Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017 45

advertisement
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
PENGETAHUAN DAN PERILAKU SEKSUAL
PRANIKAH REMAJA
Alfiah Rahmawati1) Friska Realita2)
1)
Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Unissula Semarang
2)
Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Unissula Semarang
E-mail: [email protected], [email protected]
ABSTRACT
The issue of sexuality has always been a hot topic among teenagers
associated with the development of sexual behavior. Adolescents often have an
insatiable curiosity about sexual matters and forced the teen to seek access to
information through magazines, books, and movies that present the pornography and
porno-action that would eventually lead to things undesirable. The purpose of this
study to determine the effect of knowledge on premarital sexual behavior in
adolescents.
This study is a kind of descriptive analytical study using cross sectional
approach. Collecting data using questionnaires, the respondents were 70 people with
a probability sampling technique. The data obtained were processed statistically
using the chi square.
Based on the analysis obtained from 70 respondents in this study showed that
2
(x ) = 3,702 while the calculation table (x2) with a significant level of 0.05 should be
obtained (x2) = 5,9915 and the value of sig p = 0.157, which means p> 0.05. Ha then
rejected and that means there is no correlation between knowledge of the behavior.
There is no the relationship of knowledge between premarital sexual behavior
in adolescents (pvalue> 0.05)
Keyword: premarital sex behavior, young high school
remaja melakukan seks bebas di luar
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan salah
nikah. Pada tahun 1990, naik menjadi
satu Negara yang masih mentabukan
18-20%, tahun 2000 naik lagi menjadi
pendidikan seks dan memiliki angka
20-25%, dan tahun 2010 nyaris 50%
aborsi yang tinggi. Sekitar 2,3 juta
(Alya, 2010).
hingga 2,6 juta jiwa per tahunnya dan
30%
dilakukan
oleh
Menurut data PKBI (Perkumpulan
remaja.
Keluarga Berencana Indonesia) Jawa
Berdasarkan data yang dikumpulkan
Tengah
pada tahun 1970-1980 sekitar 5%
berhubungan seksual sebelum menikah
45
tahun
2010
remaja
yang
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
sebanyak 863 orang, hamil sebelum
bersifat
menikah 452 orang, Infeksi menular
perkembangan perilaku seksual remaja
seksual 283 orang, masturbasi 337
saat ini mulai dari tradisional ke nilai
orang, aborsi 244 orang. Kasus ini
yang oleh sebagian masyarakat disebut
meningkat dari tahun 2009 dimana
“modern”. Hubungan antar bangsa
kasus
yang
remaja
yang
berhubungan
revolusioner
menjadi
melihat
lebih
mudah,
seksual sebelum menikah 765 orang,
menyebabkan terbawanya budaya dan
hamil sebelum menikah 367 orang,
kebiasaan-kebiasaan mereka (asing) ke
infeksi menular seksual 275 orang,
dalam masyarakat kita. Demikian juga
masturbasi 322 orang, aborsi 166 orang
pengaruh
(PILAR PKBI, 2010). Perilaku seksual
informasi yang begitu cepat dan tanpa
remaja juga tergambar dari survei yang
hambatan
dilakukan oleh Youth Center Pilar
perubahan ini (Soetjiningsih, 2004).
dari
komunikasi
semakin
dan
mempercepat
PKBI Jawa Tengah tahun 2010 dengan
Remaja memiliki keingintahuan
99 responden siswa SMA di Semarang.
yang tidak pernah terpuaskan mengenai
Didapatkan data berpegangan tangan
seksualitas
82,8%, berpelukan 68,7%, mencium
pengetahuan seks yang hanya setengah
pipi 64,6%, berciuman bibir 62,6%,
- setengah memaksa remaja mencari
saling meraba badan dan kelamin
akses
32,3%,
sendiri,
melakukan
petting
20,2%,
dan
(Santrock,
2003).
melakukan
majalah,
eksplorasi
dan
pornografi
hubungan seks vagina 14,1%.
memaparkan
kenikmatan
hubungan
seks
mengajarkan
tanggung
tanpa
pornoaksi
film
melakukan oral seks 8,1%, melakukan
Masalah seksualitas selalu menjadi
serta
buku,
Dan
yang
topik menarik dikalangan remaja.Hal
jawab resiko yang harus dihadapi,
ini terkait dari adanya perubahan yang
menjadi
46
acuan
remaja
melakukan
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
hubungan seks usia dini, yang akhirnya
seks tanpa perlindungan. Resiko dari
akan mengakibatkan
hal-hal yang
perilaku tersebut sangat luas, tidak
tidak diinginkan seperti kehamilan
hanya mengancam mereka secara fisik
diluar nikah, aborsi, berbagai penyakit
tetapi juga psikologis dan sosial.
kelamin, atau kelainan seksual ( Ajeng,
Resiko fisik seperti penularan berbagai
2003).
