pengaruh ketebalan dan diameter media saringan pasir

advertisement
PENGARUH KETEBALAN DAN DIAMETER MEDIA
SARINGAN PASIR LAMBAT UNTUK MENGOLAH AIR
PDAM DITINJAU DARI PARAMETER E.COLI, ZAT
ORGANIK DAN DETERJEN
THE EFFECT OF THICKNESS AND SIZE OF SLOW SAND
FILTER MEDIA FOR TREATING PDAM WATER BASED ON
E.COLI, ORGANIC COMPOUNDS AND DETERGENT
PARAMETER
MIRDAD IBNU MAHDI dan WAHYONO HADI
Jurusan Teknik Lingkungan – FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya – 60111
E-mail : [email protected]
Abstrak
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital dan penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Kebutuhan air minum yang cukup, merupakan jal yang paling penting dalam kehidupan ini. Selama
ini kebutuhan air minum telah disediakan oleh PDAM. Namun air minum yang dihasilkan oleh
PDAM masih ada yang belum memenuhi syarat kualitas air minum yang ditetapkan oleh pemerintah.
Khususnya untuk bahan organik dan bakteriologis masih dibawah standar kualitas air minum.
Pada penelitian kali ini bertujuan untuk menyisihkan kandungan bahan zat organik, bakteri
E.coli serta deterjen / surfactant di dalam air PDAM dengan menggunakan reaktor slow sand filter
single media aliran downflow. Variasi yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu rate filtrasi,
ketebalan media dan diameter media saringan pasir. Parameter penelitian ini meliputi zat organik,
deterjen / surfactant dan bakteri E.coli. Raktor dioperasikan secara kontinyu.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai penurunan parameter zat organik, deterjen /
surfactant dan bakteri E.coli pada rate filtrasi 0.3 m/jam dan dengan menggunakan ketebalan media
100cm. Dihasilkan penurunan parameter untuk zat organik hingga 4.6 mg/liter, deterjen / surfactant
hingga 0.027 mg/liter dan tidak terdapat bakteri E.coli.
Kata kunci: Slow sand filter, E.coli, zat organik, deterjen / surfactant, media pasir, rate filtrasi.
Abstract
Water is a very vital and important for human survival. The need to drink enough water, the
jal the most important in life. During this time the need of drinking water has been provided by
PDAM. However, drinking water produced by the taps are still there who do not qualify the quality of
drinking water set by the government. Particularly for organic materials, and bacteriological still
under the drinking water quality standards.
In the present study aims to set aside the matter content of organic substances, bacteria E. coli
and the detergent / surfactant in tap water using slow sand filter reactor single downflow stream
media. Variations used in the present study the rate of filtration, media thickness and diameter of the
sand filter media. Parameters of the study include organic substances, detergents / surfactants and
E.coli bacteria. Raktor operated continuously.
Based on the results of the study, obtained the value of the parameter reduction of organic
substances, detergents / surfactants and E.coli bacteria in the filtration rate of 0.3 m / h and using the
media thickness of 100cm. Resulting decrease in the parameters for the organic matter up to 4.6 mg /
liter, detergents / surfactants up to 0027 mg / liter and no E. coli bacteria.
Key Word: Slow sand filter, E.coli, Organics Compounds, detergent / surfactant, sand
media, rate filtrasi.
1. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Air yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari seharusnya memenuhi standart kualitas air bersih. Apabila tidak memenuhi standart
kualitas air bersih maka dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi
air tersebut. Hal ini telah di tetapkan berdasarkan PERMENKES No. 492/MENKES/SK/IV/2010.
Penduduk Indonesia sendiri banyak yang menggunakan air PDAM dalam kegiatan seharihari. Masalah yang berkembang saat ini adalah mendapatkan air layak minum yang langsung
dikeluarkan oleh air PDAM. Air PDAM sendiri dapat terkontaminasi dari beberapa sumber pencemar,
sumber tersebut bisa berasal dari bakteri atau mikroorganisme yang menempel pada saluran pipa
distribusi ke masyarakat,kebocoran bahan kimia organic dan lainnya. Air PDAM yang biasanya
digunakan oleh masyarakat masih banyak sekali yang belum memenuhi standart air bersih yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini juga dikarenakan masyarakat kita sendiri tidak memperhatikan
masalah system sanitasi yang ada. Setidaknya air yang digunakan sebagai air minum ini harus
terhindar dari zat organik, logam berat dan juga bakteri E.coli.
