PROFIL KESEHATAN MENTAL NARAPIDANA DITINJAU DARI

advertisement
PROFIL KESEHATAN MENTAL NARAPIDANA DITINJAU DARI
EMOSI PSIKIS DI POLISI RESORT PADANG PANJANG
1
Riri Sepnita Jashani1, Ahmad Zaini2, Joni Adison2
Mahasiswa Progam Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Progam Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by the feeling of morality that arises on the
inmates involved in drug cases and theft. The presence of anxiety experienced by
the inmates in the cell both psychologically and socially. But the focus in this
study is: 1) The mental profile of the prisoners is seen from social feelings. 2) The
mental profile of prisoners is seen from feelings of morality. This research is a
qualitative descriptive research. key informants as much as 2 people and
additional informants as many as 4 people, Instruments that researchers use in this
research is interview. Data analysis techniques such as data reduction, data
presentation, and conclusion. The results can reveal that: 1). The mental health
profile of the inmates is seen from the social feelings that prisoners are able to
socialize and be able to get closer to other inmates, the inmates are able to
perform activities and obey the rules that are in the cell, for example: eating
together, praying congregation, sharing together and exercising together. 2). The
mental health profile of the inmates is seen from feelings of guilty that feel guilty
by breaking the law and regretting his actions, the prisoners promise to serve
punishment or regulation, and behave well during the sentence. Able to undergo
all the obligations that are in the cell as given the responsibility for maintaining
cleanliness and comfort while in the cell. Based on the results of the study can be
recommended to inmates to be able to control the psychic emotions while
undergoing punishment in the cell.
Keyword: Mental Health, Psychic Emotions
dan membentuk karakter diri yang
PENDAHULUAN
Lembaga Pemasyarkatan adalah
suatu tempat pemberian efek jera
baik kepada narapidana.
Menurut
Atmasamita
dan
terhadap seseorang yang melanggar
Soemadipradja (Gusef Y, 2011:2)
hukum agar seseorang yang telah
Lembaga
melanggar hukum tidak melanggar
adalah tempat pemberian hukuman
hukum
mengulang
dan membina narapidana sehingga
kesalahan yang telah diperbuatnya,
mereka sadar dan insyaf. Menurut
lembaga pemasyarakatan membina
Saheroji
kembali
dan
Pemasyarakatan
(Azani,
2012:2)
(LP)
LP
berfungsi sebagai wadah pembinaan
menjadi
untuk melenyapkan sifat-sifat jahat
Pemasyarakatan
melalui pendidikan pemasyarakatan,
Kartono
LP bersifat mengayomi masyarakat
hukuman diberikan agar individu
dari gangguan kejahatan sekaligus
menyadari kekeliruannya, lalu ikut
mengayomi para narapidana dan
merasakan
duka
memberi bekal hidup narapidana
dirasakan
sebagai
setelah
ke
perbuatannya. Jadi, dalam pemberian
masyarakat. Jadi dapat disimpulkan
hukuman itu tergantung dari tujuan
bahwa hukuman sebagai alat untuk
etis (moril, susila, baik, buruk).
narapidana
kembali
mewujudkan keadilan sosial lahir
batin
sehingga
hukuman
dapat
tahanan
di
Lembaga
(LP).
Menurut
(Azani,
2012:2)
fungsi
nestapa
yang
akibat
dari
Sesuai dengan yang diharapkan
terutama pada pihak pemerintah,
memaksa agar peraturan ditaati dan
perlakuan
(hukuman)
terhadap
siapa yang melanggar diberi sanksi
narapidana bersifat mendidik dan
hukuman.