PMS
Menurut Sarwono (2006), terdapat
beberapa
alasan
lain
(Penyakit
sampai
Menular
Seksual)
AIDS
(Human
HIV/
Immunodeficiency
yang
Virus/Acqiured
menyebabkan remaja pada akhirnya
Immuno
melakukan seks pranikah. Diantaranya
kehamilan pada usia dini, melahirkan
adalah sebagai bukti cinta dan sangat
usia dini, aborsi tak aman; resiko
mencintai
psikologis
pacar,
dijanjikan
akan
Deficiency
Syndrom),
dan
sosial,
menikah, rasa ingin tahu yang sangat
trauma,kehilangan berbagai hak, dan
tinggi
sebagainya.
tentang
seksualitas,
ingin
Resiko
dari
perilaku
mencoba, takut mengecewakan pacar,
remaja ini tidak hanya berakibat jangka
takut diputuskan pacar, serta kurangnya
pendek tetapi bisa berakibat jangka
pengetahuan tentang seksualitas yang
panjang,
didapat dari keluarga dan sekolah.
kelanjutan hidup remaja itu seterusnya
Remaja tanpa pengetahuan yang
memadai
mengenai
bahkan
mempengaruhi
(Hindayana, dkk, 2004).
risiko-risiko
Bentuk-bentuk berperilaku seksual
seksual pra nikah mudah terjebak
umumnya bertahap di mulai dari
dalam
atau
tingkat yang kurang intim sampai
yang
berhubungan
penggunaan
melakukan
hubungan
narkoba
seks
seksual,
tahap-tahap
beresiko seperti hubungan seks dengan
perilaku seksual dapat dirinci sebagai
pasangan berganti-ganti, atau hubungan
berikut: berfantasi, masturbasi, meraba
47
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
atau di raba daerah erogen (payudara,
perubahan perilaku seksual remaja
alat kelamin), mencium atau bersentuh
secara keseluruhan.
pipi dan pipi, pipi dengan bibir, bibir
SMA (Sekolah Menengah Atas)
dengan bibir, mencium leher, saling
Nasional merupakan salah satu sekolah
menempelkan
dalam
dimana kurikulum pendidikan seks
saling
tidak berdiri sendiri, tetapi diberikan
dalam
melalui pelajaran biologi, beberapa
hubungan
materi yang diberikan yaitu reproduksi
keadaan
alat
berpakain,
menempelkan
keadaan
kelamin
alat
tanpa
kelamin
pakaian,
seksual (Soetjiningsih, 2004).
sehat, proses kehamilan dan organ-
Menurut Mirza (2008), dorongan
organ
reproduksi
dimana
materi
seksual sering kali diekspresikan dalam
tersebut tidak dijelaskan secara luas
berbagai perilaku, namun tidak semua
dan lebih mendalam oleh pengajar.
perilaku merupakan ekspresi dorongan
Masa yang paling tepat dilakukan
seksual seseorang. Ekspresi dorongan
untuk penelitian adalah di kelas XI,
seksual atau perilaku seksual ada yang
karena lebih efektif untuk dilakukan
aman dan ada yang tidak aman, baik
suatu
secara
maupun
dipertimbangkan dengan data yang
sosial.Setiap perilaku seksual memiliki
sudah penulis lakukan di sekolah SMA
konsekuensi
Nasional Semarang.
fisik,
Soetjiningsih
psikis,
yang
(2004)
berbeda.
penelitian.
