pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah

advertisement
PENGARUH INTENSITAS MELAKSANAKAN SHOLAT SUNAH DAN
PUASA SUNAH TERHADAP KESALEHAN SOSIAL SANTRI PONDOK
PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KECAMATAN
TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
AHMAD ADENAN
NIM: 111 08 079
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
TAHUN 2012
0
1
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang betanda tangan dibawah ini:
Nama
: Ahmad Adenan
NIM
: 11108079
Jurusan
: Tarbiyah
Progam studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
2
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
MOTTO
ÇÌÏÈ Zw qä«ó¡ tB çm÷Ytã tb %x. y7 Í́¯»s9'ré& ‘@ ä. yŠ#xsàÿø9$#ur uŽ|Ç t7ø9$#ur yì ôJ ¡ 9$# b̈ Î) 4íO ù=Ïæ ¾ÏmÎ/ y7 s9 }§ øŠs9 $tB ß# ø)s? Ÿw ur
Artinya : dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS, Al-Isra’ :36)
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku Bapak H. Abu hasim dan Ibu Hj.Mumtadi’ah (Alm)
tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh
kesabaran dan keiklasan. Kalian adalah pahlawan bagiku dan orang nomor
satu di dunia ini.
2. Untuk kakakku tercinta Munadhiroh dan Ali Zabidi berserta keluarga
besar tercintaku
3. Romo KH. Mahfud Ridwan lc dan Keluarga besar pondok pesantren Edi
Mancoro
4. Sahabat-sahabati santri yang menjadi teman hidup di pondok pesantren
Edi Mancoro yang sedikit banyak memberikan pengalaman berproses
dalam berorganisasi
5. Mafthikah Ari Yulianti yang selalu memberikan motivasi Dan dukungan
penuh dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Semua teman-teman PAI C Senasib seperjuangan dan PAI angkatan 2008
yang telah memberikan warna kehidupan dalam belajar di kampus
3
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
ABSTRAK
AHMAD ADENAN (NIM: 11108079). :Pengaruh intensitas
melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial
santri pondok pesantren edi mancoro desa. Gedangan kec. Tuntang kab.
Semarang tahun 2012: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam
STAIN Salatiga tahun 2012. Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh M.Si
Kata kunci: sholat sunah, puasa sunah dan kesalehan sosial
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1).Bagaimanakah intensitas
melaksanakan sholat sunah Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa.
Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. 2). Bagaimanakah
intensitas
melaksanakan puasa sunah Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa.
Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.3.) Bagaimanakah kesalehan sosial
Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab.
Semarang. 4). Adakah pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah terhadap
kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan
Kec. Tuntang Kab. Semarang. 5). Adakah pengaruh intensitas melaksanakan
puasa sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro
Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.6). Adakah pengaruh intensitas
melaksanakan sholat sunah(x1) dan puasa sunah (x2) terhadap kesalehan social
(y) Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab.
Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan angket. Subyek
penelitian sebanyak 55 responden, menggunakan teknik populasi, sampel.
Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X1,X2
dan data Y.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statistik dan regresi. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis
korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh antara
intensitas melaksanakan sholat sunah, puasa sunah terhadap kesalehan sosial
santri. Hal itu di buktikan dengan hasil penghitungan stastisik pada taraf
signifikasi 5% menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 27,639
> 3,17
4
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap
kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec.
Tuntang Kab. Semarang tahun 2012 “. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati penulis megucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga
2. Ibu Dra.Siti Asdiqoh, M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam
penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya
kepada penulis.
5
4. Bapak K.H. Mahfud Ridwan Lc. selaku pengasuh dan Muhammad Hanif
S.S selaku ketua yayasan pondok pesantren Edi mancoro yang telah
memberikan ijin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
5. Kedua orang tuaku, adik-adikku, semua saudaraku serta seluruh keluarga
yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Sahabat-sahabati seperjuangan yang telah memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Semua pihak yang terkait dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik
materiil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa
berdo’a semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh
Allah SWT sebagai amal ibadah.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
6
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................... 00
LEMBAR LOGO ................................................................................ 0
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. iii
DEKLARASI ......................................................................................... . iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... v
ABSTRAK............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR
...................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR BAGAN........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
F. Defisi Operasional ..................................................................... 9
G. Metode Penelitian ..................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sholat sunah ............................................................................. 19
1. Makna sholat ..................................................................... 19
7
2. Rukun sholat ....................................................................... 21
3. Hal-hal yang membatalkan sholat ........................................ 23
4. Pengertian sholat sunah ...................................................... 24
5. Macam-macam sholat
6. Hikmah sholat
....................................................... 25
.................................................................. 30
B. Puasa sunah ............................................................................. 28
1. Makna puasa ...................................................................... 35
2. Rukun puasa
..................................................................... 37
3. Hal-hal yang membatalkan puasa ......................................... 38
4. Tujuan puasa ....................................................................... 39
5. Manfa’at puasa ................................................................... 40
6. Pengertian puasa sunah ....................................................... 42
7. Macam-macam puasa sunah ................................................ 43
C. Kesalehan sosial ........................................................................ 31
1. Hakikat kesalehan sosial ...................................................... 47
2. Bentuk-Bentuk kesalehan .................................................... 49
3. Manifiestasi kesalehan sosial ............................................... 51
D. Pengaruh sholat sunah dan puasa sunah Terhadap kesalehan
sosial santri .............................................................................. 52
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi dansubjek penelitian ........................... 55
1.
Letak Geografis Ponpes Edi Mancoro ................................. 55
2.
Sejarah berdirinya Ponpes Edi Mancoro
3.
Sarana dan fasilitas pesantren
4.
Keadaan ustadz dan santri
5.
Struktur organisasi Ponpes Edi Mancoro ............................. 62
6.
Pelaksanaan pendidikan dipesantren ................................... 63
B. Penyajian Data
........................... 56
........................................... 59
................................................ 60
..................................................................... 68
8
1. Nama Responden
........................................................... 68
2. Data hasil angket Intensitas sholat sunah, puasa sunah Dan
kesalehan Sosial Santri .......................................................... 71
BAB IV ANALISA DATA
A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel) ..................................... 84
B. Pengujian Hipotesis ................................................................. 90
C. Pembahasan hasil uji hipotesis ................................................... 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 102
B. Saran ....................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
9
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Daftar jumlah santri pondok pesantren Edi Mancoro
2. Tabel 2 Daftar ustadz dan ustadzah pondok pesantren Edi Mancoro
3. Tabel 3 Kurikulum pondok pesantren Edi Mancoro
4. Tabel 4 Daftar nama responden santri pondok pesantren Edi Mancoro
5. Tabel 5 Jawaban Angket dan skor tentang intensitas sholat sunah di
pondok pesantren Edi Mancoro
6. Tabel 6 Jawaban Angket dan skor Tentang Intensitas melaksanakan puasa
sunah santri ponpes Edi Mancoro
7. Tabel 7 Jawaban Angket dan skor Tentang kesalehan sosial santri ponpes
Edi Mancoro
8. Tabel 8 Rekapitulasi sholat sunah santri
9. Tabel 9 Rekapitulasi puasa sunah santri
10. Tabel 10 Rekapitulasi kesalehan sosial santri
11. Tabel 11 kerja kooefesien pengaruh antara sholat sunah dan puasa sunah
terhadap kesalehan sosial santri
12. Tabel 12 Ringkasan statistik antara sholat sunah dan kesalehan sosial
13. Tabel 13 Ringkasan statistik antara puasa sunah dan kesalehan sosial
14. Tabel 14 Ringkasan statistik antara sholat sunah dan puasa sunah
10
DAFTAR BAGAN
1. Bagan 1 Struktur Ponpes Edimancoro…………………………. 41
11
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka.
2. Daftar Riwayat Hidup.
3. Angket.
4. Surat keterangan melakukan penelitian
5. Lembar konsultasi pembimbing.
6. Laporan SKK.
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur berbagai perkara
yang
mengandung
kebaikan
dan
kemaslahatan
bagi
penganutnya.
Diantaranya islam mengajarkan ikhwal sunah-sunah fitrah yakni amalanamalan atau prilaku-prilaku yang menjadi kebiasaan Nabi.
Setiap ibadah yang diperintahkan atau dianjurkan di dalam ajaran
Islam pasti memiliki kegunaan dan manfaat bukan hanya terhadap diri sendiri
melainkan juga terhadap lingkungan sosialnya. Lalu dari prilaku ibadah yang
benar muncul apa yang disebut “rahmat” bagi seru sekalian alam. Karenanya
seorang muslim yang benar-benar mengamalkan ajaran agamanya akan
muncul sebagai pelita dalam kegelapan, penyejuk dalam kepenatan iklim
sosial yang menggerahkan, dan sebagai juru damai dalam hiruk pikuknya
perbagai perebutan kepentingan.
ÇÊÌÈ ×ŽÎ7yz îLìÎ=tã ©! $# b̈ Î)4öN ä3 9s)ø?r&«! $# y‰ YÏã ö/ä3 tBtò2 r&b̈ Î)4(
Dengan firman Allah “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu” (Q.S.Al-Hujurât:13)
(Depag, 2007: 517)
Dewasa ini seluruh umat dunia sedang dilanda kegoncangan yang luar
biasa akibat proses globalisasi yang bersifat mendunia. Sehingga masyarakat
sudah banyak berpaling dari urusan akhirat menuju urusan dunia yang fana’,
13
seperti meninggalkan sunah-sunah rasul yaitu sholat sunah dan puasa sunah,
dan lainnya. Demikian apa yang terjadi adalah manusia lebih mengutamakan
kepentingan dunia dari pada akhirat.
Perkembangan zaman yang pesat menjadi pengaruh besar terhadap
prilaku masyarakat indonesia yaitu lebih mementingkan kehidupan duniawi
dari pada ukhrowi, salah satunya perkembangan teknologi, misalnya
handphone, televisi, internet dan sebagainya yang menimbulkan masyarakat
terhipnotis dan akhirnya lupa akan kebutuhan akhirat, oleh karena itu kita
dapat memanfaatkan perkembangan teknologi secara benar dan profesional
tanpa meninggalkan hal yang berkaitan dengan agama yang menghubungkan
kita dengan tuhan dan posisi kita sebagai mahluk sosial. (Darajat.1996:133)
Sholat merupakan cara pembinaan teratur dan normal yang diberikan
dalam dosis ringan dan dalam jarak waktu pendek setiap hari maka “puasa”
merupakan pembinaan dalam dosis berat, selama satu bulan dan dalam jangka
waktu yang panjang, yaitu setiap tahun. Karena itu antara sholat dan puasa
mempunyai hubungan yang sangat erat masing-masing saling menunjang
dalam mendidik dan membina nilai-nilai luhur manusia. ( Musbikin,2004:7)
Rangkaian ibadah ritual tersebut yang diwajibkan kepada umat Islam
seperti sholat dan puasa, merupakan ibadah spiritual yang semestinya ketika
diamalkan akan membuat pelakunya memperoleh kesalehan individu
sekaligus kesalehan sosial, artinya ketika rangkaian ibadah tersebut
dilaksanakan dan dipahami secara kontekstual oleh setiap individu muslim,
maka tidak hanya berdampak bagi yang bersangkutan tetapi akan memiliki
14
dampak sosial yang positif bagi kehidupan masyarakat disekitarnya. Karena
selain memperoleh pahala sebagaimana Allah janjikan, didalam rangkaian
ibadah tersebut juga terkandung pesan moral luar biasa yang ketika
diaplikasikan didalam kehidupan sehari-hari dapat membawa manusia pada
derajat kemuliaan yang tinggi, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai
wakil Allah di muka bumi (khalifatullah fil ardhi).
Namun kenyataan, tidak semua orang memperhatikan kualitas sholat
dan puasa mereka sehingga tidak aneh apabila ada orang yang rajin
melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah tetapi memiliki kesalehan sosial
yang rendah atau tidak baik, sebaliknya ada orang yang jarang melaksanakan
amalan-amalan sunah seperti puasa dan sholat justru memiliki sikap dan
perilaku sosial yang baik. Maka yang menjadi pertanyaan apakah sholat dan
puasa mereka sudah bagus dan berkualitas. (Ali, 1997: 273)
Untuk mengetahui seberapa jauh intensitas sholat sunah dan puasa
sunah terhadap kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa.
Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang, maka penulis mengadakan
penelitian dengan judul: PENGARUH INTENSITAS MELAKSANAKAN
SHOLAT SUNAH DAN PUASA SUNAH TERHADAP KESALEHAN
SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA
GEDANGAN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
15
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
intensitas melaksanakan sholat sunah
Santri Pondok
Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang?
2. Bagaimanakah
intensitas melaksanakan puasa sunah Santri Pondok
Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang?
3. Bagaimanakah kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro
Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang?
4. Adakah pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah terhadap
kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa.
Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang ?
5. Adakah pengaruh intensitas melaksanakan puasa sunah terhadap kesalehan
sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec.
Tuntang Kab. Semarang?
6. Adakah pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah
terhadap kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa.
Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Sebagai konsekuensi logis dari permasalahan pokok maka tujuan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui intensitas melaksanakan sholat sunah Santri Pondok
Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.
2. Untuk mengetahui intensitas melaksanakan puasa sunah Santri Pondok
Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.
16
3. Untuk
mengetahui kesalehan sosial Santri Pondok Pesantren Edi
Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.
4. Untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah
terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro
Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.
5. Untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan puasa sunah
terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro
Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.
6. Untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan sholat sunah dan
puasa sunah terhadap kesalehan sosial
Santri Pondok Pesantren Edi
Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus
di uji kebenarannya dengan jalan riset (Kartono,1990:78). Dari pengertian
hipotesis tersebut, maka saya (penulis) merumuskan hipotesis sebagai
berikut: 1) Ada
pengaruh yang signifikan antara sholat sunah terhadap
kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan
Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012; 2) Ada pengaruh yang signifikan
antara puasa sunah terhadap kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren
Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012; 3)
Ada pengaruh yang signifikan antara sholat sunah dan puasa sunah terhadap
kesalehan sosial pada Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan
Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2012.
17
E. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengasuh dan para pengurus dalam mengasuh, membimbing dan mengajar
santri, dengan memberikan teladan serta
mengajak santri
senantiasa
meningkatkan ibadah, agar tercipta tingkat kesalehan sosial yang baik.
2. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan
bagi berlangsungan pendidikan di masyarakat pesantren, khususnya bagi
pendidikan ahlak dan kesalehan sosial serta memperkaya ilmu pengetahuan
dalam dunia pendidikan islam.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul, maka perlu
diberikan penjelasan istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel
penelitian.
1. Intensitas sholat sunah
Intensitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti keadaan,
tingkatan, kuatnya, hebatnya, bergeloranya dan sebagainya” (Depdiknas,
2002 : 438)
Sholat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah) adalah salat yang
dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak
berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik
18
dan benar serta penuh ke ikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari
Allah SWT yang begitu indah. (Rifa’i, 1993: 34) Jadi yang dimaksud
dengan sholat sunah adalah sholat selain yang diwajibkan (fardhu) seperti
sholat rawatib, dhuha, tahajud dan lain-lain.
Untuk mengukur intensitas sholat sunah santri, maka ditentukan
indikator sebagai berikut:
a. Aktif melaksanakan sholat dhuha
b. Aktif melaksanakan sholat rawatib
c. Aktif melaksanakan sholat hajat
d. Aktif melaksanakan sholat tahajjud
e. Aktif melaksanakan sholat witir
f. Aktif melaksanakan sholat idul fitri dan idul adha
2. Intensitas puasa sunah
Intensitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “
keadaan, tingkatan), intensinya (kuatnya, hebatnya, bergeloranya dan
sebagainya” (Depdiknas, 2002 : 438)
Puasa sunnah sebagaimana yang kita ketahui, adalah puasa yang
dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut “dianjurkan”
karena orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan tidak ada dosa
jika tidak dikerjakan. (Qardahawi, 1998:18)
Jadi yang dimaksud puasa sunah adalah puasa yang tidak
wajibkan. Seperti puasa pada hari senin dan kamis, arafah, rajab, 6 (enam)
hari di bulan syawal dan lain-lain.
19
Untuk mengukur intensitas puasa sunah santri, maka ditentukan
indikator sebagai berikut:
a. Aktif melaksanakan puasa pada hari senin dan kamis
b. Aktif melaksanakan puasa arafah
c. Aktif melaksanakan Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal
d. Aktif melaksanakan puasa bulan sya’ban
3. Kesalehan sosial
Kesalehan berarti ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah;
kesungguhan menunaikan ajaran agamanya tercermin pada sikap hidupnya
(Depdiknas, 2007: 984) kesalehan atau ketaatan pada Allah dapat melalui
dengan ibadah wajib, sunah, amal shodaqoh dan akhlak yang baik. Sosial
artinya berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya kumunikasi dalam
usaha menunjang pembangunan (Depdiknas, 2007:1085 )
Pengertian kesalehan sosial peneliti dapatkan dari uraian KH.
Mustafa Bisri (pertemuan kiai se-Jawa Tengah di Pondok Pesantren Edi
Mancoro 21,
Mei 2011) yang menyebutkan bahwa kesalehan sosial
adalah perilaku orang-orang yang sangat peduli dengan nilai-nilai islami,
yang bersifat sosial, suka memikirkan dan santun kepada orang lain, suka
menolong, dan seterusnya. (Yasin, 2010: 15)
Jadi yang dimaksud kesalehan sosial adalah perilaku manusia yang
mencerminkan sifat sosial, peduli dengan kebutuhan orang lain dalam
kehidupan tanpa meninggalkan hablumminaallah.
