plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
APLIKASI MATRIKS PADA PENYELESAIAN
RANGKAIAN LISTRIK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Putriana Setiarini
NIM: 091414045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kesuksesan tidak datang secara tiba-tiba, kesuksesan adalah buah dari
ketekunan, kerja keras, dan kesabaran disertai dengan doa
Kupersembahkan karya ini untuk:
 Ayah dan Ibukutercinta
 Adikku tersayang
 Seseorang yang selalu mencintaiku
 Keluargaku dan orang-orang yang selalu menyayangiku
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
Putriana Setiarini. 2013. Aplikasi Matriks Pada Penyelesaian Rangkaian
Listrik. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menyelesaikan analisis pada
rangkaian listrik menggunakan matriks.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi pustaka,
sehingga dalam penulisan ini belum ditemukan hal-hal yang baru.
Pada rangkaian seri yang terdiri dari beberapa sumber tegangan dan resistor,
namun resistor-resistornya tidak dapat direduksi menggunakan resistor pengganti
digunakan analisis loop. Persamaan untuk arus yang dihasilkan adalah =
∑
∑
.
Pada rangkaian listrik yang terdiri dari beberapa loop dan tidak mengandung
sumber arus digunakan analisis jaring, dimana rangkaian disusun atas jaring dan
disimbolkan dengan , , … , . Pada analisis ini digunakan Hukum Tegangan
Kirchhoff dan akan dihasilkan persamaan RI= Vs, dimana R adalah matriks
koefisien arus, I adalah matriks dari arus, dan Vs adalah matriks sumber tegangan.
Untuk rangkaian yang tidak mengandung sumber tegangan digunakan analisis
simpul. Simpul-simpul ini disimbolkan dengan , , … , . Pada analisis ini
digunakan Hukum Arus Kirchhoff dan akan dihasilkan persamaan GV=Cs,
dimana G adalah matriks koefisien tegangan, V adalah matriks dari tegangan, dan
Cs adalah matriks sumber arus. Untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaanpersamaan tersebut, dapat digunakan beberapa cara, antara lain dengan
menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan atau dengan menggunakan invers
matriks.
Kata kunci: Analisis Loop, Analisis Jaring, Analisis Simpul, Matriks
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Putriana Setiarini. 2013. Application of Matrix on Completion Of Electrical
Circuits. Research. Mathematics Education Program, Department of
Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teaching and Education,
Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The purpose of this research is to solve the electrical circuits analisys by
using matrix.
The method that used in this research is study literature method, so we
haven’t found new things in this research yet.
In the series electric circuit that consisting of some voltage source and
resistors, but the resistors can’tbe reduced using a replacement resistors, we used
loop analysis. The current equation is =
∑
∑
.In the electrical circuit which is
composed of several loop and does not contain the current source is used mesh
analysis. The circuits is prepared on the smaller loops or mesh and currents is
symbolized by the , , … , . Kirchhoff's Voltage Law applied to each mesh and
formed current equation RI = Vs, with R is the magnitude of the resistance of the
resistor, I is the current flowing in the mesh, and Vs is the voltage source in the
circuit. Nodal analysis is used to find the voltage that flows in the circuit that does
not contain a voltage source. Voltage at the node symbolized by , , … , ..
Apply Kirchhoff's Current Law at node and formed voltage equation GV = Cs,
where G is the magnitude of the conductance of the resistor, V is the voltage of
the node, and Cs is the source of the current flowing in the circuit. In order to
obtain completion of such equations, can be used several ways, among others, by
using Gauss-Jordan elimination method or by using the inverse matrix.
Keywords: Loop Analysis, Mesh Analysis, Nodal Analysis, Matrix
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aplikasi
Matriks pada Penyelesaian Rangkaian Listrik”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sanata
Dharma. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menemaniku dan
mendengarkan setiap doaku,
2. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing
skripsi dan dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan
dalam proses penulisan skripsi ini,
3. Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, S.Si., M.Si. dan Bapak Drs. A. Sardjana,
M.Pd.selaku dosen penguji yang memberikan kritik dan saran guna
menyempurnakan skripsi ini,
4. Bapak Andi Rudhito, S.Pd., M.Si. selaku kepala Program Studi Pendidikan
Matematika,
5. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma,
6. Segenap staf administrasi JPMIPA dan staf perpustakaan Universitas Sanata
Dharma yang selalu melayani dengan penuh keramahan,
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x
7. Kedua orang tuaku Bapak F.X. Wisnu Broto dan Ibu Veronika Samiasih, juga
adikku Leonardus Prasetyo Andy yang tak henti-hentinya memberikan cinta,
kasih sayang mendukung dan selalu mendoakanku,
8. Mas Denny yang selalu setia dan sabar menemani dan mendukung setiap
langkahku,
9. Dian, Ririn, Merry, Adi, Chintia, dan semua teman-temanku dari Pendidikan
Matematika
angkatan
2009.
Terimakasih
telah
berbagi
hari
yang
menyenangkan dan penuh kenangan selama proses perkuliahan di kampus ini,
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas
bantuan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2013
Penulis
Putriana Setiarini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................
v
ABSTRAK .................................................................................................
vi
ABSTRACT ...............................................................................................
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERASETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………….......
viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ix
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
DAFTAR NOTASI ....................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Pembatasan Masalah ......................................................................
3
C. Rumusan Masalah ..........................................................................
4
D. Tujuan Penulisan ............................................................................
4
E. Manfaat Penulisan ..........................................................................
4
F. Metode Penulisan ...........................................................................
5
G. Sistematika Penulisan ....................................................................
5
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................
7
A. Matriks dan Sistem Persamaan Linear ...........................................
7
B. Istilah-istilah pada Rangkaian Listrik ............................................
34
C. Simpul, Lintasan, Loop, Cabang, Jaring, dan Rangkaian Planar....
40
D. Hukum-hukum pada Rangkaian Listrik .........................................
42
E. Kerangka Pikir ...............................................................................
46
BAB III Aplikasi Matriks pada Penyelesaian Rangkaian Listrik ..............
48
A. Analisis Loop Tunggal pada Rangkaian Seri yang Tidak
Mengandung Sumber Arus ............................................................
49
B. Analisis Jaring (Mesh Analysis) pada Rangkaian yang Tidak
Mengandung Sumber Arus ............................................................
54
C. Analisis Simpul (Nodal Analysis) pada Rangkaian yang Tidak
Mengandung Sumber Tegangan ....................................................
72
BAB IV PENUTUP ...................................................................................
88
A. Kesimpulan ....................................................................................
88
B. Saran ..............................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1
Rangkaian paralel sederhana .............................................
2
Gambar 2.1
Salah satu cara mempresentasikan arus ............................
35
Gambar 2.2
Sumber tegangan ...............................................................
35
Gambar 2.3
Sumber tegangan bebas dan tak bebas ..............................
37
Gambar 2.4
Sumber arus bebas dan tak bebas ......................................
37
Gambar 2.5
Resistor, kapasitor, dan induktor .......................................
38
Gambar 2.6
Rangkaian seri ...................................................................
39
Gambar 2.7
Rangkaian paralel ..............................................................
39
Gambar 2.8
Rangkaian dengan dua sumber tegangan dan tiga resistor
untuk contoh 2.29 ..............................................................
40
Rangkaian listrik dengan simpul untuk contoh 2.30……..
41
Gambar 2.10 Rangkaian planar dan non planar ......................................
41
Gambar 2.9
Gambar 2.11 Penerapan
Hukum
Arus
Kirchhoff
pada
simpul
sederhana ...........................................................................
44
Gambar 2.12 Rangkaian tiga sumber tegangan .......................................
45
Gambar 2.13 Rangkaian dua sumber tegangan dan sebuah resistor .......
45
Gambar 3.1
Rangkaian seri dengan n elemen .......................................
49
Gambar 3.2
Rangkaian yang dilengkapi dengan referensi arus dan
tegangan ............................................................................
50
Gambar 3.3
Sumber tegangan dan arah arusnya ...................................
52
Gambar 3.4
Loop rangkaian listrik dengan dua sumber tegangan dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
resistor ...............................................................................
Gambar 3.5
xiv
53
Rangkaian yang tersusun dari dua sumber tegangan dan
resistor ...............................................................................
55
Gambar 3.6
Rangkaian dengan dua jaring ............................................
56
Gambar 3.7
Rangkaian yang tersusun atas dua sumber tegangan dan
sembilan resistor ................................................................
60
Gambar 3.8
Rangkaian yang dilengkapi dengan arah jaring ................
60
Gambar 3.9
Rangkaian yang tersusun atas dua sumber arus dan
sembilan resistor ................................................................
76
Gambar 3.10 Rangkaian beserta tanda simpul dan arusnya ....................
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR NOTASI
Cs
sumber arus
G
konduktansi resistor
I
arus
R
resistansi resistor
V
tegangan
Vs
sumber tegangan
■
akhir definisi
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu cabang dari ilmu matematika adalah aljabar linear elementer,
yang di dalamnya memuat materi tentang matriks. Matriks merupakan
himpunan bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom.
Banyak persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan menggunakan
matriks. Salah satu diantaranya adalah untuk menyelesaikan suatu sistem
persamaan linear. Suatu sistem persamaan linear dapat diselesaikan
menggunakan metode eliminasi, substitusi, maupun campuran keduanya.
Akan tetapi untuk
sistem persamaan linear dengan banyak variabel dan
persamaan, metode ini dirasa kurang praktis. Oleh karena itu dibutuhkan alat
bantu yaitu menggunakan matriks. Sistem persamaan linear diubah menjadi
bentuk matriks dan kemudian penyelesaiannya dapat dicari menggunakan
sifat-sifat dari matriks.
Persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan menggunakan sistem
persamaan linear dan matriks antara lain adalah permasalahan di bidang
ekonomi, dimana matriks digunakan untuk mencari penyelesaian dari analisis
input-output. Selain itu, dalam bidang fisika matriks dapat digunakan untuk
mencari penyelesaian dari analisis rangkaian listrik.
Permasalahan-permasalahan yang sering muncul dan dihadapi pada
suatu rangkaian listrik adalah menentukan tegangan atau arus yang mengalir
pada tiap-tiap elemen rangkaian. Pada suatu rangkaian listrik, dimana elemen-
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
elemennya terdiri dari sebuah sumber tegangan dan resistor-resistor yang
disusun secara seri atau paralel sederhana, besarnya arus dan tegangan yang
mengalir melalui elemen dapat diketahui. Dengan mengaplikasikan Hukum
Ohm, maka nilai-nilai dari arus dan tegangan pada elemen rangkaian akan
dapat ditentukan. Namun jika rangkaian listrik tidak dirangkai secara seri atau
paralel sederhana, besar arus dan tegangan tidak mudah ditentukan jika hanya
menggunakan Hukum Ohm.
Gambar 1.1. Rangkaian paralel sederhana
Pada gambar 1.1 di atas, besarnya arus yang mengalir dapat ditentukan
menggunakan Hukum Ohm dan mereduksi resistor-resistor tersebut menjadi
sebuah resistor pengganti.
Untuk menenentukan besarnya tegangan dan arus yang mengalir pada
elemen rangkaian dimana elemen-elemennya tidak disusun secara seri atau
paralel sederhana, diperlukan analisis. Pada rangkaian seri, dimana rangkaian
tersusun atas beberapa sumber tegangan dan resistor, analisis dasar yang
digunakan adalah analisis loop. Sedangkan untuk rangkaian paralel, dimana
resistor yang disusun tidak mudah untuk direduksi menjadi resistor pengganti,
maka dilakukan analisis jaring, dan untuk rangkaian yang tidak mengandung
sumber tegangan digunakan analisis simpul.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Aplikasi Hukum Kirchhoff pada analisis rangkaian tersebut nantinya
menghasilkan persamaan-persamaan yang akan membentuk sistem persamaan
linear dalam variabel I maupun V. Dimana I adalah arus dan V adalah
tegangan. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear tersebut. Sistem persamaan linear tersebut diubah menjadi
bentuk matriks. Sehingga untuk penyelesaiannya dapat dicari menggunakan
matriks yang diperbesar kemudian diselesaikan menggunakan operasi baris
elementer dan invers matriks.