membina narapidana agar menjadi
Kejahatan adalah semua bentuk
manusia yang penuh percaya diri dan
ucapan, perbuatan, dan tingkah laku
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
yang secara ekonomis, politis dan
Kuasa dan menjunjung tinggi norma
psikologis merugikan masyarakat,
dan
baik yang telah tercakup dalam
masyarakat. Proses pemasyarakatan
peraturan-peraturan hukum yang ada,
bertujuan
Kartono (Gusef Y, 2011:1). Seorang
mendidik narapidana agar sadar akan
pelanggar
tindakan
kejahatan
yang
sudah
melewati prosedur pemeriksaan dan
mereka
lakukan
dan
tidak
telah mendapat kepastian hukum,
mengulanginya kembali.
undang-undang
setelah
nilai
yang
berlaku
untuk
membina
dalam
dan
maka akan resmi menyandang status
Setelah menerima hukuman dan
sebagai narapidana, Panjaitan dan
mendapatkan pembinaan, narapidana
Simorangkir
2012:2).
dapat kembali menghirup udara segar
Menurut UU No. 8 Tahun 1981
di luar dinding LP. Kebebasan
tentang
merupakan
(Azani,
Hukum
Acara
Pidana,
narapidana adalah terpidana yang
ditunggu
proses
oleh
yang
narapidana
paling
yang
sedang menjalani masa hukuman.
menitikberatkan
Narapidana akan dikembalikan ke
terhadap
lingkungan masyarakat dan kembali
melanggar norma-norma sosial, tata
berkumpul dengan sanak keluarga
tertib, norma susila, dan sejenisnya.
serta
dapat
kembali
pandangannya
bahaya-bahaya
yang
berinteraksi
Kesehatan mental menurut ahli
dengan masyarakat. Dengan beban
bahasa dari mental hygiene atau
mental
maka
mental healt. Definisi-definisi yang
narapidana sulit untuk bersosialisasi
diajukan para ahli diwarnai oleh
dengan
keahlian
yang
dialaminya
lingkungan
masyarakat
masing-masing.
disekitarnya dengan perdikat beban
Health
mental sebagai narapidana menjadi
1991:1) menyebutkan: Sehat adalah
tantangan yang amat berat di jalani
suatu keadaan berupa kesejahteraan
narapidana itu sendiri.
fisik, mental dan sosial secara penuh
Menurut
pengertian
Sundari
(2005:6),
kesehatan
mental
dan
Organization
Word
bukan
(Winkel,
semata-mata
berupa
absensinya penyakit atau keadaan
merupakan ilmu pengetahuan yang
lemah
praktis, sebagai penerapan ilmu jiwa
memberikan
didalam
Pandangan
keadaan sehat mencakup berbagai
terhadap ilmu kesehatan mental ini
aspek sehingga diharapkan dapat
agak berbeda-beda sesuai dengan
mewujudakan kesejahteraan fisik.
lapangan
kepada jiwa dalam hidup. Menurut
ilmu
hidup.
hidup,
keahlian
dan
kepentingan masing-masing.
Misalnya
psychiatrist
tertentu.
Definisi
gambaran
ini
tentang
Aqib (2013:41) kesehatan mental
dalam
adalah
terhindarnya orang dari
menangani dan menggunakan ilmu
gejala-gejala gangguan jiwa (neurs )
pengetahuan
mental,
dan dari gejala-gejala penyakit jiwa
bahaya
(psychose).
kesehatan
menitikberatkan
terhadap
Orang
menderita
pada sikap pribadi yang merugikan
gangguan jiwa bila sering cemas
atau yang kurang wajar, senang
tanpa diketahui sebabnya, malas,
melamun,
mengasingkan
tidak ada kegairahan untuk bekerja,
diri, takut yang sangat dalam. Sedang
badan lesu dan sebagainya. Menurut
para pendidikan pedagogik lebih
Daradjat (1982:12) Kesehatan mental
gelisah,
adalah pengetahuan dan perbuatan
yang timbul karena kesehatan mental
yang
yang terganggu.