20
Untuk mengukur kesalehan sosial santri, maka ditentukan indikator
sebagai berikut:
a. Sikap toleransi antar sesama
b. Suka tolong menolong antar sesama
c. Sopan kepada orang lain
d. Berderma, baik lapang maupun susah
e. Taat terhadap aturan dalam masyarakat
G. Metode penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan penelitian
Pendekatan ini melakukan penelitian kuantitatif yang bersifat
korelasional, untuk mengetahui hubungan setiap variabel penelitian
menggunakan analisis statistik prosentase dan teknik analisis regresi
untukmengetahui besarnya pengaruh antar variabel.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Edi Mancoro
Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. Penelitian ini dilaksanakan
pada 25 Maret 2012 sampai dengan Juni 2012.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto,
1998:109).
21
Berdasarkan pendapat diatas, populasi adalah seluruh Santri Pondok
Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab.
Semarang, dalam wilayah penelitian yang nantinya akan menjadi
obyek penelitian. Adapun jumlah seluruh Santri Pondok Pesantren Edi
Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang adalah 55
orang, dengan rincian santri putra berjumlah 25 dan santri putri 30.
b. Sampel
Menurut suharsimi arikunto sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang di selidiki (suharsimi,1999:109) Penulis akan
melakukan penelitian dilapangan, dalam menentukan sampel sesuai
dengan pendapat suharsimi arikunto, bahwa apabila subyeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.
Berdasarkan petunjuk tersebut, dalam penelitian ini saya (penulis)
mengambil sampel 55 orang, dengan rincian santri putra berjumlah 25
dan santri putri 30. Karena populasi santri Pondok Pesantren Edi
Mancoro berjumlah kurang dari 100, maka diambil semua. Jadi
penelitian ini merupakan penelitian populasi.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini
baik mengenai intensitas mahasiswa melaksanakan sholat sunah dan puasa
sunah kesalehan sosial, maka penulis menggunakan metode – motede
pengumpulan data sebagai berikut :
22
a. Metode Angket
Angket adalah “sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan pribadi
atau hal – hal yang diketahui” (Arikunto, 1993:128).
Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang intensitas santri melaksanakan sholat sunah,
puasa sunah dan kesalehan sosial.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang –
barang tertulis (Arikunto, 1993:149). Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data – data tentang keadaan pondok pesantren Edi
Mancoro dan santri dalam penelitian ini.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang di gunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data (Arikunto, 1998:135). Instrumen penelitian ini
berupa butir- butir pertanyaan dalam
angket yang disesuaikan untuk
mengetahui intensitas melaksanakan sholat sunah, puasa sunah dan
kesalehan sosial, angket dirancang 30 pertanyaan ditujukan kepada Santri
Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab.
Semarang.
23
6. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data
yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh melaksanakan shalat
sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri.
Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan rumus:
P=
F
´100%
N
Keterangan:
P
: Angka presentase
F
: Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya
N
: jumlah siswa atau siswi
100%
: Bilangan Konstan
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan
shalat
sunah terhadap kesalehan sosial dan pengaruh intensitas
melaksanakan puasa sunah terhadap kesalehan sosial adalah menggunakan
rumus product moment, sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh
antara intensitas melaksanakan shalat sunah dan puasa sunah terhadap
kesalehan sosial santri digunakan rumus regresi ganda, karena dalam
penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2
kategori meliputi variabel dependent atau variabel terikat yaitu variabel
pertama dan variabel kedua yakni intensitas shalat sunah (X1), puasa sunah
(X2) Sementara variabel ketiga kesalehan sosial (Y) merupakan variabel
independent atau variabel bebas.
24
Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010: 255)
memberikan teknik analisis melalui rumus :
a) Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
∙∑ 1 −(∑ 1 )(∑ )
rx1 y =
∑ 1 2−(∑ 1)2
∑ 2−(∑ )2
Keterangan:
r
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
x1y
N
= Number of Cases
∑ X1Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
∑Y
= Jumlah seluruh Y
b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
rx2y =
N∙∑ x2 y−(∑ x2 )(∑ y)
N ∑ x2 2−(∑ x2)2 N ∑ y2 −(∑ y)2
Keterangan:
r
x2y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑ X2Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y
∑ X2
= Jumlah seluruh skor X1
∑Y
= Jumlah seluruh Y
c) Mencari korelasi X1 dan X2
rx1x2 =
d)
∙∑ 2 2−(∑ 1)(∑ 2)
∑ 12 −(∑ 1 )2
∑ 22 −(∑ 2)2
Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel
dengan rumus sebagai berikut :
Rx1x2y =
r2x1 y+r2 x2y−2rx1y.rx2 y.rx1x2
1−r2 x1 x2
Keterangan :
25
Ryx1x2
= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y
r
x1y
= Korelasi antara rx1y
x2y
= Korelasi antara rx2y
x1x2
= Korelasi antara rx1x2
r
r
Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa
yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa. Setelah diperoleh
hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh nilai
Ha
(hipotesis alternative) dikonsultasikan pada tabel pada taraf 5%.
Apabila nilai Ho diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Ha maka
hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis dapat ditolak.
H. Sistematika penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini meliputi Bab I
pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian hipotesis penelitian,
metodologi penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
Bab II landasan teori berisi tentang teori-teori yang membahas
sholat sunah, puasa sunah, kesalehan sosial, dan pengaruh intensitas
melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial.
Bab III laporan hasil penelitian berisi tentang profil dari pondok
pesantren Edi Mancoro, pemaparan data sholat sunah, puasa sunah dan
pemaparan data kesalehan sosial.
Bab IV Analisis Hasil penelitian berisi tentang analisis data dan
interpretasi data hasil penelitian.
Bab V penutup, berisi tentang kesimpulan kritik dan saran.
26
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sholat
1. Pengertian Sholat
Sholat secara bahasa adalah do’a, sedangkan secara agama adalah
ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan tindakan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam. (Abdurrahman, 2006:55) Jadi
sholat merupakan aktivitas yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam dan didalamnya terdapat rukun tertentu dan setiap
perpindahan rukun terdapat baca’an do’a.
2. Dalil Sholat
Mengenai dalil kewajiban melaksanakan sholat, Allah Swt berfirman :
ÇÊÉÌÈ $Y?qè%öqB̈ $Y7»tFÏ. šú
üÏZÏB÷sßJ ø9$# ’n?tã ôM tR%x. no4qn=¢Á 9$# b̈ Î)4
Artinya :”sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang telah
ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman.”(Q.S. AnNisa:103) (Depag, 2007:95)
Allah Swt juga berirman:
ÇÍÎÈ 33̍s3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$#ÇÆ
tã 4‘ sS ÷Zs? no4qn=¢Á 9$#žc
Î)(no4qn=¢Á 9$# ãÉO Ï%r&ur
Artinya:”dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu dapat mencegah
perbuatan keji dan mungkar. (Q.S. Al-Ankabut:45) (Depag, 2007: 401)
27
3. Syarat Sah Sholat
Syarat syah sholat adalah suatu perkara yang harus dipenuhi sebelum
melakukan sholat. Ada delapan syarat yang harus dipenuhi oleh orang
yang akan melaksanakan sholat agar sholatnya syah, adapun syarat syah
sholat adalah sebagai berikut:
a. Beragama islam
b. Tamyis (berakal dan balgh)
c. Menutup aurat.
d. Menghadap kiblat
e. Mengetahui masuknya waktu sholat
f. Suci dari hadas, baik kecil maupun besar
g. Suci dari najis, baik badan, pakaian maupun tempat sholat
h. Mengetahui
tatacara
sholat.
Maksudnya
mengerti
dan
bisa
membedakan mana rukun dan sunah sholat.
Sholat seseorang akan menjadi syah apabila sudah memenuhi delapan
syarat syah tersebut.
4. Rukun Sholat
Rukun adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggal dan apabila
ditinggalkan, maka ibadahnya tidah syah. Rukun sholat ada lima belas.
Hitungan ini menggunakan thoma’ninah (tenang) yang dalam empat
kondisi (pada waktu ruku, iktidal, sujud dan duduk diantara dua sujud)
menjadi satu rukun, karena satu jenis. Jadi jika keempat thoma’ninah itu
28
tidak dijadikan satu, maka jumlah rukun sholat ada delapan belas. Berikut
adalah rukun sholat itu:
a. Niat
b. Takbiratul ikhram
c. Membarengkan niat dengan takbir
d. Berdiri bagi orang yang mampu
e. Membaca surat Al-fatihah
f. Ruku’
g. Iktidal
h. Sujud
i.
Duduk diantara dua sujud
j.
Thuma’ninah
k. Tasyahud akhir
l.
Membaca shalawat kepada nabi
m. Salam yang pertama
n. Duduk untuk tiga rukun yang terakhir
o. Tertib
Dalam bukunya Abdurrahman, 2006:72 rukun tersebut adalah untuk
menyempurnakan sholat, sehingga wajib hukumnya untuk melakukannya
dalam sholat.
Orang yang tidak melaksanakan salah satu rukun tersebut maka
sholatnya tidak syah atau batal.
29
5. Hal-Hal Yang Membatalkan Sholat
Hal-hal yang membatalkan sholat adalah suatu perkara yang apabila
dilakukan dapat menyebabkan sholat seseorang itu batal. Adapun hal-hal
yang membatalkan sholat adalah sebagai berikut:
a. Meniggalkan salah satu rukun atau sengaja memutuskan rukun
sebelum sempurna, umpamanya melakukan iktidal sebelum sempurna
ruku’
b. Meninggalkan salah satu syarat
c. Sengaja berbicara dengan kata-kata yang bisa ditujukan kepada
manusia, sekalipun kata-kata tersebut bersangkutan dengan sholat,
kecuali jika lupa.
d. Banyak bergerak, seperti bergerak tiga langkah atau memukul tiga
kali.
e. Makan dan minum, keadaan itu sangat berlawanan dengan keadaan
sholat. (Sulaiman, 2008:100)
Jadi, apabila orang yang sedang sholat tersebut melakukan salah satu
dari beberapa hal diatas maka sholatnya batal.
6. Pengertian sholat sunah
Sholat sunah atau salat nawafil (jamak: nafilah) adalah salat yang
dianjurkan untuk dilaksanakan namun tidak diwajibkan sehingga tidak
berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain apabila dilakukan dengan baik
dan benar serta penuh ke ikhlasan akan tampak hikmah dan rahmat dari
Allah SWT yang begitu indah.
30
Dalam hadist Nabi Saw.
ِ‫ﻟَﻢْ ﯾَﻜُﻦْ اَﻟﻨﱠﺒِﻲُ ﺻَﻠَّﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﯿْﺊٍ ﻣِﻦَ اْﻟﻨَﻮَاﻓِﻞِ اَﺳَﺪﱠ ﻣِﻨْﮫُ ﺗَﻌَﺎھُﺪًاﻋَﻠﻰَ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦ‬
( ‫اْﻟﻔَﺠْﺮِ )رواه اﻟﺒﺨﺎرى‬
Artinya :”Tidaklah, Nabi SAW. Menjaga sesuatu dari sholat- sholat sunah
lebih
daripada
penjagaan
beliu
terhadap
raka’atal
fajr”.
(H.R.
Bukhari:1163)(Abdurrahman, 2006: 26)
Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
·
Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang
kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat
sunah witr dan salat thawaf.
·
Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan
yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya
insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf
hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana). jadi sholat tersebut ada
waktunya tersendiri dan secara tiba-tiba.
7. Macam – macam sholat sunah
Secara umum ibadah itu di bagi menjadi dua, begitu juga dengan
sholat. Sholat dibagi menjadi dua macam yaitu wajib dan sunah. Dalam
hal ini penulis akan menjelaskan macam-macam sholat sunah (Darajat, 87:
1195).
Adapun macam-macam sholat sunah tersebut adalah:
a. Sholat dhuha
Shalat Dhuha adalah Salat Sunah yang dilakukan seorang
muslim ketika waktu Duha.
31
ٍ‫ ﺑِﺼِﯿَﺎمِ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔِ اَﯾﱠﺎمٍ ﻣِﻦْ ﻛُﻞﱢ ﺷَﮭْﺮ‬:ٍ‫اوْ ﺻَﺎنِ ﺧَﻠِﯿْﻠِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢَ ﺑِﺜَﻠَﺎث‬
‫ )رواه اﻟﺒﺤﺎرى و ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ اﺑﻰ‬.ُ‫وَ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ اَﻟﻀﱡﺤَﻰ وَاَنَ اُوْﺗِﺮَ ﻗَﺒْﻞِ اَنْ أَﻧَﻢ‬
(‫ھﺮﯾﺮه‬
Artinya: “Kekasihku Saw. Telah berwasiat kepadaku dengan tiga
perkara: puasa tiga hari pada setiap bulan, sholat dhuha dua raka’at dan
sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah) (Abdurrahman, 2006:56)
Waktu duha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang
lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu
dzuhur. Pada raka’at pertama membaca surat asyamsu raka’at kedua
membaca surat Adl-dhuha .(Nur Sahid, 2006:82) jadi kalau melihat
dengan waktu jam yaitu mulai dari jam tujuh sampai dengan sebelas
lebih tiga puluh.
b. Sholat Rawatib
Sunah rawatib adalah: shalat yang dilakukan sebelum atau
setelah shalat fardhu. Banyaknya sholat rawatib ada sepuluh raka’at,
yaitu dalam Sabda Nabi Saw:
،ِ‫ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ ﻗَﺒْﻞَ اَﻟﻀﱡﮭْﺮ‬:ٍ‫ﺣَﻔِﻀْﺖُ ﻣِﻦَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢَ ﻋَﺸَﺮَ رَﻛَﻌَﺎت‬
ْ‫ وَ رَﻛْﻌِﺘَﯿْﻦِ ﺑَﻌْﺪ اﻟْﻌِﺸَﺎءِ ﻓِﻰ‬،ِ‫ وَ رَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ ﺑَﻌْﺪَ اﻟْﻤَﻐْﺮِبِ ﻓِﻰْ ﺑَﯿْﺘِﮫ‬،‫وَرَﻛْﻌَﺘَﯿْﻨِﺒَﻌْﺪَھَﺎ‬
(‫ )رواه اﻟﺒﺤﺎرى و ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ‬.‫ وَرَﻛْﻌَﺘَﯿْﻦِ ﻗَﺒْﻞَ اﻟْﺼُﺒْﺢ‬،ِ‫ﺑَﯿْﺘِﮫ‬
Artinya:” Saya hafalkan dari Nabi Saw.sepuluh raka’at; dua raka’at
sebelum sholat dhuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah
sholat maghrib di rumahnya, dua raka’at sesudah sholat isya’
32
dirumahnya, dan dua raka’at sebelum sholat shubuh.” (H.R. Bukhari
dan Muslim dari Ibnu Umar) (Abdurrahman, 2006:65)
Sholat rawatib yang dikerjakan sebelum sholat fardhu disebut
“qobliyyah”dan yang dikerjakan setelah sholat fardhu disebut
“ba’diyyah”,. (Nur Sahid, 2006:80)
Sholat
ini
tidak
dikerjakan
dengan
jama’ah,
tetapi
dilaksanakan individu dan sholat rawatib dikerjakan sebelum
melaksanakan sholat fardhu.
c. Sholat tahajjud
Shalat Tahajjud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada
waktu malam hari. Waktunya sesudah isya’ sampai matahari terbit
fajar. Bilangan
raka’at sedikitnya dua raka’at dan tidak terbatas
terserah keinginan kita. Sholat tahajjud ialah sholat yang dilakukan
sesudah bangun tidur, walaupun hanya tidur sebentar. Kalau
dikerjakan sebelum tidur namanya bukan sholat tahajjud tapi sholat
sunah biasa.
Dalam firman Allah Swt.
ÇÐÒÈ #YŠqßJ øt¤C $YB$s)tB y
7 •/u‘ y7 sWyèö7tƒ b r&#Ó|¤ tã y7 ©9 \'s#Ïù$tR ¾ÏmÎ/ ô‰ ¤f ygtFsù È@ ø‹©9$#z̀ ÏBur
Artinya:“dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan
Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.” (Q.S Al-Isra’
ayat:69)(Depag, 2007: 289)
33
Waktu yang lebih utama untuk mengerjakan sholat tahajjud ialah:
1) Sepertiga dari waktu pertama, yaitu kira-kira dari jam 19.00 sampai
jam 22.00 ini saat utama
2) Sepertiga waktu yang kedua, yaitu kira-kira jam 22.00 sampai jam
01.00 ini saat yang lebih utama
3) Spertiga waktu ketiga, yaitu kira-kira jam 02.00 sampai masuknya
waktu shubuh ini adalah waktu yang paling utama. (Nur Sahid,
2006:100)
Sholat tahajjud mempunyai tiga waktu keutamaan, jadi kita
dapat memilih salah satu waktu yang utama untuk melaksanakan
sholat tahajjud.
d. Sholat hajat
Sholat sunah hajat adalah sholat yang dikerjakan karena
mempunyai hajat supaya hajatnya diperkenankan oleh Allah. Sholat
sunah hajat dikerjakan dua raka’at, kemudian berdoa memohon
sesuatu yang menjadi keinginannya. Sholat sunah hajat ini syarat dan
rukunnya seperti yang lain, hanya baca’an dan tertibnya berlainan cara
mengerjakan.