Hal
tersebut
menambahkan
Berdasarkan data yang di dapatkan
bahwa perkembangan fisik termasuk
dari SMA Nasional Semarang dalam 2
organ
tahun
seksual
serta
peningkatan
terakhir
yang
mengalami
hormon reproduksi atau hormon seks
kehamilan diluar nikah sebanyak 2
baik pada anak laki-laki maupun anak
orang siswi dan semuanya dikeluarkan
perempuan
dari sekolah. Saat dilakukan razia oleh
akan
menyebabkan
48
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
pihak
sekolah
pada
tanggal
9
menikah
dapat
menyebabkan
September 2011 ditiap kelas juga
HIV/AIDS dan PMS. Sedangkan dari
ditemukan video porno yang berada
perilaku seksual yang telah mereka
pada telepon seluler siswa dan siswi
lakukan, didapatkan bahwa dari 6
SMA Nasional Semarang.
orang siswa dan siswi menyatakan
Sedangkan
dari
hasil
studi
pernah
pendahuluan tanggal 23 November
berpacaran,
berciuman,
berpelukan dan masturbasi.
2011 dengan wawancara langsung pada
Dari
fenomena
untuk
diatas
penulis
6 siswa (3 orang remaja putra dan 3
tertarik
mengambil
judul
orang remaja putri) didapatkan hasil
penelitian
bahwa Informasi tentang seks mereka
Pengetahuan
dapatkan melalui internet dan VCD
Hubungan Seksual Pra Nikah dengan
(Video Compact Disc) porno (66,67%),
Perilaku Seksual Pranikah pada Kelas
televisi dan radio (16,7%), teman,
XI SMA Nasional Semarang “.
“Hubungan
Tingkat
Remaja
Tentang
pacar, saudara, orang tua (16,67%).
Berdasarkan
mengenai
3
pertanyaan
METODE PENELITIAN
pengetahuan seksual pra
Dalam
penelitian
ini
peneliti
nikah kepada 6 orang siswa tersebut,
menggunakan jenis penelitian survey
didapat bahwa 1 orang setuju mengenai
analitik.
hubungan
dilakukan
diguanakan adalah penelitian cross
hanya sekali tidak dapat menyebabkan
sectional. Populasi dalam penelitian ini
kehamilan, 2 orang setuju kehamilan
adalah siswa-siswi kelas XI SMA
yang
dapat
Nasional
setuju
responden.
seksual
tidak
yang
diinginkan
menyebabkan aborsi, 3 orang
bahwa
hubungan
seksual
sebelum
49
Metode
Semarang
penelitian
sebanyak
yang
84
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
Teknik pengambilan sampel yang
antara tingkat pengetahuan tentang
random
hubungan seksual pranikah dengan
sampling. Data yang didapat dianalisa
perilaku seksual pada kelas XI SMA
dengan menggunakan uji statistik Chi-
Nasional Semarang.
dilakukan
peneliti
adalah
square ( ). Untuk melihat hubungan
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Jenis Kelamin
Karakteristik Responden
Tabel Karakteristik Responden
a. Umur
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur
Umur
Frekuensi Persentase
(%)
16 tahun
32
45,7
17 tahun
14
20,0
18 tahun
24
34,3
Jumlah
70
100,0
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Perempuan
37
52,9
Laki-laki
33
37,1
Jumlah
70
100,0
Berdasarkan tabel menunjukkan
bahwa
Berdasarkan table menunjukkan
karakteristik
responden
berdasarkan jenis kelamin didapatkan
hasil penelitian bahwa mayoritas
hasil
bahwa
responden
terbanyak
siswa- siswi kelas XI SMA Nasional
berjenis kelamin perempuan berjumlah
berumur 16 tahun berjumlah 32
37 siswa (52,9%), serta responden yang
siswa (45,7%).
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 33
siswa (37,1%).
Pengetahuan Seksual Pranikah
Tabel Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Perilaku Seksual Pranikah
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Kurang
7
10,0
Cukup
22
31,4
Baik
41
58,6
Total
70
100,0
Berdasarkan tabel menunjukkan
hasil
penelitian
bahwa
dari
70
responden sebagian besar memiliki
tingkat pengetahuan yang baik yaitu
sebanyak 41 siswa (58,6%), sedangkan
50
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
yang mempunyai tingkat pengetahuan
responden dapat dinyatakan sebagian
kurang sebanyak 7 siswa (10,0%).
besar responden memiliki perilaku
Perilaku Seksual Pranikah
seksual yang kurang baik sebanyak 42
Tabel Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Perilaku Seksual Pranikah
Perilaku
Frekuensi Persentase
Baik
18
25,7
Cukup
10
14,3
Kurang
42
60,0
Jumlah
70
100,0
Berdasarkan tabel menunjukkan
siswa (60,0%), sedangkan responden
hasil
penelitian
bahwa
dari
yang berperilaku cukup baik memiliki
persentase terendah sebanyak 10 siswa
(14,3%).
