iii. kerangka pemikiran

advertisement
III.
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Teori Penawaran
Teori penawaran secara umum menjelaskan ketersediaan produk baik itu
barang dan jasa di pasar yang diharapkan dapat memenuhi permintaan konsumen.
Lebih luas dibahas pula dalam teori penawaran tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran, sampai seberapa besar tingkat pengaruh yang
diberikan oleh faktor-faktor tersebut terhadap jumlah penawaran. Dengan
menggunakan bahasa dan istilah yang beragam, beberapa pakar ekonomi telah
memaparkan lebih jelas mengenai teori penawaran.
Penjelasan pertama tentang penawaran dikemukakan oleh Lipsey et al.
(1995) yang menyatakan bahwa penawaran merupakan jumlah produk yang akan
dijual oleh suatu perusahaan. Meskipun pada kenyataannya, jumlah produk yang
terjual atau berhasil dijual belum tentu sesuai dengan jumlah yang ditawarkan
oleh perusahaan. Jumlah produk yang terjual bisa saja lebih sedikit dari jumlah
yang ditawarkan. Tetapi yang jelas jumlah yang terjual tidak akan melebihi
jumlah produk yang ditawarkan.
Tambahan lainnya menyangkut pemahaman tentang penawaran, dijelaskan
pula oleh Lipsey et al. (1995) bahwa penawaran sebagai jumlah produk yang
ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Hal ini didasari oleh hipotesis yang
menyatakan bahwa jumlah produk yang ditawarkan dan harga produk memiliki
hubungan yang positif dengan asumsi ceteris paribus. Ceteris paribus maksudnya
yaitu menganggap faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi penawaran adalah
konstan atau tidak mengalami perubahan. Meningkatnya harga produk akan
memberikan pengaruh pada peningkatan jumlah produk yang ditawarkan,
sebaliknya turunnya harga memberikan dampak menurunnya jumlah produk yang
ditawarkan.
Tidak hanya harga jual komoditi yang mempengaruhi penawaran. Banyak
faktor lain yang juga mempengaruhi penawaran. Beberapa faktor yang
mempengaruhi penawaran termasuk harga akan diuraikan sebagai berikut.
23
a.
Harga Produk Itu Sendiri
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam teori dasar ekonomi
disebutkan bahwa harga suatu produk dengan jumlah yang ditawarkan memiliki
hubungan yaitu hubungan positif. Hal ini berarti semakin tinggi harga suatu
produk, maka jumlah produk yang ditawarkan juga mengalami peningkatan
(asumsi ceteris paribus). Hal ini dapat terjadi karena ketika harga produk
meningkat atau tinggi akan memungkinkan
produsen atau perusahaan yang
memproduksi produk untuk mendapatkan penerimaan dan keuntungan yang lebih
tinggi dari harga biasa. Oleh karena itu, semakin tinggi harga produk akan
semakin memacu para produsen untuk meningkatkan produksinya sehingga
produk yang ditawarkan di pasar menjadi semakin besar jumlahnya.
Jika diaplikasikan ke dalam bentuk kurva, hubungan antara harga produk
dan jumlah produk yang ditawarkan akan membentuk kurva yang memiliki
kemiringan positif seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5. Pada kurva terlihat
jelas bagaimana hubungan harga dan jumlah produk yang ditawarkan. Perubahan
harga menyebabkan terjadinya pergerakan titik yang menunjukkan jumlah
penawaran di sepanjang kurva penawaran (S).
Harga
S
B
P2
A
P1
Jumlah Produk
Q1
Q2
Gambar 5. Kurva Penawaran dan Pergerakan Sepanjang Kurva penawaran
Sumber : Lipsey et al. (1995)
Hubungan positif antara harga produk dan penawaran produk dapat terlihat
jelas ketika harga produk diasumsikan pada P1 maka jumlah produk yang
24
ditawarkan yaitu Q1. Jika terjadi kenaikan pada harga yaitu harga berubah dari P1
menjadi P2, maka hubungan yang positif harga dan jumlah penawaran membawa
jumlah produk yang ditawarkan ikut meningkat yaitu dari Q1 menjadi berada pada
Q2. Sebaliknya jika harga produk kembali turun ke P1 maka jumlah produk yang
ditawarkan juga akan kembali turun ke titik Q1.
b.
