USULAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

advertisement
USULAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI
ALTERNATIF UNTUK MENENTUKAN BESARAN BIAYA
PENDIDIKAN YANG AKURAT
(Studi Kasus pada SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Padang)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
IRFANI LIL ISLAMI
NIM. 1110082000048
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
i
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap
: Irfani Lil Islami
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Padang, 11 Februari 1992
3. Alamat
: Jln. Andam Dewi no.1D RT 01 RW
02 Kel. Kubu Marapalam Kec.
Padang Timur, Kota Padang Prov.
Sumatera Barat
II.
III.
4. Telepon
: 0856 7015 574
5. Email
: [email protected]
PENDIDIKAN
1. TK Adzkia Padang
Tahun 1996-1998
2. SDIT Adzkia Padang
Tahun 1998-2004
3. SMP Perguruan Islam Ar-Risalah Padang
Tahun 2004-2007
4. MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang
Tahun 2007-2010
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2010-2015
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Drs. Maksum, M.Ag
2. Ibu
: Dra. Tafiati, M.Ag
3. Anak Ke dari
: 2 dari 5 bersaudara
4. Telp
: (0751) 22118
v
Proposing Activity Based Costing As An Alternative Method to Determine
Accurate Cost of Education
Abstract
This study aims to design a cost allocation model build upon Activity
Based Costing (ABC) based on business processes and identified activities at
SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, to know cost education each student, and
to determine whether there are differences between the traditional calculation
methods that have been used and the ABC method.
The study was conducted at SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Padang. The analytical method used is descriptive comparative method, the
analysis by comparing methods of Traditional Costing and Acivity Based Costing,
then design the cost of education using the ABC method. Data collection was done
by means of interviews, observation and documentation.
Cost calculations using the ABC method obtained the following results: 1)
The cost of SMP education for Rp13.318.392,76,- per year per student or Rp
1,109,866,- per month per student, 2) The cost of MA education for
14.599.375,70, - per year per student or Rp 1.216.615, - per month per student.
Meanwhile, when calculated by the traditional method, the cost of education for
SMP is Rp. 1,127,779, - per month per student and for MA Rp. 1,009,625, - per
month per student, overcosts as much as Rp. 17.913,- for SMP and undercosts as
much as Rp. 206.990,- for MA.
Keywords
: Education Costs, Activity Based Costing (ABC), Traditional
Costing
vi
Usulan Metode Activity Based Costing Sebagai Alternatif untuk Menentukan
Besaran Biaya Pendidikan yang Akurat
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya
berbasis Activity Based Costing (ABC) berdasarkan proses bisnis dan aktivitas
teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, mengetahui besarnya
biaya pendidikan per siswa serta mengetahui apakah ada perbedaan antara
perhitungan dengan menggunakan metode tradisional yang selama ini digunakan
dengan metode ABC.
Penelitian dilakukan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu
analisis dengan membandingkan metode Traditional Costing dan Acivity Based
Costing, kemudian merancang perhitungan biaya pendidikan menggunakan
metode ABC. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi
dan dokumentasi.
Perhitungan biaya menggunakan metode ABC memperoleh hasil: 1) Biaya
pendidikan SMP sebesar Rp13.318.392,76,- per tahun per siswa atau Rp
1.109.866,- per bulan per siswa, 2) Biaya pendidikan MA sebesar Rp
14.599.375,70,- per tahun per siswa atau Rp 1.216.615,- per bulan per siswa.
Sedangkan bila dihitung dengan metode tradisional maka biaya pendidikan untuk
tingkat SMP adalah Rp. 1.127.779,- per bulan per siswa dan untuk MA sebesar
Rp. 1.009.625,- per bulan per siswa sehingga terjadi overcosted untuk SMP
sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp. 206.990,-.
Kata Kunci
: Biaya Pendidikan, Activity Based Costing (ABC), Traditional
Costing
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, yang
telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1.
Mama dan Papa yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang,
dukungan serta doa tiada henti, meluruhkan pikiran buruk sehingga dapat
selalu berfikir positif guna menyelesaikan skripsi ini.
2.
Uda Syauqi, Haddad, Zhilal, Wafi, Nenek, Angguik, Tante, Om, Sepupu dan
seluruh keluarga besar yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.
3.
Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Ibu
berikan selama ini.
6.
Bapak Yusar Sagara, SE., M.Si., Ak., CA., CMA. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi
II yang telah meluangkan
waktu,
mencurahkan
perhatian,
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas
viii
semua saran dan arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi
sampai terlaksananya sidang skripsi.
7.
Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
8.
Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
9.
Terima kasih kepada Ustadz Yasin selaku Pimpinan Yayasan, Ustazah Mira
selaku Bendahara Yayasan, Ustadz Kamrizal selaku Pimpinan Perguruan,
Ustazah Dona, Ustazah Mely, Ustazah Vera, Ustazah Emi dan seluruh
Keluarga Besar Ar-Risalah yang namanya tidak dapat disebutkan satu per
satu, yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan selama masa
penelitian dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan selama KKN, Adel, Agung, Helmi, Paklek,
Jalu, Muhsin, Faisal Hilmi, Sagaf, Faisal Amri, Hanna, Rena, Nida, Laeli,
Zaimah, Nurul, Shabe, Susi, yang selalu membantu dan memberikan saran
kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan di kampus, Adel, Nisa, Octa, Lily, Kinan,
Tasul, Masta, Ati, Zena, Tryano yang telah mendukung dan memberikan
saran kepada penulis.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sekosan, Silmi, Via, Fada yang selalu
memberikan dukungan semangat dan support kepada penulis.
13. Sahabat-sahabat d-FG dimanapun berada yang telah mendoakan dan memberi
dukungan kepada penulis.
14. Sahabat-sahabat Akuntansi 2010 yang namanya tidak dapat disebutkan satu
per satu, yang selalu membantu dan mendukung penulis baik langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Dan terakhir spesial untuk Uda Coki yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini serta sepupu-sepupu tersayang Dila, Kak Ika,
Sarah, Sabrina dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 13 Maret 2015
Irfani Lil Islami
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................
i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................
iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................
iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................
v
Abstract .........................................................................................................
vi
Abstrak .........................................................................................................
vii
Kata Pengantar ............................................................................................
viii
Daftar Isi .......................................................................................................
xi
Daftar Tabel .................................................................................................
xv
Daftar Gambar ............................................................................................
xvii
Daftar Lampiran ..........................................................................................
xviii
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................
7
C. Tujuan Penelitian .............................................................
7
D. Manfaat Penelitian ...........................................................
8
xi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................
9
A. Tinjauan Literatur ............................................................
9
1. Definisi Biaya ............................................................
9
2. Klasifikasi Biaya Pendidikan .....................................
11
3. Pembebanan Biaya ke Objek Biaya ...........................
14
4. Metode Akuntansi Biaya Traditional Costing ............
16
5. Metode Activity Based Costing (ABC) ......................
18
6. Penerapan Metode ABC ............................................
20
7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC ..................
29
.
8. Perbandingan Metode Traditional Costing dengan
Metode ABC .............................................................
34
9. Perhitungan Besaran Biaya Pendidikan dengan
BAB III
Metode ABC .............................................................
35
10. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan ........................
41
B. Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................
42
C. Kerangka Pemikiran ........................................................
48
METODOLOGI PENELITIAN .......................................
49
A. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................
49
xii
BAB IV
B. Metode Penentuan Sampel ..............................................
49
C. Metode Pengumpulan Data .............................................
50
1. Penelitian Lapangan ...................................................
50
2. Penelitian Kepustakaan ..............................................
52
D. Metode Analisis Data ......................................................
52
1. Telaah Aktivitas ........................................................
52
2. Telaah Cost Object ......................................................
53
3. Tahap Perancangan Model ...........................................
54
4. Aplikasi Model pada SMP dan MA .............................
55
HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................
57
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................
57
B. Kebijakan Manajemen Keuangan ...................................
60
C. Perancangan Model ABC ...............................................
75
D. Aplikasi Model ABC ......................................................
88
E. Perbandingan Perhitungan Biaya Metode ABC Dengan
Metode Tradisional yang Diterapkan Saat Ini
(Existing) di Perguruan Islam Ar-Risalah .......................
xiii
107
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................
110
A. Kesimpulan ....................................................................... 110
B. Saran .................................................................................
112
Daftar Pustaka ................................................................................................
114
Lampiran-Lampiran ......................................................................................
xiv
116
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya ......................................................
43
3.1
Deskripsi Aktivitas ......................................................................
55
4.1
Rincian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah .......
60
4.2
Rincian Pendapatan SMP Perguruan Islam Ar-Risalah .............
62
4.3
Rincian Pendapatan MA Perguruan Islam Ar-Risalah ................
63
4.4
Periode Pelaporan Keuangan ......................................................
74
4.5
Sumber Penerimaan SMP ............................................................
79
4.6
Sumber Penerimaan MA ..............................................................
79
4.7
Aktivitas Operasional/Rutin .........................................................
80
4.8
Aktivitas Pengembangan ..............................................................
83
4.9
Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost
dan Overhead Cost ......................................................................
4.10
85
Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost
Component ..................................................................................
86
4.11
Jumlah Siswa SMP Perguruan Islam Ar-Risalah .......................
89
4.12
Jumlah Siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah .........................
89
xv
4.13
Jumlah Guru dan Karyawan .......................................................
90
4.14
Matriks Expense-Activity Dependent ..........................................
92
4.15
Direct Labor Cost ........................................................................
95
4.16
Direct Material Cost ...................................................................
95
4.17
Overhead Cost .............................................................................
96
4.18
Total Cost Driver .........................................................................
99
4.19
Perhitungan Cost/Unit SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ...........
101
4.20
Perhitungan Cost/Unit MA Perguruan Islam Ar-Risalah .............
104
4.21
Rekapitulasi Cost/Unit SMP-MA Peruruan Islam Ar-Risalah .....
107
4.22
Total Penerimaan ..........................................................................
107
4.23
Total Pengeluaran .........................................................................
108
4.24
Perbandingan Biaya Per Unit .......................................................
109
xvi
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Cost Assignment Method ........................................................
15
2.2
Model Activity Based Costing ................................................
28
2.3
Klasifikasi Biaya Pendidikan .................................................
38
2.4
Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan ..........................
40
2.5
Skema Kerangka Pemikiran ...................................................
47
4.1
Struktur Organisasi Perguruan ...............................................
59
4.2
Model Pembebanan Activities Ke Dalam Cost Object ...........
88
4.3
Diagram Cost Object ..............................................................
90
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Hasil Wawancara ........................................................................
117
2.
Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Islam Ar-Risalah ...................
122
3.
RKAS Tahun Ajaran 2013/2014 ................................................
123
4.
Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost ............................
128
5.
Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost .........................
129
6.
Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost ..................................
130
7.
Total Penerimaan .........................................................................
144
8.
Total Biaya Berdasarkan Metode Tradisional (existing) .............
145
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai lembaga pendidikan yang non-profit, sekolah sangat memerlukan
informasi mengenai biaya. Tanpa informasi biaya, pihak manajemen tidak
memiliki ukuran apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomis
yang lebih rendah daripada nilai keluarannya, sehingga manajemen tidak
memiliki informasi apakah kegiatan usahanya menghasilkan sisa hasil usaha
atau tidak. Informasi ini sangat diperlukan oleh sekolah agar dapat
mengembangkan dan mempertahankan eksistensi jangka panjang lembaga
tersebut. Selain itu pula, tanpa informasi biaya pihak manajemen tidak
memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang
dikorbankan dalam menghasilkan sumber ekonomi yang lain (Juanda dan
Lestari 2012: 227).
Ketepatan dalam perhitungan biaya juga tidak kalah pentingnya bagi
sebuah lembaga pendidikan. Fattah (2012: iii) mengatakan salah satu
penyebab tidak akuratnya perhitungan biaya produksi adalah karena
perhitungan biaya tidak langsung (overhead cost) yang tidak akurat. Biaya
tidak langsung merupakan biaya yang bervariasi jenisnya dan sulit untuk
ditelusuri langsung ke produk, oleh karena itu manajemen harus menggunakan
metode perhitungan yang mampu mengalokasikan biaya tidak langsung secara
1
akurat dan juga digunakan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yang
terjadi di perusahaan (Sumarsid, 2011: 71).
Menurut Bastian (2006: 136), selama ini perkembangan perhitungan biaya
di tingkat sekolah dasar dan menengah belum mampu menjawab tantangan era
otonomi dan globalisasi secara optimal. Perhitungan biaya di sekolah dasar
dan menengah yang ada selama ini masih sangat sederhana dan belum mampu
mengungkapkan informasi penting sebagai materi/landasan pengambilan
keputusan, serta hanya sebatas informasi biaya per unit untuk belanja pegawai
dan non pegawai. Perhitungan yang ada belum mampu mengungkapkan dan
memunculkan data informatif.
Activity Based Costing (ABC) merupakan metode perhitungan biaya yang
menerapkan
konsep-konsep
akuntansi
aktivitas
untuk
menghasilkan
perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif
manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya
produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan
kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya
secara akurat ke objek biaya selain produk seperti pelanggan dan saluran
distribusi (Lima, 2011: 57).
Blocher (2006: 225-226) mengatakan metode Activity Based Costing
mengalokasikan seluruh biaya yang terjadi dalam proses produksi berdasarkan
aktivitas, sehingga dapat menyediakan informasi perhitungan biaya yang tepat
dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta
2
memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan kompetitif,
keakuratan, dan kelemahan perusahaan. Konsep Activity Based Costing ini
timbul akibat sistem akuntansi biaya tradisional (Traditional Costing) yang
biasa dipakai tidak dapat mencerminkan secara benar besarnya pemakaian
biaya produksi dan biaya sumber daya fisik secara benar (Azizi, 2010: 42).
Metode Activity Based Costing atau yang biasa disebut dengan metode
ABC menerapkan sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan
biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan
dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan
volume (Carter, 2009: 528). Dengan berbagai drivers yang sesuai dengan jenis
produk yang dihasilkan, akuntansi biaya dapat menghasilkan informasi cost
produk yang akurat, sehingga memungkinkan manajemen mengambil
keputusan tentang harga jual dan melakukan analisis profitabilitas setiap jenis
produk.
Jika pada awal perkembangan metode ABC masih terbatas penggunaannya
dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai jenis produk, pada
tahap perkembangan selanjutnya metode ini juga digunakan pada perusahaan
manufaktur dengan produk tunggal dan oleh perusahaan lain seperti
perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Dengan dasar pemikiran bahwa
metode ABC menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk
mempertanggungjawabkan biaya, oleh karena aktivitas tidak hanya dijumpai
di perusahaan manufaktur dan tidak terbatas ditahap produksi saja, maka
3
metode ABC juga dapat dimanfaatkan di perusahaan non manufaktur seperti
lembaga pendidikan.
Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan metode perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas untuk menghitung besaran biaya pendidikan di
lembaga pendidikan formal (sekolah) melalui perancangan model Activity
Based Costing sebagai metode alternatif dalam menentukan harga pokok
kegiatan pelayanan pendidikan per siswa di sekolah. Setelah biaya pelayanan
(service cost) berdasarkan metode ABC diperoleh, kemudian biaya tersebut
akan dibandingkan dengan biaya saat ini (existing) sehingga dapat diketahui
besarnya variansi yang terjadi.
Penelitian ini dilakukan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah yang
berlokasi di Jl. Air Dingin, RT 01/RW IX, Kel. Balai Gadang, Kec. Koto
Tangah, Padang, Sumatera Barat. Dilihat dari segi pembiayaan, Perguruan
Islam Ar-Risalah merupakan sekolah swasta yang menerapkan standar
pembiayaan sendiri (otonomi sekolah). Adanya konsep otonomi daerah
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 1999 yang
pelaksanaannya tertuang pada Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000,
menjadikan seluruh urusan pendidikan dengan jelas menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, kecuali Pendidikan Tinggi.
Salah satu komponen yang dikelola oleh sekolah adalah dalam hal
penetapan besaran biaya pendidikan (SPP) bulanan yang dibebankan kepada
setiap siswa. Dalam hal ini, sekolah memberikan 3 (tiga) pilihan tarif SPP
4
bulanan yakni sebesar Rp. 1.000.000,- , Rp. 1.100.000,- dan Rp. 1.200.000,-.
Besarnya biaya pendidikan bulanan per siswa ditentukan berdasarkan hasil
wawancara pihak sekolah dengan calon wali murid pada saat pendaftaran.
Oleh karena itu, sekolah sangat membutuhkan analisis biaya agar dapat
menentukan standar atau acuan biaya yang sebenarnya per siswa. Dengan
adanya standar atau acuan biaya yang sebenarnya, maka akan sangat
membantu menggambarkan pengeluaran yang terjadi sehingga kebutuhan
dapat terpenuhi sesuai dengan anggaran yang tersedia dan jumlah konsumsi
yang dilakukan.
Pembebanan biaya per siswa selama ini disamaratakan baik tingkat SMP
maupun MA dengan kebutuhan yang berbeda untuk masing-masing tingkat.
Sehingga biaya yang selama ini dibebankan belum mampu menggambarkan
konsumsi sebenarnya yang dilakukan oleh siswa. Dengan demikian
menyebabkan biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa melalui biaya
SPP menjadi tidak akurat. Melalui penelitian ini, penulis ingin memberikan
metode alternatif untuk menghitung besaran biaya pendidikan dengan
menggunakan metode Activity Based Costing (ABC), dengan demikian maka
pembebanan tarif SPP lebih sesuai dan tepat berdasarkan aktivitas yang
dilakukan.
Melihat tingkat persaingan yang semakin ketat antar lembaga pendidikan
dan mahalnya biaya pendidikan, untuk itu suatu mekanisme yang lebih
informatif dan efektif dalam proses mengalokasikan serta mengidentifikasikan
komponen biaya dalam anggaran pembelanjaan sekolah sangat diperlukan,
5
sehingga pengalokasian dan penggunaan biaya dapat secara lebih tepat
dibebankan ke siswa (Bastian, 2006:140). Dengan demikian biaya yang
dibebankan untuk biaya pendidikan tidak melebihi (over costed) dan juga
tidak kurang (under costed) dari biaya yang seharusnya.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan usulan metode
alternatif kepada manajemen sekolah dalam perhitungan besaran biaya
pendidikan berdasarkan metode Activity Based Costing. Perhitungan besaran
biaya pendidikan dengan menggunakan metode ini diharapkan mampu
mengukur biaya layanan secara akurat sehingga dapat dijadikan standar atau
acuan berdasarkan konsumsi yang sebenarnya dengan melakukan penelusuran
tidak hanya pada biaya melekat masing-masing siswa per tingkat, tetapi juga
terhadap biaya gabungan yang diidentifikasi melalui aktivitas dengan satuan
siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba untuk melakukan
penelitian dengan judul “Usulan Metode Activity Based Costing Sebagai
Alternatif untuk Menentukan Besaran Biaya Pendidikan yang Akurat”
(Studi Kasus pada SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang).
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka pokok
masalah yang ada dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan manajemen keuangan sekolah terkait dengan standar
pembiayaan layanan pendidikan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?
2. Bagaimana perancangan model perhitungan biaya layanan pendidikan
berbasis aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?
3. Bagaimana aplikasi model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis
aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?
4. Apakah terdapat perbedaan (variance) antara perhitungan menggunakan
metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini (existing)
di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui kebijakan manajemen keuangan sekolah terkait dengan standar
pembiayaan layanan pendidikan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.
2.
Merancang model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis aktivitas
(ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah berdasarkan proses bisnis
dan aktivitas teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.
3.
Menghitung besaran biaya pendidikan per siswa dengan metode ABC di
SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.
7
4.
Membandingkan antara perhitungan biaya menggunakan metode ABC
dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di SMP-MA Perguruan
Islam Ar-Risalah.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:
1. Penulis.
Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah
dipelajari selama ini sehingga dapat memperdalam pengetahuan tentang
penelitian dan menambah wawasan serta pemahaman yang lebih baik terhadap
Activity Based Costing.
2. Sekolah.
Diharapkan skripsi ini dapat menjadi bahan masukan, saran, ataupun
bahan informasi dalam pelaksanaan perhitungan besaran biaya pendidikan di
sekolah.
3. Pembaca.
Sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang ingin
melakukan kajian dan penelitian dalam bidang akuntansi biaya khususnya
dalam penerapan metode Activity Based Costing pada layanan jasa pendidikan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Definisi Biaya
Biaya memiliki berbagai macam arti yang berbeda satu sama lain
tergantung kondisi dan tujuan dari pemakai istilah tersebut. Menyadari
akan pentingnya arti biaya, para akuntan mencoba merumuskan konsep
atau pengertian biaya yang masing-masing memiliki dan menggunakan
konsep yang meskipun tidak bertentangan satu sama lain, namun tetap
tampak adanya perbedaan. Berikut adalah pendapat para pakar ekonomi
dalam mendefinisikan biaya.
Menurut Horne dalam Minarti (2011: 221), biaya diartikan sebagai
setiap pengeluaran sumber daya yang dapat dinilai dengan satuan uang,
baik yang sudah dilakukan maupun yang kemungkinan akan dilakukan
untuk suatu tujuan tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyono
(2010: 81), mengatakan biaya merupakan suatu unsur yang menentukan
dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi
tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan
mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya
yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan
kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif .
9
Supriyono (2011: 4) mengatakan bahwa biaya dapat dibedakan ke
dalam dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan biaya
dalam arti expense. Biaya dalam arti cost adalah “jumlah yang dapat
diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang
diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah
terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan
terjadi)”. Sedangkan biaya dalam arti expense (beban) adalah “biaya yang
dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan
(revenues) dalan suatu periode akuntansi tertentu.” Dengan kata lain,
istilah cost dapat diartikan sebagai harga pokok atau biaya produksi yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa sedangkan expenses
adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan pendapatan.
Dalam konteks pendidikan biaya merupakan jumlah uang yang
dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan
pendidikan (Fattah, 2009:112). Sejalan dengan hal tersebut, Suhardan, et.
al. (2012: 22) mengatakan biaya pendidikan adalah total biaya yang
dikeluarkan
baik
menyekolahkan
oleh
anak,
individu
warga
peserta
masyarakat
didik,
keluarga
perorangan,
yang
kelompok
masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran
pendidikan.
Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
(2011: 5), menyebutkan bahwa biaya pendidikan didefinisikan sebagai
nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) baik dalam bentuk barang
10
(natura), pengorbanan peluang, maupun uang yang dikeluarkan untuk
seluruh kegiatan pendidikan.
Berdasarkan defenisi-defenisi biaya yang telah dijabarkan di atas,
dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi
yang dapat diukur dalam satuan moneter, baik yang sudah atau akan
terjadi yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat di masa
mendatang, begitu juga dengan biaya pendidikan merupakan total nilai
rupiah dari seluruh sumber daya (barang, pengorbanan peluang dan uang)
yang dikorbankan demi kelancaran pendidikan.
2. Klasifikasi Biaya Pendidikan
Matin (2013: 158), mengklasifikasikan biaya pendidikan menjadi 2
(dua) macam, yakni:
a.
Biaya pembangunan adalah biaya yang diperlukan sekolah dalam
memenuhi kebutuhan akan barang-barang atau sarana prasarana
sekolah untuk memberikan pelayan pendidikan dan dalam periode
yang lama, seperti membangun gedung sekolah, penyediaan perabotan
sekolah, pembelian tanah/lahan dan lain-lain.
b.
Biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu yang
terus menerus atau rutin, secara teratur berulang-ulang setiap bulan,
setiap semester, atau setiap tahun, seperti gaji guru, gaji staf
administrasi dan pegawai lainnya, biaya operasional dan pemeliharaan
gedung dan perabot sekolah termasuk air dan listrik, ATK dan lainlain.
11
Pendapat lain dikemukakan oleh Suharsaputra (2010: 261-262), yang
mengatakan biaya pada lembaga pendidikan biasanya meliputi:
a.
Direct cost dan indirect cost. Direct cost (biaya langsung) adalah
biaya yang secara langsung dapat dirasakan dalam pelaksanaan
pendidikan dan dapat secara langsung pula meningkatkan mutu
pendidikan seperti gaji guru, pembelian buku, pembelian alat-alat
laboratorium dan lain-lain. Sedangkan Indirect cost (biaya tidak
langsung) meliputi biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya lainnya.
b.
Social cost dan private cost. Social cost merupakan biaya publik, yaitu
sejumlah biaya sekolah yang harus dibayar oleh masyarakat
sedangkan private cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga
untuk membiayai sekolah anaknya, dan termasuk didalamnya forgone
oppurtunities (biaya kesempatan yang hilang).