Materi tentang matriks pernah dipelajari dalam perkuliahan, namun
hanya sebatas perhitungan-perhitungannya saja. Dari beberapa uraian di atas,
dapat dilihat bahwa aplikasi matriks untuk menyelesaikan permasalahan
dalam bidang lain sangat menarik untuk dipelajari. Oleh karena itu penulis
berminat
untuk
mengangkat
judul
“APLIKASI
MATRIKS
PADA
PENYELESAIAN RANGKAIAN LISTRIK”, hasil penulisan ini diharapkan
dapat menarik minat untuk mempelajari matriks dan aplikasinya dalam ilmu
yang lain.
B. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini dibatasi pada menentukan
penyelesaian analisis loop tunggal, analisis jaring (mesh analysis) pada
rangkaian yang tidak mengandung sumber arus, dan analisis simpul (nodal
analysis) pada rangkaian yang tidak mengandung sumber tegangan
menggunakan matriks untuk mendapatkan besar tegangan dan arus yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
mengalir melalui tiap elemen pada rangkaian listrik. Rangkaian yang
dianalisis pun dibatasi hanya pada rangkaian planar saja.
C. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada skripsi ini antara lain:
1. Bagaimana mencari besar tegangan dan arus yang mengalir pada tiap-tiap
elemen pada rangkaian listrik menggunakan analisis loop, analisis jaring
(mesh analysis), dan analisis simpul (nodal analysis)?
2. Bagaimana mencari penyelesaian dari suatu analisis rangkaian listrik
menggunakan matriks?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan skripsi ini antara lain:
1. Untuk menentukan besarnya tegangan dan arus yang mengalir pada tiaptiap elemen pada rangkaian listrik menggunakan analisis loop, analisis
jaring (mesh analysis), dan analisis simpul (nodal analysis).
2. Untuk mendapatkan penyelesaian dari suatu analisis menggunakan
matriks, sehingga diperoleh besar tegangan dan arus yang mengalir.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis, penulisan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
penulis tentang matriks dan aplikasinya untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
2. Bagi pihak lain, hasil penulisan ini diharapkan dapat memperjelas aplikasi
dari matriks dalam mencari penyelesaian khususnya dalam analisis
rangkaian listrik.
F. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi
pustaka, yaitu dengan mempelajari dan memahami beberapa bagian dari buku
acuan yang digunakan, sehingga belum ditemukan hal-hal yang baru.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab I membahas tentang pendahuluan
yang berisi latar belakang, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II membahas tentang tinjauan pustaka yang digunakan untuk
membahas
analisis
rangkaian listrik
sederhana dan penyelesaiannya
menggunakan matriks. Bab II ini berisi konsep dasar tentang matriks dan
sistem persamaan linear yang meliputi definisi matriks, dua matriks berukuran
sama, matriks persegi, matriks segitiga atas, matriks segitiga bawah, matriks
baris, matriks kolom, definisi matriks nol, definisi matriks diagonal, definisi
matriks identitas, definisi transpose suatu matriks, operasi pada matriks yang
meliputi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Selain itu ada juga operasi
baris elementer, determinan suatu matriks, definisi minor dan kofaktor,
definisi matriks kofaktor, serta beberapa sifat dari determinan matriks dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
terakhir definisi invers sebuah matriks dan cara mencarinya menggunakan
determinan dan adjoin, metode operasi baris elementer,dan metodepartisi. Ada
pula definisi sistem persamaan linear dan cara menyelesaikan sistem
persamaan linear menggunakan metode eliminasi Gauss-Jordan dan invers
matriks.
Selain itu terdapat pula istilah-istilah pada rangkaian listrik meliputi
definisi muatan, arus, tegangan, elemen rangkaian, dan rangkaian listrik.
Selain itu terdapat definisi simpul, lintasan, loop, cabang, jaring, dan
rangkaian planar pada rangkaian listrik. Ada pula hukum-hukum pada
rangkaian listrik antara lain Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff. Pada bab ini
juga disampaikan kerangka pikir.
Pada bab III, penulis memaparkan pembahasan rumusan masalah yang
diangkat dalam skripsi ini, yaitu tentang menganalisis rangkaian listrik
menggunakan analisis loop tunggal pada rangkaian listrik, analisis jaring
(mesh analysis) pada rangkaian yang tidak mengandung sumber arus dan
analisis simpul (nodal analysis) pada rangkaian yang tidak mengandung
sumber tegangan dan penggunaan matriks untuk mencari penyelesaian dari
beberapa permasalahan dalam rangkaian listrik beserta contohnya.
Bab IV berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan sebagai
jawaban masalah yang diangkat pada skripsi ini serta disampaikan saran untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Matriks dan Sistem Persamaan Linear
Pada pembahasan untuk bab selanjutnya, akan digunakan beberapa teori
tentang matriks. Berikut disajikan beberapa definisi tentang matriks dan
sistem persamaan linear yang dibutuhkan.
1. Matriks
Definisi 2.1. Matriks (Ayres, 1989: 1)
Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegipanjang yang diapit
■
sepasang kurung siku.
Bilangan dalam susunan tersebut disebut entri, anggota atau elemen
dari matriks. Suatu matriks biasanya dinyatakan dalam huruf kapital,
seperti matriks A, matriks B, matriks C, dan seterusnya. Bilangan-bilangan
dalam suatu matriks disusun menurut baris dan kolom. Banyaknya baris
dan kolom suatu matriks disebut ukuran matriks. Misalkan, matriks A
memiliki baris sebanyak m dan kolom sebanyak n, maka matriks A
tersebut memiliki ukuran
atau ditulis
. Sedangkan anggota
pada baris i dan kolom j dari sebuah matriks A dinyatakan sebagai
7
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Bentuk umum suatu matriks A adalah:
(2.1)
[
]
Contoh 2.1
Misalkan terdapat matriks A yang disajikan sebagai berikut:
[
]
Matriks A tersebut memiliki 2 baris dan 3 kolom, maka dapat dikatakan
bahwa matriks A berukuran 2 3, ditulis
. Sedangkan anggota pada
matriks A adalah
Dua buah matriks, misalkan matriks A dan B, dikatakan berukuran
sama jika banyaknya baris pada matriks A sama dengan banyaknya baris
pada matriks B dan banyaknya kolom pada matriks A sama dengan
banyaknya kolom pada matriks B, sehingga jika matriks A berukuran
maka matriks B juga berukuran
dan
, atau jika dinotasikan:
.
Contoh 2.2
Misalkan terdapat matriks A, B, dan C yang disajikan sebagai berikut:
[
Matriks A berukuran
berukuran
]
[
]
[
, matriks B berukuran
]
, dan matriks C
. Matriks A dan B mempunyai ukuran yang sama yaitu
, maka matriks A dan B dikatakan berukuran sama. Sedangkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
matriks A dan C ukurannya tidak sama, maka matriks A dan matriks C
bukan matriks yang berukuran sama, begitu pula dengan matriks B dan C.
Matriks yang mempunyai ukuran
atau
disebut matriks
persegi. Berikut bentuk umum matriks persegi:
(2.2)
[
]
Entri-entri
disebut entri-entri diagonal utama. Matriks
persegi dengan ukuran
disebut matriks berordo n. Contoh matriks
persegi ditunjukkan pada contoh 2.3 berikut:
Contoh 2.3. Misalkan terdapat matriks A dan B sebagai berikut:
[
] dan
[
]
Matriks A adalah matriks persegi berordo 2 dengan entri-entri pada
diagonal utamanya adalah 2 dan 6. Matriks B adalah matriks persegi
berordo 3 dengan entri-entri pada diagonal utamanya 4, 3, dan 3.
Matriks persegi yang entri-entri di bawah diagonal utama adalah nol
disebut matriks segitiga atas. Sedangkan matriks persegi yang entri-entri di
atas diagonal utama adalah nol disebut matriks segitiga bawah.
Berikut disajikan contoh dari matriks segitiga atas dan matriks
segitiga bawah:
Contoh 2.4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Misalkan terdapat dua buah matriks, yaitu matriks
[
[
10
] dan
]. Matriks A merupakan matriks segitiga atas dan matriks B
merupakan matriks segitiga bawah.
Matriks yang hanya terdiri dari satu baris saja disebut matriks baris.
Sedangkan matriks yang hanya terdiri dari satu kolom saja disebut matriks
kolom.
Untuk memperjelas pengertian matriks baris dan matriks kolom,
berikut disajikan contoh dari matriks baris dan matriks kolom:
Contoh 2.5
Misalkan diketahui matriks
[
] dan
A adalah matriks baris berukuran
berukuran
[ ].
dan B adalah matriks kolom
.
Matriks yang semua entrinya nol disebut matriks nol. Berikut
diberikan definisi matriks nol:
Definisi 2.2. Matriks Nol (Howard Anton, 2000: 62)
Matriks nol adalah matriks berukuran
nol dan dinotasikan dengan
Contoh 2.6
atau 0.
yang semua entrinya adalah
■
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
Berikut disajikan contoh dari matriks nol:
[
]
[
]
[ ]
Selain matriks nol, ada pula matriks diagonal. Definisi matriks
diagonal adalah sebagai berikut:
Definisi 2.3. Matriks Diagonal (Jain & Gunawardena, 2004: 42)
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang setiap entri, kecuali pada
■
diagonal utamanya adalah nol.
Matriks diagonal dinotasikan sebagai berikut:
[
]
(2.3)
Contoh 2.7
Berikut adalah contoh matriks diagonal:
[
]
[
]
Matriks diagonal yang setiap entri pada diagonalnya adalah 1 disebut
matriks identitas. Berikut definisi dari matriks identitas:
Definisi 2.4. Matriks Identitas (Howard Anton, 2000: 63)
Matriks identitas adalah matriks persegi dengan entri 1 pada diagonal
utama dan 0 (nol) untuk anggota selain diagonal utamanya.
Matriks identitas dinyatakan dengan I.
■
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Contoh 2.8. Berikut adalah contoh matriks identitas:
[
]
[
]
Pada sebarang matriks A dapat dilakukan operasi transposisi, yaitu
dengan menukarkan baris dengan kolomnya sehingga diperoleh matriks
baru. Matriks baru sebagai hasil transposisi ini dinamakan transpose dari A
dan dinyatakan dengan
Definisi 2.5. Transpose suatu Matriks (Jain & Gunawardena, 2004: 49)
Misalkan terdapat matriks
dari matriks A ditulis
adalah
yang berukuran
adalah matriks berukuran
. Transpose
dimana entri
■
untuk semua i, j.
Dengan kata lain, jika A adalah sebarang matriks berukuran
maka
adalah matriks berukuran
,
yang didapatkan dengan
mempertukarkan baris dan kolom dari A. Kolom pertama matriks
adalah baris pertama matriks A, kolom kedua matriks
adalah baris
kedua matriks A, dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya, disajikan contoh
berikut:
Contoh 2.9
Misalkan terdapat matriks
[
] dan
[
].
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[ ] dan
Maka
[
]
[
13
].
Jika matriks persegi A=AT maka matriks A merupakan matriks
simetris.
Matriks
merupakan
susunan
bilangan
yang
berbentuk
persegipanjang. Oleh karena itu, seperti halnya bilangan, matriks juga
dapat dioperasikan. Operasi pada matriks meliputi penjumlahan,
pengurangan, dan perkalian. Berikut disajikan definisi penjumlahan pada
matriks.
Definisi 2.6. Penjumlahan pada Matriks (Jain & Gunawardena, 2004: 34)
Jika
dan
maka
, A dan B matriks berukuran sama,
adalah suatu matriks
dimana
■
untuk setiap i dan j.
Untuk lebih jelasnya, disajikan contoh berikut:
Contoh 2.10
[
Misalkan terdapat matriks
[
]
[
]
[
] dan
[
]
] maka
[
]
Untuk pengurangan dua buah matriks disajikan definisi berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Definisi 2.7. Pengurangan pada Matriks (Jain & Gunawardena, 2004: 35)
Jika
dan
maka
, A dan B matriks berukuran sama,
adalah suatu matriks
dimana
■
untuk setiap i dan j.
Contoh 2.11. Pengurangan dua buah matriks:
[
Misalkan terdapat matriks
[
]
[
]
] dan
[
[
]
] maka
[
]
Matriks dapat dikalikan, baik dengan skalar maupun dengan matriks
lain. Berikut disajikan definisi perkalian matriks dengan skalar:
Definisi 2.8. Perkalian Matriks dengan Skalar (Howard Anton, 2000: 48)
Jika
adalah sebarang matriks dan c adalah sebarang skalar,
■
maka
Contoh 2.12. Berikut contoh perkalian suatu matriks dengan skalar:
Misalkan terdapat matriks
[
]. Jika matriks A dikalikan
dengan 2, maka akan diperoleh
[
dikalikan dengan akan diperoleh
[
] dan jika matriks A
].