Harga Faktor-faktor Produksi
Berbeda halnya dengan harga produk yang ditawarkan, harga faktor-faktor
produksi memiliki hubungan negatif dengan jumlah produk yang ditawarkan.
Faktor-faktor produksi sendiri merupakan semua jenis barang dan jasa yang
digunakan oleh perusahaan atau produsen untuk memproduksi produk yang akan
ditawarkan. Hubungan negatif antara produk yang ditawarkan dengan harga faktor
produksi terlihat dengan semakin tinggi harga faktor produksi, maka jumlah
produk yang ditawarkan semakin rendah dengan asumsi ceteris paribus.
Sebaliknya ketika harga faktor produksi turun, jumlah produk yang ditawarkan
atau penawaran produk akan meningkat.
Perubahan harga faktor produksi akan mengakibatkan perubahan posisi
kurva penawaran. Jika diasumsikan ceteris paribus, perubahan harga faktor
produksi akan menggeser kurva penawaran produk. Ketika harga faktor-faktor
produksi meningkat, makan kurva penawaran akan bergeser ke kiri atas. Hal ini
Harga
S2
S0
S1
Jumlah
Produk
Gambar 6. Pergeseran Kurva Penawaran
Sumber : Lipsey et al. (1995)
25
berarti akan semakin sedikit produk yang diproduksi dan ditawarkan. Sebaliknya,
ketika harga faktor produksi turun kurva akan bergeser ke kanan bawah yang
berarti jumlah produk yang diproduksi dan ditawarkan semakin meningkat.
Perubahan jumlah penawaran akibat dari adanya perubahan harga faktor produksi
terlihat pada kurva dalam Gambar 6. Kurva pertama S0 menggambarkan kondisi
awal. Setelah terjadi penurunan harga faktor produksi kurva penawaran bergeser
ke posisi S1 dan kenaikan harga faktor produksi membuat kurva penawaran
bergeser hingga posisi kurva pada S2.
c.
Tujuan Perusahaan/Produsen
Secara umum pendirian suatu perusahaan dapat dibedakan berdasarkan
tujuannya. Ada perusahaan yang berorientasi pada keuntungan yang maksimal,
tidak berorientasi keuntungan/berorientasi sosial, dan ada juga perusahaan yang
berorientasi pada kedua-duanya baik keuntungan maupun sosial. Dalam teori ini
diasumsikan perusahaan memiliki tujuan yang berorientasi pada keuntungan yang
maksimal. Bagi perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada keuntungan
umumnya akan meningkatkan jumlah produksi. Dengan demikian jumlah
penawaran akan meningkat yang diharapkan berdampak pada peningkatan jumlah
penerimaan dan keuntungan. Jadi untuk perusahaan-perusahaan jenis ini kurva
penawaran cenderung lebih ke arah kanan bawah seperti kurva S1 pada Gambar 6.
d.
Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi akan meningkatkan kemampuan produksi suatu
perusahaan. Dengan adanya perkembangan teknologi kemampuan produktivitas
akan semakin baik, sehingga jumlah produk yang dapat diproduksi semakin
banyak. Hal ini secara otomatis berpengaruh pada jumlah yang penawaran yang
semakin meningkat. Jika digambarkan dalam kurva, perkembangan teknologi
membuat kurva penawaran bergeser ke arah kanan bawah, yaitu dari S0 ke S1.
3.1.2. Teori Permintaan
Permintaan dapat diartikan sebagai sejumlah produk baik itu barang atau
jasa yang dibutuhkan pasar untuk memenuhi keinginan konsumen yang memiliki
daya beli terhadap produk tersebut. Para ahli ekonomi telah banyak
mengungkapkan konsep-konsep permintaan dengan pendapat dan cara yang
26
berbeda-beda.
Pappas dan Hirschey (1995) menyatakan bahwa permintaan
mengacu pada jumlah produk yang rela dan mampu dibeli oleh orang-orang
berdasarkan sekelompok kondisi tertentu. Untuk menciptakan suatu permintaan
ekonomi, selain orang-orang yang mempunyai daya beli dibutuhkan komponen
kebutuhan dan keinginan dari orang-orang tersebut. Jadi, dalam permintaan
ekonomi memerlukan para pembeli potensial dengan keinginan untuk
menggunakan atau memiliki sesuatu dan kemampuan daya beli atau keuangan
untuk memperolehnya.
