HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA
PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. dr.V.L.RATUMBUYSANG MANADO
Cyntya Bukunusa*, Adisti A. Rumayar*, Sulaemana Engkeng
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi
ABSTRAK
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja perawat diantaranya adalah keterampilan, motivasi kerja,
gaji atau upah, insentif, Pemberian insentif dapat digunakan untuk memotivasi perawat agar bekerja lebih
baik. Tujuannya untuk mengetahui hubungan pemberian insentif dan motivasi kerja dengan kinerja perawat
di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr.V.L.Ratumbuysang Manado. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian
kuantitatif, dengan menggunakan pendekatan studi potong lintang (cross-sectonal study). Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan desember 2016 s/d februari 2017 di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L.
Ratumbuysang Manado. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 perawat. Instrumen yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univarit dan
bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian insentif dengan kinerja perawat menghasilkan
nilai probabilitas ( value) 0,00<0,05. Insentif memiliki kategori baik yaitu 55,8%. hubungan antara
motivasi dengan kinerja perawat menghasilkan nilai probabilitas ( value) 0,00<0,05 Motivasi memiliki
kategori baik yaitu 53,8% dan kinerja memiliki kategori baik yaitu 59,6%. Kesimpulannya terdapat
hubungan antara pemberian insentif dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof.
dr.V.L.Ratumbuysang Manado. Diharapkan kepada pimpinan Rumah sakit agar berupaya untuk
meningkatkan sistem insentif yang ada di Rumah sakit, dimana berupaya agar komposisis insentif yang
diterima tepat waktu, berupaya agar menyediakan dana untuk pengembangan profesi perawat, dan untuk
mengikuti pelatihan bagi perawat, beupaya agar adanya pengebangan pendidikan perawat.
Kata Kunci: Pemberian Insentif, Motivasi, Kinerja
ABSTRACT
Factors that can improve the performance of nurses are skills, work motivation, salary or wages, incentives,
Incentives can be used to motivate nurses to work better. The purpose is to know the working relationship
and work motivation with the performance of nurses in Prof. Dr. Dr.V.L.Ratumbuysang Manado. The type of
research used is quantitative research, using cross sectonal study approach. This research was conducted in
December 2016 s / d february 2017 in Prof. Mental Hospital. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. Population
and Sample in this research are 61 nurses. The instrument used in this study is a questionnaire. Data
analysis in this research is univarit and bivariate analysis. The results showed by the score of probability
score score (value ρ) 0,00 <0,05. Incentives have a good category of 55.8%. The relationship between
motivation and nurse performance yields probability (ρ value) 0,00 <0,05 Motivation has good category that
is 53,8% and performance has good category that is 59,6%. Similarly, the work of nurses at Prof Sr.
Hospital. Dr.V.L.Ratumbuysang Manado. It is desirable for hospital leaders to be open to improving the
incentive system available in hospitals, where it is resistant to the compositions of incentives received on
time, bracelets to be available for the development of the nursing profession, and for nurse training, so that
the nurse education is cut.
Keywords: Incentives, Motivation, Performance
1
Dalam meningkatkan kinerja ada beberapa
PENDAHULUAN
Upaya
untuk
menghasilkan
pelayanan
faktor yang mempengaruhi diantaranya ialah
kesehatan yang bermutu tinggi di wujudkan
motivasi
dengan cara meningkatkan kinerja Sumber
kekuatan yang ada dalam diri seseorang,
Daya Manusia (SDM) yang terlibat di
yang
dalamnya. Sumber daya manusia dengan
melakukan tindakan motivasi yang tinggi
performa yang maksimal dapat menghasilkan
dapat meningkatkan kinerja perawat oleh
output
sebab itu motivasi kerja perlu di bina melalui
yang
demikian
maksimal
pihak
pula.
mendorong
merupakan
perilakunya
untuk
kerja sama yang baik antara pimpinan dengan
memusatkan perhatian pada sumber daya
perawat. Motivasi terbagi menjadi dua bagian
manusia dalam ruang lingkup organisasinya
yaitu
(Siagian, 2012). Tenaga perawat adalah salah
ekstrinsik. Motivasi intrinsic atau motivasi
satu
yang berasal dari dalam diri perawat itu
daya
harus
Motivasi
lebih
sumber
organisasi
Dengan
kerja.
