm÷Ytã tb %x. y7 Í́¯»s9'ré& ‘@ ä. yŠ#xsàÿø9$#ur uŽ|Ç t7ø9$#ur yì ôJ ¡ 9$# b̈ Î) 4íO ù=Ïæ ¾ÏmÎ/ y7 s9 }§ øŠs9 $tB ß# ø)s? Ÿw ur Artinya : dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS, Al-Isra’ :36) PERSEMBAHAN: Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku Bapak H. Abu hasim dan Ibu Hj.Mumtadi’ah (Alm) tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan keiklasan. Kalian adalah pahlawan bagiku dan orang nomor satu di dunia ini. 2. Untuk kakakku tercinta Munadhiroh dan Ali Zabidi berserta keluarga besar tercintaku 3. Romo KH. Mahfud Ridwan lc dan Keluarga besar pondok pesantren Edi Mancoro 4. Sahabat-sahabati santri yang menjadi teman hidup di pondok pesantren Edi Mancoro yang sedikit banyak memberikan pengalaman berproses dalam berorganisasi 5. Mafthikah Ari Yulianti yang selalu memberikan motivasi Dan dukungan penuh dalam menyelesaikan skripsi ini 6. Semua teman-teman PAI C Senasib seperjuangan dan PAI angkatan 2008 yang telah memberikan warna kehidupan dalam belajar di kampus 3 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] ABSTRAK AHMAD ADENAN (NIM: 11108079). :Pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri pondok pesantren edi mancoro desa. Gedangan kec. Tuntang kab. Semarang tahun 2012: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga tahun 2012. Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh M.Si Kata kunci: sholat sunah, puasa sunah dan kesalehan sosial Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1).Bagaimanakah intensitas melaksanakan sholat sunah Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 2). Bagaimanakah intensitas melaksanakan puasa sunah Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.3.) Bagaimanakah kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 4). Adakah pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 5). Adakah pengaruh intensitas melaksanakan puasa sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.6). Adakah pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah(x1) dan puasa sunah (x2) terhadap kesalehan social (y) Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan angket. Subyek penelitian sebanyak 55 responden, menggunakan teknik populasi, sampel. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X1,X2 dan data Y. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik dan regresi. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh antara intensitas melaksanakan sholat sunah, puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri. Hal itu di buktikan dengan hasil penghitungan stastisik pada taraf signifikasi 5% menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 27,639 > 3,17 4 KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected] KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun 2012 “. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis megucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra.Siti Asdiqoh, M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 5 4. Bapak K.H. Mahfud Ridwan Lc. selaku pengasuh dan Muhammad Hanif S.S selaku ketua yayasan pondok pesantren Edi mancoro yang telah memberikan ijin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai. 5. Kedua orang tuaku, adik-adikku, semua saudaraku serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabati seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Semua pihak yang terkait dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik materiil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini. Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdo’a semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Wassalamu’alaikum Wr Wb. 6 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ......................................................................... 00 LEMBAR LOGO ................................................................................ 0 HALAMAN JUDUL ........................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. iii DEKLARASI ......................................................................................... . iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... v ABSTRAK............................................................................................ vi KATA PENGANTAR ...................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................ viii DAFTAR TABEL ................................................................................ xi DAFTAR BAGAN........................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7 D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 8 E. Manfaat Penelitian ................................................................... 8 F. Defisi Operasional ..................................................................... 9 G. Metode Penelitian ..................................................................... 12 H. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Sholat sunah ............................................................................. 19 1. Makna sholat ..................................................................... 19 7 2. Rukun sholat ....................................................................... 21 3. Hal-hal yang membatalkan sholat ........................................ 23 4. Pengertian sholat sunah ...................................................... 24 5. Macam-macam sholat 6. Hikmah sholat ....................................................... 25 .................................................................. 30 B. Puasa sunah ............................................................................. 28 1. Makna puasa ...................................................................... 35 2. Rukun puasa ..................................................................... 37 3. Hal-hal yang membatalkan puasa ......................................... 38 4. Tujuan puasa ....................................................................... 39 5. Manfa’at puasa ................................................................... 40 6. Pengertian puasa sunah ....................................................... 42 7. Macam-macam puasa sunah ................................................ 43 C. Kesalehan sosial ........................................................................ 31 1. Hakikat kesalehan sosial ...................................................... 47 2. Bentuk-Bentuk kesalehan .................................................... 49 3. Manifiestasi kesalehan sosial ............................................... 51 D. Pengaruh sholat sunah dan puasa sunah Terhadap kesalehan sosial santri .............................................................................. 52 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi dansubjek penelitian ........................... 55 1. Letak Geografis Ponpes Edi Mancoro ................................. 55 2. Sejarah berdirinya Ponpes Edi Mancoro 3. Sarana dan fasilitas pesantren 4. Keadaan ustadz dan santri 5. Struktur organisasi Ponpes Edi Mancoro ............................. 62 6. Pelaksanaan pendidikan dipesantren ................................... 63 B. Penyajian Data ........................... 56 ........................................... 59 ................................................ 60 ..................................................................... 68 8 1. Nama Responden ........................................................... 68 2. Data hasil angket Intensitas sholat sunah, puasa sunah Dan kesalehan Sosial Santri .......................................................... 71 BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel) ..................................... 84 B. Pengujian Hipotesis ................................................................. 90 C. Pembahasan hasil uji hipotesis ................................................... 100 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 102 B. Saran ....................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN 9 DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Daftar jumlah santri pondok pesantren Edi Mancoro 2. Tabel 2 Daftar ustadz dan ustadzah pondok pesantren Edi Mancoro 3. Tabel 3 Kurikulum pondok pesantren Edi Mancoro 4. Tabel 4 Daftar nama responden santri pondok pesantren Edi Mancoro 5. Tabel 5 Jawaban Angket dan skor tentang intensitas sholat sunah di pondok pesantren Edi Mancoro 6. Tabel 6 Jawaban Angket dan skor Tentang Intensitas melaksanakan puasa sunah santri ponpes Edi Mancoro 7. Tabel 7 Jawaban Angket dan skor Tentang kesalehan sosial santri ponpes Edi Mancoro 8. Tabel 8 Rekapitulasi sholat sunah santri 9. Tabel 9 Rekapitulasi puasa sunah santri 10. Tabel 10 Rekapitulasi kesalehan sosial santri 11. Tabel 11 kerja kooefesien pengaruh antara sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri 12. Tabel 12 Ringkasan statistik antara sholat sunah dan kesalehan sosial 13. Tabel 13 Ringkasan statistik antara puasa sunah dan kesalehan sosial 14. Tabel 14 Ringkasan statistik antara sholat sunah dan puasa sunah 10 DAFTAR BAGAN 1. Bagan 1 Struktur Ponpes Edimancoro…………………………. 41 11 DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Pustaka. 2. Daftar Riwayat Hidup. 3. Angket. 4. Surat keterangan melakukan penelitian 5. Lembar konsultasi pembimbing. 6. Laporan SKK. 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur berbagai perkara yang mengandung kebaikan dan kemaslahatan bagi penganutnya. Diantaranya islam mengajarkan ikhwal sunah-sunah fitrah yakni amalanamalan atau prilaku-prilaku yang menjadi kebiasaan Nabi. Setiap ibadah yang diperintahkan atau dianjurkan di dalam ajaran Islam pasti memiliki kegunaan dan manfaat bukan hanya terhadap diri sendiri melainkan juga terhadap lingkungan sosialnya. Lalu dari prilaku ibadah yang benar muncul apa yang disebut “rahmat” bagi seru sekalian alam. Karenanya seorang muslim yang benar-benar mengamalkan ajaran agamanya akan muncul sebagai pelita dalam kegelapan, penyejuk dalam kepenatan iklim sosial yang menggerahkan, dan sebagai juru damai dalam hiruk pikuknya perbagai perebutan kepentingan. ÇÊÌÈ ×ŽÎ7yz îLìÎ=tã ©! $# b̈ Î)4öN ä3 9s)ø?r&«! $# y‰ YÏã ö/ä3 tBtò2 r&b̈ Î)4( Dengan firman Allah “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu” (Q.S.Al-Hujurât:13) (Depag, 2007: 517) Dewasa ini seluruh umat dunia sedang dilanda kegoncangan yang luar biasa akibat proses globalisasi yang bersifat mendunia. Sehingga masyarakat sudah banyak berpaling dari urusan akhirat menuju urusan dunia yang fana’, 13 seperti meninggalkan sunah-sunah rasul yaitu sholat sunah dan puasa sunah, dan lainnya. Demikian apa yang terjadi adalah manusia lebih mengutamakan kepentingan dunia dari pada akhirat. Perkembangan zaman yang pesat menjadi pengaruh besar terhadap prilaku masyarakat indonesia yaitu lebih mementingkan kehidupan duniawi dari pada ukhrowi, salah satunya perkembangan teknologi, misalnya handphone, televisi, internet dan sebagainya yang menimbulkan masyarakat terhipnotis dan akhirnya lupa akan kebutuhan akhirat, oleh karena itu kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi secara benar dan profesional tanpa meninggalkan hal yang berkaitan dengan agama yang menghubungkan kita dengan tuhan dan posisi kita sebagai mahluk sosial. (Darajat.1996:133) Sholat merupakan cara pembinaan teratur dan normal yang diberikan dalam dosis ringan dan dalam jarak waktu pendek setiap hari maka “puasa” merupakan pembinaan dalam dosis berat, selama satu bulan dan dalam jangka waktu yang panjang, yaitu setiap tahun. Karena itu antara sholat dan puasa mempunyai hubungan yang sangat erat masing-masing saling menunjang dalam mendidik dan membina nilai-nilai luhur manusia. ( Musbikin,2004:7) Rangkaian ibadah ritual tersebut yang diwajibkan kepada umat Islam seperti sholat dan puasa, merupakan ibadah spiritual yang semestinya ketika diamalkan akan membuat pelakunya memperoleh kesalehan individu sekaligus kesalehan sosial, artinya ketika rangkaian ibadah tersebut dilaksanakan dan dipahami secara kontekstual oleh setiap individu muslim, maka tidak hanya berdampak bagi yang bersangkutan tetapi akan memiliki 14 dampak sosial yang positif bagi kehidupan masyarakat disekitarnya. Karena selain memperoleh pahala sebagaimana Allah janjikan, didalam rangkaian ibadah tersebut juga terkandung pesan moral luar biasa yang ketika diaplikasikan didalam kehidupan sehari-hari dapat membawa manusia pada derajat kemuliaan yang tinggi, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai wakil Allah di muka bumi (khalifatullah fil ardhi). Namun kenyataan, tidak semua orang memperhatikan kualitas sholat dan puasa mereka sehingga tidak aneh apabila ada orang yang rajin melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah tetapi memiliki kesalehan sosial yang rendah atau tidak baik, sebaliknya ada orang yang jarang melaksanakan amalan-amalan sunah seperti puasa dan sholat justru memiliki sikap dan perilaku sosial yang baik. Maka yang menjadi pertanyaan apakah sholat dan puasa mereka sudah bagus dan berkualitas. (Ali, 1997: 273) Untuk mengetahui seberapa jauh intensitas sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul: PENGARUH INTENSITAS MELAKSANAKAN SHOLAT SUNAH DAN PUASA SUNAH TERHADAP KESALEHAN SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG 15 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah intensitas melaksanakan sholat sunah Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang? 2. Bagaimanakah intensitas melaksanakan puasa sunah Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang? 3. Bagaimanakah kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang? 4. Adakah pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang ? 5. Adakah pengaruh intensitas melaksanakan puasa sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang? 6. Adakah pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang? C. Tujuan Penelitian Sebagai konsekuensi logis dari permasalahan pokok maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui intensitas melaksanakan sholat sunah Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 2. Untuk mengetahui intensitas melaksanakan puasa sunah Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 16 3. Untuk mengetahui kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 4. Untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 5. Untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan puasa sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 6. Untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus di uji kebenarannya dengan jalan riset (Kartono,1990:78). Dari pengertian hipotesis tersebut, maka saya (penulis) merumuskan hipotesis sebagai berikut: 1) Ada pengaruh yang signifikan antara sholat sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012; 2) Ada pengaruh yang signifikan antara puasa sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012; 3) Ada pengaruh yang signifikan antara sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012. 