PENATALAKSANAAN ANC (ANTENATAL CARE) TERPADU PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI KELURAHAN PASIR PUTIH KECAMATAN JAMBI SELATAN TAHUN 2013 1 2 * Subang Aini Nasution, Rizki Tri Wahyuni 1,2 STIKes Prima Jambi Korespondensi Penulis : [email protected] ABSTRAK Pelayanan Antenatal Care (ANC) terpadu seharusnya dilakukan kepada ibu hamil saat pemeriksaan kehamilan. Namun banyak ibu hamil yang kurang mendapatkan ANC secara terpadu seperti TT (Tetanus Toxoid) dan tes laboratorium. Padahal sangat penting untuk mencegah terjadinya tetanus, melihat dan mengurangi adanya PMS (Penyakit Menular Seksual), serta mencegah infeksi penyakit menular seksual dari ibu ke bayi. Masa kehamilan penting bagi seorang wanita dalam siklus hidupnya untuk menentukan kualitas kehidupan selanjutnya. Penelitian penatalaksanaan ANC terpadu pada ibu hamil trimester II dan trimester III di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Jumlah populasi sebanyak 25 orang, jumlah sampel sebanyak 25 orang, dimana data diperoleh melalui observasi dengan wawancara langsung kepada setiap responden dengan tehnik pengambilan sampel yaitu sampling jenuh. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 April - 23 Mei 2013. Penelitian menggunakan data primer. Hasil penelitian mayoritas responden dapat diperoleh bahwa dari 25 orang responden yang melaksanakan 18 orang (72%) dan hasil minoritas responden yang tidak melaksanakan ANC terpadu sebanyak 7 orang (28%). Dapat disimpulkan penatalaksanaan ANC terpadu pada ibu hamil di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013 tidak melakukan ANC secara terpadu. Dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang ANC secara terpadu, pekerjaan ibu yang terlalu sibuk, tidak mengetahui tanda bahaya selama kehamilan, serta kurangnya tenaga kesehatan memberikan ANC secara terpadu kepada ibu hamil. Diharapkan kepada ibu hamil agar meningkatkan pengetahuannya tentang kunjungan ANC terpadu. Dan diharapkan kepada petugas kesehatan memberikan pelayanan ANC secara terpadu kepada ibu hamil. Kata Kunci : Penatalaksanan, Kunjungan ANC, Terpadu, Ibu hamil PENDAHULUAN Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas (dokter, bidan, perawat) dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk mempersiapkan persalinannya. Memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu sandaran safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal (Kusmiyati dkk, 2009). Masa kehamilan merupakan masa yang penting bagi seorang wanita dalam siklus hidupnya. Masa ini memerlukan perhatian khusus, karena masa ini akan menentukan kualitas kehidupan selanjutnya, khususnya bagi anak atau janin yang dikandung. Awal kehamilan merupakan masa-masa kritis bagi janin dan perkembangan serta pertumbuhan organorgan tubuh untuk menentukan kehidupan selanjutnya, khususnya bagi anak atau bayi yang dikandung (Bartini, 2012). Kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Ini didasarkan pada tujuan dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), yaitu mengukur pencapaian sasaran dari program kesehatan nasional, khususnya yang berkaitan dengan program pembangunan kesehatan ibu dan anak “KIA” (Dewik, 2013). Menurut WHO (World Health Organization) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Adapun 99 persennya terjadi di negara berkembang. 160 SCIENTIA JOURNAL STIKes PRIMA JAMBI No.3 Vol.2 Desember 2014 Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa hampir satu orang ibu setiap menit meninggal akibat kehamilan dan persalinan. Angka kematian maternal di negara berkembang diperkirakan mencapai 100 sampai 1.000 lebih per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara maju berkisar antara 7 sampai 15 per 100.000 kelahiran hidup (Ronald, 2011). Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1 kontak pertama dan K4 - kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. Secara nasional angka cakupan pelayanan antenatal saat ini sudah tinggi, K1 mencapai 94,24% dan K4 84,36% (data Kementerian Kesehatan, 2009). Walaupun demikian, masih terdapat disparitas antar provinsi dan antar kabupaten/kota yang variasinya cukup besar. Selain adanya kesenjangan, juga ditemukan ibu hamil yang tidak menerima pelayanan dimana seharusnya diberikan pada saat kontak dengan tenaga kesehatan ‘missed opportunity’ (Kementerian kesehatan RI, 2010). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Departemen Kesehatan (SDKI Depkes) menunjukkan bahwa AKI di Indonesia secara nasional adalah sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup dan merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Sumber data yang lain pada tahun 1994, dari hasil penelitian di rumah sakit umum di Indonesia, menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah sebesar 550 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini tiga sampai enam kali lebih besar dari negara di wilayah ASEAN dan lebih besar 50 kali dibandingkan dengan negara maju (Ronald, 2011). Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2011, AKI tahun 2010 yaitu 268 per 100.000 kelahiran hidup di Sumatera Utara. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan AKI pada tahun 2009 yaitu sebesar 260 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2008 sebesar 258 per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Berdasarkan survei yang dilakukan pada tanggal 19–21 Februari di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013, didapatkan 4 dari 25 ibu hamil yang tidak mengetahui bahwa pemeriksaan ANC atau pemeriksaan kehamilannya paling sedikit dilakukan sebanyak 4 kali serta tidak mendapatkan pelayanan secara terpadu karena kurangnya pengetahuan ibu dan pelayanan secara terpadu dari tenaga kesehatan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penatalaksanaan ANC Terpadu pada Ibu Hamil Trimester II dan Trimester III di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013”. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana Penatalaksanaan ANC Terpadu pada Ibu Hamil Trimester II dan Trimester III di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan wawancara yang dijawab responden dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan ANC Terpadu pada ibu hamil di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013. Pengambilan sampel ini menggunakan metode Sampling jenuh dimana pengambilan sampel didasarkan atas semua jumlah populasi yakni semua ibu hamil Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013 dengan jumlah sekitar 25 orang yang diperoleh dari kepala lingkungan setempat serta masyarakat kecamatan Sei Putih Barat. ( Notoatmodjo, 2010 ) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan judul penelitian yang berjudul tentang Penatalaksanaan Antenatal Care (ANC) Terpadu Pada Ibu Hamil Trimester II dan Trimester III di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013 yang dilakukan pada tanggal 20 April - 23 Mei 2013 terdapat 25 sampel. Sampel diperoleh dari data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh dari langsung dari ibu hamil dengan cara door to door. Lalu peneliti melakukan penelitian 161 SCIENTIA JOURNAL STIKes PRIMA JAMBI No.3 Vol.2 Desember 2014 dengan cara pengisian lembar observasi. Dimana setelah dilakukan pengumpulan data dengan 25 sampel, peneliti melakukan pengolahan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Penatalaksanaan AnteNatal Care (ANC) Terpadu pada Ibu Hamil Di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013. Variabel Penatalaksanaan Dilakukan Tidak dilakukan Total Jumlah (n) Persentase (%) 18 7 72% 28% 25 100% Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 25 orang responden mayoritas yang melakukan ANC secara terpadu adalah sebanyak 18 orang (72%) dan minoritas yang tidak melakukan ANC secara terpadu sebanyak 7 orang (28%). Menurut Profesor Peter Abraham perawatan antenatal sudah ada sejak berabad-abad, namun demikian pada tahun 1930 pelayanan demikian menjadi lebih luas. Sekarang sebagian besar wanita hamil sangat sedikit mengalami risiko komplikasi, tetapi pada beberapa wanita dengan komplikasi medis atau riwayat obstetrik harus dilakukan monitoring lebih intensif. Perawatan antenatal bertujuan untuk memberikan perawatan yang sesuai untuk tiap individu. Selama periode antenatal disamping saran bidan dan kalangan kedokteran, juga bertujuan untuk membantu wanita mempersiapkan kelahirannya dan perawatan bayinya selama periode pasca kelahiran (enam minggu setelah kelahiran). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013 terhadap 25 orang, yang melakukan penatalaksanaan ANC Terpadu sebanyak 18 orang (72%). Menurut asumsi peneliti ibu hamil yang melaksanakan ANC Terpadu adalah ibu yang memiliki pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan baik dari keingintahuan ibu yang tinggi, sering bertanya pada petugas kesehatan, petugas pelayanan kesehatan yang menerapkan ANC secara terpadu dengan lengkap, pengalaman ibu selama kehamilannya sebelumnya, sumber informasi dari teman, keluarga dan sering mendapat informasi dari berbagai sumber baik dari keluarga atau tenaga kesehatan. Hasil penelitian ibu hamil yang melakukan ANC Terpadu terdapat 7 orang (28%) yang tidak melakukan ANC secara Terpadu. Hal ini terjadi karena usia ibu hamil, jenis pekerjaan, karena kurangnya keingintahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pada kehamilan jika tidak dilakukan pemeriksaan ANC secara terpadu, menganggap melaksanakan ANC Terpadu tersebut tidak terlalu penting karena dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kurangnya informasi yang didapat oleh ibu tersebut, baik dari sumber informasi, media cetak, pengalaman dari teman atau keluarga sehingga pengetahuan ibu tergolong kurang serta dari tenaga kesehatan yang kurang memberikan konseling serta informasi tentang ANC Terpadu saat kunjungan pemeriksaan kehamilan. Menurut asumsi peneliti bahwa ibu hamil yang tidak melakukan ANC secara terpadu dikarenakan petugas kesehatan yang kurang memberikan pelayanan secara terpadu. Karena setiap tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta harus dapat memberikan pelayanan yang komprehensif terhadap ibu hamil agar dapat memastikan kehamilan berlangsung normal, mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, meningkatkan motivasi masyarakat khususnya ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur minimal 4 kali kunjungan ANC, serta melakukan intervensi secara adekuat. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang Penatalaksanaan ANC Terpadu pada Ibu Hamil Trimester II dan Trimester III di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tidak melakukan penatalaksanaan ANC secara Terpadu pada ibu hamil. 162 SCIENTIA JOURNAL STIKes PRIMA JAMBI No.3 Vol.2 Desember 2014 DAFTAR PUSTAKA Bartini Istri., 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Lahir Normal, Nuha Medika, Jogjakarta. Dewik A.A., 2013. Gambaran Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang AntenatalCare, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ ebiomedik/article/view/3261 Di akses tanggal 06/02/2013. Kemenkes RI., 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, http://www.scribd.com/mobile/doc/20 1148634 Di akses tanggal 06/02/2013 Kusmiyati dkk., 2009. Perawatan Ibu Hamil, Fitramaya,Yogyakarta. Notoatmodjo Soekidjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Ronald H.S., 2011. Pedoman dan Perawatan Kehamilan Yang Sehat dan Menyenangkan, Nuansa Aulia, Bandung. 163 SCIENTIA JOURNAL STIKes PRIMA JAMBI No.3 Vol.2 Desember 2014