USULAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MENENTUKAN BESARAN BIAYA PENDIDIKAN YANG AKURAT (Studi Kasus pada SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: IRFANI LIL ISLAMI NIM. 1110082000048 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H i ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap : Irfani Lil Islami 2. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 11 Februari 1992 3. Alamat : Jln. Andam Dewi no.1D RT 01 RW 02 Kel. Kubu Marapalam Kec. Padang Timur, Kota Padang Prov. Sumatera Barat II. III. 4. Telepon : 0856 7015 574 5. Email : [email protected] PENDIDIKAN 1. TK Adzkia Padang Tahun 1996-1998 2. SDIT Adzkia Padang Tahun 1998-2004 3. SMP Perguruan Islam Ar-Risalah Padang Tahun 2004-2007 4. MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang Tahun 2007-2010 5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015 LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Drs. Maksum, M.Ag 2. Ibu : Dra. Tafiati, M.Ag 3. Anak Ke dari : 2 dari 5 bersaudara 4. Telp : (0751) 22118 v Proposing Activity Based Costing As An Alternative Method to Determine Accurate Cost of Education Abstract This study aims to design a cost allocation model build upon Activity Based Costing (ABC) based on business processes and identified activities at SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, to know cost education each student, and to determine whether there are differences between the traditional calculation methods that have been used and the ABC method. The study was conducted at SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. The analytical method used is descriptive comparative method, the analysis by comparing methods of Traditional Costing and Acivity Based Costing, then design the cost of education using the ABC method. Data collection was done by means of interviews, observation and documentation. Cost calculations using the ABC method obtained the following results: 1) The cost of SMP education for Rp13.318.392,76,- per year per student or Rp 1,109,866,- per month per student, 2) The cost of MA education for 14.599.375,70, - per year per student or Rp 1.216.615, - per month per student. Meanwhile, when calculated by the traditional method, the cost of education for SMP is Rp. 1,127,779, - per month per student and for MA Rp. 1,009,625, - per month per student, overcosts as much as Rp. 17.913,- for SMP and undercosts as much as Rp. 206.990,- for MA. Keywords : Education Costs, Activity Based Costing (ABC), Traditional Costing vi Usulan Metode Activity Based Costing Sebagai Alternatif untuk Menentukan Besaran Biaya Pendidikan yang Akurat Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya berbasis Activity Based Costing (ABC) berdasarkan proses bisnis dan aktivitas teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, mengetahui besarnya biaya pendidikan per siswa serta mengetahui apakah ada perbedaan antara perhitungan dengan menggunakan metode tradisional yang selama ini digunakan dengan metode ABC. Penelitian dilakukan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu analisis dengan membandingkan metode Traditional Costing dan Acivity Based Costing, kemudian merancang perhitungan biaya pendidikan menggunakan metode ABC. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Perhitungan biaya menggunakan metode ABC memperoleh hasil: 1) Biaya pendidikan SMP sebesar Rp13.318.392,76,- per tahun per siswa atau Rp 1.109.866,- per bulan per siswa, 2) Biaya pendidikan MA sebesar Rp 14.599.375,70,- per tahun per siswa atau Rp 1.216.615,- per bulan per siswa. Sedangkan bila dihitung dengan metode tradisional maka biaya pendidikan untuk tingkat SMP adalah Rp. 1.127.779,- per bulan per siswa dan untuk MA sebesar Rp. 1.009.625,- per bulan per siswa sehingga terjadi overcosted untuk SMP sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp. 206.990,-. Kata Kunci : Biaya Pendidikan, Activity Based Costing (ABC), Traditional Costing vii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1. Mama dan Papa yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti, meluruhkan pikiran buruk sehingga dapat selalu berfikir positif guna menyelesaikan skripsi ini. 2. Uda Syauqi, Haddad, Zhilal, Wafi, Nenek, Angguik, Tante, Om, Sepupu dan seluruh keluarga besar yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. 3. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Ibu berikan selama ini. 6. Bapak Yusar Sagara, SE., M.Si., Ak., CA., CMA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas viii semua saran dan arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 7. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis. 8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 9. Terima kasih kepada Ustadz Yasin selaku Pimpinan Yayasan, Ustazah Mira selaku Bendahara Yayasan, Ustadz Kamrizal selaku Pimpinan Perguruan, Ustazah Dona, Ustazah Mely, Ustazah Vera, Ustazah Emi dan seluruh Keluarga Besar Ar-Risalah yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan selama masa penelitian dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat seperjuangan selama KKN, Adel, Agung, Helmi, Paklek, Jalu, Muhsin, Faisal Hilmi, Sagaf, Faisal Amri, Hanna, Rena, Nida, Laeli, Zaimah, Nurul, Shabe, Susi, yang selalu membantu dan memberikan saran kepada penulis. 11. Sahabat-sahabat seperjuangan di kampus, Adel, Nisa, Octa, Lily, Kinan, Tasul, Masta, Ati, Zena, Tryano yang telah mendukung dan memberikan saran kepada penulis. 12. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sekosan, Silmi, Via, Fada yang selalu memberikan dukungan semangat dan support kepada penulis. 13. Sahabat-sahabat d-FG dimanapun berada yang telah mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis. 14. Sahabat-sahabat Akuntansi 2010 yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selalu membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. 15. Dan terakhir spesial untuk Uda Coki yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta sepupu-sepupu tersayang Dila, Kak Ika, Sarah, Sabrina dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. ix Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Jakarta, 13 Maret 2015 Irfani Lil Islami x DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................. i Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................. iii Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................. iv Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. v Abstract ......................................................................................................... vi Abstrak ......................................................................................................... vii Kata Pengantar ............................................................................................ viii Daftar Isi ....................................................................................................... xi Daftar Tabel ................................................................................................. xv Daftar Gambar ............................................................................................ xvii Daftar Lampiran .......................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 7 D. Manfaat Penelitian ........................................................... 8 xi BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 9 A. Tinjauan Literatur ............................................................ 9 1. Definisi Biaya ............................................................ 9 2. Klasifikasi Biaya Pendidikan ..................................... 11 3. Pembebanan Biaya ke Objek Biaya ........................... 14 4. Metode Akuntansi Biaya Traditional Costing ............ 16 5. Metode Activity Based Costing (ABC) ...................... 18 6. Penerapan Metode ABC ............................................ 20 7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC .................. 29 . 8. Perbandingan Metode Traditional Costing dengan Metode ABC ............................................................. 34 9. Perhitungan Besaran Biaya Pendidikan dengan BAB III Metode ABC ............................................................. 35 10. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan ........................ 41 B. Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................ 42 C. Kerangka Pemikiran ........................................................ 48 METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 49 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 49 xii BAB IV B. Metode Penentuan Sampel .............................................. 49 C. Metode Pengumpulan Data ............................................. 50 1. Penelitian Lapangan ................................................... 50 2. Penelitian Kepustakaan .............................................. 52 D. Metode Analisis Data ...................................................... 52 1. Telaah Aktivitas ........................................................ 52 2. Telaah Cost Object ...................................................... 53 3. Tahap Perancangan Model ........................................... 54 4. Aplikasi Model pada SMP dan MA ............................. 55 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 57 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 57 B. Kebijakan Manajemen Keuangan ................................... 60 C. Perancangan Model ABC ............................................... 75 D. Aplikasi Model ABC ...................................................... 88 E. Perbandingan Perhitungan Biaya Metode ABC Dengan Metode Tradisional yang Diterapkan Saat Ini (Existing) di Perguruan Islam Ar-Risalah ....................... xiii 107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 110 A. Kesimpulan ....................................................................... 110 B. Saran ................................................................................. 112 Daftar Pustaka ................................................................................................ 114 Lampiran-Lampiran ...................................................................................... xiv 116 DAFTAR TABEL No. Keterangan Halaman 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................................... 43 3.1 Deskripsi Aktivitas ...................................................................... 55 4.1 Rincian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah ....... 60 4.2 Rincian Pendapatan SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ............. 62 4.3 Rincian Pendapatan MA Perguruan Islam Ar-Risalah ................ 63 4.4 Periode Pelaporan Keuangan ...................................................... 74 4.5 Sumber Penerimaan SMP ............................................................ 79 4.6 Sumber Penerimaan MA .............................................................. 79 4.7 Aktivitas Operasional/Rutin ......................................................... 80 4.8 Aktivitas Pengembangan .............................................................. 83 4.9 Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost ...................................................................... 4.10 85 Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost Component .................................................................................. 86 4.11 Jumlah Siswa SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ....................... 89 4.12 Jumlah Siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah ......................... 89 xv 4.13 Jumlah Guru dan Karyawan ....................................................... 90 4.14 Matriks Expense-Activity Dependent .......................................... 92 4.15 Direct Labor Cost ........................................................................ 95 4.16 Direct Material Cost ................................................................... 95 4.17 Overhead Cost ............................................................................. 96 4.18 Total Cost Driver ......................................................................... 99 4.19 Perhitungan Cost/Unit SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ........... 101 4.20 Perhitungan Cost/Unit MA Perguruan Islam Ar-Risalah ............. 104 4.21 Rekapitulasi Cost/Unit SMP-MA Peruruan Islam Ar-Risalah ..... 107 4.22 Total Penerimaan .......................................................................... 107 4.23 Total Pengeluaran ......................................................................... 108 4.24 Perbandingan Biaya Per Unit ....................................................... 109 xvi DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Halaman 2.1 Cost Assignment Method ........................................................ 15 2.2 Model Activity Based Costing ................................................ 28 2.3 Klasifikasi Biaya Pendidikan ................................................. 38 2.4 Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan .......................... 40 2.5 Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 47 4.1 Struktur Organisasi Perguruan ............................................... 59 4.2 Model Pembebanan Activities Ke Dalam Cost Object ........... 88 4.3 Diagram Cost Object .............................................................. 90 xvii DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Halaman 1. Hasil Wawancara ........................................................................ 117 2. Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Islam Ar-Risalah ................... 122 3. RKAS Tahun Ajaran 2013/2014 ................................................ 123 4. Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost ............................ 128 5. Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost ......................... 129 6. Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost .................................. 130 7. Total Penerimaan ......................................................................... 144 8. Total Biaya Berdasarkan Metode Tradisional (existing) ............. 145 xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai lembaga pendidikan yang non-profit, sekolah sangat memerlukan informasi mengenai biaya. Tanpa informasi biaya, pihak manajemen tidak memiliki ukuran apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah daripada nilai keluarannya, sehingga manajemen tidak memiliki informasi apakah kegiatan usahanya menghasilkan sisa hasil usaha atau tidak. Informasi ini sangat diperlukan oleh sekolah agar dapat mengembangkan dan mempertahankan eksistensi jangka panjang lembaga tersebut. Selain itu pula, tanpa informasi biaya pihak manajemen tidak memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang dikorbankan dalam menghasilkan sumber ekonomi yang lain (Juanda dan Lestari 2012: 227). Ketepatan dalam perhitungan biaya juga tidak kalah pentingnya bagi sebuah lembaga pendidikan. Fattah (2012: iii) mengatakan salah satu penyebab tidak akuratnya perhitungan biaya produksi adalah karena perhitungan biaya tidak langsung (overhead cost) yang tidak akurat. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang bervariasi jenisnya dan sulit untuk ditelusuri langsung ke produk, oleh karena itu manajemen harus menggunakan metode perhitungan yang mampu mengalokasikan biaya tidak langsung secara 1 akurat dan juga digunakan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan (Sumarsid, 2011: 71). Menurut Bastian (2006: 136), selama ini perkembangan perhitungan biaya di tingkat sekolah dasar dan menengah belum mampu menjawab tantangan era otonomi dan globalisasi secara optimal. Perhitungan biaya di sekolah dasar dan menengah yang ada selama ini masih sangat sederhana dan belum mampu mengungkapkan informasi penting sebagai materi/landasan pengambilan keputusan, serta hanya sebatas informasi biaya per unit untuk belanja pegawai dan non pegawai. Perhitungan yang ada belum mampu mengungkapkan dan memunculkan data informatif. Activity Based Costing (ABC) merupakan metode perhitungan biaya yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk seperti pelanggan dan saluran distribusi (Lima, 2011: 57). Blocher (2006: 225-226) mengatakan metode Activity Based Costing mengalokasikan seluruh biaya yang terjadi dalam proses produksi berdasarkan aktivitas, sehingga dapat menyediakan informasi perhitungan biaya yang tepat dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta 2 memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan kompetitif, keakuratan, dan kelemahan perusahaan. Konsep Activity Based Costing ini timbul akibat sistem akuntansi biaya tradisional (Traditional Costing) yang biasa dipakai tidak dapat mencerminkan secara benar besarnya pemakaian biaya produksi dan biaya sumber daya fisik secara benar (Azizi, 2010: 42). Metode Activity Based Costing atau yang biasa disebut dengan metode ABC menerapkan sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (Carter, 2009: 528). Dengan berbagai drivers yang sesuai dengan jenis produk yang dihasilkan, akuntansi biaya dapat menghasilkan informasi cost produk yang akurat, sehingga memungkinkan manajemen mengambil keputusan tentang harga jual dan melakukan analisis profitabilitas setiap jenis produk. Jika pada awal perkembangan metode ABC masih terbatas penggunaannya dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai jenis produk, pada tahap perkembangan selanjutnya metode ini juga digunakan pada perusahaan manufaktur dengan produk tunggal dan oleh perusahaan lain seperti perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Dengan dasar pemikiran bahwa metode ABC menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk mempertanggungjawabkan biaya, oleh karena aktivitas tidak hanya dijumpai di perusahaan manufaktur dan tidak terbatas ditahap produksi saja, maka 3 metode ABC juga dapat dimanfaatkan di perusahaan non manufaktur seperti lembaga pendidikan. Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan metode perhitungan biaya berdasarkan aktivitas untuk menghitung besaran biaya pendidikan di lembaga pendidikan formal (sekolah) melalui perancangan model Activity Based Costing sebagai metode alternatif dalam menentukan harga pokok kegiatan pelayanan pendidikan per siswa di sekolah. Setelah biaya pelayanan (service cost) berdasarkan metode ABC diperoleh, kemudian biaya tersebut akan dibandingkan dengan biaya saat ini (existing) sehingga dapat diketahui besarnya variansi yang terjadi. Penelitian ini dilakukan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah yang berlokasi di Jl. Air Dingin, RT 01/RW IX, Kel. Balai Gadang, Kec. Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. Dilihat dari segi pembiayaan, Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan sekolah swasta yang menerapkan standar pembiayaan sendiri (otonomi sekolah). Adanya konsep otonomi daerah sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 1999 yang pelaksanaannya tertuang pada Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000, menjadikan seluruh urusan pendidikan dengan jelas menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, kecuali Pendidikan Tinggi. Salah satu komponen yang dikelola oleh sekolah adalah dalam hal penetapan besaran biaya pendidikan (SPP) bulanan yang dibebankan kepada setiap siswa. Dalam hal ini, sekolah memberikan 3 (tiga) pilihan tarif SPP 4 bulanan yakni sebesar Rp. 1.000.000,- , Rp. 1.100.000,- dan Rp. 1.200.000,-. Besarnya biaya pendidikan bulanan per siswa ditentukan berdasarkan hasil wawancara pihak sekolah dengan calon wali murid pada saat pendaftaran. Oleh karena itu, sekolah sangat membutuhkan analisis biaya agar dapat menentukan standar atau acuan biaya yang sebenarnya per siswa. Dengan adanya standar atau acuan biaya yang sebenarnya, maka akan sangat membantu menggambarkan pengeluaran yang terjadi sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai dengan anggaran yang tersedia dan jumlah konsumsi yang dilakukan. Pembebanan biaya per siswa selama ini disamaratakan baik tingkat SMP maupun MA dengan kebutuhan yang berbeda untuk masing-masing tingkat. Sehingga biaya yang selama ini dibebankan belum mampu menggambarkan konsumsi sebenarnya yang dilakukan oleh siswa. Dengan demikian menyebabkan biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa melalui biaya SPP menjadi tidak akurat. Melalui penelitian ini, penulis ingin memberikan metode alternatif untuk menghitung besaran biaya pendidikan dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC), dengan demikian maka pembebanan tarif SPP lebih sesuai dan tepat berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Melihat tingkat persaingan yang semakin ketat antar lembaga pendidikan dan mahalnya biaya pendidikan, untuk itu suatu mekanisme yang lebih informatif dan efektif dalam proses mengalokasikan serta mengidentifikasikan komponen biaya dalam anggaran pembelanjaan sekolah sangat diperlukan, 5 sehingga pengalokasian dan penggunaan biaya dapat secara lebih tepat dibebankan ke siswa (Bastian, 2006:140). Dengan demikian biaya yang dibebankan untuk biaya pendidikan tidak melebihi (over costed) dan juga tidak kurang (under costed) dari biaya yang seharusnya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan usulan metode alternatif kepada manajemen sekolah dalam perhitungan besaran biaya pendidikan berdasarkan metode Activity Based Costing. Perhitungan besaran biaya pendidikan dengan menggunakan metode ini diharapkan mampu mengukur biaya layanan secara akurat sehingga dapat dijadikan standar atau acuan berdasarkan konsumsi yang sebenarnya dengan melakukan penelusuran tidak hanya pada biaya melekat masing-masing siswa per tingkat, tetapi juga terhadap biaya gabungan yang diidentifikasi melalui aktivitas dengan satuan siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Usulan Metode Activity Based Costing Sebagai Alternatif untuk Menentukan Besaran Biaya Pendidikan yang Akurat” (Studi Kasus pada SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang). 