bertujuan
untuk
mengembangkan dan memanfaatkan
Beberapa pendapat di atas dapat
segala potensi, bakat dan pembawaan
disimpulkan kesehatan mental adalah
yang
suatu
ada
sehingga
semaksimal
mungkin
membawa
kemampuan
dalam
diri
kepada
seseorang individu untuk mampu
kebahagiaan diri dan orang lain serta
dalam menyesuaikan dirinya sendiri
terhindar dari gangguan-gangguan
dan orang lain untuk beradaptasi
dan penyakit jiwa.
dengan
Sedangkan
lingkungannya,
menurut
kesehatan
Burhanuddin (1999:19) kesehatan
seseorang
mental
terhadap
terhindar dari gangguan dan penyakit
perasaan yaitu adanya timbul rasa
gangguan mental terhadap tekanan
cemas (gelisah), iri hati, sedih,
dari
merasa rendah diri, pemarah, ragu
lingkungannya.
berpengaruh
mental
dimana
individu
dalam
diri
mencegah
untuk
maupun
dapat
di
(bimbang) dan pengaruh prilaku
Menurut Goleman (2007: 411)
kesehatan mental terhadap tingkah
bahwa emosi sebagai setiap kegiatan
laku
sangat
atau pergolakan pikiran, perasaan,
dipengaruhi oleh suasana hatinya
nafsu, setiap keadaan mental yang
dengan beberapa cara contohnya
hebat atau memuncak.
dimana
mengeluarkan apa
prilaku
yang dirasakan
dalam hatinya.
Menurut
Yusuf
(2009:117)
emosi dapat dikelompokkan kedalam
Dengan beberapa kasus yang
dua bagian, yaitu emosi sensoris dan
sering terjadi dengan masalah mental
emosi psikis.
yaitu orang yang suka mengganggu
1. Emosi sensori, yaitu emosi yang
ketenangan dan hak orang lain,
ditimbulkan oleh rangsangan dari
misalnya mencuri, menyakiti atau
luar terhadap tubuh, seperti: rasa
memfitnah
dingin,
perlakuan
orang
buruk
lain.
itu
Semua
merupakan
pelampiasan dari ketidakpuasannya
manis,
sakit,
lelah,
kenyang, dan lapar.
2. Emosi psikis, yaitu emosi yang
mempunyai
alasan-alasan
kejiwaan, Yang termasuk emosi
Berdasarkan observasi awal
ini, di antaranya adalah:
pada Kamis 28 Desember 2016 di
a. Perasaan Sosial, yaitu perasaan
Polres
Padang
Panjang,
dapat
yang menyangkut hubungan
ditemukan berbagai tingkah laku
dengan orang lain, baik bersifat
narapidana ada yang murung dan ada
perorangan maupun kelompok.
yang
Wujud perasaan ini seperti (a)
observasi
rasa
(b)
Selasa 31 Januari 2017 di Polres
persaudaraan (ukhuwah), (c)
Padang Panjang, dapat ditemukan
simpati, (d) kasih sayang dan
bahwa
sebagainya.
nyaman, sering murung dan adanya
solidaritas,
b. Perasaan susila, yaitu perasaan
yang
berhubungan
dengan
tidak
ceria,
yang
Berdasarkan
dilakukan
narapidana
merasa
pada
tidak
tekanan pada saat berada di dalam
penjara
maupun
disaat
bertemu
nilai-nilai. Baik dan buruk atau
dengan keluarganya akibat kasus
etika (moral). Contohnya, (a)
yang sedang dijalaninya, kurangnya
rasa
hubungan
tanggung
(responsibility),
jawab
di
dalam
sel,
rasa
narapidana sering menyendiri di
melanggar
dalam sel tidak mampu membuka
norma, (c) rasa tentram dalam
diri terhadap teman-temannya di
menaati norma.
dalam sel. Hal ini mengakibatkan
bersalah
(b)
sosial
apabila
Jadi
dapat
disimpulkan
narapidana sulit untuk menjalani
emosi adalah merupakan warna
kehidupan
afektif yang menyertai setiap
dalam penjara karena adanya tekanan
keadaan atau prilaku individu,
yang dialami, dengan hasil observasi
yang dimaksud warna afektif ini
yang dilakukan pada saat itu terlihat
adalah
bermacam beban yang terjadi pada
tertentu,
perasaan-perasaan
contohnya,
sehari-hari
selama
di
gembira,
diri narapidana yang ada di Polres
bahagia, putus asa, terkejut,
Padang Panjang baik itu masalah
benci,
psikologis dan fisiknya.
