evaluasi program pemberian tablet besi ibu hamil

advertisement
EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN TABLET BESI IBU HAMIL
DI WILAYAH PUSKESMAS BINAMU KECAMATAN BINAMU
KABUPATEN JENEPONTO
EVALUATION PROGRAM SUPLEMENTATION IRON TABLET IN
PREGNANT WOMEN AT THE PUBLIC HEALTH CENTER BINAMU
JENEPONTO
Sitti Dahlia1, Saifuddin Sirajuddin2, Citrakesumasari2
1
2
Puskesmas Binamu, Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto
Bagian Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi :
Sitti Dahlia SKM
Puskesmas Binamu Dinas Kesehatan Kab. Jeneponto
HP: 085255345189
Email :[email protected]
Abstrak
Program suplementasi tablet Fe merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh Depkes guna menekan angka
kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan program tablet besi di
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) Binamu melalui pendekatan teori sistem. Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Binamu Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto, yang berlangsung 1 bulan ( November - Desember
2013). Populasi penelitian ini adalah penyelenggara program Tablet Tambah Darah serta Ibu hamil yang menjadi
sasaran Tablet Tambah Darah. Sampel pada penelitian ini adalah pengelola program tablet besi dan ibu hamil
sebanyak 78 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Data dianalisis
dengan tabel distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian input meliputi Koodinator bidan PKM 1
orang, TPG 2 orang, Bidan Desa 6 orang, sumber alat pengukuran Hb digital hanya ada 1 buah , ketersediaan tablet
Fe belum mencukupi jumlah sasaran, tidak tersedia buku petunjuk teknis, jumlah ibu hamil wil. PKM 243 orang
berdasarkan rumus proyeksi, perencanaan kebutuhan tablet Fe tiap tahun, distribusi tablet Fe dari Dinas ke PKM tiap
6 bulan. Pada bagian proses meliputi perencanaan dalam Rencana Anggaran Satuan Kerja Dinas kesehatan,
perencanaan aksestabilitas tablet Fe oleh sasaran belum dilakukan, tenaga kesehatan yang bertanggung jawab adalah
kepala seksi, koordinator bidan, distribusi oleh Dinas kesehatan ke Puskesmas, kemudian didistribusikan ke sasaran
melalui bidan desa di poskeskel dan posyandu, bentuk pemantauan PKM berdasarkan laporan Bidan Desa. Pada
bagian output menunjukkan bahwa cakupan tablet besi pada Fe1 = 98,8%, Fe2 = 58% dan Fe3 = 9%. Pada variable
outcome menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil 19,23%. Kesimpulan, program suplementasi tablet
Fe di Puskesmas Binamu Kabupaten Jeneponto terkait dengan input dan proses program.
Kata kunci : evaluasi program, anemia, tablet besi, ibu hamil, puskesmas
Abstract
Program iron tablet supplementation is a program initiated by the Ministry of Healthin order to reduce the
incidence of anemia in pregnant women. This study aims to investugate the implementation of the iron tablet
medication program in Binamu Health Centre through the system theory approach. The research was conducted in
Binamu Health Center , Health Service Office of JenepontoRegency,with the research object being the executors of
the Blood Adding Tablet and pregnant women program for one month (from November to December 2013). The
research type was a descriptive survey, and the populationin consisted of the executors of the Blood Tablet Program
and the Pregnant Mothers who were the target of the Blood Tablet Program. The research samples comprised the
total manager of the blood the blood tablet program and the pregnant mother are 78 people. The data collection
was conducted using interviews and observations. The data analysis using the distribution table. The research
results revealed that the input part comprised 1 coordinator midwife,, 2 TPG, 6 village midwives, only 1 digital Hb
measurement instrument, inadequate available Fe tablet, absence of technical manual book, 243 projected pregnant
women, the plan of the annual need for Fe tablets and the distribution of Fe tablets by the Services to PKM every 6
months. The process part comprised the plan of the Service Office projection for the Health Services Work Unit
Budgets, the not yet done access plan to the Fe tablets, the section head as the respobsible health force was the, the
midwife coordinator, TPG, the Villages midwives, the distribution by the Health Service to the Health Centers, which
was later further distributed to the targets through the village midwives in the family health station and posyandu,
and the PKM monitor form based on the report of the village midwives. The output part revealed that the coverage
of the Fe tablets at Fe1=98,8%, Fe2=58% and Fe3=9%. The outcome variable indicated that the anemia
prevalence in pregnant mothers was 19.23%. Conclusion Fe tablet supplementation programs in health centers
Binamu Jeneponto related of input and proses programme.