Pada pokoknya sholat sunah hajat ini dikerjakan dua raka’at
sampai dua belas raka’at, dan tiap-tiap dua raka’at satu salam. Dan
membaca surat terserah kepada yang mengerjakan. (Nur Sahid,
2006:87) sholat ini dilakukan ketika ada hajat ada sesuatu yang
34
diinginkan. Karena dengan sholat hajat ini apa yang diinginke dapat
tercapai.
e. Sholat Witir
Sholat sunah witir adalah sholat yang dilakukan setelah sholat
isya’ sampai terbit fajar. Biasanya sholat witir dirangkaikan dengan
sholat tarawih. Bilangan raka’atnya: 1, 3, 5, 7 ,9 dan lain-lain.
Sabda Nabi Saw:
.ِ‫ﻛُﻞﱡ اﻟﱠﯿْﻞِ اَوْ ﺗَﺮَ رَﺳُﻮْلُ اَﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ وَاﻧْﺘَﮭَﻰ ِوﺗْﺮَهُ اِﻟَﻰ اْﻟﺴَﺤَﺮ‬
( ‫)رواه اﻟﺒﺤﺎرى و ﻣﺴﻠﻢ ﻋﻦ ﻋﺎ ﺋﺸﺔ‬
Artinya:”Setiap malam Saw. Melakukan sholat witir dan penghabisan
witirnyadi ujung malam (waktu sahur).” (H.R. Bukhari dan Muslim
dari Aisyah) (Abdurrahman, 2006:83)
Jika sholat witir itu banyak, maka boleh dikerjakan dua raka’at
salam. Jumlah sebelas raka’at, adalah sudah cukup, seperti yang biasa
dikerjakan oleh Nabi Muhammad Saw. (Nur Sahid, 2006:74) Sholat
witir adalah sebagai penutup ketika kita melaksanakan sholat malam.
f. Sholat ied
Sholat yang dilakukan mulai matahari meninggi setinggi
tombak hingga tergelincir, jika tidak tahu datangnya ied kecuali setelah
tergelincir matahari, maka shalat pada esok harinya, pada waktunya.
(Nur Sahid, 2006:76)
35
Sholat ied (hari raya) ada dua yaitu: idul fitri tanggal 1 Syawal
dan idul adha tanggal 10 Dzul hijjah.
Dalam hadist Nabi Saw:
ِ‫ ﯾُﺼَﻠّﻰِ ﺑَﻨَﺎ ﯾَﻮْمُ اﻟْﻔِﻄْﺮِ وَا ﻟﺸﱠﻤْﺲُ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺪْر‬:َ‫ﻛﺎَنَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢ‬
(‫ )رواه اﺣﻤﺪ ﺣﺴﺎن اﻟﺒﻨﺎ ﻋﻦ ﺟﻨﺪب‬.ٍ‫رَ ﻣْﺤَﯿْﻦِ وَاﻟﻀﱡﺤَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﻗَﺪْ رَﻣْﺢ‬
Artinya:”Nabi Saw. Sholat bersama-sama kami pada hari raya idul
fitri ketika matahari setinggi dua lembing dan pada hari raya idul adha
ketika matahari setinggi lembing.” (H.R. Ahmad Hasan bin Banna
dari Jundub) (Abdurrahman, 2006:98)
Semua sunah tersebut adalah sunah yang mana sudah ada
waktu tertentu dan ada sebab yang menjadikan sholat itu ada. Ada
yang disyariatkan berjamaah seperti shalat tarawih, istisqa', shalat
kusuf, dan shalat ied.
Ini merupakan karunia Allah kepada hambanya, dimana Allah
mensyari'atkan bagi mereka sarana mendekatkan diri kepadanya, dan
menjadikan perbuatan taat berfariasi untuk meninggikan derajat
mereka, dan menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka, melipat
gandakan kebaikan. Maka bagi Allah segala puji dan syukur.
8. Hikmah sholat
Segala
perintah
dari
Allah
pastinya
akan
mendatangkan
kebaikan,kemaslahatan dan kemanfaatan bagi pelaku atau manusia, begitu
juga dengan segala larangannya. Begitu juga dengan perintah
36
sholat,
maka sholat juga mempunyai beberapa hikmah. Adapun hikmah sholat
adalah sebagai berikut:
a. Intensitasnya hubungan antara seorang hamba dengan Rabbnya.
b. Sholat dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.
c. Sholat dapat menambahkan ikatan sosial kemasyarakatan antar kaum
muslimin. Karena, kehadiran kelompok dan jama’ah dapat membawa
ikatan antara kaum muslimin serta saling menanyakan hal ihwal
mereka.(Hamid, 2008:19)
Ketika orang yang melaksanakan sholat dengan baik, maka orang
tersebut akan mendapatkan manfaat atau hikmah.
9. Manfaat sholat bagi kesehatan
Bila kita mau memperhatikan gerakan- gerakan sholat dan
kepedulian rasulullah saw, terhadap perpaduan dan kesatuan gerakan
sholat secara keseluruhan maka hal ini akan mengandung unsur- unsur
kesehatan dan manfaat dalam gerakan sholat.
Adapun unsur
tubuh dan gerakan, serta meningkatkan kondisi
kesehatan bagi orang – orang yang
melakukan sholat, proses
penyembuhan dan pencegahan terterhadap kelainan-kelainan yang
menimpa struktur tubuh manusia telah dikandung juga oleh gerakangerakan sholat, seperti yang telah dijelaskan ketika berbicara tentang
bentuk-bentuk mukjizat dalam gerakan-gerakan sholat dan bagaimana
proses penyembuhan kelainan struktur tubuh manusia, serta pencegahan
dari beberapa macam penyakit.(Jalal, 2009:175) karena dengan sholat
37
semua badan bergerak dengan posisi yang baik, sehingga dapat
melemaskan otot-otot yang tegang, jadi dengan sholat tubuh kita menjadi
sehat.
Gerakan sholat bisa dikatakan mirip dengan latihan olahraga yang
secara umum bertujuan untuk meningkatkan stamina dan pada saat
bersamaan , berusaha menjaga postur tubuh agar tetap dlam keadaan
normal. Memang Allah SWT itu Sang Pencipta manusia, dialah yang lebih
mengetahui apa saja yang akan di alami manusia, baik perubahan –
perubahan yang terjadi pada tubuh mereka, kelainan – kelainan yang dapat
diderita, dan tuntutan gerak dalam menjalankan aktivitas hidup. Di mana
aktivitas sehari – hari dapat menyebabkan kelainan terhadap tubuh
mereka. Namun Allah dengan sifat Maha Mengetahui-Nya akan segala
sesuatu telah membuat terlebih dahulu program – program perawatan
terpadu untuk menyembuhkan kerusakan ataupun kelainan yang akan di
alami manusia.
Contoh dalam gerakan salam, dengan gerakan taslim (memutar
kepala kekanan dan kekiri) setelah melakukan sujud dapat membuat otot
leher itu ekstensi sehingga persendian leher itu menjadi lebih lentur.
Sedangkan menggerakkan kepala hingga terlihat pipi, seperti yang
dilakukan Rasulullah saw. Pada waktu mengucapkan salam, merupakan
usaha semaksimal mungkin dalam menggerakkan kepala. (Jalal, 2009:
251). Jadi, gerakan menoleh tersebut dapat menambah kelenturan otot
leher dengan membuat lebih ekstensi.
38
Salah satu contoh yang penulis berikan masih banyak lagi manfaat
sholat, terhadap kesehatan fisik maupun mental. Semakin kita banyak dan
rutin melakukan sholat insya Allah kita akan terhindar dari kelainan–
kelainan penyakit dan mencegah penyakit.
10. Dimensi sosial dalam shalat
Allah SWT berfirman:
ÇÍÎÈ 3… ̍s3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$#ÇÆ
tã 4‘ sS ÷Zs? no4qn=¢Á 9$# žc
Î)(no4qn=¢Á 9$#ÉO Ï%r&ur …
Artinya:”Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah lain), dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Qs. Al-Ankabuut:45)
(Depag, 2007:401)
Jelas, ayat di atas mengisyaratkan bahwa salah satu pencapaian
yang dituju oleh adanya kewajiban shalat adalah bahwa pelakunya
menjadi tercegah dari kemungkinan berbuat jahat dan keji. Ini
mengindikasikan bahwa shalat merupakan salah satu rukun Islam yang
mendasar dan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam.
Kemalasan dan keengganan melaksanakan salat disamping sebagai tandatanda kemunafikan, dan semakin lunturnya imannya seseorang, dalam
skala besar merupakan tahapan awal kehancuran komunitas muslim.
Karena secara empirik shalat merupakan faktor utama dalam proses
penyatuan dan pembangunan kembali kekuatan-kekuatan komunitas
muslim yang sebelumnya rusak dan terpencar-pencar sebagai akibat
melalaikan mendirikan salat.
39
Hal ini mengindikasikan bahwa kekokohan sendi-sendi soasial
masyarakat muslim akan sangat tergantung kepada sejauh mana mereka
menegakkan shalat yang sebenar-benarnya. Apabila hal ini tidak menjadi
prioritas utamanya, maka kekeroposan sendi-sendi sosial kemasyarakatan
akan menghinggapinya, yang berlanjut kepada kehancuran umat Islam itu
sendiri. Karena suatu bangunan itu kuat, ketika tiangnya kokoh. Sholat
diakhiri dengan salam, hal ini mengindikasikan bahwa setelah seorang
hamba melakukan hubungan (komunikasi) yang baik dengan Allah, maka
diharapkan hubungan yang baik tersebut juga berdampak pada hubungan
yang baik kepada sesama manusia.
Dengan kata lain, jika seorang hamba dengan penuh kekhusyu’an
dan kesungguhan menghayati kehadiran Tuhan pada waktu shalat, maka
diharapkan bahwa penghayatan akan kehadiran Tuhan itu akan
mempunyai dampak positif pada tingkah laku dan pekertinya dalam
kehidupan bermasyarakat. Sehingga dalam suatu lingkungan yang kecil
atau lingkup besar akan menjadikan kedamaian dari segi individu maupun
secara sosial. (Ali, 1997: 133 )
Hal ini diwujudkan dengan jaminan melakukan apa saja yang
dibenarkan syariah guna membantu saudara-saudaranya yang memang
butuh bantuan. Yang kaya membantu yang miskin, yang kuasa membantu
yang teraniaya, yang berilmu membantu yang masih belajar, supaya terjadi
saling hubungan yang serasi dan harmonis, Orang yang salatnya baik,
40
tidak akan pernah mengeluarkan ucapan dan atau perbuatan kepada
sesamanya, yang maksudnya memang jelek.
Orang yang salatnya baik, akan bertindak santun dengan
sahabatnya, tetangganya dan siapapun juga, akan menghormati tamunya
dengan penuh perhatian, dan akan bertindak dan bertaaruf secara santun
dengan saudaranya sesama manusia apalagi terhadap saudaranya.
(http://www.islamhouse.com/pg/9661/books/1).
Orang
yang
salatnya
bagus bukan sekedar membekas hitam di keningnya, lebih dari itu adalah
bagaimana mengimplementasikan kasih sayangnya kepada lingkungannya
(rohmatun lilalamin). Orang yang sholatnya baik justru dituntut lebih
banyak kiprahnya dalam kehidupan sosial.
B. Puasa
1. Pengertian Puasa
Puasa adalah hukumnya wajib bagi setiap muslim yang sudah
balgh, berakal dan mampu melaksanakannya. Allah Swt berfirman:
öN à6 Î=ö7s% ` ÏB šú
ïÏ%©!$# ’n
?tã |= ÏGä. $yJ x. ãP$u‹Å_Á 9$#ãN à6
ø‹n=tæ |= ÏGä. (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#$yg•ƒr'¯»tƒ
ÇÊÑÌÈ tb qà)­Gs? öN ä3 ª=yès9
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah:183)(Depag , 2007:28)
41
Puasa adalah suatu ibadah suci yang terus berulang, setiap minggu
(puasa sunah hari senin dan kamis) ataupun setiap tahun (puasa
ramadhan). Ibadah tersebut seharusnya contoh langsung landasan hidup
setiap muslim. Di bawah ini kita akan meresapi makna dari puasa:
a. Kita dibiasakan untuk memahami bahwa segala perbuatan kita
senantiasa
dilihat
oleh
Allah.
Hal
ini
ditunjukkan
dengan
sesungguhnya bahwa yang mengetahui orang berpuasa atau tidak itu
hanya dirinya sendiri dan Allah.
b. Kita dibiasakan untuk senantiasa beramal baik dan menjauhi amal
buruk. Orang yang beramal baik ketika berpuasa akan dibalas Allah
dengan pahala yang berlipat-lipat sementara orang yang meski
berpuasa namun buruk amalnya, puasanya hanyalah kesia-siaan
belaka
c. Kita dibiasakan untuk senantiasa mempunyai kepedulian kepada
sesama, terutama kepada mereka yang hidup dalam kemiskinan dan
kekurangan. (salwasalsabila,2008:51) Beberapa contoh perilaku yang
ditunjukan melalui puasa adalah dapat merasakan pedihnya rasa lapar
dari orang yang kekurangan, mau berzakat fitrah, bersedia member
makan dan minum orang lain, serta dapat mengekang diri meski
mempunyai persediaan makanan yang melimpah.
2. Syarat puasa
Syarat puasa adalah suatu perkara yang harus dipenuhi sebelum
melakukan puasa. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang
42
akan melaksanakan puasa agar puasanya syah, adapun syarat tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Islam. Orang yang bukan islam tidak sah puassa
b. Balgh dan berakal
c. Kuat berpuasa. Dalam arti tidak dalam keadaan sakit, atau karena
sudah tua (Sulaiman, 2008:228)
Puasa seseorang akan menjadi syah apabila sudah memenuhi
syarat tersebut dan apabila meninggalkan maka, puasanya tidak syah.
3. Rukun puasa
Rukun adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan dan apabila
ditinggalkan, maka ibadah puasa tidah syah. Adapun rukun puasa yang
merupakan unsur terpenting yaitu:
a. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, sejak fajar
hingga terbenam matarahari, dengan menjaga dari hal-hal yang
membatalkan puasa
b. Berniat. Yaitu mengucapkan niat berpuasa dengan juga dibarengi niat
didalam hati. Berniat puasa hendaknya sebelum fajar, niat berpuasa
menjadi sah pada salah satu waktu dimalam hari. Tidak diisyaratkan
untuk mengucapkan karena itu adalah perbuatan hati. Hakikat niat
adalah menyengaja suatu perbuatan untuk mentaati perintah Allah
dalam mengharapakan keridhoan-Nya. Maka siapa saja yang makan
pada waktu sahur dan bermaksud akan berpuasa dan dengan menahan
diri
ini
bertujuan
mendekatkan
43
diri
kepada
Allah
SWT.
(salwasalsabila, 2008:54) ketika salah satu rukun tersebut ditinggalkan
maka puasa tersebut tidak syah atau batal.
4. Hal-hal yang membatalkan puasa
Hal-hal yang membatalkan puasa adalah suatu perkara yang
apabila dilakukan dapat menyebabkan puasa seseorang menjadi batal.
Adapun hal-hal yang membatalkan puasa adalah sebagai berikut:
a. Makan dan minum dengan disengaja
b. Muntah-muntah yang di sengaja
c. Besetubuh di siang hari
d. Keluar darah haid atau nifas
e. Gila,jika gila itu datang pada waktu siang hari
f. Keluar mani dengan sengaja (Abdurrahman, 2008:233)
Jadi, apabila orang tersebut melakukan salah satu dari beberapa hal
diatas maka puasanya batal.
5. Tujuan puasa
Tujuan ibadah puasa adalah
a. Untuk menahan nafsu dari berbagai syahwat, sehingga ia siap mencari
sesuatu yang menjadi puncak kebahagiaannya.
b. Menerima sesuatu yang menyucikannya, yang di dalamnya terdapat
kehidupannya yang abadi dan mematahkan permusuhan nafsu
terhadap lapar dan dahaga serta mengingatkannya dengan keadaan
orang-orang yang menderita kelaparan di antara orang-orang miskin.
44
c.
Menyempitkan jalan setan pada diri hamba dengan menyempitkan
jalan aliran makanan dan minuman,
puasa adalah untuk Tuhan
semesta alam dan puasa tidak seperti amalan-amalan yang lain. Maka
tak seorangpun manusia yang mengetahuinya, dan itulah hakikat
puasa. (Musbikin, 2004: 126)
6. Adab berpuasa
Puasa merupakan perintah dari Allah Swt. Untuk melaksanakan
tentunya ada adab yang baik dan benar. Adapun adab
puasa adalah
sebagai berikut:
a. Makan sahur
b. Menyegerakan berbuka
c. Berdo’a ketika berbuka dan berpuasa
d. Menjahui hal-hal yang bertentangan dengan puasa
e. Menggosok gigi (bersiwakan) sebelum matahari terbit
f. Murah hati dan mempelajari Al-qur’an (Sabiq, 2006:65)
Adab berpuasa dilakukan agar dalam puasa menjadi baik dan
benar, serta tercapai tujuan dari puasa.
7. Manfaat puasa terhadap kesehatan
Manfaat adalah hasil dari apa yang dilakukan dalam ibadah
tertentu, contoh puasa maka puasa tersebut terdapat manfaat atau kebaikan
bagi
orang
yang
melakukakannya.