17 E. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengasuh dan para pengurus dalam mengasuh, membimbing dan mengajar santri, dengan memberikan teladan serta mengajak santri senantiasa meningkatkan ibadah, agar tercipta tingkat kesalehan sosial yang baik. 2. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi berlangsungan pendidikan di masyarakat pesantren, khususnya bagi pendidikan ahlak dan kesalehan sosial serta memperkaya ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan islam. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul, maka perlu diberikan penjelasan istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. 1. Intensitas sholat sunah Intensitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti keadaan, tingkatan, kuatnya, hebatnya, bergeloranya dan sebagainya” (Depdiknas, 2002 : 438) Sholat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah) adalah salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik 18 dan benar serta penuh ke ikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari Allah SWT yang begitu indah. (Rifa’i, 1993: 34) Jadi yang dimaksud dengan sholat sunah adalah sholat selain yang diwajibkan (fardhu) seperti sholat rawatib, dhuha, tahajud dan lain-lain. Untuk mengukur intensitas sholat sunah santri, maka ditentukan indikator sebagai berikut: a. Aktif melaksanakan sholat dhuha b. Aktif melaksanakan sholat rawatib c. Aktif melaksanakan sholat hajat d. Aktif melaksanakan sholat tahajjud e. Aktif melaksanakan sholat witir f. Aktif melaksanakan sholat idul fitri dan idul adha 2. Intensitas puasa sunah Intensitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “ keadaan, tingkatan), intensinya (kuatnya, hebatnya, bergeloranya dan sebagainya” (Depdiknas, 2002 : 438) Puasa sunnah sebagaimana yang kita ketahui, adalah puasa yang dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut “dianjurkan” karena orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan tidak ada dosa jika tidak dikerjakan. (Qardahawi, 1998:18) Jadi yang dimaksud puasa sunah adalah puasa yang tidak wajibkan. Seperti puasa pada hari senin dan kamis, arafah, rajab, 6 (enam) hari di bulan syawal dan lain-lain. 19 Untuk mengukur intensitas puasa sunah santri, maka ditentukan indikator sebagai berikut: a. Aktif melaksanakan puasa pada hari senin dan kamis b. Aktif melaksanakan puasa arafah c. Aktif melaksanakan Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal d. Aktif melaksanakan puasa bulan sya’ban 3. Kesalehan sosial Kesalehan berarti ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah; kesungguhan menunaikan ajaran agamanya tercermin pada sikap hidupnya (Depdiknas, 2007: 984) kesalehan atau ketaatan pada Allah dapat melalui dengan ibadah wajib, sunah, amal shodaqoh dan akhlak yang baik. Sosial artinya berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya kumunikasi dalam usaha menunjang pembangunan (Depdiknas, 2007:1085 ) Pengertian kesalehan sosial peneliti dapatkan dari uraian KH. Mustafa Bisri (pertemuan kiai se-Jawa Tengah di Pondok Pesantren Edi Mancoro 21, Mei 2011) yang menyebutkan bahwa kesalehan sosial adalah perilaku orang-orang yang sangat peduli dengan nilai-nilai islami, yang bersifat sosial, suka memikirkan dan santun kepada orang lain, suka menolong, dan seterusnya. (Yasin, 2010: 15) Jadi yang dimaksud kesalehan sosial adalah perilaku manusia yang mencerminkan sifat sosial, peduli dengan kebutuhan orang lain dalam kehidupan tanpa meninggalkan hablumminaallah. 20 Untuk mengukur kesalehan sosial santri, maka ditentukan indikator sebagai berikut: a. Sikap toleransi antar sesama b. Suka tolong menolong antar sesama c. Sopan kepada orang lain d. Berderma, baik lapang maupun susah e. Taat terhadap aturan dalam masyarakat G. Metode penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan penelitian Pendekatan ini melakukan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional, untuk mengetahui hubungan setiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi untukmengetahui besarnya pengaruh antar variabel. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Maret 2012 sampai dengan Juni 2012. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 1998:109). 21 Berdasarkan pendapat diatas, populasi adalah seluruh Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang, dalam wilayah penelitian yang nantinya akan menjadi obyek penelitian. Adapun jumlah seluruh Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang adalah 55 orang, dengan rincian santri putra berjumlah 25 dan santri putri 30. b. Sampel Menurut suharsimi arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di selidiki (suharsimi,1999:109) Penulis akan melakukan penelitian dilapangan, dalam menentukan sampel sesuai dengan pendapat suharsimi arikunto, bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan petunjuk tersebut, dalam penelitian ini saya (penulis) mengambil sampel 55 orang, dengan rincian santri putra berjumlah 25 dan santri putri 30. Karena populasi santri Pondok Pesantren Edi Mancoro berjumlah kurang dari 100, maka diambil semua. Jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini baik mengenai intensitas mahasiswa melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah kesalehan sosial, maka penulis menggunakan metode – motede pengumpulan data sebagai berikut : 22 a. Metode Angket Angket adalah “sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan pribadi atau hal – hal yang diketahui” (Arikunto, 1993:128). Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang intensitas santri melaksanakan sholat sunah, puasa sunah dan kesalehan sosial. b. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang – barang tertulis (Arikunto, 1993:149). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data – data tentang keadaan pondok pesantren Edi Mancoro dan santri dalam penelitian ini. 5. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat atau fasilitas yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 1998:135). Instrumen penelitian ini berupa butir- butir pertanyaan dalam angket yang disesuaikan untuk mengetahui intensitas melaksanakan sholat sunah, puasa sunah dan kesalehan sosial, angket dirancang 30 pertanyaan ditujukan kepada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 23 6. Tehnik Analisis Data Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh melaksanakan shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri. Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan rumus: P= F ´100% N Keterangan: P : Angka presentase F : Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya N : jumlah siswa atau siswi 100% : Bilangan Konstan Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan shalat sunah terhadap kesalehan sosial dan pengaruh intensitas melaksanakan puasa sunah terhadap kesalehan sosial adalah menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh antara intensitas melaksanakan shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri digunakan rumus regresi ganda, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel dependent atau variabel terikat yaitu variabel pertama dan variabel kedua yakni intensitas shalat sunah (X1), puasa sunah (X2) Sementara variabel ketiga kesalehan sosial (Y) merupakan variabel independent atau variabel bebas. 24 Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010: 255) memberikan teknik analisis melalui rumus : a) Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut: ∙∑ 1 −(∑ 1 )(∑ ) rx1 y = ∑ 1 2−(∑ 1)2 ∑ 2−(∑ )2 Keterangan: r = Angka indek Korelasi “r” Product Moment x1y N = Number of Cases ∑ X1Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y ∑ X1 = Jumlah seluruh skor X1 ∑Y = Jumlah seluruh Y b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut: rx2y = N∙∑ x2 y−(∑ x2 )(∑ y) N ∑ x2 2−(∑ x2)2 N ∑ y2 −(∑ y)2 Keterangan: r x2y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N = Number of Cases ∑ X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y ∑ X2 = Jumlah seluruh skor X1 ∑Y = Jumlah seluruh Y c) Mencari korelasi X1 dan X2 rx1x2 = d) ∙∑ 2 2−(∑ 1)(∑ 2) ∑ 12 −(∑ 1 )2 ∑ 22 −(∑ 2)2 Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel dengan rumus sebagai berikut : Rx1x2y = r2x1 y+r2 x2y−2rx1y.rx2 y.rx1x2 1−r2 x1 x2 Keterangan : 25 Ryx1x2 = Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y r x1y = Korelasi antara rx1y x2y = Korelasi antara rx2y x1x2 = Korelasi antara rx1x2 r r Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa. Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh nilai Ha (hipotesis alternative) dikonsultasikan pada tabel pada taraf 5%. Apabila nilai Ho diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Ha maka hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis dapat ditolak. H. Sistematika penulisan Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini meliputi Bab I pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian hipotesis penelitian, metodologi penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Bab II landasan teori berisi tentang teori-teori yang membahas sholat sunah, puasa sunah, kesalehan sosial, dan pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial. Bab III laporan hasil penelitian berisi tentang profil dari pondok pesantren Edi Mancoro, pemaparan data sholat sunah, puasa sunah dan pemaparan data kesalehan sosial. Bab IV Analisis Hasil penelitian berisi tentang analisis data dan interpretasi data hasil penelitian. Bab V penutup, berisi tentang kesimpulan kritik dan saran. 26 BAB II LANDASAN TEORI A. Sholat 1. Pengertian Sholat Sholat secara bahasa adalah do’a, sedangkan secara agama adalah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan tindakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. (Abdurrahman, 2006:55) Jadi sholat merupakan aktivitas yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dan didalamnya terdapat rukun tertentu dan setiap perpindahan rukun terdapat baca’an do’a. 2. Dalil Sholat Mengenai dalil kewajiban melaksanakan sholat, Allah Swt berfirman : ÇÊÉÌÈ $Y?qè%öqB̈ $Y7»tFÏ. šú üÏZÏB÷sßJ ø9$# ’n?tã ôM tR%x. no4qn=¢Á 9$# b̈ Î)4 Artinya :”sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman.”(Q.S. AnNisa:103) (Depag, 2007:95) Allah Swt juga berirman: ÇÍÎÈ 33Ìs3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$#ÇÆ tã 4‘ sS ÷Zs? no4qn=¢Á 9$#žc Î)(no4qn=¢Á 9$# ãÉO Ï%r&ur Artinya:”dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. (Q.S. Al-Ankabut:45) (Depag, 2007: 401) 27 3. Syarat Sah Sholat Syarat syah sholat adalah suatu perkara yang harus dipenuhi sebelum melakukan sholat. Ada delapan syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan melaksanakan sholat agar sholatnya syah, adapun syarat syah sholat adalah sebagai berikut: a. Beragama islam b. Tamyis (berakal dan balgh) c. Menutup aurat. d. Menghadap kiblat e. Mengetahui masuknya waktu sholat f. Suci dari hadas, baik kecil maupun besar g. Suci dari najis, baik badan, pakaian maupun tempat sholat h. Mengetahui tatacara sholat. Maksudnya mengerti dan bisa membedakan mana rukun dan sunah sholat. Sholat seseorang akan menjadi syah apabila sudah memenuhi delapan syarat syah tersebut. 4. Rukun Sholat Rukun adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggal dan apabila ditinggalkan, maka ibadahnya tidah syah. Rukun sholat ada lima belas. Hitungan ini menggunakan thoma’ninah (tenang) yang dalam empat kondisi (pada waktu ruku, iktidal, sujud dan duduk diantara dua sujud) menjadi satu rukun, karena satu jenis. Jadi jika keempat thoma’ninah itu 28 tidak dijadikan satu, maka jumlah rukun sholat ada delapan belas. Berikut adalah rukun sholat itu: a. Niat b. Takbiratul ikhram c. Membarengkan niat dengan takbir d. Berdiri bagi orang yang mampu e. Membaca surat Al-fatihah f. Ruku’ g. Iktidal h. Sujud i. Duduk diantara dua sujud j. Thuma’ninah k. Tasyahud akhir l. Membaca shalawat kepada nabi m. Salam yang pertama n. Duduk untuk tiga rukun yang terakhir o. Tertib Dalam bukunya Abdurrahman, 2006:72 rukun tersebut adalah untuk menyempurnakan sholat, sehingga wajib hukumnya untuk melakukannya dalam sholat. Orang yang tidak melaksanakan salah satu rukun tersebut maka sholatnya tidak syah atau batal. 29 5. Hal-Hal Yang Membatalkan Sholat Hal-hal yang membatalkan sholat adalah suatu perkara yang apabila dilakukan dapat menyebabkan sholat seseorang itu batal. Adapun hal-hal yang membatalkan sholat adalah sebagai berikut: a. Meniggalkan salah satu rukun atau sengaja memutuskan rukun sebelum sempurna, umpamanya melakukan iktidal sebelum sempurna ruku’ b. Meninggalkan salah satu syarat c. Sengaja berbicara dengan kata-kata yang bisa ditujukan kepada manusia, sekalipun kata-kata tersebut bersangkutan dengan sholat, kecuali jika lupa. d. Banyak bergerak, seperti bergerak tiga langkah atau memukul tiga kali. e. Makan dan minum, keadaan itu sangat berlawanan dengan keadaan sholat. (Sulaiman, 2008:100) Jadi, apabila orang yang sedang sholat tersebut melakukan salah satu dari beberapa hal diatas maka sholatnya batal. 6. Pengertian sholat sunah Sholat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah) adalah salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik dan benar serta penuh ke ikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari Allah SWT yang begitu indah. 