Keywords: program evaluation, anemia, iron tablets, pregnant women, community health centers
PENDAHULUAN
Indonesia masih menghadapi masalah kesehatan pada ibu yaitu masih tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI) bila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.Menurut Bappenas
tahun 2010, hasil laporan Kemajuan Pencapaian Millenium of Development Goals (MDGs)
tahun 2010 masih mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 adalah
228 per 100.000 kelahiran hidup, walaupun terjadi penurunan AKI di Indonesia masih jauh yang
diharapkan untuk mencapai target tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup
Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia gizi, yang
merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia (Soekirman, 2000).
WHO melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang..
WHO menetapkan klasifikasi prevalensi kadar hemoglobin untuk penentuan status anemia
(WHO, 2001) dalam suatu kelompok umur (masyarakat) yang ada di suatu wilayah dan dalam
jangka waktu tertentu per konstanta 100 individu untuk menyatakan prevalensinya adalah ; < 15
%, dikatakan mempunyai prevalensi rendah dan diinterpretasikan sebagai kelompok masyarakat
yang tidak bermasalah dengan anemia gizi: 15 – 40% dikatakanprevalensi sedang dan
diinterpretasikan sebagai kelompok masyarakat yang mempunyai masalah (ringan – sedang)
dengan anemia gizi sedangkan
40% ,dikatakan mempunyai prevalensi tinggi dan
diinterpretasikan sebagai kelompok masyarakat yang mempunyai masalah berat dengan anemia
gizi.
Di Indonesia, prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 24,5%
(Riskesdas, 2007).Berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan untuk mengatasi
anemia ibu hamil antara lain pemberian tablet besi pada ibu hamil secara rutin. Tablet besi untuk
ibu hamil sudah tersedia dan telah didistribusikan ke seluruh provinsi dan pemberiannya dapat
melalui Puskesmas, Puskesmas pembantu, Posyandu dan Bidan di Desa. Kabupaten
Jeneponto,cakupan distribusi tablet tablet besi ibu hamil pada tahun 2012 Fe 1 : 85,6% dan Fe3
:89,8% (Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto, 2012 ).Khusus untuk wilayah kerja Puskesmas
Binamu Kabupaten Jeneponto, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe-1 di Puskesmas
Binamu pada tahun 2012 sebanyak 231 (87,17%), Fe-3 sebanyak211 ibu hamil (79,62%) (Dinas
Kesehatan Kab. Jeneponto, 2012).Cakupan ini belum mencapai standar nasional sebesar 90%,
maka perlu dilakukan upaya untuk mencapai target yang ditetapkan tersebut.Belum diketahui
faktor penyebab belum tercapainya target program suplementasi Fe ini, oleh karena itu dilakukan
evaluasi program tablet Fe di Puskesmas Binamu Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, dan
pendekatan yang umumnya dilakukan adalah teori system. Teori system melihat apakah ada
masalah di input terkait7M(man, money, machine, matherial, method, market and minute ),
ataukah di proses terkait POACE (perencanaan, pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan
dan evaluasi), (Azwar, 1996). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut sehingga penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan program tablet besi di Puskemas Binamu melalui
pendekatan teori sistem.
BAHAN DAN METODE
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Binamu Dinas Kesehatan Kabupaten
Jeneponto, Propinsi Sulawesi Selatan, dengan obyek penelitian adalah pelaksana program Tablet
Tambah Darahdan ibu hamil selama 1 bulan (bulan November sampai Desember 2013).
Desain dan Variabel Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Survei Deskriptifyakni penelitian yang menggambarkan kondisi
penyelenggaraan program Tablet Tambah darah Ibu Hamil dilihat dari Input, Proses dan Output.