Oleh karena sumber air PDAM yang hamper semua masyarakat gunakan untuk dikonsumsi
sebagai air minum masih mengandung bakteri ataupun mikroorganisme, maka diperlukan pengolahan
terlebih dahulu untuk menghilangkan kontaminan yang terdapat dalam air. Salah satu solusi yang
ditawarkan yaitu dengan menggunakan filter dengan proses Slow sand Filter. Slow sand filter sebagai
alat yang konvensiona, yang diyakini dapat menurunkan kadar-kadar pencemar yang terdapat dalam
air dengan optimal. Adanya Slow sand Filter ini tidak membutuhkan pengolahan-pengolahan lain
terlebih dahulu. Selain itu pengoprasian dan perawatan yang mudah membuat filter ini dapat
digunakan untuk masyarakat kalangan menengah kebawah dengan tingkat ekonomi yang rendah,
sehingga tidak perlu untuk memasak air terlebih dahulu.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendesain Unit SlowSand Filter skala rumah tangga yang sesuai untuk mengolah air
PDAM yang siap untuk di minum.
2. Mengetahui diameter media, ketebalan media dan kecepatan penyaringan sebuah filter
pasir yang sesuai untuk filter skala rumah tangga.
2. Tinjauan Pustaka
Slow Sand Filter
Menurut Droste, Slow sand filter adalah Filtrasi pasir adalah ujung tombak pengolahan air.
Dimana pada bangunan filter berfungsi sebagai penyaring flok-flok halus yang masih terdapat dalam
air yang tidak terendapkan pada bak sedimentasi dan juga dapat menyaring bakteri atauun
mikrioorganisme yang terdapat dalam air. Filtrasi ini terjadi dengan melewatkan air olahan melalui
media berporos tertentu. Aliran air persatuan luas filter ini sangat kecil, dan selanjutnya dikenal
dengan nama saringan pasir lambat (Slow Sand Filter).
Sedangan menurut Standart Nasional Indonesia (SNI) adalah Saringan pasir lambat adalah
bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran kecil, namun
mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi.
Bakteri E.coli
Menurut Fardiaz (1992) Eschericia coli adalah salah satu bakteri patogen yang tergolong
Coliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan sehingga E. coli
digunakan sebagai bakteri indikator pencemaran air yang berasal dari kotoran hewan berdarah panas.
E.coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan
hewan. Beberapa galur E.coli dapat menyebabkan penyakit pada manusia seperti diare (Astawan,
2007), dimana sampai tahun 2001 diare masih merupakan penyebab kematian bayi ketiga di Indonesia
(ISSDP, 2006).
Penyebaran bakteri E. coli di tanah sangat dipengaruhi oleh porositas tanah. Pergerakan
horizontal sukar dipastikan karena tergantung pada faktor antara lain; jenis tanah, ketinggian
permukaan air tanah, aliran air tanah, konstruksi sumur pompa tangan, jumlah pemakai sumur pompa
tangan dangkal dan jumlah orang yang membuang feses. (Rahayu Kosasif, Budi. 2009).
Bakteri-bakteri pathogen ada bermacam-macam dan konsentrasinya agak rendah, hal ini
menyebabkan bakteri-bakteri tersebut sulit dideteksi. Analisa mikrobiologi untuk bakteri-bakteri
tersebut biasanya berdasarkan “organisme petunjuk (indicator organism)”. Bakteri-bakteri ini
menunjukkan adanya pencemaran oleh tinja manusia atau hewan berdarah panas, dan mudah
dideteksi. Bakteri jenis Escherichia Coli (E.coli atau coli tinja) merupakan petunjuk yang paling
efisien, karena E.coli tersebut hanya dan selalu terdapat dalam tinja. Hanya sebagian dari total coli
terdiri dari E.coli yang berasal dari tinja dan lainnya terdiri dari bakteri yang berasal dari tinja dan
lainnya terdiri dari bakteri yang berasal tanah seperti Aerobacter coli. (Alaerts.1984).