Dengan bahasa yang berbeda Kottler (2002) menjelaskan konsep
permintaan dengan dasar pemikirannnya tentang pemasaran. Pemasaran dimulai
dari adanya kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga adalah penting untuk
membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan manusia
(human needs) merupakan hal yang tidak diciptakan oleh masyarakat atau
pemasar karena kebutuhan hakikat biologis dari kondisi manusia. Keinginan
(wants) adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Keinginan manusia
tidak selalu sama dengan apa yang dibutuhkannya. Terkadang meskipun
kebutuhan manusia sedikit, keiginan manusia bahkan lebih banyak. Keinginan
manusia terus dibentuk dan diperbaharui oleh kekuatan dan lembaga sosial.
Permintaan (demands) adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan dapat menjadi
permintaan jika didukung oleh daya beli.
Sukirno (2009) menyatakan bahwa teori permintaan menerangkan tentang
ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Hubungan antara permintaan
dan harga dapat membentuk kurva permintaan. Tidak hanya harga, permintaan
seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh banyak
faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah seperti harga barang
itu sendiri, harga barang lain yang erat kaitannya dengan barang tersebut,
pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, corak distribusi
pendapatan dalam masyarakat, cita rasa masyarakat, jumlah penduduk, serta
ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
27
Selanjutnya Pappas dan Hirschey (1995) mengemukakan kondisi-kondisi
yang dipertimbangkan dalam permintaan antara lain mencakup harga barang yang
bersangkutan, ketersediaan barang yang berkaitan, perkiraan akan perubahan
harga, pengeluaran periklanan dan sebagianya. Jumlah produk yang akan dibeli
oleh konsumen, dalam hal ini adalah permintaan produk tersebut bergantung pada
semua faktor ini. Dari penjelasan ini diketahui bahwa permintaan tidak hanya
dipengaruhi
oleh
harga
produk,
terdapat
faktor-faktor
lain
yang
mempengaruhinya. Umumnya digunakan konsep harga sebagai variabel atau
faktor yang mempengaruhi permintaan dengan asumsi ceteris paribus. Agar dapat
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan diperlukan analisa
bagaimana faktor-faktor penting lainnya seperti harga barang-barang lain,
pendapatan, selera, dan kekayaan akan mempengaruhi permintaan.
Para ahli mengungkapkan alasan yang bermacam-macam mengenai faktor
yang mempengaruhi permintaan komoditi. Seperti yang dinyatakan oleh Lipsey,
et al. (1995) menyatakan permintaan adalah jumlah komoditi yang diminta pada
tingkat harga tertentu. Hipotesis yang mendasarinya bahwa harga suatu komoditi
dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif dengan faktor-faktor
lain ceteris paribus. Semakin rendah harga suatu produk maka jumlah permintaan
semakin besar, sebaliknya semakin tinggi harga produk maka permintaan akan
semakin rendah.
Selanjutnya dalam Lipsey, et al. (1995) juga dijelaskan mengenai faktorfaktor lain yang mempengaruhi tingkat permintaan selain harga diantaranya yaitu
rata-rata penghasilan rumah tangga, harga produk lain, selera, distribusi
pendapatan diantara rumah tangga, dan besarnya populasi. Variabel-variabel
tersebut penting dan mempengaruhi banyaknya komoditi yang akan dibeli semua
rumah tangga pada periode waktu tertentu. Bagaimana faktor-faktor seperti
disebutkan diatas mempengaruhi tingkat permintaan akan diuraikan secara lebih
rinci sebagai berikut.
a.
Harga Produk Itu Sendiri
Disebutkan dalam suatu hipotesis ekonomi dasar bahwa harga suatu
komoditi dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif dengan
28
faktor lainnya dianggap tetap atau konstan. Dengan kata lain semakin rendah
harga suatu komoditi maka jumlah yang akan diminta unutk komoditi itu semakin
besar, dan semakin tinggi harga semakin rendah jumlah yang diminta. Hubungan
antara harga dan jumlah komoditi yang diminta dengan menganggap faktor lain
konstan dapat dituangkan dalam bentuk kurva seperti pada Gambar 7.
Harga
P1
A
B
P2
D
Jumlah
Q1
Q2
Gambar 7. Kurva Permintaan dan Pergerakan Sepanjang Kurva
Sumber : Lipsey et al. (1995)
Jika terjadi perubahan harga, maka terjadi perubahan pada kurva
permintaan. Penurunan harga meningkatkan jumlah permintaan, misalnya pada
gambar yang awalnya permintaan pada harga P1 dan jumlah permintaan Q1
terletak pada titik A. Titik A akan berubah pada titik B ketika harga komoditi
turun, dimana harga turun dari P1 ke P2 dan jumlah komoditi akan meningkat dari
Q1 ke Q2.
b.