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka pokok masalah yang ada dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan manajemen keuangan sekolah terkait dengan standar pembiayaan layanan pendidikan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah? 2. Bagaimana perancangan model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah? 3. Bagaimana aplikasi model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah? 4. Apakah terdapat perbedaan (variance) antara perhitungan menggunakan metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini (existing) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kebijakan manajemen keuangan sekolah terkait dengan standar pembiayaan layanan pendidikan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah. 2. Merancang model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah berdasarkan proses bisnis dan aktivitas teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah. 3. Menghitung besaran biaya pendidikan per siswa dengan metode ABC di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah. 7 4. Membandingkan antara perhitungan biaya menggunakan metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Penulis. Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah dipelajari selama ini sehingga dapat memperdalam pengetahuan tentang penelitian dan menambah wawasan serta pemahaman yang lebih baik terhadap Activity Based Costing. 2. Sekolah. Diharapkan skripsi ini dapat menjadi bahan masukan, saran, ataupun bahan informasi dalam pelaksanaan perhitungan besaran biaya pendidikan di sekolah. 3. Pembaca. Sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan kajian dan penelitian dalam bidang akuntansi biaya khususnya dalam penerapan metode Activity Based Costing pada layanan jasa pendidikan. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Definisi Biaya Biaya memiliki berbagai macam arti yang berbeda satu sama lain tergantung kondisi dan tujuan dari pemakai istilah tersebut. Menyadari akan pentingnya arti biaya, para akuntan mencoba merumuskan konsep atau pengertian biaya yang masing-masing memiliki dan menggunakan konsep yang meskipun tidak bertentangan satu sama lain, namun tetap tampak adanya perbedaan. Berikut adalah pendapat para pakar ekonomi dalam mendefinisikan biaya. Menurut Horne dalam Minarti (2011: 221), biaya diartikan sebagai setiap pengeluaran sumber daya yang dapat dinilai dengan satuan uang, baik yang sudah dilakukan maupun yang kemungkinan akan dilakukan untuk suatu tujuan tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyono (2010: 81), mengatakan biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif . 9 Supriyono (2011: 4) mengatakan bahwa biaya dapat dibedakan ke dalam dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense. Biaya dalam arti cost adalah “jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi)”. Sedangkan biaya dalam arti expense (beban) adalah “biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan (revenues) dalan suatu periode akuntansi tertentu.” Dengan kata lain, istilah cost dapat diartikan sebagai harga pokok atau biaya produksi yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa sedangkan expenses adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Dalam konteks pendidikan biaya merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan (Fattah, 2009:112). Sejalan dengan hal tersebut, Suhardan, et. al. (2012: 22) mengatakan biaya pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan baik menyekolahkan oleh anak, individu warga peserta masyarakat didik, keluarga perorangan, yang kelompok masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan. Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) (2011: 5), menyebutkan bahwa biaya pendidikan didefinisikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) baik dalam bentuk barang 10 (natura), pengorbanan peluang, maupun uang yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan. Berdasarkan defenisi-defenisi biaya yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi yang dapat diukur dalam satuan moneter, baik yang sudah atau akan terjadi yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat di masa mendatang, begitu juga dengan biaya pendidikan merupakan total nilai rupiah dari seluruh sumber daya (barang, pengorbanan peluang dan uang) yang dikorbankan demi kelancaran pendidikan. 2. Klasifikasi Biaya Pendidikan Matin (2013: 158), mengklasifikasikan biaya pendidikan menjadi 2 (dua) macam, yakni: a. Biaya pembangunan adalah biaya yang diperlukan sekolah dalam memenuhi kebutuhan akan barang-barang atau sarana prasarana sekolah untuk memberikan pelayan pendidikan dan dalam periode yang lama, seperti membangun gedung sekolah, penyediaan perabotan sekolah, pembelian tanah/lahan dan lain-lain. b. Biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu yang terus menerus atau rutin, secara teratur berulang-ulang setiap bulan, setiap semester, atau setiap tahun, seperti gaji guru, gaji staf administrasi dan pegawai lainnya, biaya operasional dan pemeliharaan gedung dan perabot sekolah termasuk air dan listrik, ATK dan lainlain. 11 Pendapat lain dikemukakan oleh Suharsaputra (2010: 261-262), yang mengatakan biaya pada lembaga pendidikan biasanya meliputi: a. Direct cost dan indirect cost. Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang secara langsung dapat dirasakan dalam pelaksanaan pendidikan dan dapat secara langsung pula meningkatkan mutu pendidikan seperti gaji guru, pembelian buku, pembelian alat-alat laboratorium dan lain-lain. Sedangkan Indirect cost (biaya tidak langsung) meliputi biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya lainnya. b. Social cost dan private cost. Social cost merupakan biaya publik, yaitu sejumlah biaya sekolah yang harus dibayar oleh masyarakat sedangkan private cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk membiayai sekolah anaknya, dan termasuk didalamnya forgone oppurtunities (biaya kesempatan yang hilang). Berkenaan dengan biaya pendidikan, Pemerintah mempunyai klasifikasi sendiri mengenai klasifikasi biaya pendidikan. Pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya pendidikan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: a. Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelengaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi : biaya investasi, biaya operasional, terdiri dari biaya personalia dan nonpersonalia, bantuan biaya pendidikan, dan beasiswa. b. Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah 12 baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, atau penyelenggaraan satuan pendidikan yang didirikan masyarakat. c. Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang dikeluarkan oleh keluarga dari peserta didik. Menurut Fattah (2012: 3-4), istilah biaya (cost) apabila digunakan secara spesifik, dapat disesuaikan dengan gambaran seperti ini: “Biaya langsung (direct cost), biaya utama (prime cost), biaya penukaran (conversion cost), biaya tidak langsung (indirect cost), biaya tetap (fixed cost), biaya pengubah (variable cost), biaya terawasi (controlable cost), biaya produk (product cost), biaya periode (period cost), biaya gabungan (joint cost), dan biaya baku (standard cost)”. Suhardan, et. al. (2012: 23-25) mengklasifikasikan biaya pendidikan kedalam 5 (lima) jenis yaitu: a. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga siswa. b. Biaya tidak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan sekolah. c. Private cost, merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar. d. Social cost, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai keperluan belajar. 13 e. Monetary cost, biaya selain dalam bentuk uang atau materi, tetapi berbentuk jasa, tenaga, dan waktu. 3. Pembebanan Biaya ke Objek Biaya Objek biaya adalah sesuatu yang menjadi tujuan pengukuran dan pembebanan biaya. Biaya dibebankan ke objek biaya seperti produk, proyek, pabrik atau pelanggan. Don, et. al. (2006: 27) berpendapat bahwa pembebanan biaya ke objek biaya dapat ditelusuri dengan tiga metode, yaitu: a. Penelusuran langsung (direct tracing) Penelusuran langsung adalah proses mengidentifikasi dan menetapkan biaya pada objek biaya dengan cara khusus yaitu dengan melakukan pengamatan fisik pada satu objek biaya. Idealnya, semua biaya harus dibebankan pada objek biaya dengan menggunakan penelusuran langsung. Sayangnya, sangat sering tidak mungkin untuk langsung mengamati secara fisik jumlah sumber daya yang dikonsumsi pada sebuah objek. Pendekatan terbaik berikutnya adalah menggunakan hubungan sebab akibat untuk mengidentifikasi penelusuran. b. Penelusuran driver (driver tracing) Pemicu biaya adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya, aktivitas dan pendapatan. Driver tracing adalah penggunaan driver untuk membebankan biaya pada objek biaya. Walaupun perhitungan driver tracing kurang tepat 14 dibandingkan dengan direct tracing, tetapi driver tracing sangat akurat jika menggunakan hubungan sebab dan akibat. c. Alokasi Metode pembebanan biaya yang tergantung pada hubungan yang diasumsikan (assumed relationship) dan kenyamanan atau kemudahan untuk membebankan biaya. Gambar 2.1 Cost Assignment Method Sumber: Don, et. al. (2006: 27) Salah satu objek biaya yang paling penting adalah output dari organisasi itu sendiri. Jenis output dari organisasi ada dua, yaitu produk nyata dan jasa. Produk nyata adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan input tenaga kerja dan modal. Sedangkan jasa adalah aktifitas yang dilakukan organisasi untuk digunakan oleh pelanggan atau aktifitas yang dilakukan pelanggan untuk menggunakan produk atau fasilitas organisasi. 15 Kemampuan dalam menelusuri biaya ke objek biaya adalah penting untuk pengambilan keputusan di industri jasa sebagaimana halnya dengan di industri manufaktur. Dalam pengambilan keputusan rutin mengenai harga, tender, serta penghilangan atau penambahan suatu jasa, mengetahui biaya dari berbagai jasa yang berbeda merupakan suatu hal yang teramat penting dalam lingkungan kompetitif dan kemampuan untuk menelusuri biaya merupakan dasar dalam menghitung biaya dari suatu jasa seperti halnya dalam menghitung biaya dari barang hasil manufaktur (Carter, 2009: 33). 4. Metode Akuntansi Biaya Tradisional (Traditional Costing) Semua perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang tepat dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Sistem tersebut dirancang untuk memberikan informasi biaya kepada manajemen yang berguna bagi pembuatan perencanaan, keputusan, dan pengendalian biaya serta perhitungan biaya produksi. Dalam dunia pendidikan, sistem akuntansi biaya berguna untuk mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan dana sekolah, mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah, memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat, memberi jaminan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta menghasilkan laporan biaya yang terkini (up to date) yang sangat berguna bagi pengambilan keputusan (Bastian, 2006: 136-137). 16 Sumarsan (2013: 157) mengatakan penetapan biaya dengan metode Traditional Costing, pengalokasian biaya overhead ke produknya dibebankan berdasarkan volume produksi meskipun kebanyakan produk yang diproduksi tidak mengkonsumsi biaya overhead tersebut. Sehingga terlalu banyak biaya overhead yang dialokasikan, sementara disisi lain pengalokasian biaya overhead terlalu sedikit untuk jenis produk lain. Selanjutnya Sumarsan menambahkan untuk biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi seperti biaya administrasi, biaya pemasaran dan biaya distribusi produk serta biaya layanan pelanggan yang mungkin berbeda secara substansial antara jenis produk dan pelanggan, jika biaya-biaya tersebut menggunakan akuntansi biaya tradisional yang pembebanan biaya berdasarkan alokasi (baik berdasarkan volume produksi atau volume penjualan) menjadi tidak sesuai dengan kenyataan atau terjadi distorsi (Sumarsan, 2013: 157). Sejalan dengan hal itu Garrison dan Noreen (2006: 442) mengatakan untuk biaya non produksi, akuntansi biaya tradisional hanya membebankan biaya ke produk. Beban penjualan, umum dan administrasi diperlakukan sebagai beban periodik dan tidak dibebankan ke produk. Seperti upah untuk keamanan pabrik akan dialokasikan ke produk meskipun upah penjaga keamanan tersebut sama sekali tidak terpengaruh apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Pada akhirnya hal ini dapat menyebabkan terdistorsinya biaya. 17 5. Metode Activity Based Costing (ABC) Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki sistem peritungan biaya adalah dengan menerapkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing). Metode ABC memperbaiki sistem perhitungan biaya dengan menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar atau fundamental (Horngren, et. al. 2008: 170). Activity Based Costing (ABC) menurut Blocher, et. al. (2000: 120) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Activity Based Costing merupakan sistem akuntansi biaya yang dikembangkan oleh Cooper dan Kaplan pada akhir 1980-an. Metode ini mempunyai perspektif yang berbeda dalam mengalokasikan biaya overhead. Biaya overhead pada ABC dialokasikan ke produk atau jasa berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Sumarsan (2013: 180) mengatakan bahwa metode ABC merupakan sebuah metode akuntansi biaya yang menelusuri biaya untuk menghasilkan produk sesuai dengan aktivitas/kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi. Metode ini memisahkan biaya overhead ke dalam kategori biaya yang berbeda yang disebut sebagai kelompok biaya (cost pools). Menurut Carter (2009: 528), metode ABC merupakan sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang 18 mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (nonvolume-related factor). Jika dibandingkan dengan akuntansi biaya tradisional, metode ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya yang lebih menyeluruh. Pendapat lain dikemukakan oleh Garrison dan Noreen (2006: 440) mengatakan bahwa perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing) adalah metode perhitungan biaya yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Activity Based Costing adalah suatu sistem perhitungan biaya dengan menjumlahkan seluruh biaya (dari aktivitas memproduksi barang dan jasa) yang jumlahnya lebih dari satu biaya overhead untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Lain halnya dengan sistem perhitungan biaya tradisional yang tujuannnya adalah untuk menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan eksternal, sedangkan tujuan dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC) adalah untuk memahami overhead dan profitabilitas produk dan konsumen. Metode ABC dilandasi oleh keyakinan dasar bahwa biaya ada penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola. Penyebab biaya adalah aktivitas, dan melalui penyediaan informasi 19 lengkap tentang aktivitas, maka perusahaan akan dapat melakukan pengelolaan terhadap aktivitas tersebut secara efektif. 6. Penerapan Metode ABC Rendy dan Devie (2013: 63) mengutip dari penelitian yang dilakukan Supriyadi, menyebutkan bahwa ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum penerapan metode ABC yaitu: a. Biaya-biaya berbasis non-unit signifikan. Biaya-biaya berdasarkan non-unit harus merupakan persentase yang signifikan dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasiannya pada tiap produk. b. Diversitas produk. Diversitas produk mengakibatkan rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar nonunit berbeda-beda. Jika berbagai produk menggunakan semua aktivitas overhead dengan rasio yang kira-kira sama, maka tidak ada masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. Jika berbagai produk rasio komsumsinya sama, maka sistem tradisional atau sistem Activity Based Costing membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama. Jadi, perusahaan yang produknya homogen (diversifikasi produk rendah) mungkin dapat menggunakan sistem tradisional tanpa ada masalah. 20 Menurut Bastian dan Nurlela (2009: 25), komponen utama yang membentuk Activity Based Costing adalah sumber daya (resources); pemicu konsumsi sumber daya (resouces driver); aktivitas (activity); pemicu aktivitas (activity driver); objek biaya (cost objects). Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Sumber daya (resources), adalah segala unit ekonomi yang digunakan perusahaan untuk mengadakan aktivitas, seperti: bahan baku, tenaga kerja, perlengkapan yang digunakan dan faktor produksi lainnya. b. Pemicu konsumsi sumber daya (resources driver), dasar yang digunakan untuk melacak sumber daya yang digunakan di dalam setiap aktivitas, atau ukuran kuantitas dari sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu aktivitas, contoh luas ruangan yang disewa untuk setiap aktivitas, jumlah jam kerja yang dihabiskan untuk setiap aktivitas. c. Aktivitas (activity), suatu unit dasar pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan membantu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan bagi manajemen. Jumlah biaya aktivitas ditentukan dengan melacak sumber daya yang dipakai oleh aktivitas dengan pemicu konsumsi sumber daya. Aktivitas sangat dibutuhkan untuk membebankan biaya ke objek biaya, dikenal dengan aktivitas biaya yang dihubungkan dengan faktor pemicu biaya (cost driver). d. Pemicu aktivitas (activity driver), suatu ukuran frekuensi dan intensitas dari permintaan akan suatu aktivitas oleh suatu produk atau 21 jasa layanan. Pemicu aktivitas ini sama seperti pemicu sumber daya guna melacak biaya aktivitas ke objek biaya, yang dipakai untuk membebankan biaya ke produk atau jasa layanan. e. Objek biaya (cost object), adalah tempat biaya dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur. Objek biaya dapat berupa pelanggan, produk, jasa layanan, kontrak, proyek, atau unit kerja lain yang memerlukan pengukuran biaya tersendiri. Ada beberapa tahapan penerapan Activity Based Costing menurut Bastian dan Nurlela (2009: 26), yaitu: a. Mengidentifikasi, mendefinisikan aktivitas dan pool altivitas. Tahapan utama dan pertama dalam menerapkan Activity Based Costing adalah mengidentifikasikan aktivitas yang menjadi dasar sistem tersebut. Tahapan ini mungkin sulit dilakukan, karena memakan waktu dan membutuhkan pertimbangan yang cukup rumit. Prosedur umum yang dilakukan pada tahap ini, dengan melakukan wawancara terhadap semua orang yang terlibat atau semua tingkat supervisi atau semua manajer yang menimbulkan biaya overhead dan meminta mereka untuk menggambarkan aktivitas utama yang mereka lakukan, biasanya akan diperoleh catatan aktivitas yang cukup beragam dan rumit. Adapun aktivitas yang cukup beragam tersebut, dapat digabungkan menjadi lima tingkat aktivitas, yaitu aktivitas tingkat unit; batch; produk; pelanggan; dan pemeliharaan organisasi. 22 Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas tingkat unit. Dilakukan oleh setiap unit produksi. Biaya aktivitas unit bersifat proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi. Contoh: biaya pekerja untuk operator peralatan produksi, ini menjadi aktivitas tingkat unit, karena pekerja tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit produksi. 2) Aktivitas tingkat batch. Dilakukan untuk setiap batch yang diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang terdapat dalam batch tersebut. Contoh: membuat pesanan pelanggan, penataan peralatan, pengaturan pengiriman pesanan pelanggan, ini merupakan aktivitas tingkat batch. Biaya tingkat batch lebih tergantung pada jumlah batch yang dihasilkan, bukan jumlah unit yang diproduksi, jumlah unit yang dijual atau ukuran lainnya. 3) Aktivitas tingkat produk. Aktivitas ini berkaitan dengan produk yang spesifik dan umumnya dikerjakan tanpa memperhatikan berapapun unit yang diproduksi atau berapapun batch yang dihasilkan atau dijual. Contoh: biaya perancangan produk, biaya untuk mengiklankan produk, biaya gaji staf dan manajer produksi. 23 4) Aktivitas tingkat pelanggan. Aktivitas ini berkaitan dengan pelanggan yang spesifik meliputi aktivitas menelepon pelanggan dalam rangka penjualan, pengiriman katalog, dan dukungan teknis purna jual yang untuk semua produk. 5) Aktivitas pemeliharaan organisasi. Aktivitas ini dilakukan tanpa memperhatikan produk apa yang diproduksi, berapa unit yang dibuat, berapa batch yang dihasilkan dan pelanggan mana yang dilayani. Contoh: aktivitas kebersihan kantor, pengadaan jaringan komputer, pengaturan pinjaman dan penyusunan laporan keuangan untuk internal maupun eksternal. Penggabungan aktivitas dalam Activity Based Costing, setiap aktivitas harus dikelompokkan dalam tingkatan yang sesuai, dengan memperhatikan aktivitas-aktivitas yang mempunyai korelasi yang tinggi dalam satu tingkat. Contoh: jumlah pesanan pelanggan yang diterima akan memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah pengiriman berdasarkan pesanan pelanggan, sehingga kedua aktivitas tingkat batch ini dapat digabung, tanpa mengurangi keakuratannya. Gabungan dari biaya overhead yang berhubungan dengan aktivitas yang sama dikenal dengan cost pool, yang akan digunakan untuk menghitung tarif pembebanan ke setiap aktivitas. 24 b. Menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas dan objek biaya. Tahap kedua dalam menerapkan Activity Based Costing adalah sejauh mungkin menelusuri biaya overhead secara langsung ke objek biaya, yang menyebabkan timbulnya biaya, kemudian menentukan pemicu biayanya, seperti produk, pesanan pelanggan, dan pelanggan. c. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas. Pada umumnya biaya overhead diklasifikasikan dalam sistem akuntansi perusahaan berdasarkan departemen atau divisi, dimana biaya tersebut terjadi. Tetapi pada beberapa kasus ada beberapa atau semua biaya bisa ditelusuri langsung ke pool biaya aktivitas, seperti pemrosesan pesanan, dimana semua pengeluaran departemen pembelian dapat ditelusuri ke aktivitas ini. Dalam Activity Based Costing sangat umum overhead terkait dengan babarapa aktivitas. Untuk kondisi seperti tersebut, biaya departemen dapat dibagi ke beberapa kelompok atau pool akivitas dengan menggunakan proses alokasi tahap pertama, yaitu membebankan overhead ke pool biaya aktivitas. d. Menghitung tarif aktivitas. Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk pembebanan biaya overhead ke produk dihitung, dengan menentukan total aktivitas sesungguhnya yang diperlukan untuk memproduksi bauran produk dan untuk melayani pelanggan yang saat ini. Kemudian menentukan 25 tarif aktivitas dengan membagi total biaya pool aktivitas masingmasing aktivitas dengan total pemicu aktivitas. Tarif pembebanan/pool rate = total biaya pool aktivitas Total pemicu aktivitas e. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas. Langkah berikutnya dalam penerapan Activity Based Costing disebut alokasi tahap kedua, di mana tarif aktivitas digunakan untuk membebankan biaya ke produk atau pelanggan dengan cara mengalikan tarif pool aktivitas dengan ukuran aktivitas yang dikonsumsi masing-masing produk atau jasa layanan. Pembebanan = pool rate x jumlah aktivitas yang dikonsumsi f. Menyiapkan laporan untuk manajemen. Tahap ini adalah tahap menysusun laporan, dengan menggabungkan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang ke produk atau jasa layanan berdasarkan aktivitas. Pada dasarnya Activity Based Costing merupakan suatu sistem perhitungan biaya dengan penjumlahan seluruh biaya akuntansi yang memproduksi barang dan jasa yang jumlahnya lebih dari satu biaya overhead untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Metode ABC dapat dijadikan salah satu alternatif 26 referensi oleh pengelola perusahaan untuk dapat mengidentfikasi berbagai biaya yang terserap pada produk. Metode ini berusaha menelusuri seluruh biaya yang terserap dalam pelaksanaan produksi sampai produk dapat dipasarkan. Pada intinya Activity Based Costing menguraikan berbagai biaya yang belum jelas pengalokasiannya yang dalam hal ini penekanannya pada biaya overhead yang biasanya sangat sulit mengidentifikasikannya dan dengan teridentifikasinya seluruh biaya maka diharapkan biaya per produk telah dapat mencerminkan seluruh biaya yang terserap pada produk tersebut. Cooper dan Kaplan (1998: 269) menyebutkan ada dua asumsi penting yang mendasari metode Activity Based Costing, yaitu: a. Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya. Activity Based Costing berangkat dari asumsi bahwa sumber daya pendukung atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan. b. Produk atau pelanggan menyebabkan timbulnya permintaan atas aktivitas, untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai aktivitas dan setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk pelaksanaan aktivitas tersebut. 27 Gambar 2.2 Model Activity Based Costing Sumber Daya Penetapan Biaya Sumber a. Daya Pemicu Sumber Daya Aktivitas Mengelola Aktivitas Penetapan Biaya Aktivitas Pemicu Kegiatan Objek Biaya (Output) Sumber: Sumarsan (2013: 159) Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari metode Activity Based Costing. Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkanan biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya produk, maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi, menjual dan memberikan pelayanan produk. Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan metode ABC menyaratkan tiga hal: 28 a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi. Metode ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masingmasing produk. b. Tingkat persaingan industri yang tinggi. Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen. c. Biaya pengukuran yang rendah Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. 7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC Manfaat yang diperoleh dalam penerapan Activity Based Costing menurut Sumarsan (2013: 164) antara lain: a. Menetapkan harga pokok yang lebih akurat terhadap produk atau jasa yang dihasilkan, pelanggan yang dilayani dan saluran distribusi produk atau jasa yang digunakan. 29 b. Memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap biaya overhead. c. Metode ABC mudah dipahami oleh setiap orang. d. Metode ABC menggunakan biaya satuan unit bukan hanya menggunakan biaya total untuk menetapkan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan. e. Meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan memantau biaya total siklus hidup dan kinerja dari produk atau jasa yang dihasilkan dan pelanggan perusahaan. f. Meningkatkan efektivitas anggaran dengan mengidentifikasi hubungan antara biaya dan kinerja dalam jenis pelayanan yang berbeda. g. Memfasilitasi penghapusan pemborosan, dengan jelas memperlihatkan biaya atas kegiatan yang terbuang dengan sia-sia dan biaya atas kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah. h. Mendorong perbaikan terus-menerus (continuous improvement) dan pengawasan kualitas terpadu (total quality control) karena perencanaan dan pengendalian proses diarahkan pada tingkat proses. i. Mendukung kinerja manajemen dan penerapan Balanced Scorecard. j. Memungkinkan penerapan penetapan biaya proses (process costing) dan mendukung pelaksanaan pengelolaan rantai pemasok (supply chain management). k. ABC merupakan sebuah cermin dari hasil kinerja bagaimana aktivitas dilaksanakan. 30 l. Metode ABC memudahkan perusahaan untuk melakukan perbandingan (benchmarking). m. Menghubungkan strategi perusahaan untuk pengambilan keputusan operasional. Metode ABC mampu untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan pada setiap aktivitas yang timbul dari penawaran produk atau jasa layanan yang beraneka seperti yang diinginkan pelanggan, karena dengan menggunakan metode ABC biaya yang dikeluarkan akan terlihat dengan jelas pada setiap aktivitas sehingga biaya yang tidak mempunyai nilai tambah bagi pelanggan dapat dieliminasi lebih cepat. Secara keseluruhan metode ABC dianggap dapat memberikan informasi dan kinerja yang lebih unggul dibandingkan sistem akuntansi biaya tradisional. Akan tetapi, bukti bahwa metode ABC dapat menghasilkan informasi biaya yang akurat tidak menjamin bahwa metode ini merupakan metode yang sempurna karena ternyata masih memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan metode ABC menurut Blocher (2006:233) adalah: a. Alokasi. Beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menentukan aktivitas biaya tersebut. Contohnya adalah biaya pendukung fasilitas seperti biaya sistem informasi, gaji manajer pabrik, asuransi pabrik, dan pajak bumi dan bangunan untuk pabrik. 31 b. Mengabaikan biaya-biaya tertentu. Biaya produk atau jasa yang mengidentifikasi ABC cenderung tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau jasa tersebut. Biaya produk atau jasa perlakuannya tidak termasuk biaya untuk aktivitas seperti pemasaran, pengiklanan, penelitian, dan pengembangan meski sebagian dari biaya-biaya ini dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa. Biaya produk tidak termasuk biaya-biaya ini karena prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk pelaporan keuangan mengharuskan biaya-biaya tersebut di atas diperlakukan sebagai biaya periodik. c. Mahal dan menghabiskan waktu. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak murah dan membutuhkan waktu yang banyak untuk dikembangkan dan dilaksanakan. Untuk perusahaan dan organisasi yang telah menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional berdasarkan volume, pelaksanaan suatu sistem baru cenderung sangat mahal dan biasanya diperlukan waktu setahun atau lebih untuk mengembangkan dan melaksanakan Activity Based Costing dengan sukses. Selain tiga poin diatas, Bastian dan Nurlela (2009:30) menambahkan keterbatasan metode ABC adalah sebagai berikut: 32 a. Sulitnya merubah pola kebiasaan manajer. Mengubah pola kebiasaan manajer membutuhkan waktu penyesuaian, karena para manajer sudah terbiasa menggunakan sistem biaya tradisional dalam beroperasinya dan juga digunakan sebagai evaluasi kinerja, maka dengan perubahan pola ini kadangkala mendapat perlawanan dari para karyawan. Jika hal ini terjadi maka penerapan metode ABC akan mengalami kegagalan. b. Mudahnya data ABC disalah artikan. Dalam prakteknya, data ABC dengan mudah disalah artikan dan harus digunakan secara hati-hati, ketika pengambilan keputusan. Biaya yang dibebankan ke produk atau jasa hanya dilakukan bilamana secara potensial biaya tersebut relevan. Sehingga sebelum mengambil keputusan yang signifikan dengan menggunakan data ABC, para pengambil keputusan harus dapat mengidentifikasi biaya mana yang betul-betul relevan dengan keputusan saat itu. c. Bentuk laporan yang kurang sesuai. Umumnya laporan yang disusun dengan menggunakan metode ABC tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Konsekuensi perusahaan yang menerapkan metode ABC harus menyusun laporan biaya yang berlainan satu untuk internal dan satu lagi untuk pelaporan eksternal, hal ini membutuhkan waktu dan biaya tambahan. 33 8. Perbandingan Metode Tradisional Costing dengan Metode ABC Terdapat perbedaan mendasar antara metode Traditional Costing dengan Activity Based Costing menurut Carter dan Usry (2006:499) antara lain: a. Activity Based Costing menggunakan cost driver lebih banyak dibandingkan metode Traditional Costing yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit, sehingga ABC mempunyai tingkat ketelitian lebih tinggi dalam penentuan harga pokok produk bila dibandingkan dengan sistem tradisional. b. Activity Based Costing menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemicu untuk menentukan berapa besar overhead pabrik yang akan dialokasikan pada suatu produk tertentu. Metode tradisional mengalokasikan biaya overhead berdasarkan satu atau dua basis alokasi saja. c. Fokus Activity Based Costing adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu, sedangkan metode tradisional lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba. Metode tradisional dapat mengukurnya dengan cukup akurat, tetapi apabila metode tradisional digunakan untuk penetapan harga pokok dan untuk mengidentifikasi produk yang menguntungkan, angka-angkanya tidak dapat dipercaya dan diandalkan. 34 d. Activity Based Costing membagi konsumsi overhead dalam 4 (empat) kategori yaitu unit, batch, produk dan fasilitas. Metode tradisional membagi biaya overhead dalam unit yang lain. Carter (2009: 528) menambahkan, dibandingkan dengan biaya akuntansi tradisional, ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya yang lebih menyeluruh. Perhitungan biaya produk tradisional menelusuri hanya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap unit output. Sebaliknya, ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, melainkan ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output. Jadi dapat disimpulkan, metode ABC memiliki beberapa keunggulan yaitu fokus pada biaya, mutu dan faktor waktu, sedangkan metode tradisional lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba. 9. Perhitungan Besaran Biaya Pendidikan dengan Metode ABC Penelitian ini menganalisis biaya pendidikan menggunakan pendekatan Activity Based Costing (ABC). Dalam membahas metode ABC pada analisis biaya pendidikan, terdapat beberapa istilah yang harus diketahui, diantaranya: a. Aktivitas, adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Aktivitas adalah tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan. Aktivitas juga didefinisikan sebagai kumpulan tindakan yang dilakukan dalam 35 organsiasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas. b. Sumber daya, merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan aktivitas. Contoh dalam bidang pendidikan adalah guru, gaji, alat pendidikan, dan lain-lain. c. Objek biaya, bentuk akhir di mana pengukuran biaya diperlukan. Dalam bidang pendidikan objek biaya adalah jasa/pelayanan jasa. d. Elemen biaya, merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost pool. Contoh: biaya ujian, biaya penerimaan siswa baru, biaya praktek, dan lain-lain. e. Cost driver, adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, cost driver merupakan factor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Contoh: jumlah siswa, jumlah guru, jumlah tenaga kependidikan, frekuensi kegiatan, frekuensi perbaikan, dan lain-lain. Blocher et. al., (2006: 123-126) menjelaskan dalam bukunya, terdapat tiga tahap utama dalam merancang metode ABC adalah: (1) mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas; (2) membebankan biaya sumber daya ke aktivitas; dan (3) membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Akan dijelaskan masing-masing tahap: 36 a. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas. Biaya sumber daya adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan berbagai aktivitas. Analisis aktivitas adalah identifikasi dan deskripsi pekerjaan (aktivitas) dalam organisasi. b. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Driver sumber daya (resources driver) digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Driver sumber daya meliputi (1) jumlah siswa, (2) jumlah guru, (3) jumlah Tata Usaha, (4) jumlah mata pelajaran. Driver aktivitas (activity driver) meliputi (1) frekuensi kegiatan, (2) frekuensi perbaikan, (3) frekuensi pemeliharaan. c. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Jika biaya aktivitas sudah diketahui, selanjutnya perlu untuk mengukur biaya aktivitas per unit. Dilakukan dengan cara mengukur biaya per unit untuk output yang diproduksi oleh aktivitas tersebut. Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Untuk memperjelas klasifikasi biaya pendidikan di sekolah yang dalam penelitian ini adalah SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, akan disajikan gambar berikut ini: 37 Gambar 2.3 Klasifikasi Biaya Pendidikan Biaya Pendidikan Biaya Satuan Pendidikan Biaya Penyelenggaraan dan/atau Pengelolaan Pendidikan (Pusat/Pemda) Biaya Operasional Biaya Personal SPP Bantuan Biaya Pendidikan Biaya Investasi Alat Tulis Sekolah NonPersonalia Personalia Tenaga Pendidik Tenaga Kependidikan Investasi Lahan PSB Investasi Non Lahan Buku Pelajaran Gedung & Bangunan Seragam MOS Gaji/tunjangan Non Gaji/tunjangan Gaji/tunjangan Non Gaji/tunjangan ATK atau ATS Peralatan & Mesin Daya dan Jasa Bahan Pustaka Pemeliharaan SDM Bahan Habis Pakai MGMP Biaya Daftar Ulang Siswa Biaya Pendaftaran Bantuan Studi Siswa Sumbangan Ortu Khidmah Ijtimaiyah Kunjungan Edukatif Perjalanan Dinas Ujian Uang Saku Ekskul/life skill Sumber: Diolah dari berbagai sumber Selain membahas definisi dan klasifikasi biaya pendidikan, sumbersumber biaya pendidikan juga merupakan hal yang tidak boleh luput dibahas. Berikut ini terdapat beberapa pendapat mengenai sumber biaya pendidikan. 38 Fattah (2012: 43) mengemukakan pendapatnya bahwa, sumbersumber keuangan sekolah dapat bersumber dari: orang tua, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dunia usaha dan alumni. Minarti (2011: 215) berpendapat bahwa dana keuangan dapat digali dari dua sumber, yaitu dana yang berasal dari dalam sekolah (intern) dan dana yang berasal dari luar (ekstern) sekolah. Adapun dana yang berasal dari dalam sekolah meliputi uang SPP siswa, uang pangkal atau uang gedung, bunga deposito dan akumulasi penyusutan sarana prasarana sekolah. Sedangkan dana yang berasal dari luar sekolah yaitu berupa sumbangan dari yayasan, pinjaman dari perbankan, atau sejenisnya. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Matin (2013: 156) bahwa Ada 5 (lima) jenis sumber pembiayaan pendidikan yang tidak saling terbuka, dan nyatanya dapat memberikan kontribusi bersama-sama pada pembiayaan sistem pendidikan, yaitu: (1) sumber dari pemerintah berupa pajak, pinjaman pemerintah, bantuan dari pihak asing; (2) sumber swasta berasal dari lembaga-lembaga yang mendukung sekolah-sekolah swasta; (3) klien dari sistem pendidikan yakni dana yang berasal dari siswa dan orangtua seperti iuran SPP dan yang lainnya; (4) penghasilan sekolah dan masyarakat yakni biaya yang dihasilkan dari semua aktivitas yang dilakukan sekolah dan masyarakat seperti penjualan hasil kerajinan; dan (5) subsidi melalui institusi adalah dimana kegiatan pendidikan dibiayai oleh suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. 39 Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber biaya pendidikan di atas, khususnya untuk sekolah swasta seperti Perguruan Islam Ar-Risalah menerapkan standar pembiayaan yang mandiri, dengan konsep otonomi sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan sendiri Setelah mengetahui konsep biaya, klasifikasi biaya dan identifikasi biaya yang terjadi di sekolah yang disesuaikan dengan APBS, maka logika hubungan antara biaya dan anggaran dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.4 Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan Activity Costing System a. Aktivitas Biaya Biaya Langsung Anggaran Biaya Tidak Langsung Sumber: Bastian (2006: 138) Anggaran yang terjadi di sekolah terdiri dari beberapa aktivitas yang terjadi dalam proses Kegitan Belajar Mengajar (KBM). Dari beberapa aktivitas tersebut, biaya pelaksanaannya terbagi menjadi 2 (dua) komponen yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Selanjutnya, digunakanlah alat bantu dalam penyusunan laporan biaya aktivitas yakni menggunakan Activity Costing System (ACS), yang merupakan salah satu alat perhitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan 40 ekonomi tersebut, biaya merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas dan prasarana pendukung aktivitas yang dibutuhkan. Dengan penjabaran jenis biaya dan aktivitas secara bersamaan, anggaran tahunan dapat dirinci secara lebih akurat. 10. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan Biaya satuan (unit cost) dalam dunia pendidikan belum begitu banyak yang membahasnya padahal biaya satuan ini menjadi sangat penting dalam penentuan biaya untuk setiap siswa dalam menyelesaikan pendidikannya. Fattah (2009: 26) mendefinisikan, biaya satuan per siswa adalah biaya rata-rata per siswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi seluruh siswa yang ada di sekolah (enrollment) dalam kurun waktu tertentu. Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan. Secara sederhana biaya satuan dihitung hanya dengan membagi seluruh jumlah pengeluaran sekolah dengan jumlah siswa yang aktif pada tahun tertentu. Selanjutnya, Menurut Enoch (1995: 239), biaya satuan menyatakan jumlah pengeluaran yang dipergunakan oleh setiap murid dalam suatu tahun tertentu, baik dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, atau hanya pada tingkatan dan jenis pendidikan tertentu, atau mungkin saja dalam sekolah tertentu saja. 41 Dari uraian diatas mengenai pengertian biaya satuan (unit cost) dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya satuan (unit cost) pendidikan adalah biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh setiap siswa dalam kurun waktu tertentu untuk mendapatkan pendidikan. Biaya satuan (unit cost) dapat dijadikan standar dalam pemenuhan kebutuhan untuk setiap siswa di sekolah. B. Hasil Penelitian Sebelumnya Jumlah penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah 5 penelitian. Dua diantara penelitian tersebut adalah jurnal asing dan sisanya adalah indonesia. Adapun rangkuman dan hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1. 42 Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya No 1 Peneliti dan Tahun Noor Azizi Ismail (2010) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Activity-Based Management System in Higher Education: Can it Work? Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Noor Azizi Ismail dengan penelitian sekarang adalah sama-sama membahas bagaimana metode ABC dapat diaplikasikan pada lembaga pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Noor Azizi Ismail mengulas menggunakan variabel Activity Based Management (ABM) dalam penerapan metode ABC pada perguruan tinggi sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel Activity Based Costing dan mengaplikasikan metode tersebut di tingkat SMP dan SMA. ``` Hasil penelitian menunjukkan kesuksesan implementasi Activity Based Management dalam penerapan metode ABC di University Utara Malaysia (UUM). Activity Based Management juga dapat membantu pihak administrator (Rektor, Dekan bahkan pemerintah) untuk mengalokasikan besaran biaya yang tepat untuk perguruan tingginya. Sistem ABC sangat bisa mengurangi ketidaksesuaian biaya dengan kegiatan, sifatnya yang mengutamakan keterbukaan bagi semua pihak dapat mengurangi gap antar Fakultas, Jurusan dan Prodi yang biasanya terjadi karena kurang proporsionalnya alokasi biaya serta bisa membuat pemahaman akan pemanfaatan sumber daya dan alokasi waktu yang ditetapkan. Bersambung ke halaman berikutnya 43 No 2 Peneliti dan Tahun Carlos Manuel Ferreira Lima. (2011) Judul The Applicability of the Principles of Activity-Based Costing System in a Higher Education Institution. Persamaan Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Carlos Manuel Ferreira Lima dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan variabel Activity Based Costing untuk memprediksi biaya produk yang lebih baik/akurat. Perbedaan Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Carlos Manuel Ferreira Lima adalah aplikasi metode ABC yang dilakukan di universitas sedangkan penelitian sekarang dilakukan di tingkat SMP dan SMA. Selain itu, pada akhir penelitian ini penulis mencoba membandingkan antara metode tradisional dan metode ABC sedangkan pada penelitian sebelumnya tidak. Implementasi metode ABC mampu menghasilkan lebih banyak informasi yang berguna bagi manajemen kampus, namun begitu hambatan dan tantangan khususnya yang terkait dengan sistem informasi yang pendukung, dapat menghambat kesuksesan dalam mengaplikasikan metode ini. Penerapan ABC system di universitas di Portugal dapat menjadi model pembiayaan yang sangat efektif dan fleksibel untuk diadaptasi oleh universitas. Bersambung ke halaman berikutnya 44 No Peneliti dan Tahun 3 Nina Yuliastanti (2010) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Penerapan Sistem Activity Based Costing (Studi kasus pada perusahaan manufaktur komponen otomotif) Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Nina Yuliastanti dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan variabel Activity Based Costing dan lalu membandingkannya dengan metode Taditional Costing. Terdapat perbedaan industri yang diteliti. Penelitian Nina dilakukan pada industri manufaktur, sedangkan penelitian ini pada industri jasa yakni lembaga pendidikan. Sistem ABC memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap ternyata bervariasi secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi. Bersambung ke halaman berikutnya 45 No Peneliti dan Tahun 4 Andjarwani Putri Widjajanti (2008) Judul Evaluasi penerapan activity based costing system sebagai alternatif Sistem biaya tradisional dalam penentuan harga pokok produksi (studi kasus pada perusahaan meubel pt. Nilas wahana antika sukoharjo) Persamaan Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Putri dengan penelitian sekarang adalah samasama menggunakan metode Activity Based Costing dalam penentuan harga pokok produksi. Perbedaan Hasil Penelitian Perbedaan terdapat pada jenis industri yang diteliti. Penelitian yang dilakukan Putri bertujuan untuk menghitung harga pokok produksi sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menghitung besaran biaya pendidikan per siswa dengan menggunakan metode ABC. Hasilnya, terdapat perbedaan yang signifikan antara sistem biaya tradisional dengan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok produksi. Bersambung ke halaman berikutnya 46 No Peneliti dan Tahun 5 Santi Setyaningrum (2014) Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan metode ABC untuk menghitung besaran biaya pendidikan per siswa pada lembaga pendidikan formal (sekolah). Perbedaannya pada penelitian yang dilakukan Santi terdapat pada aktivitas-aktivitas yang di analisis adalah kegiatakegiatan yang berkaitan dengan aktivitas di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sedangkan pada penelitian saat ini adalah setingkat SMP dan SMA. Selain itu, pada akhir penelitian ini penulis mencoba membandingkan antara metode tradisional dan metode ABC sedangkan pada penelitian sebelumnya tidak. Perhitungan dengan menggunakan model Activity Based Costing (ABC) diperoleh hasil biaya per siswa per bulan masing masing program keahlian yakni program keahlian Animasi, program keahlian Teknik Sepeda Motor dan program keahlian Administrasi Perkantoran. Dari total biaya pendidikan per tahun per siswa, proporsi terbesar yakni bersumber dari pemerintah karena sekolah ini merupakan sekolah yang berstatus Negeri. Sumber: diolah dari berbagai sumber 47 C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENULISAN PERHITUNGAN BESARAN BIAYA PENDIDIKAN Mengidentifikasi dan merancang suatu model perhitungan biaya layanan pendidikan di Perguruan Islam Ar-Risalah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah dengan berbasis aktivitas (ABC). STUDI LITERATUR 1. ABC (Activity Based Costing) 2. Manajemen Pengelolaan Keuangan Sekolah 1. 