30 Dalam hadist Nabi Saw. ِﻟَﻢْ ﯾَﻜُﻦْ اَﻟﻨﱠﺒِﻲُ ﺻَﻠَّﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﯿْﺊٍ ﻣِﻦَ اْﻟﻨَﻮَاﻓِﻞِ اَﺳَﺪﱠ ﻣِﻨْﮫُ ﺗَﻌَﺎھُﺪًاﻋَﻠﻰَ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦ ( اْﻟﻔَﺠْﺮِ )رواه اﻟﺒﺨﺎرى Artinya :”Tidaklah, Nabi SAW. Menjaga sesuatu dari sholat- sholat sunah lebih daripada penjagaan beliu terhadap raka’atal fajr”. (H.R. Bukhari:1163)(Abdurrahman, 2006: 26) Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni: · Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witr dan salat thawaf. · Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana). jadi sholat tersebut ada waktunya tersendiri dan secara tiba-tiba. 7. Macam – macam sholat sunah Secara umum ibadah itu di bagi menjadi dua, begitu juga dengan sholat. Sholat dibagi menjadi dua macam yaitu wajib dan sunah. Dalam hal ini penulis akan menjelaskan macam-macam sholat sunah (Darajat, 87: 1195). Adapun macam-macam sholat sunah tersebut adalah: a. Sholat dhuha Shalat Dhuha adalah Salat Sunah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu Duha. 31 ٍ ﺑِﺼِﯿَﺎمِ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔِ اَﯾﱠﺎمٍ ﻣِﻦْ ﻛُﻞﱢ ﺷَﮭْﺮ:ٍاوْ ﺻَﺎنِ ﺧَﻠِﯿْﻠِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢَ ﺑِﺜَﻠَﺎث )رواه اﻟﺒﺤﺎرى و ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ اﺑﻰ.ُوَ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ اَﻟﻀﱡﺤَﻰ وَاَنَ اُوْﺗِﺮَ ﻗَﺒْﻞِ اَنْ أَﻧَﻢ (ھﺮﯾﺮه Artinya: “Kekasihku Saw. Telah berwasiat kepadaku dengan tiga perkara: puasa tiga hari pada setiap bulan, sholat dhuha dua raka’at dan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) (Abdurrahman, 2006:56) Waktu duha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Pada raka’at pertama membaca surat asyamsu raka’at kedua membaca surat Adl-dhuha .(Nur Sahid, 2006:82) jadi kalau melihat dengan waktu jam yaitu mulai dari jam tujuh sampai dengan sebelas lebih tiga puluh. b. Sholat Rawatib Sunah rawatib adalah: shalat yang dilakukan sebelum atau setelah shalat fardhu. Banyaknya sholat rawatib ada sepuluh raka’at, yaitu dalam Sabda Nabi Saw: ،ِ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ ﻗَﺒْﻞَ اَﻟﻀﱡﮭْﺮ:ٍﺣَﻔِﻀْﺖُ ﻣِﻦَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢَ ﻋَﺸَﺮَ رَﻛَﻌَﺎت ْ وَ رَﻛْﻌِﺘَﯿْﻦِ ﺑَﻌْﺪ اﻟْﻌِﺸَﺎءِ ﻓِﻰ،ِ وَ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ ﺑَﻌْﺪَ اﻟْﻤَﻐْﺮِبِ ﻓِﻰْ ﺑَﯿْﺘِﮫ،وَرَﻛْﻌَﺘَﯿْﻨِﺒَﻌْﺪَھَﺎ ( )رواه اﻟﺒﺤﺎرى و ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ. وَرَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ ﻗَﺒْﻞَ اﻟْﺼُﺒْﺢ،ِﺑَﯿْﺘِﮫ Artinya:” Saya hafalkan dari Nabi Saw.sepuluh raka’at; dua raka’at sebelum sholat dhuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah sholat maghrib di rumahnya, dua raka’at sesudah sholat isya’ 32 dirumahnya, dan dua raka’at sebelum sholat shubuh.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar) (Abdurrahman, 2006:65) Sholat rawatib yang dikerjakan sebelum sholat fardhu disebut “qobliyyah”dan yang dikerjakan setelah sholat fardhu disebut “ba’diyyah”,. (Nur Sahid, 2006:80) Sholat ini tidak dikerjakan dengan jama’ah, tetapi dilaksanakan individu dan sholat rawatib dikerjakan sebelum melaksanakan sholat fardhu. c. Sholat tahajjud Shalat Tahajjud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari. Waktunya sesudah isya’ sampai matahari terbit fajar. Bilangan raka’at sedikitnya dua raka’at dan tidak terbatas terserah keinginan kita. Sholat tahajjud ialah sholat yang dilakukan sesudah bangun tidur, walaupun hanya tidur sebentar. Kalau dikerjakan sebelum tidur namanya bukan sholat tahajjud tapi sholat sunah biasa. Dalam firman Allah Swt. ÇÐÒÈ #YŠqßJ øt¤C $YB$s)tB y 7 •/u‘ y7 sWyèö7tƒ b r&#Ó|¤ tã y7 ©9 \'s#Ïù$tR ¾ÏmÎ/ ô‰ ¤f ygtFsù È@ ø‹©9$#z̀ ÏBur Artinya:“dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.” (Q.S Al-Isra’ ayat:69)(Depag, 2007: 289) 33 Waktu yang lebih utama untuk mengerjakan sholat tahajjud ialah: 1) Sepertiga dari waktu pertama, yaitu kira-kira dari jam 19.00 sampai jam 22.00 ini saat utama 2) Sepertiga waktu yang kedua, yaitu kira-kira jam 22.00 sampai jam 01.00 ini saat yang lebih utama 3) Spertiga waktu ketiga, yaitu kira-kira jam 02.00 sampai masuknya waktu shubuh ini adalah waktu yang paling utama. (Nur Sahid, 2006:100) Sholat tahajjud mempunyai tiga waktu keutamaan, jadi kita dapat memilih salah satu waktu yang utama untuk melaksanakan sholat tahajjud. d. Sholat hajat Sholat sunah hajat adalah sholat yang dikerjakan karena mempunyai hajat supaya hajatnya diperkenankan oleh Allah. Sholat sunah hajat dikerjakan dua raka’at, kemudian berdoa memohon sesuatu yang menjadi keinginannya. Sholat sunah hajat ini syarat dan rukunnya seperti yang lain, hanya baca’an dan tertibnya berlainan cara mengerjakan. Pada pokoknya sholat sunah hajat ini dikerjakan dua raka’at sampai dua belas raka’at, dan tiap-tiap dua raka’at satu salam. Dan membaca surat terserah kepada yang mengerjakan. (Nur Sahid, 2006:87) sholat ini dilakukan ketika ada hajat ada sesuatu yang 34 diinginkan. Karena dengan sholat hajat ini apa yang diinginke dapat tercapai. e. Sholat Witir Sholat sunah witir adalah sholat yang dilakukan setelah sholat isya’ sampai terbit fajar. Biasanya sholat witir dirangkaikan dengan sholat tarawih. Bilangan raka’atnya: 1, 3, 5, 7 ,9 dan lain-lain. Sabda Nabi Saw: .ِﻛُﻞﱡ اﻟﱠﯿْﻞِ اَوْ ﺗَﺮَ رَﺳُﻮْلُ اَﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ وَاﻧْﺘَﮭَﻰ ِوﺗْﺮَهُ اِﻟَﻰ اْﻟﺴَﺤَﺮ ( )رواه اﻟﺒﺤﺎرى و ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﻋﺎ ﺋﺸﺔ Artinya:”Setiap malam Saw. Melakukan sholat witir dan penghabisan witirnyadi ujung malam (waktu sahur).” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah) (Abdurrahman, 2006:83) Jika sholat witir itu banyak, maka boleh dikerjakan dua raka’at salam. Jumlah sebelas raka’at, adalah sudah cukup, seperti yang biasa dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw. (Nur Sahid, 2006:74) Sholat witir adalah sebagai penutup ketika kita melaksanakan sholat malam. f. Sholat ied Sholat yang dilakukan mulai matahari meninggi setinggi tombak hingga tergelincir, jika tidak tahu datangnya ied kecuali setelah tergelincir matahari, maka shalat pada esok harinya, pada waktunya. (Nur Sahid, 2006:76) 35 Sholat ied (hari raya) ada dua yaitu: idul fitri tanggal 1 Syawal dan idul adha tanggal 10 Dzul hijjah. Dalam hadist Nabi Saw: ِ ﯾُﺼَﻠّﻰِ ﺑَﻨَﺎ ﯾَﻮْمُ اﻟْﻔِﻄْﺮِ وَا ﻟﺸﱠﻤْﺲُ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺪْر:َﻛﺎَنَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢ ( )رواه اﺣﻤﺪ ﺣﺴﺎن اﻟﺒﻨﺎ ﻋﻦ ﺟﻨﺪب.ٍرَ ﻣْﺤَﯿْﻦِ وَاﻟﻀﱡﺤَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺪْ رَﻣْﺢ Artinya:”Nabi Saw. Sholat bersama-sama kami pada hari raya idul fitri ketika matahari setinggi dua lembing dan pada hari raya idul adha ketika matahari setinggi lembing.” (H.R. Ahmad Hasan bin Banna dari Jundub) (Abdurrahman, 2006:98) Semua sunah tersebut adalah sunah yang mana sudah ada waktu tertentu dan ada sebab yang menjadikan sholat itu ada. Ada yang disyariatkan berjamaah seperti shalat tarawih, istisqa', shalat kusuf, dan shalat ied. Ini merupakan karunia Allah kepada hambanya, dimana Allah mensyari'atkan bagi mereka sarana mendekatkan diri kepadanya, dan menjadikan perbuatan taat berfariasi untuk meninggikan derajat mereka, dan menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka, melipat gandakan kebaikan. Maka bagi Allah segala puji dan syukur. 8. Hikmah sholat Segala perintah dari Allah pastinya akan mendatangkan kebaikan,kemaslahatan dan kemanfaatan bagi pelaku atau manusia, begitu juga dengan segala larangannya. Begitu juga dengan perintah 36 sholat, maka sholat juga mempunyai beberapa hikmah. Adapun hikmah sholat adalah sebagai berikut: a. Intensitasnya hubungan antara seorang hamba dengan Rabbnya. b. Sholat dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. c. Sholat dapat menambahkan ikatan sosial kemasyarakatan antar kaum muslimin. Karena, kehadiran kelompok dan jama’ah dapat membawa ikatan antara kaum muslimin serta saling menanyakan hal ihwal mereka.(Hamid, 2008:19) Ketika orang yang melaksanakan sholat dengan baik, maka orang tersebut akan mendapatkan manfaat atau hikmah. 9. Manfaat sholat bagi kesehatan Bila kita mau memperhatikan gerakan- gerakan sholat dan kepedulian rasulullah saw, terhadap perpaduan dan kesatuan gerakan sholat secara keseluruhan maka hal ini akan mengandung unsur- unsur kesehatan dan manfaat dalam gerakan sholat. Adapun unsur tubuh dan gerakan, serta meningkatkan kondisi kesehatan bagi orang – orang yang melakukan sholat, proses penyembuhan dan pencegahan terterhadap kelainan-kelainan yang menimpa struktur tubuh manusia telah dikandung juga oleh gerakangerakan sholat, seperti yang telah dijelaskan ketika berbicara tentang bentuk-bentuk mukjizat dalam gerakan-gerakan sholat dan bagaimana proses penyembuhan kelainan struktur tubuh manusia, serta pencegahan dari beberapa macam penyakit.(Jalal, 2009:175) karena dengan sholat 37 semua badan bergerak dengan posisi yang baik, sehingga dapat melemaskan otot-otot yang tegang, jadi dengan sholat tubuh kita menjadi sehat. Gerakan sholat bisa dikatakan mirip dengan latihan olahraga yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan stamina dan pada saat bersamaan , berusaha menjaga postur tubuh agar tetap dlam keadaan normal. Memang Allah SWT itu Sang Pencipta manusia, dialah yang lebih mengetahui apa saja yang akan di alami manusia, baik perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuh mereka, kelainan – kelainan yang dapat diderita, dan tuntutan gerak dalam menjalankan aktivitas hidup. Di mana aktivitas sehari – hari dapat menyebabkan kelainan terhadap tubuh mereka. Namun Allah dengan sifat Maha Mengetahui-Nya akan segala sesuatu telah membuat terlebih dahulu program – program perawatan terpadu untuk menyembuhkan kerusakan ataupun kelainan yang akan di alami manusia. Contoh dalam gerakan salam, dengan gerakan taslim (memutar kepala kekanan dan kekiri) setelah melakukan sujud dapat membuat otot leher itu ekstensi sehingga persendian leher itu menjadi lebih lentur. Sedangkan menggerakkan kepala hingga terlihat pipi, seperti yang dilakukan Rasulullah saw. Pada waktu mengucapkan salam, merupakan usaha semaksimal mungkin dalam menggerakkan kepala. (Jalal, 2009: 251). Jadi, gerakan menoleh tersebut dapat menambah kelenturan otot leher dengan membuat lebih ekstensi. 38 Salah satu contoh yang penulis berikan masih banyak lagi manfaat sholat, terhadap kesehatan fisik maupun mental. Semakin kita banyak dan rutin melakukan sholat insya Allah kita akan terhindar dari kelainan– kelainan penyakit dan mencegah penyakit. 10. Dimensi sosial dalam shalat Allah SWT berfirman: ÇÍÎÈ 3… Ìs3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$#ÇÆ tã 4‘ sS ÷Zs? no4qn=¢Á 9$# žc Î)(no4qn=¢Á 9$#ÉO Ï%r&ur … Artinya:”Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al-Ankabuut:45) (Depag, 2007:401) Jelas, ayat di atas mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Ini mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang mendasar dan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam. Kemalasan dan keengganan melaksanakan salat disamping sebagai tandatanda kemunafikan, dan semakin lunturnya imannya seseorang, dalam skala besar merupakan tahapan awal kehancuran komunitas muslim. Karena secara empirik shalat merupakan faktor utama dalam proses penyatuan dan pembangunan kembali kekuatan-kekuatan komunitas muslim yang sebelumnya rusak dan terpencar-pencar sebagai akibat melalaikan mendirikan salat. 39 Hal ini mengindikasikan bahwa kekokohan sendi-sendi soasial masyarakat muslim akan sangat tergantung kepada sejauh mana mereka menegakkan shalat yang sebenar-benarnya. Apabila hal ini tidak menjadi prioritas utamanya, maka kekeroposan sendi-sendi sosial kemasyarakatan akan menghinggapinya, yang berlanjut kepada kehancuran umat Islam itu sendiri. Karena suatu bangunan itu kuat, ketika tiangnya kokoh. Sholat diakhiri dengan salam, hal ini mengindikasikan bahwa setelah seorang hamba melakukan hubungan (komunikasi) yang baik dengan Allah, maka diharapkan hubungan yang baik tersebut juga berdampak pada hubungan yang baik kepada sesama manusia. Dengan kata lain, jika seorang hamba dengan penuh kekhusyu’an dan kesungguhan menghayati kehadiran Tuhan pada waktu shalat, maka diharapkan bahwa penghayatan akan kehadiran Tuhan itu akan mempunyai dampak positif pada tingkah laku dan pekertinya dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dalam suatu lingkungan yang kecil atau lingkup besar akan menjadikan kedamaian dari segi individu maupun secara sosial. (Ali, 1997: 133 ) Hal ini diwujudkan dengan jaminan melakukan apa saja yang dibenarkan syariah guna membantu saudara-saudaranya yang memang butuh bantuan. Yang kaya membantu yang miskin, yang kuasa membantu yang teraniaya, yang berilmu membantu yang masih belajar, supaya terjadi saling hubungan yang serasi dan harmonis, Orang yang salatnya baik, 40 tidak akan pernah mengeluarkan ucapan dan atau perbuatan kepada sesamanya, yang maksudnya memang jelek. Orang yang salatnya baik, akan bertindak santun dengan sahabatnya, tetangganya dan siapapun juga, akan menghormati tamunya dengan penuh perhatian, dan akan bertindak dan bertaaruf secara santun dengan saudaranya sesama manusia apalagi terhadap saudaranya. (http://www.islamhouse.com/pg/9661/books/1). Orang yang salatnya bagus bukan sekedar membekas hitam di keningnya, lebih dari itu adalah bagaimana mengimplementasikan kasih sayangnya kepada lingkungannya (rohmatun lilalamin). Orang yang sholatnya baik justru dituntut lebih banyak kiprahnya dalam kehidupan sosial. B. Puasa 1. Pengertian Puasa Puasa adalah hukumnya wajib bagi setiap muslim yang sudah balgh, berakal dan mampu melaksanakannya. Allah Swt berfirman: öN à6 Î=ö7s% ` ÏB šú ïÏ%©!$# ’n ?tã |= ÏGä. $yJ x. ãP$u‹Å_Á 9$#ãN à6 ø‹n=tæ |= ÏGä. (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#$yg•ƒr'¯»tƒ ÇÊÑÌÈ tb qà)­Gs? öN ä3 ª=yès9 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah:183)(Depag , 2007:28) 41 Puasa adalah suatu ibadah suci yang terus berulang, setiap minggu (puasa sunah hari senin dan kamis) ataupun setiap tahun (puasa ramadhan). Ibadah tersebut seharusnya contoh langsung landasan hidup setiap muslim. Di bawah ini kita akan meresapi makna dari puasa: a. Kita dibiasakan untuk memahami bahwa segala perbuatan kita senantiasa dilihat oleh Allah. Hal ini ditunjukkan dengan sesungguhnya bahwa yang mengetahui orang berpuasa atau tidak itu hanya dirinya sendiri dan Allah. b. Kita dibiasakan untuk senantiasa beramal baik dan menjauhi amal buruk. Orang yang beramal baik ketika berpuasa akan dibalas Allah dengan pahala yang berlipat-lipat sementara orang yang meski berpuasa namun buruk amalnya, puasanya hanyalah kesia-siaan belaka c. Kita dibiasakan untuk senantiasa mempunyai kepedulian kepada sesama, terutama kepada mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kekurangan. (salwasalsabila,2008:51) Beberapa contoh perilaku yang ditunjukan melalui puasa adalah dapat merasakan pedihnya rasa lapar dari orang yang kekurangan, mau berzakat fitrah, bersedia member makan dan minum orang lain, serta dapat mengekang diri meski mempunyai persediaan makanan yang melimpah. 