Document

advertisement
PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK TERHADAP PENINGKATAN
POWER OTOT TUNGKAI
(Eksperimen pada Siswa Anggota Ekstrakurikuler Sepakbola
SMP Negeri 1 Cidahu Kabupaten Kuningan)
RONI PURNAMA
102191471
Dibawah bimbingan :
H. Abdul Narlan, M.Pd. dan Dr. H. Iis Marwan, SH., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2014
ABSTRAK
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan pliometrik
terhadap peningkatan power otot tungkai. Instrumen yang digunakan adalah tes standing
broad jump. Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa anggota ekstrakurikuler
sepakbola SMP Negeri 1 Cidahu Kabupaten Kuningan tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 20
orang menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, latihan
pliometrik berpengaruh secara berarti terhadap peningkatan power otot tungkai.
Kata Kunci : Pengaruh, latihan, pliometrik, dan power otot tungkai.
ABSTRACT
The aim of this experimental study was to determine the effect of plyometrics training
toward increase in leg muscle power. The instrument used was a standing broad jump test.
Population and sample were were student members of football extracurricular at SMP Negeri
1 Cidahu District Kuningan academic year 2013/2014 as many as 20 people using total
sampling technique. This study concluded that, plyometrics training significantly affect
toward increase in leg muscle power.
Keywords : Effects, training, plyometrics, and leg muscle power.
1
2
A. PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang olahraga mengalami
perkembangan yang cepat. Yang lebih mencolok adalah adanya keterkaitan antara satu bidang
pengetahuan dengan yang lain sehingga suatu masalah menjadi kompleks, karena dijelaskan
melalui tinjauan dari berbagai sudut pengetahuan yang terkait saling menunjang. Olahraga
pada hakikatnya merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi
perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi dengan unsur-unsur
alam. Kegiatan olahraga meliputi gaya pertandingan, maka kegiatan itu harus dilaksanakan
dengan semangat atau jiwa sportif. Pada olahraga kelompok mendorong manusia saling
bertanding dalam suasana kegembiraan dan kejujuran. Olahraga memberi kemungkinan pada
tercapainya rasa saling mengerti dan menimbulkan solidaritas serta tidak mementingkan diri
sendiri.
Manusia dalam melaksanakan kegiatan olahraga mempunyai tujuan yang berbeda, hal
ini karena sesuai tujuan yang diinginkan. Ada empat dasar atau alasan mengapa orang
melakukan kegiatan olaharaga, antara lain kegiatan olahraga untuk rekreasi yaitu olahraga
untuk mengisi waktu luang, olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah, kegiatan
olahraga untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan penyakit. Olahraga yang semacam ini
dinamakan olahraga rehabilitasi, dan olahraga untuk prestasi yang setinggi-tingginya.
Pelatihan olahraga pada dasarnya menyangkut faktor fisik, teknik, taktik, dan
psikologi. Tujuan persiapan fisik ini adalah untuk meningkatkan potensi tubuh atlet dan untuk
mengembangkan kemampuan biomotor dalam mencapai standar yang lebih tinggi untuk
memasuki fase kompetitif. Disamping itu, yang tidak kalah pentingnya pada persiapan fisik
ini adalah untuk beradaptasi dengan sistem energi utama dari suatu cabang olahraga.
Kondisi fisik adalah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan
prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat
ditunda atau ditawar-tawar lagi. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik,
maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.
Faktor fisik memegang peranan
penting dan merupakan komponen dasar untuk menuju latihan berikutnya, kalau tidak
didukung dengan kondisi fisik yang prima seorang atlet tidak akan mampu melakukan latihan
sesuai dengan program latihannya.
Peningkatan kondisi fisik erat sekali hubungannya dengan kemampuan koordinasi
gerak fisik, taktik, dan mental. Dengan melakukan latihan fisik yang teratur dan sebaiknya
dimulai sejak usia dini. Untuk meningkatkan kondisi fisik biasanya pelatih memberikan
3
latihan yang di dalamnya mengandung beberapa aspek yang berhubungan dengan kondisi
fisik yang terdiri dari latihan kekuatan, kelentukan, kecepatan, kelincahan, dan daya tahan.
Berkaitan dengan komponen kondisi fisik, power merupakan kemampuan seseorang
untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahdjoedi (2000 : 61) bahwa “Power (daya
ledak) adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk
bekerja secara eksplosif.” Harsono (2001 : 200) mengemukakan bahwa, “Power terutama
penting untuk cabang-cabang olahraga, dimana atlet harus mengerahkan tenaganya yang
eksposif, seperti nomor-nomor lempar dalam atletik, juga dalam cabang-cabang olahraga
yang mengharuskan atlet untuk menolak dengan kaki seperti nomor-nomor lompat dalam
atletik.”