(tidak
sebagainya.
senang),
dan
Berdasarkan
wawancara
berikutnya penulis lakukan pada 23
Desember 2016 di Polres Padang
2017 di Polres Padang Panjang
Panjang
dengan
salah
satu
dengan salah satu petugas kepolisian
terlibat
kasus
di bagian Reskrim di Polres Padang
narkoba, dapat ditemukan bahwa ada
Panjang dengan inisial ER dimana
banyak masalah yang diceritakan
ER yang menyelidik kasus tentang
oleh narapidana disaat diwawancarai
AW, dimana ER menceritakan dari
oleh penulis dengan hasil wawancara
awal
yang penulis lakukan maka disana
penyelidikan AW pada saat ini, AW
penulis ingin meneliti lebih lanjut
juga membawa narkoba berjenis sabu
tentang narapidana. Berdasarkan dari
dari Bukitinggi akan menuju arah
hasil wawancara penulis lakukan
Padang AW pada saat itu juga
pada
sempat
narapidana
yang
31 Januari 2017 di Polres
penangkapan
sampai
mengkonsumsi
narkoba.
Padang Panjang dengan salah satu
Hasil tes urin AW dinyatakan positif
narapidana yang berinisial AW.
mengkonsumsi narkoba oleh BNN
Maka dapat ditemukan bahwa
dan tim penyidik Polres Padang
adanya perasaan susila yang timbul
Panjang. Dan hasil temuan dari
pada dirinya, dimana narapidana
wawancara penulis dengan petugas
tidak merasa bersalah dengan kasus
kepolisian terdapat masalah yang
yang telah dijalaninya karena adanya
dialami AW terkait kasusnya AW
alasan
oleh
sering mengeluh kepada petugas
bisa
karena sering tidak nyaman dalam
mengkonsumsi narkoba yaitu karena
penjara dan ada beberapa tekanan
faktor
yang dialaminya.
yang
narapidana,
diberikan
kenapa
lingkungan
dia
yang
cukup
karena
dalam
Wawancara dengan petugas
mengkonsumsi narkoba beban atau
selanjutnya yaitu berinisial VR Pada
masalah
terasa
27 Januari 2017 dimana VR yang
dirinya
menyelidik kasus YA dimana YA
timbulnya ketenangan dan tentram
terlibat kasus pencurian disebuah
tidak ada masalah yang dijalaninya.
rumah kos dimana YA tertangkap
Berdasarkan dari hasil wawancara
oleh
penulis lakukan pada 31 Januari
sebuah rumah kos, dan YA ini
mempengaruhinya,
hilang
yang
dan
dialaminya
di
dalam
warga
sedang
mencongkel
mencuri 3 buah laptop dan 4 HP dan
ini
uang tunai dimana dalam menelidiki
wawancara dan observasi langsung
petugas
terhadap informan penelitian.
mendapatkan
beberapa
dengan
cara
melakukan
alasan yang di berikan oleh YA
HASIL DAN PEMBAHASAN
kenapa bisa melakukan pencurian.
a. Profil
Dalam
penyelidikan
beberapa
banyak
terdapat
alasan
yang
Kesehatan
Narapidana
dilihat
Mental
Perasaan
Sosial
diberikan kenapa bisa mencuri.