Berkenaan
dengan
biaya
pendidikan,
Pemerintah
mempunyai
klasifikasi sendiri mengenai klasifikasi biaya pendidikan. Pada Peraturan
Pemerintah (PP) No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya
pendidikan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a.
Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelengaraan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi : biaya investasi, biaya
operasional, terdiri dari biaya personalia dan nonpersonalia, bantuan
biaya pendidikan, dan beasiswa.
b.
Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan adalah biaya
penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah
12
baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, atau penyelenggaraan
satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
c.
Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang dikeluarkan
oleh keluarga dari peserta didik.
Menurut Fattah (2012: 3-4), istilah biaya (cost) apabila digunakan
secara spesifik, dapat disesuaikan dengan gambaran seperti ini:
“Biaya langsung (direct cost), biaya utama (prime cost), biaya
penukaran (conversion cost), biaya tidak langsung (indirect cost),
biaya tetap (fixed cost), biaya pengubah (variable cost), biaya terawasi
(controlable cost), biaya produk (product cost), biaya periode (period
cost), biaya gabungan (joint cost), dan biaya baku (standard cost)”.
Suhardan, et. al. (2012: 23-25) mengklasifikasikan biaya pendidikan
kedalam 5 (lima) jenis yaitu:
a.
Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya penyelenggaraan
pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga
siswa.
b.
Biaya tidak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang
dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan
sekolah.
c.
Private cost, merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan
oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar.
d.
Social cost, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik
perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai keperluan belajar.
13
e.
Monetary cost, biaya selain dalam bentuk uang atau materi, tetapi
berbentuk jasa, tenaga, dan waktu.
3. Pembebanan Biaya ke Objek Biaya
Objek biaya adalah sesuatu yang menjadi tujuan pengukuran dan
pembebanan biaya. Biaya dibebankan ke objek biaya seperti produk,
proyek, pabrik atau pelanggan. Don, et. al. (2006: 27) berpendapat bahwa
pembebanan biaya ke objek biaya dapat ditelusuri dengan tiga metode,
yaitu:
a. Penelusuran langsung (direct tracing)
Penelusuran langsung adalah proses mengidentifikasi dan
menetapkan biaya pada objek biaya dengan cara khusus yaitu dengan
melakukan pengamatan fisik pada satu objek biaya. Idealnya, semua
biaya harus dibebankan pada objek biaya dengan menggunakan
penelusuran langsung. Sayangnya, sangat sering tidak mungkin untuk
langsung mengamati secara fisik jumlah sumber daya yang
dikonsumsi pada sebuah objek. Pendekatan terbaik berikutnya adalah
menggunakan
hubungan
sebab
akibat
untuk
mengidentifikasi
penelusuran.
b. Penelusuran driver (driver tracing)
Pemicu biaya adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam
penggunaan sumber daya, aktivitas dan pendapatan. Driver tracing
adalah penggunaan driver untuk membebankan biaya pada objek
biaya.
Walaupun
perhitungan
driver
tracing
kurang
tepat
14
dibandingkan dengan direct tracing, tetapi driver tracing sangat
akurat jika menggunakan hubungan sebab dan akibat.
c. Alokasi
Metode pembebanan biaya yang tergantung pada hubungan yang
diasumsikan (assumed relationship) dan kenyamanan atau kemudahan
untuk membebankan biaya.
Gambar 2.1
Cost Assignment Method
Sumber: Don, et. al. (2006: 27)
Salah satu objek biaya yang paling penting adalah output dari
organisasi itu sendiri. Jenis output dari organisasi ada dua, yaitu produk
nyata dan jasa. Produk nyata adalah barang yang dihasilkan dengan
mengubah bahan baku melalui penggunaan input tenaga kerja dan modal.
Sedangkan jasa adalah aktifitas yang dilakukan organisasi untuk
digunakan oleh pelanggan atau aktifitas yang dilakukan pelanggan untuk
menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
15
Kemampuan dalam menelusuri biaya ke objek biaya adalah penting
untuk pengambilan keputusan di industri jasa sebagaimana halnya dengan
di industri manufaktur. Dalam pengambilan keputusan rutin mengenai
harga, tender, serta penghilangan atau penambahan suatu jasa, mengetahui
biaya dari berbagai jasa yang berbeda merupakan suatu hal yang teramat
penting dalam lingkungan kompetitif dan kemampuan untuk menelusuri
biaya merupakan dasar dalam menghitung biaya dari suatu jasa seperti
halnya dalam menghitung biaya dari barang hasil manufaktur (Carter,
2009: 33).
4. Metode Akuntansi Biaya Tradisional (Traditional Costing)
Semua perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa
memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang tepat dan sesuai dengan
kondisi perusahaan. Sistem tersebut dirancang untuk memberikan
informasi biaya kepada manajemen yang berguna bagi pembuatan
perencanaan, keputusan, dan pengendalian biaya serta perhitungan biaya
produksi. Dalam dunia pendidikan, sistem akuntansi biaya berguna untuk
mengefektifkan
dan
mengefisienkan
penggunaan
dana
sekolah,
mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah, memberikan
informasi berupa laporan biaya
yang akurat, memberi jaminan
akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta menghasilkan
laporan biaya yang terkini (up to date) yang sangat berguna bagi
pengambilan keputusan (Bastian, 2006: 136-137).
16
Sumarsan (2013: 157) mengatakan penetapan biaya dengan metode
Traditional Costing, pengalokasian biaya overhead ke produknya
dibebankan berdasarkan volume produksi meskipun kebanyakan produk
yang diproduksi tidak mengkonsumsi biaya overhead tersebut. Sehingga
terlalu banyak biaya overhead yang dialokasikan, sementara disisi lain
pengalokasian biaya overhead terlalu sedikit untuk jenis produk lain.
Selanjutnya Sumarsan menambahkan untuk biaya yang tidak
berhubungan dengan proses produksi seperti biaya administrasi, biaya
pemasaran dan biaya distribusi produk serta biaya layanan pelanggan yang
mungkin berbeda secara substansial antara jenis produk dan pelanggan,
jika biaya-biaya tersebut menggunakan akuntansi biaya tradisional yang
pembebanan biaya berdasarkan alokasi (baik berdasarkan volume produksi
atau volume penjualan) menjadi tidak sesuai dengan kenyataan atau terjadi
distorsi (Sumarsan, 2013: 157).
Sejalan dengan hal itu Garrison dan Noreen (2006: 442) mengatakan
untuk
biaya
non
produksi,
akuntansi
biaya
tradisional
hanya
membebankan biaya ke produk. Beban penjualan, umum dan administrasi
diperlakukan sebagai beban periodik dan tidak dibebankan ke produk.
Seperti upah untuk keamanan pabrik akan dialokasikan ke produk
meskipun upah penjaga keamanan tersebut sama sekali tidak terpengaruh
apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Pada akhirnya hal ini dapat
menyebabkan terdistorsinya biaya.
17
5. Metode Activity Based Costing (ABC)
Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki sistem peritungan biaya
adalah dengan menerapkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
(Activity Based Costing). Metode ABC memperbaiki sistem perhitungan
biaya dengan menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar atau
fundamental (Horngren, et. al. 2008: 170).
Activity Based Costing (ABC) menurut Blocher, et. al. (2000: 120)
adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya
produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan
karena aktivitas. Activity Based Costing merupakan sistem akuntansi biaya
yang dikembangkan oleh Cooper dan Kaplan pada akhir 1980-an. Metode
ini mempunyai perspektif yang berbeda dalam mengalokasikan biaya
overhead. Biaya overhead pada ABC dialokasikan ke produk atau jasa
berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut, Sumarsan (2013: 180) mengatakan bahwa
metode ABC merupakan sebuah metode akuntansi biaya yang menelusuri
biaya untuk menghasilkan produk sesuai dengan aktivitas/kegiatan yang
dilakukan dalam proses produksi. Metode ini memisahkan biaya overhead
ke dalam kategori biaya yang berbeda yang disebut sebagai kelompok
biaya (cost pools).
Menurut Carter (2009: 528), metode ABC merupakan sistem
perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang
jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang
18
mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (nonvolume-related factor). Jika dibandingkan dengan akuntansi biaya
tradisional, metode ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya
yang lebih menyeluruh.
Pendapat lain dikemukakan oleh Garrison dan Noreen (2006: 440)
mengatakan bahwa perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity
Based Costing) adalah metode perhitungan biaya yang dirancang untuk
menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan
keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga
biaya tetap.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Activity Based Costing adalah suatu sistem perhitungan biaya dengan
menjumlahkan seluruh biaya (dari aktivitas memproduksi barang dan jasa)
yang jumlahnya lebih dari satu biaya overhead untuk menyediakan
informasi biaya bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Lain halnya
dengan sistem perhitungan biaya tradisional yang tujuannnya adalah untuk
menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk
pelaporan eksternal, sedangkan tujuan dari perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas (ABC) adalah untuk memahami overhead dan profitabilitas
produk dan konsumen. Metode ABC dilandasi oleh keyakinan dasar
bahwa biaya ada penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola.
Penyebab biaya adalah aktivitas, dan melalui penyediaan informasi
19
lengkap tentang aktivitas, maka perusahaan akan dapat melakukan
pengelolaan terhadap aktivitas tersebut secara efektif.
6. Penerapan Metode ABC
Rendy dan Devie (2013: 63) mengutip dari penelitian yang dilakukan
Supriyadi, menyebutkan bahwa ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi
sebelum penerapan metode ABC yaitu:
a. Biaya-biaya berbasis non-unit signifikan.
Biaya-biaya berdasarkan non-unit harus merupakan persentase
yang signifikan dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya
kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasiannya
pada tiap produk.
b. Diversitas produk.
Diversitas produk mengakibatkan rasio-rasio konsumsi antara
aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar nonunit berbeda-beda. Jika berbagai produk menggunakan semua
aktivitas overhead dengan rasio yang kira-kira sama, maka tidak ada
masalah
jika
cost
driver
berdasar
unit
digunakan
untuk
mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. Jika
berbagai produk rasio komsumsinya sama, maka sistem tradisional
atau sistem Activity Based Costing membebankan overhead pabrik
dalam jumlah yang sama. Jadi, perusahaan yang produknya homogen
(diversifikasi produk rendah) mungkin dapat menggunakan sistem
tradisional tanpa ada masalah.
20
Menurut Bastian dan Nurlela (2009: 25), komponen utama yang
membentuk Activity Based Costing adalah sumber daya (resources);
pemicu konsumsi sumber daya (resouces driver); aktivitas (activity);
pemicu aktivitas (activity driver); objek biaya (cost objects).
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya (resources), adalah segala unit ekonomi yang digunakan
perusahaan untuk mengadakan aktivitas, seperti: bahan baku, tenaga
kerja, perlengkapan yang digunakan dan faktor produksi lainnya.
b. Pemicu konsumsi sumber daya (resources driver), dasar yang
digunakan untuk melacak sumber daya yang digunakan di dalam
setiap aktivitas, atau ukuran kuantitas dari sumber daya yang
dikonsumsi oleh suatu aktivitas, contoh luas ruangan yang disewa
untuk setiap aktivitas, jumlah jam kerja yang dihabiskan untuk setiap
aktivitas.
c. Aktivitas (activity), suatu unit dasar pekerjaan yang dilakukan oleh
perusahaan dengan tujuan membantu perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan bagi manajemen. Jumlah biaya aktivitas
ditentukan dengan melacak sumber daya yang dipakai oleh aktivitas
dengan pemicu konsumsi sumber daya. Aktivitas sangat dibutuhkan
untuk membebankan biaya ke objek biaya, dikenal dengan aktivitas
biaya yang dihubungkan dengan faktor pemicu biaya (cost driver).
d. Pemicu aktivitas (activity driver), suatu ukuran frekuensi dan
intensitas dari permintaan akan suatu aktivitas oleh suatu produk atau
21
jasa layanan. Pemicu aktivitas ini sama seperti pemicu sumber daya
guna melacak biaya aktivitas ke objek biaya, yang dipakai untuk
membebankan biaya ke produk atau jasa layanan.
e. Objek biaya (cost object), adalah tempat biaya dimana biaya atau
aktivitas diakumulasikan atau diukur. Objek biaya dapat berupa
pelanggan, produk, jasa layanan, kontrak, proyek, atau unit kerja lain
yang memerlukan pengukuran biaya tersendiri.
Ada beberapa tahapan penerapan Activity Based Costing menurut
Bastian dan Nurlela (2009: 26), yaitu:
a. Mengidentifikasi, mendefinisikan aktivitas dan pool altivitas.
Tahapan utama dan pertama dalam menerapkan Activity Based
Costing adalah mengidentifikasikan aktivitas yang menjadi dasar
sistem tersebut. Tahapan ini mungkin sulit dilakukan, karena
memakan waktu dan membutuhkan pertimbangan yang cukup rumit.
Prosedur umum yang dilakukan pada tahap ini, dengan melakukan
wawancara terhadap semua orang yang terlibat atau semua tingkat
supervisi atau semua manajer yang menimbulkan biaya overhead dan
meminta mereka untuk menggambarkan aktivitas utama yang mereka
lakukan, biasanya akan diperoleh catatan aktivitas yang cukup
beragam dan rumit. Adapun aktivitas yang cukup beragam tersebut,
dapat digabungkan menjadi lima tingkat aktivitas, yaitu aktivitas
tingkat unit; batch; produk; pelanggan; dan pemeliharaan organisasi.
22
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas tingkat unit.
Dilakukan oleh setiap unit produksi. Biaya aktivitas unit
bersifat proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
Contoh: biaya pekerja untuk operator peralatan produksi, ini
menjadi aktivitas tingkat unit, karena pekerja tersebut cenderung
dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit produksi.
2) Aktivitas tingkat batch.
Dilakukan
untuk
setiap
batch
yang
diproses,
tanpa
memperhatikan berapa unit yang terdapat dalam batch tersebut.
Contoh: membuat pesanan pelanggan, penataan peralatan,
pengaturan pengiriman pesanan pelanggan, ini merupakan
aktivitas tingkat batch. Biaya tingkat batch lebih tergantung pada
jumlah batch yang dihasilkan, bukan jumlah unit yang diproduksi,
jumlah unit yang dijual atau ukuran lainnya.
3) Aktivitas tingkat produk.
Aktivitas ini berkaitan dengan produk yang spesifik dan
umumnya dikerjakan tanpa memperhatikan berapapun unit yang
diproduksi atau berapapun batch yang dihasilkan atau dijual.
Contoh: biaya perancangan produk, biaya untuk mengiklankan
produk, biaya gaji staf dan manajer produksi.
23
4) Aktivitas tingkat pelanggan.
Aktivitas ini berkaitan dengan pelanggan yang spesifik
meliputi aktivitas menelepon pelanggan dalam rangka penjualan,
pengiriman katalog, dan dukungan teknis purna jual yang untuk
semua produk.
5) Aktivitas pemeliharaan organisasi.
Aktivitas ini dilakukan tanpa memperhatikan produk apa
yang diproduksi, berapa unit yang dibuat, berapa batch yang
dihasilkan dan pelanggan mana yang dilayani. Contoh: aktivitas
kebersihan kantor, pengadaan jaringan komputer, pengaturan
pinjaman dan penyusunan laporan keuangan untuk internal
maupun eksternal.
Penggabungan aktivitas dalam Activity Based Costing, setiap
aktivitas harus dikelompokkan dalam tingkatan yang sesuai, dengan
memperhatikan aktivitas-aktivitas yang mempunyai korelasi yang
tinggi dalam satu tingkat. Contoh: jumlah pesanan pelanggan yang
diterima akan memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah
pengiriman berdasarkan pesanan pelanggan, sehingga kedua aktivitas
tingkat batch ini dapat digabung, tanpa mengurangi keakuratannya.
Gabungan dari biaya overhead yang berhubungan dengan aktivitas
yang sama dikenal dengan cost pool, yang akan digunakan untuk
menghitung tarif pembebanan ke setiap aktivitas.
24
b. Menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas dan objek
biaya.
Tahap kedua dalam menerapkan Activity Based Costing adalah
sejauh mungkin menelusuri biaya overhead secara langsung ke objek
biaya, yang menyebabkan timbulnya biaya, kemudian menentukan
pemicu biayanya, seperti produk, pesanan pelanggan, dan pelanggan.
c. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas.
Pada umumnya biaya overhead diklasifikasikan dalam sistem
akuntansi perusahaan berdasarkan departemen atau divisi, dimana
biaya tersebut terjadi. Tetapi pada beberapa kasus ada beberapa atau
semua biaya bisa ditelusuri langsung ke pool biaya aktivitas, seperti
pemrosesan
pesanan,
dimana
semua
pengeluaran
departemen
pembelian dapat ditelusuri ke aktivitas ini. Dalam Activity Based
Costing sangat umum overhead terkait dengan babarapa aktivitas.
Untuk kondisi seperti tersebut, biaya departemen dapat dibagi ke
beberapa kelompok atau pool akivitas dengan menggunakan proses
alokasi tahap pertama, yaitu membebankan overhead ke pool biaya
aktivitas.
d. Menghitung tarif aktivitas.
Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk pembebanan biaya
overhead ke produk dihitung, dengan menentukan total aktivitas
sesungguhnya yang diperlukan untuk memproduksi bauran produk
dan untuk melayani pelanggan yang saat ini. Kemudian menentukan
25
tarif aktivitas dengan membagi total biaya pool aktivitas masingmasing aktivitas dengan total pemicu aktivitas.
Tarif pembebanan/pool rate =
total biaya pool aktivitas
Total pemicu aktivitas
e. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif
aktivitas dan ukuran aktivitas.
Langkah berikutnya dalam penerapan Activity Based Costing
disebut alokasi tahap kedua, di mana tarif aktivitas digunakan untuk
membebankan biaya ke produk atau pelanggan dengan cara
mengalikan tarif pool aktivitas dengan ukuran aktivitas yang
dikonsumsi masing-masing produk atau jasa layanan.
Pembebanan = pool rate x jumlah aktivitas yang dikonsumsi
f. Menyiapkan laporan untuk manajemen.
Tahap
ini
adalah
tahap
menysusun
laporan,
dengan
menggabungkan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead yang ke produk atau jasa layanan berdasarkan aktivitas.
Pada dasarnya Activity Based Costing merupakan suatu sistem
perhitungan biaya dengan penjumlahan seluruh biaya akuntansi yang
memproduksi barang dan jasa yang jumlahnya lebih dari satu biaya
overhead untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer dalam
pengambilan keputusan. Metode ABC dapat dijadikan salah satu alternatif
26
referensi oleh pengelola perusahaan untuk dapat mengidentfikasi berbagai
biaya yang terserap pada produk. Metode ini berusaha menelusuri seluruh
biaya yang terserap dalam pelaksanaan produksi sampai produk dapat
dipasarkan. Pada intinya Activity Based Costing menguraikan berbagai
biaya yang belum jelas pengalokasiannya yang dalam hal ini
penekanannya pada biaya overhead
yang biasanya sangat sulit
mengidentifikasikannya dan dengan teridentifikasinya seluruh biaya maka
diharapkan biaya per produk telah dapat mencerminkan seluruh biaya
yang terserap pada produk tersebut.
Cooper dan Kaplan (1998: 269) menyebutkan ada dua asumsi penting
yang mendasari metode Activity Based Costing, yaitu:
a. Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya. Activity
Based Costing berangkat dari asumsi bahwa sumber daya pendukung
atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya
yang harus dialokasikan.
b. Produk atau pelanggan menyebabkan timbulnya permintaan atas
aktivitas, untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai
aktivitas dan setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk
pelaksanaan aktivitas tersebut.
27
Gambar 2.2
Model Activity Based Costing
Sumber Daya
Penetapan Biaya
Sumber
a. Daya
Pemicu Sumber Daya
Aktivitas
Mengelola Aktivitas
Penetapan Biaya
Aktivitas
Pemicu Kegiatan
Objek Biaya
(Output)
Sumber: Sumarsan (2013: 159)
Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari metode Activity
Based Costing. Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkanan
biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan
harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya
produk, maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah
biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi,
menjual dan memberikan pelayanan produk.
Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan
metode ABC menyaratkan tiga hal:
28
a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi.
Metode ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi
beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan
menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya
akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masingmasing produk.
b. Tingkat persaingan industri yang tinggi.
Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk
yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang
sejenis tersebut maka perusahaan akan
semakin meningkatkan
persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat
persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga
pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen.
c. Biaya pengukuran yang rendah
Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk
menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC
Manfaat yang diperoleh dalam penerapan Activity Based Costing
menurut Sumarsan (2013: 164) antara lain:
a. Menetapkan harga pokok yang lebih akurat terhadap produk atau jasa
yang dihasilkan, pelanggan yang dilayani dan saluran distribusi
produk atau jasa yang digunakan.
29
b. Memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap biaya overhead.
c. Metode ABC mudah dipahami oleh setiap orang.
d. Metode ABC menggunakan biaya satuan unit bukan hanya
menggunakan biaya total untuk menetapkan harga pokok produk atau
jasa yang dihasilkan.
e. Meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan memantau biaya total
siklus hidup dan kinerja dari produk atau jasa yang dihasilkan dan
pelanggan perusahaan.
f. Meningkatkan
efektivitas
anggaran
dengan
mengidentifikasi
hubungan antara biaya dan kinerja dalam jenis pelayanan yang
berbeda.
g. Memfasilitasi penghapusan pemborosan, dengan jelas memperlihatkan
biaya atas kegiatan yang terbuang dengan sia-sia dan biaya atas
kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah.
h. Mendorong perbaikan terus-menerus (continuous improvement) dan
pengawasan
kualitas
terpadu
(total
quality
control)
karena
perencanaan dan pengendalian proses diarahkan pada tingkat proses.
i. Mendukung kinerja manajemen dan penerapan Balanced Scorecard.
j. Memungkinkan penerapan penetapan biaya proses (process costing)
dan mendukung pelaksanaan pengelolaan rantai pemasok (supply
chain management).
k. ABC merupakan sebuah cermin dari hasil kinerja bagaimana aktivitas
dilaksanakan.
30
l. Metode
ABC
memudahkan
perusahaan
untuk
melakukan
perbandingan (benchmarking).
m. Menghubungkan strategi perusahaan untuk pengambilan keputusan
operasional.
Metode ABC mampu untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan pada
setiap aktivitas yang timbul dari penawaran produk atau jasa layanan yang
beraneka seperti yang diinginkan pelanggan, karena dengan menggunakan
metode ABC biaya yang dikeluarkan akan terlihat dengan jelas pada setiap
aktivitas sehingga biaya yang tidak mempunyai nilai tambah bagi
pelanggan dapat dieliminasi lebih cepat.
Secara keseluruhan metode ABC dianggap dapat memberikan
informasi dan kinerja yang lebih unggul dibandingkan sistem akuntansi
biaya tradisional. Akan tetapi, bukti bahwa metode ABC dapat
menghasilkan informasi biaya yang akurat tidak menjamin bahwa metode
ini merupakan metode yang sempurna karena ternyata masih memiliki
beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan metode ABC menurut
Blocher (2006:233) adalah:
a. Alokasi.
Beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya
menentukan aktivitas biaya tersebut. Contohnya adalah biaya
pendukung fasilitas seperti biaya sistem informasi, gaji manajer
pabrik, asuransi pabrik, dan pajak bumi dan bangunan untuk pabrik.
31
b. Mengabaikan biaya-biaya tertentu.
Biaya produk atau jasa yang mengidentifikasi ABC cenderung
tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau
jasa tersebut. Biaya produk atau jasa perlakuannya tidak termasuk
biaya untuk aktivitas seperti pemasaran, pengiklanan, penelitian, dan
pengembangan meski sebagian dari biaya-biaya ini dapat ditelusuri ke
suatu produk atau jasa. Biaya produk tidak termasuk biaya-biaya ini
karena prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk pelaporan
keuangan mengharuskan biaya-biaya tersebut di atas diperlakukan
sebagai biaya periodik.
c. Mahal dan menghabiskan waktu.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak murah dan
membutuhkan waktu yang banyak untuk dikembangkan dan
dilaksanakan.
Untuk
perusahaan
dan
organisasi
yang
telah
menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional berdasarkan
volume, pelaksanaan suatu sistem baru cenderung sangat mahal dan
biasanya diperlukan waktu setahun atau lebih untuk mengembangkan
dan melaksanakan Activity Based Costing dengan sukses.
Selain tiga poin diatas, Bastian dan Nurlela (2009:30) menambahkan
keterbatasan metode ABC adalah sebagai berikut:
32
a. Sulitnya merubah pola kebiasaan manajer.