2. 3. 4. 5. 6. PENGUMPULAN DATA Siklus Proses Bisnis Data Perencanan: RKAS Realisasi Anggaran Jumlah Siswa Jumlah Guru dan Karyawan Data sarana dan prasarana sekolah PERANCANGAN MODEL ABC (Activity Based Costing) Identifikasi Proses Bisnis di Sekolah, yang terdiri atas: 1. Proses Manajerial 2. Proses Utama (Core Process) 3. Proses Pendukung (Support Process) Identifikasi Cost Object, Activity Centre, Resources Centre Identifikasi aktivitas Cost Pool, Cost Object dan Cost Driver pada Activity Centre Identifikasi Biaya per Aktivitas sesuai dengan Cost Component (Direct Labor, Direct Material dan Overhead) APLIKASI MODEL ABC PADA SMP-MA Pengalokasikan Activity Overhead Cost pada masing-masing aktivitas di masing-masing tingkat jenjang pendidikan Perhitungan Cost Per Siswa Berdasarkan Metode ABC Traditional Costing Method Estimasi proporsi biaya dan keterkaitan antar aktivitas terhadap Cost Component melalui Cost Driver Activity Based Costing (ABC) Pengambilan Kesimpulan dan Saran 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang digunakan yakni seluruh siswa SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Kerangka kerja yang digunakan yakni dengan merancang model sistem ABC (Activity Based Costing) dalam pengelolaan biaya di Perguruan Islam Ar-Risalah dan kemudian dilanjutkan pada tahapan perhitungan unit cost untuk output yang dihasilkan yakni jasa pendidikan untuk seluruh siswa tingkat SMP-MA Perguruan Islam ArRisalah. B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut populasi dapat dipahami sebagai sekelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit yang dikelola oleh Yayasan Wakaf Ar-Risalah yakni PAUD/TK, SD, SMP dan MA. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang 49 relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Pada penelitian ini metode penarikan sampel yang dipakai yaitu Purposive Sampling Method atau Judgement Sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sampel dalam penelitian ini adalah SMP dan MA Perguruan Islam ArRisalah. Alasan dipilihnya SMP dan MA sebagai sampel dari penelitian ini adalah karena SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan representasi dari bisnis utama yang dikelola sekolah, dimana Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan selama 6 tahun dengan sistem boarding school. C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan penelitian lapangan yaitu langsung (direct) melalui metode wawancara dan observasi, dan data sekunder dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan. 1. Penelitian Lapangan Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berhubungan dengan data keuangan dan non keuangan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah yakni berupa RKAS (Rancangan Kegiatan dan Anggaran 50 Sekolah), realisasi anggaran, data siswa, data pendidik dan tenaga kependidikan, data sarana dan prasarana, identifikasi proses bisnis dan identifikasi cost driver untuk aktivitas-aktivitas yang teridentifikasi. Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah data untuk tahun ajaran 2013/2014. Untuk memperoleh data primer, digunakan penelitian lapangan (field research) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Wawancara, adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee) (Zuriah, 2007: 179). Wawancara dilakukan secara formal dan non formal untuk penggalian informasi sambil melakukan permintaan data sekunder kepada pihak-pihak yang terkait atas data keuangan dan non keuangan. b. Observasi, adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (Bungin, 2009: 115). Observasi dilakukan dalam rangka cross-check data agar memperoleh gambaran kondisi sesungguhnya. Dan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan pada proses 51 manajerial, proses utama dan proses pendukung sehingga dapat melakukan mapping terhadap cost component yang relevan bagi perhitungan unit cost siswa tingkat SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. 2. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan diperlukan untuk mengumpulkan data sekunder serta diperlukan untuk menunjang, melengkapi, dan menyempurnakan data primer. Teknik pengumpulan data sekunder adalah dengan cara mempelajari dari jurnal penelitian ilmiah, laporanlaporan dari instansi terkait serta karya tulis lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini. D. Metode Analisis Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dan non keuangan yang dirumuskan untuk mencapai tahapan penelitian dan analisa sebagai berikut: 1. Telaah Aktivitas Telaah aktivitas dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi semua aktivitas yang terjadi di dalam area cakupan ruang lingkup penelitian yakni SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah yang terdiri dari Kelas VII, Kelas VIII, Kelas IX, Kelas X, Kelas XI dan Kelas XII. 52 b. Mengidentifikasi semua sumber daya (resources) yang dikonsumsi oleh sekolah, baik yang berupa uang (dana anggaran), tenaga kerja, mesin/peralatan dan lainnya. c. Mengidentifikasi jumlah orang, jumlah peralatan dan jumlah perlengkapan, besar gaji, honor dan insentif dan lainnya (resources driver) untuk setiap komponen dihubungkan dengan aktivitas yang mengkonsumsinya pada masing-masing tingkat SMP dan MA. d. Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan, misalnya untuk aktivitas umum seperti listrik, telepon menggunakan driver jumlah atau besarnya daya yang digunakan. e. Membebankan biaya ke aktivitas secara penuh sesuai dengan banyaknya resources yang dikonsumsi melalui cost driver yang telah dipilih dan relevan dengan aktivitas proses utama. 2. Telaah Cost Object Tahap selanjutnya adalah telaah cost object dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi Cost Object. b. Mengidentifikasi Activity Driver, misalnya jam penggunaan ruang, jumlah siswa, luas gedung dan ruangan, pemakaian daya dan jasa untuk setiap aktivitas yang menyerap biaya penuh untuk menghubungkan aktivitas ke Cost Object yang dikonsumsinya. 53 c. Membebankan biaya ke Cost Object secara penuh sesuai besarnya biaya yang dikonsumsi melalui Activity Driver di masing-masing kelas. 3. Tahap Perancangan Model Perancangan model dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Identifikasi proses bisnis SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, meliputi proses manajerial, proses utama dan proses pendukung. b. Review data keuangan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah meliputi data RKAS 2013/2014, data Realisasi anggaran untuk mengetahui mata anggaran yang ada, serta batasan penggunaannya. c. Mengidentifikasi dan membuat definisi aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan oleh SMP dan MA ke dalam activity dictionary atau rincian aktivitas yang mendefinisikan keseluruhan aktivitas yang mencerminkan proses manajerial, utama dan pendukungnya. d. Mengidentifikasi dan menetapkan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost. Penetapan dimaksudkan untuk menyamakan persepsi pembaca dan menjelaskan acuan istilah tersebut dalam penelitian ini. e. Identifikasi Expense Category, Cost Driver, dan Cost Component. f. Penyusunan hirarki alokasi Activity Overhead Cost pada masingmasing tingkat (SMP dan MA). Hal ini dimaksudkan untuk menentukan/mengestimasi proporsi biaya yang diserap, yaitu melalui proporsi yang besarnya ditentukan oleh cost driver yang telah diidentifikasi. 54 4. Aplikasi Model pada SMP dan MA Pada tahapan ini, seluruh biaya yang telah dikumpulkan berdasarkan rancangan model yang digunakan yakni akan menghasilkan besaran biaya yang dikeluarkan oleh SMP dan MA berdasarkan aktivitas yang telah ditelaah dan dikonstruksi serta dikelompokkan berdasarkan expense category. Berikut deskripsi aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Deskripsi Aktivitas NO AKTIVITAS DL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 SMP DM OH DL MA DM JMLH OH Kegiatan penerimaan siswa baru Pelaksanaan MOS Pembinaan dan kegiatan BES-AR Bimbingan belajar reguler siswa Kegiatan remedial teaching Ekstrakurikuler Life skill Kunjungan edukatif siswa Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan Ujian-ujian dan penilaian Penyelenggaraan lombalomba Apresiasi siswa Study club Peringatan hari besar nasional Training kedisiplinan untuk siswa baru Training motivasi dan metode belajar efektif siswa Pengadaan ATK sekolah Menu harian siswa Jasa laundry Pengembangan tahfidz siswa Gaji dan tunjangan guru dan karyawan Supervisi 55 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 Lokakarya awal tahun Penyusunan RKS dan RKAS Rapat dengan komite sekolah Evaluasi triwulan program kerja Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah Silaturrahim dengan komite sekolah Transportasi dan perjalanan dinas Biaya rapat dan tamu Biaya daya dan jasa Pemeliharaan sarana dan prasarana Bantuan studi siswa Bantuan uang pembangunan Biaya penggandaan Bahan bakar mesin Instalasi air dan listrik Program adwiyata sekolah Patroli keamanan sekolah Pengadaan perangkat pembelajaran Pengembangan instrumen penilaian Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga Pengadaan sarana asrama Penambahan pemasangan jaringan komputer Pengadaan sarana dan prasarana sekolah Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan Pengembangan budaya dan lingkungan Pembangunan Asuransi gedung Investasi: penambahan lahan Biaya tidak langsung pada madrasah Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan. Lalu perhitungan cost per unit siswa SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah dapat dihitung sesuai dengan proporsi aktivitas yang dilakukan. 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan lembaga pendidikan swasta yang menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan selama 6 (enam) tahun dengan sistem boarding school (setingkat SMP dan Madrasah Aliyah) dan berada di bawah Yayasan Wakaf Ar-Risalah. SMP Perguruan Islam Ar-Risalah menggunakan kurikulum yang berafiliasi kepada Kementerian Pendidikan Nasional RI sedangkan untuk tingkat MA berpedoman pada kurikulum Kementerian Agama RI serta dipadukan dengan kurikulum khusus perguruan. Yayasan Wakaf Ar-Risalah berdiri pada tanggal 24 Juni 2003 di Solok Sumatera Barat dan terdaftar secara resmi pada pegawai notaris Helmi Darlis No. 28 tanggal 24/6/2003. Program utama pertama dari Yayasan Wakaf Ar-Risalah adalah mendirikan SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah yang ditandai dengan diresmikannya pembukaan Pesantren ini pada bulan Mei/2004 oleh Bapak Gamawan Fauzi, MM yang bertempat di Nagari Cupak Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat. Proses pembelajaran pertama dimulai pada tahun ajaran 2004/2005 dengan jumlah siswa/i 120 orang dengan 2 kelas putra dan 2 kelas putri. Seiring dengan perkembangan waktu, maka pada tahun 2005 resmi 57 dibuka cabang Pesantren Perguruan Islam Ar-Risalah di Padang yang beralamat di Jln. Air Dingin RT 01/RW IX Kel. Balai Gadang Kec. Koto Tangah Padang Sumatera Barat yang didirikan di atas tanah wakaf seluas ± 4 hektar. Dengan pertimbangan luasnya tanah yang ada di Padang, maka pada tahun 2007 ditetapkan bahwa yayasan yang ada di Padang adalah Yayasan Induk dan Yayasan yang ada di Solok adalah cabang. Pada tahun ajaran 2007/2008 ini juga dibuka Madrasah Aliyah (MA) dengan jurusan IPA dan Agama. Menginjak tahun kelima, pada tahun 2009 ditetapkan bahwa semua bidang yang ada di Yayasan di Solok di pindahkan ke Padang sehingga mulai saat itu dan sampai seterusnya kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di Kota Padang. Dan sampai saat ini unit-unit yang dikelola Yayasan Wakaf Ar-Risalah terdiri dari PAUD&TK, SD, SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah. Pendiri dan pemikir Yayasan Wakaf ArRisalah diantaranya adalah Bapak H. Irsyad Syafar, Lc, M.Ed., H. Firman Bahar, Lc., M. Saleh Zulfahmi, Lc, MA., Arwim Al Ibrahimy, Lc., dan Kamrizal Syafri Adam, Lc. 2. Struktur Organisasi Struktur organisasi Perguruan Islam Ar-Risalah terdiri dari pimpinan perguruan, sekretaris, bendahara yang membawahi 5 kepala bagian yaitu kepala bagian MA, kepala bagian SMP, kepala bagian pengasuhan putra, kepala bagian pengasuhan putri dan kepala rumah tangga. 58 Perguruan Islam Ar-Risalah mempunyai struktur organisasi seperti yang akan disajikan pada gambar berikut: Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perguruan Pimpinan Perguruan Kamrizal Syafri Adam, Lc Sekretaris Emiria, S.Pd Kepala MA H. Donis Satria, Lc, MA Kepala SMP Ali Usman, SS. M.Pd Bendahara Dona Putri, S.Pd Kepala Pengasuhan Pa Ariyonedi, SHI Kepala Pengasuhan Pi Fitrianti, M.Pd Kepala Rumah Tangga Edi Wosono, Amd Sumber: Data sekunder Perguruan Islam Ar-Risalah memiliki visi “Profesional, Berkualitas Dan Berwawasan Lingkungan Dalam Membangun Generasi Penuh Berkah”. Visi tersebut dijabarkan ke dalam 5 item Misi Perguruan Islam Ar-Risalah. Rincian dari Misi akan disajikan dalam lampiran 2. Tujuan Umum sekolah sebagai bagian dari tujuan Pendidikan Nasional adalah melahirkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan mandiri. Sedangkan tujuan khusus sekolah akan disajikan dalam lampiran 2. 3. Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah memiliki sarana dan prasarana yang masih dalam tahap pengembangan. Rincian fasilitas sarana prasarana sekolah akan disajikan dalam tabel 4.1 berikut: 59 Tabel 4.1 Rincian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah No Sarana dan Prasarana 1 Luas Tanah/bangunan 2 Ruang Teori 3 Ruang Pustaka 4 Ruang Pimpinan 5 Ruang Kepala 6 Ruang Tata Usaha 7 Ruang Keuangan 8 Ruang Majelis guru 9 Ruang Labor Komputer 10 Ruang Labor IPA 11 Ruang Labor Bahasa 12 Kantin 13 Koperasi 14 Ruang UKS 15 Ruang BES-AR 16 Masjid 17 Asrama Siswa (bangunan) 18 Gudang 19 Rumah Dinas Kepala 20 Rumah dinas guru 21 Penjaga sekolah 22 WC Guru 23 WC Siswa Sumber: Data sekunder Jumlah 6,5 hektar/1.500 m2 27 ruang, luas 10.400 m2 2 ruang, luas 24 m2 1 ruang, luas 12 m2 4 ruang, luas 102 m2 2 ruang, luas 40 m2 1 ruang, luas 32 m2 1 ruang, luas 56 m2 2 ruang, luas 56 m2 1 ruang, luas 56 m2 1 ruang, luas 56 m2 2 ruang, luas 61 m2 2 ruang, luas 61 m2 2 ruang, luas 24 m2 2 ruang, luas 18 m2 2 ruang, luas 162 m2 10 ruang, luas 16.000 m2 1 ruang, luas 24 m2 4 ruang, luas 360 m2 10 ruang, luas 400 m2 1 ruang, luas 24 m2 7 ruang, luas 21 m2 20 ruang, luas 100 m2 B. Kebijakan Manajemen Keuangan Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai sekolah swasta menerapkan standar pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan sendiri. Kebijakan dalam manajemen keuangan di sekolah dilakukan melalui 5 tahapan, yakni: 60 1. Perencanaan dan Penganggaran Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) di Perguruan Islam Ar-Risalah dilakukan secara terpadu, proses penyusunan dilakukan bersama dengan pihak-pihak yang terkait yang mengetahui anggaran sekolah seperti komite, yayasan, kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana, bendahara, KAUR TU, tenaga kependidikan dan guru dengan waktu pembuatannya 1 atau 2 bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai. Adapun tahapan dalam penyusunan RKAS adalah sebagai berikut: a. Pimpinan perguruan bersama Sekretaris perguruan menentukan jadwal rapat penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). b. Sekretaris perguruan berdasarkan persetujuan dari Pimpinan perguruan menyebarkan undangan rapat melalui surat resmi dan sms center kepada pihak yang terkait. c. Setiap unit kerja yang terdiri dari Waka kurikulum, Waka kesiswaan, Waka sarana, Waka lab. sains mendata kebutuhan yang diperlukan pada setiap bagiannya. d. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan kemudian dibuatkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran. e. Waktu dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah 4 (empat) hari di bulan Mei hingga 61 Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan awal tahun ajaran baru. Dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut: Hari pertama : Rapat awal dan penentuan plafont anggaran masing-masing bagian. Hari kedua : Revisi oleh setiap bagian sesuai plafont. Hari ketiga :Verifikasi oleh bagian keuangan (Bendahara perguruan), kemudian Bendahara perguruan memberikan persetujuan. Hari keempat : Revisi anggaran dan persetujuan oleh Pimpinan perguruan. Sumber pendapatan yang dikelola oleh SMP Perguruan Islam ArRisalah dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, yakni pendapatan tahunan, bulanan dan lain-lain dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.2 Rincian Pendapatan SMP Perguruan Islam Ar-Risalah Jenis Pendapatan 1 Tahunan pendaftaran siswa baru pendapatan awal tahun ajaran 2 Bulanan SPP kelas 1 SPP kelas 2 SPP kelas 3 3 Lain-lain Dana BOS Dana SBP Iuran Kunjungan Edukatif Siswa Bantuan Orang Tua Asuh TOTAL SMP 90.375.000 1.087.630.000 2.073.600.000 1.887.000.000 1.305.000.000 345.060.000 100.000.000 78.300.000 97.440.000 7.064.405.000 Sumber: Data laporan keuangan SMP 62 Sedangkan rincian pendapatan untuk tingkat MA berdasarkan jenis pendapatan yang dikelola sekolah adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Rincian Pendapatan MA Perguruan Islam Ar-Risalah Jenis Pendapatan MA 1 Tahunan pendaftaran siswa baru pendapatan awal tahun ajaran 2 Bulanan SPP kelas 1 SPP kelas 2 SPP kelas 3 3 Lain-lain Dana BOS Dana SBP Iuran Kunjungan Edukatif Siswa Bantuan Orang Tua Asuh TOTAL 9.750.000 537.575.000 1.306.800.000 1.018.400.000 855.000.000 187.940.000 0 35.250.000 47.400.000 3.998.115.000 Sumber: Data laporan keuangan MA Dana BOS akan disalurkan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS tahun 2014, Dana BOS yang diterima sekolah dapat digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut: a. Pengembangan perpustakaan. Item pembiayaannya meliputi mengganti buku teks yang rusak/menambah kekurangan untuk memenuhi rasio satu siswa satu buku, langganan publikasi berkala, akses informasi online, pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan, peningkatan kompetensi tenaga pustakawan, pengembangan database perpustakaan, 63 pemeliharan perabot perpustakaan. Dalam UU No 43/2007 tentang Perpustakaan minimal 5% dari dana BOS. b. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru. Item pembiayaannya meliputi biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, pendaftaran ulang, biaya pendataan data pokok pendidikan, pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan. Termasuk di dalamnya untuk kondumsi panitia dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru. Standar pembiayaan mengacu kepada batas kewajaran setempat atau batas yang telah ditetapkan Pemda. c. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa. Item pembiayannya meliputi PAKEM (SD), pembelajaran Kontekstual (SMP), pengembangan pendidikan karakter, pembelajaran remedial pembelajaran pengayaan, pemantapan persiapan ujian; olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka dan palang merah remaja; Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk untuk: honor jam mengajar tambahan di luar jam pelajaran dan biaya transportasinya (termasuk di SMP Terbuka); biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba; fotocopy; membeli alat olah raga, alat kesenian dan biaya pendaftaran mengikuti lomba. 64 d. Kegiatan Ulangan dan Ujian. Item pembiayaannya meliputi; ulangan harian, ulangan umum, dan ujian sekolah. Termasuk untuk: fotocopy, penggandaan soal, honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa. e. Pembelian bahan-bahan habis pakai. Item pembiayaannya meliputi: buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris; minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan seharihari di sekolah; pengadaan suku cadang alat kantor. f. Langganan daya dan jasa. Item pembiayannya meliputi: listrik, air, dan telepon, internet (fixed/mobile modem) baik dengan cara berlangganan maupun prabayar; pembiayaan penggunaan internet termasuk untuk pemasangan baru; membeli genset atau jenis lainnya yang lebih cocok di daerah tertentu misalnya panel surya, jika di sekolah tidak ada jaringan listrik. Penggunaan Internet dengan mobile modem dapat dilakukan untuk maksimal pembelian voucher sebesar Rp 250.000 per bulan. g. Perawatan sekolah. Item pembiayaannya meliputi: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela; perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah (kamar mandi dan WC), perbaikan lantai 65 ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya. Kamar mandi dan WC siswa harus dijamin berfungsi dengan baik. h. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Item pembiayaannya meliputi: guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM); pegawai administrasi (termasuk administrasi BOS untuk SD); pegawai perpustakaan; penjaga sekolah; satpam; pegawai kebersihan. Dalam pengangkatan guru/tenaga kependidikan honorer sekolah harus mempertimbangkan batas maksimum penggunaan dana BOS untuk belanja pegawai, serta kualifikasi guru honorer harus sesuai bidang yang diperlukan. i. Pengembangan profesi guru. Item pembiayaannya meliputi: KKG/MGMP; KKKS/MKKS; menghadiri seminar yang terkait langsung dengan peningkatan mutu pendidik dan ditugaskan oleh sekolah. Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibah/block grant pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama hanya diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk biaya transport kegiatan apabila tidak disediakan oleh hibah/blockgrant tersebut. j. Membantu siswa miskin. Item pembiayannya meliputi: pemberian tambahan bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah; membeli alat transportasi 66 sederhana bagi siswa miskin yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll); membeli seragam, sepatu dan alat tulis bagi siswa miskin (BSM), baik dari pusat, provinsi maupun kabupaten/kota di sekolah tersebut. k. Pembiayaan pengelolaan BOS Item pembiayaannya meliputi: alat tulis kantor (ATK termasuk tinta printer, CD dan flash disk); penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank/PT Pos. l. Pembelian perangkat komputer. Item pembiayannya meliputi: dekstop/work station; printer atau printer plus scanner. Masing-masing maksimum 1 unit dalam satu tahun anggaran. Peralatan komputer tersebut harus ada di sekolah. m. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi pendanaannya dari BOS. Sedangkan dana bantuan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren) merupakan bantuan yang diberikan untuk membantu SMP Berbasis Pesantren dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai standar dasar nasional pendidikan, juga merupakan wujud nyata upaya memenuhi lima misi (lima K) yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian memperoleh layanan pendidikan 67 yang bermutu, khususnya upaya dalam pencapaian peningkatan kualitas dan daya saing sekolah (sumber). Dana ini diberikan kepada semua SMP Berbasis Pesantren yang masuk dalam Program pembinaan SBP yang dikembangkan melalui kerja sama Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama. Dana bantuan SBP diberikan dengan sistem paket. Ada tiga jenis paket, yaitu paket A sebesar 50 juta rupiah, paket B sebesar 75 juta rupiah dan paket C sebesar 100 juta rupiah. Penetapan jenis paket yang diterima oleh masing-masing sekolah dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMP, berdasarkan besarnya jumlah siswa. Penyaluran bantuan ini dilakukan dengan ditransfer sekaligus (tanpa ada pemotongan) langsung ke rekening rutin sekolah, yang harus ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara. Bantuan pembinaan SBP untuk tahun 2013 disalurkan pada tahun anggaran 2013 (antara bulan Januari s.d. Desember 2013) dan pelaksanaan kegiatan di sekolah dilakukan pada tahun ajaran 2013/2014 (bulan Juli 2013 s.d. Juni 2014). 2. Pelaksanaan dan Pengelolaan Pengelola Keuangan di Perguruan Islam Ar-Risalah adalah Bendahara yayasan, Bendahara perguruan, Bendahara SMP, Bendahara MA. Bendahara yayasan Ibu Mira Desvita, SE, Akt mengelola seluruh pendapatan dari setiap devisi yang ada di yayasan wakaf Ar-Risalah. 68 Bendahara perguruan Ibu Dona Putri, S.Pd mengelola dana yang telah dianggarkan untuk Perguruan Islam Ar-Risalah oleh yayasan. Anggaran ini akan didistribusikan kepada SMP dan MA yang masing-masing dikelola oleh Bendahara SMP Ibu Fitri Melya Rahmi, SEI dan Bendahara MA Ibu Riza Elvera, S.Pd. 3. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Untuk keperluan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, diperlukan antara lain data realisasi anggaran, bukti penggunaan anggaran seperti kwitansi dan catatan atas laporan keuangan. Untuk keperluan tersebut, maka: a. Bendahara sekolah selaku pemegang dana BOS SMP dan MA membuat laporan penggunaan dana BOS yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang dan ditandatangani oleh Ketua Yayasan Wakaf ArRisalah, ketua komite, pimpinan perguruan dan bendahara. b. Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir tahun yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diberikan kepada ketua komite, ketua yayasan, pimpinan perguruan dan kepala sekolah. 69 c. Bendahara sekolah membuat laporan penggunaan dana SBP tiap semester untuk satu tahun ajaran. Laporan ini akan disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. d. Bendahara sekolah membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Laporan BSM diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang. 4. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Berikut jenis-jenis laporan yang harus dilaporkan: a. Laporan Kas Komite Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh bendahara sekolah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah. Bendahara selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30 pada setiap akhir bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diserahkan kepada Kepala Yayasan, Pimpinan Perguruan, Kepala Sekolah dan Ketua Komite. b. Laporan Dana BOS Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Kementrian Pendidikan dan 70 Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat lunak untuk membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan tingkat sekolah. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (ALPEKA BOS) yang dapat diunduh dari www.bos.kemendikbud.go.id. Tahapan pelaporan: 1) RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Ketua Yayasan. Dokumen ini disampaikan di sekolah dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan. 2) Sekolah membuat pembukuan dari dana yang diperoleh sekolah untuk program BOS. 3) Membuat laporan Realisasi penggunaan dana tiap sumber dana. Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum dari semua sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode yang sama. Laporan ini dibuat triwulan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. 4) Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan dana BOS dan laporan ini dibuat triwulanan dan 71 ditandatangani oleh Bendahara, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Komite Sekolah. 5) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuitansi yang sah. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya. Bukti pembayaran harus disetujui oleh Kepala Sekolah dan lunas dibayar oleh Bendahara. Segala jenis bukti pengeluaran disimpan oleh bendahara sebagai bahan bukti dan bahan laporan. 6) Pelaporan. Laporan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: − Melaporkan setiap kegiatan berdasarkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan. − Laporan meliputi realisasi penggunaan dana per sumber dana dan surat pernyataan pertanggungjawaban yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS. − Mempersiapkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu Pajak beserta bukti dokumen pendukung bukti 72 pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon) sebagai bahan audit. c. Laporan Dana SBP Ada dua jenis laporan yang harus disiapkan oleh sekolah yaitu Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan. Kedua laporan tersebut dibuat sekurang-kurangnya dua kali, pertama laporan kemajuan dan kedua laporan akhir. Laporan kemajuan dan maupun laporan akhir yang dibuat untuk Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud. d. Laporan Bantuan Siswa Miskin Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan yang dibuat adalah: 1) Realisasi penggunaan dana BSM. 2) Bukti-bukti seperti tanda terima. 3) Daftar siswa penerima SKTM. 73 Tabel 4.4 Periode Pelaporan Keuangan No 1 2 3 4 Laporan Keuangan Setiap bulan Jenis Laporan Keuangan Laporan Kas Komite Triwulan Semesteran Tahunan Dilaporkan Kepada 1. Ketua Komite 2. Ketua Yayasan 3. Pimpinan Perguruan 4. Kepala Sekolah Laporan Dinas dana BOS Pendidikan Kota Padang Laporan SBP Kemendikn (Sekolah as Pusat Berbasis Pesantren) Laporan BSM (Bantuan Siswa Miskin) Batas Waktu Pelaporan 1 minggu setelah periode pelaporan. Harus tepat waktu. Harus tepat waktu. Harus tepat waktu. Sumber: Hasil interview 5. Pengawasan Keuangan Pengawasan dana dari Komite dilakukan oleh Ketua Komite dan Ketua Yayasan setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh Kepala Sekolah dan Pimpinan Perguruan. Pengawasan dana BOS dilakukan oleh bagian manajemen BOS Dinas Pendidikan Kota Padang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali. 74 Pengawasan dana SBP dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SBP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama. C. Perancangan Model ABC Dalam bahasan ini akan dirancang model perhitungan pembebanan biaya harga pokok jasa pendidikan berbasis aktivitas dengan mengidentifikasi kegiatan yang terjadi kemudian menelusuri biaya yang diserap dalam kategori direct labor, direct material, dan overhead cost. Pelaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan di Perguruan Islam Ar-Risalah akan dilaksanakan dengan tahapan berikut: 1. Review Data Keuangan dan Identifikasi Proses Bisnis Perguruan Islam Ar-Risalah Proses bisnis yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah proses bisnis dengan model CIMOSA (Computer Integrated Manufacturing for Open System Architecture). Dalam model ini proses bisnis secara garis besar dibagi menjadi 3 level, yaitu : managerial process, core process dan support process. Proses manajerial (managerial process) berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan manajemen yang berkaitan dengan aktivitas POAC, yakni Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Yang meliputi 3 fase, yakni: 75 a. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, meliputi aktivitas rapat kerja, rapat koordinasi dan berbagai aktivitas penentuan arah dan kebijakan sekolah. b. Penyusunan strategi, meliputi aktivitas rapat kerja, rapat koordinasi dan berbagai aktivitas perumusan pelaksanaan operasional arah kebijakan sekolah melalui berbagai strategi. c. Monitoring dan Evaluasi (MONEV), meliputi aktivitas evaluasi, monitoring dan berbagai aktivitas pengendalian yang dilakukan dalam melaksanakan berbagai operasional strategi yang dirumuskan di sekolah. Selanjutnya level kedua adalah proses utama (core process), meliputi: a. Identifikasi kebutuhan dan pengembangan produk sekolah. Meliputi aktivitas penggalian informasi kebutuhan praktis, pengembangan kerjasama eksternal, penyusunan kurikulum, penyusunan SAP (Satuan Acara Pengajaran), penyusunan kebutuhan buku dan peralatan bagi aktivitas sekolah, pengembangan sistem penerimaan calon siswa baru, serta berbagai aktivitas mengidentifikasi yang kebutuhan dapat dipergunakan pengajaran dan untuk aktivitas pengembangan sekolah. 76 b. Proses transformasi dan pemenuhan kebutuhan produk sekolah. Meliputi mentoring, aktivitas tahfidz pengajaran, alquran, muatan praktek lokal seperti lapangan/khidmah ijtimaiyah serta aktivitas pengembangan diri siswa yang dilaksanakan secara intrakurikuler, ekstrakurikuler dan life skill. c. Proses pemasaran produk sekolah. Meliputi aktivitas sosialisasi dan pemasaran sekolah, pengembangan kerjasama dengan sekolah dan instansi lainnya dalam bidang pendidikan. d. Proses tambahan pada produk sekolah. Program Pembiasaan/Program Asrama, kegiatan ini mencakup pembinaan karakter, akhlak dan agama siswa yang dilakukan dalam keseharian siswa secara terus menerus dan terprogram dengan uraian kegiatan rutin, spontan dan keteladanan. Program ini dilakukan sepanjang waktu (siang dan malam) dengan melibatkan seluruh guru dan pengasuh di asrama serta semua keluarga besar Yayasan Wakaf Ar-Risalah. Selanjutnya level ketiga adalah proses pendukung (support process), meliputi: a. Proses pengembangan SDM Meliputi aktivitas pendidikan dan latihan bagi seluruh guru, mengikut sertakan guru pada seminar-seminar nasional dan berbagai aktivitas pengembangan lainnya. 77 b. Proses pengadaan infrastruktur TI Meliputi pengadaan sistem informasi, pengadaan internet hotspot, CCTV, pengadaan alat-alat laboratorium komputer dan bahasa. c. Proses administrasi dan keuangan Meliputi aktivitas pendokumentasian kegiatan pengadministrasian pengajaran, pencatatan dan dan pelaporan keuangan, distribusi keuangan, belanja kebutuhan bahan habis administrasi dan material pengajaran, penyusunan anggaran dan belanja aktivitas yang terkait dengan administrasi dan keuangan. d. Proses pemeliharaan Meliputi aktivitas pemeliharaan gedung, lingkungan, peralatan, kendaraan dan berbagai aktivitas terkait dengan pemeliharaan aset jangka panjang sekolah. Dari ketiga level manajemen ini merupakan aktivitas yang berkaitan dengan proses utama dan proses pendukung dan tertuang dalam suatu pembiayaan yang dikelola berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran serta pengelolaan aset Perguruan Islam Ar-Risalah. Sumber penerimaan untuk tingkat SMP Perguruan Islam Ar-Risalah adalah sebagai berikut berasal dari pemerintah pusat seperti dana BOS dan dana bantuan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren), siswa (komite) dan dana lain-lain dengan rincian sebagai berikut: 78 Tabel 4.5 Sumber Penerimaan SMP Sumber 1 Pemerintah (diknas pusat) Dana BOS Dana SBP 2 Siswa (komite) pendaftaran siswa baru pendapatan awal tahun ajaran SPP Iuran kunjungan edukatif siswa 3 Lain-lain Bantuan orang tua asuh (GNOTA) TOTAL Sumber: Data laporan keuangan SMP SMP 345.060.000 100.000.000 90.375.000 1.087.630.000 5.265.600.000 78.300.000 97.440.000 7.064.405.000 Sumber penerimaan untuk tingkat MA Perguruan Islam Ar-Risalah berasal dari pemerintah pusat seperti dana BOS, siswa (komite) dan dana lain-lain dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.6 Sumber Penerimaan MA Sumber 1 Pemerintah (diknas pusat) Dana BOS Dana SBP 2 Siswa (komite) pendaftaran siswa baru pendapatan awal tahun ajaran SPP Iuran kunjungan edukatif siswa 3 Lain-lain Bantuan orang tua asuh (GNOTA) TOTAL Sumber: Data laporan keuangan MA MA 187.940.000 0 9.750.000 537.575.000 3.180.200.000 35.250.000 47.400.000 3.998.115.000 Observasi yang dilakukan pada data keuangan Perguruan Islam ArRisalah bertujuan untuk memisahkan objek pembelanjaan dalam mata anggaran sesuai aktivitas yang dilakukan, sehingga perlu dilakukan 79 pengklasifikasian mata anggaran yang ada dalam aktivitas operasional/rutin dan aktivitas pengembangan ke dalam tabel berikut: Tabel 4.7 Aktivitas Operasional/Rutin NO 1 AKTIVITAS Kegiatan penerimaan siswa baru 2 Pelaksanaan MOS 3 Pembinaan dan kegiatan BES-AR 4 Bimbingan belajar reguler siswa Kegiatan remedial teaching 5 6 Ekstrakurikuler 7 Life skill 8 Kunjungan edukatif siswa DESKRIPSI Pelayanan yang diberikan bagi peserta didik baru mulai dari pendaftaraan, ujian seleksi, pemberkasan, pengawasan serta penyusunan Tim panitia, pembuatan formulir, konsumsi, dan insentif panitia. Kegiatan yang diperuntukan khusus peserta didik baru untuk mengenal lingkungan sekolah. Pembinaan bagi para anggota Badan Eksekutif Siswa Ar-Risalah (BESAR) berupa pelatihan, pemilihan pengurus BES-AR, studi banding, dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan BES-AR. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar reguler siswa. Kegiatan belajar mengajar tambahan yang diberikan kepada siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan kompetensi minimal. Seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler, mulai dari insentif untuk pembina ekskul, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan ekstrakurikuler. Seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan life skill, mulai dari insentif untuk pembina, dan juga kegiatankegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan life skill. Kegiatan rutin di akhir semester, yakni kunjungan belajar siswa yang dilakukan untuk menunjang mata pelajaran yang ada pada semester tersebut. 80 9 10 Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan Ujian-ujian dan penilaian 11 Penyelenggaraan lombalomba 12 Apresiasi siswa 13 Study club 14 Peringatan hari besar nasional 15 Training kedisiplinan untuk siswa baru 16 Training motivasi dan metode belajar efektif siswa 17 Pengadaan ATK sekolah 18 Menu harian siswa 19 Jasa laundry 20 Pengembangan tahfidz siswa Gaji dan tunjangan guru dan karyawan Supervisi 21 22 Pelaksanaan KKN di akhir semester oleh siswa kelas 3 SMP dan 3 MA. Pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) dan pelaporan nilai akhlak. Seluruh biaya untuk penyelenggaraan kegiatan lomba, baik itu lomba bidang akademik, pemilihan siswa teladan, lomba porseni, classmeeting, lomba ekskul dan lomba-lomba lainnya. Pemberian hadiah/reward dan sertifikat atas pencapaian tertentu oleh siswa. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan study club, seperti insentif trainer dan kebutuhan lain yang berhubungan dengan study club. Kegiatan yang diadakan sekolah dalam memperingati hari besar nasional seperti Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan kegiatan training kedisiplinan bagi siswa/i baru. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan kegiatan training motivasi dan metode belajar efektif untuk seluruh siswa Pengadaan alat tulis kantor (ATK) bagian kurikulum, kesiswaan, administrasi dan sekretariat sekolah serta laboratorium komputer. Biaya menu harian siswa, biaya air minum dan biaya operasional dapur. Jasa laundry yang diperuntukkan khusus untuk siswa baru khusus SMP. Seluruh biaya yang digunakan untuk kegiatan tahfidz siswa. Honor yang diberikan kepada seluruh guru dan karyawan. Aktivitas yang terdiri dari supervisi 81 23 Lokakarya awal tahun 24 Penyusunan RKS dan RKAS 25 Rapat dengan komite sekolah Evaluasi triwulan program kerja Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah 26 27 28 29 Silaturrahim dengan komite sekolah Transportasi dan perjalanan dinas 30 Biaya rapat dan tamu 31 Biaya daya dan jasa 32 Pemeliharaan sarana dan prasarana 33 Bantuan studi siswa 34 35 Bantuan uang pembangunan Biaya penggandaan 36 Bahan bakar mesin kepsek terhadap guru dan supervisi dinas terhadap sekolah. Kegiatan rutin sekali setahun yang dilakukan setiap awal tahun. Kegiatan rutin yang dilakukan sekali setahun yakni menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS dan RKS). Kegiatan rutin dilakukan sekali setahun rapat dengan komite sekolah. Evaluasi program kerja yang dilakukan setiap empat bulan sekali. Kegiatan khusus yang dilakukan untuk pembekalan dan orientasi kepala sekolah. Kegiatan rutin sekali setahun silaturrahim dengan komite sekolah Transport yang diberikan untuk mobilitas kepala sekolah, pendamping lomba siswa, pendamping kunjungan edukatif siswa dan pendamping khidmah ijtimaiyah siswa. Biaya konsumsi rapat koordinasi sekolah, raker, rapat walas dan rapat koordinasi bagian akademik serta biaya untuk konsumsi tamu. Terdiri dari biaya listrik, lanngganan telp, langganan internet, langganan media informasi sekolah (koran dan majalah) dan jasa penambahan pemasangan jaringan komputer. Pemeliharaan alat-alat sarana dan prasarana bagian kurikulum, bagian kesiswaan dll. Bantuan bagi siswa/i kurang mampu dalam pemenuhan kebutuhan pembiayaan pendidikan. Bantuan bagi siswa/i untuk pembiayaan uang pembangunan. Biaya penggandaan bagian kurikulum, kesiswaan, administrasi dan sekretariat sekolah untuk dokumen, berkas-berkas ujian dll. Biaya untuk bahan bakar diesel kantor dan lab komputer. 82 37 Instalasi air dan listrik 38 Program adwiyata sekolah 39 40 Patroli keamanan sekolah Pengadaan perangkat pembelajaran Seluruh biaya untuk instalasi air dan listrik sekolah. Seluruh biaya untuk membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan sehingga mampu berpartisipasi dalam rangka upaya pelestarian lingkungan sekolah. Biaya jasa keamanan sekolah. Pengadaan perangkat pembelajaran seperti pengumpulan satu set perangkat pembelajaran KTSP dan pengadaan buku paket pelajaran siswa. Sumber: Diolah dari berbagai sumber Aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan rutin adalah 40 aktivitas, serta yang berkaitan dengan aktivitas pengembangan adalah sebanyak 11 aktivitas yang digambarkan dari 51 aktivitas yang ditelusuri, seperti pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Aktivitas Pengembangan 41 42 43 44 45 Pengembangan instrumen Kegiatan pengembangan teknik penilaian penilaian dalam rangka perubahan ke arah yang lebih baik. Pengadaan peralatan dan Pengadaan peralatan dan perlengkapan perlengkapan ekskul/life skill dan ekskul/lifeskil & olahraga peralatan dan perlengkapan olah raga. Pengadaan sarana asrama Biaya pengadaan sarana dan prasarana asrama siswa. Penambahan pemasangan Seluruh biaya yang dikeluarkan jaringan komputer untuk pemasangan jaringan komputer. Pengadaan sarana dan Pembelian peralatan-peralatan prasarana sekolah kebutuhan sekolah, seperti kebutuhan sarana kurikulum, kebutuhan kelas awal tahun,kebutuhan kelas per semester, kebutuhan guru, kebutuhan kesiswaan, kebutuhan laboratorium, 83 46 Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan 47 Pengembangan budaya dan lingkungan 48 49 50 Pembangunan Asuransi gedung Investasi: penambahan lahan Biaya tidak langsung pada madrasah 51 kebutuhan perpustakaan, pembuatan plakat, buku profil dan kalender sekolah, dll. Kegiatan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru melalui training, workshop, seminar dan pemberian beasiswa guru untuk S2. Pembuatan slogan motivasi di lingkungan sekolah, pengadaan alat-alat kebersihan, penanaman pohon lindung serta pengembangan taman sekolah dalam rangka pemeliharaan kebersihan lingkungan dan penghijauan. Penambahan gedung sekolah Biaya asuransi gedung sekolah. Seluruh biaya pembelian dan pembukaan lahan baru. Seperti biaya guru honor, kelebihan jam mengajar guru dan biaya lembur yang seluruhnya di kategorikan ke biaya tidak langsung pada madrasah. Sumber: Diolah dari berbagai sumber 2. Identifikasi Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Mateial Cost dan Overhead Cost Dari pengamatan dan hasil identifikasi data diperoleh hasil berikut berkenaan dengan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost pada tabel 4.7 dibawah ini: 84 Tabel 4.9 Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost Penetapan Cost Object Deskripsi Yaitu produk berupa pelayanan yang diberikan sekolah. Direct Labor Yaitu biaya orang atau Cost personel yang terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan. Direct Yaitu biaya bahan Material Cost langsung yang digunakan dikonsumsi dalam kegiatan pendidikan. Overhead Yaitu biaya lain-lain Cost selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang tidak dapat secara langsung ditelusuri ke produk. Keterangan Biaya pendidikan. Biaya gaji dan Pengembangan tenaga Pendidik dan Kependidikan. Pengadaan Alat dan Bahan Habis Pakai, Alat Tulis Kantor/ATK dan biaya menu harian siswa. Biaya pemeliharaan sarana prasarana, biaya perjalanan dinas, biaya pengadaan dan perawatan bangunan dan biaya lain-lain yang tidak dapat ditelusuri secara langsung dampaknya pada output. Sumber: Diolah dari berbagai sumber Pada penentuan Cost Object berkaitan dengan produk yang dihasilkan oleh Perguruan Islam Ar-Risalah, yakni melahirkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta disaat yang bersamaan memiliki kepribadian yang religius dan berakhlak mulia. Sedangkan penentuan komponen biaya berupa Biaya langsung (Direct Material dan Direct Labor), berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan dalam rangka menghasilkan produk dalam bidang pendidikan yakni peserta didik yang dinyatakan lulus. Direct Material berupa biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan yang diperlukan dalam proses menghasilkan produk, yakni bahan-bahan yang digunakan 85 dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan Direct Labor berupa biaya yang dikeluarkan dalam rangka membayar Guru serta karyawan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pendidikan dan proses pelayanan belajar mengajar. Lain halnya dengan Biaya tidak langsung (Overhead Cost), merupakan biaya yang dikeluarkan sekolah dalam rangka mendukung kegiatan utama untuk menghasilkan produk (lulusan) berupa kegiatan umum, administrasi dan rutin yang secara tidak langsung memberikan kontribusi dalam menciptakan produk yang bermutu dan baik. 3. Identifikasi Expense Category, Cost Driver dan Cost Component Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh hasil identifikasi expense category, cost driver dan cost component sebagai berikut: Tabel 4.10 Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost Component Penetapan Expense Category Cost Driver Cost Behaviour Deskripsi Yaitu belanja untuk membiayai kegiatan usaha sekolah. Yaitu faktorfaktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas. Yaitu pola penyerapan biaya yang dipengaruhi oleh jenis cost driver. Keterangan 1. Belanja Rutin : belanja bahan habis pakai, belanja pegawai, langganan daya jasa dan lainnya 2. Belanja Pengembangan : pengadaan perangkat pembelajaran, pengembangan SDM dan lain sebagainya Jumlah siswa, jumlah guru, jumlah penggunaan kertas, jumlah lokal yang digunakan, frekuensi kegiatan, frekuensi pemeliharaan, dan frekuensi perbaikan sarana dan prasarana Fixed Cost, misalnya gaj/ honorarium insentif, langganan daya jasa dan lainlain. Variable Cost, misalnya alat tulis kantor, biaya penggandaan soal ujian dan lain sebagainya. 