FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X (Studi Kasus : SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) 1 Nora Respita1, Ranti Nazmi2, Yenita Yatim2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Nora [email protected] ABSTRACT School library is very important in supporting learning process because the school library aims to meet the information needs for the community in the school environment, especially the teachers and students. The school library also has a considerable function in supporting the learning process and improving the quality of education in school. However, there are still many students of class X have not visited and functioned the school library as a learning resource at SMAN 2 Lengayang. The theory used in this study is the theory of phenomenology according to Alfred Schutz, which states that human action is determined by the meaning understood about something called the motive, where a person in the action has a certain meaning. Informants in this study are the students of class X, library employees, teachers of sociology who teach in class X, and Principals. Data collection method is done in 3 stages that are 1) Observation, 2) Interview, 3) Study document. Based on the results of the study it can be concluded that the causes of class X students did not visit and functioning school library in SMAN 2 Lengayang, Regency of South Pesisir that are 1) Motivation, 2) Teachers more focused on the handbook, 3) Condition of the library. Keywords: School Library Fungtions, Sociology Learning PENDAHULUAN dan para peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan Pendidikan bagi setiap individu maupun kelompok pendidikan, salah membutuhkan memperdalam satu membaca sarana pengetahuan buku dan dengan belajar di pendidikan yang berpengaruh terhadap perpustakaan, hasil pendidikan adalah perpustakaan. mengandung ilmu pengetahuan yang Perpustakaan di perlukan. disekolah harus Alat memungkinkan tenaga kependidikan yang perpustakaan dimaksud dalam penentuan mencapai tujuan pendidikan 1 itu adalah sarana dan prasarana Menjamin tersedianya masukan umum pendidikan. Sarana dan prasarana yang berkenaan dengan pendidikan pendidikan merupakan salah satu (Mudyaharjo, 2010:5). sumber daya yang penting dan utama Pendidikan peranti pokok yang dalam menunjang proses pembelajaran dipilih untuk memberikan perhatian, disatuan pendidikan, untuk itu perlu bimbingan, dan arahan kepada anak dilakukan peningkatan dalam pendaya didik. Proses pendidikan merupakan gunaan dan pengelolaanya, agar tujuan perjalanan yang tak pernah terhenti yang sepanjang diharapkan dapat tercapai, hidup manusia dan sebagaimana ditetapkan dalan UU merupakan hal yang sangat signifikan Sisdiknas No. 20/2003 Bab XII pasal dalam kehidupan manusia. Menurut 45 ayat I dijelaskan bahwa setiap UURI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat satuan pendidikan formal dan non 1, pendidikan merupakan usaha sadar formal dan terencana menyediakan sarana dan untuk mewujudkan prasarana yang memenuhi keperluan suasana pendidikan dengan pembelajaran agar peserta didik secara perkembangan aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai pertumbuhan dan belajar untuk sosial, emosional dan kejiwaan peserta keagamaan, didik (Aditya, 2010:1). kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, pendidikan yang baik kekuatan proses potensi fisik, kecerdasan intelektual, Sistem memiliki dan pengendalian dirinya, 1). negara (Irianto, 2011:3). kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh Pendidikan bangsa, merupakan dan suatu kegiatan yang sadar akan tujuan setiap saat, 2). Memungkinkan semua karena tujuan merupakan salah satu orang memberikan hal yang penting dalam kegiatan pengetahuan mereka kepada orang lain pendidikan, maka tujuan pendidikan dapat dengan mudah melakukanya, 3). tidak saja akan memberikan arahan ingin belajar masyarakat, pada yang sumber diri, serta keterampilan yang diperlukan harus mempunyai tiga tujuan, yaitu: Memberi spritual 2 kemana pendidikan harus ditunjukan, atau naskah, lembaran