manusia
dalam
motivasi
intrinsik
motivasi
melaksanakan pelayanan kesehatan di rumah
sendiri
sakit. Pelayanan yang diberikan adalah
pemenuhan
pelayanan
keperawatan
dan
perawat sedangkan motivasi ekstrinsik atau
manajemen
keperawatan
dengan
disebut juga motivasi yang berasal dari luar
kemampuan yang dimilikinya. Pelayanan
seperti lingkungan kerja, pendidikan, insentif
keperawatan akan berjalan dengan baik jika
(Widodo, 2015). Insentif merupakan sebuah
perawat memiliki kinerja yang baik. Salah
program yang diberikan oleh perusahaan
satu cermin pelayanan rumah sakit adalah
untuk memotivasi karyawan agar karyawan
pelayanan keperawatan karena berhubungan
tersebut jauh lebih giat lagi dalam bekerja
langsung dengan pasien. Untuk itulah sebagai
dan dapat meningkatkan prestasi kerjanya di
tenaga pelaksana terbanyak di rumah sakit,
dalam perusahaan (Sedarmayanti, 2016).
perawat perlu mendapat perhatian khusus
Rumah
mengenai
Ratumbuysang merupakan rumah sakit jiwa
faktor-faktor
klinik
sesuai
yang
dapat
dapat
dan
kebutuhan-kebutuhan
Sakit
meningkatkan kinerja mereka sehingga dapat
yang
melaksanakan
melaksanakan
tugasnya
seperti
yang
ditumbuhkan
Jiwa
memiliki
Prof.
tugas
upaya
dr.
dengan
dasar
V.
L.
pokok
dalam
kesehatan
secara
diharapkan (Gomes, 2003). Factor-faktor
berdaya saing dan berhasil guna promotif,
yang dapat meningkatkan kinerja perawat
preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang
diantaranya adalah keterampilan, motivasi
kesehatan jiwa, napza dan umum serta
kerja, gaji atau upah, insentif dan lain
melakukan upaya rujukan sesuai dengan
sebagainya.
peraturan
Usaha
untuk
meningkatkan
perundang-undangan.
Rumah
Sakit
Jiwa
Secara
kinerja perawat dapat diwujudkan dengan
keseluruhan
Prof.
meningkatkan motivasi kerja perawat itu
dr.V.L.Ratumbuysang memiliki tenaga kerja
sendiri.
sebanyak 317 orang yang terdiri dari 253
orang tenaga medis kesehatan dan 64 orang
2
tenaga administrasi atau non medis, dengan
METODE PENELITIAN
jumlah perawat umum pelaksana sebanyak
Jenis
61 orang. Berdasarkan wawancara singkat
dan
pengamatan
pra
penelitian
penelitian
yang
dipakai
adalah
penelitian kuantitatif, dengan menggunakan
yang
pendekatan studi potong lintang (cross-
dilakukan oleh peneliti terhadap perawat
sectonal study). Penelitian ini dilaksanakan
umum pelaksana di Rumah Ssakit Jiwa Prof.
pada bulan desember 2016 s/d februari 2017
dr. V. L. Ratumbuysang menyatakan bahwa
di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L.
insentif merupakan faktor penting dalam
Ratumbuysang
sebuah organisasi termasuk rumah sakit.
Manado.
Populasi
dan
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 61
Pemberian insentif dapat digunakan untuk
perawat.
memotivasi perawat agar bekerja lebih baik
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini
yaitu
kuesioner.
Analisis
data
dalam
penelitian ini adalah analisis univariat dan
bivariat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.Hubungan Antara Pemberian Insentif Dengan Kinerja Perawat di RSJ Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Manado.
Kinerja Perawat
Insentif
Baik
Total
Kurang baik
n
%
n
%
n
%
Baik
27
51,9
2
3,8
29
55,8
Kurang Baik
4
7,7
19
36,5
23
44,2
Jumlah
31
59,6
21
40,4
52
100
value
0,00
OR
64,125
Tabel 1. menunjukkan pemberian insentif
kesalahan) maka H1 diterima dan H0 di tolak
baik dengan kinerja baik sebanyak 51,9%
atau terdapat hubungan antara pemberian
sedangkan insentif baik dengan kinerja
insentif dengan kinerja perawat di RSJ Prof.
kurang baik sebanyak 3,8%. Kemudian
Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. Dari hasil
insentif kurang baik dengan kinerja baik
analisis juga diperoleh nilai OR = 64,125
sebanyak 7,7% sedangkan insentif kurang
yang
baik dengan kinerja kurang baik sebanyak
berdasarkan insentif mempunyai peluang
36,5%. Uji statistik menghasilkan nilai
64,125 kali untuk memperoleh kinerja baik.
probabilitas ( value) 0,00<0,05 (tingkat
3
artinya
perawat
yang
bekerja
Tabel 2. Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja Perawat di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado.