Harga Produk Lain
Harga produk lain yang memiliki keterkaitan dengan suatu produk
mempengaruhi jumlah permintaan suatu produk. Kenaikan harga barang substitusi
produk tertentu, akan meyebabkan peningkatan jumlah permintaan produk
tersebut. Sebaliknya, jika harga produk substitusi suatu barang turun maka jumlah
permintaan terhadap produk tersebut cenderung menurun.
29
Harga produk lain yang terkait dengan suatu produk yang diminta akan
mempengaruhi bentuk kurva permintaan. Tidak seperti harga produk itu sendiri
yang hanya menyebabkan pergerakan titik di sepanjang kurva permintaan. Harga
produk lain ini menyebabkan pergeseran kurva permintaan. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 8. berikut.
Harga
D1
D0
D2
Jumlah
Gambar 8. Kurva Permintaan dan Pergeseran Kurva
Sumber : Lipsey et al. (1995)
Harga produk substitusi yeng menurun, menyebabkan kurva permintaan
suatu produk bergeser ke sebelah kiri yaitu dari D0 ke D2. Sebaliknya jika harga
produk substitusi, kuva permintaan suatu produk akan bergeser ke kanan yaitu
dari D0 ke D1. Berbeda dengan harga produk substitusi, penurunan harga produk
komplementer akan meningkatkan jumlah permintaan suatu produk sehingga
kurva permintaan bergeser ke kanan (D0 ke D1). Sebaliknya ketika harga produk
komplementer naik, permintaan suatu produk akan turun dan kurva permintaan
akan bergeser ke kiri (D0 ke D2).
c.
Pendapatan
Kenaikan pendapatan rumah tangga umumnya akan meningkatkan
permintaan konsumen terhadap suatu produk. Hal ini juga memberikan pengaruh
pada perubahan posisi kurva permintaan produk. Kenaikan pendapatan rumah
tangga akan menggeser kurva permintaan ke kanan (D0 ke D1), ini menunjukkan
bahwa akan lebih banyak komoditi yang diminta pada setiap tingkat harga yang
mungkin.
30
d.
Jumlah Penduduk
Perubahan jumlah penduduk akan merubah jumlah permintaan suatu
produk. Kenaikan jumlah penduduk dengan asumsi faktor-faktor lain yang
mempengaruhi permintaan seperti permintaan individu, pendapatan, dan lainnya
tetap akan menggeser kurva permintaan suatu produk ke arah kanan yaitu dari D0
ke D1. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk, akan
lebih banyak lagi jumlah produk yang dibeli pada setiap tingkat harga.
e.
Selera
Selera berpengaruh besar terhadap keinginan orang untuk membeli.
Perubahan selera memang sangat mungkin terjadi, tetapi umumnya hal ini bisa
terjadi dalam waktu yang lama sekali atau juga bisa berubah dengan cepat. Cepat
atau lambatnya perubahan selera terhadap suatu produk akan menggeser kurva
permintaan. Jika selera berubah, misalnya semakin banyak yang menyukai suatu
produk, maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan (D0 ke D1). Sebaliknya,
jika perubahan selera membuat orang-orang yang menyukai suatu produk menjadi
tidak menyukai peroduk tersebut (semakin sedikit yang menyukai suatu produk)
akan menggeser kurva permintaan ke kiri (D1 ke D0).
f.
Distribusi Pendapatan
Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menggeser ke kanan kurva-
kurva permintaan untuk produk yang akan dibeli. Hal ini terjadi terutama bagi
orang-orang yang menperoleh tambahan pendapatan. Sebaliknya distribusi
pendapatan akan menggeser ke kiri kurva-kurva permintaan untuk produk yang
dibeli, terutama untuk mereka yang berkurang pendapatannya.
Raharja dan Manurung (2006) menjelaskan konsep permintaan secara
matematis bahwa fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam
hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi
permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas
(dipendent variables) dan variabel-variabel bebas (independent variables).
Persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat permintaan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sebagai berikut :
31
Dx = f ( Px, Py, Y/kap, T, Pop, Pp, Ydist, Prom) ………………………………… (1)
Keterangan : Dx
Px
Py
Y/kap
T
Pop
Pp
Ydist
Prom
= permintaan barang X
= harga barang X
= harga barang Y (substitusi atau komplementer)
= pendapatan per kapita
= selera
= jumlah penduduk
= perkiraan harga barang X periode mendatang
= distribusi pendapatan
= promosi
Dx merupakan variabel tidak bebas (dipendent variable), karena besar
nilainya ditentukan oleh variabel-variabel lain, yaitu yang berada sisi kanan
persamaan. Variabel-variabel yang berada di sisi kanan ini disebut variabel bebas
(independent variable), karena besar nilainya tidak tergantung besarnya nilai
variabel lain. Variabel di sebelah kanan memiliki tanda positif (+) dan negatif (-)
yang menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap permintaan
barang X (Dx). Tanda positif menunjukkan hubungan searah, sedangkan tanda
negatif menunjukkan hungan terbalik. Misalnya, pertambahan jumlah penduduk
(Pop) akan meningkatkan permintaan barang X. Sementara jika harga X (Px) naik,
maka permintaan barang X turun. Dalam analisis ekonomi tidak semua variabel
diperhitungkan.biasanya yang diperhitungkan adalah yang pengaruhnya besar dan
langsung. Dalam hal ini variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan suatu
barang adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan pendapatan.
3.1.3. Konsep Elastisitas
Dijelaskan dalam Lipsey, et al. (1995) bahwa konsep elastisitas mengukur
dan menjelaskan hingga seberapa jauh reaksi perubahan kuantitas terhadap
perubahan harga dan variabel-variabel yang mempengaruhi lainnya. Sedangkan
menurut Nicholson (2000) elastisitas merupakan ukuran perubahan suatu variabel
yang disebabkan oleh satu persen perubahan variabel lainnya. Sesuai dengan teori
sebelumnya, konsep elastisitas di sini digunakan pada elastisitas penawaran dan
elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran
yang menunjukkan sampai dimana suatu kuantitas yang diminta atau ditawarkan
akan mengalami perubahan sebagai akibat dari perubahan faktor yang
mempengaruhinya.
32
Lebih khusus elastisitas permintaan dijelaskan sebagai pengukuran
kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan
harga terhadap perubahan permintaan. Tidak hanya perubahan harga, Sukirno
(2009) elastisitas permintaan terbagai dalam elastisitas harga, elastisitas
pendapatan, dan elastisitas silang.
Dalam hal ini baik harga dan pendapatan
merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan. Sehingga faktor-faktor lain
yang mempengaruhi jumlah permintaan selain harga dan pendapatan juga dapat
dihitung elastisitasnya. Menentukan elastisitas permintaan terhadap faktor yang
yang mempengaruhi, dimana jumlah permintaan merupakan variabel dipenden
(Y) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan variabel independen
(Xi) maka dapat dirumuskan sebagai berikut.
Elastisitas Y terhadap X =
………………………… (2)
Persamaan diatas menunjukkan hubungan jumlah permintaan (Y) terhadap faktor
yang mempengaruhinya (Xi) ketika faktor lainnya dianggap konstasn (ceteris
paribus). Sukirno (2009) juga mengungkapkan bahwa elastisitas dibedakan pada
lima golongan yaitu elastis, tidak elastis, elastis uniter, tidak elastisitas sempuran
dan elastisitas sempurna.
Elastisitas penawaran mengukur besar perubahan jumlah penawaran
terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti halnya
elastisitas permintaan, elastisitas penawaran yang mengukur ketanggapan
kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga komoditi itu sendiri menurut
Sukirno (2009) juga dibedakan pada lima golongan yaitu elastis, tidak elastis,
elastis uniter, tidak elastisitas sempuran dan elastisitas sempurna.
Menentukan elastisitas penawaran atau perubahan jumlah yang ditawarkan
terhadap faktor yang yang mempengaruhi, dimana jumlah penawaran merupakan
variabel dipenden (Y) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan
variabel independen
(Xi), perhitungan elastisitas penawaran sama dengan
elastisitas permintaan pada persamaan (2). Persamaan penawaran akan
menunjukkan
hubungan
jumlah
penawaran
(Y)
terhadap
faktor
yang
mempengaruhinya (Xi) ketika faktor lainnya dianggap konstasn (ceteris paribus).
