PROFIL KESEHATAN MENTAL NARAPIDANA DITINJAU DARI EMOSI PSIKIS DI POLISI RESORT PADANG PANJANG 1 Riri Sepnita Jashani1, Ahmad Zaini2, Joni Adison2 Mahasiswa Progam Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Progam Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT This research is motivated by the feeling of morality that arises on the inmates involved in drug cases and theft. The presence of anxiety experienced by the inmates in the cell both psychologically and socially. But the focus in this study is: 1) The mental profile of the prisoners is seen from social feelings. 2) The mental profile of prisoners is seen from feelings of morality. This research is a qualitative descriptive research. key informants as much as 2 people and additional informants as many as 4 people, Instruments that researchers use in this research is interview. Data analysis techniques such as data reduction, data presentation, and conclusion. The results can reveal that: 1). The mental health profile of the inmates is seen from the social feelings that prisoners are able to socialize and be able to get closer to other inmates, the inmates are able to perform activities and obey the rules that are in the cell, for example: eating together, praying congregation, sharing together and exercising together. 2). The mental health profile of the inmates is seen from feelings of guilty that feel guilty by breaking the law and regretting his actions, the prisoners promise to serve punishment or regulation, and behave well during the sentence. Able to undergo all the obligations that are in the cell as given the responsibility for maintaining cleanliness and comfort while in the cell. Based on the results of the study can be recommended to inmates to be able to control the psychic emotions while undergoing punishment in the cell. Keyword: Mental Health, Psychic Emotions dan membentuk karakter diri yang PENDAHULUAN Lembaga Pemasyarkatan adalah suatu tempat pemberian efek jera baik kepada narapidana. Menurut Atmasamita dan terhadap seseorang yang melanggar Soemadipradja (Gusef Y, 2011:2) hukum agar seseorang yang telah Lembaga melanggar hukum tidak melanggar adalah tempat pemberian hukuman hukum mengulang dan membina narapidana sehingga kesalahan yang telah diperbuatnya, mereka sadar dan insyaf. Menurut lembaga pemasyarakatan membina Saheroji kembali dan Pemasyarakatan (Azani, 2012:2) (LP) LP berfungsi sebagai wadah pembinaan menjadi untuk melenyapkan sifat-sifat jahat Pemasyarakatan melalui pendidikan pemasyarakatan, Kartono LP bersifat mengayomi masyarakat hukuman diberikan agar individu dari gangguan kejahatan sekaligus menyadari kekeliruannya, lalu ikut mengayomi para narapidana dan merasakan duka memberi bekal hidup narapidana dirasakan sebagai setelah ke perbuatannya. Jadi, dalam pemberian masyarakat. Jadi dapat disimpulkan hukuman itu tergantung dari tujuan bahwa hukuman sebagai alat untuk etis (moril, susila, baik, buruk). narapidana kembali mewujudkan keadilan sosial lahir batin sehingga hukuman dapat tahanan di Lembaga (LP). Menurut (Azani, 2012:2) fungsi nestapa yang akibat dari Sesuai dengan yang diharapkan terutama pada pihak pemerintah, memaksa agar peraturan ditaati dan perlakuan (hukuman) terhadap siapa yang melanggar diberi sanksi narapidana bersifat mendidik dan hukuman. membina narapidana agar menjadi Kejahatan adalah semua bentuk manusia yang penuh percaya diri dan ucapan, perbuatan, dan tingkah laku taqwa terhadap Tuhan Yang Maha yang secara ekonomis, politis dan Kuasa dan menjunjung tinggi