Selain dengan skalar, matriks juga dapat dikalikan dengan matriks.
perkalian dua matriks diberikan sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Definisi 2.9. Perkalian Matriks dengan Matriks (Howard Anton, 2000: 49)
Jika A adalah sebuah matriks berukuran
berukuan
dan B adalah matriks
, maka hasil kali AB adalah matriks berukuran
yang
anggota-anggotanya disefinisikan sebagai berikut:
Untuk mencari entri-entri dalam baris i dan kolom j pada matriks AB, pilih
baris i pada matriks A dan kolom j dari matriks B. Kalikan entri-entri yang
berpadanan dari baris dan kolom secara bersama-sama dan kemudian
■
jumlahkan hasil kalinya.
Contoh 2.13. Perkalian dua buah matriks
[
Misalkan terdapat matriks
] dan matriks
[
].
Jika matriks A dikalikan dengan matriks B, maka:
[
][
]
[
]
[
]
Selain penjumlahan, pengurangan, dan perkalian, terdapat pula
operasi baris elementer. Menurut Ayres (1989: 39) operasi baris elementer
merupakan operasi pada sebuah matriks yang dilakukan dengan cara:
a. mempertukarkan baris ke-i dan baris ke-j dan dinyatakan dengan
b. mengalikan baris ke-i dengan konstanta
,
,
yang dinyatakan dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
c. menjumlahkan entri-entri baris ke-i dengan k kali entri-entri
padanannya dari baris ke-j, dimana k suatu skalar dan dinyatakan
dengan
.
Untuk lebih jelasnya, disajikan contoh dari operasi baris elementer,
sebagai berikut:
Contoh 2.14
Misalkan terdapat matriks
[
].
Operasi baris elementer yang dilakukan terhadap matriks A tersebut antara
[
lain
],
[
[
] dan
].
Operasi baris elementer akan menghasilkan matriks baru yang
disebut dengan matriks ekuivalen dan disimbolkan dengan “~”.
Contoh 2.15
Misalkan terdapat matriks
[
].
Matriks ekuivalen yang dapat dibentuk dari matriks A adalah
[
]
[
Sehingga dapat dituliskan
]
.
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
Untuk setiap matriks persegi terdapat suatu bilangan tertentu yang
disebut determinan. Berikut disajikan definisi dari determinan:
Definisi 2.10. Determinan suatu Matriks (Howard Anton, 2000: 114)
Misalkan A adalah matriks persegi. Fungsi determinan dinyatakan dengan
det, dan mendefinisikan det (A) sebagai jumlah semua hasil kali bertanda
■
dari A. Angka det (A) disebut determinan A.
Determinan suatu matriks A dilambangkan dengan | | atau
.
Secara umum, determinan matriks A dengan ordo n dapat dituliskan
sebagai berikut:
| |
∑
∑
dimana:
|A| adalah determinan matriks A,
adalah elemen baris ke-i dan kolom ke-j matriks dari determinan
matriks A,
adalah minor dari unsur
yang diperoleh dengan menghilangkan
baris ke-i dan kolom ke-j dari determinan matriks A, dan
kofaktor dari unsur
.
Determinan untuk matriks berukuran
ditentukan dengan cara
|
misal,
|
[
],
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Untuk
matriks
berukuran
,
misalkan
[
18
],
determinannya ditentukan oleh
|
|
Untuk lebih jelasnya disajikan contoh berikut:
Contoh 2.16. Determinan dari matriks berukuran
Misalkan terdapat matriks
|
dan
[
] dan
[
dan
] maka
|
|
|
Berikut disajikan definisi dari minor dan kofaktor dari suatu matriks
dalam definisi 2.11 dan definisi 2.12:
Definisi 2.11. Minor (Howard Anton, 2000: 135)
Misakan A adalah matriks persegi. Minor anggota
dinyatakan dengan
dan didefinisikan sebagai determinan sub matriks yang masih tersisa
setelah baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan dari A.
■
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
Berikut disajikan contoh mengenai minor dari suatu matriks:
Contoh 2.17
Misalkan terdapat matriks A sebagai berikut:
[
]. Tentukan minor anggota
Minor anggota
dan
|
adalah
dan
| dan
!
|
|.
Definisi 2.12. Kofaktor (Howard Anton, 2000: 135)
Jika minor dari
dari
dikalikan dengan
dan dinyatakan dengan
hasilnya dinamakan kofaktor
■
.
Contoh 2.18
Misalkan terdapat matriks
dan
[
]. Tentukan kofaktor anggota
!
Minor anggota
adalah
|
Minor anggota
|, sehingga kofaktornya adalah
|
| sehingga kofaktornya adalah
|
adalah
|
|
|
Kofaktor-kofaktor anggota
dari matriks A jika disusun menjadi
sebuah matriks maka akan menghasilkan matriks kofaktor. Berikut definisi
matriks kofaktor:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Definisi 2.13. Matriks Kofaktor (Howard Anton, 2000: 140)
Jika A adalah sebarang matriks persegi berukuran
kofaktor dari
maka
adalah
, maka matriks
disebut
[
]
■
matriks kofaktor dari A.
Transpose dari matriks ini disebut adjoin A dan dinyatakan oleh adj (A).
Contoh 2.19
Misalkan terdapat matriks
dari A dan adj (A)!
Kofaktor dari matriks A adalah:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
[
]. Tentukan matriks kofaktor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
|
21
|
Matriks kofaktornya adalah [
[
] dan
].
Jika suatu matriks mempunyai determinan nol maka disebut matriks
singular. Sebaliknya, jika determinan matriks tidak nol maka disebut
matriks taksingular.
Determinan untuk matriks diagonal A atau
diperoleh dari
perkalian entri pada diagonal utama. Demikian pula jika A adalah matriks
segitiga,
diperoleh dengan mengalikan entri-entri pada diagonal
utamanya. Untuk memperjelas, disajikan contoh berikut:
Contoh 2.20
Misalkan terdapat matriks
dan
[
] dan
[
].
.
Ada sifat determinan yang terkait dengan operasi baris elementer.
Misalkan terdapat matriks A, jika A’ diperoleh dari A dengan cara
mengalikan satu baris dari A dengan konstanta
, maka
. Sifat yang lain adalah jika A’ diperoleh dari A dengan menukar
dua baris, maka
dan jika A’ diperoleh dari A dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
cara menjumlahkan satu baris dengan kelipatan baris yang lain, maka
Perhitungan determinan dapat dipermudah menggunakan sifat-sifat
tersebut. Metode ini disebut metode reduksi baris. Untuk lebih jelasnya,
berikut disajikan contohnya:
Contoh 2.21
Misalkan
terdapat
[
matriks
].
Carilah
det(A)
menggunakan metode reduksi baris!
Determinan dari matriks A lebih mudah dicari jika matriks tersebut
diubah menjadi matriks segitiga. Sehingga nantinya
merupakan
perkalian dari entri-entri pada diagonal utamanya saja. Oleh karena itu
untuk mengubah matriks A menjadi matriks segitiga digunakan bantuan
operasi baris elementer.
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengubah salah
satu entri pada kolom pertama menjadi bernilai 1. Perlakuan ini tidak
mengubah tanda maupun nilai dari determinan.
|
|
diperoleh
|
| .
Setelah itu pertukarkan baris pertama dan ketiga sehingga determinan
menjadi negatif,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
|
|
|
maka diperoleh
23
| .
Selanjutnya, untuk mengubah matriks tersebut menjadi matriks segitiga
dilakukan operasi baris elementer untuk membuat entri-entri pada
menjadi nol.
|
|
|
|
maka
|
| .
|
maka
| .
Jadi,
Suatu matriks persegi akan mempunyai invers jika determinan
matriks tersebut tidak sama dengan nol. Berikut disajikan definisi invers
dari sebuah matriks:
Definisi 2.14. Invers sebuah Matriks (Howard Anton, 2000: 65)
Jika A dan B adalah matriks persegi berukuran sama dan bisa didapatkan
sedemikian sehingga
maka matriks A disebut bisa dibalik
■
dan matriks B disebut invers dari matriks A.
Untuk selanjutnya, invers dari suatu matriks A dinyatakan dengan
simbol A-1. Sehingga
dan
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Untuk matriks persegi berukuran
24
inversnya dapat ditentukan
dengan menggunakan determinan dan adjoin. Misalkan untuk sebarang
matriks A maka
. Dengan syarat
Invers dari matriks berukuran
dapat
langsung
dicari
[
dengan
.
[
misalkan
aturan
sebagai
],
berikut:
].
Contoh 2.22
[
Misalkan terdapat matriks
] dan
[
Invers dari matriks A dapat diperoleh dengan
[
]
[
Kofaktor dari matriks B adalah:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
[
]
].
Invers dari matriks B dicari dengan menggunakan
|
].
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
|
|
25
|
|
|
|
|
|
| |
.
[
].
[
]
.
[
]
Invers matriks juga dapat dicari dengan bantuan matriks identitas I.
Langkah yang perlu ditempuh adalah membuat matriks gabungan [ | ]
kemudian mereduksi matriks A pada ruas kiri menjadi matriks I dengan
menggunakan operasi baris elementer. Operasi baris elementer yang sama
juga dilakukan pada matriks identitas, sehingga matriks I pada ruas kanan
akan tereduksi menjadi matriks B. Karena
adalah matriks
maka matriks B ini
. Untuk lebih jelasnya disajikan contoh sebagai berikut:
Contoh 2.23
Misalkan terdapat matriks
[
].
Invers dari matriks tersebut, diperoleh dengan bantuan matriks identitas I.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
Sehingga diperlukan matriks gabungan [ | ], sedemikian sehingga
[ | ]
[
|
], untuk mendapatkan
matriks A
direduksi menggunakan operasi baris elementer, sedemikian sehingga
menghasilkan matriks identitas.
Langkah yang perlu ditempuh adalah membuat elemen selain diagonal
utama menjadi nol.
[
|
]
[
|
[
|
]
]
|
[
]
|
|
[
]
[
|
[
]
Sehingga
.
[
]
]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
Invers matriks juga dapat dicari dengan menggunakan partisi. Misalkan
terdapat matriks A berukuran
matriks
, dengan
dan inversnya yaitu
, yang dipartisi menjadi matriks berordo sebagai berikut:
dan
[
.
[
]
Karena
]
maka diperoleh persamaan berikut:
[
][
]
[
(
)
(
]
Sehingga,
Misalkan
, maka
(
)
(
dengan syarat det
dan
)
)
(
) .
Contoh 2.24:
Tentukan invers dari
[
] menggunakan partisi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
Partisi matriks
[
].
]
[
[
]
[
][
]
][
[
]
)
[
(
[
[
],
[
][
][
(
[ ]
]
[
]
[
],
)
]
[
][
]
][
)
(
],
],
(
]
[
[ ]
)
[
],
]
(
Maka
]
[ ].
[
[
[
28
[
)
]
[
[
][
],
[
]
],
[
],
].
2. Sistem Persamaan Linear
Suatu persamaan linear dengan n variabel adalah persamaan dengan
bentuk:
(2.4)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dimana
dan b adalah bilangan real,
29
adalah
variabel.
Dengan demikian, suatu sistem persamaan linear dari n persamaan dalam n
variabel adalah
(2.5)
dengan
dan
adalah bilangan real.
Berikut disajikan contoh dari sistem persamaan linear dalam variabel
:
Contoh 2.25
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear, ada beberapa cara
yang bisa dipilih, misalnya dengan metode substitusi, eliminasi, dan
campuran keduanya. Namun, untuk sistem persamaan linear dengan
banyak variabel, cara tersebut dirasa tidak mudah dan cukup menyita
banyak
waktu.