musik dan tapi juga memberikan ketentuan yang berbagai media audiovisual seperti pasti dalam memberi materi, metode, film, slide, kaset. alat, evaluasi dalam kegiatan yang Menurut dilakukan (Idi, 2011:18). Menurut Tilaar (Lasa, 2013:1-2) keberadaan perpustakaan tidak dapat (dalam dipisahkan dengan dunia pendidikan. Anurahman, 2011:9) sesuai dengan Sebab UUD 1945, pendidikan seharusnya institusi pengelola koleksi karya tulis, mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal karya cetak, dan/atau karya rekam ini berarti pendidikan adalah usaha secara profesional dengan sistem yang sadar untuk memberdayakan manusia. baku Manusia yang berdaya adalah manusia pendidikan, penelitin, yang dapat berfikir kreatif, yang Informasi, dan mandiri dan dapat membangun dirinya pemustaka. Keberadaan perpustakaan dan masyarakat. sekolah/madrasah Menurut Sulistyo (dalam Wiji, perpustakaan guna merupakan memenuhi meningkatkan kebutuhan pelestarian, rekreasi berguna kualitas para untuk pendidikan. 2010:31) perpustakaan adalah sebuah Perpustakaan gedung, ataupun gedung itu sendiri dinegara yang digunakan untuk menyimpan beberapa buku dan terbitan lainnya yang bisa mengalakkan disimpan menurut tata susunan tertentu mendukung kurikulum, mendukung untuk digunakan membaca, bukan proses pendidikan secara umum, dan untuk dijual. Suatu unit kerja yang mengembangkan subtansinya oleh merupakan sumber sekolah/madrasah berkembang tujuan antara : literasi informasi, itu setiap karena sekolah/madrasah digunakan oleh pengguna jasa layanan. menyelenggarakan Selain buku, didalamnya juga terdapat sekolah bahan cetak lainnya seperti majalah, nasional pendidikan. 3 lain keberaksaraan, informasi yang setiap saat dapat laporan, film, prosiding, menuskrip memiliki harus perpustakaan yang memenuhi standar Menurut (Sitepu, 2014:64-65) indikator semakin bermutu proses dan perpustakaan sekolah dipergunakan hasil dilembaga pendidikan itu. oleh peserta didik untuk mencari bahan pembelajaran sekolah sebagai berbagai sarana pendidikan yang amat penting acuan dalam belajar termasuk dalam harus diselengarakan secara efektif dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh efisien. Jika dilihat perkembangan guru. ilmu Dengan dan Perpustakaan demikian, terdapat pengetahuan dan teknologi hubungan yang erat antara proses sekarang ini demikian pesatnya. Maka belajar peranan perpustakaan sebagai sumber dengan perpustakaan belajar perpustakaan, merupakan utama setelah sumber guru informasi sangat kuat dan muklak di dan perlukan disekolah-sekolah. Pentingya berperan sedemikian penting dalam perpustakaan, proses pembelajaran sehingga sering sebagai juga memiliki kemampuan dan kekuatan disebut sebagai jantung pendidikan jantung diibaratkan pendidikan yang yang langsung mempengaruhi hasil Koleksi perpustakaan yang terdiri atas sehingga berbagai jenis buku pendidikan. dapat Berdasarkan hasil pengamatan di membantu pendidikan dan peserta SMAN 2 Lengayang, ditemukan didik mengembangkan bahan pelajaran bahwa di SMAN Lengayang serta membantu peserta didik dalam memiliki sarana dan prasarana yang mendalami yang cukup memadai untuk menunjang dipelajari di kelas. Perpustakaan juga proses pembelajaran. Salah satu sarana dapat dipergunakan sebagai indikator dan prasarana yang mampu menunjang mutu suatu lembaga pendidikan karena proses semakin banyak informasi diperoleh perpustakaan dan dimanfaatkan peserta didik maka pengamatan tersebut terlihat bahwa semakin yang fungsi perpustakaan sekolah sebagai didapatkanya. Keadaan yang demikian pusat sumber informasi oleh siswa dapat dianggap sebagai salah satu dalam proses pembelajaran sosiologi. bahan bayak pelajaran juga ilmu 4 2 pembelajaran sekolah, yaitu dari hasil Maka dari itu peneliti ingin 1) Fungsi rekreatif meneliti lebih lanjut dengan judul Rekreatif berdasar dari kata fungsi perpustakaan sekolah dalam rekreasi yang artinya adalah sesuatu menunjang proses belajar mengajar yang menyegarkan hati. Maksud dan mata pelajaran sosiologi kelas X (Studi fungsi rekreatif Kasus adalah untuk : SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan). Teori