norma psikologis merugikan masyarakat, dan baik yang telah tercakup dalam masyarakat. Proses pemasyarakatan peraturan-peraturan hukum yang ada, bertujuan Kartono (Gusef Y, 2011:1). Seorang mendidik narapidana agar sadar akan pelanggar tindakan kejahatan yang sudah melewati prosedur pemeriksaan dan mereka lakukan dan tidak telah mendapat kepastian hukum, mengulanginya kembali. undang-undang setelah nilai yang berlaku untuk membina dalam dan maka akan resmi menyandang status Setelah menerima hukuman dan sebagai narapidana, Panjaitan dan mendapatkan pembinaan, narapidana Simorangkir 2012:2). dapat kembali menghirup udara segar Menurut UU No. 8 Tahun 1981 di luar dinding LP. Kebebasan tentang merupakan (Azani, Hukum Acara Pidana, narapidana adalah terpidana yang ditunggu proses oleh yang narapidana paling yang sedang menjalani masa hukuman. menitikberatkan Narapidana akan dikembalikan ke terhadap lingkungan masyarakat dan kembali melanggar norma-norma sosial, tata berkumpul dengan sanak keluarga tertib, norma susila, dan sejenisnya. serta dapat kembali pandangannya bahaya-bahaya yang berinteraksi Kesehatan mental menurut ahli dengan masyarakat. Dengan beban bahasa dari mental hygiene atau mental maka mental healt. Definisi-definisi yang narapidana sulit untuk bersosialisasi diajukan para ahli diwarnai oleh dengan keahlian yang dialaminya lingkungan masyarakat masing-masing. disekitarnya dengan perdikat beban Health mental sebagai narapidana menjadi 1991:1) menyebutkan: Sehat adalah tantangan yang amat berat di jalani suatu keadaan berupa kesejahteraan narapidana itu sendiri. fisik, mental dan sosial secara penuh Menurut pengertian Sundari (2005:6), kesehatan mental dan Organization Word bukan (Winkel, semata-mata berupa absensinya penyakit atau keadaan merupakan ilmu pengetahuan yang lemah praktis, sebagai penerapan ilmu jiwa memberikan didalam Pandangan keadaan sehat mencakup berbagai terhadap ilmu kesehatan mental ini aspek sehingga diharapkan dapat agak berbeda-beda sesuai dengan mewujudakan kesejahteraan fisik. lapangan kepada jiwa dalam hidup. Menurut ilmu hidup. hidup, keahlian dan kepentingan masing-masing. Misalnya psychiatrist tertentu. Definisi gambaran ini tentang Aqib (2013:41) kesehatan mental dalam adalah terhindarnya orang dari menangani dan menggunakan ilmu gejala-gejala gangguan jiwa (neurs ) pengetahuan mental, dan dari gejala-gejala penyakit jiwa bahaya (psychose). kesehatan menitikberatkan terhadap Orang menderita pada sikap pribadi yang merugikan gangguan jiwa bila sering cemas atau yang kurang wajar, senang tanpa diketahui sebabnya, malas, melamun, mengasingkan tidak ada kegairahan untuk bekerja, diri, takut yang sangat dalam. Sedang badan lesu dan sebagainya. Menurut para pendidikan pedagogik lebih Daradjat (1982:12) Kesehatan mental gelisah, adalah pengetahuan dan perbuatan yang timbul karena kesehatan mental yang yang terganggu. bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan Beberapa pendapat di atas dapat segala potensi, bakat dan pembawaan disimpulkan kesehatan mental adalah yang suatu ada sehingga semaksimal mungkin membawa kemampuan dalam diri kepada seseorang individu untuk mampu kebahagiaan diri dan orang lain serta dalam menyesuaikan dirinya sendiri terhindar dari gangguan-gangguan dan orang lain untuk beradaptasi dan penyakit jiwa. dengan Sedangkan lingkungannya, menurut kesehatan Burhanuddin (1999:19) kesehatan seseorang mental terhadap terhindar dari gangguan dan penyakit perasaan yaitu adanya timbul rasa gangguan mental terhadap tekanan cemas (gelisah), iri hati, sedih, dari merasa rendah diri, pemarah, ragu lingkungannya. berpengaruh mental dimana individu dalam diri mencegah untuk maupun dapat di (bimbang) dan pengaruh prilaku Menurut Goleman (2007: 411) kesehatan mental terhadap tingkah bahwa emosi sebagai setiap kegiatan laku sangat atau pergolakan pikiran, perasaan, dipengaruhi oleh suasana hatinya nafsu, setiap keadaan mental yang dengan beberapa cara contohnya hebat atau memuncak. dimana mengeluarkan apa prilaku yang dirasakan dalam hatinya. Menurut Yusuf (2009:117) emosi dapat dikelompokkan kedalam Dengan beberapa kasus yang dua bagian, yaitu emosi sensoris dan sering terjadi dengan masalah mental emosi psikis. yaitu orang yang suka mengganggu 1. Emosi sensori, yaitu emosi yang ketenangan dan hak orang lain, ditimbulkan oleh rangsangan dari misalnya mencuri, menyakiti atau luar terhadap tubuh, seperti: rasa memfitnah dingin, perlakuan orang buruk lain. itu Semua merupakan pelampiasan dari ketidakpuasannya manis, sakit, lelah, kenyang, dan lapar. 2. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, Yang termasuk emosi Berdasarkan observasi awal ini, di antaranya adalah: pada Kamis 28 Desember 2016 di a. Perasaan Sosial, yaitu perasaan Polres Padang Panjang, dapat yang menyangkut hubungan ditemukan berbagai tingkah laku dengan orang lain, baik bersifat narapidana ada yang murung dan ada perorangan maupun kelompok. yang Wujud perasaan ini seperti (a) observasi rasa (b) Selasa 31 Januari 2017 di Polres persaudaraan (ukhuwah), (c) Padang Panjang, dapat ditemukan simpati, (d) kasih sayang dan bahwa sebagainya. nyaman, sering murung dan adanya solidaritas, b. Perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan tidak ceria, yang Berdasarkan dilakukan narapidana merasa pada tidak tekanan pada saat berada di dalam penjara maupun disaat bertemu nilai-nilai. Baik dan buruk atau dengan keluarganya akibat kasus etika (moral). Contohnya, (a) yang sedang dijalaninya, kurangnya rasa hubungan tanggung (responsibility), jawab di dalam sel, rasa narapidana sering menyendiri di melanggar dalam sel tidak mampu membuka norma, (c) rasa tentram dalam diri terhadap teman-temannya di menaati norma. dalam sel. Hal ini mengakibatkan bersalah (b) sosial apabila Jadi dapat disimpulkan narapidana sulit untuk menjalani emosi adalah merupakan warna kehidupan afektif yang menyertai setiap dalam penjara karena adanya tekanan keadaan atau prilaku individu, yang dialami, dengan hasil observasi yang dimaksud warna afektif ini yang dilakukan pada saat itu terlihat adalah bermacam beban yang terjadi pada tertentu, perasaan-perasaan contohnya, sehari-hari selama di gembira, diri narapidana yang ada di Polres bahagia, putus asa, terkejut, Padang Panjang baik itu masalah benci, psikologis dan fisiknya. (tidak sebagainya. senang), dan Berdasarkan wawancara berikutnya penulis lakukan pada 23 Desember 2016 di Polres Padang 2017 di Polres Padang Panjang Panjang dengan salah satu dengan salah satu petugas kepolisian terlibat kasus di bagian Reskrim di Polres Padang narkoba, dapat ditemukan bahwa ada Panjang dengan inisial ER dimana banyak masalah yang diceritakan ER yang menyelidik kasus tentang oleh narapidana disaat diwawancarai AW, dimana ER menceritakan dari oleh penulis dengan hasil wawancara awal yang penulis lakukan maka disana penyelidikan AW pada saat ini, AW penulis ingin meneliti lebih lanjut juga membawa narkoba berjenis sabu tentang narapidana. Berdasarkan dari dari Bukitinggi akan menuju arah hasil wawancara penulis lakukan Padang AW