(Notoatmodjo, 2002 )
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dengan penyelenggaraan
program Tablet Tambah Darah, yaitu Kepala Seksi Gizi, Pengelola Obat Program / Pelayanan
Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto serta Koordinator Bidan dengan jumlah masingmasing 1 orang, Bidan desa sebanyak di 4 kelurahan, serta Ibu hamil yang menjadi sasaran
Tablet Tambah Darah. Sampel pada penelitian ini adalah pengelola program tablet besi di
Puskesmas Binamu Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Jumlah sampel yang akan diambil
diperoleh berdasarkan hasil perhitungan rumus Slovinadalah 78 orang ibu hamil.
Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara
untuk
memperoleh data dan informasi dari responden dan observasi adalah pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati kinerja petugas puskesmas dan bidan desa dalam
mendistribusikan tablet tambah darah.
laporan.
Observasi juga dilakukan melalui telaah dokumen /
Jenis data berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung melalui wawancara, terhadap pengelola program tablet tambah darah di dinas
kesehatan, Puskesmas dan ibu hamil.Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan, Puskesmas, yaitu profil Puskesmas, laporan bulanan.
Analisis Data
Teknik analisa data dengan menggunakan table distribusi hasil penelitian. Pengolahan
data dilakukan dengan mengikuti aturan reduksi data dan penyajian data yang telah dianalisis
dalam bentuk table dan narasi.
HASIL
Indikator Input
Berdasarkan (Tabel 1) dapat dilihat bahwa responden terbanyak 26 orang (33,3 %)
berada di kelurahan Biringkassi dan terendah ada di Kelurahan Panaikang dan Kelurahan Balang
Beru sebanyak 17 orang (21,8 %). Sebagianbesar responden memiliki pendidikan yang rendah
dengan hanya tamat SMP sebesar 55,1 %. Hanya 2,6% responden yang menamatkan pendidikan
Diploma / Strata 1.Berdasarkan (Tabel 1) juga dilihat bahwa jumlah ibu hamil bervariasi dilihat
dari usia kandungan mereka.. Jumlah ibu hamil terbanyak berada pada trimester 2 sebanyak 50
orang atau sekitar 64,1 %.74 orang atau 94,9 % ibu hamil telah mengetahui manfaat tablet fe dan
ada 4 orang atau 5,1 % ibu hamil mengaku tidak mengetahui manfaat tablet fe. Selain itu terlihat
bahwa ada 38 ibu hamil atau 49,4 % menyatakan bahwa kegunaan tablet fe adalah untuk
mencegah anemia dan ada 11 orang atau 14,3 % mengatakan bahwa kegunaan tablet fe adalah
supaya tidak pusing-pusing. Berdasarkan ( tabel 1 ) dapat dilihat bahwa ada 21 orang atau 26,9
% responden menyatakan tidak tahu apa itu anemia dan ada 57 orang atau 73,1 % menyatakan
mengetahui tentang anemia. Ibuhamil yang menyatakan tentang gejala anemia adalah kurang
darah sebesar 3 orang atau 5,3 % dan ada 23 orang atau 40,0% menyatakan letih, lemas, dan
loyo.Sebagianbesar responden ibu hamil (93,6%) tidak mengalami KEK, namun masih ada
sebesar 6,4% atau sebanyak 5 orang ibu hamil yang mengalami KEK.
Berdasarkan (tabel 2), jumlahibu hamil yang memperoleh tablet besi sebanyak 30 tablet
adalah 39 orang yang sebagian besar pada umur kehamilan Trimester I = 17 orang (43,6%).
Sedangkan pada trimester II dengan jumlah ibu hamil 50 0rang, yang memperoleh tablet Fe
sebanyak 49 orang, terdiri atas, yang
memperoleh 30 tablet sebanyak
20 orang (51,3%),
sedangkan yang memperoleh 60 tablet (78,4%), dan
1 orang (1,3 %)
ibu hamil tidak
memperoleh tablet besi.
Hasil pengamatan beberapa variabel input, tidak ada anggaran di Puskesmas Binamu
untuk pengadaan suplementasi tablet Fe , hanya mengusulkan ke dinas kesehatan sesuai jumlah
sasaran.Ketersediaan dan penggunaan alat pemeriksaan Hb menunjukkan bahwa ada 1 alat digital
untuk pemeriksaaan Hb dan 2 alat non digital yang digunakan di kelurahan Biringkassi dan
Kelurahan Bontoa. Untuk Kelurahan Panaikang tidak ada alat pemeriksaan Hb.Tenaga kesehatan
menunjukkan bahwa ada 11 kader desa yang tidak aktif dan ada 6 bidan desa yang aktif semua.