Oleh
karena
itu
diperlukan
cara
lain
untuk
menyelesaikannya, yaitu dengan mengubah sistem persamaan tersebut
menjadi bentuk matriks, yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
(2.6)
[
]
[
]
atau jika diubah menjadi bentuk perkalian matriks
[
[
]
]
(2.7)
[
Misalkan
adalah
[
koefisien,
]
[
matriks
]
] adalah matriks untuk variabel, dan
adalah
[
]
matriks untuk konstanta, matriks-matriks tersebut dapat dinyatakan
sebagai
(2.8)
Untuk mendapatkan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut,
dapat digunakan beberapa cara, antara lain:
a. Dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan
Untuk
menyelesaikan
suatu
sistem
persamaan
linear
menggunakan metode ini, persamaan linear terlebih dahulu diubah
menjadi bentuk matriks yang diperbesar yaitu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
|
|
[ | ]
[
31
(2.9)
]
Kemudian dilakukan operasi baris elementer pada matriks
tersebut untuk mendapatkan matriks identitas pada matriks sebelah kiri
dan penyelesaian pada matriks sebelah kanan.
Contoh 2.26
Tentukan penyelesaian sistem persamaan linear:
Sitem persamaan tersebut jika dituliskan dalam bentuk matriks yang
diperbesar menjadi: [
|
]. Kemudian dilakukan operasi
baris elementer sebagai berikut:
[
|
[
[
]
|
|
[
[
]
[
|
]
|
]
|
]
[
[
]
|
|
]
]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
|
[
]
|
[
]
|
[
32
]
| ]
Maka nilai dari masing-masing variabel adalah
.
b. Dengan menggunakan invers matriks
Suatu sistem persamaan linear dapat dinyatakan dalam bentuk
(2.10)
Untuk mencari penyelesaiannya, dapat digunakan bantuan invers
matriks, yaitu
(2.11)
Invers dari matriks A diperoleh dengan menggunakan metode
partisi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan contoh.
Contoh 2.27
Tentukan penyelesaian sistem persamaan linear berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Bentuk perkalian matriks untuk sistem persamaan linear tersebut
[
adalah
][ ]
[ ], dan
[
[
].
[
Dengan
],
].
maka
dicari dengan menggunakan metode partisi.
[
Partisi matriks
[
].
]
[
[
]
[
][
]
][
[
[
],
[
)
],
[ ]
[
][
[ ]
]
[
],
[
],
(
][
][
(
)
]
(
[
)
(
]
],
]
(
[
]
[ ].
[
[
[
[
]
],
[
)
)
[
][
][
]
[
]
],
[
]
]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Maka
[
]
[
].
[
[
34
]
[
]
]
B. Istilah-istilah pada Rangkaian Listrik
Salah satu konsep dasar dalam analisis rangkaian listrik adalah konsep
muatan. Dalam ilmu fisika, muatan terdiri dari dua macam, yaitu muatan
positif (proton) dan muatan negatif (elektron). Muatan yang tidak berubah
terhadap waktu dipresentasikan oleh Q, sedangkan muatan yang berubah
terhadap waktu dipresentasikan dengan q. Namun arus sendiri didefinisikan
sebagai berikut:
Definisi 2.15. Arus (Sears & Zemansky, 1963: 502)
Arus (dinotasikan dengan I) adalah jumlah pemindahan rata-rata dari muatan
positif yang melewati suatu penampang penghantar atau dapat dikatakan
bahwa arus adalah jumlah muatan positif yang melewati penghantar per satuan
waktu.
■
Secara matematis arus dirumuskan dengan:
(2.9)
Dimana dq adalah muatan listrik yang bergerak dalam satuan Couloumb dan
dt adalah waktu yang dibutuhkan muatan tersebut untuk bergerak dalam
satuan detik. Satuan dari arus adalah Ampere (A).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(a)
35
(b)
Gambar 2.1. Salah satu cara mempresentasikan arus
Gambar 2.1 menunjukkan dua buah arus yang besarnya sama yaitu 2 A,
namun arahnya berlawanan, sehingga tandanya pun berlawanan.
Arus listrik mengalir pada rangkaian tertutup. Adanya arus listrik yang
mengalir pada suatu rangkaian listrik disebabkan oleh adanya perbedaan
potensial di antara dua buah titik dalam rangkaian tersebut. Arah aliran berasal
dari titik yang mempunyai beda potensial tinggi ke beda potensial rendah.
Beda potensial juga disebut dengan tegangan. Definisi beda potensial atau
tegangan disajikan sebagai berikut:
Definisi 2.16. Tegangan (Hayt & Kemmerly, 1990: 12)
Tegangan yang melewati suatu elemen listrik didefinisikan sebagai kerja yang
diperlukan untuk menggerakkan muatan positif sebesar 1 Couloumb dari satu
titik ujung ke titik ujung yang lain dari elemen tersebut.
■
Satuan dari tegangan adalah Volt (V).
Misakan terdapat suatu sumber tegangan yang digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.2. Sumber tegangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Misalkan diketahui besarnya tegangan pada gambar tersebut adalah 5
Volt. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tegangan atau beda potensial antara
titik A dengan titik B sebesar 5V. Dapat juga dikatakan titik A mempunyai
tegangan 5 V lebih tinggi daripada titik B. Dengan demikian
atau dapat juga dinyatakan
Seperti yang sudah disebutkan, arus listrik dapat mengalir pada
rangkaian tertutup. Rangkaian tertutup merupakan rangkaian listrik yang tidak
mempunyai ujung dan pangkal. Rangkaian listrik disusun oleh beberapa alat
listrik. Dalam pembahasan ini digunakan istilah elemen rangkaian pada alat
listrik. Berikut definisi dari elemen rangkaian listrik:
Definisi 2.17. Elemen Rangkaian (Hayt dkk, 2005:17)
Sebuah elemen rangkaian adalah model matematika dari sebuah alat listrik
yang mempunyai dua terminal (titik ujung), yang dapat dinyatakan oleh
hubungan antara tegangan dan arusnya seta tidak dapat dibagi lagi menjadi
alat lain yang mempunyai dua titik ujung.
■
Dengan kata lain, sebuah elemen rangkaian hanya mewakili satu alat
listrik. Elemen listrik terbagi atas elemen aktif dan elemen pasif. Elemen aktif
adalah elemen yang mampu menghasilkan energi dan menyalurkannya ke
jaringan. Menurut Chi Kong Tse (2002: 4), elemen aktif dibagi menjadi dua
yaitu sumber tegangan dan sumber arus.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
1. Sumber Tegangan
Sumber tegangan dibagi menjadi dua, yaitu sumber tegangan bebas
dan sumber tegangan tak bebas. Sumber tegangan bebas merupakan
sumber tegangan yang menghasilkan tegangan secara konstan, tidak
dipengaruhi kuat arus yang dihasilkan. Sedangkan sumber tegangan tak
bebas menghasilkan tegangan yang dipengaruhi oleh kuat arus yang
dihasilkan. Berikut adalah simbol tegangan bebas dan tak bebas:
(a)
(b)
Gambar 2.3 Sumber tegangan bebas (a) dan sumber tegangan tak bebas (b)
2. Sumber Arus
Sumber arus juga dibagi menjadi dua, yaitu sumber arus bebas dan
sumber arus tak bebas. Pada sumber arus bebas, arus yang dihasilkan tidak
tergantung pada tegangan. Sedangkan pada sumber arus tak bebas, arus
yang dihasilkan dipengaruhi oleh tegangan pada komponen lain. Berikut
adalah simbol arus bebas dan sumber arus tak bebas:
(a)
(b)
Gambar 2.4. Sumber arus bebas (a) dan sumber arus tak bebas (b)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Elemen
pasif
merupakan
elemen-elemen
yang
menyerap
38
atau
menyimpan energi dari sumber. Contoh dari elemen pasif adalah resistor,
kapasitor, dan induktor. Berikut ini adalah simbol dari resistor, kapasitor, dan
induktor tersebut:
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.5. Resistor (a), kapasitor (b), dan induktor (c)
Susunan dari elemen-elemen rangkaian menghasilkan jaringan maupun
rangkaian. Jaringan dan rangkaian didefinisikan sebagai berikut:
Definisi 2.18. Jaringan dan Rangkaian Listrik (Hayt dkk, 2005: 20)
Jaringan adalah sambungan antara dua atau lebih elemen rangkaian.
Sedangkan rangkaian listrik adalah jaringan mengandung sedikitnya satu buah
lintasan tertutup.
■
Elemen rangkaian dapat disusun menjadi rangkaian seri, paralel, dan
campuran seri paralel. Jika elemen listrik disusun menjadi suatu rangkaian
listrik yang hanya memiliki satu jalan bagi arus maka rangkaian yang
dihasilkan adalah rangkaian seri. Sedangkan jika terdapat beberapa jalan bagi
arus, maka rangkaian yang terbentuk adalah rangkaian paralel.
Contoh rangkaian seri dan paralel dari sumber tegangan dan resistor
disajikan pada contoh 2.28 berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
Contoh 2.28
Gambar 2.6. Rangkaian seri
Pada gambar 2.6 disajikan sebuah rangkaian seri dengan tiga buah
resistor R1, R2, dan R3 disusun secara berdampingan. Arus yang mengalir dari
sumber tegangan hanya memiliki satu jalur dan besarnya arus yang melalui
masing-masing resistor sama.
Contoh rangkaian paralel ditujukkan pada gambar berikut:
Gambar 2.7. Rangkaian paralel
Pada gambar 2.7 terdapat rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber
tegangan dan tiga buah resistor. Rangkaian ini memungkinkan adanya tiga
buah jalan arus, yakni jalan arus yang melalui R1, R2, dan R3. Dengan
demikian, arus yang mengalir dari sumber tegangan tersebut terbagi menjadi
tiga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
C. Simpul, Lintasan, Loop, Cabang, Jaring, dan Rangkaian Planar pada
Rangkaian Listrik
Elemen-elemen pada rangkaian listrik membentuk suatu hubungan.
Selanjutnya akan dibahas beberapa istilah mengenai hubungan antar elemen
rangkaian di dalam jaringan sederhana yang terdiri dari dari dua atau lebih
elemen rangkaian. Antara lain node, lintasan, loop, cabang, jaring dan
rangkaian planar. Berikut disajikan definisi dari istilah-istilah tersebut menurut
Hayt dkk (2005).
Jika terdapat dua atau lebih elemen rangkaian yang terhubung, maka
titik tempat terhubungnya elemen-elemen rangkaian tersebut dinamakan
simpul atau node. Berikut contoh simpul dalam suatu rangkaian:
Contoh 2.29
Gambar 2.8. Rangkaian listrik dengan dua sumber tegangan dan tiga resistor
Pada rangkaian tersebut, banyaknya simpul adalah 4 yaitu a, b, c, dan d.
Dalam hal ini simpul d=e=f, karena merupakan titik pertemuan dari
.
Jika dimulai pergerakan dari sebuah simpul melalui sebuah elemen
menuju pada simpul ujung yang lain kemudian melewati elemen rangkaian
yang lain menuju simpul berikutnya, dan seterusnya serta tidak ada simpul
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
yang dilewati lebih dari datu kali maka kumpulan simpul dan elemen yang
dilalui didefinisikan sebagai lintasan. Sebagai contoh, pada gambar 2.8, jika
bergerak dari simpul a menuju simpul c, maka akan terbentuk sebuah lintasan
yaitu
.
Lintasan tunggal di dalam sebuah jaringan yang terbentuk dari sebuah
elemen sederhana dan simpul pada masing-masing ujung elemen tersebut
disebut cabang. Sedangkan loop didefinisikan sebagai suatu lintasan tertutup
dimana simpul awal pergerakan sama dengan simpul akhir pergerakan.
Sebuah loop yang tidak mengandung loop lain di dalamya disebut sebagai
jaring.
Contoh 2.30. Lintasan, loop dan jaring:
Misal terdapat rangkaian listrik sederhana yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.9. Rangkaian listrik dengan simpul
Jika terdapat pergerakan yang dimulai dari simpul a menuju simpul c,
maka akan terbentuk sebuah lintasan yaitu
tersebut
mempunyai
5
cabang,
. Rangkaian listrik
yaitu
. Loop yang terbentuk pada rangkaian listrik tersebut
antara
lain
dan
. Sedangkan jaring yang terbenrtuk dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
rangkaian
listrik
tersebut
adalah
42
dan
.
Selain itu, terdapat pula istilah rangkaian planar. Berikut disajikan
definisi dari rangkaian planar beserta contohnya:
Definisi 2.19. Rangkaian Planar (Chi Kong Tse, 2002: 39)
Rangkaian planar adalah rangkaian yang tidak mengandung cabang yang
melewati sebelah atas atau bawah cabang-cabang lain manapun.
■
Dengan kata lain, tidak ada elemen rangkaian yang saling tumpang tindih.