Nabi
Muhammad
Saw
mengatakan,“Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat. " manfaat
puasa bagi kesehatan, dapat di buktikan secara empiris ilmiah, meski harus
45
menahan makan dan minum. Sekitar 12-14 jam sebagai contoh, jika
penderita magh kelaparan,
maghnya kambuh,
namun mereka yang
berpuasa dengan ikhlas, tak selalu menyebabkan kambuhnya penyakit
magh yang dideritanya. (Musbikin, 2004:16) jadi puasa dapat membuat
kita sehat karena kita memberikan waktu pada lambung untuk beristirahat.
Berbagai penelitian, berpuasa terbukti memberi kesempatan
beristirahat bagi organ pencernaan, termasuk sistem enzim maupun
hormon. Dalam keadaan tak berpuasa, sistem pencernaan dalam perut
terus- menerus aktif mencerna makanan yang masuk, hingga tak sempat
beristirahat.
Hasil pencernaan diproses melalui metabolisme penyerapan zat
gizi makanan, dan ampas yang tersisa dalam perut dapat menjadi racun
bagi tubuh, menimbulkan penyakit. Selama berpuasa, sistem pencernaan
beristirahat, memberi kesempatan bagi sel-sel tubuh memperbaiki diri.
Pada hari-hari pertama berpuasa, tubuh memang terasa lemas.
Namun, cadangan energi dalam tubuh dapat bertahan sampai 24-28 jam.
Sehingga, sebenar-benarnya masih ada cadangan energi di dalam tubuh.
(Musbikin, 2004 : 17) Karena itu, untuk melakukan puasa, kita disarankan
makan sahur terlebih dahulu
Puasa juga dapat dipakai sebagai terapi penyembuhan pada
beberapa jenis gangguan magh tertentu, khususnya bila magh karena
ketidaktenangan jiwa. Apabila di jalankan sesjai dengan perintah agama
dengan penuh ketakwaan, menyebabkan ketengan jiwa dan secara tak
46
langsung akan mengubah sistem hormonal. Sistem horonal ini yang
berperan dalam terjadinya kelainan lambung,“magh (lambung) itu pangkal
segala penyakit, dan memelihara adalah pangkal pengobatan.”
Berpuasa
juga menyebabkan keteraturan dalam dalam makan.
Keteraturan makan ini sesuai dengan ajaran agama islam yang mengatur
saat jam berbuka dan sahur. (Musbikin, 2004:27) Satu hal lagi yang perlu
diketahui, bahwa apabila waktu berbuka telah tiba, maka dianjurkan
menyegerakannya. Hal ini agar tubuh cepat segar dan kekuatan segera
kembali.
8. Pengertian puasa sunah
Puasa sunnah sebagaimana yang kita ketahui, adalah puasa yang
dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut “dianjurkan”
karena orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan tidak ada dosa
jika tidak dikerjakan. Meski begitu definisi sunnah yang“dikerjakan
mendapat pahala namun jika ditinggalkan tidak apa-apa sepertinya kurang
tepat. Definisi yang lebih bagus adalah:“Jika dikerjakan mendapat pahala,
namun jika ditinggalkan rugi.
Mengapa rugi? Karena hidup didunia ibarat mempersiapkan bekal
untuk kehidupan di akhirat. Lebih cerdas jika kita mempersiapkan bekal
semaksimal mungkin. Puasa sunnah adalah salah satu“pilihan tepat”untuk
menambah bekal dan meningkatkan pahala kita. (Qardahawi, 1998:18)
Puasa adalah menahan dan mencegah diri secara sadar makan,
minum, bersetubuh dengan perempuan dan hal-hal yang membatalkan
47
selama sehari penuh. Yakni dari kemunculan fajar hingga terbenamnya
dengan niat memenuhi perintah dan taqarub kepada Allah Swt,dengan
syarat dan rukun tertentu.
9. Macam - macam puasa sunah
Puasa sunah (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun
puasa sunah itu antara lain :
a. Puasa pada hari senin dan kamis
Sebagian dari hari-hari yang umat islam dianjurkan untuk
mengerjakan puasa setiap pekannya adalah senin dan kamis. Nabi
Saw. Dahulu sangat perhatian untuk berpuasa di hari-hari seperti
puasa pada hari senin dan hari kamis.
Sabda Nabi Saw:
.ِ‫ ﯾَﺘَﺤَﯿﱠﺮَى ﺻِﯿَﺎمُ اْﻟِﺎﺳْﻨَﯿْﻦِ وَاﻟْﺨَﻤِﯿْﺲ‬:َ‫ ﻛَﺎنَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢ‬: َ‫ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔ‬
(‫)رواه اﻟﺘﺮﻣﺪى‬
Artinya: Dari Aisyah: Nabi Saw.memilih waktu puasa pada hari Kenin
dan Kamis.” (H.R. At-Tirmidzi) (Qardhawi, 1998:98)
Usamah pernah bertanya kepada beliu Nabi Saw. Tentang rahasia
di balik puasa hari senin dan kamis, beliu berkata.“Dua hari ini adalah
hari-hari ketika amal dibeberkan di hadapan Tuhan semesta alam dan
saya ingin ketika amal saya dibeberkan, saya dalam keadaan berpuasa.
Dan beliu berkata lagi, bahwasanya pintu-pintu surga dibuka pada hari
48
senin dan kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, selain seorang yang antara
dirinya dan saudaranya terdapat permusuhan.
Untuk mereka dikatakan,“lihatlah dua orang ini hingga mereka
berbaikan.” (Qardhawi, 1998: 198) maka untuk mendapatkan pintu
surga tersebut, kita harus bersih dari hal-hal yang diangggap yang
menyebabkan jauh dari pintu ampunan dan surga.
b. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)
Sabda Nabi Saw:
ِ‫ ﺻَﻮْمُ ﯾَﻮْمِ ﻋَﺮَﻓَﺔَ ﯾُﻜَﻔﱢﺮَ ﺳَﻨَﺘَﯿْﻦ‬:َ‫ﻋَﻦْ اَﺑِﻰ ﻗَﺘَﺎدَةَ ﻗَﺎلَ اﻟﻨﱠﺒِﻰ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢ‬
(‫)رواه ﻣﺴﻠﻢ‬.ً‫ﻣَﺎ ﺿِﯿَﺔً وَ ﻣُﺴْﺘَﻘْﺒِﻠَﺔ‬
Artinya: “Dari abu Qatadah: Nabi Saw. Telah bersabda:” Puasa hari
arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu
dan satu tahun yang akan datang. (H.R. Muslim) (Qardhawi,
1998:124)
Bulan Dzulhijah adalah salah satu bulan haram empat yang paling
terkenal dan termasuk bulan haji yang kita kenal. Sepuluh hari yang
pertama adalah seutama-utama dari hari sepanjang tahun.
Puasa di hari-hari yang kesepuluh ini merupakan seagung-agungya
media bagi seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah
Swt. Diantara kesepuluh ini, yang paling uatama adalah hari
kesembilan, hari arafah, yaitu hari ketika para jama’ah haji wuquf
49
dalam keadaan kusut msai dengan pakaian ikhram, untuk menyambut
secara total seruan Allah Swt. Dengan penuh ketundukan. Para
jama’ah haji mendekatkan diri mereka kepada Allah Swt. Dengan
ikhram, do’a talbiah (do’a penyambutan), dan do’a.
Sedangkan selain mereka, muslim dirumah masing-masing
mendekatkan diri kepada tuhannya dengan berpuasa. Nabi Saw.
c. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal
Nabi Muhammad Saw. Mengajak untuk “mengikuti” puasa
Ramadhan dengan menambah enam hari di bulan syawal.
Diriwayatkan oleh abu ayub Al-Anshari, Nabi Saw. Bersabda:
‫ﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَالَ ﻓَﻜَﺄَﻧﱠﻤَﺎ ﺻَﺎمَ ااﻟﺪﱠھْﺮَ)رواه اﺑﻮ اﯾﻮب‬‫ﻣَﻦْ ﺻَﺎمَ رَﻣَﻀَﺎنَ ﺛُﻢﱠ أﺗﱠﺒَﻌَﮫ ﺳِﺘ‬
(‫اﻻﻧﺼﺎرى‬
Artinya: barang siapa berpuasa Ramadhan dan kemudian ia iringi
(puasa) 6 (enam) hari dibulan syawal, maka seolah-olah ia berpuasa
setahun. (Qardhawi, 1998:1)
Puasa ini boleh dilakukan setelah hari kedua idul fitri sampai
habisnya bulan syawal.
d. Puasa bulan sya’ban
Puasa di bulan sya’ban dianjurkan dalam rangka persiapan bulan
Ramadhan dan meneladani Nabi.
Sabda Nabi Saw:
‫ ﻣَﺎ رَاَﯾْﺖُ رَﺳُﻮْلُ اَﷲِ ﺻَﻠﱠﻰ اَﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَ ﺳَﻠﱠﻢَ اِﺳْﺘِﻜْﻤَﻞَ ﺻِﯿَﺎمَ ﺷَﮭْﺮٍ ﻗَﻂﱡ‬: َ‫ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔ‬
(‫ )رواه ﻣﺴﻠﻢ‬.ً‫اِﻟﱠﺎ ﺷَﮭْﺮَ رَﻣَﻀَﺎنَ وَﻣَﺎ رَاَﯾْﺘُﮫُ ﻓِﻰْ ﺷَﮭْﺮٍ اَﻛْﺜَﺮَ ﻣِﻨْﮫُ ﺻِﯿَﺎﻣًﺎ ﻓِﻰْ ﺷَﻌْﺒَﺎن‬
50
Artinya: Kata Aisyah:” Saya telah melihat Rasulullah Saw.
Menyempurnakan puasa satu bulan cukup selain dari bulan
Ramadhan, dan saya tidak melihat beliu pada bulan-bulan lain
berpuasa lebih banyak dari bulan sya’ban.” (H.R. Bukhari dan
Muslim) (Qardhawi, 1998:194)
Demikian juga dikatakan oleh Ummu Salmah,“Nabi Saw. tidak
berpuasa selama setahun di suatu bulan secara utuh sebagaimana di
bulan sya’ban, disambung dengan bulan Ramadhan.
10. Dimensi sosial dari puasa
Di samping pembentukan jiwa ketaqwaan, puasa juga dapat
membina jiwa sosial yang tinggi atau sosial religius yang terpancar dari
didikan puasa dari rasa lapar di siang hari. Rasa lapar ini akan memberikan
gambaran kepada umat islam baik yang kaya maupun miskin pada kondisi
kesamaan. Bangunan solidaritas sosial yang akan menjadi sandaran bagi
yang kaya untuk kembali melihat, merasakan dan sekaligus memikirkan
nasib kehidupan si miskin ketika puasa telah selesai nanti.
Ide pemikiran yang repsentif itu diharapkan dapat menentukan
bentuk-bentuk watak sosial religius dalam tindakan dan tingkah laku
hidupnya, dan ini akan memberikan arah yang lebih baik terhadap nasib
hidup orang
lain. Betapapun patut diingat di sini, bahwa implikasi
keagamaan terhadap kehidupan sosial merupakan wadah besar dalam
kehidupan manusia di dunia ini. (Musbikin, 2004: 110)
Daya pikir yang dimiliki manusia, diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam hidupnya untuk membuktikan batas kemampuannya
dalam melaksanakan tugas membangun dunia ini. Jadi dengan demikian
51
kemampuan berpikir akan membuka kran kemungkinan bagi manusia
untuk memahami lingkungan sosial kehidupannya dan mewujudkan
kehidupan yang lebih baik.
Hikmah puasa dalam menumbuhkan dan memantapkan kepekaan
sosial, jika ada yang membutuhkan atau meminta pertolongan maka
hendaknya kita siap kapanpun dan dimanapun untuk membantu atau
menolongnya serta dalam situasi apapun merupakan bagian yang integral
dari taqwa. Sedangkan taqwa, seperti yang kita ketahui, memang menjadi
tujuan substansial dari pelaksanaan ibadah puasa. (Ali, 1997: 91)
Kenyataan ini berarti bahwa seseorang yang mengklaim bertaqwa
kepada Allah SWT, otomatis harus mempunyai kepedulian sosial sebagai
simbol dari kebersamaan, kesatuan dan persatuan dalam kesatuan umat
muslim dan Negara.
C. Kesalehan sosial
1. Hakikat kesalehan sosial
Secara bahasa kita bisa memaknai kesalehan sosial adalah
kebaikan atau keharmonisan dalam hidup bersama, berkelompok baik
dalam lingkup kecil antar keluarga, RT, RW, dukuh, desa kota, Negara
sampai yang paling luas dunia.
Allah SWT berfirman:
ÇÒÏÈ Ç... Ú ö‘F{ $#ur Ïä!$yJ ¡ 9$#z̀ ÏiB ;M »x.tt/ NÍköŽn=tã $uZós tGxÿs9 (#öqs)¨?$#ur (#qãZtB#uä #“ tà)ø9$#Ÿ@ ÷d r&b̈ r& öqs9ur
52
Artinya: Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi,.(Q.S Al-a’raf:96)(Depag, 2007:163 )
Pesan utama ayat ini, disatu sisi, dapat dilihat dari sebagai janji
Allah yang menyatakan bahwa jiwa sesuatu masyarakat beriman dan
bertaqwa, maka mereka akan memperoleh keberuntungan. Disisi lain,
pesan utama ayat ini juga mengilustrasikan hubungan kausalitas antara
iman – takwa dengan kesejahteraan hidup para pemeluknya.
Pertanyaanya, bagaimana iman- takwa ini dapat menjadi pemandu
serta nilai-nilai yang mendorong manusia untuk mewujudkan kemakmuran
dan kesejahteraan hidup seluruh alam ? takwa, dalam ini, dapat dipahami
sebagai keadaan kualitas jiwa seseorang yang membimbing dan memandu
hidupnya dalam mewujudkan kondisi sosial yang makmur dan sejahtera
bagi seluruh alam semesta. Kesejahteraan kolektif ini akan terwujud
dengan sendirinya jika setiap individu telah melaksanakan ketentuanketentuan iman – takwa secara utuh dan benar, yang mana manifestasi
iman dan takwa itu harus diwujudkan dengan perilaku yang baik dalam
hubunganya dengan sang pencipta atau dalam hubungannya dengan
sesama manusia dan lingkungan yang kemudian kita kenal dengan
perilaku ibadah.(Qardawi:145) jadi, keberkahan yang datang dari langit
dan bumi itu hanya akan lahir dari keimanan dan ketakwaan manusia.
Pengertian yang diberikan oleh Muhammad Shobary (2007:130142) dalam penelitiannya terhadap masyarakat desa suralaya kecamatan
53
bumi, kabupaten tangerang pada tahun 1987. Meskipun secara lugas tidak
disebutkan makna dari kesalehan sosial, namun dari hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa agama sebagai legitimasi bagi
terimplementasikannya amal – amal sosial dan kemanusiaan. Kedekatan
hubungan dengan tuhan tidak hanya dibangun dia atas ritus – ritus ibadah
yang rutin dan ketat (syari’at atau ibadah mahdhah), tetapi juga bisa
dicapai melalui kerja, berusaha, solidaritas sosial, pembelaan terhadap
ketidakadilan ataupun pengentasan sesama manusia dari keterbelakangan.
Dengan
demikian
seluruh
dimensi
kehadiran
agama
senantiasa
mengemban dan misi peningkatan derajat dan penyelamatan manusia
dalam kehidupan di dunia fisik, sampai kelak menghuni dunia metafisik.
Kesalehan sosial merupakan semua jenis kebajikan yang di tujukan kepada
semua manusia.
2. Bentuk-bentuk kesalehan sosial
a. Pergaulan masyarakat
1) Apabila berada dalam suatu majlis hendaknya memberi salam
terlebih dahulu, memilih tempat yang duduk yang terdekat, tidak
melangkahi orang lain, berjabat tangan dengan orang – orang
sekitarnya. Jika kebetulan duduk bersama orang yang sedang
berbicara hendaknya tidak mencampurinya dan tidak berdebat
dengan kata – kata yang tidak baik
54
2) Adab memberi nasehat harus dipastikan bahwa orang tersebut
memang mengharap dan akan menerima nasehat kita, jangan sampai
nasehat tersebut dianggap suatu penghinaan.
3) Adab terhadap sahabat hendaklah selalu senyum bersikap ramah
menyongsong
bila
ia
datang,
mengantarkan
dia
pulang,
mendengarkan penuh perhatian bila ia berbicara, memanggil dengan
nama yang dia senangi.
b. Adab dalam beramal
1) Adab orang dalam bersedekah dianjurkan agar sedekahnya
disediakan
dahulu
sebelum
diminta,
menyembunyikan
pekerjaannya pada waktu memberi sedeka, ramah terhadap orang
yang diberi sedekah, mengabulkan permintaan dari orang yang
meminta sedekah dan apabila tidak dapat mengabulkan hendaknya
dalam menolak menggunakan kata – kata yang sopan dan lembut.
2) Adab orang yang meminta hendaknya menyatakan kebutuhannya
dengan jujur, mengajukan permintaan dengan sopan, menerima apa
yang diberikan dan mengucapkan kata terima kasih dan berdoa
untuk
keselamatan
untuk
orang
yang
memberi,
apabila
permintaannya ditolak, maka menerima dengan baik dan tidak terus
– terus meminta lagi.