2. Syarat puasa Syarat puasa adalah suatu perkara yang harus dipenuhi sebelum melakukan puasa. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang 42 akan melaksanakan puasa agar puasanya syah, adapun syarat tersebut adalah sebagai berikut: a. Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puassa b. Balgh dan berakal c. Kuat berpuasa. Dalam arti tidak dalam keadaan sakit, atau karena sudah tua (Sulaiman, 2008:228) Puasa seseorang akan menjadi syah apabila sudah memenuhi syarat tersebut dan apabila meninggalkan maka, puasanya tidak syah. 3. Rukun puasa Rukun adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan dan apabila ditinggalkan, maka ibadah puasa tidah syah. Adapun rukun puasa yang merupakan unsur terpenting yaitu: a. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, sejak fajar hingga terbenam matarahari, dengan menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa b. Berniat. Yaitu mengucapkan niat berpuasa dengan juga dibarengi niat didalam hati. Berniat puasa hendaknya sebelum fajar, niat berpuasa menjadi sah pada salah satu waktu dimalam hari. Tidak diisyaratkan untuk mengucapkan karena itu adalah perbuatan hati. Hakikat niat adalah menyengaja suatu perbuatan untuk mentaati perintah Allah dalam mengharapakan keridhoan-Nya. Maka siapa saja yang makan pada waktu sahur dan bermaksud akan berpuasa dan dengan menahan diri ini bertujuan mendekatkan 43 diri kepada Allah SWT. (salwasalsabila, 2008:54) ketika salah satu rukun tersebut ditinggalkan maka puasa tersebut tidak syah atau batal. 4. Hal-hal yang membatalkan puasa Hal-hal yang membatalkan puasa adalah suatu perkara yang apabila dilakukan dapat menyebabkan puasa seseorang menjadi batal. Adapun hal-hal yang membatalkan puasa adalah sebagai berikut: a. Makan dan minum dengan disengaja b. Muntah-muntah yang di sengaja c. Besetubuh di siang hari d. Keluar darah haid atau nifas e. Gila,jika gila itu datang pada waktu siang hari f. Keluar mani dengan sengaja (Abdurrahman, 2008:233) Jadi, apabila orang tersebut melakukan salah satu dari beberapa hal diatas maka puasanya batal. 5. Tujuan puasa Tujuan ibadah puasa adalah a. Untuk menahan nafsu dari berbagai syahwat, sehingga ia siap mencari sesuatu yang menjadi puncak kebahagiaannya. b. Menerima sesuatu yang menyucikannya, yang di dalamnya terdapat kehidupannya yang abadi dan mematahkan permusuhan nafsu terhadap lapar dan dahaga serta mengingatkannya dengan keadaan orang-orang yang menderita kelaparan di antara orang-orang miskin. 44 c. Menyempitkan jalan setan pada diri hamba dengan menyempitkan jalan aliran makanan dan minuman, puasa adalah untuk Tuhan semesta alam dan puasa tidak seperti amalan-amalan yang lain. Maka tak seorangpun manusia yang mengetahuinya, dan itulah hakikat puasa. (Musbikin, 2004: 126) 6. Adab berpuasa Puasa merupakan perintah dari Allah Swt. Untuk melaksanakan tentunya ada adab yang baik dan benar. Adapun adab puasa adalah sebagai berikut: a. Makan sahur b. Menyegerakan berbuka c. Berdo’a ketika berbuka dan berpuasa d. Menjahui hal-hal yang bertentangan dengan puasa e. Menggosok gigi (bersiwakan) sebelum matahari terbit f. Murah hati dan mempelajari Al-qur’an (Sabiq, 2006:65) Adab berpuasa dilakukan agar dalam puasa menjadi baik dan benar, serta tercapai tujuan dari puasa. 7. Manfaat puasa terhadap kesehatan Manfaat adalah hasil dari apa yang dilakukan dalam ibadah tertentu, contoh puasa maka puasa tersebut terdapat manfaat atau kebaikan bagi orang yang melakukakannya. Nabi Muhammad Saw mengatakan,“Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat. " manfaat puasa bagi kesehatan, dapat di buktikan secara empiris ilmiah, meski harus 45 menahan makan dan minum. Sekitar 12-14 jam sebagai contoh, jika penderita magh kelaparan, maghnya kambuh, namun mereka yang berpuasa dengan ikhlas, tak selalu menyebabkan kambuhnya penyakit magh yang dideritanya. (Musbikin, 2004:16) jadi puasa dapat membuat kita sehat karena kita memberikan waktu pada lambung untuk beristirahat. Berbagai penelitian, berpuasa terbukti memberi kesempatan beristirahat bagi organ pencernaan, termasuk sistem enzim maupun hormon. Dalam keadaan tak berpuasa, sistem pencernaan dalam perut terus- menerus aktif mencerna makanan yang masuk, hingga tak sempat beristirahat. Hasil pencernaan diproses melalui metabolisme penyerapan zat gizi makanan, dan ampas yang tersisa dalam perut dapat menjadi racun bagi tubuh, menimbulkan penyakit. Selama berpuasa, sistem pencernaan beristirahat, memberi kesempatan bagi sel-sel tubuh memperbaiki diri. Pada hari-hari pertama berpuasa, tubuh memang terasa lemas. Namun, cadangan energi dalam tubuh dapat bertahan sampai 24-28 jam. Sehingga, sebenar-benarnya masih ada cadangan energi di dalam tubuh. (Musbikin, 2004 : 17) Karena itu, untuk melakukan puasa, kita disarankan makan sahur terlebih dahulu Puasa juga dapat dipakai sebagai terapi penyembuhan pada beberapa jenis gangguan magh tertentu, khususnya bila magh karena ketidaktenangan jiwa. Apabila di jalankan sesjai dengan perintah agama dengan penuh ketakwaan, menyebabkan ketengan jiwa dan secara tak 46 langsung akan mengubah sistem hormonal. Sistem horonal ini yang berperan dalam terjadinya kelainan lambung,“magh (lambung) itu pangkal segala penyakit, dan memelihara adalah pangkal pengobatan.” Berpuasa juga menyebabkan keteraturan dalam dalam makan. Keteraturan makan ini sesuai dengan ajaran agama islam yang mengatur saat jam berbuka dan sahur. (Musbikin, 2004:27) Satu hal lagi yang perlu diketahui, bahwa apabila waktu berbuka telah tiba, maka dianjurkan menyegerakannya. Hal ini agar tubuh cepat segar dan kekuatan segera kembali. 8. Pengertian puasa sunah Puasa sunnah sebagaimana yang kita ketahui, adalah puasa yang dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut “dianjurkan” karena orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan tidak ada dosa jika tidak dikerjakan. Meski begitu definisi sunnah yang“dikerjakan mendapat pahala namun jika ditinggalkan tidak apa-apa sepertinya kurang tepat. Definisi yang lebih bagus adalah:“Jika dikerjakan mendapat pahala, namun jika ditinggalkan rugi. Mengapa rugi? Karena hidup didunia ibarat mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat. Lebih cerdas jika kita mempersiapkan bekal semaksimal mungkin. Puasa sunnah adalah salah satu“pilihan tepat”untuk menambah bekal dan meningkatkan pahala kita. (Qardahawi, 1998:18) Puasa adalah menahan dan mencegah diri secara sadar makan, minum, bersetubuh dengan perempuan dan hal-hal yang membatalkan 47 selama sehari penuh. Yakni dari kemunculan fajar hingga terbenamnya dengan niat memenuhi perintah dan taqarub kepada Allah Swt,dengan syarat dan rukun tertentu. 9. Macam - macam puasa sunah Puasa sunah (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunah itu antara lain : a. Puasa pada hari senin dan kamis Sebagian dari hari-hari yang umat islam dianjurkan untuk mengerjakan puasa setiap pekannya adalah senin dan kamis. Nabi Saw. Dahulu sangat perhatian untuk berpuasa di hari-hari seperti puasa pada hari senin dan hari kamis. Sabda Nabi Saw: .ِ ﯾَﺘَﺤَﯿﱠﺮَى ﺻِﯿَﺎمُ اْﻟِﺎﺳْﻨَﯿْﻦِ وَاﻟْﺨَﻤِﯿْﺲ:َ ﻛَﺎنَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢ: َﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔ ()رواه اﻟﺘﺮﻣﺪى Artinya: Dari Aisyah: Nabi Saw.memilih waktu puasa pada hari Kenin dan Kamis.” (H.R. At-Tirmidzi) (Qardhawi, 1998:98) Usamah pernah bertanya kepada beliu Nabi Saw. Tentang rahasia di balik puasa hari senin dan kamis, beliu berkata.“Dua hari ini adalah hari-hari ketika amal dibeberkan di hadapan Tuhan semesta alam dan saya ingin ketika amal saya dibeberkan, saya dalam keadaan berpuasa. Dan beliu berkata lagi, bahwasanya pintu-pintu surga dibuka pada hari 48 senin dan kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, selain seorang yang antara dirinya dan saudaranya terdapat permusuhan. Untuk mereka dikatakan,“lihatlah dua orang ini hingga mereka berbaikan.” (Qardhawi, 1998: 198) maka untuk mendapatkan pintu surga tersebut, kita harus bersih dari hal-hal yang diangggap yang menyebabkan jauh dari pintu ampunan dan surga. b. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji) Sabda Nabi Saw: ِ ﺻَﻮْمُ ﯾَﻮْمِ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﯾُﻜَﻔﱢﺮَ ﺳَﻨَﺘَﯿْﻦ:َﻋَﻦْ اَﺑِﻰ ﻗَﺘَﺎدَةَ ﻗَﺎلَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢ ()رواه ﻣﺴﻠﻢ.ًﻣَﺎ ﺿِﯿَﺔً وَ ﻣُﺴْﺘَﻘْﺒِﻠَﺔ Artinya: “Dari abu Qatadah: Nabi Saw. Telah bersabda:” Puasa hari arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. (H.R. Muslim) (Qardhawi, 1998:124) Bulan Dzulhijah adalah salah satu bulan haram empat yang paling terkenal dan termasuk bulan haji yang kita kenal. Sepuluh hari yang pertama adalah seutama-utama dari hari sepanjang tahun. Puasa di hari-hari yang kesepuluh ini merupakan seagung-agungya media bagi seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Diantara kesepuluh ini, yang paling uatama adalah hari kesembilan, hari arafah, yaitu hari ketika para jama’ah haji wuquf 49 dalam keadaan kusut msai dengan pakaian ikhram, untuk menyambut secara total seruan Allah Swt. Dengan penuh ketundukan. Para jama’ah haji mendekatkan diri mereka kepada Allah Swt. Dengan ikhram, do’a talbiah (do’a penyambutan), dan do’a. Sedangkan selain mereka, muslim dirumah masing-masing mendekatkan diri kepada tuhannya dengan berpuasa. Nabi Saw. c. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal Nabi Muhammad Saw. Mengajak untuk “mengikuti” puasa Ramadhan dengan menambah enam hari di bulan syawal. Diriwayatkan oleh abu ayub Al-Anshari, Nabi Saw. Bersabda: ﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَالَ ﻓَﻜَﺄَﻧﱠﻤَﺎ ﺻَﺎمَ ااﻟﺪﱠھْﺮَ)رواه اﺑﻮ اﯾﻮبﻣَﻦْ ﺻَﺎمَ رَﻣَﻀَﺎنَ ﺛُﻢﱠ أﺗﱠﺒَﻌَﮫ ﺳِﺘ (اﻻﻧﺼﺎرى Artinya: barang siapa berpuasa Ramadhan dan kemudian ia iringi (puasa) 6 (enam) hari dibulan syawal, maka seolah-olah ia berpuasa setahun. (Qardhawi, 1998:1) Puasa ini boleh dilakukan setelah hari kedua idul fitri sampai habisnya bulan syawal. d. Puasa bulan sya’ban Puasa di bulan sya’ban dianjurkan dalam rangka persiapan bulan Ramadhan dan meneladani Nabi. Sabda Nabi Saw: ﻣَﺎ رَاَﯾْﺖُ رَﺳُﻮْلُ اَﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢَ اِﺳْﺘِﻜْﻤَﻞَ ﺻِﯿَﺎمَ ﺷَﮭْﺮٍ ﻗَﻂﱡ: َﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔ ( )رواه ﻣﺴﻠﻢ.ًاِﻟﱠﺎ ﺷَﮭْﺮَ رَﻣَﻀَﺎنَ وَﻣَﺎ رَاَﯾْﺘُﮫُ ﻓِﻰْ ﺷَﮭْﺮٍ اَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻨْﮫُ ﺻِﯿَﺎﻣًﺎ ﻓِﻰْ ﺷَﻌْﺒَﺎن 50 Artinya: Kata Aisyah:” Saya telah melihat Rasulullah Saw. Menyempurnakan puasa satu bulan cukup selain dari bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat beliu pada bulan-bulan lain berpuasa lebih banyak dari bulan sya’ban.” (H.R. Bukhari dan Muslim) (Qardhawi, 1998:194) Demikian juga dikatakan oleh Ummu Salmah,“Nabi Saw. tidak berpuasa selama setahun di suatu bulan secara utuh sebagaimana di bulan sya’ban, disambung dengan bulan Ramadhan. 10. Dimensi sosial dari puasa Di samping pembentukan jiwa ketaqwaan, puasa juga dapat membina jiwa sosial yang tinggi atau sosial religius yang terpancar dari didikan puasa dari rasa lapar di siang hari. Rasa lapar ini akan memberikan gambaran kepada umat islam baik yang kaya maupun miskin pada kondisi kesamaan. Bangunan solidaritas sosial yang akan menjadi sandaran bagi yang kaya untuk kembali melihat, merasakan dan sekaligus memikirkan nasib kehidupan si miskin ketika puasa telah selesai nanti. Ide pemikiran yang repsentif itu diharapkan dapat menentukan bentuk-bentuk watak sosial religius dalam tindakan dan tingkah laku hidupnya, dan ini akan memberikan arah yang lebih baik terhadap nasib hidup orang lain. Betapapun patut diingat di sini, bahwa implikasi keagamaan terhadap kehidupan sosial merupakan wadah besar dalam kehidupan manusia di dunia ini. (Musbikin, 2004: 110) Daya pikir yang dimiliki manusia, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam hidupnya untuk membuktikan batas kemampuannya dalam melaksanakan tugas membangun dunia ini. Jadi dengan demikian 51 kemampuan berpikir akan membuka kran kemungkinan bagi manusia untuk memahami lingkungan sosial kehidupannya dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Hikmah puasa dalam menumbuhkan dan memantapkan kepekaan sosial, jika ada yang membutuhkan atau meminta pertolongan maka hendaknya kita siap kapanpun dan dimanapun untuk membantu atau menolongnya serta dalam situasi apapun merupakan bagian yang integral dari taqwa. Sedangkan taqwa, seperti yang kita ketahui, memang menjadi tujuan substansial dari pelaksanaan ibadah puasa. (Ali, 1997: 91) Kenyataan ini berarti bahwa seseorang yang mengklaim bertaqwa kepada Allah SWT, otomatis harus mempunyai kepedulian sosial sebagai simbol dari kebersamaan, kesatuan dan persatuan dalam kesatuan umat muslim dan Negara. C. Kesalehan sosial 1. Hakikat kesalehan sosial Secara bahasa kita bisa memaknai kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan dalam hidup bersama, berkelompok baik dalam lingkup kecil antar keluarga, RT, RW, dukuh, desa kota, Negara sampai yang paling luas dunia. Allah SWT berfirman: ÇÒÏÈ Ç... Ú ö‘F{ $#ur Ïä!$yJ ¡ 9$#z̀ ÏiB ;M »x.tt/ NÍköŽn=tã $uZós tGxÿs9 (#öqs)¨?$#ur (#qãZtB#uä #“ tà)ø9$#Ÿ@ ÷d r&b̈ r& öqs9ur 52 Artinya: Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,.(Q.S Al-a’raf:96)(Depag, 2007:163 ) Pesan utama ayat ini, disatu sisi, dapat dilihat dari sebagai janji Allah yang menyatakan bahwa jiwa sesuatu masyarakat beriman dan bertaqwa, maka mereka akan memperoleh keberuntungan. Disisi lain, pesan utama ayat ini juga mengilustrasikan hubungan kausalitas antara iman – takwa dengan kesejahteraan hidup para pemeluknya. Pertanyaanya, bagaimana iman- takwa ini dapat menjadi pemandu serta nilai-nilai yang mendorong manusia untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup seluruh alam ? takwa, dalam ini, dapat dipahami sebagai keadaan kualitas jiwa seseorang yang membimbing dan memandu hidupnya dalam mewujudkan kondisi sosial yang makmur dan sejahtera bagi seluruh alam semesta. Kesejahteraan kolektif ini akan terwujud dengan sendirinya jika setiap individu telah melaksanakan ketentuanketentuan iman – takwa secara utuh dan benar, yang mana manifestasi iman dan takwa itu harus diwujudkan dengan perilaku yang baik dalam hubunganya dengan sang pencipta atau dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungan yang kemudian kita kenal dengan perilaku ibadah.