Zat Organik
Semua senyawa organik mengandung carbon yang berkaitan dengan satu elemen atau lebih.
Hidrokarbon hanya terdiri dari karbon dan hidrogen. Banyak senyawa yang mengandung carbon,
hidrogen dan oksigen dan elemen-elemen tersebut menjadi elemen penyusun utama.Elemen minor
yang biasa terikat pada elemen utama tersebut antara lain nitrogen, phospor dan sulfur dan terkadang
halogen dan logam. Senyawa yang dibuat secara sintesis dapat berkaitan dengan berbagai material
lain.
Deterjen
Istilah deterjen digunakan luas pada berbagai macam pembersih yang digunakan untuk
membersihkan kotoran pada pakaian, perabotan rumah tangga atau untuk menghilangkan kotoran
pada benda-benda lainnya. Bahan dasar deterjen adalah senyawa organik yang mempunyai sifat zat
aktif permukaan (Surface active) didalam larutan, yang secara umum disebut Surface active agent
atau Surfactant. Semua zat aktif permukaan atau surfactant mempunyai molekul berpolar yang agak
besar. Salah satu ujung molekul senyawa yang mudah larut dalam air yang disebut gugus hidrofilik,
sedangkan pada ujung yang lainnya terdiri dari gugus hidrofobik (Swisher, 1963).
Deterjen pada konsentrasi tinggi mengalami pelarutan dengan diikuti asosiasi (penggabungan)
diri molekul-molekul surfactant membentuk agregasi berukuran koloid (berjari-jari kurang lebih 1,52,0 nm) Sedangkan pada konsentrasi rendah deterjen berperan sebagai elektrolit biasa. Pada
konsentrasi ini deterjen terdiserasi (pemisahan diri) sebagai molekul yang tervolasi atau memisah
(Abuin, S and Lissi, C, 1992 dalam rahmadyanti,E.,2004). Standar bentuk pengolahan yang berisi
koagulasi-flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi pada umumnya menghilangkan sedikit atau tidak sama
sekali deterjen yang terkandung didalam air (Degrement, 1979). Dalam peraturan standart baku mutu
air minum berdasarkan PERMENKES No. 492/MENKES/SK/IV/2010. membatasi kadar maksimum
deterjen yang diperbolehkan yaitu 0.05 mg.l sebagai MBAS. Sedangkan kandungan yang dianjurkan
tidak ada sama sekali.
Penggunaan deterjen telah digunakan secara luas oleh berbagai industri maupun masyarakat,
dimana limbah cairnya dibuang langsung ke alam tanpa melalui proses pengolahan dan menyebabkan
polusi lingkungan. Secara umum kandungan deterjen menurut Olvice (2006) adalah:
• Surfactant (10-25%)
• Buildery(30-40%)
• Surfact Bash (5-30%)
Surfactant dibagi menjadi empat bagian penting dan digunakan secara meluas pada hampir
secara secctor industri modern:
a. Sirfactant amionik adalah senyawa yang bermuatan negatif dalam bagian aktif permukaan
atau pusat hidrofobiknya.
b. Surfactant kationik adalah senyawa yang bermuatan positif pada bagian aktif permukaan
atau gugus antar muka hidrofobiknya.
c. Surfactant nonionik adalah surfactant yang tidak bermuatan atau tidak terjadi ionisasi
molekul.
d. Surfactant amfotorik adalah surfactant yang mengandung gugus anionik dan kationik,
dimana muatannya bergantung kepada pH, pada pH tinggi dapat menunjukkan sifat
anionik dan pada pH rendah dapat menunjukkan sifat kationik.
3. Metodologi Penelitian
Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian merupakan gambaran umum mengenai tahapan – tahapan yang perlu
dilakukan dalam penelitian.