Berikut disajikan contoh dari rangkaian planar dan non planar:
Contoh 2.31
(a)
(b)
Gambar 2.10. Rangkaian planar (a) dan rangkaian non planar (b)
D. Hukum-hukum pada Rangkaian Listrik
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm dikemukakan oleh fisikawan Jerman bernama George Simon
Ohm. Hukum Ohm merupakan suatu gagasan mengenai usaha untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
mengukur arus dan tegangan serta menerangkan dan menghubungkannya
secara matematis. Berikut bunyi Hukum Ohm:
Definisi 2.20. Hukum Ohm (Hayt & Kemmerly, 1990: 21)
Hukum Ohm mengatakan bahwa tegangan yang melintasi berbagai jenis
bahan pengantar adalah berbanding lurus kepada arus yang mengalir
■
melalui bahan tersebut.
Atau secara matematis, Hukum Ohm dinyatakan sebagai berikut:
(2.10)
Dimana
adalah tegangan,
terdapat pada penghantar, dan
penghantar tersebut. Karena
adalah resistansi atau hambatan yang
adalah arus yang mengalir melalui
maka
, dalam hal ini
dilambangkan dengan . G merupakan konduktansi atau kebalikan dari R.
2. Hukum Kirchhoff
Dalam suatu rangkaian listrik, tegangan dan arus yang mengalir dapat
dihitung dengan hukum Kirchhoff. Berikut isi dari hukum tersebut:
Definisi 2.21. Hukum Arus Kirchhoff (Hayt & Kemmerly, 1990: 23)
Hukum pertama Kirchhoff disebut Hukum Arus Kirchhoff (Kirchhoff’s
Current Law atau disingkat KCL) yang mengatakan bahwa jumlah aljabar
semua arus yang memasuki simpul atau titik cabang pada suatu rangkaian
listrik adalah nol.
Secara matematis, Hukum Arus Kirchhoff ditulis:
■
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
∑
∑
44
∑
Arus yang menuju simpul dinyatakan positif dan arus yang meninggalkan
simpul dinyatakan negatif (Zukhri, 2007:8).
Gambar 2.11. Penerapan Hukum Arus Kirchhoff pada simpul sederhana
Berdasarkan Hukum Arus Kirchhoff rangkaian pada gambar 2.11
dinyatakan sebagai:
atau
(2.12)
Definisi 2.22. Hukum Tegangan Kirchhoff (Hayt & Kemmerly, 1990: 24)
Hukum kedua Kirchhoff disebut Hukum Tegangan Kirchhoff (Kirchhoff’s
Voltage Law atau disingkat KVL) yang mengatakan bahwa jumlah aljabar
seluruh tegangan mengelilingi sebuah jalan tertutup dalam sebuah
rangkaian adalah nol.
■
Secara matematis, Hukum Tegangan Kirchhoff ditulis:
∑
Untuk memperjelas Hukum Tegangan Kirchhoff, disajikan gambar
sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Gambar 2.12. Rangkaian tiga sumber tegangan
Misalkan pergerakan tegangan dimulai dari titik a menuju titik b,
lalu dari b ke c dan kembali menuju titik a atau searah perputaran jarum
jam. Tegangan pada
bertanda positif (+), tegangan pada
negatif (-) dan tegangan pada
bertanda
juga negatif (-). Sehingga diperoleh
persamaan:
(2.14)
Untuk memperjelas pernyataan di atas, disajikan contoh dari Hukum
Tegangan Kirchhoff pada suatu rangkaian sederhana.
Contoh 2.31
Misalkan terdapat rangkaian sederhana seperti pada gambar 2.13:
Gambar 2.13. Rangkaian dua sumber tegangan dan sebuah resistor
Jika diketahui besarnya
, maka
tegangan yang mengalir melalui R dapat diketahui menggunakan Hukum
Tegangan Kirchhoff. Diperoleh persamaan:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
, dengan mensubstitusi nilai dari masing-masing
sumber tegangan didapat
. Sehingga nilai dari
diketahui, yaitu 12V.
E. Kerangka Pikir
Pada suatu rangkaian listrik, yang terdiri dari sebuah sumber tegangan
dan resistor yang disusun secara seri atau paralel sederhana, arus dan
tegangan yang melewati masing-masing elemen dapat dicari menggunakan
Hukum Ohm dan menggunakan resistor-resistor pengganti. Sedangkan untuk
rangkaian yang tersusun dari beberapa sumber tegangan dan resistor yang
disusun secara seri, namun resistor-resistornya tidak dapat direduksi
menggunakan resistor pengganti digunakan analisis loop.
Untuk rangkaian listrik yang tidak mengandung sumber arus digunakan
analisis jaring (mesh analysis), rangkaian disusun atas loop-loop yang paling
kecil atau jaring. Kemudian arus-arus ini disimbolkan dengan
dan
diasumsikan arus yang mengalir pada masing-masing jaring saling
independen. Pada masing-masing jaring diaplikasikan Hukum Tegangan
Kirchhoff sehingga diperoleh persamaan-persamaan tegangan dalam V. Untuk
mencari arus yang mengalir, digunakan Hukum Ohm untuk tegangantegangan pada resistor, sehingga nantinya akan didapat persamaan-persamaan
dalam I. Jika dalam rangkaian terdapat n buah jaring, maka akan diperoleh n
buah persamaan juga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Analisis simpul (nodal analysis) digunakan untuk mencari tegangan
yang mengalir pada elemen rangkaian untuk rangkaian yang tidak
mengandung sumber tegangan. Rangkaian disederhanakan sehingga tampak
simpul-simpul yang menghubungkan elemen rangkaian. Kemudian salah satu
simpul dipilih sebagai simpul referensi. Pada simpul-simpul yang lain,
tegangan simpul yang relatif terhadap simpul referensi dilambangkan dengan
. Setelah itu, aplikasikan Hukum Arus Kirchhoff pada masingmasing simpul sehingga diperoleh persamaan-persamaan dalam I. Setelah itu,
aplikasikan Hukum Ohm pada arus-arus resistor sehingga akan terbentuk
persamaan-persamaan dalam V pada masing-masing simpul. Jika dalam
rangkaian terdapat n buah simpul, setelah dipilih satu simpul referensi, akan
tersisa (n-1) simpul, yang nantinya akan menghasilkan (n-1) persamaan pula.
Persamaan-persamaan tersebut kemudian dinyatakan dalam bentuk
matriks. Lalu dicari penyelesaiannya menggunakan metode eliminasi GaussJordan dan invers matriks.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
Aplikasi Matriks pada Penyelesaian Rangkaian Listrik
Permasalahan yang sering dihadapi pada suatu rangkaian listrik adalah
bagaimana menentukan tegangan atau arus yang mengalir pada tiap-tiap elemen
rangkaian dengan nilai dari sumber-sumbernya diketahui. Rangkaian listrik, yang
terdiri dari satu sumber tegangan dan beberapa resistor, yang disusun secara seri
atau paralel sederhana besarnya arus dan tegangan yang melewati masing-masing
elemen dapat dicari menggunakan Hukum Ohm dan dengan menggunakan
resistor-resistor pengganti.
Untuk rangkaian yang tersusun dari beberapa sumber tegangan dan resistor
yang disusun secara seri, namun resistor-resistornya tidak dapat direduksi
menggunakan resistor pengganti digunakan analisis loop. Aplikasi Hukum
Tegangan Kirchhoff pada loop akan menghasilkan persamaan tegangan dalam V.
Untuk memperoleh arus yang mengalir pada resistor, digunakan Hukum Ohm
yaitu
. Sehingga nantinya akan didapat persamaan dalam I.
Pada rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih loop besarnya arus atau
tegangan dicari menggunakan bantuan Hukum Kirchhoff. Untuk rangkaian yang
tidak mengandung sumber arus digunakan analisis jaring, sedangkan untuk
rangkaian yang tidak mengandung sumber tegangan digunakan analisis simpul.
Berikut akan dibahas beberapa langkah dalam menganalisis suatu rangkaian
listrik:
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
A. Analisis Loop Tunggal pada Rangkaian Seri yang Tidak Mengandung
Sumber Arus
Misalkan terdapat n buah sumber tegangan dan n buah resistor yang
dirangkai dalam sebuah rangkaian seri sebagai berikut:
Gambar 3.1. Rangkaian seri dengan n elemen
Pada rangkaian tersebut resistor tidak dapat direduksi langsung menjadi
sebuah resistor pengganti, sehingga arus dan tegangan yang mengalir tidak
dapat langsung dicari menggunakan Hukum Ohm saja.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencari besarnya arus dan
tegangan yang mengalir adalah menggunakan analisis loop. Rangkaian
tersebut hanya memiliki satu buah jalan arus. Hal ini berarti rangkaian tersebut
hanya terdiri dari satu buah loop saja. Arah loop ini diasumsikan searah
dengan perputaran jarum jam. Sedangkan arah arus sendiri diasumsikan sama
dangan arah loop.
Misalkan dimulai suatu pergerakan dari suatu simpul menuju simpul
yang lain. Jika dalam pergerakan loop menemui terminal negatif dari suatu
sumber tegangan (
) maka sumber tegangan tersebut bertanda negatif (
)
sedangkan jika bertemu dengan terminal positif dari sumber tegangan, maka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sumber tegangan tersebut bertanda positif pula (
50
). Loop yang bertemu
dengan resistor, selalu diasumsikan bertemu dengan terminal positif dari
resistor tersebut, sehingga tegangan dari resistor (
) akan selalu bernilai
positif.
Aplikasikan Hukum Arus Kirchhoff pada loop tersebut, maka akan
didapat persamaan-persamaan dalam V. Setelah itu, Hukum Ohm digunakan
pada elemen-elemen resistif sehingga akan didapatkan persamaan-persamaan
dalam I.
Perhatikan gambar berikut:
Gambar 3.2. Rangkaian yang dilengkapi dengan referensi arus dan tegangan
Misalkan, pergerakan loop dimulai dari simpul 1, loop bergerak
menemui elemen negatif dari
negatif (
tegangan pada
, sehingga tegangan pada
bertanda
). Kemudian loop menuju elemen positif pada
, sehingga
bertanda positif (
, maka tegangan pada
, sehingga tegangan pada
). Loop menuju elemen positif dari
bernilai positif. Loop menuju elemen positif
bernilai positif juga (
). Begitu seterusnya
sampai elemen ke-n. Misalkan pada elemen ke-n loop bertemu dengan
terminal positif dari sumber tegangan. Kemudian loop bergerak kembali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
menuju simpul a, sehingga akan diperoleh sebuah persamaan tegangan sebagai
berikut:
(3.1)
Untuk mencari besarnya arus yang mengalir digunakan Hukum Ohm
untuk resistor, dimana
Sehingga
persamaan (3.1) akan menjadi:
(3.2)
Adanya Hukum Arus Kirchhoff menjamin bahwa arus yang mengalir
besarnya sama, karena arus masuk melalui satu simpul dan keluar melalui satu
simpul juga. Oleh karena besarnya arus yang mengalir pada masing-masing
elemen sama, maka
maka persamaan tersebut dapat
disederhanakan menjadi:
(
)
(
)
(
)
(
)
(3.3)
Atau
(
)
(
)
(
)
Secara umum, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai:
∑
∑
Dimana I adalah arus yang mengalir pada rangkaian, ∑
adalah
jumlah seluruh sumber tegangan dengan memperhatikan tanda referensi, jika
loop bertemu dengan teminal negatif sumber tegangan, maka untuk persamaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
ini sumber tegangan tersebut diberi tanda positif, begitu juga sebaliknya, dan
∑
adalah jumlah seluruh resistansi resistor yang terdapat pada rangkaian.