yang digunakan penelitian Alfred sesuatu dan ini yang menghibur hati dalam dengan datang keperpustakaan orang teori bisa meminjam atau membaca buku- (phenomenology) buku yang disukai, bertamu dengan ini adalah fenomenologi menurut menyegarkan perpustakaan Schutz. Menurut orang lain, bertukar pikiran, gobrol (Hafiah, 2009:1) istila perpustakaan melakukan kegiatan bersama sehinga berasal dari kata dasar pustaka. Yang menjadi terhibur. berarti buku, atau kitab, kemudian 2) Fungsi edukatif mendapatkan awalan per dan akhiran Edukatif berasal dari kata edukasi an menjadi perpustakaan. selanjutnya yang artinya dalam istila perpustakaan terkandung artinya pegertian Perpustakaan “kumpulan buku dan pendidikan, bersifat edukatif mendidik. berfungsi sebagai informasi yang disusun di ruangan edukatif artinya dapat mendidik dan tertentu dilengkapi dengan menambah ilmu pengetahuan bagi (sarana prasarana), angotanya. Jadi, perpustakaan bisa perlengkapan menurut aturan tertentu, diatur dan menjadi dilayankan oleh petugas (pustakawan) Berbagai hal yang tidak dipelajari dan dikelas bersama guru bisa dicari dipergunakan oleh para pemustaka. pelengkap bagi sekolah. diperpustakaan. Menurur (Sunaryoto, 2014:27-28) Dengan demikian menurut fungsi fungsi perpustakaan bisa dibedakan perpustakaan Suharyoto menjadi 2 yaitu: adalah yang pertama berfungsi sebagai rekreatif dan yang ke dua berfungsi 5 sebagai edukatif, krekreatif ini dimana adalah fungsi siswa memperoleh pengetahuan yang bisa mereka konstruksi sendiri. meminjam dan membaca buku yang Hamdani (2011:81) proses disukai dan juga bisa bertemu dengan pembelajaran menuntut guru dalam orang lain, bertukar pikiran, gobror merancang dan pembelajaran melakukan kegiatan yang berbagai yang metode memungkinkan menghibur dirinya. Sedangkan fungsi terjadinya proses pembelajaran pada edukatif diri yaitu mendidik berfungsi dan pengetahuan menambah bagi perpustakaan sebagai ilmu angota, adalah siswa. Guru harus mampu menggunakan metode pembelajaran dan yang sesuai dengan materi. sebagai Sosiologi pelengkap bagi sekolah. secara etimologis berasal dari kata socius yang berarti Syaiful, 2010:63) mengemukakan ‘teman, kawan,’ dan logos yang proses pembelajaran mempunyai dua berasal dari kata yunani yang berarti karakteristik yaitu: ‘lmu’. Merujuk pada arti dua kata 1) Dalam proses pembelajaran tersebut, maka sosiologi berarti ilmu melibatkan proses mental siswa tentang teman. Dalam arti yang lebih secara maksimal, bukan hanya luas, sosiologi diartikan sebagai ilmu menuntut siswa yang mempelajari interaksi manusia di mendengar, mencatat, tetapi dalam masyarakat. aktifitas siswa Sosiologi menghendaki sekedar dalam proses berfikir. mengkaji 2) Dalam pembelajaran membangun dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang jawab mendatangkan menerus untuk kejadian-kejadian suasana dialogis dan proses tanya terus bermaksud untuk selanjutnya berusaha untuk perbaikan dalam memperbaiki dan meningkatkan kehidupan bersama. Istila sosiologi kemampuan berfikir siswa pada pertama kali digunakan Aguste Comte geliranya kemampuan berfikir itu untuk dapat masyarakat eropa pada saat itu. membantu siswa untuk 6 mempelajari keadaan METODOLOGI PENELITIAN wawancara, buku harian, dan hp digunakan untuk sebagai alat bantu Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dengan peneliti untuk memberikan pertanyaan. pendekatan tipe wawancara dengan cara langsung penelitian kesekolah deskriptif. Observasi yang dilakukan menayakan dalam penelitian ini adalah observasi belajar memfungsikan perpustakaan sekolah karena Sebelum melakukan wawancara Lengayang bebas mengacak tidak memanfaatkan Adapun dalam tahapan ini peneliti terjun ke lapangan untuk mengambil mengenai penyebab siswa kelas XI data tentang peyebab siswa tidak tidak mengunjungi dan memfungsikan mengunjungi perpustakaan sekolah sebagai sumber dan memfungsikan perpustakaan sekolah sebagai sumber Lengayang Selatan. 