33
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Komoditi cabai merah keriting, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi dan diproduksi di
Indonesia. Cabai merah keriting termasuk salah satu jenis komoditi dengan
tingkat harga yang sangat berfluktuasi. Pada satu waktu tertentu harga cabai
merah keriting dapat mencapai harga yang sangat tinggi, dan sebaliknya di waktu
yang berbeda bisa turun ke harga yang sangat rendah. Fluktuasi harga cabai ini
mengindikasikan adanya ketidakseimbangan dalam pasar cabai merah keriting.
Ketidakseimbangan disini maksudnya yaitu ketidaksesuaian antara jumlah
permintaan dan jumlah pasokan cabai merah keriting yang tersedia.
Ketidaksesuaian antara jumlah permintaan dan pasokan ini dapat berasal
dari fluktuatifnya jumlah pasokan itu sendiri dan juga fluktuatifnya jumlah
permintaan. Masing-masing jumlah pasokan dan permintaan dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang berbeda-beda. Misalnya jumlah permintaan harga komoditi
cabai merah keriting itu sendiri, harga komoditi lain yang terkait sebagai komoditi
substitusi, pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, dan suku/daerah
asal. Selain itu faktor seperti momen-momen tertentu seperti bulan puasa dan hari
raya juga merupakan faktor yang dapat memberi pengaruh pada jumlah
permintaan. Variabel yang digunakan dalam analisis pasokan yaitu harga
komoditi itu sendiri, harga komoditi substitusi, inflasi dan sama halnya dengan
permintaan yaitu merupakan momen-momen yang terkait dengan musim dan harihari tertentu seperti bulan puasa dan hari besar keagamaan juga mempengaruhi
jumlah pasokan.
Dari berbagai faktor yang diduga mempengaruhi jumlah pasokan dan
jumlah permintaan, tentunya tidak semua faktor memberikan pengaruhnya secara
signifikan. Oleh karena itu pengkajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat penawaran/jumlah pasokan dan permintaan penting untuk
dilakukan. Hal ini agar dapat diketahui secara pasti faktor yang mempengaruhi
tingkat permintaan dan penawaran secara signifikan dan seberapa besar pengaruh
yang diberikan. Permintaan cabai merah keriting dalam kajian ini khususnya akan
menganalisa tentang permintaan rumah tangga berikut dengan perilaku
34
konsumsinya. Sedangkan penawaran akan dianalisis menggunakan data pasokan
jumlah cabai merah di pasar yang menggambarkan penawaran cabai merah.
Regresi linear berganda akan digunakan sebagai alat analisis untuk
membentuk model dan mengetahui faktor yang mempengaruhi penawaran dan
permintaan. Hasil analisis akan diperoleh model permintaan dan penawaran yang
kemudian dapat dijelaskan secara deskriptif. Sebagai informasi tambahan dalam
penelitian ini juga dilakukan identifikasi karakterisik konsumen cabai merah
secara umum dan perilaku konsumsi cabai merah yang akan dianalisa secara
deskriptif. Untuk lebih jelasnya, alur kerangka pemikiran operasional dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 9.
 Komoditi
Cabai
Merah
Banyak
Dikonsumsi dan Diproduksi di Indonesia
 Cabai Merah Salah Satu Komoditi Strategis
 Harga Cabai Merah Sangat Fluktuatif
Analisis Pasokan
Ketidakseimbangan
Jumlah Pasokan dan
Permintaan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
(1) Jumlah pasokan cabai
merah keriting periode
sebelumnya; (2) Harga cabai
merah keriting; (3) Harga
cabai merah keriting musim
sebelumnya; (4) Harga
komoditi substitusi; (5) Laju
inflasi di DKI Jakarta; (6)
Dummy untuk hari raya/ puasa
Analisis Permintaan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
(1) Jumlah anggota rumah
tangga; (2) Harga beli cabai
merah keriting; (3)Pendapatan
rumah tangga; (4) Frekuensi
pembelian; (5) Tempat
pembelian; (6) dan suku.
Karakteristik
konsumen dan
perilaku
konsumsi
rumah tangga
Analisis
Deskriptif
Metode Regresi Berganda,
Metode Kuadrat Terkecil (OLS)
 Model Jumlah Pasokan
 Model Permintaan
Implikasi Kebijakan
Gambar 9. Alur Kerangka Pemikiran Operasional
35
Download