Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER) Rika Septina Ratih Universitas Negeri Malang Email: [email protected] ABSTRAK Kimia organik merupakan salah satu cabang kimia yang banyak melibatkan media pembelajaran. Hampir seluruh materi dalam cakupan kimia organik membutuhkan peranan media dalam proses pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan diantaranya adalah Molimod, berupa model molekul konkret, dan ChemBio3D, berupa model molekul berbasis komputer. Isomer adalah salah satu pokok bahasan dalam kimia organik yang memerlukan kedua jenis media ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep mahasiswa pada materi keisomeran yang diajarkan dengan model konkret (Molimod) dan model komputer (Chembio3D). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan kuasi eksperimen. Subjek penelitian adalah 61 mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Malang. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata mahasiswa yang diajarkan menggunakan model komputer Chembio3D lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang diajarkan dengan model konkret Molimod. Kata Kunci: media pembelajaran, kimia organik, molimod, ChemBio3D, isomer. perlajaran di sekolah hingga perguruan PENDAHULUAN tinggi agar siswa atau mahasiswa Ilmu kimia manfaat dan memiliki berhubungan banyak mampu memahami semua konsep yang dengan terkandung dalam ilmu kimia (Firman, fenomena dalam kehidupan sehari-hari manusia. McMurry 1997:4 & Sodikin et al., 2013:1). (2012:1) Namun demikian, topik yang dikaji menuliskan dalam bukunya bahwa dalam ilmu kimia cenderung bersifat hampir semua fenomena yang terjadi abstrak dan kompleks, seperti proses di alam melibatkan proses perubahan terjadinya reaksi kimia didalamnya (dalam Sodikin et penyusun materi, al.,2013). memiliki partikel , dan pembentukan ikatan pengetahuan dasar kimia, gejalan alam kimia dalam suatu materi (Firman, yang kehidupan 1997:93 & Sodikin et al., 2013:1). dipahami Konsep-konsep abstrak dalam kimia dengan mudah (Firman, 1997:4). Oleh memerlukan kemampuan berfikir yang sebab tinggi untuk memahaminya (Sirhan, Dengan dijumpai sehari-hari itu, dalam akan kimia dapat dijadikan mata kimia, arah partikel pergerakan Page | 310 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 2007:3). Siswa menggunakan harus daya kreativitasnya mampu imajinasi untuk dan memahami tersebut berlangsung. submikroskopik representasi Representasi merupakan yang memberikan konsep kimia secara utuh. Kozma dan penjelasan Russell (dalam Chandrasegaran et al., (atom, 2007) menambahkan bahwa untuk representasi memahami kimia paling tidak siswa representasi harus kemampuan entitas (misalnya zat-zat yang terlibat kemampuan dalam memiliki representasional untuk yaitu memvisualkan hal-hal yang pada level tingkat molekul, dan partikulat ion). simbolik untuk reaksi menggunakan Level adalah mengidentifikasi kimia) dengan bahasa simbolis tidak bisa dilihat mata dan sesuatu kualitatif dan kuantitatif, seperti rumus yang tidak bisa disentuh. Selain itu, kimia, diagram, gambar, persamaan, Johnstone stoikiometri, (dalam 2007:274-275) Chittlebourough, menuliskan bahwa kimia memiliki tiga level representasi dan perhitungan matematis (Farida et al., 2010). Johnstone (dalam Chittleborough, yang mutlak dikuasai oleh siswa agar 2004:21) dapat secara memulai pembelajaran kimia dari level mendalam dan menyeluruh, yaitu level makroskopik, kemudian dituntun ke makroskopik, arah memahami kimia submikroskopik, dan simbolik. menekankan submikroskopik menjelaskan Representasi pentingnya secara untuk ilmiah hingga makroskopik, kemudian masuk ke level simbolik. merupakan level representasi kimia Namun, representasi submikroskopik yang diperoleh melalui observasi dari adalah level yang paling sulit karena fenomena yang dapat dilihat dan menjelaskan dari segi partikel materi dirasakan yang oleh panca indera. tidak dapat dilihat Representasi ini juga dapat berupa langsung pengalaman sehari-hari peserta didik. Chittleborough, 2004:21). Representasi Sifat dari representasi makroskopik submikroskopik merupakan kunci adalah ketidakmampuan siswa dalam nyata, misalnya warna, (Nelson secara dalam perubahan suhu, pH, pembentukan gas memahami aspek submikroskopik dari dan endapan