2 perpustakaan sebagai sumber belajar. berkenaan dengan tujuan penelitian Pesisir SMAN peneliti siswa berisikan pertanyaan-pertanyaan yang Kabupaatem di untuk mengali lebih dalam lagi kenapa membuat pedoman wawancara yang 2 memanfaatkan pertanyaan yang sudah disiapkan guna telah ditentukan, terlebih dahulu peneliti SMAN sudah dilakukan bersifat tidak terstruktur Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. di siswa Kabupaten Pesisir Selatan. Wawancara sebagai sumber belajar di SMAN 2 belajar pegawai perpustakaan sekolah seagai sumber siswa yang tidak mengunjungi dan yang kepada benar-benar dan peneliti hanya mengamati para informan keperpustakaan perpustakaan apakah non partisipan, dilakukan informan terhadap dan belajar Di di SMAN 2 lengayang kabupaten Pesisir Selatan. lapangan peneliti akan mengunakan Dalam hal ini peneliti mencatat alat bantu atau instrumen penelitian semua informasi yang diperoleh dari seperti: pedoman wawancara, buku informan harian, dan menggunakan Hp atau tentang kamera untuk pemotretan. Pedoman dilapangan peyebab mengunjungi 7 dan menyangkut siswa tidak memfungsikan perpustakaan sekolah sebaggai sumber dari belaja bahwa siswa sanggat tidak berminak di SMAN 2 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Dari data yang diperoleh, peneliti setelah mengumpulkan menyederhanakan dengan membuktikan mencatat itu peneliti data dan HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perpustakaan SMAN 2 Lengayang tersebut SMAN 2 Lengayang memiliki mengelompok- ruangan perpustakaan yang cukup luas data cara kebulan keperpustakaan untuk belajar. semua informasi yang diberikan oleh informan bulan yakninya dengan ukuran 98 meter yang bisa mengambil data yang sesuai dengan menampung semua fasilitas yang ada pertanyaan yang peneliti ajukan dan dalam membuang tidak perpustakan dikelola oleh lima orang menyangkut dengan pertanyaan yang tenaga pengelola yaitu Ibu Febri peneliti ajukan. Wahyu Yeski,S.Pd, Ibu Resi Puspita, mengelompokan 2 data, data yang perpustakaan dan didalam Penelitian ini dilakukan di SMAN S. Pd, Ibu Yunisa Erlina,S. Pd, Ibu Lengayang Efrita Sari, S. Pd, dan Ibu Detina Defi kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini dilakukan pada Atila,S. kelas X. Alasan melakukan penelitian perpustakaan. menemukan sebagai pegawai Perpustakaan suda berdiri sejak pada SMAN 2 Lengayang karena peneliti Pd berdirinya masalah sekolah SMAN 2 bahwasanya buku yang di sediakan Lengayang yaitu pada tahun 2003 diperpustakaan Tujuan sudah sanggat didirikanya perpustakaan mendukung tetapi keyatannya siswa sekolah adalah untuk mendukung, kurang memanfaatkan perpustakaaan memperlancar tersebut kualitas sekolah. Setiap sekolah harus sebagai sumber belajar, serta mempertinggi megapa begitu biasa dimelihat dengan memilki jumlah kunjungan siswa yang datang pendukung dalam proses pembelajaran keperpustakaan yang sanggat sedikit tampa adanya perpustakaan sekolah 8 perpustakaan sebagai tidak akan lengkap karena mengunjungi dan memfungsikan perpustakaan merupakaan gudangnya perpustakaan sebagai sumber belajar. ilmu, dan dengan adanya perpustakaan memanfaatkannya untuk belajar dan B. Peyebab Siswa Tidak Mengunjungi dan Memfungsikan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar mencari referensi yang dibutuhkan di SMAN 2 Lenagayang memiliki para siswa-siswi dan guru bisa dalam perpustakaan. Dalam perpustakaan yang cukup menunjang penelitian ini dapat untuk proses pembelajaran dimana disimpulkan bahwa masih banyaknya para siswa memanfaatkanya untuk belajar dan kelas X mengunjungi dan yang belum memanfaatkan siswa mencari dan referensi, guru bisa namun disi perpustakaann sebagai sumber belajar walaupun sekolah suda meyediakan bisa dilihat dari bulan-kebulan bahwa sarana tidak ada peningkatan siswa untuk tersebut tetapi siswa masih belum datang di memanfaatkan semaksimal mungkin perpustakaan SMAN 2 Lengayang sarana yang telah disediakan sekolah dimana para siswa mempunyai banyak dimana siswa lebih memilih bermain alasan-alasan tertentu mengapa mereka dari pada belajar didalam perpustakaan tidak tidak hal tersebut dapat dilihat apa yang dalam meyebabakan siswa tidak berkunjung perpustakaan, padahal mereka tahu dan