Mengubah
pola
kebiasaan
manajer
membutuhkan
waktu
penyesuaian, karena para manajer sudah terbiasa menggunakan sistem
biaya tradisional dalam beroperasinya dan juga digunakan sebagai
evaluasi kinerja, maka dengan perubahan pola ini kadangkala
mendapat perlawanan dari para karyawan. Jika hal ini terjadi maka
penerapan metode ABC akan mengalami kegagalan.
b. Mudahnya data ABC disalah artikan.
Dalam prakteknya, data ABC dengan mudah disalah artikan dan
harus digunakan secara hati-hati, ketika pengambilan keputusan.
Biaya yang dibebankan ke produk atau jasa hanya dilakukan bilamana
secara potensial biaya tersebut relevan. Sehingga sebelum mengambil
keputusan yang signifikan dengan menggunakan data ABC, para
pengambil keputusan harus dapat mengidentifikasi biaya mana yang
betul-betul relevan dengan keputusan saat itu.
c. Bentuk laporan yang kurang sesuai.
Umumnya laporan yang disusun dengan menggunakan metode
ABC tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara
umum. Konsekuensi perusahaan yang menerapkan metode ABC harus
menyusun laporan biaya yang berlainan satu untuk internal dan satu
lagi untuk pelaporan eksternal, hal ini membutuhkan waktu dan biaya
tambahan.
33
8. Perbandingan Metode Tradisional Costing dengan Metode ABC
Terdapat perbedaan mendasar antara metode Traditional Costing
dengan Activity Based Costing menurut Carter dan Usry (2006:499) antara
lain:
a. Activity Based Costing menggunakan cost driver lebih banyak
dibandingkan metode Traditional Costing yang hanya menggunakan
satu atau dua cost driver berdasarkan unit, sehingga ABC mempunyai
tingkat ketelitian lebih tinggi dalam penentuan harga pokok produk
bila dibandingkan dengan sistem tradisional.
b. Activity Based Costing menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai
pemicu untuk menentukan berapa besar overhead pabrik yang akan
dialokasikan pada suatu produk tertentu. Metode tradisional
mengalokasikan biaya overhead berdasarkan satu atau dua basis
alokasi saja.
c. Fokus Activity Based Costing adalah pada biaya, mutu, dan faktor
waktu, sedangkan metode tradisional lebih mengutamakan pada
kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba. Metode tradisional
dapat mengukurnya dengan cukup akurat, tetapi apabila metode
tradisional digunakan untuk penetapan harga pokok dan untuk
mengidentifikasi produk yang menguntungkan, angka-angkanya tidak
dapat dipercaya dan diandalkan.
34
d. Activity Based Costing membagi konsumsi overhead dalam 4 (empat)
kategori yaitu unit, batch, produk dan fasilitas. Metode tradisional
membagi biaya overhead dalam unit yang lain.
Carter (2009: 528) menambahkan, dibandingkan dengan biaya
akuntansi tradisional, ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya
yang lebih menyeluruh. Perhitungan biaya produk tradisional menelusuri
hanya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke
setiap unit output. Sebaliknya, ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya
lain pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, melainkan ke
aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output.
Jadi dapat disimpulkan, metode ABC memiliki beberapa keunggulan
yaitu fokus pada biaya, mutu dan faktor waktu, sedangkan metode
tradisional lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek,
seperti laba.
9. Perhitungan Besaran Biaya Pendidikan dengan Metode ABC
Penelitian
ini
menganalisis
biaya
pendidikan
menggunakan
pendekatan Activity Based Costing (ABC). Dalam membahas metode ABC
pada analisis biaya pendidikan, terdapat beberapa istilah yang harus
diketahui, diantaranya:
a. Aktivitas, adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi.
Aktivitas adalah tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan. Aktivitas
juga didefinisikan sebagai kumpulan tindakan yang dilakukan dalam
35
organsiasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan
aktivitas.
b. Sumber daya, merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau
digunakan dalam pelaksanaan aktivitas. Contoh dalam bidang
pendidikan adalah guru, gaji, alat pendidikan, dan lain-lain.
c. Objek biaya, bentuk akhir di mana pengukuran biaya diperlukan.
Dalam bidang pendidikan objek biaya adalah jasa/pelayanan jasa.
d.
Elemen biaya, merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber
daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost
pool. Contoh: biaya ujian, biaya penerimaan siswa baru, biaya
praktek, dan lain-lain.
e. Cost driver, adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya
aktivitas, cost driver merupakan factor yang dapat diukur yang
digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas
ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Contoh: jumlah siswa, jumlah
guru, jumlah tenaga kependidikan, frekuensi kegiatan, frekuensi
perbaikan, dan lain-lain.
Blocher et. al., (2006: 123-126) menjelaskan dalam bukunya, terdapat
tiga
tahap
utama
dalam
merancang
metode
ABC
adalah:
(1)
mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas; (2) membebankan biaya
sumber daya ke aktivitas; dan (3) membebankan biaya aktivitas ke objek
biaya. Akan dijelaskan masing-masing tahap:
36
a. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas.
Biaya sumber daya adalah biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan berbagai aktivitas. Analisis aktivitas adalah identifikasi
dan deskripsi pekerjaan (aktivitas) dalam organisasi.
b. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
Driver
sumber
daya
(resources
driver)
digunakan
untuk
membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Driver sumber daya
meliputi (1) jumlah siswa, (2) jumlah guru, (3) jumlah Tata Usaha, (4)
jumlah mata pelajaran. Driver aktivitas (activity driver) meliputi (1)
frekuensi
kegiatan,
(2)
frekuensi
perbaikan,
(3)
frekuensi
pemeliharaan.
c. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
Jika biaya aktivitas sudah diketahui, selanjutnya perlu untuk
mengukur biaya aktivitas per unit. Dilakukan dengan cara mengukur
biaya per unit untuk output yang diproduksi oleh aktivitas tersebut.
Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke
objek biaya.
Untuk memperjelas klasifikasi biaya pendidikan di sekolah yang
dalam penelitian ini adalah SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, akan
disajikan gambar berikut ini:
37
Gambar 2.3
Klasifikasi Biaya Pendidikan
Biaya Pendidikan
Biaya Satuan
Pendidikan
Biaya Penyelenggaraan dan/atau
Pengelolaan Pendidikan
(Pusat/Pemda)
Biaya
Operasional
Biaya Personal
SPP
Bantuan
Biaya
Pendidikan
Biaya
Investasi
Alat Tulis
Sekolah
NonPersonalia
Personalia
Tenaga
Pendidik
Tenaga
Kependidikan
Investasi
Lahan
PSB
Investasi
Non Lahan
Buku
Pelajaran
Gedung &
Bangunan
Seragam
MOS
Gaji/tunjangan
Non
Gaji/tunjangan
Gaji/tunjangan
Non
Gaji/tunjangan
ATK atau
ATS
Peralatan &
Mesin
Daya dan Jasa
Bahan
Pustaka
Pemeliharaan
SDM
Bahan Habis
Pakai
MGMP
Biaya
Daftar
Ulang
Siswa
Biaya
Pendaftaran
Bantuan
Studi Siswa
Sumbangan
Ortu
Khidmah
Ijtimaiyah
Kunjungan
Edukatif
Perjalanan
Dinas
Ujian
Uang Saku
Ekskul/life
skill
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Selain membahas definisi dan klasifikasi biaya pendidikan, sumbersumber biaya pendidikan juga merupakan hal yang tidak boleh luput
dibahas. Berikut ini terdapat beberapa pendapat mengenai sumber biaya
pendidikan.
38
Fattah (2012: 43) mengemukakan pendapatnya bahwa, sumbersumber keuangan sekolah dapat bersumber dari: orang tua, pemerintah
pusat, pemerintah daerah, swasta, dunia usaha dan alumni.
Minarti (2011: 215) berpendapat bahwa dana keuangan dapat digali
dari dua sumber, yaitu dana yang berasal dari dalam sekolah (intern) dan
dana yang berasal dari luar (ekstern) sekolah. Adapun dana yang berasal
dari dalam sekolah meliputi uang SPP siswa, uang pangkal atau uang
gedung, bunga deposito dan akumulasi penyusutan sarana prasarana
sekolah. Sedangkan dana yang berasal dari luar sekolah yaitu berupa
sumbangan dari yayasan, pinjaman dari perbankan, atau sejenisnya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Matin (2013: 156) bahwa Ada 5
(lima) jenis sumber pembiayaan pendidikan yang tidak saling terbuka, dan
nyatanya dapat memberikan kontribusi bersama-sama pada pembiayaan
sistem pendidikan, yaitu: (1) sumber dari pemerintah berupa pajak,
pinjaman pemerintah, bantuan dari pihak asing; (2) sumber swasta berasal
dari lembaga-lembaga yang mendukung sekolah-sekolah swasta; (3) klien
dari sistem pendidikan yakni dana yang berasal dari siswa dan orangtua
seperti iuran SPP dan yang lainnya; (4) penghasilan sekolah dan
masyarakat yakni biaya yang dihasilkan dari semua aktivitas yang
dilakukan sekolah dan masyarakat seperti penjualan hasil kerajinan; dan
(5) subsidi melalui institusi adalah dimana kegiatan pendidikan dibiayai
oleh suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
39
Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber biaya pendidikan di
atas, khususnya untuk sekolah swasta seperti Perguruan Islam Ar-Risalah
menerapkan standar pembiayaan yang mandiri, dengan konsep otonomi
sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program
pembiayaan sendiri
Setelah mengetahui konsep biaya, klasifikasi biaya dan identifikasi
biaya yang terjadi di sekolah yang disesuaikan dengan APBS, maka logika
hubungan antara biaya dan anggaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4
Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan
Activity Costing System
a. Aktivitas
Biaya
Biaya
Langsung
Anggaran
Biaya Tidak
Langsung
Sumber: Bastian (2006: 138)
Anggaran yang terjadi di sekolah terdiri dari beberapa aktivitas yang
terjadi dalam proses Kegitan Belajar Mengajar (KBM). Dari beberapa
aktivitas tersebut, biaya pelaksanaannya terbagi menjadi 2 (dua)
komponen yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Selanjutnya,
digunakanlah alat bantu dalam penyusunan laporan biaya aktivitas yakni
menggunakan Activity Costing System (ACS), yang merupakan salah satu
alat perhitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan
40
ekonomi tersebut, biaya merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan
entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas
dan prasarana pendukung aktivitas yang dibutuhkan. Dengan penjabaran
jenis biaya dan aktivitas secara bersamaan, anggaran tahunan dapat dirinci
secara lebih akurat.
10. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan
Biaya satuan (unit cost) dalam dunia pendidikan belum begitu banyak
yang membahasnya padahal biaya satuan ini menjadi sangat penting dalam
penentuan biaya untuk setiap siswa dalam menyelesaikan pendidikannya.
Fattah (2009: 26) mendefinisikan, biaya satuan per siswa adalah biaya
rata-rata per siswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi
seluruh siswa yang ada di sekolah (enrollment) dalam kurun waktu
tertentu.
Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang menggambarkan
seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara efektif
untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan. Secara sederhana
biaya satuan dihitung hanya dengan membagi seluruh jumlah pengeluaran
sekolah dengan jumlah siswa yang aktif pada tahun tertentu. Selanjutnya,
Menurut Enoch (1995: 239), biaya satuan menyatakan jumlah pengeluaran
yang dipergunakan oleh setiap murid dalam suatu tahun tertentu, baik
dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, atau hanya pada tingkatan
dan jenis pendidikan tertentu, atau mungkin saja dalam sekolah tertentu
saja.
41
Dari uraian diatas mengenai pengertian biaya satuan (unit cost) dapat
ditarik kesimpulan bahwa biaya satuan (unit cost) pendidikan adalah biaya
rata-rata yang dikeluarkan oleh setiap siswa dalam kurun waktu tertentu
untuk mendapatkan pendidikan. Biaya satuan (unit cost) dapat dijadikan
standar dalam pemenuhan kebutuhan untuk setiap siswa di sekolah.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Jumlah penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini
adalah 5 penelitian. Dua diantara penelitian tersebut adalah jurnal asing dan
sisanya adalah indonesia. Adapun rangkuman dan hasil penelitian tersebut
dapat dilihat pada tabel 2.1.
42
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No
1
Peneliti
dan Tahun
Noor Azizi
Ismail
(2010)
Judul
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
Activity-Based
Management
System in
Higher
Education: Can
it Work?
Persamaan
penelitian yang
dilakukan oleh
Noor Azizi Ismail
dengan penelitian
sekarang adalah
sama-sama
membahas
bagaimana
metode ABC
dapat
diaplikasikan
pada lembaga
pendidikan.
Penelitian yang dilakukan
oleh Noor Azizi Ismail
mengulas menggunakan
variabel Activity Based
Management (ABM) dalam
penerapan metode ABC
pada perguruan tinggi
sedangkan penelitian
sekarang menggunakan
variabel Activity Based
Costing dan
mengaplikasikan metode
tersebut di tingkat SMP dan
SMA.
```
Hasil penelitian menunjukkan kesuksesan
implementasi Activity Based Management dalam
penerapan metode ABC di University Utara
Malaysia (UUM).
Activity Based Management juga dapat
membantu pihak administrator (Rektor, Dekan
bahkan pemerintah) untuk mengalokasikan
besaran biaya yang tepat untuk perguruan
tingginya.
Sistem ABC sangat bisa mengurangi
ketidaksesuaian biaya dengan kegiatan, sifatnya
yang mengutamakan keterbukaan bagi semua
pihak dapat mengurangi gap antar Fakultas,
Jurusan dan Prodi yang biasanya terjadi karena
kurang proporsionalnya alokasi biaya serta bisa
membuat pemahaman akan pemanfaatan sumber
daya dan alokasi waktu yang ditetapkan.
Bersambung ke halaman berikutnya
43
No
2
Peneliti
dan Tahun
Carlos
Manuel
Ferreira
Lima.
(2011)
Judul
The
Applicability of
the Principles of
Activity-Based
Costing System
in a Higher
Education
Institution.
Persamaan
Persamaan
penelitian yang
dilakukan
oleh Carlos
Manuel Ferreira
Lima dengan
penelitian
sekarang adalah
sama-sama
menggunakan
variabel Activity
Based Costing
untuk
memprediksi
biaya produk
yang lebih
baik/akurat.
Perbedaan
Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan
oleh Carlos Manuel Ferreira
Lima adalah aplikasi
metode ABC yang
dilakukan di universitas
sedangkan penelitian
sekarang dilakukan di
tingkat SMP dan SMA.
Selain itu, pada akhir
penelitian ini penulis
mencoba membandingkan
antara metode tradisional
dan metode ABC sedangkan
pada penelitian sebelumnya
tidak.
Implementasi metode ABC mampu
menghasilkan lebih banyak informasi yang
berguna bagi manajemen kampus, namun begitu
hambatan dan tantangan khususnya yang terkait
dengan sistem informasi yang pendukung, dapat
menghambat kesuksesan dalam
mengaplikasikan metode ini.
Penerapan ABC system di universitas di
Portugal dapat menjadi model pembiayaan yang
sangat efektif dan fleksibel untuk diadaptasi
oleh universitas.
Bersambung ke halaman berikutnya
44
No Peneliti dan Tahun
3
Nina Yuliastanti
(2010)
Judul
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
Penerapan Sistem
Activity Based
Costing (Studi
kasus pada
perusahaan
manufaktur
komponen otomotif)
Persamaan penelitian
yang dilakukan oleh
Nina Yuliastanti dengan
penelitian sekarang
adalah sama-sama
menggunakan variabel
Activity Based Costing
dan lalu
membandingkannya
dengan metode
Taditional Costing.
Terdapat perbedaan
industri yang diteliti.
Penelitian Nina dilakukan
pada industri manufaktur,
sedangkan penelitian ini
pada industri jasa yakni
lembaga pendidikan.
Sistem ABC memperbaiki
keakuratan perhitungan biaya
produk dengan mengakui bahwa
banyak dari biaya overhead tetap
ternyata bervariasi secara
proporsional dengan perubahan
selain volume produksi.
Bersambung ke halaman berikutnya
45
No Peneliti dan Tahun
4
Andjarwani Putri
Widjajanti (2008)
Judul
Evaluasi penerapan
activity based
costing system
sebagai alternatif
Sistem biaya
tradisional dalam
penentuan harga
pokok produksi
(studi kasus pada
perusahaan meubel
pt. Nilas wahana
antika sukoharjo)
Persamaan
Persamaan penelitian
yang dilakukan oleh
Putri dengan penelitian
sekarang adalah samasama menggunakan
metode Activity Based
Costing dalam
penentuan harga pokok
produksi.
Perbedaan
Hasil Penelitian
Perbedaan terdapat pada
jenis industri yang diteliti.
Penelitian yang dilakukan
Putri bertujuan untuk
menghitung harga pokok
produksi sedangkan
penelitian ini bertujuan
untuk menghitung besaran
biaya pendidikan per siswa
dengan menggunakan
metode ABC.
Hasilnya, terdapat perbedaan
yang signifikan antara sistem
biaya tradisional dengan Activity
Based Costing System dalam
perhitungan harga pokok
produksi.
Bersambung ke halaman berikutnya
46
No Peneliti dan Tahun
5
Santi
Setyaningrum
(2014)
Judul
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
Analisis Biaya
Satuan (Unit Cost)
dengan Model
Activity Based
Costing (ABC)
untuk Menentukan
Standar Biaya di
SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan
Persamaan antara
penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya
adalah sama-sama
menggunakan metode
ABC untuk menghitung
besaran biaya
pendidikan per siswa
pada lembaga
pendidikan formal
(sekolah).
Perbedaannya pada
penelitian yang dilakukan
Santi terdapat pada
aktivitas-aktivitas yang di
analisis adalah kegiatakegiatan yang berkaitan
dengan aktivitas di
Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK),
sedangkan pada penelitian
saat ini adalah setingkat
SMP dan SMA.
Selain itu, pada akhir
penelitian ini penulis
mencoba membandingkan
antara metode tradisional
dan metode ABC
sedangkan pada penelitian
sebelumnya tidak.
Perhitungan dengan
menggunakan model Activity
Based Costing (ABC) diperoleh
hasil biaya per siswa per bulan
masing masing program
keahlian yakni program keahlian
Animasi, program keahlian
Teknik Sepeda Motor dan
program keahlian Administrasi
Perkantoran. Dari total biaya
pendidikan per tahun per siswa,
proporsi terbesar yakni
bersumber dari pemerintah
karena sekolah ini merupakan
sekolah yang berstatus Negeri.
Sumber: diolah dari berbagai sumber
47
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang kerangka
pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5
Skema Kerangka Pemikiran
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENULISAN PERHITUNGAN BESARAN BIAYA
PENDIDIKAN
Mengidentifikasi dan merancang suatu model perhitungan biaya layanan pendidikan di Perguruan
Islam Ar-Risalah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah dengan
berbasis aktivitas (ABC).
STUDI LITERATUR
1. ABC (Activity Based Costing)
2. Manajemen Pengelolaan Keuangan Sekolah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PENGUMPULAN DATA
Siklus Proses Bisnis
Data Perencanan: RKAS
Realisasi Anggaran
Jumlah Siswa
Jumlah Guru dan Karyawan
Data sarana dan prasarana sekolah
PERANCANGAN MODEL ABC (Activity Based Costing)
Identifikasi Proses Bisnis di
Sekolah, yang terdiri atas:
1. Proses Manajerial
2. Proses Utama (Core
Process)
3. Proses Pendukung
(Support Process)
Identifikasi
Cost
Object,
Activity
Centre,
Resources
Centre
Identifikasi
aktivitas Cost
Pool, Cost
Object dan Cost
Driver pada
Activity Centre
Identifikasi Biaya per
Aktivitas sesuai
dengan Cost
Component (Direct
Labor, Direct
Material dan
Overhead)
APLIKASI MODEL ABC PADA SMP-MA
Pengalokasikan Activity
Overhead Cost pada
masing-masing aktivitas
di masing-masing tingkat
jenjang pendidikan
Perhitungan Cost Per Siswa
Berdasarkan Metode ABC
Traditional Costing Method
Estimasi proporsi biaya
dan keterkaitan antar
aktivitas terhadap Cost
Component melalui Cost
Driver
Activity Based Costing (ABC)
Pengambilan Kesimpulan dan Saran
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang digunakan yakni seluruh siswa SMP-MA
Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Kerangka kerja yang digunakan yakni
dengan merancang model sistem ABC (Activity Based Costing) dalam
pengelolaan biaya di Perguruan Islam Ar-Risalah dan kemudian dilanjutkan
pada tahapan perhitungan unit cost untuk output yang dihasilkan yakni jasa
pendidikan untuk seluruh siswa tingkat SMP-MA Perguruan Islam ArRisalah.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang
memiliki
kualitas-kualitas
serta
ciri-ciri
yang
telah
ditetapkan.
Berdasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut populasi dapat dipahami sebagai
sekelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki
satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
unit yang dikelola oleh Yayasan Wakaf Ar-Risalah yakni PAUD/TK, SD,
SMP dan MA.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang
49
relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Pada penelitian ini
metode penarikan sampel yang dipakai yaitu Purposive Sampling Method
atau Judgement Sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel
penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu untuk
mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
Sampel dalam penelitian ini adalah SMP dan MA Perguruan Islam ArRisalah. Alasan dipilihnya SMP dan MA sebagai sampel dari penelitian ini
adalah karena SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan
representasi dari bisnis utama yang dikelola sekolah, dimana Perguruan
Islam Ar-Risalah merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan
berkelanjutan selama 6 tahun dengan sistem boarding school.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan melakukan penelitian lapangan yaitu langsung (direct) melalui
metode wawancara dan observasi, dan data sekunder dikumpulkan melalui
penelitian kepustakaan.
1. Penelitian Lapangan
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berhubungan
dengan data keuangan dan non keuangan SMP-MA Perguruan Islam
Ar-Risalah yakni berupa RKAS (Rancangan Kegiatan dan Anggaran
50
Sekolah), realisasi anggaran, data siswa, data pendidik dan tenaga
kependidikan, data sarana dan prasarana, identifikasi proses bisnis dan
identifikasi cost driver untuk aktivitas-aktivitas yang teridentifikasi.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah data untuk tahun ajaran
2013/2014.
Untuk memperoleh data primer, digunakan penelitian lapangan
(field research) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara, adalah alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya
kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi
(interviewer) dan sumber informasi (interviewee) (Zuriah,
2007: 179).
Wawancara dilakukan secara formal dan non formal untuk
penggalian informasi sambil melakukan permintaan data
sekunder kepada pihak-pihak yang terkait atas data keuangan
dan non keuangan.
b. Observasi, adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta
dibantu dengan pancaindra lainnya (Bungin, 2009: 115).
Observasi dilakukan dalam rangka cross-check data agar
memperoleh gambaran kondisi sesungguhnya. Dan untuk
mengetahui aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan pada proses
51
manajerial, proses utama dan proses pendukung sehingga dapat
melakukan mapping terhadap cost component yang relevan
bagi perhitungan unit cost siswa tingkat SMP-MA Perguruan
Islam Ar-Risalah Padang.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan diperlukan untuk mengumpulkan data
sekunder serta diperlukan untuk menunjang, melengkapi, dan
menyempurnakan data primer. Teknik pengumpulan data sekunder
adalah dengan cara mempelajari dari jurnal penelitian ilmiah, laporanlaporan dari instansi terkait serta karya tulis lainnya yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dan
non keuangan yang dirumuskan untuk mencapai tahapan penelitian dan
analisa sebagai berikut:
1. Telaah Aktivitas
Telaah aktivitas dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua aktivitas yang terjadi di dalam area cakupan
ruang lingkup penelitian yakni SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
yang terdiri dari Kelas VII, Kelas VIII, Kelas IX, Kelas X, Kelas XI
dan Kelas XII.
52
b. Mengidentifikasi semua sumber daya (resources) yang dikonsumsi oleh
sekolah, baik yang berupa uang (dana anggaran), tenaga kerja,
mesin/peralatan dan lainnya.
c. Mengidentifikasi
jumlah
orang,
jumlah
peralatan
dan
jumlah
perlengkapan, besar gaji, honor dan insentif dan lainnya (resources
driver) untuk setiap komponen dihubungkan dengan aktivitas yang
mengkonsumsinya pada masing-masing tingkat SMP dan MA.
d. Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah
disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan,
misalnya untuk aktivitas umum seperti listrik, telepon menggunakan
driver jumlah atau besarnya daya yang digunakan.
e. Membebankan biaya ke aktivitas secara penuh sesuai dengan
banyaknya resources yang dikonsumsi melalui cost driver yang telah
dipilih dan relevan dengan aktivitas proses utama.