86 Terdiri atas fixed cost dan variabel cost Cost Yaitu Gaji/ honorarium, belanja pendidik dan Component komponen tenaga kependidikan, keperluan harian anggaran/bia kantor, langganan daya dan jasa, ya yang perjalanan dinas, ujian, penerimaan diserap oleh peserta didik baru, belanja alat tulis suatu kantor dan sekolah, workshop aktivitas kurikulum dan lain sebagainya. Activity Yaitu satuan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Centre entitas organisasi dimana aktivitas berlangsung Sumber: Diolah dari berbagai sumber 4. Pembentukkan model ABC yang dapat diterapkan dalam menghitung Unit Cost biaya pendidikan di Perguruan Islam Ar-Risalah Berdasarkan sejumlah tahapan yang telah didentifikasi dan dianalisa dapat digambarkan bahwa aktivitas-aktivitas yang telah digambarkan dalam definisi belanja rutin dan belanja pengembangan yang tergambar pada 3 level aktivitas yang digambarkan di masing-masing Cost Driver yang telah ditetapkan. Berikut ini model yang dapat merepresentasikan proses integrasi sistem akuntansi yang berbasis mata anggaran ke dalam aktivitas ditunjukkan pada gambar berikut ini: 87 Gambar 4.2 Model Pembebanan Activities ke dalam Cost Object ACTIVITIES EXPENDITURE COST OBJECT Manajerial Activities Core Activities Belanja Rutin Cost Component Cost Driver Pendidikan Belanja Pengembangan Support Activities ABC Costing Activity Centre ABC Costing Sumber: Setyaningrum (2014: 70) D. Aplikasi Model ABC Dalam melaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan di Perguruan Islam Ar-Risalah, maka akan dilaksanakan tahapan berikut: 1. Proses Bisnis Perguruan Islam Ar-Risalah Tahap pertama yang dilakukan adalah menguraikan mengenai aktivitas dan karakteristik proses bisnis di Perguruan Islam Ar-Risalah yang berkaitan dengan cost driver terkait dengan proses kegiatan belajar mengajar dan kegiatan penunjang pembelajaran lain yang ada di sekolah. Berikut data yang berkaitan dengan cost driver penelitian ini. Data yang digunakan yakni diperoleh untuk tahun ajaran 2013/2014 yakni: 88 a. Jumlah Siswa SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah Data berikut ini adalah data jumlah siswa tingkat SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah: Tabel 4.11 Jumlah Siswa SMP Perguruan Islam Ar-Risalah NO 1 2 3 Kelas Kelas I Kelas II Kelas III Total Sumber: Data sekunder Jumlah Siswa 192 185 145 522 Jumlah seluruh siswa SMP adalah 522 siswa yang terdiri dari 262 siswa putra dan 260 putri dan terbagi ke dalam 18 rombongan belajar (rombel). Tabel 4.12 Jumlah Siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah NO 1 2 3 Kelas Kelas X Kelas XI Kelas XII Total Sumber: Data sekunder Jumlah Siswa 121 114 95 330 Jumlah seluruh siswa MA adalah 330 siswa yang terdiri dari 162 siswa putra dan 168 putri dan terbagi ke dalam 12 rombongan belajar (rombel). Kelas X, XI, XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas Program IPA sebanyak 132 siswa dan Program MAK sebanyak 198 siswa. b. Jumlah Guru dan tenaga kependidikan, akan disajikan pada tabel 4.13 berikut: 89 Tabel 4.13 Jumlah Guru dan Karyawan Daftar Nama Guru dan Daftar Nama Guru dan No Karyawan SMP Karyawan MA 1 Amelia,SE 1 H.Dzul Adli,Lc, 2 Nofrita, S.Pd 2 H. Donis Satria,Lc.MA 3 Ali Usman, S.S.M.Pd 3 Aslam Hadi,Lc 4 Nila Reftria P 4 Layla Yusra,S.Si 5 Afriani Syaflorence, S.Pd 5 Hikmalyati,S.Pd 6 Herry Eko Jaya Putra, 6 Meli Farianti, S.S S.Si 7 Syatri, SE 7 April Hidayat, Lc 8 Zubaidah 8 Rosi Fitria, S.Pd 9 Misda Juwita, S.Pd 9 Arbiansyah, S.Pd 10 Martin Saleha, S.Sos 10 Riza Elvera S.Pd 11 Maria Yosita, S.Pt 11 Emiria, S.Pd 12 Dita Andalia, A.Md. Keb 12 Falyastatu yunus, S.Pd 13 Dina Aprilliana, S.Sos 13 Siswati, S.S 14 Sularno,S.Kom 14 Melda Efendi, A.Md 15 Fitri Melya Rahmi, SEI 15 Evan Djohar,Lc 16 Rahmat Hidayat,ST 16 Muttaqin, Lc 17 Yovi Wilda Wahyuni, 17 Rifnaldi, A.Md. Keb A.Md. Keb 18 Reni Aria Putri, A.Md 18 Silvia Afrigus, S.Pd 19 Ramadhona, S.Pt 19 Nurhasanah byf, S.Pd 20 Auliya Raflis, Lc 20 Desri Tisma, Bc 21 Junaedi Sawar, Lc 21 Fadil Maiseptian, S.SosI 22 Elvira Fadrin, S.Pd 22 Nurhamsi Deswila, S.PdI 23 Viska Satria, A.Md 23 Widia Ningsih, SEI 24 Mai Ifwarni,SE 24 Delfiati,S.Pd 25 Delly Saputra,S.Pd 25 Iwan Apriono, S.Si 26 Snorita Devi 26 Salfita Sari,SE 27 Annisatil Zakiyah, S.Pd 27 Taufik Qurrahman. S.Kom 28 Rian Monda Putra,Lc 28 Renti Gusti Mulia,S.Pd 29 Suci Mardiati ,S.Psi 29 Jalinurfia, A.Md 30 Elvi Marda Tesa, A.Md 30 Yet sudarsih, S.PdI 31 Minalti Silvilia, S.Pd 31 Harun Al Rasyid,Lc 32 Suci Hudalel, S.Pd 32 Nince, A.Md 33 Suci Febreta Sari, S.PdI 34 Andrean Ruseffendi Sumber: Data Sekunder No 90 Jumlah guru dan karyawa untuk tingkat SMP adalah 34 orang dan untuk MA sebanyak 32 orang sehingga total guru dan karyawan seluruhnya adalah 66 orang. Diagram program yang diidentifikasi pada Perguruan Islam ArRisalah untuk cost object digambarkan mulai dari pendaftaran peserta didik baru sampai dengan perpisahan/wisuda kelulusan.Secara garis besar cost object tersebut dapat digambarkan melalui diagram berikut: Gambar 4.3 Diagram Cost Object Penerimaan Peserta Didik Baru Masa Orientasi Siswa KBM Program Asrama Ujian Tengah Semester Ujian Tengah Semester KBM Kunjungan Edukatif Ujian Akhir Semester (UAS) KBM KBM Ujian Akhir Semester (UAS) Kunjungan Edukatif Tryout Ujian Sekolah Perpisahan/ Wisuda Kelulusan Praktek Lapangan/ Khidmah Ijtimaiyah Ujian Nasional Sumber: Hasil interview 2. Transformasi Mata Anggaran Belanja dari Laporan Keuangan ke dalam Aktivitas Tahap kedua adalah mentransformasi mata anggaran belanja dari laporan keuangan Perguruan Islam Ar-Risalah tahun ajaran 2013/2014 ke dalam aktivitas yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan dilakukannya transformasi adalah untuk mempermudah identifikasi nilai 91 belanja aktivitas yang terkait dengan mata anggaran tertentu yang menghasilkan nilai nominal pengeluaran dana. Berikut matriks secara umum yang dapat ditampilkan: Tabel 4.14 Matriks Expense-Activity Dependent NO AKTIVITAS TOTAL 1 Kegiatan penerimaan siswa baru 62.500.000 2 Pelaksanaan MOS 11.000.000 3 Pembinaan dan kegiatan BES-AR 4 Bimbingan belajar reguler siswa 5 Kegiatan remedial teaching 6 Ekstrakurikuler 37.760.000 7 Life skill 10.560.000 8 Kunjungan edukatif siswa 9 Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan 30.000.000 10 Ujian-ujian dan pelaporan nilai akhlak 36.750.000 11 Penyelenggaraan lomba-lomba 35.410.000 12 Apresiasi siswa 15.470.000 13 Study club 28.000.000 14 Peringatan hari besar nasional 1.500.000 15 Training kedisiplinan untuk siswa baru 3.000.000 16 8.400.000 17 Training motivasi dan metode belajar efektif siswa Pengadaan ATK sekolah 18 Menu harian siswa 19 Jasa laundry 20 Pengembangan tahfidz siswa 21 Gaji dan tunjangan guru dan karyawan 22 Supervisi 2.760.000 23 Lokakarya awal tahun 8.000.000 24 Penyusunan RKS dan RKAS 1.000.000 25 Rapat dengan komite sekolah 1.045.000 26 Evaluasi triwulan program kerja 7.000.000 27 8.000.000 28 Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah Silaturrahim dengan komite sekolah 11.250.000 29 Transportasi dan perjalanan dinas 43.725.000 30 Biaya rapat dan tamu 11.845.000 31 Biaya daya dan jasa 240.000.000 8.800.000 28.800.000 6.750.000 108.600.000 69.960.000 2.938.222.860 172.800.000 5.000.000 2.808.478.000 92 32 Pemeliharaan sarana dan prasarana 24.340.000 33 Bantuan studi siswa 34 Bantuan uang pembangunan 13.525.000 35 Biaya penggandaan 43.600.000 36 Bahan bakar mesin 4.500.000 37 Instalasi air dan listrik 3.000.000 38 Program adwiyata sekolah 39 Patroli keamanan sekolah 40 Pengadaan perangkat pembelajaran 9.345.000 41 Pengembangan instrumen penilaian 1.500.000 42 8.300.000 43 Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga Pengadaan sarana asrama 44 Penambahan pemasangan jaringan komputer 45 Pengadaan sarana dan prasarana sekolah 111.319.300 46 140.900.000 47 Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan Pengembangan budaya dan lingkungan 48 Pembangunan 49 Asuransi gedung 50 Investasi: penambahan lahan 51 Biaya tidak langsung pada madrasah 247.338.000 11.000.000 590.000 721.000.000 500.000 29.315.200 1.760.400.000 25.000.000 Total 1.132.661.640 12.000.000 11.062.520.000 Sumber: Data laporan Keuangan SMP dan MA 3. Alokasi Activity Overhead Cost sesuai Model ABC Tahap ketiga yaitu alokasi overhead cost disesuaikan dengan model ABC. Setelah mengetahui aktivitas yang terjadi pada tahun anggaran 2013/2014, maka selanjutnya akan diidentifikasi cost driver apa saja yang terkait pada aktivitas. Identifikasi cost driver dilakukan melalui wawancara dan observasi. Prinsip pemilihan cost driver yakni dengan dasar kemudahan dan ketersediaan data. Berdasarkan data yang ada dilakukan pengalokasian penyerapan biaya overhead (overhead activity cost) sesuai aktivitas hasil 93 rekonstruksi. Pengalokasian mata anggaran pada aktivitas yang ada dilakukan dengan menghitung proporsi aktivitas terhadap mata anggaran yang ada kemudian mencari nilai nominal dari aktivitas tersebut. Alokasi biaya overhead pada Perguran Islam Ar-Risalah meliputi 2 komponen, yakni: a. Overhead gabungan, dimana aktivitas overhead antara tingkat SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah digabung seperti aktivitas overhead pada pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskill dan alat-alat olahraga, pengadaan sarana dan prasarana sekolah, asuransi gedung, kegiatan lokakarya awal tahu, penyusunan RKS dan RKAS, rapat dengan komite sekolah, evaluasi triwulan program kerja, pemeliharaan sarana dan prasarana, instalasi air dan listrik, program adwiyata sekolah dll. b. Overhead yang dilaksakan pada masing-masing tingkat SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah. 4. Perhitungan Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead Cost pada Perguruan Islam Ar-Risalah Setelah penentuan model overhead cost kemudian dilanjutkan dengan perhitungan menentukan besarnya Direct Labor Cost, Direct Material dan Overhead Cost pada pengelolaan pelayanan di Perguruan Islam Ar-Risalah. 94 a. Perhitungan Direct Labor Cost Perhitungan Direct Labour Cost yang diketahui terdiri atas seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan biaya langsung di Perguruan Islam Ar-Risalah yang terdiri atas gaji dan tunjangan guru dan karyawan dan seluruh biaya pengembangan pendidik dan tenaga pendidik. Jumlah Direct Labour Cost akan disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.15 Direct Labor Cost No AKTIVITAS SMP MA 1. • Gaji dan tunjangan guru 1.675.000.000 1.133.478.000 dan karyawan 2 • Pengembangan 62.300.000 78.600.000 pendidik dan tenaga kependidikan Total Jumlah (Rp) 2.808.478.000 140.900.000 2.949.378.000 Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA b. Perhitungan Direct Material Cost Sama halnya dengan Perhitungan Direct Labor Cost, bahwa perhitungan Direct Material Cost juga berkaitan dengan seluruh pengeluaran sekolah yang berkaitan dengan biaya bahan langsung yang terdiri atas pengadaan ATK sekolah dan biaya menu harian siswa yang akan disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.16 Direct Material Cost No 1. 2 AKTIVITAS SMP MA • Menu harian 1.910.002.500 1.028.220.360 siswa • Pengadaan 29.060.000 40.900.000 ATK sekolah Total Jumlah (Rp) 2.938.222.860 69.960.000 3.008.182.860 Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA 95 c. Perhitungan Overhead Cost Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Overhead Cost yang ada di Perguruan Islam Ar-Risalah berasal dari aktivitas gabungan dan aktivitas Overhead yang terpisah antara SMP dan MA seperti yang akan digambarkan berikut ini: Tabel 4.17 Overhead Cost NO AKTIVITAS SMP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Kegiatan penerimaan siswa baru Pelaksanaan MOS Pembinaan dan kegiatan BES-AR Bimbingan belajar reguler siswa Kegiatan remedial teaching Ekstrakurikuler Life skill Kunjungan edukatif siswa Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan Ujian-ujian dan pelaporan nilai akhlak Penyelenggaraan lombalomba Apresiasi siswa Study club Peringatan hari besar nasional Training kedisiplinan untuk siswa baru Training motivasi dan metode belajar efektif siswa Jasa laundry Pengembangan tahfidz siswa Supervisi TOTAL Overhead MA 45.000.000 5.000.000 17.500.000 6.000.000 62.500.000 11.000.000 6.000.000 2.800.000 8.800.000 14.400.000 14.400.000 28.800.000 4.050.000 18.400.000 4.400.000 73.350.000 2.700.000 19.360.000 6.160.000 35.250.000 6.750.000 37.760.000 10.560.000 108.600.000 15.000.000 15.000.000 30.000.000 27.000.000 9.750.000 36.750.000 24.210.000 6.290.000 13.000.000 11.200.000 9.180.000 15.000.000 35.410.000 15.470.000 28.000.000 500.000 1.000.000 1.500.000 1.000.000 2.000.000 3.000.000 2.400.000 172.800.000 6.000.000 0 8.400.000 172.800.000 5.000.000 1.560.000 0 1.200.000 5.000.000 2.760.000 96 20 Lokakarya awal tahun 21 Penyusunan RKS dan RKAS 22 Rapat dengan komite sekolah 23 Evaluasi triwulan 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 program kerja Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah Silaturrahim dengan komite sekolah Transportasi dan perjalanan dinas Biaya rapat dan tamu Biaya daya dan jasa Pemeliharaan sarana dan prasarana Bantuan studi siswa Bantuan uang pembangunan Biaya penggandaan Bahan bakar mesin Instalasi air dan listrik Program adwiyata sekolah Patroli keamanan sekolah Pengadaan perangkat pembelajaran Pengembangan instrumen penilaian Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga Pengadaan sarana asrama Penambahan pemasangan jaringan komputer Pengadaan sarana dan prasarana sekolah Pengembangan budaya dan lingkungan 8.000.000 0 8.000.000 1.000.000 0 1.000.000 1.045.000 0 1.045.000 7.000.000 0 7.000.000 8.000.000 0 8.000.000 11.250.000 0 11.250.000 34.550.000 1.500.000 159.000.000 9.175.000 10.345.000 81.000.000 43.725.000 11.845.000 240.000.000 24.340.000 141.588.000 0 105.750.000 24.340.000 247.338.000 4.700.000 23.400.000 4.500.000 3.000.000 8.825.000 20.200.000 0 0 13.525.000 43.600.000 4.500.000 3.000.000 11.000.000 0 11.000.000 590.000 0 590.000 6.285.000 3.060.000 9.345.000 1.500.000 0 1.500.000 8.300.000 0 8.300.000 365.000.000 356.000.000 721.000.000 500.000 0 500.000 111.319.300 0 111.319.300 26.315.200 3.000.000 29.315.200 97 44 Pembangunan 45 Asuransi gedung 46 Investasi: penambahan 985.000.000 25.000.000 775.400.000 0 1.760.400.000 25.000.000 lahan 975.000.000 157.661.640 47 Biaya tidak langsung pada madrasah 0 12.000.000 Total 3.388.042.500 1.716.916.640 Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA 1.132.661.640 12.000.000 5.104.959.140 Nilai yang didapat dari overhead diatas adalah nilai yang dihitung berdasarkan proporsi sebagai pengganti cost driver yang belum diketahui. Metode penentuan faktor proporsi ini adalah sebagai berikut: a. Cost Driver jumlah siswa di tingkat SMP dan MA. Faktor ini untuk menentukan konversi biaya yang diserap oleh produk (siswa) pada kegiatan utama proses belajar mengajar. b. Cost Driver frekuensi kegiatan, perbaikan atau pemeliharaan untuk menentukan konversi biaya overhead yang tidak diserap langsung oleh produk (siswa) oleh karena frekuensi kegiatan adalah cost driver yang paling mudah ditelusuri. Selain kedua cost driver tersebut terdapat beberapa cost driver yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan overhead cost yang akan digambarkan pada tiap rincian aktivitas berikut: 98 Tabel 4.18 Total Cost Driver No 1 2 3 Aktivitas Kegiatan penerimaan siswa baru MOS 4 5 Pembinaan dan kegiatan BES-AR Belajar reguler Remedial teaching 6 Ekstrakurikuler 7 Life skill 8 9 Kunjungan edukatif Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan Ujian dan pelaporan nilai akhlak Penyelenggaraan lomba-lomba Apresiasi siswa Study club 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Peringatan hari besar nasional Training kedisiplinan siswa baru Training motivasi dan metode belajar efektif siswa Pengadaan ATK sekolah Menu harian siswa Jasa laundry 22 Pengembangan tahfidz siswa Gaji dan tunjangan guru dan karyawan Supervisi 23 Lokakarya awal tahun 24 Penyusunan RKS dan RKAS Rapat dengan komite sekolah Evaluasi triwulan program kerja 21 25 26 Cost Driver Jumlah siswa kls 1 Jumlah siswa kls 1 Jumlah siswa Driver SMP MA 192 121 Jumlah 313 192 121 313 522 330 852 Jumlah siswa Frekuensi Kegiatan Frekuensi kegiatan Frekuensi kegiatan Jumlah siswa Jumlah siswa kls 3 Jumlah siswa 522 330 852 90 90 180 330 572 902 176 66 522 145 110 235 95 852 240 522 330 852 Frekuensi kegiatan Jumlah siswa Jumlah pembimbing Frekuensi kegiatan Jumlah siswa kls 1 28 18 46 522 330 852 16 5 21 1 192 1 121 2 313 Jumlah siswa 522 330 852 Jumlah siswa 522 330 852 Jumlah siswa Jumlah siswa kls 1 SMP Jumlah siswa 522 330 852 192 522 330 192 852 34 32 66 24 24 48 1 1 2 1 1 2 1 1 2 4 4 8 Jumlah guru dan karyawan Frekuensi kegiatan Frekuensi kegiatan Frekuensi kegiatan Fekuensi kegiatan Frekuensi kegiatan 99 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah Silaturrahim dengan komite sekolah Transportasi dan perjalanan dinas Biaya rapat dan tamu Biaya daya dan jasa Pemeliharaan sarana dan prasarana Bantuan studi siswa Bantuan uang pembangunan Biaya penggandaan Bahan bakar mesin Instalasi air dan listrik Program adwiyata sekolah Patroli keamanan sekolah Pengadaan perangkat pembelajaran Pengembangan instrumen penilaian pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga Pengadaan sarana asrama Penambahan pemasangan jaringan komputer Pengadaan sarana dan prasarana sekolah Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan Pengembangan budaya dan lingkungan Pembangunan Asuransi gedung Investasi: Penambahan lahan Biaya tidak langsung pada madrasah Frekuensi kegiatan 1 1 2 1 522 1 330 2 852 Jumlah siswa Jumlah siswa Frekuensi pemeliharaan Jumlah penerima Jumlah siswa 522 522 330 330 852 852 12 12 24 33 522 23 330 56 852 Jumlah siswa Jumlah siswa Frekuensi kegiatan Frekuensi kegiatan Jumlah siswa 522 522 12 330 330 12 852 852 24 12 12 24 522 330 852 Jumlah siswa 522 330 852 1 1 2 Jumlah siswa 522 330 852 Jumlah siswa 522 330 852 Jumlah siswa 522 330 852 Frekuensi kegiatan Jumlah siswa Frekuensi kegiatan Jumlah siswa 522 330 852 Jumlah guru dan karyawan 34 32 66 Jumlah siswa 522 330 852 Jumlah siswa Jumlah siswa Jumlah siswa 522 522 522 330 330 330 852 852 852 Frekuensi kegiatan 12 - 12 Sumber: Diolah dari data sekunder 100 5. Cost Per Unit Tingkat SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah a. SMP Cost/Unit untuk siswa tingkat SMP Perguruan Islam Ar-Risalah akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.19 Perhitungan Cost/Unit SMP Perguruan Islam Ar-Risalah No Aktivitas 1 Kegiatan penerimaan siswa baru MOS Pembinaan dan kegiatan BES-AR Belajar reguler Remedial teaching Ekstrakurikuler Life skill Kunjungan edukatif Khidmah ijtimaiyah/praktek lapangan Ulangan/ujian dan penilaian Penyelenggaraan lomba-lomba Apresiasi siswa Study club Peringatan hari besar nasional Training kedisiplinan siswa baru Training motivasi dan metode belajar efektif siswa Pengadaan ATK sekolah Menu harian siswa Jasa laundry Pengembangan tahfidz siswa Gaji dan tunjangan guru dan karyawan Supervisi Lokakarya awal tahun 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 DL Indikator Biaya DM - Jumlah OH 38.125.000 38.125.000 - - 6.710.000 5.368.000 6.710.000 5.368.000 - - 17.568.000 3.375.000 13.971.200 4.012.800 66.246.000 18.000.000 17.568.000 3.375.000 13.971.200 4.012.800 66.246.000 18.000.000 - - 22.417.500 22.417.500 - - 21.600.100 21.600.100 - - 9.436.700 21.280.000 750.000 9.436.700 21.280.000 750.000 - - 1.830.000 1.830.000 - - 5.124.000 5.124.000 - 42.675.600 - 42.675.600 - 1.792.315.945 - 172.800.000 3.050.000 1.792.315.945 172.800.000 3.050.000 1.460.408.560 - - 1.460.408.560 - - 1.380.000 1.380.000 - - 4.000.000 4.000.000 101 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Penyusunan RKS dan RKAS Rapat dengan komite sekolah Evaluasi triwulan program kerja Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah Silaturrahim dengan komite sekolah Transportasi dan perjalanan dinas Biaya rapat dan tamu Biaya daya dan jasa Pemeliharaan sarana dan prasarana Bantuan studi siswa Bantuan uang pembangunan Biaya penggandaan Bahan bakar mesin Instalasi air dan listrik Program adwiyata sekolah Patroli keamanan sekolah Pengadaan perangkat pembelajaran Pengembangan instrumen penilaian Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga Pengadaan sarana asrama Penambahan pemasangan jaringan komputer Pengadaan sarana dan prasarana sekolah Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan Pengembangan - - 500.000 500.000 522.500 522.500 - - 3.500.000 3.500.000 - - 4.000.000 4.000.000 - - 5.625.000 5.625.000 - - 26.672.250 26.672.250 - - 7.225.450 7.225.450 - - 146.400.000 12.170.000 146.400.000 12.170.000 - - 145.929.420 439.810.000 145.929.420 439.810.000 26.596.000 2.745.000 1.500.000 26.596.000 2.745.000 1.500.000 5.500.000 5.500.000 - - 359.900 359.900 - - 5.700.450 5.700.450 750.000 750.000 5.063.000 5.063.000 439.810.000 439.810.000 305.000 305.000 - - - - 67.904.773 67.904.773 73.268.000 - - 73.268.000 102 48 49 50 51 budaya dan lingkungan Pembangunan Asuransi gedung Investasi: Penambahan lahan Biaya tidak langsung TOTAL Jumlah Siswa - - 17.882.272 17.882.272 - - 1.073.844.000 15.250.000 690.923.600 1.073.844.000 15.250.000 690.923.600 - - - 1.533.676.560 522 1.834.991.545 3.583.532.915 Cost/Unit 6.952.201.020 13.318.392,76 Sumber: Diolah dari data sekunder Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk tingkat SMP adalah Direct Labor (DL) sebesar Rp1.533.676.560,- Direct Material (DM) sebesar Rp 1.834.991.545,dan Overhead (OH) sebesar Rp 3.583.532.915,-. Perhitungan overhead cost untuk aktivitas pertama yakni penerimaan siswa baru dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu SMP pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan penerimaan siswa baru pada tabel 4.14, begitu juga untuk perhitungan aktivitas kedua kegiatan MOS dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu SMP pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan MOS pada tabel 4.14 dan begitu seterusnya untuk perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya. Jumlah siswa tingkat SMP adalah 522 siswa dengan total pengeluaran sebesar Rp 6.952.201.020,- sehingga cost per unit untuk tingkat SMP sebesar Rp 13.318.393,- per siswa per tahun atau sebesar Rp 1.109.866,- per siswa per bulan. 