mefungsikan perpustakaan sebagai tentang pentingnya membaca buku- tempat belajar yakni : 1. Motivasi, 2. buku Guru dan meminjam mengunjungi meminjam dan buku yang telah buku di disediakan di perpustakaan namun mereka masih dan lebih prasana berfokus perpustakaan pada buku pegangan, 3. kondisi perpustakaan. saja banyak yang tidak mengunjungi dan memanfaatkan 1. Motivasi Siswa Rendah perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Maka dari itu dapat dilihat apa Motivasi yang untuk meyebabkan siswa kelas X tidak 9 merupakan seseorang dorongan bertindak dalam mencapai tujuan tertentu, baik perpustakaan merupakan sumber ilmu, motivasi tersebut berasal dari dalam dan dalam ruangan perpustakaan sudah diri individu maupun dari luar diri meyediakan buku yang cukup untuk individu Dari menunjang tersebut. hasil pembelajaran. guru pengamatan peneliti di lapangaan, seharusnya tidak harus berfokus pada peneliti buku menemukan bahwa siswa pegangan yang dimilikinya kelas X tidak memiliki motivasi atau seharusnya guru mengarahkan siswa keinginan dari dalam dirinya untuk meminjam buku keperpustakaan. mengunjungi perpustakaan sekolah. Dengan Hal ini terlihat dari data kunjungan dikelas X.1 sampai kelas X.6 yang paling mengajar dikelas X. berkunjung keperpustakaan sekolah. 3. Kurangnya Perpustakaan untuk keperpustakaan Sarana Menyediakan Kondisi perpustakaan merupakan Motivasi dari guru menyebabkan siswa sebagai beberapa guru mata pelajaran yang itu dapat dilihat sangat sedikit sekali 2. Guru Sudah Sumber Belajar perpustakaan siswa juga melakukan wawancara dengan Januari sampai bulan Mei maka dari yang mengarah sumber belajar maka dari itu peneliti yang berjumlah 39 siswa dari bulan X untuk memanfaatka banyak berkunjung adalah kelas X.1 kelas kurangnya motivasi dari guru yang mengajar siswa kelas X bahwasanya dari kelas siswa melihat malas dan dan unsur yang sangat penting untuk datang menunjang minat siswa megunjungi tidak dan memanfaatkan perpustakaan memfungsikan perpustakaan sebagai sekolah. Berdasarkan hasil observasi sumber belajar, seharusnya guru yang yang peneliti lakukan pada bulan Juni mengajar lebih mengarahkan siswa 2017, bahwa ruangan perpustakaan di untuk SMAN 2 Lengayang bisa menampung sebagai memanfaatkan sumber perpustakaan belajar karena seluruh 10 siswa yang datang keperpustakaan dengan jumlah 583 di pustaka dan lain siswa di sekolah tersebut. Dengan rak- sehingga rak buku yang tersusun rapi beserta mengunjungi pembatas pada setiap kelompok buku perpustakaan yang ada disekolah. siswa sebagainya kelas dan X tidak memfungsikan dan keterangan pada setiap rak-rak Guru sudah menyediakan sumber yang ada, ruangan perpustakaan yang belajar dengan melihat guru lebih bersih dan tersusun rapi, namun sangat mengunakan buku pegangan yang dia di sayangkan didalam perpustakaan miliki sehinga mengakibatkan siswa memiliki malas kekuranggan duduk/kursi tempat didalam ruangan meminjam keperpustakaan, buku karena siswa perpustakaan sehingga mengakibatkan walaupun meminjam buku tidak ada membuat lagi siswa merasa kesulitan gunanya karena guru sudah dalam membaca buku karena mereka menyediakanya buku sebagai sumber tidak tau mau duduk dimana. belajar. Motivasi siswa rendah motivasi adalah dorongan untuk Kurangnya Sarana perpustakaan seseorang kondisi perpustakaan sangat bertingkah laku, baik bersumber dari berpengaruh terhadap minat siswa dalam diri individu tersebut maupun untuk dari luar diri individu. Dengan adanya sekolah. rasa malas dari siswa kelas X untuk perpustakaan mengunjungi memfungsikan kekurangan fasilitas bangku sehinga perpustakaan sekolah sehingga siswa mengakibatkan siswa untuk malas lebih memilih untuk bermain sama datang keperpustakaan karena mereka teman, jajan didalam perpustakaan. tidak tahu bagai mana cara belajar Guru yang mengajar dikelas X pun didalam perpustakaan jika kursi untuk tidak duduk tidak ada. dan memotivasi siswa untuk memfungsikan perpustakaan sebagai sumber belajar seperti meminjam buku, membuat tugas dengan sumber 11 mengunjungi perpustakaan Dengan melihat kondisi yang memiliki dahulunya