BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan di Indonesia saat ini harus mampu bertahan dalam era globalisasi, dalam era globalisasi perusahaan harus mengikuti aturan yang berlaku di dunia Internasional guna bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif. Bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan perusahaan luar negeri, sehingga mengharuskan setiap perusahaan untuk mempersiapkan informasi yang tepat, akurat, dan bermanfaat bagi setiap pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan adalah salah satu media yang sangat penting bagi perusahaan untuk mempersiapkan informasi kepada seluruh pihak yang berkepentingan. Menurut karakteristik kualitatif laporan keuangan PSAK, informasi tersebut harus relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable) sehingga dapat berguna bagi pemakai laporan keuangan tersebut dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen harus disajikan secara objektif dan benar dalam seluruh unsur laporan keuangan tersebut, maka manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga atau jasa audit untuk mepertegas dan memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak luar dan dapat diandalkan oleh pihak luar, dimana pihak luar sangat membutuhkan jasa audit untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang dibuat dan disajikan oleh manajemen dapat dipercaya. Oleh karena itu profesi akuntan publik merupakan 1 2 profesi yang sangat penting untuk membantu masyarakat dalam melakukan pengambilan keputusan ekonomi, Kerena menurut Bawono dan Elisha (2010 : 2) laporan keuangan menyediakan berbagai infornasi sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak dalam maupun pihak luar. Dimana dalam hal ini auditor meruapakan pihak yang independen yang tidak memihak pada manajemen perusahaan atas informasi yang disediakan dalam laporan keuangannya. Seperti yang dikatakan Mulyadi dan Kanaka (1998 : 3) dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga tanpa bantuan auditor perusahaan tidak dapat meyakinkan kepada pihak luar bahwa laporan keuangan yang dibuat dan disajikan mereka telah benar dan dapat dipercaya, karena masyarakat membutuhkan jaminan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara benar dan bebas dari manipulasi yang dapat merugikan mereka. Seorang Auditor dalam melakukan tugasnya harus berpedoman pada standar audit berlaku umum yang telah ditetapkan oleh Ikatan Profesi Akuntan Publik. Menurut Arens et al (2008 : 43) “Standar umum terdapat tiga point yang harus dipenuhi seorang auditor: 1. Auditor harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor, 2. Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang berhubungan dengan audit, dan 3. Auditor harus menerapkan kemahiran profesional dalam melaksanakan audit dan menyusun laporan.” 3 Dengan begitu standar umum menekankan pada petingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor, diantaranya independensi yang harus dijaga dan ditingkatkan bagi seluruh auditor akuntan publik, dan kompetensi agar dapat memahami semua proses dalam audit, dan memiliki kemahiran profesional dalam melaksanakan auditnya. Sehingga auditor harus memiliki kompetensi yang baik dalam dirinya, begitu juga dengan independensi, auditor harus menjaga sikap independensinya agar tidak unsur subjektivitas dalam pelaksanaan audit yang dilakukannya, yang dapat menggangu kualitas audit yang dilakukan. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya sekandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik. De Angelo dalam Kusharyanti (2003:25) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit”. Teori di atas menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi akan berpengaruh langsung terhadap kualitas audit, karena dengan kompetensi auditor 4 akan dapat menemukan kecurangan dengan pengalaman dan keahlian yang dimilikinya, sedangkan dengan independensi auditor akan dapat melaporkan kecurangan tersebut, dan tidak akan ada yang di sembunyikan oleh seorang auditor, sehingga jika kompetensi dan independensi auditor kurang dilaksanakan dengan baik, maka akan berpengaruh pula terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Skandal akuntansi yang terjadi di dunia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ternyata tidak lepas dari peran akuntan publik. Pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik baik di luar negeri maupun di Indonesia masih terjadi hingga belakangan ini. Sebanyak 68 kasus pelanggaran yang dilakukan akuntan publik di Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan 2010, 40% pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan publik berhubungan dengan kualitas audit yang diberikan oleh akuntan publik, dan sebesar kurang lebih 25% pelanggaran ini berhubungan dengan sikap independensi, spesialisasi di bidang industri klien, dan karakteristik personal dari seorang akuntan publik (R. Wedi Rusmawan K, 2012). Sampai sekarang seperti kasus kualitas audit masih terjadi, seperti yang menimpa PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) yang mendaptkan sanksi penghentian sementara (suspen) perdagangan saham oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Sanksi ini diberikan karena ditemukan banyak kesalahan di laporan kinerja keuangan perusahaan kuartal III-2014. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP Jamaludin, Ardi, Sukimto, dan rekan tersebut BEI menemukan ada delapan kesalahan dalam laporan keuangan sembilan bulan 2014 sehingga perdagangan saham Inovisi masih dihentikan sejak Jumat 13 Februari 2015. Oleh karenanya PT Inovisi Infracom Tbk (INVS) melakukan penggantian 5 kantor akuntan publik (KAP) yang baru untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan tahun buku 2014. (Angga, 2015) Kasus yang menimpa delapan auditor dan kantor akuntan publik yang menerima sanksi pembekuan izin usaha, seperti yang diumumkan oleh Menteri Keuangan saat itu Sri Mulyani Indawati sejak awal September 2009 telah memberikan sanksi pembekuan izin usaha kepada delapan akuntan public maupun kantor akuntan public berdasarkan peraturan menteri keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik, mereka yang mendapatkan sanksi adalah Akuntan publik Drs. Basyiruddin Nur melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor: 1093/KM.1/2009 tanggal 2 September 2009, karena yang bersangkutan belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA) - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT. Datascrip dan Anak Perusahaan tahun buku 2007, yang dinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen. Lalu Auditor lainnya AP Drs. Hans Burhanuddin Makarao, AP Drs. Dadi Muchidin, KAP Drs. Dadi Muchidin, KAP Matias Zakaria, KAP Drs. Soejono, KAP Drs. Abdul Azis B, dan KAP Drs. M. Isjwara. (Aditia, 2009) Kasus selanjutanya adalah Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hasan Bisri (2013) beliau mengungkapkan, sampai hari ini masih ada kantor akuntan publik yang bandel. Mereka tidak melaporkan temuan pelanggaran dalam laporan keuangan Badan Usaha Miik Negara (BUMN). Hasan menjelaskan, salah satu modusnya, BUMN mencatatkan piutang sebagai pendapatan. Tujuannya, agar bonus untuk manajemen dan laba naik. "Ini modus yang relatif 6 kuno masih dilakukan, sering kantor akuntan publik tidak mengoreksi atau menuliskan dalam laporan auditnya,"ucapnya. (Sukamto, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Octavia dan Widodo (2015) yang melakukan penelitian di KAP (Kantor Akuntan Publik) Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kulitas audit. Penelitian yang dilakukan oleh Septiari dan Sudjana (2013) menyatakan bahwa kompetensi yang ditinjau dari pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, kompetensi yang ditinjau dari pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan pada KAP ”Big Four” di Indonesia, Singgih, Muliani dan Bawono (2010) menyimpulkan bahwa Independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi, due professional care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan Kovinna dan Betri (2013) menunjukkan bahwa hanya variabel etika auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel lainnya seperti independensi, pengalaman kerja, dan kompetensi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tjun, Indrawati & Setiawan (2012) yang menjadi variabel independen adalah kompetensi dan independensi, 7 dan variabel dependen yang diambil adalah kualitas audit. Hasil dari penelitiannya adalah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Karena kualitas audit merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material atau tidak, makan kualitas audit yang dimiliki auditor harus dapat dijaga dengan baik. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit” (Studi Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)”. 1.2 Identifikasi Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah kurang baiknya kualitas audit yang dihasilkan, dan berdasarkan latar belakang dan ditinjau dari beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. maka pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit di KAP Jakarta? 2. Seberapa besar pengaruh independensi terhadap kualitas audit di KAP Jakarta? 3. Seberapa besar pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit di KAP Jakarta? 8 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang bagaimana kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor, sesuai dengan masalah yang diidentifikasikan adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Besarnya pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit. 2. Besarnya pengaruh independensi terhadap kualitas audit. 3. Besarnya pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian yang akan dibuat dan dilakukan oleh penulis, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Pengembangan ilmu pengetahuan 1. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin menambah wawasan pengetahuan khusus dibidang auditing dan mengenai kompetensi, independensi, dan kualitas audit. 2. Sebagai sarana bagi penelitian untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh peneliti dari bangku kuliah dengan yang ada di dalam dunia kerja. 9 3. Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis terutama mengenai pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. 1.4.2 Manfaat Praktis Bagi lembaga-lembaga yang terkait: a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya. b. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan kualitas auditnya. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis akan melakukan penelitian pada beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di kota Jakarta Pusat dengan cara menyebarkan kuesioner dengan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Oktober 2015