Kerangka penelitian tentang Pengaruh Ketebalan dan Diameter Media Saringan Pasir Lambat
untuk Mengolah Air PDAM di Tinjau dari Parameter E.coli, Zat Organik dan Deterjen dapat dilihat
pada gambar 3.1. Berikut adalah keterangan dari gambar kerangka penelitian :
a. Ide Studi
Ide studi ini desain ini didasarkan pada fakta, bahwa banyak penduduk Indonesia
menggunakan air PDAM sebagai sumber air minum. Sedangkan kualitas dari air PDAM semakin hari
semakin menurun yang dikarenakan jauhnya tempat pengolahan iar PDAM ke tempat konsumen.
Sehingga bakteri maupun mikroorganisme dapat berkembang biak pada saluran pipa yang
menghubungkan dari tempat pengolahan ke tempat konsumen. Oleh karena itu diperlukan suatu filter
yang dapat digunakan pada masing-masing rumah tangga denagn mudah sehingga dapat
mengahsilkan air yang siap minum.
b. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendukung jalannya penelitian mulai dari awal hingga
penyusunan laporan juga untuk mendapatkan dasar teori yang kuat yang berkaitan dengan
penelitian ini, sehingga dapat menjadi acuan dalam melaksanakan analisis dan pembahasan.
Sumber literature yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buku-buku teks , jurnal
ilmiah, internet dan laporan – laporan tugas akhir yang dilakukan sebelumnya. Studi literature ini
dilakukan sepanjang penelitian, yakni mulai dari tahap awal hingga analisis dan pembahasan hasil
penelitian sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Studi literature yang dilakukan mengenai :
1. Air baku yang digunakan ( air PDAM )
2. Slow sand filter
3. Bakteri E.coli
4. Zat Organik
5. Deterjen
c. Variabel dan Parameter Penelitian
Pada penelitian ini ditetapkan variabel berupa :
• Ketebalan media : 50 cm, 80 cm dan 100cm
• Diameter media : 0.1-0.3 mm, 0.3-0.5 mm dan 0.5-0.7 mm
• Rate filtrasi : 0.1 m/jam, 0.3 m/jam dan 0.6 m/jam
Sedangkan untuk parameter pada air baku yaitu Bakteri E.coli, zat organik dan deterjen.
d. Variabel dan Parameter Penelitian
Pada penelitian ini ditetapkan variabel berupa :
• Ketebalan media : 50 cm, 80 cm dan 100cm
• Diameter media : 0.1-0.3 mm, 0.3-0.5 mm dan 0.5-0.7 mm
• Rate filtrasi : 0.1 m/jam, 0.3 m/jam dan 0.6 m/jam
Sedangkan untuk parameter pada air baku yaitu Bakteri E.coli, zat organik dan deterjen.
e. Pemeriksaan Kualitas Air Baku.
Pemeriksaan kualitas air baku dilakukan untuk mengetahui kualitas air baku ( air PDAM)
yang digunakan. Analisa yang dilakukan berupa :
• Analisa bakteri E.coli dengan metode most probable number (MPN)
• Analisa deterjen dengan metode Metilen Blue Active Substance (MBAS)
• Analisa zat organik dengan metode permanganate value (PV).
f. Persiapan Alat
Persiapan alat yang dilakukan meliputi persiapan pembuatan Slow Sand Filter dan persiapan
peralatan plengkap. Elemen Slow Sand Filter terdiri dari :
1) Pipa PVC dengan diameter 30 cm
2) Kran air
3) Pipa outlet dengan diameter
3
inchi
4
4) Lem PVC
5) Pasir dengan ukuran 0.1-0.3 mm, 0.3-0.5 mm dan 0.5-0.7 mm
6) Kerikil dengan ukuran 10-15mm.
g. Persiapan Bahan
1) Air PDAM
Air PDAM yang digunakan adalah air PDAM dari hasil penelitian pendahuluan.
2) Persiapan bahan untuk analisis
Bahan yang di maksud adalah bahan – bahan yang digunakan untuk analisis
E.coli, deterjen dan bahan organik (KMnO4) yang sesuai dengan standar air minum yang
disyaratkan. Metode analisis yang digunakan berdasarkan standar air minum PERMENKES
No. 492/MENKES/SK/IV/2010.