103 b. MA Cost/Unit untuk siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah akan disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.20 Perhitungan Cost/Unit MA Perguruan Islam Ar-Risalah No Aktivitas 1 Kegiatan penerimaan siswa baru MOS Pembinaan dan kegiatan BES-AR Belajar reguler Remedial teaching Ekstrakurikuler Life skill Kunjungan edukatif Khidmah ijtimaiyah/praktek lapangan Ulangan/ujian dan penilaian Penyelenggaraan lomba-lomba Apresiasi siswa Study club Peringatan hari besar nasional Training kedisiplinan siswa baru Training motivasi dan metode belajar efektif siswa Pengadaan ATK sekolah Menu harian siswa Jasa laundry Pengembangan tahfidz siswa Gaji dan tunjangan guru dan karyawan Supervisi Lokakarya awal tahun Penyusunan RKS dan RKAS Rapat dengan komite sekolah 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 DL Indikator Biaya DM - Jumlah OH 24.375.000 24.375.000 - - 4.290.000 3.432.000 4.290.000 3.432.000 - - 11.232.000 3.375.000 23.788.800 6.547.200 42.354.000 12.000.000 11.232.000 3.375.000 23.788.800 6.547.200 42.354.000 12.000.000 - - 14.332.500 14.332.500 - - 13.809.900 13.809.900 - - 6.033.300 6.720.000 750.000 6.033.300 6.720.000 750.000 - - 1.170.000 1.170.000 - - 3.276.000 3.276.000 - 27.284.400 - 27.284.400 - 1.145.906.915 - 1.950.000 1.145.906.915 1.950.000 1.348.069.440 - - 1.348.069.440 - - 1.380.000 4.000.000 1.380.000 4.000.000 - - 500.000 500.000 522.500 522.500 104 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Evaluasi triwulan program kerja Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah Silaturrahim dengan komite sekolah Transportasi dan perjalanan dinas Biaya rapat dan tamu Biaya daya dan jasa Pemeliharaan sarana dan prasarana Bantuan studi siswa Bantuan uang pembangunan Biaya penggandaan Bahan bakar mesin Instalasi air dan listrik Program adwiyata sekolah Patroli keamanan sekolah Pengadaan perangkat pembelajaran Pengembangan instrumen penilaian Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga Pengadaan sarana asrama Penambahan pemasangan jaringan komputer Pengadaan sarana dan prasarana sekolah Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan Pengembangan budaya dan lingkungan Pembangunan Asuransi gedung Investasi: - - 3.500.000 3.500.000 - - 4.000.000 4.000.000 - - 5.625.000 5.625.000 - - 17.052.750 17.052.750 - - 4.619.550 4.619.550 - - 93.600.000 12.170.000 93.600.000 12.170.000 - - 101.408.580 281.190.000 101.408.580 281.190.000 17.004.000 1.755.000 1.500.000 17.004.000 1.755.000 1.500.000 5.500.000 5.500.000 - - 230.100 230.100 - - 3.644.550 3.644.550 750.000 750.000 3.237.000 3.237.000 281.190.000 281.190.000 195.000 195.000 - - - - 43.414.527 43.414.527 67.632.000 - - 67.632.000 - - 11.432.928 11.432.928 - - 686.556.000 9.750.000 441.738.040 686.556.000 9.750.000 441.738.040 105 51 Penambahan lahan Biaya tidak langsung TOTAL Jumlah Siswa - - 12.000.000 12.000.000 1.415.701.440 330 1.173.191.315 2.228.901.225 Cost/Unit 4.817.793.980 14.599.375,7 Sumber: Diolah dari data sekunder Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk MA adalah untuk Direct Labor (DL) sebesar Rp1.415.701.440,Direct Material (DM) sebesar Rp 1.173.191.885,- dan Overhead (OH) sebesar Rp 2.228.901.225,-. Perhitungan overhead cost untuk aktivitas pertama yakni penerimaan siswa baru dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu MA pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan penerimaan siswa baru pada tabel 4.14, begitu juga untuk perhitungan aktivitas kedua kegiatan MOS dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu MA pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan MOS pada tabel 4.14 dan begitu seterusnya untuk perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya. Jumlah siswa untuk tingkat MA adalah 330 siswa dengan total pengeluaran sebesar Rp 4.817.793.980,- sehingga cost per unit untuk tingkat MA sebesar Rp 14.599.376,- per siswa per tahun atau sebesar Rp 1.216.615,- per siswa per bulan. 106 Tabel 4.21 Rekapitulasi Cost/Unit SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah No Ting kat DL DM OH Total Jmlh Siswa Cost/siswa per tahun Cost/ siswa per bulan 1 SMP 1.533.676.560 1.834.991.545 3.583.532.915 6.952.201.020 522 13.318.392,76 1.109.866 2 MA 1.415.701.440 1.173.191.315 2.228.901.225 4.817.793.980 330 14.599.375,7 1.216.615 Sumber: Diolah dari data sekunder E. Perbandingan Perhitungan Biaya Menggunakan Metode ABC Dengan Metode Tradisional yang Diterapkan Saat ini (Existing) di Perguruan Islam Ar-Risalah Untuk membandingkan perhitungan biaya menggunakan metode ABC dengan metode tradisional, dapat ditelusuri mulai dengan menghitung total penerimaan tahun berjalan masing-masing tingkat SMP dan MA sebagaimana yang digambarkan pada tabel berikut: Tabel 4.22 Total Penerimaan SMP Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Bantuan Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) Pendaftaran siswa baru Pendapatan Awal Tahun ajaran SPP Iuran Kunjungan Edukatif Bantuan Orang Tua Asuh Total Penerimaan MA Rp. 345.060.000 Rp. 187.940.000 Rp. 100.000.000 Rp. 90.375.000 Rp. 1.087.630.000 Rp. 5.265.600.000 Rp. 78.300.000 Rp. 97.440.000 Rp. 7.064.405.000 Rp. 9.750.000 Rp. 537.575.000 Rp. 3.180.200.000 Rp. 35.250.000 Rp. 47.400.000 Rp. 3.998.115.000 Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA Sumber penerimaan untuk tingkat SMP terdiri dari dana BOS, Bantuan Sekolah Berbasis Pesantren, Iuran Orang Tua, Iuran Kunjungan Edukatif dan 107 Sumbangan Orang Tua Siswa dengan total penerimaan sebesar Rp7.064.405.000,- sedangkan untuk tingkat MA terdiri dari dana BOS, Iuran Orang Tua, Iuran Kunjungan Edukatif dan Sumbangan Orang Tua Siswa dengan total penerimaan Rp 3.998.115.000,-. Kemudian menghitung total pengeluaran untuk masing-masing tingkat berdasarkan metode tradisional dan ABC. Tabel berikut adalah total pengeluaran dari kedua metode, yakni: Tabel 4.23 Total Pengeluaran SMP MA Tradisional Rp. 7.064.405.000 Rp. 3.998.115.000 ABC Rp. 6.952.201.020 Rp. 4.817.793.980 Sumber: Diolah dari data sekunder Total Biaya berdasarkan metode tradisional (existing) adalah sebesar Rp7.064.405.000,- untuk tingkat SMP dan Rp 3.998.115.000,- untuk tingkat MA seperti yang ditunjukkan pada lampiran 8. Bila dihitung menggunakan metode ABC maka total biaya untuk tingkat SMP yakni sebesar Rp6.952.201.020,- dan untuk tingkat MA sebesar Rp 4.817.793.980,-. Perhitungan untuk metode ABC sebelumnya telah dilakukan pada tabel 4.19 dan 4.20. Selanjutnya unit cost per siswa dapat dihitung dan diperbandingkan dengan cara membagi total pengeluaran dari kedua metode tradisional dan ABC dengan jumlah siswa pada masing-masing tingkat SMP dan MA seperti pada tabel berikut ini: 108 Tabel 4.24 Perbandingan Biaya Per unit ABC Total Pengeluaran SMP MA Jumlah Siswa SMP MA Biaya per unit siswa SMP MA Biaya per unit per bulan SMP MA Tradisional Rp 6.952.201.020 Rp 4.817.793.980 Rp 7.064.405.000 Rp 3.998.115.000 522 330 522 330 Rp 13.318.392,76 Rp 14.599.375,70 Rp 13.533.342,91 Rp 12.115.500,00 Rp Rp Rp Rp 1.109.866 1.216.615 1.127.779 1.009.625 Sumber: Diolah dari data sekunder Dari tabel di atas diketahui bahwa biaya unit cost per bulan siswa untuk tingkat SMP dengan metode ABC adalah sebesar Rp. 1.109.866,- dan untuk MA sebesar Rp. 1.216.615,- sedangkan bila dihitung menggunakan metode tradisional biaya unit cost untuk tingkat SMP adalah Rp. 1.127.779,- dan untuk MA sebesar Rp. 1.009.625,-. Dengan demikian, telah terjadi overcosted untuk SMP sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp. 206.990,- bila dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan. 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya berbasis Activity Based Costing berdasarkan proses bisnis dan aktivitas teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, mengetahui besarnya biaya pendidikan per siswa serta membandingkan antara perhitungan biaya menggunakan metode ABC dengan metode yang diterapkan saat ini di Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan sekolah swasta yang menerapkan standar pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan sendiri. Diantara kebijakan yang diatur sekolah terkait dengan manajemen keuangan di sekolah, yakni: (a) Perencanaan dan penganggaran, (b) Pelaksanaan dan pengelolaan, (c) Pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, (d) Sistem akuntansi dan pelaporan, serta (e) Pengawasan keuangan. 2. Dari hasil analisa aktivitas per masing-masing komponen biaya yakni untuk biaya rutin dan biaya pengembangan yang diidentifikasi dari 3 jenis 110 proses yaitu proses manajerial, proses utama dan proses pendukung sehingga menghasilkan 51 aktivitas utama. Hasil perancangan model ABC telah mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas tersebut yang dapat mewakili seluruh pelaksanaan operasional dan pengembangan di SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah dengan menghasilkan nilai total direct labor cost yang diserap oleh aktivitas belajar mengajar sebagai cost object adalah sebesar Rp2.949.378.000,- total direct material cost sebesar Rp3.008.182.860,- dan total overhead cost sebesar Rp 5.104.959.140,- dari data keuangan sumber penerimaan dana BOS, SBP, pendaftaran siswa baru, pendapatan awal tahun, SPP, iuran kunjungan edukatif dan bantuan orang tua asuh. 3. Dari hasil aplikasi perhitungan besaran biaya pendidikan dengan menggunakan metode ABC, diketahui bahwa biaya pendidikan untuk SMP sebesar Rp13.318.392,76,- per siswa per tahun atau sebesar Rp 1.109.866,per siswa per bulan dan untuk MA sebesar Rp 14.599.375,70,- per siswa per tahun atau sebesar Rp 1.216.616,- per siswa per bulan. 4. Terdapat perbedaan antara pembebanan biaya unit cost menggunakan metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di sekolah. Total biaya berdasarkan metode tradisional adalah sebesar Rp7.064.405.000 untuk tingkat SMP dan Rp 3.998.115.000 untuk MA dengan jumlah siswa SMP 522 siswa dan MA 330 siswa maka diperoleh biaya unit cost per siswa adalah sebesar Rp 13.533.342,91 per siswa per tahun atau Rp 1.127.779 per siswa per bulan untuk tingkat SMP dan untuk 111 MA sebesar Rp 12.115.500,00 per siswa per tahun atau Rp1.009.625 per siswa per bulan. Dengan demikian, telah terjadi overcosted untuk SMP sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp. 206.990,- bila dihitunng berdasarkan aktivitas yang dilakukan di sekolah. B. Saran Dalam penelitian ini, penulis ingin memberikan metode alternatif untuk menghitung besaran biaya pendidikan dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC), dengan demikian maka pembebanan tarif SPP lebih sesuai dan tepat berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Disamping itu, dikarenakan Perguruan Islam Ar-Risalah memberikan pilihan tarif SPP bulanan yang bervariasi, maka dengan adanya standar/acuan biaya yang sebenarnya akan sangat membantu menggambarkan pengeluaran yang terjadi sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai dengan anggaran yang tersedia dan jumlah konsumsi yang dilakukan. Penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang dapat menutupi kekurangan dari penelitian ini dengan mempertimbangkan saran berikut: 1. Penelusuran biaya pada setiap unit dalam proses pengumpulan data untuk lebih ditingkatkan agar perhitungan lebih tepat. 2. Penambahan dan penelaahan kembali terhadap aktivitas yang lebih menggambarkan aktivitas yang lebih spesifik (detail) dari keseluruhan proses yang dikelola sekolah. 112 3. Memperluas ruang lingkup penelitian meliputi unit-unit lain yang dapat diperhitungkan seperti tingkat SD, PAUD/TK dan unit bisnis lainnya yang terintegrasi di dalam pengelolaan keuangan Yayasan Wakaf Ar-Risalah agar keseluruhan pembiayaan dapat dihitung. 113 DAFTAR PUSTAKA Bastian, Indra. “Akuntansi Pendidikan”, Erlangga, Jakarta, 2006. Blocher, E.J. et. al. “Cost Management. Manajemen Biaya Penekanan Strategis”, Buku 1, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2000. Bungin, Burhan. “Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya”, Kencana Prenada Media Group, Cet.3, Jakarta, 2009. Bustami, Bastian dan Nurlela. “Akuntansi Biaya”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009. Carter dan Usry. “Akuntansi Biaya”, Salemba Empat, Edisi 13, Jakarta, 2006. Carter, William K. “Akuntansi Biaya”, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Enoch, Jusuf. “Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan”, Bumi Aksara, Cet.2, Jakarta, 1995. Fattah, Nanang. “Ekonomi dan Pembiyaan Pendidikan”. PT. Remaja Rosdakarya, Cet.5, Bandung, 2009. -----. “Standar Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012. Garrison, R dan E.W Noreen. “Managerial Accounting”, Salemba Empat, Edisi 11, Jakarta, 2006. Hansen, Don R., Maryanne M Mowen. “Management Accounting”, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen dan Liming Guan. “Cost Management: Accounting and Control”, (6th Ed), 2006. Horngren, et. al. “Cost Accounting”, Diterjemahkan oleh Dewi Adhariani, AKBI, PT. Indeks Gramedia, Jakarta, 2008. Ismail, Noor Azizi. “Activity-Based Management in Higher Education: Can It Work?”, Campus-Wide Information Systems, Vol.27, No.1, 2010. Juanda, Ahmad dan Nikki Vertik Lestari. “Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran”, Jurnal Review Akuntansi dan Keuangan, Vol.2, No.01, April, 2012. Lima, Carlos Manuel Ferreira. “The Applicability of the Principles of Activity Based Costing System in a Higher Education Institution”, Economics and 114 Management Research Projects An International Journal-ISSN: 2184-0309 Open Access International Journals Publisher, 2011. Matin. “Perencanaan Pendidikan : Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2013. Minarti, Sri. “Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri”, Cetakan 1, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2011. Mulyono. “Konsep Pembiayaan Pendidikan”, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2010. Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Jakarta: Juni 2011 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2008 yang mengatur tentang Pendanaan Pendidikan. Petunjuk Teknis (Juknis) Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2013 Petunjuk Teknis (Juknis) Dana Bantuan SBP Tahun 2013. Rendy dan Devie. “Analisa Pengaruh Activity Based Costing Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Organisasi”, Business Accounting Review, Vol.1, No.2, 2013. Setyaningrum, Santi. “Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Suhardan, Dadang et. al. “Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1, Alfabeta, Bandung, 2012. Suharsaputra, Uhar. “Administrasi Pendidikan”, PT. Refika Aditama, bandung, 2010. Sumarsan, Thomas. “Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja”, Edisi 2 Cetakan 1, PT. Indeks, Jakarta, 2013. Sumarsid. “Pendekatan Metode Activity Based Costing Pada Perencanaan Harga Pokok Produksi untuk Memperoleh Keunggulan Bersaing”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan “Optimal”, Vol.5, No.1, Maret 2011. Zuriah, Nurul. “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori – Apliaksi)”, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007. 115 LAMPIRAN 116 Lampiran 1 Hasil Wawancara Interviewer : Irfani Lil Islami Interviewee : Fitri Melya Rahmi, SEI (Bendahara) a. Pertanyaan : Bagaimana proses manajemen keuangan di sekolah ini ? Jawaban : Manajemen keuangan di sekolah ini melalui 5 (lima) tahap, yakni perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengelolaan, pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, sistem akuntansi dan pelaporan dan pengawasan keuangan. b. Pertanyaan : Pada tahap perencanaan keuangan yakni dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Siapa saja yang terlibat dan seperti apa tahapan penyusunanya ? Jawaban : Dalam tahap perencanaan dan penganggaran yang terlibat adalah Komite, Yayasan, Kepala sekolah, Waka kurikulum, Waka kesiswaan, Waka sarana, Bendahara, Kaur TU, guru dan tenaga kependidikan . Adapun tahapan dalam pelaksanaan yakni sebagai berikut: 1. Pimpinan perguruan bersama Sekretaris perguruan menentukan jadwal rapat penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). 2. Sekretaris perguruan berdasarkan persetujuan dari Pimpinan perguruan menyebarkan undangan rapat melalui surat resmi dan sms centre kepada pihak yang terkait. 3. Setiap unit kerja yang terdiri dari Waka kurikulum, Waka kesiswaan, Waka sarana, Waka lab. sains mendata kebutuhan yang diperlukan pada setiap bagiannya. 4. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan kemudian dibuatkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran. 5. Waktu dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah 4 (empat) hari di bulan Mei hingga Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan awal tahun ajaran baru. Dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut: Hari pertama : Rapat awal dan penentuan plafont anggaran masing-masing bagian. Hari kedua : Revisi oleh setiap bagian sesuai plafont. Hari ketiga : Dilakukan verifikasi oleh bagian keuangan (Bendahara perguruan), kemudian 117 Bendahara perguruan memberikan persetujuan. Hari keempat : Revisi anggaran dan persetujuan oleh Pimpinan perguruan. c. Pertanyaan : Sumber dana yang dikelola oleh sekolah dari mana saja dan berapa jumlah dana yang diberikan ? Jawaban : Sumber dana yang dikelola adalah sebagai berikut: 1. Dana BOS sebesar Rp. 710.000/siswa/tahun yang diberikan kepada 486 siswa SMP dan Rp. 500.000/siswa/tahun yang diberikan kepada 316 siswa MA. 2. Dana bantuan SBP oleh diknas pusat sebesar Rp. 100.000.000 3. Komite sekolah sebesar Rp. 6.619.345.000 untuk SMP dan Rp.3.810.175.000 untuk MA yang dalam hal ini terdiri atas iuran orang tua, iuran kunjungan edukatif siswa dan dana bantuan orang tua asuh.. d. Pertanyaan : Pada tahap pelaksanaan dan pengelolaan keuangan, siapa saja yang mengelola dana-dana tersebut ? Jawaban : Pengelola Keuangan di Perguruan Islam Ar-Risalah adalah Bendahara yayasan, Bendahara perguruan, Bendahara SMP, Bendahara MA. Bendahara yayasan Ibu Mira Desvita, SE, Akt mengelola seluruh pendapatan dari setiap devisi yang ada di yayasan wakaf ArRisalah. Bendahara perguruan Ibu Dona Putri, S.Pd mengelola dana yang telah dianggarkan untuk Perguruan Islam Ar-Risalah oleh yayasan. Anggaran ini akan didistribusikan kepada SMP dan MA yang masingmasing dikelola oleh Bendahara SMP Ibu Fitri Melya Rahmi, SEI dan Bendahara MA Ibu Riza Elvera, S.Pd. e. Pertanyaan : Kepada siapa saja pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dilaporkan dan bagaimana sistem pertanggungjawabannya ? Jawaban : 1) Bendahara sekolah selaku pemegang dana BOS SMP dan MA membuat laporan penggunaan dana BOS yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang dan ditandatangani oleh Ketua Yayasan Wakaf Ar-Risalah, ketua komite, pimpinan perguruan dan bendahara. 2) Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir tahun yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diberikan kepada ketua komite, ketua yayasan, pimpinan perguruan dan kepala sekolah. 118 3) Bendahara sekolah membuat laporan penggunaan dana SBP tiap semester untuk satu tahun ajaran. Laporan ini akan disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 4) Bendahara sekolah membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Laporan BSM diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang. f. Pertanyaan : Ada berapa jenis laporan keuangan yang dibuat oleh sekolah dan bagaimana prosedur pelaporan pada masing-masing laporan ? Jawaban : Laporan yang dibuat terdiri dari 4 (empat) laporan, yaitu laporan kas komite, laporan dana BOS, laporan dana SBP, laporan bantuan siswa miskin. a. Laporan Kas Komite Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh bendahara sekolah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah. Bendahara selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30 pada setiap akhir bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diserahkan kepada Kepala Yayasan, Pimpinan Perguruan, Kepala Sekolah dan Ketua Komite. b. Laporan Dana BOS Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat lunak untuk membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan tingkat sekolah. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (ALPEKA BOS) yang dapat diunduh dari www.bos.kemendikbud.go.id. Tahapan pelaporan: 1. RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Ketua Yayasan. Dokumen ini disampaikan di sekolah dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan. 2. Sekolah membuat pembukuan dari dana yang diperoleh sekolah untuk program BOS. 3. Membuat laporan Realisasi penggunaan dana tiap sumber dana. Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum dari semua sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode 119 c. d. yang sama. Laporan ini dibuat triwulan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. 4. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan dana BOS dan laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani oleh Bendahara, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Komite Sekolah. 5. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuitansi yang sah. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya. Bukti pembayaran harus disetujui oleh Kepala Sekolah dan lunas dibayar oleh Bendahara. Segala jenis bukti pengeluaran disimpan oleh bendahara sebagai bahan bukti dan bahan laporan. 6. Pelaporan. Laporan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: − Melaporkan setiap kegiatan berdasarkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan. − Laporan meliputi realisasi penggunaan dana per sumber dana dan surat pernyataan pertanggungjawaban yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS. − Mempersiapkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu Pajak beserta bukti dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon) sebagai bahan audit. Laporan Dana SBP Ada dua jenis laporan yang harus disiapkan oleh sekolah yaitu Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan. Kedua laporan tersebut dibuat sekurang-kurangnya dua kali, pertama laporan kemajuan dan kedua laporan akhir. Laporan kemajuan dan maupun laporan akhir yang dibuat untuk Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud. Laporan Bantuan Siswa Miskin Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan yang dibuat adalah: 1. Realisasi penggunaan dana BSM. 2. Bukti-bukti seperti tanda terima. 120 3. Daftar siswa penerima SKTM. g. Pertanyaan : Siapa saja yang ikut dalam mengawasi keuangan di sekolah ini dan adakah periode dalam melakukan pengawasan ? Jawaban : • Pengawasan dana dari Komite dilakukan oleh Ketua Komite dan Ketua Yayasan setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh Kepala Sekolah dan Pimpinan Perguruan. • Pengawasan dana BOS dilakukan oleh bagian manajemen BOS Dinas Pendidikan Kota Padang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali. • Pengawasan dana SBP dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SBP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama. Padang, 4 Agustus 2014 Fitri Melya Rahmi, SEI Bendahara Perguruan Islam Ar-Risalah 121 Lampiran 2 Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Islam Ar-Risalah Visi Perguruan Islam Ar-Risalah: “Profesional, Berkualitas Dan Berwawasan Lingkungan Dalam Membangun Generasi Penuh Berkah” Misi Perguruan Islam Ar-Risalah: 1. Memberikan pelayanan yang tepat dan memuaskan dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. 2. Menyelenggarakan pendidikan dengan SDM yang capable di bidangnya. 3. Menyelenggarakan pembelajaran yang islami, modern, dinamis, disiplin serta memenuhi standar pendidikan nasional. 4. Mengintegerasikan penyelenggaraan pendidikan dengan lingkungan. 5. Melahirkan kader ulama yang cendikiawan dan ilmuwan yang berakhlak mulia. Tujuan Khusus: 1. 2. 3. 4. 5. Bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar. Hafalan Al-Qur’an yang lancar minimal 5 juz. Mahir berbahasa Arab dan Inggris. Kemampuan akademik setara SMP dan MA. Ghiroh Islamiyah (semangat keislaman) yang tinggi. 122 Lampiran 3 RKAS Tahun Ajaran 2013/2014 RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) TAHUN AJARAN 2013/2014 SMP PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat Telp.0751-7877114 123 REKAPITULASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH TAHUN AJARAN 2013-2014 124 REKAPITULASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH TAHUN AJARAN 2013-2014 125 RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) TAHUN AJARAN 2013/2014 MA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat Telp.0751-7877114 126 127 Lampiran 4 Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost Proporsi Tabel 1 Proporsi Jumlah Guru dan Karyawan Perguruan Islam Ar-Risalah No Tingkat Jumlah Proporsi % Guru/Karyawan 1 SMP 34 52 2 MA 32 48 Total 66 100 Perhitungan 1. Gaji dan Tunjangan Guru dan Karyawan Tabel 2 Biaya Gaji dan Tunjangan Guru dan Karyawan No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 1.460.408.560 52 2 MA 1.348.069.440 48 Total 2.808.478.000 100 2. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan Tabel 3 Biaya Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 73.268.000 52 2 MA 67.632.000 48 Total 140.900.000 100 128 Lampiran 5 Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost Proporsi No 1 2 Tabel 4 Proporsi Jumlah Siswa Perguruan Islam Ar-Risalah Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % SMP 522 61 MA 330 39 Total 852 100 Perhitungan 1. Pengadaan ATK Sekolah No 1 2 Tabel 5 Biaya Pengadaan ATK Sekolah Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 42.675.600 61 MA 27.284.400 39 Total 69.960.000 100 2. Menu Harian Siswa No 1 2 Tabel 6 Biaya Menu Harian Siswa Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 1.792.315.945 61 MA 1.145.906.915 39 Total 2.938.222.860 100 129 Lampiran 6 Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost Proporsi Tabel 7 Proporsi Siswa Kelas 1 Perguruan Islam Ar-Risalah No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % 1 SMP 192 61 2 MA 121 39 Total 313 100 No 1 2 No 1 2 No 1 2 No 1 2 Tabel 8 Proporsi Jumlah Siswa Perguruan Islam Ar-Risalah Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % SMP 522 61 MA 330 39 Total 852 100 Tabel 9 Frekuensi Kegiatan Remedial Teaching Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 90 50 MA 90 50 Total 180 100 Tabel 10 Frekuensi Kegiatan Ekstrakurikuler Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 330 37 MA 572 63 Total 902 100 Tabel 11 Frekuensi Kegiatan Life skill Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 66 38 MA 110 62 Total 176 100 130 Tabel 12 Proporsi Siswa Kelas 3 Perguruan Islam Ar-Risalah No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % 1 SMP 145 60 2 MA 95 40 Total 240 100 No 1 2 No 1 2 No 1 2 No 1 2 No 1 2 Tabel 13 Frekuensi Kegiatan Penyelenggaraan Lomba Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 28 61 MA 18 39 Total 46 100 Tabel 14 Proporsi Jumlah Pembimbing Study Club Tingkat Jumlah Proporsi % Pembimbing SMP 16 76 MA 5 24 Total 21 100 Tabel 15 Frekuensi Kegiatan PHBN Tingkat Frekuensi SMP 1 MA 1 Total 2 Proporsi % 50 50 100 Tabel 16 Frekuensi Kegiatan Supervisi Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 24 50 MA 24 50 Total 48 100 Tabel 17 Frekuensi Kegiatan Lokakarya Awal Tahun Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 1 50 MA 1 50 Total 2 100 131 No 1 2 No 1 2 Tabel 18 Frekuensi Kegiatan Penyusunan RKS dan RKAS Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 1 50 MA 1 50 Total 2 100 Tabel 19 Frekuensi Kegiatan Rapat Komite Sekolah Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 1 50 MA 1 50 Total 2 100 Tabel 20 Frekuensi Kegiatan Evaluasi Triwulan Program Kerja No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 4 50 2 MA 4 50 Total 8 100 Tabel 21 Frekuensi Kegiatan Pembekalan dan Orientasi Internal Kepsek No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100 Tabel 22 Frekuensi Kegiatan Silaturrahim dengan Komite Sekolah No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100 No 1 2 Tabel 23 Frekuensi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 12 50 MA 12 50 Total 24 100 132 No 1 2 No 1 2 No 1 2 Tabel 24 Proporsi Jumlah Siswa Penerima Bantuan Study Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % SMP 33 59 MA 23 41 Total 56 100 Tabel 25 Frekuensi Kegiatan Instalasi Air dan Listrik Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 12 50 MA 12 50 Total 24 100 Tabel 26 Frekuensi Kegiatan Program Adwiyata Sekolah Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 12 50 MA 12 50 Total 24 100 Tabel 27 Frekuensi Kegiatan Pengembangan Instrumen Penilaian No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100 No 1 2 Tabel 28 Frekuensi Kegiatan Biaya Tidak Langsung Lainnya Tingkat Frekuensi Proporsi % SMP 12 100 MA 0 Total 12 100 133 Perhitungan 1. Penerimaan Siswa Baru No 1 2 Tabel 29 Biaya Penerimaan Siswa Baru Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 38.125.000 61 MA 24.375.000 39 Total 62.500.000 100 2. Masa Orientasi Siswa (MOS) Tabel 30 Biaya Masa Orientasi Siswa No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 6.710.000 61 2 MA 4.290.000 39 Total 11.000.000 100 3. Pembinaan dan Kegiatan BES-AR Tabel 31 Biaya Pembinaan dan Kegiatan BES-AR No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.368.000 61 2 MA 3.432.000 39 Total 8.800.000 100 4. Belajar Reguler No 1 2 Tabel 32 Biaya Belajar Reguler Jumlah (Rp) 17.568.000 11.232.000 28.800.000 Proporsi % 61 39 100 Tabel 33 Biaya Remedial Teaching Tingkat Jumlah (Rp) SMP 3.375.000 MA 3.375.000 Total 6.750.000 Proporsi % 50 50 100 Tingkat SMP MA Total 5. Remedial Teaching No 1 2 134 6. Ekstrakurikuler No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 34 Biaya Ekstrakurikuler Jumlah (Rp) 13.971.200 23.788.800 37.760.000 Proporsi % 37 63 100 Tabel 35 Biaya Life Skill Jumlah (Rp) 4.012.800 6.547.200 10.560.000 Proporsi % 38 62 100 7. Life Skill No 1 2 Tingkat SMP MA Total 8. Kunjungan Edukatif No 1 2 Tabel 36 Biaya Kunjungan Edukatif Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 66.246.000 61 MA 42.354.000 39 Total 108.600.000 100 9. Khidmah Ijtimaiyah/Praktek Lapangan Tabel 37 Biaya Khidmah Ijtimaiyah/Praktek Lapangan No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 18.000.000 60 2 MA 12.000.000 40 Total 30.000.000 100 10. Penilaian Ulangan/Ujian No 1 2 Tabel 38 Biaya Penilaian Ulangan/Ujian Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 22.417.500 61 MA 14.332.500 39 Total 36.750.000 100 135 11. Penyelenggaraan Lomba-lomba Tabel 39 Biaya Penyelenggaraan Lomba No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 21.600.100 61 2 MA 13.809.900 39 Total 35.410.000 100 12. Apresiasi Siswa No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 40 Biaya Apresiasi Siswa Jumlah (Rp) 9.436.700 6.033.300 15.470.000 Proporsi % 61 39 100 Tabel 41 Biaya Study Club Jumlah (Rp) 21.280.000 6.720.000 28.000.000 Proporsi % 76 24 100 13. Study Club No 1 2 Tingkat SMP MA Total 14. Peringatan Hari Besar Nasional Tabel 42 Biaya Peringatan Hari Besar Nasional No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 750.000 50 2 MA 750.000 50 Total 1.500.000 100 15. Training Kedisiplinan Siswa Baru Tabel 43 Biaya Training Kedisiplinan Siswa Baru No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 1.830.000 61 2 MA 1.170.000 39 Total 3.000.000 100 136 16. Training Motivasi dan Metode Belajar Efektif Siswa Tabel 44 Biaya Training Motivasi dan Metode Belajar Efektif No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.124.000 61 2 MA 3.276.000 39 Total 8.400.000 100 17. Jasa Laundry No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 45 Biaya Jasa Laundry Jumlah (Rp) 172.800.000 0 172.800.000 Proporsi % 100 0 100 18. Pengembangan Tahfidz Siswa Tabel 46 Biaya Pengembangan Tahfidz Siswa No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 3.050.000 61 2 MA 1.950.000 39 Total 5.000.000 100 19. Supervisi No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 47 Biaya Supervisi Jumlah (Rp) 1.380.000 1.380.000 2.760.000 Proporsi % 50 50 100 20. Lokakarya Awal Tahun No 1 2 Tabel 48 Biaya Lokakarya Awal Tahun Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 4.000.000 50 MA 4.000.000 50 Total 8.000.000 100 137 21. Penyusunan RKS dan RKAS Tabel 49 Biaya Penyusunan RKS dan RKAS No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 500.000 50 2 MA 500.000 50 Total 1.000.000 100 22. Rapat Komite Sekolah No 1 2 Tabel 50 Biaya Rapat Komite Sekolah Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 522.500 50 MA 522.500 50 Total 1.045.000 100 23. Evaluasi Triwulan Program Kerja Tabel 51 Biaya Evaluasi Triwulan Program Kerja No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 3.500.000 50 2 MA 3.500.000 50 Total 7.000.000 100 24. Pembekalan dan Orientasi Internal Kepala Sekolah Tabel 52 Biaya Pembekalan dan Orientasi Internal Kepala Sekolah No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 4.000.000 50 2 MA 4.000.000 50 Total 8.000.000 100 25. Silaturrahim dengan Komite Sekolah Tabel 53 Biaya Silaturrahim dengan Komite Sekolah No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.625.000 50 2 MA 5.625.000 50 Total 11.250.000 100 138 26. Transportasi dan Perjalanan Dinas Tabel 54 Biaya Transportasi dan Perjalanan Dinas No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 26.672.250 61 2 MA 17.052.750 39 Total 43.725.000 100 27. Biaya Rapat dan Tamu No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 55 Biaya Rapat dan Tamu Jumlah (Rp) 7.225.450 4.619.550 11.845.000 Proporsi % 61 39 100 28. Biaya Daya dan Jasa No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 56 Biaya Daya dan Jasa Jumlah (Rp) 146.400.000 93.600.000 240.000.000 Proporsi % 61 39 100 29. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Tabel 57 Biaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 12.170.000 50 2 MA 12.170.000 50 Total 24.340.000 100 30. Bantuan Studi Siswa No 1 2 Tabel 58 Biaya Bantuan Studi Siswa Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 145.929.420 59 MA 101.408.580 41 Total 247.338.000 100 139 31. Bantuan Uang Pembangunan No 1 2 Tabel 59 Biaya Bantuan Uang Pembangunan Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 439.810.000 61 MA 281.190.000 39 Total 721.000.000 100 32. Biaya Penggandaan No 1 2 Tabel 60 Biaya Penggandaan Jumlah (Rp) 26.596.000 17.004.000 43.600.000 Tingkat SMP MA Total Proporsi % 61 39 100 33. Bahan Bakar Mesin No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 61 Biaya Bahan Bakar Mesin Jumlah (Rp) Proporsi % 2.745.000 61 1.755.000 39 4.500.000 100 34. Instalasi Air dan Listrik No 1 2 Tabel 62 Biaya Instalasi Air dan Listrik Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 1.500.000 50 MA 1.500.000 50 Total 3.000.000 100 35. Program Adwiyata Sekolah No 1 2 Tabel 63 Biaya Program Adwiyata Sekolah Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 5.500.000 50 MA 5.500.000 50 Total 11.000.000 100 140 36. Pengembangan Instrumen Penilaian Tabel 64 Biaya Pengembangan Instrumen Penilaian No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 750.000 50 2 MA 750.000 50 Total 1.500.000 100 37. Pengadaan Perangkat Pembelajaran Tabel 65 Biaya Pengadaan Perangkat Pembelajaran No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.700.450 61 2 MA 3.644.550 39 Total 9.345.000 100 38. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Ekskul/Lifeskil & Olahraga Tabel 66 Biaya Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Ekskul/Lifeskil & Olahraga No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.063.000 61 2 MA 3.237.000 39 Total 8.300.000 100 39. Pengadaan Sarana Asrama No 1 2 Tabel 67 Biaya Pengadaan Sarana Asrama Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 439.810.000 61 MA 281.190.000 39 Total 721.000.000 100 40. Penambahan Pemasangan Jaringan Komputer Tabel 68 Biaya Penambahan Pemasangan Jaringan Komputer No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 305.000 61 2 MA 195.000 39 Total 500.000 100 141 41. Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Tabel 69 Biaya Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 67.904.773 61 2 MA 43.414.527 39 Total 111.319.300 100 42. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Tabel 70 Biaya Pengembangan Budaya dan Lingkungan No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 17.882.272 61 2 MA 11.432.928 39 Total 29.315.200 100 43. Pembangunan No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 71 Biaya Pembangunan Jumlah (Rp) 1.073.844.000 686.556.000 1.760.400.000 Proporsi % 61 39 100 Tabel 72 Biaya Asuransi Gedung Jumlah (Rp) 15.250.000 9.750.000 25.000.000 Proporsi % 61 39 100 44. Asuransi Gedung No 1 2 Tingkat SMP MA Total 45. Penambahan Lahan No 1 2 Tabel 73 Biaya Penambahan Lahan Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % SMP 690.923.600 61 MA 441.738.040 39 Total 1.132.661.640 100 142 46. Patroli Keamanan Sekolah No 1 2 Tingkat SMP MA Total Tabel 74 Biaya Keamanan Sekolah Jumlah (Rp) Proporsi % 359.900 61 230.100 39 590.000 100 47. Biaya Tidak Langsung pada Madrasah Tabel 75 Biaya Tidak Langsung pada Madrasah No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 0 100 2 MA 12.000.000 0 Total 12.000.000 100 143 Lampiran 7 Total Realisasi Penerimaan Tabel 76 Total Penerimaan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Sumber Pendapatan 1 Pemerintah (diknas pusat) Dana BOS Dana SBP 2 Siswa (komite) pendaftaran siswa baru pendapatan awal tahun ajaran SPP Iuran kunjungan edukatif siswa 3 Lain-lain Bantuan orang tua asuh (GNOTA) TOTAL SMP MA 345.060.000 100.000.000 187.940.000 0 90.375.000 1.087.630.000 5.265.600.000 78.300.000 9.750.000 537.575.000 3.180.200.000 35.250.000 97.440.000 7.064.405.000 47.400.000 3.998.115.000 144 Lampiran 8 Total Biaya Berdasarkan Metode Tradisional (existing) Tabel 77 Total Pengeluaran SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Pengeluaran 145 1 Rutin ―Gaji dan tunjangan guru/karyawan ―Menu harian siswa 2 Pengembangan ―Pengembangan guru/tenaga kesiswaan dan pembelajaran ● Standar 1: Kompetensi Lulusan a. Pembinaan & kegiatan OSIS b. Penyelenggaraan lomba akademik c. Penyelenggaraan lomba porseni d. Penyelenggaraan lomba kreatifitas siswa ( classmeeting) e. Pelaksanaan MOS f. Pengumpulan perangkat pembelajaran KTSP g. Pemberian reward kelas terbersih & siswa terdisiplin h. Hadiah & sertifikat juara kelas & juara umum i. Pemilihan siswa teladan j. Kegiatan ekskul: honor guru ekskul k. Penyelenggaran lomba ekskul l. Lomba resesnsi buku perpustakaan m. Lomba pengunjung terbaik perpustakaan n. Penyelenggaraan lifeskill: honor guru life skill SMP MA 1.675.000.000 1.910.002.500 1.133.478.000 1.028.220.360 6.000.000 3.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 3.000.000 200.000 6.090.000 3.500.000 18.400.000 7.200.000 160.000 300.000 4.400.000 2.800.000 1.000.000 1.800.000 2.800.000 6.000.000 1.600.000 200.000 8.980.000 2.500.000 19.360.000 1.500.000 140.000 200.000 6.160.000 146 o. Biaya lomba bidang studi siswa p. Kunjungan edukatif siswa q. Khidmah ijtimaiyah (khusus kls 3 SMP/MA) r. Patroli keamanan sekolah 3.050.000 73.350.000 15.000.000 590.000 1.260.000 35.250.000 15.000.000 ● Standar 2: Isi a. Bimbingan belajar reguler siswa b. Pembimbing study club (pembina eksternal) c. Pelatihan khusus study club IPA (trainer lokal) d. Pembuatan slogan motivasi di lingkungan sekolah e. Pengembangan tahfidz siswa 14.400.000 3.000.000 10.000.000 1.000.000 5.000.000 14.400.000 15.000.000 ● Standar 3: Proses a. Penerimaan siswa baru b. Supervisi kepsek terhadap guru c. Supervisi dinas terhadap sekolah d. Buku perangkat PBM guru e. Buku evaluasi wali kelas f. Kegiatan remedial teaching g. Training motivasi & metode belajar efektif untuk siswa h. Training kedisiplinan untuk siswa baru i. Peringatan hari kemerdekaan RI j. Lokakarya awal tahun k. Menyusun RKS dan RKAS l. Rapat dengan komite sekolah 45.000.000 360.000 1.200.000 3.200.000 85.000 4.050.000 2.400.000 1.000.000 500.000 8.000.000 1.000.000 1.045.000 17.500.000 600.000 600.000 1.400.000 60.000 2.700.000 6.000.000 2.000.000 1.000.000 m. Evaluasi triwulan program kerja n. Pembekalan & orientasi internal Kepsek o. Silaturrahmi dengan komite sekolah ● Standar 4: Pendidik & Tenaga Pendidik a. Pemberian reward untuk guru dalam pengumpulan RPP b. Training walas c. Meningkatkan kompetensi guru melalui MGMP & KKG d. Lomba kreatifitas RPP & media mengajar guru e. Pelatihan guru f. Training untuk guru baru g. Training & workshop guru h. Training & workshop pengasuhan i. Training keryawan j. Reward guru terbaik k. Pengiriman guru untuk seminar & pelatihan/studi banding l. Beasiswa guru untuk S2 m. MKKS SMP n. Biaya pendaftaran o. Intensif internal guru p. Remunerasi guru dan karyawan 147 ● Standar 5: Sarana & Prasarana a. Program adiwiyata sekolah b. Sarana Kurikulum 7.000.000 8.000.000 11.250.000 100.000 1.700.000 6.400.000 500.000 5.000.000 2.000.000 15.750.000 2.150.000 1.600.000 1.200.000 1.500.000 22.000.000 2.400.000 5.000.000 2.500.000 22.500.000 2.900.000 5.000.000 15.000.000 2.500.000 7.200.000 16.000.000 11.000.000 5.464.300 148 c. Kebutuhan kelas awal tahun d. Kebutuhan kelas per semester e. Kebutuhan guru f. Kebutuhan kesiswaan g. Kebutuhan laboratorium IPA h. Kebutuhan lab. Komputer i. Kebutuhan lab. Multimedia j. Kebutuhan PSB k. Kebutuhan perpustakaan l. Pengadaan buku paket pelajaran siswa m. Pembelian buku baru perpustakaan. n. Pengadaan peralatan & perlengkapan ekskul/life skill o. Pengadaan peralatan & perlengkapan olah raga p. Pembuatan plakat sekolah q. Pembuatan buku profil sekolah r. Pencetakan kalender sekolah s. Biaya pemeliharaan bagian kurikulum t. Biaya pemeliharaan bagian kesiswaan u. Perbaikan sarana kelas dan kantor v. Bahan bakar mesin w. Perawatan kebun sekolah x. Instalasi air y. Instalasi listrik z. Pemeliharaan mebel air kelas a. Asuransi gedung 1.820.300 340.000 1.795.000 1.750.000 12.650.500 19.500.000 1.499.300 3.982.600 10.150.000 24.450.000 2.810.000 6.300.000 2.000.000 7.500.000 10.000.000 5.000.000 12.340.000 4.800.000 2.400.000 4.500.000 1.800.000 1.800.000 1.200.000 3.000.000 25.000.000 b. Pengadaan perlengkapan alat kebersihan sekolah c. Pengadaan peralatan kelas ● Standar 6: Pembiayaan a. Transport dan perjalanan dinas b. Konsumsi rapat sekolah c. Pengadaan ATK sekolah d. Biaya penggandaan e. Daya atau jasa f. Penambahan pemasangan jaringan komputer g. Jasa loundry siswa h. Bantuan siswa kurang mampu i. Bantuan uang pembangunan j. Biaya tamu ● Standar 7: Penilaian a. Pengembangan instrumen penilaian b. Ujian mid semester c. Ujian Akhir Semester (UAS) d. Pelaporan nilai akhlak 149 ● Standar 8: Pengembangan Budaya dan Lingkungan a. Penanaman pohon lindung b. Pengembangan taman sekolah c. Perlengkapan alat kebersihan sekolah 264.300 1.343.000 34.550.000 1.500.000 29.060.000 23.400.000 159.000.000 500.000 172.800.000 141.588.000 4.700.000 1.500.000 10.000.000 16.000.000 1.000.000 9.175.000 9.895.000 40.900.000 20.200.000 81.000.000 105.750.000 8.825.000 450.000 4.000.000 5.000.000 750.000 6.315.200 20.000.000 3.000.000 ―Investasi: penambahan lahan ―Pembangunan ―Pengadaan sarana asrama ―Biaya tidak langsung pada madrasah TOTAL 975.000.000 985.000.000 365.000.000 7.064.405.000 157.661.640 775.400.000 356.000.000 12.000.000 3.998.115.000 150