Arus inilah yang mengalir pada masing-masing resistor. Jika arus yang
dihasilkan bernilai positif, maka arah arus yang sebenarnya searah dengan
arah loop, sebaliknya jika arus yang dihasilkan bernilai negatif, maka arah
arus yang sebenarnya berlawanan dengan arah loop. Arus negatif akan
mengakibatkan tegangan pada resistor bernilai negatif juga. Jika tegangan
pada resistor benilai negatif, maka hal ini berarti arah tegangan yang
sebenarnya berlawanan dengan arah loop. Untuk lebih jelasnya disajikan
gambar berikut:
Gambar 3.3. Sebuah sumber tegangan dan arah arusnya
Pada gambar tersebut tegangan pada simpul a lebih tinggi dari tegangan
pada simpul b, maka besarnya tegangan dari simpul a ke simpul b bernilai
positif. Hal ini mengakibatkan arus yang mengalir dari simpul a ke b bernilai
positif juga. Sebaliknya tegangan dari simpul b ke simpul a akan bernilai
negatif karena tegangan pada simpul b lebih rendah daripada simpul a yang
mengakibatkan arah arus berlawanan dengan arah arus yang sebenarnya,
sehingga arus akan bernilai negatif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan contoh yang berkaitan dengan
analisis loop:
Contoh 3.1
Misalkan terdapat rangkaian dua sumber tegangan
serta dua resistor
dan
dan
seperti gambar 3.3 berikut:
Gambar 3.4. Loop rangkaian listrik dengan dua sumber tegangan dan resistor
Besarnya arus yang mengalir pada rangkaian dan tegangan pada resistor
dapat dicari menggunakan analisis loop. Misalkan loop bergerak dari titik a,
loop akan bertemu dengan terminal negatif dari
bertanda negatif (
sehingga tegangan pada
terminal positif dari
). Loop menuju terminal positif pada
bertanda positif (
,
). Kemudian loop menuju
bertanda positif (
, maka tegangan pada
Terakhir, loop menuju terminal positif
bertanda positif (
, sehingga tegangan pada
).
, sehingga tegangan pada
). Sehingga Hukum Tegangan Kirchhoff yang terdapat
pada rangkaian tersebut adalah:
. Aplikasikan
Hukum Ohm untuk tegangan elemen resistif, diperoleh:
, karena dalam rangkaian seri besarnya arus yang mengalir pada
rangkaian tertutup adalah sama, maka
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
atau
∑
Jika digunakan rumus
∑
54
.
, maka
.
Arus tersebut bertanda negatif, artinya arah arus yang sebenarnya berlawanan
dengan arah loop.
Besarnya arus sudah diketahui, maka tegangan pada resistor dapat diketahui,
yaitu tegangan pada
atau
dan pada resistor
atau
.
Ini berarti tegangan yang mengalir pada resistor berlawanan arah dengan arah
loop.
B. Analisis
Jaring
(Mesh
Analysis)
pada
Rangkaian
yang
Tidak
Mengandung Sumber Arus
Analisis jaring merupakan perluasan dari analisis loop, dimana
rangkaian yang dianalisis terdiri lebih dari satu loop. Analisis jaring ini
berlaku pada rangkaian listrik yang tidak mengandung sumber arus atau dalam
hal ini rangkaian yang tersusun atas sumber tegangan dan resistor saja.
Rangkaian yang dianalisis biasanya merupakan rangkaian paralel dengan lebih
dari satu sumber tegangan dan resistor, dimana resistor-resistor ini sulit
direduksi menggunakan resistor pengganti.
Contoh rangkaian yang dianalisis menggunakan metode analisis jaring
disajikan sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Gambar 3.5. Rangkaian yang terdiri dari 2 sumber tegangan dan resistor
Untuk menganalisis rangkaian menggunakan analisis jaring, rangkaian
disusun atas jaring atau loop-loop paling sederhana (dimana loop tidak
mengandung loop lain di dalamnya). Arus-arus pada rangkaian diasumsikan
mengalir mengelilingi jaring (searah dengan jaring yang sudah ditentukan).
Jaring-jaring yang terbentuk ini disimbolkan dengan
Arus-arus
yang mengalir mengelilingi jaring diasumsikan saling independen. Independen
di sini maksudnya arus pertama tidak mempengaruhi arus kedua, arus kedua
tidak mempengaruhi arus pertama dan ketiga, dan seterusnya.
Setelah itu, aplikasikan Hukum Tegangan Kirchhoff pada masingmasing jaring. Dengan pengaplikasian Hukum Tegangan Kirchhoff akan
diperoleh persamaan-persamaan tegangan dalam V. Untuk mencari besarnya
arus yang mengalir pada jaring, digunakan Hukum Ohm untuk tegangantegangan pada resistor, sehingga akan didapatkan persamaan-persamaan linear
dalam I.
Jika terdapat elemen rangkaian yang dilalui oleh dua jaring, misalkan
, maka arus yang mengalir melalui elemen tersebut adalah sama
dengan jumlah arus-arus yang melaluinya. Namun perlu diperhatikan pula
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
arah jaring yang melalui elemen rangkaian tersebut. Misalkan resistor R dilalui
oleh dua buah jaring
yang berlawanan arah, maka arus yang melalui
resistor tersebut adalah
atau
tergantung dari jaring yang sedang
ditinjau. Sebagai contohnya disajikan gambar berikut:
Gambar 3.6. Rangkaian dengan dua jaring
Pada rangkaian tersebut
dilalui oleh dua buah jaring
saling berlawanan arah. Jika ditinjau dari
resistor tersebut adalah
yang
maka arus yang mengalir melalui
, sedangkan jika ditinjau dari
arus yang
mengalir melalui resistor tersebut adalah
Jika terdapat n buah jaring pada rangkaian, maka akan diperoleh n buah
persamaan linear pula dalam n variabel.
Persamaan linear untuk jaring pertama:
(3.6)
Jaring kedua:
(3.7)
Dan seterusnya, hingga didapat persamaan untuk jaring ke-n:
(3.8)
Jika persamaan-persamaan jaring tersebut dinyatakan dalam bentuk matriks,
maka akan terlihat bentuk seperti berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
]
[
]
57
(3.9)
Atau jika dibentuk perkalian dua buah matriks adalah sebagai berikut:
[
][ ]
[
]
(3.10)
adalah koefisien dari arus dan dinyatakan dengan matriks R.
Koefisien ini merupakan besarnya resistansi dari resistor-resistor pada
rangkaian. Sedangkan
adalah arus yang mengalir pada jaring,
dinyatakan dengan matriks kolom I, dan
, adalah sumber-
sumber tegangan yang mengalir pada rangkaian, dinyatakan dengan matriks
kolom Vs.
Matriks resistansi R merupakan matriks simetris yang tersusun atas
resistansi-resistansi dari resistor. Secara langsung, matriks R dapat disusun
sebagai berikut:
Jaring 1
Jaring 2
Jaring ke-n
Jaring 1
Jaring 2
Jaring ke-n
Entri-entri pada diagonal utama matriks ini merupakan jumlahan dari
resistansi-resistansi resistor yang mengelilingi jaring. Misalkan, untuk
merupakan jumlahan dari nilai resistansi yang mengelilingi jaring 1,
merupakan jumlahan dari nilai resistansi yang mengelilingi jaring 2, dan
seterusnya sampai jaring ke-n.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Entri-entri selain diagonal utama atau
58
merupakan nilai-nilai negatif
dari resistansi yang terletak pada jaring ke-i dan ke-j. Misalkan, untuk
merupakan nilai negatif dari resistansi yang dilalui oleh jaring 1 dan jaring 2.
merupakan nilai negatif dari resistansi yang dilalui oleh jaring 1 dan jaring
3, dan seterusnya.
Untuk entri pada matriks sumber Vs dikonstruksikan sedemikian
sehingga untuk entri ke-j adalah jumlah sumber tegangan yang mengelilingi
jaring ke-j. Tegangan diberi tanda positif jika arah jaring menuju terminal
negatif sumber tegangan, begitu pula sebaliknya.
Jika koefisien dari arus dinyatakan dengan matriks R, variabel tegangan
dinyatakan dengan matriks kolom I, dan sumber-sumber arus dengan matriks
kolom Vs, maka bentuk perkalian matriks tersebut dapat dinyatakan dengan:
RI= Vs
(3.11)
Untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaan tersebut, yaitu nilainilai dari I dapat digunakan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan
invers matriks R. Karena R merupakan suatu matriks, maka nilai-nilai dari I
dapat diketahui dengan
I=R-1 Vs
(3.12)
Nilai dari R-1 dapat dicari dengan menggunakan partisi matriks.
Selain itu, karena RI= Vs merupakan suatu sistem n persamaan linear
dengan n variabel, maka nilai I dapat ditentukan dengan menggunakan
matriks-matriks yang diperbesar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Jika arus yang dihasilkan positif, maka arah arus sama dengan arah
jaring. Begitu sebaliknya, jika arus yang dihasilkan negatif maka arah arus
yang sebenarnya berlawanan dengan arah jaring.
Setelah arus-arus pada jaring diketahui, maka arus yang mengalir
melalui masing-masing resistor dapat diketahui. Misalkan pada suatu resistor
dikelilingi dua arus jaring, maka arus yang mengalir pada resistor tersebut
merupakan jumlah dari dua arus jaring tersebut dengan memperhatikan arah
jaring yang melaluinya. Misalkan resistor R dilalui dua buah arus jaring
yang aranya berlawanan, maka arus pada resistor tersebut adalah
(3.13)
Jika arus pada masing-masing resistor diketahui, maka besarnya
tegangan pada resistor tersebut dapat diketahui menggunakan Hukum Ohm,
sehingga tegangan pada resistor yang dilalui oleh dua jaring i dan j adalah
(
)
(3.14)
Untuk lebih jelasnya, disajikan contoh 3.2 berikut:
Contoh 3.2
Misalkan terdapat rangkaian listrik seperti ditunjukkan pada gambar 3.7
berikut. Tentukan arus dan tegangan yang mengalir pada masing-masing
resistor, jika diketahui
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Gambar 3.7. Rangkaian yang tersusun atas 2 sumber tegangan dan 9 resistor
Arus dan tegangan yang mengalir dalam rangkaian dapat dicari dengan
menggunakan analisis jaring.
Pada rangkaian tersebut terdapat 5 buah jaring. Jika diperjelas, rangkaian
tersebut akan tampak seperti pada gambar 3.8 berikut:
Gambar 3.8. Rangkaian yang sudah dilengkapi dengan arah jaring
Andaikan arah arus sama dengan arah jaring, beri simbol
pada masing-masing jaring.