dalam suatu reaksi kimia ilmu kimia. Hal ini dapat menghambat yang dapat diamati ketika reaksi siswa untuk dapat memecahkan Page | 311 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 masalah yang berkaitan dengan Media pembelajaran dapat dijadikan fenomena makroskopik dan simbolik sebagai (Kozma membantu & Russell, 2005 & Chandrasegaran et al., 2007). Fenomena kimia makroskopik dan umumnya menggunakan salah level solusi untuk permasalahan pertautan pada satu terkait diantara ketiga level dalam kimia. Media representasi submikroskopik sebagai alat pembelajaran yang sangat dikomunikasikan berguna karena memiliki kemampuan untuk mengkomunimasikan simbolik yang meliputi gambar, rumus, yang kompleks bentuk fisik dan komputasi seperti sederhana persamaan kimia, grafik, mekanisme Kozma et al (dalam Wu et al., 2001) reaksi, dan serangkaian model lainnya. menyebutkan Representasi memuat sebagai representasi simbolik media level disampaikan pembelajaran fisik dan bahwa hubungan lebih dipahami. media yang ketiga level representasi tersebut mampu membuat siswa makroskopik interaksi-interaksi submikroskopik. menjadi mudah untuk membantu menjelaskan level dan hal-hal untuk memvisualisasikan molekuler dan Representasi simbolik dalam fenomena membantu siswa untuk memahami kimia meliputi model kimia seperti konsep kimia yang terkait. model ball and stick, model space- Media tambahan seperti video, filling, rumus kimia, reaksi kimia dan animasi, alat peraga seperti molimod model sebagai sering kali diberikan kepada siswa deskripsi verbal, diagram, gambar, untuk menjelaskan objek atau proses simulasi atau segala sesuatu yang dapat kimia. Suwolo (2005) mengungkapkan digunakan hasil komputer, untuk baik mengembangkan penelitiannya bahwa remedi model mental siswa pada pemahaman untuk mahasiswa yang mengalami konsep kimia (Chittleborough, 2004: kesalahan 23). menggunakan Sehingga pengajar perlu konsep secara model dengan molekul menggunakan media seperti model (molimod) signifikan lebih fisik atau animasi untuk membantu efektif dibandingkan tanpa bantuan menyampaikan konsep-konsep dalam model molekul. Sama halnya dengan kimia (Gabel dalam Chittleborough, penelitian yang menggunakan animasi 2004: 23). oleh Özmen (2008) yang menunjukkan Page | 312 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 peningkatan pemahaman dengan pembelajaran berbantuan animasi. atau narasi ilmiah dengan proses yang sebenarnya terjadi (Sentogo, 2013). Animasi sebagai salah satu bentuk dari Kimia organik adalah salah satu visualisasi objek dapat secara efektif pokok bahasan yang cukup banyak mencegah terbentuknya memerlukan media untuk membantu konsep dan juga kesalahan dapat proses pembelajarannya. Cakupan mengilustrasikan fenomena yang sulit materi di dalamnya yang sangat luas untuk diamati (Soika et al., 2010; antara lain struktur molekul senyawa Tasker & Dalton, 2006; Suits & organik, penulisan struktur senyawa Sanger, 2013). organik, isomer, mekanisme reaksi, Penggunaan model molekul seperti dan sifat-sifat fisika maupun sifat molimod dan media berbasis komputer kimia senyawa organik. Semua pokok seperti menyajikan bahasan dalam kimia organik tersebut model 2-dimensi dan 3-dimensi untuk membutuhkan pengetahuan dasar yang menjembatani pemahaman siswa pada salah level makroskopik, mikroskopik, dan memahami struktur simbolik. Penggunaan model konkret representasi dari seperti menapilkan model molekul senyawa organik tersebut. animasi dapat satunya adalah kemampuan 3D atau bentuk molekul dengan bola-bola atau molimod, dapat Sumber belajar siswa menampilkan membantu siswa memahami konsep- berbagai macam tipe penjelasan untuk konsep abstrak dan kompleks seperti materi kimia organik. Secara umum, ikatan, bentuk molekul, dan struktur penjelasan materi kimia organik di atom (Halim et al., 2013). Media beberapa buku menampilkan gambar- pembelajaran lain seperti animasi telah gambar 2-dimensi. Struktur 3-dimensi berkembang semakin canggih dan juga diperlukan agar pebelajar dapat banyak diterapkan untuk membantu memahami beberapa konsep secara proses pembelajaran. Animasi dapat utuh, seperti konsep dalam pokok membantu untuk bahasan stereokimia, merepresentasikan struktur senyawa, organik, dan proses atau reaksi kimia