Lembaran Informasi 616--Orang Lansia dan HIV

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 616
ORANG LANSIA DAN HIV
Berapa Orang Lansia Terinfeksi
HIV?
Menurut laporan dari Kementerian
Kesehatan lebih dari 4% orang yang
diketahui AIDS di Indonesia berusia 50
tahun ke atas. Namun kemungkinan
jumlahnya lebih besar; di Indonesia
jumlah orang lanjut usia yang dilaporkan
dengan AIDS meningkat dari 82 (2,3%
jumlah laporan AIDS) pada 2006 menjadi 406 (6,5%) pada 2013.
Jumlah orang lanjut usia (lansia)
dengan AIDS terus meningkat. Ada tiga
jenis orang lansia dengan HIV: orang
yang sudah lama hidup dengan HIV;
orang terinfeksi HIV yang baru saja
mengetahui status HIV-nya; dan orang
yang baru terinfeksi waktu sudah lansia.
Kurang lebih separuh orang lansia
dengan HIV terinfeksi satu tahun atau
kurang sebelumnya.
Banyak orang menganggap usia 50
tahun belum ‘tua’. Namun usia 50 tahun
dipakai untuk statistik mengenai orang
lansia dengan HIV dan AIDS.
Mengapa Orang Lansia Tertular?
Ada beberapa alasan:
y Orang lansia jarang dites untuk HIV
y Orang lansia mungkin kurang sadar
mengenai faktor risiko tertular HIV
(lihat Lembaran Informasi (LI) 152)
y Banyak orang lansia baru ‘bujang’ lagi
karena cerai atau menjanda. Waktu
mereka berpasangan kembali, mereka
tidak memperhatikan pesan pencegahan
y Orang lansia jarang dianggap ‘kelompok berisiko’, sehingga tidak menjadi
sasaran untuk penyuluhan
y Banyak orang lansia beranggapan
bahwa ‘AIDS hanya penyakit orang
muda’
y Pelatihan mengenai cara berhubungan
seks lebih aman jarang disediakan
untuk orang lansia
y Penggunaan jarum suntik bergantian
(lebih dari 16% kasus yang dilaporkan
di AS, tetapi di bawah 2% di Indonesia)
y Hubungan seks yang tidak aman, baik
heteroseks maupun homoseks. Dalam
era Viagra dan obat lain untuk membantu laki-laki mendapat ereksi, orang
lansia mungkin mulai berhubungan
seks lagi setelah beberapa tahun puasa
y Dokter mungkin tidak mendiagnosis
infeksi HIV pada orang lansia. Beberapa gejala awal mungkin dianggap
disebabkan oleh penuaan
y Stigma terkait HIV lebih buruk untuk
orang lansia. Akibat ini, mungkin
mereka tidak siap mengungkapkan
infeksinya pada keluarga dan teman
Apakah Penyakit HIV Berbeda
untuk Orang Lansia?
Penelitian pertama tentang HIV pada
orang lansia dilakukan sebelum terapi
antiretroviral (ART) tersedia. Sebagian
besar penelitian tersebut menunjukkan
bahwa orang lansia menjadi sakit dan
meninggal lebih cepat dibandingkan
dengan orang yang lebih muda. Hal ini
diperkirakan disebabkan sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah pada orang
lansia. Lagi pula, orang lansia biasanya
mempunyai masalah kesehatan selain
HIV.
Penelitian lebih baru menunjukkan
bahwa orang lansia menanggapi ART
dengan baik. Kebanyakan orang lansia
lebih patuh pada pengobatan (LI 405),
asal mereka tidak mempunyai masalah
jiwa atau memakai narkoba.
Apakah ART Sama Efektif pada
Orang Lansia?
Setelah mulai ART, jumlah CD4
(LI 124) tidak meningkat sama cepat
dengan Odha yang lebih muda. Sayangnya, belum ada informasi yang baik
tentang orang lansia karena mereka
jarang dilibatkan pada uji coba klinis
terhadap obat baru.
Efek samping obat (LI 550) tampaknya
tidak lebih sering pada orang lansia.
Namun perubahan disebabkan oleh
penuaan dapat serupa dengan atau
memburukkan efek samping obat. Misalnya, usia lebih tua adalah faktor risiko
utama untuk penyakit jantung (LI 652),
dan untuk lebih banyak lemak pada perut.
Beberapa orang lansia HIV-negatif
menghilangkan lemak yang kelihatan
serupa dengan perubahan diakibatkan
oleh lipodistrofi (lihat LI 553).
Penelitian baru memberi kesan bahwa
banyak masalah kesehatan yang dialami
oleh orang lansia berlanjut lebih cepat
pada Odha. Peradangan (LI 484) adalah
faktor utama dalam beberapa penyakit
terkait penuaan.
Apakah Ada Masalah Kesehatan
Lain yang Umum?
Sebagaimana kita semakin tua, kita
mengalami masalah kesehatan yang
meneruskan untuk sisa kehidupan.
Masalah ini termasuk penyakit jantung,
depresi (LI 558), osteoporosis (LI 557),
darah tinggi, masalah ginjal (LI 651),
artritis, diabetes, penyakit Alzheimer dan
beberapa macam kanker.
Orang lansia sering harus meminum
berbagai macam obat untuk menghadapi
masalah kesehatannya. Hal ini dapat
membuat pilihan ARV semakin rumit
karena interaksinya dengan obat lain.
Masalah Kejiwaan
Orang lansia mungkin mengalami lebih
banyak masalah dengan pikiran dan
ingatan dibandingkan orang lebih muda.
Gejala ini dapat serupa dengan masalah
kejiwaan terkait HIV. LI 504 memberi
informasi lanjutan mengenai masalah
sistem saraf terkait HIV.
Masalah ini, yang kadang kala disebut
sebagai demensia, sekarang kurang berat
dibandingkan dengan masa sebelum ada
ART. Adalah sulit untuk menentukan
penyebab masalah kejiwaan pada orang
lansia dengan HIV. Apakah disebabkan
oleh penuaan normal atau HIV? Penelitian sudah mengaitkan usia dan viral
load (LI 125) yang lebih tinggi dengan
masalah kejiwaan.
Angka depresi dan penggunaan narkoba belum diteliti dengan baik pada
orang lansia. Namun masalah ini dapat
terkait dengan HIV, penuaan, atau duaduanya. Masalah ini harus didiagnosis
dan diobati secara benar.
Garis Dasar
Jumlah orang berusia di atas 50 tahun
dengan HIV atau AIDS semakin meningkat.
Orang lansia tertular HIV dengan cara
yang sama dengan orang lebih muda.
Namun mungkin mereka tidak sadar akan
risikonya terhadap infeksi HIV. Mereka
mungkin juga belum tahu cara melindungi dirinya dari infeksi.
Orang lansia menghadapi masalah
kesehatan lain. Hal ini dapat menyulitkan
pilihan ARV. Gejala penyakit ini juga
dapat disalahartikan sebagai efek samping obat.
ART sama efektif pada orang lansia,
walau jumlah CD4 mungkin akan meningkat lebih perlahan. Orang lansia
mungkin lebih patuh pada terapinya
dibandingkan orang yang lebih muda.
Diperbarui 1 Oktober 2014 berdasarkan FS 616
The AIDS InfoNet 10 Agustus 2014
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download