Kinerja Perawat
Motivasi
Baik
Total
Kurang baik
n
%
n
%
n
%
Baik
25
48,1
3
5,8
28
53,8
Kurang Baik
6
11,5
18
34,6
24
46,2
Jumlah
31
59,6
21
40,4
52
100
value
OR
25,000
0,00
Tabel 2. menunjukkan bahwa motivasi baik
kesalahan) maka H1 diterima dan H0 di tolak
dengan
48,1%
atau terdapat hubungan antara motivasi
sedangkan motivasi baik dengan kinerja
dengan kinerja perawat di RSJ Prof. Dr. V. L.
kurang baik sebanyak 5,8%. Kemudian
Ratumbuysang Manado. Dari hasil analisis
motivasi kurang baik dengan kinerja baik
juga diperoleh nilai OR = 25,000 yang
sebanyak 11,5% sedangkan motivasi kurang
artinya perawat yang memiliki motivasi
baik dengan kinerja kurang baik sebanyak
dalam bekerja memiliki peluang 25,000 kali
34,6%. Uji statistik menghasilkan nilai
untuk memperoleh kinerja baik.
kinerja
baik
probabilitas (
sebanyak
value) 0,00<0,05 (tingkat
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
PEMBAHASAN
antara insentif dengan kinerja perawat di RSJ
Hubungan antara Pemberian Insentif dengan
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado di
Kinerja Perawat
RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
Dari penelitian terhadap 52 perawat di RSJ
Hasil penelitian ini juga sesuai
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan menggunakan kuesioner, peneliti
Renyaan (2016) tentang Hubungan Antara
membagi variable menjadi dua kategori yaitu
kategori
baik
dan
kurang
baik,
Insentif, Motivasi, Supervisi Dengan kinerja
hasil
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
penelitian menunjukan bahwa 27 perawat
Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua-
yang menilai insentif baik memiliki kinerja
Barat menyatakan bahwa ada hubungan yang
baik, dan 2 perawat menilai insentif baik
bermakna antara insentif dengan kinerja
memiliki kinrja kurang baik, sedangkan 4
perawat
menilai
insentif
kurang
perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
baik
Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua-
memiliki kinerja baik, dan 19 perawat
Barat. Sorong dengan
menilai insenti kurang baik memiliki kinerja
>0,05.
kurang baik, dengan p value 0,00 (<0,05)
Hasil
value 0,048 dan nilai
penelitian
lainnya
yang
dilakukan oleh Kambey (2016) tentang
4
Faktor-Faktor yang berhubungan dengan
Ratumbuysang Manado di RSJ Prof. Dr. V.
kinerja perawat di rumah sakit umum
L. Ratumbuysang Manado.
pancaran kasih Manado menyatakan bahwa
Hubungan
antara
motivasi
dan
Fitriyah (2014) tentang Pengaruh Pelatihan
kinerja perawat ini dapat dilihat dari hasil
dan Pemberian Insentif Terhadap Kinerja
kuesioner, dimana sebagian besar perawat
Pegawai menyatakan bahwa ada pemberian
menilai bahwa sebagian besar perawat
insentif
menilai
berpengaruh
terhadap
kinerja
pegawai.
bahwa
sistem
insentif
yang
ditetapkan dapat meningkatkan semangat dan
Hubungan antara insentif dan kinerja
prestasi
kerja
sehingga
pegawai
selalu
perawat ini dapat dilihat dari hasil kuesioner,
berusaha untuk membuat keputusan yang
dimana sebagian besar perawat menilai
baik untuk rumah sakit, sebagian besar
bahwa insetif yang diterima sesuai dengan
perawat menilai bahwa kebersihan ruangan
beban kerja, Dimana rumah sakit menetapkan
yang ada membuat kenyamanan dalam
standar yang tidak terlalu tinggi untuk
melaksanakan tugas sehingga perawat selalu
dicapai.
berusaha hadir pada waktu jam kerja.
Sebagian
pegawai
menyatakan
bahwa selalu berusaha hadir selama jam
Hasil penelitian ini juga sesuai
kerja, karena perawat menilai insentif yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
diterima sesuai dengan prestasi kerja.