70
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seksual Pranikah
Tabel Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seksual Pranikah
Pengetahuan
Perilaku
Kurang-Cukup
Baik
Total
Kurang
n
%
20
69,0
22
53,7
42
60,0
Cukup
n
%
5
17,2
5
12,2
10 14,3
Baik
n
%
4
13,8
14 34,1
18 25,7
Total
N
%
29
100
41
100
70
100
Tabel menunjukkan bahwa yang
( ) dapat disimpulkan bahwa ( ) =
paling dominan adalah responden yang
3,702, sedangkan hasil perhitungan
berperilaku
kurang
baik
tetapi
tabel ( ) dengan taraf signifikan 0,05
pengetahuan
baik
seharusnya didapatkan ( )=5,9915. Ini
sebanyak 22 siswa (53,7%), sedangkan
menunjukkan bahwa tidak ada korelasi
yang
mempunyai
berperilaku
baik
tetapi
antara kedua variabel. Hal ini diperkuat
kurang
serta
cukup
dengan
konstribusi
yang
rendah
statistik sebesar 0,157>0,05. Maka Ha
pengetahuan
memiliki
sebanyak 4 siswa (13,8%).
Dari
hasil
analisa
taraf
kesalahan
pada
uji
ditolak, dan tidak ada hubungan antara
data
pengetahuan
menggunakan uji statistik Chi square
51
dengan
perilaku.
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
keinginan untuk berkencan dan cinta
PEMBAHASAN
yang mendalam terhadap lawan jenis.
Umur
Hal ini didukung oleh Notoatmodjo
Berdasarkan
hasil
penelitian
(2003) bahwa usia seseorang dapat
siswi
di
SMA
mempengaruhi cara berfikir sehingga
Nasional Semarang yaitu usia 16 tahun
akan lebih berpengalaman atau sesuai
sebanyak 32 siswa (45,7%), usia 18
cara
tahun sebanyak 24 siswa (34,3%), serta
pengetahuan.
usia 17 tahun sebanyak 14 siswa
Jenis Kelamin
mayoritas
siswa-
(20,0%). SMA merupakan salah satu
memperoleh
Berdasarkan
kebenaran
hasil
penelitian
jenjang pendidikan yang ditempuh
karakteristik responden sebagian besar
pelajar setelah lulus dari sekolah
berjenis kelamin perempuan sebanyak
menengah pertama (SMP).
37
siswa
(52,9%),
dan
laki-laki
Depkes RI (2002) membagi
sebanyak 33 siswa (37,1%). Menurut
tahap perkembangan remaja menjadi
Sarwono (2007) peran gender adalah
tiga periode.Masa remaja awal 12-15
bagian dari peran sosial dan tidak
tahun, masa remaja tengah 16-18
hanya ditentukan oleh jenis kelamin
tahun, masa remaja akhir 19-21 tahun.
orang yang bersangkutan tetapi oleh
Remaja
lingkungan dan faktor-faktor lainnya.
SMA
termasuk
Nasional
dalam
umumnya
kategori
remaja
Soetjiningsih
(2004)
menambahkan
tengah, dimana pada usia ini remaja
bahwa biasanya perempuan mengalami
telah
kematangan
mengembangkan
kemampuan
lebih
cepat
daripada
berfikir secara abstrak, masa pencarian
seorang laki-laki yang lebih lambat
identitas diri serta mempunyai
mengalami
kematangan
seksual
menambahkan bahwa perkembangan
52
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
fisik termasuk organ seksual serta
ia akan mudah menerima hal-hal yang
peningkatan hormon reproduksi baik
baru dan mudah menyesuaikan dengan
laki-laki
hal yang baru tersebut.
maupun
menyebabkan
perempuan
perubahan
akan
perilaku
Akan
tetapi,
meskipun
seksual remaja secara keseluruhan.
penyuluhan pernah diberikan kepada
Tingkat Pengetahuan
siswa-siswi,
Dari hasil penelitian didapatkan
tidak
berarti
mereka
semua dapat memahami apa yang telah
bahwa tingkat pengetahuan remaja
diberikan.