3) Adab orang yang kaya misalnya tidak angkuh, sombong, tinggi
hati, namun terus menyatakan rasa syukur yang diwujudkan dengan
perbuatan yang baik, ramah terhadap fakir miskin, bersedia
55
menolongnya, bersedekah, dan melakukan kewajiban – kewajiban
sosial terkait dengan statusnya sebagai orang kaya .(Abu
Bakar,1993:236) adab yang dimaksud di sini adalah tatacara untuk
melihat kondisi, situasi yang ada dan bagaimana sebaiknya kita
bersikap sehingga tidak membuat orang lain menjadi salah paham.
3. Manifestasi kesalehan sosial
Orang saleh secara individual taqwa, niscaya akan diberikan sifat
“fu’qan” dan “nur”,
yakni diberikan pemahaman untuk membedakan
anatara yang hak dan bathil, dan diberikan kemampuan serta cahayayang
menerangi dalam hatinya, sehingga orang tersebut akan berjalan di dalam
syari’at Allah SWT. Dimana ia akan selalu memberikan manfaat kepada
orang lain dan ketika ia dibutuhkan orang lain dalam diminta pertolongan
dan bantuan berupa materi atau non materi maka ia akan dengan ikhlas
memberikan tanpa melihat pandang derajat dalam kekayaan, karena ia
memandang semua orang itu sama Cuma yang membedakan adalah
taqwanya kepada Allah SWT semata.
Kesalehan sosial di implementasikan dalam kehidupan sehari –
hari dalam berinteraksi dengan masyarakat dimana seorang berada.
Peranan sosial seseorang dengan cara tertentu dalam usaha
menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya.
Ciri dari manifiestasi sebuah kesalehan sosial terletak pada adanya
hubungan-
hubungan
sosial
seseorang
dalam
masyarakat
yang
menyangkut dinamika dan cara bertindak dengan berbagai norma yang
56
berlaku dalam masyarakat sebagaimana pengakuan terhadap status
sosialnya sebagai anggota masyarakat (Abdulsyani, 2007:94).
Mempunyai sosial bisa terwujud dalam sebuah tindakan yang
menyangkut adanya sikap rasa persaudaraan dan penghargaan terhadap
sesama dan masyarakat salah satu bentuk yang sering kali dipelajari dan
dipraktikan langsung adalah pertolongan yang diberikan kepada orang
yang mendapatkan coba’an dari tuhan, misalnya kepada orang fakir dan
miskin.
Kepekaan terhadap persoalan yang menimpa sesama manusia yaitu
berupa musibah atau kecelakan yang menimpa manusia dimanapun dia
berada hal ini akan sangat membantu bagi mereka dan mereka akan
merasa senang dan melihat kebaikan atau prilaku yang kita lakukan, serta
seharusnya kita lebih senang karena ibadah hablumminannas dapat
terlaksana dengan baik. (Ali, 1997: 127)
Kemudian berusaha untuk
memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuannya inilah yang
menjadi inti dari pearanan kesalehan sosial.
D. Pengaruh sholat
sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial.
Sholat adalah ibadah yang merealisasikan makna penyerahan diri kepada
Allah semata; memberikan pelajaran tentang hakikat keimanan; mengantarkan
orang beriman menuju kehidupan mulia di dunia dan di akhirat. Oleh karena
itu Allah menetapkan sholat sebagai ibadah sepanjang masa dalam risalah
seluruh kenabian
57
Sholat adalah benteng terakhir agama ini, jika ia lenyap maka lenyap pula
islam. Karena kedudukan sholat yang amat penting itu, (Abdullah, 2006:08).
Puasa juga merupakan salah satu ibadah yang mempunyai kedudukan
istimewa di sisi Allah. Di samping ia merupakan “benteng” yang ampuh bagi
pelakunya dalam menangkal gejolak dan hawa nafsu yang tak kenal puas itu,
puasa juga satu - satunya ibadah yang benar – benar murni dan tulus karena
Allah.
Telah diyakini sepenuhnya, bahwa dihadirkannya manusia diplanet bumi
ini tiada lain adalah untuk mengabdi kepada Allah. Setiap peribadatan (baca:
ibadah mahdah) dalam islam, mempunyai nilai pembentukkan ahlak. “ahlak”
inilah nilainya bagi manusia. Misalnya sholat bila dilakukan dengan khusu’,
tulus, penuh pemahaman dan kesadaran begitupun dengan puasa tentu akan
merupakan “benteng” ampuh bagi perbuatan kotor dan tindakan keji. Jadi
sholat dan puasa sunah maupun wajib dengan berbagai aspeknya, di samping
melestarikan “ruh” ke – islaman seseorang , juga melahirkan pribadi – pribadi
yang berakhlak luhur. (Musbikin, 2004: 06). Maka seseorang akan baik dalam
hal sosial dan kemasyarakatan karena selalu memandang di dunia ini hanya
untuk beribadah dari habluminaallah dan hablumninannas, kesalehan sosial
akan timbul dengan sendirinya karena telah didukung dengan hubungan yang
baik dari ibadah mahdzah dan gairu mahdzah.
Melaksanakan sholat dan puasa wajib apalagi sunah dengan mendalam
maka sangat bagus untuk memperbaiki mental, pola pikir dan perbuatan
seseorang. Di karenakan ibadah ini menitik beratkan bagaimana mengontrol
58
perbuatan serta pola pikir seseorang yang sadar akan tugas dan posisi di mata
Tuhannya. (Rofiq, 2004: 45)
Sikap mental inilah yang sangat diperlukan, khususnya pada masa – masa
ini. Sikap ini akan melahirkan jiwa kesatria yang mampu bertahan walaupun
di terjang beribu – ribu badai masalah. Dan pada akhirnya dia akan mampu
menjalankan perintah agama dengan baik dalam ibadah mahdhah dan goiru
mahdhah. Dengan melakukan sholat dan puasa dengan baik manusia akan
merasakan damai, qona’ah dan mampu menyelami hakikat manusia dan
kehidupan yang baik dengan perbuatan yang baik pula.
Akhlak merupakan fondasi yang kolakoh bagi terciptanya hubungan baik
antara hamba dengan Tuhannya (hablumminaAllah) dan antar sesama manusia
(hablumminannass). Akhlak yang mulia (akhlakuk karimah) tidak lahir begitu
saja sebagai kodrat
manusia, atau terjadi secara tiba – tiba. Akan tetapi
membutuhkan proses yang panjang serta manifestasi seumur hidup melalui
pembelajarn, pendidikan, akhlak yang sistematis. (Musbikin, 2004: 65)
Jadi, selain bertujuan untuk menumbuhkan atau membentuk akhlak mulia
dalam pandangan Allah dan Masyarakat, juga bertujuan untuk dialog kepada
masyarakat agar mereka tetap menjaga hubungan dan persaudaraan yang baik.
Potensi demikian memunculkan pola “persaudaraan sejati” yang amat mahal
harganya dalam kehidupan modern yang di jejali oleh semangat individualitas.
59
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi dan subjek penelitian
1.
Letak Geografis Pondok pesantren Edi Mancoro
Pondok pesantren Edi Mancoro, terletak di wilayah kabupaten semarang,
tepatnya di desa bandungan, gedangan, kecamatan tuntang, kabupaten semarang.
Walaupun dari luar daerah, pesantren ini lebih akrab dengan salatiga, karena
memang secara geografis lebih dekat dengan pusat pemerintahan kota madya
salatiga.
Gedangan ini termasuk wilayah yang cukup potensial secara ekonomis
karena penghasilan warganya disamping bersumber dari pertanian padi, juga
bersumber dari pertanian kering,cukup terkenal sebagai penghasil buah-buahan
misalnya salak, duku dan lain-lain.
Pesantren ini berada di wilayah pinggiran kota salatiga yaitu berada di
sebelah baratnya sekitar 4 kilomter. keadaanya memang tidak terlalu ramai tetapi
dekat dengan kota salatiga. Sehingga merupakan tempat strategis untuk
pendidikan termasuk pendidikan keagamaan pesantren. Jarak yang tidak jauh dari
pusat kota salatiga yang merupakan sentral pendidikan formal, maka banyak
santri yang berminat untuk mendalami ilmu agama di pesantren ini, sebab
kebanyakan santri yang menetap adalah para pelajar di pendidikan formal, baik
dari kalangan mahasiswa ataupun pelajar bahkan banyak juga dari masyarakat
sekitar yang ikut menuntut ilmu di pesantren ini. Kondisi yang demikian sudah
60
barang tentu mempengaruhi proses belajar di pesantren ini, lebih jelasnya bisa
dilihat dalam pendidikan dan pengajaran pesantren.
2.
Sejarah berdirinya pondok pesantren Edi Mancoro
Pondok pesantren Edi Mancoro termasuk pesantren salaf, bila mengacu pada
pendapat Dhofier (1984 : 80) tentang elemen dasar pesantren salaf. Elemen–
elemen itu adalah asrama tempat pemondokan santri, kiai guru yang mengajar
para santri, kitab kuning sebagai kurikulum pendidikanya. Masjid sebagai sarana
pengajian dan peribadatan santri (Depag RI 2003 : 40), disamping santri sendiri
sebagai peserta didik. Munculnya pesantren sendiri tidak terlepas dari kondisi
obyektif masyarakat pada waktu itu, dimana masyarakat setempat pada waktu itu
masih alergi dengan beragam aktifitas religius, sebaliknya mereka sangat akrab
dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang berkembang di masyarakat. Hal inilah
yang mendorong tokoh setempat untuk mendirikan pondok pesantren sebagai
lembaga pendidikan keagamaan (Tafaqutifi Al Din) sebagai peredam yang bisa
mengendalikan kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat setempat.
Di bawah prakarsa bapak KH. Sholeh tokoh pendatang dari desa pulutan
telah berhasil mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Darussalam dengan
sebuah bangunan kecil sebagai tempat pemondokan bagi para santri yang akan
belajar kepadanya. Masjid ini didirikan di pinggiran desa, seakan terpisah dari
pemukiman warga pada waktu itu, walaupun sekarang sudah menyatu dengan
masyarakatnya, dan pendidikan yang diselenggaakanyapun masih sederhana,
belum sampai terbentuk semacam lembaga pendidikan tetapi terkesan natural.
Pendidikan keagamaan yang berpusat di Darussalam dan ditangani oleh bapak
kiai sholeh hanya berlangsung hinggan tahun 70-an, sebab setelah beliau
61
meninggal tidak ada keturunanya langsung yang mau meneruskan perjuangannya
dan tidak ada tokoh lokal yang meneruskan misi dan perjuangannya.
Setelah itu maka proses pendidikan di Darussalam agak tersendat, dalam
masa kevakuman ini selang beberapa waktu, munculah kiai Sukemi yang
merupakan tokoh lokal yang diminta oleh masyarakat setempat dan diharapkan
mampu untuk meneruskan misi dan perjuangan pendidikan ini ,dan pendidikan
pesantren ini dapat berjalan kembali seperti kepemimpinan kiai Sholeh.
Bermacam itu pula, munculah KH. Mahfudz Ridwan, tokoh tokoh dari pulutan
yang merupakan alumni dari beberapa pesantren ternama sekaligus alumni dari
universitas di Baghdad. Setelah kiai sukemi meninggal, maka pendidikan
Darussalam diteruskan oleh KH. Mahfudz Ridwan.
Pada tahun 1984 KH. Mahfudz Ridwan bersama beberapa tokoh lokal
lainya seperti Matori Abdul Jalil mendirikan yayasan yang bernama Yayasan
Desaku Maju dengan catatan notaris nomor 14/1984. Yayasan ini merupakan
yayasan yang bergerak di bidang sosial yang mengamban misi dan tujuan
membantu pemerintah untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat
pedesaan dan mengembangkan swadaya serta sumber daya manusia khususnya
masyarakat pedesaan. Dan yayasan ini cukup familiar bagi warga salatiga, karena
merupakan satu-satunya yayasan islam yang bergerak di bidang kemasyarakatan.
Pada awal tahun 1989 KH. Mahfud Ridwan mendirikan pesantren yang
kebih akrab
disebut Wisma Santri Edi Mancoro sebagai pusat pendidikan
masyarakat khususnya bagi masyarakat setempat sekaligus sebagai basecamp
berbagai kegiatan yayasan, hanya saja lokasinya berbeda dari lokasinya yang
terdahulu. Ini dikarenakan agar terhindar dari anggapan bahwa masjid
62
dimonopoli oleh pesantren sehingga masyarakat enggan untuk aktif dalam
berbagai kegiatan yang berpusat di masjid.
Sejak saat itu keadaan pesantren terus berkembang. Karena yayasan ini
dikenal sangat luas karena program-programnya yang telah berhasil membuat
perubahan yang sangat signifikan di Salatiga dan kabupaten Semarang khususnya
memecahkan permasalahan antar umat beragama, kemudian karakter pesantren
yang pluralis dan terbuka untuk siapa saja termasuk untuk orang non islam oleh
karena itu nama pesantren ini sangat terkenal hingga luar negeri hingga banyak
kunjungan dari luar negeri dari berbagai negara hingga saat ini. Pada akhir tahun
2007 nama pondok pesantren Edi Mancoro telah resmi menggantikan nama
Wisma Santri Edi Mancoro karena aktifitas kemasyarakatan yang sudah mulai
melemah dan menjadi pesantren yang normatif tetapi masih tetap menjaga prinsip
pluralisme dan keterbukaan dengan orang non islam sebagai bentuk terciptanya
konsep islam adalah rohmatan lil’alamin.
3. Sarana dan fasilitas pesantren
Pondok pesantren Edi Mancoro termasuk pesantren yang baru bila ditinjau
dari usia kelahiranya yaitu pada tahun 1989, sehingga fasilitas dan prasarananya
yang tersediapun masih sederhana dan terbatas, tetapi keterbatasan ini tidak
menghambat proses pendidikan dan peengajaran sebagai nadi dan misi pesantren.
Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di pesantren ini angtara lain:
a. Dua gedung putra putri
b. Dua aula pertemuan putra putri
c. Masjid sebagai tempat peribadatan
63
d. Kantor pengurus
e. Pertokoan koperasi diantaranya adalah: Mini market, Bengkel motor,
Peternakan sapi.
f.
Perpustakaan
g. Gedung pertemuan yang disewakan
4. Keadaan ustadz dan santri
Selain KH. Mahfudz Ridwan para ustadz Pondok Pesanren Edi Mancoro
bersal dari masyarakat sekitar dan alumni yang mempunyai kepedulian terhadap
perkembangan pesantren serta para santri sendiri yang telah dianggap mampu
untuk mengajar dan berkompeten pada disiplin ilmu yang telah dikuasai.
Sedangkan para santri berasal dari banyak daerah diantaranya : Demak,
Magelang, Porwodadi, Pekalongan hingga Lampung dan Palembang. Mayoritas
mereka sekolah di STAIN Salatiga dan berbagai sekolah menengah seperti: MAN
salatiga, MTS NU, SMK Kartika dan lain-lain. Jumlah santri saat adalah 67 santri
yang terbagi dalam kategori santri mukim yang artinya tinggal di pesantren dan
santri non mukim yang berasal dari masyarakat sekitar yang datang ketika waktu
kajian dilaksanakan.
Adapun tabel santri dan ustadz bisa dilihat dibawah ini:
64
Tabel 1
Perincian santri pondok pondok pesantren Edi Mancoro
No
Santri mukim
Santri non mukim
1
25
Santri putra
7
Santri putra
2
30
Santri putri
5
Santri putri
jumlah
55 Santri
12 Santri
Tabel 2
ustadz atau ustadzah pondok pesantren Edi Mancoro
No
Nama
Jenis kelamin
1
Muhammad hanif
Lk
2
Muh. Zuhdi
Lk
3
Budi santoso
Lk
4
Ali nugroho
Lk
5
Syaikudin
Lk
6
Makhasin
Lk
7
Abdul manaf
Lk
8
Tanwir
Lk
9
Sumarno
Lk
65
10
Badi’ khoirul bahtiar
Lk
11
Haris susanto
Lk
12
Hasanudin
Lk
13
Slamet
Lk
14
Sukardi
Lk
15
Shofari
Lk
16
Ali mudlofir
Lk
17
Rosyidah
Pr
18
Mukarromah
Pr
19
Imma dahliani
Pr
20
Khoirul afifah
Pr
66
5. Struktur organisasi Pondok Pesantren Edi Mancoro
Mustri
Ketua umum
Badan Penasehat
Badi’ khorul B
KH. Mahfud ridwan
Bendahara
Sekretaris
Mukaromah
Haris susanto
Rayon pa
Rayon Pi
Ahmad adnan
Khoirul afifah
Biro pendidikan
Biro litbang
Biro PU
UPT komputer
UPT perpustakaann
Tajudin umroni
Hasanudin
Syarif H
Azim asror
Thoha zamroni
TBB
Durotul yatimah
67
Keterangan :
Badan Penasehat
:
·
KH. Mahfudz ridwan. Lc
·
Ust Muhammad Hanif. Ss
Ketua umum
: Badik Khoirul Bahtiar
Sekretaris
: Haris Susanto
Bendahara
: Ngabidatun Mukaromah
Rayon Pa
: Ahmad Adnan
Rayon Pi
: Khoirul Afifah
Biro pendidikan
: Tajudin Umroni
TBB
: Durrotul Yatimah
Biro litbang
: M. Hasanudin
Biro PU
: Syarif Hidayatullah
UPT komputer
: M. Azim Asror
UPT perpustakaan
: Thoha Zamroni
68
6. Pelaksanaan pendidikan di pesantren
a. Kurikulum Pesantren
Sebagai lembaga pendidikan keagamaan, pondok pesantren Edi Mancoro
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran keagamaan disamping mata
kajian yang bersifat umum. Pesantren ini mempunyai spesifikasi khusus
untuk mendalami ilmu- ilmu agama dengan dititik beratkan pada kemampuan
membaca dan menulis bahasa Arab dengan baik dan benar, maka pelajaran
nahwu, shorof dan halaqhoh mendapat perhatian prioritas. Disamping itu
mata pelajaran umum, ketrampilan menjadi kegiatan ektra yang terjadwal
oleh pengurus dengan menyesuaikan bakat dan minat santri. Dan juga ada
kegiatan yang bersifat insidentil antara lain : Seni baca Al-qur’an, bahasa
arab, bahas inggris, mengetik, administrasi baik keuangan maupun
manajemen organisasi.
