10/27/2015 THE STRAITS TIMES SME Spotlight Kegigihan yang mendorong bisnis keluarga ini Brandon Chia,37 tahun, chairman HDI Group, bersama dua saudarinya, Dr Su-Ynn Chia,40 tahun (kiri), dan Su-Mae Chia, 26 tahun. Ayah mereka, Peter Chia,67 tahun, adalah pendiri perusahaan yang memulai mendistribusikan produk-produk perlebahan di tahun 1986 untuk menyediakan kebutuhan bagi keluarganya dan secara bertahap kerabatnya juga ikut terlibat dalam bisnis ini. Terbit Pada Agustus 2015 Dalam beberapa tahun terakhir banyak berdiri perusahaan lokal di bidang kesehatan. Pekan ini, Jeremy Koh berbincang dengan anggota keluarga di balik Group High-Desert International tentang Propoelix, sebuah suplemen kesehatan yang mulai dipasarkan sekitar dua tahun lalu. http://www.straitstimes.com/business/companies-markets/persistence-propels-this-family-business Jeremy Koh (mailto:[email protected]) Tanya (T): Ceritakan tentang bisnis Anda. J: Perusahaan kami menjual suplemen nutrisi dan juga berbagai perawatan kulit yang berasal dari produk perlebahan. Kami juga menjalankan beragam program di setiap daerah untuk membekali individu dengan keterampilan kewirausahaan. Kami telah hadir di tujuh negara dan memiliki sekitar 360 pegawai. T: Bagaimana awal mula perusahaan ini berdiri? J: Ayah kami mulai memasarkan produk-produk perlebahan di tahun 1986 untuk menyediakan kebutuhan keluarganya. Beliau juga percaya bahwa produk ini bisa meningkatkan kesehatan orang-orang. Setelah sekian tahun, perusahaan ini memasuki beragam industri lainnya karena kami merasa bisa membuat perubahan terhadap orang lain. Secara bertahap, kami, anak-anaknya, terlibat dalam bisnis ini. Brandon, sang chairman, bergabung setelah lulus dari sekolah hukum. Dr. Su-Ynn Chia adalah konsultan kami untuk protokol uji klinis dan formulasi suplemen. Dia telah memiliki klinik prakteknya sendiri. Su-Mae Chia, adalah key leader untuk regional marketing, terlibat di HDI setelah sempat menjadi praktisi hukum selama 2,5 tahun. T: Apa itu Propoelix? J: Propoelix adalah suplemen yang berasal dari propolis, sebuah campuran yang diambil oleh lebah dari getah pohon dan digunakan untuk menutup celah dalam sarang mereka sehingga bakteri tidak bisa masuk. Lebah juga menggunakan propolis untuk membalsem dan dengan demikian mendisinfeksi objek yang membusuk dalam sarang lebah. T: Bagaimana Propoelix dibuat? J: Pertama-tama Propolis diambil dari sarang lebah. Kami telah mengembangkan sebuah proses yang mampu mengekstrak komponen “aktif” ini untuk kemudian mengemasnya ke dalam kapsul agar bisa dikonsumsi. Hasilnya adalah produk yang bernama Propoelix. Sejauh ini Kami belum mengetahui kalau ada perusahaan lain yang juga memiliki proses ekstraksi seperti ini. T: Mengapa perusahaan Anda memutuskan untuk mengembangkan produk ini? J: Ayah kami telah melihat hasil positif dari kinerja propolis terhadap orang sakit dan ingin meningkatkan keampuhan propolis dengan mengisolasi komponen aktif untuk bisa dikonsumsi. Sekitar 20 tahun lalu, dia mulai terlibat berbagai penelitian untuk mengerjakan proyek propolis ini, tetapi tidak ada solusi yang ditemukan. Seorang ilmuwan berhasil menemukan sarana penggalian komponen aktif delapan tahun lalu. Kemudian kami bekerja merancang cara untuk memproduksi produk ini dalam jumlah banyak. Akhirnya setelah dua tahun, kami mendapatkan sebuah produk yang kami inginkan. http://www.straitstimes.com/business/companies-markets/persistence-propels-this-family-business T: Seberapa luas penggunaan produk ini pada rumah sakit dan klinik di Singapura? J: Produk kami sekarang sudah mulai dipakai di beberapa klinik di Singapura. Tantangannya adalah para dokter dibiasakan untuk memberi resep obat yang biasanya telah mengalami berbagai tingkat pengujian dalam uji klinis untuk membuktikan bahwa obat tersebut benar-benar bekerja. Bagaimanapun, suplemen, yang berasal dari bahan dan tumbuhan alami, biasanya tidak mengalami tingkat yang sama dalam pengujian obat. Suplemen juga biasanya tidak tercakup dalam sebagian besar kurikulum sekolah kedokteran. Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa sebagian besar dokter mungkin masih ragu-ragu untuk memberi resep atau penggunaan suplemen. T: Bagaimana penjualannya? J: Kami telah berhasil menjual sekitar 4.000-5.000 botol setiap bulannya di Indonesia, yang mana meliputi 90% dari total pasar kami. T: Berapa harga Propoelix? J: Di Singapura, kami menjualnya seharga $80 per botol. Di Indonesia, Kami menjualnya dengan versi dosis yang lebih rendah dan harga yang lebih murah. T: Apa Visi Anda? T: Apakah Propoelix ada di luar negeri? J: Kami berharap bahwa produk ini akan tersebar luas di Singapura, akan tersedia Propoelix di setiap rumah, bersiap untuk mengambil tindak pencegahan untuk diri sendiri agar tidak sakit, atau untuk sembuh lebih cepat J: Di Indonesia, kami telah mendapatkan izin untuk menjualnya sebagai sebuah suplemen. T: Ada saran untuk para entrepreneur? T: Ada rencana lain yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan penggunaan Propoelix? J: Kami sedang bekerja menjual Propoelix secara online untuk meningkatkan penjualan. Sebagai tambahan, kamitelah melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak yang tertarik untuk mendistribusikan Propoelix di Kamboja, Tiongkok, Myanmar dan Thailand. J: Ketekunan menjadi karakter paling penting dalam diri seorang entrepreneur. Sejarah perusahaan kami menunjukkan bahwa kadang butuh waktu hingga 20 tahun untuk mengembangkan sebuah produk, bahkan, butuh waktu yang lebih lama lagi untuk orang-orang mengetahui keberadaan sebuah produk. Andai, Ayah kami menyerah 10 tahun yang lalu, hari ini kami mungkin tidak akan memiliki Propoelix. http://www.straitstimes.com/business/companies-markets/persistence-propels-this-family-business