siswa SMA Nasional Semarang tentang
mengungkapkan
perilaku seksual pranikah sebagian
remaja mengalami kebingungan untuk
besar mempunyai pengetahuan yang
memahami apa yang boleh dilakukan
baik, hal ini terbukti dari 70 responden,
dan apa yang tidak boleh dilakukan,
41
karena
siswa
(58,6%)
memiliki
Soetjiningsih
bahwa
(2007)
sebagian
kenyataan-kenyataan
yang
pengetahuan yang baik. Serta hanya
cukup membingungkan bagi remaja.
sedikit dari 70 responden yang ada
Hal ini yang menyebabkan sebagian
berpengetahuan kurang yaitu sebesar 7
siswa- siswi tersebut berpengetahuan
siswa
cukup.
(10.0%),
dan
yang
berpengetahuan cukup sebanyak 22
Maka ketika sebagian siswa-
siswa (31,4%).
siswi yang kurang bisa memahami
Siswa-siswi yang berpengetahuan
baik
dikarenakan
penyuluhan
dan
oleh
mudahnya
tentang isi penyuluhan, mudahnya
adanya
akses internet, serta teman sebaya yang
akses
mendorong
mereka
memperoleh
internet yang ada disekitar sekolah.
pengetahuan yang salah dan akhirnya
Notoatmodjo
menyatakan
membuat pengetahuan mereka kurang.
bahwa semakin tinggi pendidikan maka
Sesuai dengan Damayanti (2006) yang
(2007)
53
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
menyatakan bahwa teman sebaya yang
negatif sangat
terhadap
Ditemukannya
manentukan remaja
keterpajanan
video
porno
pada telepon genggam milik siswa-
pornografi.
siswi saat razia oleh pihak sekolah,
Syarifudin (2008) juga menambahkan
serta mudahnya akses internet disekitar
jika pengetahuan yang hanya setengah-
sekolah, berperan terhadap kurangnya
setengah
mendorong
perilaku remaja di sekolah tersebut.
remaja untuk mencoba-coba tetapi juga
Sesuai dengan Sarwono (2010) yang
bisa menimbulkan salah persepsi.
menyatakan
Perilaku Seksual Pranikah Remaja
pelanggaran semakin meningkat oleh
tidak
hanya
bahwa
kecenderungan
Perilaku seksual siswa kelas XI
karena adanya penyebaran informasi
SMA Nasional Semarang diketahui
dan rangsangan seksual melaui media
bahwa sebagian
mempunyai
massa
baik
canggih
perilaku
yang
sebanyak
besar
kurang
42
siswa
yaitu
(60,0%).
dengan
adanya
seperti
teknologi
video,
genggam, internet dan lain-lain yang
Berdasarkan penelitian ini sebagian
menjadi tidak terbendung lagi.
besar
Analisa Bivariat
respoden
sudah
pernah
melakukan masturbasi/ onani untuk
mendapat
berpacaran,
kepuasan
seksual,
berpegangan
telepon
Hubungan Pengetahuan Dengan
serta
Perilaku Seksual Pranikah Remaja.
tangan,
Meskipun
telah
mendapatkan
berangkulan dan melakukan oral seks.
gambaran tentang pengetahuan dan
Sedangkan berciuman pipi dengan
perilaku seksual pranikah pada remaja
lawan jenis berkontribusi paling sedikit
SMA Nasional Semarang, penelitian
terhadap perilaku seksual remaja SMA
ini tidak ada hubungannya antara kedua
Nasional Semarang.
variabel, baik pengetahuan ataupun
dari segi perilaku seksual. Karena
54
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
didalam penelitian ini membuktikan
atau faktor-faktor lain dari orang yang
bahwa data siswa yang berperilaku
bersangkutan.
kurang
serta
cukup
berpengetahuan
baik
baik
tetapi
Seperti apa yang diungkapkan
menunjukkan
Green (2000) perilaku ditentukan oleh
hasil yang paling dominan 22 siswa
tiga faktor yaitu:
Predisposing factors (faktor yang
sebanyak 53.7%.