Secara langsung, entri-entri pada matriks resistansi dapat ditentukan sebagai
berikut:
,
,
,
,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
,
(resistor yang dilalui jaring 1 dan 2 yaitu
),
(tidak ada resistor yang dilalui jaring 1 dan 3),
(resistor yang dilalui jaring 1dan 4 yaitu
),
(tidak ada resistor yang dilalui oleh jaring 1dan 5),
(resistor yang dilalui oleh jaring 2 dan 3, yaitu
),
(resistor yang dilalui oleh jaring 2 dan 4, yaitu
),
(tidak ada resistor yang dilalui oleh jaring 2 dan 5),
(tidak ada resistor yang dilalui oleh jaring 3 dan 4),
(resistor yang dilalui oleh jaring 3 dan 5, yaitu
),
(resistor yang dilalui oleh jaring 4 dan 5, yaitu
),
Sehingga, matriks resistansi, matriks arus jaring, dan matriks sumber
tegangan dapat dinyatakan dengan:
5 -2 0 -1
-2 4 -1 -1
0 -1 6 0
-1 -1 0 3
0 0 -3 -1
0
0
-3
-1
5
=
143
0
0
-43
0
Atau jika dilakukan langkah-langkah melalui Hukum Kirchhoff adalah
sebagai berikut:
Misalkan arah arus sama dengan arah jaring, maka beri simbol
pada masing-masing jaring.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Kemudian aplikasikan Hukum Tegangan Kirchhoff pada masing-masing
jaring, maka didapat:
Pada jaring ke-1:
Pada jaring ke-2:
Pada jaring ke-3:
Pada jaring ke-4:
Pada jaring ke-5:
Kemudian aplikasikan Hukum Ohm, dimana
, pada arus yang
melewati resistor, akan diperoleh persamaan tiap simpul sebagai berikut:
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
Masukkan nilai-nilai dari sumber tegangan dan resistor pada masing-masing
jaring, maka akan diperoleh persamaan-persamaan linear sebagai berikut:
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
(
)
(
)
)
Sederhanakan persamaan-persamaan di atas, menjadi:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Jika persamaan-persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk matriks, maka
diperoleh bentuk sebagai berikut:
5 -2 0 -1
-2 4 -1 -1
0 -1 6 0
-1 -1 0 3
0 0 -3 -1
0
0
-3
-1
5
=
143
0
0
-43
0
Bentuk tersebut dapat disimbolkan dengan RI=Vs
Untuk mencari nilai-nilai dari I digunakan cara sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan matriks yang diperbesar
5
-2
0
-1
0
-2
4
-1
-1
0
0
-1
6
0
-3
1 -2/5
-2
4
0
-1
-1
-1
0
0
1
0
0
0
0
-2/5
16/5
-1
-7/5
0
-1
-1
0
3
-1
0
0
-3
-1
5
0 -1/5
-1
-1
6
0
0
3
-3
-1
0
-1
6
0
-3
-1/5
-7/5
0
14/5
-1
143
0
0
-43
0
H1(1/5)
0 143/5
0
0
-3
0
-1
-43
5
0
0
0
-3
-1
5
143/5
286/5
0
-43/5
0
~
H21(2)
~
H41(1)
H2(5/16)
~
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1 -2/5
0
1
0
-1
0 -7/5
0
0
0
-5/16
6
0
-3
-1/5
-7/16
0
14/5
-1
0 143/5
0 143/8
-3
0
-1 -72/5
5
0
1
0
0
0
0
0
-1/8
-3/8
1 -5/16 -7/16
0 91/16 -7/16
0 -7/16 35/16
0
-3
-1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
-1/8
-5/16
1
-7/16
-3
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
-5/13
-6/91 252/7
0
-6/13 -15/91 132/7
1
-1/13 -48/91 22/7
0 28/13 -16/13
12
0 -16/13 311/91 66/7
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0 143/4
0 136/8
-3 143/8
-1 85/8
5
0
0
0
0
1
0
H3(16/91)
~
H13(1/8)
H23(5/16)
~
H43(7/16)
H53(3)
-3/8
0 143/4
-7/16
0 136/8
-1/13 -48/91 22/7
35/16
-1 85/8
-1
5
0
0
-5/13
-6/91 253/7
0
-6/13 -15/91 132/7
1
-1/13 -48/91 22/7
0
1
-4/7 39/7
0 -16/13 311/91 66/7
0
0
1
0
0
H12(2/5)
~
H32(1)
H42(7/5)
-2/7
-3/7
-4/7
-4/7
19/7
268/7
150/7
25/7
39/7
114/7
~
H4(38/12)
H14(5/13)
H24(6/13)
H34(1/13)
H54(16/13)
~
H5(7/19)
64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
-2/7
-3/7
-4/7
-4/7
1
268/7
150/7
25/7
39/7
6
H15(2/7)
H25(3/7)
H35(4/7)
H45(4/7)
0 40
0 24
0 7
0 9
1 6
2. Dengan menggunakan invers dari matriks R
R-1 diperoleh dengan menggunakan partisi matriks R, sebagai berikut:
5
-2
0
-1
0
R=
(
)
(
-2
4
-1
-1
0
0
-1
6
0
-3
)
-1
-1
0
3
-1
(
0
0
-3
-1
5
)
(
)
dan
[(
)
(
[
)
Kofaktor dari matriks
(
)]
],
(
)
|
(
.
[(
[
[
],
)
adalah:
|
(
)
)
(
)]
],
[ ]
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(
)
|
|
(
(
)
|
|
( )
(
)
|
|
(
(
)
|
|
(
)
|
|
(
)
|
(
)
|
(
)
|
|
( )
(
)
|
|
(
(
)
|
|
(
)
|
|
(
(
)
|
|
(
)
)
(
(
)
(
|
(
|
)
)
)
(
)
)
)
)
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(
)
|
|
(
)
|
|
(
)
|
|
(
)
(
|
)
|
)
(
)
(
(
)(
[
].
[
]
[
)
)
)
(
)(
[
])
]
((
[ ]
(
(
[
))
](
[
]
)
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[ ]
[
]
[ ]
[
[
[
]
[
]
]
]
(
)
(
)
(
[
]
[
([
]
][
([
[
)
]))
[
[
]
]
[
]
][
]
]
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
]
[
]
[
]
(
)
[
([
][
]
]
(
[
][
[
][
[
)
[
]
]
[
]
)
][
]
]
[
]
69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
187/532
69/266
51/532
127/532
2/19
69/266
66/133
43/266
81/266
3/19
51/532
43/266
159/532
83/532
4/19
127/532
81/266
83/532
311/532
4/19
2/19
3/19
4/19
4/19
7/19
I=R-1VS, maka
[
[
]
]
[
[ ]
[
]
]
Jadi besarnya
Besarnya arus yang mengalir melalui masing-masing resistor adalah
.
70
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa arus yang mengalir melalui
sebesar 16 A
searah dengan jaring pertama, arus yang mengalir melalui
sebesar 15 A
dan arus yang mengalir melalui
arus yang mengalir melalui
sebesar 17 A searah dengan jaring kedua,
sebesar 1 A dan yang melalui
sebesar 7 A
searah dengan jaring ketiga. Arus yang mengalir melalui
sebesar 31 A
searah dengan jaring pertama, arus yang mengalir melalui
sebesar 3 A
searah dengan jaring keempat, arus yang mengalir melalui
sebesar 40 A
searah dengan jaring pertama dan terakhir arus yang mengalir melalui
sebesar 6 A searah dengan jaring kelima.
Tegangan yang mengalir pada masing-masing resistor dapat dicari, yaitu:
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
(
)
(
(
)
(
)
)
)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C. Analisis
Simpul
(Nodal
Analysis)
pada Rangkaian
72
yang Tidak
Mengandung Sumber Tegangan
Cara lain untuk menganalisis rangkaian listrik adalah dengan
menggunakan metode analisis simpul. Analisis simpul digunakan pada
rangkaian yang tidak mengandung sumber tegangan.
Untuk menganalisis rangkaian mengunakan metode simpul, rangkaian
perlu disederhanakan sehingga tampak simpul-simpul yang menghubungkan
masing-masing elemen rangkaian. Setelah itu, dipilih salah satu simpul
sebagai simpul referensi. Tegangan pada simpul referensi ini diasumsikan
sebesar nol. Simpul referensi ini dipilih berdasarkan simpul yang terhubung
pada elemen rangkaian yang paling banyak. Hal ini dilakukan untuk
menyederhanakan proses pengerjaan. Misalkan, jika pada suatu rangkaian
terdapat n buah simpul maka setelah dipilih satu simpul referesi masih akan
tersisa (
) buah simpul lain yang akan dianalisis.
Jika simpul referensi sudah ditentukan, maka selanjutnya definisikan
tegangan relatif diantara setiap simpul dan simpul referensi. Tegangan pada
simpul 1 yang relatif terhadap simpul referensi disimbolkan dengan
,
tegangan pada simpul 2 yang relatif terhadap simpul referensi disimbolkan
dengan
, dan seterusnya sampai tegangan pada simpul ke-(
relatif terahadap simpul referensi disimbolkan dengan
) yang
.
Pada masing-masing simpul, selain simpul referensi, diaplikasikan
Hukum Arus Kirchhoff. Hukum ini mengatakan bahwa jumlah aljabar semua
arus yang memasuki simpul pada suatu rangkaian listrik adalah nol. Arus yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
masuk ke simpul dinyatakan positif dan arus yang keluar dari simpul
dinyatakan negatif. Akibat dari pengaplikasian Hukum Arus Kirchhoff adalah
terbentuk persamaan-persamaan dalam I pada masing-masing simpul. Dengan
demikian untuk n buah simpul akan terbentuk (n-1) buah persamaan dalam
variabel I. Kemudian aplikasikan Hukum Ohm untuk arus-arus yang melewati
resistor. Sehingga akan didapat (n-1) buah persamaan-persamaan linear dalam
(n-1) variabel V.
Persamaan-persamaan linear tersebut disajikan sebagai berikut:
Persamaan untuk simpul pertama:
(3.15)
Persamaan untuk simpul kedua:
(3.16)
):
Dan seterusnya, hingga didapat persamaan untuk simpul ke-(
(
)
(
)
(
)(
(3.17)
)
Jika persamaan-persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk matriks, maka
akan terlihat bentuk seperti berikut:
[
]
(
)
(
)
(
)(
[
]
(3.18)
)
Atau jika dibentuk perkalian matriks menjadi:
[
][
(
)
(
)
(
)(
)
]
[
]
(3.19)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dengan
(
)(
)
74
adalah koefisien dari tiap tegangan. Koefisien
ini merupakan besarnya konduktansi dari resistor rangkaian, dimana
sehingga G disebut sebagai matriks konduktansi. Untuk
,
adalah
besarnya tegangan dari masing-masing simpul yang belum diketahui.
Sedangkan
adalah besarnya sumber-sumber arus yang
mengalir menuju simpul.
Matriks konduktansi G merupakan matriks simetris yang tersusun atas
konduktansi-konduktansi dari resistor. Secara langsung, matriks G dapat
disusun sebagai berikut:
Simpul 1
Simpul 2
Simpul ke-(n-1)
Simpul 1
Simpul 2
Simpul ke(n-1)
(
)
(
)
(
(
)
(
)
)(
)
Entri pada diagonal utama matriks ini merupakan jumlahan dari
konduktansi-konduktansi resistor yang mengelilingi simpul. Misalkan, untuk
merupakan jumlahan dari nilai konduktansi yang mengelilingi simpul 1,
merupakan jumlahan dari nilai konduktansi yang mengelilingi simpul 2,
dan seterusnya sampai simpul ke-(n-1).
Entri selain diagonal utama merupakan nilai-nilai negatif dari
konduktansi yang terkait. Misalkan, untuk
merupakan nilai negatif dari
konduktansi yang terletak di antara simpul 1 dan simpul 2.
merupakan
nilai negatif dari konduktansi yang terletak di antara simpul 1 dan simpul 3,
dan seterusnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Untuk entri pada matriks sumber Cs dikonstruksikan sedemikian
sehingga untuk entri ke-j adalah jumlah arus-arus yang memasuki atau
meninggalkan simpul ke-j.
Jika matriks koefisien tegangan dinyatakan dengan matriks G, matriks
variabel tegangan dinyatakan dengan matriks V, dan sumber-sumber arus
dengan matriks Cs, maka perkalian matriks tersebut dapat dinyatakan dengan:
GV=Cs
(3.20)
Untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaan tersebut, dapat
digunakan beberapa cara. Cara pertama yang dapat dilakukan adalah
menggunakan invers dari matriks G. Nilai-nilai dari V dapat diketahui dengan
V=G-1Cs
(3.21)
Nilai dari G-1 sendiri dapat dicari dengan menggunakan metode reduksi
baris.
Setelah nilai dari masing-masing tegangan simpul diketahui, tegangan
pada masing-masing resistor yang terletak di antara dua simpul
dapat diketahui dengan
(3.22)
Setelah tegangan pada masing-masing resistor diketahui, maka besarnya
arus yang mengalir pada resistor, atau disebut arus cabang dapat diketahui.
Jika terdapat sebuah resistor dengan resistansi R berada di antara simpul i dan
j, maka arus cabang di tempat resistor tersebut ditentukan dengan
(
)
(
)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
Untuk lebih jelasnya, disajikan contoh 3.3 berikut:
Contoh 3.3
Misalkan terdapat suatu rangkaian listrik seperti pada gambar 3.9.
Gambar 3.9. Rangkaian dengan dua sumber arus dan sembilan resistor
Dari gambar tersebut, diketahui bahwa terdapat dua sumber arus yaitu
selain itu rangkaian tersebut terdiri dari 5 buah
resistor yang masing-masing mempunyai resistansi sebesar:
.
Tentukan tegangan pada masing-masing simpul dan arus yang mengalir pada
resistor!
Tegangan yang terdapat pada masing-masing simpul dapat dicari dengan
menggunakan analisis simpul.
Pada rangkaian tersebut terdapat 6 buah simpul. Jika diperjelas, rangkaian
tersebut akan tampak seperti pada gambar 3.10 berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Gambar 3.10. Rangkaian beserta tanda simpul dan arusnya
Simpul referensi dipilih berdasarkan cabang yang paling banyak yaitu simpul
keenam dan disimbolkan dengan
. Setelah itu, beri simbol
pada simpul yang lain.
Secara langsung, entri-entri pada matriks resistansi dapat ditentukan sebagai
berikut:
.