pada saat itu juga pada sempat narapidana yang 31 Januari 2017 di Polres penangkapan sampai mengkonsumsi narkoba. Padang Panjang dengan salah satu Hasil tes urin AW dinyatakan positif narapidana yang berinisial AW. mengkonsumsi narkoba oleh BNN Maka dapat ditemukan bahwa dan tim penyidik Polres Padang adanya perasaan susila yang timbul Panjang. Dan hasil temuan dari pada dirinya, dimana narapidana wawancara penulis dengan petugas tidak merasa bersalah dengan kasus kepolisian terdapat masalah yang yang telah dijalaninya karena adanya dialami AW terkait kasusnya AW alasan oleh sering mengeluh kepada petugas bisa karena sering tidak nyaman dalam mengkonsumsi narkoba yaitu karena penjara dan ada beberapa tekanan faktor yang dialaminya. yang narapidana, diberikan kenapa lingkungan dia yang cukup karena dalam Wawancara dengan petugas mengkonsumsi narkoba beban atau selanjutnya yaitu berinisial VR Pada masalah terasa 27 Januari 2017 dimana VR yang dirinya menyelidik kasus YA dimana YA timbulnya ketenangan dan tentram terlibat kasus pencurian disebuah tidak ada masalah yang dijalaninya. rumah kos dimana YA tertangkap Berdasarkan dari hasil wawancara oleh penulis lakukan pada 31 Januari sebuah rumah kos, dan YA ini mempengaruhinya, hilang yang dan dialaminya di dalam warga sedang mencongkel mencuri 3 buah laptop dan 4 HP dan ini uang tunai dimana dalam menelidiki wawancara dan observasi langsung petugas terhadap informan penelitian. mendapatkan beberapa dengan cara melakukan alasan yang di berikan oleh YA HASIL DAN PEMBAHASAN kenapa bisa melakukan pencurian. a. Profil Dalam penyelidikan beberapa banyak terdapat alasan yang Kesehatan Narapidana dilihat Mental Perasaan Sosial diberikan kenapa bisa mencuri. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan peneliti METODE PENELITIAN Penelitian yang akan peneliti dilapangan terhadap beberapa lakukan adalah penelitian kualitatif responden diperoleh hasil sebagai yang menghasilkan data deskriptif. berikut: Informasi yang diperoleh Berkaitan dengan tersebut, dari informan kunci yaitu merasa penelitian ini berupaya bersalah akan perbuatannya, dan mengungkap, merasa canggung dan sedih saat menafsirkan data yang berhubungan pertama didalam sel pada saat itu dengan”Profil Mental timbulnya penyesalan pada diri dari Emosi atas kesalahan yang dilakukannya, Resort Padang pada saat pertama di dalam sel hal mendeskripsikan, Narapidana Psikis di Kesehatan ditinjau Polisi Panjang”. Penelitian ini dilaksanakan merasakan pada tanggal 13-21 Juni 2017 yang dirinya karna baru pertama masuk bertempat di Polres Padang Panjang. penjara. Informan kunci kegelisahan dalam dalam Pertama berbaur dengan penelitian ini sebanyak 2 orang dan teman-teman satu selnya pada saat informan itu tambahan sebanyak 4 sangat canggung orang. Teknik pengambilan sampel merasakan pada berdasarkan teman-teman sesama narapidana purposive atau tujuan. Instrumen yang terlibat kasus narkoba tapi penelitian dengan format wawancara, saat sudah menjalani hukuman observasi dan dokumentasi. Teknik sudah mulai terbiasa dan tidak pengumpulan data dalam penelitian canggung dan takut lagi. selalu penelitian ini kegugupan dan dengan menjalani kebersamaan selama melanggar hukum dan menyesali didalam perbuatanya, sel, seperti sholat berjanji berjamaah, makan bersama dan menjalani mengaji bersama dengan sesama peraturan narapidana yang ada di dalam sel. didalam sel, dan berprilaku yang b. Profil Kesehatan Narapidana dilihat hukuman akan yang maupun ada selama Mental baik dan sopan kepada petugas Perasaan