Adapun tugas pokok masing-masing pengelola adalah 1) Kepala seksi gizi, menentukan rekapan
kebutuhan zat besi per Puskesmas, 2) Koordinator bidan, menentukan sasaran ibu hamil,
mengkoordinasikan tugas distribusi dan edukasi
Pelaksana Gizi, melakukan distribusi dari dinas ke
zat besi
kepada bidan-bidan, 3) Tenaga
puskesmas dan melakukan penyuluhan di
Posyandu,dan Bidan desa, bertugas menyalurkan / mendistribusikan dan edukasi tablet besi
langsung kepada sasaran.
Sedangkan untuk petugas / bidan yang bertugas di desa sudah
memenuhi criteria yaitu 6 bidan untuk 4 kelurahan di wilayah puskesmas Binamu.
Indikator Proses
Dari variabel proses hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan khusus untuk program
tablet besi dan prevalensi anemia tidak termuat pada microplanning puskesmas. Sedangkan pada
proses pengorganisasian belum ada secara tertulis meskipun yang bertanggungjawab adalah seksi
KIA dan gizi. Di puskesmas adalah koordinator bidan dan Tenaga Pelaksana Gizi, sedangkan di
desa adalah bidan desa. Pada proses pelaksanaan dan distribusi tablet Fe dilakukan di tempat
pelayanan kesehatan, petugas memberikan tablet besi pada ibu hamil di puskesmas, poskeskel,
posyandu ataupun di rumah bidan, Sedangkan diperoleh istribusi ke sasaran adalah pengiriman
tablet besi dari tingkat pusat sampai ke tempat-tempat sasaran pelayanan dimana tablet besi
diberikan langsung ke sasaran . Tempat terbanyak mendapatkan tablet Fe adalah poskeskel
sebanyak 50 orang (64,3 %) dan paling sedikit adalah rumah sakit swasta sebanyak 1 orang (1,3
%).
Indikator outcome
Pada variabeloutcome menunjukkan responden yang mengalami anemia sebanyak 15 orang ibu
hamil atau sebesar 19,23%. Besarnya prevalensi anemia ini dapat dikategorikan sebagai
prevalensi anemia sedang (>15% dan <40%).
Berdasarkan ( tabel 3) menunjukkan bahwa ibu hamil yang anemia lebih banyak ditemukan pada
usia kehamilan trimester II sebesar 57,1%. Untuk tablet Fe yang diterima oleh ibu hamil anemia
masih 64,3% yang baru mendapat 30 tablet Fe. Bahkan masih ada ibu hamil yang tidak menerima
tablet Fe.
Sedangkan pada ( tabel 4 ) diketahui bahwa pada umumnya asupan makanan ibu
hamil rendah, baik yang mengalami anemia maupun yang tidak anemia. Untuk kebutuhan energi
hanya 5,2 % yang cukup, zat besi juga hanya 5,2 % yang mencukupi kebutuhan zat besi terdiri
atas responden yang anemia hanya 25 % yang mencukupi dan yang tidak anemia 75 %. Untuk
kebutuhan vitamin C yang mencukupi kebutuhan hanya 28,3 % sedangkan protein 9,0 % dan
serat 10,3 %.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini variabel Input yang di evaluasi adalah Man , pada penelitian ini
terkait petugas program yaitu, koordinator bidan, TPG dan bidan desa. Secara kuota, bidan desa
sudah mencukupi, Karena ada 6 bidan untuk 4 wilayah kerja puskesmas Binamu. Input yang
kedua adalah money yaitu anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan tablet besi, dan hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada penganggaran untuk tablet besi di puskesmas Binamu.
Sedangkan untuk machine , ketersediaan alat pemeriksaan Hb diketahui bahwa ada 1 poskeskel
yang memiliki alat digital , namun penunjang alatnya /strip . tidak cukup untuk melakukan
pemeriksaan ibu hamil 2 kali. Untuk variabel
ketersediaan tablet Fe, diketahui bahwa tablet Fe
tidak mencukupisesuai dengan jumlahsasaran . Sasaran, yang terdiri dari ibu hamil, status gizi
ibu hamil dan input yang kedua adalah sarana dan prasarana yang terdiri dari dana, , ketersediaan
dan. Input yang ketiga adalah pengetahuan pengelola dan input yang terakhir adalah SOP
distribusi tablet Fe.