Berdasarkan
hasil
penelitian yang ditemukan peneliti
METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan peneliti
dilapangan
terhadap
beberapa
lakukan adalah penelitian kualitatif
responden diperoleh hasil sebagai
yang menghasilkan data deskriptif.
berikut: Informasi yang diperoleh
Berkaitan
dengan
tersebut,
dari informan kunci yaitu merasa
penelitian
ini
berupaya
bersalah akan perbuatannya, dan
mengungkap,
merasa canggung dan sedih saat
menafsirkan data yang berhubungan
pertama didalam sel pada saat itu
dengan”Profil
Mental
timbulnya penyesalan pada diri
dari
Emosi
atas kesalahan yang dilakukannya,
Resort
Padang
pada saat pertama di dalam sel
hal
mendeskripsikan,
Narapidana
Psikis
di
Kesehatan
ditinjau
Polisi
Panjang”. Penelitian ini dilaksanakan
merasakan
pada tanggal 13-21 Juni 2017 yang
dirinya karna baru pertama masuk
bertempat di Polres Padang Panjang.
penjara.
Informan
kunci
kegelisahan
dalam
dalam
Pertama berbaur dengan
penelitian ini sebanyak 2 orang dan
teman-teman satu selnya pada saat
informan
itu
tambahan
sebanyak
4
sangat
canggung
orang. Teknik pengambilan sampel
merasakan
pada
berdasarkan
teman-teman sesama narapidana
purposive atau tujuan. Instrumen
yang terlibat kasus narkoba tapi
penelitian dengan format wawancara,
saat sudah menjalani hukuman
observasi dan dokumentasi. Teknik
sudah mulai terbiasa dan tidak
pengumpulan data dalam penelitian
canggung dan takut lagi. selalu
penelitian
ini
kegugupan
dan
dengan
menjalani kebersamaan selama
melanggar hukum dan menyesali
didalam
perbuatanya,
sel,
seperti
sholat
berjanji
berjamaah, makan bersama dan
menjalani
mengaji bersama dengan sesama
peraturan
narapidana yang ada di dalam sel.
didalam sel, dan berprilaku yang
b. Profil
Kesehatan
Narapidana
dilihat
hukuman
akan
yang
maupun
ada
selama
Mental
baik dan sopan kepada petugas
Perasaan
selama di dalam sel. juga juga
Sosial
menjalani semua kewajiban yang
Informasi yang diperoleh
ada di dalam sel seperti diberikan
bahwa emosi psikis narapidana
tanggung
dilihat dari perasan asusilanya
kebersihan dan kenyamanan selama
adalah, dimana merasa bersalah
dengan melanggar hukum dan
menyesali perbuatannya, berjanji
akan menjalani hukuman maupun
peraturan yang ada selama di
dalam sel, dan berprilaku yang
didalam
sel
berprilaku baik dan sopan kepada
petugas maupun teman-teman di
dalam
sel.
Menjalani
untuk
menjaga
didalam sel.
1. Profil
Kesehatan
Narapidana
Mental
Dilihat
dari
Perasaan Sosial
a.
Solidariitas
Hal di atas sesuai dengan
hasik wawancara di lapangan
baik selama didalam sel.
Selama
jawab
semua
kewajiban yang ada didalam sel
seperti diberikan tanggung jawab
untuk menjaga kebersihan dan
kenyamanan selama di dalam sel.
Informasi yang diperoleh
dari informan kunci yaitu, bahwa
emosi psikis narapidana dilihat
dari perasaan asusilanya adalah,
dimana merasa bersalah dengan
diperoleh
imformasi
bahwa
narapidana ada rasa solidaritas
sesama narapidana seperti adanya
komunikasi yang berjalan dengan
baik, ada juga kegiatan yang
positif seperti berolahraga, sholat
berjamaah, dan makan secara
bersama-sama, terjalinnya
rasa
persaudaraan yang cukup baik di
dalam sel seperti saling berbagi
dan ada juga rasa simpati sesama
narapidana
mendengarkan
contohnya,
curhatan
teman
dan memberikan motivasi pada
dalam
teman yang sedang mengalami
wawancara narapidana mengenai
masalah dan putus asa akan
rasa persaudaraan yang dialami
hukumannya.