2. Telaah Cost Object
Tahap selanjutnya adalah telaah cost object dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Cost Object.
b. Mengidentifikasi Activity Driver, misalnya jam penggunaan ruang,
jumlah siswa, luas gedung dan ruangan, pemakaian daya dan jasa untuk
setiap aktivitas yang menyerap biaya penuh untuk menghubungkan
aktivitas ke Cost Object yang dikonsumsinya.
53
c. Membebankan biaya ke Cost Object secara penuh sesuai besarnya biaya
yang dikonsumsi melalui Activity Driver di masing-masing kelas.
3. Tahap Perancangan Model
Perancangan model dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi proses bisnis SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah,
meliputi proses manajerial, proses utama dan proses pendukung.
b. Review data keuangan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah meliputi
data RKAS 2013/2014, data Realisasi anggaran untuk mengetahui
mata anggaran yang ada, serta batasan penggunaannya.
c. Mengidentifikasi dan membuat definisi aktivitas-aktivitas utama yang
dilakukan oleh SMP dan MA ke dalam activity dictionary atau rincian
aktivitas
yang
mendefinisikan
keseluruhan
aktivitas
yang
mencerminkan proses manajerial, utama dan pendukungnya.
d. Mengidentifikasi dan menetapkan Cost Object, Direct Labor Cost,
Direct Material Cost dan Overhead Cost. Penetapan dimaksudkan
untuk menyamakan persepsi pembaca dan menjelaskan acuan istilah
tersebut dalam penelitian ini.
e. Identifikasi Expense Category, Cost Driver, dan Cost Component.
f. Penyusunan hirarki alokasi Activity Overhead Cost pada masingmasing tingkat (SMP dan MA). Hal ini dimaksudkan untuk
menentukan/mengestimasi proporsi biaya yang diserap, yaitu melalui
proporsi yang besarnya ditentukan oleh cost driver yang telah
diidentifikasi.
54
4. Aplikasi Model pada SMP dan MA
Pada tahapan ini, seluruh biaya yang telah dikumpulkan berdasarkan
rancangan model yang digunakan yakni akan menghasilkan besaran biaya
yang dikeluarkan oleh SMP dan MA berdasarkan aktivitas yang telah
ditelaah dan dikonstruksi serta dikelompokkan berdasarkan expense
category.
Berikut deskripsi aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.1
Deskripsi Aktivitas
NO
AKTIVITAS
DL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
SMP
DM
OH
DL
MA
DM
JMLH
OH
Kegiatan penerimaan siswa
baru
Pelaksanaan MOS
Pembinaan dan kegiatan
BES-AR
Bimbingan belajar reguler
siswa
Kegiatan remedial teaching
Ekstrakurikuler
Life skill
Kunjungan edukatif siswa
Khidmah ijtimaiyah/ praktek
lapangan
Ujian-ujian dan penilaian
Penyelenggaraan lombalomba
Apresiasi siswa
Study club
Peringatan hari besar
nasional
Training kedisiplinan untuk
siswa baru
Training motivasi dan
metode belajar efektif siswa
Pengadaan ATK sekolah
Menu harian siswa
Jasa laundry
Pengembangan tahfidz siswa
Gaji dan tunjangan guru dan
karyawan
Supervisi
55
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Lokakarya awal tahun
Penyusunan RKS dan RKAS
Rapat dengan komite
sekolah
Evaluasi triwulan program
kerja
Pembekalan dan orientasi
internal kepala sekolah
Silaturrahim dengan komite
sekolah
Transportasi dan perjalanan
dinas
Biaya rapat dan tamu
Biaya daya dan jasa
Pemeliharaan sarana dan
prasarana
Bantuan studi siswa
Bantuan uang pembangunan
Biaya penggandaan
Bahan bakar mesin
Instalasi air dan listrik
Program adwiyata sekolah
Patroli keamanan sekolah
Pengadaan perangkat
pembelajaran
Pengembangan instrumen
penilaian
Pengadaan peralatan dan
perlengkapan ekskul/lifeskil
& olahraga
Pengadaan sarana asrama
Penambahan pemasangan
jaringan komputer
Pengadaan sarana dan
prasarana sekolah
Pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan
Pengembangan budaya dan
lingkungan
Pembangunan
Asuransi gedung
Investasi: penambahan lahan
Biaya tidak langsung pada
madrasah
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah
disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan. Lalu
perhitungan cost per unit siswa SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
dapat dihitung sesuai dengan proporsi aktivitas yang dilakukan.
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
SMP-MA
Perguruan
Islam
Ar-Risalah
merupakan
lembaga
pendidikan swasta yang menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan
selama 6 (enam) tahun dengan sistem boarding school (setingkat SMP
dan Madrasah Aliyah) dan berada di bawah Yayasan Wakaf Ar-Risalah.
SMP Perguruan Islam Ar-Risalah menggunakan kurikulum yang
berafiliasi kepada Kementerian Pendidikan Nasional RI sedangkan untuk
tingkat MA berpedoman pada kurikulum Kementerian Agama RI serta
dipadukan dengan kurikulum khusus perguruan.
Yayasan Wakaf Ar-Risalah berdiri pada tanggal 24 Juni 2003 di
Solok Sumatera Barat dan terdaftar secara resmi pada pegawai notaris
Helmi Darlis No. 28 tanggal 24/6/2003. Program utama pertama dari
Yayasan Wakaf Ar-Risalah adalah mendirikan SMP dan MA Perguruan
Islam Ar-Risalah yang ditandai dengan diresmikannya pembukaan
Pesantren ini pada bulan Mei/2004 oleh Bapak Gamawan Fauzi, MM
yang bertempat di Nagari Cupak Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat.
Proses pembelajaran pertama dimulai pada tahun ajaran 2004/2005
dengan jumlah siswa/i 120 orang dengan 2 kelas putra dan 2 kelas putri.
Seiring dengan perkembangan waktu, maka pada tahun 2005 resmi
57
dibuka cabang Pesantren Perguruan Islam Ar-Risalah di Padang yang
beralamat di Jln. Air Dingin RT 01/RW IX Kel. Balai Gadang Kec. Koto
Tangah Padang Sumatera Barat yang didirikan di atas tanah wakaf seluas
± 4 hektar. Dengan pertimbangan luasnya tanah yang ada di Padang,
maka pada tahun 2007 ditetapkan bahwa yayasan yang ada di Padang
adalah Yayasan Induk dan Yayasan yang ada di Solok adalah cabang.
Pada tahun ajaran 2007/2008 ini juga dibuka Madrasah Aliyah (MA)
dengan jurusan IPA dan Agama.
Menginjak tahun kelima, pada tahun 2009 ditetapkan bahwa semua
bidang yang ada di Yayasan di Solok di pindahkan ke Padang sehingga
mulai saat itu dan sampai seterusnya kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan di Kota Padang. Dan sampai saat ini unit-unit yang dikelola
Yayasan Wakaf Ar-Risalah terdiri dari PAUD&TK, SD, SMP dan MA
Perguruan Islam Ar-Risalah. Pendiri dan pemikir Yayasan Wakaf ArRisalah diantaranya adalah Bapak H. Irsyad Syafar, Lc, M.Ed., H. Firman
Bahar, Lc., M. Saleh Zulfahmi, Lc, MA., Arwim Al Ibrahimy, Lc., dan
Kamrizal Syafri Adam, Lc.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Perguruan Islam Ar-Risalah terdiri dari pimpinan
perguruan, sekretaris, bendahara yang membawahi 5 kepala bagian yaitu
kepala bagian MA, kepala bagian SMP, kepala bagian pengasuhan putra,
kepala bagian pengasuhan putri dan kepala rumah tangga.
58
Perguruan Islam Ar-Risalah mempunyai struktur organisasi seperti
yang akan disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Perguruan
Pimpinan Perguruan
Kamrizal Syafri Adam,
Lc
Sekretaris
Emiria, S.Pd
Kepala MA
H. Donis
Satria, Lc,
MA
Kepala
SMP
Ali Usman,
SS. M.Pd
Bendahara
Dona Putri, S.Pd
Kepala
Pengasuhan
Pa
Ariyonedi,
SHI
Kepala
Pengasuhan
Pi
Fitrianti,
M.Pd
Kepala
Rumah
Tangga
Edi Wosono,
Amd
Sumber: Data sekunder
Perguruan Islam Ar-Risalah memiliki visi “Profesional, Berkualitas
Dan Berwawasan Lingkungan Dalam Membangun Generasi Penuh
Berkah”. Visi tersebut dijabarkan ke dalam 5 item Misi Perguruan Islam
Ar-Risalah. Rincian dari Misi akan disajikan dalam lampiran 2. Tujuan
Umum sekolah sebagai bagian dari tujuan Pendidikan Nasional adalah
melahirkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan mandiri.
Sedangkan tujuan khusus sekolah akan disajikan dalam lampiran 2.
3. Sarana dan Prasarana
Perguruan Islam Ar-Risalah memiliki sarana dan prasarana yang
masih dalam tahap pengembangan. Rincian fasilitas sarana prasarana
sekolah akan disajikan dalam tabel 4.1 berikut:
59
Tabel 4.1
Rincian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah
No
Sarana dan Prasarana
1 Luas Tanah/bangunan
2 Ruang Teori
3 Ruang Pustaka
4 Ruang Pimpinan
5 Ruang Kepala
6 Ruang Tata Usaha
7 Ruang Keuangan
8 Ruang Majelis guru
9 Ruang Labor Komputer
10 Ruang Labor IPA
11 Ruang Labor Bahasa
12 Kantin
13 Koperasi
14 Ruang UKS
15 Ruang BES-AR
16 Masjid
17 Asrama Siswa (bangunan)
18 Gudang
19 Rumah Dinas Kepala
20 Rumah dinas guru
21 Penjaga sekolah
22 WC Guru
23 WC Siswa
Sumber: Data sekunder
Jumlah
6,5 hektar/1.500 m2
27 ruang, luas 10.400 m2
2 ruang, luas 24 m2
1 ruang, luas 12 m2
4 ruang, luas 102 m2
2 ruang, luas 40 m2
1 ruang, luas 32 m2
1 ruang, luas 56 m2
2 ruang, luas 56 m2
1 ruang, luas 56 m2
1 ruang, luas 56 m2
2 ruang, luas 61 m2
2 ruang, luas 61 m2
2 ruang, luas 24 m2
2 ruang, luas 18 m2
2 ruang, luas 162 m2
10 ruang, luas 16.000 m2
1 ruang, luas 24 m2
4 ruang, luas 360 m2
10 ruang, luas 400 m2
1 ruang, luas 24 m2
7 ruang, luas 21 m2
20 ruang, luas 100 m2
B. Kebijakan Manajemen Keuangan
Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai sekolah swasta menerapkan standar
pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah mengatur
jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan sendiri.
Kebijakan dalam manajemen keuangan di sekolah dilakukan melalui 5
tahapan, yakni:
60
1.
Perencanaan dan Penganggaran
Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) di
Perguruan Islam Ar-Risalah dilakukan secara terpadu, proses penyusunan
dilakukan bersama dengan pihak-pihak yang terkait yang mengetahui
anggaran sekolah seperti komite, yayasan, kepala sekolah, waka
kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana, bendahara, KAUR TU, tenaga
kependidikan dan guru dengan waktu pembuatannya 1 atau 2 bulan
sebelum tahun ajaran baru dimulai.
Adapun tahapan dalam penyusunan RKAS adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan perguruan bersama Sekretaris perguruan menentukan
jadwal rapat penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS).
b. Sekretaris perguruan berdasarkan persetujuan dari Pimpinan
perguruan menyebarkan undangan rapat melalui surat resmi dan
sms center kepada pihak yang terkait.
c. Setiap unit kerja yang terdiri dari Waka kurikulum, Waka
kesiswaan, Waka sarana, Waka lab. sains mendata kebutuhan
yang diperlukan pada setiap bagiannya.
d. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan
kemudian dibuatkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran.
e. Waktu dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) adalah 4 (empat) hari di bulan Mei hingga
61
Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan
awal tahun ajaran baru. Dengan rincian pelaksanaan sebagai
berikut:
Hari pertama : Rapat awal dan penentuan plafont anggaran
masing-masing bagian.
Hari kedua
: Revisi oleh setiap bagian sesuai plafont.
Hari ketiga
:Verifikasi
oleh
bagian
keuangan
(Bendahara perguruan), kemudian Bendahara
perguruan memberikan persetujuan.
Hari keempat : Revisi anggaran dan persetujuan oleh
Pimpinan perguruan.
Sumber pendapatan yang dikelola oleh SMP Perguruan Islam ArRisalah dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, yakni pendapatan
tahunan, bulanan dan lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.2
Rincian Pendapatan SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
Jenis Pendapatan
1 Tahunan
pendaftaran siswa baru
pendapatan awal tahun ajaran
2 Bulanan
SPP kelas 1
SPP kelas 2
SPP kelas 3
3 Lain-lain
Dana BOS
Dana SBP
Iuran Kunjungan Edukatif Siswa
Bantuan Orang Tua Asuh
TOTAL
SMP
90.375.000
1.087.630.000
2.073.600.000
1.887.000.000
1.305.000.000
345.060.000
100.000.000
78.300.000
97.440.000
7.064.405.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP
62
Sedangkan rincian pendapatan untuk tingkat MA berdasarkan jenis
pendapatan yang dikelola sekolah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Rincian Pendapatan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Jenis Pendapatan
MA
1 Tahunan
pendaftaran siswa baru
pendapatan awal tahun ajaran
2 Bulanan
SPP kelas 1
SPP kelas 2
SPP kelas 3
3 Lain-lain
Dana BOS
Dana SBP
Iuran Kunjungan Edukatif Siswa
Bantuan Orang Tua Asuh
TOTAL
9.750.000
537.575.000
1.306.800.000
1.018.400.000
855.000.000
187.940.000
0
35.250.000
47.400.000
3.998.115.000
Sumber: Data laporan keuangan MA
Dana BOS akan disalurkan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode
Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Sesuai
dengan Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Dana BOS tahun 2014, Dana BOS yang diterima sekolah dapat
digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut:
a. Pengembangan perpustakaan.
Item pembiayaannya meliputi mengganti buku teks yang
rusak/menambah kekurangan untuk memenuhi rasio satu siswa
satu buku, langganan publikasi berkala, akses informasi online,
pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan, peningkatan kompetensi
tenaga
pustakawan,
pengembangan
database
perpustakaan,
63
pemeliharan perabot perpustakaan. Dalam UU No 43/2007 tentang
Perpustakaan minimal 5% dari dana BOS.
b. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru.
Item pembiayaannya meliputi biaya pendaftaran, penggandaan
formulir, administrasi pendaftaran, pendaftaran ulang, biaya
pendataan data pokok pendidikan, pembuatan spanduk sekolah
bebas pungutan. Termasuk di dalamnya untuk kondumsi panitia
dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru. Standar
pembiayaan mengacu kepada batas kewajaran setempat atau batas
yang telah ditetapkan Pemda.
c. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa.
Item pembiayannya meliputi PAKEM (SD), pembelajaran
Kontekstual
(SMP),
pengembangan
pendidikan
karakter,
pembelajaran remedial pembelajaran pengayaan, pemantapan
persiapan ujian; olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka
dan palang merah remaja; Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Termasuk untuk: honor jam mengajar tambahan di luar jam
pelajaran dan biaya transportasinya (termasuk di SMP Terbuka);
biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka
mengikuti lomba; fotocopy; membeli alat olah raga, alat kesenian
dan biaya pendaftaran mengikuti lomba.
64
d. Kegiatan Ulangan dan Ujian.
Item pembiayaannya meliputi; ulangan harian, ulangan umum,
dan ujian sekolah. Termasuk untuk: fotocopy, penggandaan soal,
honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan
rapor siswa.
e. Pembelian bahan-bahan habis pakai.
Item pembiayaannya meliputi: buku tulis, kapur tulis, pensil,
spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku
inventaris; minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan seharihari di sekolah; pengadaan suku cadang alat kantor.
f. Langganan daya dan jasa.
Item pembiayannya meliputi: listrik, air, dan telepon, internet
(fixed/mobile modem) baik dengan cara berlangganan maupun
prabayar; pembiayaan penggunaan internet termasuk untuk
pemasangan baru; membeli genset atau jenis lainnya yang lebih
cocok di daerah tertentu misalnya panel surya, jika di sekolah
tidak ada jaringan listrik. Penggunaan Internet dengan mobile
modem dapat dilakukan untuk maksimal pembelian voucher
sebesar Rp 250.000 per bulan.
g. Perawatan sekolah.
Item pembiayaannya meliputi: pengecatan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu dan jendela; perbaikan mebeler, perbaikan
sanitasi sekolah (kamar mandi dan WC), perbaikan lantai
65
ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya. Kamar
mandi dan WC siswa harus dijamin berfungsi dengan baik.
h. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga
kependidikan honorer.
Item pembiayaannya meliputi: guru honorer (hanya untuk
memenuhi SPM); pegawai administrasi (termasuk administrasi
BOS untuk SD); pegawai perpustakaan; penjaga sekolah; satpam;
pegawai
kebersihan.
Dalam
pengangkatan
guru/tenaga
kependidikan honorer sekolah harus mempertimbangkan batas
maksimum penggunaan dana BOS untuk belanja pegawai, serta
kualifikasi guru honorer harus sesuai bidang yang diperlukan.
i. Pengembangan profesi guru.
Item pembiayaannya meliputi: KKG/MGMP; KKKS/MKKS;
menghadiri seminar yang terkait langsung dengan peningkatan
mutu pendidik dan ditugaskan oleh sekolah. Khusus untuk sekolah
yang memperoleh hibah/block grant pengembangan KKG/MGMP
atau sejenisnya pada tahun anggaran
yang sama hanya
diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk biaya transport
kegiatan apabila tidak disediakan oleh hibah/blockgrant tersebut.
j. Membantu siswa miskin.
Item pembiayannya meliputi: pemberian tambahan bantuan
biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah
biaya transport dari dan ke sekolah; membeli alat transportasi
66
sederhana bagi siswa miskin yang akan menjadi barang inventaris
sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll); membeli
seragam, sepatu dan alat tulis bagi siswa miskin (BSM), baik dari
pusat, provinsi maupun kabupaten/kota di sekolah tersebut.
k. Pembiayaan pengelolaan BOS
Item pembiayaannya meliputi: alat tulis kantor (ATK termasuk
tinta printer, CD dan flash disk); penggandaan, surat-menyurat,
insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS
dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di
Bank/PT Pos.
l. Pembelian perangkat komputer.
Item pembiayannya meliputi: dekstop/work station; printer
atau printer plus scanner. Masing-masing maksimum 1 unit dalam
satu tahun anggaran. Peralatan komputer tersebut harus ada di
sekolah.
m. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi
pendanaannya dari BOS.
Sedangkan dana bantuan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren)
merupakan bantuan yang diberikan untuk membantu SMP Berbasis
Pesantren dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai standar
dasar nasional pendidikan, juga merupakan wujud nyata upaya
memenuhi lima misi (lima K) yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan,
Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian memperoleh layanan pendidikan
67
yang bermutu, khususnya upaya dalam pencapaian peningkatan kualitas
dan daya saing sekolah (sumber). Dana ini diberikan kepada semua SMP
Berbasis Pesantren yang masuk dalam Program pembinaan SBP yang
dikembangkan melalui kerja sama Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian
Agama.
Dana bantuan SBP diberikan dengan sistem paket. Ada tiga jenis
paket, yaitu paket A sebesar 50 juta rupiah, paket B sebesar 75 juta
rupiah dan paket C sebesar 100 juta rupiah. Penetapan jenis paket yang
diterima oleh masing-masing sekolah dilakukan oleh Direktorat
Pembinaan SMP, berdasarkan besarnya jumlah siswa. Penyaluran
bantuan
ini
dilakukan
dengan
ditransfer
sekaligus
(tanpa
ada
pemotongan) langsung ke rekening rutin
sekolah,
yang harus
ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara. Bantuan pembinaan
SBP untuk tahun 2013 disalurkan pada tahun anggaran 2013 (antara
bulan Januari s.d. Desember 2013) dan pelaksanaan kegiatan di sekolah
dilakukan pada tahun ajaran 2013/2014 (bulan Juli 2013 s.d. Juni 2014).
2.
Pelaksanaan dan Pengelolaan
Pengelola Keuangan di Perguruan Islam Ar-Risalah adalah
Bendahara yayasan, Bendahara perguruan, Bendahara SMP, Bendahara
MA. Bendahara yayasan Ibu Mira Desvita, SE, Akt mengelola seluruh
pendapatan dari setiap devisi yang ada di yayasan wakaf Ar-Risalah.
68
Bendahara perguruan Ibu Dona Putri, S.Pd mengelola dana yang telah
dianggarkan untuk Perguruan Islam Ar-Risalah oleh yayasan. Anggaran
ini akan didistribusikan kepada SMP dan MA yang masing-masing
dikelola oleh Bendahara SMP Ibu Fitri Melya Rahmi, SEI dan Bendahara
MA Ibu Riza Elvera, S.Pd.
3.
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Untuk
keperluan
penyusunan
laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran, diperlukan antara lain data realisasi anggaran,
bukti penggunaan anggaran seperti kwitansi dan catatan atas laporan
keuangan. Untuk keperluan tersebut, maka:
a.
Bendahara sekolah selaku pemegang dana BOS SMP dan MA
membuat laporan penggunaan dana BOS yang di dalamnya
terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi.
Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan
Kota Padang dan ditandatangani oleh Ketua Yayasan Wakaf ArRisalah, ketua komite, pimpinan perguruan dan bendahara.
b.
Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir
tahun yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti
pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diberikan kepada
ketua komite, ketua yayasan, pimpinan perguruan dan kepala
sekolah.
69
c.
Bendahara sekolah membuat laporan penggunaan dana SBP tiap
semester untuk satu tahun ajaran. Laporan ini akan disampaikan
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
d.
Bendahara sekolah membuat laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Laporan BSM
diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang.
4.
Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Berikut jenis-jenis laporan yang harus dilaporkan:
a.
Laporan Kas Komite
Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh
bendahara sekolah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
sebagai pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah.
Bendahara selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30
pada setiap akhir bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan
bukti-bukti
pembelanjaan
seperti
kwitansi.
Laporan
ini
diserahkan kepada Kepala Yayasan, Pimpinan Perguruan,
Kepala Sekolah dan Ketua Komite.
b. Laporan Dana BOS
Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana
program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima
bantuan,
penyaluran,
penyerapan,
pemanfaatan
dana,
pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi
dan
pengaduan
masalah.
Kementrian
Pendidikan
dan
70
Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat lunak untuk
membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan tingkat
sekolah.
Aplikasi
ini
diberi
nama
Aplikasi
Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (ALPEKA BOS)
yang dapat diunduh dari www.bos.kemendikbud.go.id.
Tahapan pelaporan:
1) RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite
Sekolah dan Ketua Yayasan. Dokumen ini disampaikan
di sekolah dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah,
Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
2) Sekolah membuat pembukuan dari dana yang diperoleh
sekolah untuk program BOS.
3) Membuat laporan Realisasi penggunaan dana tiap
sumber dana. Laporan ini disusun berdasarkan Buku
Kas Umum dari semua sumber dana yang dikelola oleh
sekolah pada periode yang sama. Laporan ini dibuat
triwulan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala
Sekolah dan Komite Sekolah.
4) Rekapitulasi
Realisasi
Penggunaan
Dana
BOS
merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan
dana BOS dan laporan ini dibuat triwulanan dan
71
ditandatangani oleh Bendahara, Ketua Yayasan, Kepala
Sekolah, Komite Sekolah.
5) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan
bukti kuitansi yang sah. Bukti pengeluaran uang dalam
jumlah tertentu harus dibubuhi materai.
Uraian
pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci
sesuai dengan peruntukannya. Bukti pembayaran harus
disetujui oleh Kepala Sekolah dan lunas dibayar oleh
Bendahara. Segala jenis bukti pengeluaran disimpan
oleh bendahara sebagai bahan bukti dan bahan laporan.
6) Pelaporan. Laporan harus memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut:
−
Melaporkan setiap kegiatan berdasarkan laporan
hasil pelaksanaan kegiatan.
−
Laporan meliputi realisasi penggunaan dana per
sumber
dana
dan
surat
pernyataan
pertanggungjawaban yang menyatakan bahwa dana
BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH
BOS.
−
Mempersiapkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu
Kas, Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu
Pajak beserta bukti dokumen pendukung bukti
72
pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon)
sebagai bahan audit.
c.
Laporan Dana SBP
Ada dua jenis laporan yang harus disiapkan oleh sekolah
yaitu Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan. Kedua laporan
tersebut dibuat sekurang-kurangnya dua kali, pertama laporan
kemajuan dan kedua laporan akhir. Laporan kemajuan dan
maupun laporan akhir yang dibuat untuk Direktorat Pembinaan
SMP Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud.
d. Laporan Bantuan Siswa Miskin
Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun.
Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan.
Laporan yang dibuat adalah:
1) Realisasi penggunaan dana BSM.
2) Bukti-bukti seperti tanda terima.
3) Daftar siswa penerima SKTM.
73
Tabel 4.4
Periode Pelaporan Keuangan
No
1
2
3
4
Laporan
Keuangan
Setiap
bulan
Jenis Laporan
Keuangan
Laporan Kas
Komite
Triwulan
Semesteran
Tahunan
Dilaporkan
Kepada
1. Ketua
Komite
2. Ketua
Yayasan
3. Pimpinan
Perguruan
4. Kepala
Sekolah
Laporan
Dinas
dana BOS
Pendidikan
Kota
Padang
Laporan SBP
Kemendikn
(Sekolah
as Pusat
Berbasis
Pesantren)
Laporan
BSM
(Bantuan
Siswa
Miskin)
Batas Waktu
Pelaporan
1 minggu
setelah
periode
pelaporan.
Harus tepat
waktu.
Harus tepat
waktu.
Harus tepat
waktu.
Sumber: Hasil interview
5.
Pengawasan Keuangan
Pengawasan dana dari Komite dilakukan oleh Ketua Komite dan
Ketua Yayasan setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh
Kepala Sekolah dan Pimpinan Perguruan.
Pengawasan dana BOS dilakukan oleh bagian manajemen BOS
Dinas Pendidikan Kota Padang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
sekali.
74
Pengawasan dana SBP dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SBP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan
Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama.
C. Perancangan Model ABC
Dalam bahasan ini akan dirancang model perhitungan pembebanan biaya
harga pokok jasa pendidikan berbasis aktivitas dengan mengidentifikasi
kegiatan yang terjadi kemudian menelusuri biaya yang diserap dalam kategori
direct labor, direct material, dan overhead cost.
Pelaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan di
Perguruan Islam Ar-Risalah akan dilaksanakan dengan tahapan berikut:
1.
Review Data Keuangan dan Identifikasi Proses Bisnis Perguruan
Islam Ar-Risalah
Proses bisnis yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah
proses
bisnis
dengan
model
CIMOSA
(Computer
Integrated
Manufacturing for Open System Architecture). Dalam model ini proses
bisnis secara garis besar dibagi menjadi 3 level, yaitu : managerial
process, core process dan support process.
Proses manajerial (managerial process) berkaitan dengan kegiatan
yang dilaksanakan manajemen yang berkaitan dengan aktivitas POAC,
yakni Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Yang meliputi 3
fase, yakni:
75
a.
Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, meliputi aktivitas
rapat kerja, rapat koordinasi dan berbagai aktivitas penentuan
arah dan kebijakan sekolah.
b.
Penyusunan strategi, meliputi aktivitas rapat kerja, rapat
koordinasi dan berbagai aktivitas perumusan pelaksanaan
operasional arah kebijakan sekolah melalui berbagai strategi.
c.
Monitoring dan Evaluasi (MONEV), meliputi aktivitas evaluasi,
monitoring dan berbagai aktivitas pengendalian yang dilakukan
dalam melaksanakan berbagai operasional
strategi
yang
dirumuskan di sekolah.
Selanjutnya level kedua adalah proses utama (core process),
meliputi:
a.
Identifikasi kebutuhan dan pengembangan produk sekolah.
Meliputi aktivitas penggalian informasi kebutuhan praktis,
pengembangan kerjasama eksternal, penyusunan kurikulum,
penyusunan SAP (Satuan Acara Pengajaran), penyusunan
kebutuhan
buku
dan
peralatan
bagi
aktivitas
sekolah,
pengembangan sistem penerimaan calon siswa baru, serta
berbagai
aktivitas
mengidentifikasi
yang
kebutuhan
dapat
dipergunakan
pengajaran
dan
untuk
aktivitas
pengembangan sekolah.
76
b.
Proses transformasi dan pemenuhan kebutuhan produk sekolah.
Meliputi
mentoring,
aktivitas
tahfidz
pengajaran,
alquran,
muatan
praktek
lokal
seperti
lapangan/khidmah
ijtimaiyah serta aktivitas pengembangan diri siswa yang
dilaksanakan secara intrakurikuler, ekstrakurikuler dan life skill.
c.
Proses pemasaran produk sekolah.
Meliputi aktivitas sosialisasi dan pemasaran sekolah,
pengembangan kerjasama dengan sekolah dan instansi lainnya
dalam bidang pendidikan.
d.
Proses tambahan pada produk sekolah.
Program
Pembiasaan/Program
Asrama,
kegiatan
ini
mencakup pembinaan karakter, akhlak dan agama siswa yang
dilakukan dalam keseharian siswa secara terus menerus dan
terprogram
dengan
uraian
kegiatan
rutin,
spontan
dan
keteladanan. Program ini dilakukan sepanjang waktu (siang dan
malam) dengan melibatkan seluruh guru dan pengasuh di
asrama serta semua keluarga besar Yayasan Wakaf Ar-Risalah.
Selanjutnya level ketiga adalah proses pendukung (support process),
meliputi:
a.
Proses pengembangan SDM
Meliputi aktivitas pendidikan dan latihan bagi seluruh guru,
mengikut sertakan guru pada seminar-seminar nasional dan
berbagai aktivitas pengembangan lainnya.
77
b.
Proses pengadaan infrastruktur TI
Meliputi pengadaan sistem informasi, pengadaan internet
hotspot, CCTV, pengadaan alat-alat laboratorium komputer dan
bahasa.
c.
Proses administrasi dan keuangan
Meliputi
aktivitas
pendokumentasian
kegiatan
pengadministrasian
pengajaran,
pencatatan
dan
dan
pelaporan keuangan, distribusi keuangan, belanja kebutuhan
bahan habis administrasi dan material pengajaran, penyusunan
anggaran dan belanja aktivitas yang terkait dengan administrasi
dan keuangan.
d.
Proses pemeliharaan
Meliputi
aktivitas
pemeliharaan
gedung,
lingkungan,
peralatan, kendaraan dan berbagai aktivitas terkait dengan
pemeliharaan aset jangka panjang sekolah.
Dari ketiga level manajemen ini merupakan aktivitas yang berkaitan
dengan proses utama dan proses pendukung dan tertuang dalam suatu
pembiayaan yang dikelola berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran
serta pengelolaan aset Perguruan Islam Ar-Risalah.
Sumber penerimaan untuk tingkat SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
adalah sebagai berikut berasal dari pemerintah pusat seperti dana BOS
dan dana bantuan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren), siswa (komite) dan
dana lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
78
Tabel 4.5
Sumber Penerimaan SMP
Sumber
1 Pemerintah (diknas pusat)
Dana BOS
Dana SBP
2 Siswa (komite)
pendaftaran siswa baru
pendapatan awal tahun ajaran
SPP
Iuran kunjungan edukatif siswa
3 Lain-lain
Bantuan orang tua asuh (GNOTA)
TOTAL
Sumber: Data laporan keuangan SMP
SMP
345.060.000
100.000.000
90.375.000
1.087.630.000
5.265.600.000
78.300.000
97.440.000
7.064.405.000
Sumber penerimaan untuk tingkat MA Perguruan Islam Ar-Risalah
berasal dari pemerintah pusat seperti dana BOS, siswa (komite) dan dana
lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.6
Sumber Penerimaan MA
Sumber
1 Pemerintah (diknas pusat)
Dana BOS
Dana SBP
2 Siswa (komite)
pendaftaran siswa baru
pendapatan awal tahun ajaran
SPP
Iuran kunjungan edukatif siswa
3 Lain-lain
Bantuan orang tua asuh (GNOTA)
TOTAL
Sumber: Data laporan keuangan MA
MA
187.940.000
0
9.750.000
537.575.000
3.180.200.000
35.250.000
47.400.000
3.998.115.000
Observasi yang dilakukan pada data keuangan Perguruan Islam ArRisalah bertujuan untuk memisahkan objek pembelanjaan dalam mata
anggaran sesuai aktivitas yang dilakukan, sehingga perlu dilakukan
79
pengklasifikasian
mata
anggaran
yang
ada
dalam
aktivitas
operasional/rutin dan aktivitas pengembangan ke dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Aktivitas Operasional/Rutin
NO
1
AKTIVITAS
Kegiatan penerimaan
siswa baru
2
Pelaksanaan MOS
3
Pembinaan dan kegiatan
BES-AR
4
Bimbingan belajar
reguler siswa
Kegiatan remedial
teaching
5
6
Ekstrakurikuler
7
Life skill
8
Kunjungan edukatif
siswa
DESKRIPSI
Pelayanan yang
diberikan bagi
peserta didik baru mulai dari
pendaftaraan,
ujian
seleksi,
pemberkasan, pengawasan serta
penyusunan Tim panitia, pembuatan
formulir, konsumsi, dan insentif
panitia.
Kegiatan yang diperuntukan khusus
peserta didik baru untuk mengenal
lingkungan sekolah.
Pembinaan bagi para anggota Badan
Eksekutif Siswa Ar-Risalah (BESAR) berupa pelatihan, pemilihan
pengurus BES-AR, studi banding,
dan
kegiatan-kegiatan
yang
berhubungan dengan BES-AR.
Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar reguler siswa.
Kegiatan belajar mengajar tambahan
yang diberikan kepada siswa yang
belum memenuhi standar ketuntasan
kompetensi minimal.
Seluruh
biaya
penyelenggaraan
kegiatan ekstrakurikuler, mulai dari
insentif untuk pembina ekskul, dan
kegiatan-kegiatan
lain
yang
berhubungan dengan ekstrakurikuler.
Seluruh
biaya
penyelenggaraan
kegiatan life skill, mulai dari insentif
untuk pembina, dan juga kegiatankegiatan lain yang berhubungan
dengan kegiatan life skill.
Kegiatan rutin di akhir semester,
yakni kunjungan belajar siswa yang
dilakukan untuk menunjang mata
pelajaran yang ada pada semester
tersebut.
80
9
10
Khidmah ijtimaiyah/
praktek lapangan
Ujian-ujian dan penilaian
11
Penyelenggaraan lombalomba
12
Apresiasi siswa
13
Study club
14
Peringatan hari besar
nasional
15
Training kedisiplinan
untuk siswa baru
16
Training motivasi dan
metode belajar efektif
siswa
17
Pengadaan ATK sekolah
18
Menu harian siswa
19
Jasa laundry
20
Pengembangan tahfidz
siswa
Gaji dan tunjangan guru
dan karyawan
Supervisi
21
22
Pelaksanaan KKN di akhir semester
oleh siswa kelas 3 SMP dan 3 MA.
Pelaksanaan Ujian Tengah Semester
(UTS), Ujian Akhir Semester (UAS)
dan pelaporan nilai akhlak.
Seluruh biaya untuk penyelenggaraan
kegiatan lomba, baik itu lomba
bidang akademik, pemilihan siswa
teladan, lomba porseni, classmeeting,
lomba ekskul dan lomba-lomba
lainnya.
Pemberian
hadiah/reward
dan
sertifikat atas pencapaian tertentu
oleh siswa.
Seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan study club, seperti
insentif trainer dan kebutuhan lain
yang berhubungan dengan study
club.
Kegiatan yang diadakan sekolah
dalam memperingati hari besar
nasional seperti Peringatan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia 17
Agustus.
Seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk menyelenggarakan kegiatan
training kedisiplinan bagi siswa/i
baru.
Seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk menyelenggarakan kegiatan
training motivasi dan metode belajar
efektif untuk seluruh siswa
Pengadaan alat tulis kantor (ATK)
bagian
kurikulum,
kesiswaan,
administrasi dan sekretariat sekolah
serta laboratorium komputer.
Biaya menu harian siswa, biaya air
minum dan biaya operasional dapur.
Jasa laundry yang diperuntukkan
khusus untuk siswa baru khusus
SMP.
Seluruh biaya yang digunakan untuk
kegiatan tahfidz siswa.
Honor yang diberikan kepada seluruh
guru dan karyawan.
Aktivitas yang terdiri dari supervisi
81
23
Lokakarya awal tahun
24
Penyusunan RKS dan
RKAS
25
Rapat dengan komite
sekolah
Evaluasi triwulan
program kerja
Pembekalan dan orientasi
internal kepala sekolah
26
27
28
29
Silaturrahim dengan
komite sekolah
Transportasi dan
perjalanan dinas
30
Biaya rapat dan tamu
31
Biaya daya dan jasa
32
Pemeliharaan sarana dan
prasarana
33
Bantuan studi siswa
34
35
Bantuan uang
pembangunan
Biaya penggandaan
36
Bahan bakar mesin
kepsek terhadap guru dan supervisi
dinas terhadap sekolah.
Kegiatan rutin sekali setahun yang
dilakukan setiap awal tahun.
Kegiatan rutin yang dilakukan sekali
setahun yakni menyusun Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS dan RKS).
Kegiatan rutin dilakukan sekali
setahun rapat dengan komite sekolah.
Evaluasi program kerja yang
dilakukan setiap empat bulan sekali.
Kegiatan khusus yang dilakukan
untuk pembekalan dan orientasi
kepala sekolah.
Kegiatan rutin sekali setahun
silaturrahim dengan komite sekolah
Transport yang diberikan untuk
mobilitas
kepala
sekolah,
pendamping
lomba
siswa,
pendamping kunjungan edukatif
siswa dan pendamping khidmah
ijtimaiyah siswa.
Biaya konsumsi rapat koordinasi
sekolah, raker, rapat walas dan rapat
koordinasi bagian akademik serta
biaya untuk konsumsi tamu.
Terdiri dari biaya listrik, lanngganan
telp, langganan internet, langganan
media informasi sekolah (koran dan
majalah) dan jasa penambahan
pemasangan jaringan komputer.
Pemeliharaan alat-alat sarana dan
prasarana bagian kurikulum, bagian
kesiswaan dll.
Bantuan bagi siswa/i kurang mampu
dalam
pemenuhan
kebutuhan
pembiayaan pendidikan.
Bantuan
bagi
siswa/i
untuk
pembiayaan uang pembangunan.
Biaya
penggandaan
bagian
kurikulum, kesiswaan, administrasi
dan sekretariat sekolah untuk
dokumen, berkas-berkas ujian dll.
Biaya untuk bahan bakar diesel
kantor dan lab komputer.
82
37
Instalasi air dan listrik
38
Program adwiyata
sekolah
39
40
Patroli keamanan sekolah
Pengadaan perangkat
pembelajaran
Seluruh biaya untuk instalasi air dan
listrik sekolah.
Seluruh biaya untuk membentuk
sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan
sehingga
mampu
berpartisipasi dalam rangka upaya
pelestarian lingkungan sekolah.
Biaya jasa keamanan sekolah.
Pengadaan perangkat pembelajaran
seperti pengumpulan satu set
perangkat pembelajaran KTSP dan
pengadaan buku paket pelajaran
siswa.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan rutin adalah 40 aktivitas,
serta yang berkaitan dengan aktivitas pengembangan adalah sebanyak 11
aktivitas yang digambarkan dari 51 aktivitas yang ditelusuri, seperti pada
tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Aktivitas Pengembangan
41
42
43
44
45
Pengembangan instrumen Kegiatan pengembangan teknik
penilaian
penilaian dalam rangka perubahan
ke arah yang lebih baik.
Pengadaan peralatan dan Pengadaan
peralatan
dan
perlengkapan
perlengkapan ekskul/life skill dan
ekskul/lifeskil & olahraga peralatan dan perlengkapan olah
raga.
Pengadaan sarana asrama Biaya pengadaan sarana dan
prasarana asrama siswa.
Penambahan pemasangan Seluruh biaya yang dikeluarkan
jaringan komputer
untuk
pemasangan
jaringan
komputer.
Pengadaan sarana dan
Pembelian
peralatan-peralatan
prasarana sekolah
kebutuhan
sekolah,
seperti
kebutuhan
sarana
kurikulum,
kebutuhan
kelas
awal
tahun,kebutuhan kelas per semester,
kebutuhan
guru,
kebutuhan
kesiswaan, kebutuhan laboratorium,
83
46
Pengembangan pendidik
dan tenaga kependidikan
47
Pengembangan budaya
dan lingkungan
48
49
50
Pembangunan
Asuransi gedung
Investasi: penambahan
lahan
Biaya tidak langsung
pada madrasah
51
kebutuhan
perpustakaan,
pembuatan plakat, buku profil dan
kalender sekolah, dll.
Kegiatan
dalam
rangka
meningkatkan kompetensi guru
melalui training, workshop, seminar
dan pemberian beasiswa guru untuk
S2.
Pembuatan slogan motivasi di
lingkungan sekolah, pengadaan
alat-alat kebersihan, penanaman
pohon lindung serta pengembangan
taman sekolah dalam rangka
pemeliharaan
kebersihan
lingkungan dan penghijauan.
Penambahan gedung sekolah
Biaya asuransi gedung sekolah.
Seluruh biaya pembelian dan
pembukaan lahan baru.
Seperti biaya guru honor, kelebihan
jam mengajar guru dan biaya
lembur
yang
seluruhnya
di
kategorikan ke biaya tidak langsung
pada madrasah.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
2. Identifikasi Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Mateial Cost dan
Overhead Cost
Dari pengamatan dan hasil identifikasi data diperoleh hasil berikut
berkenaan dengan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost
dan Overhead Cost pada tabel 4.7 dibawah ini:
84
Tabel 4.9
Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan
Overhead Cost
Penetapan
Cost Object
Deskripsi
Yaitu produk berupa
pelayanan
yang
diberikan sekolah.
Direct Labor Yaitu biaya orang atau
Cost
personel yang terlibat
langsung
dalam
kegiatan pendidikan.
Direct
Yaitu biaya bahan
Material Cost langsung
yang
digunakan dikonsumsi
dalam
kegiatan
pendidikan.
Overhead
Yaitu biaya lain-lain
Cost
selain biaya bahan
baku langsung dan
biaya tenaga kerja
langsung yang tidak
dapat secara langsung
ditelusuri ke produk.
Keterangan
Biaya pendidikan.
Biaya
gaji
dan
Pengembangan
tenaga
Pendidik dan Kependidikan.
Pengadaan Alat dan Bahan
Habis Pakai, Alat Tulis
Kantor/ATK dan biaya menu
harian siswa.
Biaya pemeliharaan sarana
prasarana, biaya perjalanan
dinas, biaya pengadaan dan
perawatan bangunan dan
biaya lain-lain yang tidak
dapat
ditelusuri
secara
langsung dampaknya pada
output.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Pada penentuan Cost Object berkaitan dengan produk yang
dihasilkan oleh Perguruan Islam Ar-Risalah, yakni melahirkan lulusan
yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta disaat yang
bersamaan memiliki kepribadian yang religius dan berakhlak mulia.
Sedangkan penentuan komponen biaya berupa Biaya langsung
(Direct Material dan Direct Labor), berkaitan dengan biaya yang
dikeluarkan
dalam
rangka
menghasilkan
produk
dalam
bidang
pendidikan yakni peserta didik yang dinyatakan lulus. Direct Material
berupa biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan yang diperlukan
dalam proses menghasilkan produk, yakni bahan-bahan yang digunakan
85
dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan Direct Labor
berupa biaya yang dikeluarkan dalam rangka membayar Guru serta
karyawan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pendidikan dan
proses pelayanan belajar mengajar.
Lain halnya dengan Biaya tidak langsung (Overhead Cost),
merupakan biaya yang dikeluarkan sekolah dalam rangka mendukung
kegiatan utama untuk menghasilkan produk (lulusan) berupa kegiatan
umum, administrasi dan rutin yang secara tidak langsung memberikan
kontribusi dalam menciptakan produk yang bermutu dan baik.
3. Identifikasi Expense Category, Cost Driver dan Cost Component
Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh hasil identifikasi
expense category, cost driver dan cost component sebagai berikut:
Tabel 4.10
Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost Component
Penetapan
Expense
Category
Cost Driver
Cost
Behaviour
Deskripsi
Yaitu belanja
untuk
membiayai
kegiatan
usaha
sekolah.
Yaitu faktorfaktor yang
menyebabkan
perubahan
biaya
aktivitas.
Yaitu
pola
penyerapan
biaya
yang
dipengaruhi
oleh
jenis
cost driver.
Keterangan
1. Belanja Rutin : belanja bahan habis
pakai, belanja pegawai, langganan daya
jasa dan lainnya
2. Belanja Pengembangan : pengadaan
perangkat pembelajaran, pengembangan
SDM dan lain sebagainya
Jumlah siswa, jumlah guru, jumlah
penggunaan kertas, jumlah lokal yang
digunakan,
frekuensi
kegiatan,
frekuensi pemeliharaan, dan frekuensi
perbaikan sarana dan prasarana
Fixed Cost, misalnya gaj/ honorarium
insentif, langganan daya jasa dan lainlain.
Variable Cost, misalnya alat tulis
kantor, biaya penggandaan soal ujian
dan lain sebagainya.
86
Terdiri atas
fixed
cost
dan variabel
cost
Cost
Yaitu
Gaji/ honorarium, belanja pendidik dan
Component komponen
tenaga kependidikan, keperluan harian
anggaran/bia kantor, langganan daya dan jasa,
ya
yang perjalanan dinas, ujian, penerimaan
diserap oleh peserta didik baru, belanja alat tulis
suatu
kantor
dan
sekolah,
workshop
aktivitas
kurikulum dan lain sebagainya.
Activity
Yaitu satuan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Centre
entitas
organisasi
dimana
aktivitas
berlangsung
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
4. Pembentukkan model ABC yang dapat diterapkan dalam menghitung
Unit Cost biaya pendidikan di Perguruan Islam Ar-Risalah
Berdasarkan sejumlah tahapan yang telah didentifikasi dan dianalisa
dapat digambarkan bahwa aktivitas-aktivitas yang telah digambarkan
dalam definisi belanja rutin dan belanja pengembangan yang tergambar
pada 3 level aktivitas yang digambarkan di masing-masing Cost Driver
yang telah ditetapkan.
Berikut ini model yang dapat merepresentasikan proses integrasi
sistem akuntansi yang berbasis mata anggaran ke dalam aktivitas
ditunjukkan pada gambar berikut ini:
87
Gambar 4.2
Model Pembebanan Activities ke dalam Cost Object
ACTIVITIES
EXPENDITURE
COST OBJECT
Manajerial
Activities
Core
Activities
Belanja
Rutin
Cost
Component
Cost
Driver
Pendidikan
Belanja
Pengembangan
Support
Activities
ABC Costing
Activity Centre
ABC Costing
Sumber: Setyaningrum (2014: 70)
D. Aplikasi Model ABC
Dalam melaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan
di Perguruan Islam Ar-Risalah, maka akan dilaksanakan tahapan berikut:
1.
Proses Bisnis Perguruan Islam Ar-Risalah
Tahap pertama yang dilakukan adalah menguraikan mengenai
aktivitas dan karakteristik proses bisnis di Perguruan Islam Ar-Risalah
yang berkaitan dengan cost driver terkait dengan proses kegiatan belajar
mengajar dan kegiatan penunjang pembelajaran lain yang ada di sekolah.
Berikut data yang berkaitan dengan cost driver penelitian ini. Data
yang digunakan yakni diperoleh untuk tahun ajaran 2013/2014 yakni:
88
a. Jumlah Siswa SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Data berikut ini adalah data jumlah siswa tingkat SMP dan MA
Perguruan Islam Ar-Risalah:
Tabel 4.11
Jumlah Siswa SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
NO
1
2
3
Kelas
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Total
Sumber: Data sekunder
Jumlah Siswa
192
185
145
522
Jumlah seluruh siswa SMP adalah 522 siswa yang terdiri dari 262
siswa putra dan 260 putri dan terbagi ke dalam 18 rombongan belajar
(rombel).