Sahensolar (2016) tentang Hubungan Antara
Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja
Karakteristik Individu dan Motivasi Dengan
Perawat
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah
Dari penelitian terhadap 52 perawat di RSJ
Sakit
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
menyatakan bahwa ada hubungan antara
dengan menggunakan kuesioner, peneliti
motivasi dengan kinerja perawat dengan
membagi variable menjadi dua kategori yaitu
value 0,029 dan nilai >0,05. Hasil penelitian
kategori
hasil
lainnya yang dilakukan oleh Anastasya
penelitian menunjukan bahwa 25 perawat
(2014) tentang Hubungan Motivasi dan
yang menilai motivasi baik memiliki kinerja
Lingkungan Kerja Dengan Kinerja Perawat
baik, dan 3 perawat menilai motivasi baik
Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
memiliki kinerja kurang baik, sedangkan 6
Daerah
perawat
baik
menggunakan uji chi-square menyatakan
memiliki kinerja baik, dan 18 perawat
bahwa ada hubungan antara motivasi dengan
menilai motivasi kurang baik memiliki
kinerja perawat dengan
kinerja kurang baik. dengan p value 0,00
nilai
(<0,05) dapat disimpulkan bahwa terdapat
sebelumnya Budiawan dala penelitiannya
hubungan antara motivasi dengan kinerja
yang
perawat
Motivasi, dan Beban Kerja dengan Kinerja
baik
dan
menilai
di
RSJ
kurang
motivasi
Prof.
baik,
kurang
Dr.
V.
L.
Advent.
(RSUD)
Hasil
penelitian
Undata
Palu
ini
dengan
value 0,038 dan
>0,05. Sejalan dengan penelitian
berjudul
Hubungan
Kompetensi
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap
5
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali menyatakan
memeberikan pelayanan yang lebih baik
bahwa ada hubungan antara motivasi dengan
kepada pasien.
kinerja perawat dengan
3. Kepada
>0,001. Selain itu
peneliti
lebih
selanjutnya,
mendalam
agar
Langingi (2015) dalam penelitiannya yang
mengkaji
variabel-
berjudul Hubungan Faktor Internal dan
variabel penelitian yang berhubungan
Eksternal dengan kinerja perawat pelaksana
dengan kinerja yang belum diteliti oleh
di instalasi rawat inap C RSUP Prof. Dr.R.D.
peneliti.
Kandou Manado menyatakan bahwa motivasi
DAFTAR PUSTAKA
kerja berhubungan dengan kinerja perawat
Gomes F C. 2003. Manajemen Sumber Daya
pelaksana dengan >0,000.
Manusia, Yogyakarta: C.V Andi.
Langingi,
KESIMPULAN
Hubungan
Faktor
Perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat
di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Inap C RSUP Prof. Dr.R.D. Kandou
Ratumbuysang Manado, maka dapat
Manado.
disimpulkan bahwa :
(Online),
Vol.1
No.02
(http://www.ejournalhealth.com/index.
1. Terdapat hubungan antara pemberian
php/t2/article/view/141, diakses pada
insentif dengan kinerja perawat di
11 Juli 2017)
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.
Kambey, F. 2016. Faktor-Faktor Yang
Ratumbuysang Manado
Berhubungan Dengan Kinerja Perawat
Terdapat hubungan antara Motivasi
Di Rumah Sakit Umum Pancaran
dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit
Kasih Manado. (online), Vol.1 No.02
Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
(http://www.ejournalhealth.com/index.
Manado
php/CH/article/view/41, diakses pada
SARAN
11 Juli 2017).
1. Kepada pimpinan Rumah sakit agar
Renyaan. 2016. Hubungan Antara Insentif,
berupaya untuk meningkatkan sistem
Motivasi, Supervisi Dengan kinerja
insentif yang ada di Rumah sakit, dimana
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
berupaya agar komposisis insentif yang
Sakit
diterima tepat waktu, berupaya agar
Vol.
profesi perawat, dan untuk mengikuti
Kabupaten
01,
No.2
H/article/view/38, diakses 02 Oktober
adanya pengebangan pendidikan perawat.
2016).
2. Kepada perawat, agar berupaya untuk
mungkin
Daerah
(http://ejournalhealth.com/index.php/C
pelatihan bagi perawat, beupaya agar
semaksimal
Umum
Sorong Papua-Barat. Sorong. (Online),
menyediakan dana untuk pengembangan
bekerja
2015.
Internal dan Eksternal Dengan Kinerja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
2.
A.
Sedarmayanti. 2016. Manajemen Sumber
dengan
Daya Manusia Reformasi Birokrasi
prinsip efektivitas dan efisiensi, dan
6
dan manajemen Pegawai negeri Sipil.
Widodo
Bandung: PT Refika Aditama.
S.E.
Pengembangan
Siagian S. 2012. Manajemen Sumber Daya
2015.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia. Yogyakata: Pustaka Pelajar.
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
7
Download