Berdasarkan hasil penelitian ini jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas
Binamu tahun 2013 adalah 243 ini secara proyeksi. Pengetahuan ibu hamil dilihat dari
pemahaman atas jawaban tentang tablet Fe dan Anemia, meski ibu hamil tahu cuma gejala dan
identik degan kurang darah. Jumlah ibu hamil terbanyak berada pada trimester ke 2 yaitu
berjumlah 50 orang (64,1%). Jumlah yang banyak ini tersebar sebagian di Biringkassi yang
memiliki responden sebanyak 26 orang (33,3 %) dengan luas wilayah 8,7 km2 dengan jumlah
penduduk terbanyak yaitu 3537 jiwa.
Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa status gizi ibu hamil pada waktu penelitian
berlangsung yaitu dalam keadaan normal sebanyak 73 orang (93,6%). Namun khusus pada ibu
hamil terjadi peningkatan kebutuhan sangat tinggi sehingga tidak dapat atau sulit terpenuhi hanya
dari makanan terutama untuk zat besi dan folat.Di India terdapat sekitar 88% ibu hamil yang
menderita anemia dan pada wilayah Asia lainnya ditemukan hampir 60% wanita yang mengalami
anemia , sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin, sehingga anemia yang ditimbulkan disebut anemia kekurangan besi.
Keadaan kekurangan besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan baik pada sel tubuh maupun sel otak, demikian juga ibu hamil dapat mengalami
keguguran, lahir sebelum waktunya, bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan sebelum serta
pada waktu melahirkan dan pada anemia berat yang dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi
(Mubarak, 2009). Kejadian anemia zat besi ini sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi ditingkat
rumah tangga.. Pada saat pola konsumsi yang tidak sesuai kebutuhan tersebut terutama untuk
kebutuhan zat besi selama kehamilan dapat menimbulkan anemia yang bisa berakibat pada
perkembangan janin dan kesehatan ibu sendiri (Nakita, 2010).
Ketersediaantablet Fe penelitian ini dapat dilihat dari jumlah responden yang memperoleh
tablet Fe selama periode kehamilan, ini berarti bahwa pada umur trimester 1 seharusnya ibuhamil
memperoleh minimal 30 tablet besi, sedangkan pada trimester 2 minimal 60 dan trimester 3
sebanyak 90. Data Profil kesehatan diatas menunjukkan bahwa puskesmas Binamu memang
kekurangan tablet Fe. Pelaporan yang telah disusun oleh puskesmas di evaluasi ditingkat
kabupaten namun, selalu ada kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti kasus anemia yang
dialami oleh ibu hamil yang menyebabkan penambahan dosis yang berakibat pada berkurangnya
jumlah yang tersedia untuk pencegahan anemia pada ibu-ibu yang tidak mengalami anemia atau
ibu-ibu yang baru masuk trimester I. Tingginya kasus anemia juga bisa disebabkan oleh ibu
hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe yang telah diberikan. Oleh karena pengawasan
terhadap keteraturan konsumsi tablet Fe juga penting untuk dibuatkan perencanaan dan
dievaluasi.Ketersediaan tablet Fe ini sangat berkaitan dengan perencanaan program yang baik.
Penelitian ini juga melihat ketersediaan alat dan penggunaan alat pemeriksaan Hb. Ada 3
alat yang dipakai petugas program di lapangan namun alat yang digunakan masih sederhana,
yaitu Sahli, hanya 1 yang digital yaitu di Poskeskel Biringkassi selebihnya adalah non digital dan
di poskeskel Panaikang sama sekali tidak ada alat yang tersedia sehingga pemeriksaan yang
dilakukan oleh bidan seringkali menggunakan alat dari Biringkassi atau dari poskeskel
lainnya.Keterbatasan alat bisa jadi kendala untuk menentukan status anemia ibu hamil dan
penentuan jumlah dosis yang diberikan. Ibu hamil tidak mudah mengetahui secara akurat kondisi
Hb mereka sendiri. Gejala-gejala yang mudah dilihat pada ibu hamil tidak mampu membuat ibu
hamil bisa langsung memenuhi kebutuhan Fe mereka dengan cara membeli tabet Fe sendiri..