narapidana cukup berjalan dengan
Menurut Yusuf (2009:117)
solidaritas
adalah
kebersamaan,
rasa
rasa
temuan
peneliti
dari
baik saat di dalam sel narapidana
merasakan
adanya
kesatuan
kekeluargaan
simpati,
hukuman, narapidana juga saling
sebagai salah satu anggota dari
berbagi dalam hal-hal yang positif
suatu kelompok yang sama seperti
seperti
menjenguk teman yang sakit, ikut
untuk teman-teman yang sedang
membantu
lagi
ada masalah, dan saling berbagi
kesusahan, saling berbagi dengan
dalam berbentuk makanan jika
orang lain.
saat
b. Persaudaraan
kepentingan,
rasa
orang
yang
Menurut Yusuf (2009:117)
persaudaraan
memberikan
ada
menjalani
semangat
kujungan
keluarga
narapidana
juga
menjalin
persaudaraan
dengan
teman-
sebuah
teman yang ada di luar, dengan
hanya
masih ada teman-teman yang
terjalin lewat hubungan darah atau
menjeguk saat di dalam sel,
yang
sebagai
memberikan makanan dan juga
namun
semangat
juga
hukuman.
hubungan
adalah
saat
ikatan
yang
sering
tidak
disebut
saudara
kandung,
hubungan
persaudaraan
terjalin
melalui
pertemanan
c.
berlanjut dengan persahabatan.
Berdasarkan
hasil
dari
wawancara di lapangan mengenai.
Persaudaraan narapidana
ditemui
oleh
peneliti
dapat
peneliti
ditemui
dapat
dimana
rasa
persaudaran sesama narapidana,
dalam
menjalani
Berdasarkan
hasil
Simpati
wawancara dilapangan mengenai
simpati narapidana dapat ditemui
oleh
peneliti
dimana
dapat
ditemui rasa simpati yang baik
antara narapidana didalam sel, ada
rasa sedih jika teman sedang ada
masalah di dalam sel maupun di
luar sel, seperti rindu dengan
perbuatannya
keluarga
seseorang itu suka.
yang
ada
dirumah,
yang
membuat
narapidana juga dapat memahami
perasaan
teman
yang
sedang
d. Kasih Sayang
dalam masalah, dan ikut dalam
mendengarkan
masalah
tersebut, dengan rasa
teman
Berdasarkan
penelitian
dari
hasil
wawancara
di
simpati
lapangan mengenai kasih sayang
narapidana terhadap teman yang
narapidana dapat ditemui rasa
patuh dan taat akan peraturan
kasih sayang yang didapatkan
yang ada di dalam sel jika
oleh narapidana, dalam temuan
narapidana
yang
peneliti dapat ditemukan bahwa
seperti itu narapidana merasa
narapidana merasa senang sampai
bangga
saat
melihat
dan
hal
nyaman
untuk
sekarang
ini
masih
berteman dengan teman yang mau
mendapatkan kasih sayang dari
berubah kearah yang baik dan ingi
orang-orang
ikut untuk mengikuti teman yang
seperti
sudah berubah kearah yang lebih
keluarga, teman, saudara, dan juga
baik lagi, teman di dalam sel juga
kasih
memberikan semangat kepada kita
narapidana penting untuk dirinya.
jika narapidana sudah bebas jika
yang
kasih
sayang
Menurut
disayangnya
sayang
yang
dari,
menurut
Yusuf
(2009:
hukumanya tidak terlalu lama dan
117) kasih sayang adalah suatu
timbul juga rasa ingin cepat bebas
sikap saling menghormati dan
seperti temanya tersebut.
mengasihi semua ciptaan tuhan
Menurut
Yusuf
(2009:
117) simpati adalah suatu proses
kejiwaan dimana seorang individu
merasa tertarik pada seseorang
atau sekelompok orang karena
sikap, penampilan, wibawa atau
baik benda hidup maupun benda
mati seperti kasih sayang terhadap
sesama manusia contoh: kasih
sayang terhadap keluarga, teman,
saudara dan sebagainya.
