MENJADI BANGSA YANG KUDUS “Tetapi kamulah bangsa yang terplih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus ....” (I Petrus 2:9) Selama empat (4) bulan yang lalu kita telah merenungkan, mendalami dalam pertemuanpertemuan PERKASA & PERAK, serta mendengarkan rangkaian kotbah mengenai apa panggilan menjadi umat kepunyaan Allah dalam misi Kerajaan Allah berdasarkan status-status orang percaya yang ditekankan oleh rasul Petrus dalam ayat sub-tema kita tahun 2007 ini (1 Petrus 2:9). Yang pertama kita sudah membicarakan pada bulan Januari-Februari tentang kita adalah “bangsa yang terpilih,” yang menekankan apa panggilan kita sebagai umat pilihan Tuhan dalam misi Kerajaan Allah dan bagaimana membangun gaya hidup sebagai umat pilihan-Nya. Dan yang kedua pada bulan Maret-April yang lalu kita juga sudah membicarakan tentang status kita sebagai “imamat yang rajani,” yang menekankan apa tugas kita sebagai kerajaan imam dalam misi Kerajaan Allah. Dan dalam memasuki bulan Mei-Juni ini kita akan membicarakan tentang kita adalah “bangsa yang kudus,” yang akan menekankan status kita sebagai orang percaya yang terpisah dari dunia. Terjemahan bahasa Inggris “a holy nation”, artinya suatu negara atau kerajaan yang kudus. Dan berdasarkan Efesus 2:18-19, kita dapat mengetahui bahwa orang Kristen, baik orang Yahudi maupun non Yahudi, kita semua yang sudah dipindahkan dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib adalah anggota keluarga Allah yang terus menerus dikuduskan untuk menggenapi rencanarencana-Nya yang kekal dan mulia. “Bangsa yang kudus” ini berhubungan dengan “imamat yang kudus”, sebab sebagai imam dalam Perjanjian Lama harus selalu dalam keadaan yang kudus dan dikuduskan untuk melayani Tuhan. Demikian juga sebagai orang percayapun harus terus menerus dikuduskan untuk dapat melayani Tuhan yang Maha Kudus. Arti yang utama dari kata “kudus” adalah “berbeda dengan” atau “terpisah dari”. Berbeda di sini berarti berbeda dengan pemikiran duniawi dan terpisah berarti terpisah dari hal-hal yang bersifat duniawi yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Kerajaan Allah. Kita sebagai orang yang percaya memang masih ada di dunia ini dan kita masih menjalin hubungan dengan orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan, tetapi kita tidak perlu mengotori atau mencemari hidup kita dengan hal-hal yang tidak kudus. Justru karena itulah, maka Kita memang tidak boleh terasing dari orang-orang yang belum mengenal Allah, karena dunia masih memerlukan kesaksian kita, tetapi kita jangan membiarkan dunia mempengaruhi ataupun mengubah kita. Kita dikuduskan supaya kita bisa berbeda dari orangorang lain dan perbedaan itu terletak dalam fakta bahwa kita didedikasikan pada kehendak Allah dan untuk melayani-Nya. Apakah hidup kita sebagai orang-orang percaya telah dikuduskan untuk didedikasikan pada kehendak Allah dan untuk melayani-Nya ataukah pada hal-hal keduniawian yang membawa pencemaran jasmani dan rohani (Bd. 2 Korintus 7:1). Sebelum Yesus naik ke sorga, Yesus khusus berdoa untuk murid-murid yang sudah menjadi kepunyaan-Nya, yaitu agar mereka dikuduskan di dalam kebenaran Firman-Nya (bd. Yohanes 17:9, 17). Dan setelah mereka dikuduskan, mereka dapat melihat Tuhan Yesus terangkat ke sorga. Dan “Yesus ini yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga” (Kisah Para Rasul 1:11 b). Ini pesan penting bagi gereja-Nya dalam rangka memperingati hari kenaikan Kristus ke sorga dalam bulan ini, agar kita dapat mengerjakan kekudusan, sebab tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat Tuhan (bd. Ibrani 12:14). Dan kita juga memperingati hari pencurahan Roh Kudus dalam bulan ini, di mana kita diingatkan, bahwa Roh Kudus adalah Roh Penolong yang diutus Bapa untuk menjadikan kita saksi-saksi-Nya yang kudus dan berkuasa. Selamat memperingati hari Kenaikan Yesus & Pentakosta 2007! Amin!