Latihan terhadap power memberikan pengaruh yang baik pada adaptasi sistem saraf
pusat serta peningkatan kekuatan. Power otot tungkai dapat ditingkatkan melalui latihanlatihan yang mengarah pada hasil lompatan. Bentuk latihan tersebut salah satunya adalah
pliometrik. Menurut Wahdjoedi (2000 : 63) pliometrik adalah “macam latihan yang bertujuan
menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-gerakan
eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan lompat yang berulangulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan reaksi yang eksplosif.”
Latihan pliometrik bertujuan untuk meningkatkn kecepatan dan kekuatan. Latihan ini
dapat dilakukan untuk mengembangkan power, bisa dengan cara mengembangkan kecepatan,
memelihara kekuatan atau mengembangkan kekuatan, dan memelihara kecepatan. Wahdjoedi
(2000 : 63) mengemukakan bahwa, “Latihan pliometrik bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan, kecepatan dan waktu reaksi. Dalam latihan pliometrik gerakan dilakukan dengan
kecepatan gerak tertentu yang melibatkan refleks regang, dimana otot sudah berada dalam
kedaan siap untuk berkontraksi lagi sebelum ia berada dalam keadaan rileks.”
Harsono (2001 : 35) mengemukakan bahwa, “Selain dengan latihan beban yang
khusus untuk meningkatkan kekuatan dan power otot-otot, metode lain yang lebih mengarah
pada pengembangan power/daya ledaknya adalah metode latihan yang disebut pliometrik
(plyometric).” Lebih lanjut Harsono (2001 : 41) menjelaskan mengenai latihan pliometrik
sebagai berikut :
Cara yang paling baik untuk mengembangkan power yang maksimal pada kelompok
otot tertentu ialah dengan merenggangkan (memanjangkan) dahulu otot-otot tersebut
sebelum mengkontraksikan (memendekkan) otot-otot itu secara eksplosif. Dengan
kata lain, kita dapat mengerahkan lebih banyak tenaga pada suatu kelompok otot kalau
kita terlebih dahulu mengerahkan otot tersebut ke arah yang berlawanan.
4
Jenis-jenis latihan kondisi fisik khususnya untuk meningkatkan power otot tungkai
sangatlah banyak, seperti dikemukakan Lubis (2008 : 3) sebagai berikut : “Squat jump,
skipping, slalom jump, scissors splits, double leg speed hop, single leg hop, split jump, dan
latihan-latihan lainnya.”
Latihan fisik akan memberikan tekakan fisik pada tubuh secara teratur, sistematis,
berkesinambungan, sedemikian rupa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam
melakukan kerja olahraga. Karena itu latihan pliometrik hendaknya diatur sedemikian rupa,
sehingga kelompok otot besar mendapat giliran lebih dahulu, sebelum latihan kelompok otot
kecil. Hal ini perlu agar kelompok otot kecil, tidak mengalami kelelahan lebih dahulu,
sebelum kelompok otot besar mendapat giliran latihan. Pengaturan dibuat sedemikian rupa,
sehingga tidak terjadi bagian otot yang sama mendapatkan dua giliran latihan secara
berturutan. Selain itu, program latihan pliometrik hendaknya bersifat khusus, namun perlu
memperhatikan pola gerak yang dihasilkannya. Hendaknya latihan pliometrik juga dikaitkan
dengan latihan peningkatan motorik khusus. Dengan kata lain, bahwa latihan pliometrik yang
menuju ke peningkatan kekuatan otot hendaknya diprogramkan menuju cabang olahraga yang
bersangkutan. Sebagai contoh, bila ingin melatih kuatnya tendangan pada pertandingan
sepakbola, maka program latihan pliometrik harus lebih banyak melibatkan otot-otot yang
dipakai menendang bola, yaitu otot tungkai.
Dari uraian di atas, penulis akan meneliti permasalahan di atas dengan pengambil
judul : “Pengaruh Latihan Pliometrik terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai. Dalam hal
ini siswa anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Cidahu Kabupaten Kuningan
penulis jadikan sebagai subjek dan objek penelitian.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan
desain penelitian yaitu one group pre–test dan post–tes design. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebasnya adalah latihan
pliometrik dan variabel terikatnya adalah peningkatan power otot tungkai.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu studi
lapangan (field research) dengan cara melaksanakan observasi dan serangkaian tes serta studi
kepustakaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka alat
pengumpul data dalam penelitian ini adalah berupa tes standing broad jump. Populasi dan
sampel penelitian ini adalah siswa anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Cidahu
5
Kabupaten Kuningan tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 20 orang. Sampel diambil dengan
menggunakan teknik total sampling.