Tabel 4.12
Jumlah Siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah
NO
1
2
3
Kelas
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Total
Sumber: Data sekunder
Jumlah Siswa
121
114
95
330
Jumlah seluruh siswa MA adalah 330 siswa yang terdiri dari 162
siswa putra dan 168 putri dan terbagi ke dalam 12 rombongan belajar
(rombel). Kelas X, XI, XII merupakan program penjurusan yang
terdiri atas Program IPA sebanyak 132 siswa dan Program MAK
sebanyak 198 siswa.
b. Jumlah Guru dan tenaga kependidikan, akan disajikan pada tabel 4.13
berikut:
89
Tabel 4.13
Jumlah Guru dan Karyawan
Daftar Nama Guru dan
Daftar Nama Guru dan
No
Karyawan SMP
Karyawan MA
1 Amelia,SE
1 H.Dzul Adli,Lc,
2 Nofrita, S.Pd
2 H. Donis Satria,Lc.MA
3 Ali Usman, S.S.M.Pd
3 Aslam Hadi,Lc
4 Nila Reftria P
4 Layla Yusra,S.Si
5 Afriani Syaflorence, S.Pd
5 Hikmalyati,S.Pd
6 Herry Eko Jaya Putra,
6 Meli Farianti, S.S
S.Si
7 Syatri, SE
7 April Hidayat, Lc
8 Zubaidah
8 Rosi Fitria, S.Pd
9 Misda Juwita, S.Pd
9 Arbiansyah, S.Pd
10 Martin Saleha, S.Sos
10 Riza Elvera S.Pd
11 Maria Yosita, S.Pt
11 Emiria, S.Pd
12 Dita Andalia, A.Md. Keb 12 Falyastatu yunus, S.Pd
13 Dina Aprilliana, S.Sos
13 Siswati, S.S
14 Sularno,S.Kom
14 Melda Efendi, A.Md
15 Fitri Melya Rahmi, SEI
15 Evan Djohar,Lc
16 Rahmat Hidayat,ST
16 Muttaqin, Lc
17 Yovi Wilda Wahyuni,
17 Rifnaldi, A.Md. Keb
A.Md. Keb
18 Reni Aria Putri, A.Md
18 Silvia Afrigus, S.Pd
19 Ramadhona, S.Pt
19 Nurhasanah byf, S.Pd
20 Auliya Raflis, Lc
20 Desri Tisma, Bc
21 Junaedi Sawar, Lc
21 Fadil Maiseptian, S.SosI
22 Elvira Fadrin, S.Pd
22 Nurhamsi Deswila, S.PdI
23 Viska Satria, A.Md
23 Widia Ningsih, SEI
24 Mai Ifwarni,SE
24 Delfiati,S.Pd
25 Delly Saputra,S.Pd
25 Iwan Apriono, S.Si
26 Snorita Devi
26 Salfita Sari,SE
27 Annisatil Zakiyah, S.Pd
27 Taufik Qurrahman. S.Kom
28 Rian Monda Putra,Lc
28 Renti Gusti Mulia,S.Pd
29 Suci Mardiati ,S.Psi
29 Jalinurfia, A.Md
30 Elvi Marda Tesa, A.Md
30 Yet sudarsih, S.PdI
31 Minalti Silvilia, S.Pd
31 Harun Al Rasyid,Lc
32 Suci Hudalel, S.Pd
32 Nince, A.Md
33 Suci Febreta Sari, S.PdI
34 Andrean Ruseffendi
Sumber: Data Sekunder
No
90
Jumlah guru dan karyawa untuk tingkat SMP adalah 34 orang dan
untuk MA sebanyak 32 orang sehingga total guru dan karyawan
seluruhnya adalah 66 orang.
Diagram program yang diidentifikasi pada Perguruan Islam ArRisalah untuk cost object digambarkan mulai dari pendaftaran peserta
didik baru sampai dengan perpisahan/wisuda kelulusan.Secara garis
besar cost object tersebut dapat digambarkan melalui diagram berikut:
Gambar 4.3
Diagram Cost Object
Penerimaan
Peserta Didik
Baru
Masa
Orientasi
Siswa
KBM
Program
Asrama
Ujian Tengah
Semester
Ujian Tengah
Semester
KBM
Kunjungan
Edukatif
Ujian Akhir
Semester
(UAS)
KBM
KBM
Ujian Akhir
Semester
(UAS)
Kunjungan
Edukatif
Tryout
Ujian
Sekolah
Perpisahan/
Wisuda
Kelulusan
Praktek
Lapangan/
Khidmah
Ijtimaiyah
Ujian
Nasional
Sumber: Hasil interview
2.
Transformasi Mata Anggaran Belanja dari Laporan Keuangan ke
dalam Aktivitas
Tahap kedua adalah mentransformasi mata anggaran belanja dari
laporan keuangan Perguruan Islam Ar-Risalah tahun ajaran 2013/2014 ke
dalam
aktivitas
yang
telah
diidentifikasi
sebelumnya.
Tujuan
dilakukannya transformasi adalah untuk mempermudah identifikasi nilai
91
belanja aktivitas yang terkait dengan mata anggaran tertentu yang
menghasilkan nilai nominal pengeluaran dana. Berikut matriks secara
umum yang dapat ditampilkan:
Tabel 4.14
Matriks Expense-Activity Dependent
NO
AKTIVITAS
TOTAL
1
Kegiatan penerimaan siswa baru
62.500.000
2
Pelaksanaan MOS
11.000.000
3
Pembinaan dan kegiatan BES-AR
4
Bimbingan belajar reguler siswa
5
Kegiatan remedial teaching
6
Ekstrakurikuler
37.760.000
7
Life skill
10.560.000
8
Kunjungan edukatif siswa
9
Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan
30.000.000
10
Ujian-ujian dan pelaporan nilai akhlak
36.750.000
11
Penyelenggaraan lomba-lomba
35.410.000
12
Apresiasi siswa
15.470.000
13
Study club
28.000.000
14
Peringatan hari besar nasional
1.500.000
15
Training kedisiplinan untuk siswa baru
3.000.000
16
8.400.000
17
Training motivasi dan metode belajar efektif
siswa
Pengadaan ATK sekolah
18
Menu harian siswa
19
Jasa laundry
20
Pengembangan tahfidz siswa
21
Gaji dan tunjangan guru dan karyawan
22
Supervisi
2.760.000
23
Lokakarya awal tahun
8.000.000
24
Penyusunan RKS dan RKAS
1.000.000
25
Rapat dengan komite sekolah
1.045.000
26
Evaluasi triwulan program kerja
7.000.000
27
8.000.000
28
Pembekalan dan orientasi internal kepala
sekolah
Silaturrahim dengan komite sekolah
11.250.000
29
Transportasi dan perjalanan dinas
43.725.000
30
Biaya rapat dan tamu
11.845.000
31
Biaya daya dan jasa
240.000.000
8.800.000
28.800.000
6.750.000
108.600.000
69.960.000
2.938.222.860
172.800.000
5.000.000
2.808.478.000
92
32
Pemeliharaan sarana dan prasarana
24.340.000
33
Bantuan studi siswa
34
Bantuan uang pembangunan
13.525.000
35
Biaya penggandaan
43.600.000
36
Bahan bakar mesin
4.500.000
37
Instalasi air dan listrik
3.000.000
38
Program adwiyata sekolah
39
Patroli keamanan sekolah
40
Pengadaan perangkat pembelajaran
9.345.000
41
Pengembangan instrumen penilaian
1.500.000
42
8.300.000
43
Pengadaan peralatan dan perlengkapan
ekskul/lifeskil & olahraga
Pengadaan sarana asrama
44
Penambahan pemasangan jaringan komputer
45
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah
111.319.300
46
140.900.000
47
Pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan
Pengembangan budaya dan lingkungan
48
Pembangunan
49
Asuransi gedung
50
Investasi: penambahan lahan
51
Biaya tidak langsung pada madrasah
247.338.000
11.000.000
590.000
721.000.000
500.000
29.315.200
1.760.400.000
25.000.000
Total
1.132.661.640
12.000.000
11.062.520.000
Sumber: Data laporan Keuangan SMP dan MA
3.
Alokasi Activity Overhead Cost sesuai Model ABC
Tahap ketiga yaitu alokasi overhead cost disesuaikan dengan model
ABC. Setelah mengetahui aktivitas yang terjadi pada tahun anggaran
2013/2014, maka selanjutnya akan diidentifikasi cost driver apa saja
yang terkait pada aktivitas. Identifikasi cost driver dilakukan melalui
wawancara dan observasi. Prinsip pemilihan cost driver yakni dengan
dasar kemudahan dan ketersediaan data.
Berdasarkan data yang ada dilakukan pengalokasian penyerapan
biaya overhead
(overhead
activity cost) sesuai
aktivitas
hasil
93
rekonstruksi. Pengalokasian mata anggaran pada aktivitas yang ada
dilakukan dengan menghitung proporsi aktivitas terhadap mata anggaran
yang ada kemudian mencari nilai nominal dari aktivitas tersebut.
Alokasi biaya overhead pada Perguran Islam Ar-Risalah meliputi 2
komponen, yakni:
a. Overhead gabungan, dimana aktivitas overhead antara tingkat SMP
dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah digabung seperti aktivitas
overhead
pada
pengadaan
peralatan
dan
perlengkapan
ekskul/lifeskill dan alat-alat olahraga, pengadaan sarana dan
prasarana sekolah, asuransi gedung, kegiatan lokakarya awal tahu,
penyusunan RKS dan RKAS, rapat dengan komite sekolah, evaluasi
triwulan program kerja, pemeliharaan sarana dan prasarana, instalasi
air dan listrik, program adwiyata sekolah dll.
b. Overhead yang dilaksakan pada masing-masing tingkat SMP dan
MA Perguruan Islam Ar-Risalah.
4.
Perhitungan Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead
Cost pada Perguruan Islam Ar-Risalah
Setelah penentuan model overhead cost kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan menentukan besarnya Direct Labor Cost, Direct
Material dan Overhead Cost pada pengelolaan pelayanan di Perguruan
Islam Ar-Risalah.
94
a. Perhitungan Direct Labor Cost
Perhitungan Direct Labour Cost yang diketahui terdiri atas seluruh
pengeluaran yang berkaitan dengan biaya langsung di Perguruan Islam
Ar-Risalah yang terdiri atas gaji dan tunjangan guru dan karyawan dan
seluruh biaya pengembangan pendidik dan tenaga pendidik. Jumlah
Direct Labour Cost akan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Direct Labor Cost
No
AKTIVITAS
SMP
MA
1. • Gaji
dan
tunjangan guru 1.675.000.000 1.133.478.000
dan karyawan
2 • Pengembangan
62.300.000
78.600.000
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
Total
Jumlah (Rp)
2.808.478.000
140.900.000
2.949.378.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
b. Perhitungan Direct Material Cost
Sama halnya dengan Perhitungan Direct Labor Cost, bahwa
perhitungan Direct Material Cost juga berkaitan dengan seluruh
pengeluaran sekolah yang berkaitan dengan biaya bahan langsung
yang terdiri atas pengadaan ATK sekolah dan biaya menu harian
siswa yang akan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Direct Material Cost
No
1.
2
AKTIVITAS
SMP
MA
• Menu harian
1.910.002.500 1.028.220.360
siswa
• Pengadaan
29.060.000
40.900.000
ATK sekolah
Total
Jumlah (Rp)
2.938.222.860
69.960.000
3.008.182.860
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
95
c. Perhitungan Overhead Cost
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Overhead Cost
yang ada di Perguruan Islam Ar-Risalah berasal dari aktivitas
gabungan dan aktivitas Overhead yang terpisah antara SMP dan MA
seperti yang akan digambarkan berikut ini:
Tabel 4.17
Overhead Cost
NO
AKTIVITAS
SMP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kegiatan penerimaan
siswa baru
Pelaksanaan MOS
Pembinaan dan kegiatan
BES-AR
Bimbingan belajar reguler
siswa
Kegiatan remedial
teaching
Ekstrakurikuler
Life skill
Kunjungan edukatif siswa
Khidmah ijtimaiyah/
praktek lapangan
Ujian-ujian dan pelaporan
nilai akhlak
Penyelenggaraan lombalomba
Apresiasi siswa
Study club
Peringatan hari besar
nasional
Training kedisiplinan
untuk siswa baru
Training motivasi dan
metode belajar efektif
siswa
Jasa laundry
Pengembangan tahfidz
siswa
Supervisi
TOTAL
Overhead
MA
45.000.000
5.000.000
17.500.000
6.000.000
62.500.000
11.000.000
6.000.000
2.800.000
8.800.000
14.400.000
14.400.000
28.800.000
4.050.000
18.400.000
4.400.000
73.350.000
2.700.000
19.360.000
6.160.000
35.250.000
6.750.000
37.760.000
10.560.000
108.600.000
15.000.000
15.000.000
30.000.000
27.000.000
9.750.000
36.750.000
24.210.000
6.290.000
13.000.000
11.200.000
9.180.000
15.000.000
35.410.000
15.470.000
28.000.000
500.000
1.000.000
1.500.000
1.000.000
2.000.000
3.000.000
2.400.000
172.800.000
6.000.000
0
8.400.000
172.800.000
5.000.000
1.560.000
0
1.200.000
5.000.000
2.760.000
96
20 Lokakarya awal tahun
21 Penyusunan RKS dan
RKAS
22 Rapat dengan komite
sekolah
23 Evaluasi triwulan
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
program kerja
Pembekalan dan
orientasi internal kepala
sekolah
Silaturrahim dengan
komite sekolah
Transportasi dan
perjalanan dinas
Biaya rapat dan tamu
Biaya daya dan jasa
Pemeliharaan sarana dan
prasarana
Bantuan studi siswa
Bantuan uang
pembangunan
Biaya penggandaan
Bahan bakar mesin
Instalasi air dan listrik
Program adwiyata
sekolah
Patroli keamanan
sekolah
Pengadaan perangkat
pembelajaran
Pengembangan
instrumen penilaian
Pengadaan peralatan dan
perlengkapan
ekskul/lifeskil &
olahraga
Pengadaan sarana
asrama
Penambahan
pemasangan jaringan
komputer
Pengadaan sarana dan
prasarana sekolah
Pengembangan budaya
dan lingkungan
8.000.000
0
8.000.000
1.000.000
0
1.000.000
1.045.000
0
1.045.000
7.000.000
0
7.000.000
8.000.000
0
8.000.000
11.250.000
0
11.250.000
34.550.000
1.500.000
159.000.000
9.175.000
10.345.000
81.000.000
43.725.000
11.845.000
240.000.000
24.340.000
141.588.000
0
105.750.000
24.340.000
247.338.000
4.700.000
23.400.000
4.500.000
3.000.000
8.825.000
20.200.000
0
0
13.525.000
43.600.000
4.500.000
3.000.000
11.000.000
0
11.000.000
590.000
0
590.000
6.285.000
3.060.000
9.345.000
1.500.000
0
1.500.000
8.300.000
0
8.300.000
365.000.000
356.000.000
721.000.000
500.000
0
500.000
111.319.300
0
111.319.300
26.315.200
3.000.000
29.315.200
97
44 Pembangunan
45 Asuransi gedung
46 Investasi: penambahan
985.000.000
25.000.000
775.400.000
0
1.760.400.000
25.000.000
lahan
975.000.000
157.661.640
47 Biaya tidak langsung
pada madrasah
0
12.000.000
Total
3.388.042.500 1.716.916.640
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
1.132.661.640
12.000.000
5.104.959.140
Nilai yang didapat dari overhead diatas adalah nilai yang dihitung
berdasarkan proporsi sebagai pengganti cost driver yang belum
diketahui. Metode penentuan faktor proporsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Cost Driver jumlah siswa di tingkat SMP dan MA. Faktor
ini untuk menentukan konversi biaya yang diserap oleh
produk (siswa) pada kegiatan utama proses belajar mengajar.
b. Cost Driver frekuensi kegiatan, perbaikan atau pemeliharaan
untuk menentukan konversi biaya overhead yang tidak
diserap langsung oleh produk (siswa) oleh karena frekuensi
kegiatan adalah cost driver yang paling mudah ditelusuri.
Selain kedua cost driver tersebut terdapat beberapa cost driver
yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan overhead cost yang
akan digambarkan pada tiap rincian aktivitas berikut:
98
Tabel 4.18
Total Cost Driver
No
1
2
3
Aktivitas
Kegiatan penerimaan
siswa baru
MOS
4
5
Pembinaan dan
kegiatan BES-AR
Belajar reguler
Remedial teaching
6
Ekstrakurikuler
7
Life skill
8
9
Kunjungan edukatif
Khidmah ijtimaiyah/
praktek lapangan
Ujian dan pelaporan
nilai akhlak
Penyelenggaraan
lomba-lomba
Apresiasi siswa
Study club
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Peringatan hari besar
nasional
Training kedisiplinan
siswa baru
Training motivasi dan
metode belajar efektif
siswa
Pengadaan ATK
sekolah
Menu harian siswa
Jasa laundry
22
Pengembangan tahfidz
siswa
Gaji dan tunjangan
guru dan karyawan
Supervisi
23
Lokakarya awal tahun
24
Penyusunan RKS dan
RKAS
Rapat dengan komite
sekolah
Evaluasi triwulan
program kerja
21
25
26
Cost Driver
Jumlah siswa
kls 1
Jumlah siswa
kls 1
Jumlah siswa
Driver
SMP
MA
192
121
Jumlah
313
192
121
313
522
330
852
Jumlah siswa
Frekuensi
Kegiatan
Frekuensi
kegiatan
Frekuensi
kegiatan
Jumlah siswa
Jumlah siswa
kls 3
Jumlah siswa
522
330
852
90
90
180
330
572
902
176
66
522
145
110
235
95
852
240
522
330
852
Frekuensi
kegiatan
Jumlah siswa
Jumlah
pembimbing
Frekuensi
kegiatan
Jumlah siswa
kls 1
28
18
46
522
330
852
16
5
21
1
192
1
121
2
313
Jumlah siswa
522
330
852
Jumlah siswa
522
330
852
Jumlah siswa
Jumlah siswa
kls 1 SMP
Jumlah siswa
522
330
852
192
522
330
192
852
34
32
66
24
24
48
1
1
2
1
1
2
1
1
2
4
4
8
Jumlah guru
dan karyawan
Frekuensi
kegiatan
Frekuensi
kegiatan
Frekuensi
kegiatan
Fekuensi
kegiatan
Frekuensi
kegiatan
99
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Pembekalan dan
orientasi internal
kepala sekolah
Silaturrahim dengan
komite sekolah
Transportasi dan
perjalanan dinas
Biaya rapat dan tamu
Biaya daya dan jasa
Pemeliharaan sarana
dan prasarana
Bantuan studi siswa
Bantuan uang
pembangunan
Biaya penggandaan
Bahan bakar mesin
Instalasi air dan listrik
Program adwiyata
sekolah
Patroli keamanan
sekolah
Pengadaan perangkat
pembelajaran
Pengembangan
instrumen penilaian
pengadaan peralatan
dan perlengkapan
ekskul/lifeskil &
olahraga
Pengadaan sarana
asrama
Penambahan
pemasangan jaringan
komputer
Pengadaan sarana dan
prasarana sekolah
Pengembangan
pendidik dan tenaga
kependidikan
Pengembangan budaya
dan lingkungan
Pembangunan
Asuransi gedung
Investasi: Penambahan
lahan
Biaya tidak langsung
pada madrasah
Frekuensi
kegiatan
1
1
2
1
522
1
330
2
852
Jumlah siswa
Jumlah siswa
Frekuensi
pemeliharaan
Jumlah
penerima
Jumlah siswa
522
522
330
330
852
852
12
12
24
33
522
23
330
56
852
Jumlah siswa
Jumlah siswa
Frekuensi
kegiatan
Frekuensi
kegiatan
Jumlah siswa
522
522
12
330
330
12
852
852
24
12
12
24
522
330
852
Jumlah siswa
522
330
852
1
1
2
Jumlah siswa
522
330
852
Jumlah siswa
522
330
852
Jumlah siswa
522
330
852
Frekuensi
kegiatan
Jumlah siswa
Frekuensi
kegiatan
Jumlah siswa
522
330
852
Jumlah guru
dan karyawan
34
32
66
Jumlah siswa
522
330
852
Jumlah siswa
Jumlah siswa
Jumlah siswa
522
522
522
330
330
330
852
852
852
Frekuensi
kegiatan
12
-
12
Sumber: Diolah dari data sekunder
100
5.
Cost Per Unit Tingkat SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
a. SMP
Cost/Unit untuk siswa tingkat SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
akan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.19
Perhitungan Cost/Unit SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
No
Aktivitas
1
Kegiatan
penerimaan siswa
baru
MOS
Pembinaan dan
kegiatan BES-AR
Belajar reguler
Remedial teaching
Ekstrakurikuler
Life skill
Kunjungan edukatif
Khidmah
ijtimaiyah/praktek
lapangan
Ulangan/ujian dan
penilaian
Penyelenggaraan
lomba-lomba
Apresiasi siswa
Study club
Peringatan hari
besar nasional
Training
kedisiplinan siswa
baru
Training motivasi
dan metode belajar
efektif siswa
Pengadaan ATK
sekolah
Menu harian siswa
Jasa laundry
Pengembangan
tahfidz siswa
Gaji dan tunjangan
guru dan karyawan
Supervisi
Lokakarya awal
tahun
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
DL
Indikator Biaya
DM
-
Jumlah
OH
38.125.000
38.125.000
-
-
6.710.000
5.368.000
6.710.000
5.368.000
-
-
17.568.000
3.375.000
13.971.200
4.012.800
66.246.000
18.000.000
17.568.000
3.375.000
13.971.200
4.012.800
66.246.000
18.000.000
-
-
22.417.500
22.417.500
-
-
21.600.100
21.600.100
-
-
9.436.700
21.280.000
750.000
9.436.700
21.280.000
750.000
-
-
1.830.000
1.830.000
-
-
5.124.000
5.124.000
-
42.675.600
-
42.675.600
-
1.792.315.945
-
172.800.000
3.050.000
1.792.315.945
172.800.000
3.050.000
1.460.408.560
-
-
1.460.408.560
-
-
1.380.000
1.380.000
-
-
4.000.000
4.000.000
101
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Penyusunan RKS
dan RKAS
Rapat dengan
komite sekolah
Evaluasi triwulan
program kerja
Pembekalan dan
orientasi internal
kepala sekolah
Silaturrahim
dengan komite
sekolah
Transportasi dan
perjalanan dinas
Biaya rapat dan
tamu
Biaya daya dan jasa
Pemeliharaan
sarana dan
prasarana
Bantuan studi siswa
Bantuan uang
pembangunan
Biaya penggandaan
Bahan bakar mesin
Instalasi air dan
listrik
Program adwiyata
sekolah
Patroli keamanan
sekolah
Pengadaan
perangkat
pembelajaran
Pengembangan
instrumen penilaian
Pengadaan
peralatan dan
perlengkapan
ekskul/lifeskil &
olahraga
Pengadaan sarana
asrama
Penambahan
pemasangan
jaringan komputer
Pengadaan sarana
dan prasarana
sekolah
Pengembangan
tenaga pendidik dan
kependidikan
Pengembangan
-
-
500.000
500.000
522.500
522.500
-
-
3.500.000
3.500.000
-
-
4.000.000
4.000.000
-
-
5.625.000
5.625.000
-
-
26.672.250
26.672.250
-
-
7.225.450
7.225.450
-
-
146.400.000
12.170.000
146.400.000
12.170.000
-
-
145.929.420
439.810.000
145.929.420
439.810.000
26.596.000
2.745.000
1.500.000
26.596.000
2.745.000
1.500.000
5.500.000
5.500.000
-
-
359.900
359.900
-
-
5.700.450
5.700.450
750.000
750.000
5.063.000
5.063.000
439.810.000
439.810.000
305.000
305.000
-
-
-
-
67.904.773
67.904.773
73.268.000
-
-
73.268.000
102
48
49
50
51
budaya dan
lingkungan
Pembangunan
Asuransi gedung
Investasi:
Penambahan lahan
Biaya tidak
langsung
TOTAL
Jumlah Siswa
-
-
17.882.272
17.882.272
-
-
1.073.844.000
15.250.000
690.923.600
1.073.844.000
15.250.000
690.923.600
-
-
-
1.533.676.560
522
1.834.991.545
3.583.532.915
Cost/Unit
6.952.201.020
13.318.392,76
Sumber: Diolah dari data sekunder
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan
untuk
tingkat
SMP
adalah
Direct
Labor
(DL)
sebesar
Rp1.533.676.560,- Direct Material (DM) sebesar Rp 1.834.991.545,dan Overhead (OH) sebesar Rp 3.583.532.915,-. Perhitungan
overhead cost untuk aktivitas pertama yakni penerimaan siswa baru
dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu SMP pada
lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan
penerimaan siswa baru pada tabel 4.14, begitu juga untuk perhitungan
aktivitas kedua kegiatan MOS dihitung dari perkalian antara proporsi
siswa kelas satu SMP pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan
aktivitas untuk kegiatan MOS pada tabel 4.14 dan begitu seterusnya
untuk perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.
Jumlah siswa tingkat SMP adalah 522 siswa dengan total
pengeluaran sebesar Rp 6.952.201.020,- sehingga cost per unit untuk
tingkat SMP sebesar Rp 13.318.393,- per siswa per tahun atau sebesar
Rp 1.109.866,- per siswa per bulan.