Pengetahuan yang mereka dapat
mendahului perilaku yang memberikan
dari penyuluhan yang pernah diadakan
dasar rasional atau motivasi) seperti
disekolah dan akses internet yang
pengetahuan dan
mudah serta penyalahgunaan media
dari
yang semakin canggih seperti video,
remaja tahu akan perilaku seksual
telepon
pranikah dari penyuluhan atau internet,
genggam,
internet,
serta
segi
keyakinan. Dillihat
pengetahuan,
pengaruh dari teman sebaya yang salah
tetapi
membuat pengetahuan remaja menjadi
perkembangan
baik tetapi sekaligus memperburuk
diungkapkan Depkes RI (2002) bahwa
perilaku mereka pada saat ini.
remaja tengah ini mulai mempunyai
Menurut
dengan
tahap
remaja
yang
(2003)
keinginan untuk berkencan dan rasa
meskipun secara umum pengetahuan
cinta yang mendalam terhadap lawan
seseorang
akan
jenis. Ali (2010) menambahkan bahwa
perilaku
pada umumnya remaja memiliki rasa
juga
ingin tahu yang tinggi dan cenderung
merupakan respon atau reaksi terhadap
ingin mencoba sesuatu yang belum
stimulus atau rangsangan dari luar,
pernah dialaminya.
berpengaruh
seseorang
Notoatmodjo
sesuai
meskipun
secara
langsung
terhadap
tetapi
perilaku
dimana dalam memberikan respon
Pelajaran agama yang diajarkan
sangat tergantung pada karakteristik
pada siswa-siswi tanpa adanya siraman
55
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
rohani
juga
berkontribusi
b. Reinforcing factors yaitu peran
pada
keyakinan remaja. Idayanti (2002)
keluarga
menyatakan bahwa semakin tinggi
penguat terhadap perilaku seks
religiusitas
remaja.
maka
perilaku
seksual
yang
Adanya
semakin rendah, dan semakin rendah
menyimpan
religiusitas
telepon
maka
perilaku
seksual
menjadi
faktor
remaja
yang
video porno pada
genggam
mereka
semakin tinggi.
memperlihatkan bahwa kuatnya
a. Enabling factors yaitu: lingkungan
pengaruh teman sebaya daripada
fisik dan tersedia/tidaknya fasilitas
keluarga atau orang tua mereka.
kesehatan.
Sarwono (2010) sikap orang tua
Kaitanya
media/sumber
dengan
informasi
dan
yang
masih
mentabukan
aktivitas sosial. Adanya warung
pembicaraan seks pada anaknya,
internet di sekitar sekolah, serta
cenderung membuat jarak dengan
maraknya media massa telepon
anak dalam masalah embicarakan
genggam
yang
seks.
berkembang
membuat perilaku
semakin
Damayanti
menambahkan
(2006)
bahwa
keluarga
remaja semakin terpuruk. Sesuai
yang negatif mendorong remaja
dengan
yang
untuk bergabung dengan teman
menyatakan bahwa kecenderungan
sebaya negatif kemudian teman
semakin meningkat karena adanya
sebaya
negative
menentukan
penyebaran
remaja
terhadap
keterpajanan
Sarwono
(2010)
informasi
dan
rangsangan seksual melalui media
media pornografi.
massa dengan adanya teknologi
Notoatmodjo
canggih seperti video, internet dan
bahwa faktor penentu atau determinan
telepon genggam.
perilaku manusia sulit untuk dibatasi
56
(2003),
menyatakan
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
karena perilaku merupakan resultansi
menggunakan
(akibat) dari berbagai faktor, baik
sehingga
internal
eksternal
untuk
manusia
pertanyaan tidak jujur atau tidak
maupun
(lingkungan).
Perilaku
kuisoner
tertutup,
memungkinkan
responden
menjawab
pernyataan
atau
sebenarnya merupakan refleksi dari
memahami
gejala kejiwaan, seperti pengetahuan,
pernyatanyaan
keinginan, kehendak, minat, motivasi,
sehingga hasil kurang sesuai dengan
persepsi, sikap, dan sebagainya. Begitu
kenyatan yang ada dan peneliti hanya
pula yang terjadi pada perubahan
menganalisis
perilaku
yang
pengetahuan dan perilaku. Dimana
seksual
pengetahuan tersebut sudah mencakup
pacaran
mengarah
pada
remaja
perilaku
pranikah.