2. Profil Kesehatan Narapidana
dilihat dari Perasaan Susila
a. Rasa tanggung jawab
Berdasarkan wawancara di
lapangan
bahwa
diperoleh
informasi
narapidana
tanggung
ada
rasa
jawab yang dipikul
narapidana juga akan bertanggung
jawab akan menjalani hukumanya
dengan
baik
narapidana
dan
semestinya,
juga
mneyikapi
narapidana di dalam sel seperti
dengan baik semua
contohnya, mengikuti peraturan di
jawab yang telah diberikan oleh
dalam sel, adanya rasa bersalah
petugas kepada masing-masing
narapidana
narapidana.
karena
melanggar
norma dan berkomitmen tidak
Menurut
tanggung
Yusuf
(2009:
akan mengulanginya kembali, dan
117) tanggung jawab adalah suatu
rasa
tentram
narapidana
yang
dirasakan
kesadaran diri manusia terhadap
selama
menaati
semua tingkah laku dan perbuatan
peraturan di dalam sel.
Berdasarkan
yang disengaja
hasil
dari
disengaja. Tanggung jawab juga
wawancara di lapangan mengenai
berasal
Rasa tanggung jawab narapidana
kemauan
dapat
kewajiban
ditemui
oleh
peneliti
ataupun tidak
dari
dalam
diri
hati
sendiri
yang
dipertanggung jawabkan.
tanggung
b. Rasa
narapidana
hukumannya,
wawancara
saat
pada
diri
Bersalah
dalam
menjalani
melanggar norma
saat
melakukan
Berdasarkan
dengan
narapidana
berada
di
dalam
atau
harus
dimana peneliti dapat temui rasa
jawab
dan
dalam
hasil
dari
wawancara di lapangan mengenai
sel
rasa bersalah dalam melanggar
barapidana akan menjalani bentuk
norma pada diri narapidana dapat
tanggung
jawabnya
ditemui oleh peneliti adanya rasa
narapidana
selama
sebagai
berada
di
bersalah pada diri narapidana
dalam sel Polres Padang Panjang,
dalam melanggar norma yang ada
muapun tanggung jawab dalam
di
menjaga
melanggar
kebersihan
maupun
lingkungannya,
norma
pada
awal
narapidana
keamanan dan rasa tentram antara
merasa takut dan cemas pada saat
narapidana
itu, apa lagi dengan melanggar
di
dalam
sel,
norma yang ada membuat ia
melanggar
masuk penjara dan dinamakan
perasaan berdosa. Rasa bersalah
sebagai narapidana saat itu, ada
datang ketika seseorang telah
beberapa
yang
memahami mengenai mana benar
menyebabkan kenapa narapidana
mana salah, contoh rasa bersalah
masuk penjara yaitu karena dia
ketika
memakai
membunuh
kasus
narkoba
dan
kasus
pencurian.
suatu
norma
mencuri,
atau
merampok,
atau
melanggar
hukum yang lain.
Pada saat ini timbulnya
c. Rasa
tentram
rasa penyesalan yang terjadi pada
menaati norma
diri narapidana dan juga keluarga
Berdasarkan
dalam
hasil
dari
dengan dia melaanggar norma
wawancara di lapangan mengenai
yang ada, pada saat ini narapidana
rasa tentram narapidana dalam
bertekat untuk menyadari dirinya
menaati
dan
semua
ditemukan oleh peneliti dimana
perbuatannya dan akan merubah
peneliti dapat menemui adanya
semua
rasa
menyesali
kesalahan
yang
telah
norma
tentram
jadi
yang
dapat
dirasakan
dilakukannya agar tidak akan
narapidana dalam menaati norma
terjadi
akan
yang ada selama berada di dalam
menjauhi semua pergaulan yang
sel, saat didalam sel narapidana
akan
sangat
lagi
narapidana
merugikannya
tersebut
kesalahan
yang
semua aturan yang berlaku selama
dilakukanya inilah yang membuat
didalam sel apalagi aturan untuk
narapidana
narapidana selama dia menjalani
dengan
menyianyiakan
senang
dan
menerima
kepercayaan dan kasih sayang
hukuman,
yang
beranggapan selama aturan itu
diberikan
keluarga
kepadanya saat sekarng ini.