Tabel 3
Kurikulum pondok pesantren Edi mancoro
No
Pelajaran wajib
Extra kurikuler
Bahasa arab
Khitobiyah
Nahwu
Dhiba’an
Fiqh
Diskusi
Tadwid
Bedah buku
69
Hadist
Bedah film
Fasholatan
Rebana
Tareh nabi
Seni baca AlQur’an
Tauhid
Ahlak
b. Sitem Pendidikan
Sistem pendidikan di pesantren ini mengalami bnayak perubahan dalam
rangka menuju kesampurnaannya. Sistem pendidikan yang diterapkan adalah
sistem klasikal (Bandongan) dimana seorang kiai atau ustadz membacakan
dan menjelaskan isi ajaran atau kitab kuning sementara santri atau murid
mendengarkan memeknai dan menerima (Depag RI 2003 : 44 ). santri
diwajibkan mengikuti setiap mata pelajaran yang dikaji sebagaimana tertera
dalam jadwal, dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk menjembatani
problem santri baru agar dapat menyesuaikan diri dengan kelas yang ada,
maka dilaksanakan tes penempatan kelas sehingga diharapkan mereka dapat
segera mengikuti pelajaran yang diselenggarakan. Dalam penyajian mata
pelajaran yang berbasic kitab-kitab kuning digunakan sistem bandongan atau
berkelompok, dan ada mata pelajaran tertentu yang harus disajikan dengan
sistem individual (Sorogan). Akan tetapi sistem bandongan lebih dominan
dipergunakan. Hal ini dilatar belakangi , bahwa mayoritas santri yang belajar
adalah mahasiswa dan pelajar tingkat SLTA. Sehingga kemandirian belajar
70
lebih teruji, disamping itu efektifitas waktu yang tersedia bagi dewan asatidz.
Adapun mata pelajaran yang menjadi kajian wajib bagi santri adalah :
1) Kelas khos
Mata pelajaranya sebagai berikut :
a) Bahasa Arab
b) Fiqh
c) Tajwid
: Mutholaahtul haditsah
: Mabadi’ Fiqhiyah 1
: Sifaul Jinan
d) Fasholatan
: Fasholatan
e) Akhlaq
: Akhlaqul banin 1
f) Hadist
: Kumpulan hadist mutafaqun ‘alaih
g) Tauhid
h) Tarikh
: Aqidatul awam
: kholasoh 1
2) Kelas Awaliyah
Mata pelajaranya sebagai berkut:
a) Hadist
: Arbain Nawawi
b) Fiqh
: Safinah
c) Tarikh
: Kholasoh 2
d) Shorof
: Amstilatut Tasrifiyah
71
e) Nahwu
: Jurumiyah
f) Tajwid
: Tuhfatul Atfal
g) Tauhid
: Jauharul Kalamiyah
h) Akhlaq
: Akhlaqul Banin 2
i)
: Durusul Lughoh 1
Bahasa arab
3) Kelas wustho
Mata pelajaranya sebagai berikut:
a)
Bahasa arab
: Durusul lughoh 2
b)
Hadist
: Mustholahatul Hadist
c)
Akhlaq
: Ta’limul Muta’alim
d)
Nahwu
: ‘Imriti
e)
Tauhid
: Kifayatul ‘Awam
f)
Fiqh
: Fathul Qorib
g)
Shorof
: Maqshud
4) Kelas ulya
Mata pelajaranya sebagai berikut
a) Bahasa arab
: Qiro’ah roshidah
b) Hadist
: Mustholahatul hadits
72
c) Akhlaq
: Bidayatul hidayah
d) Nahwu
: Amsilati
e) Fiqih
: Fatqul Qorib
f) Tauhid
: Husunul Hamidiyah
g) Ulumul hadist
: Bulughul Maram
h) Ushul fiqih
: Mabadiul Awaliyah
B. Penyajian Data
Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi,
dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk data guna
memperlancar langkah suatu penelitian.
1. Daftar nama responden
Table 4
Daftar nama responden santri pondok pesantren Edi Mancoro
No
Nama Responden
Jenis kelamin
1
A.Sugianto
L
14 tahun
2
Tajudin Umroni
L
22 tahun
3
M.Hasanudin
L
19 tahun
4
Badik Khairul b
L
25 tahun
73
Umur
5
Arba’ Author
L
19 tahun
6
Rico Zahriadi
L
17 tahun
7
M.Azim Asror
L
20 tahun
8
Taufiq A
L
20 tahun
9
Adi Hermawan
L
14 tahun
10
Mahmud Azizi
L
21 tahun
11
Haris Susanto
L
24 tahun
12
M.Ilham kp
L
15 tahun
13
Syarif Hidayatullah
L
24 tahun
14
Thoha Zamroni
L
21 tahun
15
Heri Sulistiyo
L
25 tahun
16
Ilham Rifqi
L
15 tahun
17
Wahyu Basuki
L
47 tahun
18
M,Fatkhu Rozak
L
22 tahun
19
Rohman Hakim
L
21 tahun
20
M.Wisnu
L
16 tahun
21
Irfan Firmansyah
L
14 tahun
74
22
M.Bima
L
17 tahun
23
Ali Abdurrahman
L
19 tahun
24
A. Nasrullah
L
21 tahun
25
M.Nasroh
P
25 tahun
26
Ngabidatun Mukaromah
P
27 tahun
27
Khoerul Afifah
P
24 tahun
28
Siti Eka Puspitasari
P
23 tahun
29
Imma Dahliyani
P
23 tahun
30
Aniswatun Hidayah
P
23 tahun
31
Iis Sholekah
P
16 tahun
32
Siti Mu’asyaroh
P
17 tahun
33
Munirotul Azizah
P
22 tahun
34
Lela N
P
22 tahun
35
Durotul Yatimah
P
22 tahun
36
Erna Maulidiyah
P
21 tahun
37
Roro Risalatul Muakhiroh
P
21 tahun
38
Musyarofah
P
22 tahun
75
39
Fitriyah
P
15 tahun
40
Nurul Innayah
P
20 tahun
41
Indah Safitri
P
20 tahun
42
Maylia Suryani
P
20 tahun
43
Nida Annisa
P
20 tahun
44
Aulia Ulfa Dewi
P
21 tahun
45
Sofya Choirunnisa
P
19 tahun
46
Noifa Sani
P
20 tahun
47
Nur Khikmah
P
19 tahun
Umi Arifah
P
20 tahun
a
49
t
Heti Indayani
P
19 tahun
a
50
Korifah
P
20 tahun
51
h
Sarifatul Mujazanah
P
20 tahun
52
a
Nur Wulan Maslachah
P
20 tahun
s
53
Wiwit Aryani
P
21 tahun
54
l
Striana Farhana
P
20 tahun
55
Nurul Arofah
P
20 tahun
2. 48
D
i
a
ngket
76
Untuk
memperoleh
data
tentang
pengaruh
intensitas
melaksanakan sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial
santri di pondok pesantren Edi Mancoro menggunakan angket yang berisi
indikator tentang intensitas melaksanakan sholat sunah 10 pertanyaan,
intensitas puasa sunah 10 pertanyaan dan kesalehan sosial sebanyak 10
pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, dan c, kepada semua santri
pondok pesantren Edi Mancoro yang berjumlah 55 orang.
Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang
terdiri dari 10 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan
disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban A, memiliki nilai bobot 3
b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai bobot 2
c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai bobot 1
Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
a. Intensitas melaksanakan sholat sunah
Data hasil jawaban angket tentang Intensitas melaksanakan
sholat sunah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Jawaban Angket Tentang
Intensitas melaksanakan sholat sunah santri
Pondok pesantren Edi mancoro
77
No
Alternatif Jawaban
Total Nilai Jawabab
Responden
Item
tiap item
Total Nilai
Nominasi
A
B
C
3
2
1
1
4
3
3
12
6
3
21
B
2
2
2
6
6
4
6
16
C
3
5
2
3
15
4
3
22
B
4
5
3
2
15
6
2
23
B
5
3
3
4
9
6
4
19
B
6
2
3
5
6
6
5
17
B
7
7
2
1
21
4
1
26
A
8
3
2
5
9
4
5
18
B
9
3
-
7
9
-
7
16
C
10
3
4
3
9
8
3
20
B
11
2
3
5
6
6
5
17
B
12
4
1
5
12
2
5
19
B
13
5
3
2
15
6
2
23
B
14
6
4
-
18
8
-
26
A
15
4
2
4
12
4
4
20
B
78
16
5
3
2
15
6
2
23
B
17
8
1
1
24
2
1
27
A
18
3
3
4
9
6
4
19
B
19
3
3
4
9
6
4
19
B
20
-
5
5
-
10
15
C
21
3
2
5
9
4
5
22
5
1
4
15
2
4
21
B
23
3
3
4
9
6
4
19
B
24
-
2
8
-
4
8
12
C
25
3
3
4
9
6
4
19
B
26
4
3
3
12
6
3
21
B
27
8
1
1
24
2
1
27
A
28
4
3
3
12
6
3
21
B
29
4
4
2
12
8
2
22
B
30
4
3
3
12
6
3
21
B
31
4
3
3
12
6
3
21
B
32
3
6
1
9
12
1
22
B
79
5
18
B
33
8
-
2
24
-
2
26
A
34
4
3
3
12
6
3
21
B
35
7
2
1
21
4
1
26
A
36
5
2
3
15
4
3
22
B
37
5
3
2
15
6
2
23
B
38
2
6
2
6
12
2
20
B
39
3
5
2
9
10
2
21
B
40
4
5
1
12
10
1
23
B
41
4
3
3
12
6
3
21
B
42
4
1
5
12
2
5
19
B
43
5
2
3
15
4
3
22
B
44
4
5
1
12
10
1
23
B
45
4
4
2
12
8
2
22
B
46
6
3
1
18
6
1
25
A
47
5
3
2
15
6
2
23
B
48
4
3
3
12
6
3
21
B
49
5
2
3
15
4
3
22
B
80
50
5
2
3
15
4
3
22
B
51
6
3
1
18
6
1
25
A
52
6
2
2
18
4
2
24
A
53
9
1
-
27
2
-
54
4
5
1
12
10
1
23
B
55
4
3
3
12
6
3
21
B
29
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori
tinggi , sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut
digunakan rumus interval sebagai berikut:
i =
i =
i =
i =
( Xt
- Xr ) + 1
3
( 30 - 10 ) + 1
3
+ 1
20
3
21
3
i = 7
81
A
Setelah diketahui lebar interval , maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori
sebagai berikut:
1). Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi
2). Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang
3). Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah
Dari data tersebut diatas intensitas shalat sunah dapat dikategorikan menjadi
3, sesuai dengan intervalnya:
a.
Intensitas shalat sunah tinggi ada 10 responden
b.
Intensitas shalat sunah sedang ada 41 responden
c.
Intensitas shalat sunah rendah ada 4 responden
b. Intensitas melaksanakan puasa sunah
Adapun hasil jawaban dari angket
data tentang intensitas
melaksanakan puasa sunah santri pondok pesantren Edi Mancoro adalah
sebagai berikut:
Tabel 6
Tingkat intensitas melaksanakan puasa sunah
santri pondok pesantren Edi Mancoro
No
Alternatif Jawaban
Total Nilai Jawabab
Responden
Item
tiap item
1
A
B
C
3
2
1
2
8
-
6
16
-
82
Total Nilai
Nominasi
22
B
2
-
6
4
-
12
4
16
C
3
3
6
1
9
12
1
22
B
4
4
4
2
12
8
2
22
B
5
1
3
6
3
6
6
15
C
6
2
6
2
6
12
2
20
B
7
4
6
-
12
12
-
24
A
8
3
3
4
9
6
4
19
B
9
3
2
5
9
4
5
18
B
10
4
4
2
12
8
2
22
B
11
3
1
6
9
2
6
17
B
12
3
5
2
9
10
2
21
B
13
4
5
1
12
10
1
23
B
14
4
6
-
12
12
-
24
A
15
4
3
3
12
6
3
21
B
16
6
2
2
18
4
2
24
A
17
5
5
-
15
10
-
25
A
18
4
5
1
12
10
1
23
B
83
19
4
4
2
12
8
2
22
B
20
3
3
4
9
6
4
19
B
21
3
5
2
9
10
2
21
B
22
2
5
3
6
10
3
19
B
23
3
5
2
9
10
2
21
B
24
-
2
8
-
4
8
12
C
25
3
7
-
9
14
-
23
B
26
3
3
4
9
6
4
19
B
27
6
4
-
18
8
-
24
A
28
7
3
-
21
6
-
27
A
29
4
4
2
12
8
2
22
B
30
5
3
2
15
6
2
23
B
31
5
4
1
15
8
1
24
A
32
5
4
1
15
8
1
24
A
33
4
4
2
12
8
2
22
B
34
9
1
-
27
2
-
29
A
35
5
3
2
15
6
2
23
B
84
36
3
7
-
9
14
-
23
B
37
7
3
-
21
6
-
27
A
38
3
3
4
9
6
4
19
B
39
4
6
-
12
12
-
24
A
40
4
5
1
12
12
1
25
A
41
4
6
-
12
12
-
24
A
42
3
3
4
9
6
4
19
B
43
2
8
-
6
16
-
22
B
44
5
4
1
15
8
1
24
A
45
4
3
3
12
6
3
21
B
46
9
1
-
27
2
-
29
A
47
5
5
-
15
10
-
25
A
48
4
5
1
12
10
1
23
B
49
5
4
1
15
8
1
24
A
50
5
3
2
15
6
2
23
B
51
8
1
1
21
2
1
26
A
52
4
6
-
12
12
-
24
A
85
53
4
5
1
12
10
1
23
B
54
4
4
2
12
8
2
22
B
55
4
6
-
12
12
-
24
A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori
tinggi , sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut
digunakan rumus interval sebagai berikut:
Setelah diketahui lebar interval , maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori
sebagai berikut:
i =
i =
i =
i =
( Xt
- Xr ) + 1
3
( 30 - 10 ) + 1
3
+ 1
20
3
21
3
i = 7
86
a). Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi
b). Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang
c). Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah
Dari data tersebut diatas intensitas shalat sunah dapat dikategorikan menjadi
3, sesuai dengan intervalnya:
1. Intensitas puasa sunah tinggi ada 20 responden
2. Intensitas puasa sunah sedang ada 32 responden
3. Intensitas puasa sunah rendah ada 3 responden
c. Kesalehan sosial
Adapun hasil jawaban dari angket data tentang kesalehan sosial
santri pondok pesantren Edi Mancoro adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Kesalehan sosial
Santri di pondok pesantren Edi Mancoro
87
No
Alternatif Jawaban
Total Nilai Jawabab
Responden
Item
tiap item
Total Nilai
Nominasi
A
B
C
3
2
1
1
6
4
-
18
8
-
26
A
2
-
6
4
-
12
4
16
C
3
6
4
-
18
8
-
24
A
4
8
2
-
24
4
-
28
A
5
4
6
-
12
12
-
24
A
6
4
5
1
12
10
1
23
B
7
7
2
1
21
6
1
28
A
8
5
4
1
15
8
1
24
A
9
6
2
2
18
4
2
24
A
10
7
3
1
21
6
1
28
A
11
5
4
1
15
8
1
24
A
12
5
4
1
15
8
1
24
A
13
7
3
-
21
6
-
27
A
14
10
-
-
30
-
-
30
A
15
8
2
-
24
4
-
28
A
88
16
8
1
1
24
2
1
27
A
17
10
-
-
30
-
-
30
A
18
9
1
-
27
2
-
29
A
19
7
2
1
21
4
1
26
A
20
2
8
-
6
16
-
22
B
21
8
1
1
24
2
1
25
A
22
7
3
-
21
6
-
27
A
23
6
2
2
18
4
2
24
A
24
3
7
-
9
14
-
23
B
25
6
3
1
18
6
1
25
A
26
4
5
1
12
10
1
23
B
27
2
5
3
6
10
3
19
C
28
8
2
-
24
4
-
28
A
29
7
3
-
21
6
-
27
A
30
6
2
2
18
4
2
24
A
31
7
3
-
21
6
-
27
A
32
8
1
1
24
2
1
27
A
89
33
6
4
-
18
8
-
24
A
34
5
5
-
15
10
-
25
A
35
9
-
1
27
-
1
28
A
36
7
2
1
21
4
1
26
A
37
6
3
1
18
4
1
23
B
38
4
6
-
12
12
-
24
A
39
5
5
-
15
10
-
25
A
40
7
3
-
21
6
-
27
A
41
7
2
1
21
4
1
25
A
42
8
2
-
24
4
-
28
A
43
5
4
1
15
8
1
24
A
44
4
4
2
12
8
2
22
B
45
4
5
1
12
10
1
23
B
46
9
1
-
27
2
-
29
A
47
9
1
-
27
2
-
29
A
48
6
4
-
18
8
-
24
A
49
4
4
2
12
8
2
22
B
90
50
4
3
3
12
6
3
21
B
51
7
3
-
21
6
-
27
A
52
4
5
1
12
10
1
23
B
53
8
2
-
24
4
-
28
A
54
4
3
3
12
6
3
21
B
55
7
2
1
21
4
1
26
A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori
tinggi , sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut
digunakan rumus interval sebagai berikut:
i =
i =
i =
i =
( Xt
- Xr ) + 1
3
( 30 - 10 ) + 1
3
+ 1
20
3
21
3
i = 7
91
Setelah diketahui lebar interval , maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori
sebagai berikut:
1. Nominasi A adalah nilai 24-30 intensitas tinggi
2.