Dalam penelitian ini, variabel Proses yang diteliti terdiri dari Perencanaan yang meliputi
proses perencanaan dan evaluasi perencanaan. Pengorganisasian dengan melihat bentuk
organisasi pelaksanaan program tablet besi. Pelaksanaan terdiri dari pelaksana program, distribusi
kesasaran, tempat pemberian tablet Fe, dosis dan cara pemberian tablet Fe. Pengawasan dengan
melihat proses pengawasan dari Dinas kesehatan hingga sampai pada sasaran.
Berdasarkan hasil penelitian ini secara tertulis, struktur organisasi dalam bentuk SK
tentang pengelola program tablet besi di Puskesmas Binamu
belum ada, namun yang
bertanggung jawab adalah koordinator bidan, TPG dan bidan desa. Salah satu langkah
pengorganisasian adalah menetapkan kewajiban atau tugas yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya (Muninjaya,
2004). Pemberian tablet tambah darah di puskesmas Binamu dilakukan oleh bidan desa. Bidan
desa masuk dalam seksi gizi dalam program TTD.Tugas pokok seksi gizi adalah membantu
kelancaran tugas bidang Pelayanan Kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan gizi masyarakat
dan institusi. Tablet tambah darah sangat erat kaitannya dengan status gizi ibu hamil. Di
puskesmas Binamu petugas yang terlibat dalam program sebagian besar bukan berasal dari ahli
Gizi.
Evaluasi pada tahap pelaksanaan ini adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibandingkan menurut rencana.Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat dilihat bahwa pelaksanaan program dilakukan oleh evaluasi dilaksanakan 1
kali setahun untuk melihat cakupan tablet besi.
Tablet besi ibu hamil diberikan kepada sasaran melalui sarana pelayanan pemerintah
maupun swasta meliputi Puskesmas / Puskesmas Pembantu, Polindes / Pondok bersalin desa,
Posyandu, Dukun bayi, Rumah sakit pemerinth / swasta, Pelayanan swasta (bidan,dokter prektek
swasta dan poliklinik, Apotik/ toko obat, Pos Obat Desa (POD), (Depkes, 1996 ). Tablet besi ibu
hamil diberikan kepada sasaran melalui sarana pelayanan pemerintah maupun swasta. Di
puskesmas Binamu dilihat bahwa Poskeskel adalah tempat pemberian tablet Fe terbanyak yaitu
50 responden (64,3%) menyatakan mendapatkan tablet Fe pada saat periksa kehamilan di
Poskeskel. Berdasarkan data penelitian di puskesmas Binamu tablet Fe hanya diberikan pada tiga
tempat yaitu puskesmas, poskeskel dan posyandu. Ibu hamil tidak mendapatkan tablet Fe dari
tempat lain
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka diambil kesimpulan pada variabel input
meliputi ketersediaan tablet belum mencukupi hingga trimester 3 kehamilan, alat pemeriksaan Hb
yang berjumlah 3 buah digunakan untuk empat kelurahan di wilayah kerja puskesmas Binamu,
dan alat penunjang / strip tidak mencukupi.
Variable proses meliputi perencanaan kebutuhan
tablet Fe di fase perencanaan sudah sesuai dengan jumlah sasaran, , distribusi ke sasaran
dilakukan oleh petugas program / bidan di poskeskel dan posyandu, pemantauan yang dilakukan
oleh puskesmas kepada ibu hamil menggunakan indikator pemberian tablet Fe ibu hamil ditulis
dalam buku KIA dan dilaporkan pada kohort ibu, mantauan dari dinas kesehatan berdasarkan
laporan yang masuk
Perencanaan kebutuhan obat diharapkan sesuai dengan jumlah sasaran dan distribusinya
ke Puskesmas, sehingga tablet Fe setiap saat ada dan mencukupi hingga trimester 3. Tingginya
angka anemia terkait dengan tablet Fe yang tidak mencukupi oleh karena itu diperlukan upaya
perencanaan yang lebih baik. Proses advokasi kepada pemegang kebijakan diperlukan agar
alokasi dana semakin ditingkatkan serta kerjasama lintas sektor seperti BKKBN. Penyediaan alat
pemeriksaan Hb semua wilayah Puskesmas yang memadai dan lebih valid. Perlunya proses
monitoring dan kontrol dari atas ke bawah secara terintegrasi sehingga program berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan.Jakarta: Binarupa Aksara.