selama di dalam sel. juga juga Sosial menjalani semua kewajiban yang Informasi yang diperoleh ada di dalam sel seperti diberikan bahwa emosi psikis narapidana tanggung dilihat dari perasan asusilanya kebersihan dan kenyamanan selama adalah, dimana merasa bersalah dengan melanggar hukum dan menyesali perbuatannya, berjanji akan menjalani hukuman maupun peraturan yang ada selama di dalam sel, dan berprilaku yang didalam sel berprilaku baik dan sopan kepada petugas maupun teman-teman di dalam sel. Menjalani untuk menjaga didalam sel. 1. Profil Kesehatan Narapidana Mental Dilihat dari Perasaan Sosial a. Solidariitas Hal di atas sesuai dengan hasik wawancara di lapangan baik selama didalam sel. Selama jawab semua kewajiban yang ada didalam sel seperti diberikan tanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan selama di dalam sel. Informasi yang diperoleh dari informan kunci yaitu, bahwa emosi psikis narapidana dilihat dari perasaan asusilanya adalah, dimana merasa bersalah dengan diperoleh imformasi bahwa narapidana ada rasa solidaritas sesama narapidana seperti adanya komunikasi yang berjalan dengan baik, ada juga kegiatan yang positif seperti berolahraga, sholat berjamaah, dan makan secara bersama-sama, terjalinnya rasa persaudaraan yang cukup baik di dalam sel seperti saling berbagi dan ada juga rasa simpati sesama narapidana mendengarkan contohnya, curhatan teman dan memberikan motivasi pada dalam teman yang sedang mengalami wawancara narapidana mengenai masalah dan putus asa akan rasa persaudaraan yang dialami hukumannya. narapidana cukup berjalan dengan Menurut Yusuf (2009:117) solidaritas adalah kebersamaan, rasa rasa temuan peneliti dari baik saat di dalam sel narapidana merasakan adanya kesatuan kekeluargaan simpati, hukuman, narapidana juga saling sebagai salah satu anggota dari berbagi dalam hal-hal yang positif suatu kelompok yang sama seperti seperti menjenguk teman yang sakit, ikut untuk teman-teman yang sedang membantu lagi ada masalah, dan saling berbagi kesusahan, saling berbagi dengan dalam berbentuk makanan jika orang lain. saat b. Persaudaraan kepentingan, rasa orang yang Menurut Yusuf (2009:117) persaudaraan memberikan ada menjalani semangat kujungan keluarga narapidana juga menjalin persaudaraan dengan teman- sebuah teman yang ada di luar, dengan hanya masih ada teman-teman yang terjalin lewat hubungan darah atau menjeguk saat di dalam sel, yang sebagai memberikan makanan dan juga namun semangat juga hukuman. hubungan adalah saat ikatan yang sering tidak disebut saudara kandung, hubungan persaudaraan terjalin melalui pertemanan c. berlanjut dengan persahabatan. Berdasarkan hasil dari wawancara di lapangan mengenai. Persaudaraan narapidana ditemui oleh peneliti dapat peneliti ditemui dapat dimana rasa persaudaran sesama narapidana, dalam menjalani Berdasarkan hasil Simpati wawancara dilapangan mengenai simpati narapidana dapat ditemui oleh peneliti dimana dapat ditemui rasa simpati yang baik antara narapidana didalam sel, ada rasa sedih jika teman sedang ada masalah di dalam sel maupun di luar sel, seperti rindu dengan perbuatannya keluarga seseorang itu suka. yang ada dirumah, yang membuat narapidana juga dapat memahami perasaan teman yang sedang d. Kasih Sayang dalam masalah, dan ikut dalam mendengarkan masalah tersebut, dengan rasa teman Berdasarkan penelitian dari hasil wawancara di simpati lapangan mengenai kasih sayang narapidana terhadap teman yang narapidana dapat ditemui rasa patuh dan taat akan peraturan kasih sayang yang didapatkan yang ada di dalam