untuk
diatas, tingkat pengetahuan seksual
pranikah,
dua
dimaksud,
faktor
yaitu
tidak
berpengaruh
perilaku
seksual
berbeda
penelitian
dengan
yang
sebelumnya
di
menunjukkan
pernah
SMA
bahwa
menyelesaikan
Karya
Tulis
Ilmiah ini.
pada
pranikah
SIMPULAN
remaja SMA Nasional Semarang. Hal
ini
yang
atau
beberapa aspek yang peneliti butuhkan
Dari hasil dan pembahasan
tingkat
pernyataan
1. Karakteristik remaja melliputi umur,
penelitian-
dan jenis kelamin di SMA Nasional
dilakukan
Semarang tahun 2016: Karakteristik
lain
yang
responden
berdasarkan
pengetahuan
didapatkan
hasil
umur,
mayoritas
32
berpengaruh terhadap perilaku seksual
responden (45,7%) berusia 16 tahun,
pranikah remaja.
dan minoritas 14 responden (20,0%)
Namun masih ada keterbatasan
berusia 17 tahun).
dalam penelitian ini, yaitu penelitian ini
57
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
2. Karakteristik responden berdasarkan
jenis
kelamin,
didapatkan
Diharapkan
hasil
dapat
melaksanakan
penelitian lebih lanjut mengenai
mayoritas perempuan 37 responden
faktor-faktor
(52,9%),
mempengaruhi seksual pranikah
sedangkan
laki-laki
sebanyak 33 responden (37,1%).
lain
yang
2. Bagi SMA Nasional Semarang
3. Tingkat pengetahuan remaja tentang
Diharapkan dapat mengoptimalkan
hubungan seksual pranikah di SMA
bimbingan dan konseling yang ada
Nasional
disekolah dan lebih memperkuat
Semarang tahun 2016
didapatkan
hasil
mayoritas
siraman rohani bagi siswa-siswi
mempunyai pengetahuan yang baik
serta membentuk organisasi KRR.
41 responden sebannyak 58,6%.
3. Bagi Profesi
4. Perilaku seksual pranikah remaja di
Diharapkan bagi tenaga kesehatan
SMA Nasional Semarang tahun
Dinas Kesehatan atau Puskesmas
2016 didapatkan hasil mayoritas
setempat agar lebih meningkatkan
berperilaku
perhatian
kurang
baik
42
responden sebanyak 60,0%.
5. Tidak
ada
pengetahuan
hubungan
remaja
dalam
memberikan
informasi dan pembinaan kepada
antara
remaja
seksual
kaitannya
pembentukan
pranikah dengan perilaku seksual
dengan
perilaku
seksual
pranikah.
pranikah kelas XI SMA Nasional
4. Siswa-siswi SMA Nasional
Semarang.
Diharapkan
meningkatkan
SARAN
memotivasi
1. Peneliti selanjutnya
mencari
remaja
kesadaran
siswa-siswi
informasi
yang
mengenai seksual pranikah
58
mampu
dan
untuk
benar
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
/artikel.asp?q=200994155149.
Diakses pada tanggal 21maret
2012.
DAFTAR PUSTAKA
Adikusumo I.Sikap Remaja Terhadap
Seks Bebas di Kota Negara:
Perspektifkajian Budaya. 2005.
[Diaksespada tanggal 21 Maret
2010]. Didapat dari : Ejournal.
Unud.
Ac.
Idabstrake_journal_rasmen.pdf.
Ali
Dian
M. dkk. Psikologi remaja:
perkembangan peserta didik.
Jakarta: Bumi Aksara; 2010.
R. perilaku seks bebas di
kalangan remaja.2009 [Diakses
tanggal 3 Maret 2011]. Didapat
dari
:http://shareppba.wordpress.com/
2010/01/19/perilaku -seks-bebasdi-kalangan-remaja/
Dianawati A. Pendidikan seks untuk
remaja. Jakarta: Kawan Pustaka; 2003
Alya A. Bicara seks bersama anak.
Yogyakarta: Pustaka Anggrek;
2010.
Green L. Health promotion planning an
educational and environment
approach. Maylield publishing
company; 2000
Arikunto S. Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktek.(cet. 13).
Jakarta: rineka Cipta; 2006
Hidayat A. Riset dan teknik analisa
data
penelitian
kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika; 2007.
BKKBN.Lima dari 100 siswa SLTA di
DKI berhubunagn seks sebelum
menikah.[Diakses tanggal 21 Mei
2012].