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu observasi awal,
menetapkan metode penelitian, menentukan populasi serta memilih dan menetapkan sampel,
mempersiapkan instrumen penelitian, mengadakan tes awal, mengadakan proses latihan,
melaksanakan tes akhir, mengolah dan menganalisis data serta melakukan pengujian
hipotesis, mengambil kesimpulan, dan pelaporan hasil penelitian.
Dalam penelitian ini, untuk mengolah dan menganalisis data menggunakan rumusrumus statistik, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat distribusi frekuensi, langkah-langkahnya adalah menentukan rentang,
menentukan kelas interval, dan menentukan panjang interval
2. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing
3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku
4. Menghitung varians dari masing-masing tes
5. Menguji normalitas data dari setiap tes melalui penghitungan statistik 2 (Chi–kuadrat)
6. Menguji homogenitas dari data setiap tes melalui penghitungan statistik F
7. Menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendekatan uji kesamaan dua rata-rata
uji satu pihak (uji t')
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan (delapan minggu), yaitu
dari bulan Januari sampai bulan Maret 2014, dengan jumlah pertemuan sebanyak 18 kali
pertemuan termasuk di dalamnya tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 1 Cidahu, yang beralamat di Jalan Raya Cidahu KM 27 Ciledung
Kabupaten Kuningan dengan subjek penelitian yaitu siswa anggota ekstrakurikuler sepakbola.
Pelaksanaan penelitian dilakukan tiga kali seminggu, yaitu setiap hari Selasa, Kamis, dan
Sabtu, dimulai pukul 16.00 WIB Untuk kelancaran kegiatan latihan, penulis membuat dan
menyusun program latihan.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari hasil tes power otot tungkai berupa tes standing broad jump
yang dilaksanakan pada tes awal dan tes akhir, selanjutnya diolah dan dianalisis sesuai dengan
rumus-rumus statistik. Data hasil tes tersebut dapat penulis deskripsikan dalam Tabel 1
berikut ini.
6
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
No
Nama Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Aa Zakaria
Andi Triawan
Dinan
Heri Heryadi
Hilman Maulana
Icha
Ikhsan Yahdarul K.
Iman Abdul Rosyd
Ipan
Jejen Azadin
Moh. Fahmi M.
Muh. Apriyatna
Muh. Irfan Hilmi
Muh. Jejen J.
Muh. Jiad
Oka Firmansyah
Sihab Amiruddin
Suli
Taufik Hidayat
Wawan Kurniawan
Tes Awal Standing
Broad Jump (m)
1,82
2,30
1,70
2,20
2,10
1,90
1,90
2,10
2,18
2,50
2,42
2,35
2,45
1,90
2,10
2,15
2,30
2,08
1,80
2,40
Tes Akhir Standing
Broad Jump (m)
2,10
2,55
1,86
2,47
2,55
2,15
2,22
2,23
2,35
2,75
2,55
2,45
2,66
2,13
2,19
2,35
2,36
2,20
2,03
2,61
Peningkatan
0,25
0,16
0,27
0,45
0,25
0,32
0,13
0,17
0,25
0,13
0,10
0,21
0,23
0,09
0,20
0,06
0,12
0,23
0,21
0,21
2. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Penghitungan Skor Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
Agar data hasil penelitian sebagaimana pada Tabel 1 memberi makna, maka data
tersebut diolah dan dianalisis dengan pendekatan statistik. Langkah pertama dalam
pengolahan dan analisis data adalah mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari
masing-masing tes, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Hasil Penghitungan Skor Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Kedua
Variabel Tes
Variabel Tes
Nilai Rata-rata
Simpangan Baku
Varians
Tes Awal
212,7
21,8
475,24
Tes Akhir
232,3
22,5
506,25
7
b. Pengujian Normalitas Data
Untuk mengetahui normal tidaknya data penelitian, dilakukan pengujian normalitas
data dengan menggunakan pendekatan chi-kuadrat (2) Setelah dilakukan penghitungan,
hasilnya penulis sajikan pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Hasil Pengujian Normalitas Data Hasil Tes Kedua Variabel Tes
Variabel Tes
Nilai χ2hitung
Nilai χ2tabel ( = 0,05)
Kesimpulan
Tes Awal
2,29
5,99
Normal
Tes Akhir
0,83
5,99
Normal
Tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi χ2 pada taraf nyata () = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = k – 3, semua angka χ2hitung lebih kecil dari χ2tabel. Hal ini menyatakan bahwa
data penelitian dari kedua variabel tes berasal dari distribusi normal.
c. Pengujian Homogenitas Data
Agar hipotesis yang diajukan dapat diuji dengan rumus statistik uji t, maka data
tersebut juga harus homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan menggunakan rumus
homogenitas (uji F). Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian homogenitas data dapat dilihat
pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Hasil Pengujian Homogenitas Data Tes Kedua Variabel Tes
Variabel Tes
Nilai Fhitung
Nilai Ftabel pada
( = 0,05) (20 , 20)
Kesimpulan
1,07
2,12
Homogen
Tes Awal
Tes Akhir
Berdasarkan tabel di atas, ternyata nilai Fhitung lebih kecil dari F tabel. Artinya, data hasil
tes awal dan tes akhir berasal dari distribusi yang homogen. Karena itu pengujian statistik
selanjutnya dapat menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji satu pihak (uji t').