103
b. MA
Cost/Unit untuk siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah akan
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.20
Perhitungan Cost/Unit MA Perguruan Islam Ar-Risalah
No
Aktivitas
1
Kegiatan
penerimaan siswa
baru
MOS
Pembinaan dan
kegiatan BES-AR
Belajar reguler
Remedial teaching
Ekstrakurikuler
Life skill
Kunjungan edukatif
Khidmah
ijtimaiyah/praktek
lapangan
Ulangan/ujian dan
penilaian
Penyelenggaraan
lomba-lomba
Apresiasi siswa
Study club
Peringatan hari
besar nasional
Training
kedisiplinan siswa
baru
Training motivasi
dan metode belajar
efektif siswa
Pengadaan ATK
sekolah
Menu harian siswa
Jasa laundry
Pengembangan
tahfidz siswa
Gaji dan tunjangan
guru dan karyawan
Supervisi
Lokakarya awal
tahun
Penyusunan RKS
dan RKAS
Rapat dengan
komite sekolah
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
DL
Indikator Biaya
DM
-
Jumlah
OH
24.375.000
24.375.000
-
-
4.290.000
3.432.000
4.290.000
3.432.000
-
-
11.232.000
3.375.000
23.788.800
6.547.200
42.354.000
12.000.000
11.232.000
3.375.000
23.788.800
6.547.200
42.354.000
12.000.000
-
-
14.332.500
14.332.500
-
-
13.809.900
13.809.900
-
-
6.033.300
6.720.000
750.000
6.033.300
6.720.000
750.000
-
-
1.170.000
1.170.000
-
-
3.276.000
3.276.000
-
27.284.400
-
27.284.400
-
1.145.906.915
-
1.950.000
1.145.906.915
1.950.000
1.348.069.440
-
-
1.348.069.440
-
-
1.380.000
4.000.000
1.380.000
4.000.000
-
-
500.000
500.000
522.500
522.500
104
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Evaluasi triwulan
program kerja
Pembekalan dan
orientasi internal
kepala sekolah
Silaturrahim
dengan komite
sekolah
Transportasi dan
perjalanan dinas
Biaya rapat dan
tamu
Biaya daya dan jasa
Pemeliharaan
sarana dan
prasarana
Bantuan studi siswa
Bantuan uang
pembangunan
Biaya penggandaan
Bahan bakar mesin
Instalasi air dan
listrik
Program adwiyata
sekolah
Patroli keamanan
sekolah
Pengadaan
perangkat
pembelajaran
Pengembangan
instrumen penilaian
Pengadaan
peralatan dan
perlengkapan
ekskul/lifeskil &
olahraga
Pengadaan sarana
asrama
Penambahan
pemasangan
jaringan komputer
Pengadaan sarana
dan prasarana
sekolah
Pengembangan
tenaga pendidik dan
kependidikan
Pengembangan
budaya dan
lingkungan
Pembangunan
Asuransi gedung
Investasi:
-
-
3.500.000
3.500.000
-
-
4.000.000
4.000.000
-
-
5.625.000
5.625.000
-
-
17.052.750
17.052.750
-
-
4.619.550
4.619.550
-
-
93.600.000
12.170.000
93.600.000
12.170.000
-
-
101.408.580
281.190.000
101.408.580
281.190.000
17.004.000
1.755.000
1.500.000
17.004.000
1.755.000
1.500.000
5.500.000
5.500.000
-
-
230.100
230.100
-
-
3.644.550
3.644.550
750.000
750.000
3.237.000
3.237.000
281.190.000
281.190.000
195.000
195.000
-
-
-
-
43.414.527
43.414.527
67.632.000
-
-
67.632.000
-
-
11.432.928
11.432.928
-
-
686.556.000
9.750.000
441.738.040
686.556.000
9.750.000
441.738.040
105
51
Penambahan lahan
Biaya tidak
langsung
TOTAL
Jumlah Siswa
-
-
12.000.000
12.000.000
1.415.701.440
330
1.173.191.315
2.228.901.225
Cost/Unit
4.817.793.980
14.599.375,7
Sumber: Diolah dari data sekunder
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan
untuk MA adalah untuk Direct Labor (DL) sebesar Rp1.415.701.440,Direct Material (DM) sebesar Rp 1.173.191.885,- dan Overhead (OH)
sebesar Rp 2.228.901.225,-. Perhitungan overhead cost untuk aktivitas
pertama yakni penerimaan siswa baru dihitung dari perkalian antara
proporsi siswa kelas satu MA pada lampiran 6 dengan total beban
berdasarkan aktivitas untuk kegiatan penerimaan siswa baru pada
tabel 4.14, begitu juga untuk perhitungan aktivitas kedua kegiatan
MOS dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu MA
pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk
kegiatan MOS pada tabel 4.14 dan begitu seterusnya untuk
perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.
Jumlah siswa untuk tingkat MA adalah 330 siswa dengan total
pengeluaran sebesar Rp 4.817.793.980,- sehingga cost per unit untuk
tingkat MA sebesar Rp 14.599.376,- per siswa per tahun atau sebesar
Rp 1.216.615,- per siswa per bulan.
106
Tabel 4.21
Rekapitulasi Cost/Unit SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
No
Ting
kat
DL
DM
OH
Total
Jmlh
Siswa
Cost/siswa
per tahun
Cost/
siswa per
bulan
1
SMP
1.533.676.560
1.834.991.545
3.583.532.915
6.952.201.020
522
13.318.392,76
1.109.866
2
MA
1.415.701.440
1.173.191.315
2.228.901.225
4.817.793.980
330
14.599.375,7
1.216.615
Sumber: Diolah dari data sekunder
E. Perbandingan Perhitungan Biaya Menggunakan Metode ABC Dengan
Metode Tradisional yang Diterapkan Saat ini (Existing) di Perguruan
Islam Ar-Risalah
Untuk membandingkan perhitungan biaya menggunakan metode ABC
dengan metode tradisional, dapat ditelusuri mulai dengan menghitung total
penerimaan tahun berjalan masing-masing tingkat SMP dan MA sebagaimana
yang digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.22
Total Penerimaan
SMP
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Bantuan Sekolah Berbasis Pesantren
(SBP)
Pendaftaran siswa baru
Pendapatan Awal Tahun ajaran
SPP
Iuran Kunjungan Edukatif
Bantuan Orang Tua Asuh
Total Penerimaan
MA
Rp. 345.060.000
Rp. 187.940.000
Rp. 100.000.000
Rp. 90.375.000
Rp. 1.087.630.000
Rp. 5.265.600.000
Rp. 78.300.000
Rp. 97.440.000
Rp. 7.064.405.000
Rp.
9.750.000
Rp. 537.575.000
Rp. 3.180.200.000
Rp. 35.250.000
Rp. 47.400.000
Rp. 3.998.115.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
Sumber penerimaan untuk tingkat SMP terdiri dari dana BOS, Bantuan
Sekolah Berbasis Pesantren, Iuran Orang Tua, Iuran Kunjungan Edukatif dan
107
Sumbangan
Orang
Tua
Siswa
dengan
total
penerimaan
sebesar
Rp7.064.405.000,- sedangkan untuk tingkat MA terdiri dari dana BOS, Iuran
Orang Tua, Iuran Kunjungan Edukatif dan Sumbangan Orang Tua Siswa
dengan total penerimaan Rp 3.998.115.000,-.
Kemudian menghitung total pengeluaran untuk masing-masing tingkat
berdasarkan metode tradisional dan ABC. Tabel berikut adalah total
pengeluaran dari kedua metode, yakni:
Tabel 4.23
Total Pengeluaran
SMP
MA
Tradisional
Rp. 7.064.405.000
Rp. 3.998.115.000
ABC
Rp. 6.952.201.020
Rp. 4.817.793.980
Sumber: Diolah dari data sekunder
Total Biaya berdasarkan metode tradisional (existing) adalah sebesar
Rp7.064.405.000,- untuk tingkat SMP dan Rp 3.998.115.000,- untuk tingkat
MA seperti yang ditunjukkan pada lampiran 8. Bila dihitung menggunakan
metode ABC maka total biaya untuk tingkat SMP yakni sebesar
Rp6.952.201.020,- dan untuk tingkat MA sebesar Rp 4.817.793.980,-.
Perhitungan untuk metode ABC sebelumnya telah dilakukan pada tabel 4.19
dan 4.20.
Selanjutnya unit cost per siswa dapat dihitung dan diperbandingkan
dengan cara membagi total pengeluaran dari kedua metode tradisional dan
ABC dengan jumlah siswa pada masing-masing tingkat SMP dan MA seperti
pada tabel berikut ini:
108
Tabel 4.24
Perbandingan Biaya Per unit
ABC
Total Pengeluaran
SMP
MA
Jumlah Siswa
SMP
MA
Biaya per unit siswa
SMP
MA
Biaya per unit per bulan
SMP
MA
Tradisional
Rp 6.952.201.020
Rp 4.817.793.980
Rp 7.064.405.000
Rp 3.998.115.000
522
330
522
330
Rp 13.318.392,76
Rp 14.599.375,70
Rp 13.533.342,91
Rp 12.115.500,00
Rp
Rp
Rp
Rp
1.109.866
1.216.615
1.127.779
1.009.625
Sumber: Diolah dari data sekunder
Dari tabel di atas diketahui bahwa biaya unit cost per bulan siswa untuk
tingkat SMP dengan metode ABC adalah sebesar Rp. 1.109.866,- dan untuk
MA sebesar Rp. 1.216.615,- sedangkan bila dihitung menggunakan metode
tradisional biaya unit cost untuk tingkat SMP adalah Rp. 1.127.779,- dan
untuk MA sebesar Rp. 1.009.625,-. Dengan demikian, telah terjadi overcosted
untuk SMP sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar
Rp. 206.990,- bila dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan.
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya
berbasis Activity Based Costing berdasarkan proses bisnis dan aktivitas
teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, mengetahui besarnya
biaya pendidikan per siswa serta membandingkan antara perhitungan biaya
menggunakan metode ABC dengan metode yang diterapkan saat ini di
Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan sekolah swasta yang menerapkan
standar pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah
mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan
sendiri. Diantara kebijakan yang diatur sekolah terkait dengan manajemen
keuangan di sekolah, yakni: (a) Perencanaan dan penganggaran, (b)
Pelaksanaan dan pengelolaan, (c) Pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran, (d) Sistem akuntansi dan pelaporan, serta (e) Pengawasan
keuangan.
2. Dari hasil analisa aktivitas per masing-masing komponen biaya yakni
untuk biaya rutin dan biaya pengembangan yang diidentifikasi dari 3 jenis
110
proses yaitu proses manajerial, proses utama dan proses pendukung
sehingga menghasilkan 51 aktivitas utama. Hasil perancangan model ABC
telah mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas tersebut yang dapat mewakili
seluruh pelaksanaan operasional dan pengembangan di SMP dan MA
Perguruan Islam Ar-Risalah dengan menghasilkan nilai total direct labor
cost yang diserap oleh aktivitas belajar mengajar sebagai cost object
adalah sebesar Rp2.949.378.000,- total direct material cost sebesar
Rp3.008.182.860,- dan total overhead cost sebesar Rp 5.104.959.140,- dari
data keuangan sumber penerimaan dana BOS, SBP, pendaftaran siswa
baru, pendapatan awal tahun, SPP, iuran kunjungan edukatif dan bantuan
orang tua asuh.
3. Dari hasil aplikasi perhitungan besaran biaya pendidikan dengan
menggunakan metode ABC, diketahui bahwa biaya pendidikan untuk SMP
sebesar Rp13.318.392,76,- per siswa per tahun atau sebesar Rp 1.109.866,per siswa per bulan dan untuk MA sebesar Rp 14.599.375,70,- per siswa
per tahun atau sebesar Rp 1.216.616,- per siswa per bulan.
4. Terdapat perbedaan antara pembebanan biaya unit cost menggunakan
metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di
sekolah. Total biaya berdasarkan metode tradisional adalah sebesar
Rp7.064.405.000 untuk tingkat SMP dan Rp 3.998.115.000 untuk MA
dengan jumlah siswa SMP 522 siswa dan MA 330 siswa maka diperoleh
biaya unit cost per siswa adalah sebesar Rp 13.533.342,91 per siswa per
tahun atau Rp 1.127.779 per siswa per bulan untuk tingkat SMP dan untuk
111
MA sebesar Rp 12.115.500,00 per siswa per tahun atau Rp1.009.625 per
siswa per bulan. Dengan demikian, telah terjadi overcosted untuk SMP
sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp.
206.990,- bila dihitunng berdasarkan aktivitas yang dilakukan di sekolah.
B. Saran
Dalam penelitian ini, penulis ingin memberikan metode alternatif untuk
menghitung besaran biaya pendidikan dengan menggunakan metode Activity
Based Costing (ABC), dengan demikian maka pembebanan tarif SPP lebih
sesuai dan tepat berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Disamping itu,
dikarenakan Perguruan Islam Ar-Risalah memberikan pilihan tarif SPP
bulanan yang bervariasi, maka dengan adanya standar/acuan biaya yang
sebenarnya akan sangat membantu menggambarkan pengeluaran yang terjadi
sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai dengan anggaran yang tersedia
dan jumlah konsumsi yang dilakukan.
Penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya yang dapat menutupi kekurangan dari penelitian ini
dengan mempertimbangkan saran berikut:
1. Penelusuran biaya pada setiap unit dalam proses pengumpulan data
untuk lebih ditingkatkan agar perhitungan lebih tepat.
2. Penambahan dan penelaahan kembali terhadap aktivitas yang lebih
menggambarkan aktivitas yang lebih spesifik (detail) dari keseluruhan
proses yang dikelola sekolah.
112
3. Memperluas ruang lingkup penelitian meliputi unit-unit lain yang
dapat diperhitungkan seperti tingkat SD, PAUD/TK dan unit bisnis
lainnya yang terintegrasi di dalam pengelolaan keuangan Yayasan
Wakaf Ar-Risalah agar keseluruhan pembiayaan dapat dihitung.
113
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. “Akuntansi Pendidikan”, Erlangga, Jakarta, 2006.
Blocher, E.J. et. al. “Cost Management. Manajemen Biaya Penekanan Strategis”,
Buku 1, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2000.
Bungin, Burhan. “Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya”, Kencana Prenada Media Group, Cet.3, Jakarta,
2009.
Bustami, Bastian dan Nurlela. “Akuntansi Biaya”, Mitra Wacana Media, Jakarta,
2009.
Carter dan Usry. “Akuntansi Biaya”, Salemba Empat, Edisi 13, Jakarta, 2006.
Carter, William K. “Akuntansi Biaya”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Enoch, Jusuf. “Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan”, Bumi Aksara, Cet.2,
Jakarta, 1995.
Fattah, Nanang. “Ekonomi dan Pembiyaan Pendidikan”. PT. Remaja Rosdakarya,
Cet.5, Bandung, 2009.
-----. “Standar Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2012.
Garrison, R dan E.W Noreen. “Managerial Accounting”, Salemba Empat, Edisi
11, Jakarta, 2006.
Hansen, Don R., Maryanne M Mowen. “Management Accounting”, Salemba
Empat, Jakarta, 2006.
Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen dan Liming Guan. “Cost Management:
Accounting and Control”, (6th Ed), 2006.
Horngren, et. al. “Cost Accounting”, Diterjemahkan oleh Dewi Adhariani, AKBI,
PT. Indeks Gramedia, Jakarta, 2008.
Ismail, Noor Azizi. “Activity-Based Management in Higher Education: Can It
Work?”, Campus-Wide Information Systems, Vol.27, No.1, 2010.
Juanda, Ahmad dan Nikki Vertik Lestari. “Analisis Perhitungan Biaya Satuan
(Unit Cost) Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran”, Jurnal Review
Akuntansi dan Keuangan, Vol.2, No.01, April, 2012.
Lima, Carlos Manuel Ferreira. “The Applicability of the Principles of Activity
Based Costing System in a Higher Education Institution”, Economics and
114
Management Research Projects An International Journal-ISSN: 2184-0309
Open Access International Journals Publisher, 2011.
Matin. “Perencanaan Pendidikan : Perspektif Proses dan Teknik dalam
Penyusunan Rencana Pendidikan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2013.
Minarti, Sri. “Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri”, Cetakan 1, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2011.
Mulyono. “Konsep Pembiayaan Pendidikan”, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2010.
Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Jakarta: Juni
2011
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2008 yang mengatur tentang
Pendanaan Pendidikan.
Petunjuk Teknis (Juknis) Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) Dana Bantuan SBP Tahun 2013.
Rendy dan Devie. “Analisa Pengaruh Activity Based Costing Terhadap
Keunggulan Bersaing dan Kinerja Organisasi”, Business Accounting
Review, Vol.1, No.2, 2013.
Setyaningrum, Santi. “Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity
Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3
Kota Tangerang Selatan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Suhardan, Dadang et. al. “Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1,
Alfabeta, Bandung, 2012.
Suharsaputra, Uhar. “Administrasi Pendidikan”, PT. Refika Aditama, bandung,
2010.
Sumarsan, Thomas. “Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan
Pengukuran Kinerja”, Edisi 2 Cetakan 1, PT. Indeks, Jakarta, 2013.
Sumarsid. “Pendekatan Metode Activity Based Costing Pada Perencanaan Harga
Pokok Produksi untuk Memperoleh Keunggulan Bersaing”, Jurnal Ilmiah
Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan “Optimal”, Vol.5, No.1, Maret
2011.
Zuriah, Nurul. “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori – Apliaksi)”,
PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007.
115
LAMPIRAN
116
Lampiran 1 Hasil Wawancara
Interviewer
: Irfani Lil Islami
Interviewee
: Fitri Melya Rahmi, SEI
(Bendahara)
a. Pertanyaan
: Bagaimana proses manajemen keuangan di sekolah ini ?
Jawaban
: Manajemen keuangan di sekolah ini melalui 5 (lima)
tahap, yakni perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengelolaan,
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, sistem akuntansi dan
pelaporan dan pengawasan keuangan.
b. Pertanyaan
: Pada tahap perencanaan keuangan yakni dalam pembuatan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Siapa saja yang terlibat
dan seperti apa tahapan penyusunanya ?
Jawaban
: Dalam tahap perencanaan dan penganggaran yang terlibat
adalah Komite, Yayasan, Kepala sekolah, Waka kurikulum, Waka
kesiswaan, Waka sarana, Bendahara, Kaur TU, guru dan tenaga
kependidikan . Adapun tahapan dalam pelaksanaan yakni sebagai berikut:
1. Pimpinan perguruan bersama Sekretaris perguruan menentukan
jadwal rapat penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS).
2. Sekretaris perguruan berdasarkan persetujuan dari Pimpinan
perguruan menyebarkan undangan rapat melalui surat resmi dan
sms centre kepada pihak yang terkait.
3. Setiap unit kerja yang terdiri dari Waka kurikulum, Waka
kesiswaan, Waka sarana, Waka lab. sains mendata kebutuhan
yang diperlukan pada setiap bagiannya.
4. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan
kemudian dibuatkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran.
5. Waktu dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) adalah 4 (empat) hari di bulan Mei hingga
Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan
awal tahun ajaran baru. Dengan rincian pelaksanaan sebagai
berikut:
Hari pertama : Rapat awal dan penentuan plafont anggaran
masing-masing bagian.
Hari kedua
: Revisi oleh setiap bagian sesuai plafont.
Hari ketiga
: Dilakukan verifikasi oleh bagian keuangan
(Bendahara
perguruan),
kemudian
117
Bendahara
perguruan
memberikan
persetujuan.
Hari keempat : Revisi anggaran dan persetujuan oleh
Pimpinan perguruan.
c. Pertanyaan
: Sumber dana yang dikelola oleh sekolah dari mana saja
dan berapa jumlah dana yang diberikan ?
Jawaban
: Sumber dana yang dikelola adalah sebagai berikut:
1. Dana BOS sebesar Rp. 710.000/siswa/tahun yang diberikan
kepada 486 siswa SMP dan Rp. 500.000/siswa/tahun yang
diberikan kepada 316 siswa MA.
2. Dana bantuan SBP oleh diknas pusat sebesar Rp. 100.000.000
3. Komite sekolah sebesar Rp. 6.619.345.000 untuk SMP dan
Rp.3.810.175.000 untuk MA yang dalam hal ini terdiri atas
iuran orang tua, iuran kunjungan edukatif siswa dan dana
bantuan orang tua asuh..
d. Pertanyaan
: Pada tahap pelaksanaan dan pengelolaan keuangan, siapa
saja yang mengelola dana-dana tersebut ?
Jawaban
: Pengelola Keuangan di Perguruan Islam Ar-Risalah
adalah Bendahara yayasan, Bendahara perguruan, Bendahara SMP,
Bendahara MA. Bendahara yayasan Ibu Mira Desvita, SE, Akt mengelola
seluruh pendapatan dari setiap devisi yang ada di yayasan wakaf ArRisalah. Bendahara perguruan Ibu Dona Putri, S.Pd mengelola dana yang
telah dianggarkan untuk Perguruan Islam Ar-Risalah oleh yayasan.
Anggaran ini akan didistribusikan kepada SMP dan MA yang masingmasing dikelola oleh Bendahara SMP Ibu Fitri Melya Rahmi, SEI dan
Bendahara MA Ibu Riza Elvera, S.Pd.
e. Pertanyaan
: Kepada siapa saja pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran dilaporkan dan bagaimana sistem pertanggungjawabannya ?
Jawaban
:
1) Bendahara sekolah selaku pemegang dana BOS SMP dan MA
membuat laporan penggunaan dana BOS yang di dalamnya terdapat
SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Dan laporan ini
akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang dan
ditandatangani oleh Ketua Yayasan Wakaf Ar-Risalah, ketua komite,
pimpinan perguruan dan bendahara.
2) Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir tahun
yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti
kwitansi. Laporan ini diberikan kepada ketua komite, ketua yayasan,
pimpinan perguruan dan kepala sekolah.
118
3) Bendahara sekolah membuat laporan penggunaan dana SBP tiap
semester untuk satu tahun ajaran. Laporan ini akan disampaikan
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4) Bendahara sekolah
membuat laporan
pertanggungjawaban
penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Laporan BSM
diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang.
f. Pertanyaan
: Ada berapa jenis laporan keuangan yang dibuat oleh
sekolah dan bagaimana prosedur pelaporan pada masing-masing laporan ?
Jawaban
: Laporan yang dibuat terdiri dari 4 (empat) laporan, yaitu
laporan kas komite, laporan dana BOS, laporan dana SBP, laporan bantuan
siswa miskin.
a. Laporan Kas Komite
Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh bendahara
sekolah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah. Bendahara
selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30 pada setiap akhir
bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan bukti-bukti
pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diserahkan kepada Kepala
Yayasan, Pimpinan Perguruan, Kepala Sekolah dan Ketua Komite.
b. Laporan Dana BOS
Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program
adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran,
penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta
hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat
lunak untuk membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan
tingkat sekolah. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (ALPEKA BOS) yang
dapat diunduh dari www.bos.kemendikbud.go.id.
Tahapan pelaporan:
1. RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah
dan Ketua Yayasan. Dokumen ini disampaikan di sekolah
dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim
Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa
lainnya apabila diperlukan.
2. Sekolah membuat pembukuan dari dana yang diperoleh
sekolah untuk program BOS.
3. Membuat laporan Realisasi penggunaan dana tiap sumber
dana. Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum dari
semua sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode
119
c.
d.
yang sama. Laporan ini dibuat triwulan dan ditandatangani
oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
4. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS merupakan
rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan dana BOS dan
laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani oleh
Bendahara, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Komite
Sekolah.
5. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti
kuitansi yang sah. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah
tertentu harus dibubuhi materai. Uraian pembayaran dalam
kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya.
Bukti pembayaran harus disetujui oleh Kepala Sekolah dan
lunas dibayar oleh Bendahara. Segala jenis bukti pengeluaran
disimpan oleh bendahara sebagai bahan bukti dan bahan
laporan.
6. Pelaporan. Laporan harus memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
− Melaporkan setiap kegiatan berdasarkan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan.
− Laporan meliputi realisasi penggunaan dana per sumber
dana dan surat pernyataan pertanggungjawaban yang
menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah
digunakan sesuai NPH BOS.
− Mempersiapkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas,
Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu Pajak beserta
bukti dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOS
(kuitansi/faktur/nota/bon) sebagai bahan audit.
Laporan Dana SBP
Ada dua jenis laporan yang harus disiapkan oleh sekolah yaitu
Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan. Kedua laporan tersebut
dibuat sekurang-kurangnya dua kali, pertama laporan kemajuan dan
kedua laporan akhir. Laporan kemajuan dan maupun laporan akhir
yang dibuat untuk Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Pendidikan
Dasar Kemendikbud.