siswa pernah meminjam C. Analisis Teori buku dalam perpustakaan namun tidak Menurut Alfred Schutz tindakan dipakai karena guru sudah meyediakan manusia ditentukan oleh makna yang buku untuk belajar seharian, dan guru dipahami tentang sesuatu yang disebut dengan motif, dimana hanya memakai buku yang dipeganya dalam saja sebagai sumber belajar. Sehinga melakukan suatu tindakan seseorang mempunyai makna dari itu siswa kelas X tidak lagi tertentu. mengunjungi Berdasarkan penjelasan di atas, apabila belajar. yaitu tujuan yang Selain because motive yang berarti menggambarkan satu maksud, makna, motivasi harapan dan minat yang diinginkan dan yang tumbuh dan timbul tindakan sekarang untuk jangkauan juga kurangnya motivasi masa dari guru yang mengajar di kelas X. depan. In ordermotive merupakan tujuan yang digambarkan Dari beberapa pernyataan informan sebagai di atas dapat disimpulkan bahwa jika maksud, makna, harapan, minat yang diinginkan dan karena itu dikaitkan dengan because motive yang berorientasi kemasa depan. berarti motivasi yang tumbuh melalui Berdasarkan hasil penelitian yang pengalaman dan masa lalu individu dilakukan adapun in order motive sebagai anggota masyarakat. Dengan yang karena melihat adanya nilai-nilai terhadap diri mereka sendiri karena adanya rasa motivasi melalui In order motive yang berarti motivasi tidak memiliki keinginan dari dalam demikian, tumbuh sebagai anggota masyarakat juga ada memfungsikan perpustakaan adalah karena mereka malas dan yang pengalaman dan masa lalu individu maka motif siswa kelas X tidak mengunjungi memfungsikan perpustakaan sekolah sebagai sumber dikaitkan dengan teori in order motive Alfred Schutz dan adalah siswa kelas X tidak mengujungi tumbuh dan memmemfungsikan perpustakaan melalui pengalaman masa lalu siswa karena kondisi perpustakaan yang kelas X di SMAN 2 Lengayang yang memiliki 12 kekutrangan fasilitas sehingga mengakibatkan siswa kelas X kekurangan malas perpustakaan sehinga mengakibatkan untuk megunjungi dan kursi siswa jika perpustakaan melengakapi sarana memanfaatkan perpustakaan sebagai yang dibutuhkan siswa seperti kursi sumber belajar. Namun demikian jika untuk duduk sehinga akan menarik perpustakaaan siswa segala fasilitas yang dibutuhkan dalam berkunjung keperpustakaan. menunjang untuk ruang memfungsikan perpustakaan, namun untuk malas dalam sudah siswa keperpustakaan KESIMPULAN di dan melengkapi untuk belajar SMAN 2 Lengayang maka siswa akan tertarik Bedasarkan hasil penelitian yang telah datang dilakukan di SMAN untuk datang dan belajar didalam 2 perpustakan. Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan DAFTAR PUSTAKA peyebab siswa tidak mengunjungi dan Mudyaharjo. 2010. Pengantar pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar antara lain: 1) Kurangnya motivasi dari dalam diri Aditya. 2010. (Http://Adts24. Wordpress.Com/2010/05/29/ Standar-Sarana-Dan PrasaranaPendidikan/. Diakses 25-2-2017) individu dan dari luar diri individu, 2) guru mata pelajaran lebih berfokus pada buku pegangan, sehinga Idi mengakibatkan siswa tidak memiliki keinginan tersendiri untuk meminjam buku didalam perpustakaan, Irianto, Agus. 2011. Pendidikan Sebagai Investasi Dalam Pembangunan Bangsa. seharusnya guru lebih mengarahkan siswa dalam Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo memanfaatkan Jakarta : Kencana perpustakaan sekolah supaya siswa bisa belajar mandiri 3) kurangnya Lasa SH. 2013. Menajemen Perpustakaan Sekolah/Madrasa: Yokyakarta: Ombak sarana dalam perpustakaan yang belum lengkap dan kurang baik seperti 13 Wiji Suwarno. 2010. Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Jakarta: Ghalia Indonesia Sunaryoto. 2014. Mengenal Dan Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta :Naafi’ Book Media Sitepu, 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Syaiful Bahri Djamarah. Dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hafia.2009. Pengantar Perpustakaan. Pustakakinfo Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung Layanan Padang: Miles, Huberman. 1992 . Analisis Data Kualitatif. UI.Press: Jakarta 14