Nominasi B adalah nilai 17-23 intensitas sedang
3.
Nominasi C adalah nilai 10-16 intensitas rendah
Dari data tersebut diatas intensitas shalat sunah dapat dikategorikan menjadi
3, sesuai dengan intervalnya:
a. Kesalehan sosial tinggi ada 42 responden
b. Kesalehan sosial sedang ada 11 responden
c. Kesalehan sosial rendah ada 2 responden
92
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga
diketahui ada tidaknya pengaruh antara intensitas sholat sunah dan puasa sunah terhadap
keslehan sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh intensitas melaksanakan shalat sunah
dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri, maka data yang diperoleh akan
dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis
menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagai berikut :
A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel)
Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui shalat sunah dan puasa
sunah terhadap kesalehan sosial dengan menggunakan rumus prosentase yaitu:
P=
× 100%
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
1. Sholat sunah
Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang shalat sunah
dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri di pondok pesantren Edi
Mancoro diketahui rekapitulasi adalah sebagai berikut:
93
a. Untuk kategori tinggi tentang shalat sunah ada 10 responden:
P=
P=
× 100%
× 100%
P = 0,18181 × 100
P = 18,181
P = 18%
b. Untuk kategori sedang tentang shalat sunah ada 41 responden:
P=
P=
× 100%
× 100%
P = 0,74545 × 100
P = 74,545
P = 75%
c.
Untuk kategori rendah tentang shalat sunah ada 4 responden:
P=
P=
× 100%
× 100%
P = 0,07272 × 100
P = 7,272
P = 7%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang shalat sunah.
TABEL 8
REKAPITULASI SHALAT SUNAH
NO
KATEGORI
INTERVAL
94
FREKUENSI
1
Tinggi
24-30
10
18%
2
Sedang
17-23
41
75%
3
Rendah
10-16
4
7%
55
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa shalat
sunah yang tinggi sebesar 18% yaitu sebanyak 10 santri, yang sedang sebesar
75% yaitu sebanyak 41 santri dan yang rendah sebesar 7% yaitu sebanyak 4
santri. Sehingga dengan demikian ,intensitas shalat sunah santri pondok
pesantren Edi Mancoro tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 41
santri.
2. Puasa sunah
a. Untuk kategori tinggi tentang puasa sunah ada 20 responden:
P=
P=
× 100%
× 100%
P = 0,36363 × 100
P =36,363
P = 36%
b. Untuk kategori sedang puasa sunah ada 32 responden:
P=
P=
× 100%
× 100%
P = 0,58581 × 100
95
P = 58,581
P = 59%
c. Untuk kategori rendah puasa sunah ada 3 responden:
P=
× 100%
P=
× 100%
P = 0,05454 × 100
P = 5,454
P = 5%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang puasa sunah
TABEL 9
REKAPITULASI PUASA SUNAH
NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
1
Tinggi
24-30
20
36%
2
Sedang
17-23
32
59%
3
Rendah
10-16
3
5%
55
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa puasa
sunah yang tinggi sebesar 36% yaitu sebanyak 20 santri, yang sedang sebesar
59% yaitu sebanyak 32 santri dan yang rendah sebesar 5% yaitu sebanyak 3
santri. Sehingga dengan demikian ,intensitas puasa sunah santri pondok
pesantren Edi Mancoro tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 32
santri.
3. kesalehan sosial
a. Untuk kategori tinggi kesalehan sosial ada 42 responden:
96
P=
× 100%
P=
× 100%
P = 0,76363 × 100
P = 76,363
P = 76%
b. Untuk kategori sedang kesalehan sosial ada 11 responden:
P=
× 100%
P=
× 100%
P = 0,2 × 100
P = 20
P = 20%
c. Untuk kategori rendah kesalehan sosial ada 2 responden:
P=
× 100%
P=
× 100%
P = 0,03636 × 100
P = 3,636
P = 4%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi tentang kesalehan sosial santri.
TABEL 10
REKAPITULASI KESALEHAN SOSIAL
NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
1
Tinggi
24-30
42
76%
97
2
Sedang
17-23
11
20%
3
Rendah
10-16
2
4%
55
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa shalat
sunah yang tinggi sebesar 76% yaitu sebanyak 42 santri, yang sedang sebesar
20% yaitu sebanyak 11 santri dan yang rendah sebesar 4% yaitu sebanyak 2
santri. Sehingga dengan demikian ,kesalehan sosial santri pondok pesantren
Edi Mancoro tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 42 santri.
B. Pengujian Hipotesis
Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima tidaknya hipotesis
yang diajukan dalam skripsi ini, tentang pengaruh intensitas melaksanakan shalat
sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri di pondok pesantren Edi
Mancoro. Maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisian regresi ganda antara
variabel shalat sunah (X1) dan puasa sunah (X2) terhadap kesalehan sosial sosial
santri (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji regresi ganda.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi antara X1 dan X2 terhadap Y ditentukan
dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel.
98
Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka peneliti
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
TABEL 11
TABEL KERJA KOOFESIEN PENGARUH ANTARA SHALAT SUNAH
DAN PUASA SUNAH TERHADAP KESALEHAN SOSIAL SANTRI
NO
X1
X2
Y
X1.Y
X2.Y
X12
X22
Y2
X1.X2
1
21
22
26
546
572
441
484
676
462
2
16
16
16
256
256
256
256
256
256
3
22
22
24
528
528
484
484
576
484
4
23
22
28
644
616
529
484
784
506
5
19
15
24
456
360
361
225
576
285
6
17
20
23
391
460
289
400
529
340
7
26
24
28
728
672
676
576
784
624
8
18
19
24
432
456
324
361
576
342
9
16
18
24
384
432
256
324
576
288
10
20
22
28
560
616
400
484
784
440
11
17
17
24
408
408
289
289
576
289
12
19
21
24
456
504
361
441
576
399
13
23
23
27
621
621
529
529
729
529
14
26
24
30
780
720
676
576
900
624
15
20
21
28
560
588
400
441
784
420
16
23
24
27
621
648
529
576
729
552
17
27
25
30
810
750
729
625
900
675
18
19
23
29
551
667
361
529
841
437
19
19
22
26
494
572
361
484
676
418
99
20
15
19
22
330
418
225
361
484
285
21
18
21
25
450
525
324
441
625
378
22
21
19
27
567
513
441
361
729
399
23
19
21
24
456
504
361
441
576
399
24
12
12
23
276
276
144
144
529
144
25
19
23
25
475
575
361
529
625
437
26
21
19
23
483
437
441
361
529
399
27
27
24
19
513
456
729
576
361
648
28
21
27
28
588
756
441
729
784
567
29
22
22
27
594
594
484
484
729
484
30
21
23
24
504
552
441
529
576
483
31
21
24
27
567
648
441
576
729
504
32
22
24
27
594
648
484
576
729
528
33
26
22
24
624
528
676
484
576
572
34
21
29
25
525
725
441
841
625
609
35
26
23
28
728
644
676
529
784
598
36
22
23
26
572
598
484
529
676
506
37
23
27
23
529
621
529
729
529
621
38
20
19
24
480
456
400
361
576
380
39
21
24
25
525
600
441
576
625
504
40
23
25
27
621
675
529
625
729
575
41
21
24
25
525
600
441
576
625
504
42
19
19
28
532
532
361
361
784
361
43
22
22
24
528
528
484
484
576
484
100
44
23
24
22
506
528
529
576
484
552
45
22
21
23
506
483
484
441
529
462
46
25
29
29
725
841
625
841
841
725
47
23
25
29
667
725
529
625
841
575
48
21
23
24
504
552
441
529
576
483
49
22
24
22
484
528
484
576
484
528
50
22
23
21
462
483
484
529
441
506
51
25
26
27
675
702
625
676
729
650
52
24
24
23
552
552
576
576
529
576
23
28
812
644
841
529
784
667
53
29
54
23
22
21
483
462
529
484
441
506
55
21
24
26
546
624
441
576
676
504
Jumlah
1174
1223
1385
29734
30979
25618
27729
25393
26473
r
Dari tabel diatas kita dapat menghitung nilai koefisien antara X1Y( x 1y),
r
r
X2Y( x2 y), dan antara koefisien X1X2( x 1x2) sebagai berikut:
1. Korelasi antara X1 dengan Y
Untuk mengetahui pengaruh shalat sunah terhadap kesalehan sosial
santri maka menggunakan rumus:
rx1y =
(∑
∙∑
{ ∑
(∑
)(∑ )
) }{ ∑
(∑ ) }
Keterangan:
r
x1 y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑ X1Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
101
∑Y
= Jumlah seluruh Y
TABEL 12
Ringkasan Statistik X1 dan Y
rx1y =
rx1y =
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
55
∑ X1
1174
∑Y
1385
∑ X12
25618
∑ Y2
35293
∑ X1Y
29734
(∑
∙∑
{ ∑
(∑
)(∑ )
) }{ ∑
(
×
{
=
=
=
=
(
×
(∑ ) }
) }{
{
)(
)
(
×
}{
(
)(
(
) }
}
)
)
,
= 0,353
Jadi r = 0,353, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df
(derajat kebebasan) dari sampel = N (jumlah populasi) – nr (jumlah variabel
102
yang dikorelasikan), N = 55 dan variabel yang penulis cari korelasinya
adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df (derajat
kebebasan) nya yaitu df = 55-2 = 53, pada taraf signifikan 5% maka r tabel =
0,266, sedangkan untuk r hitung adalah 0,353. Ketentuan bila r hitung lebih
kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Haditolak. Tetapi sebaliknya bila r
hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima. Dari hasil tampak
bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian
hasil dari 0,353 itu signifikan. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara shalat sunah dengan kesalehan sosial santri.
2. Korelasi X2 dengan Y
Untuk mengetahui pengaruh puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri
maka, menggunakan rumus sebagai berikut:
rx2y =
(∑
∙∑
{ ∑
(∑
)(∑ )
) }{ ∑
(∑ ) }
Keterangan:
r
x2 y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑ X2Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y
∑ X2
= Jumlah seluruh skor X1
∑Y
= Jumlah seluruh Y
TABEL 13
Ringkasan Statistik X2 dan Y
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
55
∑ X2
1223
103
rx2y =
rx1y =
1385
∑ X22
27729
∑ Y2
25393
∑ X2Y
30979
(∑
∙∑
{ ∑
∑Y
(∑
=
) }{
{
=
=
(
×
(∑ ) }
(
×
{
)(∑ )
) }{ ∑
)(
)
(
×
}{
(
)(
) }
}
)
√
=
,
= 0,807
Jadi r = 0,807, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel. Untuk df
(derajat kebebasan) dari sampel = N (jumlah populasi) – nr (jumlah variabel
yang dikorelasikan), N = 55 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah
variabel X 2 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df (derajat kebebasan) nya
yaitu df = 55 – 2 = 53, pada taraf signifikan 5% maka r tabel = 0,266,
sedangkan untuk r hitung adalah 0,807. Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari
r tabel, maka Ho diterima, dan Ha diolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih
besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima.
Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka H a
diterima, dengan demikian hasil dari 0,807 itu signifikan. Terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara puasa sunah dengan kesalehan sosial santri.
3. Korelasi X1 dengan X2
104
untuk mengetahui korelasi antara shalat sunah dan puasa sunah, maka
menggunakan rumus:
rx1x2 =
(∑
∙∑
{ ∑
(∑
)(∑
) }{ ∑
)
(∑
) }
Keterangan:
r
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
x1x2
N
= Number of Cases
∑ X1X2
= Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2
∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
∑ X2
= jumlah seluruh skor X2
TABEL 14
Ringkasan Statistik X1 dan X2
rx1x2 =
rx1x2 =
Simbol Statistik
Nilai Statistik
N
55
∑X1
1174
∑X2
1223
∑X12
25618
∑X22
27729
∑X1X2
26473
(∑
∙∑
{ ∑
(∑
=
=
)(
) }{
{
=
=
(
×
)
(∑
(
×
{
)(∑
) }{ ∑
) }
)
(
×
}{
(
)(
) }
}
)
√
,
105
= 0,673
Jadi r hitung = 0,673, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel.
Untuk df (derajat kebebasan) dari sampel = N (jumlah populasi) – nr (jumlah
variabel yang dikorelasikan), N = 55 dan variabel yang penulis cari
korelasinya adalah variabel X1 dan X2, maka nr = 2. Sehingga diperoleh df
(derajat kebebasan) nya yaitu df = 55 – 2 =53, pada taraf signifikan 5% maka
r tabel = 0,266, sedangkan untuk r hitung adalah 0,673. Ketentuan bila r
hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha diolak. Tetapi
sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha diterima.
Dari hasil tampak bahwa r hitunglebih besar dari r tabel maka H a
diterima, dengan demikian korelasi 0,673 itu signifikan. Jadi terdapat
korelasi yang positif dan signifikan antara sholat sunah dengan puasa sunah
santri.
4. Mencari nilai koefisien korelasi ganda
Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda shalat sunah dan puasa
sunah terhadap kesalehan sosial santri maka menggunakan rumus:
Rx1x2y =
屨
.
.
Keterangan :
Ryx1x2
r
= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y
x1 y
= Korelasi antara rx1y
rx2y
= Korelasi antara rx2y
rx1x2
r
= Korelasi antara x1x2
Rx1x2y =
.
.
106
.
=
.
× .
× .
× ,
,
.
=
.
.
.
.
=
.
= 0,717
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat hasil
bahwasannya terdapat pengaruh antara shalat sunah dan puasa sunah
terhadap kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro sebesar
0,717 pengaruh ini secara kualitatif dapat dinyatakan sangat kuat, dan
besarnya lebih dari korelasi individual antara X1 dengan Y, maupun X2
dengan Y. korelasi sebesar 0,717 itu baru berlaku untuk sampel yang
diteliti. Apakah koefisien pengaruh itu dapat digeneralisasikan atau tidak,
maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:
/
)/(
Fh = (
,
=(
,
.
=(
=
)
.
/
)/(
)
/
/
)
.
,
= 27,639
Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F diatas
adalah 27,639.
Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka
koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung > F
tabel atau 27,639 > 3,17 hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antara shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri pondok
107
pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan kecamatan. Tuntang Kabupaten.
Semarang tahun 2012.
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan product moment dan
regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat kebebasan) dengan
rumus df = N – nr. Responden (N) yang di teliti sebanyak 55 santri. Variabel
yang dicari pengaruhnya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. sehingga
diperoleh df-nya = 55 – 2= 53. Setelah diketahui df-nya kemudian dilihat
pada tabel “r” product moment, maka diperoleh “r” product moment pada
taraf signifikan 5% = 0,266.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh positif dan sangat kuat antara
rx1y (0,353) merupakan pengaruh yang positif dan signifikan pada taraf
signifikan 5% (0,353 > 0,266), maka dapat disimpulkan bahwasannya shalat
sunah mempengaruhi kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro.
Selanjutnya pengaruh antara rx2y (0,807) merupakan pengaruh yang
positif dan sangat kuat yang signifikan pada taraf 5% (0,807 > 0,266) , maka
dapat disimpulkan bahwasanya puasa sunah dapat mempengaruhi kesalehan
sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro.
Demikian halnya pengaruh antara rx1x2 diperoleh hasil 0,625
merupakan pengaruh positif yang signifikan pada taraf signifikan 5% (0,673
> 0,266) maka dapat disimpulkan bahwasnnya shalat sunah dan puasa sunah
dapat mempengaruhi kesalehan sosial santri di pondok pesantren Edi
Mancoro.
108
Begitu pula dengan pengaruh Rx1x2y
diperoleh hasil 0,717
merupakan pengaruh positif dan sangat kuat yang signifikan pada taraf
signifikansi 5% (0,717 > 0,266). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha)
diterima dan terbukti kebenarannya karena “ro” lebih besar dari “rt” dan
hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan
bahwasannya shalat sunah dan puasa sunah dapat mempengaruhi kesalehan
sosial santri pondok pesantren Edi Mancoro.