3) Lapisan penyangga (kerikil)
Pada unit filter ini menggunakan kerikil sebagai lapisan penyangga. Dimana lapisan
kerikil ini setebal 20cm dengan ukuran 10 – 15 mm. Lapisan penyangga ini berfungsi untuk
mencegah keluarnya pasir menuju kran outlet, sehingga kran tidak tersumbat.
h. Pembuatan Alat
Langkah selanjutnya dari penelitian adalah pembuatan alat. Dengan
mempertimbangkan aspek dimensi dari alat serta bahan – bahan maka dirangkai alat
sesuai dengan hasil rancangan perencanaan alat. Slow sand filter di buat sesederhana
mungkin dan semudah mungkin untuk dapat dioperasikan.
i. Pengoprasian filter
Pada penelitian ini, Slow sand filter yang digunakan terbuat dari pipa PVC. Ketebalan media
pasir sebagai media penyaring dalam slow sand filter adalah 50 cm, 80 cm dan 100 cm. Dimana
pasir yang digunakan adalah pasir sungai dengan diameter pasir yang berbeda beda pula, yaitu 0.1
– 0.3 mm, 0.3 -0.5 mm dan 0.5 – 0.7 mm. Dibawah media pasir diletakkan media penyangga yaitu
media kerikil dengan ketinggian 20cm. Fungsi dari media penyangga ini adalah untuk menahan
pasir agar tidak ikut keluar terbawa oleh aliran air.
Sebelum filter dijalankan terlebih dahulu air dialirkan melalui media secara kontinu selama 23 minggu, ini bertujuan agar terbentuknya lapisan Schmutzdecke. Lapisan Schmutzdecke ini
sendiri dapat mengurangi zat – zat pengotor dalam air baku. Biasanya lapisan Schmutzdecke ini
terbentuk hingga ketebalan kurang lebih 5 cm.
Sebelum slow sand filter dimulai, pertama diukur debit yang masuk kedalam saringan filter.
Untuk mengukur debit yang masuk dan keluar pertama – tama kita harus menutup kran outlet
yang terdapat pada saringan filter, kemudian air dialirkan secara perlahan – lahan hingga air
berada 30 cm diatas media pasir. Kemudian pada outlet dibuka dan diukur debit yang keluar dari
saringan filter. Untuk mempermudah pengukuran digunakan gelas ukur.
Pencucian Media Filter
1. Pencucian media filter dilakukan apabila filter telah clogging, hal ini terihat dengan
kecepatan filtrasinya telah menurun. Hal ini menandakan bahwa media filter tidak dapat
lagi menampung flok-flok pengotor yang ada, sehingga muka air media terus naik.
2. Pada saat pencucian filter akan berlangsung, maka harus dipastikan bahwa air yagn ada
dalam reaktor telah tidak ada.
3. Setelah air didalam reaktor telah habis atau berkurang maka lapisan Schmutzdecke yang
tebal dapat dikeruk. Lapisan Schmutzdecke ini dikeruk ± 0.5 - 2 cm.
4. Setelah lapisan Schmutzdecke dikeruk, kemudian filter dapat dioprasikann kembali.
4. Analisa dan Pembahasan
Untuk mengawali penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan analisa untuk mengetahui kualitas
dari sampel air awal, yaitu air PDAM di Jurusan Teknik Lingkungan, ITS. Hasil analisa
selengkapnya dapat dilihat pada Tebel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Sampel Air Awal (Air PDAM di Jurusan Teknik Lingkungan,
ITS.)
Zat Organik Deterjen
E.coli (jml per
(mg/l)
(mg/l)
100ml)
KEPMENKES
10
0.05
0
Hari KeHASIL
1
11.4
0.038
13.5
2
9.1
0.038
17
3
9.7
0.036
14
4
9.1
0.037
13
5
9.5
0.037
11
6
8.7
0.035
21
7
10.5
0.035
13
5. Rencana Anggaran Biaya
Dalam penelitian, filter yang digunakan terbuat dari pipa PVC. Berikut adalah tabel anggaran
biaya pembuatan unit filter.