hingga level organik. Namun, tidak semua buku submikroskopik. Selain itu, animasi atau pengajar menampilkan bentuk 3- juga dapat menghubungkan penjelasan dimensi pebelajar dari reaksi konformasi objek kimia senyawa yang sedang Page | 313 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 dipelajari sehingga pemahaman konsep siswa tidak akan maksimal. Hal inilah METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang menyebabkan beberapa konsep digunakan dirasa sulit karena pebelajar harus pemahaman konsep mahasiswa pada mentransfer pengetahuan antara 2D ke materi 3D. Masalah ini dapat diatasi dengan Rancangan memvisualisasikan objek dalam bentuk digunakan 3D menggunakan model molekul dan membandingkan keefektifan dua media animasi seperti yang telah dijelaskan pembelajaran yaitu model konkret dan sebelumnya. dan Kajian tentang untuk deskriptif struktur mengidentifikasi senyawa kuasi untuk model organik. eksperimen mengetahui komputer dan dalam keefektifan mengembangkan pemahaman konsep multimedia dalam pembelajaran yaitu pada mahasiswa pada pokok bahasan media animasi dan model molekul isomer. dalam digunakan yaitu Posttest-Only control meningkatkan pemahaman Desain penelitian yang konsep pada bidang kimia telah banyak group design. dilakukan dalam penelitian-penelitian Tabel 1 Desain Penelitian Posttest-Only sebelumnya. Namun, seberapa jauh Control Group Design kedua media tersebut dapat secara efektif mengatasi kesalahan konsep belum banyak diungkapkan dalam penelitian sehingga animasi dan perlu model molekul juga dapat menunjukkan media mana yang akan memberikan efek lebih pada pemahaman siswa, kemudian para pengajar dapat memilih media didiknya yang tepat sesuai untuk peserta dengan tingkat kesalahan konsep yang terjadi. A B Post-test (Sukmadinata, 2010: 206) media dibandingkan keefektifannya. Hal ini dalam Perlakuan X Y Penelitian dilakukan di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, mahasiswa semester 3 jurusan Kimia yang terbagi dalam tiga kelas. Dari ketiga kelas tersebut hanya dua kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Kelas A sebagai kelas kontrol diajarkan dengan media konkret yaitu bantuan molimod, sedangkan kelas B sebagai kelas eksperimen diajarkan dengan bantuan media komputer menggunakan Page | 314 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 software ChemBio3D Ultra 13.0. Kelas A berjumlah 30 mahasiswa sedangkan kelas B berjumlah 31 mahasiswa. Instrumen penelitian yang Tabel 2 Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Isomer Kelas Kelas Deskripsi Kontrol Eksperimen Total nilai 150 183 Jumlah 30 31 mahasiswa Nilai Rata5,00 5,90 rata digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda disertai alasan. Tes Model komputer memberikan hasil pilihan ganda memiliki lima alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan jawaban, yaitu satu jawaban benar, tiga kelas yang menggunakan molimod. jawaban pengecoh dan satu pilihan Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa jawaban disusun alasan. Model komputer menyediakan dapat cara untuk bisa lebih memfokuskan digunakan sebagai alat pengidentifikasi gambar atau objek molekul yang pemahaman konsep mahasiswa pada diamati langsung kepada mahasiswa. materi isomer. Soal tes berisi konsep- Dengan bantuan fasilitas seperti LCD konsep dalam materi isomer senyawa pengajar dapat menampilkan objek organik dan berjumlah 15 soal. molekul ke layar sehingga semua sedemikian kosong. Tes rupa sehingga Uji prasyarat instrumen penelitian mahasiswa dapat mengamati dan juga dilakukan sebelum instrumen melihat gambar dalam waktu yang digunakan. Uji prasyarat ini meliputi sama. Selain itu, mahasiswa yang uji validitas oleh beberapa ahli, uji belajar mengkonstruk model molekul validitas butir soal, dan uji reliabilitas. dengan Keseluruhan uji ini dilakukan agar ChemBio 3D dapat membangun instrumen yang akan digunakan dalam molekul lebih cepat dari penelitian menggunakan model ball and stick benar-benar valid dan reliable. bantuan software seperti pada seperti molimod. Pemahaman terhadap sifat-sifat dan karakteristik molekul HASIL DAN PEMBAHASAN organik sangat terkait erat dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rotasi, rata-rata nilai mahasiswa pada kedua