,
,
,
,
(resistor di antara simpul 1 dan 2 yaitu
),
(resistor di antara simpul 1 dan 3, yaitu
),
(tidak ada resistor di antara simpul 1 dan 4),
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
(tidak ada resistor di antara 1dan 5),
(resistor di antara simpul 2 dan 3, yaitu
),
(tidak ada resistor di antara simpul 2 dan 4),
(tidak ada resistor di antara simpul 2 dan 5),
(resistor di antara simpul 3 dan 4, yaitu
),
(resistor di antara simpul 3 dan 5, yaitu
(resistor di antara simpul 4 dan 5, yaitu
),
),
Sehingga, matriks konduktansi, matriks tegangan simpul, dan matriks sumber
arus dapat dinyatakan dengan:
[ ]
[
[ ]
]
Atau jika dilakukan langkah-langkah melalui Hukum Kirchhoff adalah
sebagai berikut:
Aplikasikan Hukum Arus Kirchhoff pada masing-masing simpul, maka
didapat:
Pada simpul ke-1:
Pada simpul ke-2:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Pada simpul ke-3:
Pada simpul ke-4:
Pada simpul ke-5:
Kemudian aplikasikan Hukum Ohm, dimana
, pada arus yang melewati
resistor, akan diperoleh persamaan tiap simpul sebagai berikut:
Masukkan nilai-nilai dari sumber arus dan resistor pada masing-masing
simpul:
Sederhanakan persamaan-persamaan di atas, menjadi:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Jika persamaan-persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk matriks, maka
diperoleh bentuk:
[ ]
[ ]
[
]
Jika disimbolkan dengan matriks menjadi GV=Cs
Untuk mencari nilai-nilai dari V digunakan beberapa cara, antara lain:
1. Dengan menggunakan matriks yang diperbesar
|
|
|
[
]
Lakukan operasi baris elementer untuk mendapatkan penyelesaian dari V.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
-1
-1
0
0
1
-1
-1
0
0
1
0
0
0
0
-1
3/2
-1/2
0
0
-1/2
3/2
-1/2
0
0
-1/2
1
-1
0
0
-1
-1/2
3
-1/2
-1/2
-1/2
-1/2
3
-1/2
-1/2
-1/2
-1
5/2
-1/2
-1/2
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
-1
-1
3/2
-1/2
-1/2
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
-1
-1
1
-1/2
-1/2
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
-1/2
4/3
-1/3
3
0
0
0
4
0
0
-1/2
4/3
-1/3
0 3/2
0
0
-1/2
0
-1/3
0
5/6
4
0
0
-1/2
4/3
-1/3
0
0
-1/2
-1/3
5/6
0
0
-1/2
4/3
-1/3
3/2
3/2
3/2
0
4
0 9/4
0 3/2
-1/2
3
-1/3
0
5/6
4
0
0
-1/3
4/3
-1/3
-1/3
-1/3
-1/3
7/6
-1/2
0
0
-1/2
-1/3
5/6
0 9/4
0 3/2
-1/3
2
-1/3
0
5/6
4
-1/3 17/4
-1/3
7/2
-1/3
2
-1/2
1
2/3
5
H1(1/2)
~
H21(1)
H31(1)
~
H12(1/2)
~
H32(1)
H3(2/3)
~
H13(1)
H23(1)
~
H43(1/2)
H53(1/2)
~
H4(6/7)
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
-1/3
-1/3
-1/3
1
-1/2
-1/3 17/4
-1/3
7/2
-1/3
2
-3/7
6/7
2/3
5
H14(1/3)
H24(1/3)
H34(1/3)
~
H54(1/2)
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
-10/21 127/28
-10/21
53/14
-10/21
16/7
-3/7
6/7
19/42
38/7
H5(42/19)
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
- 10/21 127/28
- 10/21
53/14
- 10/21
16/7
- 3/7
6/7
1
12
H15(10/21)
H25(10/21)
H35(10/21)
H45(7/3)
~
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
~
0 41/4
0 19/2
0
8
0
6
1
12
2. Dengan mengunakan invers matriks G.
G-1 diperoleh dengan menggunakan partisi matriks G, sebagai berikut:
[
]
(
)
(
)
(
)
(
dan
[(
)
(
)]
)
.
[(
)
(
)]
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
],
[
[
[
[
](
[
]
[
]
[
])
[
]
[
]
]
]
[
]
(
[
)
]
(
[
([
[
]
)
(
]
[
]
[
[
[
))
]
[
],
]
((
[
],
]
]
)
[
]
83
]
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
]
(
)
[
])
[
[
[
]
][
]
]
[
[
[
]
(
]
)
[
([
] [
]
(
]
]
)
] ([
]
)
[
[
[
)
[
[
]
]
]
]
84
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
[
][
153/76
67/38
24/19
14/19
24/19
]
67/38
43/19
24/19
14/19
20/19
[
24/19
24/19
24/19
14/19
20/19
85
]
14/19
14/19
14/19
24/19
18/19
20/19
20/19
20/19
18/19
42/19
V=G-1Cs, maka
[ ]
[
]
[ ]
[
[
]
]
Jadi besarnya
arus yang mengalir pada resistor dapat dicari, yaitu:
Maka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nilai dari (
86
) adalah positif, hal ini berarti tegangan pada simpul 1 lebih
besar daripada tegangan pada simpul 2, sehingga arus mengalir dari simpul 1
ke simpul 2.
Nilai dari (
) adalah positif, hal ini berarti tegangan pada simpul 1 lebih
besar daripada tegangan pada simpul 3, sehingga arus mengalir dari simpul 1
ke simpul 3.
Nilai dari
adalah positif, hal ini berarti tegangan pada simpul 2 lebih besar
daripada tegangan pada simpul referensi, sehingga arus mengalir dari simpul 2
ke simpul referensi.
Nilai dari (
) adalah positif, hal ini berarti tegangan pada simpul 2 lebih
besar daripada tegangan pada simpul 3, sehingga arus mengalir dari simpul 2
ke simpul 3.
Nilai dari
adalah positif, hal ini berarti tegangan pada simpul 3 lebih besar
daripada tegangan pada simpul referensi, sehingga arus mengalir dari simpul 3
ke simpul referensi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Nilai dari (
87
) adalah negatif, hal ini berarti tegangan pada simpul 4
lebih besar daripada tegangan pada simpul 3, sehingga arus yang sebenarnya
mengalir dari simpul 4 ke simpul 3.
Nilai dari
adalah positif, hal ini berarti tegangan pada simpul 4 lebih besar
daripada tegangan pada simpul referensi, sehingga arus mengalir dari simpul 4
ke simpul referensi.
Nilai dari (
) adalah positif, hal ini berarti tegangan pada simpul 5 lebih
besar daripada tegangan pada simpul 4, sehingga arus mengalir dari simpul 5
ke simpul 4.
Nilai dari (
) adalah positif, hal ini berarti tegangan pada simpul 5 lebih
besar daripada tegangan pada simpul 3, sehingga arus mengalir dari simpul 5
ke simpul 3.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab III telah dibahas mengenai cara mencari penyelesaian suatu
analisis rangkaian listrik menggunakan matriks. Dari pembahasan tersebut
diperoleh kesimpulan, antara lain:
1. Pada rangkaian seri yang tersusun atas n buah sumber sumber tegangan dan
n buah resistor, arus dicari menggunakan analisis loop. Persamaan untuk
arus yang mengalir pada rangkaian yaitu:
∑
(4.1)
∑
Dimana I adalah arus yang mengalir pada rangkaian, ∑
adalah
jumlah seluruh sumber tegangan dengan memperhatikan tanda referensi
dan ∑
adalah jumlah seluruh resistansi resistor yang terdapat pada
rangkaian. Jika arus yang dihasilkan bernilai positif, maka arah arus yang
sebenarnya searah dengan arah loop, demikian pula sebaliknya.
Analisis jaring digunakan pada rangkaian yang tidak mengandung sumber
arus. Persamaan yang terbentuk adalah
RI= Vs
(4.2)
dengan
[
][ ]
88
[
]
(4.3)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Matriks resistansi R merupakan matriks simetris yang tersusun atas
resistansi-resistansi dari resistor. Entri-entri pada diagonal utama matriks
ini
merupakan
jumlahan
dari
resistansi-resistansi
resistor
mengelilingi jaring. Entri-entri selain diagonal utama atau
yang
merupakan
nilai-nilai negatif dari resistansi yang terletak pada jaring ke-i dan ke-j.
Untuk entri pada matriks sumber Vs dikonstruksikan sedemikian sehingga
untuk entri ke-j adalah jumlah sumber tegangan yang mengelilingi jaring
ke-j. Misalkan resistor R dilalui dua buah arus jaring
yang aranya
berlawanan, maka arus pada resistor tersebut adalah
(4.4)
Jika arus pada masing-masing resistor diketahui, maka besarnya tegangan
pada resistor tersebut dapat diketahui menggunakan Hukum Ohm,
sehingga tegangan pada resistor yang dilalui oleh dua jaring i dan j adalah
(
)
(4.5)
Analisis simpul digunakan pada rangkaian yang tidak mengandung sumber
tegangan. Persamaan yang terbentuk adalah
GV=C s
(4.6)
Dengan
[
][
]
[
]
(4.7)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
Matriks konduktansi G merupakan matriks simetris yang tersusun atas
konduktansi-konduktansi dari resistor. Entri pada diagonal utama matriks
ini merupakan jumlahan dari konduktansi-konduktansi resistor yang
mengelilingi simpul. Entri selain diagonal utama merupakan nilai-nilai
negatif dari konduktansi yang terkait. Untuk entri pada matriks sumber Cs
dikonstruksikan sedemikian sehingga untuk entri ke-j adalah jumlah arusarus yang memasuki atau meninggalkan simpul ke-j. Setelah nilai dari
masing-masing tegangan simpul diketahui, tegangan pada masing-masing
resistor yang terletak di antara dua simpul
dapat diketahui
dengan
(4.8)
Setelah tegangan pada masing-masing resistor diketahui, maka besarnya
arus yang mengalir pada resistor, atau disebut arus cabang dapat diketahui.
Jika terdapat sebuah resistor dengan resistansi R berada di antara simpul i
dan j, maka arus cabang di tempat resistor tersebut ditentukan dengan
(
)
2. Untuk mendapatkan nilai-nilai I dari persamaan RI=Vs dan nilai V dari
persamaan GV=Cs digunakan invers matriks dan dengan metode GaussJordan.
B. Saran
Pembahasan aplikasi matriks dalam mencari penyelesaian pada analisis
rangkaian listrik sederhana ini masih sangat dangkal. Skripsi ini hanya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
membahas tentang analisis rangkaian planar dengan menggunakan analisis
loop, analisis jaring untuk rangkaian yang tidak mengandung sumber arus, dan
analisis simpul untuk rangkaian yang tidak mengandung sumber tegangan.
Penulis berharap ada pembahasan lebih lanjut mengenai aplikasi matriks
dalam mencari penyelesaian rangkaian pada listrik pada rangkaian yang lebih
kompleks. Misalnya untuk rangkaian yang mengandung sumber tegangan dan
sumber arus secara bersama-sama, rangkaian non planar, maupun rangkaian
yang tersusun atas elemen pasif yang lain (kapasitor dan induktor).
Penulis juga berharap ada pembahasan tetang aplikasi matriks pada ilmu
yang lain untuk memperkaya pengetahuan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Howard. 2000. Dasar-dasar Aljabar Linear. Jakarta: Erlangga.
Ayres, Frank. 1989. Teori dan Soal-soal Matriks (Versi S1/Metrix). Jakarta:
Erlangga.
Bruardi, Richard A. & Cvetcovic, Dragos. 2009. A Combinatorial Approach to
Matrix Theory and It’s Applications. Taylor & Francis Group, LLC.
Hayt, William H., Jr. & Jack E. Kemmerly. 1990. Rangkaian Listrik. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hayt, William H., Jr., Jack E. Kemmerly, & Steven M. Durbin. 2005. Rangkaian
Listrik. Jakarta: Erlangga.
Imrona, Mahmud. 2009. Aljabar Linear dasar. Jakarta: Erlangga.
Jain, S. K. & A. D. Gunawardena. 2004. Linear Algebra An Interactive Approach.
USA: Brooks/ Cole Thomson Learning.
Leon, Steven J. 1999. Aljabar Linear dan Aplikasinya. Jakarta: Erlangga.
Pipes, L. A and Harvill, L. R. (3rd edition) Applied Mathematics for Enginers and
Physicsts. Tokyo: Mc Graw Hill.
Sears, F. W. & M. W. Zemansky. 1963. Fisika untuk Universitas II. Bandung:
Penerbit Dhiwantara.
Zukhri, Zainudin. 2007. Analisis Rangkaian Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
92
Download