(Qardawi:145) jadi, keberkahan yang datang dari langit dan bumi itu hanya akan lahir dari keimanan dan ketakwaan manusia. Pengertian yang diberikan oleh Muhammad Shobary (2007:130142) dalam penelitiannya terhadap masyarakat desa suralaya kecamatan 53 bumi, kabupaten tangerang pada tahun 1987. Meskipun secara lugas tidak disebutkan makna dari kesalehan sosial, namun dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa agama sebagai legitimasi bagi terimplementasikannya amal – amal sosial dan kemanusiaan. Kedekatan hubungan dengan tuhan tidak hanya dibangun dia atas ritus – ritus ibadah yang rutin dan ketat (syari’at atau ibadah mahdhah), tetapi juga bisa dicapai melalui kerja, berusaha, solidaritas sosial, pembelaan terhadap ketidakadilan ataupun pengentasan sesama manusia dari keterbelakangan. Dengan demikian seluruh dimensi kehadiran agama senantiasa mengemban dan misi peningkatan derajat dan penyelamatan manusia dalam kehidupan di dunia fisik, sampai kelak menghuni dunia metafisik. Kesalehan sosial merupakan semua jenis kebajikan yang di tujukan kepada semua manusia. 2. Bentuk-bentuk kesalehan sosial a. Pergaulan masyarakat 1) Apabila berada dalam suatu majlis hendaknya memberi salam terlebih dahulu, memilih tempat yang duduk yang terdekat, tidak melangkahi orang lain, berjabat tangan dengan orang – orang sekitarnya. Jika kebetulan duduk bersama orang yang sedang berbicara hendaknya tidak mencampurinya dan tidak berdebat dengan kata – kata yang tidak baik 54 2) Adab memberi nasehat harus dipastikan bahwa orang tersebut memang mengharap dan akan menerima nasehat kita, jangan sampai nasehat tersebut dianggap suatu penghinaan. 3) Adab terhadap sahabat hendaklah selalu senyum bersikap ramah menyongsong bila ia datang, mengantarkan dia pulang, mendengarkan penuh perhatian bila ia berbicara, memanggil dengan nama yang dia senangi. b. Adab dalam beramal 1) Adab orang dalam bersedekah dianjurkan agar sedekahnya disediakan dahulu sebelum diminta, menyembunyikan pekerjaannya pada waktu memberi sedeka, ramah terhadap orang yang diberi sedekah, mengabulkan permintaan dari orang yang meminta sedekah dan apabila tidak dapat mengabulkan hendaknya dalam menolak menggunakan kata – kata yang sopan dan lembut. 2) Adab orang yang meminta hendaknya menyatakan kebutuhannya dengan jujur, mengajukan permintaan dengan sopan, menerima apa yang diberikan dan mengucapkan kata terima kasih dan berdoa untuk keselamatan untuk orang yang memberi, apabila permintaannya ditolak, maka menerima dengan baik dan tidak terus – terus meminta lagi. 3) Adab orang yang kaya misalnya tidak angkuh, sombong, tinggi hati, namun terus menyatakan rasa syukur yang diwujudkan dengan perbuatan yang baik, ramah terhadap fakir miskin, bersedia 55 menolongnya, bersedekah, dan melakukan kewajiban – kewajiban sosial terkait dengan statusnya sebagai orang kaya .(Abu Bakar,1993:236) adab yang dimaksud di sini adalah tatacara untuk melihat kondisi, situasi yang ada dan bagaimana sebaiknya kita bersikap sehingga tidak membuat orang lain menjadi salah paham. 3. Manifestasi kesalehan sosial Orang saleh secara individual taqwa, niscaya akan diberikan sifat “fu’qan” dan “nur”, yakni diberikan pemahaman untuk membedakan anatara yang hak dan bathil, dan diberikan kemampuan serta cahayayang menerangi dalam hatinya, sehingga orang tersebut akan berjalan di dalam syari’at Allah SWT. Dimana ia akan selalu memberikan manfaat kepada orang lain dan ketika ia dibutuhkan orang lain dalam diminta pertolongan dan bantuan berupa materi atau non materi maka ia akan dengan ikhlas memberikan tanpa melihat pandang derajat dalam kekayaan, karena ia memandang semua orang itu sama Cuma yang membedakan adalah taqwanya kepada Allah SWT semata. Kesalehan sosial di implementasikan dalam kehidupan sehari – hari dalam berinteraksi dengan masyarakat dimana seorang berada. Peranan sosial seseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Ciri dari manifiestasi sebuah kesalehan sosial terletak pada adanya hubungan- hubungan sosial seseorang dalam masyarakat yang menyangkut dinamika dan cara bertindak dengan berbagai norma yang 56 berlaku dalam masyarakat sebagaimana pengakuan terhadap status sosialnya sebagai anggota masyarakat (Abdulsyani, 2007:94). Mempunyai sosial bisa terwujud dalam sebuah tindakan yang menyangkut adanya sikap rasa persaudaraan dan penghargaan terhadap sesama dan masyarakat salah satu bentuk yang sering kali dipelajari dan dipraktikan langsung adalah pertolongan yang diberikan kepada orang yang mendapatkan coba’an dari tuhan, misalnya kepada orang fakir dan miskin. Kepekaan terhadap persoalan yang menimpa sesama manusia yaitu berupa musibah atau kecelakan yang menimpa manusia dimanapun dia berada hal ini akan sangat membantu bagi mereka dan mereka akan merasa senang dan melihat kebaikan atau prilaku yang kita lakukan, serta seharusnya kita lebih senang karena ibadah hablumminannas dapat terlaksana dengan baik. (Ali, 1997: 127) Kemudian berusaha untuk memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuannya inilah yang menjadi inti dari pearanan kesalehan sosial. D. Pengaruh sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial. Sholat adalah ibadah yang merealisasikan makna penyerahan diri kepada Allah semata; memberikan pelajaran tentang hakikat keimanan; mengantarkan orang beriman menuju kehidupan mulia di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu Allah menetapkan sholat sebagai ibadah sepanjang masa dalam risalah seluruh kenabian 57 Sholat adalah benteng terakhir agama ini, jika ia lenyap maka lenyap pula islam. Karena kedudukan sholat yang amat penting itu, (Abdullah, 2006:08). Puasa juga merupakan salah satu ibadah yang mempunyai kedudukan istimewa di sisi Allah. Di samping ia merupakan “benteng” yang ampuh bagi pelakunya dalam menangkal gejolak dan hawa nafsu yang tak kenal puas itu, puasa juga satu - satunya ibadah yang benar – benar murni dan tulus karena Allah. Telah diyakini sepenuhnya, bahwa dihadirkannya manusia diplanet bumi ini tiada lain adalah untuk mengabdi kepada Allah. Setiap peribadatan (baca: ibadah mahdah) dalam islam, mempunyai nilai pembentukkan ahlak. “ahlak” inilah nilainya bagi manusia. Misalnya sholat bila dilakukan dengan khusu’, tulus, penuh pemahaman dan kesadaran begitupun dengan puasa tentu akan merupakan “benteng” ampuh bagi perbuatan kotor dan tindakan keji. Jadi sholat dan puasa sunah maupun wajib dengan berbagai aspeknya, di samping melestarikan “ruh” ke – islaman seseorang , juga melahirkan pribadi – pribadi yang berakhlak luhur. (Musbikin, 2004: 06). Maka seseorang akan baik dalam hal sosial dan kemasyarakatan karena selalu memandang di dunia ini hanya untuk beribadah dari habluminaallah dan hablumninannas, kesalehan sosial akan timbul dengan sendirinya karena telah didukung dengan hubungan yang baik dari ibadah mahdzah dan gairu mahdzah. Melaksanakan sholat dan puasa wajib apalagi sunah dengan mendalam maka sangat bagus untuk memperbaiki mental, pola pikir dan perbuatan seseorang. Di karenakan ibadah ini menitik beratkan bagaimana mengontrol 58 perbuatan serta pola pikir seseorang yang sadar akan tugas dan posisi di mata Tuhannya. (Rofiq, 2004: 45) Sikap mental inilah yang sangat diperlukan, khususnya pada masa – masa ini. Sikap ini akan melahirkan jiwa kesatria yang mampu bertahan walaupun di terjang beribu – ribu badai masalah. Dan pada akhirnya dia akan mampu menjalankan perintah agama dengan baik dalam ibadah mahdhah dan goiru mahdhah. Dengan melakukan sholat dan puasa dengan baik manusia akan merasakan damai, qona’ah dan mampu menyelami hakikat manusia dan kehidupan yang baik dengan perbuatan yang baik pula. Akhlak merupakan fondasi yang kolakoh bagi terciptanya hubungan baik antara hamba dengan Tuhannya (hablumminaAllah) dan antar sesama manusia (hablumminannass). Akhlak yang mulia (akhlakuk karimah) tidak lahir begitu saja sebagai kodrat manusia, atau terjadi secara tiba – tiba. Akan tetapi membutuhkan proses yang panjang serta manifestasi seumur hidup melalui pembelajarn, pendidikan, akhlak yang sistematis. (Musbikin, 2004: 65) Jadi, selain bertujuan untuk menumbuhkan atau membentuk akhlak mulia dalam pandangan Allah dan Masyarakat, juga bertujuan untuk dialog kepada masyarakat agar mereka tetap menjaga hubungan dan persaudaraan yang baik. Potensi demikian memunculkan pola “persaudaraan sejati” yang amat mahal harganya dalam kehidupan modern yang di jejali oleh semangat individualitas. 59 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi dan subjek penelitian 1. Letak Geografis Pondok pesantren Edi Mancoro Pondok pesantren Edi Mancoro, terletak di wilayah kabupaten semarang, tepatnya di desa bandungan, gedangan, kecamatan tuntang, kabupaten semarang. Walaupun dari luar daerah, pesantren ini lebih akrab dengan salatiga, karena memang secara geografis lebih dekat dengan pusat pemerintahan kota madya salatiga. Gedangan ini termasuk wilayah yang cukup potensial secara ekonomis karena penghasilan warganya disamping bersumber dari pertanian padi, juga bersumber dari pertanian kering,cukup terkenal sebagai penghasil buah-buahan misalnya salak, duku dan lain-lain. Pesantren ini berada di wilayah pinggiran kota salatiga yaitu berada di sebelah baratnya sekitar 4 kilomter. keadaanya memang tidak terlalu ramai tetapi dekat dengan kota salatiga. Sehingga merupakan tempat strategis untuk pendidikan termasuk pendidikan keagamaan pesantren. Jarak yang tidak jauh dari pusat kota salatiga yang merupakan sentral pendidikan formal, maka banyak santri yang berminat untuk mendalami ilmu agama di pesantren ini, sebab kebanyakan santri yang menetap adalah para pelajar di pendidikan formal, baik dari kalangan mahasiswa ataupun pelajar bahkan banyak juga dari masyarakat sekitar yang ikut menuntut ilmu di pesantren ini. Kondisi yang demikian sudah 60 barang tentu mempengaruhi proses belajar di pesantren ini, lebih jelasnya bisa dilihat dalam pendidikan dan pengajaran pesantren. 2. Sejarah berdirinya pondok pesantren Edi Mancoro Pondok pesantren Edi Mancoro termasuk pesantren salaf, bila mengacu pada pendapat Dhofier (1984 : 80) tentang elemen dasar pesantren salaf. Elemen– elemen itu adalah asrama tempat pemondokan santri, kiai guru yang mengajar para santri, kitab kuning sebagai kurikulum pendidikanya. Masjid sebagai sarana pengajian dan peribadatan santri (Depag RI 2003 : 40), disamping santri sendiri sebagai peserta didik. Munculnya pesantren sendiri tidak terlepas dari kondisi obyektif masyarakat pada waktu itu, dimana masyarakat setempat pada waktu itu masih alergi dengan beragam aktifitas religius, sebaliknya mereka sangat akrab dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang berkembang di masyarakat. Hal inilah yang mendorong tokoh setempat untuk mendirikan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan (Tafaqutifi Al Din) sebagai peredam yang bisa mengendalikan kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat setempat. Di bawah prakarsa bapak KH. Sholeh tokoh pendatang dari desa pulutan telah berhasil mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Darussalam dengan sebuah bangunan kecil sebagai tempat pemondokan bagi para santri yang akan belajar kepadanya. Masjid ini didirikan di pinggiran desa, seakan terpisah dari pemukiman warga pada waktu itu, walaupun sekarang sudah menyatu dengan masyarakatnya, dan pendidikan yang diselenggaakanyapun masih sederhana, belum sampai terbentuk semacam lembaga pendidikan tetapi terkesan natural. Pendidikan keagamaan yang berpusat di Darussalam dan ditangani oleh bapak kiai sholeh hanya berlangsung hinggan tahun 70-an, sebab setelah beliau 61 meninggal tidak ada keturunanya langsung yang mau meneruskan perjuangannya dan tidak ada tokoh lokal yang meneruskan misi dan perjuangannya. Setelah itu maka proses pendidikan di Darussalam agak tersendat, dalam masa kevakuman ini selang beberapa waktu, munculah kiai Sukemi yang merupakan tokoh lokal yang diminta oleh masyarakat setempat dan diharapkan mampu untuk meneruskan misi dan perjuangan pendidikan ini ,dan pendidikan pesantren ini dapat berjalan kembali seperti kepemimpinan kiai Sholeh. Bermacam itu pula, munculah KH. Mahfudz Ridwan, tokoh tokoh dari pulutan yang merupakan alumni dari beberapa pesantren ternama sekaligus alumni dari universitas di Baghdad. Setelah kiai sukemi meninggal, maka pendidikan Darussalam diteruskan oleh KH. Mahfudz Ridwan. Pada tahun 1984 KH. Mahfudz Ridwan bersama beberapa tokoh lokal lainya seperti Matori Abdul Jalil mendirikan yayasan yang bernama Yayasan Desaku Maju dengan catatan notaris nomor 14/1984. Yayasan ini merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial yang mengamban misi dan tujuan membantu pemerintah untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan dan mengembangkan swadaya serta sumber daya manusia khususnya masyarakat pedesaan. Dan yayasan ini cukup familiar bagi warga salatiga, karena merupakan satu-satunya yayasan islam yang bergerak di bidang kemasyarakatan. Pada awal tahun 1989 KH. Mahfud Ridwan mendirikan pesantren yang kebih akrab disebut Wisma Santri Edi Mancoro sebagai pusat pendidikan masyarakat khususnya bagi masyarakat setempat sekaligus sebagai basecamp berbagai kegiatan yayasan, hanya saja lokasinya berbeda dari lokasinya yang terdahulu. Ini dikarenakan agar terhindar dari anggapan bahwa masjid 62 dimonopoli oleh pesantren sehingga masyarakat enggan untuk aktif dalam berbagai kegiatan yang berpusat di masjid. Sejak saat itu keadaan pesantren terus berkembang. Karena yayasan ini dikenal sangat luas karena program-programnya yang telah berhasil membuat perubahan yang sangat signifikan di Salatiga dan kabupaten Semarang khususnya memecahkan permasalahan antar umat beragama, kemudian karakter pesantren yang pluralis dan terbuka untuk siapa saja termasuk untuk orang non islam oleh karena itu nama pesantren ini sangat terkenal hingga luar negeri hingga banyak kunjungan dari luar negeri dari berbagai negara hingga saat ini. Pada akhir tahun 2007 nama pondok pesantren Edi Mancoro telah resmi menggantikan nama Wisma Santri Edi Mancoro karena aktifitas kemasyarakatan yang sudah mulai melemah dan menjadi pesantren yang normatif tetapi masih tetap menjaga prinsip pluralisme dan keterbukaan dengan orang non islam sebagai bentuk terciptanya konsep islam adalah rohmatan lil’alamin. 