Laporan Bantuan Siswa Miskin
Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat
selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan
yang dibuat adalah:
1. Realisasi penggunaan dana BSM.
2. Bukti-bukti seperti tanda terima.
120
3. Daftar siswa penerima SKTM.
g. Pertanyaan
: Siapa saja yang ikut dalam mengawasi keuangan di
sekolah ini dan adakah periode dalam melakukan pengawasan ?
Jawaban
:
• Pengawasan dana dari Komite dilakukan oleh Ketua Komite dan
Ketua Yayasan setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh
Kepala Sekolah dan Pimpinan Perguruan.
• Pengawasan dana BOS dilakukan oleh bagian manajemen BOS
Dinas Pendidikan Kota Padang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
sekali.
• Pengawasan dana SBP dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SBP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama.
Padang, 4 Agustus 2014
Fitri Melya Rahmi, SEI
Bendahara Perguruan Islam Ar-Risalah
121
Lampiran 2 Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Islam Ar-Risalah
Visi Perguruan Islam Ar-Risalah:
“Profesional, Berkualitas Dan Berwawasan Lingkungan Dalam Membangun
Generasi Penuh Berkah”
Misi Perguruan Islam Ar-Risalah:
1. Memberikan pelayanan yang tepat dan memuaskan dalam setiap
penyelenggaraan pendidikan.
2. Menyelenggarakan pendidikan dengan SDM yang capable di bidangnya.
3. Menyelenggarakan pembelajaran yang islami, modern, dinamis, disiplin
serta memenuhi standar pendidikan nasional.
4. Mengintegerasikan penyelenggaraan pendidikan dengan lingkungan.
5. Melahirkan kader ulama yang cendikiawan dan ilmuwan yang berakhlak
mulia.
Tujuan Khusus:
1.
2.
3.
4.
5.
Bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar.
Hafalan Al-Qur’an yang lancar minimal 5 juz.
Mahir berbahasa Arab dan Inggris.
Kemampuan akademik setara SMP dan MA.
Ghiroh Islamiyah (semangat keislaman) yang tinggi.
122
Lampiran 3 RKAS Tahun Ajaran 2013/2014
RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN
SEKOLAH (RKAS)
TAHUN AJARAN 2013/2014
SMP PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH
Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto
Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
Telp.0751-7877114
123
REKAPITULASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKOLAH
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH
TAHUN AJARAN 2013-2014
124
REKAPITULASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKOLAH
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH
TAHUN AJARAN 2013-2014
125
RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN
SEKOLAH (RKAS)
TAHUN AJARAN 2013/2014
MA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH
Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto
Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
Telp.0751-7877114
126
127
Lampiran 4 Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost
Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost
Proporsi
Tabel 1
Proporsi Jumlah Guru dan Karyawan Perguruan Islam Ar-Risalah
No
Tingkat
Jumlah
Proporsi %
Guru/Karyawan
1
SMP
34
52
2
MA
32
48
Total
66
100
Perhitungan
1. Gaji dan Tunjangan Guru dan Karyawan
Tabel 2
Biaya Gaji dan Tunjangan Guru dan Karyawan
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
1.460.408.560
52
2
MA
1.348.069.440
48
Total
2.808.478.000
100
2. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
Tabel 3
Biaya Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
73.268.000
52
2
MA
67.632.000
48
Total
140.900.000
100
128
Lampiran 5 Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost
Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost
Proporsi
No
1
2
Tabel 4
Proporsi Jumlah Siswa Perguruan Islam Ar-Risalah
Tingkat
Jumlah Siswa
Proporsi %
SMP
522
61
MA
330
39
Total
852
100
Perhitungan
1. Pengadaan ATK Sekolah
No
1
2
Tabel 5
Biaya Pengadaan ATK Sekolah
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
42.675.600
61
MA
27.284.400
39
Total
69.960.000
100
2. Menu Harian Siswa
No
1
2
Tabel 6
Biaya Menu Harian Siswa
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
1.792.315.945
61
MA
1.145.906.915
39
Total
2.938.222.860
100
129
Lampiran 6 Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost
Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost
Proporsi
Tabel 7
Proporsi Siswa Kelas 1 Perguruan Islam Ar-Risalah
No
Tingkat
Jumlah Siswa
Proporsi %
1
SMP
192
61
2
MA
121
39
Total
313
100
No
1
2
No
1
2
No
1
2
No
1
2
Tabel 8
Proporsi Jumlah Siswa Perguruan Islam Ar-Risalah
Tingkat
Jumlah Siswa
Proporsi %
SMP
522
61
MA
330
39
Total
852
100
Tabel 9
Frekuensi Kegiatan Remedial Teaching
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
90
50
MA
90
50
Total
180
100
Tabel 10
Frekuensi Kegiatan Ekstrakurikuler
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
330
37
MA
572
63
Total
902
100
Tabel 11
Frekuensi Kegiatan Life skill
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
66
38
MA
110
62
Total
176
100
130
Tabel 12
Proporsi Siswa Kelas 3 Perguruan Islam Ar-Risalah
No
Tingkat
Jumlah Siswa
Proporsi %
1
SMP
145
60
2
MA
95
40
Total
240
100
No
1
2
No
1
2
No
1
2
No
1
2
No
1
2
Tabel 13
Frekuensi Kegiatan Penyelenggaraan Lomba
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
28
61
MA
18
39
Total
46
100
Tabel 14
Proporsi Jumlah Pembimbing Study Club
Tingkat
Jumlah
Proporsi %
Pembimbing
SMP
16
76
MA
5
24
Total
21
100
Tabel 15
Frekuensi Kegiatan PHBN
Tingkat
Frekuensi
SMP
1
MA
1
Total
2
Proporsi %
50
50
100
Tabel 16
Frekuensi Kegiatan Supervisi
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
24
50
MA
24
50
Total
48
100
Tabel 17
Frekuensi Kegiatan Lokakarya Awal Tahun
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
1
50
MA
1
50
Total
2
100
131
No
1
2
No
1
2
Tabel 18
Frekuensi Kegiatan Penyusunan RKS dan RKAS
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
1
50
MA
1
50
Total
2
100
Tabel 19
Frekuensi Kegiatan Rapat Komite Sekolah
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
1
50
MA
1
50
Total
2
100
Tabel 20
Frekuensi Kegiatan Evaluasi Triwulan Program Kerja
No
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
1
SMP
4
50
2
MA
4
50
Total
8
100
Tabel 21
Frekuensi Kegiatan Pembekalan dan Orientasi Internal Kepsek
No
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
1
SMP
1
50
2
MA
1
50
Total
2
100
Tabel 22
Frekuensi Kegiatan Silaturrahim dengan Komite Sekolah
No
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
1
SMP
1
50
2
MA
1
50
Total
2
100
No
1
2
Tabel 23
Frekuensi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
12
50
MA
12
50
Total
24
100
132
No
1
2
No
1
2
No
1
2
Tabel 24
Proporsi Jumlah Siswa Penerima Bantuan Study
Tingkat
Jumlah Siswa
Proporsi %
SMP
33
59
MA
23
41
Total
56
100
Tabel 25
Frekuensi Kegiatan Instalasi Air dan Listrik
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
12
50
MA
12
50
Total
24
100
Tabel 26
Frekuensi Kegiatan Program Adwiyata Sekolah
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
12
50
MA
12
50
Total
24
100
Tabel 27
Frekuensi Kegiatan Pengembangan Instrumen Penilaian
No
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
1
SMP
1
50
2
MA
1
50
Total
2
100
No
1
2
Tabel 28
Frekuensi Kegiatan Biaya Tidak Langsung Lainnya
Tingkat
Frekuensi
Proporsi %
SMP
12
100
MA
0
Total
12
100
133
Perhitungan
1. Penerimaan Siswa Baru
No
1
2
Tabel 29
Biaya Penerimaan Siswa Baru
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
38.125.000
61
MA
24.375.000
39
Total
62.500.000
100
2. Masa Orientasi Siswa (MOS)
Tabel 30
Biaya Masa Orientasi Siswa
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
6.710.000
61
2
MA
4.290.000
39
Total
11.000.000
100
3. Pembinaan dan Kegiatan BES-AR
Tabel 31
Biaya Pembinaan dan Kegiatan BES-AR
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
5.368.000
61
2
MA
3.432.000
39
Total
8.800.000
100
4. Belajar Reguler
No
1
2
Tabel 32
Biaya Belajar Reguler
Jumlah (Rp)
17.568.000
11.232.000
28.800.000
Proporsi %
61
39
100
Tabel 33
Biaya Remedial Teaching
Tingkat
Jumlah (Rp)
SMP
3.375.000
MA
3.375.000
Total
6.750.000
Proporsi %
50
50
100
Tingkat
SMP
MA
Total
5. Remedial Teaching
No
1
2
134
6. Ekstrakurikuler
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 34
Biaya Ekstrakurikuler
Jumlah (Rp)
13.971.200
23.788.800
37.760.000
Proporsi %
37
63
100
Tabel 35
Biaya Life Skill
Jumlah (Rp)
4.012.800
6.547.200
10.560.000
Proporsi %
38
62
100
7. Life Skill
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
8. Kunjungan Edukatif
No
1
2
Tabel 36
Biaya Kunjungan Edukatif
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
66.246.000
61
MA
42.354.000
39
Total
108.600.000
100
9. Khidmah Ijtimaiyah/Praktek Lapangan
Tabel 37
Biaya Khidmah Ijtimaiyah/Praktek Lapangan
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
18.000.000
60
2
MA
12.000.000
40
Total
30.000.000
100
10. Penilaian Ulangan/Ujian
No
1
2
Tabel 38
Biaya Penilaian Ulangan/Ujian
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
22.417.500
61
MA
14.332.500
39
Total
36.750.000
100
135
11. Penyelenggaraan Lomba-lomba
Tabel 39
Biaya Penyelenggaraan Lomba
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
21.600.100
61
2
MA
13.809.900
39
Total
35.410.000
100
12. Apresiasi Siswa
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 40
Biaya Apresiasi Siswa
Jumlah (Rp)
9.436.700
6.033.300
15.470.000
Proporsi %
61
39
100
Tabel 41
Biaya Study Club
Jumlah (Rp)
21.280.000
6.720.000
28.000.000
Proporsi %
76
24
100
13. Study Club
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
14. Peringatan Hari Besar Nasional
Tabel 42
Biaya Peringatan Hari Besar Nasional
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
750.000
50
2
MA
750.000
50
Total
1.500.000
100
15. Training Kedisiplinan Siswa Baru
Tabel 43
Biaya Training Kedisiplinan Siswa Baru
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
1.830.000
61
2
MA
1.170.000
39
Total
3.000.000
100
136
16. Training Motivasi dan Metode Belajar Efektif Siswa
Tabel 44
Biaya Training Motivasi dan Metode Belajar Efektif
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
5.124.000
61
2
MA
3.276.000
39
Total
8.400.000
100
17. Jasa Laundry
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 45
Biaya Jasa Laundry
Jumlah (Rp)
172.800.000
0
172.800.000
Proporsi %
100
0
100
18. Pengembangan Tahfidz Siswa
Tabel 46
Biaya Pengembangan Tahfidz Siswa
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
3.050.000
61
2
MA
1.950.000
39
Total
5.000.000
100
19. Supervisi
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 47
Biaya Supervisi
Jumlah (Rp)
1.380.000
1.380.000
2.760.000
Proporsi %
50
50
100
20. Lokakarya Awal Tahun
No
1
2
Tabel 48
Biaya Lokakarya Awal Tahun
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
4.000.000
50
MA
4.000.000
50
Total
8.000.000
100
137
21. Penyusunan RKS dan RKAS
Tabel 49
Biaya Penyusunan RKS dan RKAS
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
500.000
50
2
MA
500.000
50
Total
1.000.000
100
22. Rapat Komite Sekolah
No
1
2
Tabel 50
Biaya Rapat Komite Sekolah
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
522.500
50
MA
522.500
50
Total
1.045.000
100
23. Evaluasi Triwulan Program Kerja
Tabel 51
Biaya Evaluasi Triwulan Program Kerja
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
3.500.000
50
2
MA
3.500.000
50
Total
7.000.000
100
24. Pembekalan dan Orientasi Internal Kepala Sekolah
Tabel 52
Biaya Pembekalan dan Orientasi Internal Kepala Sekolah
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
4.000.000
50
2
MA
4.000.000
50
Total
8.000.000
100
25. Silaturrahim dengan Komite Sekolah
Tabel 53
Biaya Silaturrahim dengan Komite Sekolah
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
5.625.000
50
2
MA
5.625.000
50
Total
11.250.000
100
138
26. Transportasi dan Perjalanan Dinas
Tabel 54
Biaya Transportasi dan Perjalanan Dinas
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
26.672.250
61
2
MA
17.052.750
39
Total
43.725.000
100
27. Biaya Rapat dan Tamu
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 55
Biaya Rapat dan Tamu
Jumlah (Rp)
7.225.450
4.619.550
11.845.000
Proporsi %
61
39
100
28. Biaya Daya dan Jasa
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 56
Biaya Daya dan Jasa
Jumlah (Rp)
146.400.000
93.600.000
240.000.000
Proporsi %
61
39
100
29. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Tabel 57
Biaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
12.170.000
50
2
MA
12.170.000
50
Total
24.340.000
100
30. Bantuan Studi Siswa
No
1
2
Tabel 58
Biaya Bantuan Studi Siswa
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
145.929.420
59
MA
101.408.580
41
Total
247.338.000
100
139
31. Bantuan Uang Pembangunan
No
1
2
Tabel 59
Biaya Bantuan Uang Pembangunan
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
439.810.000
61
MA
281.190.000
39
Total
721.000.000
100
32. Biaya Penggandaan
No
1
2
Tabel 60
Biaya Penggandaan
Jumlah (Rp)
26.596.000
17.004.000
43.600.000
Tingkat
SMP
MA
Total
Proporsi %
61
39
100
33. Bahan Bakar Mesin
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 61
Biaya Bahan Bakar Mesin
Jumlah (Rp)
Proporsi %
2.745.000
61
1.755.000
39
4.500.000
100
34. Instalasi Air dan Listrik
No
1
2
Tabel 62
Biaya Instalasi Air dan Listrik
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
1.500.000
50
MA
1.500.000
50
Total
3.000.000
100
35. Program Adwiyata Sekolah
No
1
2
Tabel 63
Biaya Program Adwiyata Sekolah
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
5.500.000
50
MA
5.500.000
50
Total
11.000.000
100
140
36. Pengembangan Instrumen Penilaian
Tabel 64
Biaya Pengembangan Instrumen Penilaian
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
750.000
50
2
MA
750.000
50
Total
1.500.000
100
37. Pengadaan Perangkat Pembelajaran
Tabel 65
Biaya Pengadaan Perangkat Pembelajaran
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
5.700.450
61
2
MA
3.644.550
39
Total
9.345.000
100
38. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Ekskul/Lifeskil & Olahraga
Tabel 66
Biaya Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Ekskul/Lifeskil &
Olahraga
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
5.063.000
61
2
MA
3.237.000
39
Total
8.300.000
100
39. Pengadaan Sarana Asrama
No
1
2
Tabel 67
Biaya Pengadaan Sarana Asrama
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
439.810.000
61
MA
281.190.000
39
Total
721.000.000
100
40. Penambahan Pemasangan Jaringan Komputer
Tabel 68
Biaya Penambahan Pemasangan Jaringan Komputer
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
305.000
61
2
MA
195.000
39
Total
500.000
100
141
41. Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Tabel 69
Biaya Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
67.904.773
61
2
MA
43.414.527
39
Total
111.319.300
100
42. Pengembangan Budaya dan Lingkungan
Tabel 70
Biaya Pengembangan Budaya dan Lingkungan
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
17.882.272
61
2
MA
11.432.928
39
Total
29.315.200
100
43. Pembangunan
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 71
Biaya Pembangunan
Jumlah (Rp)
1.073.844.000
686.556.000
1.760.400.000
Proporsi %
61
39
100
Tabel 72
Biaya Asuransi Gedung
Jumlah (Rp)
15.250.000
9.750.000
25.000.000
Proporsi %
61
39
100
44. Asuransi Gedung
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
45. Penambahan Lahan
No
1
2
Tabel 73
Biaya Penambahan Lahan
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
SMP
690.923.600
61
MA
441.738.040
39
Total
1.132.661.640
100
142
46. Patroli Keamanan Sekolah
No
1
2
Tingkat
SMP
MA
Total
Tabel 74
Biaya Keamanan Sekolah
Jumlah (Rp)
Proporsi %
359.900
61
230.100
39
590.000
100
47. Biaya Tidak Langsung pada Madrasah
Tabel 75
Biaya Tidak Langsung pada Madrasah
No
Tingkat
Jumlah (Rp)
Proporsi %
1
SMP
0
100
2
MA
12.000.000
0
Total
12.000.000
100
143
Lampiran 7 Total Realisasi Penerimaan
Tabel 76
Total Penerimaan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Sumber Pendapatan
1 Pemerintah (diknas pusat)
Dana BOS
Dana SBP
2 Siswa (komite)
pendaftaran siswa baru
pendapatan awal tahun ajaran
SPP
Iuran kunjungan edukatif siswa
3 Lain-lain
Bantuan orang tua asuh (GNOTA)
TOTAL
SMP
MA
345.060.000
100.000.000
187.940.000
0
90.375.000
1.087.630.000
5.265.600.000
78.300.000
9.750.000
537.575.000
3.180.200.000
35.250.000
97.440.000
7.064.405.000
47.400.000
3.998.115.000
144
Lampiran 8 Total Biaya Berdasarkan Metode Tradisional (existing)
Tabel 77
Total Pengeluaran SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Pengeluaran
145
1 Rutin
―Gaji dan tunjangan guru/karyawan
―Menu harian siswa
2 Pengembangan
―Pengembangan guru/tenaga kesiswaan dan pembelajaran
● Standar 1: Kompetensi Lulusan
a. Pembinaan & kegiatan OSIS
b. Penyelenggaraan lomba akademik
c. Penyelenggaraan lomba porseni
d. Penyelenggaraan lomba kreatifitas siswa ( classmeeting)
e. Pelaksanaan MOS
f. Pengumpulan perangkat pembelajaran KTSP
g. Pemberian reward kelas terbersih & siswa terdisiplin
h. Hadiah & sertifikat juara kelas & juara umum
i. Pemilihan siswa teladan
j. Kegiatan ekskul: honor guru ekskul
k. Penyelenggaran lomba ekskul
l. Lomba resesnsi buku perpustakaan
m. Lomba pengunjung terbaik perpustakaan
n. Penyelenggaraan lifeskill: honor guru life skill
SMP
MA
1.675.000.000
1.910.002.500
1.133.478.000
1.028.220.360
6.000.000
3.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
3.000.000
200.000
6.090.000
3.500.000
18.400.000
7.200.000
160.000
300.000
4.400.000
2.800.000
1.000.000
1.800.000
2.800.000
6.000.000
1.600.000
200.000
8.980.000
2.500.000
19.360.000
1.500.000
140.000
200.000
6.160.000
146
o. Biaya lomba bidang studi siswa
p. Kunjungan edukatif siswa
q. Khidmah ijtimaiyah (khusus kls 3 SMP/MA)
r. Patroli keamanan sekolah
3.050.000
73.350.000
15.000.000
590.000
1.260.000
35.250.000
15.000.000
● Standar 2: Isi
a. Bimbingan belajar reguler siswa
b. Pembimbing study club (pembina eksternal)
c. Pelatihan khusus study club IPA (trainer lokal)
d. Pembuatan slogan motivasi di lingkungan sekolah
e. Pengembangan tahfidz siswa
14.400.000
3.000.000
10.000.000
1.000.000
5.000.000
14.400.000
15.000.000
● Standar 3: Proses
a. Penerimaan siswa baru
b. Supervisi kepsek terhadap guru
c. Supervisi dinas terhadap sekolah
d. Buku perangkat PBM guru
e. Buku evaluasi wali kelas
f. Kegiatan remedial teaching
g. Training motivasi & metode belajar efektif untuk siswa
h. Training kedisiplinan untuk siswa baru
i. Peringatan hari kemerdekaan RI
j. Lokakarya awal tahun
k. Menyusun RKS dan RKAS
l. Rapat dengan komite sekolah
45.000.000
360.000
1.200.000
3.200.000
85.000
4.050.000
2.400.000
1.000.000
500.000
8.000.000
1.000.000
1.045.000
17.500.000
600.000
600.000
1.400.000
60.000
2.700.000
6.000.000
2.000.000
1.000.000
m. Evaluasi triwulan program kerja
n. Pembekalan & orientasi internal Kepsek
o. Silaturrahmi dengan komite sekolah
● Standar 4: Pendidik & Tenaga Pendidik
a. Pemberian reward untuk guru dalam pengumpulan RPP
b. Training walas
c. Meningkatkan kompetensi guru melalui MGMP & KKG
d. Lomba kreatifitas RPP & media mengajar guru
e. Pelatihan guru
f. Training untuk guru baru
g. Training & workshop guru
h. Training & workshop pengasuhan
i. Training keryawan
j. Reward guru terbaik
k. Pengiriman guru untuk seminar & pelatihan/studi banding
l. Beasiswa guru untuk S2
m. MKKS SMP
n. Biaya pendaftaran
o. Intensif internal guru
p. Remunerasi guru dan karyawan
147
● Standar 5: Sarana & Prasarana
a. Program adiwiyata sekolah
b. Sarana Kurikulum
7.000.000
8.000.000
11.250.000
100.000
1.700.000
6.400.000
500.000
5.000.000
2.000.000
15.750.000
2.150.000
1.600.000
1.200.000
1.500.000
22.000.000
2.400.000
5.000.000
2.500.000
22.500.000
2.900.000
5.000.000
15.000.000
2.500.000
7.200.000
16.000.000
11.000.000
5.464.300
148
c. Kebutuhan kelas awal tahun
d. Kebutuhan kelas per semester
e. Kebutuhan guru
f. Kebutuhan kesiswaan
g. Kebutuhan laboratorium IPA
h. Kebutuhan lab. Komputer
i. Kebutuhan lab. Multimedia
j. Kebutuhan PSB
k. Kebutuhan perpustakaan
l. Pengadaan buku paket pelajaran siswa
m. Pembelian buku baru perpustakaan.
n. Pengadaan peralatan & perlengkapan ekskul/life skill
o. Pengadaan peralatan & perlengkapan olah raga
p. Pembuatan plakat sekolah
q. Pembuatan buku profil sekolah
r. Pencetakan kalender sekolah
s. Biaya pemeliharaan bagian kurikulum
t. Biaya pemeliharaan bagian kesiswaan
u. Perbaikan sarana kelas dan kantor
v. Bahan bakar mesin
w. Perawatan kebun sekolah
x. Instalasi air
y. Instalasi listrik
z. Pemeliharaan mebel air kelas
a. Asuransi gedung
1.820.300
340.000
1.795.000
1.750.000
12.650.500
19.500.000
1.499.300
3.982.600
10.150.000
24.450.000
2.810.000
6.300.000
2.000.000
7.500.000
10.000.000
5.000.000
12.340.000
4.800.000
2.400.000
4.500.000
1.800.000
1.800.000
1.200.000
3.000.000
25.000.000
b. Pengadaan perlengkapan alat kebersihan sekolah
c. Pengadaan peralatan kelas
● Standar 6: Pembiayaan
a. Transport dan perjalanan dinas
b. Konsumsi rapat sekolah
c. Pengadaan ATK sekolah
d. Biaya penggandaan
e. Daya atau jasa
f. Penambahan pemasangan jaringan komputer
g. Jasa loundry siswa
h. Bantuan siswa kurang mampu
i. Bantuan uang pembangunan
j. Biaya tamu
● Standar 7: Penilaian
a. Pengembangan instrumen penilaian
b. Ujian mid semester
c. Ujian Akhir Semester (UAS)
d. Pelaporan nilai akhlak
149
● Standar 8: Pengembangan Budaya dan Lingkungan
a. Penanaman pohon lindung
b. Pengembangan taman sekolah
c. Perlengkapan alat kebersihan sekolah
264.300
1.343.000
34.550.000
1.500.000
29.060.000
23.400.000
159.000.000
500.000
172.800.000
141.588.000
4.700.000
1.500.000
10.000.000
16.000.000
1.000.000
9.175.000
9.895.000
40.900.000
20.200.000
81.000.000
105.750.000
8.825.000
450.000
4.000.000
5.000.000
750.000
6.315.200
20.000.000
3.000.000
―Investasi: penambahan lahan
―Pembangunan
―Pengadaan sarana asrama
―Biaya tidak langsung pada madrasah
TOTAL
975.000.000
985.000.000
365.000.000
7.064.405.000
157.661.640
775.400.000
356.000.000
12.000.000
3.998.115.000
150
Download