bagus dan membina narapidana
Menurut Yusuf (2009:117)
rasa
bersalah
adalah
narapidana
suatu
perlakuan atau perbuatan yang
menerima
dengan
baik
dan
dengan senang hati, apalagi aturan
yang dibuat oleh Polres Padang
Panjang sangat membina dan
Panjang,
mendidik narapidana kearah yang
kesimpulan sebagai berikut:
lebih baik.
1.
Apalagi
maka
dapat
diambil
Perasaan Sosial yang dimiliki
dengan
narapidana selama berada di
menerapkan kearah yang relegius
dalam sel seperti rasa solidaritas
lebih mengajarkan untuk rohani
dan juga komunikasi yang baik
narapidana,
kepolisian
antara narapidana, narapidana
memberikan penghargaan kepada
juga melakukan kegiatan yang
narapidana
positif
petugas
yang
menaati
seperti
berolahraga
peraturan di dalam sel, dengan
bersama, makan bersama, dan
memberikan pujian yang baik dan
sholat berjamaah serta mengaji
selalu
bersama.
kepada
memberikan
semangat
narapidana
dalam
Rasa
kebersamaan
terjalin dengan bagus selama
mempertahankan perubahan yang
narapidana
telah
hukumannya di dalam sel, rasa
terjadi
kepada
diri
narapidana tersebut.
solidaritas
tentram
adalah
merasa
senang dan nyaman, adanya rasa
dalam menaati norma yang ada.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
lakukan pada tanggal 13 Juni sampai
21 Juni 2017 di Polres Padang
Panjang tentang Profil Kesehatan
Mental Narapidana Ditinjau dari
Emosi Psikis di Polisi Resort Padang
kuat
mendengarkan
curhatan
teman,
memberikan
tanggapan
yang
masalah
yang
positif
kedamaian, keadilan, dan rasa
aman dalam hidup bermasyarakat
yang cukup
contohnya,
Menurut Yusuf (2009:117)
rasa
menjalani
akan
dan
dialami temannya di dalam sel.
2.
Perasaan Susila yang dimiliki
narapidana selama berada di
dalam sel seperti rasa tanggung
jawab yang harus dipikul oleh
narapidana di dalam sel untuk
mempertanggungjawabkan
kesalahan
yang
sudah
dilakukannya contohnya, harus
mengikuti semua hukuman yang
ada
maupun
yang
sedang
berjalan selama di dalam sel,
Sundari, Siti. 2005. Kesehatan
Mental dalam Kehidupan.
Jakarta: Rineka Cipta.
narapidana merasa bersalah akan
perbuatan yang dilakukannya
karna telah melanggar norma
yang ada narapidana berjanji
tidak
akan
perbuatanya
mengikuti
lagi
semua
mengulangi
dan
akan
peraturan
dengan baik selama berada di
dalam sel.
DAFTAR PUSTAKA
Azani. 2012. Gambaran Psikologi
Well=BeingMantan
Narapidana.
Aqib. 2013. Konseling Kesehatan
Mental. Bandung.
Burhanuddin.
1999.
Kesehatan
Mental. Bandung Pustaka
Setia.
Dradjat. 1982. Kesehatan Mental,
Jakarta : Gunung agung.
Gusef. Y. 2011. Adaptasi Kehidupan
Sosial Narapidana dalam
Masyarakat, Skripsi Ilmu
Sosial Politik. Universitas
Andalas.
Goleman.
2007.
Kecerdasan
Emosional. Jakarta: Prestasi
Pusat karya.
Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi
Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Download