Departemen Kesehatan RI. (1996), Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Besi Bagi Petugas.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto.( 2012). Profil Puskesmas Binamu, Jeneponto.
Mubarak, dkk. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi, Jakarta.
Muninjaya AA Gde.(2004). Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
Nakita Panduan Tumbuh Kembang Anak(2010). Sehat dan Bugar berkat Gizi Seimbang.
Kompas Gramedia, Group of Magazine.
Notoatmodjo Soekidjo. ( 2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta.
Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Riset Kesehatan Dasar .( 2007).
World Health Organization.(WHO). (2001). Iron deficiency anamia: assessment, prevention and
control. Geneva: World Health Organization.
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Subjek Penelitian
Variabel
Tempat tinggal
Biringkassi
Panaikang
Balang Beru
Bontoa
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Diploma / S1
Usia Kehamilan
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
Pengetahuan tentang Fe
Tahu
Tidak Tahu
Jumlah
Responden (n)
Persentase (%)
26
17
17
18
33,3
21,8
21,8
23,1
14
43
19
2
17,9
55,1
24,4
2,6
17
50
11
74
4
21,8
64,1
14,1
94,9
5,1
Kegunaan Tablet Fe
Mencegah kurang darah
Mencegah anemia
Tidak pusing-pusing
28
38
11
36,4
49,4
14,2
Pengetahuan Anemia
Tahu
Tidak Tahu
57
21
73,1
26,9
Gejala Anemia
Pucat
Latih, lemas
Kurang darah
31
23
3
54,4
40,0
5,3
5
73
6,4
93,6
15
63
19,23
80,76
Status Gizi
KEK
Tidak KEK
Status Anemia
Anemia
Tidak anemia
Tabel 2
Distribusi tablet Fe berdasarkan Umur Kehamilan Ibu di Puskesmas Binamu Kecamatan Binamu
KabupatenJeneponto
Total Dapat tablet
Tidak memperoleh
Total
Umur
Jumlah Tablet Fe yang Diterima
Fe
tablet Fe
Kehamilan
30
60
90
Trimester
n
%
N
%
N
%
N
%
n
%
N
%
I
17
43,6
0
0,0
0
0,0
17
22,1
0
0,0
17 21,8
II
20
51,3
29 78,4
0
0,0
49
63,6
1
100
50 64,1
III
2
5,1
8
21,6
1 100
11
14,3
0
0,0
11 14,1
Tabel 3
Distribusi Tablet Fe pada ibu hamil yang anemia di Puskesmas Binamu Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto
Umur
Tablet Fe diterima
Total tablet
Tidak terima
Total
Anemia
Kehamilan
diterima
tablet
30
60
90
Trimester
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
I
5
35,7 5 56,5 0 0,0
0
0,0
5
38,5
0
0,0
5 35,7
II
8
57,1 4 44,4 3 100 0
0,0
7
53,8
1
100
8 57,1
III
1
7,1
0 0,0 0 0,0
1
100
1
7,7
0
0,0
1 7,1
Tabel 4
Analisis Asupan Energy dan Zat Gizi dengan Status Anemia pada Ibu Hamil
Asupan
Anemia
Normal
Total
n
%
n
%
n
%
Energy (kkal)
Kurang
Cukup
13
2
17,5
50,0
61
2
82,5
50,0
74
4
94,8
5,2
Zat Besi (mg)
Kurang
Cukup
14
1
18,9
25,0
60
3
81,1
75,0
4
94,8
5,2
Vit.C (mg)
Kurang
Cukup
10
5
17,8
22,7
46
17
82,2
77,3
56
22
71,7
28,3
Protein (gr)
Kurang
Cukup
14
1
19,7
14,2
57
6
80,3
85,8
71
7
91,0
9,0
Serat (gr)
12
Kurang
3
Cukup
Sumber :Data primer terolah
17,1
37,5
58
5
82,9
62,5
70
8
89,7
10,3
74
Download