sel jika oleh narapidana, dalam temuan narapidana yang peneliti dapat ditemukan bahwa seperti itu narapidana merasa narapidana merasa senang sampai bangga saat melihat dan hal nyaman untuk sekarang ini masih berteman dengan teman yang mau mendapatkan kasih sayang dari berubah kearah yang baik dan ingi orang-orang ikut untuk mengikuti teman yang seperti sudah berubah kearah yang lebih keluarga, teman, saudara, dan juga baik lagi, teman di dalam sel juga kasih memberikan semangat kepada kita narapidana penting untuk dirinya. jika narapidana sudah bebas jika yang kasih sayang Menurut disayangnya sayang yang dari, menurut Yusuf (2009: hukumanya tidak terlalu lama dan 117) kasih sayang adalah suatu timbul juga rasa ingin cepat bebas sikap saling menghormati dan seperti temanya tersebut. mengasihi semua ciptaan tuhan Menurut Yusuf (2009: 117) simpati adalah suatu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa atau baik benda hidup maupun benda mati seperti kasih sayang terhadap sesama manusia contoh: kasih sayang terhadap keluarga, teman, saudara dan sebagainya. 2. Profil Kesehatan Narapidana dilihat dari Perasaan Susila a. Rasa tanggung jawab Berdasarkan wawancara di lapangan bahwa diperoleh informasi narapidana tanggung ada rasa jawab yang dipikul narapidana juga akan bertanggung jawab akan menjalani hukumanya dengan baik narapidana dan semestinya, juga mneyikapi narapidana di dalam sel seperti dengan baik semua contohnya, mengikuti peraturan di jawab yang telah diberikan oleh dalam sel, adanya rasa bersalah petugas kepada masing-masing narapidana narapidana. karena melanggar norma dan berkomitmen tidak Menurut tanggung Yusuf (2009: akan mengulanginya kembali, dan 117) tanggung jawab adalah suatu rasa tentram narapidana yang dirasakan kesadaran diri manusia terhadap selama menaati semua tingkah laku dan perbuatan peraturan di dalam sel. Berdasarkan yang disengaja hasil dari disengaja. Tanggung jawab juga wawancara di lapangan mengenai berasal Rasa tanggung jawab narapidana kemauan dapat kewajiban ditemui oleh peneliti ataupun tidak dari dalam diri hati sendiri yang dipertanggung jawabkan. tanggung b. Rasa narapidana hukumannya, wawancara saat pada diri Bersalah dalam menjalani melanggar norma saat melakukan Berdasarkan dengan narapidana berada di dalam atau harus dimana peneliti dapat temui rasa jawab dan dalam hasil dari wawancara di lapangan mengenai sel rasa bersalah dalam melanggar barapidana akan menjalani bentuk norma pada diri narapidana dapat tanggung jawabnya ditemui oleh peneliti adanya rasa narapidana selama sebagai berada di bersalah pada diri narapidana dalam sel Polres Padang Panjang, dalam melanggar norma yang ada muapun tanggung jawab dalam di menjaga melanggar kebersihan maupun lingkungannya, norma pada awal narapidana keamanan dan rasa tentram antara merasa takut dan cemas pada saat narapidana itu, apa lagi dengan melanggar di dalam sel, norma yang ada membuat ia melanggar masuk penjara dan dinamakan perasaan berdosa. Rasa bersalah sebagai narapidana saat itu, ada datang ketika seseorang telah beberapa yang memahami mengenai mana benar menyebabkan kenapa narapidana mana salah, contoh rasa bersalah masuk penjara yaitu karena dia ketika memakai membunuh kasus narkoba dan kasus pencurian. suatu norma mencuri, atau merampok, atau melanggar hukum yang lain. Pada saat ini timbulnya c. Rasa tentram rasa penyesalan yang terjadi pada menaati norma diri narapidana dan juga keluarga Berdasarkan dalam hasil dari dengan dia melaanggar norma wawancara di lapangan mengenai