Selanjutnya untuk F hitung sebesar 27,639 sedangkan untuk F tabel
yang diperoleh 3,17. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda tersebut
antara shalat sunah (X1) dan puasa sunah (X2) terhadap kesalehan sosial (Y)
terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima
karena F hitung lebih besar dari F tabel (27,639 > 3,17) sedangkan hipotesis
nol ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tinggi rendahnya intensitas shalat sunah dan puasa sunah
santri pondok pesantren Edi mancoro sangat mempengaruhi kesalehan sosial
santri pondok pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kecamatan. Tuntang
Kabupaten. Semarang.
109
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III dan IV, dapat diambil
kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya
yakni: untuk mengetahui pengaruh yang positif antara sholat sunah (X1), puasa
sunah (X2) kesalehan sosial (Y) di Pondok Pesantren Edi Mancoro
1. Sholat sunah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2012, yang
termasuk dalam kategori tinggi sebesar 18 %, adapun yang berada dalam
kategori sedang sebesar 75 %, dan yang berada dalam kategori rendah
sebesar 7 %, dengan demikian, sholat sunah santri Pondok Pesantren Edi
Mancoro tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 75%.
2. Puasa
sunah santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2012, yang
termasuk dalam kategori tinggi sebesar 36 %, adapun yang berada dalam
kategori sedang sebesar 59%, dan yang berada dalam kategori rendah
sebesar 5 %, dengan demikian, puasa sunah santri Pondok Pesantren Edi
Mancoro tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 76%.
3. Kesalehan sosial santri Pondok Pesantren Edi Mancoro tahun 2012, yang
termasuk dalam kategori tinggi sebesar 76 %, adapun yang berada dalam
kategori sedang sebesar 20 %, dan yang berada dalam kategori rendah
sebesar 4 %, dengan demikian, sholat sunah santri Pondok Pesantren Edi
Mancoro tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 76%.
4. Berdasarkan analisis data, ada pengaruh sholat sunah terhadap kesalehan
sosial, hal ini dibuktikan dengan r = 0,353, kemudian dikonsultasikan
110
dengan harga r table pada taraf signifikan 5% (0,266) dan hasilnya lebih
besar r hitung.
5. Berdasarkan analisis data, ada pengaruh sholat sunah terhadap kesalehan
sosial, hal ini dibuktikan dengan r = 0,807, kemudian dikonsultasikan
dengan harga r table pada taraf signifikan 5% (0,266) dan hasilnya lebih
besar r hitung.
6. Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa
ada pengaruh sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial. Hal
ini terbukti dengan koefesien korelasi regresi ganda dari hasil RX1X2 Y
hitung sebesar 0,717. Selanjutnya diuji signifikansinya dengan Fhitung, dan
diperoleh Fhitung > Ftabel atau 27,639 > 3,17. Hal ini berarti terdapat pengaruh
yang signifikan antara sholat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan
sosial.
Karena Fhitung > Ftabel, yang berarti persamaan regresi tersebut
signifikan. Jadi hipotesis yang peneliti ajukan bahwa ada pengaruh positif
antara Pelaksanaan shalat sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial
santri pondok pesantren Edi Mancoro dapat diterima. Artinya: bahwa
semakin baik shalat sunah dan puasa sunah maka semakin tinggi pula
kesalehan sosial santri.
B. Saran-Saran
Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan
terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang
tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi ustadz, pengurus dan santri di pondok
pesantren Edi Mancoro.
111
1. Bagi santri, Agar meningkatkan kedisiplinan dalam shalat sunah dan puasa
sunah tidak hanya ketika berada di lingkungan pondok pesantren saja,
melainkan ketika berada diluar
lingkungan pondok pesantren dan
menjadikan shalat sunah dan puasa sunah sebagai rutinitas keseharian
santri. Dengan begitu akan tercipta kesalehan sosial yang baik.
2. Bagi para ustadzt, ustdzah dan pengurus, hendaknya lebih meningkatkan
kedisiplinan shalat sunah dan puasa sunah dalam menumbuhkan kesadaran
bagi santri dalam melaksanakan shalat sunah dan puasa sunah serta
memberikan penjelasan pentingnya manfaat shalat sunah dan puasa sunah
yang berpengaruh baik terhadap kesalehan sosial santri.
3. Bagi pengasuh, ustadz atau ustadzah dan pengurus Tidak ada kata terlambat
bagi kita semua, untuk menanamkan kesalehan sosial kepada santri,
walaupun dalam kenyataanya mengajarkan kesalehan sosial
yang baik
kepada santri mengalami banyak kendala. Hal ini sudah menjadi tanggung
jawab bersama.
C. Penutup
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah Yang Maha
Pengasih dan Penyayang akhirnya penulisan skripsi ini bisa terselesaikan,
semua ini tidak lain hanyalah karunia dan hidayah dari Allah SWT semata.
Semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena
itu penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis. Semoga
112
Allah SWT berkenan
membalasnya. Amin. Akhirnya dengan usaha yang maksimal ini, penulis yakin
bahwa
skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan sehingga
penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat demi kesempurnaan skripsi ini.
113
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Maskuri. 2006. Kupas Tuntas Sholat. Bandung: Erlangga
Al-qardlawiy Yusuf. 2001. Sunnah, Ilmu Pengetahuan Dan Peradaban,
Yogyakarta: Intermedia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Dan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka cipta.
At-Thahir, Ahmad. 2008. Buku Pintar Sholat. Bandung:
Bahreisy, Salaim. 1992. Terjemah Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam.
Surabaya: Balai Buku.
Darajat, Zakiah. 1995. Ilmu Fiqh. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf
Depdiknas. 2007. Pendidikan masyarakat. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hamid, Ahmad. 2008. Buku Pintar Shalat. Surakarta: Aqwam.
Jalal, ahmad. 2009.Dasyatnya Gerakan Dalam Sholat. Semarang: PT Angkasa
Musbikin, Imam. 2007. Rahasia Shalat Dhuha. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Rofiq, Ahmad. 2004. Fiqh Kontekstual.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sahid, Nur. 2011. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: Widya karya
Salwasalsabila, Syarifah. 2008. Mendidik Anak Berpuasa. Yogyakarta: Harmoni.
Sobary, Mohammad. 2007. kesalehan sosial. Yogyakarta: DIVA Press
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan RND. Bandung:
Alfabeta.
Syayid, Sabiq. 2006. Fiqih Sunah. Jakarta: Pena Pundi Aksara.
Yafie, Ali.1997. Fiqh Sosial. Bandung: Mizan
Yusuf al-qardlawiy. 2006. Fiqih Puasa, Surakarta: Era Intermedia.
“http://Islam House.com/2012/03/ :Dimensi Sosial Shalat.html:
114
115
ANGKET
INTENSITAS MELAKSANAKAN SHOLAT SUNAH SANTRI PONDOK
PESANTREN EDI MANCORO DESA. GEDANGAN KEC. TUNTANG
KAB. SEMARANG TAHUN 2012
A. Biodata responden
Nama
:
Jenis kelamin
:
Kelas
:
B. Petunjuk pengisian lembar angket!
1. Sebelum mengisi angket isilah biodata saudara terlebih dahulu.
2. Jawablah pertanyaan dengan cara memberi tanda silang (X) pada
jawaban yang tepat menurut anda.
3. Pahamilah dahulu pertanyaan sebelum menjawab.
4. Jawaban yang anda berikan akan kami rahasiakan. Oleh karena itu
jawaban yang obyektif sangat kami harapkan dan sumbangan yang
sangat berharga demi keberhasilan penelitian
C. DAFTAR PERTANYAAN
I. Intensitas Sholat sunah
1. Apakah anda setiap pagi melaksanakan sholat dhuha?
a. Saya selalu melaksanakan sholat dhuha
b. Saya sering melaksanakan sholat dhuha
c. Saya terkadang melaksanakan sholat dhuha
2. Ketika anda sedang sibuk, apakah anda menyempatkan sholat dhuha?
a. Saya selalu melaksanakan sholat dhuha
b. Saya sering melaksanakan sholat dhuha
c. Saya terkadang melaksanakan sholat shuha
3. Apakah anda melaksanakan sholat rawatib ketika akan melaksanakan
sholat fardhu?
a. Saya melaksanakan sholat rawatib
b. Saya melaksanakan apabila masih ada waktu
c. Saya langsung melaksanakan sholat fardhu
4. Apakah anda melaksanakan sholat hajat?
a. Saya selalu melaksanakan sholat hajat
116
b. Saya sering melaksanakan sholat hajat
c. Saya terkadang melaksanakan sholat hajat
5. Apakah anda melaksanakan sholat tahajjud?
a. Ya, saya Melaksanakan sholat tahjjud
b. Saya melaksanakan sholat tahajjud kalau ada teman
c. Saya melaksanakan apabila ada sesuatu keinginan
6. Setelah melaksanakan sholat tahajjud apa yang anda lakukan?
a. Menutup dengan sholat witir
b. Membaca Al-qur’an sambil menunggu waktu sholat subuh
c. Melanjutkan tidur lagi
7. Apakah anda melaksanakan sholat witir?
a. Ya, saya melaksanakan sholat witir
b. Saya melaksanakan sholat witir kalau ada teman
c. Saya tidak pernah melaksanakan sholat witir
8. Dalam satu minggu berapa hari anda melaksanakan sholat witir?
a. 7 hari
b. 4 hari
c. 1 hari
9. Ketika waktu pagi hari raya idul fitri telah tiba apa yang anda lakukan
?
a. Bersiap-siap untuk melaksanakan Sholat iedul fitri
b. Menyiapkan makanan yang akan di hidangkan untuk tamu
c. Masih pulas tidur karena kecapekan kegiatan tadi malam
10. Apakah anda setiap hari idul adha selalu melaksanakan sholat idul
adha?
a. Ya, saya Melaksanakan sholat idul adha
b. Saya terkadang melaksanakan sholat idul adha
c. Saya melaksanakan sholat idul adha karena Ikut-ikutan teman
117
ANGKET
INTENSITAS MELAKSANAKAN PUASA SUNAH SANTRI PONDOK
PESANTREN EDI MANCORO DESA. GEDANGAN KEC. TUNTANG
KAB. SEMARANG TAHUN 2012
A. Intensitas Puasa sunah
1. Apakah anda puasa hari senin dan kamis?
a. Saya selalu puasa
b. Saya sering puasa
c. Saya terkadang puasa
2. Apa yang anda rasakan setelah melaksanakan puasa pada hari senin
dan hari kamis?
a. Jiwa terasa tentram
b. Badan terasa sehat
c. Biasa saja, tidak ada perubahan
3. Pada hari senin dan kamis yaitu disunahkan untuk berpuasa, apakah
anda berpuasa?
a. Ya, Saya berpuasa
b. Saya terkadang puasa
c. Saya berpuasa, apabila tidak pergi jauh
4. Ketika bertepatan dengan tanggal 9 (sembilan) dzulhijah apa yang
anda lakukan?
a. Berpuasa arafah
b. Mendoa’akan orang-orang islam yang sedang haji
c. Menyibukan diri sendiri dengan pekerjaan
5. Apakah anda selalu puasa arafah ?
a. Ya, saya selalu Puasa arafah
b. Saya terkadang berpuasa
c. Saya tidak pernah berpuasa
6. Ketika anda sedang sakit, apakah anda melaksanakan puasa sunah 6
(enam) hari di bulan syawal?
a. Ya, saya melaksanakan puasa
b. Saya melaksanakan apabila kuat
c. Saya tidak melaksanakan, karena puasa sunah
7. Di bulan syawal disunahkan untuk puasa 6 (enam) hari, apakah anda
selalu berpuasa?
118
a. Saya selalu puasa apabila tidak ada halangan syar’i
b. Saya terkadang puasa
c. Saya tidak melaksanakan puasa
8. Apa yang anda lakukan ketika guru memberi tahu besok adalah bulan
sya’ban dan disunahkan untuk berpuasa?
a. Saya melaksanakan puasa
b. Saya melaksanakan puasa jika ada teman
c. Melaksanakan puasa, jika ada keinginan
9. Apakah anda selalu melaksanakan puasa sunah di bulan sya’ban?
a. Ya, Saya selalu melaksanakan puasa
b. Saya terkadang melaksanakan puasa
c. Saya melaksanakan puasa, apabila ada keinginan
10. Apa yang melandasi anda dalam puasa sunah di bulan sya’ban?
a. Mengharap ridho Allah
b. Karena ada hajat atau sesuatu yang di inginkan
c. Ingin mendapatkan pujian dari orang lain
119
ANGKET
KESALEHAN SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO
DESA. GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2012
A. Kesalehan sosial
1. Bagaimanakah sikap anda kepada tetangga yang beda agama ketika
bertemu dalam suatu acara?
a. Menghormatinya, dan menyapa
b. Diam dan sibuk dengan kegiatanya sendiri
c. Menjauhi karena beda keyakinan
2. Jika dalam musyawarah ada teman yang tidak sependapat dengan anda
bagaimana sikap anda?
a. Tetap menghargai pendapat teman
b. Menghargai ketika pendapat itu baik
c. Diam saja, karena beda pendapat
3. Ketika melihat teman yang sedang meminta pertolongan, sedangkan
anda sedang sibuk, apakah anda akan menolongnya?
a. Saya menolongnya
b. Saya menolong apabila diminta
c. Saya tidak peduli, karena merasa terganggu
4. Jika teman anda sedang terkena musibah apakah anda membantunya?
a. Saya akan membantunya
b. Saya membantu apabila diminta
c. Sibuk dengan pekerjaan pribadi
5. Ketika anda bertemu dengan teman di jalan apa yang anda lakukan?
a. Menyapa dengan salam
b. Memanggil namanya
c. Diam saja
6. Ketika anda bertemu dengan guru di jalan apa yang anda lakukan?
a. Menyapa dengan salam dan berjabat tangan
b. Menganggukkan kepala
c. Menghindarinya dan seolah-olah tidak melihat
7. Ketika ada pengemis yang meminta uang, apakah anda akan
memberikannya?
a. Saya akan memberikannya uang
b. Saya akan memberi jika ada uang kecil
c. Saya akan memberikan ketika saya merasa kasian
120
8. Ketika teman anda membutuhkan uang, apakah anda akan
memberikannya?
a. Saya akan memberikannya
b. Saya memberikan jika mempunyai uang
c. Saya memberi jika dia dekat dengan saya
9. Ketika anda mau pergi atau pulang apakah anda meminta izin terlebih
dahulu kepada pengurus atau pengasuh pondok
a. Ya, saya meminta izin
b. Saya meminta izin jika ada pengurus atau pengasuh
c. Saya langsung pergi tanpa izin pengurus atau pengasuh
10. Ketika ada kegiatan pondok apakah anda selalu mengikuti?
a. Ya, saya mengikuti dengan senang hati
b. Mengikuti ketika tidak sibuk
c. Mengikuti karena ikut-ikutan tema
121
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Ahmad Adenan
Progdi
: Tarbiyah / PAI
NIM
: 11109078
PA
: Nur Chasanah M.Pd
No Jenis kegiatan
1.
2
3
4
5
6
7
8
Pelaksanaan
Status
Nilai
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
2
Peserta
3
Peserta
2
Pengurus
3
17 Oktober 2008
Peserta
6
25-27 Agustus
Opspek 2008
2008
Workshop kepemimpinan pondok pesantren
Edi Mancoro
28-29 Desember
2008
15-16 November
Comunicatif Engglis Club
2008
Asramanisasi Ramadhan 1429 H pondok
pesantren Edi Mancoro
01-23 September
2008
Workshop lidership STAIN Salatiga
Pelatihan asatidz tarbiyatul banin wal banat
PP Edimancoro
SK pengurus pondok pesantren Edi Mancoro
Seminar Nasional dan sarasehan Gubernur
JATENG perbankan syariah STAIN Salatiga
10-12 November
2008
27 Maret 2011
Masa khidmad
2009/2010
9
Seminar Nasional PMII Cabang Salatiga
24 Januari 2009
Peserta
6
10
Pelatihan Ustadz dan ustdzah TPA Desa.
17 Maret 2012
Panitia
3
122
Cebongan Argomulyo Salatiga
11
12
13
Diskusi lintas Agama PP Edi Mancoro
2 September 2010
Asramanisasi Ramadhan 1430 H pondok
21 Agustus – 13
pesantren Edi Mancoro
September 2009
Asramanisasi Ramadhan 1431H pondok
pesantren Edi Mancoro
22 Agustus-02
September 2010
3
Panitia
2
Panitia
2
Panitia
3
Panitia
2
14
Pelatihan jurnalistik PP Edi Mancoro
15
Peringatan HARLAH PP Edi Mancoro
16
Musyawarah Santri PP Edi Mancoro
22 Oktober 2009
Panitia
2
17
Musyawarah santri PP Edi Mancoro
31 Oktober 2010
Panitia
2
18
Bedah film LDK Darul Amal STAIN
Peserta
2
19
Workshop legal drafting SEMA
30 Maret 2009
Peserta
2
25 Mei 2019
Peserta
2
14 April 2012
Peserta
3
20
21
Bedah buku : karya Dra. Maslikhah, M.Si
STAIN Salatiga
Workshop sehari perayaan waisak:STIAB
Samaratungga Boyolali
27 Mei 2012
Panitia
25 Desember
2011
15 September
2008
2
22
Bedah buku dan penggalangan dana korban
situ gintung DEMA STAIN
123
4 April 2009
Peserta
23
24
Asramanisasi Ramadhan 1432 H pondok
pesantren Edi Mancoro
1-21 Agustus
2011
Pelatihan Administrari PP Edi Mancoro
Jumlah
124
20 Desember
2009
2
Peserta
Peserta
3
67
Download