Didapat
dari
:http://www.bkkbn.go.id/Webs/D
etailRubrik.php?MyID=518.
Hindayana I, dkk. Seksuaalitas: teori
dan realitas. Jakarta: Program
gender dan seksualitas FISIP
UI; 2004.
Chyntia, A. Pendidikan Seks. 2003.
[Diakses pada tanggal 21 Mei
2012].
Didapat
dari:
http://www.scribd.com/doc/1482
3326 /Pendidikan-S-E-K-S.
Hurlock E.B. Psikologi perkembangan:
suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta:
Erlangga; 2004.
Idayanti.N.
hubungan
religiusitas
dengan perilaku seksual remaja
yang sedang berpacaran.2002
[Diakses tanggal 25 Februari
2011].
Didapat
dari:
http://digilib.itb.ac.id/gdl/php?
mod=browse&op=read&id=jipt
umm-gdl-sl-2002-idayanti2cn5756-seksual&q=Remaja.
Dahlan M S. satistik untuk kedokteran
dan kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika. 2011
Danim S. Riset keperawatan sejarah
dan metodologi.Jakarta; EGC; 2003.
Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia.
Jakarta: FKMUI; 2001.
Irianto
Depkes RI. Modul safe mother hood.
Jakarta: FKMUI; 2002.
Dhamayanti M. Overview adolescent
health problems and services;
2006.http://www.idai.or.id/remaja
59
K. Memahami seksologi.
Bandung:
Sinar
Baru
Algesindo. 2010
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
Mardalis.Metode
penelitian
suatu
pendekatan proposal. Jakarta:
Bumi Aksara; 2009.
keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika; 2003
Nursalam.Konsep
dan
penerapan
metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika; 2008.
Maulana
M.
Panduan
lengkap
kehamilan:
memahami
kesehatan reproduksi, cara
menghadapi kehamilan dan kiat
mengasuh anak. Jogjakarta:
Kata Hati; 2008.
PILAR PKBI Jawa Tengah. Data
masalah remaja khususnya di
bidang kesehatan reproduksi;
2010.
Mu’tadinZ. 2002. Pendidikan seks pada
remaja.2002 [Diakses tanggal 6 Maret
2012].
Didapat
dari
http://www.psikologiums.net
Riyanto A. Aplikasi metodologi
kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2011.
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian
Kesehatan.Jakarta:Rineka
Cipta; 2002
Notoatmodjo S.
masyarakat.
Cipta; 2003
Santrock
J.W.
Adolescence:
perkembangan remaja. Jakarta:
Erlangga. Alih bahasa oleh:
Shinto B.A dan S. Saragih;
2003.
Ilmu kesehatan
Jakarta: Rineka
Santrock J.W. Perkembangan anak
edisi 11 jilid I. Jakarta:
Erlangga; 2007.
Notoatmodjo S. Pendidikan dan
perilaku kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta; 2003
Sarwono S. Psikologi Remaja. Jakarta
:PT Raja Grafindo Persada; 2006.
Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat
ilmu dan seni. Jakarta: Rineka
Cipta; 2005.
Sarwono S. Psikologi Remaja. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada;
2010
Notoatmodjo S. Metodologi penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta; 2005
Saryono
S.
Metode
penelitian
sederhana. Yogyakarta: Nuha
Medika; 2010.
Notoatmodjo S. Promosi kesehatan
teori dan aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta; 2005.
Soetjiningsih.
Tumbuh
kembang
remaja dan permasalahannya.
Jakarta: Sagung Seto; 2004
Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan
ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007.
Soetjiningsih. Perkembangan somatic
pada remaja. Jakarta: Sagung
Seto; 2006.
Notoatmodjo S. Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2010
Soetjiningsih dkk. Buku Ajar: tumbuh
kembang
remaja
dan
permasalahannya.
Jakarta:
Sagung Seto; 2007.
Nursalam.Konsep
dan
penerapan
metodologi penelitian ilmu
keperawatan, pedoman skripsi,
tesis, dan instrument penelitian
60
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
Syarifudin. Promosi kesehatan untuk
mahasiswa kebidanan. Jakarta:
Transinfo media.2008.
Qudsi M. Ilmu fiqih islam. Semarang:
Toha putra. 2008.
61
Download