yang ada, pada saat ini narapidana rasa tentram narapidana dalam bertekat untuk menyadari dirinya menaati dan semua ditemukan oleh peneliti dimana perbuatannya dan akan merubah peneliti dapat menemui adanya semua rasa menyesali kesalahan yang telah norma tentram jadi yang dapat dirasakan dilakukannya agar tidak akan narapidana dalam menaati norma terjadi akan yang ada selama berada di dalam menjauhi semua pergaulan yang sel, saat didalam sel narapidana akan sangat lagi narapidana merugikannya tersebut kesalahan yang semua aturan yang berlaku selama dilakukanya inilah yang membuat didalam sel apalagi aturan untuk narapidana narapidana selama dia menjalani dengan menyianyiakan senang dan menerima kepercayaan dan kasih sayang hukuman, yang beranggapan selama aturan itu diberikan keluarga kepadanya saat sekarng ini. bagus dan membina narapidana Menurut Yusuf (2009:117) rasa bersalah adalah narapidana suatu perlakuan atau perbuatan yang menerima dengan baik dan dengan senang hati, apalagi aturan yang dibuat oleh Polres Padang Panjang sangat membina dan Panjang, mendidik narapidana kearah yang kesimpulan sebagai berikut: lebih baik. 1. Apalagi maka dapat diambil Perasaan Sosial yang dimiliki dengan narapidana selama berada di menerapkan kearah yang relegius dalam sel seperti rasa solidaritas lebih mengajarkan untuk rohani dan juga komunikasi yang baik narapidana, kepolisian antara narapidana, narapidana memberikan penghargaan kepada juga melakukan kegiatan yang narapidana positif petugas yang menaati seperti berolahraga peraturan di dalam sel, dengan bersama, makan bersama, dan memberikan pujian yang baik dan sholat berjamaah serta mengaji selalu bersama. kepada memberikan semangat narapidana dalam Rasa kebersamaan terjalin dengan bagus selama mempertahankan perubahan yang narapidana telah hukumannya di dalam sel, rasa terjadi kepada diri narapidana tersebut. solidaritas tentram adalah merasa senang dan nyaman, adanya rasa dalam menaati norma yang ada. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian lakukan pada tanggal 13 Juni sampai 21 Juni 2017 di Polres Padang Panjang tentang Profil Kesehatan Mental Narapidana Ditinjau dari Emosi Psikis di Polisi Resort Padang kuat mendengarkan curhatan teman, memberikan tanggapan yang masalah yang positif kedamaian, keadilan, dan rasa aman dalam hidup bermasyarakat yang cukup contohnya, Menurut Yusuf (2009:117) rasa menjalani akan dan dialami temannya di dalam sel. 2. Perasaan Susila yang dimiliki narapidana selama berada di dalam sel seperti rasa tanggung jawab yang harus dipikul oleh narapidana di dalam sel untuk mempertanggungjawabkan kesalahan yang sudah dilakukannya contohnya, harus mengikuti semua hukuman yang ada maupun yang sedang berjalan selama di dalam sel, Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta. narapidana merasa bersalah akan perbuatan yang dilakukannya karna telah melanggar norma yang ada narapidana berjanji tidak akan perbuatanya mengikuti lagi semua mengulangi dan akan peraturan dengan baik selama berada di dalam sel. DAFTAR PUSTAKA Azani. 2012. Gambaran Psikologi Well=BeingMantan Narapidana. Aqib. 2013. Konseling Kesehatan Mental. Bandung. Burhanuddin. 1999. Kesehatan Mental. Bandung Pustaka Setia. Dradjat. 1982. Kesehatan Mental, Jakarta : Gunung agung. Gusef. Y. 2011. Adaptasi Kehidupan Sosial Narapidana dalam Masyarakat, Skripsi Ilmu Sosial Politik. Universitas Andalas. Goleman. 2007. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Prestasi Pusat karya. Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.