No
1
2
3
4
5
6
7
Tabel 4.12 Anggaran Biaya Pembuatan 1 Unit Filter.
Kebutuhan
Harga satuan
Biaya
Peralatan
Biaya
total
Jml
Sat
Sat
(Rp)
(Rp)
Filter dari
1
buah
250.000
/buah
250.000
pipa PVC
Pipa PVC
1
meter
9000
/meter
9.000
½”
knee
2
Buah
1000
/buah
2.000
Lem pvc
3
buah
5000
/buah
15.000
Pasir
dan
karun
3
7.500
/karung 22.500
kerikil
g
Tutup pipa
1
buah
40.000
/kg
40.000
PVC
Kikir
1
buah
10.000
/buah 10.000
Total biaya 348.500
6. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kriteria desain unit slow sand filter skala rumah tangga yang dipilih dengan menggunakan
ketebalan media 100cm dan rate filtrasi 0.3m/jam.
2. Pengolahan air PDAM dengan menggunakan slow sand filter untuk menjadi air layak minum
telah terpenuhi dikarenakan kandungan bakteri E.coli, zat organik dan deterjen/surfaktan
telah memenuhi standart baku mutu yang telah di tetapkan oleh PERMENKES No.
492/MENKES/SK/IV/2010.
7. Daftar Pustaka
Al – Layla, M.A., S. Ahmad, S.J. Middlebrooks, (1977) Water Supply Engineering Desaign
2nd edition. Ann Arbor Science. Michigan – USA.
Alaerts, G., S.S. Santika, (1987) Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya.
Annonim, (1967) Water Treatment Plant Desaign AWWA. Mc. Graw Hill Book Company. New
York.
Anonim, (1997) ASTM Standard on Environmental Sampling. Second edition. Baltimore.
Casey, T.J. (1997) Unit Treatment Processes in Water and Wastewater Engineering. John Wiley &
Sons, Inc. New York.
Degremont, (1979). Water Treatment Handbook, 5th edition, John Willey & Sons Inc, New York.
Driscoll, F.G. (1986) Ground Water and Wells. Second edition. Johnson Filtration System, Inc.
Minnesota.
Droste, Ronald L., (1997) Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment. John Willey
and Sons Inc.. USA.
Fair, G. M., J. C. Geyer, D. A. Okun, (1956). Water and Wastewater Engineering volume: 2 Water
Purification and Wastewater Treatment Disposal, John Willey & Sons Inc, New York.
Huisman, L., dan W. E. Wood, (1974). Slow Sand Filtration, WHO, Genewa.
Kawamura, S., (1991). Integrated Desaign of Water Treatment Facilities, John Willey & Sons Inc,
Singapura.
Okun, D. A., dan C. R. Schultz, (1984). Surface Water Treatment for Communities in Developping
Countries, John Willey & Sons Inc, New York.
Reid, G., (1982). Appropriate Methods of Treating: Water and Wastewater in Developing
Countries, Ann Harbor Science, Michigan.
Reynolds, T. D., (1982). Unit Operations and Processes in Environmental Engineering, 2nd edition,
PWS, USA.
Salvato, Joseph A., (1982). Environmental Engineering and Sanitation, 2nd edition, John Willey &
Sons Inc, New York.
Sawyer, C. L., P. L. McCarty, (1984). Chemistry for Environmental Engineering, Mc Graw Hill Book
Company, New York.
Steel, E. W., (1960). Unit Water Supply and Sewerage, 4th edition, Mc Graw Hill Book 18.
Company, New York.
Trihadiningrum, Y., Harmin S.Titah, dan Nurbajati, (2001) Mikrobiologi Lingkungan. Jurusan
Teknik Lingkungan FTSP – ITS. Surabaya.
SNI
3981:2008.
Perencanaan
Instalasi
Saringan
<www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/isisni/SNI%203981-2008.pdf>.
Pasir
Lambat.
Peraturan Menteri Kesehatan NO.492/MENKES/PER/IV/2010. tentang syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum
Download