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis yang penulis
ajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Sehubungan dengan data dalam penelitian
ini berdistribusi normal dan homogen, maka statistik yang digunakan adalah parametrik.
8
Dengan demikian, untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian ditempuh analisis statistik
dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata uji satu pihak menggunakan uji t'. Adapun
hasil pengujian hipotesis penelitian ini penulis sajikan pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel Tes
t' hitung
t' tabel 0,95 (19)
Kesimpulan
2,80
1,73
Signifikan
Tes Awal
Tes Akhir
Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis (Ho) apabila t' hitung < t' tabel dan
tolak hipotesis jika t'
hitung
> t'
tabel.
Dari tabel tersebut di atas, ternyata hasil penghitungan
menunjukkan bahwa nilai t' hitung (3,48) lebih besar dari t' tabel (1,73) dan berada di luar daerah
penerimaan hipotesis. Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak pada taraf nyata  = 0,05
dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Hal ini berarti bahwa latihan pliometrik berpengaruh secara
berarti terhadap peningkatan power otot tungkai.
4. Pembahasan
Dalam menganalisis data hasil penelitian, sebelumnya perlu diadakan pencocokkan
terhadap hipotesis penelitian yang diajukan. Hipotesis penelitian yang penulis ajukan adalah :
“Latihan pliometrik berpengaruh secara berarti terhadap peningkatan power otot tungkai
siswa anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Cidahu Kabupaten Kuningan.”
Dari hasil pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis, ternyata hipotesis
tersebut hasilnya terbukti atau diterima. Hal ini dibuktikan oleh hasil pengujian hipotesis yang
menunjukkan nilai t'hitung sebesar 2,80 lebih besar dari t'tabel sebesar 1,73. Dengan demikian,
bentuk latihan pliometrik terbukti efektif dalam meningkatkan power otot tungkai.
Dari data dan fakta di atas, maka seluruh hipotesis yang penulis ajukan diterima atau
terbukti secara signifikan. Diterimanya hipotesis yang diajukan diduga disebabkan bahwa
latihan pliometrik merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power. Latihan pliometrik
tidak lepas dari keunggulan atau kelebihan latihan pliometrik, yaitu kontraksi yang sangat
kuat yang merupakan respon dari pembebanan tegangan dinamik dari otot-otot yang terlibat.
Regangan yang terjadi secara mendadak sebelum otot berkontraksi kembali memungkinkan
otot-otot untuk mencapai kekuatan maksimum dalam waktu yang sangat singkat.
9
Latihan pliometrik yang dilakukan secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip
latihannya akan menjamin efektivitas dan efisiensi terhadap peningkatan power otot tungkai.
Karena power otot tungkai yang baik akan memberi pengaruh terhadap tolakan pada saat
melakukan gerakan lompat yang diperlukan dalam beberapa cabang olahraga. Dengan
demikian, dilihat dari karakteristik latihannya maka kedua bentuk latihan tersebut
berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa, latihan pliometrik berpengaruh secara berarti terhadap peningkatan
power otot tungkai siswa anggota ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri 1 Cidahu Kabupaten
Kuningan.
E. DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi Baru. Jakarta : Rineka Cipta.
Badriah, Dewi L. (2002). Ilmu Faal Olahraga. Tasikmalaya : PJKR–FKIP Universitas
Siliwangi.
Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakata.
Nurhasan dan Abdul Narlan. (2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya
: PJKR FKIP Unsil.
Lubis, Johansyah. (2008). Mengenal Latihan Pliometrik. Yogyakarta : Bagian Penerbitan
Universitas Gadjah Mada.
Sajoto, M. (1995). Peningkatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta : Dfreezy
Suhendro, Asdi. (2001). Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani. Jakarta :
Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Menpora.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik,
Bandung, Tarsito.
Utoyo, Suko. (2011). Pengaruh Latihan Single Leg Hops Terhadap Hasil Lompat Jauh Gaya
Jongkok (Eksperimen pada Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri 01 Ponolawen
Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan). Skripsi. Tasikmalaya : PJKR FKIP Unsil,
tidak dipublikasikan.
Wahdjoedi. (2000). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Ujung Pandang : BKS.
Download