molekul. kelas komputer, proses ini lebih cepat dan hanya perbedaan. memiliki sedikit lebih refleksi, Dengan akurat dan konfigurasi adanya model dibandingkan Page | 315 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 menggunakan model ball and stick DAFTAR PUSTAKA seperti molimod. Chandrasegaran, A.L., Treagust, D.F., Mocerino, M. 2007. The Development of a Two-tier KESIMPULAN Sebagian dalam besar materi memerlukan pembelajaran pokok bahasan kimia sangat Instrument for Evaluating media Secondary School Students’ bantuan untuk menyampaikan Multiple-choice Diagnostic Ability to Describe and Explain konsep-konsep yang ada di dalamnya. Chemical Reactions Using Media seperti model konkret ataupun Multiple Levels of Representation. model Chemistry Education Research komputer mendukung dapat proses sangat pembelajaran. and Practice, 8 (3):293–307 Molimod sebagai salah satu contoh Chittleborough G. & Treagust D. F. model konkret dapat dijadikan sebagai 2007. The Modelling Ability Of alat bantu untuk memahami konsep- Non-Major Chemistry Students And konsep dalam pokok bahasan kimia Their Understanding Of The Sub- salah satunya adalah isomer (cakupan Microscopic Level. Chemistry kimia Education Research and Practice. organik). Sejalan dengan molimod, software ChemBio3D Ultra 13.0 menjadi salah satu pilihan lain sebagai media pembelajaran yang 8, 274-292. Farida, C., Liliasari., Widyantoro, H. D. & Sopandi, W interaktif. Kedua media ini secara aktif 2010. Representational dapat Competence’s Profile of Pre- mendukung dan mengambangkan pemahaman konsep- Service Chemistry Teachers In konsep isomer kepada mahasiswa. Chemical Problem Solving. (online) Masih ada banyak media yang dapat (http://faridach.wordpress.com/2010 digunakan untuk membantu mahasiswa /11/01/ representational- dalam materi kimia. Oleh karena itu competence’s-profile-of-pre- masih diperlukan penelitian lanjutan service-chemistry-teachers-in- guna mengatahui keefektifan masing- chemical-problem-solving), diakses masing media tersebut dalam proses 8 November 2015. pembelajaran. Page | 316 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 Firman, H & Liliasari. 1997. Kimia 1: Concerning Chemical Equilibrium. untuk Sekolah Menengah Umum Asia Pacific Education Review, Kelas 1. Jakarta: Departemen 8(3): 413-425. Pendidikan dan Kebudayaan. Fraenkel, J.R., Wallen, N.E. & Hyun, Özmen, H. 2008. The influence of computer-assisted instruction on H.H. 2011. How to Design and students’ conceptual understanding evaluate research in Education, of chemical bonding and attitude Eighth Edition. New York: toward chemistry: A case for McGraw-Hill Education. Turkey. Computers & Education, Halim, N. D. A., Ali, M. B., Yahaya, N. & Said, M. N. H. M. 2013. 51(1): 423–438. Sirhan, G. 2007. Learning Difficulties Mental Model in Learning in Chemistry: An Overview. Journal Chemical Bonding: A Preliminary of Turkish Science Education, 4(2): Study. Procedia - Social and 2-20. Behavioral Sciences, 97: 224 – 228. Sodikin, N., Rahayu, S. & Prayitno. Hart, D. J., Hadad, C. M., Craine, L. E. 2014. Representasi Makroskopik, & Hart, H. 2012. Organic Submikroskopik dan Simbolik Chemistry: A Short Course. Canada: Siswa Kelas XII di Sebuah SMA Cengage learning. Negeri Kota Malang terhadap Mayer, R.E. 2009. Multimedia Sistem dan Prinsip Kerja Sel Laerning: Prinsip-prinsip dan Elektrokimia. Jurnal Online Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Universitas Negeri Malang, 2(1): 1- Pelajar. 13. Suwolo, T. R. 2005. Identifikasi McMurry, J. E., Fay, R. C. & Fantini, Kesalahan Konsep Ikatan Kovalen J. 2012. Chemistry, Sixth Edition. pada Mahasiswa Jurusan United State of America: Pearson Pendidikan Kimia Universitas Prentice Hall. Negeri Gorontalo dan Upaya Özmen, H. 2007. The Effectiveness of Memperbaikinya dengan Conceptual Change Texts in Menggunakan Model Molekul. Remediating High School Students’ Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs Alternative Conceptions UM. Page | 317 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4 Treagust, D.F., Chittleborough, G & Explanations. International Journal Mamiala, T.L. 2003. The role of of Science Education. 25(11), 1353- Submicroscopic and Symbolic 1368. Representation in Chemical Page | 318