3. Sarana dan fasilitas pesantren Pondok pesantren Edi Mancoro termasuk pesantren yang baru bila ditinjau dari usia kelahiranya yaitu pada tahun 1989, sehingga fasilitas dan prasarananya yang tersediapun masih sederhana dan terbatas, tetapi keterbatasan ini tidak menghambat proses pendidikan dan peengajaran sebagai nadi dan misi pesantren. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di pesantren ini angtara lain: a. Dua gedung putra putri b. Dua aula pertemuan putra putri c. Masjid sebagai tempat peribadatan 63 d. Kantor pengurus e. Pertokoan koperasi diantaranya adalah: Mini market, Bengkel motor, Peternakan sapi. f. Perpustakaan g. Gedung pertemuan yang disewakan 4. Keadaan ustadz dan santri Selain KH. Mahfudz Ridwan para ustadz Pondok Pesanren Edi Mancoro bersal dari masyarakat sekitar dan alumni yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan pesantren serta para santri sendiri yang telah dianggap mampu untuk mengajar dan berkompeten pada disiplin ilmu yang telah dikuasai. Sedangkan para santri berasal dari banyak daerah diantaranya : Demak, Magelang, Porwodadi, Pekalongan hingga Lampung dan Palembang. Mayoritas mereka sekolah di STAIN Salatiga dan berbagai sekolah menengah seperti: MAN salatiga, MTS NU, SMK Kartika dan lain-lain. Jumlah santri saat adalah 67 santri yang terbagi dalam kategori santri mukim yang artinya tinggal di pesantren dan santri non mukim yang berasal dari masyarakat sekitar yang datang ketika waktu kajian dilaksanakan. Adapun tabel santri dan ustadz bisa dilihat dibawah ini: 64 Tabel 1 Perincian santri pondok pondok pesantren Edi Mancoro No Santri mukim Santri non mukim 1 25 Santri putra 7 Santri putra 2 30 Santri putri 5 Santri putri jumlah 55 Santri 12 Santri Tabel 2 ustadz atau ustadzah pondok pesantren Edi Mancoro No Nama Jenis kelamin 1 Muhammad hanif Lk 2 Muh. Zuhdi Lk 3 Budi santoso Lk 4 Ali nugroho Lk 5 Syaikudin Lk 6 Makhasin Lk 7 Abdul manaf Lk 8 Tanwir Lk 9 Sumarno Lk 65 10 Badi’ khoirul bahtiar Lk 11 Haris susanto Lk 12 Hasanudin Lk 13 Slamet Lk 14 Sukardi Lk 15 Shofari Lk 16 Ali mudlofir Lk 17 Rosyidah Pr 18 Mukarromah Pr 19 Imma dahliani Pr 20 Khoirul afifah Pr 66 5. Struktur organisasi Pondok Pesantren Edi Mancoro Mustri Ketua umum Badan Penasehat Badi’ khorul B KH. Mahfud ridwan Bendahara Sekretaris Mukaromah Haris susanto Rayon pa Rayon Pi Ahmad adnan Khoirul afifah Biro pendidikan Biro litbang Biro PU UPT komputer UPT perpustakaann Tajudin umroni Hasanudin Syarif H Azim asror Thoha zamroni TBB Durotul yatimah 67 Keterangan : Badan Penasehat : · KH. Mahfudz ridwan. Lc · Ust Muhammad Hanif. Ss Ketua umum : Badik Khoirul Bahtiar Sekretaris : Haris Susanto Bendahara : Ngabidatun Mukaromah Rayon Pa : Ahmad Adnan Rayon Pi : Khoirul Afifah Biro pendidikan : Tajudin Umroni TBB : Durrotul Yatimah Biro litbang : M. Hasanudin Biro PU : Syarif Hidayatullah UPT komputer : M. Azim Asror UPT perpustakaan : Thoha Zamroni 68 6. Pelaksanaan pendidikan di pesantren a. Kurikulum Pesantren Sebagai lembaga pendidikan keagamaan, pondok pesantren Edi Mancoro menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran keagamaan disamping mata kajian yang bersifat umum. Pesantren ini mempunyai spesifikasi khusus untuk mendalami ilmu- ilmu agama dengan dititik beratkan pada kemampuan membaca dan menulis bahasa Arab dengan baik dan benar, maka pelajaran nahwu, shorof dan halaqhoh mendapat perhatian prioritas. Disamping itu mata pelajaran umum, ketrampilan menjadi kegiatan ektra yang terjadwal oleh pengurus dengan menyesuaikan bakat dan minat santri. Dan juga ada kegiatan yang bersifat insidentil antara lain : Seni baca Al-qur’an, bahasa arab, bahas inggris, mengetik, administrasi baik keuangan maupun manajemen organisasi. Tabel 3 Kurikulum pondok pesantren Edi mancoro No Pelajaran wajib Extra kurikuler Bahasa arab Khitobiyah Nahwu Dhiba’an Fiqh Diskusi Tadwid Bedah buku 69 Hadist Bedah film Fasholatan Rebana Tareh nabi Seni baca AlQur’an Tauhid Ahlak b. Sitem Pendidikan Sistem pendidikan di pesantren ini mengalami bnayak perubahan dalam rangka menuju kesampurnaannya. Sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem klasikal (Bandongan) dimana seorang kiai atau ustadz membacakan dan menjelaskan isi ajaran atau kitab kuning sementara santri atau murid mendengarkan memeknai dan menerima (Depag RI 2003 : 44 ). santri diwajibkan mengikuti setiap mata pelajaran yang dikaji sebagaimana tertera dalam jadwal, dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk menjembatani problem santri baru agar dapat menyesuaikan diri dengan kelas yang ada, maka dilaksanakan tes penempatan kelas sehingga diharapkan mereka dapat segera mengikuti pelajaran yang diselenggarakan. Dalam penyajian mata pelajaran yang berbasic kitab-kitab kuning digunakan sistem bandongan atau berkelompok, dan ada mata pelajaran tertentu yang harus disajikan dengan sistem individual (Sorogan). Akan tetapi sistem bandongan lebih dominan dipergunakan. Hal ini dilatar belakangi , bahwa mayoritas santri yang belajar adalah mahasiswa dan pelajar tingkat SLTA. Sehingga kemandirian belajar 70 lebih teruji, disamping itu efektifitas waktu yang tersedia bagi dewan asatidz. Adapun mata pelajaran yang menjadi kajian wajib bagi santri adalah : 1) Kelas khos Mata pelajaranya sebagai berikut : a) Bahasa Arab b) Fiqh c) Tajwid : Mutholaahtul haditsah : Mabadi’ Fiqhiyah 1 : Sifaul Jinan d) Fasholatan : Fasholatan e) Akhlaq : Akhlaqul banin 1 f) Hadist : Kumpulan hadist mutafaqun ‘alaih g) Tauhid h) Tarikh : Aqidatul awam : kholasoh 1 2) Kelas Awaliyah Mata pelajaranya sebagai berkut: a) Hadist : Arbain Nawawi b) Fiqh : Safinah c) Tarikh : Kholasoh 2 d) Shorof : Amstilatut Tasrifiyah 71 e) Nahwu : Jurumiyah f) Tajwid : Tuhfatul Atfal g) Tauhid : Jauharul Kalamiyah h) Akhlaq : Akhlaqul Banin 2 i) : Durusul Lughoh 1 Bahasa arab 3) Kelas wustho Mata pelajaranya sebagai berikut: a) Bahasa arab : Durusul lughoh 2 b) Hadist : Mustholahatul Hadist c) Akhlaq : Ta’limul Muta’alim d) Nahwu : ‘Imriti e) Tauhid : Kifayatul ‘Awam f) Fiqh : Fathul Qorib g) Shorof : Maqshud 4) Kelas ulya Mata pelajaranya sebagai berikut a) Bahasa arab : Qiro’ah roshidah b) Hadist : Mustholahatul hadits 72 c) Akhlaq : Bidayatul hidayah d) Nahwu : Amsilati e) Fiqih : Fatqul Qorib f) Tauhid : Husunul Hamidiyah g) Ulumul hadist : Bulughul Maram h) Ushul fiqih : Mabadiul Awaliyah B. Penyajian Data Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. 1. Daftar nama responden Table 4 Daftar nama responden santri pondok pesantren Edi Mancoro No Nama Responden Jenis kelamin 1 A.Sugianto L 14 tahun 2 Tajudin Umroni L 22 tahun 3 M.Hasanudin L 19 tahun 4 Badik Khairul b L 25 tahun 73 Umur 5 Arba’ Author L 19 tahun 6 Rico Zahriadi L 17 tahun 7 M.Azim Asror L 20 tahun 8 Taufiq A L 20 tahun 9 Adi Hermawan L 14 tahun 10 Mahmud Azizi L 21 tahun 11 Haris Susanto L 24 tahun 12 M.Ilham kp L 15 tahun 13 Syarif Hidayatullah L 24 tahun 14 Thoha Zamroni L 21 tahun 15 Heri Sulistiyo L 25 tahun 16 Ilham Rifqi L 15 tahun 17 Wahyu Basuki L 47 tahun 18 M,Fatkhu Rozak L 22 tahun 19 Rohman Hakim L 21 tahun 20 M.Wisnu L 16 tahun 21 Irfan Firmansyah L 14 tahun 74 22 M.Bima L 17 tahun 23 Ali Abdurrahman L 19 tahun 24 A. Nasrullah L 21 tahun 25 M.Nasroh P 25 tahun 26 Ngabidatun Mukaromah P 27 tahun 27 Khoerul Afifah P 24 tahun 28 Siti Eka Puspitasari P 23 tahun 29 Imma Dahliyani P 23 tahun 30 Aniswatun Hidayah P 23 tahun 31 Iis Sholekah P 16 tahun 32 Siti Mu’asyaroh P 17 tahun 33 Munirotul Azizah P 22 tahun 34 Lela N P 22 tahun 35 Durotul Yatimah P 22 tahun 36 Erna Maulidiyah P 21 tahun 37 Roro Risalatul Muakhiroh P 21 tahun 38 Musyarofah P 22 tahun 75 39 Fitriyah P 15 tahun 40 Nurul Innayah P 20 tahun 41 Indah Safitri P 20 tahun 42 Maylia Suryani P 20 tahun 43 Nida Annisa P 20 tahun 44 Aulia Ulfa Dewi P 21 tahun 45 Sofya Choirunnisa P 19 tahun 46 Noifa Sani P 20 tahun 47 Nur Khikmah P 19 tahun Umi Arifah P 20 tahun a 49 t Heti Indayani P 19 tahun a 50 Korifah P 20 tahun 51 h Sarifatul Mujazanah P 20 tahun 52 a Nur Wulan Maslachah P 20 tahun s 53 Wiwit Aryani P 21 tahun 54 l Striana Farhana P 20 tahun 55 Nurul Arofah P 20 tahun 2. 48 D i a ngket 76 Untuk memperoleh data tentang pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro menggunakan angket yang berisi indikator tentang intensitas melaksanakan sholat sunah 10 pertanyaan, intensitas puasa sunah 10 pertanyaan dan kesalehan sosial sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, dan c, kepada semua santri pondok pesantren Edi Mancoro yang berjumlah 55 orang. Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki nilai bobot 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai bobot 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai bobot 1 Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini. a. Intensitas melaksanakan sholat sunah Data hasil jawaban angket tentang Intensitas melaksanakan sholat sunah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Jawaban Angket Tentang Intensitas melaksanakan sholat sunah santri Pondok pesantren Edi mancoro 77 No Alternatif Jawaban Total Nilai Jawabab Responden Item tiap item Total Nilai Nominasi A B C 3 2 1 1 4 3 3 12 6 3 21 B 2 2 2 6 6 4 6 16 C 3 5 2 3 15 4 3 22 B 4 5 3 2 15 6 2 23 B 5 3 3 4 9 6 4 19 B 6 2 3 5 6 6 5 17 B 7 7 2 1 21 4 1 26 A 8 3 2 5 9 4 5 18 B 9 3 - 7 9 - 7 16 C 10 3 4 3 9 8 3 20 B 11 2 3 5 6 6 5 17 B 12 4 1 5 12 2 5 19 B 13 5 3 2 15 6 2 23 B 14 6 4 - 18 8 - 26 A 15 4 2 4 12 4 4 20 B 78 16 5 3 2 15 6 2 23 B 17 8 1 1 24 2 1 27 A 18 3 3 4 9 6 4 19 B 19 3 3 4 9 6 4 19 B 20 - 5 5 - 10 15 C 21 3 2 5 9 4 5 22 5 1 4 15 2 4 21 B 23 3 3 4 9 6 4 19 B 24 - 2 8 - 4 8 12 C 25 3 3 4 9 6 4 19 B 26 4 3 3 12 6 3 21 B 27 8 1 1 24 2 1 27 A 28 4 3 3 12 6 3 21 B 29 4 4 2 12 8 2 22 B 30 4 3 3 12 6 3 21 B 31 4 3 3 12 6 3 21 B 32 3 6 1 9 12 1 22 B 79 5 18 B 33 8 - 2 24 - 2 26 A 34 4 3 3 12 6 3 21 B 35 7 2 1 21 4 1 26 A 36 5 2 3 15 4 3 22 B 37 5 3 2 15 6 2 23 B 38 2 6 2 6 12 2 20 B 39 3 5 2 9 10 2 21 B 40 4 5 1 12 10 1 23 B 41 4 3 3 12 6 3 21 B 42 4 1 5 12 2 5 19 B 43 5 2 3 15 4 3 22 B 44 4 5 1 12 10 1 23 B 45 4 4 2 12 8 2 22 B 46 6 3 1 18 6 1 25 A 47 5 3 2 15 6 2 23 B 48 4 3 3 12 6 3 21 B 49 5 2 3 15 4 3 22 B 80 50 5 2 3 15 4 3 22 B 51 6 3 1 18 6 1 25 A 52 6 2 2 18 4 2 24 A 53 9 1 - 27 2 - 54 4 5 1 12 10 1 23 B 55 4 3 3 12 6 3 21 B 29 Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi , sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: i = i = i = i = ( Xt - Xr ) + 1 3 ( 30 - 10 ) + 1 3 + 1 20 3 21 3 i = 7 81 A Setelah diketahui lebar interval , maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1). Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi 2). Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang 3). Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah Dari data tersebut diatas intensitas shalat sunah dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: a. Intensitas shalat sunah tinggi ada 10 responden b. Intensitas shalat sunah sedang ada 41 responden c. Intensitas shalat sunah rendah ada 4 responden b. Intensitas melaksanakan puasa sunah Adapun hasil jawaban dari angket data tentang intensitas melaksanakan puasa sunah santri pondok pesantren Edi Mancoro adalah sebagai berikut: Tabel 6 Tingkat intensitas melaksanakan puasa sunah santri pondok pesantren Edi Mancoro No Alternatif Jawaban Total Nilai Jawabab Responden Item tiap item 1 A B C 3 2 1 2 8 - 6 16 - 82 Total Nilai Nominasi 22 B 2 - 6 4 - 12 4 16 C 3 3 6 1 9 12 1 22 B 4 4 4 2 12 8 2 22 B 5 1 3 6 3 6 6 15 C 6 2 6 2 6 12 2 20 B 7 4 6 - 12 12 - 24 A 8 3 3 4 9 6 4 19 B 9 3 2 5 9 4 5 18 B 10 4 4 2 12 8 2 22 B 11 3 1 6 9 2 6 17 B 12 3 5 2 9 10 2 21 B 13 4 5 1 12 10 1 23 B 14 4 6 - 12 12 - 24 A 15 4 3 3 12 6 3 21 B 16 6 2 2 18 4 2 24 A 17 5 5 - 15 10 - 25 A 18 4 5 1 12 10 1 23 B 83 19 4 4 2 12 8 2 22 B 20 3 3 4 9 6 4 19 B 21 3 5 2 9 10 2 21 B 22 2 5 3 6 10 3 19 B 23 3 5 2 9 10 2 21 B 24 - 2 8 - 4 8 12 C 25 3 7 - 9 14 - 23 B 26 3 3 4 9 6 4 19 B 27 6 4 - 18 8 - 24 A 28 7 3 - 21 6 - 27 A 29 4 4 2 12 8 2 22 B 30 5 3 2 15 6 2 23 B 31 5 4 1 15 8 1 24 A 32 5 4 1 15 8 1 24 A 33 4 4 2 12 8 2 22 B 34 9 1 - 27 2 - 29 A 35 5 3 2 15 6 2 23 B 84 36 3 7 - 9 14 - 23 B 37 7 3 - 21 6 - 27 A 38 3 3 4 9 6 4 19 B 39 4 6 - 12 12 - 24 A 40 4 5 1 12 12 1 25 A 41 4 6 - 12 12 - 24 A 42 3 3 4 9 6 4 19 B 43 2 8 - 6 16 - 22 B 44 5 4 1 15 8 1 24 A 45 4 3 3 12 6 3 21 B 46 9 1 - 27 2 - 29 A 47 5 5 - 15 10 - 25 A 48 4 5 1 12 10 1 23 B 49 5 4 1 15 8 1 24 A 50 5 3 2 15 6 2 23 B 51 8 1 1 21 2 1 26 A 52 4 6 - 12 12 - 24 A 85 53 4 5 1 12 10 1 23 B 54 4 4 2 12 8 2 22 B 55 4 6 - 12 12 - 24 A Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi , sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: Setelah diketahui lebar interval , maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: i = i = i = i = ( Xt - Xr ) + 1 3 ( 30 - 10 ) + 1 3 + 1 20 3 21 3 i = 7 86 a). Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi b). Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang c). Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah Dari data tersebut diatas intensitas shalat sunah dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1. Intensitas puasa sunah tinggi ada 20 responden 2. Intensitas puasa sunah sedang ada 32 responden 3. Intensitas puasa sunah rendah ada 3 responden c. Kesalehan sosial Adapun hasil jawaban dari angket data tentang kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro adalah sebagai berikut: Tabel 7 Kesalehan sosial Santri di pondok pesantren Edi Mancoro 87 No Alternatif Jawaban Total Nilai Jawabab Responden Item tiap item Total Nilai Nominasi A B C 3 2 1 1 6 4 - 18 8 - 26 A 2 - 6 4 - 12 4 16 C 3 6 4 - 18 8 - 24 A 4 8 2 - 24 4 - 28 A 5 4 6 - 12 12 - 24 A 6 4 5 1 12 10 1 23 B 7 7 2 1 21 6 1 28 A 8 5 4 1 15 8 1 24 A 9 6 2 2 18 4 2 24 A 10 7 3 1 21 6 1 28 A 11 5 4 1 15 8 1 24 A 12 5 4 1 15 8 1 24 A 13 7 3 - 21 6 - 27 A 14 10 - - 30 - - 30 A 15 8 2 - 24 4 - 28 A 88 16 8 1 1 24 2 1 27 A 17 10 - - 30 - - 30 A 18 9 1 - 27 2 - 29 A 19 7 2 1 21 4 1 26 A 20 2 8 - 6 16 - 22 B 21 8 1 1 24 2 1 25 A 22 7 3 - 21 6 - 27 A 23 6 2 2 18 4 2 24 A 24 3 7 - 9 14 - 23 B 25 6 3 1 18 6 1 25 A 26 4 5 1 12 10 1 23 B 27 2 5 3 6 10 3 19 C 28 8 2 - 24 4 - 28 A 29 7 3 - 21 6 - 27 A 30 6 2 2 18 4 2 24 A 31 7 3 - 21 6 - 27 A 32 8 1 1 24 2 1 27 A 89 33 6 4 - 18 8 - 24 A 34 5 5 - 15 10 - 25 A 35 9 - 1 27 - 1 28 A 36 7 2 1 21 4 1 26 A 37 6 3 1 18 4 1 23 B 38 4 6 - 12 12 - 24 A 39 5 5 - 15 10 - 25 A 40 7 3 - 21 6 - 27 A 41 7 2 1 21 4 1 25 A 42 8 2 - 24 4 - 28 A 43 5 4 1 15 8 1 24 A 44 4 4 2 12 8 2 22 B 45 4 5 1 12 10 1 23 B 46 9 1 - 27 2 - 29 A 47 9 1 - 27 2 - 29 A 48 6 4 - 18 8 - 24 A 49 4 4 2 12 8 2 22 B 90 50 4 3 3 12 6 3 21 B 51 7 3 - 21 6 - 27 A 52 4 5 1 12 10 1 23 B 53 8 2 - 24 4 - 28 A 54 4 3 3 12 6 3 21 B 55 7 2 1 21 4 1 26 A Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi , sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: i = i = i = i = ( Xt - Xr ) + 1 3 ( 30 - 10 ) + 1 3 + 1 20 3 21 3 i = 7 91 Setelah diketahui lebar interval , maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1. Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi 2. Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang 3. Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah Dari data tersebut diatas intensitas shalat sunah dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: a. Kesalehan sosial tinggi ada 42 responden b. Kesalehan sosial sedang ada 11 responden c. Kesalehan sosial rendah ada 2 responden 92 BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh antara intensitas sholat sunah dan puasa sunah terhadap keslehan sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh intensitas melaksanakan shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagai berikut : A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel) Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial dengan menggunakan rumus prosentase yaitu: P= × 100% Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden 1. Sholat sunah Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro diketahui rekapitulasi adalah sebagai berikut: 93 a. Untuk kategori tinggi tentang shalat sunah ada 10 responden: P= P= × 100% × 100% P = 0,18181 × 100 P = 18,181 P = 18% b. Untuk kategori sedang tentang shalat sunah ada 41 responden: P= P= × 100% × 100% P = 0,74545 × 100 P = 74,545 P = 75% c. Untuk kategori rendah tentang shalat sunah ada 4 responden: P= P= × 100% × 100% P = 0,07272 × 100 P = 7,272 P = 7% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang shalat sunah. TABEL 8 REKAPITULASI SHALAT SUNAH NO KATEGORI INTERVAL 94 FREKUENSI 1 Tinggi 24-30 10 18% 2 Sedang 17-23 41 75% 3 Rendah 10-16 4 7% 55 100% Jumlah Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa shalat sunah yang tinggi sebesar 18% yaitu sebanyak 10 santri, yang sedang sebesar 75% yaitu sebanyak 41 santri dan yang rendah sebesar 7% yaitu sebanyak 4 santri. Sehingga dengan demikian ,intensitas shalat sunah santri pondok pesantren Edi Mancoro tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 41 santri. 2. Puasa sunah a. Untuk kategori tinggi tentang puasa sunah ada 20 responden: P= P= × 100% × 100% P = 0,36363 × 100 P =36,363 P = 36% b. Untuk kategori sedang puasa sunah ada 32 responden: P= P= × 100% × 100% P = 0,58581 × 100 95 P = 58,581 P = 59% c. Untuk kategori rendah puasa sunah ada 3 responden: P= × 100% P= × 100% P = 0,05454 × 100 P = 5,454 P = 5% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang puasa sunah TABEL 9 REKAPITULASI PUASA SUNAH NO KATEGORI INTERVAL FREKUENSI PROSENTASE 1 Tinggi 24-30 20 36% 2 Sedang 17-23 32 59% 3 Rendah 10-16 3 5% 55 100% Jumlah Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa puasa sunah yang tinggi sebesar 36% yaitu sebanyak 20 santri, yang sedang sebesar 59% yaitu sebanyak 32 santri dan yang rendah sebesar 5% yaitu sebanyak 3 santri. Sehingga dengan demikian ,intensitas puasa sunah santri pondok pesantren Edi Mancoro tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 32 santri. 3. kesalehan sosial a. Untuk kategori tinggi kesalehan sosial ada 42 responden: 96 P= × 100% P= × 100% P = 0,76363 × 100 P = 76,363 P = 76% b. Untuk kategori sedang kesalehan sosial ada 11 responden: P= × 100% P= × 100% P = 0,2 × 100 P = 20 P = 20% c. Untuk kategori rendah kesalehan sosial ada 2 responden: P= × 100% P= × 100% P = 0,03636 × 100 P = 3,636 P = 4% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang kesalehan sosial santri. TABEL 10 REKAPITULASI KESALEHAN SOSIAL NO KATEGORI INTERVAL FREKUENSI PROSENTASE 1 Tinggi 24-30 42 76% 97 2 Sedang 17-23 11 20% 3 Rendah 10-16 2 4% 55 100% Jumlah Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa shalat sunah yang tinggi sebesar 76% yaitu sebanyak 42 santri, yang sedang sebesar 20% yaitu sebanyak 11 santri dan yang rendah sebesar 4% yaitu sebanyak 2 santri. Sehingga dengan demikian ,kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 42 santri. B. Pengujian Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima tidaknya hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, tentang pengaruh intensitas melaksanakan shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro. Maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisian regresi ganda antara variabel shalat sunah (X1) dan puasa sunah (X2) terhadap kesalehan sosial sosial santri (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji regresi ganda. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi antara X1 dan X2 terhadap Y ditentukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel. 98 Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut: TABEL 11 TABEL KERJA KOOFESIEN PENGARUH ANTARA SHALAT SUNAH DAN PUASA SUNAH TERHADAP KESALEHAN SOSIAL SANTRI NO X1 X2 Y X1.Y X2.Y X12 X22 Y2 X1.X2 1 21 22 26 546 572 441 484 676 462 2 16 16 16 256 256 256 256 256 256 3 22 22 24 528 528 484 484 576 484 4 23 22 28 644 616 529 484 784 506 5 19 15 24 456 360 361 225 576 285 6 17 20 23 391 460 289 400 529 340 7 26 24 28 728 672 676 576 784 624 8 18 19 24 432 456 324 361 576 342 9 16 18 24 384 432 256 324 576 288 10 20 22 28 560 616 400 484 784 440 11 17 17 24 408 408 289 289 576 289 12 19 21 24 456 504 361 441 576 399 13 23 23 27 621 621 529 529 729 529 14 26 24 30 780 720 676 576 900 624 15 20 21 28 560 588 400 441 784 420 16 23 24 27 621 648 529 576 729 552 17 27 25 30 810 750 729 625 900 675 18 19 23 29 551 667 361 529 841 437 19 19 22 26 494 572 361 484 676 418 99 20 15 19 22 330 418 225 361 484 285 21 18 21 25 450 525 324 441 625 378 22 21 19 27 567 513 441 361 729 399 23 19 21 24 456 504 361 441 576 399 24 12 12 23 276 276 144 144 529 144 25 19 23 25 475 575 361 529 625 437 26 21 19 23 483 437 441 361 529 399 27 27 24 19 513 456 729 576 361 648 28 21 27 28 588 756 441 729 784 567 29 22 22 27 594 594 484 484 729 484 30 21 23 24 504 552 441 529 576 483 31 21 24 27 567 648 441 576 729 504 32 22 24 27 594 648 484 576 729 528 33 26 22 24 624 528 676 484 576 572 34 21 29 25 525 725 441 841 625 609 35 26 23 28 728 644 676 529 784 598 36 22 23 26 572 598 484 529 676 506 37 23 27 23 529 621 529 729 529 621 38 20 19 24 480 456 400 361 576 380 39 21 24 25 525 600 441 576 625 504 40 23 25 27 621 675 529 625 729 575 41 21 24 25 525 600 441 576 625 504 42 19 19 28 532 532 361 361 784 361 43 22 22 24 528 528 484 484 576 484 100 44 23 24 22 506 528 529 576 484 552 45 22 21 23 506 483 484 441 529 462 46 25 29 29 725 841 625 841 841 725 47 23 25 29 667 725 529 625 841 575 48 21 23 24 504 552 441 529 576 483 49 22 24 22 484 528 484 576 484 528 50 22 23 21 462 483 484 529 441 506 51 25 26 27 675 702 625 676 729 650 52 24 24 23 552 552 576 576 529 576 23 28 812 644 841 529 784 667 53 29 54 23 22 21 483 462 529 484 441 506 55 21 24 26 546 624 441 576 676 504 Jumlah 1174 1223 1385 29734 30979 25618 27729 25393 26473 r Dari tabel diatas kita dapat menghitung nilai koefisien antara X1Y( x 1y), r r X2Y( x2 y), dan antara koefisien X1X2( x 1x2) sebagai berikut: 1. Korelasi antara X1 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh shalat sunah terhadap kesalehan sosial santri maka menggunakan rumus: rx1y = (∑ ∙∑ { ∑ (∑ )(∑ ) ) }{ ∑ (∑ ) } Keterangan: r x1 y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N = Number of Cases ∑ X1Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y ∑ X1 = Jumlah seluruh skor X1 101 ∑Y = Jumlah seluruh Y TABEL 12 Ringkasan Statistik X1 dan Y rx1y = rx1y = Simbol Statistik Nilai Statistik N 55 ∑ X1 1174 ∑Y 1385 ∑ X12 25618 ∑ Y2 35293 ∑ X1Y 29734 (∑ ∙∑ { ∑ (∑ )(∑ ) ) }{ ∑ ( × { = = = = ( × (∑ ) } ) }{ { )( ) ( × }{ ( )( ( ) } } ) ) , = 0,353 Jadi r = 0,353, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df (derajat kebebasan) dari sampel = N (jumlah populasi) – nr (jumlah variabel 102 yang dikorelasikan), N = 55 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df (derajat kebebasan) nya yaitu df = 55-2 = 53, pada taraf signifikan 5% maka r tabel = 0,266, sedangkan untuk r hitung adalah 0,353. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Haditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari 0,353 itu signifikan. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara shalat sunah dengan kesalehan sosial santri. 2. Korelasi X2 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri maka, menggunakan rumus sebagai berikut: rx2y = (∑ ∙∑ { ∑ (∑ )(∑ ) ) }{ ∑ (∑ ) } Keterangan: r x2 y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N = Number of Cases ∑ X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y ∑ X2 = Jumlah seluruh skor X1 ∑Y = Jumlah seluruh Y TABEL 13 Ringkasan Statistik X2 dan Y Simbol Statistik Nilai Statistik N 55 ∑ X2 1223 103 rx2y = rx1y = 1385 ∑ X22 27729 ∑ Y2 25393 ∑ X2Y 30979 (∑ ∙∑ { ∑ ∑Y (∑ = ) }{ { = = ( × (∑ ) } ( × { )(∑ ) ) }{ ∑ )( ) ( × }{ ( )( ) } } ) √ = , = 0,807 Jadi r = 0,807, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df (derajat kebebasan) dari sampel = N (jumlah populasi) – nr (jumlah variabel yang dikorelasikan), N = 55 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X 2 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df (derajat kebebasan) nya yaitu df = 55 – 2 = 53, pada taraf signifikan 5% maka r tabel = 0,266, sedangkan untuk r hitung adalah 0,807. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha diolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka H a diterima, dengan demikian hasil dari 0,807 itu signifikan. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara puasa sunah dengan kesalehan sosial santri. 3. Korelasi X1 dengan X2 104 untuk mengetahui korelasi antara shalat sunah dan puasa sunah, maka menggunakan rumus: rx1x2 = (∑ ∙∑ { ∑ (∑ )(∑ ) }{ ∑ ) (∑ ) } Keterangan: r = Angka indek Korelasi “r” Product Moment x1x2 N = Number of Cases ∑ X1X2 = Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2 ∑ X1 = Jumlah seluruh skor X1 ∑ X2 = jumlah seluruh skor X2 TABEL 14 Ringkasan Statistik X1 dan X2 rx1x2 = rx1x2 = Simbol Statistik Nilai Statistik N 55 ∑X1 1174 ∑X2 1223 ∑X12 25618 ∑X22 27729 ∑X1X2 26473 (∑ ∙∑ { ∑ (∑ = = )( ) }{ { = = ( × ) (∑ ( × { )(∑ ) }{ ∑ ) } ) ( × }{ ( )( ) } } ) √ , 105 = 0,673 Jadi r hitung = 0,673, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df (derajat kebebasan) dari sampel = N (jumlah populasi) – nr (jumlah variabel yang dikorelasikan), N = 55 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah variabel X1 dan X2, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df (derajat kebebasan) nya yaitu df = 55 – 2 =53, pada taraf signifikan 5% maka r tabel = 0,266, sedangkan untuk r hitung adalah 0,673. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha diolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitunglebih besar dari r tabel maka H a diterima, dengan demikian korelasi 0,673 itu signifikan. Jadi terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara sholat sunah dengan puasa sunah santri. 4. Mencari nilai koefisien korelasi ganda Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri maka menggunakan rumus: Rx1x2y = 屨 . . Keterangan : Ryx1x2 r = Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y x1 y = Korelasi antara rx1y rx2y = Korelasi antara rx2y rx1x2 r = Korelasi antara x1x2 Rx1x2y = . . 106 . = . × . × . × , , . = . . . . = . = 0,717 Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat hasil bahwasannya terdapat pengaruh antara shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro sebesar 0,717 pengaruh ini secara kualitatif dapat dinyatakan sangat kuat, dan besarnya lebih dari korelasi individual antara X1 dengan Y, maupun X2 dengan Y. korelasi sebesar 0,717 itu baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisien pengaruh itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut: / )/( Fh = ( , =( , . =( = ) . / )/( ) / / ) . , = 27,639 Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F diatas adalah 27,639. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung > F tabel atau 27,639 > 3,17 hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri pondok 107 pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan kecamatan. Tuntang Kabupaten. Semarang tahun 2012. C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan product moment dan regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat kebebasan) dengan rumus df = N – nr. Responden (N) yang di teliti sebanyak 55 santri. Variabel yang dicari pengaruhnya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. sehingga diperoleh df-nya = 55 – 2= 53. Setelah diketahui df-nya kemudian dilihat pada tabel “r” product moment, maka diperoleh “r” product moment pada taraf signifikan 5% = 0,266. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh positif dan sangat kuat antara rx1y (0,353) merupakan pengaruh yang positif dan signifikan pada taraf signifikan 5% (0,353 > 0,266), maka dapat disimpulkan bahwasannya shalat sunah mempengaruhi kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro. Selanjutnya pengaruh antara rx2y (0,807) merupakan pengaruh yang positif dan sangat kuat yang signifikan pada taraf 5% (0,807 > 0,266) , maka dapat disimpulkan bahwasanya puasa sunah dapat mempengaruhi kesalehan sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro. Demikian halnya pengaruh antara rx1x2 diperoleh hasil 0,625 merupakan pengaruh positif yang signifikan pada taraf signifikan 5% (0,673 > 0,266) maka dapat disimpulkan bahwasnnya shalat sunah dan puasa sunah dapat mempengaruhi kesalehan sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro. 108 Begitu pula dengan pengaruh Rx1x2y diperoleh hasil 0,717 merupakan pengaruh positif dan sangat kuat yang signifikan pada taraf signifikansi 5% (0,717 > 0,266). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima dan terbukti kebenarannya karena “ro” lebih besar dari “rt” dan hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasannya shalat sunah dan puasa sunah dapat mempengaruhi kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro. Selanjutnya untuk F hitung sebesar 27,639 sedangkan untuk F tabel yang diperoleh 3,17. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda tersebut antara shalat sunah (X1) dan puasa sunah (X2) terhadap kesalehan sosial (Y) terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima karena F hitung lebih besar dari F tabel (27,639 > 3,17) sedangkan hipotesis nol ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya intensitas shalat sunah dan puasa sunah santri pondok pesantren Edi mancoro sangat mempengaruhi kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kecamatan. Tuntang Kabupaten. Semarang. 109 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya yakni: untuk mengetahui pengaruh yang positif antara sholat sunah (X1), puasa sunah (X2) kesalehan sosial (Y) di Pondok Pesantren Edi Mancoro 1. Sholat sunah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2012, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 18 %, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 75 %, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 7 %, dengan demikian, sholat sunah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 75%. 2. Puasa sunah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2012, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 36 %, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 59%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 5 %, dengan demikian, puasa sunah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 76%. 3. Kesalehan sosial santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2012, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 76 %, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 20 %, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 4 %, dengan demikian, sholat sunah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 76%. 4. Berdasarkan analisis data, ada pengaruh sholat sunah terhadap kesalehan sosial, hal ini dibuktikan dengan r = 0,353, kemudian dikonsultasikan 110 dengan harga r table pada taraf signifikan 5% (0,266) dan hasilnya lebih besar r hitung. 5. Berdasarkan analisis data, ada pengaruh sholat sunah terhadap kesalehan sosial, hal ini dibuktikan dengan r = 0,807, kemudian dikonsultasikan dengan harga r table pada taraf signifikan 5% (0,266) dan hasilnya lebih besar r hitung. 6. Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial. Hal ini terbukti dengan koefesien korelasi regresi ganda dari hasil RX1X2 Y hitung sebesar 0,717. Selanjutnya diuji signifikansinya dengan Fhitung, dan diperoleh Fhitung > Ftabel atau 27,639 > 3,17. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial. Karena Fhitung > Ftabel, yang berarti persamaan regresi tersebut signifikan. Jadi hipotesis yang peneliti ajukan bahwa ada pengaruh positif antara Pelaksanaan shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro dapat diterima. Artinya: bahwa semakin baik shalat sunah dan puasa sunah maka semakin tinggi pula kesalehan sosial santri. B. Saran-Saran Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi ustadz, pengurus dan santri di pondok pesantren Edi Mancoro. 111 1. Bagi santri, Agar meningkatkan kedisiplinan dalam shalat sunah dan puasa sunah tidak hanya ketika berada di lingkungan pondok pesantren saja, melainkan ketika berada diluar lingkungan pondok pesantren dan menjadikan shalat sunah dan puasa sunah sebagai rutinitas keseharian santri. Dengan begitu akan tercipta kesalehan sosial yang baik. 2. Bagi para ustadzt, ustdzah dan pengurus, hendaknya lebih meningkatkan kedisiplinan shalat sunah dan puasa sunah dalam menumbuhkan kesadaran bagi santri dalam melaksanakan shalat sunah dan puasa sunah serta memberikan penjelasan pentingnya manfaat shalat sunah dan puasa sunah yang berpengaruh baik terhadap kesalehan sosial santri. 3. Bagi pengasuh, ustadz atau ustadzah dan pengurus Tidak ada kata terlambat bagi kita semua, untuk menanamkan kesalehan sosial kepada santri, walaupun dalam kenyataanya mengajarkan kesalehan sosial yang baik kepada santri mengalami banyak kendala. Hal ini sudah menjadi tanggung jawab bersama. C. Penutup Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang akhirnya penulisan skripsi ini bisa terselesaikan, semua ini tidak lain hanyalah karunia dan hidayah dari Allah SWT semata. Semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Semoga 112 Allah SWT berkenan membalasnya. Amin. Akhirnya dengan usaha yang maksimal ini, penulis yakin bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat demi kesempurnaan skripsi ini. 113 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Maskuri. 2006. Kupas Tuntas Sholat. Bandung: Erlangga Al-qardlawiy Yusuf. 2001. Sunnah, Ilmu Pengetahuan Dan Peradaban, Yogyakarta: Intermedia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Dan Praktik. Jakarta : PT. Rineka cipta. At-Thahir, Ahmad. 2008. Buku Pintar Sholat. Bandung: Bahreisy, Salaim. 1992. Terjemah Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam. Surabaya: Balai Buku. Darajat, Zakiah. 1995. Ilmu Fiqh. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf Depdiknas. 2007. Pendidikan masyarakat. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hamid, Ahmad. 2008. Buku Pintar Shalat. Surakarta: Aqwam. Jalal, ahmad. 2009.Dasyatnya Gerakan Dalam Sholat. Semarang: PT Angkasa Musbikin, Imam. 2007. Rahasia Shalat Dhuha. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Rofiq, Ahmad. 2004. Fiqh Kontekstual.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sahid, Nur. 2011. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: Widya karya Salwasalsabila, Syarifah. 2008. Mendidik Anak Berpuasa. Yogyakarta: Harmoni. Sobary, Mohammad. 2007. kesalehan sosial. Yogyakarta: DIVA Press Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan RND. Bandung: Alfabeta. Syayid, Sabiq. 2006. Fiqih Sunah. Jakarta: Pena Pundi Aksara. Yafie, Ali.1997. Fiqh Sosial. Bandung: Mizan Yusuf al-qardlawiy. 2006. Fiqih Puasa, Surakarta: Era Intermedia. “http://Islam House.com/2012/03/ :Dimensi Sosial Shalat.html: 114 115 ANGKET INTENSITAS MELAKSANAKAN SHOLAT SUNAH SANTRI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA. GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2012 A. Biodata responden Nama : Jenis kelamin : Kelas : B. Petunjuk pengisian lembar angket! 1. Sebelum mengisi angket isilah biodata saudara terlebih dahulu. 2. Jawablah pertanyaan dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang tepat menurut anda. 3. Pahamilah dahulu pertanyaan sebelum menjawab. 4. Jawaban yang anda berikan akan kami rahasiakan. Oleh karena itu jawaban yang obyektif sangat kami harapkan dan sumbangan yang sangat berharga demi keberhasilan penelitian C. DAFTAR PERTANYAAN I. Intensitas Sholat sunah 1. Apakah anda setiap pagi melaksanakan sholat dhuha? a. Saya selalu melaksanakan sholat dhuha b. Saya sering melaksanakan sholat dhuha c. Saya terkadang melaksanakan sholat dhuha 2. Ketika anda sedang sibuk, apakah anda menyempatkan sholat dhuha? a. Saya selalu melaksanakan sholat dhuha b. Saya sering melaksanakan sholat dhuha c. Saya terkadang melaksanakan sholat shuha 3. Apakah anda melaksanakan sholat rawatib ketika akan melaksanakan sholat fardhu? a. Saya melaksanakan sholat rawatib b. Saya melaksanakan apabila masih ada waktu c. Saya langsung melaksanakan sholat fardhu 4. Apakah anda melaksanakan sholat hajat? a. Saya selalu melaksanakan sholat hajat 116 b. Saya sering melaksanakan sholat hajat c. Saya terkadang melaksanakan sholat hajat 5. Apakah anda melaksanakan sholat tahajjud? a. Ya, saya Melaksanakan sholat tahjjud b. Saya melaksanakan sholat tahajjud kalau ada teman c. Saya melaksanakan apabila ada sesuatu keinginan 6. Setelah melaksanakan sholat tahajjud apa yang anda lakukan? a. Menutup dengan sholat witir b. Membaca Al-qur’an sambil menunggu waktu sholat subuh c. Melanjutkan tidur lagi 7. Apakah anda melaksanakan sholat witir? a. Ya, saya melaksanakan sholat witir b. Saya melaksanakan sholat witir kalau ada teman c. Saya tidak pernah melaksanakan sholat witir 8. Dalam satu minggu berapa hari anda melaksanakan sholat witir? a. 7 hari b. 4 hari c. 1 hari 9. Ketika waktu pagi hari raya idul fitri telah tiba apa yang anda lakukan ? a. Bersiap-siap untuk melaksanakan Sholat iedul fitri b. Menyiapkan makanan yang akan di hidangkan untuk tamu c. Masih pulas tidur karena kecapekan kegiatan tadi malam 10. Apakah anda setiap hari idul adha selalu melaksanakan sholat idul adha? a. Ya, saya Melaksanakan sholat idul adha b. Saya terkadang melaksanakan sholat idul adha c. Saya melaksanakan sholat idul adha karena Ikut-ikutan teman 117 ANGKET INTENSITAS MELAKSANAKAN PUASA SUNAH SANTRI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA. GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2012 A. Intensitas Puasa sunah 1. Apakah anda puasa hari senin dan kamis? a. Saya selalu puasa b. Saya sering puasa c. Saya terkadang puasa 2. Apa yang anda rasakan setelah melaksanakan puasa pada hari senin dan hari kamis? a. Jiwa terasa tentram b. Badan terasa sehat c. Biasa saja, tidak ada perubahan 3. Pada hari senin dan kamis yaitu disunahkan untuk berpuasa, apakah anda berpuasa? a. Ya, Saya berpuasa b. Saya terkadang puasa c. Saya berpuasa, apabila tidak pergi jauh 4. Ketika bertepatan dengan tanggal 9 (sembilan) dzulhijah apa yang anda lakukan? a. Berpuasa arafah b. Mendoa’akan orang-orang islam yang sedang haji c. Menyibukan diri sendiri dengan pekerjaan 5. Apakah anda selalu puasa arafah ? a. Ya, saya selalu Puasa arafah b. Saya terkadang berpuasa c. Saya tidak pernah berpuasa 6. Ketika anda sedang sakit, apakah anda melaksanakan puasa sunah 6 (enam) hari di bulan syawal? a. Ya, saya melaksanakan puasa b. Saya melaksanakan apabila kuat c. Saya tidak melaksanakan, karena puasa sunah 7. Di bulan syawal disunahkan untuk puasa 6 (enam) hari, apakah anda selalu berpuasa? 118 a. Saya selalu puasa apabila tidak ada halangan syar’i b. Saya terkadang puasa c. Saya tidak melaksanakan puasa 8. Apa yang anda lakukan ketika guru memberi tahu besok adalah bulan sya’ban dan disunahkan untuk berpuasa? a. Saya melaksanakan puasa b. Saya melaksanakan puasa jika ada teman c. Melaksanakan puasa, jika ada keinginan 9. Apakah anda selalu melaksanakan puasa sunah di bulan sya’ban? a. Ya, Saya selalu melaksanakan puasa b. Saya terkadang melaksanakan puasa c. Saya melaksanakan puasa, apabila ada keinginan 10. Apa yang melandasi anda dalam puasa sunah di bulan sya’ban? a. Mengharap ridho Allah b. Karena ada hajat atau sesuatu yang di inginkan c. Ingin mendapatkan pujian dari orang lain 119 ANGKET KESALEHAN SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA. GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2012 A. Kesalehan sosial 1. Bagaimanakah sikap anda kepada tetangga yang beda agama ketika bertemu dalam suatu acara? a. Menghormatinya, dan menyapa b. Diam dan sibuk dengan kegiatanya sendiri c. Menjauhi karena beda keyakinan 2. Jika dalam musyawarah ada teman yang tidak sependapat dengan anda bagaimana sikap anda? a. Tetap menghargai pendapat teman b. Menghargai ketika pendapat itu baik c. Diam saja, karena beda pendapat 3. Ketika melihat teman yang sedang meminta pertolongan, sedangkan anda sedang sibuk, apakah anda akan menolongnya? a. Saya menolongnya b. Saya menolong apabila diminta c. Saya tidak peduli, karena merasa terganggu 4. Jika teman anda sedang terkena musibah apakah anda membantunya? a. Saya akan membantunya b. Saya membantu apabila diminta c. Sibuk dengan pekerjaan pribadi 5. Ketika anda bertemu dengan teman di jalan apa yang anda lakukan? a. Menyapa dengan salam b. Memanggil namanya c. Diam saja 6. Ketika anda bertemu dengan guru di jalan apa yang anda lakukan? a. Menyapa dengan salam dan berjabat tangan b. Menganggukkan kepala c. Menghindarinya dan seolah-olah tidak melihat 7. Ketika ada pengemis yang meminta uang, apakah anda akan memberikannya? a. Saya akan memberikannya uang b. Saya akan memberi jika ada uang kecil c. Saya akan memberikan ketika saya merasa kasian 120 8. Ketika teman anda membutuhkan uang, apakah anda akan memberikannya? a. Saya akan memberikannya b. Saya memberikan jika mempunyai uang c. Saya memberi jika dia dekat dengan saya 9. Ketika anda mau pergi atau pulang apakah anda meminta izin terlebih dahulu kepada pengurus atau pengasuh pondok a. Ya, saya meminta izin b. Saya meminta izin jika ada pengurus atau pengasuh c. Saya langsung pergi tanpa izin pengurus atau pengasuh 10. Ketika ada kegiatan pondok apakah anda selalu mengikuti? a. Ya, saya mengikuti dengan senang hati b. Mengikuti ketika tidak sibuk c. Mengikuti karena ikut-ikutan tema 121 DAFTAR NILAI SKK Nama : Ahmad Adenan Progdi : Tarbiyah / PAI NIM : 11109078 PA : Nur Chasanah M.Pd No Jenis kegiatan 1. 2 3 4 5 6 7 8 Pelaksanaan Status Nilai Peserta 3 Peserta 3 Peserta 3 Peserta 2 Peserta 3 Peserta 2 Pengurus 3 17 Oktober 2008 Peserta 6 25-27 Agustus Opspek 2008 2008 Workshop kepemimpinan pondok pesantren Edi Mancoro 28-29 Desember 2008 15-16 November Comunicatif Engglis Club 2008 Asramanisasi Ramadhan 1429 H pondok pesantren Edi Mancoro 01-23 September 2008 Workshop lidership STAIN Salatiga Pelatihan asatidz tarbiyatul banin wal banat PP Edimancoro SK pengurus pondok pesantren Edi Mancoro Seminar Nasional dan sarasehan Gubernur JATENG perbankan syariah STAIN Salatiga 10-12 November 2008 27 Maret 2011 Masa khidmad 2009/2010 9 Seminar Nasional PMII Cabang Salatiga 24 Januari 2009 Peserta 6 10 Pelatihan Ustadz dan ustdzah TPA Desa. 17 Maret 2012 Panitia 3 122 Cebongan Argomulyo Salatiga 11 12 13 Diskusi lintas Agama PP Edi Mancoro 2 September 2010 Asramanisasi Ramadhan 1430 H pondok 21 Agustus – 13 pesantren Edi Mancoro September 2009 Asramanisasi Ramadhan 1431H pondok pesantren Edi Mancoro 22 Agustus-02 September 2010 3 Panitia 2 Panitia 2 Panitia 3 Panitia 2 14 Pelatihan jurnalistik PP Edi Mancoro 15 Peringatan HARLAH PP Edi Mancoro 16 Musyawarah Santri PP Edi Mancoro 22 Oktober 2009 Panitia 2 17 Musyawarah santri PP Edi Mancoro 31 Oktober 2010 Panitia 2 18 Bedah film LDK Darul Amal STAIN Peserta 2 19 Workshop legal drafting SEMA 30 Maret 2009 Peserta 2 25 Mei 2019 Peserta 2 14 April 2012 Peserta 3 20 21 Bedah buku : karya Dra. Maslikhah, M.Si STAIN Salatiga Workshop sehari perayaan waisak:STIAB Samaratungga Boyolali 27 Mei 2012 Panitia 25 Desember 2011 15 September 2008 2 22 Bedah buku dan penggalangan dana korban situ gintung DEMA STAIN 123 4 April 2009 Peserta 23 24 Asramanisasi Ramadhan 1432 H pondok pesantren Edi Mancoro 1-21 Agustus 2011 Pelatihan Administrari PP Edi Mancoro Jumlah 124 20 Desember 2009 2 Peserta Peserta 3 67